1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf ·...

119
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI SAWI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh SUNAWIRAWAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2010

Transcript of 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf ·...

Page 1: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

1

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANISAWI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

SUNAWIRAWAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2010

Page 2: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

2

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANISAWI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Sunawirawan1, Wan Abbas Zakaria2, Hurip Santoso2

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui efisiensi penggunaan faktor –faktor produksi pada usahatani sawi di Kota Bandar Lampung; (2) Menganalisistingkat pendapatan usahatani sawi di Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjung Karang Barat dan KecamatanKemiling Kota Bandar lampung. Responden diambil sebanyak 35 petani denganmetode simple random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dandata sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis fungsi produksi,analisis efisiensi ekonomi, dan analisis pendapatan dengan menggunakan R/Crasio.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan faktor – faktor produksipada usahatani sawi di Kota Bandar Lampung belum efisien. Penggunaan faktorproduksi luas lahan (X1), benih (X2), dan pupuk SP36 (X5) perlu ditingkatkan,sedangkan pupuk kandang (X3) dan pestisida (X7) harus dikurangi agarpendapatan usahatani sawi meningkat.; (2) Usahatani sawi merupakan usahataniyang menguntungkan. Tingkat pendapatan saat ini sebesar Rp 1.640.004,00 per1.851,43 m2 dengan R/C ratio atas biaya tunai yaitu sebesar 2,58, sedangkanpendapatan atas biaya total sebesar Rp 749.338,40 per 1.851,43 m2 per musimdengan nilai R/C ratio sebesar 1,39. Pada kondisi optimal dengan kendala lahanseluas 1.851,43 m2 diperoleh pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 1.618.015,48dengan R/C ratio sebesar 3,23, sedangkan pendapatan atas biaya total adalahsebesar 1.017.648,14 dengan R/C ratio sebesar 1,77.

1 : Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung2 : Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Page 3: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

3

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFICIENCY PRODUCTION AND MUSTARD GREENSFARM INCOME IN BANDAR LAMPUNG

BySunawirawan1, Wan Abbas Zakaria2, Hurip Santoso2

The purposes of this research were : (1) To know the efficiency of productionfactors of mustard green farm in Bandar Lampung.; (2) To analyze the incomelevel of mustard green farm in Bandar Lampung.

This research conducted in the West Tanjung Karang district and KemilingDistrict in Bandar Lampung. The respondents were 35 farmers taken by simplerandom sampling method. The data used were primary data and secondary data.The analysis method used were the function of production analysis, efficiency ofeconomic analysis and income analysis is used by R/C ratio.

The results showed that. (1) The use of production factors on mustard green farmcorporation in Bandar Lampung wasn’t efficient. The use of factor production onland area (X1), seed (X2) and SP36 (X5) were important to be increased, whilenatural fertilizer (X3) and pestiside (X7) should be decreased in order to increasedthe mustard green farms income; (2) The mustard green farm is a profitable farm.Level of current income amounted to Rp1,640,004.00 per 1,851.43 m2 with R/Cratio of cash cost that is equal to 2.58 while income over total costs amounted toRp749,338.40 per 1,851.43 m2 per season with the R / C ratio of 1.39. At optimalconditions with an area of 1,851.43 m2 constraints obtained income of cash costamounting to Rp1,618,015.48 with R/C ratio for about 3.23 and the income ofover total costs amounted to Rp1,017,648.14 with R/C ratio about 1.77.

1. Alumni of Social-economic Departement of Agricultural Faculty, the University of Lampung.2. Lecturer of Social-economic Departement of Agricultural Faculty, the University of Lampung.

Page 4: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

4

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANISAWI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

SUNAWIRAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Sosial Ekonomi PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2010

Page 5: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

5

Judul Skripsi : ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DANPENDAPATAN USAHATANI SAWI DI KOTABANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Sunawirawan

Nomor Pokok Mahasiswa : 0314021046

Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S. Ir. Hurip Santoso, M.S.NIP 19610826 198702 1 001 NIP 19480901 197603 1 001

2. Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M.PNIP 19620623 198603 1 003

Page 6: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

6

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.

Sekretaris : Ir. Hurip Santoso, M.S

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S.NIP. 19610826 198702 1 001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 4 November 2010

Page 7: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

7

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 18 September 1984, sebagai anak ke

tiga dari enam bersaudara buah kasih dari Bapak Drs. H. Ahmad Nawawi dan ibu

Hj. Suirat.

Pada tahun 1997, penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 16

Serang. Sekolah Menengah Pertama 4 Serang diselesaikan pada tahun 2000,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 1

Serang yang diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun yang sama (2003), penulis

diterima sebagai mahasiswa S1 Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2007

penulis melakukan Praktik Umum di PT. Sweet Indo Lampung, grup perusahaan

Sugar Group Company.

Selama menjadi mahasiswa, aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang

Bandar Lampung, Senat Mahasiswa Pertanian Unila, Himpunan Mahasiswa

Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEPERTA) Unila, Keluarga Mahasiswa

Banten (KMB), Himpunan Mahasiswa Serang dan Cilegon (HIMSAC), Lembaga

Studi Mahasiswa Pertanian (LS-MATA) dan pengabdian lainnya kepada

masyarakat khususnya petani.

Page 8: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

8

SANWACANA

Alhamdulillah atas segala nikmat Allah SWT. yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dosen Pembimbing sekaligus

selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas semua ilmu dan

pelajaran, bimbingan, kepercayaan, serta bantuan yang tidak terhitung.

2. Ir. Hurip Santoso, M.S., selaku Dosen Pembimbing II atas semua bantuan,

saran, dan kritik yang diberikan selama bimbingan.

3. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku Dosen Pembahas atas segala saran dan

kritik yang diberikan selama penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M.P., selaku Pembmbing Akademik sekaligus

sebagai Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Lampung atas

semua bimbingan, saran, dan kritik serta bantuannya.

5. Ir. Sudarma Widjaya, M.S. atas semua pengarahan, bimbingan, pengalaman,

serta bantuan yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa Sosial

Ekonomi Pertanian.

6. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis, serta seluruh civitas

akademika Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah membantu

dalam hal administrasi dan fasilitas selama masa studi.

Page 9: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

9

7. Ayahanda tercinta Drs. H. A. Nawawi, Ibunda Suirat, atas kesabaran dan

nasihat yang sangat berart bagi penulis dalam menyelesaikan studi kuliah.

8. Eng. Rakhmat Nawawi, Nani Oktaviani S.T. M.M., Dr. Ir. Tubagus

Rismunandar, M.S. selaku kakak – kakakku tercinta. Adik – adikku

Nasrullah, S.T., Lina Nurlaila, dan Devi Fatmawati, serta keponakan tersayang

Ratu Aida Raisya dan Amira serta seluruh Keluarga Besar Almarhum Embah

dan Mamatua atas semua limpahan kasih sayang, dukungan, doa, dan bantuan

moril yang diberikan.

9. Dewi Novriyanti atas semangat, cinta dan kasih sayang, juga motivasi yang

diberikan selama penulis menyelesaikan penelitian ini.

10. Sahabat dan saudaraku Sosek ’03 seperjuangan juga seluruh senior dan junior

atas semangat dan kebersamaan selama ini.

11. Rekan – rekan perjuangan di HMI komisariat pertanian, dan Cabang

Lampung, HIMSAC, KMB, LS-MATA, dan N’Dig-net dan D’One-net.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian dan penyelesaian

skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan

tetapi penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2010Penulis,

Sunawirawan

Page 10: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

10

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Balakang dan Masalah........................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

C. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10

1. Budidaya sawi .......................................................................... 102. Teori produksi .......................................................................... 133. Efisiensi produksi ..................................................................... 194. Pendapatan usahatani ............................................................... 22

B. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 25

C. Kerangka Pemikiran........................................................................ 27

D. Hipotesis ........................................................................................ 28

III.METODE PENELITIAN .................................................................. 30

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ........................................ 30

B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ................... 33

C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data .................................... 35

D. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................... 35

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 42

A. Kondisi Geografis .......................................................................... 42

B. Topografi Wilayah ......................................................................... 43

C. Kebijakan Perwilayahan ................................................................. 44

D. Potensi Ekonomi ............................................................................ 45

Page 11: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

11

E. Komposisi Penduduk ...................................................................... 46

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 48

A. Keadaan Umum Responden............................................................ 48

B. Budidaya Sawi di Kota Bandar Lampung ...................................... 56

C. Analisis Faktor – Faktor Produksi Sawi.......................................... 61

D. Analisis Efisiensi Ekonomi ............................................................ 66

E. Analisis Pendapatan Usahatani ....................................................... 71

VI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 77

A. Simpulan ........................................................................................ 77

B. Saran ............................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

LAMPIRAN ............................................................................................... 81

Page 12: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

12

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung tahun 2004-2008 ................... 3

2. Konsumsi dan surplus/defisit pemenuhan kebutuhan sayuran di KotaBandar Lampung tahun 2006 – 2008....................................................... 4

3. Sebaran luas lahan dan produksi tanaman sayuran per kecamatan diKota Bandar Lampung............................................................................ 6

4. Harga sawi di beberapa pelaku tataniaga dan petani. .............................. 8

5. Sebaran jumlah petani sawi di lokasi penelitian ..................................... 34

6. Kawasan Wilayah PengembangNama kecamatan, jumlah kelurahanserta luas wilayah kecamatan di Kota Bandar Lampung ....................... 43

7. Kawasan Wilayah Pengembangan (KWP) Kota Bandar Lampung......... 44

8. PDRB Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha.......................... 46

9. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung ............................................... 47

10. Komposisi usia petani responden ............................................................ 48

11. Sebaran tingkat pendidikan responden .................................................... 50

12. Persentase jumlah tanggungan keluarga responden................................. 52

13. Sebaran luas lahan usahatani sawi responden.......................................... 52

14. Kandungan bahan aktif pada tiap pestisida.............................................. 53

15. Penggunaan tenaga kerja usahatani sawi di Kota Bandar Lampungdalam satu periode tanam......................................................................... 54

16. Analisis ragam produksi sawi di Kota Bandar Lampung ...................... 61

17. Hasil pendugaan uji faktor – faktor yang mempengaruhi produksi sawidi Kota Bandar Lampung......................................................................... 62

18. Hasil pendugaan koefisien faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatproduksi sawi di Kota Bandar Lampung setelah penghapusan varibel X4

dan X8 ...................................................................................................... 6319. Rasio Nilai Produk Marjinal dengan Biaya Korbanan Marjinal

Usahatani sawi di Kota Bandar Lampung .............................................. 6820. Kombinasi penggunaan faktor produksi usahatani sawi dengan

kendala lahan di Kota Bandar Lampung tahun 2010............................... 7021. Biaya – biaya produksi petani sawi di Kota Bandar Lampung dalam

Page 13: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

13

satu periode tanam per 1851,43m2........................................................... 7122. Analisis pendapatan petani sawi di Kota Bandar Lampung

per 1851,43 m2 dalam satu periode tanam ............................................... 7323. Analisis pendapatan petani sawi di Kota Bandar Lampung per

1851,43 m2 dalam satu periode tanam dalam kondisi penggunaan faktorsecara efisien dengan kendala lahan ....................................................... 74

24. Analisis pendapatan Optimal usahatani sawi pada beberapa skalausahatani per musim di Kota Bandar Lampung, 2010............................. 76

25. Identitas Responden ................................................................................ 81

26. Kepemilikan peralatan usahatani sawi .................................................... 82

27. Biaya tunai usahatani sawi di Kota Bandar Lampung per periode .......... 83

28. Biaya non tunai usahatani sawi di Kota Bandar Lampung per satuPeriode tanam........................................................................................... 84

29. penyusutan peralatan usahatani ............................................................... 85

30. Penggunaan Tenaga Kerja ...................................................................... 86

31. Produksi dan penerimaan ........................................................................ 89

32. Data pengujian faktor – faktor produksi dan nilai transformasi ............ 90

Page 14: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kurva hubungan antara PT, PR, PM dan EP ...................................... 15

2. Kerangka pemikiran analisis usahatani,pemasaran, dan keuntunganpetani sayurann di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung,2010 ..................................................................................................... 29

3. Pola tanam usahatani sawi di Kota Bandar Lampung ........................ 60

4. Penyemaian ......................................................................................... 98

5. Proses penyemaian............................................................................... 98

6. Wawancara dengan responden ............................................................ 98

7. Proses pemanenan ............................................................................... 99

8. Proses pembersihan tanah dari akar tanaman ..................................... 99

9. Tanaman berumur 20 hari .................................................................. 99

10. Peta Kota Bandar Lampung ................................................................ 100

11. Peta Kecamatan Tanjung Karang Barat .............................................. 101

12. Peta Kecamatan Kemiling .................................................................. 102

Page 15: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi

pertanian tropis dan potensi pasar pangan yang besar. Hal itu ditunjukkan

oleh pertumbuhan penduduk nasional yang signifikan pada tahun 2000 sebesar

200 juta jiwadan diperkirakan mencapai 400 juta jiwa pada tahun 2040.

Optimisme tentang prospek produksi pertanian ke depan sangat didukung

dengan potensi lahan pertanian yang ada. Indonesia masih memiliki potensi

lahan pertanian yang cukup besar. Sampai dengan tahun 2001, menurut data

BPN seperti yang dilaporkan Syahyuti (2006), total lahan pertanian yang

sudah dikelola sebesar 36,3 juta ha dengan proporsi terbesar di Sumatera (15,2

juta ha) dan Jawa (7,7 juta ha). Luas kawasan yang dapat dipergunakan untuk

pertanian 123,4 juta ha dengan proporsi terbesar di Kalimantan (38,8 juta ha),

Sumatera (30,4 juta ha) dan Irian Jaya (23,6 juta ha). Areal yang yang masih

tersisa yang dapat dipergunakan untuk lahan pertanian adalah 87,1 juta ha

dengan proporsi terbesar di Kalimantan (34,2 juta ha), Irian Jaya (20,58 juta

ha) dan Sumatera (15,2 juta ha).

Menurut data BPS (2009), Sektor pertanian masih memberikan kontribusi

terbesar bagi pendapatan daerah Propinsi Lampung pada Triwulan III 2008

Page 16: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

2

yaitu sebesar (38,85 persen), diikuti sektor industri pengolahan (14,53 persen),

sektor perdagangan/hotel/restoran (12,86 persen) dan sektor jasa-jasa (11,10

persen) (Anonim, 2008). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa

pengembangan dan pembangunan sektor pertanian menjadi tantangan

tersendiri bagi pemerintah karena sektor pertanian mampu memberikan

kontribusi pendapatan terbesar bagi daerah Lampung.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang sering ditafsirkan sebagai

pendapatan daerah menjadi tolok ukur keberhasilan pertumbuhan

perekonomian di suatu daerah. Pada tahun 2008, angka PDRB yang

dihasilkan Kota Bandar Lampung sebesar 13,437 triliyun rupiah. Pencapaian

angka PDRB terus meningkat selama 5 tahun terakhir menunjukkan keadaan

perekonomian yang membaik. Peningkatan juga dilihat dari PDRB perkapita

tahun 2008 yang mencapai 16,329 juta rupiah, dimana pencapaian tahun lalu

hanya sebesar 12,960 juta rupiah (BPS Kota Bandar Lampung, 2008).

Lapangan usaha bidang Pertanian merupakan lapangan usaha ke tujuh terbesar

penyumbang pendapatan Kota Bandar Lampung. Pencapaian ini selama lima

tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

bidang pertanian juga memiliki potensi yang cukup tinggi walaupun Kota

Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi.

Besarnya kontribusi sektor pertanian harus diimbangi dengan

memprioritaskan pembangunan pertanian di berbagai sub sektor, karena

produk pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan, salah satunya

untuk memenuhi konsumsi masyarakat.

Page 17: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

3

Kebutuhan masyarakat meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan

penduduk suatu daerah. Peningkatan pertumbuhan penduduk dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung tahun 2004-2008

Tahun Jumlah (jiwa) Peningkatan (%)2004 800.490 -2005 809.860 1,172006 844.608 4,292007 812.133 -3,842008 822.880 1,32

Rata-rata 0,73

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2009

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bandar Lampung terus

meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,73% / tahun. Hal itu

cenderung berbanding lurus dengan jumlah konsumsi pangan di Kota Bandar

Lampung.

Dalam pemenuhan konsumsi masyarakat khususnya produk pertanian, tidak

dapat terlepas dari pemenuhan gizi yang seimbang, yaitu empat sehat lima

sempurna. Sebagai modal energi untuk melangsungkan kehidupan, vitamin

dan mineral sangat dibutuhkan agar masyarakat menjadi sehat dan

meminimalisir penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh racun – racun yang

terkandung dalam makanan sehari-hari.

Vitamin dan mineral itu sendiri banyak terkandung dalam sayuran yang

notabene sebagai salah satu sub sektor di bidang pertanian yaitu sub sektor

hortikultura. Kandungan gizi utama dalam buah dan sayuran adalah vitamin

dan mineral. Vitamin yang terdapat dalam buah dan sayuran adalah

Page 18: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

4

provitamin A, vitamin C, K, E dan berbagai kelompok vitamin B kompleks.

Kandungan beta karoten pada sayuran membantu memperlambat proses

penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-

paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Vitamin

lainnya memiliki fungsi sebagai andtioksidan yang bekerja dengan cara

mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh

dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun. Di samping itu, buah dan

sayuran juga kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya kalium (K),

kalsium (Ca), natrium (Na), zat besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn),

seng (Zn), selenium (Se), dan boron (Bo) (margianto,1997).

Kandungan gizi yang tinggi itu menjadi alasan mengapa sayuran banyak

dikonsumsi masyarakat, khususnya di Kota Bandar Lampung. Hal itu dapat

kita ketahui salah satunya dengan melihat rumah makan dan restoran –restoran

pasti menyajikan sayuran, baik itu sebagai pelengkap makanan utama, ataupun

sebagai menu spesial. Konsumsi dan surplus defisit kebutuhan sayuran di

Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsumsi dan surplus/defisit pemenuhan kebutuhan sayuran diKota Bandar Lampung tahun 2006 – 2008

Tahun JumlahPenduduk

(jiwa)

Produksi(ton)

Konsumsi(ton)

Surplus/defisit(ton)

2006 844.608 1.0010 37.830,96 -27.8212007 812.133 11.546,4 36.306,45 -24.760,12008 822.880 3.006,2 50.560,09 -47.553,9

Sumber : BPS dan Badan Ketahanan Pangan Propinsi Lampung, 2009(diolah).

Page 19: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

5

Tabel 2 menunjukkan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini konsumsi

sayuran terus meningkat, hal ini tidak diimbangi dengan produksi sayuran

yang merosot tajam pada tahun 2008 yang mengakibatkan meningkatnya

defisit pemenuhan konsumsi sayuran di Kota Bandar Lampung. Untuk

mencukupi kebutuhan sayuran, maka didatangkan komoditi sayuran dari

daerah – daerah sentra pertanian baik dari dalam Propinsi Lampung maupun

dari luar daerah lainnya. Permasalahan ini menciptakan peluang usaha yang

sangat strategis agar kebutuhan masyarakat terhadap sayuran dapat terpenuhi

dan kesejahteraan petani meningkat.

Usahatani sayuran seperti hal nya usahatani komoditas lainnya tidak terlepas

dari permasalahan-permasalahan dimulai dari input sampai output dan pasca

panen. Keuntungan yang diperoleh petani dipengaruhi oleh harga yang

diperoleh, jumlah produksi dan biaya – biaya yang dikeluarkan oleh petani

sayuran. pemilihan benih yang unggul, pemupukan dan pemeliharaan yang

baik dapat mempengaruhi produksi yang didapat petani yang juga dapat

mempengaruhi keuntungan petani dengan asumsi harga yang stabil.

Dalam pencatatan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung,

yang meliputi tanaman sayuran antara lain buncis, kacang panjang, kangkung,

bayam, terong, ketimun, sawi, cabe, dan tomat. Berdasarkan sebaran per

kecamatan dengan menggabungkan semua komoditi sayuran, dapat dilihat

pada Tabel 3.

