Makalah ME Kasus 1 Fix

30
BAB I PENDAHULUAN Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi yang berlangsung dari sesi pertama dan sesi kedua pada: Sesi 1 Hari, tanggal : Senin, 28 Oktober 2012 Pukul : 13.00 – 15.00 WIB Tutor : dr. Joice Ketua : Felix Hartanto Sekretaris : Aninda Rebecca Leonora Sesi 2 Hari, tanggal : Selasa, 29 Oktober 2012 Pukul : 13.00 – 15.00 WIB Tutor : DR. Dr. H. Ardiyan Boer Ketua : Felix Hartanto Sekretaris : Fefi Oktavia Pembahasan makalah dengan kasus berjudul “Seorang perempuan, 26 tahun, sulit tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya” ini didiskusikan oleh anggota kelompok 9 yang berjumlah 14 orang. Pada akhir diskusi, telah dibuat kesimpulan akhir mengenai kondisi yang dialami oleh pasien tersebut. 1

Transcript of Makalah ME Kasus 1 Fix

Page 1: Makalah ME Kasus 1 Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi yang berlangsung dari sesi pertama dan

sesi kedua pada:

Sesi 1

Hari, tanggal : Senin, 28 Oktober 2012

Pukul : 13.00 – 15.00 WIB

Tutor : dr. Joice

Ketua : Felix Hartanto

Sekretaris : Aninda Rebecca Leonora

Sesi 2

Hari, tanggal : Selasa, 29 Oktober 2012

Pukul : 13.00 – 15.00 WIB

Tutor : DR. Dr. H. Ardiyan Boer

Ketua : Felix Hartanto

Sekretaris : Fefi Oktavia

Pembahasan makalah dengan kasus berjudul “Seorang perempuan, 26 tahun, sulit

tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya” ini didiskusikan

oleh anggota kelompok 9 yang berjumlah 14 orang. Pada akhir diskusi, telah dibuat

kesimpulan akhir mengenai kondisi yang dialami oleh pasien tersebut.

1

Page 2: Makalah ME Kasus 1 Fix

BAB II

LAPORAN KASUS

“Seorang perempuan, 26 tahun, sulit tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang

mengomentari dirinya”

Pada saat saudara bertugas sebagai dokter jaga di rumah sakit, datang seorang pasien

perempuan yang diantar oleh keluarganya. Pasien tampak berpakaian seadanya, tidak rapi

dan hanya memakai sandal jepit. Menurut keluarganya, pasien sudah sekitar satu bulan ini

sulit tidur, bicara terus menerus tidak karuan dan kacau sambil tertawa-tawa serta

mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya. Dari alloanamnesis

diperoleh identitas pasien: Pasien bernama Nn. Murni, 26 tahun, belum menikah, beragama

Islam, pendidikannya tamat SMA. Pasien pernah bekerja sebagai pegawai di sebuah Super

Market.

Alloanamnesis diperoleh dari Ny. Prawiro, 56 tahun, ibu kandung pasien.

Dokter : Apa masalahnya ibu membawa anak ibu Nn. Murni datang berobat ke

sini ?

Ny. P : Begini dokter, anak saya ini sudah sekitar sebulan ini sulit tidur, bicaranya

kacau nerocos terus sambil tertawa-tawa, mengatakan bahwa dirinya adalah

bintang film terkenal yang sedang shooting. Katanya sering ditelepon oleh

banyak pembesar termasuk Presiden SBY dan Barack Obama. Sering

mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya. Pokoknya tingkah

lakunya sangat mengganggu dan tidak bisa lagi dipertahankan di rumah. Anak

saya ini pernah saya bawa berobat pada dokter umum di dekat rumah, katanya

kena stress karena sudah tidak bekerja lagi dan diberi obat penenang, namun

tidak menolong, maka keluarga sepakat untuk membawa anak saya berobat ke

sini.

Dokter : Apakah sebelumnya pernah berobat atau dirawat di bagian jiwa ?

