PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

127
PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP GROSS PROFIT MARGIN DI PT. BINTANG KUPU-KUPU TAHUN 2014- 2018 SKRIPSI Oleh : DESY LESTARI 20160100139 JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG 2020

Transcript of PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Page 1: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP GROSS

PROFIT MARGIN DI PT. BINTANG KUPU-KUPU TAHUN 2014-

2018

SKRIPSI

Oleh :

DESY LESTARI

20160100139

JURUSAN AKUNTANSI

KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 2: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP GROSS

PROFIT MARGIN DI PT. BINTANG KUPU-KUPU TAHUN 2014-

2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis

Universitas Buddhi Dharma Tangerang

Jenjang Pendidikan Strata 1

Oleh:

DESY LESTARI

20160100139

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG

2020

Page 3: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 4: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 5: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 6: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 7: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 8: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 9: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

i

PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA

TENAGA KERJA LANGSUNG TERHADAP GROSS PROFIT MARGIN

DI PT. BINTANG KUPU-KUPU TAHUN 2014-2018

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung

terhadap rasio gross profit margin pada perusahaan PT. Bintang Kupu-Kupu.

Populasi dalam penelitian ini adalah data perusahaan PT. Bintang Kupu-

Kupu tahun 2014 sampai 2018 yaitu sebesar 125 pesanan. Untuk menentukan

ukuran sampel dalam penelitian digunakan rumus slovin dengan tingkat eror

pengambilan sampel yang dapat ditolerir sebesar 5% diperoleh sampel sebanyak

95 pesanan yang dibagi rata selama 5 tahun. Teknik pengumpulan data

menggunakan metode dokumentasi, wawancara dan kepustakaan. Teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis regresi liniear berganda dengan menggunakan

program SPSS versi 24.

Hasil pengujian membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara efisiensi

biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap gross profit

margin.

Kata Kunci : Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja

Langsung, dan Gross Profit Margin

Page 10: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

ii

THE EFFECT OF THE EFFICIENCY OF RAW MATERIAL COSTS AND

DIRECT LABOR COST EFFICIENCY ON THE GROSS PROFIT

MARGIN OF PT. BINTANG KUPU-KUPU IN 2014-2018

ABTRACT

The purpose of this study was to determine how much influence the

efficiency of raw material costs and direct labor costs have on the gross profit

margin ratio.

The population in this study is the data of PT. Bintang Kupu-Kupu company

from 2014 to 2018 that is 125 orders, to determine the sample size in the study

used the slovin formula with a sampling error that can be tolerated by 5%,

obtained a sample of 95 orders divided equally for 5 years. Data collection

analysis technique used is multiple linear regression analysis using SPSS version

24.

The test results prove that there is an influence between the efficiency of

raw material costs and the efficiency of direct labor on gross profit margin.

Keywords: Efficiency of Material Costs, Direct labor costs efficiency,

And Gross Profit Margin

Page 11: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 12: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 13: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

v

DAFTAR ISI

JUDUL LUAR

JUDUL DALAM

LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PENYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

ABSTRACT …………………….……………………………………………. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………….………… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….…… v

DAFTAR TABEL ……………………………………………...…………… viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... x

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………….. 3

C. Rumusan Masalah …………………………………………. 4

D. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 5

E. Manfaat Penelitian ………………………………………… 5

F. Sistematika Penelitian …………………………………….. 6

BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………. 8

A. Gambaran Umum Teori …………………………………... 8

1. Biaya ………………………………………………….. 8

2. Biaya Bahan Baku ……………………………...…….. 18

3. Biaya Tenaga Kerja ………………………………....... 40

Page 14: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

vi

4. Gross Profit Margin …………………………………... 44

B. Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………….. 45

C. Kerangka Pemikiran …………………………………….... 49

D. Perumusan Hipotesa .……………………… …………….. 51

BAB III. METODE PENELITIAN ……… ……………..………….. 53

A. Jenis Penelitian ……………………………… …………... 53

B. Objek Penelitian …………………………………… ……. 53

C. Jenis dan Sumber Data ……………………………….…... 56

D. Populasi dan Sample …….……………………………….. 56

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………….…. 59

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………….………….. 60

G. Teknik Analisis Data ……………………… …………….. 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………... 74

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………………………..…. 74

1. Efisiensi Biaya Bahan Baku ………………………….... 74

2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung ……………..... 76

3. Gross Profit Margin ……………………………………. 78

B. Analisis Hasil Penelitian ……………………………...…... 78

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………..... 78

2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………. 80

a. Uji Normalitas …………………………………….. 80

b. Uji Multikolonieritas ……………………………… 82

c. Uji Heteroskedastisitas ……………………………. 82

d. Uji Autokorelasi …………………………………... 84

e. Uji Regresi Linear Berganda ……………………… 85

f. Uji Koefisien Determinasi ………………………… 86

C. Pengujian Hipotesis ……………………………………….. 87

1. Uji T ………………………………………………….. 87

2. Uji F ………………………………………………….. 88

D. Pembahasan ……………………………………………….. 89

BAB V. PENUTUP ……………………………………………..…… 91

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 91

B. Implikasi ………………………………………………..... 92

C. Saran ……………………………………………………… 93

Page 15: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

vii

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

viii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu …………………………………………..………. 45

Tabel III.1 Jumlah Pesanan PT. Bintang Kupu-Kupu 2014-2018 ……...……….... 57

Tabel III.2 Populasi dan Sampel …………………………...………………...…… 59

Tabel III.3 Nilai Efisiensi Biaya Bahan Baku ……...…………………………….. 62

Tabel III.4 Nilai Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung ………………..……… 63

Tabel III.5 Nilai Rasio Gross Profit Margin ………………………..…..………... 64

Tabel III.6 Variabel dan Pengukurannya …………………...…………………….. 66

Tabel IV.1 Biaya Bahan Baku ……………………...……………………...……... 75

Tabel IV.2 Kuantitas Bahan Baku (Satuan kg) ………...……………………….... 76

Tabel IV.3 Standar dan Realisasi Upah Tenaga Kerja Langsung dan Jam

Tenaga Kerja Kerja Langsung …...………………………...………… 77

Tabel IV.4 Laba Kotor PT. Bintang Kupu-Kupu ………………………………… 78

Tabel IV.5 Hasil Uji Deskriptif …………………………………...…………….... 79

Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ………...….……. 81

Tabel IV.7 Uji Multikolonieritas …………………………………...………….…. 82

Tabel IV.8 Uji Autokorelasi ……………………………...……………………..... 84

Tabel IV.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda …………………………………... 85

Tabel IV.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………….…….…... 86

Tabel IV.11 Hasil Uji T …………………………………………………….….… 87

Tabel IV.12 Hasil Uji F …………………………………………………….……. 88

Page 17: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Hubungan biaya-biaya dalam operasional perusahaan ………..……. 15

Gambar II.2 Kerangka Berfikir ……………………………………………...…… 51

Gambar III.1 Struktur Organisasi ……………………..…………………………. 55

Gambar IV.1 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ……..……………………….…… 80

Gambar IV.2 Uji Heteroskedastisitas ………………………………..………….. 83

Page 18: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rincian Pemakaian Bahan Baku Standar dan Pemakaian Bahan Baku

Aktual 2014-2018

Lampiran 2 Data Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2014-2018

Lampiran 3 Rincian Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung Standar dan Penggunaan

Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung Aktual Tahun 2014-2018

Lampiran 4 Data Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2014-2018

Lampiran 5 Gross Profit Margin

Page 19: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang melakukan

kegiatan rutin produksi untuk menghasilkan suatu barang. Kegiatan produksi

dilakukan dari proses pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja

untuk pengolahan bahan baku tersebut dan pengeluaran biaya-biaya yang

diperlukan sehingga bahan baku tersebut dapat diolah dan diubah menjadi

produk yang siap dijual untuk memperoleh laba. Sehingga laba yang diperoleh

dari setiap hasil penjualan akan digunakan kembali untuk kegiatan usaha

perusahaan. Laba secara sederhana dapat diukur dengan selisih antara total

penjualan dengan total biaya. Perolehan laba diukur dengan berbagai macam

rasio profitabilitas dalam kemampuan perusahaan memperoleh laba secara

kuantitatif salah satunya seperti ratio profit margin. Ratio profit margin yang

tinggi menandakan dimana perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada

tingkat penjualan tertentu. Ratio profit margin yang rendah menandakan

penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu atau biaya yang

terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu, atau kombinasi dari kedua

hal tersebut. Secara umum ratio yang rendah bisa menunjukkan

ketidakefisienan manajemen. Salah satu rasio profit margin yang harus dicapai

oleh manajer pemasaran adalah ratio gross profit margin. Ratio gross profit

margin ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh

laba kotor dari setiap penjualan. Karena laba kotor dihasilkan dari biaya pokok

Page 20: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

2

penjualan maka untuk memperbesar tingkat ratio gross profit margin perlu

dilakukan pengendalian biaya produksi.

