Analisa Tipe Kontrak Dan Pola Pembiayaan Pada Proyek Hotel Dan Menejemen Pelaksanaan
-
Upload
shambol-samid-mbois-pol -
Category
Documents
-
view
313 -
download
1
Transcript of Analisa Tipe Kontrak Dan Pola Pembiayaan Pada Proyek Hotel Dan Menejemen Pelaksanaan
Analisa tipe kontrak dan pola pembiayaan pada proyek hotel
Keberhasilan suatu proyek ditentukan pula oleh manajemen pelaksanaan proyek
dan hubungan kerja sama antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor. Bentuk kerja
sama tersebut biasanya diatur dalam sebuah kontrak. Termasuk didalamnya
masalah
pembayaran.
Untuk itu maka perlu dilakukan analisa terhadap tipe kontrak dan pola
pembayaran yang dapat diterima oleh Pemilik Proyek maupun Kontraktor itu
sendiri.
Beberapa alternatif manajemen pelaksanaan proyek yaitu: Sistem Kontraktor
Utama, Sistem Manajemen Konstruksi dan Sistem Design and Build, sedangkan
untuk
pembayarannya dapat memakai tipe kontrak Lump Sum, Unit Price, Cost plus Fee
atau
variasinya.
Dalam menganalisa sistem manajemen pelaksanaan, dilakukan perbandingan
antara Sistem Kontraktor Utama, Sistem Manajemen Konstruksi serta Sistem Design
and Build. Perbandingan ini meliputi aspek biaya, waktu dan mutu pelaksanaannya.
Untuk menganalisa tipe kontrak, dilakukan penilaian terhadap aspek-aspek yang
mendasari pemilihan tipe kontrak tersebut, yang kemudian diterapkan pada kasus
proyek Hotel Travelodge Surabaya. Sedangkan analisa pola pembayaran, dilakukan
pada pembayaran prestasi bulanan dan termin prestasi.
Dari hasil analisa, pemakaian Sistem Manajemen Konstruksi lebih
menguntungkan (dari aspek biaya dan mutu) bila dibandingkan dengan pemakaian
Sistem Kontraktor Utama maupun Sistem Design and Build. Tipe kontrak Lump Sum
memberikan resiko serta kontrol yang minimum bagi Pemilik Proyek sedangkan
pembayaran berdasarkan termin prestasi 10%-30%-50%-70%-100% memberikan
harga yang murah bila dibandingkan dengan pembayaran berdasarkan prestasi
bulanan maupun termin prestasi 10%-30%-50%-70%-90%-100%.
Manajemen Konstruksi ProyekMarch 21st, 2011 · · Manajemen Proyek Konstruksi No comments- Tags: construction management, Jurnal manajemen
proyek, kontraktor, manajemen konstruksi, manajemen proyek, perencanaan
Peranan Manajemen Konstruksi dalam Project Management
Manajemen Konstruksi dalam Profesional Konstruksi Manajemen (PCM),
merupakan suatu metoda efektif yang dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek konstruksi pemilik proyek.
Metode ini menyatukan perencanaan, desain dan tahap konstruksi sebagai pekerjaan yang terpadu. Dan pekerjaan
ini dilakukan oleh tim Manajemen Proyek.
Tim Manajemen Proyek termasuk didalamnya, Pemilik Proyek, Manajemen Konstruksi (MK),
Perencana/arsitek/engineer dan pelaksana/kontraktortermasuk Kontraktor utama maupun kontraktor pendukung,
bersama – sama terlibat dalam pembangunan proyek. Dan jika perlu Investor – investor yang termasuk mendanai
proyek ikut terlibat sebagai anggota ke dalam Manajemen Proyek. Tim Manajemen Proyek ini bersama – sama
merumuskan pra perencanaan proyek sampai final proyek. Tugas dari Project Management ini adalah
merencanakan, analisa desain, biaya konstruksi, dampak terhadap linkungan, quality job, jadwal serta waktu
penyelesaian proyek, termasuk juga analisa masalah dan hambatan yang akan terjadi selama pembangunan proyek.
