KAMIR KAPANG

of 42 /42
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Embed Size (px)

description

kapang kamir

Transcript of KAMIR KAPANG

Morfologi Kapang dan Khamir

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker.Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengancampur tanganmanusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakansuatu media.Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukanoleh mikroorganisme dan juga keadaanlingkungan fisik yangdapatmenyediakan kondisioptimumbagi pertumbuhannya.Fungi merupakan salah satu mikroorganisme yang terdapat di alam bebas. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi. Ilmu ini mempelajari struktur sebagai dasar identifikasi fungi, mengeksplorasi daur hidup fungi karena fungi diidentifikasi dari tahap seksual daur hidupnya, serta mempelajari kebutuhan nutrisi fungi.

B. TujuanTujuan pada pratikum ini adalah untuk mengamati morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik langsung dan mikroskopik tidak langsung.

C. ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan memahami morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik langsung dan mikroskopik tidak langsung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori Umum Mikologi merupakan cabang ilmu mikrobiologi yang mempelajari objek kajian jamur/kapang dan kamir. Jamur merupakan mahluk hidup mikroskopis yang memiliki organisasi seluler lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Biasanya dikenal dengan sebutan cendawan. Umumnya multiseluler (kapang) beberapa yang uniseluler (khamir), heterotrof dan tidak berklorofil, dan berukuran 1 -5 m (khamir). Struktur kapang umumnya tersusun atas dinding sel yang khas yaitu gklukan dan mannan (pada khamir) atau selulosa dan kitin (pada kapang), serta organel-organel sel yang serupa dengan sel eukariota. Umumnya mempunyai struktur berfilamen yang disebut hifa. Kumpulan hifa membentuk suatu jaringan yang disebut miselium (Sundari, 2012).Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi organisme lain terutama manusia (Noverita, 2009). Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan dapat dilihat secara langsung karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya pada awalnya akan berwarna putih, tetapi setelah spora muncul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang (Slamet dkk., 2011). Khamir adalah fungi uniseluler, telah digunakan secara berabad-abad dalam preparasi minuman tradisional seperti bir dan anggur, membuat adonan dan produksi ingridien pemberi flavor daging atau savory. Selain itu dalam beberapa literatur tercatat bahwa khamir juga dapat digunakan sebagai sumber protein sel tunggal PST yang dikenal dengan istilah food/feed yeast, bahkan telah dicobakan sebagai sel bahan bakar. Beberapa khamir juga menunjukkan produksi protease, lipase, dan amylase ekstraseluler.Dibandingkan dengan jenis mikroba yang lain, khamir mempunyai keunggulan seperti kemampuan metabolismenya yang unik dan mudah ditumbuhkan (Asnani, 2009). Populasi khamir di tanah lebih rendah dibanding-kan dengan populasi jamur. Fenomena tersebut disebabkan oleh khamir tidak mampu mendapatkan substrat yang lebih bervariasi, dibandingkan dengan jamur yang mempunyai sifat morfologi yang unik, yaitu mempunyai kemampuan membentuk hifa, sehingga memungkinkan jamur dapat tumbuh dan masuk pada permukaan tanah yang agak lunak. Hal ini mengakibatkan jamur dapat tumbuh menutupi permukaan tanah. Sifat yang tidak dimikili oleh khamir, mengakibatkan jumlah populasi khamir di tanah selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan populasi jamur. Karena perbedaan sifat morfologi tersebut, maka pengembangan teknik isolasi khamir merupakan tahapan yang paling menentukan untuk keberhasilan mengungkapkan keragaman khamir di alam. Salah satu teknik isolasi yang dikembangkan yaitu dengan menggunakan media yang memiliki kadar glukosa tinggi sekitar 20%. Kadar gula yang tinggi digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur yang tidak tahan dengan tekanan osmotik tinggi (Kanti, 2004). Kapang dan khamir dapat diamati morfologinya. Pengamatan morfologi makroskopis (morfologi koloni) meliputi bentuk koloni, warna koloni, warna sebalik koloni (reverse side), ada tidaknya tetes eksudat, garis radial, garis kosentris dan karakter khusus yang dimiliki. Pengamatan morfologi mikroskopis (morfologi sel) meliputi ada tidaknya septat pada hifa, warna hifa, ukuran hifa, percabangan hifa, struktur reproduksi (bentuk spora, warna spora, permukaan spora dan ukuran spora) tangkai penghasil spora atau sporangiofor (warna, percabangan, permukaan dan ukuran sporangiofor) menggunakan mikroskop (Dewi dkk., 2011). Pengamatan koloni dilakukan untuk mengetahui bentuk, warna, kilap, tekstur, tepian, dan elevasi koloni khamir. Pengamatan morfologi sel bertujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, pola pertunasan, ada tidaknya pseudohifa, hifa sejati dan reproduksi seksual. Satu individu khamir dapat memiliki nama genus yang berbeda tergantung pada fase reproduksi yang terlihat pada saat pengamatan morfologi (Jumiyati dkk., 2012).

