Akuntansi Pajak Bab 3

29
AKUNTANSI PERPAJAKAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU OLEH : 1. CINDY MAYANG SARI 2. DIAN AZUMI WIJAYA 3. NADYA 4. RAFFIDAH AYU 5. RETNO SUKMAWATI 6. ROHIDA UTAMI MONATS 7. ROZA OCTALIA 8. SYAIDINA EFRI SAPUTRA 9. SOLIHIN 10. TEGUH ADE PUTRA JURUSAN AKUNTANSI

Transcript of Akuntansi Pajak Bab 3

AKUNTANSI PERPAJAKANINVESTASI PADA EFEK TERTENTU

OLEH :1. CINDY MAYANG SARI2. DIAN AZUMI WIJAYA3. NADYA4. RAFFIDAH AYU5. RETNO SUKMAWATI6. ROHIDA UTAMI MONATS7. ROZA OCTALIA8. SYAIDINA EFRI SAPUTRA9. SOLIHIN10. TEGUH ADE PUTRA

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS RIAU2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangAkuntansi Perpajakan ialah Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan peraturan perpajakan. Dan di dalam mata kuliah ini terdapat salah satu bab yang membahas Investasi pada Efek Tertentu. Menurut IAI (2009:43) dalam SAK ETAP efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek .Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:49 51) entitas menyajikannya dengan neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi asset lancar dan asset tidak lancar, kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (classified balance sheet) harus melaporkan semua Efek dalam kelompok trading sebagai asset lancar. Efek dalam kelompok HTM dan efek dalam kelompok AFS disajikan sebagai asset lancar atau asset tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk Efek utang dalam kelompok HTM dan kelompok AFS yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus dikelompokkan sebagai asset lancar.Dan mengenai bagaimana investasi untuk efek tertentu diakui dalam perpajakan. Peminjaman uang ini biasanya memberikan penghasilan berupa bunga kepada investor. Penghasilan berupa keuntungan tersebut dijelaskan di dalam UU PPh pasal 4 ayat (1) bagian (g).Sedangkan dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), menjelaskan tentang penghasilan sebagai berikut : yang menjadi objek pajak adalah penghasila, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Disini berarti keuntungan dari obligasi juga termasuk di dalamnya.

1.2Rumusan Masalah1.Bagaimana transaksi dalam investasi pad efek tertentu dikaitkan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku ?2. Bagaimana penjelasan dan pencatatan transaksi investasi efek utang dalam bentuk lancar atau tidak lancar dicatat sesuai dengan SAK-ETAP dan ketentuan pajak yang berlaku ?

1.3Tujuan 1. Memahami kaitan transaksi dalam investasi pada efek tertentu dengan ketentuan perpajakan yang berlaku 2.Memahami penjelasan dan pencatatan transaksi investasi efek utang dalam bentuk lancar atau tidak lancar sesuai dengan SAK-ETAP dan ketentuan pajak yang berlaku.

BAB IIISI1.AKUNTANSIDana kas (idle cash) menganggur ialah kelebihan kas dimanfaatkan dengan cara membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat surat berharga baik dalam efek utang atau efek ekuitas . investasi pada surat surat efek harus memenuhi syarat syarat aman , likuid , dan menghasilkan. Menurut IAI (2009:43) dalam SAK ETAP efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek .Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok , yaitu : (1) dimiliki hingga jatuh tempo ( held to maturity ) ; (2) diperdagangkan (trading) ;(3) tersedia untuk dijual (available for sale ).a. Efek dimilliki hingga jatuh tempo (held to maturity HTM )Menurut Kieso , Weygand dan Warfield (2007 : 840-841) surat berharga utang yang dikalsifikasi sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai niat untuk memiliki efek tersebut sampai dengan jatuh tempo. Apabila entitas memiliki investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikam dalam kelompok investasi utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi/diskonto diamortisasi dengan effective interest method, kecuali straight line method menunjukkan hasil yang sama . Contoh :Pada 1 januari 2012 , PT Lita membeli obligasi dengan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai jatuh temponya sebesar Rp 100.000.000 dengan harga Rp 92.278.000 . bunga yang dibayarkan setiap tanggal 1 juli dan januari . PT Lita menggunakan metode bunga efektif dalam mengalokasikan diskonto /premi yang belum diamortisasi. Obligasi ini dikategorikan dalam held to maturity. Tingkat bunga efektif yaitu 10% .Diminta : a. Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasib. Buatlah daftar amortisasi obligasi c. Buatlah jurnal untuk mencatat bunga yang diterima , amortisasi dan penyesuaiannya .d. Buatlah penyajian dalam laporan keuangan per 31 Desember 2012

