AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

42
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BY SUHARTINI

description

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN. BY SUHARTINI. Menurut SAK-ETAP (2009:114-122) : Pendapatan / income : suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yg mengakibatkan kenaikan ekuitas yg tdk berasal dari kontribusi penanaman modal. Ruang lingkup pendapatan ini diterapkan untk: - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Page 1: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BY SUHARTINI

Page 2: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

• Menurut SAK-ETAP (2009:114-122) : Pendapatan /income : suatu penambahan aset atau

penurunan kewajiban yg mengakibatkan kenaikan ekuitas yg tdk berasal dari kontribusi penanaman modal.

• Ruang lingkup pendapatan ini diterapkan untk:a. Penjualan brg (baik diproduksi maupun dibeli untk

dijual kembali)b. Pemberian jasac. Kontrak konstruksid. Penggunaan aset oleh pihak lain yg menghasilkan

bunga, royalti atau deviden.

Page 3: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Pengakuan pendapatan dibagi dlm 4 bagian sbb:1. Penjualan brg diakui apabila sbb:a) Resiko dan manfaat yg signifikan dari kepemilikan

brg telah dialihkan kepada pembeli;b) Entitas tdk mempertahankan atau meneruskan

baik keterlibatan manajerial sampai kepd tingkat kepemilikan atau pengendalian efektif ats brg yg terjual:

c) Juml pendapatan dpt diukur secara andald) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi

mengalir masuk ke dlm entitas; dane) Biaya yg telah atau akan terjadi sehub dng

transaksi dpt diukur dng andal.

Page 4: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

2. Penyediaan jasa diakui bila hasil transaksi tsb dpt diestimasi secara jelas. Entitas hrs mengakui pendapatan sesuai dng tahap penyelesaiannya pd akhir periode pelapaoran, sehingga biasanya entitas menggunakan presentase penyelesaian. Hasil estimasi dpt diestimasi secara andal, bila memenuhi kondisi sbb:a) Juml pendapatan dpt diukur secara andal;b) Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi yg

berhub dng transaksi akan mengalir kepada entitas;c) Tingkat penyelesaian transaksi pd akhir periode

pelaporan dpt diukur secara andal; dand) Biaya yg terjadi dalam transaksi dan biya penyelesaian

transaksi dpt diukur secara andal.

Page 5: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

3. Kontrak KontruksiEntitas hrs mengakui pendapatan dan biaya kontrak yg berhub dng kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan pelaporan dan beban yg disesuaikan dng tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan, biasanya adalah metode peresentase penyelesaian.

Page 6: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

4. Bunga, royalti, dan devidenEntitas hrs mengakui pendapatan dari penggunaan aset pada saat : a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yg

berhub dng transaksi akan mengalir kepada entitas; dan

b. Juml pendapatan tsb dpt diukur secara andalEntitas hrs mengakui pendapatan atas dasar berikut:a) Bunga harus diakui secara akrualb) Royalti hrs diakui dng menggunakan dasar akrual

sesuai dng substansi dari perjanjian yg relevan; dan

c) Deviden hrs diakui ketika hak pemegang saham untk menerima pembayaran telah terjadi.

Page 7: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

• Menurut UU PPh No.36 tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) :Penghasilan : setiap tambahan kemampuan ekonomis yg diterima/diperoleh WP, baik yg berasal dari Indonesia maupun luar Indonesiayg dpt dipakai untk konsumsi atau menambah kekayaan WP yg bersangkutan dng nama dan bentuk apapun.

• Untk menentukan kapan penghasilan diterima/diperoleh, UU Perpajakan menunjuk kepada metode pembukuan yg diselenggarakan oleh WP , berdasarkan akrual atau kas basis. Pendekatan akrual mengakui penghasilan pada saat diperoleh sedangkan pendekatan kas mengakui penghasilan pada saat diterima. Kedua metode tsb, dlm hal tertentu menimbulkan perbedaan waktu pengakuan penghasilan.

