Aljabar Linear

20
Aljabar linear 1 Aljabar linear Aljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear. Matriks dan operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar linear. Persamaan Linear dengan Matriks Persamaan linear dapat dinyatakan sebagai matriks. Misalnya persamaan: 3x 1 + 4x 2 2x 3 = 5 x 1 5x 2 + 2x 3 = 7 2x 1 + x 2 3x 3 = 9 dapat dinyatakan dalam matriks teraugmentasi sebagai berikut Penyelesaian persamaan linier dalam bentuk matriks dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan eliminasi Gauss atau dapat juga dengan cara eliminasi Gauss-Jordan. Namun, suatu sistem persamaan linier dapat diselesaikan dengan eliminasi Gauss untuk mengubah bentuk matriks teraugmentasi ke dalam bentuk eselon-baris tanpa menyederhanakannya. Cara ini disebut dengan substitusi balik. Sebuah sisitem persamaan linier dapat dikatakan homogen apabila mempunyai bentuk : a 11 x 1 + a 12 x 2 + ... + a 1n x n = 0 a 21 x 1 + a 22 x 2 + ... + a 2n x n = 0 a m1 x 1 + a m2 x 2 + ... + a mn x n = 0 Setiap sistem persamaan linier yang homogen bersifat adalah tetap apabila semua sistem mepunyai x 1 = 0 , x 2 = 0 , ... , x n = 0 sebagai penyelesaian. Penyelesaian ini disebut solusi trivial. Apabila mempunyai penyelesaian yang lain maka disebut solusi nontrivial. Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks Bentuk Eselon-baris Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila memenuhi persyaratan berikut : Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1 (leading 1). Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus dikelompokkan di baris akhir dari matriks. Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di bawahnya, angka 1-nya harus berada lebih kanan dari leading 1 di atasnya. Jika kolom yang memiliki leading 1 angka selain 1 adalah nol maka matriks tersebut disebut Eselon-baris tereduksi Contoh: syarat 1: baris pertama disebut dengan leading 1

description

lecture note

Transcript of Aljabar Linear

Page 1: Aljabar Linear

Aljabar linear 1

Aljabar linearAljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem persamaan linear dan solusinya, vektor,serta transformasi linear. Matriks dan operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabarlinear.

Persamaan Linear dengan MatriksPersamaan linear dapat dinyatakan sebagai matriks. Misalnya persamaan:

3x1 + 4x2 − 2x3 = 5x1 − 5x2 + 2x3 = 72x1 + x2 − 3x3 = 9

dapat dinyatakan dalam matriks teraugmentasi sebagai berikut

Penyelesaian persamaan linier dalam bentuk matriks dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan eliminasiGauss atau dapat juga dengan cara eliminasi Gauss-Jordan. Namun, suatu sistem persamaan linier dapatdiselesaikan dengan eliminasi Gauss untuk mengubah bentuk matriks teraugmentasi ke dalam bentuk eselon-baristanpa menyederhanakannya. Cara ini disebut dengan substitusi balik.Sebuah sisitem persamaan linier dapat dikatakan homogen apabila mempunyai bentuk :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = 0a21x1 + a22x2 + ... + a2nxn = 0am1x1 + am2x2 + ... + amnxn = 0

Setiap sistem persamaan linier yang homogen bersifat adalah tetap apabila semua sistem mepunyai x1 = 0 , x2 = 0 , ..., xn = 0 sebagai penyelesaian. Penyelesaian ini disebut solusi trivial. Apabila mempunyai penyelesaian yang lainmaka disebut solusi nontrivial.

Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks

Bentuk Eselon-baris

Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila memenuhi persyaratan berikut :• Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1 (leading 1).•• Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus dikelompokkan di baris akhir dari matriks.• Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di bawahnya, angka 1-nya harus berada lebih kanan dari leading 1

di atasnya.• Jika kolom yang memiliki leading 1 angka selain 1 adalah nol maka matriks tersebut disebut Eselon-baris

tereduksi

Contoh:• syarat 1: baris pertama disebut dengan leading 1

Page 2: Aljabar Linear

Aljabar linear 2

•• syarat 2: baris ke-3 dan ke-4 memenuhi syarat 2

•• syarat 3: baris pertama dan ke-2 memenuhi syarat 3

• syarat 4: matriks dibawah ini memenuhi syarat ke 4 dan disebut Eselon-baris tereduksi