B. Uraian Bahan1. Agar (Dirjen POM,1979 : 74)Nama resmi: AgarNama lain: Agar-agarPemerian: Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah.Kelarutan: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih.Kegunaan: Sebagai bahan pemadat medium.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.2. Aquadest (Ditjen POM,1979: 96)Nama resmi: Aqua DestillataNama lain: Air sulingRM / BM: H2O / 18,02Rumus struktur: H O - HPemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik3. Alkohol (Ditjen POM, 1979 :65).Nama resmi:AethanolumRM:C2H6O Pemerian:Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.Kelarutan:sangat mudag larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.Kegunaan:AntiseptikumPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.4. Gliserol (Ditjen POM, 1979 :271).Nama resmi:GlycerolumRM/BM:C3H8O3 / 92,10Pemerian:Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.Kelarutan: Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.Kegunaan:Zat tambahanPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik5. Asam tartrat (Dirjen POM, 1995: 53 )Nama resmi : Tartrat acidSinonim : Asam tartratRM : C4H6O6 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau, rasa sangat asamKelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%) P,sukar larut dalam eter P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapatKegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam6. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995: 554).Nama resmi : Metylen blueRM / BM: C37H27N3Na2O9S3 / 799,80Pemerian: Serbuk biru gelapKelarutan: Larut dalam airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan: Sebagai pewarna

A. Uraian Sampel1. Roti TawarKomposisi:Tepung terigu, air, gula pasir, lemak reroti, ragi, garam, susu bubuk, pengemulsi nabati, pengawet kalsium propionat.Berat Bersih:222 gr

BAB IIIMETODE KERJAA. Alat Dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan pada percobaan isolasi dan inokulasi mikroorganisme adalah:a) Autoklafb) Batang pengadukc) Botol semprotd) Bunsen e) Cawan petri f) Deck gelasg) Enkash) Jarum inokulasi i) Jarum preparatj) Kaca objekk) Labu Erlenmeyer

l) Mikroskop m) Ose bulatn) Ose luruso) Ovenp) Pinset q) Pipet tetesr) Spoit 10 mls) Tabung reaksi

2. BahanBahan yang digunakan pada percobaan isolasi dan inokulasi mikroorganisme adalah:a) Aluminium foilb) Asam tartratc) Gliserin 10%d) Biakan Jamur Candida sp.e) Biakan Jamur rotif) Kapas g) Kertash) Metilen bluei) PDA (potatoes dextrose agar) j) TissueB. Prosedur Kerja1. Pembuatan Bahan Praktikuma. Disiapkan semua alat yang digunakanb. Dibungkus cawan petri dengan kertasc. Dimasukkan ke dalam inkubator untuk disterilkan2. Pembuatan Medium PDAa. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml.c. Dan dipanaskan menggunakan elektromantel.3. Mikroskopis secara langsunga. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.b. Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.c. Diberikan 1 tetes metilen blue.d. Ditutup dengan menggunakan deck gelas.e. Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor, spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan rhizoid dimulai dengan pembesaran terkecil.f. Digambar hasil pengamatan.4. Mikroskopis secara tidak langsung (slide culture)a. Dibuat susunan batang v, objek gelas, dek gelas dan kertas saring pada wadah cawan porselin.b. Disterilisai.c. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.d. Diletakkan perlahan pada objek gelas,e. Ditambahakan 1 tetes campuran medium PDA dan asam tatrat pada preparat.f. Preparat ditutup dengan dek gelas.g. Diteteskan gliserol 10% pada kertas saring.h. Cawan petri ditutup.i. Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.j. Diamati pada mikroskop.k. Digambar hasil pengamat BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Gambar Pengamatana. Pengamatan Mikroskopik Secara LangsungNOGAMBAR

KETERANGAN

1

2121

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Fresh House1. Spora2. Hifa

2

21

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Caprisca

1. Spora2. Hifa

3

21

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Singapura31. Spora2. Hifa3. Sporangium

4

3421

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Eka Citra1. Spora2. Hifa3. Sporangium4. Misellium

53421

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Boy1. Spora2. Hifa3. Sporangium4. Misellium

1

2

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Tawar1. Spora2. Sporangium

321

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Kelapa1. Spora2. Misellium3. Sporangium

21Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Nasi Putih1. Spora2. Misellium

a. Pengamatan Mikroskopik Secara Tidak Langsung

NOGAMBAR

KETERANGAN

1

12

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Fresh House1. Spora2. Hifa

2123

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Caprisca1. Hifa2. Sporangium3. Miselium

31

2

3

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Singapura1. Hifa2. Sporangium3. Misellium

4.321

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Eka Citra1. Hifa2. Sporangium3. Misellium4. Spora

5

123 Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Boy1. Spora2. Sporangiofor3. Sporangium