Page 20: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

6

Tabel 3. Sebaran luas lahan dan produksi tanaman sayuran per kecamatan diKota Bandar Lampung

Kecamatan Luas Panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

Teluk Betung Barat 31 23,9 0,77Teluk BetungSelatan 1 0,1 0,10Panjang 44 67,9 1,54Tanjung Karangtimur 1,4 7,75 0,18Teluk Betung Utara 49 65,2 1,33Tanjung KarangPusat 0 0 ~Tanjung KarangBarat 46 264,8 5,76Kemiling 131 239,6 1,83Kedaton 44 53,4 1,21Rajabasa 16 61,4 3,84Tanjung Seneng 45 49,1 1,09Sukarame 51 108,1 2,12Sukabumi 31 118,4 3,82Kota BandarLampung 490,4 1069,55 2,18

Sumber : BPS Kota Bandar Lampung, 2007 (diolah).

Tabel 3 menunjukkan bahwa Kecamatan Tanjungkarang Barat dan Kecamatan

Kemiling merupakan sentra penghasil sayuran di Kota Bandar Lampung.

Tabel 3 juga menunjukkan produktivitas tanaman sayuran di kecamatan

Kemiling cukup rendah jika dibandingkan tingkat produkstivitas di

Kecamatan Tanjung karang Barat dan di tingkat Kota. Hal ini dapat

ditingkatkan lagi dengan penggunaan faktor – faktor produksi yang efisien dan

didukung dengan tingginya harga jual produk yang diterima petani sayuran di

Kota Bandar Lampung serta faktor – faktor lain yang mempengaruhi.

Berdasarkan data BPS tahun 2008 juga, komoditas sayuran paling besar yang

di budidayakan di Bandar Lampung adalah tanaman sawi yaitu sebesar 496,6

Page 21: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

7

ton dengan luas panen sebesar 187 hektar yang berarti memiliki tingkat

produktivitas sebesar 2,66ton/ha.

Menurut Nazaruddin (1993), produktivitas ideal tanaman sawi adalah sebesar

10 ton/ha. Jika dibandingkan dengan tingkat prodktivitas yang dicapai petani

di Kota Bandar Lampung, maka dapat dikategorikan bahwa Kota Bandar

Lampung memliki tingkat produktivitas tanaman sawi sangat rendah sekali.

Sesuai dengan sifat produk pertanian yang relatif berfluktuatif maka akan

sangat berpengaruh pada tingkat harga yang berlaku (Hernanto, 1994).

Berdasarkan data yang didapat dari survey pendahuluan, harga sawi di Bandar

Lampung di tingkat – tingkat pelaku tataniaga dan petani dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Harga sawi di beberapa pelaku tataniaga dan petani.

Pelaku Pemasaran Harga(Rp/Kg)

Petani 2,000Pengumpul 3,500Pasar Induk 4,500Pasar tempel 6,000

Warung / konsumen 7,500

Sumber : data survey pendahuluan

Rendahnya harga yang diterima oleh petani tentunya akan berpengaruh

terhadap pendapatan keluarga yang juga berpengaruh pada semangat untuk

menanam sawi. Perbaikan sistem tataniaga terutama masalah harga yang

diterima petani akan dapat meningkatkan minat petani untuk

membudidayakan sawi. Selama ini petani biasanya hanya menerima harga

(price taker) yang ditentukan oleh pedagang pengumpul. Dengan adanya

perbaikan di atas maka pendapatan dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

Page 22: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

8

Permodalan menjadi permasalahan yang turut pula harus diperhatikan.

Kebijakan pemerintah saat ini sudah memberikan jalan seluas-luasnya bagi

petani untuk memiliki modal usaha dengan sistem kredit atau pinjaman pada

bank – bank yang ditunjuk pemerintah dengan bunga pinjaman yang sangat

rendah. Hal ini tentunya sangat membantu petani untuk mendapatkan modal

usaha agar usahanya dapat berkembang dan maju. Salah satu syarat untuk

mendapatkan pinjaman di bank adalah kelayakan usahatani yang dijalankan

dengan melihat seberapa besar pendapatan yang didapat oleh petani sawi.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah

yang terjadi dalam usahatani sawi sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani sawi di Kota

Bandar Lampung sudah efisien?

2. Apakah usahatani sawi di Kota Bandar Lampung menguntungkan?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui efisiensi penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani

sawi di Kota Bandar Lampung.

2. Menganalisis tingkat pendapatan usahatani sawi di Kota Bandar Lampung.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dalam mengelola usahatani sawi

yang dilakukan.

Page 23: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

9

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam merumuskan

kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan serta pengembangan

usahatani sawi di Kota Bandar Lampung.

3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian yang sejenis di masa

yang akan datang.

Page 24: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Budidaya Sawi

Nazaruddin (1993) membedakan kategori sayuran menjadi dua kategori,

yakni sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah.

Menurut data BPS Provinsi Lampung, Bandar Lampung memiliki

ketinggian 0 – 700 meter di atas permukaan laut. Dengan demikian Kota

Bandar Lampung dapat dikategorikan sebagai wilayah dataran rendah.

Menurut data BPS Kota Bandar Lampung tahun 2009, komoditi –

komoditi sayur yang diusahakan di Kota Bandar Lampung antara lain;

uncis, kacang panjang, kangkung, bayam, sawi dan tomat. Sawi

merupakan komoditas sayuran yang utama.

Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae,

daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi

mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Sawi bukan

tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia

mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga

dikembangkan di Indonesia ini (Margianto, 1997).

Page 25: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

11

Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun

berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun

dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang

diperoleh lebih baik di dataran tinggi (Untung, 1993).

Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter

sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya

dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai

500 meter dpl.

Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam

sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah

penyiraman secara teratur (Untung, 1993).

Akhir musim hujan merupakan waktu yang tepat untuk mulai menanam

sawi. Penanaman diawali dengan menyemai benih sampai bibit sudah

berdaun 4 helai, lalu dipindahkan ke lahan dengan jarak tanam 30 – 40 cm.

Benih yang dibutuhkan untuk lahan seluas satu hektar adalah sebanyak

700gr. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari (Nazaruddin,

1993).

tanaman sawi membutuhkan suhu rata – rata 210C. rata – rata suhu untuk

pertumbuhan optimum ialah 26 – 280C. bila suhu minimum rata – rata

kurang dari 100C maka pertumbuhan tanaman akan terganggu.

Dikarenakan suhu dataran rendah lebih tinggi, penguapan air dan pupuk

Page 26: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

12

akan lebih mudah, maka pupuk dan air yang dibutuhkan akan lebih banyak

(Nazaruddin, 1993).

Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak

mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat

kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah

antara pH 6 sampai pH 7.

Perbanyakan tanaman sawi dilakukan dengan biji yang dihasilkan dari

tanaman yang dibiarkan hingga berkembang dan akhirnya tua, berbuah dan

menghasilkan biji. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya

licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman.

Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,

seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar

air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan

kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium

foil (Margianto, 2007).

Pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar lahan adalah 10 – 15 ton pupuk

kandang, 60 kg urea, pupuk KCLsebanyak 20 kg, dan TSP sebanyak 20

kg. Pupuk urea, KCl dan TSP diberikan di pinggir – pinggir bedengan

(Nazzarudin, 1993).

Page 27: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

13

Tanaman sawi tergolong cepat panennya. Umur 30 – 40 hari setelah

tanam sudah memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Dalam satu hektar lahan

akan menghasilkan sawi sekitar 100 kuintal (Untung, 1993).

2. Teori produksi

Menurut Soekartawi (2002), produksi adalah proses yang dapat mengubah

beberapa input menjadi output. Produksi tersebut merupakan hasil

bekerjanya beberapa faktor produksi. Sementara itu menurut Mubyarto

(1994) produksi merupakan suatu pengubahan faktor-faktor produksi

(input) menjadi barang atau jasa. Hubungan antara hasil produksi (output)

dengan faktor-faktor produksi (input) disebut sebagai fungsi produksi.

Sedangkan faktor-faktor produksi yaitu semua korbanan yang dikeluarkan

untuk menghasilkan barang atau jasa (output) yang diperlukan oleh

manusia atau konsumen

Proses produksi dapat diformulasikan dalam hubungan input-output.

Hubungan fisik antara input dan output disebut fungsi produksi. Dalam

hubungan ini dikenal sebuah hukum yang disebut hukum kenaikan hasil

yang semakin berkurang (Law of Deminishing return), yaitu ”jika suatu

faktor produksi variabel dengan jumlah tertentu ditambahkan terus

menerus pada sejumlah faktor produksi yang tetap, akhirnya akan dicapai

suatu keadaan dimana setiap penambahan produksi yang besarnya semakin

berkurang”. Beberapa peubah yang ada dalam teori produksi adalah

produk total (PT), produk rata-rata (PR), dan produk marginal (PM).

Page 28: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

14

Produksi total (PT) adalah jumlah total produksi yang dihasilkan dengan

menggunakan semua faktor-faktor produksi selama periode waktu tertentu.

Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y = f (x1, x2, x3,......xn)

Keterangan :

Y = produksi yang dihasilkanX = faktor-faktor produksi yang digunakan (1, 2, 3, ........,n)f = fungsi yang menunjukkan hubungan perubahan dari input

menjadi output.

Produk rata-rata (PR) adalah produk total per satuan faktor produksi

variabel. Secara matematis persamaannya dapat ditulis:

PR = PT/X

Produk marjinal (PM) adalah perubahan produk total sebagai akibat dari

tambahan satu-satuan faktor variabel.

PM = ΔY/ΔX

Perubahan yang relatif dari produk yang dihasilkan disebabkan oleh

perubahan relatif faktor produksi disebut sebagai elastisitas produksi (EP).

Secara matematis elastisitas produksi dapat dituliskan sebagai berikut:

EP = (ΔY/Y) / (ΔX/X)

EP = (ΔY/ΔX) . (X/Y)

EP = PM/PR

Dimana: PM = produk marjinalPR = produk rata-rata

Hubungan antara peubah produk total (PT), produk rata-rata (PR) produk

marjinal (PM), dan elastisitas produksi (EP) dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 29: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

15

EP = 1 EP = 0

PR

PT

0X

PM maks

PR maks

EP=PM=0

a = titik balik

b = titik singgung

c = PT maksimal

X2X1

●●●

Daerah II(0<EP<1)Rasional

Daerah III(EP<0)

Irrasional

Daerah I(EP>1)

Irrasional

Y

Gambar 1. Kurva hubungan antara PT, PR, PM dan EP.

Berdasarkan Gambar 1, produksi total (PT) akan semakin naik dengan

bertambahnya input produksi hingga mencapai titik c, kemudian akan

turun. Pada saat kurva produk total mencapai titik balik (titik a), kurva

produk marjinal mencapai titik maksimum. Dengan tambahan input terus-

menerus, kurva PM akan mencapai nol (PM=0) pada titik d, tepat pada

saat produk total mencapai maksimum.

Kurva produk rata-rata (PR) selalu lebih rendah dibandingkan produk

marjinal hingga titik b, yang merupakan titik PR maksimum dan tepat pada

saat kurva PT mencapai titik singgung, pada saat ini nilai PR sama dengan

nilai PM. Kemudian setelah titik b, kurva PR akan berada diatas kurva

PM.

PM

Page 30: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

16

Pada Gambar 1, berdasarkan nilai elastisitas produksi, terdapat tiga

kemungkinan daerah produksi yang meliputi daerah rasional (0<Ep<1) dan

daerah irrasional (Ep>1 atau Ep<0). Menurut Doll dan Orazem (1984),

tiga kemungkinan nilai elastisitas produksi tersebut adalah:

1) daerah I dengan Ep > 1 (daerah irrasional)

Daerah I didapatkan nilai Ep>1, yaitu nilai X antara 0 sampai dengan

X1, pada daerah tersebut nilai PM berada di atas nilai PR. Daerah I

adalah yang tidak rasional, karena dalam daerah ini penambahan faktor

sebesar 1% akan menyebabkan penambahan output lebih dari 1%.

Seorang pengusaha atau petani didalam daerah ini akan menambah

penggunaan faktor produksi untuk memperbesar output dan

meningkatkan keuntungannya

2) daerah II dengan 0 < Ep < 1 (daerah rasional)

Daerah II didapatkan nilai 0 < Ep < 1, yaitu nilai X antara x1 sampai

dengan x2, pada daerah tersebut nilai PM berada di bawah nilai PR.

Daerah rasional, karena dalam daerah ini, penambahan produksi paling

tinggi satu persen dan paling rendah nol. Pada suatu tingkat tertentu

dari penggunaan faktor di daerah ini akan memberikan keuntungan

yang maksimum.

3) daerah III dengan Ep < 0 (daerah irrasional)

Daerah III didapatkan nilai EP < 0, yaitu nilai X lebih dari X2, pada

daerah tersebut nilai PM ternilai negatif dan berada di bawah nilai PR.

Daerah ini menunjukkan penambahan faktor akan menyebabkan

penurunan jumlah output.

Page 31: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

17

Dalam penelitian ini fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi

produksi Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau

persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel yang saling berkaitan

dalam suatu hubungan yang logis (Soekartawi, 2002). Secara matematis

fungsi produksi Cobb-Douglas dirumuskan sebagai berikut:

Y = bo X1b1X2

b2X3b3........ Xn

bn.eu

untuk memudahkan pendugaan maka persamaan diubah bentuk menjadi

bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut

sebagai berikut:

Ln Y = Ln bo + b1 LnX1 + b2 LnX2 + b3 LnX3 ........... + bn Ln Xn + u

Keterangan:

Y = peubah yang dijelaskan (output)Xi = input (i = 1,2,3,....., n)bo = titik potong (intersep)bi = koefisien regresi (elastisitas produksi)e = bilangan natural 2,7182n = 1,2,3,..........,nu = unsur sisa

Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1 dan b2 adalah tetap

walaupun variabel tersebut dilogaritmakan. Hal ini karena b1 dan b2

merupakan elastisitas produksi (Soekartawi, 2002).

Jumlah penduga parameter regresi ( bi) dalam fungsi produksi Cobb-

Douglas memberikan petunjuk terhadap peubah keluaran secara

proporsional. Bila bi = 1, menunjukkan skala usaha konstan, artinya

bila masukan menjadi dua kali, maka secara proporsional keluaran akan

Page 32: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

18

sama besar. Bila bi < 1, maka akan ada penurunan skala usaha, artinya

bila masukan menjadi dua kali, maka secara proporsional keluaran kurang

dari dua kali. Bila bi > 1, maka akan terjadi peningkatan skala usaha,

artinya bila masukan menjadi dua kali, maka secara proporsional keluaran

akan menjadi lebih besar dari dua kali (Soekartawi, 2002)

Model fungsi Cobb-Douglas lebih banyak dipergunakan karena model ini

memiliki keistimewaan antara lain:

1) penyelesaian relatif mudah, dan dapat ditransfer ke bentuk linear.

2) pendugaan garis merupakan koefisien regresi sekaligus elastisitas

produksi.

3) jumlah besaran elastisitas merupakan tingkat skala produksi (return to

scale) (Soekartawi, 2002)

Kelemahan dari fungsi Cobb-Douglas adalah sering terjadi

multikolinieritas. Untuk mengatasinya ada beberapa cara yang dapat

dilakukan, yaitu dengan mencari informasi pendahulu, mengeluarkan satu

variabel pengganggu, transformasi variabel dan menambah data baru

(Soekartawi, 1994), namun tidak menutup kemungkinan pada fungsi

Cobb-Douglas terjadi masalah heteroskedastis ataupun autokorelasi.

Menurut Supranto (1995), beberapa cara terbaik untuk mengatasi

multikolinearitas adalah (1) Mencari informasi pendahulu, (2)

Mengeluarkan satu variabel atau lebih dan kesalahan pengganggu, (3)

Transformasi peubah, dan (4) Penambahan data baru.

Page 33: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

19

Beberapa asumsi yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pendugaan

dengan fungsi Cobb-Douglas, (1) sampel yang digunakan dipilih secara

acak, (2) terjadinya persaingan sempurna antara masing-masing sampel,

dan harga yang bervariasi, (3) nilai peubah bervariasi diantara masing-

masing sampel, (4) tidak ada perbedaan teknologi antar setiap pengamatan

dan (5) data tidak boleh bernilai nol (Soekartawi, 2002)

Heteroskedastis adalah suatu keadaan dimana varian dari suatu kesalahan

pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Pada

umumnya masalah heteroskedastis terjadi pada analisis data cross section,

yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu,

misalnya data hasil survey. Salah satu cara yang terbukti sering

mengurangi masalah heteroskedastis adalah dengan cara transformasi log,

karena hal ini memperkecil skala variabel-variabel yang diukur.

Autokorelasi adalah suatu keadaan di mana kesalahan pengganggu dari

suatu periode waktu (waktu t) berkorelasi dengan kesalahan pengganggu

periode waktu sebelumnya (waktu t-1), maka keadaan ini disebut

autokorelasi. Masalah autokorelasi pada umumnya lebih sering terjadi

pada data time series, walaupun dapat pula terjadi pada data cross section.

3. Efisiensi produksi

Pengertian efisiensi dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu (1)

efisiensi teknis, yaitu penggunaan faktor produksi yang menghasilkan

produksi maksimum, (2) efisiensi harga, yaitu nilai dari produk marjinal

Page 34: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

20

sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan, dan (3) efisiensi

ekonomi, yaitu jika usaha tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus

juga mencapai efisiensi harga (Daniel, 2002).

Efisiensi teknis dapat dicapai apabila untuk menghasilkan output dalam

jumlah tertentu digunakan kombinasi faktor yang paling kecil, yang diukur

dalam satuan fisik dan tergantung pada teknologi yang ada. Efisiensi

ekonomi dapat tercapai apabila menghasilkan output dalam jumlah tertentu

digunakan biaya terkecil.

Menurut Soekartawi (2002), efisiensi harga yaitu efisiensi yang dicapai

dengan mengkondisikan nilai produk marjinal sama dengan harga faktor

produksi. Suatu usaha pertanian perlu mencapai efisiensi ekonomi, karena

efisiensi ekonomi akan terjadi bila efisiensi teknis terjadi. Perusahaan

pertanian dapat mencapai keuntungan maksimum atau dikatakan efisien

apabila petani mampu membuat suatu upaya jika nilai produk marjinal

(NPM) sama dengan biaya korbanan marjinal (BKM) atau harga faktor

produksi, yang dituliskan dengan rumus berikut:

NPMx = 1 atau NPMx = 1BKMx Px

Untuk dapat menghitung nilai produk marjinal (NPM, maka diperlukan

analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Maka dapat dituliskan dengan

rumus:

NPMx = PM.Py

Page 35: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

21

Pengunaan yang optimum dapat dicari dengan melihat nilai tambahan dari

satu satuan output yang dihasilkan, yang dapat dituliskan sebagai berikut:

NPMx = BKMx, dimana NPM = PM.Py

Pada pasar persaingan sempurna, BKM = Px, sehingga:

PM.Py = Px, dimana PM = (∆Y/∆X), sehingga:

(∆Y/∆X).Py = Px atau

(∆Y/∆X) = Px/Py

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi x, akan bersifat

efisien bila nilai (∆Y/∆X) = Px/Py atau PM = Px/Py. Nilai b dalam fungsi

produksi Cobb-Douglas adalah koefisien regresi sekaligus

menggambarkan elastisitas produksi.

b = Ep dimana Ep = (∆Y/Y) / (∆X/X), sehingga:

b = (∆Y/Y) / (∆X/X) atau

b = (∆Y/∆X)*(X/Y) atau

(∆Y/∆X) = b/(X/Y) atau

(∆Y/∆X) = b*(Y/X), dimana (∆Y/∆X) = PM, sehingga

PM = b*(Y/X)

Menurut Soekartawi (2002), dalam kenyataan NPMx, tidak selalu sama

dengan Px atau BKMx, tetapi yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

a) (NPMx/Px) > 1, artinya penggunaan faktor x belum efisien dan perlu

ditambah.

b) (NPMx/Px) < 1, artinya penggunaan faktor x tidak efisien dan harus

dikurangi.

