ANALISA FARMASI Antibiotik
-
Upload
faisal-dharojat -
Category
Documents
-
view
92 -
download
0
description
Transcript of ANALISA FARMASI Antibiotik
ANALISA FARMASI
ANTIBIOTIK
Di susun Oleh :
Faisal Dharojat Al Rasyied (1304015170)
Erna Puspita (1304015164)
Kholida Hafzony (1304015262)
Kelas : 3N
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2014
PENDAHULUAN
Antibiotik adalah segolongan senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi.
SIFAT UMUM
1. Berbentuk serbuk putih
2. Tidak berasa, sedikit pahit dan pahit
3. Tidak berbau kecuali golongan penisilin
4. Larut dalam air atau alkohol, yang kurang larut misalkan kloramfenikol
5. Reaks ipenggolongan sulit dilakukan karena strukturnya berbeda
Penggolongan Antibiotik berdasarkan struktur kimia :
Aminoglikosida
Aminoglikosid merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula
amino yang terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa. Tidak satupun
aminoglikosida diabsorpsi secara memadai pada pemberian oral. Spektrum
aktivitas terutama terhadap bakteri gram negative. Diantaranya amikasin,
dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin,
sisomisin, streptomisin, tobramisin.
Beta-Laktam
Antibiotik beta-laktam adalah golongan antibiotika yang memiliki kesamaan
komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan umumnya
digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Terdapat sekitar ± 56 macam
antibotik beta-laktam yang memiliki antivitasantimikrobial pada bagian
cincing beta-laktamnya dan apabila cincin tersebut dipotong
oleh mikroorganisme maka akan terjadi resistansi antibiotik terhadap
antibiotik tersebut. Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem,
meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim,
1
sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan
penisilin (penisilin, amoksisilin).
Glikopeptida
Merupakan kelas antibiotik yang terdiri dari glikosilasi peptida nonribosomal
siklik atau polisiklik. Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan
dekaplanin.
Polipeptida
Merupakan polimer yang tersusun dari beberapa peptida hasil pengikatan
gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino. Kelompok polipeptida, terdiri
dari antibiotik polimiskin kelompok A, B, C, dan E yang banyak aktif
terhadap bakteri gram negatif. Ini adalah kelompok antibiotik yang terdiri dari
serangkaian polipeptida dan secara selektif diaktifkan oleh bakteri Gram-
negatif, seperti: psedudomonas atau kuman sebagai coliform lainnya.
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
Kinolon(fluorokinolon)
Kuinolon adalah keluarga spektrum luas obat antibakteri sintetis. Generasi
pertama dari kuinolon dimulai dengan pengenalan asam nalidiksat pada tahun
1962 untuk pengobatan infeksi saluran kemih pada manusia. Kinolon
memiliki atom fluorin melekat pada sistem cincin pusat, biasanya pada 6-
posisi atau C-7. Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin,
norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
Streptogramin
Streptogramins efektif dalam pengobatan vankomisin-resistant
Staphylococcus aureus (VRSA) dan vancomycin-resistant Enterococcus
(VRE), dua dari strain yang tumbuh paling cepat dari bakteri yang resisten.
Terbagi dalam dua kelompok: streptogramin A dan streptogramin B.
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-
dalfopristin.
Oksazolidinon
2-Oksazolidon adalah senyawa organik heterosiklik yang mengandung baik
2
nitrogen maupun oksigen pada cincin beranggota-5-nya. Diantaranya
linezolid dan AZD2563.
Sulfonamida
Sulfonamida merupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yang
sama, yaitu H2N-C2H-SO2NHR, dan R adalah bermacam- macam
substituen. Sulfonamida adalah senyawa yang biasa digunakan dalam sediaan
bentuktablet, suspensi, injeksi, tetes mata, dan salep. Metode analisis
untuksulfonamida berdasarkan pada gugus amin aromatis primer atau
hydrogenasam dalam molekulnya.Diantaranya kotrimoksazol dan
trimetoprim.
Makrolida
Makrolida adalah salah satu kelas poliketida. Makrolida merupakan
sekelompok obat (khususnya antibiotik) yang aktivitasnya disebabkan karena
keberadaan cincin makrolida, cincin lakton besar yang berikatan dengan satu
atau lebih gula deoksi, biasanya cladinose dan desosamine. Cincin laktonnya
biasanya tersusun dari 14-, 15-, atau 16- atom.
Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam
fusidat.
