49142728 Askep Osteomielitis
Click here to load reader
-
Upload
dinny-ria-pertiwi -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
Transcript of 49142728 Askep Osteomielitis
Pengkajian
Anamnesis
Identitas klien
a. Nama : Anak. N
b. Jenis Kelamin : -
c. Usia : -
Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri di sekitar luka.
Riwayat kesehatan sekarang : Nyeri berada pada skala 5 pada rentang 0-10. 6
bulan SMRS, kaki kiri klien mulai sulit digerakkan dan pada paha kiri keluar
cairan di bagian 1/3 distal lateral tungkai kiri. Luka pada paha kiri: begkak (+),
kemerahan (+), pus (+), terdapat 3 lubang pada luka berdiameter masing-masing
0,5 cm.
Riwayat penyakit dahulu : 12 bulan SMRS, klien mengeluh
tungkai dan kaki kirinya membengkak, keluhan disertai rasa nyeri dan panas pada
tungkai dan kaki kiri.
Riwayat keluarga : -
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : luka pada paha kiri, bengkak (+),
kemerahan (+), pus (+), terdapat 3 lubang pada luka berdiameter 0,5 cm.
Konjuctiva anemis, kulit pucat, sklera tidak ikterik.
2. Palpasi : -
3. Auskultasi : -
4. Perkusi : -
5. BB : 42 kg
6. TB : 158 cm
7. Tanda – tanda vital :
- TD : 100/60 mmHg (N= 120/80 mmHg)
- Suhu : 36,6 0 C (N= 36,50-37,50 C)
- Nadi : 86 x/menit (N= 60-100 x/menit)
- RR : 20 x/menit (N= 12-20 x/menit)
Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 8,6 mg/dl
- Leukosit : 16.400
- LED : 96 mm/jam
- Albumin : 3,2 g/dl
- Rontgen : - tidak tampak TB baru aktif
- tidak tampak kardiomegali
- Seluruh os.femur menunjukkan lesi
osteolitik dan sklerotik tidak teratur
Analisa Data
Data fokus Etiologi Masalah
DS: klien mengeluh nyeri di
daerah sekitar luka. Nyeri
skala 5 pada rentang 0-10
DO: -
Inflamasi
Sel mast mengeluarkan
bradikinin
Merangsang ujung saraf
bebas
Permeabilitas nosiseptor
Rangsang dihantar oleh
Nyeri
serabut delta A dan delta C
Dialirkan dalam bentuk
elektrokimia melalui infus
gonglia radiks menuju dorsal
horn di medula spinalis
bagian posterior bawah
Dihantar melalui
spinotalamikus
Thalamus
Persepsi nyeri di korteks
serebri
Nyeri
DS: -
DO: BB: 42 kg dengan TB:
158 cm
Nyeri
S.S.Simpatis ,
S.S.Parasimpatis
Menghambat peristaltik usus
Makanan tertahan di usus
Sensasi kenyang
Anoreksia
Gg.keseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Gangguan keseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
DS: -
DO: luka dengan 3 lubang
berdiameter masing-masing
0,5 cm.
Pembentukan abses tulang
Selulitis
Pus
Pus bau
Gangguan integritas kulit
Terbentuk pustul
Luka berdiameter 0,5 cm
Gangguan integritas kulit
DS: tampak pus pada luka di
paha kiri.
DO: -
Selulitis
Pus
Pus bau
Gangguan citra diri
Gangguan citra diri
DS: -
DO: konjunctiva anemis,
kulit pucat
Hb: 8,6 mg/dL
Inflamasi
Pembuluh darah mengalami
tekanan
Kerusakan saraf dan
pembuluh darah
Suplai O2 ke jaringan
Hipoksia jaringan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan
DS: -
DO: aktivitas sehari-hari
dibantu, berdiri dan berjalan
menggunakan kruk.
Pembentukan abses tulang
Merusak saraf cedera
Merusak saraf motorik
Kelumpuhan
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d reaksi inflamasi ditandai dengan skala nyeri 5 pada
rentang 0-10.
2. Gangguan perfusi jaringan b.d suplai O2 ke jaringan menurun ditandai oleh
konjunctiva anemis dan kulit pucat.
3. Gangguan integritas kulit b.d terbentuk pustul d.o adanya luka dengan 3 lubang
berdiameter masing-masing 0,5 cm.
4. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia d.o BB yang
tidak normal.
5. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan saraf pada daerah cedera d.o penggunaan alat
bantu mobilisasi.
6. Gangguan citra diri b.d muncul selulitis ditandai oleh muncul pus kuning kental yang
bau.
Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan
rasa
nyaman:
nyeri b.d
reaksi
inflamasi
ditandai
dengan
skala nyeri
5 pada
rentang 0-
10.
Tupan: Nyeri
hilang.
Tupen:
dalam 1x24
jam skala
nyeri
menurun
menjadi 2
pada rentang
0-10.
• Kaji lokasi,
intensitas dan tipe
nyeri; observasi
terhadap kemajuan
nyeri ke daerah yang
baru.
• Manajemen nyeri
(relaksasi,
distraksi,audio
visual,dll).
• Gunakan brace
punggung atau
korset bila di
rencanakan
• Nyeri adalah
pengalaman subjek
yang hanya dapat
di gambarkan oleh
klien sendiri.
• Teknik mengurangi
nyeri dengan
mengalihkan pusat
nyeri kepada
kenyaman.
• Korset untuk
mempertahankan
posisi punggung.
demikian.
• Berikan dorongan
untuk mengubah
posisi ringan dan
sering untuk
meningkatkan rasa
nyaman.
• Ajarkan dan bantu
dalam teknik
manajemen nyeri.
Kolaborasi
• Berikan ketolorak
sesuai terapi dokter
dan kaji
efektivitasnya
terhadap nyeri
• Dengan ganti –
ganti posisi agar
otot – otot tidak
terus spasme dan
tegang sehingga
otot menjadi lemas
dan nyeri
berkurang.
• Lebih cepat
menghilangkan
nyeri, dengan
mengalihkan
perhatian klien
sehingga nyeri
berkurang.
ketolorak adalah
obat untuk
mengurangi rasa
nyeri post operasi
dan bagaimana
reaksinya terhadap
nyeri klien2 Ganggua
n perfusi
jaringan
b.d suplai
O2 ke
jaringan
menurun
ditandai
oleh
Tupan:
perfusi
jaringan
klien
kembali
adekuat.
Tupen:
dalam 2x24
jam
Pertahankan
ekstremitas hangat
dan dependen.
Observasi warna
kulit bagian yang
sakit.
Meningkatkan
aliran darah arteri.
Warna kulit
khas terjadi pada
fase pucat
intermiten (akibat
vasospasme tiba-
tiba); sianosis
konjuncti
va anemis
dan kulit
pucat.
konjunctiva
tidak anemis
dan kulit
tidak pucat.
Catat penurunan
nadi; pengisian
kapiler lambat;
perubahan trofik
kulit.
Lihat dan kaji
kulit untuk ulserasi,
lesi, area gangren.
Kolaborasi
Dorong nutrisi
dan vitamin yang
tepat.
(iskemia); dan
kemerahan
(vasodilatasi atau
hiperemia reaktif).
Selama perubahan
warna, bagian yang
sakit pertama
menjadi dingin dan
kebas, kemudian
berdenyut, dan
sensasi kesemutan
dan bengkak.
Perubahan ini
menunjukan
kemajuan/ proses
kronis.
Lesi dapat
terjadi dari ukuran
jarum peniti sampai
melibatkan seluruh
ujung jari dan dapat
mengakibatkan
infeksi/ kerusakan/
kehilangan jaringan
serius.
Keseimbangan
diet yang baik
meliputi protein dan
hidrasi adekuat,
perlu untuk
penyembuhan dan
regenerasi jaringan. 3 Gangguan
integritas
kulit b.d
terbentuk
pustul d.o
adanya
luka
dengan 3
lubang
berdiamete
r masing-
masing 0,5
cm.
Tupan:
integritas
kulit klien
kembali
adekuat.
Tupen:
dalam 3x24
jam luka dan
pustul
hilang.
• Kaji bentuk, ukuran,
dan warna serta area
di sekitar luka
• Kaji mobilitas yang
ada dan obsrvasi
adanya peningkatan
kerusakan. Kaji
secara teratur fungsi
motorik.
• Ajarkan klien
melakukan latihan
gerak aktif pada
ekstremitas yang
tidak sakit
• Bantu klien
melakukan latihan
ROM dan perawatan
diri sesuai toleransi.
• Pantau kemajuan
dan perkembangan
kemampuanklien
dalam melakukan
aktvitas
• Sebagai acuan
tindakan
selanjutnya
• Mengetahui tingkat
kemampuan klien
dalam melakukan
aktivitas.
• Gerak aktif
memberi massa,
tonus dan kekuatan
otot serta
memperbaiki
fungsi jantung dan
pernapasan.
• Untuk
mempertahankan
fleksibilitas sendi
sesuai kemampuan
• Untuk mendeteksi
perkembangan
klien
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi
untuk latihan fisik
klien
Menganjurkan
kepada orang
terdekat untuk
menemani klien agar
memudahkan
pemberian nutrisi
Kemampuan
mobilisasi
ekstremitas dapat
ditingkatkan dengan
latihan fisik dari
tim fisioterapi.
