5. Isolasi Kapang Spesifik Asal Produk Berbasis Serelia Dan Kacang-kacangan
-
Upload
alvian-arsenal -
Category
Documents
-
view
32 -
download
12
description
Transcript of 5. Isolasi Kapang Spesifik Asal Produk Berbasis Serelia Dan Kacang-kacangan
PERCOBAAN V
ISOLASI KAPANG SPESIFIK ASAL PRODUK BERBASIS SERELIA DAN
KACANG-KACANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN
OLEH :
NAMA : M. ALFIAN NOOR
NIM : J0B111235
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : MUHIBBUDDIN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM STUDI D3 ANALIS FARMASI & MAKANAN
BANJARBARU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengisolasi kapang spesifik
asal produk berbasis serelia dan kacang- kacangan.
1.2 Dasar Teori
Produk olahan bertbasis serelia umumnya terbuat dari biji-bijian kering,
suku gramineae (poaceae). Beberapa jenis tanaman serelia yang umumnya dijadikan
sebagai pangan olahan berasal dari jagung, gandum, oats, rogge, sorgum, dan padi.
Umumnya produk olahan berbasis serelia ini kaya akan kandungan karbohidrat,
protein vitamin, dan sedikit lemak. Dengan kondisi kandungan nutrisi yang demikian
dimungkinkan produk yang berbasis dan kacang- kacangan menjadi pertumbuhan
yang baik baik bagi jenis kapang dan kelompok fungi lainnya (Fardiaz,1996 ).
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau
aseksual. Kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan
makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi.
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang disebut hifa, yang
saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat
dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap nutrisi dari
lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar, 1999).
Yeast adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam
golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk
uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan.
Sebagai sel tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding dengan
mould yang tumbuh dengan pembentukan filamen. Yeast sangat mudah dibedakan
dengan mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran
sel yang lebih besar dan morfologi yang berbeda. Sedangkan
dengan protozoa, yeast mempunyai dinding sel yang lebih kuat serta tidak
melakukan fotosintesis bila dibandingkan dengan ganggang atau algae.
Dibandingkan dengan kapang dalam pemecahan bahan komponen kimia yeast lebih
efektif memecahnya dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak
(Penn, 1991).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan
dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis
protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa,
sukrosa, atau maltosa); sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik dan
mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin–
vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang
tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan
tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 1994).
Baik jamur yang tingkat rendah maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya
mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang–cabang yang
disebut miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu.
Hanya golongan ragi (Sacharomycetes) yang tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri
kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa
heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan
bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Ada berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme. Akan tetapi secara mendasar ada dua cara yaitu
secara langsung dan secara tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat
mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada saat tertentu
tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus diberikan perlakuan tertentu
sebelum dilakukan perhitungan (Sutedjo, 1991).
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung antara lain adalah dengan
membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai)
dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Cara perhitungan secara
langsung dilakukan dengan cara sampel ditaruh di suatu ruang hitung (counting
chamber) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan
mikroskop. Keuntungan metode ini adalah pelaksanannya cepat dan tidak
memerlukan banyak peralatan. Kelemahannya adalah tidak dapat membedakan sel-
sel yang hidup dari sel-sel yang mati, dengan perkataan lain hasil yang diperoleh
adalah jumlah total sel yang ada di dalam populasi. Penambahan zat warna tertentu
(misalnya metilen biru sebanyak 0,1%) pada sampel yang akan dihitung dapat
membedakan sel hidup dan sel mati (Hadioetomo, 1993).
Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Ada
beberapa cara dalam pelaksanaannya, yaitu: perhitungan pada cawan petri (total plate
count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau
terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Cara-
cara perhitungan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jumlah mikrobia baik
bahan padat maupun cair. Khusus untuk bahan padat perlu dilakukan pengenceran/
dibuat suspensi (Penn, 1991).