Antibiotik berdasarkan spektrum :
Spektrum Sempit : bekerja hanya pada mikroorganisme tunggal / grup
tertentu. Misalnya, Isoniazid untuk mikobakteria.
Spektrum Sedang : efektif melawan organisme Gram (+) & beberapa
bakteri Gram (-). Misalnya, Ampisilin.
Spektrum Luas : mempengaruhi spesies mikroba secara luas. Misalnya,
Kloramfenikol & Tetrasiklin.
Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:
Bakteriostatika :
Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat
dicapai tubuh pasien.
3
Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja
memobilisasi & mengeliminasi bakteri patogen. Misalnya : Sulfonamid,
Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.
Bakterisid :
Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup &
diturunkan.
Pembagian : a) Bekerja pada fase tumbuh kuman, misalnya : Penisilin,
Sefalosporin, Kuinolon, Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase
istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.
Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri dapat
bermacam-macam, namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghambat
perkembangan bakteri. Oleh karena itu mekanisme kerja antibiotik dalam
menghambat proses biokimia di dalam organisme dapat dijadikan dasar untuk
mengklasifikasikan antibiotik sebagai berikut:
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Ada antibiotik yang merusak dinding sel mikroba dengan menghambat
sintesis enzim atau inaktivasi enzim, sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas
dan sering menyebabkan sel lisis. Antibiotik ini menghambat sintesis dinding sel
terutama dengan mengganggu sintesis peptidoglikan. Dinding sel bakteri yang
menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi bagian dalam sel
terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya. Yang
termasuk ke dalam golongan ini adalah Beta-laktam, Penicillin, Polypeptida,
Cephalosporin, Ampicillin, Oxasilin.
a. Beta-laktam
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada enzim DD-
transpeptidase yang memperantarai dinding peptidoglikan bakteri, sehingga
dengan demikian akan melemahkan dinding sel bakteri Hal ini mengakibatkan
sitolisis karena ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta pengaktifan hidrolase
dan autolysins yang mencerna dinding peptidoglikan yang sudah terbentuk
sebelumnya. Namun Beta-laktam (dan Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri
4
gram positif, sebab keberadaan membran terluar (outer membran) yang terdapat
pada bakteri gram negatif membuatnya tak mampu menembus dinding
peptidoglikan.
b. Polypeptida
Meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin. Ketiganya bersifat
bakterisidal. Bacitracin dan Vancomycin sama-sama menghambat sintesis dinding
sel. Bacitracin digunakan untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin
digunakan untuk bakteri Staphilococcus dan Streptococcus. Adapun Polymixin B
digunakan untuk bakteri gram negatif.
c. Cephalosporin
(Masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki mekanisme kerja yang
hampir sama yaitu dengan menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri.
Normalnya sintesis dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding
Protein) yang akan berikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk
membentuk jembatan peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat
PBP berikatan dengannya sehingga sintesis dinding peptidoglikan menjadi
terhambat.
d. Ampicillin
Memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding
peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram
positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada
Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer
membran) pada bakteri gram negatif.
e. Penicillin jenis lain
Seperti Methicillin dan Oxacillin, merupakan antibiotik bakterisidal yang
digunakan untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri. Penggunaan
Methicillin dan Oxacillin biasanya untuk bakteri gram positif yang telah
membentuk kekebalan (resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-laktam.
f. Antibiotik jenis inhibitor sintesis dinding sel lain
Memiliki spektrum sasaran yang lebih luas, yaitu Carbapenems,
Imipenem, Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.
5
2. Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Quinolone, Rifampicin,
Actinomycin D, Nalidixic acid, Lincosamides, Metronidazole.
a. Quinolone
Merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat pertumbuhan bakteri
dengan cara masuk melalui porins dan menyerang DNA girase dan topoisomerase
sehingga dengan demikian akan menghambat replikasi dan transkripsi DNA.
Quinolone lazim digunakan untuk infeksi traktus urinarius.
b. Rifampicin (Rifampin)
Merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan cara berikatan
dengan β-subunit dari RNA polymerase sehingga menghambat transkripsi RNA
dan pada akhirnya sintesis protein. Rifampicin umumnya menyerang bakteri
spesies Mycobacterum.
c. Nalidixic acid
Merupakan antibiotik bakterisidal yang memiliki mekanisme kerja yang
sama dengan Quinolone, namun Nalidixic acid banyak digunakan untuk penyakit
demam tipus.
d. Lincosamides
Merupakan antibiotik yang berikatan pada subunit 50S dan banyak
digunakan untuk bakteri gram positif, anaeroba Pseudomemranous colitis. Contoh
dari golongan Lincosamides adalah Clindamycin.
e. Metronidazole
Merupakan antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek
menghambat sintesis DNA.