Operasi Eliminasi Gauss

Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebihsederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matrikstersebut menjadi matriks yang Eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaanlinear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriksteraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi balik untukmendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.Contoh: Diketahui persamaan linear

Tentukan Nilai x, y dan zJawab: Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut

B1 x 1 , Untuk mengubah a11 menjadi 1

B2 - 1.B1 , Untuk mengubah a21 menjadi 0

B3 - 2.B1 , Untuk mengubah a31 menjadi 0

Page 3: Aljabar Linear

Aljabar linear 3

B2 x 1 , Untuk mengubah a22 menjadi 1

B3 + 3.B2 , Untuk mengubah a32 menjadi 0

B3 x 1/3 , Untuk mengubah a33 menjadi 1 (Matriks menjadi Eselon-baris)

Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu

Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:

Jadi nilai dari , ,dan

Operasi Eliminasi Gauss-Jordan

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana. Caranya adalahdengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi.Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks.Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya.Setelah menjadi matriks Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-variabelnyatanpa substitusi balik.Contoh: Diketahui persamaan linear

Tentukan Nilai x, y dan zJawab: Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut

B2-2.B1

Page 4: Aljabar Linear

Aljabar linear 4

B3-2.B1

B3-3.B2

B3/8 dan B2/-1

B2-4.B3

B1-3.B3

B1-2.B2 (Matriks menjadi Eselon-baris tereduksi)

Maka didapatkan nilai dari , ,dan

Operasi Dalam MatriksDua buah matriks dikatakan sama apabila matriks-matriks tersebut mempunyai ordo yang sama dan setiap elemenyang seletak sama.Jika A dan B adalah matriks yang mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari A + B adalah matriks hasil daripenjumlahan elemen A dan B yang seletak. Begitu pula dengan hasil selisihnya. Matriks yang mempunyai ordoberbeda tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan.Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang berordo sama dengan A dan besar tiap elemennya adalah kkali elemen A yang seletak. Didefinisikan: Jika k sebarang skalar maka kA = A k adalah matriks yang diperoleh dariA dengan cara mengalikan setiap elemennya dengan k. Negatif dari A atau -A adalah matriks yang diperoleh dari Adengan cara mengalikan semua elemennya dengan -1. Untuk setiap A berlaku A + (-A) = 0. Hukum yang berlakudalam penjumlahan dan pengurangan matriks :

a.) A + B = B + Ab.) A + ( B + C ) = ( A + B ) + Cc.) k ( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , k = skalar

Hasil kali matriks A yang ber-ordo m x p dengan matriks B yang berordo p x n dapat dituliskan sebagi matriks C = [cij ] berordo m x n dimana cij = ai1 b1j + ai2 b2j + ... + aip bpj

Page 5: Aljabar Linear

Aljabar linear 5

Matriks Diagonal, Segitiga, dan Matriks Simetris

Matriks DiagonalSebuah matriks bujursangkar yang unsur-unsurnya berada di garis diagonal utama dari matriks bukan nol dan unsurlainnya adalah nol disebut dengan matriks diagonal. Contoh :

secara umum matriks n x n bisa ditulis sebagai

Matriks diagonal dapat dibalik dengan menggunakan rumus berikut : =

jika D adalah matriks diagonal dan k adalah angka yang positif maka

=

Contoh : A=

maka =

Page 6: Aljabar Linear

Aljabar linear 6

Matriks SegitigaMatriks segitiga adalah matriks persegi yang di bawah atau di atas garis diagonal utama nol. Matriks segitiga bawahadalah matriks persegi yang di bawah garis diagonal utama nol. Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang diatas garis diagonal utama nol.Matriks segitiga

Matriks segitiga bawah

Teorema•• Transpos pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga atas, dan transpose pada matriks segitiga atas

adalah segitiga bawah.•• Produk pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga bawah, dan produk pada matriks segitiga atas adalah

matriks segitiga atas.•• Matriks segitiga bisa di-inverse jika hanya jika diagonalnya tidak ada yang nol.•• Inverse pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga bawah, dan inverse pada matriks segitiga atas adalah

matriks segitiga atas.Contoh :

