MAKALAH FITOKIMIA

16
TUGAS MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitokimia Semester VI ISOLASI KUMARIN DARI SIMPLISIA DAUN Artemisia Annua L (Anuma) Disusun Oleh : Kelompok 11 1. Nur Fadilla Choirunnisa (24030112120014) 2. Devi Silvia (24030112120025) 3. Fida Hidayatul Rafi’ah (24030113120037) 4. Desi Maya Ardianti (24030113120049) 5. Dyah Fauzia Aziz (24030113120052) JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

description

Fitokimia

Transcript of MAKALAH FITOKIMIA

Page 1: MAKALAH FITOKIMIA

TUGAS MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitokimia Semester VI

ISOLASI KUMARIN DARI SIMPLISIA DAUN Artemisia Annua L (Anuma)

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Nur Fadilla Choirunnisa (24030112120014)

2. Devi Silvia (24030112120025)

3. Fida Hidayatul Rafi’ah (24030113120037)

4. Desi Maya Ardianti (24030113120049)

5. Dyah Fauzia Aziz (24030113120052)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2015

Page 2: MAKALAH FITOKIMIA

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuai

dengan waktu yang telah di tentukan.

Tulisan dalam makalah ini merupakan hasil dari buku referensi dan beberapa sumber dari

jurnal.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bersama ini kami juga

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya

tugas ini dengan baik.

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan

saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk

pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.

Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan

kemajuan ilmu pengetahuan.

Semarang, Maret 2016

Penulis

Page 3: MAKALAH FITOKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keberadaan senyawa fenolik di alam sangat luas. Ribuan senyawa fenolik di alam,

telah diketahui struktrunya salah satunya adalah fenil propanoid. Fenilpropanoid

merupakan salah satu metabolit sekunder yang sebagian besar terdapat pada

tumbuhan dan jarang sekali ditemukan pada mikroorganisme, yang diperoleh dari

jalur biosintesis asam sikimat. Berdasarkan strukturnya, senyawa fenilpropanoid

dibagi menjadi 6 golongan yaitu : asam sinamat dan turunannya, kumarin dan

turunannya, alilfenol dan turunannya, propenilfenol dan turunannya, lignan, dan

lignin.

Salah satu golongan senyawa fenilpropanoid yaitu pada senyawa kumarin

memiliki cincin lakton lingkar enam dan memiliki inti 2H-1-benzopiran-2-on dengan

rumus molekul C9H5O2. Senyawa kumarin digunakan sebagai bahan dasar pembuatan

parfum dan sebagai bahan fluorisensi pada industry tekstil dan kertas. Selain itu

senyawa kumarin memiliki aktivitas biologis diantaranya sebagai antikoagulan darah,

antibiotik dan ada juga yang menunjukan aktivitas menghambat karsinogenik

(Murray, 1996). Oleh karena itu di negara seperti Cina khususnya, Argentina,

Bulgaria, Francis, Hongaria, Romania, Italia, bekas Yugoslavia, Spanyol dan USA

telah dibudidayakan tanaman Artemisia annua L atau di Cina dikenal sebagai qinghao

telah diteliti mengandung senyawa kumarin yang berkhasiat sebagai antimalaria,

antibakteri, anti-inflamasi, antitumor dan antipiretik.

Oleh karena itu, untuk mengetahui isolasi senyawa kumarin yang berasal dari

tanaman Artemisia annua L beserta manfaat dari senyawa tersebut merupakan hal

yang melatarbelakangi makalah mengenai Isolasi kumarin dari tanaman Artemisia

annua L.

I.2 Rumusan Masalah

I.2.1 Bagaimana cara mengisolasi senyawa kumarin pada tanaman Artemisia

annua L?

I.2.2 Apa saja manfaat senyawa kumarin bagi kehidupan?

I.2.3 Bagaimana biosintesis senyawa kumarin?

Page 4: MAKALAH FITOKIMIA

I.3 Tujuan

I.3.1 Mengetahui cara mengisolasi senyawa kumarin dari tanaman

I.3.2 Mengetahui manfaat senyawa kumarin bagi kehidupan

I.3.3 Mengetahui biosintesis senyawa kumarin

Page 5: MAKALAH FITOKIMIA

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Fenil Propanoid

Fenilpropanoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang sebagian besar terdapat

pada tumbuhan dan jarang sekali ditemukan pada mikroorganisme. Fenilpropanoid

merupakan produk turunan asam amino fenilalanin dan tirosin. Fenilpropanoid dapat

diperoleh dari jalur biosintesis asam sikimat. Fenilpropanoid terdiri dari kata “Fenil” yang

berarti gugus benzena (C6H5) dan “propanoid” yang berarti senyawa yang mirip dengan

propana atau turunan alkana. Sehingga, menurut deskripsi tersebut fenilpropanoid tersusun

atas suatu cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai kabon propana (C3).

