82956590-farmako

11
PENUNTUN PRATIKUM FARMAKOLOGI OBAT OTONOM Pratikum obat otonom ini dibagi atas dua bagian, yaitu pratikum obat otonom dengan menggunakan hewan percobaan dan diskusi obat otonom dengan menggunakan kasus atau skenario. Tujuan: Setelah pratikum mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan system saraf otonom 2. Menjelaskan efek farmakodinamik obat otonom 3. Menggolongkan obat otonom yang diguunakan dalam pratikum ini ke dalam obat kolinergik, antikolinergik, adrenergic dan antiadrenergik. 4. Menjelaskan dasar kerja obat yang digunakan pada pratikum ini 1. REAKSI PUPIL TERHADAP OBAT OTONOM Pupil merupakan organ yang baik dalam menunjukkan efek lokal dari suatu obat, karena obat yang diteteskan dalam saccus conjunctivalis dapat memberi efek setempat yang nyata tanpa menunjukkan efek sistemik. Bahan dan Obat: Penggaris Lampu senter Larutan Pilokarpin 1% Larutan Atropin sulfat 1%

Transcript of 82956590-farmako

Page 1: 82956590-farmako

PENUNTUN PRATIKUM FARMAKOLOGI

OBAT OTONOM

Pratikum obat otonom ini dibagi atas dua bagian, yaitu pratikum obat otonom dengan

menggunakan hewan percobaan dan diskusi obat otonom dengan menggunakan kasus atau

skenario.

Tujuan:

Setelah pratikum mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan system saraf otonom

2. Menjelaskan efek farmakodinamik obat otonom

3. Menggolongkan obat otonom yang diguunakan dalam pratikum ini ke dalam obat

kolinergik, antikolinergik, adrenergic dan antiadrenergik.

4. Menjelaskan dasar kerja obat yang digunakan pada pratikum ini

1. REAKSI PUPIL TERHADAP OBAT OTONOM

Pupil merupakan organ yang baik dalam menunjukkan efek lokal dari suatu obat,

karena obat yang diteteskan dalam saccus conjunctivalis dapat memberi efek setempat

yang nyata tanpa menunjukkan efek sistemik.

Bahan dan Obat:

Penggaris

Lampu senter

Larutan Pilokarpin 1%

Larutan Atropin sulfat 1%

Cara Kerja:

Pilihlah seekor kelinci putih dan taruhlah diatas meja. Perlakukanlah hewan secara baik.

Periksalah hewan dalam keadaan penerangan yang cukup dan tetap. Perhatikan lebar

pupil sebelum dan sesudah dikenai sinar yang terang. Amati apakah refleks konsensual

seperti yang terjadi pada manusia juga terjadi pada kelinci. Ukur lebar pupil dengan

penggaris milimeter. Rangsanglah kelinci dan catatlah lebar pupil dalam keadaan

eksitasi. Ambil pilokarpin 1% dan teteskan pada bola mata kanan. Perhatikanlah pupil

Page 2: 82956590-farmako

sesudah satu menit dan ulangi jika diameter pupil nelum berubah setelah 5 menit. Setelah

terjadi miosis, sekarang teteskan larutan atroin 1% pada mata yang sama. Observasi pupil

setiap satu menit dan ulangi penetesan setelah 5 menit jika perlu untuk menghasilkan

midriasis. Lihatlah reaksi pupil tersebut terhadap sinar.

Mata

Kelinci

Diameter

Pupil

Light Pilokarpin Light +

Pilokarpin

Atropin

Kanan 1,3 cm 0,8 cm 1 cm 0,6 cm 1,2 cm

Kiri 1,3 cm 1 cm 1 cm 0,6 cm 1 cm

Hasil observasi:

Analisis dan Diskusi:

Dari hasil pengamatan kelompok kami, didapatkan hasil pada mata (pupil) kelinci bagian

kanan sebelum disinari cahaya sama besarnya dengan lebar pupil pada bagian kiri.

Namun setelah disinari cahaya pada pupil kanan, didapatkan lebar pupil kanan mengecil.

