IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

49
I. TOPIK “ISOLASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU” II. TUJUAN Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan senyawa alkaloid, steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan antrakuinon dalam sampel daun mengkudu. III. DASAR TEORI Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik yang dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme itu disebut sebagai metabolit. Beberapa metabolit penting dalam metabolisme tersebut adalah senyawa senyawa: karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak) berupa senyawa berbentuk polimerik; yaitu senyawa karbohidrat tersusun dari unit-unit gula, protein

Transcript of IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Page 1: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

I. TOPIK

“ISOLASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU”

II. TUJUAN

Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan senyawa alkaloid,

steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan antrakuinon dalam sampel daun mengkudu.

III. DASAR TEORI

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam

organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian

(katabolisme) molekul organik kompleks. Sedangkan senyawa-senyawa organik

yang dihasilkan dan terlibat dalam metabolisme itu disebut sebagai metabolit.

Beberapa metabolit penting dalam metabolisme tersebut adalah senyawa senyawa:

karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat; yang kesemuanya (kecuali lemak)

berupa senyawa berbentuk polimerik; yaitu senyawa karbohidrat tersusun dari

unit-unit gula, protein tersusun dari asam-asam amino, dan asam nukleat

terdiri dari nukleotid-nukleotid.

Makhluk hidup mempunyai kemampuan yang bervariatif dalam melakukan

sintesis dan transformasi senyawa organik tersebut. Misalnya tanaman sangat

efektif menggunakan proses fotosintesis untuk sintesis karbohidrat; sedangkan

organisme lain seperti mikroba dan hewan melakukan sintesis dari senyawa

anorganik yang dikonsumsinya. Jadi jalur-jalur metabolik secara garis besar

dapat dibagi ke dalam dua macam jalur, yaitu jalur yang bertanggung jawab

Page 2: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

terhadap degradasi material yang dikonsumsi, dan jalur yang bertanggung jawab

terhadap sintesis senyawa-senyawa organik tertentu (yang dibutuhkan) dari

senyawa dasar yang didapatnya.

Meskipun karakteristik makhluk hidup sangatlah bervariasi, akan tetapi

jalur metabolik yang secara umum mensintesis dan memodifikasi senyawa-

senyawa karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat ternyata secara esensial

sama pada semua makhluk (bersifat universal); walaupun ada sedikit

penyimpangan. Kesamaan ini menunjukkan adanya keseragaman proses yang

fundamental pada semua mahluk hidup, yang secara kolektif disebut sebagai

metabolisme primer, dan segala senyawa yang terlibat didalam jalur metabolisme

tersebut disebut sebagai metabolit primer (Dewick, 1999, Strohl, 1997).

Beberapa contoh proses metabolisme primer adalah (Dewick, 1999):

1. Katabolisme senyawa karbohidrat dan gula, biasanya terjadi melalui jalur

glikolisis dan siklus Krebs asam sitrat trikarboksilat yang menghasilkan

energi dari reaksi oksidasi,

2. Katabolisme lemak melalui reaksi J3-oksidasiyang juga menghasilkan energi

3. Optimasi pembentukan energi melalui proses oksidasi fosforilasi pada

organisme aerobik, dl1.

Page 3: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Metabolit dan metabolisme primer dibutuhkan untuk menunjang terjadinya

pertumbuhan pada setiap organisme; oleh karena itu bersifat growth link.

Berlawanan dengan jalur metabolisme primer terdapat jalur metabolisme lain yang

melibatkan senyawa senyawa organik spesifik dan terjadi sangat terbatas di

alam. Metabolisme itu disebut metabolisme sekunder, dan senyawa yang dihasilkan

disebut sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder tertentu hanya ditemukan

pada organisme spesifik, atau bahkan strain (galur) yang spesifik, dan hanya

diproduksi pada kondisi-kondisi tertentu (Dewick 1999). Sampai dengan saat ini

telah diidentifikasi lebih dari 100.000 senyawa metabolit sekunder yang. dapat

digolongkan ke dalam: a). senyawa tanpa atom nitrogen dalam struktumya (seperti

golongan terpen, poliketid, saponin, poliasetilen, dU., dan b). senyawa mengandung

nitrogen (golongan alkaloid, amina, glikosida sianogenik, asam amino non protein,

proteinlenzim tertentu, dU.) (Wink, 1999). Pada kenyataannya di alam terdapat

beberapa senyawa organik yang secara tegas tidak dapat digolongkan sebagai

metabolit primer atau sekunder, contohnya asam-asam lemak dan gula-gula.

