89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SISTITIS TUTOR 3 Alif Maskur Setiyanto 220110090038 Debbie Mutia Putri 220110090041 Nesti Ridha Husni 220110090026 Nilawati 220110090021 Osepnitta Menresday 220110090028 Reni Julianita 220110090029 Risma Rusmiatin 220110090025 Sherly 220110090030 Sinta Wijayanti 220110090024 Weni Rakhmawati 220110090022 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012

Transcript of 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Page 1: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SISTITIS

TUTOR 3

Alif Maskur Setiyanto 220110090038

Debbie Mutia Putri 220110090041

Nesti Ridha Husni 220110090026

Nilawati 220110090021

Osepnitta Menresday 220110090028

Reni Julianita 220110090029

Risma Rusmiatin 220110090025

Sherly 220110090030

Sinta Wijayanti 220110090024

Weni Rakhmawati 220110090022

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

KASUS 1

Ny. W 25 tahun, status: menikah; 1 minggu yang lalu dating ke Rumah Sakit X dengan

keluhan sakit pada saat berkemih, berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat

dikaji lebih lanjut oleh perawat dari hasil wawancara didapatkan: Klien mengeluh urgency,

frequency, dysuria, dan diare.

TTV: TD : 120/80 mmHg

P : 90 x/ menit

R : 24 x/ menit

S : 39°C

Setelah melakukan pemeriksaan fisik didapatkan dari hasil palpasi area suprapubik teraba

tegang, ―tenderness‖. Perawat menganjurkan kepada Ny. W supaya banyak minum minimal

3L/ hari.

Hasil pemeriksaan urine: Warna keruh, WBC (+++), cultur +bakteri, pyuria, eritrosit (+)

Ny. W mendapatkan terapi:

- Bachtrim 3x 1tab. 400 mg PO

- Phenazopyridine 3x 1tab. PO

STEP 1

1. Bachtrim = antibiotic untuk bacteri

2. Urgency = keinginan kuat untuk berkemih karena bakteri dan bahkan sampai tidak

tertahankan.

3. Frequency = frekuensi berkemihnya sedikit, berkemih terjadi berkali-kali dengan jumlah

yang sedikit.

4. Phenazopyridine = antibiotic

5. Dysuria = Sakit saat berkemih karena kelainan patologis

6. Tenderness = tonjolan

7. WBC (+++) = tes lab yang manandakan adanya leukosit yang berhubungan juga dengan

pyuria

8. Supra pubik = bagian luar organ kewanitaan

9. PO = peroral

10. Pyuria = urin yang mengandung pus, leukosit, eritrosit dan bakteri

Page 3: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

STEP 2

1. Adakah hubungan penyakit yang diderita klien dengan statusnya yan baru saja menikah?

2. Diagnosis medis ?

3. Etiologi dan factor resiko?

4. Kenapa terdapat tenderness?

5. Kenapa urin yang dikeluarkan sedikit tapi justru diare?

6. Anatomi fisiologi urinary?

7. Penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis?

8. Masalah keperawatan?

9. Komplikasi?

10. Jenis bakteri yang menginfeksi?

11. Pemeriksaan diagnostic?

12. Epidemiologi?

13. Pendidikan kesehatan?

14. Prognosis?

15. Karakteristik nyeri?

16. Apakah nyeri yang dirasakan klien saat berkemih saja atau saat beraktivitas juga?

17. Manifestasi klinis?

18. Normalnya berkemih?

19. Infeksinya sistemik atau local?

20. Anfis patologi?

Step 3

1. Tidak, karena penyakit ini juga menyerang anak kecil, tergantung pada alat kontrasepsi

2. Infeksi saluran perkemihan, karena WBC (+++) dan terapi antibiotic yang diberikan

3. Bakteri, kurang minum tapi penyebab ini tidak terlalu signifikan, E. Coli, konsumsi

jengkol , air yang dimasak kurang matang, kelainan prostat dan ginjal, dan alat

kontrasepsi

4. Karena cairan menumpuk, tidak keluar

5. Bentuk kompensasi tubuh, jadi cairan yang menumpuk di tubuh dikeluarkan melalui diare

dan ini juga disebabkan karena adanya bakteri E. Coli itu.

