TRITERPENOID FITOKIMIA

21
SUMBER : BUKU KANDUNGAN ORGANIK TUMBUHAN TINGGI ( Trevor Robinson) KELOMPOK : 1. VONI CHERLI 121524110 2. ANNA SILVIANA 121524112 3. DEVI NURIANTI 121524113 4. SRI WAHYUNI S. 121524116 5. TIA REZQI FITRIA MA 121524117 6. MUSLIHAH 121524123 * TERPENOID

description

fitokikimia

Transcript of TRITERPENOID FITOKIMIA

Page 1: TRITERPENOID FITOKIMIA

SUMBER : BUKU KANDUNGAN ORGANIK TUMBUHAN

TINGGI ( Trevor Robinson)

KELOMPOK :

1. VONI CHERLI 121524110

2. ANNA SILVIANA 121524112

3. DEVI NURIANTI 121524113

4. SRI WAHYUNI S. 121524116

5. TIA REZQI FITRIA MA 121524117

6. MUSLIHAH 121524123

*TERPENOID

Page 2: TRITERPENOID FITOKIMIA

*STRUKTUR UMUM TERPENOID

senyawa terpenoid terbentuk dari satuan isoprena atau isopentana yang disambungkan dengan berbagai cara dan dengan berbagai jenis penutupan cincin, derajat ketidakjenuhan, dan gugus fungsi.

Page 3: TRITERPENOID FITOKIMIA

*MACAM-MACAM TERPENOIDA.Hemiterpenoid

Isoprena sendiri terdapat langka dalam tumbuhan tetapi memang terdapat dalam pengeluaran dedaunan. Beberapa senyawa lima karbon alam lain dengan kerangka isoprena mungkin tidak mempunyai kaitan biogenetik yang sesungguhnya dengan terpenoid, tetapi barangkali berasal dari leusina.

B.Monoterpenoid Monoterpenoid rupanya terbentuk dari dua satuan isoprena dan biasanya mempunyai sepuluh atom karbon, meskipun ada contoh langka senyawa yang rupanya terbentuk berdasarkan prinsip umum ini tetapi senyawa tersebut kehilangan satu atom karbon atau lebih.

C. Seskuiterpenoid Seskueterpenoid adalah senyawa C15, biasanya dianggap berasal dari tiga satuan isoprena. Seperti monoterpenoid seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap, dan berperan penting dalam memberi aroma kepada buah dan bunga yang kita kenal.

Page 4: TRITERPENOID FITOKIMIA

D. DiterpenoidDiterpenoid merupakan senyawa C20, yang secara resmi dapat dianggap (dengan beberapa kekecualian) berasal dari empat satuan isoprenoid. Karena titik didihnya yang tinggi, biasanya diterpenoid tidak ditemukan dalam minyak atsiri tumbuhan meskipun beberapa diterpenoid yang bertitik didih rendah mungkin. Senyawa ini ditemukan dalam damar, eksudat berupa gom, dan dalam fraksi bertitik didih tinggi bakdamar yang tersisa setelah penyulingan minyak atsiri.

Page 5: TRITERPENOID FITOKIMIA

E. Triterpenoid (C30)Triterpenoid tersebar luas di dalam :1. Damar 2. Gabus 3. Kutin tumbuhan

Sedangkan untuk triterpenoid alkohol terdapat bebas dan juga sebagai glikosida dalam bentuk yang lebih rumit yaitu sebagai sulfat dan ester asam aromatik yang dikenal dengan hidrokarbon dan keton triterpenoid

Page 6: TRITERPENOID FITOKIMIA

TRITERPENOID ASIKLIK

Pada triterpenoid asiklik yang penting hanya bagian hidrokarbon skualena, yang diisolasi pertama kalinya dari minyak ikan hiu tetapi ditemukan juga pada beberapa minyak nabati (misalnya: minyak zaitun).

Senyawa ini dianggap sebagai senyawa-antara dalam biosintensis steroid, senyawa ini harus dibuat sekurang-kurangnya dalam jumlah kecil oleh semua mahluk hidup yang mensintesis steroid.

Sejauh ini tidak ditemukan senyawa triterpenoid dengan struktur monosiklik

atau bisiklik.

Page 7: TRITERPENOID FITOKIMIA

TRITERPENOID TETRASIKLIK

Triterpenoid tetrasiklik merupakan senyawa yang menarik perhatian karena kemiripannya dan kemungkinan adanya kaitan biogenesis dengan steroid.

Senyawa yang paling dikenal ialah lanosterol yang tedapat dalam lemak wol, khamir, dan beberapa tumbuhan tinggi (misalnya: Euphorbia electa).

