Makalah Fix (1)

36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hitung jenis leukosit (HJL) atau differential cell count merupakan bagian dari tes darah lengkap ( full blood count ), terdiri dari lima macam leukosit, yaitu: netrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hitung jenis leukosit dinyatakan dalam persen atau /mmk (jumlahabsolut). Untuk mendapatkan jumlah absolute dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. 1

description

Makalah Fix (1)

Transcript of Makalah Fix (1)

Page 1: Makalah Fix (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hitung jenis leukosit (HJL) atau  differential cell count  merupakan bagian

dari tes darah lengkap (full blood count), terdiri dari lima macam leukosit, yaitu:

netrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hitung jenis leukosit dinyatakan

dalam persen atau /mmk (jumlahabsolut). Untuk mendapatkan jumlah absolute dari

masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).

Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses

penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi.

1

Page 2: Makalah Fix (1)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Darah

Darah, diproduksi dalam sumsum tulang dari sel yang disebut pluripotential

stem cell (PSC). Rata-rata orang dewasa memiliki 5,5 liter darah. Darah terdiri dari 2

komponen yaitu plasma dan sel darah, dengan komposisi 55% darah merupakan

plasma darah dan sisanya 45% adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 3

komponen, yaitu: protein, air dan waste product. Sel darah juga terdiri dari 3

komponen, yaitu: sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

Gambar 1. Sel-sel darah

Pada kondisi normal, hanya sel-sel matang yang ditemukan dalam sirkulasi.

Perubahan dalam produksi dan fungsi dari sel-sel darah menyediakan informasi untuk

pertimbangan diagnosis, prognosis, respon terhadap terapi yang diberikan dan

penyembuhan pasien. Perhitungan darah lengkap dilakukan untuk mendapatkan

gambaran perubahan yang dimaksud.

B. Hematopoiesis

Normalnya proses hematopoiesis bergantung pada interaksi komplek dari

beberapa tipe sel, terutama sel induk hematopoiesis (stem cell) dan progenitor sel,

serta sel mikroenvironment pada sumsum tulang yaitu sel stroma. Hematopoiesis

2

Page 3: Makalah Fix (1)

bermula dari suatu sel induk pluripoten bersama yang menyebabkan timbulnya

berbagai jalur sel yang terpisah. Fenotip sel induk manusia yang tepat belum

diketahui, tapi pada uji imunologik sel tersebut adalah CD34+ dan CD38-.

Diferensiasi sel terjadi dari sel induk menjadi jalur eritroid, granulositik, dan

jalur lain melalui progenitor hemopoietik terikat yang terbatas perkembangannya.

Salah satu contohnya adalah prekusor mieloid campuran yang terdeteksi paling dini,

dimana menyebabkan timbulnya granuloist, erutrosit, monosit, dan megakariosit.

Progenitor ini dinamakan CFU (colony-forming unit). Sumsum tulang juga

merupakan tempat asal utama limfosit dan terdapat bukti adanya sel prekusor sistem

mieloid dan limfoid.

Selama proses hematopoiesis, stroma sumsum tulang membentuk lingkungan

yang sesuai untuk proliferisasi dan diferensiasi sel induk. Sumsum tulang tersusun

atas sel stroma dan jaringan mikrovaskular. Sel stroma meliputi sel lemak (adiposit),

fibroblas, sel retikulum, sel endotel, dan makrofag.. Sel-sel tersebut mensekresi

molekul ekstraselular seperti kolagen, glikoprotein (fibronektin dan trombospondin),

serta glikosaminoglikan ( asam hialuronat dan dan derivat kondroitin) untuki

membentuk suatu matriks ekstraselular. Selain itu, sel stroma mensekresi beberapa

faktor pertumbuhan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel induk

Gambar 1. Proses hematopoiesis

C. Leukosit

3

Page 4: Makalah Fix (1)

Leukosit (sel darah putih) bermigrasi ke jaringan tempat leukosit menjadi

fungsional dan melakukan berbagai aktivitas. Sesuai jenis granul dalam sitoplasma

dan bentuk intinya, leukosit terbagi menjadi dua kelompok: granulosit

polimorfonuklear dan agranulosit mononuklear. Granulosit dan agranulosit berbentuk

sferis saat kedua sel tersebut berada dalam plasma darah, tetapi menjadi ameboid

setelah keluar dari pembuluh darah dan memasuki jaringan. Perkiraan ukuran kedua

sel tersebut mengacu pada pengamatamya disediaan apus darah, yaitu sel-sel tersebut

tampak lebih besar dan tersebar dibandingkan keadaannya di dalam darah.

