TuTor Kebe

download TuTor Kebe

of 26

description

mmmm

Transcript of TuTor Kebe

1. Buka SAP, kemudian pilih File New Model.

2. Ubah satuannya seperti pada gambar, menjadi N, mm, C.

3. Lalu akan muncul kotak dialog seperti ini. untuk struktur 3 dimensi yang bentuknya akan kita gambar sendiri, biasanya dipilih grid only. Klik pada ikon yang ada pada kotak dialog tersebut.

4. Lalu akan muncul kotak dialog seperti ini. Number Of Grid Lines menunjukkan jumlah masing-masing garis/kolom pada Sumbu X (lebar), Sumbu Y (panjang), dan Sumbu Z (tinggi). Sedangkan bagian Grid Spacing menunjukkan jarak antar garis/kolom. Isikan semua kolom itu sesuai dengan jumlah kolom dan jarak masing-masing kolom.

5. Jika jarak antar kolom berbeda-beda, misalnya jarak dari nomer 1-2 dan 2-3 (Dilingkari merah) berbeda-beda, maka klik kanan, kemudian pilih edit grid data, lalu klik kolom Modify. Disitu bisa diatur berapa jarak masing-masing garis sebagaimana tampak pada gambar dibawah.

6. Pada gambar diatas, kolom Ordinate (Kotak berwarna merah) menunjukkan pertambahan jarak tiap-tiap garis/kolom pada masing-masing sumbu. Silahkan diubah jikalau jarak antara garis/kolom tidak seragam.

7. Selanjutnya kita akan menentukan jenis material yang akan dipakai untuk bangunan kita. Pilih Define Materials. Lalu akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut.

8. Pada kotak dialog tersebut, terdapat dua pilihan material (dilingkari merah). Yang memiliki kode Psi pada namanya, dipilih jika kita akan menggunakan material beton. Sedangkan yang memiliki kode Fy pada namanya, digunakan untuk material baja/logam. Pada tutor ini, kita akan menggunakan material beton. Pilih yang memiliki kode Psi, lalu klik Modify/Show Material (liat tanda panah). Lalu selanjutnya akan muncul kotak dialog berikut.

9. Pada kotak dialog ini, ada dua data standard yang akan kita ubah yakni Modulus Elastisitas (E) dan Kuat tekan beton (Fc) (lihat yang diberi tanda panah). Untuk Nilai E = 21019,039 (hasil perkalian dari 4700 x 200.5), sedangkan Nilai fc disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta untuk kekuatan bangunan kita. Biasanya Nilai fc sudah ditentukan olah pemberi proyek. Kalo na suruhko tentukan sendiri, coba Tanya Irma umar ato mirwanto berapa normalnya. Hehehe.. sebagai tambahan, gambar berikut ini adalah kotak dialog ketika kita memilih menggunakan material baja pada bangunan.

10. Jika kita menggunakan material baja, pada kotak dialognya yang diubah yakni nilai Modulus Elastisitas (E), Kuat Tekan Minimum (Fy), dan Kuat Tarik Minimum (Fu). Diisikan untuk Nilai E = 200000, sedangkan Nilai Fy ditentukan oleh pemberi proyek, dan Nilai Fu adalah hasil perkalian dari Fy x 1.2

11. Karena ini bangunan bertingkat berbentuk ruko, tentu saja ada plat lantai dan plat atap kan?. Nah, untuk menentukan jenis material yang akan digunakan untuk plat lantai dan plat atap, pilih DefineSection PropertiesArea Section sebagaimana yang tampak pada gambar diatas. Lalu akan muncul kotak dialog sebagai berikut.

12. Pilih Shell pada kotak Select Section Type, kemudian klik Add New Section. Lalu akan muncul dialog box sebagai berikut.

13. Pada bagian Type pilih Plate-Thin, kemudian isikan pada kolom Thicknes berupa tebal pelat dalam satuan mm. isi kolom Membrane dan Bending dengan nilai yang sama. Lalu klik OK.

14. Selanjutnya kita akan membuat dimensi balok dan kolom yang akan kita gunakan. Pilih Define Section Properties Frame Section seperti pada gambar diatas. Maka akan muncul kotak dialog sebagai berikut.