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Macrolide, Aminoglycoside,
Tetracycline, Chloramphenicol, Kanamycin, Oxytetracycline.
a. Macrolide
Meliputi Erythromycin dan Azithromycin, menghambat pertumbuhan
bakteri dengan cara berikatan pada subunit 50S ribosom, sehingga dengan
demikian akan menghambat translokasi peptidil tRNA yang diperlukan untuk
6
sintesis protein. Peristiwa ini bersifat bakteriostatis, namun dalam konsentrasi
tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide biasanya menumpuk pada
leukosit dan akan dihantarkan ke tempat terjadinya infeksi. Macrolide biasanya
digunakan untuk Diphteria, Legionella mycoplasma, dan Haemophilus.
b. Aminoglycoside
Meliputi Streptomycin, Neomycin, dan Gentamycin, merupakan antibiotik
bakterisidal yang berikatan dengan subunit 30S/50S sehingga menghambat
sintesis protein. Namun antibiotik jenis ini hanya berpengaruh terhadap bakteri
gram negatif.
c. Tetracycline
Merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit
ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada
ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein. Namun
antibiotik jenis ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi
berwarna dan dampaknya terhadap ginjal dan hati.
d. Chloramphenicol
Merupakan antibiotik bakteriostatis yang menghambat sintesis protein dan
biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman Salmonella.
4. Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel.
Dibawah dinding sel bakteri adalah lapisan membran sel lipoprotein yang
dapat disamakan dengan membran sel pada manusia. Membran ini mempunyai
sifat permeabilitas selejtif dan berfungsi mengontrol keluar masuknya subtaansi
dari dan kedalam sel, serta memelihara tekanan osmotik internal dan ekskresi
waste products. Selain itu membran sel juga berkaitan dengan replikasi DNA dan
sintesis dinding sel. Oleh karena itu substansi yang mengganggu fungsinya akan
sangat lethal terhadap sel. Contohnya antara lain Ionimycin dan Valinomycin.
Ionomycin bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium intrasel sehingga
mengganggu kesetimbangan osmosis dan menyebabkan kebocoran sel.
7
5. Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit.
Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Sulfa atau Sulfonamide,
Trimetophrim, Azaserine.
a. Pada bakteri, Sulfonamide
Bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap enzim
dihidropteroate sintetase (DHPS). Dengan dihambatnya enzim DHPS ini
menyebabkan tidak terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri.
Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asam folat[17], di mana fungsinya adalah
untuk berbagai peran biologis di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel
serta sintesis DNA dan protein. Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit
Neiserria meningitis.
b. Trimetophrim
Juga menghambat pembentukan DNA dan protein melalui penghambatan
metabolisme, hanya mekanismenya berbeda dari Sulfonamide. Trimetophrim
akan menghambat enzim dihidrofolate reduktase yang seyogyanya dibutuhkan
untuk mengubah dihidrofolat (DHF) menjadi tetrahidrofolat (THF).
c. Azaserine (O-diazo-asetyl-I-serine)
Merupakan antibiotik yang dikenal sebagai purin-antagonis dan analog-
glutamin. Azaserin mengganggu jalannya metabolisme bakteri dengan cara
berikatan dengan situs yang berhubungan sintesis glutamin, sehingga
mengganggu pembentukan glutamin yang merupakan salah satu asam amino
dalam protein.
8
REAKSI ANALISA KUALITATIF ANTIBIOTIK
REAKSI WARNA
1. Asam – asam pekat 7. Piridin + NaOH pekat, panaskan di WB
2. FeCl3 8. Cu(NO3)2amoniakal ( lihateritromisin )
3. Roux 9.NaOHdil,panaskan,netralkandengaNHCl+ FeCl3
4. Fehling 10. Weber
5. Marquis
6. Frohde
REAKSI KRISTAL
1. Aseton – air
2. Fe kompleks
3. Dragendorf
KANDUNGAN REAGEN DALAM ANALISA ANTIBIOTIK
1. Frohde : Larutan 0,5% NH4OH Molibdat dalam H2O + H2SO4 (p).
2. Nessler, senyawa yang digunakan untuk mendeteksi adanya gugus
ammonia dalam suatu senyawa. Merupakan senyawa yang terbuat dari
K2HgI4.