Point diatas untuk melaksanakan keinginan pemilik proyek, tanpa harus mengurangi kualitas proyek, biaya yang
kurang serta pelaksanaan proyek yang optimal.
Manajer Konstruksi adalah sebuah badan hukum atau organisasi yang khusus bergerak pada bidang
Profesional Construction Management (PCM) dan merupakan anggota tim Project Management. Detail tugas
Profesional Manjemen Konstruksi (PCM), dapat dijelaskan dibawah ini :
Bekerja sama dengan pemilik proyek dan melakukan perencanaan mulai dari pra perencanaan hingga final
proyek. Dan bertugas sebagai pemimpin tim proyek. Pada tahap desain Manajemen Konstruksi/CM membuat
rekomendasi untuk perbaikan desain, teknologi Konstruksi yang terbaik, penjadwal dan bagaimana membuat
konstruksi yang efisien dan efektif.
Mengajukan beberapa alternatf desain dan rencana konstruksi termasuk didalamnya analisa dampak terhadap
biaya serta waktu, yang dibicarakan bersama tim Manajemen Project.
Setelah Biaya Konstruksi, Jadwal dan Pembagian pekerjaan telah di sepakati untuk di laksanakan, Manajemen
Konstruksi meangawasi pelaksanaan yang telah diputuskan bersama, agar tidak melebihi anggaran yang di
tetapkan dan melebihi waktu yang di tetapkan. Apabila rencana -rencana tersebut mengalami masalah, maka
tugas manajemen construction memberitahu pemilik proyek, sehingga pemilik proyek dapat mangambil
keputusan yang cepat.
Memberikan saran dan mengantur kontrator di lapangan dalam hal pengadaan material dan peralatan,
memperhatikan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan kontraktor, agar tidak mengalami keterlambatan dan
mengawasi pelaksana proyek/kontraktor dalam pembayaran. Meneliti kualitas hasil kerja kontraktor, apakah
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, melaporkan biaya yang dikeluarkan, termasuk perencanaan biaya
yang diperlukan pemilik proyek.
Tugas Constrction Management sebagai pemberi saran dan mempunyai kepentingan sebagai wakil dari pemilik
proyek serta perantara antara proyek owner dengan arsitek dan pelaksana/kontraktor, serta tidak dibolehkan turut
campur dalam kegiatan desain maupun turut campur dalam pelaksanaan proyek, agar hubungan dengan
Team Manajemen Proyek terjaga dengan baik.
Manajemen Konstruksi
Pada kontrak proyek, perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab mengatur seluruh kegiatan
atau aktifitas proyek. Kegiatan dan aktifitas tersebut, mulai dari konsep desain sampai hasil proyek. Atau Konsultan
Manajemen Konstruksi bertindak sebagai tangan dari pemilik proyek terhadap aktifitas proyek.
Perusahaan atau Konsultan yang bergerak dibidang Manajemen Konstruksi(MK) Menyediakan pelayanan
Manajemen selama pra-desain, desain dan tahap pelaksanaan konstruksi proyek. CM ikut memberikan pelayanan
dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan biaya proyek. Manajer Proyek atau disebut Prusahaan Konsultan
Manajemen Konstruksi tersebut mewakili pemilik proyek dalam hal perencanaan, waktu dan biaya serta kualitas
dalam proyek. Pada gambar dibawah ini, ditampilkan struktur organisasi proyek, mulai proses perencanaan dan
sampai hasil proyek.
Dari gambar struktur Manajemen organisasi Proyek, dapat dilihat perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi
adalah sebagai perantara atau penghubung antara pemilik proyek dengan pelaksana atau kontraktor. Dan sebagai
penghubung antara pemilik proyek dengan perencana desain, arsitektur, engineer. Maksud dari perantara disini,
yaitu memberikan:
Berupa saran kepada owner project.
Rekomendasi lankah-langkah yang ditempuh.
Memberikan Keputusan kepada arsitek, desainer dan engineer.