Page 36: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

22

Bila produk marjinal lebih besar dari biaya korbanan (harga faktor

produksi), agar diperoleh tingkat keuntungan yang maksimum, maka

penggunaan faktor produksi harus ditambah. Sebaliknya bila nilai produk

marjinal kurang dari satu maka penggunaan faktor produksi harus

dikurangi. Pada saat nilai produk marjinal sama dengan harga faktor

produksi maka NPMxi = BKMxi, berarti penggunaan faktor-faktor

produksi telah efisien secara ekonomi dan keuntungan diperoleh

merupakan keuntungan maksimum.

Menurut Doll dan Orazem (1984), secara umum keuntungan maksimum

dari penggunaan n faktor produksi akan diperoleh pada saat :

NPMX1 = NPMX2 = ………..= NPMXi = 1Px1 Px2 Pxi

Jika kondisi keuntungan maksimum tidak dapat dipenuhi maka alokasi

optimum penggunaan faktor – faktor produksi ditentukan berdasarkan

biaya terendah atau dengan kendala input sehingga didapat kombinasi

penggunaan input yang efisien dan menghasilkan keuntungan yang

maksimum.

4. Pendapatan Usahatani

Prof. Bachtiar Rivai dalam Hernanto (1988) mendefinisikan usahatani

sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada

produksi di lapangan pertanian. Selanjutnya, Soekartawi (1995)

menyatakan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif

Page 37: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

23

dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya

yang mereka miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

masukan (input).

Menurut Mosher (1990) selain produksi yang tinggi, petani juga tertarik

pada hubungan antara biaya dan penerimaan dari proses produksi yang

diusahakan. Hubungan antara biaya dan penerimaan usahatani tersebut

untuk mengetahui tingkat keuntungan petani dari usahatani yang

bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa petani lebih memperhitungkan

besarnya keuntungan dari usahataninya dibandingkan dengan tingkat

produksi.

Selanjutnya Soekartawi (1995) menyatakan bahwa pendapatan atau

keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi.

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan

harganya (harga produk tersebut), sedangkan biaya produksi merupakan

hasil perkalian antara jumlah faktor produksi dengan harganya (harga

faktor produksi tersebut). Secara matematis keuntungan dirumuskan :

π = PT – BT = y . py – X . pX

Keterangan:

π = Pendapatan (keuntungan)PT = Penerimaan totalBT = Biaya totaly = ProduksiPy = Harga satuan produksiX = Faktor produksi

Page 38: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

24

Px = Harga faktor produksi

Menurut Purba (1997) analisis keuntungan digunakan untuk

membandingkan besarnya biaya dan penerimaan dari suatu proses

produksi. Keuntungan merupakan selisih dari penerimaan yang didapatkan

dengan seluruh biaya yang dikeluarkan.

Besarnya keuntungan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani

tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Hernanto

(1989) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan

adalah luas lahan, tingkat produksi, intensitas pengusahaan pertanaman,

dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Menurut Mubyarto (1994), lahan

merupakan faktor produksi yang paling penting dalam usahatani karena

merupakan pabrik penghasil pertanian, yaitu tempat produksi berlangsung

dan darimana hasil dikeluarkan.

Usahatani dapat diketahui menguntungkan atau tidak secara ekonomi

melalui analisis Return Cost Ratio (R/C rasio). R/C merupakan

perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Usahatani dikatakan

menguntungkan jika penerimaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan biaya produksi, dimana perbandingan antara penerimaan dan biaya

produksi selalu lebih besar dari satu (Mubyarto, 1989).

Soekartawi (1994) membedakan biaya usahatani berdasarkan sifatnya

menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel). Biaya tetap adalah

biaya yang jumlahnya tetap dan terus dikeluarkan walaupun volume

Page 39: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

25

produksi berubah-ubah, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang

besarnya dipengaruhi oleh volume produksi. Selain biaya tetap dan biaya

variabel, ada komponen biaya lain yang harus diperhatikan yaitu biaya

tunai dan biaya yang diperhitungkan.

Biaya tunai adalah seluruh biaya yang dikeluarkan secara tunai dalam

kegiatan usahatani misalnya pembelian pupuk, mesin pertanian, dan

peralatan usaha tani. Biaya yang diperhitungkan merupakan nilai

korbanan yang tidak dibeli namun berperan aktif dalam proses produksi

usahatani, seperti biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang berasal

dari dalam keluarga.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Susanto (2007), tentang efisiensi produksi jagung di Kecamatan

Ketapang Kabupaten Lampung Selatan, menunjukkan bahwa penggunaan

faktor produksi lahan dan benih pada usahatani jagung belum efisien secara

ekonomi, dimana nilai produksi marjinal lebih dari satu. Hal ini berarti

keuntungan usahatani jagung masih dapat ditingkatkan dengan menambah

penggunaan faktor produksi lahan dan benih. Penelitian ini ditinjau perlu

untuk dijadikan referensi karena kesamaan analisis tentang efisiensi produksi.

Hasil penelitian Pebrianto (2007), tentang efisiensi pemasaran dan faktor-

faktor yang menentukan pembentukan harga cabai merah di tingkat petani di

Desa Sinar Harapan Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan,

menunjukkan bahwa pemasaran cabai merah di Desa Sinar Harapan

Page 40: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

26

Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan belum efisien. Hal ini

diketahui dari adanya perbedaan nilai Rasio Profit Margin (RPM) yang cukup

tinggi antara pedagang pengumpul di Desa Sinar Harapan dan pedagang

besar, serta pedagang pengecer yang ada di Pasar Induk Tamin dan Pasar

Pasir Gintung Tanjungkarang. Nilai elastisitas transmisi harga lebih besar

dari satu, yang menunjukkan bahwa laju perubahan harga di tingkat produsen

lebih besar daripada perubahan harga di tingkat konsumen dan pasar yang

terjadi merupakan pasar yang bersaing tidak sempurna. Peneliti mengambil

referensi ini dikarenakan kesamaan dalam hal analisis mengenai efisiensi

pemasaran dan komoditas yang masih tergolong sayuran.

Hasil penelitian Erikawati (2006), tentang analisis keuntungan dan

pengaruhnya terhadap perilaku petani dalam menghadapi risiko usahatani

kubis dan wortel di Kabupaten Lampung Barat, menunjukkan bahwa

usahatani kubis dan wortel di kecamatan Balik Bukit dan Sekincau

menguntungkan, dengan R/C rasio atas biaya total untuk usahatani kubis di

Balik Bukit sebesar 1,52 dan Sekincau sebesar 1,07 sedangkan untuk

usahatani wortel adalah 1,41 untuk Balik Bukit dan 2,15 untuk Sekincau.

Dari hasil penelitian juga didapat bahwa besarnya keuntungan tidak

mempengaruhi perilaku petani dalam menghadapi risiko usahatani kubis dan

wortel. Penelitian ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dalam hal

analisis keuntungan dan juga komoditas yang diteliti adalah komoditas

sayuran.

Page 41: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

27

Penelitian Agustin (2005), tentang motivasi petani dalam budidaya tanaman

sawi di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan, menunjukkan

bahwa motivasi petani dalam budidaya tanaman sawi termasuk dalam

kategori tinggi, artinya petani sawi menilai kegiatan budidaya tanaman sawi

yang telah dilaksanakan memberi manfaat yang baik sehingga termotiasi

dalam seluruh kegiatan yang ada. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata

secara statistika terhadap motivasi petani dalam budidaya tanaman sawi

adalah luas lahan garapan. Kaitannya dengan penelitian ini adalah dalam hal

komoditas yang diteliti yaitu tanaman sawi.

C. Kerangka Pemikiran

Pembangunan pertanian diarahkan pada terwujudnya sektor pertanian yang

tangguh dan mencakup kemampuan untuk mengatasi semua tantangan,

hambatan dan mampu secara optimal memanfaatkan sumber daya alam,

tenaga kerja, modal, dan teknologi sekaligus meningkatkan kesejahteran

masyarakat pertanian dalam arti luas.

Banyaknya permintaan sayuran di pasaran yang didasarkan pada defisit

pemenuhan kebutuhan konsumsi sayuran membuat petani berkeinginan untuk

berusahatani sayuran dan berusaha meningkatkan produksinya. Sawi

merupakan jenis sayuran yang paling banyak diusahakan di Bandar

Lampung.

Pasar memiliki peranan penting dalam menciptakan harga Output ataupun

harga Input (Saprodi). Harga – harga input dari input yang digunakan petani

Page 42: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

28

akan berpengaruh pada besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani,

sedangkan harga Output dengan Ouput yang dihasilkan usahatani sawi akan

mempengaruhi penerimaan yang didapat petani.

Penerimaan usahatani sawi dan biaya produksi akan mengurangi Pendapatan

Petani. Apabila biaya produksi lebih besar dari penerimaan yang didapat,

maka petani akan merugi. Sebaliknya, apabila penerimaan yang didapat

petani lebih besar dari biaya produksi, maka petani akan untung.

Kerugian yang alami petani mungkin disebabkan oleh kurang efisiennya

penggunaan input, oleh karena itu dilakukan analisis efisiensi penggunaan

faktor-faktor produksi supaya usahatani menjadi menguntungkan bagi petani.

Pendapatan yang diperoleh petani juga mungkin belum maksimal jika

ternyata penggunaan input belum efisien. Pendapatan usahatani dalam

jumlah output yang sama akan maksimal jika penggunaan input nya efisien.

Hasil dari analisis efisiensi penggunaan input dapat dijadikan bahan referensi

bagi petani untuk lebih mengoptimalkan penggunaan input usahatani sawi

supaya manfaat yang diterima akan lebih besar dan petani lebih sejahtera.

Kerangka pemikiran analisis efisiensi produksi dan pendapatan usahatani sawi

di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada Gambar 2.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

1. Diduga penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani sawi di Kota

Bandar Lampung belum efisien.

Page 43: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

29

2. Diduga usahatani sawi di Kota Bandar Lampung menguntungkan untuk

diusahakan petani.

PASAR

HargaOutput

PASARInput

PROSESPRODUKSI

OUTPUT(SAWI)

BiayaProduksi

Keuntungan

Penerimaan

Input1. Luas lahan (X1)2. Benih (X2)3. Pupuk kandang (X3)4. Pupuk urea (X4)5. Pupuk TSP (X5)6. Pupuk KCl (X6)7. Tenaga Kerja (X7)8. Pestisida (x8)

AnalisisEfisiensi

Ekonomi danPendapatan

Usahatani Sawi

Usahatani SawiMenguntungkan

Usahatani SawiMerugikan

PASAROutput

HargaInput

Page 44: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

30

Keterangan : = bagian yangtidak diteliti

= bagian yangditeliti

Gambar 2. Diagram alir analisis produksi dan Pendapatan usahatani sawi diKota Bandar Lampung, 2010.

III. METODE PENELITIAN

Page 45: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

31

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan dengan

penelitian.

Usahatani sawi adalah kegiatan menanam dan mengelola tanaman sawi untuk

menghasilkan produksi, sebagai sumber utama penerimaan usaha yang

dilakukan oleh petani.

Benih adalah biji yang dihasilkan dari perbanyakan generatif bunga tanaman

sawi yang digunakan untuk pertanaman kembali yang dikur dalam gram (g).

Produksi sawi adalah jumlah hasil dari pertanaman sawi selama satu periode

produksi, yang diukur dalam kg.

Periode produksi adalah masa produksi tanaman sawi dari mulai penyemaian

hingga panen, yaitu selama 2 bulan.

Produktivitas sawi adalah jumlah hasil produksi sawi per luasan tertentu

selama satu periode produksi, diukur dalam satuan kg per hektar (kg/ha).

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima oleh produsen yang dihitung

dengan perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga sawi di

tingkat petani, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Page 46: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

32

Keuntungan usahatani sawi adalah penerimaan usahatani sawi dikurangi

dengan biaya produksi total dalam satu kali periode produksi, diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Biaya produksi adalah nilai korbanan yang dikeluarkan selama proses

produksi sawi berlangsung dalam satu kali musim tanam, yang terdiri dari

biaya tetap dan biaya variabel, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, yang besar

kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang dihasilkan, seperti

penyusutan peralatan dan bangunan, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Luas lahan petani sawi adalah luas areal (tempat) yang digunakan petani untuk

melakukan usahatani sawi, diukur dalam satuan hektar (ha).

Harga benih adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

benih sawi per satuan kilogram, diukur dalam satuan rupiah (Rp/kg).

Harga pupuk adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

pupuk guna keperluan usahatani, diukur dalam rupiah per kilogram (Rp/kg).

Harga sawi adalah jumlah uang yang diterima petani pada saat menjual hasil

produksi sawi, diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Page 47: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

33

Biaya pestisida adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

pestisida, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Petani produsen adalah petani yang melakukan usahatani sawi di Kota Bandar

Lampung.

Produk Marginal (PM) adalah peningkatan produksi yang disebabkan

penambahan penggunaan faktor produksi.

Nilai produk marjinal (NPM) adalah besarnya tambahan penerimaan akibat

peningkatan produksi yang disebabkan penambahan penggunaan faktor

produksi. Dihitung dengan mengalikan harga jual dengan produk marjinal.

Biaya korbanan marjinal (BKM) lahan ditentukan dengan nilai sewa satu

musim tanam dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

R/C rasio adalah perbandingan antara total penerimaan dan total biaya

usahatani sayuran sawi selama satu periode tanam, yang nilainya dapat

menggambarkan penerimaan yang diterima oleh petani dari setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk usahataninya.

Produksi sawi adalah jumlah sawi yang dihasilkan oleh petani dalam satu

tahun terakhir, dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).

Harga jual adalah harga yang berlaku untuk menjual sawi, dinyatakan dalam

satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

B. Lokasi, Responden dan Waktu Penelitian

Page 48: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

34

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjung

Karang Barat Kota Bandar Lampung. Daerah tersebut dipilih secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan kecamatan Kemiling dan Tanjung Karang

Barat merupakan Sentra produksi tanaman Sawi di Kota Bandar Lampung.

Dengan pertibangan yang sama, Kelurahan Sumber Rejo dan Kelurahan

Beringin Raya Kecamatan Kemiling juga Kelurahan Sukadana Ham

Kecamatan Tanjung Karang Timur dipilih sebagai lokasi penelitian.

Peneliti mengambil dua kelurahan di Kecamatan Kemiling dengan

pertimbangan bahwa produksi dan luas lahan tanaman sayuran sawi hampir

sama besar, dan agar kecamatan Kemiling terwakili dalam pengambilan

Sampel responden. Sedangkan di Kecamatan Tanjung Karang barat, menurut

KCD pertanian, hanya Kelurahan Sukadana Ham yang memiliki luas lahan

dan produksi sawi yang besar.

Responden dalam analisis produksi dan Pendapatan usahatani sawi adalah

petani sawi. Responden petani diambil secara acak sederhana (simple random

sampling)

Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

Jumlah keseluruhan petani sayuran dan sebarannya di setiap lokasi penelitian

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran jumlah petani sawi di lokasi penelitian

KelurahanJumlah Petani Sawi

(Orang)Persentase

(%)

Page 49: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

35

Sumber Rejo (Kemiling) 39 37,9Beringin Raya (Kemiling) 31 30,1Sukadana Ham (TanjungKarang Barat

33 32,0

Total 103 100

Sumber : KCD pertanian Kecamatan Kemiling dan Tanjungkarang Barat,2010

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah responden sebesar 35 petani

dari total petani sawi sebanyak 103 petani di Kecamatan Kemiling dan

Kecamatan Tanjungkarang Barat. Pengambilan jumlah sampel tersebut

berdasarkan rumus (Suparmoko, 1987) sebagai berikut :

n = NZ2S2

ND2 + Z2S2

n = 103 (1,64)2 (0,05) = 35103 (0,05)2 + (1,64) 2 (0,05)

Keterangan:N = jumlah populasin = jumlah sampelZ = tingkat kepercayaan 90% dimana Z α/2 = Z0,05 = 1,64S2 = varian sampel (5%)D = derajat penyimpangan (5%)

Jumlah sampel tersebut dibagi secara proporsional yaitu sebanyak 13 petani

dari kelurahan Sumber Rejo, 11 petani dari kelurahan Beringin Raya, dan 11

petani dari Kelurahan Sukadana Ham. Untuk pembagian sampel secara

proporsional tersebut digunakan rumus yaitu :

ni = Ni x nN

ni Kelurahan Sumber Rejo = 39 x 35 = 13103

Page 50: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

36

ni Kelurahan Beringin Raya = 31 x 35 = 11103

ni Kelurahan Sukadana Ham = 33 x 35 = 11103

C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survei. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

melalui wawancara langsung dengan petani sawi dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuesioner) yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari

studi literatur dan lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, seperti

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Lampung, Badan Pusat

Statistik Propinsi Lampung, Badan Ketahanan Pangan Propinsi Lampung, dan

lain-lain.

D. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengujian hipotesis analisis

efisiensi produksi menggunakan metode tabulasi data dan komputer. Data

yang diperoleh disederhanakan dalam bentuk tabulasi, kemudian diolah secara

komputerisasi dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for

Social Science). Nilai yang digunakan adalah nilai dari masing-masing

responden. Pengujian hipotesis analisis pendapatan usahatani sawi

meggunakan metode tabulasi data Penerimaan dan pengeluaran dari usahatani

sawi dengan melihat nilai dari Revenue Cost Ratio (R/C ratio) terhadap biaya

total.

Page 51: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

37

1. Analisis Efisiensi Produksi

Untuk menguji hipotesis pertama digunakan model ekonometrika yaitu

fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan untuk mencari koefisien

regresi dari setiap faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang diduga

mempengaruhi jumlah produksi sawi (Y) di Kota Bandar Lampung adalah

luas lahan (x 1 ), jumlah benih (x 2 ), jumlah pupuk kandang (x 3), jumlah

pupuk urea (x4), jumlah pupuk TSP (x5), jumlah pupuk KCl (x6), jumlah

pestisida (x7), dan jumlah tenaga kerja (x8).

Secara matematis model Cobb- Douglas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

Y = bo X1b1X2

b2X3b3........ Xn

bn.eu

Model persamaan dapat diubah menjadi bentuk persamaan linier melalui

transformasi logaritma natural sehingga persamaan di atas menjadi:

Ln Y = Ln bo + b1 LnX1 + b2 LnX2 + b3 LnX3 + b4 Ln X4 + + b5 Ln X5 +

b6 Ln X6 + b7 Ln X7 + b8 Ln X8 + U

Keterangan:

Y = jumlah produksi sawi (Kg)X 1 = luas lahan (m2)

X 2 = jumlah benih digunakan (gr)

X 3 = jumlah pupuk kandang (kg)

X 4 = jumlah pupuk urea (kg)X 5 = jumlah pupuk TSP (kg)X 6 = jumlah pupuk KCl (kg)X 7 = jumlah pestisida (gba)X 8 = jumlah tenaga kerja (HKP)bo = intersep atau konstantabi = koefisien regresi yang merupakan elastisitas produksi

(i = 1,2,3,4,5,)

Page 52: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

38

e = bilangan natural (e = 2,17182882)

2. Analisis Efisiensi Ekonomi

Usahatani akan mencapai efisiensi ekonomi jika tercapai keuntungan

maksimum. Syarat untuk mencapai keuntungan maksimum adalah turunan

pertama dari fungsi keuntungan terhadap masing-masing faktor produksi

sama dengan nol (Doll dan Orazem, 1984). Fungsi keuntungan yang

diperoleh usahatani dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dengan demikian untuk memenuhi syarat tercapainya keuntungan

maksimum, maka turunan pertama dari fungsi keuntungan adalah :

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa level penggunaan faktor

produksi ke-i yang efisien merupakan fungsi dari harga output, harga

Page 53: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

39

faktor produksi ke-i dan jumlah output yang dihasilkan, atau secara

matematis dapat dituliskan :

Dengan mengetahui sebagai Marginal Product (MPxi) faktor produksi

ke-i, maka persamaan diatas menjadi :

Sesuai dengan prinsip keseimbangan marjinal (equi-marginal principle),

bahwa untuk mencapai keuntungan maksimal, tambahan nilai produksi

akibat tambahan penggunaan faktor produksi ke-i (Py.MP x i atau NPM x i)

harus lebih besar daripada tambahan biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian faktor produksi ke- i tersebut (P x i). Penambahan penggunaan

faktor produksi berhenti ketika Py.MP x i = P x i. Pada saat inilah

keuntungan maksimal tercapai. Secara matematis keuntungan maksimum

dari penggunaan faktor produksi ke-i dinyatakan sebagai berikut :

Artinya keuntungan maksimum tercapai pada saat tambahan nilai produksi

akibat tambahan penggunaan faktor produksi ke-i harus sama dengan

biaya korbanan marjinal atas faktor produksi ke-i tersebut atau rasio

keduanya sama dengan satu. Penggunaan simbol yang lebih sederhana

untuk nilai Jadi secara umum keuntungan maksimum dari penggunaan

faktor produksi akan diperoleh pada saat:

Page 54: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

40

Perhitungan efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi

menggunakan persamaan sebagai berikut:

NPMX1 = NPMX2 = ………..= NPMXi = 1Px1 Px2 Pxi

Kriterianya:

1) jika NPMxi/Pxi = 1 artinya penggunaan masukan (input) xi sudah

efisien.

