AKUNTANSI PAJAK

44
Arsanto Raharjo SE,MSA,Ak,BKP.

Transcript of AKUNTANSI PAJAK

Page 1: AKUNTANSI PAJAK

Arsanto Raharjo SE,MSA,Ak,BKP.

Page 2: AKUNTANSI PAJAK

PEMBUKUAN dan PENCATATAN

Page 3: AKUNTANSI PAJAK

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

CHAPTER 1

Page 4: AKUNTANSI PAJAK

PENGERTIAN PEMBUKUAN

“Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi

harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap

tahun pajak berakhir”

Page 5: AKUNTANSI PAJAK

KETENTUAN POKOK PEMBUKUAN

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak Badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan;Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto, dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;

continue

Page 6: AKUNTANSI PAJAK

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang;

Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan;

Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau

stelsel kas;

Page 7: AKUNTANSI PAJAK

PEMBUKUAN DALAM BAHASA DAN MATA UANG ASING

Kriteria WP yang dapat menyelenggarakan :PMAKontrak Karya PertambanganKontrak Bagi Hasil Pertambangan Minyak dan

GasBUTWP yang berafiliasi dengan perusahaan induk

yang berada di luar negeri (Konsolidasi)Bahasa asing yang diperbolehkan untuk

digunakan adalah Bahasa Inggris dan mata uang Dolar AS (US$)

Page 8: AKUNTANSI PAJAK

Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah harus dengan melalui persetujuan dari mentri keuangan

Surat permohonan paling lambat diajukan 3 bulan sebelum dilaksanakannya pembukuan dengan menggunakan bahasa asing tersebut.

Mentri Keuangan harus memberikan keputusan paling lambat 30 hari sejak surat permohonan diterima. Jika belum ada keputusan maka permohonan dianggap diterima.

Khusus untuk kontrak karya dan kontrak bagi hasil, surat permohonan paling lambat 1 bulan sebelum pelaksanaan pembukuan dengan bahasa asing

Page 9: AKUNTANSI PAJAK

SANKSI PELANGGARANWajib Pajak yang ternyata :

Tidak mengajukan permohonan penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat atau permohonannya ditolak tetapi tetap menyelennggarakan dalam bahasa Inggris dan mata uang US$

Telah diizinkan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakkan bahasa Inggris dan mata uang US$ tetapi tetap menyelenggarakan dalam bahasa Indonesia dan mata uang Rupiah

Maka dikenakan sanksi pencabutan izin yang sudah diperoleh dan tidak diperkenankan untuk mengajukan permohonan lagi

Page 10: AKUNTANSI PAJAK

Pencatatan sebagaimana tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan secara teratur tentang; peredaran atau penerimaan bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan obyek pajak dan penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final.

Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen lain wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di

tempat tinggal bagi wajib pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan wajib pajak Badan.

Page 11: AKUNTANSI PAJAK

PENCATATAN

o Pencatatan wajib dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang diperbolehkan menghitung Penghasilan Neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (Pasal 14 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008) dan wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Page 12: AKUNTANSI PAJAK

o Pencatatan dalam suatu tahun pajak meliputi jangka waktu 12 bulan, mulai tanggal 1 Januari

sampai dengan tanggal 31 Desember.

Page 13: AKUNTANSI PAJAK

o Pencatatan harus dapat menggambarkan jumlah peredaran atau penerimaan bruto dan atau jumlah penghasilan bruto, serta penghasilan yang bukan obyek pajak atau penghasilan yang dikenakan PPh Final, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

o Bagi wajib pajak yang memiliki lebih dari satu jenis usaha dan atau tempat usaha,

pencatatan harus dapat menggambarkan jumlah peredaran atau penerimaan bruto dari

masing-masing jenis usaha dan atau tempat usaha yang bersangkutan.

Page 14: AKUNTANSI PAJAK

NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO

“Adalah pedoman untuk menentukan penghasilan neto wajib pajak, karena wajib pajak tersebut tidak

wajib melakukan pembukuan”

Page 15: AKUNTANSI PAJAK

Wajib pajak yang boleh menggunakan norma penghitungan adalah wajib pajak orang pribadi yang memenuhi syarat-syarat berikut:

Peredaran bruto dalam 1 tahun tidak mencapai Rp.4.800.000.000,00.

Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun buku.

Menyelenggarakan pencatatan. Dalam hal wajib pajak tersebut tidak

menyampaikan pemberitahuan kepada Dirjen Pajak seperti tersebut di atas, dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.

