analisis akuntansi pajak

21
ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT ASURANSI JASARAHAJA PUTERA CABANG MEDAN Oleh Marnoko Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNPAB ABSTRAK PT Asuransi Jasa Raharja Putera Cabang Medan merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang asuransi sosial di lingkungan departemen keuangan, perusahaan mempekerjakan banyak karyawan yang mana tingkat jabatannya berbeda-beda dalam penetapan perhitungan pajak penghasilan berupa gaji dan upah karyawan berdasarkan rekapitulasi gaji. Penelitian in iakan menjawab permasalahan adalah ”apakah perusahaan sudah melakukan pemotongan pajak penghasilan telah sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku?” Data diperoleh dengan metode wawancara, observasi dan teknik analisa data menggunakan analisis data statistik deskriptif yaitu pengumpulan, merangkumkan serta menginterprestasikan data-data, salanjutnya diolah sehingga dapat menghasilkan gambaran yang jelas, dari masalah yang sedang dibahas. Statistic deskriptif yang digunakan adalah untuk menghitung nilai rata-rata/mean. Hasil penelitian yang dilakukan di PT Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan, bahwa perusahaan dalam hal ini sudah menerapkan semua perhitungan PPh Pasal 21, akan tetapi perhitungan PPh terutang Pasal 21 masih terdapat kurang bayar, hal ini diketahui adanya perbedaaan jumlah yang terdapat di SPT dengan PPh yang terdapat pada rekapitulasi gaji karyawan. Key word : Pajak Penghasilan Pasal 21 PENDAHULUAN Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak, sebagaimana menurut R Santoro Brotodihardjo antara lain melihat defenisi dari P.J.A Andriani sebagai berikut “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Pajak penghasilan merupakan sumber penerimaan negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Tata cara pemungutan pajak penghasilan telah diatur dengan undang-undang sehingga dapat memberikan kepastian hukum sesuai dengan kehidupan dalam negara yang berdasarkan hukum.

Transcript of analisis akuntansi pajak

Page 1: analisis akuntansi pajak

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PTASURANSI JASARAHAJA PUTERA CABANG MEDANOlehMarnokoStaf Pengajar Fakultas Ekonomi UNPABABSTRAKPT Asuransi Jasa Raharja Putera Cabang Medan merupakan perusahaanBUMN yang bergerak dalam bidang asuransi sosial di lingkungan departemenkeuangan, perusahaan mempekerjakan banyak karyawan yang mana tingkatjabatannya berbeda-beda dalam penetapan perhitungan pajak penghasilan berupagaji dan upah karyawan berdasarkan rekapitulasi gaji. Penelitian in iakanmenjawab permasalahan adalah ”apakah perusahaan sudah melakukanpemotongan pajak penghasilan telah sesuai dengan Undang-undang perpajakanyang berlaku?”Data diperoleh dengan metode wawancara, observasi dan teknik analisadata menggunakan analisis data statistik deskriptif yaitu pengumpulan,merangkumkan serta menginterprestasikan data-data, salanjutnya diolah sehinggadapat menghasilkan gambaran yang jelas, dari masalah yang sedang dibahas.Statistic deskriptif yang digunakan adalah untuk menghitung nilai rata-rata/mean.Hasil penelitian yang dilakukan di PT Asuransi Jasaraharja PuteraCabang Medan, bahwa perusahaan dalam hal ini sudah menerapkan semuaperhitungan PPh Pasal 21, akan tetapi perhitungan PPh terutang Pasal 21 masihterdapat kurang bayar, hal ini diketahui adanya perbedaaan jumlah yang terdapatdi SPT dengan PPh yang terdapat pada rekapitulasi gaji karyawan.Key word : Pajak Penghasilan Pasal 21PENDAHULUANSumber pendapatan negara yang berasal dari pajak, sebagaimana menurutR Santoro Brotodihardjo antara lain melihat defenisi dari P.J.A Andriani sebagaiberikut “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutangoleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidakmendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalahuntuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugasnegara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Pajak penghasilan merupakansumber penerimaan negara yang berasal dari pendapatan rakyat. Tata carapemungutan pajak penghasilan telah diatur dengan undang-undang sehingga dapatmemberikan kepastian hukum sesuai dengan kehidupan dalam negara yangberdasarkan hukum.Secara umum pajak dikenakan atas subjek pajak dan objek pajak menurutVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408jenis pajaknya masing-masing suatu perusahaan akan memerlukanfaktor produksi yang berguna untuk menghasilkan barang atau jasa yang akandipasarkan kepada konsumen.Pemotongan atau pemungutan atas pajak penghasilan pihak lain padaumumnya dilakukan pada saat pihak lain tersebut melakukan transaksi denganpemotongan atau pemungut. Pajak semacam ini merupakan beban operasiperusahaan dan jumlahnya relatif besar. Seluruh pajak karyawan dikenakan kepadapemberi penghasilan dan merupakan kewajiban pada saat gaji dibayar kepadakaryawan dan bukan pada waktu timbul kewajiban pada gaji karyawan. Sehinggaketentuan ini dapat menimbulkan masalah alokasi beban pada periode fiskal

