AKTIVITAS BIOLOGI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN...

of 17 /17
AKTIVITAS BIOLOGI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN Peranan metabolit sekunder tumbuhan dalam interaksinya dg tanaman digolongkan: A. alomon Senyawa/zat kimia yg dihasilkan oleh suatu individu spesies yg mempengaruhi spesies lainnya utk menyesuaikan diri & menguntungkan bagi yg menghasilkannya. B. kairomon Zat kimia/senyawa kimia yg dihasilkan oleh individu spesies yg mempengaruhi spesies lainnya utk menyesuaikan diri & menguntungkan bg si penerima.

Embed Size (px)

Transcript of AKTIVITAS BIOLOGI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN...

AKTIVITAS BIOLOGI METABOLIT SEKUNDER

TUMBUHAN

Peranan metabolit sekunder tumbuhan dalam

interaksinya dg tanaman digolongkan:

A. alomon

Senyawa/zat kimia yg dihasilkan oleh suatu

individu spesies yg mempengaruhi spesies

lainnya utk menyesuaikan diri &

menguntungkan bagi yg menghasilkannya.

B. kairomon

Zat kimia/senyawa kimia yg dihasilkan oleh

individu spesies yg mempengaruhi spesies

lainnya utk menyesuaikan diri &

menguntungkan bg si penerima.

Sinomon

Zat kimia/senyawa kimia yg dihasilkan oleh

individu spesies yg mempengaruhi spesies

lainnya utk menyesuaikan diri &

menguntungkan bagi keduanya baik yg

menghasilkan maupun sipenerima.

Aktivitas Biologi Metabolit sekunder

a. Aktivitas penghambatan makan (antifeedant)

Serangga mengenali/merasakan keberadaan

senyawa kimia dalam jumlah/konsentrasi yg

sangat rendah dlm makanannya/inangnya.

Senyawa yg dikenal baik oleh serangga :

atraktan

Senyawa yg asing oleh serangga: deteren

Antifiidan: zat/senyawa kimia yg ketika

dirasakan oleh serangga dapat menghasilkan

penghentian aktivitas makan yg bersifat

sementara/permanen tergantung pd potensi

atau kekuatan senyawa tersebut dalam

memberikan aktivitasnya.

Famili tanaman potensial dikembangkan sbg

insektisida botani

Zingiberaceae

Meliaceae: Aglaia cordata, A. harmsiana, A.

elliptica, Dysoxylum malabaricum, Melia

dubia, Sandoricum koetjape, Swietenia

mahogani, Trichilia roka, terhadap larva

Spodoptera frugiperda

Asteraceae

Solanaceae

S. mahogani, Aphanamixix grandifolia, carapa

guianensis: hamabatan makan larva Plutella

Xylostella.

A. grandifolia: kematian larva Plutella, A.

harmsiana.

A. elliptica, D. mollissimum, Trichilia trijuga:

hambatan makan C. pavonana.

Polyalthia affinis, P. lateriflora, P. rumphii:

hambatan makan P. xylostella.

Zingiber spp, curcuma spp: menghambat

makan wereng coklat Nilaparvata lugens.

Rimpang lengkuas, alpinia galanga: hambatan

makan P.xyllostella.

Rimpang temu putih, temu hitam: hambatan

makan C. pavonana.

Cymbopogon citratus Poaceae, Bruguiera

palviflora (Rhizophoraceae), Lagerstroemia

floribunda (Lythraceae), Uncaria tomentosa

(Rubiaceae), Ziziphus jujuba (Mimosaceae):

hambatan makan larva.

Acorus calamus (Araceae), pogostemon cablin

(Labiatae), Lantana camara (labiatae), Vetiveria

zizanioides (Poaceae): hambatan makan kecoa.

Mekanisme kerja senyawa antifidan belum

diketahui jelas, walaupun ada fakta adanya

interaksi beberapa senyawa seperti terpenoid

dengan reseptor sensor serangga.