Jawab :a. Jurnal pembelian obligasi .TanggalKeteranganDebitKredit

01-01-12Investasi pada efek tertentu kas /bank 92.278.000--92.278.000

b. Daftar tabel amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah ).Obligasi 8% dibeli dengan tingkat bunga 10%

TanggalPenerimaan kas / bankPendapatan bungaAmortisasi diskontoNilai tercatat obligasi

01-01-12---92.278

01-07-124.0004.61461492.892

01-01-134.0004.64564593.537

01-07-134.0004.67767794.214

01-01-144.0004.71171194.925

01-07-144.0004.74674695.671

01-01-154.0004.78378396.454

01-07-154.0004.82382397.277

01-01-164.0004.86486498.141

01-07-164.0004.90790799.048

01-01-174.0004.952952100.000

40.00047.7227.722

c. Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan amortisasi diskonto).Tanggal Keterangan Debit Kredit

01-07-12

31-12-12Kas/bankInvestasi pada efek tertentu Pendapatan bungaPiutang bungaInvestasi pada efek tertentu Pendapatan bunga4.000.000614.000-4.000.000645.000---4.614.000--4.645.000

d. PT .Lita melaporkan investasi obligasi per 31 desember 2012 dalam pelaporan keuangan sebagai berikut .

Neraca Aset lancar Piutang bunga Rp 4.000.000 Aset tidak lancar Investasi pada efek tertentu Rp 93.537.000

Laporan laba rugi Pendapatan/ beban lain lain Pendapatan bunga Rp 9.259.000

Apa bila PT lita menjual investasi obligasinya pada tanggal 1 November 2016 dengan kurs 99% ditambah bunga akrual maka :Nilai tercatat pada 1 juli 2016 99.048.000*amortisasi diskonto (1 juli- 1 november 2016 = 4 bulan ) 635.000 *99.683.000Harga jual 99.750.000Laba penjualan atas invesatasi obligasi 67.000*4/6 x Rp 952.000Tanggal Keterangan Debit Kredit

01-11-16

Investasi pada efek tertentu Pendapatan bungaKas/Bunga Pendapatan bunga Investasi pada efek tertentu Laba penjualan investasi obligasi 635.000 -102.417.000 - - - - 635.000 - 2.667.00099.683.000 67.000