Page 8: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 1 UU PPh No. 36 TAHUN 2008

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

A D A L A H

PAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG

DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN PAJAK

Page 9: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILANPENGHASILAN

Objek Pajak FinalObjek Pajak FinalNon Objek PajakNon Objek PajakObjek PajakObjek Pajak

END

ExpensesExpenses

DeductibleDeductible

Non-DeductibleNon-Deductible

Penghasilan Kena Pajak

Tarif Paja

k

Pajak Terutang

Kompensasi RugiKompensasi Rugi

Page 10: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (1)

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh a. termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, b. kecuali ditentukan lain dalam UU ini;

b. Hadiah dr undian, pekerj. atau kegiatan, & penghargaan;c. Laba usahad. Keuntungan krn penjualan atau krn pengalihan hartae. Penerimaan kembali pembayaran pajak yg tlh

dibebankan sbg biaya & pembayaran tambahan pengembalian pajak

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang

Page 11: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (1)

g. Deviden, dgn nama dan dlm bentuk apapun, • Termasuk deviden dari perusahaan asuransi kpd • pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi

h. Royalti, atau imbalan ats penggunaan haki. Sewa & penghasilan lain sehub. dg

penggunaan hartaj. Penerimaan atau perolehan pembayaran

berkala k. Keuntungan krn pembebasan utang,

• kecuali sampai dgn jumlah tertentu ditetapkan dgn PP (PP No.130 Tahun 2000)

l. Keuntungan krn selisih kurs mata uang asing,

Page 12: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (1)

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva, n. Premi asuransi, o. Iuran yg diterima/diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yg terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas,

p. Tambahan kekayaan neto dari pengh. yg blm dikenai pajak.

q. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariahr. Imbalan bunga di bid. Perpajakan (UU KUP)s. Surplus Bank Indonesia

Page 13: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d

1. pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

2. pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya

3. likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dgn nama/dlm bentuk apa pun

4. penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan

Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk keuntungan karena:

Page 14: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d

5. pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada :• keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat

dan • badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial

termasuk yayasan, koperasi, atau OP yg menjalankan usaha mikro dan kecil, (ketentuannya diatur PMK-245/PMK.03/2008),

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan

Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk keuntungan karena:

Page 15: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf d

• PT. Y mempunyai sebuah mobil yg digunakan untk kegiatan operasionalnya diperoleh pd 6 Jan 2008 dng harga Rp 100 jt dan tgl 17 Agst 2011 mobil tsb diganti dng kepemilikan saham yg dihargai sebesar Rp 75 jt oleh PT. D , maka selisih harga saham PT.Y pada PT. D atas mobil tsb dinilai sebesar nilai bukunya Rp 19.791.666 yg merupakan PKP bagi PT. Y

• PT. P dilakukan likuidasi dan atas pembyr uatng kepada krediturnya menggunakan mobil yg memp nilai buku Rp 50 jt.

ats pembyr hutang dng menggunakan mobil oleh kreditur diakui sebesar Rp 75 jt. PT. P dianggap memp PKP ats pelaksanaan likuidasi dng melakukan pelunasan utang dng mobil sebesar Rp 25 jt.

Contoh :

Page 16: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)PENDAHULUAN

Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g

1. Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun;

2. Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;

3. Pemberian saham bonus Yang dilakukan tanpa penyetoran Termasuk yg berasal dari kapitalisasi agio saham;

4. Pembagian laba dalam bentuk saham;5. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa

penyetoran;6. Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima

atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;

Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:

Page 17: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

PENDAHULUAN

7. Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dlm tahun2 yg lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan

modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah;

8. Pembayaran sehubungan dengan tanda2 laba, termasuk yang diterima sebagai penebusan tanda2 laba tersebut;

9. Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;10. Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;11. Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi;12. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang

saham yang dibebankan sebagai biaya perusahaan.

Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:

Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g

Page 18: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)PENDAHULUAN

Contoh Praktek:

PT. A

PT. B

Pemegang Saham

(Tlh disetor penuh)

Memberikan Pinjaman

Membayar Bunga > Kewajaran

Selisih Yg Dibayar atas nilai wajar :

Tidak boleh jadi Biaya (Non Deductible Expense)

Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g

Termasuk dalam pengertian Dividen adalah:

Page 19: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

PENDAHULUAN

Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf h

1. hak atas harta tak berwujud, • misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasia

perusahaan;

2. hak atas harta berwujud, • misalnya hak atas alat2 industri, komersial, & ilmu pengetahuan.

3. informasi, • yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun

mungkin belum dipatenkan, • misalnya pengalaman di bid. industri, atau bid. usaha lainnya. • Ciri : informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknya tidak perlu

lagi melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut.