Di dalam darah terdapat lima jenis leukosit yang berbeda yaitu neutrofil,

eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Kelima jenis leukosit masuk ke dalam dua

kategori utama, bergantung pada gambaran nukleus dan ada tidaknya granula di

dalam sitoplasmanya jika dilihat di bawah mikroskop. Neutrofil, eosinofil, dan basofil

dikategorikan sebagai granulosit ("sel yang mengandung granula") polimorfonukleus

("bentuk inti beragam"). Nukleus sel-sel ini tersegmentasi menjadi beberapa lobus

dengan bentuk bervariasi, dan sitoplasmanya mengandung banyak granula yang

terbungkus membran. Ketiga jenis granulosit dibedakan berdasarkan afinitas

granulanya terhadap zat warna. Eosinofil memiliki afinitas terhadap pewarna merah

eosin, basofil cenderung menyerap pewarna biru basa, dan neutrofil bersifat netral,

tidak menunjukkan preferensi warna. Monosit dan limfosit dikenal sebagai

agranulosit ("sel yang tidak memiliki granula") mononukleus ("satu inti"). Keduanya

memiliki satu nukleus besar yang tidak terbagi-bagi dan sedikit granula. Monosit

lebih besar daripada limfosit dan memiliki nukleus berbentuk oval atau seperti ginjal.

Limfosit adalah leukosit yang paling kecil, biasanya memiliki nukleus bulat besar

yang menempati sebagian besar sel.

Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 juta hingga 10 juta

per mililiter darah, dengan rerata 7 juta sel/ml, yang dinyatakan sebagai hitung sel

darah putih rerata 7000/mm3. Leukosit merupakan sel darah yang paling sedikit

jumlahnya (sekitar I sel darah putih untuk setiap 700 sel darah merah), bukan karena

yang diproduksi lebih sedikit tetapi karena sel-sel ini hanya transit di darah. Dalam

keadaan normal, sekitar dua pertiga leukosit dalam darah adalah granulosit, terutama

neutrofil, sementara sepertiga adalah agranulosit, terutama limfosit. Namun, jumlah

total sel darah putih dan persentase masing-masing tipe dapat sangat bervariasi untuk

memenuhi kebutuhan pertahanan yang terus berubah.

4

Page 5: Makalah Fix (1)

D. Sintesis Jenias Leukosit dan Jenis-Jenis Leukosit

Sintesis leukosit di sumsum tulang merupakan salah satu bagian dari proses

hematopoiesis pada manusia. Sintesis leukosit dibagi menjadi dua kelompok besar

yaitu fagosit dan imunosit. Fagosit meliputi sintesis sel-sel granulosit (leukosit dengan

sitoplasma bergranula), yaitu basofil, eosinofil, dan netrofil serta sel agranulosit

(leukosit dengan sitoplasma tidak bergranula) yaitu monosit. Sementara itu, imunosit

akan mensintesis limfosit yang merupakan jenis leukosit agranular.

1. Granulopoiesis

Granulosit dan monosit dalam darah dibentuk dalam sumsum tulang dari

suatu prekusor yang sama, yaitu Colony Forming Unit (CFU)- Granulosit Eritroid,

Monosit, dan Megakariosit (GEMM). Sel prekusor ini merupakan mieloid

campuran yang berasal dari sel induk pluripoten. Sel-sel granulosit setelah keluar

dari sumsum tulang dan masuk ke peredaran darah biasanya berada dalam

peredaran darah selama 8 jam dan 4-5 hari pada jaringan yang membutuhkan,

misalnya jaringan yang megalami peradangan.

Granulopoiesis meliputi enam tahapan, mulai dari mieloblas di sumsum

tulang sampai tahapan segmen yang berada di darah tepi. Tahapan sintesis sel

granulopoiesis dimulai dari mieloblas, promielosit, mielosit, metamielosit,

staf/batang, dan segmen. Tahapan ini berlaku bagi semua seri, baik basofil,

eosinofil, dan netrofil.

a. Mieloblas

Merupakan tahapan paling awal dari granulopoiesis. Mieloblas

merupakan sel muda dengan ukuran yang besar dan hanya terdapat di dalam

sumsum tulang saja pada kondisi normal. Ciri-ciri mieloblas adalah sebagai

berikut ; Ukuran sel: 15 - 25 mm, bentuk sel: oval, kadang-kadang bulat.

Warna sitoplasma: biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo

dengan halo perinuklear melebar. Granularitas: sitoplasma nongranular atau

sedikit granula azurofilik atau tanpa granula azzurofilik. Bentuk inti: biasanya

oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat. Tipe kromatin: halus, dengan

tampilan reticular, nukleolus: tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4;

lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi .

Keberadaan di darah tepi tidak ada, keberadaan di sumsum tulang: < 5% .

