Administrasi Kependidikan Dalam Profesi Keguruan

19
MAKALAH ADMINISTRASI KEPENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Dosen Pengampu: Novitawati, S. Psi Disusun Oleh: Mariyana A1E307902 Tony Ispihani A1E307906 Adi Rusandy A1E307935 Asri Fatimah A1E307950 Hadiatul Hasanah A1E307953 Aulia Rahman A1E307927 Tri Wibowo A1E307957 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI BANJARBARU 2009

Transcript of Administrasi Kependidikan Dalam Profesi Keguruan

MAKALAH

ADMINISTRASI KEPENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu: Novitawati, S. Psi

Disusun Oleh:

Mariyana A1E307902

Tony Ispihani A1E307906

Adi Rusandy A1E307935

Asri Fatimah A1E307950

Hadiatul Hasanah A1E307953

Aulia Rahman A1E307927

Tri Wibowo A1E307957

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI

BANJARBARU

2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbilalamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Administrasi Kependidikan dalam

Profesi Keguruan” ini dengan baik dan benar serta tepat waktu. Makalah ini

disusun sebagai tindak lanjut dari tugas yang diberikan pada mata kuliah Profesi

Kependidikan

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Profesi

Kependidikan Ibu Novitawati, S. Psi atas bantuan dan bimbingannya dalam

pembuatan makalah ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah ikut membantu dalam

pembuatan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalh ini masih

banyak terdapat kekurangan dan kejanggalan, hal tersebut dikarenakan kurangnya

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, demi

kesempurnaan laporan penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari berbagai pihak agar penulis dapat menyempurnakan laporan lainnya dimasa

yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan

bermanfaat bagi kita semua baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang.

Banjarbaru, 6 Oktober 2009

Penulis

Kelompok 8

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar isi .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

D. Metode Penulisan ........................................................................ 2

BAB II Admnistrasi Kependidikan dalam Profesi Keguruan .......................... 3

A. Pengertian dan Konsep Administrasi Kependidikan .................. 3

B. Fungsi Administrasi Kependidikan ............................................ 8

C. Lingkup Bidang Garapan Admnistrasi Pendidikan ................... 12

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan ........................... 14

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 15

A. Kesimpulan ................................................................................. 15

B. Saran-Saran ................................................................................. 15

Daftar Pustaka .................................................................................................. 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi pendidikan seringkali disalah artikan sebagai semata-mata

ketatausahaan pendidikan. Namun sebenarnya pengertian administrasi

pendidikan sebenarnya adalah bukan sekedar itu.

Ibarat kita mempelajari manusia, salah satu cara yang dapat kita tempuh

adalah meninjaunya dari keadaan fisik manusia itu. Kita dapat melihat bagian

tubuhnya, struktur tulangnya , peredaran darahnya, susunan otot-ototnya atau

pencernaan.

Dengan menggunakan anogi itu, pengertian administrasi pendidikan akan

diterangkan dengan meninjaunya dari berbagai aspek.

Administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk

mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama dalam menyelenggarakan sekolah

harus dibina sehingga semua tang terlibat dalam urusan sekolah tersebut

memberikan sumbangannya secara maksimal.

Administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai

tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pemantauan dan penilaian. Administrasi pendidikan dapat dilihat

dari proses pengambilan keputusan, administrasi dilihat dari segi komunikasi,

dapat dilihat dengan kerangka berpikir, serta administrasi pendidikan yang

secara sempit dipandang sebagai kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah

kegiatan rutin catat mencatat.

Ruang lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga

tergantung pada level dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai yaitu pada

tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas

cakupannya makin banyak yang terlibat dan makin kompleksnya

permasalahan.

Oleh karana itu, makalah ini akan membahas tentang administrasi

pendidikan keguruan yang ditujukan untuk guru khususnya karena wawasan

pendidikan amat penting. Wawasan itu dapat membantunya mengambil

keputusan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya.

B. Rumusan Masalah

Apa saja pengertian administrasi pendidikan jika dirumuskan dari berbagai

sudut pandang sehingga kita mampu mengetahui peranan guru dalam

administrasi pendidikan?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin yang dicapai melalui penyusunan makalah ini adalah

agar guru dapat :

1. Mengetahui pengertian administrasi dipandang dari berbagai sudut

2. Mengetahui fungsi administrasi pendidikan

3. Memahami ruang lingkup bidang garapan administrasi pendidikan

menengah, dan

4. Menjalankan peranannya dalam administrasi pendidikan.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode

kepustakaan dan bahan tambahan dari internet.

