Laporan Kasus Me
-
Upload
ruzanna-chisty -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
description
Transcript of Laporan Kasus Me
LAPORAN KASUS
PANCYTOPENIA ec. ANEMIA APLASTIK
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. F
Umur : 31tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Udang No. 87
Pekerjaan : Tidak bekerja
Masuk : 28 Mei 2014
Bangsal/Ruang : RPK Bawah RSWS
No. Rekam Medik : 658070
SUBJEKTIF
Keluhan Utama: Bengkak pada kelopak mata
Anamnesis Terpimpin: Bengkak pada kelopak mata dialami sejak 3 bulan
yang lalu, bengkak dialami secara perlahan-lahan sampai sekarang dan sempat
dirawat di RSWS pada Maret 2014. Dirawat selama 1 bulan dengan diagnosis
selulitis orbita dari dokter spesialis mata. 1 bulan setelah keluar dari rumah
sakit, pasien mengeluh mata bengkak lagi tetapi bengkak tidak seperti waktu
bulan Maret 2014. Pasien juga mengeluh bengkak di bagian pipi dialami sejak
3 hari yang lalu, muncul secara tiba-tiba.
Demam ada sejak 1 minggu yang lalu, tidak terus menerus, membaik apabila
diberi obat penurun panas dan lebih sering pada malam hari. Pasien tidak
mengeluhkan batuk dan lendir. Pasien tidak mengeluhkan sakit kepala dan
pusing. Pasien tidak sesak napas. Pasien tidak mengeluhkan nyeri dada dan
nyeri ulu hati. Pasien mual terutama bila ada intake oral. Tidak ada muntah.
Nafsu makan berkurang selama pasien sakit, berat badan berkurang tetapi tidak
ketahui sejak kapan. Ada gusi berdarah sejak dirawat di rumah sakit.
BAK: Kesan Lancar, warna seperti teh. BAB: kesan lancar warna hitam
kecoklatan
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
- Tidak ada riwayat hipertensi
- Tidak ada riwayat DM
- Riwayat diopname dengan keluhan bengkak pada kelopak mata
Riwayat pengobatan: Riwayat konsumsi obat OAT tidak pernah . Riwayat
transfusi darah tidak pernah.
Riwayat Psikososial: Riwayat minum alkohol ada. Riwayat merokok ada.
Riwayat seks bebas tidak pernah. Riwayat konsumsi narkoba tidak pernah.
Riwayat keluarga: Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama (-).
OBJEKTIF
a) Keadaan Umum: Kesadaran kompos mentis, keadaan sakit sedang, keadaan
gizi cukup. (Status Presens: SS/GC/CM)
b) Tanda Vital dan Antropometri
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.9 oC (pengukuran suhu axilla)
BB : 53 kg
TB : 165 cm
IMT : 22.49 kg/m2
c) Pemeriksaan Fisis
Kepala : Ekspresi: normal Deformitas: tiada Simetris muka: kiri kanan sama
Rambut: hitam
Mata: Konjungtiva: anemis (+), Sklera: ikterus (+), sianosis (-).
Telinga: Nyeri tekan di processus mastoideus (+)
Mulut : lidah : merah kecoklatan , sariawan (+), perdarahan gusi (+)
Leher : MT (-), NT(-), DVS R-2 cmH20, deviasi trakhea (-)
Thorax I : simetris kiri = kanan, spider nevi (-)
Ginekomasti (-)
P : MT (-), NT (-) VF kiri sama dengan kanan
P : pekak setinggi V Th VIII Hemithorax Dextra
Pekak setiggi V Th IX Hemithorax Sinistra
BPH = ICS V Kanan Depan
A : BP : vesikuler
BT: Rh - - Wh - - - - - - - - - -
Jantung I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
P : pekak, batas jantung kanan pada linea parasternalis (D)
Batas jantung kiri pada linea midclavicularis (S)
Kesan normal
A : BJ I/II murni reguler
bising (-)
Abdomen I : Cembung, ikut gerak nafas. Vena Kolateral (-)
A : peristaltik (+) kesan normal
P : NT (-), MT (-) Hepar: hepatomegali (+) 3, 1 cm dari arcus
costa, konsistensi : keras, sudut tumpul. Lien: tidak teraba
P : Undulasi (-) Timpani (+)
Anus dan rektum : Spinkter mencekik, ampulla kosong, mukosa licin.