Royalti terdiri dari :

Page 20: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PAJAK PENGHASILAN (Penjelasan)

PENDAHULUAN

PP No.25 Th 2009

1. Penghasilan

2. Biaya, termasuk :a. hak pihak ketiga atas bagi hasil;b. margin; danc. kerugian dari transaksi bagi hasil.

3. Pemotongan pajak atau pemungutan pajak dilakukan juga terhadap :a. hak pihak ketiga atas bagi hasil;b. bonus;c. margin; dand. hasil berbasis syariah lainnya yang sejenis

Perlakuan Pajak Penghasilan dari kegiatan Usaha Berbasis Syariah meliputi :

Page 21: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPhPENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3)

Bantuan dan Hibah Harta sbg pengganti Saham atau Penyertaan modal;

termasuk setoran tunai Deviden atau Bagian Laba dgn kriteria tertentu Iuran yg diterima atau diperoleh Dana Pensiun

Yang pendiriannya tlh disahkan Menteri Keuangan, Baik yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun Pegawai

Penghasilan dari modal yg ditanamkan Dana Pensiun (tlh disahkan Menkeu) dlm bidang-bidang tertentu (PMK-234/PMK.03/2009)

Bagian laba dari badan pasangan usaha Perusahaan Ventura, dgn syarat tertentu

Sisa Lebih Badan/Lembaga Pendidikan dan Litbang (PMK-80/PMK.03/2009 jo PER-44/PJ./2009)

Bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh BPJS kpd WP Ttt (PMK-247/PMK.03/2008)

Page 22: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh bagi WP OPPENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

Warisan Penggantian atau Imbalan bentuk natura/kenikmatan

dari WP atau Pemerintah, Sehub. dg pekerjaan atau jasa

kecuali yang diberikan oleh :• bukan Wajib Pajak, • WP yang dikenakan pajak secara final atau • WP yg menggunakan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit)

Pasal 15

Pembayaran asuransi kpd OP sehubungan dengan : asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa

Page 23: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh bagi WP OPPENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

Bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari : Perseroan komanditer yg modalnya tdk terbagi atas

saham2, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, dan Kongsi, Tmsk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif

Beasiswa yg memenuhi persyaratan tertentu (PMK-246/PMK.03/2008 jo PMK-154/PMK.03/2009)

Page 24: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); PP No. 18 Th 2009

Tidak ada hub. dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak2 yg bersangkutan

Bantuan atau sumbangan, termasuk Zakat yg diterima oleh :

• BAZ atau LAZ yg dibentuk/disahkan pemerintah• Penerima zakat yang berhak

Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yg diterima :• lembaga keagamaan yg dibentuk/disahkan

pemerintah • penerima sumbangan yang berhak,

Syarat Bantuan dan Hibah :

Page 25: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008

Harta hibah, bantuan, atau sumbangan yg diterima : Keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat;

• Orang tua dan anak kandung Badan Keagamaan;

• kegiatannya semata-mata mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau

• Menyelenggrkn keg. di bid. keagamaan, yg tdk mencari keuntungan Badan Pendidikan; Badan Sosial termasuk yayasan dan koperasi OP yg menjalankan Usaha Mikro dan Kecil

Pembukuan oleh Penerima: sesuai dengan nilai buku harta dari pihak pemberi.

Syarat Bantuan dan Hibah :

Page 26: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008

Badan sosial termasuk yayasan dan koperasi : Kegiatan semata-mata menyelenggarakan:

a. Pemeliharaan kesehatan;b. Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo);c. Pemeliharaan anak yatim-piatu, anak atau orang terlantar, dan

anak atau orang cacat;d. Santunan dan/atau pertolongan kepada korban bencana alam,

kecelakaan, dan sejenisnya;e. Pemberian beasiswa;f. Pelestarian lingkungan hidup; dan/ataug. Kegiatan sosial lainnya.

yang tidak mencari keuntungan

Syarat Bantuan dan Hibah : - Penjelasan Badan Sosial

Page 27: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per MenKeu No. 245/PMK.03/2008

OP yg menjalankan Usaha Mikro & Usaha Kecil:memiliki dan menjalankan usaha produktif yang memenuhi kriteria sebagai berikut :a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

500.000.000,-• Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

ataub. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

2.500.000.000,-

Syarat Bantuan dan Hibah : - Penjelasan OP Usaha Mikro & Kecil

Page 28: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); PP No. 18 Th 2009

Yang Menerima atau Memperoleh : Perseroan Terbatas (PT) sbg WP DN, Koperasi, BUMN BUMD

Yang memberikan (tempat penyertaan modal): Badan Usaha yg didirikan dan bertpt kedudukan di Ind.