6. Sistem urinaria adalah suatu sistem pengeluaran zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Terdiri atas ginjal yang akan menyerap darah menjadi zat sisa lalu disalurkan ke ureter,

kadung kemih, dan selanjutnya uretra

Page 4: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

7. Tujuannya untuk mendorong agar bakteri keluar dari tubuh, terbasmi. Antibiotic untuk

membunuh bakteri harus tuntas jika tidak bisa menimbulkan kekambuhanjuga bisa

mencapai organ dalam

8. Gangguan eleminasi urin, nyeri

9. Gagal ginjal

10. bakteri E. Coli

11. MRI, infus urinary, KUB

12. Jumlah laki-laki dan perempuan resiko terserangnya sama tetapi perempuan lebih rentan

karena saluran kemihnya lebih pendek, KB, dan bakteri E. Coli dari cara membasuh

setelah buang air kecil yang tidak benar

13. cara membasuh setelah buang air kecil dengan benar dari depan ke belakang, dikeringkan

terlebih dahulu, pilih pakaian yang sesuai-tidak ketat

14. Baik, tapi sering terjadi kekambuhan

15. Tumpul

16. Saat berkemih saja dan setelahnya

17. Nyeri diarea suprapubik, urgency, surgency, frequency, dysuria

18. 1-2l/hari, tergantung kebutuhancairan dan input cairan

19. Local

20. Terjadi infeksi di saluran kemih sampai kandung kemih

Step 4

21.

22.

23.

24.

25.

26.

Asuhan

Keperawatan :

- Pengkajian

- Analisa Data

- Diagnosa

- Rencana

Askep

Penatalaksanaan :

- Farmakologi

- Nonfarmakologi

Patofisiologi

Infeksi Saluran

Kemih

Anfis Sistem

Perkemihan

Pemeriksaan

diagnostik

Konsep :

- Definisi

- Klasifikasi

- Etiologi

- Faktor

Resiko

- Manklin

- Pencegahan

- Komplikasi

Page 5: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

1. ANATOMI dan FISIOLOGIS

A. Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh

dan penyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak

dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :

1. Ginjal

Secara makroskopis, kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum

abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat

langsung pada dinding abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri

dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat

ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal

wanita.

Secara mikroskapis, satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut

nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen

vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler

Page 6: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman,

serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal,

tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula

Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral

(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak

juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler

secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.

Page 7: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus

yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena

jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula

tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat

lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut

sebagai tubulus kontortus distal.

Page 8: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari

tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian

rongga ginjal (pelvis renalis).

Kulit Ginjal (Korteks)

Page 9: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan

darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak

mengandung kapiler– kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut

glomerolus. Tiap lomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan

antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi. Penyaringan

darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai

bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai

bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang

merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut

piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut

apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid

dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8

hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran

paralel (tubuli dan duktus koligentes).

Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna

renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan

lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine

yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah

mengalami berbagai proses.

Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk

corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis

bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing

bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila

renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari

papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke

ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung

nitrogennitrogen, misalnya amonia.

Page 10: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan

vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam

atau basa

Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh

c. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan

arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria

interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di

tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan

glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman,

didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan

simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf

inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal

(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu

yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn

kortison.

2. Ureter

Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke

kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5

cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam

rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Page 11: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit

sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika

urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh

ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke

dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia

muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada

tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh

darah,saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. Vesika urinaria ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak

di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti

kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika

umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :

a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini

terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat

duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum

vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan

sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan

bagian dalam).

Page 12: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang

terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk

merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi

dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser

internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan

kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan

relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis.

Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau

menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf

yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi

inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi

urine (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur

oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar

berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium

melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung

kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus

apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior

berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah

Page 13: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang

arteri umbilikalis.

d. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang

berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok –

kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang

menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Lapisan uretra laki – laki

terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra

pada laki – laki terdiri dari :

a. Uretra Prostaria

b. Uretra membranosa

c. Uretra kavernosa

Page 14: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit

kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika

muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan

lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah

atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran

ekskresi.

Page 15: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

C. Urine (Air Kemih)

1. Sifat – sifat air kemih

Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan

serta faktor lainnya.

Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

Berat jenis 1.015 – 1.020.

Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur

menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan

kreatinin

Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

Pigmen (bilirubin, urobilin)

Toksin

Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –

125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk

150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya

keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi plasma di glomerulus, seperti tubuh

kapiler, kapiler adalah relatif kedap glumerulus protein plasma besar dan cukup air

dan permabel solusi yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan

sisanya nitrogen . Aliran darah ginjal (RBF = ginjal Darah Flow) adalah sekitar

25% dari cardiac output, atau sekitar 1200 ml / menit. Sekitar seperlima dari

plasma atau sekitar 125 ml / menit mengalir melalui glomerulus ke kapsula

Bowman. Hal ini dikenal sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR = glomerular

Filtration Rate). Gerakan ke kapsula Bowman disebut filtrat. Penyaringan tekanan

Page 16: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

dari perbedaan tekanan ada antara kapiler glomerulus dan kapsula Bowman,

tekanan hidrostatik darah kapiler glomerular filtrasi dan kemudahan kekuatan ini

ditentang oleh filtrat tekanan hidrostatik dalam kapsul Bowman dan tekanan

osmotik koloid darah. Filtrasi glomerular tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan

koloid di atas, tetapi juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

b. Proses Reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,

fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal

dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus

ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila

diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya

terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada

pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus

pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan

urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine

yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan

menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan

urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh

melalui uretra.

d. Mikturisi

Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung

kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam

kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine. Miktruisi

merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat –

pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot

abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri – Ciri Urine Normal

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah

cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam,

reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

Page 17: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

2. DEFINISI SISTITIS

Cystitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kandung kemih. Peradangan

sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi kandung kemih ini dapat menjadi masalah

serius jika infeksi tersebut menyebar pada ginjal.

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh

penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra

ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter

atau sistoskop.(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2. hal.1432)

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita,

dimana terjadi infeksi oleh Escherichia Coli.(Lewis.Medical Surgikal Nersing. Hal 1262)

3. KLASIFIKASI

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

1. Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat

terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi

prostat dan striktura uretra.

2. Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit

primer misalnya uretritis dan prostatitis.

Ada beberapa jenis sistitis:

Sistitis Trauma mungkin adalah bentuk paling umum dari sistitis pada wanita, dan

karena memar kandung kemih, biasanya melalui hubungan seksual. Hal ini sering

diikuti oleh bakteri sistitis, sering oleh bakteri coliform yang ditransfer dari usus

melalui uretra ke dalam kandung kemih.

Sistitis Interstisial (IC) dianggap lebih cedera pada kandung kemih mengakibatkan

iritasi konstan dan jarang melibatkan adanya infeksi. IC pasien sering salah

didiagnosis dengan ISK / sistitis selama bertahun-tahun sebelum mereka diberitahu

bahwa kultur urin mereka negatif. Antibiotik tidak digunakan dalam pengobatan IC.

Penyebab dari IC tidak diketahui, meskipun beberapa menduga mungkin autoimun

dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kandung kemih. Beberapa terapi sekarang

tersedia.

Eosinofilik Sistitis adalah bentuk yang jarang dari sistitis yang didiagnosa melalui

biopsi. Dalam kasus ini, dinding kandung kemih adalah menyusup dengan tingginya

jumlah eosinofil. Penyebab Komisi Eropa juga tidak diketahui meskipun telah dipicu

Page 18: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

pada anak dengan obat-obatan tertentu. Beberapa menganggapnya sebagai bentuk

sistitis interstisial.

Sistitis Radiasi sering terjadi pada pasien yang menjalani terapi radiasi untuk

pengobatan kanker.

Sistitis Hemoragik, dapat terjadi sebagai efek samping dari terapi siklofosfamid, dan

sering dicegah dengan pemberian mesna.

4. ETIOLOGI

Sistem saluran kencing melibatkan sejumlah organ dalam tubuh yakni ginjal, ureter,

kandung kandung kemih dan uretra. Semua ini berperan dalam proses pengeluaran sampah

dari dalam tubuh. Ginjal — sepasang organ berbentuk kacang yang terletak di sisi belakang

bagian perut atas — berfungsi menyaring sampah dari darah dan mengatur konsentrasi

cairan. Ureter berfungsi mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih, di mana urin untuk

sementara disimpan sampai saatnya nanti dikeluarkan melalui uretra.

- Bacterial cystitis

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih melalui

uretra dan melipatgandakan diri. Infeksi pada kandung kemih dapat terjadi karena

hubungan seksual. Pad saat melakukan aktivitas seksual, bakteri masuk ke dalam

kandung kemih melalui uretra.

Banyak kasus cystitis disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) yang

merupakan bakteri yang biasa ditemukan pada area kelamin.