Matriks segitiga yang bisa di invers A =

Inversnya adalah =

Matriks yang tidak bisa di invers

B =

Matriks Simetris

Matriks kotak A disebut simetris jika

Contoh matriks simetris

Teorema• Jika A dan B adalah matriks simetris dengan ukuran yang sama, dan jika k adalah skalar maka

adalah simetris A + B dan A - B adalah simetris kA adalah simetris

Page 7: Aljabar Linear

Aljabar linear 7

Jika A adalah matriks simetris yang bisa di invers, maka adalah matriks simetris.Asumsikan bahwa A adalah matriks simetris dan bisa di inverse, bahwa maka :

Yang mana membuktikan bahwa adalah simetris.Produk dan

dan Contoh

A adalah matriks 2 X 3 A =

lalu = =

= =

Jika A adalah Matriks yang bisa di inverse, maka dan juga bisa di inverse

Transpos MatriksYang dimaksud dengan Transpos dari suatu matriks adalah mengubah komponen-komponen dalam matriks, dariyang baris menjadi kolom, dan yang kolom di ubah menjadi baris.Contoh: Matriks

A = ditranspose menjadi AT =

Matriks

B = ditranspose menjadi BT =

Rumus-rumus operasi Transpose sebagai berikut:

1. 2. dan 3. dimana k adalah skalar4.

Page 8: Aljabar Linear

Aljabar linear 8

Determinan

Orde 2x2Determinan adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan real dengan suatu matriksbujursangkar.Sebagai contoh, kita ambil matriks A2x2

A = tentukan determinan A

untuk mencari determinan matrik A maka,detA = ad - bc

Contoh Soal:

A = tentukan determinan A

Jawab:

det(A) = = 1x5 - 4x2 = -3

Orde 3x3

Determinan dengan Ekspansi Kofaktor

Terbagi tiga jenis yaitu:•• Dengan Minor dan Kofaktor•• Dengan Ekspansi Kofaktor Pada Baris Pertama•• Dengan Ekspansi Kofaktor Pada Kolom Pertama

Determinan dengan Minor dan kofaktor

A = tentukan determinan A

Pertama buat minor dari a11

M11 = = detM = a22a33 - a23a32

Kemudian kofaktor dari a11 adalahc11 = (-1)1+1M11 = (-1)1+1a22a33 - a23a32

kofaktor dan minor hanya berbeda tanda Cij=±Mij untuk membedakan apakah kofaktor pada ij adalah + atau - makakita bisa melihat matrik dibawah ini

Begitu juga dengan minor dari a32

Page 9: Aljabar Linear

Aljabar linear 9

M32 = = detM = a11a23 - a13a21

Maka kofaktor dari a32 adalahc32 = (-1)3+2M32 = (-1)3+2 x a11a23 - a13a21

Secara keseluruhan, definisi determinan ordo 3x3 adalahdet(A) = a

11C

11+a

12C

12+a

13C

13

Contoh Soal:

A = tentukan determinan A dengan metode Minor dan kofaktor

Jawab:

c11 = (-1)1+1 = 1 (-3) = -3

c12 = (-1)1+2 = -1 (-8) = 8

c13 = (-1)1+3 = 1 (-7) = -7

det(A) = 1 (-3) + 2 (8) + 3 (-7) = -8

Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Baris Pertama

Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A =

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 - a12 + a13

= a11(a22a33 - a23a32) - a12(a21a33 - a23a31) + a13(a21a32 - a22a31)= a11a22a33 + a12a23a31 + a13a21a32 - a13a22a31 - a12a21a33 - a11a23a32

Contoh Soal:

A = tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor baris pertama

Jawab:

det(A) = = 1 - 2 + 3 = 1(-3) - 2(-8) + 3(-7) = -8

Page 10: Aljabar Linear

Aljabar linear 10

Determinan dengan Ekspansi Kofaktor Pada Kolom Pertama

Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi baris seperti di atas. Tetapi ada satu hal yangmembedakan keduanya yaitu faktor pengali. Pada ekspansi baris, kita mengalikan minor dengan komponen barispertama. Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan minor dengan kompone kolom pertama.Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A =

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 - a21 + a31

= a11(a22a33 - a23a32) - a21(a21a33 - a23a31) + a31(a21a32 - a22a31)= a11a22a33 + a21a23a31 + a31a21a32 - a22(a31)2 - (a21)2a33 - a11a23a32