2) jika NPMxi/Pxi > 1 artinya penggunaan masukan (input) xi belum

efisien, maka untuk mencapai efisien input xi perlu ditambah.

3) jika NPMxi/Pxi < 1 artinya penggunaan masukan (input) xi tidak efisien,

maka untuk mencapai efisien input xi perlu dikurangi.

3. Analisis Pendapatan

Menurut Soekartawi (1993) keuntungan adalah selisih antara penerimaan

dan biaya yang digunakan. Keuntungan merupakan selisih antara

penerimaan total dengan biaya total. Penerimaan total dipengaruhi oleh

jumlah produksi yang dihasilkan dan tingkat harga yang berlaku pada saat

produk tersebut dijual.

Biaya total adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi

yang terdiri dari biaya tetap total dan biaya variabel total. Rumus untuk

mengetahui keuntungan:

π = TR – TC

Page 55: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

41

π = Y.Py - ΣXi.Pxi – BTT

Keterangan:

π = keuntungan (Rp)Y = hasil Produksi sawi (kg)Py = harga hasil produksi sawi (Rp)Xi = faktor produksi sawi (luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk

urea, pupuk KCl, pupuk TSP, pestisida, dan tenaga kerja)Pxi = harga faktor produksi (Rp)BTT = biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dapat dianalisis dengan nisbah atau perbandingan antara penerimaan

dengan biaya (Revenue Cost Ratio). Secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut:

R/C = PT / BT

Keterangan:

R/C= nisbah penerimaan dan biayaPT = penerimaan total (Rp)BT = biaya total (Rp)

Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

4. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena

penerimaan lebih besar daripada pengeluaran.

5. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan

lebih kecil daripada pengeluaran.

6. Jika R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan

sama dengan pengeluaran.

Page 56: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

42

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Page 57: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

43

A. Kondisi Geografis

Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung, berada di ujung

Selatan Pulau Sumatera yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Jawa.

Sebagai ibukota propinsi, Bandar Lampung juga menjadi pusat kegiatan

pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, dan kebudayaan serta merupakan

pusat kegiatan perekonomian dari Propinsi Lampung.

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5o20’ sampai dengan

5o30’ lintang Selatan dan 105o28’ sampai dengan 105o37’ bujur Timur. Letak

tersebut berada kurang lebih di Teluk Lampung. Secara administratif Kota

Bandar Lampung adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin dan

Kecamatan Ketibung Kabupaten Lampung Selatan serta Teluk Lampung

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Padang

Cermin Kabupaten Lampung Selatan

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten

Lampung Selatan

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari 13

kecamatan dan 98 kelurahan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Nama kecamatan, jumlah kelurahan serta luas wilayah kecamatan diKota Bandar Lampung.

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (km2)1 Kedaton 8 10,882 Sukarame 5 16,87

Page 58: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

44

3Tanjung KarangPusat 11 6,58

4Tanjung KarangBarat 6 15,14

5Tanjung KarangTimur 11 21,11

6 Teluk Betung Utara 10 10,387 Teluk Betung Barat 8 20,99

8Teluk BetungSelatan 11 10,07

9 Panjang 7 21,1610 Rajabasa 4 13,0211 Tanjung Seneng 4 11,6312 Sukabumi 6 10,6413 Kemiling 7 27,65

Total 98 165,06

Sumber : Pemerintah Kota Bandar Lampung, 2009

Kecaamatan Kemiling merupakan Kecamatan pemekaran pada tahun 2001.

Sebelum dimekarkan, Kecamatan kemiling masih menginduk pada

Kecamatan Tanjung Karang Barat. Dengan demikian karakteristik dua

kecamatan ini relatif sama. .

B. Topografi Wilayah

Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjungkarang Barat mempunyai

wilayah yang bergunung dan sebagian wilayah lainnya berbukit dan

bergelumbang sampai dengan dataran rendah dengan ketinggian rata – rata

100meter diatas permukaan laut.

Struktur tanah di Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjungkarang Barat

yang berwarna merah kehitaman sangat cocok untuk pengembangan

pertanian terutama jenis palawija dan sayur – sayuran.

Page 59: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

45

C. Kebijakan Perwilayahan

Penyediaan ruang kota mengantisipasi perkembangannya sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung. Pengendalian

pengembangan kota telah dibagi dalam 6 kawasan Wilayah Pengembangan

(KWP) yang akan konsisten dilakukan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kawasan Wilayah Pengembangan (KWP) Kota Bandar Lampung

KWP I TanjungKarang Kawasan ini diarahkan untuk pusat segala kegiatan

perdagangan eceran, jasa, umum, dan perumahanfungsi ganda

KWP II TelukBetung Kawasan ini dipusatkan untuk perdagangan besar

(grosir), pemerintahan, dan jasa umumKWP III Panjang Kawasan ini diarahkan untuk kegiatan industri

infrastruktur,KWP IV GedongMeneng

Kawasan ini diarahkan untuk kegiatan industridan sekolah kejuruan serta kebudayaan, perumahanskala kecil dan kegiatan regional

KWP VLangkapura Kawasan ini diarahkan untuk kegiatan perumahan

terbatas dengan KDB rendah/villa, pengembanganhortikultura dan konservasi alam

KWP VI Sukarame Kawasan ini diarahkan untuk pusat kegiatan industrikecil, perumahan skala besar dan cadanganpengembangan dan pusat pelayanan lokal

Sumber : Badan Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota BandarLampung, 2008

Tabel 7 menunjukkan bahwa KWP V Langkapura merupakan wilayah yang

ditujukan untuk pengembangan hortikultura. Wilayah KWP V terdiri dari

Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Tanjung Karang Barat yang merupakan

lokasi penelitian ini.

D. Potensi Ekonomi

Page 60: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

46

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor

ekonomi dikurangi dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan

barang dan jasa tersebut.

Pada tahun 2008, angka PDRB yang dihasilkan Kota Bandar Lampung sebesar

13,437 triliun rupiah. Pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5

tahun terakhir menunjukkan keadaan perekonomian yang membaik. Peningkatan

juga dapat dilihat dari PDRB per kapita tahun 2008 yang mencapai 16,329 juta

rupiah, setelah di tahun sebelumnya PDRB per kapita hanya sebesar 12,960 juta

rupiah. Laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kota Bandar Lampung pada

tahun 2008 sebesar 6,82 persen. Setiap lapangan usaha yang ada di Kota Bandar

Lampung memberikan kontribusi dalam PDRB, kontribusi yang diberikan oleh

masing-masing lapangan usaha disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. PDRB Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha

No Lapangan UsahaPDRB

(dalam jutaan rupiah)Persentase

(%)1 Pertanian 796.705 5,932 Pertambangan 130.419 0,973 Industri Pengolahan 2.689.278 20,014 Listrik dan Air 199.871 1,495 Bangunan 740.484 5,516 Perdagangan 2.126.056 15,827 Pengangkutan dan Komunikasi 2,669.594 19,878 Keuangan 1.938.705 14,43

Page 61: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

47

9 Jasa 2.146.509 15,97Total 13.437.621 100

Sumber : Bandar Lampung dalam Angka, 2009

Selain sentra pengembangan hortikultura, Kecamatan Tanjung Karang Barat

merupakan tujuan alternatif wisata yang berwawasan lingkungan di Kota Bandar

lampung. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Kecamatan Tanjungkarang

Barat, dan juga menjadi sumber pendapatan daerah bagi Kota Bandar Lampung.

E. Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk kota Bandar Lampung tahun 2008 adalah sebanyak 812.133

jiwa, laki-laki sebanyak 409.433 jiwa dan perempuan sebanyak 402.700 jiwa

dengan penyebaran pada 13 kecamatan dengan 98 kelurahan yang masing-masing

dikepalai oleh camat dan lurah. Kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Tanjung

Karang Pusat dengan kepadatan 11.986 orang/km2 dan Kecamatan Teluk Betung

Selatan dengan kepadatan 10.808 orang/km2. Sebaran jumlah penduduk Kota

Bandar Lampung disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung

No KecamatanPenduduk (jiwa)

KepadatanPenduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah (jiwa/km2)1 Teluk Betung Barat 27.120 26.670 53.790 2.5632 Teluk Betung Selatan 54.868 53.968 108.836 10.8083 Panjang 31.153 30.641 61.794 2.9204 Tanjung Karang Timur 41.507 40.824 82.331 3.9005 Teluk Betung Utara 33.001 32.457 65.458 6.3066 Tanjung Karang Pusat 40.364 39.703 80.067 11.9867 Tanjung Karang Barat 26.751 26.311 53.062 3.505

Page 62: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

48

8 Kemiling 26.468 26.031 52.499 1.8999 Kedaton 44.677 43.943 88.620 8.145

10 Rajabasa 16.116 15.852 31.968 2.45511 Tanjung Seneng 14.552 14.313 28.865 2.48212 Sukarame 27.052 26.607 53.659 3.18113 Sukabumi 25.804 25.380 51.184 4.397

Total 409.433 402.700 812.133 4.188

Sumber : Bandar Lampung dalam angka, 2008

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Responden

Page 63: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

49

1. Usia responden

Aktivitas dan produktivitas kerja dalam sektor pertanian dapat dipengaruhi

oleh usia responden itu sendiri. Berdasarkan Data Statistik Indonesia

(2009) usia produktif manusia berada pada kisaran usia 15—64 tahun,

sedangkan jika kurang atau lebih dari selang umur tersebut akan tergolong

sebagai tenaga kerja kurang produktif tetapi masih termasuk dalam usia

kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di Kecamatan

Kemiling dan Tanjung Karang Barat, usia responden di daerah penelitian

bervariasi antara 27—56 tahun.

Usia produktif merupakan usia ideal untuk bekerja dan mempunyai

kemampuan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Klasifikasi usia

responden ditujukan pada Tabel 10.

Tabel 10. Komposisi usia responden

No Usia (th) Jumlah Responden (orang) Persentase (%)1 27 - 36 15 42.862 37 - 46 15 42.863 47 - 56 5 14.28

Jumlah 35 100,00

Tabel 10. menjelaskan bahwa responden golongan usia yaitu 27—36 tahun

(42,86 %), 37—46 tahun (42,86 %), dan 47—56 tahun (14,28 %). Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum responden merupakan responden

produktif.

2. Tingkat pendidikan responden

Page 64: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

50

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai-

nilai yang dianut seseorang, juga cara berpikir, cara pandang dan

persepsinya terhadap suatu permasalahan (Sumarwan, 2003).

Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap tingkat adopsi teknologi

dan inovasi yang sedang berkembang. Pada umumnya, semakin tinggi

tingkat pendidikan, maka proses adopsi teknologi akan semakin cepat.

Adapun tujuan teknologi dan inovasi adalah untuk memperbaiki usahatani

baik dari segi produksi atau produktivitas.

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan responden dari

pendidikan yang ditempuhnya akan mempengaruhi keputusan-keputusan

yang diambil mengenai pelaksanaan usahatani sawi, dampaknya secara

umum akan menentukan bagi tingkat kecepatan pembangunan pertanian

suatu negara.

Pada umumnya tingkat pendidikan petani di Indonesia masih tergolong

rendah. Hal ini merupakan salah satu kelemahan pertanian di Indonesia,

sehingga petani sulit untuk menerima inovasi baru dan merubah pola hidup

kearah yang lebih baik.

Tingkat pendidikan responden yang tertinggi adalah sarjana dengan jumlah

1 orang dan yang terendah adalah sekolah dasar sebanyak 13 orang. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden secara umum

tergolong rendah. Tingkat pendidikan responden secara lengkap terlihat

pada Tabel 11.

Page 65: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

51

Tabel 11. Sebaran tingkat pendidikan responden

3. Pengalaman berusahatani sawi

Pengalaman berusahatani merupakan salah satu indikator yang secara tidak

langsung turut mendukung keberhasilan usahatani yang dilakukan petani

secara keseluruhan. Petani yang telah berpengalaman dengan didukung

oleh sarana produksi yang lengkap akan lebih mampu mengatasi

permasalah-permasalahan teknis berusahatani jika dibandingkan dengan

petani yang baru berusahatani.

responden rata-rata memiliki pengalaman usahatani sawi yaitu 3,4 tahun.

Lama berusahatani sawi menggambarkan pengalaman usahatani yang

dapat mempengaruhi manajemen dan pengambilan keputusan dalam

kegiatan usahatani sawi. Lama berusahatani sawi setiap responden

bervariasi antara 1 – 7 tahun.

4. Jumlah tanggungan keluarga responden

Jumlah anggota keluarga adalah semua yang berada dalam satu keluarga

yang menjadi tanggungan kepala keluarga.

No Tingkat PendidikanJumlah

Responden(orang)

Persentase(%)

1 Sarjana 1 2,862 Diploma 1 2,863 Sekolah Menengah Atas 8 22,864 Sekolah Menengah Pertama 12 34,285 Sekolah dasar 13 37,14

Jumlah 35 100

Page 66: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

52

Mosher (1985) dalam Purnaningsih (1996) berpendapat bahwa keluarga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam

pengambilan keputusan untuk pengelolaan usahataninya. Kasih sayang

terhadap keluarga dan beban tanggungan yang dimiliki menimbulkan

keinginan dan motivasi suami dalam hal ini responden untuk dapat

menikmati taraf hidup yang lebih baik agar keluarganya hidup lebih

bahagia.

Jumlah tanggungan anggota keluarga menggambarkan besar kecilnya

tanggungan biaya hidup keluarga, dapat juga sebagai sumber tenaga kerja

keluarga jika berada pada usia produktif tetapi dapat pula menambah

tanggungan biaya hidup keluarga terlebih lagi jika anggota keluarga tidak

berada pada usia produktif.

Pada saat penelitian dilaksanakan, rata-rata jumlah tanggungan anggota

keluarga responden adalah 4 jiwa. Jumlah anggota keluarga yang

dominan adalah rata-rata 3 - 5 orang yaitu mencapai 68,57 %. Persentase

jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Persentase jumlah tanggungan keluarga responden

Tanggungan keluarga Jumlah Persentase(Jiwa) Responden (%)

1 4 11.432 3 8.573 8 22.864 8 22.865 8 22.856 3 8.577 0 08 1 2.86

Jumlah 35 100

Page 67: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

53

5. Luas Lahan Garapan dan Status Kepemilikan

Lahan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan usahatani.

Luas lahan merupakan total lahan yang digunakan responden untuk

berusahatani sawi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan lahan responden

berkisar antara 1500 – 2100 m2 dengan rata-rata penguasaan lahan sebesar

1851.43 m2. Sebaran luas lahan yang ditanami sawi dan sawi dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Sebaran luas lahan usahatani sawi responden

Luas lahan(m2)

responden(orang)

Persentase(%)

1500 - 1700 12 34.291701 - 1900 12 34.281901 - 2100 11 31.43

Jumlah 35 100

Tabel 13 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar luas lahan

usahatani sawi berada pada kisaran 1500 – 1900 m2 dengan persentase

sebesar 78,57 %. Jika dilihat dari status lahan yang digunakan oleh

responden sebagian besar adalah lahan milik sendiri dan juga pinjam pakai

atau pinjam Cuma – Cuma. Hal ini sangat menguntungkan bagi responden

karena keuntungan yang diperoleh secara tunai akan lebih besar bila

dibandingkan dengan besar keuntungan dengan memperhitungkan biaya

sewa lahan.

Page 68: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

54

6. Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida dilakukan responden untuk memberantas hama

tanaman khususnya ham ulat daun. Pestisida yang digunakan responden

adalah insektisida dengan merk Curacson, Matador, dan Sidametrin.

Responden mengaplikasikan insektisida sesuai dengan aturan yng tertera

pada label merk insektisida tersebut. Dalam penelitian ini, biaya untuk

pestisida dihitung berdasarkan kandungan bahan aktif yang dikonfersikan

dengan harga insektisida per kemasan. Adapun kandungan bahan aktif

tiap insektisida yang digunakan responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Kandungan bahan aktif pada tiap pestisida

No Merek Volume/kemasanHarga

rata-rataKandunganBahan aktif

(ml) (Rp) gr/liter1 Curacson 250 58000 502 Matador 80 20000 253 Sidametrin 400 40000 50

7. Penggunaan tenaga kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani sawi di Kota Bandar

Lampung dikelompokkan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga

kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja usahatani sawi di Kota

Bandar Lampung disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Penggunaan tenaga kerja usahatani sawi di Kota BandarLampung dalam satu periode tanam per 1851,43 m2

No Kegiatan TK DK TK LKHKP Biaya (Rp) HKP Biaya (Rp)

Page 69: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

55

1 Pengolahan lahan 1,88 37.551,02 - -2 Penyemaian 0,45 8.979,59 - -3 Penanaman 0,95 18.938,78 - -4 Penyiraman 11,63 232.653,06 - -5 Pemupukan I 0,58 11.510,20 - -6 Pemupukan II 0,36 7.261,90 - -7 Pemberantasan HPT 0,73 14.571,43 0,71 14.171,438 Pemanenan 0,63 12.653,06

Jumlah 17,21 344.119,00 0,71 14.171,43

Keterangan : DK = Tenaga kera dalam keluargaLK = Tenaga kerja dalam keluarga

Berdasarkan Tabel 15, jumlah rata-rata tenaga kerja dalam keluarga

sebesar 17,21 HKP sedangkan rata-rata tenaga kerja luar keluarga sebesar

0,71 HKP. Hal ini menunjukkan tenaga kerja yang digunakan pada

usahatani sawi di Kota Bandar Lampung lebih banyak berasal dari tenaga

kerja dalam keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga terdiri dari responden,

anak, dan kerabat yang masih menjadi tanggungan responden yang

mengusahakan.

Tabel 15 juga menunjukkan rata-rata jumlah tenaga kerja untuk

memproses usahatani sawi berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan, dari

tabel tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja yang

terbesar yaitu kegiatan penyiraman yaitu sebesar 11,63 HKP. Jenis

kegiatan yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga adalah kegiatan

pemberantasan HPT, hal ini disebabkan karena tidak semua responden

memiliki sprayer dan mengetahui dosis secara pasti.

8. Pengambilan Keputusan dalam bertani sawi

Page 70: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

56

Penentuan keputusan petani dalam hal jenis, pola tanam, dan teknik

produksi lainnya dapat ditentukan sendiri atau dipengaruhi adat istiadat

setempat yang mengikat kebebasan petani dalam mengambil keputusan

usahatani. Keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap

produktivitas dan kemajuan usahatani karena petani yang dinamis akan

lebih mampu mengadopsi teknologi usahatani. Teknologi dan inovasi

bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sawi dan taraf hidup petani.

Pengambilan keputusan dalam berusahatani sawi di Kota Bandar Lampung

merupakan inisiatif petani sendiri dengan kebebasan pemahaman dan

pengalaman responden yang tidak terikat dengan aturan atau adat istiadat

setempat. Segala usaha yang bertujuan untuk peningkatan produktivitas

usahatani terutama sawi akan dilakukan petani sesuai dengan kemampuan

sumberdayanya tanpa dipengaruhi faktor adat istiadat setempat.