Dukungan orang
terdekat merupakan
hal yang paling
efektif untuk
menumbuhkan
semangat pada diri
klien.4 Gangguan
keseimban
gan nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
b.d
anoreksia
d.o BB
yang tidak
normal
Tupan :
- Berat
badan
klien
meningkat
- Kebutuha
n nutrisi
klien
terpenuhi.
Tupen:
Dalam 1x24
jam terjadi
peningkatan
nafsu makan
klien.
• Kaji kebutuhan
nutrisi tubuh yang
dibutuhkan.
• Menghilangkan atau
mengurangi kondisi-
kondisi/ gejala-
gejala penyakit yang
menyebabkan
penurunan nafsu
makan
• Memberikan
makanan yang
disenangi, sedikit
demi sedikit tapi
sering
• Asupan nutrisi
• Mengetahui jumlah
nutrisi yang hilang
dan menentukan
kisaran asupan
nutrisi
• Penyakitlah yang
berperan besar
dalam
mempengaruhi
status nutrisi klien
• Agar lebih mudah
untuk menerima
asupan nutrisi
• Untuk kebutuhan
TKTP
• Menata ruang pasien
senyaman mungkin
Kolaborasi
• Menganjurkan
kepada orang
terdekat untuk
menemani klien agar
memudahkan
pemberian nutrisi
nutrisi
• Meningkatkan
rangsangan nafsu
makan
• Orang terdekat
adalah orang yang
paling tahu
keadaan klien, dan
klien lebih leluasa
dalam menjalani
perawatan nutrisi
5 Gangguan
mobilitas
fisik b.d
kerusakan
saraf pada
daerah
cedera d.o
penggunaa
n alat
bantu
mobilisasi.
Tupan :
Klien dapat
melakukan
mobilisasi
secara
optimal.
Tupen :
Dalam 2x24
jam adanya
peningkatan
kemampuan
beraktivitas.
• Kaji mobilitas yang
ada dan observasi
terhadap
peningkatan
kerusakan.
• Bantu klien
melakukan latihan
ROM, perawatan
diri sesuai toleransi.
• Ajarkan klien
melakukan latihan
gerak aktif pada
ekstremitas yang
tidak sakit
• Pantau kemajuan
dan perkembangan
kemampuanklien
• Mengetahui tingkat
kemampuan klien
dalam melakukan
aktivitas.
• Untuk memelihara
fleksibilitas sendi
sesuai kemampuan.
• Gerak aktif
memberi massa,
tonus dan kekuatan
otot serta
memperbaiki
fungsi jantung dan
pernapasan
• Untuk mendeteksi
perkembangan
klien
dalam melakukan
aktvitas
• Mempertahankan
postur tubuh yang
baik dan latihan
pernapasan ;Latihan
ekstensi batang
tubuh baik posisi
berdiri ( bersandar
pada tembok )
maupun posisi
menelungkup
dengan cara
mengangkat
ekstremitas atas dan
kepala serta
ekstremitas bawah
secara bersamaan.
Menelungkup
sebanyak 3 – 4 kali
sehari selama 15 –
30 menit. Latihan
pernapasan yang
akan dapat
meningkatkan
kapasitas
pernapasan.
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan
ali fisioterapi untuk
latihan fisik klien
• Di lakukan untuk
menegakkan postur
dan menguatkan
otot – otot
paraspinal.
• Kemampuan
mobilisasi
ekstremitas dapat
ditingkatkan
dengan latihan
fisik dari tim
fisioterapi6 Ganggua
n citra
diri b.d
muncul
selulitis
ditandai
oleh
muncul
pus
kuning
kental
yang bau.
Tupan: itra
tubuh klien
kembali
normal.
Tupen:
dalam 2x24
jam pus
kuning
kental bau
menghilang.
• Berikan kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasaan. Perawat
harus mendengarkan
dengan penuh
perhatian.
• Bersama-sama klien
mencari alternatif
koping yang positif.
• Kembangkan
komunikasi dan bina
hubungan antara
klien keluarga dan
teman serta berikan
aktivitas rekreasi
dan permainan guna
mengatasi
perubahan body
image.
• Meningkatkan
harga diri klien dan
membina hubungan
saling percaya dan
dengan ungkapan
perasaan dapat
membantu
penerimaan diri.
• Dukungan perawat
pada klien dapat
meningkatkan rasa
percaya diri klien.
• Memberikan
semangat bagi
klien agar dapat
memandang dirinya
secara positif dan
tidak merasa
rendah diri.