Wajib pajak tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan atau tidak memperlihatkan pencatatan atau pembukuan atau bukti-bukti pendukungnya, maka penghasilan netonya dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Page 16: AKUNTANSI PAJAK

AKTIVA TETAP

Page 17: AKUNTANSI PAJAK

DEFINISIAktiva tetap adalah aktiva berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

Masa Manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan

Page 18: AKUNTANSI PAJAK

DEFINISIBiaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara

kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan

Biaya perolehan aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut hingga bisa dimanfaatkan, terdiri dari:Biaya Pesiapan tempat, Biaya pengiriman awal,

Biaya pemasangan dan Biaya profesional

Page 19: AKUNTANSI PAJAK

HARGA PEROLEHANJual Beli Jumlah yang seharusnya dibayar atau

diterimaTukar Menukar Jumlah yang seharusnya diterima

atau dikeluarkan berdasarkan harga pasarPengabungan, Pemekaran, Pemecahan,

Pengambilalihan Berdasarkan harga pasarMembangun Sendiri Biaya untuk membangun

termasuk bunga pinjaman selama masa konstruksiSumbangan Sebesar harga taksiran atau harga

pasar wajar dengan kreditnya akun “Modal Donasi”

Page 20: AKUNTANSI PAJAK

PENYUSUTANAdalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (PSAK 18)

Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi, dan memiliki suatu manfaat yang terbatas, digunakan perusahaan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, dan untuk disewakan .

Page 21: AKUNTANSI PAJAK

METODE PENYUSUTANAKUNTANSI

Metode garis lurus, saldo menurun, saldo menurun berganda, jumlah angka tahun, jam jasa, unit produksi,dll

PAJAKMetode garis lurus dan metode saldo menurun

berganda

Page 22: AKUNTANSI PAJAK

TABEL PENYUSUTAN FISKALKELOMPOK MASA

MANFAATTARIF PENYUSUTAN

GARIS LURUS SALDO MENURUN

GANDA

I Non Bangunan

Kelompok 1 4 tahun 25 % 50 %

Kelompok 2 8 tahun 12,5 % 25 %

Kelompok 3 16 tahun 6,25 % 12,5 %

Kelompok 4 20 tahun 5 % 10 %

II Bangunan

Permanen 20 tahun 5 % N/A

Non Permanen

10 tahun 10 % N/A

Page 23: AKUNTANSI PAJAK

REVALUASI AKTIVA TETAPSubyek

WP Badan dalam negeri yang menggunakan pembukuan setelah memenuhi kewajiban pajaknya

Obyek Semua aktiva tetap berwujud yang tidak dimaksudkan

untuk dijual, yang dipakai untuk menagih, mendapatkan dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek PPh

Harus menyampaikan pemberitahuan revaluasi ke KPP, dilampiri dengan laporan penilaian aktiva tetap dari penilai yang diakui pemerintah dan laporan keuangan untuk tahun buku terakhir sebelum revaluasi

Page 24: AKUNTANSI PAJAK

REVALUASI AKTIVA TETAPSelisih lebih revaluasi dihitung dengan

mengurangkan nilai pasar aktiva dengan nilai sisa buku fiskal.

PPh atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap yang harus dibayar adalah sebesar 10% dari selisih lebih tersebut dan bersifat final.

Apabila ada kompensasi kerugian fiskal tahun tahun sebelumnya maka dapat dikompensasikan terlebih dahulu baru kemudian sisanya dikalikan dengan tarif pajak seperti tersebut diatas.

Page 25: AKUNTANSI PAJAK

LEASING

Page 26: AKUNTANSI PAJAK

DEFINISISetiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam

bentuk penyediaan barang barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. (Pasal 1 SKB Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian)

Page 27: AKUNTANSI PAJAK

DEFINISILeasing Company adalah badan usaha yang

melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal yang akan digunakan oleh Lesee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor)

Page 28: AKUNTANSI PAJAK

JENIS LEASINGOperating Lease adalah kegiatan sewa guna

usaha dimana lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha

Finance Lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama

Page 29: AKUNTANSI PAJAK

JENIS LEASINGSales Type Lease Transaksi pembiayaan

sewa guna usaha secara langsung dimana jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau distributor yang juga merupakan perusahaan leasing

Leveraged Lease Melibatkan tiga pihak yaitu lessee, lessor, dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha

Page 30: AKUNTANSI PAJAK

PELAKSANAAN LEESINGDirect Lease

Lessee meminta lessor menyediakan obyek yang akan menjadi obyek sewa guna usaha.

