AI Portofolio Plus

22
ARSITEKTUR TRADISIONAL NUSANTARA Mata Kuliah Arsitektur Indonesia ANGGOTA KELOMPOK : 1. Vidia Ardhanareswari Sudijar 3212100027 2. Afra Mustika 3212100031 3. Erwita Nurika 3212100040 4. M. Amri Yahya 3212100062 5. Ihdina Sabili 3212100065 6. Fabio Brestianto 3212100074 7. Anggriani Christy 3212100082 8. Wenda Pristi L 32121000 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

description

tugas arsitektur indonesia

Transcript of AI Portofolio Plus

ARSITEKTUR TRADISIONAL NUSANTARAMata Kuliah Arsitektur Indonesia

ANGGOTA KELOMPOK :1. Vidia Ardhanareswari Sudijar32121000272. Afra Mustika32121000313. Erwita Nurika 32121000404. M. Amri Yahya32121000625. Ihdina Sabili32121000656. Fabio Brestianto32121000747. Anggriani Christy32121000828. Wenda Pristi L32121000FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANARSITEKTUR ITS 2014Arsitektur TradisionalRumah Tongkonan (Toraja)I. OBYEK ARSITEKTURRumah Adat Toraja, terletak di pegunungan bagian Utara Sulawesi Selatan. Rumah Adat Toraja atau yang biasa disebut dengan Tongkonan, kata tongkonan sendiri berasal dari kata tongkon yang bermakna menduduki atau tempat duduk. Dikatakan sebagai tempat duduk karena dahulu menjadi tempat berkumpulnya bangsawan toraja yang duduk dalam tongkonan untuk berdiskusi. Rumah adat ini selain berfungsi sebagai tempat tinggal juga memiliki fungsi sosail budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat. Masyarakat suku toraja menganggap rumah tongkonan itu sebagai ibu, sedangkan alang suea (lumbung padi) dianggap sebagai bapak. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang.Tana Toraja terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Kepulauan Sulawesi. Sebuah pulau yang terletak diantara Pulau Kalimantan dan Pulau Maluku dan sekitarnya. Suku Toraja yang ada sekarang ini bukanlah suku asli, tapi merupakan suku pendatang. Menurut kepercayaan, suku Toraja berasal dari khayangan yang turun pada sebuah pulau Lebukan.II. DATA ARSITEKTURAL1. Denah, Tampak, Potongan

BENTUK Rumah adat Toraja (Tongkonan) bentuknya menyerupai perahu Kerajaan Cina jaman dahulu. Konon kata Tongkonan berasal dari istilah tongkon yang berarti duduk. Bagian atap terbuat dari bambu sedangkan bagian tiang-tiang penyangga di ambil dari kayu Pohon banga. Rumah Tongkonan memiliki: tangga di sebelah kanan sebuah teras depan yang disebut Palladan dapur untuk tempat memasak berada di kolong bagian belakang rumah kamar mandinya terpisah dari bangunan rumah Kolong bagian tengah juga digunakan sebagai tempat kandang babi. TongkonanTidak semua rumah disebut sebagai tongkonan. Syarat rumah tongkonan :1. Struktur Kemasyarakatan, penataan2. Bukti kepemimpinan yang berjasa bagi masyarakat Rumah harus menghadap ke utara, Letak pintu di bagian depan rumah, dengan keyakinan bumi dan langit merupakan satu kesatuan dan bumi dibagi dalam 4 penjuru mata angin, yaitu:1. Utara disebutUlunna langi, yang paling mulia di mana Puang Matua berada (keyakinan masyarakat Toraja)2. Timur disebutMatallo, tempat metahari terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau kehidupan.3. Barat disebutMatampu, tempat metahari terbenam, lawan dari kebahagiaan atau kehidupan, yaitu kesusahan atau kematian4. Selatan disebutPollona langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala sesuatu yang tidak baik / angkara murka.5. Detail, ornamen, dekorasi

Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah variasi gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiran-ukiran tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja yang disebut Passura (Penyampaian). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis. Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural tertentu.Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan makna. Warna-warna yang dominan adalah merah, kunig, putih dan hitam. Semua sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiran-ukiran magis ini diyakini dari Ne Limbongan yang mana simbolnya adalah berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin.Setiap pola ukiran abstrak punya nama dan kisah antara lain motif empat lingkaran yang ada dalam bujur sangkar biasanya ada di pucuk rumah yang melambangkan kebesaran dan keagungan. Makna yang terkandung dalam simbol-simbol itu antara lain simbol kebesaran bangsawan ( motif paku), simbol persatuan (motif lingkaran 2 angka delapan), simbol penyimpanan harta ( motif empat lingkaran berpotongan dan bersimpul) dll.Selain motif-motif abstrak itu, beragam pula pola-pola yang realistis mengikuti bentuk binatang tertentu antara lain burung bangau (motif Korong), motif bebek ( Kotte), Anjing ( motif Asu), Kerbau ( Tedong), Babi ( Bai) dan ayam ( Pamanuk Londong).Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. lambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja, selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan sebagai dasar ukiran dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat jelas ornamen geometris tersebut.