15. Klik Add New Property, lalu akan muncul lagi kotak dialog berikut ini.

16. Pada bagian Select Property Type, pilih Concrete, lalu klik bentuk kolom/balok yang di inginkan. Dalam contoh ini, saya akan memilih yang berbentuk Rectangular. Klik pada gambar yang bersangkutan.

17. Pada kotak dialog ini, pada bagian Section Name kita dapat menuliskan nama dari kolom/balok yang kita inginkan. Dimana pada contoh ini, yang pertama saya memberikan nama Kolom30x30. Lalu pada bagian Dimension kita akan menentukan panjang dan lebar kolom dengan mengisi Depth(t3) dan Width(t2), isikan dalam satuan mm sesuai dengan besaran kolom yang kita butuhkan. Kemudian klik Concrete Reinforcement untuk menentukan detail tulangan dan beberapa hal lain. Akan muncul kotak dialog berikut.

18. Pada kotak dialog ini, pada bagian Design Type karena kita akan menentukan dimensi kolom terlebih dahulu, maka berikan tanda hitam pada pilihan Column, Lalu pada bagian Longitudinal Bars kita akan menentukan Clear Cover (Tebal Selimut), Number of Long Bars (Jumlah Tulangan) dan Longitudinal Bar Size (Ukuran Tulangan Utama). Silahkan isikan masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pada bagian Confenient Bars kita akan menentukan Confenient Bar Size (Ukuran Tulangan Sengkang) dan Longitudinal Spacing (Jarak Tulangan Sengkang), isikan juga sesuai kebutuhan. Komunikasikan besaran tulangan kepada pemilik proyek, tulangan ukuran berapa yang mereka gunakan dalam perencanaan RAB ataupun gambar Proyek.

19. Setelah membuat kolom, kita ulangi proses yang sama untuk menentukan detail balok. Pilih Add New Property, lalu ulangi poin 16 diatas, lalu akan muncul dialog box berikut.

20. Ulangi proses pada poin 17 diatas, dimana kita akan menetukan nama dan dimensi balok tersebut. pada contoh ini, balok saya beri nama Balok20x30. Masukkan dimensinya, lalu klik Concrete Reinforcement. Akan muncul dialog box Reinforcement Data, pada bagian Design Type beri titik hitam pada bagian Beam, maka tampilan kotak dialognya akan jauh lebih sederhan disbanding ketika kita memberikan titik hitam pada bagian Column. Pada bagian Concrete Cover kita hanya perlu menentukan tebal selimut beton. Samakan saja pada bagian Top dan Bottom. Lalu klik OK.

21. Selanjutnya kita akan memulai menggambar bentuk bangunan. Pilih tools untuk membuat garis yang ada di samping kiri layar. (perhatikan tanda panah)

22. Pada kotak dialog yang muncul diatas, kita dapat memilih balok/kolom yang akan kita gambar. Jika kita akan menggambar balok, pilih nama balok yang tadi telah kita buat sebelumnya, perhatikan dialog box pada bagian section. Disitu kita bisa memilih nama balok/kolom yang sebelumnya telah kita buat. Untuk memudahkan menggambar, gunakan panel bantu yang ada diatas untuk merubah view dari layar kita ke tempak depan,tampak atas, ataupun tampak samping (dilingkari warna merah) serta tanda panah atas bawah yang ada disampingnya untuk mengubah tiap-tiap section yang dilihat. Gambarlah dengan cara men-klik pada tiap pertemuan garis satu persatu, jangan langsung menarik garis secara menerus.

23. Selanjutnya kita akan menggambar plat menggunakan tools yang ada pada bagian kiri layar (Perhatiakn tanda panah). Ubah ke tampak atas (XY) seperti gambar diatas, lalu klik tengah-tengah masing masing area persegi pada gambar. Gambar plat pada area atap, dan lantai yang ada dibawahnya.

24. Untuk memastikan bahwa apa yang kita gambar sudah tepat, pilih Display Show Misc Frame/cable/tendon seperti pada gambar diatas. Maka akan muncul gambar berikut.