B. Budidaya Sawi di Kota Bandar Lampung

Kegiatan berusahatani sawi di kota Bandar Lampung dilakukan mulai dari

kegiatan penyemaian bersamaan dengan pengolahan lahan, dimana kegiatan

ini dilakukan tanpa melihat musim dikarenakan musim hujan dan kemarau

saat ini tidak menentu. Ketersediaan air di lokasi penelitian memudahkan

responden untuk menanam sawi di setiap musim. Berdasarkan

pengalamannya, pemanenan sawi dilakukan pada umur tanaman 35 – 40 hari

setelah tanam atau 50 – 60 hari dihitung dari waktu mulai persemaian.

Page 71: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

57

Kegiatan berusahatani sawi di Kota Bandar Lampung umumnya dilakukan

dengan sistem monokultur dan tanam gilir. Jenis tanaman yang biasanya

ditanam setelah sawi antara lain rampai, kacang panjang, slada, dan tanaman

sayur lainnya.

Jenis sawi yang digunakan responden adalah jenis sawi manis. Berdasarkan

pengalaman petani di Kota Bandar Lampung jenis sawi manis dapat

memberikan hasil yang relatif lebih tinggi karena banyak peminatnya

dibanding sawi pahit.

1. Penyemaian

Penyemaian dilakukan bersamaan dengan pengolahan lahan untuk

penanaman. Bedengan disiapkan untuk menyemai benih sawi dengan

ukuran 100cm x 300cm. Setelah benih disemai, kemudian ditutup kembali

dengan tanah setebal 1 – 2 cm lalu disiram dengan sprayer.

Rata – rata responden memindahkan bibit sawi pada umur 15 -20 hari

setelah penyemaian.

2. Pengolahan lahan

Pengolahan tanah dilakukan responden dengan cara mencangkul dengan

menggunakan cangkul. Tidak ada responden yang menggunakan mesin

atau ternak untuk membajak karena biaya penggunaan mesin pembajak

(traktor) yang sangat tinggi dan karena tidak ada responden memiliki

ternak pembajak sehingga kegiatan mencangkul tanah dilakukan hanya

Page 72: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

58

dengan mengandalkan tenaga manusia dari dalam maupun dari luar

keluarga.

Pada pengolahan pertama, mencangkul dilakukan sedemikian rupa

sehingga tanahnya terbalik, yaitu yang semula di atas atau di permukaan

menjadi di bagian bawah dan demikian sebaliknya yang semula di bagian

bawah menjadi di bagian atas. Pengolahan ini dimaksudkan untuk

mematikan dan membusukkan rerumputan yang semula terdapat di

permukaan tanah dan kemudian akan terbenam ke bagian bawah tanah.

Pembalikan tanah bagian bawah ke atas betujuan untuk menganginkan

tanah memberikan kesempatan bagi tanah untuk melepaskan racun-racun

yang sangat mungkin terbentuk dalam tanah. Keadaan ini dibiarkan

selama satu minggu hingga rerumputan yang terbenam dianggap sudah

membusuk atau melapuk dan racun-racun yang ada sudah menguap ke

udara.

Pengolahan kedua merupakan penyisiran tanah yaitu mengusahakan agar

tanah yang sebelumnya merupakan bongkahan atau gumpalan-gumpalan

besar dipecahkan dan diremukkan hingga sekecil-kecilnya, lalu dibuat

bedengan dengan lebar bedengan rata-rata 100cm. Pemupukan juga

dilakukan pada tahap ini, yaitu dengan mencampurkan pupuk kandang dan

pupuk SP36 pada saat tanah diolah, dan pemberian urea yang sudah

dicampur air dipinggiran bedengan.

3. Penanaman

Page 73: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

59

Pada setiap bedengan dibuat lubang untuk menanam bibit sawi, dalam satu

lebar bedengan rata – rata dibuat 4 – 5 lubang atau dengan kata lain rata-

rata jarak antar tanaman berkisar 20 – 25 cm. Ukuran lubang tanam yaitu

lebar 3 – 4 cm dengan kedalaman 5 – 8 cm. Reponden menerapkan

metode penanaman ini berdasarkan pengalaman secara otodidak dan dari

info yang didapat dari media.

4. Penyiraman

Penyiraman dilakukan responden hampir setiap hari jika tidak turun hujan.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat siram yang terbuat dari

kaleng bekas yang dimodifikasi hingga menyerupai alat siram pada

umumnya. responden tidak membeli alat siram langsung jadi karena

disamping untuk menghemat pengeluaran, membuat alat siram ini

dilakukan untuk mengisi waktu senggang responden.

Penyiangan dilakukan disela – sela waktu penyiraman dan tidak terlalu

sering. Penyiangan pada saat yang sama ketika penyiraman sangat efektif

karena pada saat responden mengelilingi bedengan untuk menyiram gulma

akan terlihat.

5. Pemupukan

Pupuk yang digunakan responden adalah pupuk kandang, pupuk Urea,

SP36, dan KCL. Tetapi hanya sebagian kecil saja yang menggunakan

KCL dikarenakan harganya yang mahal, yaitu berkisar Rp 3500,00/kg.

Page 74: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

60

Sebagian responden melakukan pemupukan kedua, sebagian lainnya hanya

melakukan sekali pemupukan saja. Responden menganggap pemupukan

kedua tidak perlu dilakukan dikarenakan berdasarkan pengalaman, hasil

panennya tidak jauh berbeda. Reponden yang memberi pupuk kedua

biasanya memberi urea berkisar 1 – 3 kg dan dicampur air.

6. Pemberantasan hama

Sebagian besar responden menggunakan jasa orang lain untuk

memberantas hama dan penyakit sawi. Biasanya responden mengupah

dengan upah harian yaitu berkisar Rp 20.000,00/hari dengan obat yang

sudah disediakan oleh responden. Terkadang responden melakukan

penyemprotan ini walaupun tidak terjadi penyakit, hal ini dilakukan untuk

dengan alasan pencegahan.

7. Pola tanam

Petani sawi di Kota Bandar Lampung umumnya menanam sawi secara

berkelanjutan tanpa memiliki acuan pola tanam yang baku, dalam setahun

petani terkadang membagi lahannya dengan komoditi sayuran lainnya,

seperti rampai dan selada. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi panen

besar yang akan menjadikan harga sawi anjlok dan juga mencegah

terjadinya kelangkaan di pasar. Walaupun demikian, pada umumnya

petani memilih awal bulan untuk menanam dan memanen menjelang akir

bulan kedua dari awal penyemaian. Pola tanam usahatani sawi dapat

diilustrasikan pada Gambar 3.

Page 75: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

61

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 3. Pola tanam usahatani sawi di Kota Bandar Lampung.

Keterangan : = musim tanam yang diteliti

8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan oleh responden dan anggota keluarganya.

Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman sawi hingga

akarnya, kemudian dilakukan pemetikan daun tua / menguning lalu dicuci

dengan air yang disediakan dalam kubangan. Terkadang jika pemborong

datang ke lokasi panen, maka pemborong itulah yang memanen sawi

hingga pencucian untuk membersihkan tanah, kotoran, dan residu

pestisida yang melekat pada tanaman sawi.

C. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Sawi.

Model fungsi produksi yang digunakan untuk menduga fungsi produksi

dalam penelitian ini adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Faktor-

faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi Sawi (Y) adalah

luas lahan (X1), jumlah benih (X 2 ), jumlah pupuk kandang (X 3), jumlah

pupuk urea (X4), jumlah pupuk SP36 (X5), jumlah pupuk KCl (X6), jumlah

pestisida (X7), dan jumlah tenaga kerja (X8).

sawisawi sawi

sawisawi

Rampaiselada

Page 76: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

62

Faktor produksi pupuk KCl (X6) tidak dimasukkan kedalam model penduga

dikarenakan hanya sedikit responden yang menggunakan pupuk KCL yang

mengakibatkan banyak kolom Untuk pupuk KCl ini bernilai 0 (nol). Hal ini

tidak memenuhi syarat untuk fungsi Cobb-Douglas dimana nilai data tidak

sama dengan nol.

Hasil pendugaan model dan hubungan antara variabel bebas yaitu faktor –

faktor produksi dengan variabel dependen yaitu produksi sawi dapat dilihat

dalam Tabel 16.

Tabel 16. Analisis ragam persamaan faktor – faktor yang mempengaruhiproduksi sawi di Kota Bandar Lampung, 2010 (model I).

SumberRagam

Jumlahkuadrat db

Kuarattengah F Sig.

Regresi 0,322 7 0,046 44,707 0,000Nilai sisa 0,028 27 0,001Total 0,350 34R2 0,921 Adjusted R2 0,900

Berdasarkan pendugaan model produksi yang diperoleh, seperti yang

ditunjukkan dalam Tabel 16, didapat nilai F- hitung sebesar 44,707 yang

signifikan pada taraf kepercayaan 99 %. Ini berarti bahwa faktor- faktor

produksi yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap produksi sawi.

Dari hasil pendugaan model ditunjukkan juga bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) didapat sebesar 92,1 % dengan nilai koefisien determinasi

terkoreksi (R2-adjusted) sebesar 90 %. Nilai koefisien determinasi (R2)

tersebut berarti bahwa sebesar 92,1 % dari variasi produksi dapat dijelaskan

Page 77: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

63

secara bersama-sama oleh faktor luas lahan, benih, pupuk kandang, pupuk

urea, pupuk SP36, pestisida, dan tenaga kerja, sedangkan sebesar 7,9 % lagi

dipengaruhi oleh faktor- faktor lain di luar model.

Selain uji F, dilakukan pula uji t- untuk menguji penduga faktor – faktor yang

mempengaruhi produksi sawi di Kota Bandar Lampung. Hasil pengujian

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi sawi secara tunggal

disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil pendugaan koefisien faktor-faktor yang mempengaruhitingkat produksi sawi di Kota Bandar Lampung, 2010 (model I).

VariabelKoefisienregresi (B)

Simpangan bakut-

hitungProbabilitas

Konstanta 2,249 0,834 2,698 0,012Ln L.Lahan (X1) 0,300 0,148 2,027 0,053Ln Benih (X2) 0,093 0,070 1,330 0,195Ln Kandang (X3) 0,194 0,089 2,190 0,037Ln Urea (X4) 0,076 0,085 0,893 0,380Ln SP36 (X5) 0,052 0,015 3,420 0,002Ln Pestisida (X7) 0,100 0,049 2,046 0,051Ln HKP (X8) 0,061 0,064 0,950 0,350∑ B 0,876

Berdasarkan Tabel 17, t-hitung faktor produksi Urea (X4) dan Tenaga Kerja

(X8) bernilai kurang dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor

produksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi sawi. Nilai t-

hitung yang kurang dari satu (t-hitung < 1) mengindikasikan adanya masalah

regresi. Salah satu penyakit regresi adalah multikolinieritas , yaitu adanya

hubungan linier antar variabel bebas. Faktor produksi urea (X4) ternyata

memiliki hubungan linear dengan luas lahan (X1), sedangkan faktor produksi

tenaga kerja (X8) memiliki hubungan linier dengan Pestisida (X7).

Page 78: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

64

Faktor produksi Urea (X4) dan Tenaga kerja (X8) harus dikeluarkan dari

model regresi dengan tujuan memperbaiki hasil regresi agar terhindar dari

masalah regresi. Variabel - variabel yang tidak berpengaruh nyata dengan

nilai t-hitung kurang dari 1 ( <1 ) dikeluarkan dari model supaya nilai

elastisitas produksi meningkat dan seluruh variabel bebas berpengaruh nyata

terhadap variabel pengikat. Hasil perhitungan model setelah pengeluaran

variabel urea (X4) dan Tenaga Kerja (X8) dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Hasil pendugaan koefisien faktor-faktor yang mempengaruhitingkat produksi sawi di Kota Bandar Lampung setelah varibel X4

dan X8 dikeluarkan dari model (model II).

VariabelKoefisienregresi (B)

Simpangan bakut

ProbabilitasHitung

Konstanta 1,73 0,71 2,44 0,02Ln L.Lahan (X1) 0,40 0,12 3,27 0,00Ln Benih (X2) 0,11 0,07 1,68 0,10Ln Kandang (X3) 0,19 0,09 2,20 0,04Ln SP36 (X5) 0,06 0,01 4,66 0,00Ln Pestisida (X7) 0,12 0,04 2,86 0,01∑ B 0,89

Tabel 18 menunjukkan nilai ∑B mengalami peningkatan sebesar 0,014

menjadi 0,89. Nilai t-hitung dari setiap variabel bebas juga mengalami

peningkatan dan keseluruhan faktor produk produksi dalam model

berpengaruh nyata terhadap produksi sawi di Bandar Lampung. Hasil analisis

regresi setelah variabel X4 dan X8 dikeluarkan dari model diperoleh

persamaan sebagai berikut :

Y = 5,64X10,40X2

0,11X30,19X5

0,06X70,12

Ln Y = 1,73 + 0,4 LnX1 + 0,11 LnX2 + 0,19 LnX3 + 0,06 LnX5

+ 0,12LnX7

Page 79: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

65

Nilai koefisien regresi (B) seluruh faktor – faktor produksi dalam persamaan

Cobb- Douglas menyatakan tingkal elastisitas produksi dari usahatani sawi.

Jumlah koefisien (∑B) yaitu 0,89 menunjukkan bahwa elastisitas produksi

sawi berada pada daerah II (0 < EP < 1). Daerah ini dicirikan oleh

penambahan hasil produksi yang peningkatannya makin berkurang

(decreasing return to scale).

1. Luas lahan (X1)

Lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani

sawi. Luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi sawi pada tingkat

kepercayaan 99 %. Nilai elastisitas lahan yaitu 0,4 yang menunjukan

bahwa setiap penambahan lahan sebesar 1% maka akan meningkatkan

produksi sebesar 0,4 % dengan asumsi faktor produksi lainnya tidak

berubah (ceteris paribus).

Penambahan luas lahan (ekstensifikasi) tidak dimungkinkan dikarenakan

tanah diperkotaan yang semakin padat hunian dan sewa lahan yang tinggi.

Status kepemilikan lahan yang digunakan responden banyak yang

berstatus pinjam pakai, hal ini memungkinkan petani berpindah – pindah

karena pemilik lahan ingin membangun lahan tersebut.

2. Jumlah Benih (X2)

Jumlah benih berpengaruh nyata terhadap produki sawi pada tingkat

kepercayaan 90%. Nilai elastisitas benih sebesar 0.11, yang berarti setiap

penambahan benih 1% akan menambah hasil produksi sebesar 0,11%.

Page 80: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

66

Jika mengacu pada referensi buku, untuk luasan lahan 1 hektar diperlukan

benih sebanyak 700gr, berarti untuk luasan 1851 m2 diperlukan benih

sekitar 129,57 gr. Dalam pengamatan dilapangan didapat penggunaan

benih untuk luasan 1851 m2 adalah sebesar 170gr, atau lebih banyak 40gr

dari yang seharusnya.

Alasan responden menebar benih lebih banyak yaitu agar ketika terjadi

kematian pada tanaman sawi dalam jumlah yang banyak, maka akan dapat

secepatnya disulam.

3. Pupuk Kandang (X3)

Pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi sawi pada tingkat

kepercayaan 96%. Nilai elastisitas pupuk kandang sebesar 0,19

menunjukkan bahwa setiap penambahan pupuk kandang sebesar 1% akan

menambah jumlah produki sawi sebesar 0,19%.

4. Pupuk SP36 (X5)

Pupuk SP36 berpengaruh nyata terhadap produksi sawi dengan tingkat

kepercayaan 99%. Nilai elastisitas pupuk SP 36 adalah 0,06 menunjukkan

nilai elastisitas mendekati nol atau berada pada daerah rasional, yang

berarti penambahan sebesar 10 % hanya akan menambah produksi sebesar

0,5 % dengan asumsi ceteris paribus.

5. Pestisida (X7)

Pestisida berpengaruh nyata terhadap produksi sawi dengan tingkat

kepercayaan 95%. Nilai elastisitas Pestisida yaitu sebesar 0,12, yang

Page 81: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

67

berarti setiap penambahan pestisida sebesar 1% akan meningkatkan jumlah

produksi sebanyak 0,1 % dengan asumsi faktor produksi lainnya tidak

berubah (ceteris paribus).

D. Efisiensi Ekonomi

Menurut Doll dan Orazem (1984), untuk mencapai keuntungan yang

maksimal, suatu usaha tani harus memenuhi dua syarat yaitu syarat keharusan

(Necessary Condition) dan syarat kecukupan (Sufficient Condition). Syarat

keharusan (Necessary Condition) dipenuhi pada saat tidak ada lagi

kemungkinan lain dalam penggunaan input yang lebih sedikit untuk

menghasilkan nilai produksi yang sama, atau ketika elastisitas produksi lebih

besar atau sama dengan nol dan lebih lebih kecil atau sama dengan satu (0 <

ep < 1).

Berbeda dengan syarat keharusan yang objektif, syarat kecukupan dapat

berbeda pada setiap usahatani atau individu dan merupakan efisiensi yang

subjektif. Terpenuhi atau tidaknya kedua syarat tersebut dapat diketahui

dengan menggunakan sebuah persamaan yaitu perbandingan antara Value

Marginal Product (PyMPxi) atau disebut juga Nilai Produk Marjinal

(NPMXi), dan Marginal Factor Cost (MFC) atau yang sering disebut dengan

Biaya Korbanan Marjinal (BKM). Nilai Produk Marjinal merupakan hasil

kali antara harga produk dengan Produk Marjinal (PM) sementara Biaya

Korbanan Marjinal (BKM) sama dengan harga representatif dari faktor

produksi yang digunakan.

Page 82: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

68

Tingkat efisiensi ekonomis dari penggunaan faktor- faktor produksi dapat

dilihat dari besarnya rasio Nilai Produk Marjinal dengan Biaya Korbanan

Marjinal per periode produksi. Faktor- faktor produksi yang dapat dianalisis

adalah faktor – faktor produksi yang bersifat fisik dan yang dapat dinilai

dengan rupiah. Jika rasio NPM dengan BKM lebih besar dari satu, maka

penggunaan faktor-faktor produksi disebut belum efisien dan perlu

ditingkatkan penggunaannya untuk mencapai keuntungan maksimum.

Rasio NPM dengan BKM yang lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa

penggunaan faktor – faktor produksi telah melebihi batas optimal sehingga

untuk mencapai keuntungan maksimum maka penggunaannya harus

dikurangi.

Rasio NPMXi dengan BKMXi yang sama dengan satu untuk semua faktor –

faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor – faktor produksi

dalam usahatani tersebut tepat berada pada kondisi optimal dan telah

mencapai keuntungam maksimum sehingga usahatani dapat dikatakan telah

efisien secara ekonomis. Rasio NMPXi dengan BKMXi usahatani sawi di

Kota Bandar Lampung disajikan dalam Tabel 19.

Tabel 19. Rasio Nilai Produk Marjinal dengan Biaya Korbanan MarjinalUsahatani sawi di Kota Bandar Lampung.

VariabelRata-rata

jumlahBKMXi

Koef.Regresi

pmxi NPMXiNPMXi /BKMxi

Produksi (Y) 1260.86 2125.71Luas lahan (X1) 1851.43 322.21 0.40 0.27 578.26 1.79Benih (X2) 170.00 446.86 0.11 0.83 1754.03 3.93Kandang (X3) 1681.43 500.00 0.19 0.15 308.83 0.62SP36 (X5) 14.97 1800.00 0.06 4.87 10343.70 5.75Pest (X7) 7.11 52411.55 0.12 21.96 46690.39 0.89

Page 83: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

69

Tabel 19 menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi aktual dan rasio

Nilai Produk Marjinal (NPMXi) dengan Biaya Korbanan Marjinal (BKMXi)

pada usahatani sawi di Kota Bandar Lampung. Rasio NPMXi / BKMXi dari

setiap faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan faktor – faktor

produksi dalam usahatani sawi di Kota Bandar Lampung tidak efisien secara

ekonomis, karena nilai-nilai rasio NPMXi /BKMXi tidak ada yang sama

dengan satu. Rasio ini juga berarti bahwa penggunaan faktor-faktor produksi

pada usahatani sawi belum optimal pada jumlah produksi 1.260,86 Kg.