BAB II

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM

PROFESI KEGURUAN

A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Culbertson (1982), mengatakan bahwa Schwab pada tahun enam

puluhan telah mendiskusikan bagaimana kompleksnya administrasi

pendidikan sebagai ilmu.

Pengertian administrasi dari berbagai aspek agar kita dapat memahami

lebih baik sebagai berikut :

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama

untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika tujuan itu kompleks, maka cara

mencapai tujuan itu juga kompleks, dan sering kali tujuan yang demikian

itu tidak dapat di capai satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama

dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitan.

Pada tingkat sekolah, sebagai salah satu bentuk kerja sama dengan

pendidikan misalnya, terdapat tujuan sekolah, untuk mencapai tujuan

pendidikan di sekolah itu diperlukan kerja sama di semua personil

sekolalh (guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha), dan orang di luar

sekolah yang ada kaitannya dengan sekolah. Kerja sama untuk mencapai

tujuan pendidikan dengan berbagai aspeknya ini dapat dipandang sebagai

administrasi pendidikan.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujaun pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Perencanaan

meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana

mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa

banyak biaya.

Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang

telah di bagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang

mengerjakannya saja, tetapi menuruti aturan sehingga menyumbang

terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau disepakati.

Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap

melaui jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpanganyang dapat

menimbulkan pemborosan. Kdang-kadang karena beberapa faktor,

perumusan tujuan itu tidak jelas. Dalam keadaan demikian, diperlukan

pula adanya pengarahan. Agar pengarahan ini sesuai dengan apa yang

telah ditetapkan, diperlukan pengarahan yang mempunyai kemampuan

kepemimpinan.

Proses pemantauan (monitoring), yaitu suatu kegiatan untuk

mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa

jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya. Dan kesulitan apa

yang ditemuidalam pelaksanaan itu. Pemantauan dilakukan untuk

mendapatkan bukti-bukti atau data dalam menetapkan apakah tujuan itu

telah tercapai atau tidak.

Proses kerja sama pendidikan itu akhirnya harus dinilai apakah tujaun

telah ditetapkan tercapai, dan kalau tidak apakah hambatan-hambatannya.

Penialaian ini dapat berupa penilaian proses kegiatan atau penilaian hasil

kegiatan itu.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka

berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-

bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk

mengubah masukan menjadi keluaran. Dalam melihat sekolah sebagai

sustu sistem kita harus melihat : (a) masukannya, yaitu bahan mentah

yang berasal dari luar sistem (lingkungan) yang akan diolah oleh sistem;

dalam sekolah dasar sistem masukan ini adalah anak-anak yang masuk

sekolah itu, (b) prosesnya, yaitu kegiatan sekolah beserta aparatnya untuk

mengolah masukan menjadi keluaran, dan (c) keluaran, yaitu masukan

yang telah diolah melalui proses tertentu.

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi

manajemen. Perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah

pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan

pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam

pencapaian tujauan itu tidak terjadi pemborosan.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi

kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan

merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan

administrator pendidikan itu.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses

pengambilan keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang

terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat

dilakukan. Karena mengambil keputusan selalu ada resikonya, maka guru

harus mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik.

Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang dapat menuntun

pengambilan keputusan yang baik.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi

komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha

untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksud, dan kita juga

mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, administrasi pendidikan sering diartikan dalam pengertian

yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan

rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan

surat-menyurat dengan segala aspek, serta mempersiapkan laporan.

Perlu pula dicatat, bahwa administrasi pendidikan dapat ditinjau pula

dari cakupannya. Ada administrasi pendidikan pada satuan pendidikan

seperti administrasi pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah,

perguruan tinggi serta kursus-kursus; dan ada pula administrasi

pendidikan yang dilihat dari cakupan wilayah, yaitu tingkat kecamatan,

kabupaten, provinsi, dan nasional.

2. Konsep Administrasi Pendidikan

a. Sistem Pendidikan Nasional

Definisi sistem pendidikan nasional itu dari Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bab 1 Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang tersebut sebagai

berikut :

“sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari

semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan

yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan

nasional.”