TEKTONIKAPondasi yang digunakan adalah dari batuan gunung, diletakkan bebas di bawah Tongkonan tanpa pengikat antara tanah, kolom dan pondasi itu sendiri. Umunya menggunakan sistem konstruksi pasak, yaitu teknik konstruksi tanpa paku dan alat sambung selain kayu. Pondasi menggunakan batu kali. Kolom Lentong alla (tiang penahan badan bangunan). Jumlah ada 24 dengan diameter 8 cm. bagian depan berjumlah 5 atau 7 dengan modul 0.64 m atau 1 m. Garopang (tiang penyangga atap). Jumlah 8 tiang garopang dengan diameter 15 cm. Tulak somba (tiang penahan anjungan atap). Jumlah 2 tiang dengan diameter 25-35 cm. Ariri Posi (tiang utama). Tiang tengah antara ruang Sali dan sumbung. Hanya ada pada tongkonan yang berfungsi adat. Balok Keseluruhan tiang-tiang lentong alla dan garopang diperkuat oleh 3 susunan balok pipih. Roroan tangnga: ke arah lebar Roroan sada: ke arah panjang Tangdan: mengikat seluruh lenting alla dan garopang ke arah panjang dan lebar. Untuk meletakkan papan lantai. Dinding Balok samborinding yang jumlahnya ada 4 berada pada tepi atas dinding keliling rumah dan berfungsi sebagai pengikat. Dinding rumah berupa papan-papan kayu Atap Di atas ruang dipasang 4 balok melintang yang disebut balok sangka. Kedua anjungan atap longa dibentuk oleh 4 balok pamiringan longa yang menjulang ke depan dan ke belakang dengan bentang mencapai 8 m. Terdapat balok kayu boko tempat melekatnya tulang-tulang atap serta 4 tiang bubungan. Penutup atapnya dari belahan bambu sepanjang 110 cm yang disusun bertumpuk berbalikan dan ditusuk bamboo kecil, sehingga membentuk lembaran atap. Sususan atap bamboo ini terdiri atas indo papa dan anak papa atau tarampak. Diatas lapisan tarampak lalu disusun lembaran atap indo papa hingga mencapai 40 tumpuk. Peletakkan pintu masuk di sebelah Utara atau Timur ,karena nenek moyang mereka berasaldari arah Utara Arah angin yang datang selalu dari arah Utara, Utara mempunyai arti kebaikan. Pintu yang terletak disebelah Timur mempunyai arti kebahagiaan dan keceriaan disesuaikan dengan arah terbitnya matahari, Motif hewan melambangkan kekuatan dan kekuasaan, contoh: Ayam jantan: berkokok pagi hari,melambangkan kehidupan Kepala kerbau: menunjukan prinsip yang kokoh. Motif tumbuhan melambangkan kemakmuran, contoh: Lumut: menandakan sawah sebagai sumber kehidupan Motif benda langit melambangkan kekuasaan Tuhan, contoh: Matahari: sebagai sumber cahaya (terang) dalam kehidupan Warna dasar (kasemba) terdiri dari 4 warna, yaitu: Merah: berani berkorban Kuning: keagungan Hitam: berani berbuat baik Putih: mandiriKosmologis Modernisme dalam arsitektur selalu menunjuk pada hal-hal yang bersifat konkrit, profan dan konsep yang jelas. Sebaliknya tradisional seperti arsitektur tradisional menunjuk pada hal-hal yang bersifat abstrak, spiritual dan bahkan konsep religius atau "way of thinking". Toraja, sebuah kelompok etnik yang tinggal disebelah utara propinsi Sulawesi Selatan, mempunyai bentuk arsitektur tradisional yang unik dan indah, yang merupakan ekspresi dari "Aluk Todolo", agama dan "way of life" nya. Pemikiran kosmologi dan "Aluk Todolo" diekspresikan dalam arsitektur Toraja, baik dalam tata letak ( site plan), orientasi, konstruksi, material bangunan, detail, ornamen dan aspek-aspek arsitektur lainnya. Tulisan ini merupakan hasil ringkasan dari riset, seminar dan studi kepustakaan arsitektur Toraja, yang dilakukan oleh jurusan arsitektur Universitas Hasanuddin, Makasar di tiga desa adat. Palawa (desa tradisional yang besar), Ketekesu (sebuah desa adat yang indah) dan Siguntu (desa adat yang kecil tapi mempunyai banyak bangunan arsitektur tradisional Toraja).