Ny. P : Anak saya ini baru pertama kali ini sakit seperti ini, sebelumnya baik-baik

saja, tampak periang, banyak temannya. Murni anak saya ini paling suka

menolong teman-temannya kalau ada masalah. Sekolahnya juga pandai, tidak

pernah tidak naik kelas. Setelah lulus SMA bahkan langsung diterima bekerja

sebagai tenaga administrasi di suatu perusahaan. Murni merasa kurang cocok

2

Page 3: Makalah ME Kasus 1 Fix

dengan pekerjaannya yang duduk di kantor, maka terakhir ia pindah bekerja di

suatu Super Market, dan tampaknya ia menikmati pekerjaanya karena bisa

bertemu dengan banyak orang.

Dokter : Heeem, tampaknya Murni anak yang pandai dan mudah bergaul.

Ny. P : Benar dokter, dari kecil memang dia begitu

Dokter : Apakah dalam keluarga Murni da yang pernah mendrita sakit seperti Murni

ini ?

Ny P : Anak saya tiga orang dok, Murni ini yang paling besar. Adiknya laki-laki

berumur 22 tahun, masih kuliah di Universitas Negeri, anak saya yang bungsu

perempuan, 18 tahun, baru lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah.

Semuanya baik dan sehat dok, tetapi bibi Murni, adik dari suami saya, dulu

pernah dirawat di bagian Jiwa. Saya kurang tahu sakit apa.

Dokter : Apakah sebelum mengalami gangguan seperti ini, anak ibu menderita sakit

demam atau penyakit lainnya ?

Ny. P : Tidak dok, anak saya ini sebelumnya sehat. Bahkan jarang terkena batuk

pilek

Dokter : Heem…. Baik, kelihatannya anak ibu memang fisiknya sehat

Ny. P : Iya dok, anak saya ini memang dari kecil sehat dan jarang sakit

Dokter : Ya memang Murni terlihat sehat fisiknya dan tampak seperti “anak gaul”.

Apakah ibu pernah mendengar atau melihat Murni memakai ganja atau

mengkonsumsi obat-obat terlarang, heroin tau ekstase ?

Ny. P : Oh, tidak dok. Murni memang anak gaul, tapi dia agamanya kuat dan rajin

sholatnya. Walaupun temannya banyak juga yang merokok, tapi dia tidak mau

ikut-ikutan merokok, saya yakin dia tidak pernah memakai ganja atau obat-

obatan terlarang lainnya. Selama ini dia juga berperilaku baik dan tidak pernah

berurusan dengan Polisi atau hukum

Autoanamnesis

Pasien seorang perempuan, berpakaian seadanya, tidak rapi dan rambutnya tidak

tersisir rapi, hanya memakai sandal jepit. Penampilan sesuai dengan umurnya, ekspresi fasial

tampak efor, banyak bicara, sering berpindah-pindah topik pembicaraan. Perhatiannya

tampak sering terpecah dengan konsentrasi yang tampak terganggu. Kesadaran neurologis

tampak baik, kesadaran psikiatris terganggu, disertai dengan banyak gerakan prikomotorik.

Dokter : Selamat pagi, saya dokter X, dokter yang bertugas jaga di rumah sakit ini

3

Page 4: Makalah ME Kasus 1 Fix

Pasien : Oh, dokter X, saya juga dokter X,Y,Z, teman saya banyak dokter, saya

pernah kuliah mau jadi dokter, hehehehe…. Saya bintang film terkenal,

sering main film di luar negeri. Teman saya banyak orang terkenal

hehehehe….. SBY dan Barrack Obama sering telfon saya… Dokter apa bisa

mengobati orang sakit ? Saya sering mengobati orang sakit, yang sudah mati

bisa hidup lagi, hehehehe. Dokter perlu bantuan ? saya bisa bantu hehehehe

Dokter : Wah hebat sekali ya, tapi ngomong-ngomong, apa masalah mbak Murni,

kok sampai di rawat di sini ?

Pasien : Masalah ? Saya punya banyak uang, barang, tenang hahahaha .. tidak ada

masalah, orang-orang itu yang bermasalah .. hahahaha. Saya sehat dari dulu,

saya tidak gila.. Dokter tolong saya, biarkan saya pulang… masih banyak

tugas yang harus saya selesaikan (pasien tampak sedih, tetapi tidak lama

pasien berbicara banyak lagi dan tampak seperti gembira)

Dokter : Apakah mbak Murni sering atau pernah melihat hal-hal yang aneh atau

mendengar suara-suara saat mbak Murni sendiri dan tidak ada orang di situ ?