Handschoen: tidak ada darah.
Ekstremitas : Edema pretibial -/- . Eritema palmaris (+) flapping tremor(-)
Eritema pada seluruh tubuh
Lain-Lain : -
d) Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (9-6-2014)
HEMATOLOGI HASIL NILAI RUJUKAN UNIT
WBC 1,29 4.00 – 10.0 [103/uL]
RBC 2,48 4.00 – 6.00 [106/uL]
HGB 7,6 12.0 – 16.0 [g/dL]
HCT 21,9 37.0 – 48.0 [%]
PLT 41 150 – 400 [103/uL]
MCV 92,0 80.0 – 97.0 [fL]
MCH 30,1 26.5 – 33.5 9[pg]
MCHC 32,7 31.5 – 35.0 [g/dL]
Ureum 10-50 mg/dl
Kreatinin <1,3 mg/dl
SGOT 1218 <38 u/L
SGPT 670 <41 u/L
Na 127 136-145 Mmol/L
K 3,8 3,5-5,1 Mmol/L
Cl 102 97-111 Mmol/L
GDS 140 mg/dl
Protein Total 5,0 6,6-8,7 gr/dl
Albumin 2,3 3,5-5 gr/dl
Globulin 1,5-5 gr/dl
Bil. Total 10,85 <1,1 mg/dl
Bil. Direk 9,02 <0,30 mg/dl
PT 20,5 10,6-14,4 Detik
aPTT Tidak terbentuk
koagulasi
22,1-28,1 Detik
INR 1,65 - Detik
Kolestrol Total <200 mg/dl
HDL >65 mg/dl
LDL <130 mg/dl
Trigliserida <200 mg/dl
HBsAg (Rapid) - Negatif
Anti-HCV (Rapid) - Negatif
Anti HAV Tidak ada reagen
D-Dimer 2,70
Fibrinogen No coagulation
- Radiologi
USG Abdomen
- Hepatomegaly
Foto Thorax AP
- Aspek bronchitis
- Efusi pleura dextra minimal
MSCT Whole Abdomen
- soft tissue mass sugestif benign dinding internal anterior abdomen suspek
desmoid tumor
- Hepatosplenomegaly dengan fatty liver
- Ascites dan efusi pleura bilateral
- Meteorismus
e) Diagnosis Kerja
- Pansitopenia e.c susp. Anemia aplastik
- Febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
- Acute liver failure belum dapat disingkirkan
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
f) Penatalaksanaan
1. Diet Hepar
2. IVFD Asering 20 tpm
3. Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
4. Maxiliv tab 2x1
5. Metilprednisolone 125mg/24j/iv
6. Ceftazidine 1gr/8j/iv
7. Domperidone 10mg 3x1
8. Leucogen 2x/minggu (1vial/sc)
9. Novalgin 1amp/8j/iv
10. Sucralfat 8mg 3x1c
11. Vit K 1 amp/24j/iv
12. Kenalog in orobase
g) Rencana Pemeriksaan
Fe, TIBC, kultur darah dan sensitivitas AB , aspirasi sumsum tulang
h) Rencana Monitoring
Bil.total, Bil.direk,GOT,GPT, darah rutin
i) Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien
- Komplikasi penyakit yang dialami oleh pasien
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
- Diet makanan yang dianjurkan
LEMBAR FOLLOW UP PASIEN
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi
09/6/2014
T : 110/70
N : 114 x/i
P : 24 x/i
S : 36.7 oC
BB : 53 kg
TB : 165 cm
S: Mual (+), muntah (-), demam (+)
tidak terus menerus. Nafsu
makan berkurang. Riw. Minum
alcohol (+) riwayat merokok (+)
BAB : belum pagi ini
BAK : lancar, warna seperti teh
O: SS/GC/CM
Kepala: anemis (+), ikterus (+),
sianosis (-)
Lidah: merah kecoklatan
Mulut: sariawan (+) perdarahan
gusi (+)
Telinga: Nyeri tekan di processus
mastoideus (+)
Thorax: BP: bronkovesikuler
BT: Rh -/- Wh -/-
Abdomen : cembung,MT (-) NT (-)
Ascites (-) hepar: hepatomegali (+)
pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi : keras, sudut
tumpul
Lien: tidak teraba
Anus dan rektum: Spinkter
mencekik, ampulla kurang, mukosa
licin, handschoen tidak ada darah.
