58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
-
Upload
langit-biru -
Category
Documents
-
view
2.292 -
download
1
Transcript of 58398003 dr-adam-trauma-urologi-dan-pelvis-as
Pendahuluan
Organ urogenitalia terletak di rongga ekstraperitoneal, kecuali genitalia eksterna
Terlindung otot dan organ lain
Aman kecuali trauma hebat
Kemungkinan cedera organ sekitarnya
Trauma Urogenital
Trauma Ginjal
Trauma Ureter
Trauma Buli-buli
Trauma Uretra
Ruptura Uretra Anterior
Ruptura Uretra Posterior
Trauma Penis
TESTIS
Pendarahan
Arteri spermatika
Pleksus pampiniformis vena
spermatika
90% varikokel terjadi pada sisi kiri
ANATOMI
Trauma Ginjal
Terjadi karena :1) langsung kena benturan
2) cedera deselerasi
10% trauma abdomen mengenai ginjal
Dapat karena trauma tumpul, trauma tajam maupun luka tembak
Guncangan pada ginjal dapat menyebabkan robeknya capsul ginjal bahkan parenchym
Derajat trauma ginjal
Derajat I : Kontusio ginjal/hematom
Derajat II : Laserasi ginjal pada cortex
Derajat III : Laserasi sampai medulla
Derajat IV : sampai mengenai calixes
Derajat V : avulsi pedikel ginjal sampai terbelah
Diagnosis
Ada riwayat trauma didaerah pinggang
Ada hematuria
Fractur costa VIII – XII
Trauma tembus abdomen sampai pinggang
Jatuh dari ketinggian
Multiple trauma
Trauma Ureter
Jarang Dijumpai
Kurang dari 1% kasus cedera urologi:
- trauma tumpul
- trauma tajam
- trauma tembus/tembak (2-3%)
- trauma iatrogenik (terbanyak)
PENDAHULUAN
Cedera ureter jarang terjadi
Kurang dari 1% kasus cedera urologi:
- trauma tumpul
- trauma tajam
- trauma tembus/tembak (2-3%)
- trauma iatrogenik (terbanyak)
Kunci keberhasilan penanganan:
- Identifikasi dini
- Kewaspadaan tinggi
- Pengetahuan luas penanganan cedera
Diagnosis yang terlambat:
- morbiditas
- kematian
FISIOLOGI
Fungsi Ureter :
Mengalirkan urine dari pelvis ginjal ke kandung kemih
Peristaltik ritmik: lapisan otot longitudinal dan sirkuler
Tekanan intravesika : Anti Refluks
Menyemprot
Per menit : 1-5 kali
ETIOLOGI & MEKANISME CEDERA
TRAUMA PEMBEDAHAN
Tersering pada operasi daerah pelvis
Histerektomi : 67%
Operasi kolorektal : 9%
Kasus Urologi : 42% dari kasus iatrogenik
(Endoskopi 79% ; bedah terbuka 21%)
Mayoritas cedera ureter bagian distal : 87%
DERAJAT CEDERA URETER
Grade I : hematoma tanpa devaskularisasi
Grade II : laserasi terpotong < 50%
Grade III : laserasi terpotong > 50%
Grade IV : laserasi terpotong komplet &
devaskularisasi 2 cm
Grade V : avulsi hilus renalis &
devaskularisasi ren atau > 2 cm
Diagnosis Klinis
Diagnosis Preoperatif
Hematuria : 40-70% (+)
- bukan tanda pasti
- trauma tajam 23-45% (-)
- trauma tumpul 31-67% (-)
- trauma iatrogenik : hanya 10-15% (+)
Cek lab : analisa dan kultur urine, DL,
kreatinin serum dan produk drain
Kecurigaan Cedera Iatrogenik
DURANTE OP
Lapangan operasi banyak cairan
Hematuria
Anuria/Oliguria pada cedera bilateral
PASCAOPERASI
• Demam
• Ileus
• Nyeri pinggang
• Luka operasi basah
• Drain jernih dan banyak
• Hematuria persisten
• Urinoma
• Fistula ureterokutan
Cedera yang tak teridentifikasi
Demam dan sepsis (10%)
Massa atau pegal di pinggang (36-90%)
Urinoma, ileus yang lama, gagal ginjal, infeksi (10%)
Warning : 70-80% cedera iatrogenik terdiagnosis pascaoperasi
Imaging
IVPPencitraan utama untuk mengevaluasi keutuhan ureter
