RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

48
RANGKUMAN FITOKIMIA II GLIKOSIDA DISUSUN OLEH: NAMA : MARHAMAH NPM : 144 305 7049 UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA TAHUN AJARAN 2015

Transcript of RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Page 1: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

RANGKUMAN FITOKIMIA II

GLIKOSIDA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARHAMAH

NPM : 144 305 7049

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

Page 2: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

GL I K O S I D A

Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk

dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak

lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian

akibat pengaruh lingkungan luar (mi salnya terkena panas dan teroksidasi

udara).

A. PENGERTIAN GLIKOSIDA

Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian

senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu

bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan

nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S- glikosida, sinigrin),

maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut

glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.

Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai

glikosida.

B. STRUKTUR GLIKOSIDA

Glikon O Aglikon

C. BIOSINTESIS GLIKOSIDA

Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka

glikosida ini disebut hollosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida.

Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida umumnya terdiri dari dua

bagian yang penting. Yang pertama adalah reaksi umum bagaimana

bagian gula terikat dengan bagian aglikon, diperkirakan reaksi transfer ini

sama pada semua sistem biologik. Ini kemudian dilanjutkan dengan

pembicaraan secara mendetail tentang

Page 3: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan

menyusun glikosida.

Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi

utama dari pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan

uridilil dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak

sebagai katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah

dapat diisolasi dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya

dapat pentosa, heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi

berikutnya enzim yang digunakan adalah glikolisis transferase (b), dimana

terjadi pemindahan (transfer) gula dari uridin difosfat kepada akseptor

tertentu (aglikon) dan membentuk glikosida.

U T P + Gula-l-fosfat UDP – gula + PP1

UDP – Gula + akseptor Akseptor – gula + UDP

(glikosida)

Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja

untuk memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga

terbentuk bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang

mengandung glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan

tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama.

D. AGLIKON

Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi.

Senyawa-senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik dan fenolik,

isotiosianat, nitril sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan steroid.

Meskipun demikian glikosida tanaman yang pada waktu ini

Page 4: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

banyak digunakan secara medisinal kebanyakan mempunyai aglikon steroid,

flavonoid atau antrasen. Ini tidak berarti bahwa glikosida lain tidak penting,

hanya yang digunakan untuk pengobatan lebih sedikit.

E. JENIS-JENIS GULA

Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang menempel

didalamnya dengan menambahkan kata oksida. Sebagai contoh, glikosida

yang mengandung glukosa disebut glukosida, yang mengandung arabinosa

disebut arabinosida, yang mengandung galakturonat disebut galakturonosida,

dan seterusnya.

Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa.

Meskipun demikian ada juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai

menempel pada glikosida misalnya ramnosa, digitoksosa dan

simarosa. Bagian aglikon atau genin terdiri dari berbagai macam senyawa

organik, misalnya triterpena, steroid, antrasena, ataupun senyawa-senyawa

yang mengandung gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester.

Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal dengan satu gugus

hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan gugus hidroksi dari

komponen bukan gula. Sementara gugus hidroksi yang kedua mengalami

kondensasi di dalam molekul gula itu sendiri membentuk lingkaran oksida.

Oleh karena itu gula terdapat dalam dua konformasi, yaitu bentuk alfa

dan bentuk beta maka bentuk glikosidanya secara teoritis juga memiliki

bentuk alfa dan bentuk beta. Namun dalam tanaman ternyata hanya glikosida

bentuk beta saja yang terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh

kenyataan bahwa emulsion dan enzim alami lain hanya mampu

menghidrolisis glikosida yang ada pada bentuk beta.