Juga pada pemberian obat pilokarpin secara topikal (tetes mata) didapatkan lebar pupil

pada sebelah kanan lebih kecil daripada sebelah kiri. Namun pada pemberian atropin,

lebar pupil sebelah kanan lebih besar dari pupil sebelah kiri. Sedangkan efek pemberian

cahaya dengan pilokarpin pada pupil sebelah kanan didapatkan hasil yang sama besar

dengan sebelah kiri.

Kesimpulan:

Pemberian pilokarpin secara tetes mata pada kelinci menghasilkan efek miosis

(mengecilnya diameter pupil mata) cepat dan kontraksi otot siliaris yang dapat

dilihat secara visual dan diukur dengan penggaris.

Atropin merupakan antagonis kolinergik yang mempunyai efek yang berlawanan

dengan pilokarpin yang merupakan agonis kolinergik. Pemberian antropin secara

tetes mata pada kelinci menghasilkan efek midriasis ( dilatasi pupil mata) yang

dapat dilihat secara visual dan diukur dengan penggaris.

Pertanyaan:

Page 3: 82956590-farmako

1. Apakah yang dimaksud dengan refleks konsensual

2. Jelaskan sistem saraf yang dipengaruhi oleh pilokarpin dan atropin

3. Jelaskan efek lokal pilokarpin dan atropin pada pupil dan mekanisme kerjanya

4. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi pilokarpin dan atropin

Jawaban :

1. Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil lainnya mengecil

dengan ukuran yang sama

2. Atropin

Pada dosis keecil atropin memperlihatkan efek merangsang di susunan saraf pusat

dan pada dosis toksik memperlihatkan efek depresi setelah melampaui fase eksitasi

yang berlebihan. Atropin merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak.dalam

dosis 0,5 mg atropin merangsang N.vagus sehingga frekuensi denyut jantung

berkurang.

Pilokarpin

Kolenergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat

menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan Parasimpatis (SP), karena

melepaskan neurohormon asetilkolin (ACh) diujung-ujung neuronnya. Tugas utama

SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya,

singkatnya berfungsi asimilasi. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek

yang menyerupai keadaan istirahat dan tidur. Efek kolinergis faal yang terpenting

seperti: stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi

kelenjar ludah dan getah lambung (HCl), juga sekresi air mata, dan lain-lain,

memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi,

dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan

menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata dengan

efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat

lancarnya pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek

memperlancar pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kotraksi otot kerangka,

menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya

3. Pilokarpin

Page 4: 82956590-farmako

- Mekanisme kerja dan Efek : Kegunaan topikal pada kornea dapat menimbulkan

miosis dengan cepat dan kontraksi otot siliaris.Pada mata akan terjadi spasmo

akomodasi, dan penglihatan akan terpaku pada jarak tertentu sehingga sulit untuk

memfokus suatu objek.

Atropin

- Mekanisme Kerja : memiliki aktivitas kuat terhadap reseptor muskarinik, dimana

obat ini terikat secara kompetitif sehingga mencegah asetilkolin terikat pada

tempatnya di reseptor muskarinik. Atropin menyekat reseptor muskarinik baik di

sentral maupun di saraf tepi. Keja obat ini secara umum berlangsung sekitar 4

jam kecuali bila diteteskan ke dalam mata maka kerjanya akan berhari-hari.

- Efek : Atropin menyekat semua aktivitas kolinergik pada mata sehingga

menimbulkan midriasis (dilatasi pupil), mata menjadi bereaksi terhadap cahaya

dan sikloplegia (ketidakmapuan memfokus untuk penglihatan dekat). Pada pasien

dengan glaucoma , tekanan intaraokular akan meninggi dan membahayakan.

4. Atropin

- Indikasi : radang iris, radang uvea, prosedur pemeriksaan refraksi, keracunan

organofosfat

- Kontraindikasi : glaucoma sudut tertutup

Pilokarpin

- Indikasi :glaucoma sudut terbuka kronik, hipertensi okuler, terapi darurat untuk

glaucoma sudut terbuka akut, melawan efek midriasis, dan siklopedia pasca

bedah atau prosedur pemeriksaan mata tertentu.

