Agra Hak Atas Tanah Sekunder

27

description

Law, Agraria

Transcript of Agra Hak Atas Tanah Sekunder

  • YAITU HAK ATAS TANAH YANG TIDAK LANGSUNG BERSUMBERPADA HAK BANGSA INDONESIA DAN YANG DIBERIKAN OLEHPEMILIK TANAH DENGAN CARA PERJANJIAN PEMBERIAN HAKANTARA PEMILIK TANAH DENGAN CALON PEMEGANG HAKYANG BERSANGKUTAN.

    YANG TERMASUK HAK ATAS TANAH SEKUNDER ADALAH:- HAK GUNA BANGUNAN- HAK PAKAI- HAK SEWA- HAK USAHA BAGI HASIL- HAK GADAI- HAK MENUMPANG

  • Hak Sewa, Hak Gadai, Hak Usaha BagiHasil dan Hak Menumpang, sifatnyaadalah sementara, artinya sebagaisuatu lembaga pada suatu ketika akandihapuskan karena pada asasnyaHukum Agraria tidak memperbolehkanadanya pemerasan.

    Khusus untuk tanah pertanian padadasarnya wajib dikerjakan sendiri(Pasal 10 UUPA).

  • Peraturan (dasar hukumnya)Pasal 44 dan 45 UUPA.

    PengertianHak Sewa adalah hak yang memberi wewenang untuk menggunakan tanah milik pihak lain dengan kewajiban membayar uang sewa pada tiap-tiap waktu tertentu.

    Hak sewa ini dalam hukum adat dikenal dengan istilah jual tahunan.

  • UANG SEWA

    penguasaan yuridis(Hak Milik) penguasaan fisik

    ( Hak Sewa)

    Pemilik Penyewa

    TANAH

  • Sifat dan Ciri-ciri:

    1) Bersifat pribadi, dalam arti tidak dapat dialihkantanpa izin pemiliknya;

    2) Dapat diperjanjikan, hubungan sewa putus bilapenyewa meninggal dunia;

    3) Tidak terputus bila Hak Milik dialihkan;4) Tidak dapat dijadikan jaminan hutang dengan

    dibebani Hak Tanggungan;5) Dapat dilepaskan;6) Tidak perlu didaftar, cukup dengan perjanjian

    yang dituangkan diatas akta otentik atau aktabawah tangan

    .

  • Subyek (pasal 45 UUPA)

    (1) Warganegara Indonesia;(2) Badan Hukum Indonesia;(3) Warganegara asing yang

    berkedudukan di Indonesia;(4) Badan hukum asing yang mempunyai

    perwakilan di Indonesia.

  • Jangka waktuTergantung perjanjian, dengan memperhatikan pasal 26 ayat 2 UUPA.

    Terjadinya(1) karena perjanjian;(2) konversi.

    Luas Tanah(1) Untuk tanah pertanian: dibatasi dengan UU No. 56/Prp/1960;(2) Untuk tanah bangunan : tidak ada

    pembatasan.

  • Peraturan (dasar hukumnya)(1) Pasal 53 UUPA;(2) UU No. 56/Prp/1960

    Pengertian

    Hak Gadai adalah hubungan hukum antara seseorangdengan tanah milik orang lain yang telah menerima uanggadai daripadanya, yang memberi wewenang kepadanyauntuk menggunakan atau mengambil manfaat dari tanahtersebut.

  • UANG GADAI

    penguasaan yuridis penguasaanfisik

    (Hak Milik) ( Hak Gadai)

    Pemilik Pemegang gadai

    TANAH

  • Sifat dan Ciri-ciri(1) Jangka waktunya terbatas;(2) Hak menebus dapat beralih kepada ahli waris;(3) Tidak berakhir dengan meninggalnya pemegang gadai;(4) Dapat dibebani hak atas tanah yang lain, dalam arti

    dapat dianak-gadaikan (onderverpanden);

    HAK GADAI I HAK GADAI II

    TANAH TANAH

    UANG GADAI I UANG GADAI II

    S1 S2 S3

  • (5) Dapat dialihkan kepada pihak ketiga (= memindah-gadaikan/doorverpanden);

    UANG GADAITANAH TANAH

    Uang Gadai Penebusan uang gadaiS1 S2 S3

  • (6) Tidak hapus bila hak atas tanah dialihkan kepadapihak lain;

    uang gadai

    Tanah Pengalihan HM

    Uang Gadai

    (7) Uang gadai dapat ditambah (= mendalamigadai);

    S2 S1 S3

  • Jangka waktu

    (1) Untuk tanah pertanian adalah 7 tahun(pasal 7 UU No. 56/Prp/1960);

    (2) Untuk tanah bangunan, tidak tertentu(hukum adat).

  • Subyek (Pasal 45 UUPA)Warganegara Indonesia (pasal 9 ayat 2 UUPA);

    Terjadinya(1) karena jual gadai; dan(2) konversi.