Extremitas : Edema Pretibial -/-
Eritema palmaris (+)
Eritema diseluruh badan
- Diet Hepar
- IVFD Asering 20 tpm
- Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
- Maxiliv tab 2x1
- Sistenol 3x1 (bila suhu diatas
37 °C)
- Metilprednisolone
125mg/24j/iv
- Ceftazidine 1gr/8j/iv
- Lactulosa 8mg 3x1c
- Domperidone 10mg 3x1
- Clinimix + evelip 1 bag/hari
-IgM anti HAV, D-Dimer,
Fibrinogen
- USG abdomen, VCT
- GOT,GPT,PT,APTT
-ADT, kultur darah dan
sensitivitas AB
- sputum BTA 3x gram jamur
-balance cairan
A:
-Pansitopenia e.c susp. Anemia
aplastik + febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
-Acute liver failure belum dapat
disingkirkan
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
10/6/2014
T : 110/70
N : 84
P : 20
S : 36,6
BB : 53 kg
TB : 165 cm
S: Mual (+), muntah (-), demam (+)
tidak terus menerus. Nafsu
makan berkurang. Riw. Minum
alcohol (+) riwayat merokok (+)
BAB : belum pagi ini
BAK : lancar, warna seperti teh
O: SS/GC/CM
Kepala: anemis (+), ikterus (+),
sianosis (-)
Lidah: merah kecoklatan
Mulut: sariawan (+) perdarahan
gusi (+)
Telinga: Nyeri tekan di processus
mastoideus (+)
Thorax: BP: bronkovesikuler
BT: Rh -/- Wh -/-
Abdomen : cembung,MT (-) NT (-)
Ascites (-) hepar: hepatomegali (+)
pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi : keras, sudut
tumpul
- Diet Hepar
- IVFD Asering 20 tpm
- Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
- Maxiliv tab 2x1
- Sistenol 3x1 (bila suhu diatas
37 °C)
- Metilprednisolone
125mg/24j/iv
- Ceftazidine 1gr/8j/iv
- Lactulosa 8mg 3x1c
- Domperidone 10mg 3x1
- Leucogen 2x/minggu
- Novalgin 1amp/8j/iv
Usul:
Vit K
Transfusi FFP
Transfusi trombosit
Lien: tidak teraba
Anus dan rektum: Spinkter
mencekik, ampulla kurang, mukosa
licin,handschoen tidak ada darah.
Extremitas : Edema Pretibial -/-
Eritema palmaris (+)
Eritema diseluruh badan
Balance cairan:
I: 1500
O: 600+500=1100
-400
A:
-Pansitopenia e.c susp. Anemia
aplastik + febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
- Acute liver failure belum dapat
disingkirkan
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
11/06/2014
T : 100/70
N : 84 x/i
P : 21x/i
S : 36.5 oC
BB : 53 kg
TB : 165 cm
S: Mual (+), muntah (-), demam (+)
tidak terus menerus. Nafsu
makan berkurang. Riw. Minum
alcohol (+) riwayat merokok (+)
BAB : belum pagi ini
BAK : lancar, warna seperti teh
O: SS/GC/CM
Kepala: anemis (+), ikterus (+),
sianosis (-)
- Diet Hepar
- IVFD Asering 20 tpm
- Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
- Maxiliv tab 2x1
- Metilprednisolone
125mg/24j/iv
- Ceftazidine 1gr/8j/iv
- Domperidone 10mg 3x1
- Leucogen 2x/minggu
Lidah: merah kecoklatan
Mulut: sariawan (+) perdarahan
gusi (+)
Telinga: Nyeri tekan di processus
mastoideus (+)
Thorax: BP: bronkovesikuler
BT: Rh -/- Wh -/-
Abdomen : cembung,MT (-) NT (-)
Ascites (-) hepar: hepatomegali (+)
pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi : keras, sudut
tumpul
Lien: tidak teraba
Anus dan rektum: Spnikter
mencekik, ampulla kurang, mukosa
licin, handschoen tidak ada darah.