Aktivitas hambatan makan azadirachtin

berhubungan dg saraf gustatori larva

Lepidoptera.

Letak reseptor serangga: antena, bagian

mulut, tarsus yg dapat membedakan berbagai

senyawa kimia.

Alkaloid spartein menghambat respon gula pd

sensila galeal entomoscelis americana

(coleaoptera).

Satu rambut maksila larva pieris brassicacea

Lepidoptera berisi reseptor penolak yg

distimulasikan pd berbagai macam alkaloid &

terpenoid.

Kehadiran senyawa antifidan berupa alkaloid

akan merangsang reseptor penolak &

akibatnya menghalangi serangga utk makan.

Antifidan:

A. merangsang reseptor penolak yg spesifik,

B. merangsang reseptor secara umum,

C. merangsang aktivitas beberapa sel &

menghambat yg lainnya,

D. menghambat spesifik reseptor

penstimulan makan (phagostimulant),

E. Kadang menyebabkan tingginya pola

impuls yg tdk alami pd frekuensi tinggi.

Aktivitas Penolakan Peneluran

Pemilihan tumbuhan inang yaitu suatu proses

kegiatan untuk menemukan tumbuhan inang

yg sesuai utk aktivitas makan, perkawinan &

jg peneluran.

Faktor penemuan tanaman inang:

faktor fisik,

Kimia tumbuhan,

Waktu,

Jarak.

5 fase dalam proses pemilihan inang:

Penemuan habitat inang,

Penemuan inang,

Pengenalan inang,

Penerimaan inang,

Kesesuaian inang

Pemilihan inang utk peletakkan telur yaitu

tahap yg menentukan shg serangga/imago

harus menemukan inang yg paling sesuai utk

keturunannya.

Kemampuan betina dlm pencarian tempat

utk peletakkan telur tdk hanya dipengaruhi

oleh senyawa kimia bagian luar tanaman tp

jg oleh senyawa yg dihasilkan oleh serangga

saat kunjungan pertama.

Senyawa yg digunakan utk menandai inang

disebut feromon.

Aplikasio senyawa kimia yg diekstrak dr

tumbuhan lain (bukan inang) mungkin dpt

mengganggu perilaku peletakkan telur oleh

serangga.

Senyawa terpenoid: berpotensi sbg

penghambat aktivitas peneluran.

Toosendanin (Melia toosendan), trikhilin

(Melia azedarach),

Aktivitas pengatur pertumbuhan serangga

Pertumbuhan & perkembangan serangga

dipengaruhi oleh kualitas (protein,

karbohidrat, lemak, vitamin , lainnya) &

kuantitas makanan yg dikonsumsi.

Serangga yg mengkonsumsi sumber

makanan yg sesuai akan tumbuh &

berkembang dg baik.

Serangga yg makanannya terdapat senyawa

asing dpt menghambat pertumbuhan &

perkembangan serangga.

Contoh: penundaan menjadi pupa, ganti

kulit, dll.

Aktivitas kematian/mortalitas

Kematian serangga yg berlangsung cepat

setelah dilakukan aplikasi.

Ekstrak tumbuhan yg mengandung senyawa

kimia penghambat makan,

Insektisida komersil: Piretrin=Piretrum

(Tanacetum=Chrysanthemum

cinerariaefolium), nikotin=tembakau

(nicotiana), rotenon=akar tuba Derris sp.

Piretroid & karbamat = piretrin

Piretrin bekerja mengganggu ion channel pd

sistem saraf pusat serangga.

Rotenon bekerja memblok transpor elektron di

ubiquinon, mencegah oksidasi NADPH.

Nikotin bekerja pada sistem respirasi serangga

yg menyebabkan kelumpuhan hingga

menyebabkan kematian.

Asetogenin: menghambat sitem respirasi di

mitokondria di tempat yg spesifik yaitu di

kompleks I pd serangga dan mamalia.