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa rasio NPMXi dan BKMXi untuk faktor

luas lahan, benih, pupuk SP36, dan pestisida masing-masing lebih besar dari

satu. Nilai rasio ini mengandung arti bahwa penggunaan faktor – faktor

produksi tersebut masih kurang dan masih dapat ditingkatkan lagi agar

dicapai tingkat penggunaan yang efisien atau optimal. Penggunaan faktor

produksi pestisida dan pupuk yang rendah ini disebabkan oleh keterbatasan

modal yang dimiliki petani untuk membeli pupuk dan pestisida dalam jumlah

yang lebih besar yang sesuai dengan kebutuhan usahatani berdasarkan kondisi

kesuburan dan kandungan hara tanah, sehingga pupuk dan pestisida hanya

digunakan berdasarkan kemampuan finansial petani. Penggunaan benih yang

tidak efisien juga disebabkan oleh ketidakmampuan petani secara finansial

untuk membeli benih, sehingga benih yang digunakan responden adalah

benih yang merupakan hasil pembungaan sendiri dengan mutu yang lebih

rendah daripada benih komersial.

Page 84: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

70

Rasio NPMXi dan BKMXi yang paling besar adalah pada faktor produksi

SP36 yaitu sebesar 5,75. Berdasarkan nilai rasio ini, maka penggunaan SP36

memerlukan penambahan yang relatif lebih besar agar dicapai tingkat efisien.

Rendahnya penggunaan SP36 disebabkan karena aplikasi penggunaan

pestisida yang kurang tepat dan harga yang relatif tinggi.

Faktor pupuk kandang didapat nilai rasio NPMXi / BKMXi yang lebih kecil

dari satu, yang berarti bahwa penggunaan faktor produksi ini berlebihan atau

tidak efisien, sehingga untuk mencapai tingkat efisien, maka penggunaan

pupuk kandang perlu dikurangi. Penggunaan yang berlebih ini terjadi

dikarenakan umur tanaman yang relatif singkat (55 hari) menjadikan

kandungan hara tanah yang berasal dari pupuk kandang pada masa tanam

sebelumnya masih tinggi.

Pestisida (X7) didapat nilai rasio NPMXi / BKMXi yang lebih kecil dari satu,

yang berarti bahwa penggunaan faktor produksi ini berlebihan atau tidak

efisien, sehingga untuk mencapai tingkat efisien, maka penggunaan tenaga

kerja harus dikurangi. Penggunaan yang berlebih ini terjadi menjadikan

tanaman tidak tumbuh optimal.

Proses produksi mencapai keadaan yang efisien bila penggunaan faktor-faktor

produksi dikombinasikan sehingga perbandingan antara nilai produk marjinal

dengan biaya korbanan marjinal (NPMXi/BKMXi) memiliki nilai yang sama

besar. Oleh karena proses produksi berada pada daerah rasional (∑bi = 0,89)

maka penggunaan optimum faktor – faktor produksi dapat dihitung.

Berdasarkan hasil perhitungan (perhitungan di Lampiran), didapat X1 yang

Page 85: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

71

tidak mungkin diaplikasikan oleh petani. Hal ini mungkin ada kesalahan

dalam memformulasikan model atau kemungkinan kesalahan – kesalahan

lain. Oleh karena itu, untuk mencari kombinasi optimum penggunaan faktor

– faktor produksi dihitung dengan menjadikan lahan (X1) sebagai kendala.

Kombinasi optimum dari penggunaan faktor produksi sawi dengan kendala

lahan di Kota Bandar Lampung tahun 2010 disajikan pada Tabel 20.

Berdasarkan Tabel 20, faktor produksi benih dan pupuk SP 36, mengalami

peningkatan penggunaan yang signifikan untuk mencapai penggunaan

optimal, sedangkan faktor produksi pupuk kandang dan Pestisida mengalami

pengurangan penggunaan dari penggunaan aktual.

Tabel 20. Kombinasi penggunaan faktor produksi usahatani sawi dengankendala lahan di Kota Bandar Lampung tahun 2010

Variabeljumlah harga

Koefregresi

NPMXiNPMXi /BKMxi

Produksi (Y) 1102.62 2125.71

Luas lahan (X1) 1851.43 322.21 0.40 578.26 1.79Benih (X2) 371.82 446.86 0.11 801.96 1.79Kandang (X3) 578.68 500.00 0.19 897.33 1.79SP36 (X5) 47.93 1800.00 0.06 3230.40 1.79Pest (X7) 3.53 52411.55 0.12 94061.25 1.79

E. Analisis Pendapatan Usahatani

1. Struktur Biaya

Biaya yang dikeluarkan petani terdiri dari biaya tunai dan biaya

diperhitungkan. Biaya tunai didefinisikan sebagai biaya untuk benih,

pupuk, pestisida atau obat-obatan pemberantas hama dan penyakit

Page 86: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

72

tanaman, tenaga kerja luar keluarga, yang dikeluarkan petani selama

proses produksi sawi. Pengeluaran usahatani yang termasuk dalam biaya

diperhitungkan adalah pengeluaran usahatani yang dikeluarkan petani

tetapi tidak secara tunai seperti biaya sewa lahan, penyusutan alat – alat

pertanian, dan nilai tenaga kerja dalam keluarga. Biaya – biaya yang

dikerluarkan petani dalam satu periode produksi disajikan dalam Tabel 21.

Tabel 21. Biaya – biaya produksi petani sawi di Kota Bandar Lampungdalam satu periode tanam per 1851,43m2 musim tanam April –Mei 2010.

Jenis biayaHarga(Rp)

FisikJumlah

(Rp)Distribusi

(%)Biaya Tunai* Benih (gr) 446,86 170,00 75.966,20 3,90* Pupuk Kandang (kg) 500,00 1.681,43 840.714,30 43,20* Pupuk urea (kg) 1.268,57 16,97 21.529,45 1,11* Pupuk KCl(kg) 3.264,29 6,00 19.585,74 1,01* Pupuk SP36 (kg) 1.800,00 14,97 26.946,00 1,38* Biaya TK (LK) (HKP) 20.000,00 0,71 14.200,00 0,73* pestisida 5.801,14 7,11 41.270,97 2,12Biaya diperhitungkan 0,00* Penyusutan alat 3.836,60 0,20* Biaya TK (DK) (HKP) 20.000,00 17,21 344.200,00 17,69* sewa lahan 557.812,50 28,66Total biaya tunai 1.040.213,00Total biayadiperhitungkan 905.849,10total biaya 1.946.062,00 100

Tabel 21 menunjukkan persentase distribusi biaya, baik biaya tunai, biaya

yang diperhitungkan maupun total biaya keseluruhan. Distribusi biaya

terbesar terletak pada biaya pupuk kandang yang mencapai 43,2 %.

Pengurangan penggunaan pupuk kandang sesuai dengan perhitungan

efisiensi akan mengurangi biaya produksi yang signifikan. Sewa lahan

juga merupakan biaya yang tinggi bagi petani, hal ini tidak menjadi

Page 87: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

73

masalah serius dikarenakan hanya sebagian kecil saja petani yang

menyewa lahan.

Perbedaan biaya tunai dan biaya diperhitungkan yang cukup signifikan

dikarenakan biaya sewa lahan di Kota Bandar Lampung yang relatif tinggi

dan tenaga kerja yang digunakan berlebih/ tidak efisien. Peyusutan alat –

alat pertanian tidak terlalu membebankan petani dengan tingkat distribusi

terhadap total biaya yang rendah yaitu 0,2%.

2. Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan dilakukan untuk menentukan nilai yang diperoleh

petani dari kegiatan berusahatani sawi. Analisis yang dilakukan meliputi

analisis pendapatan atas biaya total dan analisis pendapatan atas biaya

tunai. Dalam penelitian ini, analisis pendapatan dilakukan untuk satu

periode tanam, yaitu 50 hari. Analisis pendapatan petani sawi di Kota

Bandar Lampung disajikan dalam Tabel 22.

Berdasarkan Tabel 22, pendapatan usahatani sawi di Kota Bandar

Lampung yang didapat petani atas biaya tunai adalah sebesar Rp

1.640.004,00 per 1851,43 m2 dengan nilai R/C ratio atas biaya tunai yaitu

sebesar 2,58. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan biaya

produksi sebesar Rp 1.000,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.

2.580,00. Sedangkan keuntungan atas biaya total sebesar Rp 749.338,40

per 1.851,43 m2 per musim dengan nilai R/C ratio sebesar 1,39. Hal

tersebut menunjukkan bahwa penggunaan biaya produksi sebesar Rp.

1000,00 akan menghasilkan Rp. 1.390,00. Nilai R/C ratio yang lebih dari

Page 88: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

74

nol dapat diartikan bahwa usahatani sawi di Kota Bandar Lampung

menguntungkan untuk diusahakan.

Tabel 22. Analisis pendapatan petani sawi di Kota Bandar Lampung per1851,43 m2 dalam satu periode tanam.

NoURAIAN

HARGA(Rp)

FISIKNILAI(Rp)

1 Penerimaan 2.680.216,64* Produksi (Kg) 1.260,86* Harga 2.125,71Biaya Tunai* Benih (gr) 446,86 170,00 75.966,20* Pupuk Kandang (kg) 500,00 1.681,43 840.714,29* Pupuk urea (kg) 1.268,57 16,97 21.529,45* Pupuk KCl(kg) 3.264,29 6,00 19.585,74* Pupuk SP36 (kg) 1.800,00 14,97 26.946,00* Biaya TK (LK) (HKP) 20.000,00 0,71 14.200,00* pestisida 5.801,14 7,11 41.270,97Biaya diperhitungkan* Penyusutan alat 3.836,60* Biaya TK (DK) (HKP) 20.000,00 16,57 331.400,00* sewa lahan 1.851,43 300,00 555429.00

2 Total biaya tunai 1.040.212,643 Total biaya diperhitungkan 890665.604 total biaya (2+3) 1930878.245 Pendapatan atas biaya tunai (1 – 2) 1.640.004,006 Pendapatan atas biaya total (1 – 4) 749.338,407 R/C terhadap biaya tunai (1 / 2) 2,588 R/C terhadap biaya total (1 / 4) 1,39

Berdasarkan ketetapan pemerintah Kota bandar Lampung, upah minimum

Kota (UMK) Kota Bandar Lampung adalah sebesar Rp 776.500,00 per

bulan, ini berarti pendapatan petani sawi sebesar Rp 749.338,40 per 50

hari dapat dikatakan rendah karena dibawah UMK dan belum cukup untuk

memenuhi kehidupan sehari - hari. Petani umumnya memiliki pekerjaan

sampingan untuk menopang kehidupan mereka dengan berwirausaha

ataupun menjadi buruh bangunan.

Page 89: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

75

Tabel 23. Analisis pendapatan petani sawi di Kota Bandar Lampung per1851,43 m2 dalam satu periode tanam dalam kondisipenggunaan faktor secara efisien dengan kendala lahan.

No URAIANHARGA

(Rp)FISIK

NILAI(Rp)

1 Penerimaan 2.344.636,87Produksi (Kg) 1.102,99Harga 2.125,71Biaya TunaiBenih (gr) 446,86 371,82 166.150,49Pupuk Kandang (kg) 500,00 578,68 289.341,27Pupuk SP36 (kg) 1.800,00 47,93 86.280,80pestisida 52.411,55 3,53 184.848,83Biaya diperhitungkanPenyusutan alat 3.836,60sewa lahan 1851.43 322,20 596.530,75

2 Total biaya tunai 726.621,393 Total biaya diperhitungkan 600.367,354 total biaya (2 + 3) 1.326.988,735 Pendapatan atas biaya tunai (1 – 2) 1.618.015,486 Pendapatan atas biaya total (1 – 4) 1.017.648,147 R/C terhadap biaya tunai (1 / 2) 3,238 R/C terhadap biaya total (1 / 4) 1,77

Berdasarkan Tabel 23, pendapatan usahatani sawi di Kota Bandar

Lampung yang didapat petani atas biaya tunai adalah sebesar Rp

1.617.228,97 per 1851,43 m2 , atau 19,6% lebih tinggi dari keadaan

aktual. Nilai R/C ratio atas biaya tunai yaitu sebesar 3,23 yang

menunjukkan bahwa penggunaan biaya produksi sebesar Rp 1.000,00 akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 3.230,00, sedangkan pendapatan

atas biaya total sebesar Rp 1.016.861,63 per 1851,43 m2, atau naik sebesar

43,8% dari keadaan aktual. Nilai R/C ratio sebesar 1,77 menunjukkan

bahwa penggunaan biaya produksi sebesar Rp. 1000,00 akan

menghasilkan Rp. 1.770,00.

Page 90: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

76

Pendapatan total petani per hari adalah sebesar Rp 21.380,37 atau sebesar

Rp641.411,10 per bulan. Hasil ini masih dikatakan kurang mencukupi

untuk kebutuhan keluarga petani dengan rata – rata tanggungan keluarga

sebanyak 4 jiwa dan juga jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kota

sebesar Rp 776.500,00 per bulan atau sebesar Rp 25.833,33 per hari atau

sebesar Rp 1.294.166,70 per musim. Dengan demikian perlu adanya

skema perhitungan usahatani sawi yang menghasilkan pendapatan yang

lebih dari UMK supaya kesejahteraan petani terjamin. Analisis

pendapatan usahatani dengan beberapa skala usahatani disajikan pada

Tabel 24.

Tabel 24. Analisis pendapatan Optimal usahatani sawi pada beberapaskala usahatani per musim di Kota Bandar Lampung, 2010.

No UraianSkala Usahatani

1.500m2

(Rp)2.000m2

(Rp)2.500 m2

(Rp)3.000 m2

(Rp)1 Produksi 1.297,36 1.531,17 1.741.18 1.933,982 Harga 2.125,71 2.125,71 2.125.71 2.125,713 Penerimaan (1 x 2) 2.757.811,13 3.254.827,63 3.701.250.11 4.111.087,00

Biaya TunaiBenih 139.500,00 186.000,00 232.500.00 279.000,00Kndg 291.000,00 388.000,00 485.000.00 582.000,00Urea 114.000,00 152.000,00 190.000.00 228.000,00Sp 78.000,00 104.000,00 130.000.00 156.000,00Pest 150.000,00 200.000,00 250.000.00 300.000,00

4 ∑ bi. Tunai 772.500,00 1.030.000,00 1.287.500.00 1.545.000,00Bi. DiperhitungkanHkp 91.500,00 122.000,00 152.500.00 183.000,00Sewa 450.000,00 600.000,00 750.000.00 900.000,00

5 ∑ bi. Diperhitungkan 541.500,00 722.000,00 902.500.00 1.083.000,006 tot. Biaya (4 + 5) 1.314.000,00 1.752.000,00 2.190.000.00 2.628.000,007 Pendp. Tunai (3 - 4) 1.985.311,13 2.224.827,63 2.413.750.11 2.566.087,008 Pendp. Total (3 - 6) 1.443.811,13 1.502.827,63 1.511.250.11 1.483.087,009 r/c atas bi. Tunai (3/4) 3,57 3,16 2.87 2,66

10 r/c atas bi. Total (3/6) 2,10 1,86 1.69 1,56

Page 91: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

77

Berdasarkan Tabel 24, R/C ratio pada peningkatan skala usahatani sawi di

Kota Bandar Lampung cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan proses

produksi sawi yang berada pada daerah rasional (EP = 0,876), dimana

setiap penambahan faktor produksi sebesar 1% akan meningkatan

Penerimaan kurang dari 1%. Skala usaha yang ideal untuk diaplikasikan

petani sawi di Kota Bandar Lampung adalah pada skala usaha 2500 m2,

dengan pendapatan usahatani sawi sebesar Rp 1.511.250,11 per musim.

Penggunaan faktor – faktor produksi secara efisien pada skala 2500 m2

memerlukan biaya lebih besar dari biaya total yang dikeluarkan petani

pada saat ini, sedangkan petani tidak memiliki modal yang lebih besar dari

modal yang mereka keluarkan untuk usahatani. Pemerintah Kota Bandar

Lampung diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam membantu

kekurangan modal petani dengan mempermudah petani untuk

mendapatkan kredit lunak baik secara langsung atau berafiliasi dengan

Bank yang menyalurkan kredit lunak. Pemerintah juga diharapkan dapat

memfasilitasi pembentukan koperasi petani sawi dan mendampingi petani

secara kelembagaan dengang membentuk kelompok tani sawi agar petani

dapat mengelola keuangan koperasi dan keloPmpok tani secara mandiri.

Page 92: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

78

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan faktor – faktor produksi pada usahatani sawi di Kota Bandar

Lampung belum efisien. Penggunaan faktor produksi luas lahan (X1), benih (X2),

dan pupuk SP36 (X5) perlu ditingkatkan, sedangkan faktor produksi pupuk

kandang (X3) dan pestisida (X7) harus dikurangi agar pendapatan usahatani sawi

meningkat.

2. Usahatani sawi merupakan usahatani yang menguntungkan. Tingkat

pendapatan saat ini sebesar Rp 1.640.004,00 per 1851,43 m2 dengan R/C ratio

atas biaya tunai yaitu sebesar 2,58, sedangkan pendapatan atas biaya total

sebesar Rp 749.338,40 per 1.851,43 m2 per musim dengan nilai R/C ratio

sebesar 1,39. Pada kondisi optimal dengan kendala lahan seluas 1851,43 m2

diperoleh pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 1.618.015,48 dengan R/C

ratio sebesar 3,23, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah sebesar

1.017.648,14 dengan R/C ratio sebesar 1,77.

Page 93: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

79

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Petani diharapkan dapat lebih mengefisienkan penggunaan faktor –faktor

produksi yang dipakai dalam proses produksi sawi sesuai dengan tingkat

penggunaan optimal dengan melakukan ekstensifikasi usahatani pada skala

usaha 2500m2 dengan penggunaan benih sebesar 520,30gr, pupuk kandang

sebesar 970kg, pupuk urea sebesar 149,77 kg, pupuk SP36 sebanyak

72,22kg, pestisida sebanyak 43,1 gram bahan aktif, dan tenaga kerja

sebesar 7,63 HKP.

2. Pemerintah Kota Bandar Lampung diharapkan berperan aktif dalam

memberikan penyuluhan usahatani, menyediakan dana usaha atau

mendorong perbankan menyediakan kredit lunak, menyediakan lahan

untuk ektensifikasi usahatani sawi, dan memfasilitasi pembentukan

koperasi bagi petani sawi di Kota Bandar Lampung.

3. Peneliti lain yang akan meneliti dengan objek penelitian komoditi sawi

disarankan untuk meninjau kembali aspek – aspek lain seperti aspek

efisiensi pemasaran dari komoditi sawi ini.

Page 94: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Propinsi Lampung dalam Angka 2009. Badan Pusat StatistikPropinsi Lampung. Bandar Lampung.

______. 2008. Konsumsi konsumsi pangan wilayah berdasarkan survey konsumsipangan tahun 2008. Badan Ketahanan Pangan Propinsi Lampung. BandarLampung.

______. 2009. Kota Bandar Lampung dalam Angka 2009. Badan Pusat StatistikKota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

______. 2009. Kecamatan Sukarame dalam Angka 2009. Badan Pusat StatistikKota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

______. 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis FungsiCoob-Douglas. PT Raja Grafindo. Jakarta. 249 hlm.

Azzaino, Z. 1982. Pengantar Tataniaga Pertanian. Diktat Kuliah. UniversitasLampung. Bandar Lampung. 244 hlm.

Hamim, A. 1989. “Tataniaga Pertanian”. Materi Kursus Manajemen AgribisnisLanjutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 51 hlm.

Hasyim, A.I. 1994. Tataniaga Pertanian. Diktat Kuliah FP. UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Hernanto, Fadholi. 1988. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 307 hlm

Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 hlm.

Margiyanto. Budidaya Tanaman Sawi. 2007.http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/.diakses tanggal 17 Maret 2010.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. 299 hlm.

Nazaruddin. 1999. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.IPB. Bogor.

Page 95: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

81

Pebrianto, M. D. 2007. Efisiensi Pemasaran dan Faktor-faktor yang MenentukanPembentukan Harga Cabai Merah di Tingkat Petani di Desa Sinar HarapanKecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. JurusanSosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 92hlm.

