1. Makalah Metfar Fix

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembuatan atau pengembangan suatu sediaan obat, farmakologi memegang peran yang sangat vital. Penentuan efek yang nyata atau tingkat beracun suatu obat pada makhluk hidup tentunya harus dengan melalui berbagai uji farmakologi. Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pengaruh obat terhadap sistem fisiologi hewan coba baik mencit, tikus, kelinci, marmut atau hewan coba lainnya yang sistem fisiologisnya mendekati kesamaan dengan fisiologis manusia. Dengan mengetahui efek obat yang digunakan maka akan diketahui khasiat obat tersebut bila digunakan pada manusia. Hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari serta mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorium. Para ahli sering menggunakan hewan yang memiliki karakteristik kebutuhan biologi untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian tersebut Salah satu hewan coba yang memiliki luas permukaan tubuh yang cukup besar serta terjangkau dan mudah diperoleh

Transcript of 1. Makalah Metfar Fix

Page 1: 1. Makalah Metfar Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembuatan atau pengembangan suatu sediaan obat, farmakologi

memegang peran yang sangat vital. Penentuan efek yang nyata atau tingkat beracun

suatu obat pada makhluk hidup tentunya harus dengan melalui berbagai uji farmakologi.

Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pengaruh obat

terhadap sistem fisiologi hewan coba baik mencit, tikus, kelinci, marmut atau hewan

coba lainnya yang sistem fisiologisnya mendekati kesamaan dengan fisiologis manusia.

Dengan mengetahui efek obat yang digunakan maka akan diketahui khasiat obat tersebut

bila digunakan pada manusia.

Hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk

dipakai sebagai hewan model guna mempelajari serta mengembangkan berbagai macam

bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorium. Para ahli sering

menggunakan hewan yang memiliki karakteristik kebutuhan biologi untuk menjawab

pertanyaan dalam penelitian tersebut

Salah satu hewan coba yang memiliki luas permukaan tubuh yang cukup besar

serta terjangkau dan mudah diperoleh adalah kelinci. Kelinci memiliki kemampuan

biologis yang tinggi, selang beranak pendek, mampu beranak banyak (TEMPLETON,

1968). Di antara berbagai bangsa kelinci memiliki potensi sebagai penghasil daging

(New Zealand White dan Flemish Giant), penghasil kulit bulu eksotik (Rex dan Satin),

sebagai kelinci hias (Angora dan Lop) dan bangsa kelinci lainnya dengan keunggulannya

masing-masing.

Sebagai seorang yang melakukan uji pada hewan coba, tentunya seorang penguji

harus tahu tata cara perawatan serta siklus hidup dari hewan coba tersebut. Sebab

pengetahuan yang baik akan hal itu menjadi salah satu penentu dalam baik tidaknya hasil

ujinya.

Page 2: 1. Makalah Metfar Fix

Berdasarkan hal di atas maka disusunlah makalah ini sebagai salah satu rujukan

bagi para peneliti dalam bidang farmakologi yang bergelut dengan hewan coba.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:

1. Bagaimana karakteristik kelinci?

2. Bagaimana galur-galur pada kelinci?

3. Bagaimana pakan dan pemberian pakan kelinci?

4. Bagaimana kandang untuk kelinci?

5. Bagaimana metode pemusnahan kelinci?

6. Bagaimana siklus estrus dari kelinci?

Page 3: 1. Makalah Metfar Fix

BAB II

ISI

Kelinci

Kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak pendek, mampu

beranak banyak, dapat hidup dan berkembang biak dari limbah pertanian dan hijauan

(TEMPLETON, 1968). Tersedianya hijauan berupa rumput, leguminosa, berbagai jenis

herba, dan limbah sayuran seperti daun wortel, kobis serta limbah pertanian seperti dedak,

onggok, ampas tahu dan lain-lain di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, merupakan

potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.

Kelinci berasal dari Eropa, hewan ini memiliki kemampuan hidup dalam habitat yang

sangat bervariasi. Namun, kelinci berkembang biak paling baik di daerah beriklim sedang. Di

seluruh dunia, banyak bangsa dan galur kelinci, antara lain kelinci percobaan bangsa New

Zealand White (NZW), California, Dutch Belted dan Lops (telinga amat besar) paling sering

dipakai sebagai hewan percobaan dan bangsa kelinci liar jarang dipakai.

Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dipelihara sekarang berasal dari kelinci liar di

Eropa. Kelinci yang dipelihara di Indonesia sebagian besar adalah keturunan kelinci yang

dibawa dari Belanda dan termasuk jenis kelinci kecil dengan bobot badan kurang dari 2 kg.

Jenis inilah yang sering digunakan sebagai hewan percobaan. Selain kelinci kecil terdapat

juga kelinci yang lebih besar (± 5 kg) yang sengaja diimpor dari Eropa, Selandia Baru,

Australia, dan Amerika untuk tujuan produksi daging bagi konsumsi manusia. Hasil

persilangan antara kedua jenis kelinci tersebut sudah banyak dipelihara oleh petani dan

biasanya kelinci jenis besar digunakan untuk produksi antiserum, sedangkan kelinci jenis

kecil digunakan untuk uji-uji kualitatif.

Taksonomi Kelinci

Secara umum taksonomi kelinci (Oryctolagus cuniculus) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Page 4: 1. Makalah Metfar Fix

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Order : Lagomorpha

Family : Leporidae

Genus : Oryctolagus (rabbits), Lepos (hares), Octona (pikas), Silvilagus

(cottontails)

Species : cuniculus forma domestica (domestic rabbit), cuniculus (wild rabbit)

Data Biologis Kelinci

Lama hidup : 5-10 tahun, dapat sampai 12 tahun

Lama produksi ekonomis : 1-3 tahun

Lama bunting : 30-35 hari, rata-rata 31-32 hari

Kawin sesudah beranan : segera sesudah beranak atau sesudah 4-6

minggu, biasanya hanya sesudah anaknya

disapih

Umur disapih : 6-8 minggu

Umur dewasa : 4-10 bulan

Umur dikawinkan : segera sesudah timbul periode estrus

Siklus kelamin : polestrus

Siklus estrus (birahi) : kira-kira 15-20 hari

Periode estrus : kira-kira 11-15 hari

Perkawinan : pada waktu estrus

Page 5: 1. Makalah Metfar Fix

Ovulasi : disebabkan oleh perkawinan dan terjadi 9-

10jam sesudah kawin. Kalau perkawinan steril,

bunting palsu terjadi 14-16 hari

Fertilisasi : 1-2 jam sesudah kawin

Segmentasi ovum menjadi blastosel : 3-4 hari

Implantasi : 7-7,5 hari sesudah kawin

Berat dewasa : 1,5-7,0 kg jantan, 1,4-6,5 kg betina

Berat lahir : 30-70 gram, tapi tergantung pada jumlah anak

dan berat induk

Jumlah anak : rata-rata 4, dapat 10

Suhu (rektal) : 38,0-40,1 ºC (rata-rata 39,5 ºC)

Pernapasan : 35-56 / menit

Denyut jantung : 205-300 / menit

Tekanan darah : 90-130 sistol, 60-90 diastol

Konsumsi oksigen : 0,42-0,48 ml/g/jam

Volume darah : 45-80 ml/kg

Sel darah merah : 5,0-8,0 x 106 / mm3

Sel darah putih : 3,0-12,5 x 103 / mm3

Neutrofil : 30-65 %

Limfosit : 28-85 %

Monosit : 2-16 %

Eosinofil : 0,5-5,0 %

PCV : 31-50 %

Trombosit : 250-750 x 103 / mm3

Page 6: 1. Makalah Metfar Fix

Hb : 8-17 g/100 ml

Protein plasma : 5,0-8,0 g/100 ml

ALT (SGPT) : 48,5-78,9 IU/liter

AST (SGOT) : 42,5-98,0 IU/liter

Kolesterol serum : 10-80 mg/100 ml

Air kencing : 50-90 ml/kg/hari, kental, keruh, kuning, pH 8,2

Susu : air 73-74 %, lemak 13%, protein 12-12,5 %,

gula 2%

Putting susu : 8 puting, sepasang di daerah dada, dua pasang

di perut, dan sepasang di selangkangan.