Sedangkan pada tahap pelaksanaan :
Memberikan saran dan rekomendasi terhadap masalah desain, arsitek dan engineer.
Mengawasi pelaksanaan proyek.
Memberikan saran dan rekomendasi terhadap kontraktor, terhadap masalah yang terjadi.
Di sisi lain pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi mempunyai latar belakang kepentigan yang berbeda,
misalnya kontraktor yang ber-orientasi kepada profit, arsitek/engineer adalah perusahaan yang mengadakan jasa,
maka peranan Construction Manajemen (CM) didalam Manajemen proyek menjadi sangat penting, yaitu sebagai
Supervisor/perantara/pengawas antara pemilik proyek dengan arsitek/engineer dan kontraktor.
Manajemen Konstruksi harus mempunyai pengetahuan yang lebih dalam segala aspek yang berhubungan dengan
bidang konstruksi, bisnis, organisasi, ilmu teknik, hukum perburuhan, kontrak kerja, sosial, politik, akutansi keuangan
serta linkungan, yang terpadu secara baik/profesional dalam bidang manajemen. Hal ini sangat dibutuhkan untuk
memperoleh sasaran kualitas yang maksimal dalam waktu dan biaya sebuah proyek.
Manajemen Proyek
Manajemen proyek/project management atau dapat dikatakan sebagai “Program Manajement” , merupakan konsep
yang digunakan pada proyek berskala besar dalam nilai biaya dan mempunyai nilai kompleksitas yang tinggi dalam
skala desain, teknologi yang digunakan, penjadwalan, serta melibatkan banyak pihak (Konsultan dan Kontraktor)
pada pelaksanaan proyek. Terdapat dua sistem dalam konsep manajemen proyek atau program manajemen ini, bila
diihat dari kegiatan dan kepentingan pemilik proyek, yaitu:
Sistem tim manajemen terpadu / Integrated Management Team.
Sistem Konsultan manajemen proyek / Program Management Project
Tim Manajemen Terpadu
Dengan sistem ini,owner proyek terlibat penuh dalam mengelola program proyek dan owner termasuk di dalam tim
Manajemen Terpadu.Tim ini beranggotakan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek,seperti owner,tenaga
ahli/spesialis dalam berbagai bidang yang diambil dari perusahaan jasa manajemen konstruksi (MK),serta
konsultan.Sistem manajemen proyek ini menggunakan keahlian manajemen dari seluruh anggota tim dalam
mengelola para konsultan/perencana dan kemudian secara bersama-sama membuat kontrak konstruksi untuk para
kontraktor,penyalur/supplier material & peralatan dan perusahaan-perusahaan lain yang terlibat di dalam program
proyek. secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Manajemen Terpadu ini,seluruh anggota tim
termasuk owner proyek ikut bertanggung jawab terhadap semua keputusan ataupun pelaksanaan dalam
penanganan proyek tersebut. Sistem Manajemen Terpadu secara diagramatis dapat digambarkan pada gambar
berikut :
Konsultan manajemen proyek
Sistem ini paling sering digunakan dalam proyek skala besar, dengan sub proyek yang memperkejakan banyak
perusahaan konsultan manajemen konstruksi didalamnya. Dalam sistem ini owner project menggunakan jasa
konsultan manajemen proyek, untuk membantu mengendalikan/mengatur pelaksanaan program pemilik proyek. Dan
bertindak sebagai manajer proyek. Tugas konsultan manajemen proyek/ proyek manajer adalah memberikan saran
dan rekomendasi kepada owner proyek dalam menganalisa laporan dan rencana kerja dari asing-masing
perusahaan konstruksi manajemen, yang menangani bagian-bagian dari kegiatan proyek. lihat gambar berikut.
Pada gambar diatas, dapat disimpulkan pada sistem ini pemilik proyek tidak terlibat secara langsung dalam
mengambil keputusan dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh project manajer/management/konsultan manajemen
proyek. dalam gambar manajemen proyek atau manajer proyek bertanggung jawab dalam mengelola manajemen
dan pengawasan terhadap perusahan konsultan manajemen konstruksi, yang ikut menangani bagian dari proyek dan
memberikan saran atau rekomendasi kepada owner project dalam memberikan keputusan atau kebijaksanaan yang
telah dilakukan terhadap kontraktor.