Pasien : Di sini banyak setan dok… banyak suara-suara yang tidak karuan saya

dengar, tapi sering suara itu mengomentari saya, dan anehnya suara itu tahu

persis apa yang saya lakukan. Kadang-kadang saya sampai menutup telinga,

tapi suara itu masih terdengar juga. Dok, apa saya gila ya ?

Pada pemeriksaan fungsi intelektual didapatkan perhatian dan konsentrasi terganggu,

Daya ingat jangka pendek, menengah dan panjang cukup baik. Daya nilai sosial dan uji daya

nilai sosial baik. Tilikan derajat satu. Kemampuan menolong diri kurang. Taraf dapat

dipercaya : dapat dipercaya. Pemeriksaan fisik, neurologis, laboratoris dalam batas normal.

4

Page 5: Makalah ME Kasus 1 Fix

BAB III

PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan skenario kasus dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang dialami

oleh pasien antara lain sebagai berikut :

a) Sulit tidur

Kesulitan untuk tidur dapat dimasukkan ke dalam disomnia, dimana terjadi

gangguan pada jumlah, kualitas, dan waktu tidur. Perlu anamnesis lebih lanjut

untuk mengetahui keluhan sulit tidur ini. Keluhan sulit tidur pada pasien Nn.

Murni ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya suara-suara yang

mengomentari dirinya.

b) Sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya

Hal ini dapat dikategorikan sebagai halusinasi auditorik, dimana pasien

mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Perlu anamnesis lebih

lanjut untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada pasien ini.

c) Bicara terus menerus tidak karuan dan kacau

Bicara terus menerus tidak karuan dan kacau pada pasien ini dapat merupakan

sebuah respon pasien terhadap suara-suara yang didengarnya. Selain itu juga

dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada alam pikiran pasien, baik

kontinuitas (hubungan sebab-akibat), proses, maupun isinya.

d) Sering tertawa-tawa

Dari kondisi pasien yang sering tertawa-tawa dapat disimpulkan bahwa alam

perasaan pasien lebih sering gembira daripada sedih. Namun perlu dilakukan

anamnesis lebih lanjut apakah ada sebab yang jelas yang menyebabkan pasien

tertawa-tawa atau tidak.

B. HIPOTESIS

Dari alloanamnesis diketahui bahwa masalah utama pasien antara lain sulit tidur,

sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya, bicara terus menerus tidak

karuan dan kacar serta sering tertawa-tawa. Maka hipotesis yang dapat diajukan

berdasarkan masalah-masalah pasien terebut antara lain : (berdasarkan hierarki

diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III)

5

Page 6: Makalah ME Kasus 1 Fix

a) Gangguan mental organik / kondisi medis

Gangguan organik atau kondisi medis lainnya dapat menyebabkan timbulnya

gangguan mental seperti yang dialami oleh pasien. Namun hipotesis ini dapat

disingkirkan karena dari alloanamnesis diketahui bahwa sejak kecil kesehatan

pasien baik dan jarang mengalami sakit.

b) Gangguan mental akibat penyalahgunaan obat atau zat kimia lain

Beberapa obat dan zat kimia dapat mempengaruhi baik keadaan mental yang

dirasakan secara internal, seperti mood, maupun aktivitas yang dapat diamati

secara eksternal, seperti perilaku.(1) Hipotesis ini juga dapat disingkirkan

karena dari alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak mengkonsumsi obat-

obatan terlarang, rokok, maupun zat-zat lainnya.

c) Skizofrenia atau gangguan psikotik lain

Kondisi yang dialami pasien mengarah kepada hipotesis skizofrenia maupun

gangguan psikotik lainnya. Etiologi skizofrenia adalah multifaktorial, antara

lain dapat disebabkan karena adanya kelainan organik (misalnya disfungsi

area otak tertentu, aktivitas neurotransmitter yang abnormal), faktor genetik,

dan faktor psikososial.(1) Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk

menegakkan diagnosis ini.

d) Gangguan afektif dan cemas

Kondisi pasien juga mengarah pada gangguan afektif atau perasaan.