Plasenta : diskoidal hemoendotelial

Uterus : 2 kornu, 2 cerviks

Perkawinan kelompok : seekor dewasa dalam 1 kandang. Seekor jantan

cukup untuk 10-15 ekor betina

Kromosom : 2n= 44

Aktivitas : krepuskuler (senja dan subuh)

Gigi : 20331023

gigi seri tumbuh terus

Kecepatan tumbuh : 13-20 g/ hari hingga unur 8 minggu, 100-150

g/minggu hingga umur 26 minggu

Imunitas pasif : terutama melalui kantung kining telur.

Page 7: 1. Makalah Metfar Fix

Galur Kelinci

Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan panjang bulu, pertumbuhan dan pemanfaatan

berbeda-beda antara satu dan lainnya. Ada lebih dari 72 jenis yang menyebar dari segala

penjuru dunia. Tapi dari sekian banyak ras, saat ini beberapa ras termasuk kelinci ternak yang

di kembangkan secara komersial di negara-negara Eropa, Amerika, dan bahkan Bandung

(hehehe salah ya, Indonesia maksudnya). Ras-ras kelinci tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Angora

Asal usul kelinci ras Angora kurang jelas. Konon, berasal dari kelinci liar yang

berkembang secara mutasi dengan spesifik berbulu panjang. Angora pertama kali

ditemukan dan dibawa oleh pelaut Inggris, kemudian dibawa ke Perancis tahun 1723.

Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara

Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi

pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Angora dewasa

berbobot 2.7 kg, baik jantan maupun betina. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat

yakni 2.5 cm per bulan, membuat kita hatus rajin mencukurnya 6-8 cm tiap tiga

bulannya. Karena jika dibiarkan tumbuh, bulunya akan cenderung kusut dan

menggumpal.

Angora

2. Lyon

Sesungguhnya lyon adalah angora Inggris yang tidak jadi kupingnya pendek,

wajahnya dipenuhi bulu-bulu panjang, mirip seperti lion (singa). Karena masih

saudara dekat dengan angora, maka tiap 3 bulan sekali kita harus rajin mencukur

bulunya yang cepat tumbuh.

Page 8: 1. Makalah Metfar Fix

3. American Chinchilla

Kelinci ras ini dibedakan jadi tiga tipe, yaitu standar (bobot dewasa 2.5-3 kg), besar

(bobot dewasa 4.5-5 kg), giant (bobot dewasa 6-7 kg). Semua dimanfaatkan untuk

ternak dwiguna yaitu produksi fur dan daging. Kelinci raksasa alias Giant Chinchilla

merupakan hasil persilangan antara Standard Chinchilla dan Flemish Giant.

American Chincilla

4. Dutch

Ras dutch (Belanda) sangat terkenal di seluruh dunia sebagai hewan hias piaraan.

bobot dewasa jantan dan betina antara 1.5-2,5 kg. Betina bersifat keibuan fertilitasnya

tinggi. Setiap kali melahirkan, kelinci menghasilkan anak 7-8 ekor. Warna bulunya

khas, melingkar seperti pelana berwarna putih dari punggung terus ke leher sampai

kaki depan bagian belakang dan kepala hitam, cokelat atau abu-abu. Moncong dan

dahi putih. Kaki depan seluruhnya putih. Kaki belakang hitam atau warna lain dengan

ujung kaki putih. Ada pula yang sekaligus memiliki 3 macam warna, sering disebut

Tricolored Dutch.

Dutch

5. English Spot

Ras ini berwarna putih dengan tutul-tutul hitam. Sepanjang punggung ada garis hitam,

dari pangkal telinga memanjang sampai ke ujung ekor. Perut bertutul-tutul hitam

Page 9: 1. Makalah Metfar Fix

seperti puting susu. Telinga hitam, mata dilingkari bulu hitam, sehingga tampak

seperti memakai kaca mata. Hidung diliputi bulu hitam berbentuk kupu-kupu.

