Anesthesi Ai

16
ANESTHESI Kelompok 2 : M. Noer Arra ( O111 12 269), Kharisma ( O111 12 106 ), Muliani M. ( O111 12 114 ), Trini Purnamasari S. ( O111 12 255 ), Wendelindia V.T.T. ( O111 12 262) Asisten : Jhon Pampang Allo Praktikum Ilmu Bedah Umum Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan anestesi umum yang baik dan benar pada kucing, tahap- tahap anestesi dan perhitungan dosis obat yang digunakan dalam anestesi. Metode yang digunakan yaitu anestesi umum. Dengan menggunakan obat seperti Atropine sulfat 0,25mg/ml dosis 0,04mg/kg BB yang berfungsi sebagai antikolinergik; ACP 20mg/ml dosis 0,25mg/kg BB yang berfungsi memberi efek sedative; Ketamin 100mg/ml dosis 8mg/ml yang berfungsi sebagai anestetika. Atropine sulfat dan ACP merupakan bagian dari premedikasi yang memiliki manfaat untuk memberikan efek bagus terhadap hewan dan sebagai penyeimbang dari efek samping anestetika yang akan digunakan. Dari praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa anestesi merupakan tahapan yang sangat penting sebelum melakukan pembedahan. Sebelum melakukan anestesi dilakukan pemeriksaan umum dan premedikasi. Selanjutnya atropin, ACP dan Ketamin diinjeksikan secara bertahap. Kata Kunci : anestesi, ACP, atropine, ketamine 1

description

ilmu bedah umum

Transcript of Anesthesi Ai

Page 1: Anesthesi Ai

ANESTHESIKelompok 2 : M. Noer Arra ( O111 12 269), Kharisma ( O111 12 106 ), Muliani

M. ( O111 12 114 ), Trini Purnamasari S. ( O111 12 255 ), Wendelindia V.T.T.

( O111 12 262)

Asisten : Jhon Pampang Allo

Praktikum Ilmu Bedah Umum

Program Studi Kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan anestesi umum yang baik dan benar pada kucing, tahap-tahap anestesi dan perhitungan dosis obat yang digunakan dalam anestesi. Metode yang digunakan yaitu anestesi umum. Dengan menggunakan obat seperti Atropine sulfat 0,25mg/ml dosis 0,04mg/kg BB yang berfungsi sebagai antikolinergik; ACP 20mg/ml dosis 0,25mg/kg BB yang berfungsi memberi efek sedative; Ketamin 100mg/ml dosis 8mg/ml yang berfungsi sebagai anestetika. Atropine sulfat dan ACP merupakan bagian dari premedikasi yang memiliki manfaat untuk memberikan efek bagus terhadap hewan dan sebagai penyeimbang dari efek samping anestetika yang akan digunakan. Dari praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa anestesi merupakan tahapan yang sangat penting sebelum melakukan pembedahan. Sebelum melakukan anestesi dilakukan pemeriksaan umum dan premedikasi. Selanjutnya atropin, ACP dan Ketamin diinjeksikan secara bertahap.

Kata Kunci : anestesi, ACP, atropine, ketamine

Pendahuluan

Anestesi merupakan tahapan yang sangat penting pada tindakan pembedahan, karena pembedahan tidak dapat dilakukan bila anestesi belum dilaksanakan. Anestesi umum juga mempunyai resiko sangat besar dari prosedur pembedahan karena nyawa pasien yang dianestesi dapat terancam, sehingga diperlukan pemilihan anestetik yang benar-benar aman dan ideal (Sudisma, 2012).

Anestesi umum ialah suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya sepsi terhadap semua sensasi akibat induksi obat. Dalam hal ini, selain hilangnya rasa nyeri, kesadaran juga hilang. Obat anastesi umum terdiri atas golongan senyawa kimia heterogen, yang mendepresi SSP secara reversible dengan spectrum yang hampir sama dan dapat dikontrol. Sifat anastesi umum yang ideal adalah (1) bekerja cepat,

1

Page 2: Anesthesi Ai

induksi dan pemulihan baik; (2) cepat mencapai anestesi yang dalam; (3) batas keamanan lebar; (4) tidak bersifat toksis (Staf pengajar, 2008).

Pemberian obat anestesi dimaksudkan untuk menghilangkan kesadaran dan rasa sakit serta mengurangi timbulnya konvulsi otot saat terjadinya relaksasi otot, dengan demikian tindak operasi dapat dilakukan pada penderita dengan aman (Sardjana, 2003).

Tujuan utama pemantauan anestesi adalah untuk diagnosis adanya permasalahan, perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan dan evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektivitas serta adanya efek tambahan. Halhal yang perlu diamati selama anestesi adalah tingkat kedalam anestesi, efektivitas kardiovaskuler, dan efisiensi perfusi jaringan, serta perubahan respirasi (Badrinath et al, 2000).