Pengendalian biaya ini sangat penting bagi perusahaan dimana biaya

produksi merupakan unsur pada pembentukan harga pokok produksi yang akan

dijadikan dasar dalam menentukan harga pokok penjualan dari produk yang

dihasilkan. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan untuk

mengolah bahan baku untuk menjadi produk jadi yang siap dijual. Secara garis

besar biaya produksi dibagi menjadi tiga unsur yaitu: biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Berdasarkan survei di perusahaan PT. Bintang Kupu-kupu, yang

berlokasi di jalan Gatot subroto, Kota Tangerang. PT. Bintang Kupu-kupu

dimulai sebagai sebuah toko kecil medis disebut ‘Tay Ho Tong’ yang terletak

dipinggiran kota glodok, Jakarta utara pada tahun 1935. Dari 1935-1962, ‘Tay

Ho Tong’ terkenal tidak hanya di masyarakat Indonesia Tionghoa tetapi juga

orang Indonesia lokal untuk kualitas dan reputasi mereka dalam menyediakan

berbagai jenis obat dan efektif terjangkau.

Perusahaan PT. Bintang Kupu-Kupu, perusahaan melakukan proses

produksi berdasarkan pesanan atau permintaan konsumen. Proses produksi

yang dilakukan melalui hand made dan machine made. Dengan demikian

perusahaan harus mengeluarkan berbagai biaya yang pada akhirnya nanti akan

mengurangi pendapatan yang diperoleh sehingga berpengaruh terhadap laba

kotor dari setiap penjualan yang dilakukan. Oleh karena itu pengendalian biaya

Page 21: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

3

produksi perlu dilakukan untuk mencapai efisiensi dalam upaya memperbesar

ratio gross profit margin yang di harapkan oleh perusahaan.

Efisiensi biaya produksi dapat dilakukan dengan perbandingan antara

rencana biaya produksi yang disebut biaya standar. Biaya yang ditentukan oleh

perusahaan lebih dulu meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik. Oleh karna itu biaya standar merupakan sebuah biaya yang

telah direncanakan untuk membuat produk berdasarkan kondisi usaha saat ini.

Maka untuk tujuan efisiensi biaya produksi dalam penelitian ini dapat

digunakan biaya standar. Biaya standar dirancang untuk efisiensi. Efisiensi

biaya produksi melalui biaya standar berarti biaya produksi yang sesungguhnya

dikeluarkan harus mencapai biaya standar yang dibuat atau dengan kata lain

membandingkan antara realisasi biaya produksi dengan biaya standar.

Meskipun pengendalian terhadap biaya produksi telah dilakukan secara hati-

hati namun kenyataannya masih sering terjadi penyimpangan, ini berarti perlu

dilakukan analisis pengaruh Efisiensi biaya bahan baku dan Efisiensi biaya

tenaga kerja langsung terhadap gross profit margin di PT. Bintang Kupu-kupu.

B. Identifikasi Masalah

Kendala pencapaian efisiensi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung menggunakan biaya standar yang dihadapi PT. Bintang Kupu Kupu

adalah biaya yang dikeluarkan terjadi penyimpangan dari biaya standar yang

ditetapkan, hal ini bersamaan dengan kenaikan harga bahan baku sedangkan

perusahaan menetapkan standar harga maksimal, tenaga kerja sering lambat

Page 22: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

4

atau boros waktu dalam menyelesaikan proses produksi sehingga perusahaan

perlu menambah pengeluaran untuk upah tenaga kerja, dimana perusahaan

harus mengeluarkan biaya-biaya yang tidak terduga di saat proses produksi

sedang berjalan.

Maka dilakukan penelitian ini untuk memberikan pengertian terhadap

pentingnya penggunaan biaya standar sebagai alat kontrol biaya produksi untuk

menurunkan ratio gross profit margin, dan sebagai bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam pengendalian biaya yang dilakukan selama ini sudah efisien

atau belum.

Bahwa dari identifikasi masalah maka penulis memberanikan diri

mengambil judul skripsi “ Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan

Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Gross Profit

Margin di PT. Bintang Kupu-Kupu Tahun 2014-2018”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pengaruh efisiensi biaya bahan baku terhadap profit margin

menggunakan biaya standar pada perusahaan PT.Bintang Kupu Kupu?

2. Berapa besar pengaruh efisiensi biaya tenga kerja langsung yang dapat

dicapai pada perusahaan PT.Bintang Kupu Kupu?

Page 23: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

5

3. Berapa besar pengaruh efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga

kerja langsung menggunakan biaya standar terhadap ratio profit margin

pada perusahaan PT.Bintang Kupu Kupu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini mempunyai

tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan seberapa besar pengaruh efisiensi biaya bahan baku

menggunakan biaya standar pada perusahaan PT Bintang Kupu Kupu.

2. Untuk mendeskripsikan seberapa besar pengaruh biaya tenaga kerja

langsung menggunakan biaya standar pada perusahaan PT Bintang Kupu-

kupu.

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis seberapa besar pengaruh efisiensi

biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung menggunakan

biaya standar terhadap ratio gross profit margin pada perusahaan PT

Bintang Kupu Kupu.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1. Bagi Peneliti, sebagai penambah wawasan latihan pengembangan

kemampuan dalam penelitian dan penerapan teori yang diteliti dapatkan

di kampus perkuliahan, serta menambah wawasan tentang perusahaan

Page 24: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

6

obat dalam hal ini adalah kaitanya dengan efisiensi biaya produksi

mengguakan biaya standar, dan tentang rasio profit margin.

2. Bagi akademik diharapkan dapat berguna sebagai suatu penelitian

sebagai sumber bacaan yang berguna.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan perusahaan khususnya tentang efisiensi biaya

menggunakan standar dan peningkatan rasio profit margin bagi PT Bintang

Kupu-Kupu.

F. Sistematika Penelitian

Sistem penulisan skripsi merupaan garis besar penyusunan skripsi untuk

memudahkan alur pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.

Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut:

a. Bagian Awal Skripsi

Bagian ini berisi tentang halaman sampul depan, halaman prasyarat gelar,

halaman pernyataan keaslian skripsi, halaman persetujuan layak uji,

halaman pengesahan setelah lulus ujian dan revisi, halaman abstrak,

halaman kata pengantar, daftar isi , daftar tabel, daftar gambar, daftar

lampiran.

b. Bagian Pokok Skripsi

I. Pendahuluan

Bab pertama merupakan gambaran umum keseluruhan isi skripsi yaitu

memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,

Page 25: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

7

rumusan masalah ,tujuan penelitian, maanfaat penelitian, sistematika

penelitan.

II. Landasan Teoritis

Bab kedua merupakan kajian-kajian yang membahas teori-teori yang

merupakan kajian Landasan teoritis. Dalam hal ini berisi tentang rasio

profit margin, efisiensi biaya, biaya harga pokok produksi, hasil pelitian

terdahulu, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

III. Metodologi Penelitian

Bab ketiga merupakan metode penelitian yang meliputi tempat dan

waktu penelitian, metode penelitian , variable-variabel penelitian,

populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknis

analisis data.