3. Millon, senyawa yang dibuat untuk mendeteksi adanya senyawa protein
dalam sampel yang dianalisa dan terbuat dari HgNO2 dalam larutan asam
nitrat.
4. Deniges, merupakan larutan asam HgSO4.
5. Mayer, merupakan reagen yang berfungsi untuk mendeteksi senyawa
alkaloid dalam suatu sampel. Terbuat dari Merkuri(II) klorida dalam
larutan Kalium Iodida.
6. Weber, merupakan senyawa kompleks asam N-(Iodoasetaminoetil)-1-
naftilamin-5-sulfat.
7. Roux, merupakan senyawa yang terdiri dari Na Nitroprusida 10 ml,
NaOH 2 ml, dan KMnO4 5 ml. Cara pembuatannya adalah dengan Na-
Nitroprusida dilarutkan dalam air, tambahkan NaOH, tambahkan KMnO4,
9
hingga terjadi endapan, kemudian saring dan filtrat dimasukan ke dalam
botol coklat yang tertutup rapat.
8. Marquis, merupakan reaksi pembentukan cincin warna menggunakan
larutan formalin 1% 3 tetes + H2SO4 (p).
9. Fehling, terdiri dari fehling A dan fehling B dengan perbandingn sama
banyak. Fehling A tersusun atas CuSO4 + 5H2O + H2SO4 dan komposisi
dari fehling B adalah
Berikut contoh analisa kualitatif antibiotik :
1.Ampisilin
Merupakan serbuk putih kecoklatan.
Bau : khas.
Zat + 1 ml air + 2 ml Larutan Fehling ungu (fuhsin).
Zat + 3 ml NaOH + 0,3 g hidroksilamin HCl, biarkan 5 menit + HCl 6 N
ad asam + 1 ml FeCl3 ungu-merah kotor.
Reaksi kristal : Aseton Air.
2.Kloramfenikol
Zat + 2 g NaOH + 3 ml air, panaskan ad mendidihkuning.
Zat + 3 ml etanol 70% + 7 ml air + 200 mg serbuk Zn, panaskan di WB 10 menit, saring.
10
Filtrat + benzoilklorida, kocok 1 menit + 3 ml FeCl3merah ungu pekat.
Filtrat + 3 ml HClencer + NaNO2 10% + 10 mg 2-naftol dalam 5 ml NaOH 15% merah jingga.
Filtrat + HNO3adasam + AgNO3endapan AgCl.
Reaksi kristal : Aseton Air .
3.Streptomisin
Reaksi Maltol
Cara :Zat + air + NaOH, panaskan di WB 5 menit, dinginkan + Fe(NH4)3 + HClmerah tua.
Reaksi Sakaguchi
Cara :zat + air + NaOH + 1-naftol 0,05% dalam etanol 60%, dinginkan ad 15C + Na hipobromatmerah ungu.
Zat + reagen Weber jingga rosa.
Zat + air + NaOH, panaskan di WB kuning + HCl + FeCl3ungu.
Rouxmerah delima + asam asetatkuning.
4.Tetrasiklin
11
Larutandalam air kuning.
Zat + H2SO4pekatungu, encerkan dengan air kuning.
Zat + H2SO4pekatungu + FeCl3 1% coklat atau merah coklat.
Reaksi gabungan dengan asam sulfanilat terdiazotasi.
Cara :zat + NaOH + ( asamsulfanilat + NaNO2 10% samabanyak ) merah tua
FeCl3 + etanol, panaskanmerah kersen.
Larutan 1% buat pH netral, didihkanfluorescensi biru kuat.
5.Eritromisin
Kocok dengan H2SO4pekatmerah coklat.
HNO3pekatmerah ungu coklat.
Zat + air + Cu(NO3)2amoniakal, biarkan 5 menit, panaskanabu-abu coklat.
Zat + aseton + HCljinggamerahmerah tua keunguan, + CHCl3lapisan CHCl3ungu.
Reaksi kristal : Aseton Air, Fe kompleks, reinechat.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
2. Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kualitatif, edisi V, diterjemahkan oleh : Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta
3. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Crouch, S.R., 1999, Analytical Chemistry: an Introduction, 7th Edition, Thomson Learning, Inc., United States of America.
13