Syarat : Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan PT, BUMN & BUMD yg menerima dividen, kepemilikan

saham paling rendah 25% dari jumlah modal yg disetor.

Kriteria Deviden Bukan Objek Pajak:

Page 29: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh(Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Per Men Keu No. 234/PMK.03/2009

Penanaman Modal Tertentu oleh Dana Pensiun yg penghasilannya bukan merupakan Objek Pajak:

Bunga, Diskonto, dan Imbalan dari: Deposito, Sertifikat Deposito dan Tabungan pada BI

serta sertifikat BI Obligasi, Sukuk, SBSN, SPN

• Yang diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia

Deviden dari PT yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia

Penanaman Modal Tertentu oleh Dana Pensiun:

Page 30: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3); Kep Men Keu 250/KMK.04/1995

Syarat Pasangan usaha : didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indo. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia Jangka Waktu Penyertaan Modal Ventura: 10 Tahun Lain-lain:

Apabila Pasangan Usaha menjual saham di Bursa Efek, saham modal ventura harus dijual plg lbt 36 bulan sejak diizinkan Bapepam

Syarat Perusahaan Ventura:

Page 31: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3) hrf m & Penjelasannya; 80/PMK.03/2009; PER - 44/PJ./2009

Syarat: Badan/Lembaga :

• bersifat Nirlaba dan Terbuka bagi siapa saja• telah terdaftar pada instansi yang membidanginya,

Sisa Lebih tsb ditanamkan kembali dalam bentuk Pembangunan dan Pengadaan sarana dan Prasarana kegiatan Pendidikan / Litbang, dlm jk wkt Plg Lama 4 tahun sejak diperolehnya.

Wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik sederhana dan rencana biaya kepada Ka. KPP tempat WP terdaftar

Sisa Lebih Lembaga Pendidikan & Litbang

Page 32: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN BUKAN OBJEK PPh (Penjelasan)PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (3) hrf m & Penjelasannya; 80/PMK.03/2009; PER - 44/PJ./2009

Pengertian Pemb. dan pengadaan Sa-pra:Pembelian, pengadaan d/a pembangunan fisik sarana dan prasarana kegiatan pendidikan d/a penelitian dan pengembangan yang meliputi : Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana

kegiatan Pendidikan, Litbang termasuk pembelian tanah sbg lokasi pembangunan gedung dan prasarana tsb

Pengadaan sa-pra kantor, lab. dan perpustakaan; atau Pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah

dinas, guru, dosen atau karyawan, dan sa-pra olahraga, sepanjang berada dilingkungan atau lokasi lembaga pendidikan formal

Sisa Lebih Lembaga Pendidikan & Litbang

Page 33: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Karakteristik PPh Final

1. Tidak perlu digabungkan dengan penghasilan non-final lain dalam penghitungan SPT PPh Tahunan

3. PPh Final yg dibayar sendiri/dipotong tidak dapat dikreditkan (non prepaid expenses)

2. Biaya 3M nya tidak dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan

Page 34: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPH FINAL

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

Penghasilan berupa Bunga: Bunga deposito dan tabungan lainnya (PP 131/2000)

Bunga Obligasi dan SUN (PP 16/2009)

bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi OP (PP 15/2009)

Hadiah undian (PP 132/2000)

Penghasilan dari : Trans. saham & sekuritas lain (PP 41/1994 std. PP 14/1997)

Trans.derivatif yg diperdagangkan di bursa (PP 17/2009)

Transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura (PP 4/1995)

Page 35: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

penghasilan dari : Transaksi pengalihan harta berupa T/B, (PP 48/1994 stdd(3)

PP 71/2008) Usaha Real Estate Usaha jasa konstruksi (PP 51/2008 std. PP 40/2009)

Persewaan tanah dan bangunan (PP 29/1996 std. PP 5/2002)

penghasilan tertentu lainnya; Dividen Yg Diterima/Diperoleh oleh WP OP DN (PP

19/2009) Diskonto SPN (PP 27/2008)

Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT & JHT Yg Dibayarkan Sekaligus (PP 68/2009)

Page 36: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

2 PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (PP No. 29 Th 1996 std. PP No.5 Thn 2002 )

4. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN ( PP No. 132 Thn 2000 jo Kep-395/PJ/2001 jo. SE-19/PJ.43/2001)

3. PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI (PP No. 51 Th 2008 std. PP 40 Th 2009)

1. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (PP No. 48 Th 1994 stdd(3) PP 71 Th 2008)