Rubatzky, V.E. 1998. Sayuran Dunia 2 : Prinsip, Produksi, dan Gizi . ITB.Bandung.

Saefuddin, A.M. 1982. Pemasaran Produk Pertanian. Diktat Kuliah IPB.Bogor. 142 hlm.

Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan AnalisisFungsi Coob-Douglas. PT Raja Grafindo. Jakarta. 249 hlm.

Sunarto. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi 2. Adityamedia. Yogyakarta.

Syafri Edi dan Yusri. Budidaya Sawi Semi Organik. Selasa 19 Januari 2010.http://jambi.litbang.deptan.go.id. diakses tanggal 17 Maret 2010.

Yusri, A. Budidaya Bayam. Januari 2010. http://jambi.litbang.deptan.go.id.diakses tanggal 17 Maret 2010.

Yusri, A. Budidaya Bayam. Minggu 24 Januari 2010.http://teguhpamuji.wordpress.com. diakses tanggal 17 Maret 2010.

Yusuf, S. 2001. Analisis Efisiensi Pemasaran Salak Pondoh di KabupatenTanggamus. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, FakultasPertanian, Universitas Lampung.

Page 96: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

1

Page 97: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

81

Tabel 25. Identitas Responden

No Nama Kelompok Alamat Umur Pddkn Pekerjaan T'gungn Peng.Luaslahan Status

(th) Formal Pokok Kluarga Bdidya (m2) kpemilikan

(th) (orang) (th)

1 Totok Sugianto Mugi Rahayu Sukadanaham 40 17 Petani 5 3 2000 Milik Sendiri

2 Suhasto Mugi Rahayu Sukadanaham 45 11 Petani 6 2 2000 Milik Sendiri

3 Nasirun Mugi Rahayu Sukadanaham 45 8 Petani 5 3 2000 Milik Sendiri

4 Mardoyo Mugi Rahayu Sukadanaham 38 10 Petani 4 2 2100 Milik Sendiri

5 Anwar Mugi Rahayu Sukadanaham 30 10 Petani 3 2 1900 Pinjam pakai

6 M. Prapto Mugi Rahayu Sukadanaham 30 6 Petani 1 1 1900 Pinjam pakai

7 Sarmin Mugi Rahayu Sukadanaham 43 7 Petani 3 3 1800 Pinjam pakai

8 Supriyono Mugi Rahayu Sukadanaham 35 9 Petani 4 3 1900 Milik Sendiri

9 Dasiman Mugi Rahayu Sukadanaham 37 6 Petani 3 5 2000 Milik Sendiri

10 Hendarto Mugi Rahayu Sukadanaham 56 3 Petani 5 5 2100 Milik Sendiri

11 Alwi Mugi Rahayu Sukadanaham 50 5 Petani 4 3 2000 Milik Sendiri

12 Slamet Selada Sumber Rejo 32 9 Tukang ojek 3 5 2000 Pinjam pakai

13 Rijal Amin Selada Sumber Rejo 45 4 Petani 5 4 1700 Pinjam pakai

14 Suwarto Selada Sumber Rejo 35 6 Petani 3 3 1700 Pinjam pakai

15 Samsul Selada Sumber Rejo 52 9 Petani 5 7 1700 sewa

16 Sarmin Selada Sumber Rejo 39 6 Petani 4 3 1800 sewa

17 Suyatin Selada Sumber Rejo 45 6 Petani 1 4 1800 Pinjam pakai

18 warto Selada Sumber Rejo 45 5 Pedagang 2 3 2000 Pinjam pakai

19 Aris Suharso Selada Sumber Rejo 30 9 Petani 4 3 1900 Pinjam pakai

20 Matno Selada Sumber Rejo 32 4 Petani 1 3 1800 Pinjam pakai

21 Asep Selada Sumber Rejo 46 6 Petani 6 5 2000 Pinjam pakai

22 Hasanudin Selada Sumber Rejo 37 12 Wiraswasta 2 5 2000 Milik Sendiri

23 Supardi Selada Sumber Rejo 39 15 Wiraswasta 5 3 1700 Milik Sendiri

24 Sutarto Selada Sumber Rejo 27 6 Petani 1 5 1600 Pinjam pakai

25 Mulyadi Jaya tani Beringin Raya 35 12 Petani 4 3 1700 Pinjam pakai

26 Samizan Jaya tani Beringin Raya 30 9 Petani 3 3 1900 Pinjam pakai

27 Miswandi Jaya tani Beringin Raya 30 12 Pegawai 3 3 2000 Pinjam pakai

28 Jumali Jaya tani Beringin Raya 50 9 Petani 5 3 1900 Milik Sendiri

29 Asnawi Jaya tani Beringin Raya 34 9 Tukang 4 3 1900 Milik Sendiri

30 Kusno Jaya tani Beringin Raya 37 6 Tukang 5 4 1700 Milik Sendiri

31 Eko M Jaya tani Beringin Raya 35 12 Wiraswasta 2 2 1600 Milik Sendiri

32 Suwaris Jaya tani Beringin Raya 35 12 Tukang ojek 6 2 1500 Milik Sendiri

33 Sabar Jaya tani Beringin Raya 40 9 Petani 4 2 1700 Milik Sendiri

34 Purnomo Jaya tani Beringin Raya 55 9 Petani 8 5 1800 Sewa

35 Ajis Suryo Jaya tani Beringin Raya 29 9 Tukang 3 3 1700 Pinjam pakai

Rata-rata 38.94 8.49 3.77 3.37 1851.43

Page 98: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

82

Tabel 26. Kepemilikan peralatan usahatani sawino cangkul sprayer arit total

∑ Harga Biaya UE peny ∑ Harga Biaya UE peny ∑ Harga Biaya UE peny b. Peny(Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode (Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode (Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode

1 1 35000 35000 7 1000.00 1 50000 50000 3 3333.33 2 15000 30000 3 2000 6333.33

2 1 35000 35000 7 1000.00 1 15000 15000 3 1000 2000.00

3 1 40000 40000 7 1142.86 1 15000 15000 4 750 1892.86

4 1 35000 35000 6 1166.67 1 15000 15000 3 1000 2166.67

5 1 35000 35000 6 1166.67 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 5500.00

6 1 35000 35000 7 1000.00 1 15000 15000 4 750 1750.00

7 1 33000 33000 7 942.86 1 15000 15000 3 1000 1942.86

8 1 35000 35000 7 1000.00 1 15000 15000 3 1000 2000.00

9 1 32500 32500 8 812.50 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 5145.83

10 1 40000 40000 8 1000.00 2 50000 100000 3 6666.67 2 15000 30000 3 2000 9666.67

11 1 35000 35000 5 1400.00 1 15000 15000 3 1000 2400.00

12 2 35000 70000 8 1750.00 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 6083.33

13 1 37500 37500 7 1071.43 1 1 15000 15000 3 1000 2071.43

14 1 40000 40000 6 1333.33 1 1 7000 7000 4 350 1683.33

15 1 35000 35000 6 1166.67 1 2 7000 14000 4 700 1866.67

16 3 37500 112500 6 3750.00 1 1 15000 15000 3 1000 4750.00

17 1 40000 40000 6 1333.33 1 50000 50000 3 3333.33 2 15000 30000 3 2000 6666.67

18 1 35000 35000 8 875.00 1 15000 15000 4 750 1625.00

19 1 35000 35000 8 875.00 1 50000 50000 3 3333.33 2 15000 30000 4 1500 5708.33

20 1 40000 40000 8 1000.00 1 15000 15000 3 1000 2000.00

21 1 35000 35000 8 875.00 2 15000 30000 4 1500 2375.00

22 1 37500 37500 8 937.50 1 50000 50000 3 3333.33 2 15000 30000 3 2000 6270.83

23 2 35000 70000 8 1750.00 2 15000 30000 3 2000 3750.00

24 1 37500 37500 6 1250.00 1 50000 50000 3 3333.33 2 8000 16000 4 800 5383.33

25 2 37500 75000 6 2500.00 1 15000 15000 3 1000 3500.00

26 1 40000 40000 8 1000.00 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 5333.33

27 1 40000 40000 6 1333.33 1 15000 15000 3 1000 2333.33

28 4 35000 140000 8 3500.00 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 7833.33

29 1 35000 35000 8 875.00 1 50000 50000 3 3333.33 1 15000 15000 3 1000 5208.33

30 1 35000 35000 6 1166.67 1 15000 15000 3 1000 2166.67

31 1 40000 40000 7 1142.86 2 8000 16000 4 800 1942.86

32 1 40000 40000 6 1333.33 2 8000 16000 4 800 2133.33

33 1 35000 35000 7 1000.00 1 15000 15000 3 1000 2000.00

34 3 37500 112500 7 3214.29 1 50000 50000 3 3333.33 2 15000 30000 3 2000 8547.62

35 1 37500 37500 6 1250.00 1 15000 15000 3 1000 2250.00

∑ 45.00 1283000.00 1645500.00 243.00 47914.29 18.00 650000.00 700000.00 39.00 46666.67 47.00 488000.00 639000.00 115.00 39700.00 134280.95

Rata-rata 1.29 36657.14 47014.29 6.94 1368.98 1.06 50000.00 53846.15 3.00 3589.74 1.34 13942.86 18257.14 3.29 1134.29 3836.60

Page 99: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

83

Tabel 27. Biaya tunai usahatani sawi diKota Bandar Lampung per periode tanam

No

benih Urea KCL SP36 Pupuk Kandang Pestisidasewa lahan

pem hptJumlah

(gr)Harga(Rp)

Jumlah(kg)

Harga(Rp)

Jumlah(kg)

Harga(Rp)

Jumlah(kg)

Harga(Rp)

Jumlah(kg)

Harga(Rp)

Jumlah(gba)

Harga(Rp)

TK LK

1 175 480 20 1250 0 3250 15 1800 1900 500 10 4640 02 175 480 18 1250 0 3250 11 1800 1800 500 8 4640 0 14285.713 175 480 20 1300 0 3250 14 1800 1700 500 9 4640 0 14285.714 175 480 17 1250 0 3250 9 1800 1600 500 6 4640 0 17142.865 175 480 16 1250 15 3250 19 1800 1850 500 8 4640 0 14285.716 150 480 16 1250 0 3000 22 1800 1700 500 7 4640 0 14285.717 150 480 16 1300 10 3000 11 1800 2000 500 7 4640 0 14285.718 175 480 18 1300 10 3250 7 1800 1800 500 8 4640 0 14285.719 175 480 17 1250 15 3500 11 1800 1700 500 8 4640 0 17142.86

10 175 480 20 1250 0 3250 8 1800 2000 500 9 4640 011 175 480 17 1300 0 3250 5 1800 1700 500 6 4640 0 14285.7112 200 480 20 1300 0 3250 11 1800 1700 500 8 10000 013 150 480 15 1250 20 3250 8 1800 1500 500 6 10000 0 14285.7114 175 480 17 1250 15 3250 22 1800 1500 500 5 10000 0 14285.7115 150 480 15 1250 0 3000 11 1800 1350 500 6 10000 510000 14285.7116 150 480 16 1250 0 3000 13 1800 1600 500 6 10000 540000 14285.7117 150 400 17 1250 20 3000 17 1800 1650 500 8 10000 018 200 400 17 1250 5 3000 25 1800 2000 500 10 10000 019 200 400 16 1300 0 3500 37 1800 1900 500 9 10000 0 14285.7120 175 400 16 1300 0 3500 9 1800 1700 500 6 10000 0 14285.7121 200 400 18 1250 0 3500 25 1800 1800 500 8 10000 022 200 400 20 1300 0 3500 29 1800 2000 500 8 10000 023 175 400 15 1300 10 3500 34 1800 1800 500 6 10000 024 150 400 15 1250 0 3250 26 1800 1500 500 5 10000 025 150 400 17 1250 20 3250 18 1800 1450 500 5 2000 0 14285.7126 200 400 17 1250 20 3500 12 1800 1800 500 8 2000 0 17142.8627 200 440 20 1300 5 3500 6 1800 1650 500 6 2000 0 11428.5728 200 440 19 1250 20 3250 9 1800 1700 500 8 2000 0 14285.7129 175 440 16 1250 0 3250 23 1800 1700 500 9 2000 030 175 440 16 1300 0 3250 16 1800 1700 500 8 2000 0 14285.7131 150 440 15 1250 0 3250 11 1800 1400 500 6 2000 0 14285.7132 125 440 15 1250 0 3250 11 1800 1300 500 5 2000 0 11428.5733 125 440 14 1300 5 3250 7 1800 1400 500 5 2000 0 11428.5734 150 440 18 1250 20 3250 6 1800 1600 500 6 2000 540000 14285.7135 150 440 15 1300 0 3250 6 1800 1400 500 6 2000 0 11428.57∑ 5950.00 15640.00 594.00 44400.00 210.00 114250.00 524.00 63000.00 58850.00 17500.00 249.00 203040.00 1590000.00 354285.71µ 170.00 446.86 16.97 1268.57 6.00 3264.29 14.97 1800.00 1681.43 500.00 7.11 5801.14 45428.57 14171.43

Page 100: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

84

Tabel 28. Biaya non tunai usahatani sawi di Kota Bandar Lampung per satuperiode tanam

No olah lahan semai penanaman penyiraman pupuk I pupuk II pem hptpemanenan

peny.Peralatan sewa lahan

TK DK TK DK TK DK TK DK TK DK TK DK TK DK

1 40000.00 11428.57 20000.00 342857.14 14285.71 8571.43 17142.86 17142.86 6333.33 6000002 34285.71 11428.57 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 17142.86 2000.00 6000003 34285.71 8571.43 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 14285.71 1892.86 6000004 40000.00 11428.57 17142.86 257142.86 14285.71 5714.29 17142.86 2166.67 6300005 34285.71 8571.43 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 14285.71 5500.00 5700006 40000.00 11428.57 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 11428.57 1750.00 5700007 34285.71 5714.29 17142.86 171428.57 11428.57 5714.29 17142.86 1942.86 5400008 34285.71 5714.29 17142.86 257142.86 11428.57 5714.29 11428.57 2000.00 5700009 40000.00 11428.57 17142.86 257142.86 14285.71 5714.29 17142.86 5145.83 600000

10 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 14285.71 11428.57 9666.67 63000011 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 11428.57 2400.00 60000012 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 14285.71 11428.57 6083.33 60000013 45714.29 5714.29 20000.00 171428.57 11428.57 11428.57 11428.57 2071.43 51000014 34285.71 5714.29 17142.86 171428.57 11428.57 5714.29 17142.86 1683.33 51000015 34285.71 5714.29 20000.00 171428.57 11428.57 11428.57 11428.57 1866.6716 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 11428.57 4750.0017 40000.00 11428.57 20000.00 171428.57 11428.57 5714.29 14285.71 11428.57 6666.67 54000018 40000.00 11428.57 20000.00 342857.14 14285.71 8571.43 17142.86 17142.86 1625.00 60000019 34285.71 11428.57 17142.86 342857.14 11428.57 11428.57 5708.33 57000020 34285.71 5714.29 17142.86 171428.57 11428.57 5714.29 17142.86 2000.00 54000021 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 14285.71 11428.57 2375.00 60000022 40000.00 11428.57 20000.00 342857.14 11428.57 8571.43 14285.71 11428.57 6270.83 60000023 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 11428.57 8571.43 3750.00 51000024 40000.00 11428.57 20000.00 171428.57 11428.57 11428.57 14285.71 11428.57 5383.33 48000025 40000.00 11428.57 20000.00 171428.57 11428.57 8571.43 11428.57 3500.00 51000026 40000.00 11428.57 17142.86 257142.86 14285.71 5714.29 17142.86 5333.33 57000027 40000.00 11428.57 17142.86 171428.57 8571.43 8571.43 2333.33 60000028 34285.71 5714.29 20000.00 257142.86 11428.57 11428.57 7833.33 57000029 45714.29 11428.57 20000.00 257142.86 11428.57 5714.29 14285.71 11428.57 5208.33 57000030 40000.00 11428.57 17142.86 257142.86 11428.57 11428.57 2166.67 51000031 34285.71 5714.29 20000.00 171428.57 11428.57 11428.57 11428.57 1942.86 48000032 40000.00 11428.57 17142.86 171428.57 8571.43 8571.43 2133.33 45000033 40000.00 11428.57 17142.86 171428.57 8571.43 8571.43 2000.00 51000034 40000.00 11428.57 20000.00 171428.57 11428.57 8571.43 11428.57 8547.6235 40000.00 11428.57 17142.86 171428.57 8571.43 8571.43 2250.00 510000

∑ 1314285.71 314285.71 662857.14 8142857.14 402857.14 174285.71 145714.29 442857.14 134280.95 17850000.00µ 37551.02 8979.59 18938.78 232653.06 11510.20 7261.90 14571.43 12653.06 3836.60 557812.50

Page 101: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

85

Tabel 29. penyusutan peralatan usahatani

no

cangkul sprayer arit total∑ Harga Biaya UE penyusutan ∑ Harga Biaya UE penyusutan ∑ Harga Biaya UE penyusutan Biaya

(Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode (Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode (Unit) (Rp) (Rp) (Th) / periode peny1 1 35000.00 35000.00 7.00 1000.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 6333.332 1 35000.00 35000.00 7.00 1000.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2000.003 1 40000.00 40000.00 7.00 1142.86 1.00 15000.00 15000.00 4.00 750.00 1892.864 1 35000.00 35000.00 6.00 1166.67 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2166.675 1 35000.00 35000.00 6.00 1166.67 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 5500.006 1 35000.00 35000.00 7.00 1000.00 1.00 15000.00 15000.00 4.00 750.00 1750.007 1 33000.00 33000.00 7.00 942.86 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 1942.868 1 35000.00 35000.00 7.00 1000.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2000.009 1 32500.00 32500.00 8.00 812.50 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 5145.83

10 1 40000.00 40000.00 8.00 1000.00 2.00 50000.00 100000.00 3.00 6666.67 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 9666.6711 1 35000.00 35000.00 5.00 1400.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2400.0012 2 35000.00 70000.00 8.00 1750.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 6083.3313 1 37500.00 37500.00 7.00 1071.43 1.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2071.4314 1 40000.00 40000.00 6.00 1333.33 1.00 1.00 7000.00 7000.00 4.00 350.00 1683.3315 1 35000.00 35000.00 6.00 1166.67 1.00 2.00 7000.00 14000.00 4.00 700.00 1866.6716 3 37500.00 112500.00 6.00 3750.00 1.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 4750.0017 1 40000.00 40000.00 6.00 1333.33 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 6666.6718 1 35000.00 35000.00 8.00 875.00 1.00 15000.00 15000.00 4.00 750.00 1625.0019 1 35000.00 35000.00 8.00 875.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 15000.00 30000.00 4.00 1500.00 5708.3320 1 40000.00 40000.00 8.00 1000.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2000.0021 1 35000.00 35000.00 8.00 875.00 2.00 15000.00 30000.00 4.00 1500.00 2375.0022 1 37500.00 37500.00 8.00 937.50 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 6270.8323 2 35000.00 70000.00 8.00 1750.00 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 3750.0024 1 37500.00 37500.00 6.00 1250.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 8000.00 16000.00 4.00 800.00 5383.3325 2 37500.00 75000.00 6.00 2500.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 3500.0026 1 40000.00 40000.00 8.00 1000.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 5333.3327 1 40000.00 40000.00 6.00 1333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2333.3328 4 35000.00 140000.00 8.00 3500.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 7833.3329 1 35000.00 35000.00 8.00 875.00 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 5208.3330 1 35000.00 35000.00 6.00 1166.67 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2166.6731 1 40000.00 40000.00 7.00 1142.86 2.00 8000.00 16000.00 4.00 800.00 1942.8632 1 40000.00 40000.00 6.00 1333.33 2.00 8000.00 16000.00 4.00 800.00 2133.3333 1 35000.00 35000.00 7.00 1000.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2000.0034 3 37500.00 112500.00 7.00 3214.29 1.00 50000.00 50000.00 3.00 3333.33 2.00 15000.00 30000.00 3.00 2000.00 8547.6235 1 37500.00 37500.00 6.00 1250.00 1.00 15000.00 15000.00 3.00 1000.00 2250.00

∑ 45.00 1283000.00 1645500.00 243.00 47914.29 18.00 650000.00 700000.00 39.00 46666.67 47.00 488000.00 639000.00 115.00 39700.00 134280.95rata2 1.29 36657.14 47014.29 6.94 1368.98 1.06 50000.00 53846.15 3.00 3589.74 1.34 13942.86 18257.14 3.29 1134.29 3836.60

Page 102: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

86

Tabel 30. Penggunaan Tenaga KerjaNo pengolahan lahan penyemaian penanaman

TK DK TK DK TK DK∑

Orang∑

hari∑ jamkerja Harga/HKP HKP BIAYA

∑Orang

∑hari

∑ jamkerja harga/HKP HKP Biaya

∑Orang

∑hari

∑ jamkerja Harga/HKP HKP Biaya

1 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.002 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.003 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.004 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.865 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.006 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.007 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.868 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.869 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86

10 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0011 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0012 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0013 1.00 2.00 8.00 20000.00 2.29 45714.29 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0014 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8615 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0016 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0017 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0018 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0019 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8620 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8621 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0022 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0023 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0024 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0025 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0026 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8627 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8628 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0029 1.00 2.00 8.00 20000.00 2.29 45714.29 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0030 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8631 1.00 2.00 6.00 20000.00 1.71 34285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0032 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8633 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8634 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 7.00 20000.00 1.00 20000.0035 1.00 2.00 7.00 20000.00 2.00 40000.00 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86

35.00 70.00 230.00 700000.00 65.71 1314285.71 35.00 35.00 110.00 700000.00 15.71 314285.71 35.00 35.00 232.00 700000.00 33.14 662857.141.00 2.00 6.57 20000.00 1.88 37551.02 1.00 1.00 3.14 20000.00 0.45 8979.59 1.00 1.00 6.63 20000.00 0.95 18938.78

Page 103: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

87

Lanjutan tabel 30.