Extremitas : Edema Pretibial -/-
Eritema palmaris (+)
Eritema diseluruh badan
Balance cairan:
I: 600+3000+500+400=4500
O: 1600
+2900
A:
-Pansitopenia e.c susp. Anemia
aplastik + febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
- Acute liver failure belum dapat
disingkirkan
(1vial/sc)
- Novalgin 1amp/8j/iv
- Sucralfat 8mg 3x1c
- Vit K 1 amp/24j/iv
- Kenalog in orobase
- Bil.total, Bil.direk,GOT,GPT.Fe,
TIBC
-IgM anti HAV, VCT
- Kultur darah dan sensitivitas AB
- Balance cairan
-Cek control DR,PT,APTT,D-
Dimer, Fibrinogen (Post transfuse
FFP)
Usul: konsul infeksi tropis
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
12/06/2014
T : 120/80
N : 84 x/i
P : 24x/i
S : 36.7 oC
BB : 53 kg
TB : 165 cm
S: Mual (+), muntah (-), demam (+)
1 kali tadi malam. Nafsu makan
berkurang. Riw. Minum alcohol
(+) riwayat merokok (+)
BAB : belum 1 hari terakhir
BAK : lancar, warna seperti teh
O: SS/GC/CM
Kepala: anemis (+), ikterus (+),
sianosis (-)
Lidah: merah kecoklatan
Mulut: sariawan (+) perdarahan
gusi (+)
Telinga: Nyeri tekan di processus
mastoideus (+)
Thorax: BP: bronkovesikuler
BT: Rh -/- Wh -/-
Abdomen : cembung,MT (-) NT (-)
Ascites (-) hepar: hepatomegali (+)
pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi : keras, sudut
tumpul
Lien: tidak teraba
Anus dan rektum: ampulla kurang,
mukosa licin,handschoen tidak ada
darah
Extremitas : Edema Pretibial -/-
Eritema palmaris (+)
Eritema diseluruh badan
Hasil Lab :
- Diet Hepar
- IVFD Asering 20 tpm
- Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
- Maxiliv tab 2x1
- Metilprednisolone
125mg/24j/iv
- Ceftazidine 1gr/8j/iv
- Domperidone 10mg 3x1
- Leucogen 2x/minggu
(1vial/sc)
- Novalgin 1amp/8j/iv
- Sucralfat 8mg 3x1c
- Vit K 1 amp/24j/iv
- Kenalog in orobase
D-Dimer : 2,70
INR : 1,25
PT : 15,2 ctrl 13,3
Fibrinogen: 52,7
DR :
WBC : 11,1 x 103/µl
RBC : 3,59 x 106/ µl
Hb : 10,8 g/dL (L)
HCT : 30,6 % (L)
PLT : 532 x 103/ µl
IgM anti HAV: tidak ada reagen
Skor DIC: 4
ADT: pancytopenia
Balance cairan:
I: 1700
O: 200+500
+1000
A:
-Pansitopenia e.c susp. Anemia
aplastik + febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
- Acute liver failure belum dapat
disingkirkan
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
13/06/2014 S: Mual (+), muntah (-), demam (-)
Nafsu makan berkurang. Riw.
- Diet Hepar
- IVFD Asering 20 tpm
T : 120/70
N : 84 x/i
P : 24x/i
S : 36.7 oC
BB : 53 kg
TB : 165 cm
Minum alcohol (+) riwayat
merokok (+)
BAB : belum 1 hari terakhir
BAK : lancar, warna seperti teh
O: SS/GC/CM
Kepala: anemis (+), ikterus (+),
sianosis (-)
Lidah: merah kecoklatan
Mulut: sariawan (+) perdarahan
gusi (+)
Telinga: Nyeri tekan di processus
mastoideus (+)
Thorax: BP: bronkovesikuler
BT: Rh -/- Wh -/-
Abdomen : cembung,MT (-) NT (-)
Ascites (-) hepar: hepatomegali (+)
pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi : keras, sudut
tumpul
Lien: tidak teraba
Anus dan rektum: Spinkter
mencekik, ampulla kurang, mukosa
licin,handschoen tidak ada darah
Extremitas : Edema Pretibial -/-
Eritema palmaris (+)
Eritema diseluruh badan
Balance cairan:
I: 1800
O: 200+500
+1100
- Lansoprazole tab 30mg 1-0-1
- Maxiliv tab 2x1
- Metilprednisolone
125mg/24j/iv
- Ceftazidine 1gr/8j/iv
- Domperidone 10mg 3x1
- Leucogen 2x/minggu
(1vial/sc)
- Novalgin 1amp/8j/iv
- Sucralfat 8mg 3x1c
- Vit K 1 amp/24j/iv
- Kenalog in orobase
A:
-Pansitopenia e.c susp. Anemia
aplastik + febril neutropenia
- DIC
- Selulitis orbita
- Peningkatan enzim transaminase
- Acute liver failure belum dapat
disingkirkan
- Dispepsia fungsional
- Hiponatremia
RESUME
Seorang pria berumur 31 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan bengkak pada
kelopak mata dialami sejak 3 bulan, bengkak dialami secara perlahan-lahan sampai
sekarang dan sempat dirawat di RSWS pada Maret 2014. Dirawat selama 1 bulan
dengan diagnosis selulitis orbita dari dokter spesialis mata. 1 bulan setelah keluar
dari rumah sakit, pasien mengeluh mata bengkak lagi tetapi bengkak tidak seperti
waktu bulan Maret 2014. Pasien juga mengeluh bengkak di bagian pipi dialami sejak
3 hari yang lalu, muncul secara tiba-tiba.