TRITERPENOID PENTASIKLIKSenyawa triterpenoid ini ditemukan dalam tumbuhan seprimitif Sphagnum tetapi yang paling umum pada tumbuhan berbiji, bebas dan sebagai glikosida.

Page 8: TRITERPENOID FITOKIMIA

*karotenoid, dan triterpena asam dendan flavonoid.

Triterpenoid nonglikosida sering ditemukan sebagai eksresi dan dalam kutikula yang bekerja sebagai pelindung atau menimbulkan ketahanan terhadap air.

Zimmerman mengemukakan bahwa triterpena alkohol monohidroksi dalam tumbuhan tidak dibarengi oleh pigmen, sedangkan triterpenadiol berada bersama dengan bersama-sama dengan karotenoid, dan triterpena asam dengan flavonoid.

Page 9: TRITERPENOID FITOKIMIA

*Gosipol dari kapas dan tumbuhan Malvaceae lain dikelompokkan ke dalam triterpenoid karena senyawa ini mempunyai tiga puluh atom karbon, tetapi barangkali lebih tepat jika dianggap sebagai seskuiterpenoid dimer.

*Gosipol menghambat penghawa hidrogenan tertentu, mengikat tubulin, mengganggu fosforilasi secara oksidasi, dan memberikan harapan sebagai obat antifertilitas pria.

Page 10: TRITERPENOID FITOKIMIA

*Beberapa kegunaan Triterpenoid:

*Berbagai macam aktivitas fisiologi ditunjukkan oleh berberapa triterpenoid, dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit termasuk diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, ganggaun kulit, kerusakan hati, dan malaria.

*Beberapa senyawa ini juga bekerja sebagai antifungus, insektisida atau antipemangsa, antibakteri atau antivirus.

Page 11: TRITERPENOID FITOKIMIA

F. SterolInti steroid dasar sama denga inti lanosterol dan triterpenoid tetrasiklik lain, tetapi hanya pada dua gugus metil yang terikat pada sistem cicin, pada posisi 10 dan 13. Nama “Sterol” dipakai khusus untuk steroid alkohol, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksi pada C-3, seringkali semuanya disebut sterol.

G.Sterolin dan saponinSterolin atau glikosida sterol tersebar luas dalam spesies tumbuhan yang tidak berkaitan. Senyawa ini ditemukan bersama-sama dengan sterol bebas dalam fraksi lipid yang tidak tersabunkan tetapi dapat dibedakan dari sterol bebas berdasarkan titik lelehnya yang jauh lebih tinggi dan kelarutannya yang rendah dalam pelarut lemak seperti etil eter. Senyawa ini dibedakan dari saponin berdasarkan ketidaklarutannya dalam air dan tidak beracu terhadap hewan. Sterolin pertama yang ditemukan ialah ipuranol dari Ipumea purpurea. Ipuranol adalah glokosida β- sitosterol.

Page 12: TRITERPENOID FITOKIMIA

H. Glikosida jantungGlikosida jantung, kardenolida, atau racun jantung strukturnya menyerupai struktur saponin steroid dan mempunyai kelarutan dan pembentukan busa yang sama. Kardenolida dibedakan dari glikosida steroid lain oleh cincin lakton tak jenuh yang terikat pada C-17, sambungan cincin C dan D cis, sebuah gugus 14β-hidroksi, dan gula aneh penyusunnya. Glikosida jantung ditemukan dalam beberapa keluarga tumbuhan yang sama sekali tidak berkaitan satu sama lain seperti, Apocynaceae, Liliaceae, Moraceae, dan Ranunculaceae.

I. AlkaloidAnggota terpenting dari senyawa ini adalah alkaloid akonitum dan alkaloid steroid. Beberapa alkaloid diterpenoid kompleks yang strukturnya serupa dengan akonitina dan veatkina terdapat dalam berbagai spesies Aconitum, Delphinium, dan Garrya. Steroid dan alkaloid steroid yang dimodifikasi biasanya terdapat sebagai glikosida C-3 atau ester. Struktur seperti ini jelas sangat menterupai struktur saponin, kenyataannya solanina mempunyai sifat seperti saponin dan kadang-kadang dipaparkan sebagai saponin yang mengandung nitrogen. Seperti senyawa isoprenoid yang tidak mengandung nitrogen, di antara alkaloid ini ada senyawa penolak serangga dan senyawa antifungus.

J. Tetraterpenoid Tetraterpenoid yang paling dikenal adalah karotenoid-pigmen yang larut dalam lemak berwarna kuning sampai merah terdapat pada semua tumbuhan dan dalam berbagai jenis jaringan. Pigmen hidrokarbon disebut karoten dan turunan yang teroksigenasi disebut xantofil. Ester xantofil dengan asam lemak sering ditemukan bersama-sama dengan senyawa hidroksi bebas. Tetraterpenoid tidak pernah mempunyai sistem cincin kondensasi yang besar.