English Spot

6. Himalayan

Banyak yang meyakini asalnya dari Cina sebab di sana banyak dijumpai kelinci ini.

Mula-mula dibawa dari cina ke Eropa sebagai pengisi kebun binatang dan dikenal

dengan nama ‘Kelinci hidung hitam dari Cina’. Warna hitam pada kaki mulai timbul

pada umur 3-4 minggu, mula-mula pucat lalu menjadi hitam. Himalayan yang

disilangkan dengan New Zealand White, anak-anaknya menyerupai Himalayan. Kalau

disilangkan dengan kelinci berwarna lain, keturunannya tak ada yang menyerupai

Himalayan.

Himalayan

7. Flemish Giant

Kelinci ras ini berukuran besar sesuai dengan namanya. Bahkan bobotnya ada yang

pernah mencapai 12 kg.

8. Havana

Page 10: 1. Makalah Metfar Fix

Ras ini bertumbuh pendek, kepalanya kecil dan pendek, tapi lebar. Matanya biasanya

bercahaya merah delima, telinganya berdiri tegak dengan dasar telinga lebar. Pantat

dan kaki belakangnya bulat, berisi penuh. Warna bulunya hitam, biru, dan coklat.

9. Lop

Kelinci ini memiiki ciri khas kepala lebar, mata hitam dan telinganya koploh atau

menggantung jatuh ke bawah. Telinganya panjang, lebar, tebal, menggantung dari

samping kepala ke bawah tetapi tidak sampai menggeser di tanah. Di antara macam-

macam Lop, yang paling terkenal English Lop.

10. Nederland Dwarf

Ras kelinci kerdil ini berasal dari Belanda, sering juga dipanggil kelinci mini, karena

jenis ini merupakan jenis kelinci terkecil di dunia. Bobot dewasanya hanya 0.9 kg.

Bentuk tubuhnya pendek, kepalanya agak bulat.

11. New Zealand White

Ras ini merupakan kelinci albino, tak mempunyai bulu yang mengandung pigmen.

Bulunya putih mulus, padat, tebal dan agak kasar bila diraba. Mata merah, asalnya

dari New Zealand, sesuai dengan namanya, New Zealand White.

12. Polish

Ras ini merupakan kelinci kecil, hampir mirip dengan Nederland Dwarf, hanya sedikit

lebih besar. Kepala bulat, telinga tegak sekitar 6 cm panjangnya. Matanya merah

delima atau biru.

13. Rex

Sebenarnya Rex termasuk kelinci baru. Ras ini mulai dikenal di Amerika Serikat sejak

tahun 1980-an, sebagai binatang kontes. Yang paling spesial dari Rex yaitu bulunya

yang sangat halus. Apalagi bila ia hidup di lingkungan yang bersuhu berkisar 5-15 ºC.

Makin rendah suhu lingkungan, makin indah dan bagus mutu bulunya. Ras Rex yang

paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus dan tebal. Kualitas

bulunya sangat baik, lembut seperti beludru. Ras ini juga di sebut Ermine Rex.

Page 11: 1. Makalah Metfar Fix

14. Satin

Ras satin berbulu tebal, badannya panjang, kepala lebar, leher pendek, telinganya

yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat.

Kakinya lurus. Kukunya hitam gelap.

15. Tan

Ras ini termasuk kelinci kelinci kecil, berwarna cokelat kemerah-merahan.

Warnyanya jelas, terang, terdapat di bawah dagu sampai ke dada, tengkuk, dan bawah

ekor. Bagian perut sampai bagian sebelah dalam kaki depan juga berwarna cokelat

kemerah-merahan. Telapak kakinya putih.

Kandang Kelinci

Pada umumnya, gedung untuk kelinci laboratorium mempunyai persyaratan sederhana

yang meliputi kebersihan, hewan terlindungi dari angin, hujan, dan cahaya matahari langsung

dan lama, dan memperoleh cahaya cukup dan udara segar. Sistem mengandangkan kelinci

sedikit berbeda dengan sistem pada mencit dan marmot, dimana hanya seekor kelinci dalam

satu kandang.