Penyebabnya juga multifaktorial, antara lain adanya faktor biologis (misalnya

abnormalitas metabolisme, neurotransmitter), faktor genetik, dan faktor

psikososial.(1)

Hierarki blok diagnosis gangguan jiwa beradasarkan PPDGJ III : (2)

I. Gangguan mental organik dan simtomatik( F00-F09)

Gangguan mental dan perilaku akbat zat psikoaktif( F10-F19)

II. Skizofrenia , gangguan skizotipal dan ganguan wham (F20-F29)

III. Gangguan suasana perasaan (mood / efektif) ( F30-F39)

IV. Gangguan neurotic , gangguan somatotrof dan gangguan stress (F40-F48)

V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan factor

fisik ( F50-F59)

VI. Gangguan kepribadian, dan perilaku masa dewasa(F60-F69)

VII. Retardasi mental (F70-F79)

6

Page 7: Makalah ME Kasus 1 Fix

VIII. Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89)

IX. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja

(F90-F98)

X. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis ( Kode Z)

C. ANAMNESIS TAMBAHAN

Adapun anamnesis tambahan yang perlu ditanyakan kepada pasien maupun ibunya

untuk membantu menegakkan diagnosis antara lain:

Riwayat Penyakit Sekarang

- Gejala yang muncul sebelum/sesudah kerja di Supermarket?

- Suara apa yang sering didengar?

- Apakah minum obat tidur? (sulit tidur)

- Bagaimana kualitas tidurnya?

- Apakah suka mengigau? Mimpi buruk? Sleep walking?

- Bagaimana lingkungan sekitar? (sulit tidur)

- Apakah ada perubahan perilaku?

- Apakah gejala2 tersebut mempengaruhi aktifitas sehari-hari?

- Apakah isi pembicaraan? (bicara kacau)

Riwayat Penyakit Dahulu

- Apa sebelumnya pernah mengalami gejala yang serupa?

- Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma?

- Apakah ada riwayat penggunaan alkohol atau zat lain?

Riwayat Penyakit Keluarga

- Apa ada keluarga yang mengalami hal serupa?

Riwayat Pengobatan

- Apa sebelumnya sudah pernah diobati?

- Apa mengkonsumsi obat-obatan?

Riwayat Kehidupan Sosial

- Apa pasien suka bersosialisasi?

- Bagaimana kepribadian pasien?

7

Page 8: Makalah ME Kasus 1 Fix

D. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan karena terdapat hubungan

antara fisik dan mental. Gangguan fisik dapat menyebabkan keluhan mental, begitu

pula sebaliknya. Tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada pasien psikiatri antara

lain :

Untuk mengetahui latar belakang kondisi medis dan penyalahgunaan obat atau

zat yang mungkin dapat memunculkan gejala-gejala psikiatri

Kemungkinan adanya gangguan mental organik (gangguan mental karena

kondisi organ tertentu misalnya pada pasien epilepsi perilakunya tidak

terkendali)

Kemungkinan adanya gangguan pada kondisi medis pasien.

E. LAPORAN PSIKIATRI

Riwayat Psikiatri

a) Identifikasi

- Nama : Murni

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Usia : 26 tahun

- Status Pernikahan : belum menikah

- Pekerjaan : pernah bekerja sebagai tenaga administrasi di suatu

perusahaan & pegawai di supermarket

- Agama : Islam

b) Keluhan Utama

Keluhan utama diketahui dari allo-anamnesis dari Ibu kandung pasien, Ny.

Prawiro, 56 tahun.

Sulit tidur

Sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya

Bicara terus-menerus tidak karuan dan kacau

Sering tertawa-tawa

8

Page 9: Makalah ME Kasus 1 Fix

c) Riwayat Penyakit Sekarang

Sudah sekitar satu bulan ini mengalami gejala-gejala antara lain :

Halusinasi auditorik third order

Pasien mendengar suara yang membicarakan,  mengejek,

menertawakan, atau mengomentari penderita selaku orang ketiga

padahal tidak ada suara di  sekitarnya

Waham

Waham merupakan isi pikir yang patologis, tidak dapat dikoreksi, dan

tidak sesuai dengan sosiobudaya. Bedasarkan pada hasil autoanamnesis

pasien ini termasuk tipe waham kebesaran dari ditemukan pembicaraan

tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus

dengan orang yang terkenal, dan memiliki bakat maupun kemampuan

yang luar biasa.

Mood hypertym

Mood secara obyektif terlihat dari cara bicara, ekspresi wajah, gerak-

gerik tubuh, nada suara, kecepatan bicara, banyak atau sedikit bicara.