Sistem pendidikan nasional merupakan perluasan pengertian sistem

pengajaran nasional yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar

1945 BAB XIII, pasal 31 ayat 2. Perluasan ini memungkinkan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tidak membatasi pada

pengajaran saja, melainkan meluas kepada masalah yang berhubungan

dengan pembentukan manusia Indonesia. Beberapa hal lain yang kita

temukan mengenai sistem pendidikan nasional dalam undang-undang

itu adalah:

1) Sistem pendidikan nasional merupakan alat dan sekaligus tujuan

yang sangat penting dalam mencapai cita-cita nasional

2) Sistem pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta,

menyuluruh, dan terpadu.

3) Pengelolaan sistem pendidikan nasional adalah tanggung jawab

Menteri P dan K(UUSPN No. 2/89 Pasal 49).

Terdapat unsur-unsur penting yang dapat diambil dari pengertian

diatas,antara lain Pertama, sistem pendidikan nasional mempunyai

satuan dan kegiatan. Satuan pendidikan adalah lembaga kegiatan

belajar mengajar yang dapat mempunyai wujud sekolah, kursus,

kelompok belajar, ataupun bentuk lain yang berlangsung dalam

bangunan tertentu atau tidak. Kedua, sistem pendidikan nasional

adalah alat dan tujuan dalam mencapai cita-cita pendidikan nasional.

Ketiga, sebagai suatu sistem pendidikan nasional harus dilihat sebagai

keseluruhan unsur atau komponen dan kegiatan pendidikan yang ada

di nusantara ini. Ciri sistem pendidikan nasional itu adalah:

1) Berakar kepada kebudayaan nasional berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945.

2) Merupakan suatu kebulatan yang dikembangkan dalam usaha

mencapai tujuan nasional.

3) Mencakup jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah.

4) Mengatur jenjang, kurikulum, penetapan kebijaksanaan (terpusat

dan tidak terpusat), tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan,

kriteria, dan kedudukan penyelenggaraan pendidikan oleh

pemerintah dan masyarakat, kebebasan penyelenggaraan

pendidikan, serta kemudahan untuk mendapatkan pendidikan yang

sesuai dengan peserta didik dan lingkungan.

Unsur-unsur sistem pendidikan nasional menurut Undang-Undang

Nomor 2/1989 itu dapat dibedakan atas:

1) Unsur I : Dasar, fungsi, dan tujuan sistem (BAB I)

2) Unsur II : Norma yang dipakai dalam sistem (BAB III, X,

XI,XII, XIII, BAB XVIII, XV, XVI, BAB XIX, dan BAB XX)

3) Unsur III : Jenjang Pendidikan (BAB V)

4) Unsur IV : Peserta didik (BAB VI)

5) Unsur V : Tenaga kependidikan (BAB VII)

6) Unsur VI : Sumber daya pendidikan (BAB VIII)

7) Unsur VII : Kurikulum (BAB IX)

8) Unsur VIII : Organisasi (BAB XIV, XV)

b. Sekolah sebagai Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional

Jenjang pendidikan adalah unsur atau komponen sistem pendidikan

nasional, yaitu termasuk dalam komponen organisasi. Jenjang

pendidikan terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan

tahun, terdiri dari program pendidikan enam tahun di sekolah dasar

dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama

(PP Nomor 28 Tahun 1990). Jika kita berbicara tentang sekolah

menengah, maka kita berbicara tentang sekolah menengah, maka kita

berbicara tentang dua jenjang sekolah, karena sekolah menengah

pertama berada dijenjang pendidikan dasar, sedangkan sekolah di atas

sekolah menengah pertama berada pada jenjang pendidikan

menengah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 1990 tentang

Pendidikan Menengah, pendidikan menengah didefinisikan sebagai

pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar.

Pendidikan menegah mempunyai bentuk satuan pendidikan yang

terdiri atas:

1) Sekolah menengah umum

2) Sekolah menengah kejuruan

3) Sekolah menengah keagamaan

4) Sekolah menengah kedinasan

5) Sekolah menengah luar biasa

Sebagai suatu unsur atau komponen sistem pendidikan nasional,

sekolah menengah harus ikut menyumbang terhadap tercapainya

tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu sistem, pendidikan

mempunyai masukan yang diolah melalui proses tertentu untuk

dijadikan keluaran.

B. Fungsi Administrasi Pendidikan

Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan

melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964).

1. Tujuan Pendidikan Menengah

Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan di sini karena alasan

sebagai berikut : (a) tujuan pendidikan menengah merupakan jabaran dari

tujuan pendidikan nasional; (b) tujuan pendidikan menengah merupakan

titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah menenga;,

dan (c) tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolak ukur

keberhasilan kegiatan adminstrasi pendidikan dijenjang pendidikan itu.