Page 2: analisis akuntansi pajak

berikut.PT Asuransi Jasarahaja Putera Cabang Medan merupakan perusahaanBUMN yang bergerak dalam bidang asuransi sosial dilingkungan departemenkeuangan, perusahaan mempekerjakan banyak karyawan yang mana golongankelas dan tingkat jabatannya berbeda-beda dalam penetapan perhitungan pajakpenghasilan berupa gaji dan upah karyawan berdasarkan rekapitulasi gaji. Dimanaterdapat perbedaan perhitungan PPh pasal 21 antara rekapitulasi gaji dengan SPTsehingga menyebabkan kurang bayar.Perusahaan akan melakukan penetapan dan pelaporan pajak yang terhutanguntuk tahun pajak yang bedalan, sehingga pada akhir tahun pajak terhadap pegawaiatau orang pribadi tersebut tidak diwajibkan menyampaikan Surat PemberitahuanPajak Tahunan. Di dalam penetapan perhitungan dan pelaporan pajak yangmenyangkut gaji dan upah karyawan yang tidak tepat, dapat menyebabkanperhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang tidak sesuai dengan peraturanperundang-undangan perpajakan yang berlaku.Masalah ini akan menjawab permasalahan sebagai berikut:1. Apakah ketidak tepatan perhitungan pajakpenghasilan pasal 21 yang dilakukan oleh PT Asuransi Jasarahaja PuteraCabang Medan menyebabkan perusahaan sering dikenakan denda karenakurang bayar.2. Bagaimana cara penetapan pajak yangmenyangkut gaji dan upah karyawan berdasarkan pajak penghasilan pasal21.3. Apakah perhitungan PPh pasal 21 yang telahdipotong dan dilunasi telah sesuai dengan rekapitulasi gaji.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa jauhpelaksanaan perhitungan Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukanoleh perusahaan berdasarkan UU pajak penghasilan pasal 21 pada PT. AsuransiJasarahaja Putera Cabang Medan.Tinjauan TeoretisPengertian Subjek Pajak dan Objek PajakAdapun pengertian subjek pajak menurut Waluyo & Wirawan (2003, hal.58)“Subjek Pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-Undang untukdikenakan pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan80 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak”.UU PPh Indonesia mengatur pengenaan PPh terhadap Subjek Pajakberkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak,sehingga terhadap subjek pajak akan dikenakan PPh apabila menerima ataumemperoleh penghasilan. Subjek Pajak yang menerima atau memperolehpenghasilan dalam UU PPh Indonesia selanjutnya disebut Wajib Pajak.Menurut Waluyo & Wirawan (2003, 58) subjek pajak menurut UU PajakPenghasilan yaitu UU No. 17 Tahun 2000 terdiri atas:a) Orang PribadiOrang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada diIndonesia ataupun diluar Indonesia.b) Warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan, menggantikan yang

Page 3: analisis akuntansi pajak

berhak, dimana merupakan subjek pajak menggantikan mereka yang berhakyaitu ahli waris. Masalah penunjukan warisan yang belum terbagi sebagaisubjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilanyang berasal dari warisan tetap dapat dilaksanakan.c) BadanPengertian Badan mengacu kepada Undang-Undang KUP, bahwa badanadalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yangmerupakan kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi PerseroanTerbatas, Komanditer, Perseropan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atauDaerah dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, danaPensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi sejenis, lembaga.Khusus masalah perkumpulan sebagai subjek pajak adalah perkumpulanyang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperolehpenghasilan dan atau memberikan jasa kepada anggota. Sesuai dengan SuratEdaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE 26/pj.42/1999 tentang perlakuanPerpajak bagi Partai Politik bahwa politik juga termasuk sebagai subjekpajak yang telah termasuk dalam pengertian badan dalam Undang-UndangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 2000.d) Bentuk Usaha TetapYang dimaksud dengan Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yangdipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesiaatau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan, atau berada yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan diIndonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.Subjek Pajak terdiri dari subjek dalam negeri dan subjek luar negeri. Yangdimaksud dengan subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang bertempattinggal di Indonesia adalah orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183hari atau jangka waktu 12 bulan adalah orangJurnal Ilmiah Abdi Ilmu 81Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untukbertempat tinggal di Indonesia, Subjek pajak dalam negeri menjadi wajib pajakapabila menerima atau memperoleh penghasilan yang besar melebihi penghasilantidak kena pajak.Menurut Waluyo & Wirawan (2003, 60) terdapat perbedaan yang pentingantara Wajib Pajak Dalam Negeri Dan Luar Negeri Dalam Memenuhi kewajibanpajaknya, antara lain:1. Subjek Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak atas penghasilan baik yangditerima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia, sedangkanSubjek Pajak Luar Negeri dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasaldari sumber penghasilan di Indonesia.2. Subjek Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak berdasarkan penghasilan nettodengan tarif umum, sedangkan subjek pajak luar negeri dikenakan pajakberdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan.3. Subjek Pajak Dalam Negeri wajib menyampaikan surat pemberitahuan tahunansebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak,sedangkan subjek pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan suratpemberitahuan tahunan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui potonganpajak yang bersifat final.