- Kontraindikasi : radang iris akut, radang uvea akut, beberapa untuk glaucoma

sekunder, radang akut segmen mata depan, penggunaan pasca bedah sudut

tertutup tidak dianjurkan

KASUS 1

Page 5: 82956590-farmako

Seorang gadis 12 tahun datang ke dokter dengan radang tenggorokan dan demam. Dokter

mendiagnosa sebagai faringitis akut yang disebabkan oleh streptococcus beta-hemolytic

group A. Ia diberikan injeksi Penisilin. Sekitar 5 menit kemudian, ditemukan kondisi

respiratory distress dan adanya wheezing, kulit dingin, takikardi, tekanan darah turun

sampai 70/20 mm Hg. Dokter kemudian mendiagnosa sebagai reaksi anafilaktik terhadap

penisilin lalu memberikan injeksi epinefrin SC.

Pertanyaan:

1. Jelaskan efek pemberian epinefrin pada kasus diatas

2. Bagaimana mekanisme kerja epinefrin

3. Apa sebabnya epinefrin merupakan obat terpilih untuk reaksi anafilaktik

4. Terangkan apa yang terjadi bila epinefrin diberikan syok hipovolemik

Jawaban

1. Mengatasi reaksi cepat hipersensitivitas karena epinefrin bekerja segera dan sangat

cepat sebagai vasokonstriktor dan bronkodilator

2. Sebagai obat terpilih pada syok anafilaktik yang dapat menyelamatkan nyawa yang

terancam. Berperan dalam adaptasi stres dan mengatur tekanan darah

3. Karena mengurangi reaksi hipersensitivitas yang merangsang b2 di membran sel mast

sehingga histamin realease dihambat (membran stabilizier)

4. Bisa diberikan, karena pada syok anafilaktik dapat menyebabkan bradikardi yang

secara hemodinamik bermakna asistole.

Page 6: 82956590-farmako

Efek Farmakologis Obat Otonom Terhadap OP 3

Alat dan Bahan

4 orang OP

Stetoskop

Spigmomanometer

Gelas Ukur

Obat-obat otonom

o Propanolon 10 mg

o Atropin 0,5 mg

o Efedrin 25 mg

o Placebo

Cara Kerja

1. Pengukuran frekuensi nadi

2. Pengukuran produksi saliva

3. Tampung saliva kedalam gelas ukur sebanyak 20 ml

4. Kunyah permen karet sampai rasa manisnya hilang

5. Setelah hilang rasa manisnya muntahkan saliva selama 5 menit

6. OP lari ditempat sebanyak 60x kaki kanan dan 60x kaki kiri

7. Lalu OP berbaring, ukur tekanan darah dan frekuensi nadi

8. OP diberikan obat bersama-sama (tanpa diketahui obat yang diberikan)

9. Setelah 2 menit minum obat, ukur kembali tekanan darah dan frekuensi nadi

Observasi TD Nadi Frekuensi Nafas Produksi Saliva

Basal 100/70 60 15 9 ml

Setelah olahraga 130/70 70 - -

Menit 20 100/70 64 24 11 ml

Menit 40 100/70 56 16 4 ml

Menit 60 110/70 52 16 2 ml

Setelah olahraga 145/70 80 - -

10. Lalu setelah 60 menit, ukur kembali tekanan darah dan frekuensi nadi

Hasil Praktikum :

Kesimpulan:

Page 7: 82956590-farmako

Dari hasil diskusi kelompok kami, pada OP , diberikan Atropin 0,5 mg , karena pada

OP didapatkan efek atropin yang cukup berpengaruh yaitu tekanan darah dan frekuensi

denyut nadi yang lumayan berkurang. Frekuensi nafas juga menurun, serta produksi saliva

juga berkurang.

Page 8: 82956590-farmako

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“OBAT OTONOM”

KELOMPOK A-8.2

Fuad Abdul Baqi (1102009118)G. Ayu Amelinda (1102009119)Genta Gema Tamzil (1102009120)Gressi Dwitasari (1102009123)Hana Rangkuty (1102009127)Hanni Dayang Puspitasari (1102009128)Heni Handayani (1102009131)Hesty Aisyah Hermawaty (1102009132)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI 2011-2012