IV. Isi Sistematika Skripsi Bagian Inti

Bab ke empat ini merupakan hasil penelitian selama dilakukanya

penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

V. Penutup

Bab kelima adalah penutup dari kesimpulan dan saran.

Page 26: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. GAMBARAN UMUM TEORI

1. Biaya

a. Pengertian Biaya

Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus

dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri

merupakan hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam

menentukan harga pokok produksi. Dengan biaya, perusahaan juga dapat

menentukan laba yang diperoleh perusahaan. Menurut (V. Wiratna

Sujarweni 2015, 9) mengatakan bahwa:

“Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang

diukur dalam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan

sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah

terjadi/baru direncanakan”.

Menurut (Drs. Harnanto, M. Soc. Sc., Akuntan 2017, 22)

mengatakan bahwa:

“Biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-

sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi)

untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi biaya diatas dapat disimpulkan bahwa biaya

merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan

uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dan

memberikan manfaat saat ini maupun akan datang.

Page 27: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

9

Adapun unsur-unsur pokok biaya yaitu:

1. Biaya merupakan sebuah pengorbanan sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. diprediksikan telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi,

4. Pengorbanan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya sebagai suatu nilai tukar atau pengorbanan yang dilakukan

untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi setiap expense adalah cost,

namun tidak setiap cost merupakan expense. Dengan demikian

pertanyaannya adalah bilamana cost akan berubah atau diakui expense ?

Jawabannya adalah pada saat cost dapat dikaitkan atau dihubungkan

dengan manfaat sesuai prinsip ‘matching’ (dapat saling di tandingkan)

antara pengorbanan dengan manfaat.

Menurut (Bastian Bustami Nurlela 2015, 7) “Biaya atau cost adalah

pengorbanan sumber ekonomis yang di ukur dalam satuan uang yang

telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu”. Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense). Menurut

(Bastian Bustami Nurlela 2015, 8) “Beban atau expense adalah biaya

yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang

belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa akan dating

dikelompokkan sebagai harta”. Beban berasal dari aktiva atau terjadi

langsung tanpa melalui aktiva, contohnya seperti: penyusutan peralatan

kantor.

Page 28: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

10

Berdasarkan data biaya, baik data biaya masa lalu, data biaya masa

kini dan data biaya masa yang akan datang semuanya mempunyai

manfaat masing-masing. Dilakukannya pengawasan terhadap biaya-biaya

saat ini, diperlukan data biaya masa lalu/lampau, demikian juga

pengambilan keputusan, disajikan dan dianalisis, sehingga biaya dapat

digunakan untuk kepentingan perusahaan, antara lain untuk perencanaan

sebuah laba, pengawasan terhadap biaya, penilaian pada laba tahunan,

dan menetapkan harga jual dalam mengambil sebuah keputusan.

b. Perilaku biaya

Dalam konsep perilaku biaya sangat diperlukan dalam penyusunan

anggaran. Jika jumlah produksi meningkat, maka biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja berdasarkan jumlah unit produksi akan meningkat.

Meskipun demikian, ada beberapa biaya lain yang tidak akan berubah

meskipun volume produksi meningkat. Maka perilaku biaya dapat

dikategorikan sebagai: biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel

merupakan biaya yang secara keseluruhan berubah sebanding dengan

aktivitas produksi perunit yang bersifat tetap. Contoh biaya variabel

seperti: bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Dalam

perusahaan dagang, semua biaya produksi, biaya pemasaran dan

administrasi merupakan biaya variabel, namun pada perusahaan

manufaktur tidak semua biaya produksi pabrikasi adalah variabel,

sebagian dari biaya produksi adalah bersifat tetap. Biaya tetap merupakan

biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan (relevan range) tetapi

Page 29: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

11

per-unit berubah, dan biaya tetap akan bersifat tetap dalam rentang waktu

terbatas, sedangkan diluar rentang waktu terbatas biaya tetap akan

berubah. Contoh dari biaya tetap meliputi: biaya gaji, biaya sewa, pajak

bumi dan bangunan, asuransi, dan lain-lain sebagainya.

c. Pengurangan dan penghematan biaya

Pengurangan biaya (cost reducation) dan pengehematan biaya (cost

saving) merupakan dua konsep yang perlu mendapat perhatian penting

dan harus diperhatikan secara serius

1) Pengurangan biaya

Cost reducation atau yang biasa disebut dengan pengurangan

biaya merupakan strategi utama perusahaan sebagai alternatif dalam

menurunkan anggaran perusahaan. Dalam konsep pengurangan biaya

(cost reducation) untuk me-manage aktivitas yang berhubungan

dengan proses produksi dapat mengurangi biaya produksi dengan

mengeliminasi biaya yang seharusnya tidak terjadi. Sebagai contoh

dari pengurangan biaya (cost cutting) adalah melakukan pemutusan

hubungan kerja dengan karyawan yang memiliki gaji tinggi.

Keputusan ini akan bermanfaat untuk jangka pendek karena akan

menurunkan motivasi karyawan dalam perusahaan sehingga

perusahaan menghadapi ancaman bahwa kinerja perusahaan yang

terus menerus mengalami penurunan dan pada akhirnya perusahaan

tidak dapat bersaing dengan pesaing yang lain.

Page 30: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

12

2) Penghematan biaya

Penghematan biaya meliputi pengurangan biaya secara

bijaksana. Penghematan biaya dilakukan dengan berbagai cara,

misalnya melalui program pengurangan biaya, perencanaan biaya, dan

perhatian yang terus menerus terhadap keputusan-keputusan biaya

yang diambil yang berkaitan dengan pengeluaran biaya.

d. Hubungan biaya dengan produk

Biaya yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan hubungannya

dengan produk yaitu biaya manufaktur, dan biaya komersial.

1) Biaya manufaktur

Biaya manufaktur juga disebut juga biaya produksi atau biaya

pabrik didefinisikan sebaga jumlah dari tiga elemen yaitu bahan baku,

tenaga kerja langsung, keduanya disebut biaya utama (prime cost).

Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya

konversi.

a) Biaya Bahan baku

Menurut Sofia Prima Dewi (2013, 19)

“Dalam perusahaan manufaktur, bahan (material) dibedakan

menjadi bahan baku dan bahan baku penolong. Bahan baku

(direct material) merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat di

identikasikan dengan produk atau pesanan tertentu dengan

nilainya yang relatif besar. Misalnya dalam perusahaan mebel,

bahan baku adalah kayu atau rotan. Biaya yang timbul akibat

pemakaian bahan baku disebut biaya bahan baku”

Page 31: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

13

(1) Biaya bahan langsung

Biaya bahan langsung (Direct Material) adalah bahan mentah

yang langsung digunakan untuk memproduksi barang jadi

yang secara bentuk dapat diidentifikasi pada barang jadi.

(2) Biaya bahan baku tidak langsung (Indirect Material) adalah

bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk

tetapi pemakaiannya relatif kecil, atau pemakaiannya sangat

rumit untuk dikenali dalam produk jadi.

b) Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai

akibat pemanfaatan tenaga kerja dalam proses produksi.

(1) Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga yang melakukan konversi

terhadap bahan baku langsung yang akan menjadi produk jadi

dan dibebankan secara layak ke produk tertentu.

(2) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak

dapat ditelusuri secara langsung pada kontruksi atau komposisi

dari produk jadi. Biaya tenaga kerja langsung termasuk gaji

pegawas, pekerja bagian pemeliharaan.

Page 32: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

14

c) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik juga disebut biaya overhead manufaktur.

Biaya overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya

manufaktur kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung. Yang

termasuk biaya overhead pabrik antara lain biaya mandor, gaji

manager, biaya penyusutan mobil, biaya penyusutan pabrik, biaya

listrik, biaya asuransi, dan biaya pabrikasi lainnya.

