kasus 2 ME

16
Tn. Hendra yang tertawa terbahak bahak KELOMPOK 3

description

fk usakti

Transcript of kasus 2 ME

Tn. Hendra yang tertawa terbahak bahak

KELOMPOK 3

Fadli Ardiansyah 030.11.093

Harry Ardianto 030.10.122

Igede Putu Arsa 030.10.128

Maya Puspa 030.11.182

Mega Martin 030.11.184

Puji Lestari 030.12.211

Puspita Sari 030.12.212

Putery Rizkia Amry 030.12.213

Putri Milawati 030.12.214

Putri Fatwa Nabilla Y 030.12.215

KELOMPOK I

Tn. Hendra yang tertawa terbahak-bahak, usia 31 tahun, dibawa ke UGD RSU oleh polisi setelah mengendarai sepeda motor menabrak pohon. Di ruang tunggu UGD, ia tertawa

terbahak-bahak, marah-marah, banyak bicara, berkeringat banyak, dan mata

merah.

 

SKENARIO KASUS

Tertawa terbahak-bahak: tertawa dengan lebar dan suara nyaring

Banyak bicara: gaya bicara logis, koheren, dan banyak.

Marah-marah: suatu emosi primer yang dialami oleh manusia pada saat tertentu

Mata merah: akibat dilatasi pembuluh darah di konjungtiva

Berkeringat: proses pengeluaran panas, evaporatik aktif dibawah kontrol saraf simpatis

TERMINOLOGI

ANALISIS MASALAH

Menabrak pohon

- Logorea- marah-

marah

Gangguan mental organik

•Muntah proyektil•Penurunan kesadaran•Nyeri kepala•perdarahan

Gangguan mood

Intoksikasi cannabis

Mata merah

Euforia

Trauma capitis

Intoksikasi zat

Aksis 1 (gangguan klinis)

•Intoksikasi zat

Aksis 2 (gangguan kepribadian,retardasi mental)• -

Aksis 3 (kondisi medik umum)•-

Aksis 4 (masalah psikososial dan lingkungan)

•-

Aksis 5 (penilaian fungsi secara global)

•70-61     beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

• Melihat pasien dari luar• Mendeteksi gejala gejala yang ditumbulkan pasien dalam

alam perasaannya,alam pikiran,alam perbuatan,kesadaran

• Pada pasien ini terdapat gejala-gejala seperti

euforia,marah-marah,banyak bicara

berkeringat banyak,mata merah• Diagnosis deskriptif

PSIKOPATOLOGI

• Memeriksa dari dalam diri pasien • Meneliti konflik-konflik intrapsikis• Meneliti fiksasi pada fase-fase perkembangan

psikoseksual masa kanak-kanak• Meneliti mekanisme defensi yang digunakan pasien• Wawancara psikodinamis• Diagnosis dinamis

PSIKODINAMIS

Injeksi konjungtiva

Mulut kering

Banyak keringat

Takikardi

Gelisah

Nistagmus

Nafsu makan bertambah

PEMERIKSAAN FISIK PENGGUNAAN KANABIS

Komponen utama dari kanabis adalah d9-THC; tetapi, tanaman kanabis mengandung lebih dari 400 zat kimia, yang kira-kira 60 buah diantaranya secara kimiawi berhubungan dengan d9-THC. Pada manusia d9-THC secara cepat dikonversi menjadi 11-hidroksi-d9-THC, suatu metabolit yang aktif didalam sistem saraf pusat.Suatu reseptor spesifik untuk kanabiol telah diidentifikasi, diklon dandikarakterisasi. Reseptor kanabinoid diikat dengan protein G inhibitor (Gi), yang berikatan dengan adenilil siklase di dalam pola menginhibisi

NEUROFARMAKOLOGI

• CT-scan kepala untuk melihat apakah jaringan otak terganggu

• Pemeriksaan urin• Pemeriksaan darah

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LAB

zat Jangka waktu terdeteksi dalam urin

Alkohol 7-12 jam

Amfetamin 48 jam

Barbiturat 24 jam

Benzodiazepin 3 hari

Kanabis 3 hari sampai 4 minggu

Kokain 6-8 jam

Heroin 38-72 jam

Metadon 3 hari

Metakualon 7 hari

Morfin 48-72 jam

Frensiklidin 8 hari

propoksifen 6-48 jam

 Terapi canabis:

1. Rehabilitasi

2. Abstinensi

3. Medikamentosa: terapi metadon

PENATALAKSANAAN:

1. Primer: pencegahan pada orang sehat agar tidak terlibat dengan NAPZA

Pemberian informasi tentang bahaya penggunaan NAPZA yang melibatkan semua pihak; misalnya pemerintah kepada masyarakat, guru kepada muridnya, orang tua kepada anak baik melalui edukasi langsung atau media

Menciptakan suasana keluarga dan sosial yang bersahabat

Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan moral

2. Sekunder: terapi pengobatan pada mereka yang menyalahgunakan/ ketergantungan NAPZA

Medikasi sesuai zat yang digunakan, abstinensi

Terapi psikososial; bertanya tentang motivasi pasien menggunakan NAPZA, fokuskan pasien pada kegiatan positif

3. Tersier: Rehabilitasi bagi penyalahgunaan/ ketergantungan NAPZA setelah pemberian terapi

upaya berkelanjutan untuk meningkatkan dan mempertahankan kadar motivasi abstinensi yang tinggi

membantu pasien menyesuaikan ke gaya hidup yang bebas NAPZA

pencegahan relaps

PENCEGAHAN

Ketergantungan kanabis terjadi perlahan, yang mana mereka akan mengembangkan pola peningkatan dosis dan frekuensi penggunaan. Efek yang menyenangkan dari kanabis sering berkurang pada penggunaan berat secara teratur.

Sejarah gangguan tingkah laku pada masa anak, remaja, dan gangguan kepribadian antisosial adalah faktor resiko untuk berkembangnya gangguan terkait zat, termasuk gangguan terkait kanabis. Sedikit data yang tersedia pada perjalanan efek jangka panjang dari ketergantungan dan penyalahgunaan kanabis

PROGNOSIS

 

1. Kaplan H I and Saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6th Edition. USA. William and Wilkins, 2010: 640-646

2. Kusumawardani, dkk. Buku Ajar Psikiatri : ed Elvira, Hadisukanto. FKUI, 2010. 142-3

3. Cannabis and Mental Health. Tersedia di http://www.rcpsych.ac.uk/mentalhealthinfo/problems/alcoholanddrugs/cannabis.aspx . Diakses pada 7 Maret 2012

DAFTAR PUSTAKA