RUMAH BATAK TOBA Rumah Batak Toba merupakan rumah adat masyarakat Batak yang bermukim di - Tapanuli Utara, - Kabupaten Humbang, - Hasundutan, - Kabupaten Samosir, - Kabupaten Toba Samosir Ruma gorga atau sering disebut ruma bolon atau Si Baganding Tua adalah rumah adat suku Batak yang sekaligus menjadi simbol status sosial masyarakat yang tinggal di Tapanuli. Rumah adat dengan beragam hiasan yang indah yang rumit dinamakan disebut ruma gorgasarimunggu atau jabu. Sementara rumah adat yang tidak memiliki ukiran dinamakan jabu ereng. > Rumah Adat Batak Toba yaitu Rumah Bolon (Rumah Gorga atau Jabu Si Baganding Tua) terdiri atas 1. Rumah2. Sopo (lumbung padi) yang berada di depan rumah. > Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama.> DisebutRumah Bolonkarena suku batak toba sangat percaya akan Tuhan mereka yaituMULA JADI NA BOLON, jadi rumah bolon berarti rumah Tuhan > Rumah melambangkan makrokosmos dan mikrokosmos yang terdiri dari adanya tritunggal benua, yaitu :a. Benua Atas yang ditempati Dewa, dilambangkan dengan atap rumah,b. Benua Tengah yang ditempati manusia, dilambangkan dengan lantai dan dinding c. Benua Bawah sebagai tempat kematian dilambangkan dengan kolong BAGIAN-BAGIAN RUMAH BATAK Bagian Bawah (Tombara) - Terdiri dari batu pondasi atau ojahan tiang-tiang pendek, pasak (rancang) yang menusuk tiang, tangga (balatuk)- Bagian bawah difungsikan untuk memelihara ternak . Seperti ayam, dan babi. Bagian Tengah (Tonga)- Terdiri dari dinding depan, dinding samping, dan belakang Bagian Atas (Ginjang) - Terdiri dari atap (tarup) di bawah atap urur diatas urur membentang lais, ruma yang lama atapnya adalah ijuk (serat dari pohon enau). Adat Batak Toba- Sebelum meletakkan pondasi lebih dahulu diadakan sesajen, biasanya berupa hewan, seperti kerbau atau babi. - Caranya yaitu dengan meletakkan kepala binatang tersebut ke dalam lubang pondasi, juga darahnya di tuang kedalam lubang.- Tujuannya supaya pemilik rumah selamat dan banyak rejeki di tempat yang baru.Tangga Batak Toba berjumlah ganjil BADAN RUMAH Badan rumah terletak dibagian tengah atau dalam mitologi batak disebut dunia tengah. Dunia tengah melambangkan tempat aktivitas manusia seperti masak, tidur, bersenda gurau. DINDING- Tali pengikat ini membentuk pola seperti cicak yang mempunyai 2 kepala saling bertolak belakang Filosofi : a. Cicak dikiaskan sebagai penjaga rumah, b. 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan semua penghuni rumah mempunyai peranan yang sama dan saling menghormati.Ukiran yang menggambarkan payudara sebagai lambang kesuburan (odap-odap). Ukiran cicak sebagai lambang penjaga dan pelindung rumah (boraspati) ATAP : Wujud atap yang melekuk pada puncak atap sebelah depan, kadang-kadang ditempelkan tanduk kerbau sehingga rumah terlihat seperti kerbau Atap yang lengkung dianggap sebagai punggung kerbau Atap Rumah Bolon mengambil ide dasar dari punggung kerbau, Bentuknya yang melengkung menambah nilai keaerodinamisannya dalam melawan angin danau yang kencang. Suku batak menganggap Atap sebagai sesuatu yang suci, sehingga digunakan untuk menyimpan pusaka mereka.PONDASI Pondasi rumah batak toba menggunakan jenis pondasi umpak, dimana batu sebagai tumpuan dari kolom kayu yang berdiri diatasnya. Memakai pondasi umpak, karena pada waktu tersebut masih banyaknya batu ojahan dan kayu gelonggong dalam jumlah yang besar. Dan belum ditemukannya alat perekat seperti semen Memakai pondasi umpak?, karena pada waktu tersebut masih banyaknya batu ojahan dan kayu gelonggong Dan belum ditemukannya alat perekat seperti semenKOLOM Tiang-tiang berdiameter 42 - 50 cm, berdiri diatas batu ojahan struktur yang fleksibel, sehingga tahan terhadap gempa Tiang yang berjumlah 18 mengandung filosofi kebersamaan dan kekokohan KLASIFIKASI Rumah batak toba dibagi menjadi yaitu rumah jantan dan rumah betina. Rumah jantan terletak disebelah selatan, fungsinya sebagai rumah tinggal. Rumah betina terletak di sebelah utara, fungsinya sebagai tempat menyimpan padi.DEKORASI Tali-tali pengikat dinding yang miring disebut tali ret-ret, terbuat dari ijuk atau rotan. Hiasan Gajah dompak, bermotif muka binatang, mempunyai maksud sebagai penolak bala. Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, Kepala singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya seperti guna-guna dari luar. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula yang berupa gambaran saja. Warna yang digunakan selalu hitam, putih dan merah. Ukiran khas di dinding Batak Toba yang terletak di dinding rumah bagian luar disebut gorga. Gorga mengandung unsur mistis penolak bala. Pemilihan warna merah hitam dikarenakan sebagai warna flora dan fauna