    Luas Tanah1) Untuk tanah pertanian: dibatasi dengan UU No.

    56/Prp/1960;2) Untuk tanah bangunan, tidak tertentu (hukum adat).

  • Hapusnya1) Penebusan oleh pemberi gadai (=pemilik

    tanah);2) 7 tahun untuk tanah pertanian;3) Dicabut untuk kepentingan umum;4) Tanahnya musnah.

  • Besarnya uang penebusan gadai(Pasal 7 ayat 2 UU No. 56/Prp/1960)

    Rumus : (7 + 1/2) - waktu berlangsungnya gadai x uang gadai

    7

  • Peraturan (dasar hukumnya)

    (1) UUPA : Pasal 5;(2) Luar UUPA:

    UU No. 2/1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil; PMPA Nomor 4/1964 tentang Penetapan Perimbangan

    Khusus dalam Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil; Inpres No. 13/1980 tentang Pedoman Pelaksanaan UU No.

    2/1960; Keputusan Bersama Mendagri dan Menteri Pertanian

    No. 211/1980 - 714/KPTSUM/9/1980 tentang Juklak InpresNo. 13 Tahun 1980.

  • Pengertian

    Hak Usaha Bagi Hasil adalah hakseseorang atau badan hukum(Penggarap) untuk menyelenggarakanusaha pertanian di atas tanahkepunyaan pihak lain (pemilik), denganperjanjian bahwa hasilnya akan dibagidi antara keduanya menurut imbanganyang telah disetujui.

  • Sifat dan Ciri-ciri

    (1) Jangka waktunya terbatas;(2) Tidak dapat dialihkan tanpa izin pemilik;(3) Tidak dapat hapus bila hak milik beralih;(4) Tidak hapus bila penggarap meninggal

    dunia, tetapi hapus apabila pemilik meninggal;

    (5) Didaftar menurut peraturan khusus(UU No. 2/1960);

    (6) Pada waktunya akan dihapuskan.

  • Jangka waktu(1) Untuk tanah sawah, minimum 3 tahun;(2) Untuk tanah kering, minimum 5 tahun

    (Pasal 4 UU No. 2/1960).

    Subyek : Warganegara Indonesia(1) Subyek yang membagi-hasilkan:

    - Pemilik;- Penyewa;- Pemegang Hak Gadai.

    (2) Subyek dapat menjadi Penggarap:- Warganegara Indonesia (pasal 9 UUPA);- Koperasi Tani/Desa (Inpres No. 13/1980).

  • Terjadinya(1) karena perjanjian; dan(2) konversi.

    Luas TanahMaksimum 3 hektar (Pasal 4 UU No. 2/1960).

  • Hapusnya(1) Jangka waktunya berakhir;(2) Atas persetujuan kedua belah pihak sebelum jangka waktu

    berakhir;(3) Dengan izin Kepala Desa atas tuntutan pemilik, dalam

    hal apabila pemilik ternyata kepentingannya dirugikanoleh penggarap, misalnya penggarap tidak jujur, tidakmengusahakan dengan baik tanah garapannya, dan lain-lain;

    (4) Tanahnya musnah.

  • Peraturan (dasar hukumnya)Pasal 53 UUPA.

    PengertianHak Menumpang adalah hak yang memberikepada seseorang untuk mendirikan danmenempati rumah di atas tanah pekaranganorang lain.(istilah: numpang sari/magersari).

    Hak menumpang ini sebenarnya termasuk speciesHak Pakai, akan tetapi pada Hak Menumpanghubungan hukumnya lemah, mudah diputuskanoleh pemilik tanah pekarangan, karena dalam hakmenumpang ini tidak dikenal bayaran (gratis).

  • Sifat dan Ciri-ciri(1) Hak yang sangat lemah;(2) Tidak ada pembayaran sewa;(3)Sewaktu-waktu jika pemilik tanah

    memerlukan tanahnya, hak tersebuthapus;

    (4) Turun temurun;(5) Tidak dapat dialihkan

  • Jangka waktuTidak tetap, tergantung si pemilik tanah.

    SubyekWarganegara Indonesia

    Terjadinya(1) karena perjanjian (izin pemilik tanah); (2) karena konversi.

  • Hapusnya(1) Pengakhiran hubungan;

    Tukon tali: pesangon yang diberikan pemilik kepada yang menumpang yang terkena pengosongan;

    (2) Dicabut untuk kepentingan umum;(3) Dilepaskan oleh pemilik;(4) Tanahnya musnah.

    HAK ATAS TANAH SEKUNDERHAK ATAS TANAH SEKUNDER/DERIVATIFSlide Number 3HAK SEWASlide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8HAK GADAI Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Slide Number 13Slide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Slide Number 17HAK USAHA BAGI HASIL Slide Number 19Slide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Slide Number 23HAK MENUMPANG Slide Number 25Slide Number 26Slide Number 27