KAMIR KAPANG

42
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

description

kapang kamir

Transcript of KAMIR KAPANG

Page 1: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil),

bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu

cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba.

Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari

biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek

mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan

untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker.

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau

dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang

dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui

pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada pembuatan

media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang

diperlukan oleh mikroorganisme dan juga keadaan lingkungan

fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya.

Fungi merupakan salah satu mikroorganisme yang

terdapat di alam bebas. Ilmu yang mempelajari fungi disebut

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 2: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 2

mikologi. Ilmu ini mempelajari struktur sebagai dasar

identifikasi fungi, mengeksplorasi daur hidup fungi karena

fungi diidentifikasi dari tahap seksual daur hidupnya, serta

mempelajari kebutuhan nutrisi fungi.

B. Tujuan

Tujuan pada pratikum ini adalah untuk mengamati

morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik langsung

dan mikroskopik tidak langsung.

C. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan

memahami morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik

langsung dan mikroskopik tidak langsung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 3: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 3

Mikologi merupakan cabang ilmu mikrobiologi yang

mempelajari objek kajian jamur/kapang dan kamir. Jamur

merupakan mahluk hidup mikroskopis yang memiliki organisasi

seluler lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Biasanya dikenal

dengan sebutan cendawan. Umumnya multiseluler (kapang)

beberapa yang uniseluler (khamir), heterotrof dan tidak berklorofil,

dan berukuran 1 -5 µm (khamir). Struktur kapang umumnya

tersusun atas dinding sel yang khas yaitu gklukan dan mannan

(pada khamir) atau selulosa dan kitin (pada kapang), serta organel-

organel sel yang serupa dengan sel eukariota. Umumnya

mempunyai struktur berfilamen yang disebut hifa. Kumpulan hifa

membentuk suatu jaringan yang disebut miselium (Sundari, 2012).

Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme

yang termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di

lingkungan terutama di perairan dapat bersifat

menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak

senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang

sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber

nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan

berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam

organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan,

kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 4: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 4

penyakit yang membahayakan bagi organisme lain terutama

manusia (Noverita, 2009).

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai

filamen dan dapat dilihat secara langsung karena

penampakannya yang berserabut seperti kapas.

Pertumbuhannya pada awalnya akan berwarna putih, tetapi

setelah spora muncul akan terbentuk berbagai warna

tergantung dari jenis kapang (Slamet dkk., 2011).

Khamir adalah fungi uniseluler, telah digunakan secara

berabad-abad dalam preparasi minuman tradisional seperti bir

dan anggur, membuat adonan dan produksi ingridien pemberi

flavor daging atau savory. Selain itu dalam beberapa

literatur tercatat bahwa khamir juga dapat digunakan sebagai

sumber protein sel tunggal PST yang dikenal dengan istilah

food/feed yeast, bahkan telah dicobakan sebagai sel bahan

bakar. Beberapa khamir juga menunjukkan produksi protease,

lipase, dan amylase ekstraseluler.

Dibandingkan dengan jenis mikroba yang lain, khamir

mempunyai keunggulan seperti kemampuan metabolismenya

yang unik dan mudah ditumbuhkan (Asnani, 2009).

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 5: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 5

Populasi khamir di tanah lebih rendah dibanding-kan

dengan populasi jamur. Fenomena tersebut disebabkan oleh

khamir tidak mampu mendapatkan substrat yang lebih

bervariasi, dibandingkan dengan jamur yang mempunyai sifat

morfologi yang unik, yaitu mempunyai kemampuan

membentuk hifa, sehingga memungkinkan jamur dapat

tumbuh dan masuk pada permukaan tanah yang agak lunak.

Hal ini mengakibatkan jamur dapat tumbuh menutupi

permukaan tanah. Sifat yang tidak dimikili oleh khamir,

mengakibatkan jumlah populasi khamir di tanah selalu lebih

rendah jika dibandingkan dengan populasi jamur. Karena

perbedaan sifat morfologi tersebut, maka pengembangan

teknik isolasi khamir merupakan tahapan yang paling

menentukan untuk keberhasilan mengungkapkan

keragaman khamir di alam. Salah satu teknik isolasi

yang dikembangkan yaitu dengan menggunakan media yang

memiliki kadar glukosa tinggi sekitar 20%. Kadar gula yang

tinggi digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur

yang tidak tahan dengan tekanan osmotik tinggi (Kanti,

2004).