Demam ada sejak 1 minggu yang lalu, tidak terus menerus, membaik apabila diberi
obat penurun panas dan lebih sering pada malam hari. Pasien tidak mengeluhkan
batuk dan lendir. Pasien tidak mengeluhkan sakit kepala dan pusing.Pasien tidak
sesak napas. Pasien tidak mengeluhkan nyeri dada dan nyeri ulu hati. Pasien mual
terutama bila ada intake oral. Tidak ada muntah. Nafsu makan berkurang selama
pasien sakit, berat badan berkurang tetapi tidak ketahui sejak kapan. Ada gusi
berdarah sejak dirawat di rumah sakit. BAK: Kesan Lancar, warna seperti teh. BAB:
kesan lancar warna hitam kecoklatan. Tidak ada riwayat hipertensi.Tidak ada riwayat
DM. Riwayat diopname dengan keluhan bengkak pada kelopak mata. Riwayat
konsumsi obat OAT tidak pernah . Riwayat transfusi darah tidak pernah. Riwayat
minum alkohol ada. Riwayat merokok ada. Riwayat seks bebas tidak pernah.
Riwayat konsumsi narkoba tidak pernah. Riwayat Keluarga yang menderita penyakit
yang sama disangkal.
Tanda-tanda vital pada pasien adalah tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84
kali per menit, pernapasan 24 kali per menit, dan suhu 36.6 °C. Pada pemeriksaan
kepala didapatkan anemis dan ikterus . Pada pemeriksaan mulut didapatkan lidah
merah kecoklatan, sariawan ada dan perdarahan gusi. Pada pemeriksaan telinga
didapatkan nyeri tekan pada processus mastoideus. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan bentuk cembung, hepatomegali dengan pembesaran 3,1 cm dari arkus
costa, konsistensi keras, sudut tumpul. Pada pemeriksaan anus dan rektum: spinkter
mencekik, ampulla kurang, mukosa licin,handschoen tidak ada darah. Pada
ekstremitas didapatkan eritema Palmaris dan eritema pada seluruh badan. Hasil USG
Abdomen : kesan hepatomegaly. Pada pemeriksaan MSCT Whole Abdomen kesan
soft tissue mass sugestif benign dinding internal anterior abdomen suspek desmoid
tumor, hepatosplenomegaly dengan fatty liver, ascites dan efusi pleura bilateral,
meteorismus. Pada pemeriksaan foto thoraks kesan : aspek bronchitis, efusi pleura
dextra minimal. Pada pemeriksaan Laboratorium didapatkan peningkatan enzim hati,
serta pancytopenia. Dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium serta USG
Abdomen. Maka pasien ini sesuai dengan diagnosis Pancytopenia ec Anemia
Aplastik.
OBJEKTIF
j) Keadaan Umum: Kesadaran kompos mentis, keadaan sakit sedang, keadaan
gizi cukup. (Status Presens: SS/GC/CM)
DISKUSI STATUS
Secara keseluruhan pemberian terapi pasien pada laporan kasus masih mencakup
penatalaksanaan simptomatis saja, karena mengutamakan perbaikan masalah anemia
serta perbaikan kondisi umum pasien. Sedangkan permasalahan yang belum manjadi
perhatian adalah terapi definitif dari anemia aplastik.