Sekitar seratus tahun yang lalu Stahl menyatakan bahwa metabolit sekunder

memang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, akan tetapi sangat dibutuhkan untuk

kelangsungan hidupnya, yaitu merupakan senyawa yang berguna untuk menangkal

serangan dari predator dan untuk bertahan terhadap lingkungan. (Wink,1999).

Metabolit sekunder di alam dihasilkan dalam jumlah sangat kecil, dan dalam

kondisi tertentu (kondisi stressing), serta tidak diproduksi secara universal tetapi

hanya pada spesies atau bahkan strain spesifik.

Page 4: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

1. Macam- macam metabolit sekunder

Ada beberapa cara klasifikasi bisa dibuat, seperti berdasarkan sifat struktur, asal-

usul biosintesis, atau lainnya. Berdasarkan sifat strukturnya, Hanson (2011) membagi

Metabolit Sekunder ke dalam 6 golongan, yaitu 1) poliketida dan asam lemak, 2)

terpenoid dan steroid, 3) fenilpropanoid, 4) alkaloid, 5) asam amino khusus dan peptida,

dan 6) karbohidrat khusus.

Berdasarkan asal-usul biosintesisnya, Springob dan Kutchan (2009) membagi

Metabolit Sekunder menjadi empat kelompok, yaitu 1) alkaloid, 2) fenilpropanoid, 3)

poliketida, dan 4) terpenoid. Berdasarkan kandungan N, Wink (2010) membagi MS ke

dalam dua kelompok besar, yaitu1) Metabolit Sekunder yang mengandung N dan 2)

Meetbolit Sekunder yang tidak mengandung N. Kelompok pertama dibagi lagi menjadi

7 anak kelompok, dan kelompok kedua dibagi lagi menjadi 10 anak kelompok. 

2. Jalur Pembentukan Metabolit Sekunder

Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan

senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit

sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam

mevalonat.Sebelum mengetahui jalur tersebut, berikut merupakan hubungan metabolit

primer menjadi metabolit sekunder :

Page 5: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

a. Jalur asam asetat

b. Jalur asam shikimat

Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik,

utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam

mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga

asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam diet

manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang

ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam

Page 6: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari

Escherichia coli. Adapun contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam

polifenolat. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi

zantara asam korismat.

3. Contoh senyawa metabolit sekunder

Page 7: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

a. Terpenoid

Terpenoida adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan yang

mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan

disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari bunga pada

awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan

perbandingan aton hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid

yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa

tersebut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni

akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang kadangkala terdiri dari

lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagaian besar

komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan

hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatik yang

secara umum disebut terpenoid. Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka

karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut unit isopren.

Unit C-5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya sama seperti

senyawa isoprene.

b. Steroid

Page 8: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

 Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan

ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing

senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon

seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari

segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini

ditentukan oleh jenis substituen R1, R2, R3 yang terikat pada kerangka dasar

karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada

suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus fungsi

yang terdapat pada substituen R1, R2, R3, jumlah serta posisi gugus fungsi

oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada

kerangka dasar karbon tersebut.

Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang

terdapat dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan

hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam

jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini

mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa

steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat

melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol

dan sikloartenol.

c. Alkaloida

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

ditemukan dialam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-

tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida

mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan

dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin

heterosiklik.

Page 9: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Hampir semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan

biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna

dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang

terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alakaloida dapat

ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit

batang. Alakloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus

dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan

tumbuhan. Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu,

suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan

stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan

alkaloida.

d. Flavonoid

Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar

yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,

ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemuykan dalam tumbuh-

tumbuhan. Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15

atom karbon, dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantaipropana

(C3) sehingga membentuk suatu susnan C6 – C3 – C6. Susunan ini dapat

menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida. Contoh senyawa

flavonoida, diantaranya isoflavonoida.