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 6: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 6

Kapang dan khamir dapat diamati morfologinya.

Pengamatan morfologi makroskopis (morfologi koloni)

meliputi bentuk koloni, warna koloni, warna sebalik koloni

(reverse side), ada tidaknya tetes eksudat, garis radial, garis

kosentris dan karakter khusus yang dimiliki. Pengamatan

morfologi mikroskopis (morfologi sel) meliputi ada tidaknya

septat pada hifa, warna hifa, ukuran hifa, percabangan hifa,

struktur reproduksi (bentuk spora, warna spora, permukaan

spora dan ukuran spora) tangkai penghasil spora atau

sporangiofor (warna, percabangan, permukaan dan ukuran

sporangiofor) menggunakan mikroskop (Dewi dkk., 2011).

Pengamatan koloni dilakukan untuk mengetahui bentuk,

warna, kilap, tekstur, tepian, dan elevasi koloni khamir.

Pengamatan morfologi sel bertujuan untuk mengetahui

bentuk, ukuran, pola pertunasan, ada tidaknya pseudohifa,

hifa sejati dan reproduksi seksual. Satu individu khamir dapat

memiliki nama genus yang berbeda tergantung pada fase

reproduksi yang terlihat pada saat pengamatan morfologi

(Jumiyati dkk., 2012).

B. Uraian Bahan

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 7: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 7

1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa

musilago pada lidah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut

dalam

air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)

Nama resmi : Aqua Destillata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Rumus struktur : H – O - H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan

pelarut medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 8: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 8

3. Alkohol (Ditjen POM, 1979 :65).

Nama resmi : Aethanolum

RM : C2H6O

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap dan mudah bergerak; bau

khas; rasa panas. Mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang

tidak berasap.

Kelarutan : sangat mudag larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Antiseptikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,

terlindung

dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api.

4. Gliserol (Ditjen POM, 1979 :271).

Nama resmi : Glycerolum

RM/BM : C3H8O3 / 92,10

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak

berwarna, tidak berbau, manis diikuti

rasa hangat, higroskopik.

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 9: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 9

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan

etanol (95%) P, praktis tidak larut

dalam kloroform P, dalam eter P, dan

dalam minyak lemak.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Asam tartrat (Dirjen POM, 1995: 53 )

Nama resmi : Tartrat acid

Sinonim : Asam tartrat

RM : C4H6O6

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk

putih , tidak berbau, rasa

sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah

larut dalam etanol (95%) P,sukar

larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

6. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995: 554).

Nama resmi : Metylen blue

RM / BM : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 10: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 10

Pemerian : Serbuk biru gelap

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pewarna

A. Uraian Sampel

1. Roti Tawar

Komposisi:

Tepung terigu, air, gula pasir, lemak reroti, ragi, garam, susu

bubuk, pengemulsi nabati, pengawet kalsium propionat.

Berat Bersih:

222 gr

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 11: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 11

BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan isolasi dan

inokulasi mikroorganisme adalah:

a) Autoklaf

b) Batang pengaduk

c) Botol semprot

d) Bunsen

e) Cawan petri

f) Deck gelas

g) Enkas

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 12: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 12

h) Jarum inokulasi

i) Jarum preparat

j) Kaca objek

k) Labu Erlenmeyer

l) Mikroskop

m)Ose bulat

n) Ose lurus

o) Oven

p) Pinset

q) Pipet tetes

r) Spoit 10 ml

s) Tabung reaksi

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan isolasi dan

inokulasi mikroorganisme adalah:

a) Aluminium foil

b) Asam tartrat

c) Gliserin 10%

d) Biakan Jamur Candida sp.

e) Biakan Jamur roti

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 13: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 13

f) Kapas

g) Kertas

h) Metilen blue

i) PDA (potatoes dextrose agar)

j) Tissue

B. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Bahan Praktikum

a. Disiapkan semua alat yang digunakan

b. Dibungkus cawan petri dengan kertas

c. Dimasukkan ke dalam inkubator untuk disterilkan

2. Pembuatan Medium PDA

a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang

dibutuhkan.

b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000

ml.

c. Dan dipanaskan menggunakan elektromantel.

3. Mikroskopis secara langsung

a. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.

b. Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.

c. Diberikan 1 tetes metilen blue.

d. Ditutup dengan menggunakan deck gelas.

