Akuntansi Pajak

20
SAAT TRANSAKSI 1. Penjualan barang dag kpd selain Pemungut PPN Penjualan kas: PT. A (PKP), menjual barang dagangan (mesin) kepada PT. B dengan harga jual Rp 110 juta. Tunai : Kas 121,000,000 Penjualan 110,000,000 PPN-PK 11,000,000 2. Penjualan barang dag kpd Pemungut PPN PT. A (PKP), menjual barang dagangan (mesin) kepada PEMDA Sleman dengan kontrak jual beli termasuk PPN senilai Rp 121 juta. Kas 108,350,000 UM-PPh Pasal 22 dipungut 1,650,000 PPN Dipungut pihak lain 11,000,000 Penjualan 110,000,000 PPN-PK 11,000,000 3. Pembelian bahan/barang dag. PT. A (PKP), membeli barang persediaan (mesin) dari PT. C (PKP-pabrikan mesin) dengan harga beli 60 juta Pembelian kas/tunai Pembelian/Persediaan 60,000,000 PPN - PM 6,000,000 Kas 66,000,000

description

soal pajak

Transcript of Akuntansi Pajak

Page 1: Akuntansi Pajak

SAAT TRANSAKSI

1. Penjualan barang dag kpd selain Pemungut PPN

Penjualan kas:PT. A (PKP), menjual barang dagangan (mesin) kepada PT. B dengan harga jual Rp 110 juta.

Tunai :Kas 121,000,000

Penjualan 110,000,000 PPN-PK 11,000,000

2. Penjualan barang dag kpd Pemungut PPN

PT. A (PKP), menjual barang dagangan (mesin) kepada PEMDA Sleman dengan kontrak jual beli termasuk PPN senilai Rp 121 juta.

Kas 108,350,000 UM-PPh Pasal 22 dipungut 1,650,000 PPN Dipungut pihak lain 11,000,000

Penjualan 110,000,000 PPN-PK 11,000,000

3. Pembelian bahan/barang dag.

PT. A (PKP), membeli barang persediaan (mesin) dari PT. C (PKP-pabrikan mesin) dengan harga beli 60 juta

Pembelian kas/tunai

Pembelian/Persediaan 60,000,000 PPN - PM 6,000,000

Kas 66,000,000

Page 2: Akuntansi Pajak

Pembelian kredit

Pembelian/Persediaan 60,000,000 PPN - PM 6,000,000

Hut. Usaha/Dag 66,000,000

Jurnal pengkreditan PM thdp PK .

transaksi tunai:PPN - PK 6,000,000

PPN-PM 6,000,000 pembayaran PPNPPN - PK 5,000,000

Kas 5,000,000

BILA ADA PEMBELIAN AKTIVA LAIN, tunai

Kendaraan 30,000,000 PPN-PM 3,000,000

Kas 33,000,000

pengkreditanPPN - PK 9,000,000

PPN-PM 9,000,000 pembayaran PPNPPN - PK 2,000,000

Kas 2,000,000

saldo PK 11,000 saldo PPN - PM:dr beli brg dag 6,000 dr beli kendaraan 3,000

9,000 kurang bayar 2,000

4. Penerimaan/pendapatan di luar usaha:

Penerimaan bunga pinjaman:

Kas 850 UM-PPh Pasal 23 150

Pendapatan Bunga pinjaman 1,000

Penerimaan sewa bangunanKas 1,000 PPh Pasal 4(2) 100

Pendapatan sewa bangunan 1,000 PPN - PK 100

Page 3: Akuntansi Pajak

Menyewakan mesinPiutang sewa mesin 1,100

PPN - PK 100 Pendapatan sewa mesin 1,000

Kas 1,080 UM-PPh pasal 23 20

Piutang sewa mesin 1,100

5. Pembebanan/pembayaran biaya

1) Beban tenaga kerja

a. PPh 21 dipotong dr penghasilan karyawan:

Beban Gaji 11,000,000 Beban Tunjangan 1,000,000

Kas/Hutang Ph Karyawan 10,522,833 Hutang PPh pasal 21-karyawan 1,477,167

Hutang PPh 21-karyawan 1,477,167 Kas 1,477,167

b. Ditanggung perusahaanBeban karyawan 11,000,000 Beban tunjangan 1,000,000 Beban PPh pasal 21-karyawan (NDE) 1,477,167

Kas 12,000,000 Hutang PPh pasal 21-karyawan 1,477,167

Hutang PPh 21-karyawan 1,477,167 Kas 1,477,167

c. Diberikan tunjangan sebagian, sisa dr ph karyawanBeban karyawan 11,000,000 Beban tunjangan 1,000,000 Beban tunjangan PPh 21 (DE) 1,000,000

Kas 11,272,833 Hutang PPh pasal 21-karyawan 1,727,167

Hutang PPh 21-karyawan 1,727,167 Kas 1,727,167

d. Diberikan tunjangan PPh 21 = besarnya PPh 21Beban karyawan 11,000,000 Beban Tunjangan 1,000,000 Beban tunjangan PPh 21 (DE) 1,969,542

Kas 12,000,000 Hutang PPh pasal 21-karyawan 1,969,542

Hutang PPh 21-karyawan 1,969,542 Kas 1,969,542

1,378,679 590,863 2) Beban sewa, bunga, dll

Beban Sewa Kantor 5,000 PPN - PM 500

Kas 5,000 Hutang PPh 4(2)-pihak lain 500

Hutang PPh 4(2)-pihak lain 500 Kas 500

Sewa kepada orang pribadi (bukan PKP) yg mau dipotong pajakBeban Sewa Kantor 5,000

Kas 4,500 Hutang PPh 4(2)-pihak lain 500

Page 4: Akuntansi Pajak

Sewa kepada orang pribadi (bukan PKP) yang tidak mau dipotong pajakBeban Sewa secara gross-upBeban Sewa Kantor 5,556

Kas 5,000 Hutang PPh 4(2)-pihak lain 556

100/90 x 5.000 = 5.556

Page 5: Akuntansi Pajak

3) Pembayaran Imbalan jasa 2010

Beban Jasa Konsultan 100,000 PPN-PM 10,000

Kas 108,000 Hutang PPh 23-pihak lain 2,000

Bangunan/Biaya Pembangunan Kantor 900,000 PPN-PM 90,000

Kas 963,000 Hutang PPh 4(2)-pihak lain 27,000

Pengusaha Jasa Konstruksi : Kualifikasi Menengah

4) Pembayaran Dividen (pengumuman pemberian dividen)

Laba Ditahan 100,000 Hutang Dividen 85,000 Hutang PPh Psl 23 15,000

5) Pembayaran PPh Pasal 25

UM-PPh Pasal 25 5,000 Kas 5,000

> Pencatatan PPh Badan terutang setelah rekonsiliasi fiskal :

Beban Pajak Kini - Tidak Final 50,000 Hutang PPh Badan 50,000

> Pengkreditan PPh yg sudah dibayarkan selama setahun:

Hutang PPh badan 35,000 UM-PPh 22 10,000 UM-PPh 23 15,000 UM-PPh 25 5,000 FLN 5,000

> Pembayaran PPh Pasal 29, pl 25 maret

Hutang PPh Badan 15,000 Kas 15,000

Page 6: Akuntansi Pajak
Page 7: Akuntansi Pajak
Page 8: Akuntansi Pajak
Page 9: Akuntansi Pajak
Page 10: Akuntansi Pajak
Page 11: Akuntansi Pajak

FINANCIAL LEASE

Pembayaran 4,000 di awal tk bunga 10%periode 4PV pembayaran 13,947 3,487

SALDO POKOK BUNGA TOTAL 0 13,947 - ### - 1 9,947 4,000 - 4,000 2 6,942 3,005 995 4,000 3 3,636 3,306 694 4,000 4 - 3,636 364 4,000 Jumlah 13,947 2,053 16,000