Dalam problem oriented medical record pasien ini, tercantum 3 masalah yang harus
diterapi antara lain : 1). General weakness weakness due to anemia, 2). Leukopenia
3) Thrombocytopenia 4) hiponatremia 5) peningkatan enzim transaminase
General Weakness due to anemia diterapi dengan pemberian cairan parenteral
asering dengan 20 tetes tiap menit. Pemberian asering ditujukan untuk memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan asupan nutrisi tambahan.
Asering merupakan cairan isotonik dan memiliki tekanan osmotik yang mendekati
serum sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Transfusi Trombosit Concentrate diberikan terhadap pasien ini oleh karena kadar
trombosit dalam tubuh pasien 41x103 mikrolitre serta nampaknya gejala perdarahan.
Pemberian tranfusi trombosit konsentrat berulang dapat mengakibatkan terbentuknya
zat anti terhadap trombosit donor. Batasan dari literatur adalah trombosit yang
kurang dari 20.000 /mm3. Resiko perdarahan meningkat bila trombosit kurang dari
20.000/mm3.
Transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP) diberikan terhadap pasien ini oleh karena
kadar PT, aPTT dan INR yang memanjang. Indikasi transfusi Fresh Frozen Plasma
(FFP) adalah untuk mengatasi defisiensi protein yang membantu dalam proses
koagulasi dimana ia mengandungi protein dengan dua faktor koagulasi yang utama
iaitu factor V dan VII.
Leucogen diberikan terhadap pasien ini oleh karena kadar leukosit yang rendah iaitu
1,29 x103 mikrolitre. Leucogen adalah human granulocyte macrophage colony
stimulating factor yang diproduksi oleh bakteri E.coli melalui teknology DNA
rekombinan. Leucogen mengandungi 127 protein amino acid, non-glycosylated dan
memiliki berat molekular 14,5 kd. Indikasi pemberian leucogen adalah sebagai
profilaksis dan pengobatan lekopeni yang disebabkan oleh kemoterapi atau
radioterapi tumor, pengobatan kerusakan fungsi hematopoietik susmsum tulang dan
sindrom myelodiplastik (MDS), profilaksis untuk komplikasi lekopeni yaitu infeksi
dan mempercepat pembaikan neutropeni disebabkan oleh infeksi.
Diet hepar diberikan terhadap pasien ini oleh karena meningkatnya enzim
transaminase yang merupakan indikasi kerusakan atau necrosis hati. Penurunan
kadar albumin juga merupakan indikasi fungsi hati yang semakin menurun. Diet
yang direncanakan terhadap pasien ini adalah 1000 kkal, via oral berupa makanan
lunak/biasa sesuai toleransi, hepatosol 6 x 172,5 kkal, jus buah 100 liter. Kebutuhan
cairan +/- 2000 cc/ 24 jam. Supplemen yang diberikan berupa zink 200 mg 1x1,
untuk mendukung produksi eritrosit 3-4 kali pada sumsum tulang nomal dan stimulus
eritropoietin yang cukup. Tujuan terapinya selain untuk memperbaiki anemia, juga
menyediakan cadangan besi 0,5-1 gram. Untuk itu diperlukan pemberian suplemen
besi selama 6-12 bulan. Efek samping pemberian preparat besi oral berupa nyeri
perut, mual, muntah, dan konstipasi sehingga menyebabkan kurangnya compliance.
Pemberian Bcomplex 3x1 berguna dalam pembentukan sel darah merah. Asam folat
memiliki mekanisme partisipasi dalam sintesa DNA dan eritropoesis, meskipun
penggunaan vitamin ini tidak efekif secara tunggal pada kondisi anemia pernisiosa,
aplastik atau anemia normositik. Suplemen ini banyak digunakan pada anemia
megaloblastik oleh karena kekurangan asam folat, anemia yang bersumber dari
nutrisi, kehamilan, dan peningkatan serum homocysteine. Pyridoxine (vitamin B6)
adalah suplemen lainnya yang juga bermanfaat dalam memperbaiki kondisi anemia.