Tipe utama infeksi

Dua tipe utama infeksi kandung kemih akibat bakteri adalah:

• Community-acquired bladder infections.

Infeksi ini terjadi ketika orang yang mengalami infeksi kandung kemih tidak

menjalani perawatan medis apapun.

• Hospital-acquired, or nosocomial, bladder infections.

Infeksi ini terjadi pada orang yang menjalani perawatan medis baik itu di rumah

sakit maupun rawat jalan di rumah. Hal ini sering terjadi pada mereka dengan

kateter urinary dipasang melalui uretra dan menuju kandung kemih untuk

mengambil urin. Sebuah prosedur yang dilakukan sebelum beberapa prosedur

operasi dilakukan.

Page 19: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

- Noninfectious cystitis

Meskipun infeksi bakteri adalah penyebab paling banyak pada kasus cystitis,

beberapa faktor non infeksi lain juga dapat menyebabkan kandung kemih meradang.

5. FAKTOR RISIKO

Wanita lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih karena wanita memiliki uretra

yang lebih pendek daripada laki-laki. Wanita akan memiliki risiko yang lebih besar jika :

• Aktif secara seksual. Hubungan seksual dapat menyebabkan bakteri terdorong

masuk ke uretra

• Menggunakan jenis kontrasepsi tertentu. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi

yang dimasukkan ke dalam vagina lebih rentan mengalami infeksi

• Hamil. Perubahan hormon pada saat hamil dapat meningkatkan risiko infeksi

kandung kemih

Faktor risiko lain yang ada pada laki-laki dan wanita adalah :

• Gangguan pada aliran urin. Batu di dalam kandung kemih dan pembesaran prostat

pada laki-laki dapat memicu infeksi

• Berubahnya sistem imun. Infeksi ini dapat terjadi pada orang yang memiliki kondisi

seperti diabetes, infeksi HIV dan pengobatan kanker.

• Panggunaan kateter yang lama. Penggunaan kateter mungkin diperlukan pada orang

yang memiliki penyakit kronis lain. Tetapi penggunaannya dalam waktu yang lama

dapat meningkatkan peluang infeksi bakteri dan berakibat kerusakan jaringan

kandung kemih.

6. MANIFESTASI KLINIS

Gejala – gejala dari cystitis sering meliputi:

· Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih

· Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih

· Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)

· Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)

· Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin

· Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

· Rasa sakit pada daerah di atas pubis

· Perasaan tertekan pada perut bagian bawah

· Demam

Page 20: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

· Anak – anak yang berusia di bawah lima tahun menunjukkan gejala yang nyata,

seperti lemah, susah makan, muntah, dan adanya rasa sakit pada saat berkemih.

· Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang serupa, yaiu kelelahan,

hilangnya kekuatan, demam

· Sering berkemih pada malam hari

Pada anak – anak, mengompol juga menandakan gejala adanya infeksi saluran kemih.

Gejala- gejala dari cystitis di atas disebabkan karena beberapa kondisi:

· Penyakit seksual menular, misalnya gonorrhoea dan chlamydia

· Terinfeksi bakteri, seperti E-coli

· Jamur (Candida)

· Terjadinya inflamasi pada uretra (uretritis)

· Wanita atau gadis yang tidak menjaga kebersihan bagian kewanitaannya

· Wanita hamil

· Inflamasi pada kelerjar prostat, tau dikenal dengan prostatitis

· Seseorang yang menggunakan cateter

· Anak muda yang melakukan hubungan seks bebas.

Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih hingga ginjal.

Gejala – gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan dengan gejala pada cystitis, yaitu

demam, kedinginan, rasa nyeri pada punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan infeksi

ginjal termasuk dalam infeksi saluran kemih.

Tidak setiap orang dengan infeksi saluran kemih dapat dilihat tanda – tanda dan

gejalanya, namun umumnya terlihat beberapa gejala, meliputi:

· Desakan yang kuat untuk berkemih

· Rasa terbakar pada saat berkemih

· Frekuensi berkemih yang sering dengan jumlah urin yang sedikit (oliguria)

· Adanya darah pada urin (hematuria)

Setiap tipe dari infeksi saluran kemih memilki tanda – tanda dan gejala yang spesifik,

tergantung bagian saluran kemih yang terkena infeksi:

1. Pyelonephritis akut. Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah

meluasnya infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat

menyebabkan rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam tinggi, gemetar

akibat kedinginan, serta mual atau muntah.

Page 21: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

2. Cystitis. Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan rasa

tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah, rasa sakit pada saat

urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.