Page 13: TRITERPENOID FITOKIMIA

K.Senyawa pahit dan manisBanyak terpenoid pahit yang mengandung gugus keton atau lakton, tetapi kepahitan tampaknya tidak dapat dikaitkan dengan gugus fungsi tertentu yang mana pun. Kurkubitasin adalah senyawa terpahit yang terdapat dalam Cucurbitaceae dan Cruciferae tertentu. Olikosida terpenoid dan steroid lain yang rasanya manis ialah komponen aktif tumbuhan yang digunakan sebagai pemanis, tetapi asam gimnenat dari Gymnena ilyvestra menghambat indra kita untuk mendeteksi kemanisan.

L. TroponInti tropon dasar cincin anggota 7 yang mengandung sistem ikatan rangkap dua yang terkonyugasi dengan gugus keton.Berdasarkan biosintesisnya tampaknya ada dua golongan tropolon di alam, satu golongan berasal dari prazat yang menyerupai terpenoid dan golongan yang lain berasal dari pembesaran cincin aromatik anggota 6. Struktur beberapa tropolon telah diberikan bersama-sama dengan terpenoid sejenisnya dan tampaknya tidak ada untuk memisahkannya. Senyawa ini menarik terutama karena aktivitas fungisidanya yang kuat. Dalam hal ini senyawa ini menyerupai fenol, tetapi daya racunnya dapat juga disebabkan oleh kemampuannya yang kuat untuk membentuk senyawa kelat.

Page 14: TRITERPENOID FITOKIMIA

M.Karet dan polimer tinggi isoprena lainnyaSecara umum karet adalah turunan isoprenoid paling penting yang berbobot molekul lebih besar daripada bobot molekul tetraterpenoid tetapi beberapa poliisoprenol (misalnya solanesol) telah diidentifikasi dalam jaringan fotosintesis. Senyawa ini berupa alkohol dengan rentang jumlah karbon C45 sampai C200. Fungsi poliisoprenol ini belum diketahui, tetapi ada pendapat bahwa senyawa ini mungkin dapat berperan sebagai senyawa dalam biosintesis polisakarida tertentu. Karet adalah polimer yang mengandung 3000 sampai 6000 satuan isoprena. Meskipun hanya sedikit sekali tumbuhan (misalnya Hevea brasiliensis, Taraxacum sp, Parthenium sp) yang memungkinkan untuk memprodukssi secara niaga, karet terdapat dalam banyak tumbuhan terdapat sebagai komponen lateks dan dapat diperoleh dengan menyadap pembuluh lateks. Pada tumbuhan lain karet terdapat dalam semua jaringan dan hanya dapat diperoleh setelah menggiling tumbuhan itu.

N. Terpenoid campurTerpenoid campur adalah aneka golongan senyaw yang tampaknya terbentuk terutama dari satuan isoprena, tetapi mengandung atom karbon tambahan atau jumlah atomnya kurang dari yang seharusnya. Kelompok paling umum yang ditempatkan dalam golongan ini ialah furan alam yang seperti furanokumarin berasal dari satuan isoprenoid dengan kehilangan tiga karbon. Piretrin merupakan golongan insektisida yang paling penting hanya terdapat dalam bunga beberapa spesies marga Chrysanthemum. Sumber niaga paling penting ialah C. cinerariaefolium

Page 15: TRITERPENOID FITOKIMIA

*ISOLASI TERPENOID

* Dapat dipisahkan dari komponen tumbuhan dengan mengekstraksi menggunakan pelarut seperti benzena atau eter. Karbon dioksida superkritis merupakan pengekstraksi yang berguna, tidak merusak dan mudah disingkirkan. Jenis lipid, ester dsb yang lain dapat disingkirkan dengan penyabunan memakai basa dalam alkohol dilanjutkan dengan ekstraksi memakai eter.

* Senyawa glikosida seperti saponin dan glikosida jantung tidak larut dalam pelarut nonpolar. Senyawa ini paling cocok diekstraksi dari tumbuhan memakai etanol atau metanol panas 70-95% dan kemudian lipid dan pigmen disingkirkan dari larutan ini dengan ekstraksi memakai benzena atau dengan pengendapan memakai timbel hidroksida.