Metode hitungan cawan (total plate count/TPC), didasarkan pada anggapan
bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni, jadi jumlah
koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme
yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasai dalam
metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran
tersebut (Dwidjoseputro, 1994). Setelah inkubasi, jumlah masing-masing cawan
diamati, cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung
antara 30 sampai 300 koloni, karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak
diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan
yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus
dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat
dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk
dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Penn, 1991).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 pukul 09.00-
12.00 dan Selasa 21 Mei 2013, pukul 12.00-13.00 bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas objek, laminar
air flow, inkubator, beaker glass, mikroskop, dan cawan petri.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aneka macam
produk berbasis serelia dan kacang-kacangan (jagung yang telah direbus, jagung
mentah, kacang tanah yang telah disangrai dan kacang tanah mentah), media Potato
Dextrose Agar (PDA), larutan bayclin 20%, aquadest, seal, kertas label, dan isolasi.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Sterilisasi Sampel
1. Mempersiapkan masing-masing sampel sebanyak 9 biji.
2. Mencuci masing-masing sampel dengan air mengalir kemudian
meletakkannya ke dalam gelas beker.
3. Merendam masing-masing sampel dengan larutan bayclin 20%
selama 1 menit.
4. Membilas masing-masing sampel dengan aquadest steril sebanyak
3 kali.
2.3.2 Penanaman (Metode Tanam Langsung)
1. Meletakkan masing-masing sampel yang telah disterilisasi
permukaan ke dalam cawan petri yang telah berisi media PDA.
2. Menginkubasi selama ± 4-7 hari pada suhu 28oC.
3. Melakukan subkultur pada masing-masing koloni yang tumbuh
pada masing-masing sampel.
4. Mengidentifikasi biakan murni yang didapat dengan
mikroskop.
3.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengisolasi kapang spesifik asal produk
berbasis serelia dan kacang- kacangan. Pada percobaan ini hasil negatif untuk sampel
jagung masak, jagung mentah, kacang masak, dan didapat hasil yang positif yang
terinfeksi kapang adalah kacang mentah.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang
berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi
jika spora telah timbul akan terbentuk warna tergantung dari jenis kapang. Kapang
terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang becabang disebut hifa.
Kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa tumbuh dari spora yang melakukan
germinasi membentuk suatu tuba germ, dimana tuba ini akan tumbuh terus
membentuk filamen yang panjang dan bercabang yang disebut hifa, kemudian
seterusnya akan membentuk suatu massa hifa yang disebut miselium. Khamir yang
lebih besar daripada kebanyakan bakteri timbul apabila organisme hidup sebagai
parasit atau patogen dalam jaringan, sedangkan dalam bentuk kapang timbul apabila
organisme tersebut merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium
laboratorium.
Hasil negatif yang didapat kemungkinan pada sampel memang sangat tigkat
sterilisasi yang tinggi, sedangkan sampel yang terinfeksi kapang pada sampel yang
dianalisis adalah sampel kacang mentah. Kapang yang yang tumbuh diduga kapang
dengan genus aspergillus. Jenis kapang aspergillus ini merupakan jenis kapang
untuk fermentasi dan perusak bahan pangan, kapang aspergillus secara umum
merusak bahan pangan seperti Roti, serealia,kacang-kacangan, dengan spora
berwarna hitam dan hijau.
Selain aspergillus, jenis kapang yang tumbuh pada produk berbasis serelia
dan kacang- kacangan yaitu seperti Rhizophus stolonifer, Rhizophus oryzae, dll.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh rukmi, dkk hasil penelitian yang didapat
untuk uji kapang pada produk asal serelia dan kacang- kacangan adalah lactobacillus
dan cereviceae. Kemungkinan yang terjadi pada produk berbasis serelia dan kacang-
kacangan terinfeksi aspergillus dikarenakan melihat kondisi nutrisi yang terkandung
dalam dalam serelia dan kacang- kacangan yaitu protein, karbohidrat, dan vitamin,
dimana kandungan nutrisi ini sangat baik bagi pertumbuhan kapang khususnya
kapang jenis aspergillus yang merupakan jenis kapang yang sering tumbuh di
kacang- kacangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Deteksi kapang spesifik asal produk berbasis serelia dan kacang- kacangan
didapat hasil negatif untuk sampel jagung mentah, jagung masak, dan kacang
masak, dan didapat hasil yang positif pada sampel kacang mentah.
2. Jenis kapang yang terdeteksi pada sampel kacang mentah yaitu kapang jenis
aspergillus dengan spora berwarna hitam.
4.2 Saran
Praktikan harus benar-benar memiliki ketelitian, kecermatan dalam
pengamatan hasil, dan keterampilan dalam penanganan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Fardiaz, S. 1996. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Gandjar, I. B. 1999. Mikrobiologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University, Milton Keynes. Philadelphia.
Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Waluyo. 2005. Perkenalan Mikrobiologi. http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php.Diakses tanggal 24 Mei 2013.