Page 10: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

e. SaponinSaponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam

tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada

bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap

pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin

sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product dari

metabolisme tumbuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung

terhadap serangan serangga.

Sifat-sifat Saponin adalah:

1) Mempunyai rasa pahit

2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil

3) Menghemolisa eritrosit

4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi

5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya

6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi

7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula

empiris yang mendekati.

Page 11: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan

(surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin

(aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid).

Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok:

1) Steroids dengan 27 C atom.

2) Triterpenoids, dengan 30 C atom.

Macam-macam saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu

berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga tumbuh-

tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan,

seperti:

·Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin

·Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin

·Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin, atau

karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya

Page 12: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

1. Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia) tumbuh di dataran rendah hingga pada

ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga

bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda

berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna

putih dengan bintik-bintik hitam.

Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu sebagai

sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah

peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Karena itu, mengkudu

sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering

digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Eudicots

(tidak termasuk) Asterids

Ordo: Gentianales

Famili: Rubiaceae

Genus: Morinda

Spesies: M. citrifolia

Nama binomial

Page 13: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Morinda citrifolia

Ciri-ciri umum :

1. Pohon

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang

bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang

tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-

kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat.

Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah

setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

2. Daun

Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.

Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran

15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk

pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun

pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. Ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk

segitiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi

karena banyak mengandung vitamin A. yg katanya bisa menyembuhkan ambein.

3. Bunga

Page 14: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Bunga tersusun majemuk, perbungaan bertipe bongkol bulat, bertangkai 1-

4 cm, tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang

tumbuh normal. Bunga banci, mahkota bunga putih, berbentuk corong,

panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota.

Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti

tandan. Bunganya putih, harum.

4. Buah

Buah majemuk, terbentuk dari bakal-bakal buah yang menyatu dan

bongkol di bagian dalamnya; perkembangan buah bertahap mengikuti proses

pemekaran bunga yang dimulai dari bagian ujung bongkol menuju ke pangkal;

diameter 7,5-10 cm. Permukaan buah majemuk seperti terbagi dalam sekat-sekat

poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil, yang berasal dari sisa

bakal buah tunggalnya. Warna hijau ketika mengkal, menjelang masak menjadi

putih kekuningan, dan akhirnya putih pucat ketika masak. Daging buah lunak,

tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida dengan daging buah berwarna

putih, terbentuk dari mesokarp. Daging buah banyak mengandung air yang

aromanya seperti keju busuk atau bau kambing yang timbul karena pencampuran

antara asam kaprat (asam lemak dengan sepuluh atom karbon), C10), asam

kaproat(C6), dan asam kaprilat (C8). Diduga kedua senyawa terakhir

bersifat antibiotik aktif.

Page 15: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

5. Kandungan mengkudu

Zat nutrisi secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap.

Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting,

tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu

mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai

jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin,

lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens,

phenylalanine, magnesium, dll.

Terpenoid Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel

tubuh.

Zat anti bakteri. Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat

mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens

morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti

bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella

montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S .

pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-

alergi.

Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif

melawan sel-sel abnormal.

Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah

mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi

banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam

jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya.

Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif,

mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

6. Tanin

Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa

polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan

dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam

amino dan alkaloid.

Page 16: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang

berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan

bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan

agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas,

mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak

gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk

perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.

Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai

senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh

herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan[1]. Tanin yang terkandung

dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat)[2]; perubahan-perubahan yang

terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses

pemasakan buah.

Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut

dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di

rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal

sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini

berasa kesat dan agak pahit.