Penjualan atau transfer invesatsi utang tidak dianggap sebagai perubahan dalam tujuan HTM ,apabila perubahan maksud tersebut disebabkan oleh kondisi sebagai berikut : Terdapat bukti mengenai penurunan signifikasi resiko kredit penerbit efek. Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau menaikkan tariff pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang ( tidak termasuk perubahan peraturan perpajakan yang merivisi tarif pajak atas bunga secara umum . Terjadinya penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar , seperti penjualan segmen , yang mengakibakan diperlukannya penjualan atau transfer efek dalam kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit entitas dan posisi resiko suku bunga yang ada saat tersebut . Terjadi perubahan dalam persyaratan dan peraturan perundangan secara signifikan mengubah definisi investai yang diizinkan atau tingkat maksimal investasi yang dizinkan dalam jenis efek tertentu, sehingga entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM. Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industri tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya atau skala operasinya dan menjual efek dalam kelompok HTM. Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan bertambahnya bobot resiko atas investasi Efek hutang dalam perhitungan risiko tertentu, misalnya dalam perhitungan solvabilitas entitas asuransi atau perhitungan rasio kecukupan modal perbankan.Efek Diperdagangkan (Trading)Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007:846, 850) surat berharga dalam bentuk utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam periode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan hari). Perusahaan melaporkan efek trading pada fair value, dengan unrealized holding gain or losses sebagai bagian dari laba netoHolding Gain or Losses adalah perubahan neto antara nilai wajar dari satu periode ke periode lainnya, tidak termasuk dividen maupun bunga yang telah diakui tetapi belum diterima. Sama seperti kedua jenis investasi utang lainnya, premi/ diskonto juga akan diamortisasi.Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:46-47) investasi utang yang dikelompokkan dalam kelompok trading diukur sebesar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan dalam kelompok trading. Tujuan dari investasi utang ini dimiliki adalah untuk menghsilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Laba/Rugi yang belum direalisasi atas investasi utang trading harus diakui sebagai penghasilan.Efek Tersedia untuk Dijual (Available for Sale- AFS)Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007:842-845, 848-850) Investasi dalam bentuk utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS dilaporkan sebesar fair value dalam neraca. Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi terkait dengan perubahan fair value akan dicatat dalam akun unrealized gain or losses (bagian dari Laporan Laba Rugi -> dilaporkan dalam ekuitas). Perubahan fair value tidak akan dilaporkan sebagai bagian dari net income sampai investasi tersebut terjual.Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:47) Efek yang yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok trading dan dalam kelompok HTM, maka harus diklasifikasikan kedalam kelompok AFS. Laba/rugi yang belum direalisasi harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai pada saat laba/rugi tersebut dapat direalisasi.Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga termasuk amortisasi premi/diskonto yang timbul saat perolehan diakui sebagai penghasilan. Sedangkan untuk laba/rugi yang telah direalisasi dalam efek trading dan HTM, juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.Perubahan Kelompok InvestasiMenurut IAI dalam SAK- ETAP (2009:47 48) pemindahan efek antar kelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok, laba/rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut.a. Untuk Efek yang dipindahkan dari kelompok trading, makalaba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagapenghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus;b. Untuk Efek yang dipindahkan kekelompok trading, maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan pada saat tersebut;c. Untuk Efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok;d. Untuk Efek utang yang ditransfer dari kelompok AFS ke kelompok HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus diamortisasi selama masa manfaaat efek dengan cara yang konsisten denganamortisasi premi/ diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi/diskonto terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.

Dasar PengukuranDampak Perpindahan pada Akun EkuitasDampak Perpindahan pada Laba Neto

Trading AFS atau sebaliknyaSekuritas ditransfer sebesar nilai wajar pada tanggal TransferLaba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer akanmeningkatkan/menurunkanekuitasLaba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer akan diakui dalam pendapatan

HTM AFSSekuritas ditransfer sebesar nilai wajar pada tanggal transfer

Sebagian komponen dari ekuitas akan meningkat/menurun sebesar laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transferTidak ada

AFS HTMSekuritas ditansfer sebesar nilai wajar pada tanggal transferLaba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer yang dicatat sebagai komponen dari ekuitas akan diamortisasi selama sisa umur sekuritas,Tidak ada