Tujuan instutisional sekolah menengah adalah tujuan yang dijabarkan

dari tujuan pendidikan nasional. Di dalam UU No 2 Tahun 1989 itu

disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan

intruksional, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan

pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur

institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut

dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah : (a) meningkatkan

pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan kesenian; dan (b) meningkatkan kemampuan

siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-

balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

Menurut kurikulum, tujuan khusus SMA ialah agar lulusan SMA dapat

memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Di bidang pengetahuan;

b. Di bidang keterampilan; dan

c. Di bidang nilai dan sikap.

Tujuan nasional serta tujuan instutisional itu harus selalu dijadikan

pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk

guru, tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan lagi ke dalam tujuan yang

lebih sempit sehingga dapat dijadikan pedoman operasional dalam

mengajar. Institusional itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan : (1)

kurikuler, (2) instuksional umum, dan (3) instuksional khusus.

a. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu

institusi;

b. Tujuan instruksional umum,yaitu tujuan suatu pokok bahasan terrtentu

suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang

institusi;

c. Tujuan instruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam

suatu periode atau unit waktu tertentu dalam suatu tingkat pada jenjang

institusi

2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang

penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat

disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa tahap dalam

perencanaan, yaitu tahap : (a) identifikasi masalah, (b) perumusan

masalah, (c) penetapan tujuan, (d) indentifikasi alternatif, (e) pemilihan

alternatif, dan (f) elaborasi alternatif.

Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif,

artinya dengan mengikutsertakan personel sekolah dalam semua tahap

perencanaan itu.

Perencanaan pendidikan di pendidikan menengah dapat dibedakan

atas beberapa kategori menurut : (a) jangkauan waktunya; (b)

timbulnya; (c) besarnya; (d) pendekatan; serta (e) pelakunya.

Menurut jangkauan waktunya perencanaan pendidikan menengah

dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka

menengah, dan perencanaan jangka panjang.

Menurut timbulnya,perencanaan dapat dibedakan atas perencanaan

yang berasal dari bawah, dan yang berasal dari atas.

Dari sudut besarannya, perencanaan dapat dibedakan atas

perencanaan makro, perencanaan meso, dan perencanaan mikro.

Menurut pendekatannya, perencanaan dapat dibedakan menjadi

perencanaan terpadu dan perencanaan tercerai. Di samping itu, dapat

dibedakan antara perencanaan berdasarkan program dan perencanaan

tambal sulam.

Menurut pelakunya perencanaan individual, perencanaan kelompok,

dan perencanaan lembaga.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan keseluruhan proses

untuk memilih dan memilah orang-orang serta mengalokasikan

prasaarana dan sarana untuk menunjang tugaas orang-orang itu dalam

rangka mencapai tujuan sekolah.

Siagian (1985), mengemukakan prinsip pengorganisasian itu adalah :

(a) organisasi itu mempunyai tujuan yang jelas, (b) tujuan organisasi

harus dapat diterima oleh setiap anggota organisasi, (c) tujuan

organisasi harus dapat diterima oleh setiap orang dalam organsasi, (d)

adaanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi, (e) adanya

kesatuan perintah, (f) adanya keseimbangagan antara wewenang dan

tanggung jawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya, (g) adanya

pembagian tugas yang jelas, (h) struktur organisasi permanen, (i)

adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam organisasi itu, (k)

adanya balas jasa yang setimpal yang diberikan kepada setiap anggota

organisasi, dan (l) penempatan orang yang bekerja dalam organisasi itu

hendaknya sesuai dengan kemampuannya.

c. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa

yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.

Kegiatan pengarahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara

lain : (a) melaksanakan orientasi tentang pekerjaan yang akan

dlaksanakan oleh individu atau kelompok, dan (b) memberikan

petunjuk umum dan petunjuk khusus, baik secara lisan maupun tertulis,

secara langsung maupun tidak langsung (Suharsimi, 1988).

d. Pengkordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk

menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau rumit di sekolah

agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya

dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan untuk mendapatkan biaya serta

mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah.

f. Penilaian

Secara rinci maksud penilaian adalah untuk : (a) memperolah dasar

bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu masa kerja pekerta tersebut

berhasil, (b) menjamin cara kerja yang efektif dan efisien, (c)

memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran dan untuk menghindari

situasi yang dapat merusak, serta (d) memajukan kesanggupan para

guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan dan Pendidikan

Menengah

Administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha

bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan,

dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu).