2) Biaya komersial

Biaya komersial terdiri dari:

a) Biaya pemasaran

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan melakukan kegiatan

pemasaran atau promosi produk. Biaya pemasaran meliputi biaya

penjualan, biaya promosi, biaya gaji karyawan bagian penjualan

dan gaji karyawan bagian pemasaran, insentif penjualan, iklan, dan

biaya pemasaran lainnya.

b) Biaya administrasi

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan melakukan kegiatan

produksi dan pemasaran produk. Biaya administrasi meliputi gaji

direktur, gaji satpam, biaya tulis alat kantor, biaya penyusutan

kantor, biaya penyusutan komputer, biaya utang tak tertagih dan

biaya lainnya.

Page 33: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

15

Gambar II.1. Hubungan biaya-biaya dalam operasional perusahaan.

e. Biaya Pabrik

Biaya pabrik adalah biaya yang mengatur kegiatan pengolahan

dengan biaya paling rendah. Pencapaian biaya paling rendah dicapai

melalui kegiatan pengadaan bahan baku dan bahan baku yang ditawarkan

dengan harga yang paling rendah dengan mutu bahan baku yang tinggi

dan pemasok dengan jarak tempuh jarak ke perusahaan yang tidak terlalu

jauh sehingga biaya pengangkutan tidak akan mengakibatkan biaya

pengadaan bahan tersebut menjadi lebih tinggi dari yang akan

dikeluarkan untuk bahan baku yang harganya lebih tinggi tetapi jarak

gudang pemasok ke pabrik lebih dekat.

Bahan baku

langsung

Tenaga Kerja

Langsung +

Bahan Baku

Tidak Langsung

Tenaga Tidak

Kerja Langsung

Biaya Tidak

Langsung Lainnya + +

=

=

Biaya Utama

+

+

Overhead Pabrik

Biaya

Pemasaran

Biaya

Administratif = Biaya Komersial

=

Biaya Manufaktur

+

Total Biaya

Operasi

=

Page 34: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

16

Biaya-biaya penyimpanan dan penanganan juga merupakan

pertimbangan penting. Kemudian perencanaan dan juga pengawasan

produksi dapat membantu untuk menghindarkan terjadinya kekurangan

maupun kelebihan persediaan bahan baku di mana keduanya merupakan

suatu keadaan yang akan merugikan perusahaan. Sumber daya akan lebih

berdayaguna dengan perencanaan dan pengawasan produksi yang baik.

Penentuan secara tepat jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap

satuan waktu atau setiap satuan pekerjaaan.

Tujuan utama dari pusat pertanggung jawaban biaya pabrik adalah

untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi sumber-sumber daya

sehingga hasil atau hasil-hasil pengolahan perusahaan akan mempunyai

nilai yang lebih besar daripada jumlah nilai seluruh sumber daya yang

digunakan.

f. Biaya standar

Menurut (Drs. Daulat Freddy, Ak, MM., Diakses 2019,

https://www.esaunggul.ac.id/biaya-standar-dalam-menetapkan-produksi/)

“Biaya standar adalah biaya yang di tentukan dimuka, yang

merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk

membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan

tertentu”.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen

beberapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu sehingga memungkinkan mereka lakukan dengan pengurangan

Page 35: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

17

biaya pada perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan

kegiatan lainnya.

Biaya yang seharusnya dikeluarkan memiliki arti bahwa biaya yang

ditentukan dimuka sebuah pedoman dalam pengeluaran biaya

sesungguhnya. Jika biaya yang sesusngguhnya menyimpang dari

biaya standar maka yang dianggap benar adalah biaya standar,

sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak

berubah.

g. Fungsi controller manajer terhadap pengendalian biaya pabrik

Seorang manajer perusahaan harus mengembangkan sistem dan

prosedur operasional sehingga catatan akuntansi perusahaan dapat

berfungsi untuk:

1) Mengurangi biaya bahan baku yang tidak efisien.

2) Mengurangi resiko kehilangan bahan baku atau produk jadi.

3) Mengurangi keterlambatan produksi karena kekurangan bahan

baku.

4) Mengurangi investasi terhadap persediaan bahan baku atau barang

jadi.

5) Membatasi jumlah pegawai yang dimasukkan dalam daftar upah

sehingga tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan sumber daya

manusia.

6) Meningkatkan prestasi kerja karyawan dengan membandingkan

hasil yang dicapai antara karyawan yang satu dengan karyawan

Page 36: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

18

yang lain, dan perbandingan antara prestasi yang dicapai karyawan

pada saat ini dengan prestasi yang dicapai yang lalu.

7) Mengurangi biaya lembur dan pemakaian karyawan yang

berlebihan.

8) Melakukan analisis terhadap standar kerja karyawan.

h. Biaya pemasaran dan biaya distribusi

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan

oleh para pengusaha untuk mempertahankan perputaran roda

perusahaan, untuk berkembang dan mendapatkan laba yang optimum,

sedangkan biaya distribusi dapat didefinisikan sebagai biaya yang

memiliki hubungan dengan seluruh kegiatan, mulai dari saat

pembelian barang, sampai barang-barang tiba di tempat pelanggan.

2. Biaya Bahan Baku

a. Pengertian Biaya Bahan Baku

Dalam perusahaan bahan baku terdiri dari 2 yaitu bahan baku dan

bahan baku penolong. Bahan baku sendiri mempunyai definisi bahan-

bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk keseluruhan

dari produk jadi. Sedangkan bahan baku penolong adalah bahan yang

digunakan dalam proses produksi yang nilainya kecil dan tidak dapat

diidentifikasikan dalam produk jadi. Bahan baku ini masuk dalam

komponen biaya produksi sebagai biaya overhead pabrik (V.Wiratna

Sujarweni 2015, 27). Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan

tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja,

Page 37: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

19

tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan

biaya-biaya perolehan lainnya.

Jenis-jenis bahan baku adalah:

1) Bahan baku langsung

Bahan baku langsung atau disebut dengan direct material merupakan

bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang akan

menghasilkan barang jadi. Biaya yang dikeluarkan membeli bahan

baku langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding

dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

2) Bahan baku tidak langsung

Bahan baku tidak langsung disebut juga sebagai indirect material

dimana bahan tidak langsung ini berperan dalam pembuatan barang

produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat terlihat pada barang

yang dihasilkan. Jika bahan tak langsung tidak tersedia maka proses

produksi bisa terganggu, sedangkan jika bahan penolong yang tidak

tersedia saat proses produksi maka masih bisa dilakukan namun hal ini

menyebabkan penurunan kualitas terhadap barang. Sebagai contoh

jenis dari bahan baku adalah apabila barang jadi yang dihasilkan obat

maka yang merupakan bahan langsung adalah bahan baku awal dan

bahan penolong.

a) Bahan baku awal

Bahan baku awal adalah bahan baku dan bahan pengemas yang

digunakan dalam pembuatan suatu produk obat tradisional,

Page 38: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

20

contohnya bahan simplisia yang terdiri dari beberapa jenis : jahe,

kunyit, cabe, singkong, kulit jeruk, daun batuk.

b) Bahan penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan dalam proses

produksi, namun hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi

saja. bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang

nilainya kecil dan tidak dapat diidentifasikan dalam produk jadi,

contoh bahan penolong yang terdiri dari beberapa jenis; gula,

madu, sodium benzoat, talcum haican, propylene glycol.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat kita lihat bahwa

kebutuhan bahan baku lebih besar. Tanpa adanya bahan utama ini,

maka proses produksi tidak bisa dilakukan. Mengenai porsinya,

tentu saja bahan utama (baku) memiliki porsi yang besar, terutama

yang bersifat langsung. Sedangkan bagi bahan penolong memiliki

porsi yang sangat kecil, bahkan pemakaiannya pun bisa

dihilangkan atau diganti dengan bahan lain. Karena bahan baku

memiliki porsi yang dominan dalam penggunannya, maka harga

yang dikeluarkan pun juga lebih banyak. Jika harga bahan ini naik

maka akan berimbas pada harga jual barang yang dihasilkan.

Berbeda dengan harga penolong meskipun imbas kenaikannya

tidak begitu signifikan terhadap harga jual yang dihasilkan.