Kelinci sangat peka teradap suhu lingkungan tinggi. Lebih-lebih kalau kelembapan

udara tinggi. Suhu ideal adalah 15ºC-30ºC. Kalau suhu kandang dari 27ºC berlangsung lama,

produktivitas dan kemampuan pembiakan akan menurun. Suhu di atas 32ºC juga menggangu

kesehatan kelinci.

Sistem perkandangan yang cocok dipakai di daerah pegunungan daerah tropis,

misalnya 500-1.000 meter di atas permukaan laut. Kandang semacam ini dapat dibuat dari

kayu dan bambu, atap kandang harus tahan hujan, dinding dibuat dari papan kayu dan

mempunyai celah, lantai terdiri dari bilah bambu supaya tinja dapat jatuh. Kandang tidak

perlu diletakkan dalam gedung, tetapi sistem ini dapat dipakai di dalam gedung di daerah

yang sedikit lebih panas.

Page 12: 1. Makalah Metfar Fix

Kandang semacam ini juga dapat dipakai pada daerah yang lebih dekat dengan

permukaan laut dengan ketinggian 250-500 meter, tetapi harus dalam gedung berventilasi

baik dan berlantai semen, gedung harus sejuk atau mempunyai naungan pohon-pohon besar.

Kandang sebesar 0,37 m2 cukup untuk seekor kelinci, dan yang 0,93 m2 cukup untuk

seekor induk dan anaknya. Kandang semacam ini dapat diletakkan di satu rak, tiap kandang

mempunyai satu baki baja digantung di bawahnya untuk menampung tinja. Baki perlu diberi

serbuk gergaji atau sekam padi untuk menghindari bau ammonia dan bau lain.

Kandang kelinci biasanya agak besar sehingga mudah dibersihkan. Kandang kayu dan

bambu lebih mudah dibersihkan dengan sikat kawat, paling sedikit seminggu sekali, kelinci

dikeluarkan dari kandang dan kandang digosokan dengan sikat kandang dan obat pembersih.

Seperti disebutkan sebelumnya, kandang semacam ini mempunyai keuntungan yaitu kalau

kandang terlalu kotor atau rusak mudah diganti.

Pakan Kelinci

Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya perkembangbiakan kelinci. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang

berorientasi pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang

tepat untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.

Kebutuhan pakan tergantung pada zat makanan yang di kandungnya, bahan makanan

serta tujuan pemeliharannya. Kebutuhan zat makanan kelinci yang sedang tumbuh terdapat

pada tabel berikut.

Page 13: 1. Makalah Metfar Fix

Bahan penyusun makanan kelinci dapat sedikit bervariasi, misalnya terdiri dari 16-

20%, lemak 5-10%, pati 40-50%, serat kasar 10-20% serta abu 5%. Selanjutnya, makanan

kelinci harus berisi vitamin A (9.000 IU/kg), vitamin D (900 IU/kg), alfa tokoferol (24-28

mg/kg), piridoksin (100 u/kg), niasin (1-2 g/kg), asam nikotinat (50 mg/kg), dan kolin (1.300

mg/kg). Tiap hari seekor kelinci dewasa makan 75 g sampai 100 g makanan.

Berikut tabel kebutuhan makanan/bahan kering pakan kelinci berdasarkan periode

pemeliharaan.

Waktu Pemberian Pakan Kelinci

Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (ad libitum), namun pemberian

secara berangsur-angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan

mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.

Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3

bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan

pada sore hari sekitar pkl 18:00.

Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih

banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari

sampai malam hari.

Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih

lagi terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui. Air minum diberikan

secara ad libitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada

masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan

sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.

Page 14: 1. Makalah Metfar Fix

Sikus Estrus Kelinci

Induk kelinci memiliki sifat superovulasi dalam melepaskan sel telur, artinya dapat

melepas beberapa sel telur yang matang lebih dari satu secara serentak dari ovarium. Pada

masa folikuler (pembentukkan folikel), banyaknya bakal sel telur mengakibatkan kadar

hormon estrogen yang tinggi sehingga masa estrus pun terjadi. Masa estrus mengakibatkan

adanya ereksi pada bagian vagina dan vulva kelinci. Induk kelinci yang estrus akan memiliki

bentuk vagina yang bengkak, agak lembap dan merah tua karena banyaknya aliran darah.