25. Klik OK, maka akan muncul gambar berikut.

26. Pada tiap tiap kolom balok dan plat akan muncul nama dari masing-masing kolom seperti gambar diatas. Gunakan tombol view XY, XZ dan YZ serta tanda panah atas bawah untuk melihat kesesuaian nama balok kolom dan plat, jika ada balok yang namanya tidak sesuai ataupun sebaliknya dengan kolom. Maka klik balok/kolom yang bersangkutan, baru delete lalu gambar kembali.

27. Selanjutnya kita akan memasukkan perletakan pada bangunan ini. klik semua ujung kolom yang akan dibuat sebagai perletakan, lalu Assign Join Restrain, pilih perletakan jepit (Dilingkari merah) lalu klik OK, maka akan muncul bentuk perletakan seperti kotak berwarna hijau sebagaimana gambar diatas.

28. Selanjutnya kita akan menentukan jenis pembebanan yang akan diberikan kepada struktur tersebut. pilih Define Load Patterns, lalu akan muncul kotak dialog sebagai berikut.

29. Pada contoh ini, saya hanya akan menggunakan dua jenis pembebanan, yakni beban mati dan beban hidup. Meskipun secara keseluruhan, ada beban tambahan seperti beban angin, hujan dan lainnya yang bisa ditambahakan sesuai dengan permintaan pemilik proyek. Cara memasukkan jenis pembebanan yakni pada kolom Load Pattern Name diisikan nama pembebanan, dimana dalam contoh ini saya memakai nama Dead untuk beban mati yang saya gunakan. Pada kolom Type, pilih jenis pembebanan sesuai nama yakni beban mati. Pada kolom Self Weight tuliskan 1, lalu klik Add New Load Pattern. Setelahnya kolom yang dibawahnya akan terisi sesuai dengan nama yang dituliskan sebelumnya. Selanjutnya ulangi hal yang sama untuk beban hidup, dimana beban itu saya beri nama Live, lalu saya pilih Type-nya, lalu klik lagi Add New Load Patter. Karena yang saya pakai Cuma 2 pembebanan seperti gambar diatas, maka saya langsung klik OK. Jika ingin menambahkan beban yg lain, silahkan mengulangi cara diatas saja.

30. Selanjutnya kita akan membuat kombinasi pembebanan, caranya dengan cara memilih Define Load Combinations seperti pada gambar diatas. Lalu akan muncul kotak dialog berikut.

31. Klik add new combo, lalu muncul gambar kotak dialog berikut.

32. Pada kotak dialog tersebut, bagian Load Combination Name akan terisi secara otomatis (COMB1, COMB2, dst). Disini saya hanya menggunakan dua kombinasi pembebanan. Kombinasi pembebanan pertama (COMB1), pada kolom Load Case Name pilih Dead, lalu isi kolom Scale Factor dengan angka 1.4, lalu klik Add, kemudian OK.

33. Untuk menentukan kombinasi pembebanan yang kedua (COMB2), Ulangi kembali poin nomer 31, lalu lakukan secara berurutan langkah ini: Pada kolom Load Case Name, pilih Dead, lalu pada kolom Scale Factor isikan 1.2, lalu klik Add. Ulangi poin diatas, Pada kolom Load Case Name, pilih Live, lalu pada kolom Scale Factor isikan 1.6, lalu klik Add.Lalu klik OK. Maka akan muncul dialog box berikut.

34. Jika kedua nama kombinasi pembebanan telah muncul seperti gambar diatas (dilingkari merah), maka lanjutkan dengan klik OK.

35. Selanjutya ubah satuan menjadi Kg, m, C pada pojok sebelah kanan seperti tampak pada gambar diatas.

36. Selanjutnya memasukkan beban pada balok, pilih semua balok yang akan direncanakan akan dibuatkan dinding diatasnya, sebab dinding itulah yang jadi beban balok. Balok yang tidak ada dinding diatasnya tidak usah dipilih. Pilih balok yang ada dengan cara men-klik semuanya satu persatu hingga semua balok terpilih. Lalu pilih Assign Frame Loads Distributed seperti pada gambar diatas, lalu akan muncul kotak dialog seperti pada gambar berikut.