Pada pasien ini terlihat suasana perasaan yang bersifat hiperthym

penuh keceriaan dan kegembiraan.

Kesadaran sosial terganggu

Pada pasien ini terdapat kemampuan yang berkurang untuk

mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta mengadakan

pembatasan terhadap diri sendiri.

Perilaku yang sangat menganggu

Terlihat perilaku pasien yang eksentrik, aneh dan anomali dalam

berpikir.

d) Riwayat Penyakit Medis dan Dahulu

Kesehatan pasien sejak kecil baik dan jarang sakit.

e) Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, adiknya laki-laki

berumur 22 tahun, masih kuliah di Universitas Negeri dan adik bungsu

perempuan berumur 18 tahun, baru lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah.

Semuanya baik dan sehat, tetapi Bibi, adik dari ayah pasien, pernah dirawat di

bagian Jiwa.

9

Page 10: Makalah ME Kasus 1 Fix

f) Riwayat Pribadi

Pasien tampak periang, mudah bergaul, banyak temannya, suka menolong

teman-temannya kalau ada masalah. Pasien pandai, tidak pernah tidak naik

kelas.

Status Mental

a) Penampilan

Pasien tampak berpakaian seadanya, tidak rapi dan hanya memakai sandal

jepit.

b) Gaya Bicara

Gaya bicara pasien

c) Mood dan afek

a. Mood : lebih dominan hyperthym

b. Emosi (Ekspresi Afektif)

Euforia rasa riang, gembira, senang, berbahagia yang berlebihan

Labil emosi yang berubah secara tiba-tiba tanpa pengendalian

yang baik

d) Pikiran dan persepsi

a. Bentuk pikir : Tidak sistematis, tidak logis, flight of ideas

b. Proses pikir : Asosiasi bunyi

c. Isi pikir : Waham (mengira diri bintang film dan dokter)

d. Fungsi intelektual

Daya konsentrasi terganggu

Gangguan atensi (distractable attention)

Gangguan persepsi : desepsi sensorik berupa halusinasi auditorik

e) Sensorium

a. Kesadaran

Kesadaran biologis : compos mentis

Kesadaran psikiatri : terganggu

Kesadaran sosial : terganggu

b. Orientasi

Orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan orang yang berkontak

dengannya adalah baik.

10

Page 11: Makalah ME Kasus 1 Fix

c. Tilikan

Tilikan derajat satu, yaitu pasien melakukan penyangkalan total

terhadap penyakitnya.

d. Daya nilai

Daya nilai sosial dan uji daya nilai sosial baik.

F. DIAGNOSIS

Berdasarkan Evaluasi Multiaksial(1)

Aksis I : (F20-F29) SCHIZOFRENIA

Aksis II : (Z03.2) TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS II

Aksis III : -

Aksis IV : -

Aksis V : -

Pada pasien, didapatkan sulit tidur, waham bizar, bicara kacau, halusinasi

auditorik . Menurut DSM IV, gangguan yang dialami pasien merupakan gejala-gejala

dari skizofrenia, dan dari kelompok kami mengenai gejala-gejala tersebut dapat

digolongkan ke dalam skizofrenia paranoid. Sehingga kelompok kami menyimpulkan

bahwa nn.Murni ini menderita skizofrenia paranoid. Dimana skizofrenia merupakan

suatu tipe dimana gejala yang terjadi memenuhi kriteria A, Kriteria A sendiri adalah

sebagai berikut :

A. Gejala karakteristik : dua (atau lebih) dari yang berikut ini, masing-masing

ditemukan pada bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau

kurang jika berhasil diobati) :

1. Waham.

2. Halusinasi.

3. Bicara Kacau (sering menyimpang atau inkoheren).

4. Perilaku kacau atau katatonik yang nyata.

5. Gejala negatif yaitu afek tumpul, alogia, avolisi

11

Page 12: Makalah ME Kasus 1 Fix

G. DIAGNOSIS BANDING(1)

a. Gangguan Psikotik Sekunder

Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, gangguan katatonik akibat

kondisi medis umum atau gangguan psikotik terinduksi zat. Manifestasi

psikiatrik berbagai kondisi medis non psikiatrik dapat muncul pada awal

perjalanan penyakit, seringkali sebelum berkembangnya gejala lain. Oleh

sebab itu, klinisi harus mempertimbangkan serangkaian luas kondisi medis

nonpsikiatrik pada diagnosis banding psikosis, bahkan pada keadaan tidak ada

gejala fisik yang nyata.