Page 39: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

21

b. Pembelian dan Formulir Pembelian

Proses pembelian bahan baku merupakan suatu hal terpenting

dalam suatu proses bisnis. Proses berjalannya suatu bisnis terutama

perusahaan manufaktur yang bergerak dalam kegiatan produksi,

membutuhkan bahan baku agar dapat berjalan sehingga mampu

menciptakan sebuah produk yang siap untuk dijual. Harga perolehan

bahan baku dalam perusahaan, tidak hanya harga beli bahan baku saja,

namun termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

mendapatkan bahan baku tersebut. Ketika perusahaan membutuhkan

bahan baku untuk produksinya. Perusahaan melakukan transaksi

pembelian, maka pihak-pihak dalam perusahaan yang terlibat adalah

bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan

akuntansi.

Dalam perusahaan yang besar untuk memilih bahan baku yang

dibutuhkan perusahaan dilakukan oleh dapartemen sendiri, yaitu

dapartemen pembelian. Pembelian dilakukan tertulis dengan membuat

formulir-formulir guna menetapkan tanggung jawab dan memberikan

informasi mengenai pihak-pihak yang akan menggunakan informasi

tentang bahan baku. (V. Wiratna Sujarweni 2015, 28).

Formulir-formulir yang dibuat dalam pembelian bahan baku diantaranya

adalah:

Page 40: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

22

1) Formulir Pembelian

Dalam formulir pembelian terdiri dari formulir permintaan bahan

baku. Dibuat dari bagian gudang dimana bagian tersebut membuat

formulir permintaan bahan baku yang diajukan pada bagian

pembelian. Permintaan bahan baku dari bagian gudang dibuat jika

bahan baku yang di gudang sudah mencapai pada tahap minimal

sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali (reorder point).

Penentuan pesanan kembali menggunakan reorder point rumusnya

sebagai berikut:

Reorder point = (lead time x rata-rata pemakian) + safety stock.

Keterangan:

Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan

hingga sampai diperusahaan. Tingkat pemakain bahan baku rata-rata

persatuan waktu tertentu. Persediaan pengamanan (safety stock)

adalah jumlah persediaan barang minimum yang harus dimiliki oleh

perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya

bahan baku.

2) Formulir pemesanan bahan baku

Formulir permintaan-permintaan bahan baku yang dibuat oleh bagian

gudang selanjutnya diberikan pada bagian pembelian lalu bagian

pembelian membuat formulir pemesanan bahan baku yang

ditunjukkan oleh supplier atau pemasok bahan baku.

Page 41: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

23

3) Formulir Penerimaan

Tugas penerimaan yaitu menerima bahan baku yang dipesan dari

supplier, membongkar bahan baku yang sudah dikirim dari supplier,

membandingkan jumlah bahan baku yang diterima dengan formulir

pemesanan, membuat laporan penerimaan. Jika ada ketidaksesuaian

dan kerusakan maka bagian penerima perlu memberitahukan pada

bagian pembelian mengenai selisih. Lalu bagian pembelian akan

menghubungi pihak supplier.

Sedangkan menurut (Mulyadi 2015, 275) sistem pembeliannya pada

pembelian bahan baku diantara lain:

a) Prosedur permintaan pembelian bahan baku adalah jika persediaan

bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat

minimum pemesanan kembali (reorder point), bagian gudang

kemudian membuat surat permintaan pembelian (Purchase

Requisition) untuk dikirimkan ke bagian pembelian.

b) Prosedur order pembelian. Bagian pembelian melaksanakan

pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari bagian

gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan

surat permintaan penawaran harga (Purchase Price Quatation)

kepada para pemasok, yang berisi permintaan informasi harga dan

syarat-syarat pembelian dari masing-masing pemasok tersebut.

Setelah pemasok yang dianggap baik dipilih, bagian pembelian

Page 42: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

24

kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan kepada

pemasok yang dipilih.

c) Prosedur penerimaan bahan baku adalah pemasok yang

mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat

order pembelian yang diterimanya. Bagian penerimaan yang

bertugas menerima barang, mencocokan kualitas, kuantitas, jenis,

serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan

tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima

telah sesuai dengan surat order pembelian, bagian penerimaan

membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada

bagian akuntansi

d) Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang.

Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari

pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan

baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima

dalam kartu gudang (stock card) pada kolom “masuk”. Kartu

gudang ini digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi

setiap jenis barang di gudang. Kartu gudang hanya berisi informasi

kuantitas setiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak

berisi mengenai informasi harganya.

e) Prosedur pencatatan hutang yang timbul dari pembelian bahan

baku. Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.

Bagian pembelian memberikan tanda tangan diatas faktur

Page 43: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

25

pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar

karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian yang

ditentukan oleh perusahaan. Faktur pembelian yang telah

ditandatangani oleh bagian pembelian tersebut diserahkan kepada

bagian akuntansi. Dalam transaksi pembelian bahan baku, bagian

akuntansi memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur

pembelian dan mencocokkannya dengan informasi dalam tembusan

surat order pembelian yang diterima dari bagian pembelian dan

laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan.

Faktur pembelian yang dilampiri dengan tembusan surat order

pembelian dan laporan penerimaan barang dicatat oleh bagian

akuntansi dalam jurnal pembelian. Setelah dicatat dalam jurnal

pembelian, faktur pembelian beserta dokumen pendukungnya

tersebut dicatat dalm kartu persediaan (sebagai rekening pembantu

persedian bahan baku) pada kolom ”masuk”.

c. Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku Yang

Dibeli

Menurut (Mulyadi 2014, 281) harga beli dan biaya angkutan

merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok

bahan baku, sedangkan biaya-biaya pesan (order cost), biaya

penerimaan, biaya pembongkaran, pemeriksaan, asuransi,

pergudangan, dan biaya akuntansi biaya bahan baku, merupakan

unsur-unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok

Page 44: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

26

bahan baku yang dibeli. Sebagai akibatnya biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan

bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah, pada umumnya

diperhitungkan unsur biaya overhead pabrik.

Apabila di dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan

potongan tunai (cash discount), maka potongan tunai ini diperlakukan

sebagai pengurangan terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli.

Seringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar

biaya angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini

menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan

tersebut kepada masing-masing jenis bahan baku yang diangkut.

Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai

berikut:

1) Biaya angkutan yang diperlakukan sebagai tambahan harga pokok

bahan baku yang dibeli.

2) Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok

bahan baku yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur biaya

overhead pabrik.

3) Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan pokok bahan baku

yang dibeli. Apabila biaya angkutan diperlakukan sebagai

tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, maka alokasi biaya

angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli

dapat didasarkan pada:

Page 45: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

27

a) Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli

b) Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli

c) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku

yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

Sedangkan menurut (V. Wiratna sujarweni 2015, 31) harga

pokok bahan baku yang dibeli mempunyai unsur dari harga pokok

bahan baku yang dibeli adalah terdiri dari:

a) Harga pembelian (harga yang tercantum dalam faktur

pembelian).

b) Biaya–biaya pembelian seperti biaya angkut.

c) Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku

dalam keadaan siap diolah.

Harga pembelian dan biaya angkutan adalah unsur harga pokok

yang mudah dalam perhitunganya untuk perlakuan terhadap biaya

angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Biaya angkutan dikeluarkan sebagai tambahan harga pokok

bahan baku yang akan dibeli.

(1) Biaya angkut dihitung berdasarkan kuantitas bahan baku

(2) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga bahan

pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang

ditentukan di muka.

b) Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga

pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai

Page 46: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

28

unsur biaya overhead pabrik. Pada awal tahun perusahaan

melakukan pembuatan anggaran, untuk besarnya biaya

angkutan pembelian bahan baku akan dilakukan penaksiran

sebagai unsur biaya overhead pabrik. Kemudian biaya

angkutan yang sesungguhnya terjadi dan dikeluarkan

kemudian dicatat dalam debit rekening biaya overhead pabrik

sesungguhnya.

d. Penentuan Harga Pokok Biaya Bahan Baku Yang Dipakai Dalam

Produksi

Menurut (V. Wiratna Sujarweni 2015, 34) Harga bahan baku

dari waktu ke waktu ada kemungkinan tidak stabil, maka dari itu

persediaan bahan baku yang di gudang terdiri dari beberapa harga.