Page 17: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

IV. ALAT DAN BAHAN

A.Alat

Nama Alat Ukuran Jumlah

1.Corong

2. Tabung reaksi

3. Rak tabung

4. Gelas kimia

5. spatula

6. Lumpang dan alu

7. Penjepit tabung

8. Pipet tetes

9. Gunting

10. Lampu spiritus

11. Plat tetes

12. Neraca analitik

13. Pipet volum

14. Pipet gondok

-

-

-

50 ml

-

-

-

-

-

-

-

-

1 ml

5 ml dan 10 ml

2buah

8 buah

1 buah

2 buah

1 buah

1 buah

1 buah

3 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2 buah

Page 18: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

B. Bahan

No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah

1. Serbuk daun mengkudu - 10,5 gram

2. Etanol C2H2OH 14 ml

3. Asam Klorida HCl 5 tetes

4. Besi III Klorida FeCl3 1 ml

5. Amoniak NH3 12 ml

6. Aquades H2O 13 ml

7. Kloroform CHCL3 12 ml

8. Asam Sulfat H2SO4 5 ml

9. Pereaksi Meyer K2HgI4 6 tetes

10. Pereaksi Liberman-Bourchard

CH3COOH + H2SO4 6 tetes

11. Pita Mg - Secukupnya

Page 19: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

V. PROSEDUR KERJA

a. Uji Alkaloid

1. Rajang halus dan digerus 4 gram sampel.

2. Tambahkan kloroform sedikit demi sedikit, dan gerus lagi. Amati hingga

membentuk pasta.

3. Kemudian tambahkan 10 mL larutan amoniak-kloroform 0,05 N serta digerus lagi.

4. Di saring larutan tersebut dengan kertas saring ke dalam tabung reaksi, sehingga

didapatkan filtrate dari penyaringan tersebut.

5. Tambahkan filtrate tersebut dengan 5 mL H2SO4, kocok. Diamkan larutan.

6. Digunakan pipet tetes untuk memisakan larutan.

7. Ambillah lapisan asam sulfat, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditetesi 5 tetes pereaksi Mayer, hingga terbentuk endapan putih.

b. Uji Steroid / Terpenoid

1. Diteteskan 3 tetes lapisan kloroform pada uji alkaloid pada plat tetes,

2. Ditambahka 3 tetes pereaksi lieberman-bourchard pada uji alkaloid lainnya pada

plat tetes.

3. Jika larutan berwarna merah/jingga, mengandung triterpenoid.

4. Jika larutan berwarna biru, mengandung steroid.

c. Uji Flavanoid

1. Diambil 0,3 gram sampel daun mengkudu dan dimasukan ke tabung reaksi,

ditambahkan 3 ml etanol dan dipanaskan di dalam tabung reaksi di atas penangas.

2. Disaring larutan tersebut seingga filtrat terpisah dengan larutan, lalu filtrat tersebut

ditambakan 5 tetes Hclpekat dan ditambahkan lagi pita magnesium.

3. Dikocok dan diamati filtrat tersebut bila terjadi perubahan warna merah/ pink atau

kuning menunjukan sampel mengandung flavanoid.

Page 20: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

d. Uji Tanin

1. Ditimbang 1 gram sampel dimasukan ke dalam gelas kimia.

2. Ditambahkan 10 ml etanol, 1 ml air dan 1 ml FeCl3.

3. Diamati dan di catat perubahan warna yang terjadi.

e. Uji Antarkuinon

1. Diambil 0,1 gram sampel.

2. Diekstrak dengan 1 ml etanol.

3. Disaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring.

4. Diambil 1 ml larutan amonia.

5. Dikocok lalu diamati perubahannya, positif jika terbentuk warna merah.

f. Uji Saponin

1. Sampel daun mengkudu kering dirajang halus.

2. Sebanyak 0,57 gram sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan

air sebanyak 1 ml.

3. Didihkan sampai 3 menit. Didinginkan dan di kocok dengan kuat.

4. Jika terdapat busa yang stabil selama 5 menit, maka sampel mengandung saponin.

Page 21: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

VI. HASIL PENGAMATAN

Perlakuan Hasil

A. Uji Flavanoid

1. Diambil 0,3 gram sampel+

3ml etanol, lalu dipanaskan

pada pembakar spiritus.