b. Gangguan Psikotik lain

Gejala psikotik pada skizofrenia dapat identik dengan gangguan

skizofreniform, gangguan psikotik singkat, gangguan skizoafektif, dan

gangguan waham.

c. Gangguan Mood

Diagnosis banding antara skizofrenia dan gangguan mood mungkin sulit

dilakukan namun harus dibuat karena tersedianya pengobatan spesifik dan

efektif untuk mania dan depresi. Dibandingkan durasi gejala primer, gejala

afektif atau mood pada skizofrenia semestinya singkat. Sebelum membuat

diagnosis skizofrenia yang terlalu dini, dan tanpa informasi tambahan selain

yang diperoleh dari satu pemeriksaan status mental saja, klinisi seyogyanya

menunda diagnosis akhir atau sebaiknya mengasumsikan adanya gangguan

mood.

12

Page 13: Makalah ME Kasus 1 Fix

H. ALGORITMA DIAGNOSIS

13

Page 14: Makalah ME Kasus 1 Fix

I. PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi

Pasien mempunyai gejala psikologi berat, dimana terdapat waham dan

halusinasi. Oleh karenanya dapat diberikan :

Antipsikotik

Serotonin Dopamin Antagonis (risperidon, clozapin, olanzapin,

quetiapin, ziprazidon dan aripiprazol). Obat-obat antipsikotik terutama

bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak, dengan

target untuk menurunkan gejala-gejala psikotik seperti halusinasi, waham

dan lain-lain.

Pengobatan biasanya dimulai dari terapi inisial (diberikan segera

setelah diagnosis ditegakkan, dan dosis dimulai dari dosis anjuran

dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu,

sampai dicapai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala),

dilanjutkan ke terapi pengawasan dan kemudian diberikan terapi

pemeliharaan.

Antimanik (mood stabilizer)

Garam lithium. Obat ini terutama untuk gangguan afektif bipolar

khususnya episode manik, dengan dosis efektif kadar obat dalam plasma

berkisar antara 0,8-1,2 mEq/l. (biasanya dimulai dengan dosis 400mg/hr

p.o)

2. Psikoterapi

Cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik

psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental dengan

tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan

penderitaan akibat penyakit. Hal ini dilakukan dengan percakapan dan

observasi

3. Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial dapat dilakukan dengan cara memberi terapi

aktivitas untuk menyibukkan pasien dengan hal-hal yang lebih berguna. Terapi

psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan

sosial, kecukupan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi interpersonal.

Tujuannya untuk membangun keterampilan sosial dan keterampulan pekerjaan

untuk hidup yang mandiri. Penanganan semacam ini dilakukan di berbagai

14

Page 15: Makalah ME Kasus 1 Fix

tempat: rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat kesehatan jiwa, rumah sakit

sehari, dan rumah atau klub sosial.(1)

4. Rawat Inap

Rawat inap untuk pasien ini diindikasikan terutama untuk tujuan

diagnostik, stabilisasi pengobatan, keamanan pasien karena perilaku yang

sangat kacau atau tidak pada tempatnya.

Rawat inap mengurangi stres pasien dan membantunya menyusun

aktivitas harian. Rencana penanganan di rumah sakit seyogianya

berorientasike masalah praktis perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan

hubungan sosial.

J. PROGNOSIS

Ad Vitam : Ad Bonam

Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

15

Page 16: Makalah ME Kasus 1 Fix

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan allo-anamnesis dan auto-anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang, dan berdasarkan masalah-masalah yang dialami pasien maka dapat ditegakkan

diagnosis berupa Skizofrenia yang merupakan sebuah kondisi dimana terdapat

ketidakserasian antara pikiran, emosi, dan perilaku pada pasien. Selain itu pasien juga

mempunyai faktor resiko lain yaitu dari riwayat penyakit keluarga pada pasien ini diketahui

bahwa bibi pasien juga pernah dirawat di bagian jiwa. Hal ini memperkuat kemungkinan

pasien mengalami skizofrenia. Berdasarkan data yang ada, maka pasien diberikan

penatalaksanaan terhadap seluruh masalah yang dialami demi mengoptimalkan fungsinya

sebagai manusia yang sehat.