Berdasarkan defi nisi tersebut, maka kerangka dasar fenil propanoida adalah sebagai

berikut:

Nama dari kerangka dasar fenil propanoida tersebut adalah fenil propana atau propil

benzena. Disebut fenil propana jika rantai utamanya propana sedangkan disebut propil

benzena jika benzena bertindak sebagai rantai utamanya dan propana sebagai alkil.

Senyawa-senyawa fenilpropanoid dikelompokkan berdasarkan kemiripan strukturnya

yaitu, a) asam sinamat dan turunannya, b) kumarin dan turunannya, c) alilfenol dan

turunannya, d) propenilfenol dan turunannya, e) lignan, dan f) lignin.

Alkil Rantai utama

Rantai utama Alkil

Propil benzena Fenil Propana

Page 6: MAKALAH FITOKIMIA

II.2 Kumarin

Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia “Coumarou” yang berarti pohon tonka

(Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui mengandung kumarin.

Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus C9H6O2. Senyawa yang

mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one) merupakan sebuah kelompok yang penting

dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam. Kumarin yang terkandung

dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka

akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji

berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar ultraviolet (Erniwati, 2005).

Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang terbentuk

terutama dari turunan glukosa non-atsiri saat penuaan atau pelukaan. Kumarin adalah lakton

asam o-hidroksisinamat. Kumarin tidak berwarna, kristal prismatik, dan mempunyai

karakteristik bau yang wangi dan rasa pahit, aromatis, rasa yang panas, larut dalam alkohol.

Kumarin juga dapat disintesis dengan cepat. Beberapa turunan kumarin memiliki sifat

antikoagulan. Kumarin juga mempunyai aktivitas sebagai antispasmodik. Kumarin dan

turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus metil di posisi C4 atau C6

membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti kumarin menjalani reaksi

halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami

serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen

metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan. Sebagai

contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di

posisi C3 atau C5 (Rashamuse, 2008).

Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan kumarin.

Page 7: MAKALAH FITOKIMIA

II. 3 Sifat Fisik dan Sifat Kimia Kumarin

Mempunyai rumus molekul C9H6O2, massa molar 146,143, densitas 0,935 g/m3, titik lebur

71 C0, dan titik leleh 301 C0.

II.4 Artemisia Annua L (Anuma)

Klasifikasi Artemisia Annua L (Anuma) sebagai berikut

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Artemisia

Jenis : Artemisia annua L.

Nama umum/dagang : Anuma

Tanaman artemisia berasal dari daerah subtropis dapat tumbuh dengan baik pada

daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1000-1500 m diatas permukaan laut, tanah berpasir

atau berlempung yang berdrainase baik dengan pH 5,5-8,5 (pH optimum 6-8), curah hujan

700-1000 mm/tahun. Untuk dikembangkan di daerah tropis, perlu diperhatikan beberapa hal

antara lain adaptasi lingkungan dan adaptasi (Gusmaini, 2007). Merupakan tumbuhan liar di

pinggir-pinggir jalan, kebun atau di hutan-hutan. Berbunga pada bulan Juni-September.

Waktu panen yang tepat pada bulan April-Mei (Kardinan, 2008).

Page 8: MAKALAH FITOKIMIA

 Daunnya berbentuk oval, lonjong, panjang sekitar 10-18 cm dan lebar 5-15 cm.

Ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgir, dan warna hijau atau ada pula ungu kehijauan.

Batangnya tegak, bulat persegi, dan berwarna hijau kecokelatan. Daun atau seluruh bagian

tanaman mengandung saponin, flavonoida, polyfenol, dan minyak atsiri.

Kegunaan anuma, selain sebagai obat demam, juga dipakai untuk obat malaria. Secara

global WHO telah menetapkan dipakainya obat ACT (Artemisinin base Combination

Therapy). Golongan artemisinin (ART) telah dipilih sebagai obat utama karena efektif dalam

mengatasi plasmodium yang resisten dengan pengobatan. Selain itu juga bekerja membunuh

plasmodium dalam semua stadium termasuk gametosit. Juga efektif juga terhadap semua

spesies P. falciparum, P. vivax maupun lainnya.