2. Larutan disaring sehingga

filtrate terpisah dari larutan

lalu filtrate ditambah 5 tetes

HCl + pita Mg lalu dikocok

dan diamati perubahannya.

1. Larutan berwarna hijau tua.

2. Larutan berwarna kuning yang

menandakan positif mengandung

flavanoid.

B. Uji Tanin

1. 1 gram sampel dimasukkan

kedalam gelas kimia + 10 ml

etanol lalu didiamkan.

2. Larutaan disaring, diambil 1 ml

filtrate + 1 ml air + 1 ml FeCl3.

1. Berwarna hijau dan terdapat

endapan.

2. Berwarna coklat yang menandakan

positif mengandung tanin.

C. Uji Antrakuinon

1. 0,10 gram sampel diestrak

dengan 1 ml etanol, lalu

disaring, filtrat yang

dihasilkan + 1 ml larutan

amoniak dikocok.

1. - Warna filtrate hijau

- Filtrate + NH3 berwarna bening,

menandakan negative

mengandung Antrakuinon.

D. Uji Saponin

1. 0,57 gram sampel,

dimasukkan ke dalam tabung

reaksi kemudian ditambahkan

1 ml air.

1. Larutan berwarna hijau

2. Menguap dan berbusa menandakan

Page 22: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

2. Dididihkan 2-3 menit dan

didinginkan sambil dikocok

dengan kuat.

positif mengandung saponim.

E. Uji Alkaloid

1. Digerus 4 gram sampel dan

ditambahkan sedikit

demisedikit sampai

membentuk pasta

2. Kemudian ditambahkan 10 ml

larutan amoniak kloroform

0,05 N serta digerus lagi.

1. Sampel membentuk pasta.

2. Larutan berwarna hitam

F. Uji Alkaloid

1. Digerus 4 gram sampel dan

ditambahkan sedikit demisedikit

sampai membentuk pasta

2. Kemudian ditambahkan 10 ml

larutan amoniak kloroform 0,05

N serta digerus lagi.

3. Disaring larutan tersebut hingga

didapatkan filtrat.

4. Ditambahkan filtrate tersebut

dengan 5 ml H2SO4, dikocok dan

didiamkan.

5. Diambil lapisan atas dan lapisan

bawahnya dimasukkan ke dalam

masing – masing tabung.

Pada lapisan atas ditambahkan 5

tetes pereaksi mayer sampai

terbentuk endapan putih.

1. Filtrate berwarna hitam

2. Terbentuk 3 fasa

3. Lapisan atas H2SO4, Lapisan bawah

kloroform

4. Terbentuknya endapan berwarna

putih menandakan positif

mengandung Alkaloid

Page 23: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

G. Uji Steroid / Terpenoid

Diteteskan 3 tetes lapisan atas

pada uji alkaloid pada plat tetes

serta 3 tetes lapisan bawah pada

plat tetes. Kemudian masing –

masing ditambahkan 2 tetes

pereaksi Lieberman Brourchard.

Jika warna larutan berubah

menjadi jingga atau merah, maka

positif terpenoid. Positif Steroid

apabila berubah warna menjadi

biru.

1. Larutan berubah putih, negative

mengandung terpenoid. Lapisan

bawah + 3 tetes pereaksi

Lieberman – Brourchard larutan

berwarna merah, positif

mengandung steroid.

Page 24: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kandungan

senyawa alkanoid, steroid, saponin, tanin, flavonoid, dan antrakuinon dalm sampel daun

mengkudu. Sampel yang akan digunakan diblender sampai halus, tujuannya untuk

menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit

sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil.

1. Uji Flavanoid

Pada uji flavanoid digunakan 0,3 gram sampel lalu ditambahkan dengan 3 ml

etanol maserasi dilakukan dengan pelarut etanol karena etanol dapat melarutkan hampir

semua senyawa organik dalam tumbuhan baik yang bersifat polar maupun non polar.

dipanaskan sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau tua. disamping itu etanol juga

memiliki titik didih yang rendah sehingga etanol mudah menguap saat dipanaskan.

setelah itu larutan yang ada disaring supaya filtrat terpisah dari larutan lalu ditambahkan

5 tetes HCl dan pita Mg menghasilkan larutan berwarna kuning yang menandakan positif

terdapatnya flavanoid. Larutan berubah menjadi kuning karena Flavonoida berupa

senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambahkan asam.