Page 4: analisis akuntansi pajak

Namun, dalam perpajakan terdapat juga yang tidak termasuk subjek pajaksebagaimana menurut Waluyo & Wirawan (2003, 60) sebagai berikut :1. Badan Perwakilan Negara Asing2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabatlain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada merea yangbekerja pada dan bertempat tinggat bersama-sama mereka, dengan syaratbukan warga negara Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilanlain diluar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutanmemberikan perlakuan timbal balik.3. Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan oleh MenteriKeuangan dengan syarat Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut tidakmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain untuk memperolehpenghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yangdananya berasal dari iuran pada anggota.4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi Internasional yang ditetapkan olehmenteri keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidakmenjalankan usaha, melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperolehpenghasilan dari Indonesia.Subjek pajak dalam negeri menjadi wajib pajak apabila telah menerima ataumemperoleh penghasilan yang besarnya menjadi penghasilan tidak kena, pajak.Sedangkan subjek pajak luar negeri sekaligus menjadi wajib pajak sehubungandengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia, ataudiperoleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Dengan perkataan lain wajib82 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektifdan objektif.Objek PajakObjek pajak diatur dalam pasal UU PPh. Objek pajak adalah penghasilandimana penghasilan dapat diartikan setiap tambahan, kemampuan ekonomis yangditerima adalah diperoleh wajib pajak dari dalam negeri maupun dari luar negeriyang dapat dikonsumsi dan menambah kekayaan dalam bentuk apapun.Menurut Waluyo & Wirawan (2003, 66) pengertian wajib pajak sebagai berikut:“Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan dasar untukmenghitung pajak terutang. Yang menjadi objek pajak PPh adalah penghasilanyaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajibpajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dan luar Indonesia, yang dapatdipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan,dengan nama dan dalam bentuk apapun”.Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa yang tidak termasuk dalam pengertianobjek pajak penghasilan merupakan penghasilan tidak tetap yang diterima olehWajib Pajak karena penghasilan tersebut lebih berbentuk kepada, kenikmatan yangtidak bisa didapat setiap bulannya, sehingga dikecualikan dari Objek PajakPenghasilan.Penghasilan dan Pengurangan PPh Pasal 21Ketentuan pajak penghasilan pasal 21 UU PPh mengatur tentang pembayaranpajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yangditerima atau diperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri dengankegiatan.a. Penghasilan PPh Pasal 21

Page 5: analisis akuntansi pajak

Pajak Penghasilan yang sebelum perubahan perundang-undanganperpajakan tahun 1983 diatur dalam beberapa ketentuan perundang-undangan/ordonisasi seperti yang dikenal dengan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yangdipungut berdasarkan ordonisasi Pajak Pandapatan tahun 1994, selanjutnya sejaktahun 1994 Pajak Penghasilan dipungut berdasarkan Undang-undang nomor 7tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh) kemudian dirubah menjadi Undangundangnomr 7 tahun 1991 yang selanjutnya dirubah dengan Undang-undangnomor 10 tahun 1994 yang digunakan sebagi Dasar Hukum Pemungutan PajakPenghasilan merupakan perpaduan dari beberapa ketentuan yang sebelumnyadiatur secara terpisah sebagaimana telah diuraikan diatas. Kemudian setelah masareformasi maka Undang-undang Pajak Penghasilan dirubah menjadi UndangundangNo. 17 tahun 2000 yang masih digunakan sampai sekarang.Menurut Munawir (1992, 109) dikatakan bahwa :“Pajak Penghasilan merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang berasaldari pendapatan rakyat, pemungutannya telah diatur dengan Undang-undangsehingga dapat memberikan kepastian hukum. Namun demikian dalam sistemperaturan perundang-undangan perpajakan yang lama, pengenaan pajak ataspenghasilan diatur dalam berbagai undang-undang,Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 83Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408sehingga mempersulit masyarakat wajib pajak untuk mempelajari, memahami danmematuhinya”.Undang-undang PPh terdiri dari beberapa pasal, salah satunya adalah pasal21, menurut Wahyutomo (1994, 40) Pajak Penghasilan pasal 21 Merupakan :"Pajak Penghasilan pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupagaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapunsehubungan dengan pekerjaan atau jabatan atau sebagai imbalan atas jasa yangditerima sebagai penghasilan".Wajib Pajak PPh pasal 21 sebagaimana dikemukakan oleh Mardiasmo(2000, 127) bahwa yang menerima penghasilan dipotong PPh 21 adalah :1. Pejabat Negara2. Pegawai Negeri Sipil (PNS)3. Pegawai Swasta4. Pegawai Tetap5. Pegawai Lepas6. Penrima Pensiun7. Penerima. Honorarium8. Penerima UpahPengurangan-pengurangan yang DiperbolehkanMenurut Waluyo & Wirawan (2003, hal. 152) adapun penguranganpenguranganyang diperbolehkan antara, lain:1. Untuk menentukan besarnya penghasilan netto pegawai tetap,penghasilan bruto dikurangi dengan:a. Biaya Jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memeliharapenghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp1.296.000 setahun atau. Rp. 108.000 sebulan. Biaya jabatan dapat dikurangidari penghasilan setiap orang bekerja sebagai pegawai negeri tetap tanpamemandang mempunyai jabatan atau tidak.