Contoh Soal:

A = tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor kolom pertama

Jawab:

det(A) = = 1 - 4 + 3 = 1(-3) - 4(-4) + 3(-7) = -8

Metode Sarrus

A = tentukan determinan A

untuk mencari determinan matrik A maka,detA = (aei + bfg + cdh) - (bdi + afh + ceg)

Contoh Soal:

A = tentukan determinan A dengan metode sarrus

Jawab:

det(A) = = (1x5x1 + 2x4x3 + 3x4x2) - (3x5x3 + 2x4x1 + 1x4x2) = 53 - 61 = -8

Page 11: Aljabar Linear

Aljabar linear 11

Determinan Matriks Segitiga Atas (Multi Orde)

Jika A adalah matriks segitiga nxn (segitiga atas, segitiga bawah atau segitiga diagonal) maka adalah hasilkali diagonal matriks tersebut

Contoh

= (2)(-3)(6)(9)(4) = -1296

Adjoint Matriks (Orde 3x3)Bila ada sebuah matriks A3x3

A =

Kofaktor dari matriks A adalahC11 = -12 C12 = 6 C13 = -8C21 = -4 C22 = 2 C23 = -8C31 = 12 C32 = -10 C33 = 8

maka matriks yang terbentuk dari kofaktor tersebut adalah

untuk mencari adjoint sebuah matriks, kita cukup mengganti kolom menjadi baris dan baris menjadi kolom

adj(A) =

Matriks Balikan (Invers)

Orde 2x2JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B A = I , maka B disebut balikan atau inversdari A dan dapat dituliskan ( B sama dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A makadapat dituliskan . Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks tunggal (singular). Jikamatriks B dan C adalah invers dari A maka B = C.

Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc ≠ 0

Dengan Rumus =

Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-invers dan

Page 12: Aljabar Linear

Aljabar linear 12

Contoh 1: Matriks

A = dan B =

AB = = = I (matriks identitas)

BA = = = I (matriks identitas)

Maka dapat dituliskan bahwa (B Merupakan invers dari A)Contoh 2: Matriks

A = dan B =

AB = =

BA = =

Karena AB ≠ BA ≠ I maka matriks A dan matriks B disebut matriks tunggal.Contoh 3: Matriks

A =

Tentukan Nilai dari A-1

Jawab:

Contoh 4: Matriks

A = , B = , AB =

Dengan menggunakan rumus, maka didapatkan

, ,

Maka

=

Ini membuktikan bahwa

Orde 3x3

A =

kemudian hitung kofaktor dari matrix AC11 = 12 C12 = 6 C13 = -16C21 = 4 C22 = 2 C23 = 16C31 = 12 C32 = -10 C33 = 16menjadi matrix kofaktor

Page 13: Aljabar Linear

Aljabar linear 13

cari adjoint dari matrix kofaktor tadi dengan mentranspose matrix kofaktor di atas, sehingga menjadi

adj(A) =

dengan metode Sarrus, kita dapat menghitung determinan dari matrix A

Penyelesaian persamaan linier dengan menggunakan matriks (Orde 3x3)

Metode Cramerjika Ax = b adalah sebuah sistem linear n yang tidak di ketahui dan det(A)≠ 0 maka persamaan tersebut mempunyaipenyelesaian yang unik

dimana A j adalah matrik yang didapat dengan mengganti kolom j dengan matrik bContoh soal: Gunakan metode cramer untuk menyelesaikan persoalan di bawah ini

x1

+ 2x3

= 6

-3x1 + 4x2 + 6x3 = 30-x

1 - 2x

2 + 3x

3 = 8

Jawab: bentuk matrik A dan b

A = b =

kemudian ganti kolom j dengan matrik b

A1

= A2

= A3

=

dengan metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan dari matrik-matrik di atas

maka,

Page 14: Aljabar Linear

Aljabar linear 14

R=Er...E2 E1 Adan,

det(R)=det(Er)...det(E

2)det(E

1)det(E

A)

Jika A dapat di-invers, maka sesuai dengan teorema equivalent statements , maka R = I, jadi det(R) = 1 ≠ 0 dandet(A) ≠ 0. Sebaliknya, jika det(A) ≠ 0, maka det(R) ≠ 0, jadi R tidak memiliki baris yang nol. Sesuai denganteorema R = I, maka A adalah dapat di-invers. Tapi jika matrix bujur sangkar dengan 2 baris/kolom yang proposionaladalah tidak dapat diinvers.Contoh Soal :

A=

karena det(A) = 0. Maka A adalah dapat diinvers.