Obat anestesi umu yang digunakan secara intravena, yaitu tiobarbiturat, narkotik-analgesik, senyawa alkaloid lain dan molekul sejenis, dan beberapa obaat khusus seperti ketamin (Staf pengajar, 2008). Selain pemberian secara intravena, ketamin juga dapat diberikan secara intramuskuler untuk induksi anestesi. Pada dosis 8 mg/kg BB, ketamin meningkatkan sekresi saliva, sehingga memerlukan injeksi atropine (dapat dicampur dengan ketamin). Penambahan ketamin dapat diberikan secara intravena atau intramuskuler. Pemberian intramus-kuler bertahan lebih lama dan dimasukkan lebih lambat. Jika

ketamin dipakai sebagai injeksi tunggal, kadang-kadang terdapat keluhan mimpi buruk atau halusinasi. Halusinasi tersebut dapat dikurangi dengan pemberian diazepam sebelum atau pada akhir anestesi (Dobson, 1994).

Materi dan Metode

MateriPraktikum dilaksanakan pada

hari Sabtu, 25 Oktober 2014 bertempat di kampus Unhas Baraya.1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum yaitu : - Abocat no.24 - Infus set - Gunting bengkok tumpul-tumpul - Hipafix - Termometer digital - Penlight - Stetoskop2. BahanBahan yang digunakan yaitu :- Antiseptik (alkohol 70 %)- kapas- Kucing- Cairan NaCl Fisiologis- Atropine sulfat 0,25 mg/ml- ACP 20mg/ml- Ketamin 100mg/ml

MetodeMetode yang digunakan yaitu

anaesthesi umum. Dengan menggunakan obat seperti Atropine sulfat 0,25mg/ml dosis 0,04mg/kg BB ; ACP 20mg/ml dosis 0,25mg/kg BB ; Ketamin 100mg/ml dosis 8mg/ml.

2

Page 3: Anesthesi Ai

Hasil dan Pembahasan

A. HasilData Pasien Anestesi UmumSpesis : MoldiJenis Kelamin : JantanUmur : 2 tahunBerat Badan : 2,9 kgPengamatan suhu : 39,5oCPengamatan pulsus : 124x/menitPengamatan respirasi : 148x/menitVolume ObatAtropine Sulfat : 0,68 mlACP : 0,17 mlKetamin : 0,408 mlRefleks pupil : normalDenyut jantung : 128x/menit

Pemberian AtropinSuhu = 39,5oCPenurunan refleks pupil= 5:22 detik Nafas = 120x/menitPulsus = 96x/menit

Pemberian ACPSuhu = 39,4oCPenurunan refleks pupil = 5:10 detik (nystagmus)Nafas = 61x/menitPulsus = 80x/menitPernafasan abdominal = 7:37detik

Pemberian KetaminSuhu = 39,3oCPenurunan refleks pupil = -Nafas = 64x/menitPulsus = 68x/menit

Anestesi dimulai pada pukul 14:30o Suhu = 39,3oCo Refleks pupil = -o Pulsus = 72x/menito Nafas = 32x/menito Pernafasan secara abdominalo Kaki belakang mulai bereaksi

kembali pada pukul 14:56

o Kaki depan dan kepala mulai bereaksi kembali pada pukul 14:57

o Pupil berkontraksi kembali pada pukul 15:00

Penimbangan BB

Pengukuran suhu

Refleks pupil

Pemberian atropin secara SC

3

Page 4: Anesthesi Ai

Pemberian ACP secara IM

Pemberian Ketamin secara IM

Pemasangan abocat

Pemasangan infus set

B. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan berbagai langkah untuk melakukan anestesi umum pada kucing yang bernama Moldi. Sebelum kucing di anestesi dilakukan restrain agar

kucing tidak memberontak dan lebih memudahkan dilakukannya pemeriksaan umum, perhitungan BB, pulsus, frekuensi nafas, suhu dan refleks pupil sebagai data perbandingan saat dilakukan anestesi. Dari hasil perhitungan yang diperoleh mulai dari suhu sampai refleks pupil semua dalam keadaan normal kecuali frekuensi nafas yang mencapai 148x/menit. Frekuensi nafas yang sangat tinggi dapat diakibatkan karena kucing dalam keadaan stress.

Setelah mendapatkan data pemeriksaan umum, dilakukan pengukuran dosis Atropin sebagai antikolinergik, ACP sebagai sedative dan Ketamin sebagai anestesi. Pengukuran volume anestetika pemberian obat didapatkan dari :

Dosis x BBKonsentrasi Obat

Setelah pengukuran volume anestetika, maka obat siap untuk diinjeksikan sesuai dosis yang telah ditetapkan. Untuk melakukan anestesi umum perlu dilakukan lebih dulu suatu tindakan yang disebut premedikasi yang terdiri dari sedative dan antikolinergik. Manfaatnya untuk memberikan efek bagus terhadap hewan dan sebagai penyeimbang dari efek samping anestetika yang akan digunakan. Dalam hal ini yang bertindak sebagai sedative yaitu ACP dan yang bertindak sebagai antikolinergik yaitu Atropine sulfat.