Page 6: analisis akuntansi pajak

b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiunyang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau BadanPenyelenggaraan Tabungan hari Tua atau Jaminan Hari Tua yangdipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan olehMenteri Keuangan.2. Untuk menentukan Besarnya Penghasilan Kena. Pajak, PenghasilanNetonya dikurangi dengan penghasilan kena pajak, (PTKP) yang sebesarnya:a. Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untukdirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untukdirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga yang menjaditanggung jawabnya.84 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408b. Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerahsetempat, bahwa suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan.Diberikan. tambahan PTKP sebesar Rp.1.440.000 setahun atau Rp. 120.000sebulan dan ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggung jawabsepenuhnya paling banyak tiga orang, masing-masing sebesar Rp.1.440.000setahun atau Rp. 120.000 sebulan.c. Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada tahun awal kawin.Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalambagian tahun kawin, besarnya PTKP tersebut berdasarkan keadaan pada awalbulan dari bagian tahun kawin yang bersangkutan.Pengurangan-pengurangan yang diperbolehkan dalam menghitungpenghasilan kena, pajak bagi pegawai tetap telah ditentukan oleh ketentuanundang-undang perpajakan. Dalam menentukan penghasilan netto untuk pegawaitetap, maka pengurangan diperbolehkan yaitu : biaya jabatan dan pensiun danpenghasilan netto tersebut masih diperkenankan dikurangi lagi dengan penghasilantidak kena pajak.TarifMenurut Waluyo & Wirawan (2003, hal. 75) tarif pajak yang sesuaidengan UU PPh pasal 17 tahun 2000 untuk penghasilan kena pajak (PKP) adalahtarif umum yang terdiri dari:1. Untuk wajib pajak Orang pribadi dalam negeriLapisan penghasilan kena pajak TarifSampai dengan Rp.25.000.000 5%Diatas Rp.25.000.000 sampai dengan Rp 50.000.00010%Diatas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000 15%Diatas Rp.100.000.000 sampai dengan Rp.200.000.000 25%Diatas Rp.200.000.000 35%2. Untuk Wajib Pajak Badan dalam negeri dan BUT:Lapisan Penghasilan Kena Pajak TarifSampai dengan Rp.50.000.000 10%Diatas Rp.50.000.000 sampai dengan Rp.100.000.000 15%Diatas Rp.100.000.000 30%Selanjutnya Mardiasmo (2000, hal. 131) mengkhususkan lagi tarif pajakpenghasilan pasal 21 yang dibagikan ke dalam :1) Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan kenapajak.2) Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan bruto.