37. Pada balok, hanya beban mati berupa beban dinding yang bertumpu langsung pada balok, sehingga pada bagian Load Pattern Nama dipilih Dead, Lalu isikan Uniform Load dengan nilai hasil kali dari 250kg/m2 dikali tinggi kolom pada lantai tersebut. lalu pada bagian options isi titik hitam pada bagian Add to Existing load. Lalu klik OK. Maka akan keluar gambar seperti berikut.

38. Gambar diatas menunjukkan bahwa beban pada balok tersebut telah ditambahkan. Selanjutnya kita akan memasukkan beban pada plat.

39. Pilih pelat lantai terlebih dahulu dengan cara klik pada bagian tengah tiap kotak yang ada. Karena contoh yang saya buat tiga tingkat, maka saya pilih terlebih dahulu lantai 1 dan 2 (lantai dasar tidak usah). Setelah di klik, akan ada kotak berwarnah merah putus-putus seperti gambar diatas.

40. Setelah memilih plat lantai 1 dan 2, lalu kemudian pilih Assign Area Loads Uniform (shell) lalu akan muncul kotak dialog seperti ini.

41. Pada plat, ada dua beban yang bekerja yakni beban mati dan beban hidup. Maka yang pertama kita pilih dulu pada bagian Load Patter Name yakni Dead untuk memasukkan beban mati terlebih dahulu. Lalu masukkan nilai pada bagian Load sebesar 180 kg/m2 lalu kemudian OK. Ulangi cara yang sama dari poin 39 sampai 41 untuk beban hidup, yang dirubah Cuma pada bagian Load Pattern Name menjadi dead. 42. Selanjutnya jika sudah pada pelat lantai 1 dan 2, lanjut ke pelat atap. Ulangi poin 39 sampai 41. Yang membedakan Cuma bebannya yakni menjadi 100 kg/m2. Setelah semua beban balok dan plat dimasukkan, bersiaplah untuk memulai Running

43. Untuk memulai run, klik ikon run (lingkaran merah) dan akan muncul kotak dialog seperti ini. langsung klik OK, dan silahkan tunggu bagaimana hasilnya.

44. Setelah proses run selesai, maka akan tampak deformasi yang terjadi pada struktur. Untuk mengecek apakah struktur kita aman atau tidak, ikuti langkah berikut.

45. Klik Design Concrete Frame Design Start Design/Check lalu tunggu hasilnya.

46. Setelah dilakukan check design, maka akan muncul tampilan seperti ini yang menunjukkan aman tidaknya struktur kita. Merah menunjukkan struktur kita kurang aman, bahkan juka pada angka2 yang ada disekitar kolom (dilingkari merah) ada tulisan (O.S) berarti struktur tersebut mengalami over stress sehingga harus di desain ulang karena dimens yang dimasukkan tak mampu memikul beban. Gunakan view XY, XZ atau YZ beserta arah panah atas bawah untuk mengamati seluruh struktur. Atau untuk lebih jelasnya, klik kanan pada kolom/balok yang berwarna merah, dan akan muncul kotak dialog seperti ini.

47. Pada kotak dialog box tersebut, klik Summary untuk melihat detail keseluruhan dari balok/kolom yang dipilih. Adapun tampilannya sebagai berikut.

48. Kotak dialog diatas berisi berbagai informasi, termasuk beban, momen dan rotasi dari kolom/balok yang bersangkutan. Untuk struktur yang mengalami kondisi tidak aman, biasanya terdapat keterangan di bagian bawah berupa sebab struktur tersebut tidak aman jika tampilan dari layar tersebut kita geser ke bawah.

49. Adapun untuk mendapatkan nilai momen dan gaya-gaya yang diperlukan dalam perhitungan, untuk lebih jelasnya dapat dilakukan dengan meng-export data perhitungan ke dalam bentuk file Microsoft Excell dengan cara seperti pada gambar diatas.

50. Demikian dari saya, adapun hal yang harus diperhatikan dari awal adalah Sebaiknya data-data perhitungan sudah lengkap, biar tidak binngung membuat asumsi sendiri Gambar proyek beserta detai-detailnya sebaiknya sudah ada, sehinggda dalam menentukan dimensi tulangan, dimensi beton, tebal selimut dan lain-lain tidak bingung. Sekian dari saya, salam sehat selalu