5

Page 6: Makalah Fix (1)

b. Promielosit

Promielosit masih merupakan sel muda dan hanya berada di sumsum

tulang saja. Sel ini sudah dapat dibedakan serinya dengan melihat warna

sitoplasma dan ukuran granula. Promielosit memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;

ukuran sel 15 - 30 mm, bentuk sel oval atau bulat, warna sitoplasma biru

muda, dengan halo jelas, granularitas pekat, azurofilik banyak. Bentuk inti

oval, tipe kromatin awal kondensasi, nucleolus tampak ukuran sedang atau

besar ,lebih terang, kromatin, 1-2, kadang-kadang tak terlihat. Ratio

inti/sitoplasma tinggi.. Keberadaan di peredaran darah tidak ada,

sementara di sumsum tulang: < 5 % (netrofil), < 1% (eosinofil), < 1%

(basofil).4

c. Mielosit

Sama seperti mieloblas dan promielosit, mielosit masih merupakan

stadium muda dari leukosit agranular dan normalnya hanya ditemukan di

sumsum tulang saja. Ciri-ciri mielosit adalah sebagai berikut ; Ukuran sel 15 -

25 mm, bentuk sel oval, kadang-kadang bulat, warna sitoplasma biru, tanpa

halo perinuklear jelas atau dengan halo perinuklear melebar. Sitoplasma

nongranular atau sedikit granula azurofilik, bentuk inti biasanya oval,

kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat. Tipe kromatin halus, dengan

tampilan reticular, nucleolus tampak, ukuran sedang atau besar 1 sampai 4;

lebih terang dari kromatin. Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan di

darah tidak ada, sementara di sumsum tulang sumsum tulang: < 5% .

d. Metamielosit

Metamielosit juga masih merupakan stadium muda dari sel granulosit,

sama seperti mielosit. Metamielsoit sudah dapat dibedakan jenisnya dengan

melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Metamielosit normalnya hanya

berada pada sumsum tulang saja. Ciri-ciri metamielosit adalah sebagai

berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm, bentuk sel: oval atau bulat, warna

sitoplasma pink, granula sedikit azurofilik dan neutrofilik, berbeda dalam

jumlah. Bentuk inti lonjong, semicircular, tipe kromatin padat , nucleolus

tidak terlihat. Rasio inti/sitoplasma sedang. Keberadaan darah tidak ada,

sementara di sumsum tulang: 10 - 25 %

e. Staf/ Batang

6

Page 7: Makalah Fix (1)

Staf/ batang juga masih merupakan stadium muda sel granulosit,

banyak ditemukan di sumsum tulang, tapi juga sudah ditemukan dalam jumlah

sedikit di dalam peredaran darah (<5%). Staf memiliki ukuran sel yang lebih

kecil dari stadium muda sebelumya dan dapat dibedakan dengan lebih jelas

jenisnya dengan melihat warna sitoplasma dan ukuran granula. Ciri-ciri staf

adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm, bentuk sel oval atau bulat,

warna sitoplasma sesuai dengan jenis granulosit (basofil : biru, eosinofil :

merah, netrofil : jernih atau pink), granularitas sedikit azurofilik. Bentuk

inti: lonjong, semicircular, tipe kromatin padat, nucleolus tidak terlihat.

Rasio inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah. Keberadaan di peredaran

darah < 5% , sementara di sumsum tulang: 5 - 20 % (netrofil) , < 2 %

(eosinofil).4

Gambar 2. Leukosit stadium batang dari seri a. Basofil b. Netrofil c.Eosinofil

f. Segmen

Segmen merupakan stadium dewasa/matur dari sel granulosit, dan

lebih banyak ditemukan dalam peredaran darah dibanding pada sumsum

tulang. Segmen dapat dibedakan dengan jelas dengan melihat warna

sitoplasma dan ukuran granula. Segmen netrofil memiliki sitoplasma berwarna

jernih atau agak pink dengan granula kecil dan halus, segmen basofil memiliki

sitoplasma berwarna biru dengan granula berukuran besar dan kasar, menutupi

inti sel, sedangkan eosinofil memiliki sitoplasma berwarna merah dengan

granula besar-besar yang tidak menutup inti. Segmen dibedakan dari staf

dengan melihat bentuk inti yang lebih kecil, dimana diameter inti kurang dari

1/3 ukuran sel, sedangkan pada batang, diameter inti kurang lebih sepertiga

ukuran sel. Sel ini normalnya ditemukan di peredaran darah dengan presentase

7

Page 8: Makalah Fix (1)

40-70% (netrofil), 2-4% (eosinofil), dan <1 % (basofil). Presentase di sumsum

tulang lebih sedikit.