II.5 Isolasi Kumarin dari Tanaman

Isolasi dilakukan dengan menggunakan metoda maserasi, serbuk kering simplisia

Artemisia Annua L (Anuma) direndam dalam maserator dengan metanol diaduk dan

dibiarkan selama 5 x7 hari pada suhu kamar. Ekstrak metanol hasil maserasi

dikumpulkan, kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotari evaporator Heidolp WB

2000, hingga diperoleh 247 gr (12,35%). Selanjutnya difraksinasi dengan n-heksana,

diklorometana, dan etil asetat (Pardede, 2012)

Pemisahan fraksi diklorometana dengan metoda kromatografi kolom. Pemilihan

eluen yang cocok untuk pemisahan menggunakan kromatografi kolom berdasarkan pada

pola pemisahan noda hasil KLT. Selanjutnya dilakukan pemisahan dengan kromatografi

kolom, hasil kromatografi ditampung dengan vial-vial yang telah diberi nomor. Dari vial-

vial yang didapat dari kromatografi kolom dimonitor dengan KLT, vial-vial yang

memberikan noda dan harga Rf yang sama digabungkan pada satu fraksi, sehingga

diperoleh 17 fraksi selanjutnya untuk mengungkapkan noda senyawa kumarin disemprot

dengan NaOH 10% dalam metanol dan dilihat di bawah sinar lampu Ultraviolet. Fraksi

VI yang mengandung kumarin, selanjutnya dimurnikan dengan kromatografi kolom.

Hasil kromatografi kolom dimonitor kembali dengan KLT dan lampu UV, untuk melihat

senyawa kumarin yang didapatkan sudah murni, ditandai dengan satu noda. Uji noda

tunggal dilakukan dengan KLT menggunakan berbagai eluen. Kristal murni yang

didapatkan dikeringkan dalam oven vakum dan disimpan dalam desikator, dan diuji titik

lelehnya, selanjutnya dielusidasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis,

spektrofotometer IR, GC-MS, dan spekstrofotometer 1H-NMR, 13C-NMR dan 2D-NMR

(Pardede, 2012)

Page 9: MAKALAH FITOKIMIA

II.6 Kegunaan

Senyawa kumarin mempunyai kegunaan diantaranya sebagai obat demam, obat malaria, anti-

inflamasi, antibakteri dan antikanker. Selain itu, manfaat lain dari kumarin adalah anti

koagulasi darah, menghambat kerja enzim, antimikroba, anti biotik, dan dapat mengganggu

sintesa DNA/RNA (Murray, 1982).

II.7 Biosintesis Kumarin

Tahap – tahap reaksi biosintesis kumarin yang dimulai dari asam sinamat hingga

terbentuknya kumarin adalah sebagai berikut:

Page 10: MAKALAH FITOKIMIA

BAB III

PENUTUP

Senyawa kumarin dapat diisolasi dari tanaman Artemisia Annua L melalui biosintesis dengan

metode maserasi dan KLT. Hasil yang diperoleh dikarakterasi dengan diuji titik lelehnya,

Page 11: MAKALAH FITOKIMIA

selanjutnya dielusidasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR,

GC-MS, dan spekstrofotometer 1H-NMR, dan 2D-NMR.

Page 12: MAKALAH FITOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Erniwati, 2005. Isolasi Kumarin Dari Daun Kayu Racun (Rhinacantus nasutus). [Tesis]. Prodi

Kimia Program PascasarjanaUniversitas Andala. Padang.

Gusmaini, 2007. Pengujian efektifitas pupuk organik granular terhadap pertanaman \ jahe

muda. Abstrak Seminar Nasional dan Pameran perkembangan Teknologi Tanaman

Obat dan Aromatik. Hal. 68-69.

Murray, R. D. H., J.Mendez, S. A. Brown, The Natural Coumarins (Occurrence, Chemistry

and Biochemistry), 1982, John Wiley & Sons, New York.

Murray, H. M., G. M. Wright., G.P. Goff. 1996. Acomparative Histological and

Histochemical Study of the Post Gastric Alimentary canal from Three Species of

Pleuronectid, The Atlantic halibuud, The Yellowtail Flounder and The Winter

Flounder. Journal of Fish Biology. 1996. (48) : 187-206.

Pardede, I. Manurung, P., R. and Situmeang, E. Ginting 2012. Synthesis and Characterization of

Titania-Rice Husk Silica Composites as Photocatalyst. Indonesia Jurnal Chemistry.

Vol. 15(1). Pp. 38-40. (Kardinan, 2008).

Rashamuse, T.J. 2008. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin-based HIV-1

Protease Inhinitors. [Thesis]. Department of Chemistry Rhodes University.

Grahamstown.