Analisis Pembahasan Fitokimia Punya Ku

10
Analisis Pembahasan Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak Nama : Dian Arista Setiabudi Kelas : Kimia A 2013 Nim : 13030234008 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

ok

Transcript of Analisis Pembahasan Fitokimia Punya Ku

Analisis Pembahasan Uji Fitokimia Pada Ekstrak Rimpang Temulawak

Nama : Dian Arista Setiabudi

Kelas : Kimia A 2013

Nim : 13030234008

KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2015Analisis dan PembahasanUji fitokimia dapat memberikan petunjuk tentang keberadaan komponen kimia (senyawa) jenis golongan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid dan tanin. Berdasarkan percobaan uji fitokimia pada ekstrak rimpang temulawak (Curcuma zanthorrhiza) yang bertujuan untuk mengidentifikasi komponen kimia tumbuhan dari kelompok terpenoid, steroid, fenolik (antrakuinon, tannin, dan fenol), flavonoid, dan alkaloid yang terkandung dalam ekstrak rimpang temulawak. 1. Persiapan Ekstrak Metanol Rimpang Temulawak

Mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan ekstrak metanol rimpang temulawak. Rimpang temulawak segar dibersihkan dan dipotong tipis-tipis lalu dikering anginkan dan digiling atau diblender untuk mendapatkan serbuk kering, sebanyak 5 gram serbuk rimpang temulawak tersebut dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL untuk diekstraksi dengan cara merendam serbuk tersebut kedalam 30 mL metanol 70%, tujuan penambahan metanol untuk melarutkan rimpang temulawak ,selain itu karena dalam kandungan ektrak temulawak terdapat metanol sehingga pelarut yang baik untuk digunakan metanol.lalu dipanaskan untuk mempercepat proses ekstraksi kemudian disaring dengan kertas saring.Ekstrak + CH3OH ( sampel berwarna jinggaResidu rimpang temulawak bewarna jingga dan Filtrat yang dihasilkan kemudian diuapkan dalam penangas air untuk menghasilkan ekstrak kental bewarna jingga pekat . Ekstrak metanol rimpang temulawak yang berwarna jingga pekat , ini merupakan sampel untuk uji fitokimia pada rimpang temulawak.2. Identifikasi Alkaloid Dengan Metode Culvenor-Fitzgerald

Untuk identifikasi alkaloid, sebanyak 1 mL sampel larutan kental bewarna jingga pekat dicampur dengan 1 mL kloroform larutan tak bewarna dan 1 mL amoniak larutan tak bewarna dimasukkan kedalam tabung reaksi terbentuk dua lapisan, lapisan atas larutan bewarna jingga dan lapisan bawah larutan bewarna merah kecoklatan kemudian dipanaskan diatas penangas air lalu dikocok larutan bewarna jingga dan disaring, filtrat yang dihasilkan berwarna kuning,residu bewarna jingga kemudian dibagi menjadi 3 bagian sama rata dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Pada tabung I, ditambahkan 3 tetes asam sulfat 2N,tujuan ditambahkan asam sulfat untuk memberikan suasana asam pada karena ektrak rimpang temulawak bersifat basa sehingga menghasilkan suatu garam, lalu dikocok dan didiamkan hingga terpisah kemudian diuji dengan pereaksi Meyer (tidak berwarna) dan dihasilkan larutan bewarna kuning terbentuk dua lapisan ,lapisan atas larutan bewarna kuning dan lapisan bawah larutan bewarnak kuning (+) maka dapat disimpulkan sampel positif mengandung alkaloid dengan uji Meyer sesuai dengan reaksi:+ K2[HgI4] ( K+ + K[HgI4]

Kalium alkaloid

(endapan jingga)Pada tabung II, ditambahkan asam sulfat 2N(larutan tak bewarna) tujuan ditambahkan asam sulfat untuk memberikan suasana asam pada karena ektrak rimpang temulawak bersifat basa sehingga menghasilkan suatu garam lalu dikocok dan didiamkan beberapa menit kemudian diuji dengan pereaksi Wagner (berwarna coklat) dan dihasilkan endapan berwarna jingga dan larutan bewarna kuning pada tabung II, maka dapat disimpulkan sampel positif mengandung alkaloid dengan uji Wagner sesuai dengan reaksi :+ KI + I2 ( K+ + I3-Kalium alkaloid