Ciri-ciri segmen adalah sebagai berikut ; ukuran sel: 14 - 20 mm

bentuk sel oval atau bulat. Bentuk inti berlobus (normal kurang dari 5

lobus), tipe kromatin padat, rasio inti/sitoplasma rendah atau sangat rendah,,

nukleolus tak terlihat.4

Gambar 3. Leukosit stadium segmen dari seri a. Basofil b. Netrofil c.Eosinofil

2. Monopoiesis

Monopoiesis hamper sama dengan granulopoiesis, yaitu melalui tahapai-

tahapan dari sel muda di sumsum tulang hingga menjadi sel dewasa di peredaran

darah. Sintesis dimulai dari Monoblas, promonosit, dan monosit. 5

a. Monoblas

Monoblas merupakan stadium paling awal dari monopoiesis. Sel ini

merupakan sel muda yang berukuran besar. Ciri-ciri monoblas adalah sebagai

berikut ; ukuran 15 - 25 mm, bentuk oval, kadang-kadang bulat, warna

sitoplasma biru, biasanya muda, tanpa granul, atau sedikit granul halus

azurofilik. Bentuk inti oval, bulat, kadang-kadang tidak teratur, tipe

kromatin kromatin kasar atau berkelompok, nucleolus tampak, ukuran

sedang atau besar, lebih terang dari kromatin, jumlah 1 sampai 3. Rasio

inti/sitoplasma tinggi /sangat tinggi. Sel ini normalnya hanya ditemukan di

sumsum tulang saja dengan presentase < 1%, di peredaran darah tidak ada.5

b. Promonosit

Promonosit merupakan stadium muda dari monosit, sel ini masih

berukuran besar karena merupakan sel muda. Ciri-ciri promonosit adalah

sebagai berikut ; Ukuran 15 - 25 mm, bentuk oval, kadang-kadang bulat,

8

Page 9: Makalah Fix (1)

warna sitoplasma terang, biru kelabu, tanpa granul, atau sedikit granul halus

azurofilik Bentuk inti biasa tidak teratur, tipe kromatin kasar atau

berkelompok . Nukleolus hampir tak tampak, ukuran sedang atau besar; lebih

terang dari kromatin, 1 sampai 3. Rasio inti/sitoplasma sedang Distribusi di

peredaran darah tidak ada, di sumsum tulang: < 1 % .5

c. Monosit

Monosit merupakan stadium akhir dari monopoiesis, sel ini

merupakan sel dewasa/matur yang normalnya lebih banyak berada pada

peredaran darah. Monosit merupakan leukosit yang memiliki ukuran paling

besar dengan bentuk tidak beraturan. Dalam peredaran darah, monosit

memiliki waktu transit yang lebih singkat, yaitu 10-20 jam, sebelum

menembus membrane kapiler menuju jaringan. Sel monosit di jaringan jika

teraktivasi akan membengkak dan ukuranya menjadi lebih besar menjadi

makrofag jaringan. Makrofag dapat bertahan kurang lebih satu bulan dan

didestruksi jika melakukan fungsi fagosit. Ciri-ciri monosit adalah sebagai

berikut ; ukuran 15 - 25 mm, bentuk bulat, oval atau tidak teratur, warna

sitoplasma abu-abu biru, granula tidak ada atau sedikit granul azurofilik

halus. Bentuk inti biasanya tidak teratur, tipe kromatin kromatin kasar,

berkelompok, nucleolus tidak terlihat. Rasio inti/sitoplasma sedang. Distribusi

di peredaran darah: 1-6 %, di sumsum tulang: < 2 % .

Gambar 4. Monosit pada peredaran darah, Monosit khas dengan sitoplasma biru

lembayung, mengandung vakuola dan bentuk nukleus sangat tidak teratur

3. Limfopoiesis

Limfopoiesis sedikit berbeda dengan granulopoiesis dan monopoiesis,

karena tidak berasal dari CFU-GEMM, melainkan dari Limfoid Stem Cell (LSC)

yang sama-sama berasal dari sel progenitor yang sama. Pada awal kehidupan

9

Page 10: Makalah Fix (1)

pascanatal, sumsum tulang dan timus adalah organ limfoid primer tempat

berkembangnya limfosit. Organ limfoid sekunder tempat pembentukan respon

imun spesifik adalah kelenjar getah bening, limpa, dan jaringan limfoid salaurn

cerna dan pernapasan. Hoffbrand. Limfosit sangat berperan sebagai salah satu

system imuntas tubuh. Respon imun bergantung pada dua jenis limfosit, yaitu sel

B dan Sel T. Sel B bersifat humoral, berasal dari sel induk sumsum tulang. Sel ini

jika teraktivasi akan menjadi sel plasma, kemudian menghasilkan

immunoglobulin yang merupakan protein heterogen.