Untuk pengungkapan setiap penjualan/transfer efek dalam kelompok HTM harus diungkapkan:a) Jumlah akumulasi amortisasi diskonto/premium untuk efek yang dijual/ dipndahkan ke kelompok lain;b) Laba / rugi penjualan efek, yang telah direalisasi maupun yang belum direalisasi;c) Kondisi yang mengakibatkan diambilnya keputusan menjual / memindahkan kelompok efektersebut.Penyajian dan Pengungkapan Investasi pada Efek TertentuMenurut IAI dalam SAK ETAP (2009:49 51) entitas menyajikanny adengan neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi asset lancar dan asset tidak lancar, kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangkapendek dan jangka panjang (classified balance sheet) harus melaporkan semua Efek dalam kelompok trading sebagai asset lancer. Efek dalam kelompok HTM dan efek dalam kelompok AFS disajikan sebagai asset lancar atau asset tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk Efek utang dalam kelompok HTM dan kelompok AFS yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus dikelompokkan sebagai asset lancer.Sementara itu, pengungkapan untuk efek dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk setiap kelompok utama Efek, yaitu:a) Nilai wajar agreratb) Laba yang belum direalisasi dari pemilik efek;c) Rugi belum direalisasi dari pemilik efek;d) Biaya perolehan, termasuk jumlah premium dan diskonto yang belum diamortisasi;Untuk Efek utang dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi mengenai tanggal jatuh tempo efek utang tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi tentang tanggal jatuh tempo dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek utang, termasuk diskonto dan premium yang belum diamortisasi berdasarkan, sedikitnya 4(empat) kelompok tanggal jatuh tempo, yaitu : Jatuh tempo dalamwaktu kurang dari 1 tahun; Jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun; Jatuh tempo dalamwaktu antara 5 sampai 10 tahun; dan Jatuh tempo dalam waktu lebihdari 10 tahunEfek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu seperti efek pembayarannya dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah (tidak dialokasikan kedalam beberapa kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuhtemponya dialokasikan, maka dasar alokasinya harus diungkapkan.Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus mengungkapkan :a. Penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok AFS, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut;b. Dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba / rugi yang direalisasi (misalnya, identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain);c. Laba dan rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan pengelompokkan efek dari kelompok AFS ke kelompok trading;d. Perubahan laba/rugi pemilikkan yang belum direalisasi untuk efek dalam kelompok AFS yang telah dimasukkan kedalam kompon enekuitas secara terpisah selama periode yang bersangkutan; dane. Perubahan dalam laba/rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk tujuan trading yang telah diakui sebagai penghasilan dalam periode pelaporan.Penilaian investasi pada efek tertentu menurut perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya sesuai dengan penjelasan UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 10 ayat (6) ditentukan bahwa penilaian sekuritas hanya boleh menggunakan harga perolehan. Sedangkan keuntungan atau kerugian karena penjualan/pengalihan saham hendaknya berpegang kepada ketentuan UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat (1), yaitu sebesar selisih antara harga jual dengan harga perolehan. Investasi surat berharga dalam valuta asing, sesuai dengan ketentuan perpajakan, harus dijabarkan kedalam mata uang rupiah. Penjabarannya dilakukan dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau kurs tetap yang dilakukan secara taat asas.

2.PERPAJAKANObligasi merupakan salah satu bentuk peminjaman uang dengan jangka waktu tertentu dengan surat berharga, atau dapat juga disebut dengan investasi utang. Peminjaman uang ini biasanya memberikan penghasilan berupa bunga kepada investor. Penghasilan berupa keuntungan tersebut dijelaskan di dalam UU PPh pasal 4 ayat (1) bagian (g).Sedangkan dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), menjelaskan tentang penghasilan sebagai berikut : yang menjadi objek pajak adalah penghasila, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Disini berarti keuntungan dari obligasi juga termasuk di dalamnya. Pembelian obligasi yang disertai dengan unsure bunga berjalan, maka bunga tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan. Perlakuan terhadap bunga obligasi yang dijual di bursa efek dengan bunga obligasi yang tidak dijual di bursa efek adalah berbeda. Bunga obligasi yang tidak dijual di bursa efek harus dicatat sebagai pajak yang di bayar di muka, dan dikenakan PPh pasal 23 dengan tarif 15%. Sedangkan yang dijual di bursa efek dikenakan tariff PPh final pasal 4 ayat 2. Selain bunga tetap, penghasilan obligasi yang dapat berua capital gain dan realisasi diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat pelunasan obligasi juga dapat dikenakan pajak. Kecuali bagi WP orang pribadi yang penghasilannya tidak melebihi PTKP.Surat Utang NegaraSurat utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara RI sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Negara.(1) Penghasilan berupa diskonto SPN, berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.Besarnya PPh adalah 20% dari diskonto SPN bagi WP dalam negeri dan BUT, atau sesuai dengan tarif ketentuan P3B yang berlaku bagi WP luar negeri.(2) Penghasilan dari transaksi bunga obligasi Besarnya PPh adalah sebagai berikuta. Bunga dari obligasi dengan kupon 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; 20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT;dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi.b. Diskonto obligasi dengan kupon 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; 20% atau sesuai tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT; dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan.c. Diskonto obligasi tanpa bunga 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; 20% atau sesuai P3B bagi WP luar negeri selain BUT;Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi.d. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana yang terdaftar pada Bapepam dan Lembaga Keuangan 0% untuk tahun 2009 - 2010 5% untuk tahun 2011 - 2013 15% untuk ahun 2014 dan seterusnyaAtas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh WP berupa bunga obligasi dikenai pemotongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu, yaitu:i. Dana pension yang pendirian/pembentukannya disahkan oleh Menteri Keeuanganii. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.Investasi dalam ObligasiPada 1 Juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal Rp10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% per tahun dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp80.000. Obligasi akan dilunasi pada 31 Desember 2015 (4,5 tahun lagi).TanggalKeteranganDebitKredit