16

Page 17: Makalah ME Kasus 1 Fix

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

Jiwa adalah kesatuan fungsional perasaan (afek), pikiran, serta perilaku (perbuatan). Jiwa

yang sehat berarti terdapat keserasian antara perasaan, pikiran serta perbuatan.

Persepsi adalah daya mengenal kualitas, hubungan serta perbedaan suatu benda melalui

proses mengamati, mengetahui dan mengartikan, setelah panca indranya mendapat

rangsangan. Ada 2 bentuk gangguan persepsi, yaitu distorsi sensorik dan desepsi sensorik.

1. Distorsi Sensorik

Salah tafsir panca indra akibat penyimpangan (distorsi) dalam menangkap rangsangan

sensorik.

Bentuk distorsi sensorik:

a. Perubahan intensitas

Hiperestesia : merasakan suatu rangsangan sensorik secara

berlebihan

Hipestesia : rangsangan sensorik yang dirasakan kurang (hipo)

b. Perubahan kualitas:

Kualitas penilaian terhadap rangsangan sensorik berubah. Misalnya:

Kloropsia : semua tampak hijau

Xantopsia : semua tampak kuning

Eritropsia : semua tampak merah

c. Perubahan bentuk:

Mikropsia : benda-benda yang dilihat menjadi lebih kecil

Makropsia : benda0benda yang dilihat menjadi lebih besar

2. Desepsi Sensorik

Munculnya persepsi baru dengan atau tanpa objek luar. Munculnya presepsi baru

dengan objek luar disebut ilusi, sedangkan apabila tanpa objek luar disebut halusinasi.

a. Ilusi

Adalah munculnya persepsi baru (false perception) akibat suatu mental image

serta objek luar. Objek luar (benda) dapat dipersepsi dengan baik, namun adanya

mental image yang mempengaruhinya maka muncul suatu persepsi baru yang

berbeda dari keadaan benda tersebut yang sebenarnya.

17

Page 18: Makalah ME Kasus 1 Fix

b. Halusinasi

Yaitu munculnya persepsi baru (false perception) tanpa objek luar. Misalnya:

mendengar suara atau bisikan orang, tanpa ada orang yang berbicara. Jenis-jenis

halusinasi, seperti:

Halusinasi pengelihatan (visual/optik)

Halusinasi dengar (auditorik)

Halusinasi penciuman (olfaktorik)

Halusinasi pengecap (gustatorik)

Halusinasi peraba (taktil)

Halusinasi kinestetik

Halusinasi haptik ( singgung)

Halusinasi viseral

Halusinasi hipnagogik

Halusinasi hipnopompik

Kurt Schneider menyatakan bahwa halusinasi yang diagnostik untuk skizofrenia

adalah halusinasi auditorik yang:

1. Mengomentari tingkah laku pasien

2. Dalam bentuk debat yang membicarakan pasien sebagai orang ketiga

3. Pasien mendengar pikirannya sendiri, disebut sebagai audible thought.

Gangguan isi pikir

Waham adalah suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tidak sesuai dengan fakta.

Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik

sering ditemukan pada skizofrenia.

Kriteria waham :

1. Isi pikir yang patologis

2. Tidak dapat dikoreksi

3. Tidak sesuai dengan sosio budaya

Jenis waham :

Terjadinya (primer-sekunder)

Bentuk (sistematis-tidak sistematis)

18

Page 19: Makalah ME Kasus 1 Fix

Sifat (bizar-tidak bizar)

Isi (kebesaran, nihilistic, somatik, agama, cemburu, curiga, tuduh diri, kejar, scientific,

mistik-magik, dan sebagainya)

BAB VI

PENUTUP

19

Page 20: Makalah ME Kasus 1 Fix

Demikian makalah ini dibuat mengenai kasus yang berjudul “Seorang perempuan,

26 tahun, sulit tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya”.

Makalah ini masih memiliki kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan, untuk itu

kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada tutor yang telah mengarahkan jalannya

diskusi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Sekian dan Terimakasih.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Makalah ME Kasus 1 Fix

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta:

EGC; 2012. p.86,147-68

2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.

Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2001. p.10

21