Sementara itu, sel T yang awalnya diproduksi oleh sumsum tulang akan

bermigrasi ke kelenjar timus untuk berdiferensiasi menjadi sel T matur. Sel T

merupakan system imun sellular yang memiliki dua jenis, yaitu T-helper (CD4+)

dan T- sitolitik (CD8+). Tahapan sintesis limfosit di sumsum tulang dimulai dari

Limoblas, prolimfosit, dan limfosit.

a. Limfoblas

Limfoblas merupakan stadium paling awal dari limfopoiesis, sel ini

merupakan sel muda dengan ukuran yang besar. Normalnya sel ini hanya

ditemukan di sumsum tulang saja. Ciri-ciri limfoblas adalah sebagai berikut ;

ukuran 12 - 18 mm, bentuk bulat, kadang-kadang oval, warna sitoplasma

biru, biasanya gelap, lebih gelap dari promieloblas, granularitas tidak ada.

Bentuk inti bulat, tipe kromatin homogen,, nucleolus terlihat, ukuran kecil

atau sedang,lebih terang daripada kromatin, jumlah 1sampai 2. Rasio

inti/sitoplasma tinggi. Distribusi dalam darah tidak ada, di sumsum

tulang: < 1 % .

b. Prolimfosit

Prolimfosit juga masih merupakan stadium muda dari limfosit,

normalnya hanya terdapat pada sumsus tulang saja. Ciri-ciri prolimfosit

adalah sebagai berikut ; ukuran 12 - 18 mm, bentuk oval, kadang-kadang

bulat, warna sitoplasma biru gelap, tanpa granul, Bentuk inti biasa tidak

teratur, tipe kromatin kasar atau berkelompok . Nukleolus hampir tak

tampak, ukuran sedang atau besar; lebih terang dari kromatin, 1 sampai 2.

Rasio inti/sitoplasma tinggi Distribusi di peredaran darah tidak ada, di

sumsum tulang: < 1 % .

c. Limfosit

10

Page 11: Makalah Fix (1)

Limfosit merupakan sel matur yang normalnya berada di peredaran

darah dan keberadaan di sumsum tulang lebih sedikit. Limfosit memiliki ciri

khas yaitu ukuran sama/hampir sama dengan eritrosit normositik, berbentuk

bulat, dan berwarna ungu intinya. Ciri-ciri limfosit adalah sebagai berikut ;

ukuran 10 - 15 mm, bentuk bulat, kadang-kadang oval, warna sitoplasma

biru, granularitas tidak ada. Bentuk inti bulat atau agak oval, tipe

kromatin homogen, padat, nukleolus tidak terlihat, kadang-kadang hampir

tidak terlihat , satu nukleolus kecil. Rasio inti/sitoplasma tinggi atau sangat

tinggi .Distribusi darah 20 - 40 %  sumsum tulang 5 - 20 % .

Gambar 5. Limoosit pada peredaran darah (ungu), di sekitarnya terdapat

eritrosit (merah), dan trombosit (ungu kecil)

4. Fungsi Leukosit

Basofil

Basofil merupakan tipe sel darah putih yang

paling sedikit jumlahnya. Basofil dihubungkan dengan

reaksi alergi sistemik karena aktivitas pelepasan

histamin. Basofil adalah leukosit yang paling sedikit

dan paling kurang dipahami. Sel ini secara struktur dan

fungsi cukup mirip dengan sel mast, yang tidak pernah

beredar dalam darah tetapi tersebar di jaringan ikat di

seluruh tubuh. Para ilmuwan dahulu percaya bahwa basofil berubah menjadi sel

mast dengan bermigrasi dari sistem sirkulasi, tetapi para peneliti telah

membuktikan bahwa basofil berasal dari sumsum tulang sementara sel mast

berasal dari sel prekursor di jaringan ikat. Baik basofil maupun sel mast

11

Page 12: Makalah Fix (1)

mensintesis dan menyimpan histamin dan heparin, yaitu bahan kimia poten yang

dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai. Pelepasan histamin

penting dalam reaksi alergik, sedangkan heparin mempercepat pembersihan

partikel lemak dari darah setelah kita makan makanan berlemak. Heparin juga

dapat mencegah pembekuan (koagulasi) sampel darah yang diambil untuk analisis

klinis dan digunakan secara luas sebagai obat antikoagulan, tetapi masih

diperdebatkan apakah heparin berperan secara fisiologis dalam mencegah

pembekuan.