Keuntungan : mengetahui fungsi ginjal
Ekstravasasi, lokasi, luas cedera
Sangat akurat untuk cedera iatrogenik
Akurasi 14-33%
Sulit – keterbatasan waktu dan syok
Imaging
RPG & APG
Terbaik setelah IVP
Akurat untuk lokasi ekstravasasi
Lama dan tidak praktis
Kurang berperan untuk trauma akut
Berguna saat terjadi keterlambatan diagnosis dan komplikasi (urinoma)
Diagnosis Intraoperatif
Eksplorasi langsung : paling akurat
Indigo carmine integritas ureter
intravena / pelvis renalis / ureter proksimal
ekstravasasi biru dari tempat cedera
PENANGANAN
Prinsip :
Debridement
Mukosa ke mukosa
Pasang spatula
Kedap air
Anastomosis bebas tegangan
Benang absorbable diatas stent
CEDERA URETER DISTAL
URETERONEOSISTOSTOMI
Defek 4-5 cm
Debridemen ujung proksimal
Spatula anti refluks
Reimplan ureter di trigonum
(daerah yang diam)
Stent ureter 4-6 minggu
PENANGANANCEDERA URETER DISTAL
VESICO-PSOAS HITCH
Defek 6-8 cm
Tendo psoas minor ipsilateral
Pedikel VU kontralateral dipisah
Stent 10-14 hari
Berhasil
Mudah
Serbaguna
Alternatif ureteroneosistostomi
dgn anastomosis tidak bebas tegangan
PENANGANANCEDERA URETER DISTAL
BOARI BLADDER FLAP
Defek 12-15 cm
Mendapatkan tambahan panjang
Kombinasi dengan Psoas Hitch: 18cm
Lebar dasar flap minimal 4 cm !!!
Fiksasi flap - Superior tendo psoas
PENANGANANCEDERA URETER MEDIA
URETEROURETEROSTOMI
Transeksi komplet/simpel
Defek 2-3 cm
Hanya untuk defek pendek
Anastomosis bebas tegangan
Stent dobel J
Keberhasilan >90%
PENANGANANCEDERA URETER MEDIA
TRANS
URETERO
URETEROSTOMI
Terdapat cedera ikutan :
Rectum
Vaskuler pelvis mayor
VU yang luas
Defek luas prox/media
Panjang anastomosis-VU: kurang
Stent ke ginjal donor : NGT/dobel J
Keberhasilan >92%
CEDERA URETER MEDIA
TRANS
URETERO
URETEROSTOMI
Lintas median
Celah mesenterium/mesocolon
Cranial a. mesenterika inferior
Anastomosis end to side
Spatula
Drain
PENANGANANCEDERA URETER PROXIMAL
URETERO
URETEROSTOMI
Terbaik - 1/3 proksimal ureter
Perubahan posisi ginjal:
-diputar ke inferior dan medial
-pada pedikel vaskularnya
-Pole bawah dijahit ke m psoas
Tambah panjang 5-8 cm
Pasien Tidak Stabil ?
Ureterostomi kutaneus temporer
Stent ureter singel “J”
Atau
Ligasi ureter proksimal daerah cedera
Bila telah stabil
Pemasangan selang nefrostomi
Rekonstruksi definitif tunda sd 2 mgg
Kesimpulan
Identifikasi dini cedera:
memperkecil morbiditas
memudahkan penanganan
Keberhasilan penanganan operatif:
waspada tinggi
diagnosis cepat (dan pencitraan segera)
pengetahuan anatomi ureter yang baik
Saran
Sebelum operasi dengan massa besar di pelvis: pasang kateter ureter
Kontrol jangka panjang,
pada kasus ureteroneosistostomi, resiko terjadi stenosis 20% dan menjadi 10% setelah 5 tahun
Pemeriksaan IVP pada 6 mgg pertama
USG ginjal setiap 4 bulan untuk tahun pertama dan kemudian tiap tahun untuk sesudahnya.
Diagnosis
Rasa sakit perut bagian bawah/supra symphisis post cedera
Pada foto terlihat fraktur pelvis menyebabkan shock, hematoma perivesica
Sistografi : nampak kebocoran berupa ekstravasasi kontras dalam rongga perivesica (tidak dianjurkan)
Terapi
Pemasangan kateter
Pada cedera intraperitoneal: eksplorasi laparotomi
Pada cedera ekstraperitoneal : pasang kateter 10 hari
Pendahuluan Merupakan kasus yang jarang terjadi
Lebih sering terjadi pada pria.