Untuk mengatasi masalah beberapa harga yang berbeda walaupun

jenis bahan bakunya sama, perlu dilakukan metode penentuan harga

pokok bahan baku pada saat akan memproduksi barang. Metode

tersebut adalah:

1) Metode masuk pertama keluar pertama (First In First-Out Method)

Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa

harga pokok persatuan bahan baku yang pertama masuk kedalam

gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang

pertama kali dipakai.

2) Metode masuk terakhir keluar pertama (last-In, First-Out Method)

Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa

Page 47: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

29

harga pokok per satuan bahan baku yang masuk terakhir digudang,

digunakan untuk menentukana harga bahan baku yang pertama kali

dipakai.

3) Metode rata-rata bergerak (Moving Average Method) Metode ini

menghitung harga pokok rata-ratanya dengan cara membagi total

harga pokok dengan jumlah satuanya. Setiap kali terjadi pembelian

yang harga pokok per satuan berbeda dengan harga pokok satuan

barang yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga

pokok rata-rata per satuan yang baru.

Menurut Mulyadi (2015, 288) penentuan harga pokok bahan

baku yang dipakai dalam produksi adalah karna dalam satu periode

akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga beli bahan

baku juga bebeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang

lain. Oleh karena itu persediaan bahan baku yang ada di gudang

mempunyai harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun

jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga

pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.

Untuk mengatasi masalah ini diperlakukan berbagai macam

metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam

produksi (material costing methods), diantaranya adalah:

1) Metode identifakasi khusus.

2) Metode masuk pertama keluar pertama.

Page 48: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

30

3) Metode masuk pertama keluar pertama.

4) Metode rata-rata bergerak.

5) Metode biaya standar.

6) Metode rata- rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Sebelum diuraikan tiap-tiap metode penentuan harga pokok

bahan baku yang dipakai tersebut diatas, berikut ini dijelaskan

prosedur permintaan dan pengeluaran bahan baku dari gudang.

Transaksi pemakaian bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi,

gudang, dan akuntansi persediaan. Sumber dokumen sumber yang di

buat dalam transaksi pemakaian bahan baku adalah bukti permintaan

barang (materials requisition).

e. Metode pencatatan biaya bahan baku

Menurut (Mulyadi 2015, 290) Ada dua macam metode

pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi metode

mutasi persediaan (Perpetual inventory method) dan metode

persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi

persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan

baku dari pembelian saja yang dicatat sedangkan mutasi berkurangnya

bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

Untuk mengetahui berapa biaya bahan baku yang dipakai dalam

produksi, harus dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan

Page 49: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

31

bahan baku yang masih ada di gudang pada akhir periode akuntansi.

Harga pokok persediaan bahan awal bahan baku ditambah dengan

harga pokok bahan baku yang dibeli selama periode yang dikurangin

dengan harga pokok persediaan bahan baku yang masih ada pada

akhir periode merupakan biaya bahan baku yang dipakai dalam

produksi selama periode bersangkutan.

Metode persediaan fisik merupakan cocok digunakan dalam

penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok

produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses.

Metode mutasi persediaan juga cocok digunakan dalam perusahaaan

yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga

pokok pesanan. Metode identifikasi khusus (Specific Identification

Method) dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di

gudang harus diberikan pada harga pokok per satuan berapa bahan

baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per

satuannya berbeda dengan harga per satuan yang sudah ada di gudang,

harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa

bahan tersebut dibeli. Dalam metode ini setiap jenis bahan baku yang

ada di gudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap

pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuannya

secara tepat. Perusahaan yang memakai metode harga pokok pesanan

seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan baku

yang tidak disediakan dalam persediaan gudang (yang hanya secara

Page 50: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

32

insidental dibeli untuk memenuhi spesifikasi pemesanan) dan

memakai metode penentuan harga pokok yang lain untuk bahan baku

yang biasa dipakai dalam produksi yaitu:

1) Metode masuk pertama, keluar pertama (First-in, first-out Method)

Metode masuk pertama, keluar pertama (metode MPKP)

menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga

pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang

digunakan unuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali

dipakai. Perlu ditekankan disini bahwa untuk menentukan biaya

bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran

fisik bahan baku dalam produksi.

2) Metode masuk terakhir, keluar pertama (Last-in, First-out Method)

metode masuk terakhir, keluar pertama (metode MTKP)

menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang

terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk

menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai

dalam produksi.

3) Metode rata-rata bergerak (Moving Average Method)

Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang

dihitung harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total

harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi

Page 51: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

33

pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga

pokok rata-rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan

perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan

baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya

dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan

harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang di gudang.

Metode ini disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang, karena

dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan baku,

metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka

penimbangannya.

4) Metode biaya standar

Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu

persediaan sebesar harga standar (standar price) yaitu harga

taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi

dimasa yang akan datang. Harga standar merupakan harga yang

diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Pada saat dipakai,

bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut.

Selisih harga standar dengan harga sesungguhnya tampak dalam

rekening selisih harga. Setiap akhir bulan saldo rekening harga

dibiarkan tetap terbuka, dan disajikan dalam laporan keuangan

bulanan. Hal ini dilakukan karena saldo rekening selisih harga

setiap akhir bulan mungkin saling mengkompensasi, sehingga

Page 52: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

34

hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih harga perlu

ditutup ke rekening lain.

5) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Dalam metode ini pada tiap akhir bulan dilakukan perhitungan

harga pokok rata-rata per satuan setiap jenis persediaan bahan baku

yang digudang. Harga pokok rata-rata per satuan ini kemudian

digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai

dalam produksi dalam bulan berikutnya.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, 37) ada dua macam

metode pencatatan metode biaya bahan baku yang dipakai dalam

produksi, yaitu:

1) Metode mutasi persediaan atau perpetual

Dalam metode mutasi persediaan setiap ada mutasi atau

perpindahan bahan baku harus dicatat dalam kartu persediaan, jadi

sewaktu-waktu bisa diketahui berapa total persediaan bahan baku.

Perhitungan dengan melakukan pencatatan yang tertib dan teratur

setiap ada perubahan persediaan. Persediaan bahan baku digunakan

untuk mencatat persediaan bahan awal dan mutasi selama satu

periode waktu.

2) Metode persediaan fisik

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan

baku dan pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi

berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam

Page 53: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

35

kartu persediaan. Perhitungan dengan cara melihat secara langsung

wujud/fisik barang yang dimiliki saat itu (stok opname).

f. Masalah-masalah khusus berhubungan dengan bahan baku

V. Wiratna Sujarweni (2015, 39) ada bebarap masalah yang

berkaitan dengan bahan baku yang sering terjadi adalah sebagai

berikut:

1) Sisa bahan

Ketika memproses bahan mentah menjadi barang jadi, tidak

semua bahan baku terpakai semua, ada bahan-bahan sisa. Namun

sisa tersebut tidak dapat digunakan lagi. Apabila sisa bahan baku

tidak mempunyai nilai atau tidak dapat dijual, hal ini berakibat

harga bahan baku yang dibebankan ke produk jadi menjadi lebih

tinggi. Jika sisa bahan mempunyai nilai artinya bisa terjual, maka

perlakuan hasil penjualan sisa bahan tersebut dapat pengurang

biaya bahan baku pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut,

sebagai pengurangan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

terjadi, atau sebagai penghasil diluar usaha.