3. Uretritis. Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat

urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.

Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:

1. Diarrhea

2. Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu (misalnya:

pemberian makan, dan menggendong)

3. Kehilangan nafsu makan

4. Demam

5. Mual dan muntah

Untuk anak – anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:

1. rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada ginjal)

2. seringnya berkemih

3. ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata lain,

urin berjumlah sedikit (oliguria)

4. tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut

5. rasa sakit pada perut dan daerah pelvis

6. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

7. urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat

Gejala pada infeksi saluran kemih ringan (misalnya: cystitis, uretritis) pada orang dewasa,

meliputi:

1. rasa sakit pada punggung

2. adanya darah pada urin (hematuria)

3. adanya protein pada urin (proteinuria)

4. urin yang keruh

5. ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar

6. demam

7. dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)

8. tidak nafsu makan

9. lemah dan lesu (malaise)

10. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

11. rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

Page 22: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

12. rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat (misalnya: pyelonephritis)

pada orang dewasa, meliputi:

1. kedinginan

2. demam tinggi dan gemetar

3. mual

4. muntah (emesis)

5. rasa sakit di bawah rusuk

6. rasa sakit pada daerah sekitar abdomen.

Merokok, ansietas, minum kopi terlalu banyak, alergi makanan atau sindrom

pramenstruasi bisa menyebabkan gejala mirip infeksi saluran kemih. Gejala infeksi saluran

kemih pada bayi dan anak kecil. Infeksi saluran kemih pada bayi dan anak usia belum

sekolah memilki kecendrungan lebih serius dibandingkan apabila terjadi pada wanita muda,

hal ini disebabkan karena memiliki ginjal dan saluran kemih yang lebih rentan terhadap

infeksi.

Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:

1. Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui sebabnya, khususnya jika

dikaitkan dengan tanda – tanda bayi yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.

2. Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya tidak dapat

mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya dengan mencium urin bayinya. Oleh

karena itu pemeriksaan medis diperlukan).

3. Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip dengan penyakit, walaupun

tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran

kemih).

4. rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.

5. muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)

6. jaundice (kulit yang kuning dan mata yang putih) pada bayi, khususnya bayi yang

berusia setelah delapan hari.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.

Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar

(LPB) sediment air kemih

Page 23: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air

kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa

kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

2. Bakteriologis

Mikroskopis

Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin

tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria

utama adanya infeksi

5. Metode tes

Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess

untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami

piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang

mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.

Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):

Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia

trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

6. Tes- tes tambahan:

Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat

dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius,

adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram

IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan

untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

8. PENATALAKSANAAN

A. Farmakologi:

Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :

- pengobatan dosis tunggal

- pengobatan jangka pendek (10-14 hari)

- pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)

- pengobatan profilaksis dosis rendah

- pengobatan supresif

Berikut obat yang tepat untuk ISK :

Page 24: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

1. Sulfonamide :

Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif.

Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya diberikan

per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di

ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih

dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA

berlebihan.

Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam, rash, fotosensitivitas),

gangguan pencernaan (nausea, vomiting, diare), Hematotoxicity (granulositopenia,

(thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain. Mempunyai 3 jenis berdasarkan

waktu paruhnya :

- Short acting

- Intermediate acting

- Long acting

2. Trimethoprim :

Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim

dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif

dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus

dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas

spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat

diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut.

Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.

3. Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX):

Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat,

mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati

infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan

oleh Haemophilus influenza dan Moraxella catarrhalis.Karena Trimethoprim lebih

bersifat larut dalam lipid daripada Sulfamethoxazole, maka Trimethoprim memiliki

volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan Sulfamethoxazole. Dua

tablet ukuran biasa (Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg) yang

diberikan setiap 12 jam dapat efektif pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian

atas atau bawah. Dua tablet per hari mungkin cukup untuk menekan dalam waktu

lama infeksi saluran kemih yang kronik, dan separuh tablet biasa diberikan 3 kali

Page 25: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

seminggu untuk berbulan-bulan sebagai pencegahan infeksi saluran kemih yang

berulang-ulang pada beberapa wanita.

Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat menyebabkan

demam, kemerahan, leukopenia dan diare.

4. Fluoroquinolones

Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan menghambat

topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase

mencegah relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi

normal. Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif termasuk

enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral,

Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam cairan

tubuh dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Fluoroquinolon

terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi

glomerulus. Pada insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi obat.