*Metode pemurnian khusus dapat dipakai untuk berbagai kelompok senyawa. Terpena berbobot molekul rendah biasanya dipisahkan dengan penyulingan sederhana atau penyulingan uap. Senyawa atasiri yang dilepas oleh tumbuhan dapat dijerap dari udara yang dialirkan melaluinya dan kemudian dielusi dari penjerap. Kemungkinan terbesar pencemar nonterpenoid ialah ester atsiri yang dapat disingkirkan dengan penyabunan

Page 16: TRITERPENOID FITOKIMIA

*Pembentukan senyawa kompleks digunakan pada pemurniaan beberapa senyawa golongan ini. Senyawa adisi ini dapat dibuat dengan mencampur larutan tiourea dalam alkohol dan cuplikan untuk mengendapkan, bahan kering digerus dengan tiourea dan sedikit metanol. Senyawa alifatik rantai lurus dapat dipisahkan dari terpenoid bercabang atau siklik dengan mengubah senyawa rantai lurus menjadi kompleks urea.

*Pembentukan senyawa kompleks sangat lazim pada berbagai senyawa steroid. Gejala ini menimbulkan kesulitan pada pemurnian, tetapi dapat pula dimanfaatkan. Terutama digitonin sering dipakai untuk mengendapkan sterol dari larutan dalam alkohol sebagai digitonida yang tidak larut. Reaksi ini khas untuk sterol 3β-OH (hampir semua sterol alam demikian). Kemudian sterol bebas dapat diperoleh kembali dangan mempratisi senyawa kompleks antara air panas dan benzena atau xilena.

*Cara lain untuk menguraikan senyawa kompleks adalah dengan mendidihkannya dengan piridin, didinginkan lalu ditambahkan eter untuk mengendapkan saponin dan sterol tetap larut. Sebaliknya, cara ini dapat dipakai untuk memurnikan banyak saponin dengan menambahkan kolesterol agar terbentuk senyawa kompleks adisi yang tidak larut. Pemurnian lebih lanjut dilakukan memakai kromatografi kolom secara umum. Pemurnian saponin, kardenolida dan glikosida lain sulit tetapi dapat dilakukan dengan memakai beberapa jenis kromatografi lain.

Page 17: TRITERPENOID FITOKIMIA

PENCIRIAN TERPENOID

1. Kromatografi gas merupakan metode pilihan untuk pencirian terpenoid atsiri. Identifikasi fraksi kromatografi gas dengan cara menggabungkan langsung dengan spektrometer massa merupakan cara yang kegunaannya besar dan telah digunakan untuk analisis giberelin, asam absisat, kanabinoid, dan terpenoid atsiri. Untuk kromatografi gas, alkohol yang sukar menguap dapat diasetilasi, senyawa lain diubah menjadi turunan trimetilsilil atau ester metil.

Page 18: TRITERPENOID FITOKIMIA

2. Berbagai jenis struktur terpenoid tinggi dan steroid dikenali secara klasik berdasarkan hidrokarbon aromatik yang terbentuk pada pengawa hidrogenan. Pengawa hidrogenan dilakukan secara katalitik memakai paladium atau dengan pemanasan bersama belerang atau selenium pada suhu sekitar 360ºC untuk membentuk hidrogen sulfida atau selenida sebagai hasil yang lain. Hasil reaksi seperti itu biasanya sangat rendah, tetapi jika hasilnya senyawa yang dapat diidentifikasi, sudah cukup untuk menentukan struktur cincin senyawa awal.

3. Kromatografi cair kinerta tinggi dan kromatografi lawan arus telah dipakai juga untuk senyawa ini.

Page 19: TRITERPENOID FITOKIMIA

*PEREAKSI WARNA TERPENOID

1. Liebermann-Burchard, yang memberikan reaksi hijau biru dengan kebanyakan sterol dan triterpena alkohol jika senyawa ini dicampur dengan anhidrida asetat dan setetes asam sulfat pekat.

2. reaksi Kedde yaitu asam 3,5-dinitrobenzoat. Triterpenoid pentasiklik memberikan warna violet jika dipanaskan dengan 2,6-di-tert-butil-p-kresol dalam etanol. Steroid tidak memberikan warna atau memberi warna hijau kuning.

3. pereaksi Brieskorn dan Briner (asam klorosulfonat dan Sesolvan NK) untuk membedakan sacara khas triterpenoid (warna merah) dan steroid (warna coklat).

Banyak reaaksi warna terpenoid tinggi dan steroid telah direkan dalam pustaka, dan beberapa dari reaksi itu barangkali dapat disesuaikan untuk dipakai pada kromatogram , reaksi tersebut antara lain :

Page 20: TRITERPENOID FITOKIMIA

Jika senyawa murni telah dipisahkan dengan cara kromatografi atau cara lain, penentuan spektrum serapan sangat berguna dalam menetapkan golongan senyawa ini. Di daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak serapan senyawa ini terutama disebabkan oleh adanya sistem ikatan rangkap dua yang terkonyugasi. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua tidak terkonyugasi tidak mempunyai puncak serapan pada spektrum tampak atau ultraviolet diatas 200 nm.

Page 21: TRITERPENOID FITOKIMIA

*TERIMA KASIH