Estrus pada kelinci betina

Proses ovulasi pada kelinci tidak akan terjadi ketika tidak ada rangsangan dari

pejantan. Ketika pejantan melakukan coitus (bersetubuh), maka penis pejantan akan

merangsang hormon LH pada induk betina melalui reseptor mekanik sehingga ovulasi pun

terjadi. Ketika sang induk tidak dikawinkan, maka sel telur yang terdapat pada induk akan

mengalami peluruhan. Masa estrus pada kelinci akan berlangsung selama empat hari dan

merupakan masa subur untuk mengawinkan kelinci. Pada masa estrus, kelinci betina akan

mengangkat punggung bagian belakang ketika disentuh atau dielus di bagian tersebut.

Induk kelinci akan bunting selama kurang lebih 30 hari. Dari sisi tingkah laku ternak,

induk kelinci yang telah bunting tidak ingin melakukan coitus ketika dipindahkan ke kandang

pejantan dan terkadang mengeluarkan suara rintihan yang bersifat keengganan. Induk kelinci

akan berusaha menjauhi pejantan ketika sedang bunting. Di alam liar, induk kelinci yang

sedang bunting akan mencari ketenangan dan menjauhi pejantan dengan cara menggali

lubang dan membuat sarang di bawah tanah. Ketika induk kelinci bunting, terkadang menjadi

dilema bagi peternak, apakah induk benar-benar bunting atau tidak. Maka peternak pun

biasanya memeriksa induk kelinci setelah dua minggu untuk melihat apakah fase estrus

terjadi atau tidak. Dari hal ini perlu diwaspadai bagi para peternak untuk mengawinkan induk

Page 15: 1. Makalah Metfar Fix

kelinci kembali setelah dikawinkan sebelumnya. Fase pembentukkan folikel pada kelinci

bunting akan tetap terjadi sehingga menimbulkan gejala estrus. Ketika umur embrio masih

muda dan induk kelinci dikawinkan kembali, maka resiko keguguran sangat tinggi dan

meningkatkan stres bagi induk.

Pembentukkan folikel pada induk kelinci yang sedang bunting sehingga menimbulkan

gejala estrus disebut juga fase stadium mifase. Fase stadium mifase tidak hanya terjadi pada

kelinci, namun terkadang terjadi pula pada hewan ruminansia seperti sapi perah. Fase ini

terjadi karena perkembangan folikel tetap berjalan sehingga menghasilkan hormon estrogen.

Namun folikel yang berkembang tidak akan dapat mencapai optimal (de graff) karena

terdapat hormon progesteron yang bersifat menghambat fase folikuler untuk memelihara

kebuntingan. Pada masa bunting tua pun induk kelinci dapat mengalami fase stadium mifase.

Kelinci pertama kali dapat dikawinkan setelah mencapai dewasa kelamin yaitu pada

umur 5-6 bulan. Kelinci dapat dikawinkan lagi 7-14 hari setelah beranak (ENSMINGER,

1991). Perkawinan dengan cara ini akan memperpendek selang beranak. Selang beranak yaitu

waktu yang dibutuhkan oleh induk dari satu waktu beranak ke beranak berikutnya.

RAHARDJO et al. (2004) melaporkan, selang beranak pada bangsa Angora Mini Rex, dan

Reza yang dipelihara di kandang percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi sebanyak 8

kali/tahun, sementara bangsa Tan mampu beranak 9-10 kali/tahun. Kemampuan kali beranak

setiap bangsa kelinci akan mendorong peternak memelihara kelinci dalam jumlah banyak dan

dalam waktu yang singkat diperoleh populasi yang cukup besar.

Penanganan kelinci

Cara handling

Kadang kelinci mempunyai kebiasaan untuk mencakar atau menggigit. Bila

penanganan kurang baik, kelinci sering berontak dan mencakarkan kuku dari kaki belakang

dengan sangat kuat yang kadang dapat menyakiti dirinya sendiri. Kadang kondisi tersebut

dapat menyebabkan patahnya tulang belakang kelinci yang bersangkutan.