JURNAL AKUNTANSI KOMERSIAL

Tanggal PT. ABC (LESSOR) PT. DEF (LESSEE)

1/5/2001 Piutang SGU 16,000 Mesin - SGU 13,947 Pendapatan Bunga yg blm diakui 2,053 Utang SGU 13,947 Penyerahan Mesin - SGU 13,947

Kas 4,000 Utang SGU 4,000 Piutang SGU 4,000 Kas 4,000

31/12/2001 Pendapatan bunga yg blm diakui 995 Beban Bunga 995 Pendapatan bunga 995 Utang Bunga 995

1/5/2002 Kas 4,000 Utang Bunga 995 Piutang SGU 4,000 Utang SGU 3,005

Kas 4,000

31/12/2002 Pendapatan bunga yg blm diakui 694 Beban Bunga 694 Pendapatan bunga 694 Utang Bunga 694

1/5/2003 Kas 4,000 Utang Bunga 694 Piutang SGU 4,000 Utang SGU 3,306

Kas 4,000

31/12/2003 Pendapatan bunga yg blm diakui 364 Beban Bunga 364 Pendapatan bunga 364 Utang Bunga 364

1/5/2004 Kas 4,000 Utang Bunga 364 Piutang SGU 4,000 Utang SGU 3,636

Kas 4,000

saldo piutang SGUsado awal saldo akhir rata-rata Saldo Max Saldo Beban

2001 - 12,000 6,000 150 - 150 2002 12,000 8,000 10,000 250 150 100 2003 8,000 4,000 6,000 150 250 (100)2004 4,000 - 2,000 - 150 (150)

Pembentukan Cadangan Piutang TT ( sesuai fiskal) Pembebanan (alokasi biaya) Mesin - SGU LESSOR LESSEE

31/12/2001 Beban Piutang TT 150 Beban Depresiasi Mesin SGU 3,487 Cadangan Piutang TT 150 Mesin - SGU 3,487

31/12/2002 Beban Piutang TT 100 Beban Depresiasi Mesin SGU 3,487 Cadangan Piutang TT 100 Mesin - SGU 3,487

31/12/2003 Cadangan Piutang TT 100 Beban Depresiasi Mesin SGU 3,487 Penghasilan /penurunan ckp 100 Mesin - SGU 3,487

31/12/2004 Cadangan Piutang TT 150 Beban Depresiasi Mesin SGU 3,487 Penghasilan /penurunan ckp 150 Mesin - SGU 3,487

Page 12: Akuntansi Pajak

PSAK 46AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

è Perlakuan Akuntansi atas Beda Waktu

NERACA > Aktiva Pajak Tangguhan (APT) / Deferred Tax Asset (DTA)> Kewajiban Pajak Tangguhan (KPT) / Deferred Tax Liability (DTL)

LAP. LABA RUGI > Penghasilan Pajak Tangguhan (PPT) / Deferred Tax Income (DTI)> Beban Pajak Tangguhan (BPT) / Deferred Tax Expense (DTE)

30 35

Pendekatan Neraca 1. Bandingkan NB Akuntansi dg NB Fiskal

Akuntansi Pajak Neraca100 25 75 NBA > NBF KPT

Pos Debet

Akuntansi Pajak Neraca75 100 NBA < NBF APT25 Pos Debet

Akuntansi Pajak Neraca25 100 75 NBA > NBF APT

Pos Kredit

Akuntansi Pajak Neraca75 100 NBA < NBF KPT25 Pos Kredit

2. Hitung besarnya Pajak Tangguhan = Tarif Ps. 17 x selisih = 30% x 25 = 7,5

3. Bandingkan besarnya Pajak Tangguhan dengan saldo tahun lalu

Kondisi Jurnal

APT naik D Aktiva Pajak Tangguhan xxxK Penghasilan Pajak Tangguhan xxx

APT turun D Beban Pajak Tangguhan xxxK Aktiva Pajak Tangguhan xxx

KPT naik D Beban Pajak Tangguhan xxxK Kewajiban Pajak Tangguhan xxx

(untuk menyederhanakan hitungan, langsung kita pakai 30%)