Setelah dibebaskan ke dalam darah dari sumsum tulang, granulosit

biasanya tetap berada di dalam darah selama kurang dari sehari sebelum

meninggalkan pembuluh darah untuk masuk ke jaringan, tempat sel-sel ini

bertahan hidup tiga sampai empat hari lagi kecuali jika mereka mati lebih dulu

akibat menjalankan tugas.

Eosinofil

Fungsi eosinofil adalah untuk memakan dan

membunuh parasit multiseluler. Eosinofil juga berperan pada

proses detoxifying kompleks imun yang terbentuk pada reaksi

alergi. Eosinofil adalah spesialis jenis lain. Peningkatan

eosinofil dalam darah (eosinofilia) berkaitan dengan keadaan

alergik (misalnya asma dan hay feuer) dan dengan infestasi parasit internal

(misalnya cacing). Eosinofil jelas tidak dapat menelan parasit cacing yang

ukurannya jauh lebih besar, tetapi sel ini melekat ke cacing dan mengeluarkan

bahan-bahan yang mematikannya.

Neutrofil

Neutrofil dibagi menjadi 2, yaitu neutrofil

bands dan segmented. Neutrofil segemented adalah

sel neutrofil yang telah matang (mature) yang disebut

juga dengan polymorphonuclear (PMN). Sedangkan

neutrofil bands adalah sel neutrofil yang belum

matang (immature) dan disebut juga dengan stabs.

Neutrofil adalah spesialis fagositik. Selain itu, para ilmuwan baru-baru ini

12

Page 13: Makalah Fix (1)

menemukan bahwa neutrofil mengeluarkan suatu jaringan serat ekstrasel yang

dinamai neutrophilextracellular traps (NET). Serat-serat ini mengandung bahan

kimia pemusnah bakteri, memungkinkan NET menjerat lalu menghancurkan

bakteri di luar sel. Karena itu, neutrofil dapat mematikan bakteri baik secara

intrasel dengan fagositosis maupun ekstrasel dengan NET yang dikeluarkannya.

Neutrofil hampir selalu merupakan pertahanan pertama pada invasi bakteri dan,

karena itu, sangat penting dalam respons peradangan. Selain itu, sel ini melakukan

pembersihan debris.

Limfosit

Merupakan tipe sel darah putih terbanyak setelah neutrofil dan

dihubungkan dengan respon imun spesifik. Limfosit membentuk pertahanan imun

terhadap sasaran-sasaran yang limfosit tersebut telah terprogram secara spesifik.

Terdapat dua jenis limfosit, limfosit B dan limfosit T (sel B dan T). Limfosit B

menghasilkan antibodi, yang beredar dalam darah dan bertanggung jawab dalam

imunitas humoral, atau yang diperantarai oleh antibodi. Suatu antibodi berikatan

dengan benda asing spesifik, misalnya bakteri (yang memicu produksi antibodi

tersebut), dan menandainya untuk dihancurkan (dengan fagositosis atau cara lain).

Limfosit T tidak memproduksi antibodi; sel ini secara langsung menghancurkan

sel sasaran spesifiknya dengan mengeluarkan beragam zat kimia yang melubangi

sel korban, suatu proses yang dinamai imunitas selular. Sel sasaran dari sel T

mencakup sel tubuh yang dimasuki oleh virus dan sel kanker. Limfosit hidup

sekitar 100 sampai 300 hari. Selama periode ini, sebagian besar secara terus-

menerus terdaur ulang antara jaringan limfoid, limfe, dan darah, dan hanya

menghabiskan waktu beberapa jam di dalam darah. Karena itu, setiap saat hanya

sebagian kecil dari limfosit total berada di dalam darah.

Monosit

Monosit merupakan tipe sel darah putih dengan

ukuran terbesar, yang mengalami perubahan menjadi

sel-sel makrofag, yang berfungsi dalam sistem

pertahanan tubuh seperti neutrofil, berkembang menjadi

fagosit profesional. Sel-sel ini muncul dari sumsum

tulang selagi masih belum matang dan beredar hanya

13

Page 14: Makalah Fix (1)

satu atau dua hari sebelum menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh.

Ditempat barunya, sel-sel ini melanjutkan pematangan dan menjadi sangat besar,

berubah menjadi fagosit jaringan besar yang dikenal sebagai makrofag (makro

berarti "besar"'; faga/phage berarti "pemakan"). Usia makrofag dapat berkisar dari

bulanan hingga tahunan kecuali jika sel ini hancur lebih dahulu selagi

menjalankan tugas fagositiknya. Sebuah sel fagositik hanya dapat menelan benda

asing dalam jumlah terbatas sebelum akhirnya mati.

5. Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap adalah penilaian dasar komponen sel darah, yang

bertujuan untuk:

1. Memonitor kesehatan umum/pemeriksaan rutin 

2. Menunjang diagnosa suatu penyakit 

3. Melihat respon tubuh terhadap suatu penyakit/ infeksi

4. Melihat kemajuan/respon terapi pasien yang menderita penyakit infeksi.

Jenis pemeriksaan darah lengkap di laboratorium meliputi 2 hal: Hemogram

dan differential count.

Hemogram adalah pemeriksaan 3 komponen sel darah yang utama yaitu sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan platelet (trombosit). Differential

count adalah perhitungan komponen sel-sel darah putih secara lebih spesifik.

6. Differential Count

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit  yang ada dalam

darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Untuk

mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)

dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Sebagai contohnya, dengan limfosit 30% dan

leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000. Hasil

pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit

dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu

basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit.

Sebelum melakukan hitung jenis leukosit, terlebih dahulu harus dibuat sediaan

apus darah tepi (SADT) menggunakan objek glass. Pewarna yang digunakan adalah

14

Page 15: Makalah Fix (1)

pewarna Romanowsky, yaitu Wright, Giemsa, dan paduan May Grunwald dan

Giemsa. Pewarnaan dengan giemsa lebih banyak digunakan walaupun gambaran

granula dari masing-masing seri leukkosit kurang jelas dibanding pewarnaan Wright.

Alat yang dibutuhkan :

1. Obyek glass yang bersih.

2. Spreader / penggeser.

3. Pipet darah dan pengaduk.

4. Bak pengecatan.

5. Bak pengeringan.

6. Timer.

7. Gelas ukur.

Reagensia :

1. Giemsa.

2. larutan penyangga pH 6,4 atau dengan aquadest pH 6,4.

3. Methanol ( 90 % ) untuk fiksasi.

Bahan :

Darah vena atau kapiler.

Cara membuat preparat darah hapus :

1. Ambil obyek glass yang bersih, letakan 1 tetes darah ( tidak melebihi 2 mm )

disisi kanan.

Gambar :

2. Sentuh tetesan darah dengan spreader, darah akan melebar sepanjang spreader.

Gambar :

15

Page 16: Makalah Fix (1)

3. Dorong spreader ke arah kiri dengan sudut 450 keringkan.

Gambar :

4. Amati preparat baik bila :o Lebar dan panjang tidak memenuhi seluruh kaca obyek

o Secara gradual penebalannya berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah

ekor

o Ujung ekor tidak berbentuk bendera robek

o Tidak berlubang-lubang

o Tidak terputus-putus

o Tidak terlalu tebal atau terlalu tipis

Gambar :

Biarkan sediaan kering di udara.

16

Page 17: Makalah Fix (1)

Beri identitas di kepala dengan menggunakan lidi, pinsil, label.

5. Fiksasi dengan methanol 90 % selama 10 menit ( beberapa buku menyebutkan

cukup 2 – 3 menit )

Gambar :

6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer Sorensen dengan perbandingan 1 : 9 untuk buffernya. Buat setiap hari.

Gambar :

7. Preparat yang telah dicat digenangi larutan Giemsa selama 20 menit.

8. Bilaslah dengan air yang mengalir.

9. Keringkan di udara.

10. Setelah kering dapat diolesi lacquer.

Cara Membaca Preparat Darah Tepi

Preparat darah tepi dibagi dalam beberapa zone seperti diatas. Bila dilihat

dengan mikroskop akan tampak sebagai berikut :

17

Page 18: Makalah Fix (1)

Dengan pemeriksaan 10 x ( obyektif )

Orientasi seluruh lapangan pandang.

Periksa adanya sel – sel asing, parasit.

Estimasi jumlah leukosit.

Dengan pembesaran 40 x ( obyektif )

Hitung jenis sel darah putih.

Morfologi sel darah merah.

Untuk pemula sebaiknya menggunakan perbesaran 100x objektif.

Dengan pembesaran 100 x ( obyektif )

Penegasan.

Bangunan khas.

Estimasi Trombosit menurut Barbara Brown.

Arah perhitungan tertentu seperti dibawah ini :

Gambar :

18

Zone I (Irreguler zone)3 %

Zone II (Thin zone)14%

Zone III Thick zone)45%

Zone IV (Thin Zone)18%

Zone V (even zone)11%

Zone VI (Very thin zone)14%

Page 19: Makalah Fix (1)

Table hitung jenis leukosit normal.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah

Eos

Bas

Staf

Sg

Limf

Mono

Jml 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

Distribusi sel :

Limfosit : di tengah.

Monosit : tepi / ekor.

Neutrofil : tepi / ekor.

Pelaporan :

E / B / St / Sg / L / M.

Misal :

4 / - / 1 / 56 / 38 / 1.