Kekurangan zat ini terbukti dapat menyebabkan anemia,confusion, depresi,
kecemasan, inflamasi mulut, bibir, dan lidah, meski sangat jarang namun dapat
mengakibatkan kejang. Defisiensi cyanocobalamin (vitamin B12) dapat
mengakibatkan anemia makrositik, kerusakan saraf, dan demensia. Cyanocobalamin
memiliki fungsi dalam fungsi dan reaksi fisiologis dalam tubuh. Pemakaian
kombinasi antara asam folat / cyanocobalamin (B12) / pyridoxine (B6) sebagai
suplemen nutrisi pada gagal ginjal stadium akhir, dialisis, hiperhomosisteinemia,
homosistinemia, sindrom malabsorbsi, dan defisiensi diet. Pasien juga diberikan
Pujimin 3x 2mg untuk koreksi hipoalbuminea. Albumin pada kapsul Pujimin dapat
memiliki kemampuan memperbaiki jaringan pada hati dengan cara regenerasi sel hati
dan empedu. Karena albumin tersebut memiliki kansungan asam amino esensial
lengkap dan mineral. Selain itu, dengan konsumsi albumin pada kapsul Pujimin juga
akan terhindar dari penumpukan lemak pada organ hati.
PROGNOSIS
Prognosis penyakit aplastik anemia dapat berupa:
1. Berakhir dengan remisi sempurna. Hal ini jarang terjadi kecuali bila iatrogenik
akibat kemoterapi atau radiasi. Remisi sempurna biasanya terjadi segera.
2. Meninggal dalam 1 tahun. Hal ini terjadi pada sebagian besar kasus.
3. Bertahan hidup selama 20 tahun atau lebih. Membaik dan bertahan hidup lama
namun kebanyakan kasus mengalami remisi tidak sempurna.
Jadi pada anemia aplastik telah dibuat cara pengelompokan lain untuk membedakan
antara anemia aplastik berat dengan prognosis buruk dengan anemia aplastik lebih
ringan dengan prognosis yang lebih baik.
Perjalanan penyakit pada anemia aplastik yang berat akan berakhir dengan kerusakan
yang semakin memburuk dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Persediaan
pertama terhadap sel darah merah dan kemudian dilakukan transfusi platelet serta
pemberian antibiotik yang efektif merupakan antara langkah yang dapat memberikan
keuntungan, namun demikian hanya sedikit saja dari penderita yang menunjukan
perbaikan yang spontan.Prognosis dapat ditentukan terutama dengan melihat hitung
darah. Penyakit yang berat dibuktikan dengan adanya 2-3 parameter tersebut.
Antaranya adalah hitung neutrofil absolut 500/uL, hitung platelet 20,000/uL, dan
hitung retikulosit yang telah dikoreksi 1% (atau hitung retikulosit absolut
60,000/uL). Nilai survival pada pasien yang memenuhi kriteria tersebut di atas
adalah sebanyak 20% dalam jangka waktu 1 tahun setelah terdiagnosa dan dengan
hanya mendapat terapi suportif. Pada pasien dengan penyakit yang sangat berat yang
ditandai dengan nilai neutrofil absolut sebanyak 200/uL memberikan prognosis yang
jauh lebih buruk. Namun demikian, dengan terapi yang efektif angka harapan hidup
menjadi lebih baik.
Pada pemeriksaan darah pasien ini ditemukan jumlah neutrofil absolut
950/uL,trombosit 72.000/mm3, dan retikulosit 4 promil. Hal ini menunjukkan pasien
belum memenuhi kriteria anemia aplastik derajat berat. Namun demikian respon
terapi pasien kurang baik (refrakter) dan memerlukan transfusi darah berulang
sehingga prognosisnya dubia.
RINGKASAN
Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang disebabkan oleh
kegagalan produksi di sumsum tulang sehingga mengakibatkan penurunan
komponen selular pada darah tepi yaitu berupa keadaan pansitopenia (kekurangan
jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit).
Anemia aplastik merupakan penyakit yang jarang ditemukan. Insidensinya
bervariasi di seluruh dunia yaitu berkisar antara 2 sampai 6 kasus persejuta penduduk
pertahun. Frekuensi tertinggi insidensi anemia aplastik adalah pada usia muda.
Anemia aplastik dapat disebabkan oleh bahan kimia, obat-obatan, virus, dan
terkait dengan penyakit-penyakit yang lain. Anemia aplastik juga ada yang
ditururunkan seperti anemia Fanconi. Akan tetapi, kebanyakan kasus anemia aplastik
merupakan idiopatik.