2. Uji Tanin

Pada uji tanin digunakan 1 gram sampel ditambahkan dengan 10 ml

etanol karena etanol dapat melarutkan hampir semua senyawa organik dalam

tumbuhan baik yang bersifat polar maupun non polar. Kemudian larutan disaring,

bertujuan untuk memisahkan filtrat dari larutan. Selanjutnya filtrat diambil 1 ml

filtrat lalu ditambahkan dengan 1 ml air dan 1 ml FeCl3. Pada penambahan

larutan FeCl3 diperkirakan larutan ini bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil

yang ada pada senyawa tanin. Sehingga larutan yang dihasilkan berwarna coklat

yang menandakan positif adanya tanin.

Page 25: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

3. Uji antrakuinon

Pada uji antrakuinon ini digunakan 0,10 gram sampel lalu diekstrak dengan 1 ml

etanol dan disaring. Filtrat yang dihasilkan berwarna hijau lalu ditambahkan dengan 1 ml

larutan amonia lalu dikocok.warna larutan menjadi berwarna bening. Jika sampel positif

mengandung antrakuinon maka larutan berwana merah. Antrakuinon berupa senyawa

fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambahkan basa atau amonia. Pada percobaan

ini larutan tidak berubah menjadi warna merah karena sampel tidak mengandung

antrakuinon.

4. Uji Saponin

Pada uji saponin ini digunakan 0,57 gram sampel dan ditambahkan 1 ml air

menghasilkan larutan berwarna hijau. Lalu didihkan selama 2-3 menit dan dikocok

sehingga terdapat adanya uap pada dinding tabung reaksi dan berbusa yang menandakan

adanya saponin. Hal ini dikarenakan Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan

membentuk busa jika dikocok.

5. Uji Alkaloid

pada uji alkaloid ini digunakan 0,4gram sampel dan ditambahkan kloroform

sebanyak 12 ml sedikit demi sedikit sampai membentuk pasta. Kemudian pasta

ditambahkan amoniak kloroform 0,05 N serta digerus lagi, tujuannya untuk

menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolit

sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil. Kemudian sampel diekstraksi

dengan penambahan kloroform dan diaduk perlahan-lahan. Ekstraksi dengan

penambahan kloroform bertujuan untuk memutuskan ikatan antara asam tannin dan

alkaloid yang terikatsecara ionic dimana atom N dari alkaloid berikatan saling stabil

dengan gugus hidroksil genolik dari asamtannin. Dengan terputusnya ikatan ini alkaloid

akan bebas, sedangkan asam tannin akan terikat oleh kloroform. Setelah diekstraksi,

larutan ini disaring dan larutannya ditambahkan asam sulfat dan dikocok. Penambahan

asam sulfat ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar

dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu spesifik untuk alkaloid yang

menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan

metabolik sekundernya. Penambahan asam sulfat mengakibatkan larutan terbentuk

menjadi tiga fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran antara fase aqueous yang

Page 26: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

polar dan kloroform yang relative kurang polar. Garam alkaloid akan larut pada lapisan

atas,sedangkan pada lapisan tengah adalah sampel dan lapisan kloroform berada pada

lapisan paling bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Sedangkan

pengocokan dengan kuat bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap

lapisan secara tepat dan sempurna. Lapisan atas (lapisan atas sulfat) diuji dengan

pereaksi meyer. Pada uji dengan peeaksi meyer larutan menghasilkan endapan putih

yang menandakan (+) alkaloid. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid,

dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N

alkaloid dan Hg pereaksi meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang

nonpolar mengendap berwarna putih. Reaksi pada uji alkaloid ini dengan pereaksi meyer

adalah : N + KHgI4 Hg-N PutihAtom N menyumbangkan pasangan electron bebas dan

atom Hg sehingga membentuk senyawa kompleks yang mengandung atom N sebagai

ligannya.