Sedangkan menurut Mulyadi (2015, 298) didalam proses

produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk

jadi. Bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses

pengerjaannya disebut sisa bahan. Jika di dalam proses produksi

terdapat sisa bahan, masalah yang timbul adalah bagaimana

Page 54: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

36

memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil

penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai:

a) Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang

menghasilkan sisa bahan tersebut.

b) Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

terjadi.

c) Penghasilan di luar usaha (other income)

Jika jumlah dan nilai bahan relatif tinggi, maka diperlakukan

pengawasan terhadap persedian sisa bahan. Pemegang kartu

persediaan di bagian akuntansi perlu mencatat mutasi persediaan

sisa bahan yang ada digudang. Cara pencatatan persediaan sisa

bahan dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut:

a) Bagian akuntansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi

persediaan sisa bahan dalam kartu persediaan. Pada saat sisa

bahan ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang, bagian

akuntansi persediaan menerima laporan jumlah sisa bahan dari

bagian gudang. Bagian akuntansi persediaan mencatat kuantitas

sisa bahan tersebut kedalam kartu persdiaan.

b) Bagian akuntansi persediaan tidak hanya menyelenggarakan

pencatatan mutasi persediaan sisa bahan dalam kauantitasnya

saja, tetapi juga nilai rupiahnya.

Page 55: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

37

2) Produk rusak

Produk rusak merupakan produk yang tidak memenuhi

standar yang telah ditetapkan, kemungkinannya produk tersebut

sudah tidak diperbaiki, padahal produk tersebut sudah

menggunakan unsur biaya produksi untuk memproduksinya. Unsur

biaya produksi tersebut adalah bahan baku, biaya tenaga kerja dan

biaya overhead pabrik. Perlakuan produk rusak berdasarkan sifat

dan sebab tersebut adalah sebagai berikut:

a) Apabila produk rusak terjadi karena kesulitan dalam

pengerjaannya sehingga produk yang dihasilkan ada beberapa

yang rusak. Jika terjadi seperti hal tersebut maka harga pokok

produk rusak dibebankan sebagai penambahan tambahan harga

pokok produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan. Jika

produk rusak tersebut masih dapat dijual, maka hasil uang

penjualan dapat mengurangi biaya produksi yang menghasilkan

produk rusak tadi. Maka hasil penjualanya dilakukan sebagai

pengurang biaya produksi yang mengahasilkan produk rusak

tersebut.

b) Apabila produk rusak karena hal yang wajar terjadi, maka

kerugian yang timbul karena adanya kerusakan akan dibebankan

kepada produk secara keseluruhan kedalam biaya overhead

pabrik.

Page 56: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

38

Menurut Mulyadi ( 2015, 302) produk rusak adalah produk

yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang

secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik.

Produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena sisa bahan

merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses

produksi , sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan

produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan,

biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

3) Produk cacat

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar

yang telah ditetapkan, sehingga membutuhkan perbaikan atau revisi

produk kembali. Untuk memperbaiki produk tersebut dibutuhkan

biaya perbaikan agar produk tersebut dapat sesuai standar yang

ditetapkan. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk

cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dalam produk

rusak.

a) Apabila produk cacat terjadi karena kesulitan dalam

pengerjaanya sehingga produk yang dihasilkan ada beberapa

yang cacat. Jika terjadi hal tersebut maka harga pokok produk

cacat dibebankan sebagai penambahan tambahan harga pokok

produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan. Jika

produk cacat tersebut masih dapat dijual, maka hasil uang

penjualan dapat mengurangi biaya produksi yang menghasilkan

Page 57: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

39

produk cacat tadi. Maka hasil penjualannya diperlakukan

sebagai pengurang biaya produksi yang menghasilkan produk

cacat tersebut.

b) Apabila produk cacat karena hal yang wajar terjadi, maka

kerugian yang timbul karena adanya produk cacat akan

dibebankan kepada produk secara keseluruhan kedalam biaya

overhead pabrik.

Sedangkan menurut (Mulyadi 2015, 306) produk catat adalah

produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan,

tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk

memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat

disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang

timbul dalam produk catat adalah bagaimana memperlakukan biaya

tambahan untuk pengerjaan kembali (rework cost) produk catat

tersebut. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk catat

adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dalam produk rusak.

g. Efisiensi Biaya Bahan Baku

Efisiensi biaya bahan baku dalam penilitian ini sebagai (X1)

yang dihitung menggunakan analisis varians yang dilakukan

menggunakan perbandingan antara realisasi biaya bahan baku dengan

standar biaya bahan baku dan dinyatakan dalam bentuk persen.

Page 58: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

40

Efisiensi biaya bahan baku dapat diperoleh dengan rumus

analisa varians Menurut (Bastian Bustami Nurlela, 284) sebagai

berikut:

Rumus:

Biaya Bahan Standar – Biaya Bahan Aktual

(Kuatitas BB Standar x Harga BB Standar) – ( Kuantitas BB Aktual –

Harga BB Aktual)

Adapun sub variabel pengukuran efsiensi biaya bahan baku

adalah: standar biaya bahan baku dan biaya sesungguhnya tiap

pesanan yang meliputi harga dan kuantitas bahan baku.

Selisih positif maupun negatif bisa diabaikan karena hal ini

berlaku harga mutlak atau absolut. Dengan demikian pengendalian

biaya bahan baku dinyatakan efisien apabila hasil yang dicapai oleh

suatu kegiatan itu sesuai dengan biaya standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

3. Biaya Tenaga Kerja

a. Pengertian Biaya Tenaga Kerja

Menurut (Drs. Harnanto, M.Soc. Sc., Akuntan 2017, 110) Biaya

tenaga kerja atau karyawan merupakan elemen biaya yang penting pada

tahap pengkonversian bahan baku menjadi produk akhir tersebut. Oleh

karena itu, adanya pengukuran, analisis dan pengendalian secara terus-

menerus diperlukan agar efisiensi produksi yang sudah direncanakan

dapat dicapai.

Page 59: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

41

b. Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja

Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.

organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi yaitu,

produksi, pemasaran, dan administrasi. Maka dari itu perlu adanya

penggolongan dari tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja non pabrik.

Penggolongan ini bertujuan untuk membedakan antara tenaga kerja yang

merupakan sebuah unsur harga pokok produksi dari biaya tenaga kerja,

dan non pabrik yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi,

biaya tenaga kerja manufaktur digolongkan menjadi: biaya tenaga kerja

dan umum.

1) Biaya tenaga kerja produksi:

a) Gaji karyawan pabrik

b) Biaya kesejahteraan karyawan pabrik

c) Upah lembur karyawan pabrik

d) Upah mandor pabrik

e) Gaji manajer pabrik

2) Biaya tenaga kerja pemasaran

a) Upah karyawan pemasaran

b) Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran

c) Biaya komisi pramuniaga

d) Gaji manajer pemasaran

3) Biaya tenaga kerja administrasi dan umum

a) Gaji karyawan bagian akuntansi

Page 60: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

42

b) Gaji karyawan personalia

c) Gaji karyawan sekretariat

d) Biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi

e) Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia

f) Biaya kesejahteraan karyawan sekretariat

c. Penggolongan Menurut Jenis Pekerjaanya

Dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan menurut

sifat pekerjaanya. Dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja

digolongkan yaitu operator, mandor, dan penyelia (supervisor). Biaya

tenaga kerja digolongkan yaitu, upah operator, upah mandor, dan upah

penyelia (supervisor). Penggolongan tenaga kerja semacam ini

digunakan sebagai dasar deferensial dan standar kerja.

d. Penggolongan Menurut Hubungannya Dengan Produk

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi

tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja

langsung merupakan semua karyawan yang secara langsung ikut serta

dalam membuat sebuah produk jadi yang jasanya dapat diusut secara

langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar

dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung diperlakukan

sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai

unsur biaya produksi. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung

dapat diusut pada produk disebut dengan biaya tenaga kerja tak

langsung.

Page 61: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

43

e. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung

Efisiensi biaya tenaga kerja langsung dalam penelitian ini sebagai

(X2) yang dihitung dengan membandingkan antara realisasi biaya tenaga

kerja langsung dengan standar biaya tenaga kerja langsung dan

dinyatakan dalam bentuk persen. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung

dapat diperoleh dengan rumus analisis varian Menurut (Bastian Bustami

Nurlela, 286) sebagai berikut:

Rumus:

BTKL Standar – BTKL Aktual

(Jam TKL standar x Tarif TKL Standar) – ( Jam TKL Aktual – Tarif

TKL Aktual)

Adapun sub variabel dari efisiensi biaya tenaga kerja langsung

adalah: standar biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja

langsung sesungguhnya tiap pesanan yang meliputi tarif upah dan jam

kerja.