Tidak mengancam jiwa
Sering berhubungan dengan trauma multi organ lainnya (seperti buli-buli, limpa, hati dan usus) mortalitas 30 %
Penatalaksanaan trauma uretra tergantung lokasi trauma, kondisi hemodinamik serta trauma organ lainnya dengan mempertimbangkan komplikasi jangka panjang
Anatomi Uretra pria dewasa memiliki panjang + 18
cm. Secara garis besar dibagi menjadi 2 oleh diafragma urogenital, yang selanjutnya dibagi menjadi 5 segmen :
Uretra posterior
– Uretra pars prostatika
– Uretra pars membranosa
Uretra anterior
– Uretra pars bulbosa
– Uretra pars pendulosa
– Fossa navikulare
Anatomi Urethra Wanita
Panjang 4 cm dari urethrovesica junctionpada bladder neck sampai vestibulum vagina
Memiliki resiko trauma yang lebih kecil karena pendek dan mobilitas yang lebih fleksibel terhadap lengkung pubis
Wanita usia muda memiliki uretra yang lebih tipis dan kurang mobile dan tulang pelvis yang lebih menekan sehingga memperbesar resikotrauma
Mekanisme trauma
Penyebab trauma
Trauma tumpul : penyebab tersering
Kecelakaan industri, kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, hubungan seksual
Trauma tajam
Luka tembak, luka tusuk, kecelakaan industri, mutilasi, gigitan
Iatrogenik
Instrumentasi uretra yang traumatik atau yang berkepanjangan
Disrupsi uretra : + 10% kasus fraktur pelvis.
Mekanisme disrupsi tenaga tarikan mengavulsi puncak prostat
Pokorny : 4 mekanisme hubungan trauma uretra posterior dengan fraktur pelvis Pergesaran ke arah kranial satu hemipelvis dan
simfisis (seperti fraktur Malgaigne)
Fraktur straddle (seluruh ramus pubis mengalami fraktur) bagian tengah simfisis akan begerak ke arah posterior
Diastesis simfisis pubis menarik ke arah anterior dan lateral
Trauma langsung dari pecahan tulang
Mekanisme trauma
Disrupsi total prostat biasanya bergeser ke
arah kranial dan sfingter eksternal dapat rusak.
Ruptur buli-buli : 5 – 10% kasus fraktur pelvis.
Bila berhubungan trauma uretra, insidensnya : 10 – 20%
Ruptur ekstraperitoneal (56 – 78%)
Ruptur intraperitoneal (17 – 29%)
Sisanya kombinasi.
Semua pasien dengan trauma uretra dilakukan sistografi
Mekanisme trauma
Pada anak /prepubertas , trauma uretra posterior sering disertai cedera bladder neckdan uretra prostatika.
Mekanismenya belum diketahui dengan pasti
Apakah disebabkan oleh tenaga yang ditimbulkan akibat trauma
Prostat yang begitu kecil sehingga mempermudah laserasi meluas melalui prostat dan mencapaibladder neck.
Mekanisme trauma
Uretra pars bulbosa merupakan daerah tersering terjadinya trauma uretra anterior mencapai (85%).
Berhubungan dengan fraktur penis : 10 – 20 %
Trauma uretra terjadi pada 25 – 40% kasus trauma tembus penis, sehingga perlu dilakukan uretrografi retrograde pada setiap kasus
Mekanisme trauma
Trauma uretra wanita : 6% kasus fraktur pelvis.
Berhubungan dengan laserasi vagina dan robekan rektum
Mundy : 75% insidens cedera vagina dan 33 % cedera rektum
Mekanisme trauma :
Robekan uretra longitudinal anterior yang bervariasi panjangnya dari bladder neck sampai ke uretra
Avulsi uretra parsial atau total.
Mundy : 5 kasus robekan longitudinal dan 7 kasus avulsi total.
Diagnosis awal sering terlewatkan dan muncul dalam keadaan komplikasi
Mekanisme trauma
Diagnosa trauma uretra
Trias klasik diagnostik trauma uretra adalah
Darah pada meatus uretra
Sensitivitasnya 75 - 98 %
Hasil spasme otot bulbospongiosus
Fraktur pelvis
Tidak dapat berkemih (atau buli distensi).