Page 5: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Asetal

H O CH3 H3C O

H C C

H – C – OH H – C – OH

HO – C – H O HO – C – O

Kondensasi

H – C – OH H – C -

OH H – C H

– C

H – C – OH H – C –

OH H H

α β

Page 6: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

F. KLASIFIKASI DARI GLIKOSIDA

Ketika bahan kimia alami dari kelompok aglycone digunakan

sebagai dasar pengaturan, dimana penggolongannya sebagai berikut:

GLYCOSIDES

tannins flavonolgroup

cardioaktivegroup

saponingroup

phenolgroup

antraquinone cyanophoregroup group

lactone group

aldehyde alcohol isothiocyanate

group group group

Page 7: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Klasifikasi banyak dilakukan, sebagian berdasarkan atas gulanya, sebagian atas

aglikonnya, dan yang lainnya berdasarkan aktifitas farmakologinya.

1. Pembagian berdasarkan Ferguson:

a) Glikosida sterol (gikosida jantung)

b) Saponin

c) Glikosida antrakinon

d) Glikosida resin

e) Tanin

f) Aneka glikosida lainnya (zat aroma, tonika, zat pahit, dan zat warna)

2. Pembagian merurut Gathercoal:

a) Golongan fenol (arbutin, hesperidin, dan lain-lain)

b) Golongan alkohol (salicin, populin, dll)

c) Golongan aldehid (salinigrin, amigdalin, dan lain lain)

d) Golongan glikosida asam (jalapa, gaulterin, dan lain-lain).

e) Golongan antrakinon (rheum, senna, dan lain-lain).

f) Golongan sianophora (glikosida sianogenetik), prunasin, sambunigrin, dan lain-

lain.

g) Golongan tiosianat (sinigrin, sinalbin, dan lain-lain).

h) Saponin (senega, sarsaparila, dan lain-lain)

i) Glikosida jantung (digitoksin, antropantin, dan lain-lain)

3. Pembagian menurut Claus

a) Golongan kardioaktif

b) Golongan Antrakinon

c) Golongan Saponin

d) Golongan Sanopora

e) Golongan Isotiosianat

f) Golongan Flavonol

g) Golongan Alkohol

h) Golongan Aldehid

i) Golongan Lakton

j) Golongan Fenol

k) Golongan Lain, termasuk diantaranya zat netral.

Page 8: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

4. Pembagian Lain

1.) Glikosida fenol

a. Golongan fenol (arbutin)

b. Golongan Lakton (kumarin)

c. Golongan Antrakinon (emodin)

d. Golongan Dengan kerangka C6-C3-C6 (flavonoid).

2.) Glikosida Alkohol

a. Alkohol steroid (digitoksin)

b. Saponin steroid

c. Alkohol terpen

d. Alkohol triterpen

3.) Glikosida sianhidrin (glikosida pada rosaceae dan Linaceae), Glikosida mustard

oil (sinalbin, sinigrin).

Penggolongan Berdasarkan Aglikonnya Glikosida Dibagi Sbb :

1. GLIKOSIDA SAPONIN

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa

sapogenin. Saponin adalah senyawa glikosida yang mempunyai struktur

steroid dan mempunyai sifat sifat khas  membentuk larutan koloidal dalam

air dan membuih bila dikocok. Saponin berasa pahit menusuk dan

menyebabkan bersin dan mengiritasi  selaput lendir. Saponin bersifat 

menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun

bagi hewan berdarah dingin, dan banyak  digunakan sebagai racun ikan.

Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai

sapotoksin.  saponin pada ikan, menyebabkan gangguan pernapasan.

saponin , tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk

manusia dapat diketahui dari minuman seperti bir yang busanya

disebabkan oleh saponin. saponin terdapat pada akar manis ( Glicyrrhizae

Radix ), bawang, selada air, kacang-kacangan (seperti : Kacang

tanah,kacang kedelai), dan juga macam-macam kol Kegunaan Glikosida

saponin Kegunaan pada tanaman : Saponin dianggap sebagai sistim

pertahanan tanaman atau pelindung pada sel tumbuhan Kegunaan pada

manusia : pertahanan tubuh (sistim imun), antikanker, antikolesterol

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.

Page 9: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid maupun saponin

triterpenoid. Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang

mempunyai struktur steroid dan mempunyai sifat-sifat khas dapat

membentuk larutan koloidal dalam air dan membui bila dikocok.

Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan

menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput

lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat

reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak

diantaranya digunakan sebagai racun ikan.

Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut

sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat

asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut. Saponin

yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin.

Menurut SOBOTKA :

1. Saponin merupakan turunan dari hidrokarbon yang jenuh dari

siklopentano perhidrofenantren

2. Juga dapat merupakan turunan yang tak jenuh dari siklopentano

perhidrofenantren.

S t r u kt u r k i m i a wi

Berdasarkan struktur aglikonnya (sapogeninnya), saponin dapat

dibedakan menjadi 2 macam yaitu tipe steroid dan tipe

Page 10: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

triterpenoid. Kedua senyawa ini memiliki hubungan glikosidik pada atom

C-3 dan memiliki asal usul biogenetika yang sama lewat asam mevalonat

dan satuan-satuan isoprenoid.

17

3

HO

Kerangka steroid

H3C CH3

17CH3

3HO

Kerangka triterpenoid

Glikosida saponin dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pada struktur

bahan kimia dari aglycone (sapogenin). Saponin pada hidrolisis

menghasilkan suatu aglycone yang dikenal sebagai "sapogenin".

Page 11: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Proses biosintesienya

HO

O Acetic Acid

HO

O HO

OHMevalonic Acid

SqualenIPP

H

HOCholesterol

Page 12: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

SAPONIN = GULA + SAPOGENIN

glycone aglycone

SAPONIN

Glycone Aglicone

Sugar Sapogenin

1. Glukosa

2. Arabinose Neutral Acid

3. Xylose Saponine Saponine4. glucuronic acid

Steroide Triterpenoide

B I O S I N T ES IS G L I KO S I D A S A P O N I N

Berdasarkan struktur dari aglikon maka glikosida dan saponin dapat

dibagi 2 golongan yaitu saponin netral yang berasal dari steroid

dengan rantai samping spiroketal dan saponin asam yang mempunyai

struktur triterpenoid. Biosintesa saponin triterpenoid lebih kurang

diketahui bila dibandingkan dengan saponin steroid tetapi dapat

dikatakan bahwa keduanya mempunyai tidak tolak yang sama yaitu

yang berasal dari asetat dan mevalonat. Rantai samping terbentuk sesudah

terbentuknya squalen. Sebagian terjadi inti steroid spiroketal dan yang

lain membentuk triterpenoid pentasiklik. Gugus gulanya dapat berdiri 1 –

55 gula dan dalam beberapa hal aglikon tak diikat dengan gula tetapi

dengan asam uronat.

Page 13: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

O

O O

HO Spiroketal steroid nucleus

HO (Diosgenin)

Asetat Mevalonat Skualen Kolesterol

HO

Pertacyclic triterpenoid

( β – Amyrin)

2. GLIKOSIDA STEROID

Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid.

Glikosida steroid disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja

kuat dan spesifik terhadap otot jantung. Contoh tanaman yang mengandung

glikosida steroid (glikosida jantung) yaitu Daun Digitalis purpurea Linne

atau D. lanata

Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid.

Glikosida steroid disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya

kerja kuat dan spesifik terhadap otot jantung.

S t r u kt u r K i m i a wi

Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip

dengan asam empedu yaitu bagian gula yang menempel pada posisi

tiga dari inti steroid dan bagian aglikonnya berupa steroid yang terdiri dari

Page 14: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

dua tipe yaitu tipe kardenolida dan tipe bufadienolida.

Page 15: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Tipe yang mengandung atom C-23 dengan rantai samping

terdiri dari lingkaran lakton 5-anggota yang tidak jenuh dan alfa

beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta. Sementara tipe

bufadienolida berupa homolog dari kardenolida dengan atom C-24 dan

mempunyai rantai samping lingkaran keton 6-anggota tidak jenuh

ganda yang menempel pada atom C nomor 17.