Page 13: Akuntansi Pajak

KPT turun D Kewajiban Pajak Tangguhan xxxK Penghasilan Pajak Tangguhan xxx

Pendekatan Laba Rugi

1. Identifikasi Koreksi Fiskal : Beda Waktu

2. Tentukan Beda Waktu tersebut Koreksi Positif atau Koreksi Negatif

Koreksi Akun Perbandingan L/R+ penghasilan akt < pajak Penghasilan Pajak Tangguhan

biaya akt > pajak Penghasilan Pajak Tangguhan- penghasilan akt > pajak Beban Pajak Tangguhan

biaya akt < pajak Beban Pajak Tangguhan

3. Hitung pajak tangguhan = tarif ps. 17 x koreksi fiskal(untuk menyederhanakan hitungan, langsung kita pakai 30%)

4. APT / KPT merujuk pada saldo APT / KPT tahun sebelumnya

Page 14: Akuntansi Pajak

0CONTOH SEDERHANA PENERAPAN PSAK 46

Sepeda motor dibeli 2 Januari 2001 dengan harga perolehan Rp 10.000.000,00Umur ekonomis ditetapkan 5 tahun. Sepeda motor termasuk Kelompok 1 (4 tahun)

Akhir Thn NB Akt NB Fiskal Selisih BIAYA PenyusutanAkuntansi Fiskal Koreksi

10,000,000 10,000,000 - 2001 8,000,000 7,500,000 500,000 2,000,000 2,500,000 (500,000)2002 6,000,000 5,000,000 1,000,000 2,000,000 2,500,000 (500,000)2003 4,000,000 2,500,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 (500,000)2004 2,000,000 - 2,000,000 2,000,000 2,500,000 (500,000)2005 - - - 2,000,000 - 2,000,000

10,000,000 10,000,000 -

2001 0Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal 8,000,000 500,000 7,500,000

x 30%

150,000 Kewajiban PT (Kredit)

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

Pendekatan Laba RugiSelisih

Biaya : Pajak > Akuntansi => Laba : Pajak < Akuntansi 500,000 (Koreksi Negatif) x 30%

PPh : Pajak < Akuntansi 150,000

Beban Pajak Tangguhan (Debet) 150,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

2002Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal 6,000,000 1,000,000 5,000,000

x 30%

300,000

Page 15: Akuntansi Pajak

Kewajiban PT (Kredit)KPT 2001 150,000 KPT 2002 150,000

300,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

Pendekatan Laba RugiSelisih

Biaya : Pajak > Akuntansi => Laba : Pajak < Akuntansi 500,000 (Koreksi Negatif) x 30%

PPh : Pajak < Akuntansi 150,000

Beban Pajak Tangguhan (Debet) 150,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

2003Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal 4,000,000 1,500,000 2,500,000

x 30%

450,000 Kewajiban PT (Kredit)

KPT 2001 150,000 KPT 2002 150,000 KPT 2003 150,000

450,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

Pendekatan Laba RugiSelisih

Biaya : Pajak > Akuntansi => Laba : Pajak < Akuntansi 500,000 (Koreksi Negatif) x 30%

PPh : Pajak < Akuntansi 150,000

Beban Pajak Tangguhan (Debet) 150,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

2004Pendekatan Neraca

Page 16: Akuntansi Pajak

Akuntansi Fiskal 2,000,000 2,000,000 -

x 30%

600,000 Kewajiban PT (Kredit)