Gejala lain : gross hematuria, hematoma pada skrotum, perineal atau penis, kesulitan pemasangan kateter, ”high riding” atau ”non palpable” prostat
Pemeriksaan uretrografi retrogad : pemeriksaan standar
Posisi supine + pelvis oblik 30O - 40O oblik
Paha yang terdekat meja difleksi 90O
Paha yang di atasnya tetap lurus.
Kateter 14 Fr dengan balon 2 cc di fossa navikulare
Kontras + 30 cc dengan foto tunggal atau guiding fluoroskopi.
Diagnosa trauma uretra
Tujuan posisi oblik : memberikan visualisasi keseluruhan uretra dan mencegah tulang pelvis menutupi ekstravasasi.
Posisi oblik dapat berkurang akibat rasa tidak nyaman yang berhubungan fraktur pelvis.
Diagnosa trauma uretra
Pemakaian uretroskopi fleksibel : untuk diagnosis dan pemasangan kateter Mc Aninch : dilakukan pada kasus trauma uretra wanita.
CT scan : imajing saluran kemih bagian atas dan buli-buli Ali : gambaran elevasi apeks prostat dan ekstravasasi
kontras di atas atau di bawah diafragma urogenital
MRI : imajing pelvis post trauma sebelum rekonstruksi
Ultrasonografi : menentukan tempat hematom pelvis dan buli untuk pemasangan sistostomi.
Diagnosa trauma uretra
Klasifikasi traumaKlasifikasi menurut Goldmann et al :
1. Ruptur ligamen puboprostatika dan hematoma periprostatika yang menarik uretra posterior tanpa terjadinya ruptur
2. Ruptur parsial atau komplit uretra membranosa di atas diafragma urogenital atau membran perineal. Pada uretrografi, tampak ekstravasasi kontras di atas membran perineal ke dalam pelvis
Klasifikasi traumaKlasifikasi menurut Goldmann et al :
3. Ruptur parsial atau komplit uretra membranosa dengan disrupsi diafragma urogenital. Ekstravasasi kontras ke dalam pelvis dan keluar ke perineum
4. Trauma bladder neck yang meluas ke uretra
4a. Ruptur buli-buli ekstraperitoneal pada dasar buli-buli dengan ekstravasasi periuretra
5. Trauma uretra anterior saja
Klasifikasi trauma uretra anterior menurut McAninch dan Armenakas :
Kontusio : klinis menunjukkan trauma uretra, tetapi uretrografi retrograde normal
Disrupsi parsial : uretrografi menunjukkan ekstravasasi kontras, tetapi uretra masih tetap utuh sebagian,. Kontras dapat mengisi uretra bagian proksimal atau buli-buli.
Disrupsi total : uretrografi menunjukkan ekstravasasi kontras tanpa pengisian uretra bagian proksimal atau buli-buli
Klasifikasi trauma
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal derajat dan lokasi trauma, dan keadaan hemodinamik pasien dan trauma daerah lainnya.
Langkah awal adalah resusitasi dan stabilisasi kondisi pasien
Langkah berikutnya adalah diversi urin dari buli-buli. Ekstravasasi urin dari uretra dapat menimbulkan reaksi peradangan yang dapat berkembang menjadi abses
Langkah definitif setelah kondisi pasien stabil.
Kunci penatalaksanaan awal trauma uretra adalah diagnosa yang tepat, staging trauma dan pemilihan tindakan yang tepat
”timing” operasi definitif dapat menjadi :
Immediate : < 48 jam
Delayed Primary : 2 – 4 hari
Deferred : > 3 bulan
Penatalaksanaan
Operasi segera disarankan pada keadaan :
Tujuan debridement
Luka terbuka
Fraktur penis-trauma korpus cavernosa
Terjadi trauma lain yang berhubungan
Fraktur dan penanganannya (perdarahan, trauma saluran kemih
Penatalaksanaan
Walaupun masih kontroversial, secara umum
Trauma tumpul uretra posterior dilakukan realignment primer (bila memungkinkan)
Trauma uretra anterior dilakukan dengan diversi urin suprapubik
Trauma uretra tajam dilakukan repair primer dan diversi urin
Penatalaksanaan
Percobaan pemasangan kateter pada trauma uretra masih terdapat kontroversial.
Pemasangan kateter potensi mengubah ruptur
parsial menjadi total dan dapat menginfeksi hematoma pelvis.
Bukti nyata cukup kecil beberapa penulis
menyarankan pemasangan kateter secara hati-hati, apabila terdapat tahanan tindakan harus segera dihentikan.
Penatalaksanaan