Efek samping yang paling menonjol adalah mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon

dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada

pasien di bawah umur 18 tahun.

- Norfloxacin :

Merupakan generasi pertama dari fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik

untuk infeksi saluran kemih.

- Ciprofloxacin :

Merupakan generasi kedua dari fluoroquinolones, mempunyai efek yang bagus

dalam melawan bakteri gram negatif dan juga melawan gonococcus,

mykobacteria, termasuk Mycoplasma pneumonia.

- Levofloxacin

Merupakan generasi ketiga dari fluoroquinolones. Hampir sama baiknya dengan

generasi kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif.

5. Nitrofurantoin

Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram

negatif. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di

metabolisasi dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja

antibakteri sistemik. Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian rata-rata

untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg, 4 kali

sehari dalam 7 hari setelah makan.

Page 26: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek samping utama. Neuropati

dan anemia hemolitik terjadi pada individu dengan defisiensi glukosa-6-fosfat

dehidrogenase.

9. PENCEGAHAN

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke

belakang dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke

uretra.

Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk

menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan

hubungan seksual dapat menghilangkan bakteri yang mungkin telah diperkenalkan

selama hubungan seksual.

Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri

waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapt mengurangi risiko

sistitis pada mereka yang rentan terhadap infeksi saluran kemih

Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada

dinding kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.

Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan

merupakan alternatif yang mungkin tidak suka rasa jus cranberry

Cauterization pada lapisan kandung kemih melalui sistoscopy memberikan bantuan

jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.

Hindari minum teh dan kopi karena dapat mengiritasi saluran kemih dan uretra.

Ganti baju bersih segera setelah olahraga / berenang. Sehingga bakteri yang

menempel di baju tersebut tidak merayap kea rah vagina.

Kenakan pakaian dalam yang menyerap air dan memudahkan sirkulasi udara yaitu

berbahan sutra dana katun

10. KOMPLIKASI

pembentukan abses ginjal atau perirenal

gagal ginjal

Page 27: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

13. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Data Demografi

Nama : Ny.W

Usia : 25 tahun

Pekerjaan : ---

Agama : ---

Status marital : menikah (1 minggu yang lalu)

Diagnosa medis : infeksi saluran kemih bagian bawah ( sistitis )

Anamnesa

Keluhan utama : Klien mengeluh sakit pada saat berkemih.

Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai nyeri.

Riwayat saat ini : Klien merasakan nyeri pada saat berkemih dan

mengeluh sering mengalami keinginan untuk

berkemih. Perawat perlu mengkaji apa yang

dilakukan klien untuk mengatasi nyeri pada saat

berkemih, karakteristik nyeri yang dirasakan,

dan skala dari nyeri.

Riwayat masa lalu : Kaji apakah klien memiliki riwayat penyakit

ginjal seperti batu ginjal atau gagal ginjal,

riwayat penyakit sistemik seperti DM atau

hipertensi, riwayat alergi, riwayat bedah.

Riwayat keluarga : Kaji apakah diantara anggota keluarga klien ada

yang pernah mengalami kondisi yang sama.

Riwayat obat-obatan : Kaji riwayat penggunaan kontrasepsi dan obat-

obatan analgetik golongan sulfat.

Riwayat aktivitas : Kaji hobi, pekerjaan, dan kebiasaan BAK klien.

Pola nutrisi : Kaji kebiasaan makan klien.

Pola eliminasi : Kaji frekuensi, konsistensi, warna, dan bau feses.

Kaji pula frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan

jumlah urine.

Page 28: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

Pola aktivitas sexual : Kaji pola sexualitas klien.

Riwayat psikososial : Kaji pandangan klien terhadap kondisi sakitnya,

tanda-tanda anxietas, mekanisme koping yang

dilakukan klien dalam menghadapi kondisi

sakitnya.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Kaji status mental klien. Penumpukan ureum

dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan

persepsi.

TTV : TD = 120/80 mmHg ( N=120/80 mmHg)

HR = 90 x / menit ( N=80-100 x/menit)

RR = 24 x / menit ( N=12-20 x/menit)

T = 39°C ( N=36,5 – 37,5 °C)

Sistem kardiovaskuler : Kaji tanda-tanda aritmia atau dysritmia.

Sistem respiratory : Kaji frekuensi dan pola nafas.

Sistem musculoskeletal : Kaji tanda-tanda weakness.