Eritrosit berinti muda dilaporkan :……………./ 100 Leukosit.

Nilai normal menurut Miller :

Eosinofil : 1 – 4 %.

Basofil : 0 – 1 %.

Stab : 2 – 5 %.

Segmen : 50 – 70 %.

Limfosit : 20 – 40 %.

Monosit : 1 – 6 %.

Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan jenis leukosit dalam 100 sel leukosit harus dihitung

persentasinya dari masing-masing jenis leukosit. Apabila hasil perhitungan

menunjukan jumlah sel-sel Poli Morfo Nuklear (PMN) seperti batang maupun

segmennetrofil, disebut shift to the left . Sedangkan apabila jumlah leukosit Mono

Morfo Nuklear (MMN) seperti limfosit dan monosit meningkat, disebut shift to the

right.

19

Page 20: Makalah Fix (1)

7. Evaluasi Differential Count

1. Basofil

Basophil

Absolute 25 – 100 µL

Differentia

l0– 0,75%

Nilai normal hitung differential basofil

- Peningkatan jumlah basofil yaitu lebih dari 100/µl darah disebut Basofilia.

Hal ini dapat terjadi pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase

penyembuhan infeksi

- Basopenia adalah penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut,reaksi stres,

terapi steroid jangka panjang.

2. Eosinofil

Eosinofil

Absolute 50 – 400 µL

Differentia

l1% – 5%

Nilai normal hitung differential eosinofil

20

Page 21: Makalah Fix (1)

- Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari 300/µl

darah. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi, infeksi parasit.

Histamin yang dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi

khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah

penyakit kulit kronik, dan kanker tulang, otak, testis, dan ovarium.

- Eosinopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil kurangdari 50/µl

darah. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar,

perdarahan dan infeksi berat, juga dapat terjadi pada hiperfungsi korteks

adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid. Pemberian epinefrin akan

menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang jumlah monosit

akan menurun pada infeksi akut.

3. Neutrofil

Absolute Differential

Neutrofil2500 – 7000

µL55% – 70%

Segmented2500 – 6500

µL50% – 65%

Bands 150 – 600 µL 3% – 5%

Nilai normal hitung differential neutrophil

- Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil lebih dari 7000/µl

dalam darah tepi. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan

kimia dan logam berat, gangguan metabolic seperti uremia, nekrosia jaringan,

kehilangan darah dan radang

- Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari 2500/µl

darah. Penyebab netropenia dapat disebabkan karena pemindahan netrofil dari

peredaran darah misalnya umur netrofil yang memendek karena penggunaan

21

Page 22: Makalah Fix (1)

obat, gangguan pembentukan netrofil yang dapat terjadi akibat radiasi atau

obat-obatan dan yang terakhir yang tidak diketahui penyebabnya. 

4. Limfosit

Limfosit

Absolute 1.000 – 4.000 µL

Differential 25% – 33%

Nilai normal hitung differential limfosit

- Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah limfosit

lebih dari 8000/µl pada bayi dan anak-anak serta lebih dari 4000/µl darah pada

dewasa. Limfositosis dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti morbili,

mononucleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis

dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan

makroglobulinemia primer.

- Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurangdari 1000/µl

danpada anak-anak kurang dari 3000/µl darah. Penyebab limfopenia adalah

produksi limfosit yang menurun yang disebabkan oleh kortikosteroid dan obat-

obat sitotoksis.

5. Monosit

Monosit

Absolute 100 – 800 µL

Differential 3% – 7%

22

Page 23: Makalah Fix (1)

Nilai normal hitung differential monosit

- Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl

pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis

dijumpai pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa

maupun jamur

- Penurunan jumlah monosit disebut monositopenia. Monositopenia terdapat

pada leukemia limposit dan anemia aplastik

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang

berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

dari system kekebalan tubuh. Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit

23

Page 24: Makalah Fix (1)

dibedakan menjadi granuler meliputi basofil, eosinofil, dan neutrofil serta agranuler

meliputi limfosit dan monosit.

            Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit  yang ada dalam

darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.

Hitung jenis leukosit dinyatakan dalam persen atau /mmk (jumlah absolut). Untuk

mendapatkan jumlah absolute dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)

dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).

24

Page 25: Makalah Fix (1)

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem-edisi 6.Jakarta: EGC.

Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. 1983. Penilaian hasil pemeriksaan hematologi rutin.

Jakarta:Cermin Dunia Kedokteran

Gandasoerbrata, R. 2009. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat

Sutedjo, AY. 2008. Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta:

Amara Books

Tim Patologi Klinik FK-UNSOED. 2006. Buku Petunjuk Praktikum Patologi Klinik. Laboratorium PK FK-UNSOED.

25