6

321

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Roti Tawar

1. Spora 2. Misselium3. Sporangiofor

7

4321

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Kelapa1. Spora2. Hifa3. Misselium4. Sporangiofor

8

132Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)Sampel : Nasi Putih1. Hifa2. Sporangium3. Miselium

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR23

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

B. PEMBAHASAN Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Kapang merupakan fungi yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat sifat kapang baik penampakan mikroskopis ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.Fungi dapat berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi ketika hifa dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda bersentuhan, kemudian melebur membentuk zigot. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara membelah diri atau terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan spora haploid. Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi yang membentuk lapisan jaringan miselium dan spora yang tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang makroskopis.Misselium terdiri dari filamen tubular yang tumbuh yaitu hifa. Antara satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel, bahkan terkadang nucleus, untuk lewat. Beberapa hifa bersifat coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki septa. Hifa dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif (untuk berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi), rhizoid (untuk menempel ke inang atau substrat), bahkan pada spesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi).Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan mengamati morfologi sampel yang ditumbuhi jamur secara berkala selama 3 minggu. Sedangkan pengamatan mikroskopis dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengamatan mikroskopis secara langsung dilakukan dengan cara mengamati dibawah mikroskop biakan jamur yang tumbuh pada sampel yang telah ditetesi metilen blue sedangkan pengamatan mikroskopis secara tidak langsung dilakukan dengan cara sampel jamur yang tumbuh pada roti diambil sedikit kemudian diletakkan pada gelas objek yang telah disterilkan bersama dengan cawan petri sebagai wadahnya. Kemudian diteteskan dengan larutan PDA (potatoes dekstrose agar) yang telah ditambahkan asam tartrat dan ditutup dengan deck gelas. Penambahan asam tartrat bertujuan untuk memberikan suasana asam karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam. Setelah itu disimpan di dalam enkas hingga 3 5 kali 24 jam lalu diamati dibawah mikroskop.Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada pengujian mikroskopis secara langsung terlihat spora, sporangium dan hifa pasa sampel jamur roti sedangkan pada pengujian mikroskopis secara tidak langsung dimana jamur pada roti diinkubasi selama 3-5 hari lalu diamati dibawah mikroskop. Terlihat bagian-bagian dari fungi yang lebih spesifik dibandingkan dengan pengujian mikroskopis secara langsung. Dari hasil pengamatan terlihat spora, sporangium, rizoid dan stolon.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanKesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah bahwa jamur roti memiliki morfologi, spora, stolon, sporangium, dan rizoid.

B. SaranJamur selain ada yang merugikan juga ada yang menguntungkan. Sebagai mahasiswa farmasi, patut untuk dapat membiakkan jamur yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia terutama sebagai obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKAAsnani. 2009. Optimasi Penggunaan Limbah Air Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Khamir Jenis Candida utilis. Warta - Wiptek. Volume 17, Nomor 2.

Dewi, Ratna Stia, dan Saefuddin Aziz. 2011. Isolasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe di Kabupaten Banyumas. Molekul. Volume 6, Nomor 2.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

_________. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Jumiyati, Siti Hanina Bintari, dan Ibnul Mubarok. 2012. Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi di Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Biosaintifika. Volume 4, Nomor 1.

Kanti, Atit. 2004. Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Bio Smart. Volume 6, Nomor 1

Noverita. 2009. Identifikasi Kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia pada Sumber Air Minum Penduduk pada Sungai Ciliwung dan Sumber Air Sekitarnya. Vis Vitalis. Volume 2, Nomor 2.

Slamet, Dwi, Anna Rahmawati, dan M. Yazid. 2011. Karakterisasi Kapang Toleran Uranium pada Limbah Cair Tributil Fosfat (TBP) Kerosin yang Mengandung Uranium. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX.

Sundari. 2012. Suatu Model Pengembangan Media Pembelajaran Slide Culture untuk Pengamatan Struktur Mikroskopis Kapang pada Matakuliah Mycologi. Jurnal Bioedukasi. Volume 1, Nomor 1.

LAMPIRANA. SKEMA KERJA1. 1 tetes1 OseMetilen biru SampelPreparat ditutup Deck glassPengamatan MorfologiOleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)GambarMiseliumKonidiaKonidioforSporaKolumelaMetulaFialidVesikelRhizoid Secara Mikroskopik Langsung

2. Secara Mikroskopik tidak langsung

Capet Batang VObjek glassKertas saringDeck glassSterilisasi1 tetes 1 oseBiakan jamurMedium PDA +Asam tatratPreparat ditutup dengan deck glassTeteskan pada kertas saringGliserol 10% Capet ditutupInkubasi 3-5 x 24 jam (suhu kamar) Pengamatan dengan mikroskopGambar

B. Perhitungan1. Potatoes Dextrose Agar (PDA)Massa PDA = = = 3,9 gr

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR33

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013