Sistem integumen : Kaji mukosa, warna, kelembaban, dan turgor

kulit

Sistem GIT : Kaji bising usus, tanda-tanda anoreksia, nausea,

vomittus.

Sistem urinaria : Saat dipalpasi area suprapubik terasa tegang dan

tenderness.

Sistem urogenital : Kaji area meatus dan perineal klien apakah

terdapat bengkak, lesi, atau ulkus.

Pemeriksaan Diagnostik

Hasil urinalisa : WBC (+++), pyuria, eritrocyt (+), cultur (+)

bakteri.

ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1. Ds :

- Klien mengeluh sakit

Proses infeksi Nyeri

Page 29: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

saat berkemih. Saat

berkemih urine keluar

sedikit-sedikit disertai

nyeri.

Do :

- HR = 90 x/mnt

- RR = 24 x/mnt

- T = 39°C

- WBC (+++)

- Pyuria

- Eritrocyt (+)

- Kultur (+) bakteri

- Warna urine keruh

- Terapi Bactrim

- Terapi Phenazonydine

2.

Ds :

- Klien mengeluh sering

berkemih

- Klien mengeluh sering

merasakan keinginan

untuk berkemih.

Do :

- Saat palpasi area

suprapubik terasa

tegang

- Tenderness

Frequency,

urgency

Perubahan pola

berkemih

3. Ds :

- Klien mengeluh sakit

saat berkemih. Saat

berkemih urine keluar

sedikit-sedikit disertai

nyeri.

- Klien mengeluh sering

Kurang

pengetahuan

tentang faktor

predisposi

infeksi dan

kekambuhan

Resiko tinggi

penyebaran

infeksi

Page 30: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

berkemih

- Klien mengeluh sering

merasakan keinginan

untuk berkemih.

Do :

- HR = 90 x/mnt

- RR = 24 x/mnt

- T = 39°C

- WBC (+++)

- Pyuria

- Eritrocyt (+)

- Kultur (+) bakteri

- Warna urine keruh

- Terapi Bactrim

- Terapi Phenazonydine

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses infeksi pada saluran

kemih.

2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan frequency, urgency.

3. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang faktor predisposisi infeksi dan kekambuhan.

Page 31: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N

o

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi

Keperawatan

Rasional

1

.

Gangguan rasa

nyaman : nyeri

berhubungan

dengan proses

inflamasi pada

saluran kemih,

ditandai

dengan klien

mengeluh sakit

saat berkemih,

berkemih

sedikit-sedikit

disertai nyeri.

Tupan :

Klien melaporkan

nyeri hilang

Tupen :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24 jam

klien merasa

nyaman dan nyeri

↓, dengan kriteria

hasil :

1. Klien

mengatakan

tidak merasakan

nyeri saat

berkemih

2. Kandung kemih

tidak tegang

3. Pasien tampak

rileks

4. Ekspresi wajah

tampak tenang

5. Mampu

tidur/istirahat

dengan nyaman

Mandiri

a. Berikan tindakan dan

suasana yang nyaman

seperti masase

punggung dan

lingkungan yang

tenang.

b. Berikan waktu

istirahat yang cukup

dan tingkat aktivitas

yang dapat ditoleran.

c. Anjurkan klien

melakukan

pemanasan perineum.

d. Kaji ulang tingkat

kenyamanan (nyeri

kepala) dengan

menggunakan skala

penilaian 1-10

Skala keterangan:

10 = sangat nyeri dan

tidak dapat dikontrol

oleh klien

9, 8,7 = sangat nyeri

tetapi masih dapat

dikontrol oleh klien

a. ↑ relaksasi, ↓

reaksi terhadap

stimulasi dari

luar.

b. Meningkatkan

koping dan dapat

merilekskan otot-

otot.

c. Membantu

mengurangi

ketidaknyamanan

dan spasme.

d. Untuk

mengetahui

tingkat

keberhasilan

intervensi

Page 32: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

dengan aktivitas yang

bisa dilakukan

6 = nyeri seperti

terbakar atau ditusuk-

tusuk

5 = nyeri seperti

tertekan

4 = nyeri seperti kram

atau kaku

3 = nyeri seperti perih

atau mules

2 = nyeri seperti

melilit atau terpukul

1 = nyeri seperti gatal

atau nyut-nyutan

0 = tidak ada nyeri

Tipe nyeri:

10 = tipe nyeri sangat

berat

7-9 = tipe nyeri berat

4-6 = tipe nyeri sedang

1-3 = tipe nyeri ringan

Kolaboratif

a. Berikan obat

analgetik

Phenazopyridine 3x1

tablet PO

b. Berikan Agens

antispasmodic, contoh

a. Analgetik

memblok lintasan

nyeri

b. Membantu dalam

mengurangi

Page 33: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

flavoksat (Uripas),

Oksibutin (Ditropan).

iritabilitas

kandung kemih

dan nyeri

2

.