5. BUNGA SIMPANAN YG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI OP (PP No. 15 TH 2009)

6. DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WP ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PP No. 19 TH 2009)

Page 37: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINALPENDAHULUAN

12. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF BERUPA KONTRAK BERJANGKA YG DIPERDAGANGKAN DI BURSA(PP No. 17 TH 2009)

9. DISKONTO SURAT PERBENDAHARAN NEGARA (PP 27 Th 2008 jo PMK-63/PMK.03/2008)

8. PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI (PP 16 Th 2009 jo PMK-85/PMK.03/2011)

11. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK ( PP No. 41 Thn 1994 std. PP No.14 Thn 1997)

10.PENGHASILAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DARI TRANSAKSIPENJUALAN SAHAM ATAU PENGALIHAN PENYERTAAN MODAL PADA

PERUSAHAAN PASANGAN USAHANYA ( PP No. 4 Th 1995)

7. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SBI ( PP No. 131 Th 2000 jo KMK-51/KMK.04/2001)

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

13. PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS (PP No. 68 TH 2009)

Page 38: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPH FINAL

PENDAHULUAN

UU PPh Pasal 4 ayat (2)

10. PENGHASILAN SELISIH LEBIH KARENA REVALUASI AKTIVA TETAP ( KMK. 486/KMK.03/2002)

11. PUNGUTAN PPH ATAS PENYERAHAN PREMIUM, SOLAR, PREMIX KEPADA SPBU SWASTA DAN SPBU PERTAMINA

12. PENGUTAN OLEH PERTAMINA DAN BADAN SELAIN PERTAMINAATAS PENYERAHAN MINYAK TANAH, GAS LPG DAN PELUMAS

9. PENGHASILAN YANG DITERIMA WP PERUSAHAAN PELAYARAN /PENERBANGAN LN (KMK No. 417/KMK.04/1996)

8. PENGHASILAN YANG DITERIMA WP PERUSAHAAN PELAYARAN DALAM NEGERI (KMK No. 416/KMK.04/1996 JO. SE-29/PJ.04/1996)

13. PENGHASILAN DARI PENJUALAN HARTA DI INDONESIA YANGDITERIMA WP LN SELAIN BUT DI INDONESIA DAN PREMI ASURANSI YANG DIBAYARKAN KPD PERUSAHAAN ASURANSIDI LN (PASAL 26 UU PPH)

Page 39: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Contoh Transaksi hadiah undian :Tgl 06 Juni 2012 PT.ABC mengadakan undian dng total hadiah 500 jt . Atas hadiah tsb , PT. ABC hrs memotong PPh sebesar 125 jt dengan memberikan bukti pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat 2 ats undian kepada penerima hadiah tsb. PT.ABC wajib menyetorkan pajak tsb dng menggunakan SSP paling lambat tgl 10 Juli 2012. juga harus melaporkan pada KPP melalui SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2 paling lambat tgl 20 Juli 2012.

Page 40: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

• Contoh : (PPh 22 dibayar dimuka)PT. Ari adalah agen/penyalur, maka ats transaksi hsl produksi pertamina sebesar 100 jt dikenakan PPh 22 final sebesar 0,3% X 100 jtJurnal yg dibuat PT. Ari:

KETERANGAN DEBIT KREDIT

Persedian SolarPajak MasukanPPh 22 Final Kas/Bank

100.000.00010.000.000

300.000110.300.000

Page 41: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

PENGHASILAN DIPOTONG PPh FINAL

PENDAHULUAN

UU PPh

17. PENGHASILAN YANG DITERIMA/DIPEROLEH WP LN ATAS PENGHASILAN YANG BERSUMBER DARI INDONESIA BERUPA:

- DIVIDEN- BUNGA, TERMASUK PREMIUM, DISKONTO DAN IMBALAN- SEHUBUNGAN DENGAN JAMINAN PENGEMBALIAN UTANG- ROYALTI, SEWA, DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DG- PENGGUNAAN HARTA- HADIAH DAN PENGHARGAAN- PENSIUN DAN PEMBAYARAN BERKALA LAINNYA

16. PENGHASILAN KENA PAJAK DARI SUATU BUT DI INDONESIA(KECUALI PENGHASILAN TERSEBUT DITANAMKAN KEMBALIDI INDONESIA)

PPh Final Lainnya Yang Tidak Diatur Dengan PP

Page 42: AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

SEKIAN