Page 7: analisis akuntansi pajak

3) Tarif sebesar 15% diterapkan atas perkiraan penghasilan neto yangdibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas(pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan dsb).Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 85Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 54084) Tarif sebesar 10% diterapkan atas upah harian, upah mingguan, upahsatuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya melebihiRp.24.000 sehari tetapi tidak melebihi Rp.240.000 dalam satu bulan takwin danatau tidak dibayarkan secara bulanan.Dalam perhitungan pajak yang terutang digunakan tarif pajak atau tarif untukmenghitung besarnya pajak terutang dalam penentuan tarif bagi wajib pajakdilihat dari lapisan penghasilan kena pajak, jika penghasilan kena pajak lebihdari lapisan penghasilan kena pajak yang pertama, maka dikenakan lapisanpenghasilan kena pajak yang kedua dan terus berkelanjutan sampai padalapisan yang terakhir.Pelaporan PPh Pasal 21Pemotongan/pemungutan pajak penghasilan pasal 21 atau penerimapenghasilan pajak pasal 21, juga mempunyai hak dari kewajibannya dalammenjalankan tugas, dalam melakukan pemotongan dan pemungutan atas pajakpenghasilan pasal 21 setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri ke kantorpajak berlaku juga terhadap organisasi internasional yang tidak dikecualikanberdasarkan Menteri Keuangan, sesuai pasal 21 ayat 2 UU No.7 tahun 1983tentang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun2000 dan pemotong pajak mengambil sendiri formulir yang diperlukan dalamrangka pemenuhan kewajiban.Pemotong pajak wajib menghitung, memotong dan menyetorkan pajakpenghasilan. pasal 21 terutang setiap bulan takwin penyetoran dilakukandengan menggunakan surat Setoran Pajak (SSP) ke kantor pos atau Bandarbadan usaha milik negara milik daerah atau bank lain yang ditunjuk olehdirektorat jenderal anggaran, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwinbulan berikutnya.Kemudian dilaporkan penyetoran dengan menggunakan suratpemberitahuan mass (SPT masa) ke kantor pelayanan pajak atau kantorpenyuluhan pajak setempat selambat-lambatnya pads tanggal 20 bulan takwin.Apabila satu bulan takwin terjadinya kelebihan penyetoran pajakpenghasilan pasal 21, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan denganPPh pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwin yangbersangkutan, dan pemotong wajib pajak memberi bukti pemotongan pajakpenghasilan pasal 21 diminta atau tidak pada saat dilakukan pemotongankepada orang pribadi sebagai pegawai tetap.Pemotong pajak wajib memberikan bukti pemotong pajak penghasilanpasal 21 tahunan kepada pegawai tetap, ditentukan oleh Jenderal pajak dalamwaktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwin berakhir.Dalam waktu 2 bulan setelah tahun takwin berakhir pemotong pajak wajibmenghitung kembali jumlah pajak penghasilan pasal 21 yang terutang olehpegawai tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 UU No.7 tahun 198386 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408terhadap pajak berakhir yang diubah UU No. 17 tabun 2000, dimana jumlahpajak penghasilan pasal 21 didasarkan kepada kewajiban pajak subjektif yang

Page 8: analisis akuntansi pajak

melekat pada pegawai tetap.Apabila jumlah pajak yang terutang besar dari jumlah pajak yang telahdipotong, kekurangannya dipotong dari pembayaran gaji pegawai yangbersangkutan untuk bulan pada waktu-waktu yang dilakukan penghitungankembali.Setiap pemotong pajak wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikansurat pemberitahuan tahunan (SPT Tahunan) pajak penghasilan pasal 21 kekantor pelayanan pajak setempat, SPT disampaikan selambat-lambatnyatanggal 31 maret bulan takwin berikutnya.Pemotongan pajak dapat mengajukan permohonan untuk memperpanjangjangka waktu, permohonan diajukan secara tertulis selambat-lambatnya tanggal31 maret tahun takwin berikutnya dengan menggunakan formulir yangdilakukan. oleh Direktur Jendral Pajak dalam hal jumlah PPh pasal 21 yangterutang dalam 1 tahun takwin lebih besar dari PPh pasal 21 dan yang telahdisetor.Kekurangannya harus disetor sebelum penyampaian SPT Tahunan PPhpasal 21 selambat-lambatnya tanggal 25 maret tahun takwin berikutnya. danjumlah pajak penghasilan PPh pasal 21 yang terutang dalam 1 tahun takwinlebih kecil dari pajak penghasilan pasal 21 yang telah disetor.Kelebihan tersebut di perhitungkan dari PPh pasal 21 yang terutang bulanpada waktu dilakukannya perhitungan tahunan. dan jika masih ada sisakelebihan akan diperhitungkan untuk bulan-bulan lain dalam tahun berikutnya,dalam hal pemotongan pajak adalah badan SPT Tahunan PPh pasal 21 harusditandatangani oleh pengurus atau direksi dalam hal SPT Tahunan PPh pasal.21 ditandatangani dan diisi oleh orang lain harus dilampirkan Surat kuasakhusus.Jenis dan Batas Waktu Pembayaran SPTMemperhatikan saat pelaporannya SPT dibedakan menjadi dua yaitu:1. SPT Masa2. SPT TahunanSesuai dengan pasal 3 ayat (3) UU No.9 tahun 1994 tentang KUP bahwa, bataswaktu penyampaian SPT diatur sebagai berikut:1. SPT Masa selambat-lambatnya dua puluh hari setelah akhir masa2. SPT Tahunan selambat-lambatnya tiga bulan setelah akhir tahunAdapun untuk betas waktu penyampaian SPT PPh pasal 21 baik masa ataupuntahun sebagai berikut1).SPT Masa Yang menyampaikan SPT : Pemotong PPH pasal 21Batas waktu penyampaian : Tanggal 20 bulan takwin berikutnyasetelah masa pajak berakhir.Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 87Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 54082).SPT Tahunan Yang Menyampaikan SPT : Wajib Pajak yang mempunyai NPWP Batas waktu penyampain : Selambat-lambatnya 3 bulan setelahtahun pajak berakhir.Memasukkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 21Setiap Wajib Pajak mengisi Surat pembentahuan (SPT), hal ini berdasarkanUndang-undang No. 17 tahun 2000, SPT merupakan laporan pemungutan PPhpasal 21 oleh Pemotong PPh pasal 21 disampaikan kepada kantor pelayanan pajak