Sistem Linear Dalam Bentuk Ax = λxdalam sistem aljabar linear sering ditemukan

Ax = λx ; dimana λ adalah skalar

sistem linear tersebut dapat juga ditulis dengan λx-Ax=0, atau dengan memasukkan matrix identitas menjadi

(λI - A) x = 0

contoh:

diketahui persamaan linear

x1 + 3x

2 = λx

1 4x

1 + 2x

2 = λx

2

dapat ditulis dalam bentuk

= λ

yang kemudian dapat diubah

A = dan x =

yang kemudian dapat ditulis ulang menjadi

λ

λ

sehingga didapat bentuk

λ I - A =

Page 15: Aljabar Linear

Aljabar linear 15

namun untuk menemukan besar dari λ perlu dilakukan operasi

det (λ I - A) = 0 ;λ adalah eigenvalue dari A

dan dari contoh diperoleh

det (λ I - A) = = 0

atau λ^2 - 3λ - 10 = 0dan dari hasil faktorisasi di dapat λ1 = -2 dan λ2 = 5dengan memasukkan nilai λ pada persamaan (λ I - A) x = 0, maka eigenvector bisa didapat bila λ = -2 makadiperoleh

dengan mengasumsikan x2 = t maka didapat x1 = t

x =

Vektor dalam Ruang Euklidian

Euklidian dalam n-RuangVektor di dalam n-Ruang Definisi : Jika n adalah sebuah integer positif, sebuah n- grup topel adalah sekuens dari nbilangan real (a1.a2.....an). Set dari semua grup yang terdiri dari n- grup topel dinamakan n-ruangdan dituliskansebagai Rn.Jika n = 2 atau 3, sudah menjadi kebiasaan untuk menggunakan istilah grup pasangan dan grup dari tiga secararespektif, daripada 2-grup topel atau 3- grup topel. Keitka n = 1, setiap n – grup topel terdiri dari satu bilangan real,sehingga R1 bisa dilihat sebagai set dari bilangan real. Kita akan menuliskan R daripada R1 pada set ini.Mungkin kita telah mmepelajari dalam bahan 3-ruang symbol dari (a1, a2, a3) mempunyai dua interpretasi geometrisyang berbeda : ini bisa diinterpretasikan sebagai titik, yang dalam kasus ini a2, a2, a3 merupakan koordinat, atau inibisa diinterpretasikan sebagai vector, dimana a1, a2, a3 merupakan komponen vector. Selanjutnya kita bisa melihatbahwa n – grup topel (a1, a2, ...., an) bisa dilihat sebagai antara sebuah “poin umum” atau “vector umum”- perbedaanantara keduanya tidak penting secara matematis. Dan juga kita bisa menjelaskan 5- topel (-2, 4, 0 ,1 ,6) antara poindalam R5 atau vector pada R5.

u1

= v1

u2 = v

2 u

n = v

n

Penjumlahan u + v didefinisikan oleh

u + v = (u1 + v1, u2 + v2, ...., un + vn)Dan jika k adalah konstanta scalar, maka perkalian scalar ku didefinisikan oleh

ku = (k u1, k u2,...,k un)Operasi dari pertambahan dan perkalian scalar dalam definisi ini disebut operasi standar untuk Rn Vektor nol dalamRn didenotasikan oleh 0 dan difenisikan ke vektor

0 = (0, 0,...., 0)

Page 16: Aljabar Linear

Aljabar linear 16

Jika u = (u1, u2, ...., un) dalam setiap vector dalam Rn, maka negative (atau invers aditif) dari u dituliskan oleh –udan dijelaskan oleh

-u = (-u1, -u2, ...., -un)

Perbedaan dari vector dalam Rn dijelaskan olehv – u = v + (-u)

atau, dalam istilah komponen,v – u = (v1-u1, v2-u2, ...., vn-un)

Sifat-sifat dari vektor dalam

jika , , dan adalah vektor dalam sedangkan kdan m adalah skalar, maka :(a) u + v = v + u(b) u + 0 = 0 + u = u(c) u + (v + w) = (u + v) + w(d) u + (-u) = 0 ; berarti, u - u = 0(e) k (m u) = (k m) u(f) k (u + v) = k u + k v(g) (k + m) u = k u + m u(h) 1u = uPerkalian dot product didefinisikan sebagai

Contoh Penggunaan Vektor dalam Ruang Dimensi Tinggi• Data Eksperimen – Ilmuwan melakukan experimen dan membuat n pengukuran numeris setiap eksperimen

dilakukan. Hasil dari setiap experiment bisa disebut sebagai vector dalam dalamsetiap adalah nilai yang terukur.