Tujuan pendidikan memberikan arah kegiatan serta kriteria keberhasilan

kegiatan itu.

1. Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut

bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi

keuangan, alat-alat perlengkapan.

2. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru

dan pegawai sekolah dan sebagainya.

3. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan

kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, persiapan harian,

dan sebagainya

Untuk memahami apa yang telah di uraikan secara lebih baik, secara

ringkas perlu ditegaskan hal-hal berikut:

1. Administrasi pendidikan menengah merupakan bentuk kerja sama personel

pendidikan menengah untuk mencapai tujuan pendidikan menengah.

2. Administrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang

merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan menengah, dimulai

dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,

pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai

tujuanya.

3. Administrasi pendidikan menengah merupakan usaha untuk melakukan

menejemen sistem pendidikan menengah.

4. Administrasi pendidikan menengah merupakan kegiatan memimpin,

mengambil keputusan, serta komunikasi dalam organisasi sekolah sebagai

usaha untuk mencapai tujuan pendidikan menengah itu.

Sekolah adalah organisasi yang diadakan untuk mencapai tujuan

pendidikan. Ciri organisasi sekolah adalah:

1. Adanya interaksi (saling pengaruh) antara berbagai unsur sekolah.

Interaksi antar unsur disekolah meliputi:

a. Interaksi yang ada di sekolah itu sendiri

b. Interaksi antar sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya,

c. Interaksi antar sekolah dengan lembaga nonpendidikan,

d. Interaksi sekolah dengan masyarakat.

2. Adanya kegiatan

Kegiatan ini dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu dimensi pengajaran dan

dimensi pengelolaan. Jika dimensi itu digabungkan maka kita dapat

membedakan kegiatan itu menjadi empat kategori pokok, dan satu kategori

pendukung yang merupakan titik temu dari keempat kategori pokok tadi.

Empat kategori pokok dan satu kategori pendukung tersebut, yaitu :

a. Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus langsung

dengan pengelolaan, meliputi:

1) Kurikulum

2) Supervisi

b. Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung

dengan pengajaran, yaitu:

1) Kemuridan

2) Keuangan

3) Sarana dan prasarana

4) Kepegawaian

5) Layanan khusus

c. Yang tidak berhubungan langsung, baik dengan pengajaran maupun

dengan pengelolaan, yaitu:

1) Hubungan sekolah-masyarakat

2) BP3

d. Yang tidak langsung berhubungan dengan pengelolaan tetapi langsung

dengan pengajaran.

e. Kegiatan pendukung, yaitu pengelolaan ketata usahaan, yang

diperlukan oleh semua kegiatan butir pertama hingga keempat.

Dengan demikian diperoleh lima buah klasifikasi kegiatan, yaitu:

a. Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus langsung

dengan pengelolaan

b. Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung

dengan pengajaran

c. Yang tidak berhubungan langsung, baik dengan pengajaran maupun

dengan pengelolaan

d. Yang tidak langsung berhubungan dengan pengelolaan tetapi langsung

dengan pengajaran

e. Yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan keempat jenis

kegiatan tersebut.

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Tugas utama guru yaitu, mengelola proses belajar mengajar dalam suatu

lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Dalam lingkup administrasi sekolah itu

peranan guru amat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan

melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan,

sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah

masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun

tenaganya.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992, Pasal 20 disebutkan bahwa:

“Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai pengelola

satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah dipilih dari kalangan guru”. Ini berarti bahwa selain peranannya

untuk menyukseskan kegiatan administrasi di sekolah, guru perlu secara

sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan,

pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut

pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya,

manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan

ketatausahaan.

Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru

yang sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu,

yaitu sekolah.

B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa yang merupakan calon guru hendaknya benar-

benar-benar memahami konsep, ruang lingkup, serta fungsi umum

administrasi pendidikan serta implementasinya disekolah. Hal ini dikarenakan

agar organisasi pendidikan, dalam hal ini sekolah tempat kita mengabdikan

diri nanti dapat berfungsi secara efektif, efisien, produktif, dan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto.2006.Administrasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

http://dromigo.blogspot.com/2008/12/administrasi-pendidikan-dalam-profesi.html

diakses pada tanggal 6 Oktober 2009.Pukul 11.15 AM.

http://makalah85.blogspot.com/2008/12/administrasi-pendidikan.html

diakses pada tanggal 6 Oktober 2009.Pukul 11.15 AM.

Soetjipto.2009.Profesi Keguruan.Jakarta: Rineka Cipta.