O O

C D

A B

HO

Kardenolida

O O

A B

HO

Bufadienolida

Page 16: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Bi o s i n tes a G l ik o s i d a Ja n t un g

Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari

siklo-pentenofenantren yang mengandung lingkaran lakton yang tidak

jenuh pada atom C-17. Seperti sudah kita ketahui biosintesis dari

senyawa steroid pada umumnya didasarkan atas biosintesa dari

senyawa kolesterol. Meskipun tidak semua senyawa steroid memerlukan

kolesterol sebagai prekursor (pra zat) pembentukannya, paling tidak

pembentukan kolesterol ini dianggap sebagai mekanisme biosintesa

senyawa steroid pada umumnya.

Secara singkat proses biosintesanya adalah asam asetat

asam mevalonat isopentenil pirofosfat skulen

kholesterol.

Reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut :

OCH3 – C O

O Co ASH O S CoACH3COOH CH3 – C CH3 – C – CH2 – C – S CoA

-H2O S CoA -CoA

Asam asetat Asetil CoA asetoasetil – CoAO- Co ASH CH3 – C

S CoA

O H3C OH O H3C OH O NADPH2

C C CH2OH C C C

HO CH2 CH2 HO CH2 CH2

S-CoA Asam mevalonat β – hidroksi – β – metal glutaril -

CoAFasforilaseATP- ADP

Page 17: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

O H3C OH O H3C OP ATP

C C CH2-O-P C C CH2-O-P-Pfosforilase

HO CH2 CH2 HO CH2 CH2

Asam – 5 fosfomevalonat Asam – 5 – pirofosfo – 3 fosfomevalonat

ATP Dekarboksilasi

H3C H3C

C CH2 -O-P-P C CH2-O-P-P

H3C CH2 H2C CH2

3,3 – dimetilalil – pirofosfat 3 – isopentenil pirofosfat

H3C H3C

Isopentenil C H2C C CH2-O-P-Ppirofosfat

H3C HC H2C CH

Geranil pirofosfat

NADPH2

Farnesil pirofosfatH3C C C C C C

H H2 H H2

Farnesil pirofosfat

CH3 CH3 CH3

CH2C C

H2C C CH3

Page 18: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

OSkualen 2,3 - oksidoskualen

Sikloartenol

OH R

HO

LanosterolH HO

HO

Zynosterol Kholesterol

Page 19: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

3. GLIKOSIDA ANTRAKUINON

Beberapa jenis obat pencahar yang berasal dari tanaman

mengandung glikosida sebagai isi aktifnya. Glikosida-glikosida yang

terdapat di dalam obat pencahar tersebut mengandung turunan

antrasen atau antrakinon sebagai aglikonnya. Simplisia yang mengandung

glikosida ini antara lain Rhamni purshianae Cortex, Rhamni Frangulae

Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae Folium. Kecuali itu Chrysa robin

dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung turunan antrakinon, akan

tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena daya iritasinya terlalu

keras (Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai obat luar atau

hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus Cacti).

Tanaman-tanaman seperti kelembak, aloe, sena, dan kaskara telah

lama dikenal sebagai obat alami kelompok purgativummeskipun pada saat

itu kandungan kimiawinya belum diketahui dengan jelas. Belakangan,

ternyata ada persamaan kandungan kimiawi antara obat purgativum

dengan beberapa bahan pewarna alami. Senyawa yang pertama

ditemukan adalah sena dari tipe antrakuinon, baik dalam keadaan bebas

maupun sebagai glikosida. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa

produk alam juga mengandung turunan antrakuinon yang tereduksi,

misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain

seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron.

Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan

senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida

dimana turunan antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.

Page 20: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

S t r u kt u r K i m i a wi

Sama halnya dengan sifat glikosida lainnya, glikosida antrakuinon

juga mudah terhidrolisis. Bentuk uraiannya adalah aglikon dihidroksi

antrakuinon, trihidroksi antrakuinon, atau tetrahidroksi antrakuinon.