(Endapan jingga)Pada tabung III, ditambahkan asam sulfat 2N tujuan ditambahkan asam sulfat untuk memberikan suasana asam pada karena ektrak rimpang temulawak bersifat basa sehingga menghasilkan suatu garam lalu dikocok dan didiamkan beberapa menit kemudian diuji dengan pereaksi Dragendorf (berwarna kuning) dan dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan bewarna kuning pada tabung III, maka dapat disimpulkan sampel positif mengandung alkaloid dengan uji Dragendorf sesuai dengan reaksi :+ K[BiI4] ( K+ + [BiI4]-Kalium alkaloid

Endapan putih3. Identifikasi Flavonoid

Untuk identifikasi Flavonoid, sebanyak 1 mL sampel larutan bewarna jingga pekat dicampur dengan 3 mL etanol 70% membentuk larutan berwarna jingga, kemudian dikocok dan dipanaskan lalu dikocok lagi larutan bewarna jingga disaring, filtrat yang dihasilkan berwara kuning,dan residu bewarna kuning kemudian ditambah Mg 0,1 gram yang berupa serbuk putih dan HCl pekat fungsi penambahan HCl untuk mereduksi.yang membentuk warna jingga dan Mg tidak larut , maka dapat disimpulkan sampel positif mengandung flavonoid dibuktikan bahwa membentuk larutan bewarna kuning dan terdapat gelembung,serta terdapat endapan berwarna jingga .sesuai dengan reaksi:Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(s) + H2(g)

MgCl2(s) + 6 ArOH [Mg(OAr)6]+ + 6H+ + 2Cl-

4. Identifikasi SaponinUntuk identifikasi saponin, mula-mula sebanyak 1 mL sampel larutan bewarna jingga pekat dididihkan dengan 10 mL air dalam penangas air. Filtrat bewarna kuning dikocok dengan kuat dan diamkan selama 15 menit, setelah didiamkan terbentuk busa ,maka dapat disimpulkan sampel yang diuji positif mengandung saponin dengan terbentuknya busa .5. Identifikasi Steroid

Untuk identifikasi steroid, mula-mula sebanyak 1 mL sampel larutan bewarna jingga pekat dicampur dengan 3 mL etanol 70% larutan tak bewarna ,ditambah 2 mL asam sulfat pekat dan ditambahkan 2mL asam asetat anhidrat larutan tak bewarna (reagen Liebermann-Burchard) dan terbentuk warna merah kehitaman kemudian, maka dapat disimpulkan sampel yang diuji negatif mengandung steroid karena tidak terbentuknya larutan berwarna hijau.

6. Identifikasi Triterpenoid

Untuk identifikasi triterpenoid,mula-mula sebanyak 1 mL sampel bewarna jingga pekat dicampur dengan 2 mL kloroform (lrutan tidak berwarna) dan 3 mL asam sulfat pekat (larutan tidak berwarna) membentuk larutan berwarna merah kecoklatan, maka dapat disimpulkan sampel yang diuji positif mengandung triterpenoid dengan terbentuknya larutan berwarna merah kecoklatan.struktur dasar triterpenoid:

7. Identifikasi Tanin

Untuk identifikasi tanin, sebanyak 1 mL sampel larutan bewarna jingga pekat ditambahkan dengan 20 mL air larutan bewarna kuning kemudian dipanaskan diatas penangas kemudian disaring. Residu berwarna kuning dan Filtrat(larutan bewarna kuning) yang diperoleh ditambah FeCl3 1% membentuk larutan berwarna coklat kehijauan, maka dapat disimpulkan sampel yang diuji positif mengandung tanin dengan terbentuknya larutan berwarna coklat kehijauan.

Kesimpulan

Berdasarkan berbagai macam uji pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada ekstrak rimpang temulawak mengandung:NoJenis pengujianUji HasilTerbentuk

1AlkaloidUji Meyer+Endapan jingga

Uji Wagner+Endapan coklat

Uji Dragendorf+Endapan putih

2Flavonoid+Warna kuning terdapat gelembung serta endapan berwarna jingga

3Saponin+Busa

4Steroid-Larutan berwarna merah kehitaman

5Triterpenoid+Larutan berwarna merah kecoklatan

6Tanin+Larutan berwarna coklat kehijauan