Akalasia
-
Upload
dedew11111 -
Category
Documents
-
view
71 -
download
2
description
Transcript of Akalasia
Pendahuluan
Akalasia
1/100.000
Spektrum gejala bervariasi
Penundaan diagnosis
Statis makanan --> pelebaran esofagus
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Akalasia adalah gangguan motilitas berupa hilangnya peristaltik esofagus dan gagalnya sfingter esofagokardia berelaksasi sehingga
makanan tertahan di esofagus. (Sjamsuhidajat & Jong, 2011)
Anatomi Esofagus
Etiologi
Pasti --> tidak diketahui
Degenerasi pleksus auerbach --> kontrol neurologis hilang.
Etiologi
Akalasia Primer
Akalasia Sekunder
Tidak diketahui
Virus neurotropik
Keturunan
Infeksi
Tumor intraluminer
Pendorongan ekstraluminer
Obat kolinergik
Pasca Vagotomi
Patofisiologi
Peningkatan tekanan LES Gagal Relaksasi sempurna
Bolus makanan tidak bisa masuk gaster
Statis makanan di esofagus
Dilatasi esofagus
Tekanan residual
Hidrostatik + gravitasi > tekanan residual
Makanan masuk gaster
Regurgitasi makanan
Esofagitis
Penurunan neuron NCNA Pengurangan reaktivitas neuron terhadap asetilkolin
Manifestasi Klinis Gejala utama :
Disfagi Regurgitasi Nyeri atau tidak enak di belakang sternum Berat badan menurun Heart burns
Manifestasi extraesophageal Komplikasi paru --> aspirasi berulang Pelebaran kerongkongan --> kompresi trakhea Ekstrim >> --> distorsi kerongkongan --> bulll neck
frog appareance --> obstruksi trakea & stridor
Diagnosis
Radiologi Foto Polos Dada Esofagografi
Endoskopi Manometri
Perbandingan akalasia esofagus jika dilihat
secara:
A. Anatomis, B. Endoskopi, C. Esofagografi
Tonus LES meningkat > 26 mmHg atau > 30 mmHg Relaksasi sphingter tidak sempurna. Aperistaltik esophagus Tekanan korpus esophagus pada keadaan istirahat >i
daripada tekanan gaster
Tatalaksana
Terapi Farmakologi
Mencapai penurunan tekanan LES --> relaksan otot polos
CCB, Nitrat
Nifedipin 10-30 mg SL, 30-40 menit sebelum makan.
ISDN 5 mg SL, 10-15 menit sebelum makan. ES >>
Kelebihan:
Tx simptomatik akalasia tahap awal.
Tx sementara pasien yang menunggu pilihan terapi yang lebih baik,
atau memiliki risiko tinggi untuk terapi yang lebih invasif.
Kekurangan:
Durasi kerja singkat
ESO --> edema perifer, sakit kepala, hipotensi.
Injeksi toksin botulinum ke LES yang lemah 100 Unit per endoskopi (pre injeksi 44 mmHg, post
injeksi 6 mmHg) Jangka pendek & pengulangan.
Kelebihan:
Cepat memberikan hasil, tidak perlu pembedahan dan tidak perlu rawat
inap.
Pilihan pasien-pasien tua yang beresiko tinggi terhadap pembedahan
Pasien yang mengalami kehilangan BB berlebihan bisa memperbaiki status
gisinya sebelum terapi permanen dengan pembedahan.
Kekurangan:
Penggunaan botulinum toxin terbatas karena efeknya yang jangka pendek.
Reaksi peradangan >> pada gastroesophageal junction --> fibrosis -->
mempengaruhi tindakan operasi atau dilatasi.
Peregangan LES
Dilatasi pneumatik
Pasien --> menelan
suatu pipa dengan balon
pada ujungnya. Balon
ditempatkan di tengah-
tengah spinkter bawah
esophagus --> balon
dikembangkan -->
meregangkan sphingter.
Kelebihan :
Keberhasilan 60-90%.
Cepat dan murah jika
dibandingkan dengan
pembedahan
Rawat inap <<.
Kekurangan :
Dapat terjadi ruptur esophagus.
Pembedahan thoracotomy-
esophagomyotomy Kelebihan:
Keberhasilan > teknik
balon pneumatic dilation
--> tekananLES
berkurang >> pada
pembedahan.
Kekurangan:
Risiko infeksi pada luka
operasi.
ES penurunan tekanan
LES >> --> GERD
Waktu sembuh lama.
Pembedahan Laparoscopy Myotomy
Kekurangannya
Biaya besar >>
Kelebihan
Keberhasilan >>
Kesalahan <<
Penyembuhan lebih
cepat Esophagogastric junction diangkat ke arah thorax
dan myotomy longitudina l--> kurang lebih sepanjang
6-7cm pada esofagus bagian distal terus hingga
beberapa milimeter kearah lambung.
Komplikasi
Pneumonia aspirasi
Obstruksi saluran pernafasan
Perforasi esofagus
Kanker esofagus
Prognosis
Akalasia >> diobati secara efektif, tidak
mengurangi harapan hidup kecuali jika terjadi
komplikasi menjadi karsinoma esophagus. (M.
Neubrand, et al, 2002).
Daftar Pustaka
Bakry, Fuad. 2009. Akalasia. dalam Buck Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. Hal : 491-492.
Vaezi, F.M., Pandolfino, J.E., Vela, M.F. 2013. ACG Clinical Guideline: Diagnosis and Management of Achalasia. Am J Gastroenterol
advance online publication.
Sibernagl, Stefan. 2000. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC
Eckardt, Alexander J. Current clinical approach to achalasia. World Journal of Gastroenterology. 2009 August 28; 15(32): 3969-3975
Woodfield, Courtney A. et al. 2000. Diagnosis of Primary Versus Secondary Achalasia. American Roentgen Ray Society Journal, vol
175: 727-731.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 499-501.
Pishbijari, HF.,Tabatabaei, SAM., Jangodaz, ZM., 2001, Injection of Botulinum Toxin in the Treatment of Achalasia ; a Randomized,
Double Blind, Controlled Clinical Trial. Medical Journal of The Republic Iran Vol.15 No.3.
Youngson, GG., Chirdan, IB., 2002, Achalasia, PedSurgery Africa.
Francis DL., Katzka DA., 2010, Achalasia : Update on the Disease and its Treatmen. Gastroenterology Journal 139 : 369-374.
Pohl, D., Tutuian, R. 2007. Achalasia: an Overview of Diagnosis and Treatment. J Gastrointestin Liver Dis September 2007 Vol.16 No 3,
297-303
Spechler SJ. Esophageal disorders. In: Dale DC, Federman DD, editors. ACP Medicine 3rd edition. USA: WebMD Inc; 2007