Page 9: analisis akuntansi pajak

dalam jangka waktu 20 hari setelah berakhimya masa pajak.Membuat Pembukuan atau PencatatanDalam hal-hal tertentu, untuk mengamankan kebijakan dan tujuan sistemperpajakan beberapa persyaratan digariskan olah ketentuan perpajakan.Hal yang didasari pembuatan pembukuan atau pencatatan bagi orang pribadiatau badan yang melakukan kegiatan usaha adalah pasal 28 ayat (1) UU No.16Tahun 2000 pada setiap akhir tahun pajak wajib pajak harus menutup pembukuandengan membuat neraca dan perhitungan laba rugi berdasarkan prinsip pembukuanyang konsisten dengan tahun sebelumnya.Suatu hutang atau aktiva pajak yang ditangguhkan di klasifikasikan di neracasebagian lancar berdasarkan klasifikasi aktiva atau hutang yang berhubungandengannya untuk pelaporan keuangan pada akhir tahun yang merupakan kenaikanhutang pajak dalam tahun-tahun mendatang sebagai berikut dari perbedaansementara yang ada pada, akhir tahun berjalan.Selain mempengaruhi neraca, pajak yang ditangguhkan didebet, maka kreditdengan jumlah yang sama dicatat dalam perkiraan beban pajak penghasilan, suatukredit diperkirakan beban mengurangi saldo perkiraan tersebut.Laporan laba rugi menunjukkan besarnya hasil yang diperoleh perusahaanselama periode tertentu perkiraan-perkiraan yang dituangkan dalam laporan labarugi adalah pendapatan dan beban.Dalam laporan laba rugi merupakan semua peningkatan aktiva perusahaanyang berasal dari penyerahan barang dan jasa dalam rangka kegiatan normalperusahaan dan semua beban yang hares ditangguhkan oleh perusahaan dalammenjalankan perusahaan.Dalam laporan laba rugi jika PPh pasal 21 ditangguhkan (terutang) akibat danperbedaan sementaranya (perusahaan sudah harus membuat pembukuan sementarauntuk pembayaran pajak PPh pasal 21 belum disetorkan ke bank karena telahsampai jangka waktunya) maka perkiraan pajak penghasilan pasal 21 terutang initurut disajikan dalam laporan laba rugi di pos beban operasi.METODE PENELITIANData yang digunakan data sekunder yaitu sumber data dari perusahaanyang menjadi bahan acuan secara langsung. Dalam penelitian yang dilakukandengan jenis data dokumen yang terdiri dari, laporan keuangan SPT Pajak sertalaporan lainnya yang diperlukan sehubungan dengan peneliti ini.88 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalahobservasi (pengamatan) yaitu pengumpulan data dengan cara melakukanpengamatan langsung ke objek penelitian dengan bantuan lembaran observasi.Untuk menganalisis data suatu masalah yang dikemukakan, penuliscenderungmenggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menghitung nilai rata-rata(mean).Mekanisme Pajak Penghasilan pasal 21Mekanisme pajak penghasilan pasal 21 pada PT Asuransi JasaraharjaPutera Cabang Medan dilaksanakan secara sistematis sebagai berikut;1. Pajak penghasilan pasal 212. Pemungutan pajak penghasilan pasal 213. Pelaporan pajak terutang