6. Uji Steroid/Terpenoid

Pada uji steroid digunakan 3 tetes lapisan atas pada uji alkaloid dan 3 tetes lapisan

bawah. Kemudian ditambahkan masing-masing pereaksi lieberman brourchard. Jika

warna larutan berubah menjadi jingga atau merah maka positif terpenoid. Positif steroid

apabila berubah warna menjadi biru. Pada lapisan atas menghasilkan warna putih

sehingga menandakan tidak mengandung terpenoid. Sedangkan pada lapisan bawah

menghasilkan warna merah yang menandakan positif mengandung terpenoid, dan negatif

mengandung steroid. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Liebermann-Burchard

yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru.

Page 27: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan yang telah kami dapatkan,disimpulkan

bahwa :

1. Dalam sampel daun mengkudu terdapat flavanoid ditandai dengan larutan berwarna

kuning. Jadi sampel daun memgkudu positif terdapat flavanoid.

2. Dalam sampel daun mengkudu terdapat tanin ditandai dengan larutan berwarna

coklat. Sampel daun mengkudu positif terdapat tanin.

3. Dalam sampel daun mengkudu tidak terdapat antrakuinon, ditandai dengan larutan

berwarna bening. Jadi sampel daun mengkudu negatif terdapat antrakuinon.

4. Dalam sampel daun mengkudu terdapat saponin, dintandai dengan larutan berwarna

hijau,menguap dan berbusa. Jadi sampel daun mengkudu positif terdapat saponin.

5. Dalam sampel daun mengkudu terdapat alkaloid, ditandai dengan larutan berwarna

hitam,terbentuk tiga fasa larutan dan terdapat endapan berwarna putih. Jadi sampel

daun mengkudu positif terdapat alkaloid.

6. Dalam sampel daun mengkudu terdapat steroid, ditandai dengan larutan berwarna

merah. Jadi sampel daun mengkudu positif terdapat steroid.

7. Dalam sampel daun mengkudu tidak terdapat terpenoid, ditandai dengan larutan

berwarna bening. Jadi sampel daun mengkudu negatif terdapat terpenoid.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan praktikum yang berjudul”isolasi metabolit sekunder pada

daun mengkudu” diharapkan praktikan telah memahami dan mempelajari penuntun

dalam praktikum.

Page 28: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

IX. DAFTAR PUSTAKA

Carlasabandar, 2010. Senyawa Metabolit Sekunder dari Spesies Jatropha.

http://www.carlasabandar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.

Meta, 2011. Senyawa Metabolit Sekunder. http://www.vieblogspot.com. Diakses pada

tanggal 4 Desember 2014.

Miftahuljannah, E. A., 2010. Flavonoid. http://www.miftahchemistry.blogspot.com.

Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.

Musa, Selviana, 2010. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol

Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Nangka Buah (Artocarpus heterophylla, Lmk).

http://www.ilmukimia.webs.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.

Putri, D. U., 2011. Identifikasi Senyawa Organik Bahan Alam pada Tumbuhan Urang-aring

(Tridax procumbens L.). http://www.tarmiziblog.blogspot.com. Diakses pada tanggal

4 Desember 2014

Rizal, S., 2011. Metabolit Sekunder. http://www.kutipanbuku.blogspot.com. Diakses

pada tanggal 7 Juni 2011.

http://zaharapiyu.blogspot.com/2011/08/metabolit-sekunder-pada-tumbuhan.html, 4 diakses

pada tanggal Desember 2014

Page 29: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

LAMPIRAN

1. Sampel daun mengkudu

2. Sampel 0,1 gram

Page 30: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

3. Sampel 0,5 gram

4. Sampel 0,3 gram

Page 31: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

5. Sampel 1 gram

6. Sampel 4 gram

Page 32: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

7. Uji Flavanoid

8. Uji Tanin

Page 33: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

9. Uji Antrakuinon

10. Uji saponin

Page 34: IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU

11. Uji Alkaloid

12. Uji Steroid / Terpenoid