Cara menghandel adalah dengan menggenggam bagian belakang kelinci sedikit ke

depan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut kulitnya agak longgar. Kemudian angkat

kelinci dan bagian bawahnya disangga.

Page 16: 1. Makalah Metfar Fix

Sedangkan cara menangani kelinci perlakuan baik untuk diinjeksi ataupun untuk

pengambilan darah diperlukan peralatan khusus dimana kelinci tidak dapat banyak bergerak.

Pengambilan Darah Kelinci

Terlalu banyak mengambil darah dalam waktu satu kali akan dapat menyebabkan

syok hipovolemik, stres fisiologik dan kematian. Sedangkan pengambilan darah yang sedikit

dan dalam frekuensi waktu yang sering dapat menyebabkan anemia. Pada umumnya

pengambilan darah 10% dari total volume darah dalam selang waktu 2-4 minggu cukup baik

dilakukan, atau 1% dalam interval 24 jam. Total volume darah dapat dihitung sekitar 7,5%

dari bobot tubuh.

Perkiraan volume exsanguination (pemberian volume cairan/darah) sekitar setengah

dari total volume darah, misalnya bobot kelinci 3 kg, maka total volume darah maksimum

22,5 ml dalam interval 2-4 minggu, jadi volume exsanguination 112,5 ml.

1. Sampel darah kebanyakan diperoleh dari vena atau arteri telinga. Mula-mula kelinci

diletakkan dalam kotak kekang atau diselubungi dengan handuk dan kain. Kalau kulit

Page 17: 1. Makalah Metfar Fix

berwarna hitam biasanya bulu di sekitar vena atau arteri perlu dicukur tetapi kalau kulit

berwarna putih, cukup diberi vaselin. Jarum ukuran 23 atau 25 (gauge) dapat ditusukkan

dalam vena dan darah dikumpulkan dengan sebuah spoit kecil. Dapat juga dilakukan

sayatan sepanjang 2-3 mm di vena lateralis telinga dan darah dapat dikumpulkan dalam

tabung. Setelah diperoleh sampel, perdarahan dapat dihentikan dengan menekan terus

bagian yang terluka.

Kalau tidak perlu menghitung sel darah putih, telinga dapat digosok dengan xilen

menyebabkan iritasi pembuluh darah menjadi melebar dan penuh darah, dan sampel

darah mudah diperoleh. Xilen harus dicuci dengan alkohol bercampur air setelah

perdarahan selesai

Untuk memperoleh darah arteri, darah diambil dari arteria centralis telinga dan lebih baik

memakai jarum (ukuran 21) dan spoit. Kalau dilakukan sayatan dari arteri, sering

perdarahan sukar berhenti, tetapi keuntungan cara ini yaitu diperoleh lebih banyak darah

dan lebih cepat.

Untuk cara ini tidak perlu digunakan anestika atau trankuilisasi. Dengan sedikit

pengalaman, peneliti dapat memperoleh darah dengan cepat jika menggunakan cara yang

telah diuraikan dan dengan mudah dapat dikumpulkan 10 ml darah vena maupun 30-50

ml darah arteri

2. Darah dapat diperoleh dari jantung. Tetapi biasanya cara ini hanya dipakai untuk

memperoleh seluruh darah kelinci. Tetapi, agar diperoleh hasil baik, cara ini perlu

dilakukan oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Mula mula, kelinci harus dianestesi

lalu diletakkan di atas sebuah “papan kekang”. Kalau diperlukan darah steril harus

dilakukan dengan meraba dinding dada kemudian jarum ukuran 18, ditusukkan tegak

lurus dada kelinci. Selain itu kalau memakai jarum panjang 4 cm, dapat ditudukkan dari

ujung processus xiphoideus ke arah depan, dengan sudut 30 derajat, sampai mengenai

bilik jantung kiri. Kalau peneliti belum berpengalaman menggunakan cara ini, lebih baik

memeriksa dada kelinci lain lebih dulu pada pemeriksaan pascamati untuk mengetahui

besarnya jantung, letak jantung dan hubungannya dengan organ tubuh lain.