Page 10: analisis akuntansi pajak

a) Pajak Penghasilan Psl 21PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan adalah salah satu badanusaha milik negara (BUMN) yang bergerak dibidang asuransi sosial, didalamusahanya ini PT Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan dikenakan Pasal 21terhadap karyawan tetap dan staf perusahaan yang menerima gaji dari perusahaan,dari gaji inilah karyawan dikenakan pajak penghasilan Pasal 21 (PPh karyawan)tetap sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku yaitu undang-undangpajak penghasilan No. 17 tahun 2000. Hal ini dapat dilihat dari data rekapitulasipenghasilan pegawai PT.Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan.b) Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21Dalam pemungutan PPh Pasal 21 PT.Asuransi Jasaraharja Putera CabangMedan harus dengan jelas memajukan identitas dari suatu sistem pemungutanpajak atas penghasilannya yang diterima oleh karyawan tetap dan staff dalammelakukan pemungutan pajak penghasilan Pasal 21 PT Asuransi Jasaraharja PuteraCabang Medan melakukan pemotongan langsung setiap bulannya terkadang gajiyang diterima oleh pegawai tetap dan staff untuk kemudian harus diserahkan(disetorkan) ke kas negara, hal ini dapat dilihat dari Surat Setoran Pajak (SSP) yangdibuat untuk pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji tetap dan diterima oleh karyawanbaik yang berwujud dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) tidak berwujud.c) Pelaporan Pajak TerutangBagi PT Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan fungsi SPT adalahsebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitunganjumlah PPh Pasal 21 yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentangpembayaran atau tentang pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri olehperusahaan dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak sesuai denganketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.Berdasarkan Pasal 3 dapat (3) undang-undang Nomor 16 tahun 2000Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 89Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan batas waktupenyampaian SPT diatur:1. Untuk SPT masa, paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah akhirmasa pajak2. Untuk SPT tahunan, paling lambat 3 (bulan) setelah akhir tahunpajak.Dalam melakukan penyetoran untuk menyampaikan SPT harus dilakukan denganlengkap dan benar dan ditanda tangani oleh:1. Pengurus atau kepala cabang untuk wajib pajakbadan2. Wajib pajak yang namanya tercantum dalam kartuNPWP dan PKP Wajib Pajak Orang Pribadi.Apabila SPT dikirimkan melalui kantor pos dan Giro tanda bukti sertatanggal pengiriman Surat tercatat dianggap sebagai tanda bukti dan tanggalpenerima SPT oleh PKP, apabila terlambat maka akan dikenakan sangsiadministrasi berupa denda sebesar Rp 50.000.PembahasanPerhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21Sesuai hasil pengamatan dan analisa yang penulis lakukan terhadapperhitungan pajak penghasilan Pasal 21 yang ada diperusahaan, bahwa perusahaanyang bertindak sebagai pemotong pajak atas penghasilan yang diperoleh pegawai

Page 11: analisis akuntansi pajak

setiap bulannya. Perusahaan menetapkan kebijakan untuk pajak penghasilan Pasal21 yaitu pajak gaji dan upah pegawai ditanggung oleh perusahaan.Perhitungan pajak penghasilan Pasal 21 atau pegawai PT. Asuransi JasaraharjaPutera Cabang Medan berdasarkan golongan dan jabatan yang berbeda-bedaseperti penjelasan sebagai berikut:1) Golongan / Jabatan : Kepala Seksi KlaimStatus : K/3A. Penghasilan Bruto1. Gaji = 44.357.2002. Tunjangan PPh =1.497.0133. Tunjangan lainnya/ uang lembur, dsb = 8.264.6884. Bonus, jasa produksi, THR grafitasi = 60.863.248Jumlah penghasilan bruto = 115.342.147II. Pengurangan1. Iuran pension = 869.6862. Biaya jabatan = 1.296.000(2.165.686)Jumlah penghasilan netto 1 tahun 113.178.461III Penghitungan PPh Psl 2190 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408Penghasilan tidak kena pajak (16.800.000)Penghasilan kena pajak 1 tahun 96.376.461Tarif PPh Psl 21 5 % x 25.000.000 = 1.250.00010 % x 25.000.000 = 2.500.00015 % x 46.376.461 = 6.956.496PPh Pasal 21 terutang = 10.706.496PPh Pasal 21 yang telah di setor:1. Beban perusahaan : 7.295.0502. Beban Pribadi : 1.497.013Jlh PPh Psl 21 yang Telah disetor : 8.792.063PPh Psl 21 kurang bayar 1.914.4062) Golongan / Jabatan : PA KlaimStatus : K/1Penghasilan Bruto1. Gaji = 27.513.6002. Tunjangan PPh = 547.1023. Tunjangan lainnya/ uang lembur = 6.627.3104. Bonus, jasa produksi, THR gratifikasi = 35.587.5035. Jumlah penghasilan bruto = 70.275.715Pengurangan1. Iuran pension = 576.3172. Biaya jabatan = 1.296.000(1.872.317)Jumlah penghasilan netto 1 tahun 68.403.308Penghitungan PPh Psl 21Penghasilan tidak kena pajak (15.600.000)Penghasilan kena pajak 1 tahun 52.803.398Tarif PPh Psl 215 % x 25.000.000 = 1.250.000