4

Page 5: Anesthesi Ai

Yang pertama diinjeksikan yaitu Atropine Sulfat sebanyak 0,46 ml secara SC. Dilakukan pengamatan dengan melihat refleks pupil yang menurun pada menit ke 5:22, suhu menjadi 39,50C, Frekuensi nafas 120x/menit dan pulsus 96x/menit. Atropin digunakan untuk menjaga efek dari ketamine. Atropin mempunyai efek takikardia, mempercepat respirasi, mengurangi motilitas gastrointesinal, dan mengurangi sekresi saliva.

Yang kedua yaitu pemberian ACP sebagai sedative, penyuntikan ACP dilakukan 10-15 menit setelah pemberian Atripin Sulfat. ACP dapat digunakan sebagai pengganti Xylazine apabila tidak tersedia. ACP diinjeksikan pada glutea sebelah kanan. ACP juga berfungsi sebagai efek penenang agar hewan tidak merasa takut dan gelisah. Pada tahap ini, suhu mulai menurun menjadi 39,4oC, mata menjadi nystagmus pada menit ke 5:10, nafas menurun menjadi 61x/menit, pulsus menjadi 80x/menit dan pernafasan menjadi abdominal pada menit ke 7:37. Hal ini menandakan bahwa kucing semakin lama semakin rileks karena efek sedative yang ditimbulkan oleh ACP.

Yang ketiga yaitu pemberian ketamine sebagai anestetika, penyuntikan ketamin dilakukan 10-15 menit setelah pemberian ACP. Ketamine diinjeksikan secara IM pada glutea sebelah kiri. Pada tahap ini suhu mengalami penurunan menjadi 39,3oC, refleks pupil sudah hilang, nafas dan pulsus semakin

menurun. Pada tahap ini kucing sudah dalam keadaan tidak sadar namun matanya masih terbuka. Hal ini terjadi karena Ketamine menjaga refleks saraf kranial, salah satu contohnya yaitu mata tetap dalam keadaan terbuka selama anestesi (Ramsey, 2011).

Setelah pemberian ketiga obat tersebut, maka kucing telah masuk ke dalam stadium teranestesi yang dimulai pada pukul 14:30. Saat teranestesi, dilakukan pemasangan infus menggunakan abocat pada kaki depan tepatnya pada vena cephalica. Abocat yang telah masuk kedalam vena kemudian dikeluarkan jarumnya secara perlahan, lalu di eratkan dengan menggunakan hipafix agar tidak mudah lepas. Saat dalam keadaan tidak sadar dan dalam keadaan terinfus dilakukan pengukuran, suhu kucing tetap 39,3oC, tidak ada kontraksi pupil, pulsus 72x/menit hal ini disebabkan efek ketamine menurun karena digantikan oleh cairan infus yang masuk ke dalam tubuh. frekuensi nafas juga semakin menurun. Hal ini disebabkan karena kucing dalam keadaan sangat rileks.

Pada pukul 14:56 sekitar setengah jam setelah penyuntikan anestetika, kucing mulai memberikan refleksnya mulai dari kaki belakang, kaki depan, kepala lalu pupil mata yang berkontraksi. Hal ini menandakan bahwa pasien mulai sadar secara perlahan.

Kesimpulan

5

Page 6: Anesthesi Ai

Dari hasil praktikum kesimpulan yang dapat diambil adalah: - Anestesi merupakan tahapan yang

sangat penting pada tindakan pembedahan, melakukan anestesi sebelum melaksanakan pembedah-an merupakan salah satu prosedur yang wajib untuk dilaksanakan dan termasuk dalam kesrawan.

- Tahap awal sebelum melakukan anestesi umum, perlu dilakukan pemeriksaan umum dan beberapa pemeiksaan fisik untuk penentuan dosis dan pertimbangan resiko pemberian anestesi. Sebelum pemberian anestesi juga dilakukan pramedikasi untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh obat anestesi.

Daftar Pustaka

Badrinath S, Avramov MN, Shadrick M, Witt TR, Ivankovich AD. 2000. The use of a ketamin-propofol combination during monitored anesthesia care. Anesthesi Analgesic 90:856-862.

Dobson, Michael B. 1994. Penuntun Praktis Anestesi. Jakarta : EGC

Kilic N, Henke J. 2004. Comparative studies on the effect of S(+)-ketamin-medetomidine and racemic-ketamin-medetomidine in Mouse. YYU Vet Fak Derg, 15(1-2): 15-17.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC

Sudisma, dkk. 2012. Anestesi Infus Gravimetrik Ketamin dan Propofol Pada Anjing. Jurnal Veteriner Vol. 13 No.2

6

Page 7: Anesthesi Ai

7

Page 8: Anesthesi Ai

8

Page 9: Anesthesi Ai

9

Page 10: Anesthesi Ai

10

Page 11: Anesthesi Ai

11

Page 12: Anesthesi Ai

12