KPT 2001 150,000 KPT 2002 150,000 KPT 2003 150,000 KPT 2004 150,000

600,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

Pendekatan Laba RugiSelisih

Biaya : Pajak > Akuntansi => Laba : Pajak < Akuntansi 500,000 (Koreksi Negatif) x 30%

PPh : Pajak < Akuntansi 150,000

Beban Pajak Tangguhan (Debet) 150,000

Beban PT 150,000 Kewajiban PT 150,000

2005Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal - -

- Kewajiban PT (Debet)

KPT 2001 150,000 KPT 2002 150,000 KPT 2003 150,000 KPT 2004 150,000 KPT 2005 (600,000)

- Kewajiban PT 600,000

Penghasilan PT 600,000

Pendekatan Laba RugiSelisih

Biaya : Pajak < Akuntansi => Laba : Pajak > Akuntansi 2,000,000

Page 17: Akuntansi Pajak

(Koreksi Positif) x 30%PPh : Pajak > Akuntansi 600,000

Penghasilan Pajak Tangguhan (Kredit) 600,000

Kewajiban PT 600,000 Penghasilan PT 600,000

Page 18: Akuntansi Pajak

CONTOH SEDERHANA PENERAPAN PSAK 46

PT. ABC membeli komputer 2 Januari 2001 dengan harga perolehan Rp 12.000.000,00Umur ekonomis ditetapkan 3 tahun. Komputer termasuk Kelompok 1 (4 tahun)

Akhir Thn NB Akt NB Fiskal Selisih PenyusutanAkuntansi Fiskal Koreksi

12,000,000 12,000,000 2001 8,000,000 9,000,000 (1,000,000) 4,000,000 3,000,000 1,000,000 2002 4,000,000 6,000,000 (2,000,000) 4,000,000 3,000,000 1,000,000 2003 - 3,000,000 (3,000,000) 4,000,000 3,000,000 1,000,000 2004 - - - - 3,000,000 (3,000,000)

12,000,000 12,000,000 -

2001Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal 8,000,000 9,000,000 1,000,000 x 30%

300,000 Aktiva PT (debet)

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2002Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal 4,000,000 6,000,000 2,000,000 x 30%

600,000 Aktiva PT (debet)APT 2001 300,000 APT 2002 300,000

600,000

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2003Pendekatan Neraca

Page 19: Akuntansi Pajak

Akuntansi Fiskal - 3,000,000 3,000,000 x 30%

900,000 Aktiva PT (debet)APT 2001 300,000 APT 2002 300,000 APT 2003 300,000

900,000

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2004Pendekatan Neraca

Akuntansi Fiskal - -

APT 2001 300,000 APT 2002 300,000 APT 2003 300,000 APT 2004 (900,000)

-

Beban PT 900,000 Aktiva PT 900,000

Pendekatan Laba Rugi2001 Selisih

Biaya : Pajak < Akuntansi => Laba : Pajak > Akuntansi 1,000,000 (Koreksi Positif) x 30%

PPh : Pajak > Akuntansi 300,000

Penghasilan Pajak Tangguhan (Kredit) 300,000

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2002 Selisih

Page 20: Akuntansi Pajak

Biaya : Pajak < Akuntansi => Laba : Pajak > Akuntansi 1,000,000 (Koreksi Positif) x 30%

PPh : Pajak > Akuntansi 300,000

Penghasilan Pajak Tangguhan (Kredit) 300,000

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2003 SelisihBiaya : Pajak < Akuntansi => Laba : Pajak > Akuntansi 1,000,000

(Koreksi Positif) x 30%PPh : Pajak > Akuntansi 300,000

Penghasilan Pajak Tangguhan (Kredit) 300,000

Aktiva PT 300,000 Penghasilan PT 300,000

2004 SelisihBiaya : Pajak > Akuntansi => Laba : Pajak < Akuntansi 3,000,000

(Koreksi Negatif) x 30%PPh : Pajak < Akuntansi 900,000

Beban Pajak Tangguhan (Debet) 900,000

Beban PT 900,000 Aktiva PT 900,000