O O OH

H H H H O

Antrakuinon Antron Antranol

OH

H OHOH

Oksantron Diantranol

Bi o s i n tes a S e n y a wa A n t r ak i n o n

Biosintesa senyawa antrakinon diselidiki di dalam mikroorganisme.

Dan disimpulkan bahwa biosintesa pada tumbuhan tinggi terjadi

melalui proses yang serupa, salah satu contoh yang sederhana ialah

pembentukan turunan antrakinon dari asam asetat yang diberi label

dalam Peniccilium islandicum.

Page 21: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Jenis Penicillium yang dikenal menghasilkan bermacam-macam turunan

antrakinon.

C C C CO O O O

CH3CO CO CO CO C C C C

C C C CC C C COOH

CO CO CO CO O O O

8 molekul asetat Asam poli-β- keto metilen

OHO CH3

Emodin

OH O OH

Terjadinya proses biosintesa emodin atau senyawa antrakinon

lainnya dapat diikuti dengan memberi label (tanda) pada asam asetat,

yang dimaksud dengan memberi label adalah menggunakan senyawa

yang sebagian unsure-unsurnya diberi muatan radio aktif dengan

menggunakan isotopnya yang radioaktif.

4. GLIKOSIDA SIANOPORA

Glikosida sianopora adalah glikosida yang pada ketika dihidrolisis

akan terurai menjadi bagian-bagiannya dan menghasilkan asam sianida

(HCN). Sianopor glikosida yang paling umum adalah turunan

mandelonitril. Kelompok ini direpresentasikan dari Amygdalin, dan ada

juga dari prunasin. Ketika amygdalin dihidrolisis akan membentuk dua

gula, Tanaman : Prunus Amygdalus.

Page 22: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Bi o s i n tes a G l ik o s i d a S i a no po r

Aglikon-aglikon dari glikosida sianofor yang digunakan dalam

pengobatan adalah senyawa-senyawa fenilprokanoid, yang merupakan

turunan dari asam amino C6 – C3 seperti fenilalanin dan tirosin.

Biosintesa senyawa ini adalah melalui “Shikimic Acid Pathway”.

COOH CHO COOH C

O P + H – C – OH C = O

CH2 H – C – OH CH2

Asam fosfo fenolpiruvat CH2-O P HO – C – H

Eritrose-4-fosfatH – C – OH

H – C – OH

CH2O PAsam 3-deoksi-2-keto-D-arabino-heptulosa-7-fosfat.

HO COOH COOH COOH

O OH O OH HO OH OH

OH OH

Asam 5-dehidrokuinat Asam 5-dehidroshikimat Asam shikimat

Setelah terbentuk asam shikimat dapat mengalami fosforilasi dan bereaksi

dengan asam fosfoenolpiruvat membentuk asam profenat, yang

selanjutnya melalui asam fenilpiruvat menjadi fenilalanin.

Page 23: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

5. GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT

Banyak biji dari beberapa tanaman keluarga Crucifera mengandung

glikosida yang aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan

turunan alifatik atau aromatik. Senyawa-senyawa yang penting secara

farmasi dari glikosida ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black

mustard), sinalbin (Sinapis alba = white mustard) dan glukonapin (rape

seed).

Bi o s i n tes a G l ik o s i d a I s o t i o s i a n a t

Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa

alifatik atau turunan aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah

menunjukkan bahwa aglikon yang berupa senyawa alifatik biosintesanya

dapat melalui “Acetate Pathway” sedang yang aromatik melalui

“Shikimic Acel Pathwey”.

H CH2-CH-COOH CH2-CH-COOH CH2-C

NH2 NHOH N-OH

Fenilalanin N-hidroksifenilalanin fenilasetaldehid-oxim

CH2-N=C=S CH2-C Mirosina

S-glukosa

N-OSO3K

Glikosa + KHSO4 + bensil isotiosianat Glukotropaeolin

6. GLIKOSIDA FLAVONOL

Glikosida flavonol dan aglikon biasanya dinamakan flavonoid.