Mengingat skala proyek sangat besar, dimana proyek manajemen hanya terbatas bagaiamana menangani seluruh
manajemen dari bagian-bagian proyek yang ada pada proyek tersebut. Dan tidak termasuk perencanaan desain atau
masalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam proyek.
Peranan manajer proyek tergantung kemampuannya membuat keputusan dan mengimplemntasikannya di lapangan
serta memujudkannya. Tugas dan tanggung jawab project manager harus mewakili banyak pihak, pemberian
wewenang harus jelas dan mudah di mengerti oleh semua pihak terlibat, agar dalam penerapannya bisa berjalan
dengan baik.
Ada beberapa faktor sebagai acuan lingkup wewenang manajemen proyek. Dimana faktor – faktor teersebut :
Waktu pelaksanaan proyek
Pengalaman organisasi
Keuangan dan finansial perusahaan
Tenaga ahli yang di miliki
Kepentingan proyek
Kuantitas proyek
Tingkat control
Prose Pemilihan Manajemen Konstruksi
Setiap Proyek yang mengikut sertakan Management Construction(CM), akan lebih baik dilakukan pada saat studi
kelayakan proyek, telah mengikut sertakan dan melibatkan manajemen konstruksi, Bila perlu ditangani langsung oleh
pihak manajemen konstruksi. Hal ini sangat membantu dalam menjaga kesinambungan dan keselarasan proyek
mulai dari perencanaan dan ide sampai dengan tahap final proyek yang sesuai dengan harapan dan keinginan dari
pemilik proyek. Biasanya yang terjadi pemilik proyek melakukan studi kelayakan dengan dibantu perusahaan
konsultan dengan staf ahlinya yang terbaik dibidangnya dalam wewujudkan proyek.
Memilih Konsultan Perencana
Pada saat owner project memilih konsultan perencana/desain, biasanya mereka telah menentukan siapa yang
berhak bekerja sama didalam proyek dan bertanggung jawab dalam hal desain proyek. Untuk itu sebaiknya
manajemen konsultan ikut serta dalam pemilihan perencana proyek. Karena apabila perencana desain proyek yang
ditunjuk lebih dahulu sebelum konsultan manajemen konstruksi, maka tidak ada jaminan kedua konsultan yang
bergerak dibidang jasa ini dapat bekerja sama dengan baik dalam kelancaran dan kelangsungan proyek. jadi
sebaiknya pihak pemilik proyek memilih manajemen konstruksi terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama
memilih perencana desain proyek. Dengan demikian pekerjaan manajemen konstruksi bisa terjalin secara optimal.
Langkah-langkah yang harus dilakukan memilih konsultan perencana adalh menyiapkan daftar konsultan perencana,
yang masuk dalam kriteria manajemen konsultan, berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam menangani
proyek. Manajemen kontruksi berperan sebagai koordinator dalam interview atau wawancara pemilik proyek
terhadap pihak konsultan perencana. Dalam interview ini, sangat diharapkan informasi yang diberikan oleh konsultan
perencana kepada pihak pemilik proyek, terdapat point sebagai berikut.
Data – data perusahaan konsultan perencana
Reputasi profesional/portofolio
Pengalaman dalam menangani proyek
Dalam hal ini pihak manajemen konstruksi bisa berperan aktif dalam memimpin interview/wawancara mewakili
pemilik , karena kurangnya pemahaman yang bersifat teknis. Setealh proses wawancara selesai pihak manajemen
konstruksi ,bisa merekomendasikan pihak perencana yang terbaik.
Pustaka :
1. Book ” Handbook on Management of Project Implementation”, Asian Development Bank, revised edtion, 1988
2. Bahan Kuliah, ” Manajemen Proyek Terpadu”, Program Magister Arsitektur ITB.