Sale and LeasebackLessee terlebih dahulu menjual barang modal yang

dimilikinya kepada perusahaan sewa guna usaha, kemudian dilakukan kontrak leasing antara lessee dan lessor.

Syndicated LeaseBeberapa lessor secara bersama melakukan

transaksi sewa guna usaha kepada 1 leassee. Salah satu lessor akan ditunjuk sebagai kordinator

Page 31: AKUNTANSI PAJAK

KRITERIA FINANCIAL LEASELessee memiliki hak opsi untuk membeli aktiva

yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian

Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan lessee ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya sebagai keuntungan bagi lessor

Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun

Page 32: AKUNTANSI PAJAK

PERLAKUAN AKUNTANSI LESSOR CAPITAL LEASE

Penanaman netto dalam aktiva harus diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto leasing.

Terdiri dari jumlah piutang leasing ditambah nilai sisa pada akhir masa sewa dikurangi dengan pendapatan leasing yang belum diakui

Selisih antara piutang leasing dengan harga perolehan aktiva diperlakukan sebagai pendapatan leasing yang belum diakui

Pendapatan leasing yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan periode berjalan

Page 33: AKUNTANSI PAJAK

PERLAKUAN AKUNTANSI LESSOR OPERATING LEASE

Barang modal harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan.

Pembayaran berkala dari pihak leasee akan diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa.

Pendapatan sewa harus harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak untuk dijual.

Perbedaan nilai buku dengan harga jual riil harus dicatat dan diakui sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan

Page 34: AKUNTANSI PAJAK

PERLAKUAN AKUNTANSI LESSEE CAPITAL LEASE

Dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai seluruh pembayaran ditambah nilai opsi

Selama masa sewa setiap pembayaran dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa.

Page 35: AKUNTANSI PAJAK

PERLAKUAN AKUNTANSI LESSEE OPERATING LEASE

Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha.

Page 36: AKUNTANSI PAJAK

ASPEK PAJAK LEASINGKRITERIA FINANCE LEASE

Jumlah pembayaran sewa selama masa sewa ditambah nilai sisa harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor

Masa sewa guna usaha sekurang kurangnya : 2 tahun untuk golongan 1 3 tahun untuk golongan 2 dan 3 7 tahun untuk golongan bangunan

Penggolongan sesuai pasal 11 UU PPhMemuat ketentuan mengenai hak opsi bagi leasee

Page 37: AKUNTANSI PAJAK

ASPEK PAJAK LEASINGKRITERIA OPERATING LEASE

Jumlah pembayaran sewa selama masa sewa tidak menutupi harga perolehan dan keuntungan yang diperhitungkan lessor

Tidak memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi leasee

Page 38: AKUNTANSI PAJAK

PAJAK ATAS LESSORPenghasilan yang menjadi obyek PPh adalah seluruh

pembayaranTidak ada penyusutan untuk financial lease, jika

operating lease ada penyusutan.Dapat membentuk cadangan kerugian piutangKerugian dibebankan pada cadangan kerugian

piutangPPh 25 dihitung berdasarkan laporan keuangan

triwulanJasa Pembiayaan tidak terutang PPN, Penyerahan

terutang PPN (untuk finance lease), Operating terutang PPN

Page 39: AKUNTANSI PAJAK

PAJAK ATAS LESEESeluruh pembayaran boleh menjadi

pengurangTidak ada penyusutanTidak memotong PPh Pasal 23 atas angsuran

untuk finance lease, untuk operating lease memotong PPh pasal 23

Page 40: AKUNTANSI PAJAK

PERSEDIAAN

Page 41: AKUNTANSI PAJAK

DEFINISIPersediaan adalah aktiva tersedia untuk

dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

Nilai Realisasi Bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan

Page 42: AKUNTANSI PAJAK

PENGUKURAN PERSEDIAANBerdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih

mana yang lebih rendah (LOCOM)Biaya persediaan harus dihitung dengan

menggunakan biaya masuk pertama keluar pertama (FIFO) atau rata rata tertimbang (Weighted Average)

Page 43: AKUNTANSI PAJAK

PENGAKUAN SEBAGAI BEBANJika barang dalam persediaan dijual maka

nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan barang tersebut.

Setiap penurunan nilai persedian dibawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persedian harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.

Page 44: AKUNTANSI PAJAK

PENGUNGKAPANLaporan Keuangan harus mengungkapkan

kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan termasuk metode penilaian yang dipakai dan total jumlah tercatat persediaan