• Penyimpanan dan Gudang – Sebuah perusahaan transportasi mempunyai 15 depot untuk menyimpan danmereparasi truknya. Pada setiap poin dalam waktu distribusi dari truk dalam depot bisa disebut sebagai 15-topel

dalam setiap adalah jumlah truk dalam depot pertama dan adalah jumlah padadepot kedua., dan seterusnya.

• Rangkaian listrik – Chip prosesor didesain untuk menerima 4 tegangan input dan mengeluarkan 3 teganganoutput. Tegangan input bisa ditulis sebagai vector dalam dan tegangan output bisa ditulis sebagai . Lalu,chip bisa dilihat sebgai alat yang mengubah setiap vektor input dalam ke vectorkeluaran dalam .

• Analisis citra – Satu hal dalam gambaran warna dibuat oleh layar komputer dibuat oleh layar komputer denganmenyiapkan setiap [pixel] (sebuah titik yang mempunyai alamat dalam layar) 3 angka yang menjelaskan hue,saturasi, dan kecerahan dari pixel. Lalu sebuah gambaran warna yang komplit bisa diliahat sebgai 5-topel daribentuk dalam x dan y adalah kordinat layar dari pixel dan h,s,b adalah hue, saturation, danbrightness.

• Ekonomi – Pendekatan kita dalam analisis ekonomi adalah untuk membagi ekonomidalam sector (manufaktur,pelayanan, utilitas, dan seterusnya ) dan untuk mengukur output dari setiap sector dengan nilai mata uang. Dalamekonomi dengan 10 sektor output ekonomi dari semua ekonomi bisa direpresentasikan dngan 10-topel

dalam setiap angka adalah output dari sektor individual.• Sistem Mekanis – Anggaplah ada 6 partikel yang bergerak dalam garis kordinat yang sama sehingga pada waktu

t koordinat mereka adalah dan kecepatan mereka adalah . Informasi ini bisa

Page 17: Aljabar Linear

Aljabar linear 17

direpresentasikan sebagai vector

Dalam . Vektor ini disebut kondisi dari sistempartikel pada waktu t.• Fisika - Pada teori benang komponen paling kecil dan tidak bisa dipecah dari Jagat raya bukanlah partikel tetapi

loop yang berlaku seperti benang yang bergetar. Dimana jagat waktu Einstein adalah 4 dimensi, sedangkanbenang ada dalam dunia 11-dimensi

Menemukan norm dan jarakMenghitung Panjang vektor u dalam ruang

jika u = Maka Panjang vektor u

dan Menghitung jarak antara vektor u dengan vektor v

Bentuk Newtoninterpolasi polinominal p(x)=anxn+an-1xn-1+...+a1x+a0 adalah bentuk standar. Tetapi ada juga yang menggunakanbentuk lain . Contohnya , kita mencari interpolasi titik dari data (x0,y0),(x1,y1),(x2,y2),(x3,y3).Jika kita tuliskan P(x)=a3x3+a2x2+a1x+a0bentuk equivalentnya : p(x)=a3(x-x0)3+p(x)=a2(x-x0)2+p(x)=a1(x-x0)+a0dari kondisi interpolasi p(x0)=yo maka didapatkan a0=yo , sehingga dapat kita tuliskan menjadip(x)=b3(x-x0)(x-x1)(x-x2)+b2(x-x0)(x-x1)+b1(x-x0)+b0 inilah yang disebut newton form dari interpolasi , sehinggakita dapatkan :p(x0)=b0p(x1)=b1h1+b0p(x2)=b2(h1+h2)h2+b1(h1+h2)+b0p(x3)=b3(h1+h2+h3)(h2+h3)h3+b2(h1+h2+h3)(h2+h3)+b1(h1+h2+h3)+b0sehingga jika kita tuliskan dalam bentuk matrix:

Operator RefleksiBerdasarkan operator T:R2 -> R2 yang memetakan tiap vektor dalam gambaran simetris terhadap sumbu y,dimisalkan w=T(x), maka persamaan yang berhubungan dengan x dan w adalah:x1 = -x = -x + 0y

x2 = y = 0x + y

atau dalam bentuk matrik :

Secara umum, operator pada R2 dan R3 yang memetakan tiap vektor pada gambaran simetrinya terhadap beberapagaris atau bidang datar dinamakan operator refleksi. Operator ini bersifat linier.

Page 18: Aljabar Linear

Aljabar linear 18

Operator ProyeksiBerdasarkan operator T:R2 -> R2 yang memetakan tiap vektor dalam proyeksi tegak lurus terhadap sumbu x,dimisalkan w=T(x), maka persamaan yang berhubungan dengan x dan w adalah:x1 = x = x + 0y

x2 = 0 = 0x + 0y

atau dalam bentuk matrik :

Persamaan tersebut bersifat linier, maka T merupakan operator linier dan matrikx T adalah:

Secara umum, sebuah operator proyeksi pada R2 dan R3 merupakan operator yang memetakan tiap vektor dalamproyeksi ortogonal pada sebuah garis atau bidang melalui asalnya.

Operator RotasiSebuah operator yang merotasi tiap vektor dalam R2 melalui sudut ɵ disebut operator rotasi pada R2. Untuk melihatbagaimana asalnya adalah dengan melihat operator rotasi yang memutar tiap vektor searah jarum jam melalui sudutɵ positif yang tetap. Unutk menemukan persamaan hubungan x dan w=T(x), dimisalkan ɵ adalah sudut dari sumbu xpositif ke x dan r adalah jarak x dan w. Lalu, dari rumus trigonometri dasar x = r cos Θ ; y = r cos Θ dan w1 = r cos(ɵ + ɸ) ; w2= r sin (ɵ + ɸ)Menggunakan identitas trigonometri didapat:w1 = r cos ɵ cos ɸ - r sin ɵ sin ɸw2 = r sin ɵ cos ɸ + r cos ɵ sin ɸkemudian disubtitusi sehingga:w1 = x cos Θ - y sin Θw2 = x sin Θ + y cos ΘPersamaan di atas merupakan persamaan linier, maka T merupakan operator linier sehingga bentuk matrik dari

persamaan di atas adalah:

Interpolasi PolinomialDengan menganggap masalah pada interpolasi polinomial untuk deret n + 1 di titik (x0,y0)...., (xn,yn). Maka, kitadiminta untuk menemukan kurva p(x) = am + am-1 + ... + a1x + a0 dari sudut minimum yang melewatisetiap dari titik data. Kurva ini harus memenuhi

Page 19: Aljabar Linear

Aljabar linear 19

karena xi diketahui, ini akan menuju pada sistem matrik di bawah ini

=

Ingat bahwa ini merupakan sistem persegi dimana n = m. Dengan menganggap n = m memberikan sistem di bawahini untuk koefisien interpolasi polinomial p(x):

= (1)

Matrix di atas diketahui sebagai Matrix Vandermonde; kolom j merupakan elemen pangkat j-1. Sistem linier pada(1) disebut menjadi Sistem Vandermonde.Contoh soal: Cari interpolasi polinomial pada data (-1,0),(0,0),(1,0),(2,6) menggunakan Sistem Vandermonde.

Jawab: Bentuk Sistem Vandermonde(1): =

Untuk data di atas, kita mempunyai =

Untuk mendapatkan solusinya, digunakan Gaussian Elimination

Baris ke-2, ke-3, dan ke-4 dikurangi baris pertama

Baris ke-3 dibagi dengan 2, sedangkan baris ke-4 dibagi dengan 3

Page 20: Aljabar Linear

Aljabar linear 20

Baris ke-3 dikurangi baris ke-2

Baris ke-4 dikurangi baris ke-2

Baris ke-4 dibagi dengan 2

Baris ke-4 dikurangi baris ke-3

Didapatkan persamaan linier dari persamaan matrix di atas

Jadi, interpolasinya adalah