Tanda dan gejala klinis anemia aplastik merupakan manifestasi dari
pansitopenia yang terjadi. Hipoplasia eritropoietik akan menimbulkan gejala-gejala
anemia antara lain lemah, dyspnoe d’effort, palpitasi cordis, takikardi, pucat dan lain-
lain. Pengurangan elemen lekopoisis (granulositopenia) menyebabkan penderita
menjadi peka terhadap infeksi sehingga mengakibatkan keluhan dan gejala infeksi
baik bersifat lokal maupun bersifat sistemik. Trombositopenia dapat mengakibatkan
pendarahan di kulit, selaput lendir atau pendarahan di organ-organ. Gejala yang
paling menonjol tergantung dari sel mana yang mengalami depresi paling berat.
Pansitopenia perifer adalah kelainan hematologis yang utama untuk anemia
aplastik. Anemia bersifat normokrom normositer dan tidak disertai tanda-tanda
regenerasi. Leukopenia berupa grnaulositopenia. Trombosit kuantitas berkurang
sedang secara kualitatif normal. Sumsum tulang akan mengandung banyak sel lemak
dan menganduk sedikit sekali sel-sel hemopoisis. Tidak terlihat penambahan sel
primitif.
Anemia aplastik bukan berat memiliki sumsum tulang yang hiposelular dan
dua dari tiga kriteria (netrofil < 1,5x109/l, trombosit < 100x109/l, hemoglobin <10
g/dl). Anemia aplastik berat memiliki seluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50%
dengan <30% sel hematopoietik residu, dan dua dari tiga kriteria (netrofil <
0,5x109/l, trombosit <20x109 /l, retikulosit < 20x109 /l). Anemia aplastik sangat berat
sama seperti anemia aplastik berat kecuali netrofil <0,2x109/l.
Pengobatan anemia aplastik dapat bersifat suportif yaitu dengan transfusi
PRC dan trombosit. Penggunaan obat-obat atau agen kimia yang diduga menjadi
penyebab anemia aplastik harus dihentikan. Pemberian antibiotik bila terjadi infeksi
juga harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum pasien. Terapi standar
untuk anemia aplastik meliputi terapi imunosupresif atau transplantasi sumsum
tulang. Pasien yang lebih muda umumnya mentoleransi transplantasi sumsum tulang
lebih baik dan sedikit mengalamai GVHD (Graft Versus Host Disease). Pasien yang
lebih tua dan yang mempunyai komorbiditas biasanya ditawarkan terapi
imunosupresif.
Prognosis dipengaruhi banyak hal, antara lain derajat anemia aplastik, usia
pasien, ada tidaknya donor dengan HLA yang cocok untuk transplantasi sumsum
tulang allogenik serta apakah pasien telah mendapatkan terapi imunosupresif
sebelum tranplantasi sumsum tulang.
Penatalaksanaan pada pasien ini, masih sejauh penatalaksanaan perbaikan
keadaan umum dan penatalaksanaan kegawatan anemia yang terjadi serta mencegah
terjadinya perdarahan, yaitu dengan pemberian tranfusi FFP dan trombosit.
Kegawatan leukopeni juga dicegah dengan pemberian leucogen. Terapi spesifik
dengan imunosupresan dan terapi transplantasi sum – sum tulang tidak dilakukan.
Prognosis pada pasien ini dubia karena anemia aplastik pada pasien ini belum
memenuhi kriteria derajat berat, dan respon terapi pasien baik setelah diberikan
transfusi berulang.
Daftar pustaka:
1. Kasper,Braunwald, Fauci,Hauser,Longo,Jameson, Cirrhosis Hepatitis,
Harrison’s Manual Of Medicine,16th edition,2005
2. Kasper,Braunwald, Fauci,Hauser,Longo,Jameson, Cirrhosis Hepatitis and
Treatment, Harrison;s Principles of Internal Medicine, 16th edition,2005
3. Finlayson, Sanders, Crash course Internal Medicine,Primary Biliary
Cirrhosis 3rd edition,2007
4. Elaine N. Marieb, Katja Hoehn,Human Anatomy and Physiology, 7th
edition, 2007,page 914
5. Mark, Robert, Thomas, Justin, Michael, Ascites, The Merck Manual, 18th
edition, Volume 1,2006 page 188
6. Stephen J. Mcphee, Maxine A. Papadakis,Hepatology, Current Medical
Diagnosis and Treatment,2008
7. Mark, Robert, Thomas, Justin, Michael, Fibrosis and Cirrhosis, The
Merck Manual, 18th edition, Volume 1,2006 page 214
8. Mark, Robert, Thomas, Justin, Michael, Portal systemic Encephalopathy,
The Merck Manual, 18th edition, Volume 1,2006 page 197