Glikosida ini merupakan senyawa yang sangat luas penyebarannya di

dalam tanaman. Di alam dikenal adanya sejumlah besar flavonoid

yang berbeda-beda dan merupakan pigmen kuning yang tersebar luas

diseluruh tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersitrin,

Page 24: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

ataupun sitrus bioflavonoid (termasuk hesperidin, hesperetin, diosmin dan

naringenin) merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal.

Bi o s i n tes a G l ik o s i d a F l a v o n o id

Aglikon dan glikosida flavonol dan falvanoid lainnya adalah contoh

senyawa yang di dalam sistem biologis pembentukannya dapat melalui

kedua cara pembentukan senyawa aromatis, yaitu dengan kondensasi

asam asetat dan melalui shikimic Acid Pathway.

Asam Shikimat Fenilalanin

3CH3COOH + B calkon B

HOOC

CH O CH2C

CH COOH CH

CH2 CH2 CH

Asam sinamat C C

O O

O B

HO A

OH O

flavanoid

7. GLIKOSIDA ALKOHOL

Glikosida Alkohol Glikosida ini mempunyai aglikon gugusan –OH

alkohol. Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu

memiliki gugus hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alkohol

Page 25: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

adalah salisin. Salisin adalah glikosida yang diperoleh dari

beberapa spesies Salix dan Populus.

Bi o s i n tes a G l ik o s i d a A l k o h o l

Biosintesa glikosida alkohol, aldehid, lakton dan fenol dapat

digambarkan sebagai berikut :

CH2OH CHO

O–glukosa O–glukosaCOOH CHO

HO glukosa-O OCH3

Salisin (alkohol) helisin asam ferulat glukovanila (aldehida)

OH

Asam shikimat

NH3C

COOH COOH

OH

Fenilalanin asam sinamat hidrokinon

glukosa

O

OH

Arbutin

(fenol) COOH

O O glukosaO

Kumarin (lakton) O- Kumaril glikosida

Page 26: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

8. GLIKOSIDA ALDEHIDA

Glikosida aldehid Glikosida ini mempunyai aglikon gugusan aldehid

CHO. Salinigrin yang terkandung dalam Salix discolor terdiri dari glukosa

yang diikat oleh m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan glikosida

yang aglikonnya suatu aldehida, yang mengandung glukosa dan

berkombinasi dengan m-hidroksibenzaldehid. Salinigrin berisomer dengan

helisin. Tanaman : Vanilla Planifolia.

vanilla adalah glikosida yang memilki aglikon aldehid sebagai

konstituen utama. Aglikon dari vanilla disebut vanillin atau

metilprotokatekuik aldehid. Vanilla adalah buah yang belum matang tetapi

sudah tumbuh penuh dari tanaman Vanilla planifolia. Vanilla hijau

mengandung 2 glikosida yaitu glukovanillin (avenein) dan glukovanillik

alkohol. Glukovanillin jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dan vanillin.

Glukovanillik alkohol jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dan vanillik

alkohol yang kemudian jika dioksidasi akan menjadi vanillin. Kegunaan

vanillin adalah sebagai bahan pencita rasa, penutup rasa dan sebagai

penampak bercak pada beberapa hasil kromatografi.

9. GLIKOSIDA LAKTON

Glikosida Lakton Glikosida ini aglikonnya merupakan senyawa

lakton tersebar luas dalam tumbuhan. Golongan ini dapat dianggap

merupakan turunan dari - pyron misalnya: Coumarin, iso coumarin,

santonin, aesculin, fraxin, scopolin dan lainnya. Senyawa coumarin dapat

dijumpai dalam bentuk bebas atau terikat sebagai glikosida. Coumarin

memberikan bau yang menyenangkan pada banyak tumbuhan. Coumarin

terdapat pada akar buah, biji, dan korteks. Tumbuhan yang menghasilkan

coumarin adalah : Anthoxantum odoratum (Gramineae), Melitotus albus

(Leguminosae), Galium triflorum (Rubiaceae), Ficus radicans ( Moraceae)