3. Cara lain misalnya memperoleh darah dari vena jugularis, vena nasalis dan vena

cephalica, tetapi cara ini jarang dipakai.

Page 18: 1. Makalah Metfar Fix

Pengambilan Air Kencing Kelinci

Kalau perlu mengumpulkan air kencing untuk jangka waktu lama, baik memakai

kandang metabolisme, tetapi kalau kandang semacam ini memakai logam, logam dapat

bereaksi dengan air kencing dan hasilnya bisa salah.

Air kencing dapat dikumpulkan dengan menggunakan sebuah pipa khusus (keteter).

Lebih baik digunakan kelinci jantan dari pada kelinci betina. Kelinci harus dipegang dalam

posisi duduk dan sebuah pipa steril dan diberi pelicin dapat dimasukkan kedalam saluran

kencing sejauh 2 cm. Mula-mula keteter dimasukkan ke arah bawah kemudian jari menekan

pipa dan penis kelinci sehingga akan maduk ke dalam kandung kencing. Kandung kencing

dapat dikosongkan dengan tekanan yang mantap tetapi pelan-pelan pada perut dengan tangan

setengah mengepal.

Euthanasia (Pembunuhan)

Sebenarnya euthanasia (pembunuhan) pada hewan kelinci jarang dilakukan. Hal ini

dilakukan bila memang sangat diperlukan.

Kelinci dapat dibunuh dengan pukulan keras pada bagian belakang leher dengan

sebatang kayu pendek. Tetapi cara ini hanya dilakukan kalau cara lain yang lebih estetik tidak

dapat dilakukan. Sebaliknya, leher kelinci dapat dipatahkan jika kepala dibengkokkan ke

belakang kuat-kuat dan pada waktu yang sama dengan tangan lain, kaki belakang dan

belakang disentakan ke bawah dengan keras. Akan tetapi diperlukan pengalaman dan orang

dapat melatih diri dengan kelinci yang sudah mati. Cara paling baik dan estetik untuk

membunuh kelinci ialah memakai suntikan pentobarbiton dengan dosisi 60 mg/kg I.V.

Page 19: 1. Makalah Metfar Fix

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa yang dapat kami simpulkan adalah sebagai berikut.

1. Kelinci merupakan salah satu hewan coba yang bagus dan sering digunakan dalam

berbagai uji farmakologi

2. Pemilihan ras kelinci memengaruhi uji serta hasil penelitian

3. Pengetahuan yang baik akan sifat-sifat serta cara hidup dari kelinci akan sangat

membantu selama pengujian.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan kelinci sebagai hewan coba, sebaiknya

mengetahui dengan baik akan hal-hal yang membantu dalam penelitiannya seperti

bagaimana kandang, pakan, perawatan, hingga pemusnahan (euthanasia) dari kelinci

2. Untuk siklus estrus ada begitu banyak pendapat yang berbeda. Bahkan ada referensi

yang mengatakan bahwa kelinci tidak punya siklus estrus. Oleh sebab itu,

diharapkan ada yang mau meneliti dengan baik akan siklus estrus pada kelinci ini.

Page 20: 1. Makalah Metfar Fix

DAFTAR PUSTAKA

Ensminger, M.E. 1991. Animal Science. 9th Edition. The Interstate Printers. And Publisher.

Inc. Denville, Illionis: USA

Raharjo, Y.C., B. Brahmantiyo, T. Murtisari, B. Wibowo, E. Juarini dan Yuniwati. 2004.

Plasma Nutfah Kelinci Sebagai Sumber Pangan Hewani dan Produk Lain Bermutu

Tinggi. Balai Penelitian Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Departemen Pertanian. (Unpublished)

Smith, John B. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di

Daerah Tropis. UI-Press: Jakarta

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. UI-Press: Jakarta

Templeton G.S. 1968. Domestic Rabbit Production. The Interstate Printers and Publisher,

Inc: Denville Illionis