No

penyiraman pemupukan 1 pemupukan 2TK DK TK DK TK DK

∑Orang ∑ hari

∑ jamkerja

Harga/HKP HKP Biaya

∑Orang

∑hari

∑ jamkerja

Harga/HKP HKP Biaya

∑Orang

∑hari

∑jam

kerjaharga/HKP HKP Biaya

1 1.00 30.00 4.00 20000.00 17.14 342857.14 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.432 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.293 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.294 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.295 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.296 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.297 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.298 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.299 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.29

10 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2911 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0012 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0013 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5714 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2915 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5716 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0017 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2918 1.00 30.00 4.00 20000.00 17.14 342857.14 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4319 1.00 30.00 4.00 20000.00 17.14 342857.14 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0020 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2921 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2922 1.00 30.00 4.00 20000.00 17.14 342857.14 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4323 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0024 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5725 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4326 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2927 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 0.00 0.00 0.00 20000.0028 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0029 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 2.00 20000.00 0.29 5714.2930 1.00 30.00 3.00 20000.00 12.86 257142.86 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 0.00 0.00 0.00 20000.0031 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5732 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 0.00 0.00 0.00 20000.0033 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 0.00 0.00 0.00 20000.0034 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4335 1.00 30.00 2.00 20000.00 8.57 171428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43 0.00 0.00 0.00 20000.00

35.00 1050.00 95.00 700000.00 407.14 8142857.14 35.00 35.00 141.00 700000.00 20.14 402857.14 24.00 24.00 61.00 700000.00 8.71 174285.711.00 30.00 2.71 20000.00 11.63 232653.06 1.00 1.00 4.03 20000.00 0.58 11510.20 0.69 0.69 1.74 20000.00 0.36 7261.90

Page 104: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

88

Lanjutan tabel 30.

Nopemberantasan hpt pemanenan

TK DK TK LK TK DK∑

Orang∑

hari∑ jamkerja harga/HKP HKP Biaya

∑Orang

∑hari

∑ jamkerja

harga/HKP HKP Biaya

∑Orang

∑hari

∑ jamkerja

harga/HKP HKP Biaya

1 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.862 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.863 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.714 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.865 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.716 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.577 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.868 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.579 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86

10 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5711 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5712 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5713 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5714 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.8615 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5716 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5717 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5718 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.8619 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5720 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 2.00 3.00 20000.00 0.86 17142.8621 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5722 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5723 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4324 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5725 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5726 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.86 1.00 1.00 6.00 20000.00 0.86 17142.8627 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4328 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5729 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5730 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5731 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5732 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4333 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.4334 1.00 1.00 5.00 20000.00 0.71 14285.71 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.5735 1.00 1.00 4.00 20000.00 0.57 11428.57 1.00 1.00 3.00 20000.00 0.43 8571.43

10.00 10.00 51.00 200000.00 7.29 145714.29 25.00 25.00 124.00 500000.00 17.71 354285.71 35.00 41.00 137.00 700000.00 22.14 442857.141.00 1.00 5.10 20000.00 0.73 14571.43 1.00 1.00 4.96 20000.00 0.71 14171.43 1.00 1.17 3.91 20000.00 0.63 12653.06

Page 105: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

89

Tabel 31. Produksi dan penerimaan

No Luaslahan Produksi Jumlah

dijual Harga jual Penerimaan

1 2000 1400 1400 2200.00 3080000.002 2000 1325 1325 2200.00 2915000.003 2000 1360 1360 2200.00 2992000.004 2100 1190 1190 2200.00 2618000.005 1900 1340 1340 2200.00 2948000.006 1900 1290 1290 2200.00 2838000.007 1800 1165 1165 2200.00 2563000.008 1900 1250 1250 2200.00 2750000.009 2000 1300 1300 2200.00 2860000.00

10 2100 1475 1475 2200.00 3245000.0011 2000 1240 1240 2200.00 2728000.0012 2000 1375 1375 2000.00 2750000.0013 1700 1175 1175 2000.00 2350000.0014 1700 1160 1160 2000.00 2320000.0015 1700 1125 1125 2000.00 2250000.0016 1800 1240 1240 2000.00 2480000.0017 1800 1275 1275 2000.00 2550000.0018 2000 1475 1475 2000.00 2950000.0019 1900 1425 1425 2000.00 2850000.0020 1800 1240 1240 2000.00 2480000.0021 2000 1450 1450 2000.00 2900000.0022 2000 1490 1490 2000.00 2980000.0023 1700 1325 1325 2000.00 2650000.0024 1600 1160 1160 2200.00 2552000.0025 1700 1150 1150 2200.00 2530000.0026 1900 1325 1325 2200.00 2915000.0027 2000 1190 1190 2200.00 2618000.0028 1900 1260 1260 2200.00 2772000.0029 1900 1340 1340 2200.00 2948000.0030 1700 1240 1240 2200.00 2728000.0031 1600 1065 1065 2200.00 2343000.0032 1500 1000 1000 2200.00 2200000.0033 1700 1030 1030 2200.00 2266000.0034 1800 1160 1160 2200.00 2552000.0035 1700 1120 1120 2000.00 2240000.00

Jumlah 64800.00 44130.00 44130.00 74400.00 93711000.00Rata-rata 1851.43 1260.86 1260.86 2125.71 2677457.14

Page 106: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

90

Tabel 32. Data pengujian faktor – faktor produksi dan nilai transformasi

noProduksi(Y)

luas lahan(X1)

Benih(X2)

KANDANG(X3)

UREA(X4)

SP36(X5)

Pestisida(X7)

Hkp(X8) ln Y lnX1 lnX2 lnX3 lnX4 lnX5 lnX7 lnX8

1 1400 2000 175 1900 20 15 10 23.57 7.24 7.60 5.16 7.55 3.00 2.71 2.30 3.162 1325 2000 175 1800 18 11 8 17.86 7.19 7.60 5.16 7.50 2.89 2.40 2.08 2.883 1360 2000 175 1700 20 14 9 17.57 7.22 7.60 5.16 7.44 3.00 2.64 2.20 2.874 1190 2100 175 1600 17 9 6 18.14 7.08 7.65 5.16 7.38 2.83 2.20 1.79 2.905 1340 1900 175 1850 16 19 8 17.57 7.20 7.55 5.16 7.52 2.77 2.94 2.08 2.876 1290 1900 150 1700 16 22 7 17.86 7.16 7.55 5.01 7.44 2.77 3.09 1.95 2.887 1165 1800 150 2000 16 11 7 13.14 7.06 7.50 5.01 7.60 2.77 2.40 1.95 2.588 1250 1900 175 1800 18 7 8 17.14 7.13 7.55 5.16 7.50 2.89 1.95 2.08 2.849 1300 2000 175 1700 17 11 8 18.14 7.17 7.60 5.16 7.44 2.83 2.40 2.08 2.90

10 1475 2100 175 2000 20 8 9 18.00 7.30 7.65 5.16 7.60 3.00 2.08 2.20 2.8911 1240 2000 175 1700 17 5 6 17.00 7.12 7.60 5.16 7.44 2.83 1.61 1.79 2.8312 1375 2000 200 1700 20 11 8 17.71 7.23 7.60 5.30 7.44 3.00 2.40 2.08 2.8713 1175 1700 150 1500 15 8 6 13.86 7.07 7.44 5.01 7.31 2.71 2.08 1.79 2.6314 1160 1700 175 1500 17 22 5 13.14 7.06 7.44 5.16 7.31 2.83 3.09 1.61 2.5815 1125 1700 150 1350 15 11 6 13.29 7.03 7.44 5.01 7.21 2.71 2.40 1.79 2.5916 1240 1800 150 1600 16 13 6 17.00 7.12 7.50 5.01 7.38 2.77 2.56 1.79 2.8317 1275 1800 150 1650 17 17 8 14.29 7.15 7.50 5.01 7.41 2.83 2.83 2.08 2.6618 1475 2000 200 2000 17 25 10 23.57 7.30 7.60 5.30 7.60 2.83 3.22 2.30 3.1619 1425 1900 200 1900 16 37 9 21.43 7.26 7.55 5.30 7.55 2.77 3.61 2.20 3.0620 1240 1800 175 1700 16 9 6 13.14 7.12 7.50 5.16 7.44 2.77 2.20 1.79 2.5821 1450 2000 200 1800 18 25 8 18.00 7.28 7.60 5.30 7.50 2.89 3.22 2.08 2.8922 1490 2000 200 2000 20 29 8 23.00 7.31 7.60 5.30 7.60 3.00 3.37 2.08 3.1423 1325 1700 175 1800 15 34 6 17.43 7.19 7.44 5.16 7.50 2.71 3.53 1.79 2.8624 1160 1600 150 1500 15 26 5 14.57 7.06 7.38 5.01 7.31 2.71 3.26 1.61 2.6825 1150 1700 150 1450 17 18 5 13.71 7.05 7.44 5.01 7.28 2.83 2.89 1.61 2.6226 1325 1900 200 1800 17 12 8 18.14 7.19 7.55 5.30 7.50 2.83 2.48 2.08 2.9027 1190 2000 200 1650 20 6 6 12.86 7.08 7.60 5.30 7.41 3.00 1.79 1.79 2.5528 1260 1900 200 1700 19 9 8 17.00 7.14 7.55 5.30 7.44 2.94 2.20 2.08 2.8329 1340 1900 175 1700 16 23 9 18.86 7.20 7.55 5.16 7.44 2.77 3.14 2.20 2.9430 1240 1700 175 1700 16 16 8 17.43 7.12 7.44 5.16 7.44 2.77 2.77 2.08 2.8631 1065 1600 150 1400 15 11 6 13.29 6.97 7.38 5.01 7.24 2.71 2.40 1.79 2.5932 1000 1500 125 1300 15 11 5 12.86 6.91 7.31 4.83 7.17 2.71 2.40 1.61 2.5533 1030 1700 125 1400 14 7 5 12.86 6.94 7.44 4.83 7.24 2.64 1.95 1.61 2.5534 1160 1800 150 1600 18 6 6 13.71 7.06 7.50 5.01 7.38 2.89 1.79 1.79 2.6235 1120 1700 150 1400 15 6 6 12.86 7.02 7.44 5.01 7.24 2.71 1.79 1.79 2.55

Rata2 1260.857 1851.429 170 1681.4286 16.97143 14.97143 7.114286 16.57163

Page 107: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

91

Harga Representatif

Harga sewa lahan (PX1) =

=

= Rp 321,99/m2

Harga Pestisida (PX8) =

=

= Rp 52.411,55/gba

Perhitungan Penggunaan X1 pada kondisi efisien

NPMX1 = NPMX2 = 1Px1 Px2

Cj = C2

X2 = C2 . X1 Xi = Cj . X1

Page 108: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

92

Y =

Y = C0 . X1

Ln Y = 1,73 + 0,4 LnX1 + 0,11 LnX2 + 0,19 LnX3 + 0,06 LnX5 + 0,12LnX7

Ln Co . X1 = 1,73 + 0,4 LnX1 + 0,11 Ln C2 . X1 + 0,19 Ln C3 . X1 + 0,06 Ln C5 . X1

+ 0,12Ln C7 . X1

Ln Co + Ln X1 = 1,73 + 0,4 LnX1 + 0,11 Ln C2 + 0,11 Ln X1 + 0,19 Ln C3 + 0,19 Ln X1 + 0,06 LnC5 + 0,06 Ln X1 + 0,12Ln C7 + 0,12 Ln X1

Ln X1 - 0,4 LnX1 - 0,11 Ln X - 0,19 Ln X1 - 0,06 Ln X1 - 0,12 Ln X1 = 1,73 + 0,11 Ln C2 1

+ 0,19 Ln C3 + 0,06 Ln C5 + 0,12Ln C7– Ln Co

{1 – (0,4 + 0,11 + 0,19 + 0,06 + 0,12 )} Ln X1 = 1,73 + LnX1 + 0,11 Ln C2 1 + 0,19 Ln C3

+ 0,06 Ln C5 + 0,12Ln C7– Ln Co

(1 – 0,88) Ln X1 = 1,73 + LnX1 + 0,11 Ln C2 1 + 0,19 Ln C3 + 0,06 Ln C5 + 0,12Ln C7– Ln Co

Ln X1 =

Page 109: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

93

Ln X1 = 14,42X1 = 1.830.317,487 m2

Luas lahan ini sangat sulit untuk diaplikasikan pada keadaan real.

Perhitungan faktor – faktor produksi pada kondisi optimal dengan kendala lahan(NPM/BKM = 1,79)

X2 = C2 x X1

=

=

= 371,82 Gr

X3 = C3 x X1

=

=

= 578,68 Kg

Jumlah produksi dengan kendala lahan

Y = 5,64X10,40X2

0,11X30,19X5

0,06X70,12

Y = 5,64 0,40 × 371,820,11 × 578,680,19 × 47,930,06 × 3,530,12

Y = 1102.99 Kg

X5 = C5 x X1

=

=

= 47,93 Kg

X7 = C7 x X1

=

=

= 3,53 Gba

Page 110: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

94

Hasil analisis regresi menggunakan SPSS 15

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation NProduksi 7.1346 .10145 35L.Lahan 7.5203 .08484 35Benih 5.1276 .13085 35Kandang 7.4208 .11712 35Urea 2.8263 .10276 35SP36 2.5648 .53741 35Pestisida 1.9405 .21211 35HKP 2.7909 .18439 35

ANOVAb

.322 7 .046 44.707 .000a

.028 27 .001

.350 34

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), HKP, Urea, SP36, Benih, Kandang, Pestisida, L.Lahana.

Dependent Variable: Produksib.

Page 111: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

95

Coefficientsa

2.249 .834 2.698 .012 .538 3.960.300 .148 .251 2.027 .053 -.004 .603 .761 .363 .110 .193 5.191.093 .070 .120 1.330 .195 -.051 .237 .776 .248 .072 .361 2.771.194 .089 .224 2.190 .037 .012 .377 .860 .388 .119 .280 3.573.076 .085 .077 .893 .380 -.099 .251 .604 .169 .048 .396 2.528.052 .015 .275 3.420 .002 .021 .083 .465 .550 .185 .456 2.194.100 .049 .209 2.046 .051 .000 .201 .833 .366 .111 .281 3.564.061 .064 .111 .950 .350 -.071 .193 .854 .180 .052 .216 4.638

(Constant)L.LahanBenihKandangUreaSP36PestisidaHKP

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower BoundUpper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Produksia.

Residuals Statisticsa

6.9307 7.3029 7.1346 .09733 35-.06548 .06509 .00000 .02859 35-2.095 1.729 .000 1.000 35-2.041 2.029 .000 .891 35

Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Produksia.

Page 112: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

96

Correlations

1.000 .761 .776 .860 .604 .465 .833 .854.761 1.000 .710 .724 .743 -.047 .686 .675.776 .710 1.000 .689 .642 .256 .630 .648.860 .724 .689 1.000 .545 .310 .775 .738.604 .743 .642 .545 1.000 -.084 .545 .457.465 -.047 .256 .310 -.084 1.000 .265 .475.833 .686 .630 .775 .545 .265 1.000 .787.854 .675 .648 .738 .457 .475 .787 1.000

. .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000.000 . .000 .000 .000 .395 .000 .000.000 .000 . .000 .000 .069 .000 .000.000 .000 .000 . .000 .035 .000 .000.000 .000 .000 .000 . .315 .000 .003.002 .395 .069 .035 .315 . .062 .002.000 .000 .000 .000 .000 .062 . .000.000 .000 .000 .000 .003 .002 .000 .

35 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 3535 35 35 35 35 35 35 35

ProduksiL.LahanBenihKandangUreaSP36PestisidaHKPProduksiL.LahanBenihKandangUreaSP36PestisidaHKPProduksiL.LahanBenihKandangUreaSP36PestisidaHKP

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Produksi L.Lahan Benih Kandang Urea SP36 Pestisida HKP

Page 113: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

97

Hasil analisis regresi menggunakan SPSS 15, dengan pengeluaran variabel Urea dan Tenaga Kerja.

ANOVAb

.321 5 .064 63.371 .000a

.029 29 .001

.350 34

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pestisida, SP36, Benih, Kandang, L.Lahana.

Dependent Variable: Produksib.

Coefficientsa

1.734 .711 2.437 .021 .279 3.189.399 .122 .334 3.268 .003 .149 .649 .761 .519 .176 .277 3.613.111 .066 .144 1.678 .104 -.024 .247 .776 .297 .090 .395 2.530.194 .088 .224 2.202 .036 .014 .374 .860 .379 .118 .280 3.568.058 .012 .306 4.658 .000 .032 .083 .465 .654 .250 .670 1.493.124 .043 .259 2.863 .008 .035 .212 .833 .469 .154 .353 2.829

(Constant)L.LahanBenihKandangSP36Pestisida

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial PartCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Produksia.

Page 114: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

98

Coefficient Correlationsa

1.000 -.161 -.054 -.429 -.272-.161 1.000 -.273 -.300 .505-.054 -.273 1.000 -.154 -.459-.429 -.300 -.154 1.000 -.376-.272 .505 -.459 -.376 1.000.002 -8.6E-005 .000 -.002 -.001

-8.6E-005 .000 .000 .000 .001.000 .000 .004 -.001 -.004-.002 .000 -.001 .008 -.004-.001 .001 -.004 -.004 .015

PestisidaSP36BenihKandangL.LahanPestisidaSP36BenihKandangL.Lahan

Correlations

Covariances

Model1

Pestisida SP36 Benih Kandang L.Lahan

Dependent Variable: Produksia.

Page 115: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

99

Gambar 3. Penyemaian

Gambar 4. Proses Penyiraman

Gambar 5. Wawancara dengan responden

Page 116: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

100

Gambar 6. Proses Pemanenan

Gambar 7. Proses pembersihan tanah dari akar tanaman

Gambar 8. Tanaman sawi berumur 20 hari

Page 117: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

101

Gambar 9. Peta Kota Bandar ampung

Page 118: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

102

Gambar 10. Peta Kecamatan Tanjung Karang Barat

Page 119: 1 ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN …digilib.unila.ac.id/20319/1/2010-AGB-S.pdf · ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI ... Studi Mahasiswa Pertanian ...

103

Gambar 11. Peta Kecamatan Kemiling