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 14: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 14

e. Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia,

konidiofor, spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan

rhizoid dimulai dengan pembesaran terkecil.

f. Digambar hasil pengamatan.

4. Mikroskopis secara tidak langsung (slide culture)

a. Dibuat susunan batang v, objek gelas, dek gelas dan

kertas saring pada wadah cawan porselin.

b. Disterilisai.

c. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.

d. Diletakkan perlahan pada objek gelas,

e. Ditambahakan 1 tetes campuran medium PDA dan

asam tatrat pada preparat.

f. Preparat ditutup dengan dek gelas.

g. Diteteskan gliserol 10% pada kertas saring.

h. Cawan petri ditutup.

i. Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.

j. Diamati pada mikroskop.

k. Digambar hasil pengamat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 15: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 15

1. Gambar Pengamatan

a. Pengamatan Mikroskopik Secara Langsung

NO KETERANGAN

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Fresh House

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Caprisca

 

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1

2

1

2

1. Spora

2. Hifa

1. Spora

2. Hifa1

2

GAMBAR

Page 16: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 16

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Singapura

 

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

3 1. Spora

2. Hifa

3. Sporangium

3

1

2

Page 17: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 17

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Eka Citra

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Boy

 

Medium : PDA

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1. Spora

2. Hifa

3. Sporangium

4. Misellium

1

2

3

4

4

5 1. Spora

2. Hifa

3. Sporangium

4. Misellium

1

2

4

3

1

1. Spora

2. Sporangium

2

Page 18: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 18

(Potato Dextrose Agar)

Sampel : Roti Tawar

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)

Sampel : Kelapa

Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)

Sampel : Nasi Putih

a. Pengamatan Mikroskopik Secara Tidak Langsung

NO KETERANGAN

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1

2

3

1. Spora

2. Misellium

3. Sporangium

1

2

1. Spora

2. Misellium

GAMBAR

Page 19: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 19

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Fresh House

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Caprisca

 

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Singapura

 

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1

3

1

2

1. Spora

2. Hifa

1. Hifa

2. Sporangium

3. Miselium

1

3

1. Hifa

2. Sporangium

3. Misellium

1

2

3

2

2

Page 20: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 20

4.

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Eka Citra

1. Hifa

2. Sporangium

3. Misellium

4. Spora

5

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Boy

1. Spora

2. Sporangiofor

3. Sporangium

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

2

1

3

1

2

3

Page 21: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 21

6

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Roti Tawar

1. Spora

2. Misselium

3. Sporangiofor

7

Medium : PDA (Potato Dextrose

Agar)

Sampel : Kelapa

1. Spora

2. Hifa

3. Misselium

4. Sporangiofor

8

Medium : PDA (Potato Dextrose

1. Hifa

2. Sporangiu

m

3. Miselium

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1

3

2

1

2

3

4

1

2

3

Page 22: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 22

Agar)

Sampel : Nasi Putih

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 23: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 23

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 24: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 24

B. PEMBAHASAN

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk

hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau

selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia

kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara

mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme

eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. Sebagian besar tubuh

fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang

saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.

Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold)

dan khamir (yeast). Kapang merupakan fungi yang berfilamen

atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi

bersel tunggal dan tidak berfilamen. Kapang merupakan fungi

yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai

miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan

makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan

fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi

spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari

jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 25: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 25

ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi

kapang.

Fungi dapat berkembang biak baik secara seksual maupun

aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi ketika hifa

dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda

bersentuhan, kemudian melebur membentuk zigot.

Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara

membelah diri atau terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan

spora haploid. Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi

yang membentuk lapisan jaringan miselium dan spora yang

tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang

makroskopis.

Misselium terdiri dari filamen tubular yang tumbuh yaitu hifa.

Antara satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh

septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel,

bahkan terkadang nucleus, untuk lewat. Beberapa hifa bersifat

coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki septa. Hifa

dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif

(untuk berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi),

rhizoid (untuk menempel ke inang atau substrat), bahkan pada

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 26: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 26

spesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa

menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi).

Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan secara

makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis

dilakukan dengan mengamati morfologi sampel yang ditumbuhi

jamur secara berkala selama 3 minggu. Sedangkan pengamatan

mikroskopis dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung

dan tidak langsung. Pengamatan mikroskopis secara langsung

dilakukan dengan cara mengamati dibawah mikroskop biakan

jamur yang tumbuh pada sampel yang telah ditetesi metilen blue

sedangkan pengamatan mikroskopis secara tidak langsung

dilakukan dengan cara sampel jamur yang tumbuh pada roti

diambil sedikit kemudian diletakkan pada gelas objek yang telah

disterilkan bersama dengan cawan petri sebagai wadahnya.

Kemudian diteteskan dengan larutan PDA (potatoes dekstrose

agar) yang telah ditambahkan asam tartrat dan ditutup dengan

deck gelas. Penambahan asam tartrat bertujuan untuk

memberikan suasana asam karena fungi mudah tumbuh pada

suasana asam. Setelah itu disimpan di dalam enkas hingga 3 – 5

kali 24 jam lalu diamati dibawah mikroskop.

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 27: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 27

Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada

pengujian mikroskopis secara langsung terlihat spora,

sporangium dan hifa pasa sampel jamur roti sedangkan pada

pengujian mikroskopis secara tidak langsung dimana jamur pada

roti diinkubasi selama 3-5 hari lalu diamati dibawah mikroskop.

Terlihat bagian-bagian dari fungi yang lebih spesifik

dibandingkan dengan pengujian mikroskopis secara langsung.

Dari hasil pengamatan terlihat spora, sporangium, rizoid dan

stolon.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 28: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 28

Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah

bahwa jamur roti memiliki morfologi, spora, stolon, sporangium,

dan rizoid.

B. Saran

Jamur selain ada yang merugikan juga ada yang

menguntungkan. Sebagai mahasiswa farmasi, patut untuk dapat

membiakkan jamur yang dapat digunakan dalam kehidupan

manusia terutama sebagai obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asnani. 2009. “Optimasi Penggunaan Limbah Air Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Khamir Jenis Candida utilis”. Warta - Wiptek. Volume 17, Nomor 2.

Dewi, Ratna Stia, dan Saefuddin ‘Aziz. 2011. “Isolasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe di Kabupaten Banyumas”. Molekul. Volume 6, Nomor 2.

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 29: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 29

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

_________. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Jumiyati, Siti Hanina Bintari, dan Ibnul Mubarok. 2012. “Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi di Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang”. Biosaintifika. Volume 4, Nomor 1.

Kanti, Atit. 2004. “Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi”. Bio Smart. Volume 6, Nomor 1

Noverita. 2009. “Identifikasi Kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia pada Sumber Air Minum Penduduk pada Sungai Ciliwung dan Sumber Air Sekitarnya”. Vis Vitalis. Volume 2, Nomor 2.

Slamet, Dwi, Anna Rahmawati, dan M. Yazid. 2011. “Karakterisasi Kapang Toleran Uranium pada Limbah Cair Tributil Fosfat (TBP) – Kerosin yang Mengandung Uranium”. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX.

Sundari. 2012. “Suatu Model Pengembangan Media Pembelajaran Slide Culture untuk Pengamatan Struktur Mikroskopis Kapang pada Matakuliah Mycologi”. Jurnal Bioedukasi. Volume 1, Nomor 1.

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 30: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 30

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA

1. Secara Mikroskopik Langsung

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1 tetes 1 Ose

Metilen biru Sampel

Preparat ditutup

Deck glass

Pengamatan MorfologiOleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)

Page 31: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 31

2. Secara Mikroskopik tidak langsung

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

1 tetes 1 Ose

Metilen biru Sampel

Preparat ditutup

Deck glass

Pengamatan MorfologiOleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)

Capet Batang V

Objek glass

Kertas saringDeck glass

Sterilisasi

1 tetes 1 ose

Biakan jamur

Medium PDA +

Asam tatrat Preparat ditutup dengan deck glass

Teteskan pada kertas saring

Gliserol 10%

Page 32: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 32

B. Perhitungan

1. Potatoes Dextrose Agar (PDA)

Massa PDA = massa PDA1volume PDA1

× volume PDA

= 390 gr1000 ml

× 100 ml

= 3,9 gr

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Capet Batang V

Objek glass

Kertas saringDeck glass

Sterilisasi

1 tetes 1 ose

Biakan jamur

Medium PDA +

Asam tatrat Preparat ditutup dengan deck glass

Teteskan pada kertas saring

Gliserol 10%

Page 33: KAMIR KAPANG

MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 33

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013

Page 34: KAMIR KAPANG

FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013