Perubahan

eliminasi urin

berhubungan

dengan

pengosongan

kandung kemih

yang tidak

sempurna,

ditandai

dengan :

DS :

klien mengeluh

urgency,

frequency,

disuria

DO :

Warna urine

keruh, WBC

(+++), kultur +

bakteri, puria,

eritrosit +

Tupan :

Pola eliminasi

klien kembali

normal

Tupen :

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24 jam

klien dapat

mempertahankan

pola eliminasi

secara adekuat,

dengan kriteria

hasil :

1. Klien dapat

berkemih

setiap 3 jam

2. Klien tidak

kesulitan saat

berkemih

3. Haluaran urin

adekuat (>30

ml/jam)

4. Urin yang

keluar jernih

dan tidak

Mandiri

a. Ukur dan catat urine

setiap berkemih serta

perhatikan

karakteristik urine.

b. Anjurkan klien

minum air putih min

3L/hr.

c. Anjurkan klien

menghindari minum

teh, kopi, cola, dan

alcohol.

d. Anjurkan untuk

berkemih setiap 2-3

jam.

a. Mengetahui kadar

output/input cairan

dan memberikan

informasi tentang

fungsi ginjal dan

adanya infeksi.

b. Peningkatan

hidrasi membilas

bakteri, darah, dan

debris dari traktus

urinarius.

c. Jenis minuman itu

dapat mengiritasi

kandung kemih.

d. Efektif dalam

mengosongkan

kandung kemih

sehingga

signifikan

menurunkan

jumlah bakteri

dalam urin,

Page 34: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

berbau

5. Nilai kultur

urine negatif

e. Berikan perawatan

perineal, pertahankan

agar tetap bersih dan

kering.

f. Monitor pemeriksaan

ulang urine kultur dan

sensitivitas untuk

menentukan respon

terapi.

Kolaborasi

a. Berikan antibiotik

Bachtrim 3x1 tablet

400mg PO.

mengurangi statis

urin, dan

mencegah

kekambuhan

infeksi.

e. Menjaga daerah

perineal tetap

bersih dan

menghindari

bakteri

menginfeksi

uretra.

f. Mengetahui

seberapa jauh efek

pengobatan dan

intervensi

keperawatan

terhadap keadaan

penderita.

a. Antibiotik dapat

membunuh

mikroorganisme

penyebab infeksi

dan mencegah

terjadinya infeksi

ulangan.

3

.

Resiko tinggi

penyebaran

infeksi

Tujuan:

Tidak ada tanda

dan gejala yang

Mandiri:

a. Berikan informasi

yang adekuat

a. Dengan

bertambahnya

Page 35: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

berhubungan

dengan kurang

informasi

mengindikasikan

terjadinya

penyebaran infeksi

mengenai sumber

infeksi, tindakan

untuk mencegah

penyebaran atau

kekambuhan, terapi

antibiotic yang

diberikan (nama,

tujuan, dosis, jadwal,

indikasi, dan efek

samping),

pemeriksaan

diagnostik dan

perawatan sesudah

pemeriksaan.

b. Instruksikan klien

untuk menggunakan

seluruh antibiotic

yang diresepkan.

c. Instruksikan klien

untuk menjaga

hygiene terutama di

daerah kemaluan.

pengetahuan

diharapkan dapat

mengembangkan

kepatuhan klien

terhadap rencana

terapeutik

sehingga akan ↓

resiko penyebaran

infeksi.

b. Seringkali klien

menghentikan

penggunaan obat

setelah tanda dan

gejala mereda.

c. Mencegah

kekambuhan

penyakit ataupun

penyebaran ke

vagina.

Page 36: 89480125 Makalah Kasus Cystitis Tutor 3

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medical Bedah Volume 2 edisi 8. Jakarta: EGC

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : ECG

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Volume

2. Jakarta: EGC

Nursalam & Fransisca. 2009. Asuhan Keperawatan pada sistem perkemihan . Jakarta :

Salemba Medika.

Engram, Barbara. 1999. Rencana asuhan keperawatan medical bedah volume I . Jakarta :

EGC.