1 Juli 2011Investasi pada efek tertentuPendapatan bunga Utang PPH pasal 4 ayat (2) Kas/Bank110.0003.000----1.500115.000

Sesuai PP 16 Tahun 2009, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) atas diskonto yang merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasisebesar 15% x Rp10.000 = Rp1.500. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan PPH Pasal 4 ayat (2) yang telah di potongnya ke kas Negara.TanggalKeteranganDebitKredit

10 Agus 2011Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Kas/Bank1.500--1.500

Sesuai Pasal 21 UU PPh, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh 21 atas pembayaran komisi yang merupakan penghasilan bagi yang menerima sebesar 5% x Rp8.000 = Rp400.TanggalKeteranganDebitKredit

1 Juli 2009Beban komisi Utang PPh 21 Kas/Bank8.000---4007.600

Paling lambat tanggal 10 bulan berikutny, PT Budi harus menyetorkan PPh 21 yang telah dipotongnya ke kas Negara.TanggalKeteranganDebitKredit

10 Agustus 2011Utang PPh 21 Kas/Bank400--400

Sesuai PP 16 tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) oleh PT Noni sebagai penghasilan sebesar 15% x Rp6000 = Rp900. PPh ini bersifat final sehingga tidak dapat diperhitungkan oleh PT Budi pada SPT Tahunan PT Budi.TanggalKeteranganDebitKredit

1 Oktober 2011Kas/BankPPh 23 dibayar di muka Pendapatan bunga5.100900---6000

Penyesuaian pada akhir tahun 2011 :TanggalKeteranganDebitKredit

31 Desember 2011Piutang bunga Pendapatan bunga3.000--3000

Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp1.111 untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga.TanggalKeteranganDebitKredit

31 Desember 2011Pendapatan bunga Invesasi pada efek tertentu1.111--1.111

Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011TanggalKeternganDebitKredit

31 Desember 2011Pendapatan bunga Rugi-Laba4.889--4.889

Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final., sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan penggabugan dengan penghasilan lain dan tidak dilakukan penghitungan kembali dalam SPT Tahunan PT Budi. Investasi dalam SahamPT Saturnus pada 1 Maret 2012 menjual saham PT Mars, yang dibelinya Rp 1.000.000 dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya penjualan (jasa pialang dan sebagainya) Rp20.000. Laba neto PT Saturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp80.000. Namun, untuk tujuan perpajakan jumlah keuntungan itu dikesampinngkan, dan PT saturnus harus membayar pajak final ejumlah Rp1.100 (0,1% x Rp1.100.000).TanggalKeteranganDebitKredit

1-Mar-2012Kas/Bank PPh Pasal 4 ayat (2) Laba penjualan investasi saham Investasi pada efek tertentu1.078.9001.100----80.0001.000.000

Demikian juga kalau sebaiknya terdapat kerugian, misalnya saham dijual dengan harga Rp950.000 dan jasa pialang sebesar Rp10.000. Menurut peraturan perpajakan kerugian itu dikesampingkan dan perusahaan harus tetap membayar PPh sejumlah Rp950 (0,1% x Rp950.000) tanpa mempertimbangkan fakta kerugian. Hal ini semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi perpajakan dan pemberian kepastian kepada pembayar pajak.

TanggalKeteranganDebitKredit

1-Mar-2012Kas/BankPPh Pasal 4 ayat (2)Rugi penjualan investasi saham Investasi pada efek tertentu939.0501.10060.000----1.000.000

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanEfek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek .Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok , yaitu : (1) dimiliki hingga jatuh tempo ( held to maturity ) ; (2) diperdagangkan (trading) ;(3) tersedia untuk dijual (available for sale ).Sedangkan pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu sebagai berikut.(1) Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok ekuitas yang diperdagangkan (trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale)(2) Aset Tidak Lancar.Obligasi adalah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu. Obligasi dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi sebagai investasi dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Pembayaran untuk bunga sehubungan dengan obligasi yang diperoleh di antara tanggal pembayaran bunga harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi atau surat berharga semacam itu harus ditangguhkan dan diamortisasikan selama janga waktu yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan. edisi 3. Salemba Empat : Jakarta