dll. Coumarin itu sendiri merupakan bentuk lakton daripada cis-0-

hidroksisinnamat, terdapat sebagai glikosida melilotoside. Jika glikosida

ini dihidrolisis akan mehgasilkan 0- hidroksisinnamat yang segera berobah

menjadi lakton Reaksi Aesculin merupakan glukosida dari pada 6,7-

dihidroksicoumarin (Aesculetin), dimana glukosa terikat pada atom C

nomor 6 Scopolin, merupakan metal-aesculin. Terdapat pada Belladonna,

Page 27: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

galsemium, merupakan glukosida dari pada 6-metoksi-7-oksiccu-marin

Cichoriin, merupakan isomer dari pada aesculin. Bedanya, pada cichoriin

bagian gulanya melekat pada posisi nomor – 7. Glikosida ini terdapat

pada : Cichorium intybus, Centurea cyanus ( Compositae). Meskipun

kumarin tersebar luas dalam tanaman, tetapi glikosida yang mengandung

kumarin (glikosida lakton) sangat jarang ditemukan. Beberapa glikosida

dari turunan hidroksi kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti

skimin dan Star anise Jepang, aeskulin dalam korteks horse chestnut,

daphin dalam mezereum, fraksin dan limettin.

10. GLIKOSIDA FENOL

Beberap aglikon dari glikosida alami mempunyai kandungan

bercirikan senyawa fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan

tanaman Ericaceae lain menghasilkan hidrokuinon sebagai aglikonnya.

Hesperidin dalam buah jeruk juga dapat digolongkan sebagai glikosida

fenol. Uva ursi adalah daun kering dari Arctostaphylos uva ursi (Famili

Ericaceae). Tanaman ini merupakan semak yang selalu hijau merupakan

tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Kanada.

G. FUNGSI GLIKOSIDA

Secara umum arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana

pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat

jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan

permukaan.

Page 28: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Fungsi glikosida :

1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer

2. Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi

3. Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor

4. Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang

mengganggu

5. Glikosida sebagai petunjuk sistematik

Penggunaan glikosida dimana beberapa diantara glikosida merupakan

obat yang sangat penting, misalnya yang berkhasiat kardiotonik, yaitu

glikosida dari Digitalis, Strophanthus, Colchicum, Conyallaria, Apocynum

dan sebagainya yang berkhasiat laksatifa/pencahar seperti Senna, Aloe,

Rheum, Cascara Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida turunan

antrakinon emodin. Selanjutnya sinigrin, suatu glikosida dari Sinapis nigra,

mengandung alilisotiosianat suatu iritansia lokal. Gaulterin adalah glikosida

dari gaulteria yang dapat menghasilkan metal salisilat sebagai analgesik.

H. PEMBENTUKAN GLIKOSIDA

Apabila glukosa direaksikan dengan metal alkohol, menghasilkan dua

senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan

keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa

yang menjadi pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon

nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara

umum glikosida. Ikatan yang terjadi antara gugus metal dengan

monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus –OH yang bereaksi disebut

gugus –OH glikosidik.

Page 29: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

Metilglikosida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dengan metal alcohol

disebut juga metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini,

yaitu metil–α–D–glukosida atau metil-α-D- glukopiranosida dan metil-β-D-

glukosida atau metil-β-D- glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda

dalam hal rotasi optic, kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis,

metil glikosida dapat diubah menjadi karbohidrat dan metilalkohol.

Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan.

Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa

metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks lagi misalnya sterol. Di samping

itu antara sesama monosakarida dapat terjadi ikatan glikosida,

misalnya pada molekul sukrosa terjadi ikatan α-glukosida-β- fruktosida.

Page 30: RANGKUMAN FITOKIMIA II.docx

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1.Penebar Swadaya. Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Tim Dosen. Farmakognosi I. Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam UNHAS. Makassar.

http/www. Google.co.id/ glycoside.