Rumah Tongkonan TorajaRumah Bolon Batak TobaPerbandingan

Rumah Tongkonan terletak di Toraja Sulawesi. Sedangkan Rumah Bolon terletak di daerah Toba Sumatra Utara Kedua rumah adat ini umah selain berfungsi sebagai tempat tinggal juga memiliki fungsi sosail budaya yang bertingkat-tingkat di masyarakat.

Rumah-rumah Austronesia

Rumah Batak Toba dan Rumah Tongkonan merupakan golongan Rumah Austronesia yang mempunyai ciri umum yang terdiri atas bangunan persegi empat, berdiri atas tiang-tiang, dengan atap yang besar yang kebanyakan tersusun oleh ilalang. Keduanya mempunyai perletakan yang sama yaitu sama sama melintang ke arah Utara dan Selatan dengan saling berhadap-hadapan.

++

Rumah AustronesiaTiang pondasiBadan bangunanAtap

Rumah BolonStruktur

Rumah tongkonanBaik rumah Toba maupun Toraja keduanya sama sama menggunakan lantai panggung yang ditopang tiang-tiang dengan atap besar di atasnya. Atap jerami dengan ijuk kelapa, dinding segitiga dan atap mengarah ke luarKeduanya dibangun seluruhnya dari kayu dan bahan alami .Secara umum tiang rumah bersandar pada pondasi batu dan ruang bawah lantai ditutup untuk dijadikan kandang kerbau atau tempat menyimpan. Tiang pondasi disusun dengan interval jarak yang sama. Kemudian di atas tiang pondasi terdapat dinding yang dibuat miring pada rumah Tongkongan maupun rumah Bolon. Selain sebagai penyalur beban ke tiang pondasi, dinding ini juga memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat disana. Tentunya hal tersebu menjadikan nilai estetis bagi kedua rumah.

Ruang Dalam

Baik Rumah Tongkonan maupun Rumah bolon mempunyai rencana denah berbentuk persegi empat dengan dikelilingi oleh deretan kolom yang menopang dinding hingga atap. Pada rumah Bolon, ruang dalamnya berbentuk empat persegi panjang dengan ruangan terbuka tanpa kamar atau pun sekat pemisah. Pada rumah Tongkonan ruang dalamnya dibagi atas tiga bagian ruangan dan terdapat sekat untuk memisahkannya.

Atap

Keduanya memiliki bentuk atap yang serupa. Berukuran besar dengan kedua ujungnya menjulang megah ke atas. Yang membedakan adalah ujung atapnya pada rumah tongkonan terlihat lebih lebar sedangkan pada rumah bolon lebih lancip.

Pondasi

Keduanya mempunyai sistem struktur pondasi yang sama.Pada Rumah Tongkonan pondasinya disebut Lentong Alla

Ornamen Hias

Ornamen yang terdapat pada rumah batak Toba.Pada kedua rumah ornamen hiasnya sekilas nampak sama. Baik dari segi warna hingga ornamen hiasnya sama. Yang membedakan ialah makna dari ornamennya tergantung suku masing - masi

Ornamen pada rumah Toraja

DAFTAR PUSTAKA DAN SUMBER DATA1. http://muchammadekodarwanto.blogspot.com/2012/11/rumah-adat-toraja-tongkonan.html2. http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000013164136/mengenal-rumah-adat-tongkonan-tanah-toraja3. http://yessy-si.blogspot.com/2013/01/kebudayaan-suku-toraja.html4. http://corlena.wordpress.com/village-kampong/lemo-tana-toraja-3/5. https://www.google.com/search?q=potongan+rumah+adat+toraja&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=tms7U-GtHdGZiQehsYDIDw&ved=0CAYQ_AUoAQ&biw=1366&bih=600#q=rumah%20adat%20toraja&tbm=isch