Page 12: analisis akuntansi pajak

10 % x 25.000.000 = 2.500.00015 % x 2.803.398 = 420.510PPh Psl 21 terutang = 4.170.510PPh Pasal 21 yang telah disetor1. Beban Perusahaan : 3.912.1692. Beban Pribadi : 547.102Jlh PPh yang telah disetor (4.459.271)PPh Psl 21 kurang bayar 288.7613) Golongan / Jabatan : Juru LayanStatus : T. kawinPenghasilan Bruto1.Gaji = 10.820.3442.Tunjangan PPh = 569.4933.Tunjangan lainnya /uang lembur = 3.590.778Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 91Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 54084.Bonus, jasa produksi, THR grafitasi = 15.696.989Jumlah penghasilan bruto = 30.677.604Pengurangan1. Iuran pensiun = -2. Biaya jabatan = 1.296.000(1.296.000)Jumlah penghasilan netto 1 tahun 29.381.604Penghitungan PPh Psl 21Penghasilan tidak kena pajak (13.200.000)Penghasilan kena pajak I tahun 16.181.604Tarif PPh Psl 215 % x 16.181.604 = 809.080PPh Psl 21 terutang = 809.080PPh Psl 21 yang telah di setor:1. Beban Perusahaan : 1.777.1222. Beban Pribadi : 569.493Jlh PPh Psi 21 yang telah di setor : (2.346.615)PPh Psi 21 kurang bayar 1.537.535Setelah pajak penghasilan Psl 21 dari penghasilan karyawan yang berbedagolongan jabatan dihitung, kemudian dijumlahkan, lalu PT. Asuransi JasaraharjaPutera Cabang Medan, membayarkan hutang pajak ke kantor pelayanan pajak.Dalam membayar pajak penghasilan Psl 21 atas gaji karyawan PT. AsuransiJasaraharja Putera Cabang Medan selalu tepat waktu tidak pernah melewati batas,waktu yang ditentukan.Semua penghasilan staff dan karyawan PT. Asuransi Jasaraharja PuteraCabang Medan dihitung oleh bagian administrasi karyawan yang khususmenangani masalah pajak. Hasil penghitungan pajak dituangkan dalam salary skeetdan dijumlahkan seluruhnya maka diperoleh hutang pajak PPh Psl 21 lalu dibayarke kas negara sesuai dengan kantor pelayanan pajak yang ditetapkan.Untuk laporan pajak tahunan akan dijumlahkan pembayaran pajak penghasilanPsl 21 selama setahun berjalan dibandingkan dengan PPh Psl 21 setahun dan didalamnya telah diperhitungkan bonus dan tunjangan yang diberikan olehperusahaan, dari perhitungan akan diperoleh pajak kurang bayar atau lebih bayarmaka jumlah ini akan direstitusikan ketahun pajak berikutnya. Pembayaran pajak

Page 13: analisis akuntansi pajak

tersebut disesuaikan dengan dimana wajib pajak berdomisili.Akuntansi dan Pelaporan PajakAkuntansi adalah urutan proses kegiatan pencatatan, penggolongan,peringkasan dan penyajian dengan cara tertentu atas tansaksi keuangan yang terjadidalam perusahaan atau organisasi serta penafsiran terhadap hasilnya.Teori akuntasi pajak adalah penalaran logis dalam bentuk seperangkat azasatau prinsip yang diakui dalam ketentuan serta peraturan perpajakan.Fungsi akuntansi pajak adalah mengolah data kuantitatif yang akan digunakan92 Jurnal Ilmiah Abdi IlmuVol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 - 5408untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan.Persamaan dasar dalam akuntansi pajak sama persis dengan persamaan dasarpada akuntansi komersial. Persamaan dasar akuntansi tersebut seperti berikut ini :“Harta yang dimiliki perusahaan (Aktiva) sama dengan hak atau klaim atas hartatersebut (kewajiban) ditambah dengan modal”.SimpulanDari hasil penelitian yang dilakukan terhadap analisis akuntansi pajakpenghasilan pasal 21, disimpulan sebagai berikut:1. PT Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Medan telah menerapkan semuaperhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan telah sesuai dengan ketentuanPerundang-undangan Perpajakan yang berlaku.2. Dalam Pemungutan PPh Pasal 21, PT Asuransi Jasaraharja Putera CabangMedan yang wajib membayar pajak penghasilan Pasal 21 setiap bulannya yaitupegawai yang sudah memiliki NPWP yang wajib mengeluarkan PPhterutangnya berdasarkan golongan dan jabatannya di perusahaan.3. Semua penghasilan staf dan karyawan PT Asuransi Jasaraharja PuteraCabang Medan dihitung oleh bagian administrasi karyawan yang khususmenangani masalah pajak. Hasil perhitungan pajak dituangkan dalam salaryskeet dan dijumlahkan seluruhnya maka diperoleh hutang pajak PPh Psl. 21,lalu dibayar ke kas Negara sesuai dengan kantor pelayanan pajak yangditetapkan.DAFTAR PUSTAKABohari. 1995. Pengantar Hukum Pajak. Edisi I Jakarta: Raja Grafindo Persada.Gunadi. 1997. Akuntansi Pajak Sesuai dengan Undang-Undang Pajak Baru.Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.Mailinda Anggraini. 2004. Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 AtasGaji dan Upah pada PT Perkebunan Nusantara III Dolok Hilir5erbelawan. Skripsi Akuntansi Universitas Muhammadiyah SumateraUtara.Mardiasmo, S. 2000. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi. Munawir, S.1992. Perpajakan. Edisi IV. Yogyakarta: Liberty.Smith, dan Skousen. 1996. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesembilan.Jakarta. Standart Akuntansi Keuangan. 2000. Jakarta: Salemba Empat.Wahyutomo, Imam. 1994. Pajak. Yogyakarta: UPP AMP YPPN.Waluyo & Wirawan. 2003. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 93