Selisih positif ataupun negatif dapat diabaikan karena hal ini

berlaku harga mutlak atau absolut. Dengan demikian pengendalian biaya

tenaga kerja langsung dinyatakan efisien apabila hasil yang dicapai oleh

suatu kegiatan itu sesuai dengan biaya standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Page 62: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

44

4. Gross Profit Margin

a. Pengertian Gross Profit Margin

Gross Profit Margin atau Marjin Laba Kotor adalah rasio

profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba kotor

terhadap pendapatan penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang

dimaksud disini adalah pendapatan Penjualan yang dikurangi dengan

Harga Pokok Penjualan (HPP). Biaya yang termasuk pada Harga Pokok

Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (CGS) ini seperti bahan baku

dan tenaga kerja langsung yang terkait dalam pembuatan suatu produk.

Dengan kata lain, Rasio Marjin Laba Kotor atau Gross Profit Margin ini

digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam

menggunakan bahan dan tenaga kerja untuk memproduksi dan menjual

produk-produknya dalam menghasilkan laba.

Profit margin yang tinggi menandakan dimana perusahaan

menghasilkan laba yang besar pada tingkat penjualan tertentu. Profit

margin yang rendah menandakan dimana penjualan yang dialami oleh

perusahaan terlalu rendah untuk tingkat biaya yang tertentu, atau biaya

yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu, secara umum

rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan dalam manajemen

perusahaan. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa ratio profit

margin adalah selisih antara net sales dengan operating expenses ( harga

pokok penjualan + biaya administrasi ditambah biaya umum), selisih

dinyatakan dalam persentase dari net sales. Gross margin adalah ratio

Page 63: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

45

atau perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh

perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang

sama.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan&Kesamaan

1

Nono

Supriatna

(2014)

ANALISIS

KONTRIBUSI

EFISIENSI BIAYA

PRODUKSI

TERHADAP

KEMAMPULABA

AN PADA PT

PERKEBUNAN

NUSANTARA

VIII JAWA

BARAT

Efisiensi biaya

produksi

memberikan

kontribusi positif

terhadap

kemampulabaan

perusahaan pada

komoditi teh di

PTPN VIII

Wilayah Jawa

Barat.

Peneliti menggunakan 1

(satu) variabel yaitu

Efisiensi Biaya Produksi

(X1) sedangkan penulis

menggunakan 2 variabel

bebas. Persamaan dari

peneliti dengan penulis

yaitu sama-sama membahas

mengenai efisiensi.

2

M Findo

Riatama

(2017)

ANALISIS

EFISIENSI BIAYA

OPERASIONAL

TERHADAP

PROFITABILITAS

PADA

PERUSAHAAN

SEKTOR

MAKANAN DAN

MINUMAN

YANG

TERDAFTAR DI

BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

PERIODE 2011-

2014

Biaya operasional

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas

perusahaan sektor

makanan dan

minuman periode

2011-2014 yang

terdaftar di BEI.

Peneliti menggunakan 1

variabel yaitu efisiensi

biaya operasional (X1),

sedangkan penulis

menggunakan 2 variabel.

Adapun persamaan dalam

penelitian ini yaitu untuk

menunjukkan efisiensi

terhadap biaya.

Page 64: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

46

3

Willy

Dharma

Laksono

(2018)

ANALISIS

PENGARUH

BIAYA

KUALITAS DAN

BIAYA

OPERASIONAL

TERHADAP

PROFITABILITAS

PT. MAYORA

INDAH, TBK

Penelitian ini

dilakukan untuk

menyelidiki apakah

biaya kualitas dan

biaya operasional

berpengartuh

terhadap

peningkatan

profitabilitas.

Berdasarkan uji

yang telah

dilakukan dalam

penelitian ini biaya

kualitas tidak

berpengaruh

sedangkan biaya

operasional sangan

berpengaruh

terhadap

profitabilitas PT.

MAYORA, TBK

Adapun kesamaan pada

penelitian yaitu, peneliti

dan penulis sama-sama

menggunakan 2 variabel

yang bertema biaya.

Namun perbedaan pada

penelitian ini peneliti

menggunakan biaya

kualitas (X1) dan biaya

operasional (X2)

4

Kristina

Meisella

Ransun,

David Paul

Elia

Saerang,

Jessy D. L.

Warongan

(2016)

PENGARUH

BIAYA

KUALITAS DAN

BIAYA

PRODUKSI

TERHADAP

PENINGKATAN

KUALITAS

PRODUK PADA

TRINITY

PERCETAKAN

MANADO

Biaya kualitas dan

biaya produksi

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap

peningkatan

kualitas produk

Trinity Percetakan

Manado.

Peneliti menggunakan 2

variabel yang berbeda

dengan penulis, namun

kesamaan pada peneliti dan

penulis membahas

mengenai biaya.

5

Rini

Herliani

(2012)

PENGARUH

ANGGARAN

BIAYA

TERHADAP

EFISIENSI BIAYA

OPERASIONAL

PADA ASURANSI

JIWA BERSAMA

BUMIPUTERA

1912 MEDAN

Dari hasil

penelitian ini

pengaruh anggaran

biaya terhadap

efisiensi biaya

operasional

memiliki hubungan

yang sangat kuat

Adapun persamaan pada

peneliti dan penulis

membahas mengenai

efisiensi biaya

Page 65: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

47

6

Imron

Rosyadi,

Didit

Purnomo

(2014)

PROFITABILITY

AND

EFFICIENCY OF

RED ONION

FARMING

Pada hasil

penelitian usahatani

bawang merah di

lokasi penelitian

tidak memberikan

keuntungan yang

siginfikan

(unprofitable)

terhadap ekonomi

rumah tangga

petani; harga jual

yang cukup tinggi

di tingkat pengecer

dan supermarket

tidak tertransmisi-

kan dengan baik ke

tingkat petani,

sehingga

petani tetap

memperoleh

farmer’s share yang

kecil dan

berfluktuasi

Peneliti menggunakan 1

variabel namun persamaan

pada penelitian ini peneliti

dan penulis membahas

mengenai efisiensi

7

Rina

Tresnawati,

Evi Octavia,

Shinta Dewi

Herawati

(2017)

THE EFFECT OF

EFFICIENCY

AND QUALITY

COST ON

PROFITABILITY

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa biaya

kualitas secara

signifikan

mempengaruhi

profitabilitas

tingkat. Rendahnya

profitabilitas

perusahaan

disebabkan oleh

biaya perawatan

dan perbaikan yang

lebih rendah

menyebabkan

peningkatan biaya

kegagalan internal

dan biaya

kegagalan

eksternal.

Peneliti menggunakan 1

variabel namun persamaan

pada penelitian ini peneliti

dan penulis membahas

mengenai efisiensi

Page 66: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

48

8 Reza Azad

(2016)

THE EFFECT OF

COST

ACCOUNTING

SYSTEM

INVENTORY ON

INCREASING

THE

PROFITABILITY

PRODUCT

Hasil penelitian

dari penggunaan

persediaan sistem

penyimpanan yang

tepat dapat

meningkatkan

efisiensi dan

profitabilitas pabrik

Persamaan pada penelitian

ini peneliti dan penulis

membahas mengenai biaya

9

Martha B.

Rombe

(2016)

STUDY OF

INCOME OVER

FEED AND

CHICK COST

EFFICIENCY OF

BROILER FED

ON SEA GRASS

Berdasarkan hasil

penelitian dapat

disimpulakn bahwa

pemberian ransum

rumput laut untuk

makanan broiler

lebih efisien dan

nilai pendapatan

(IOFCC) yang

menguntungkan

karena nilai

komersil dari jenis

rumput laut yang

digunakan

harganya lebih

murah.

Persamaan pada penelitian

ini peneliti dan penulis

membahas mengenai

efisiensi

10

Indriyani

Eka

Wulandari

(2016)

ANALYSIS

DETERMINING

THE COST OF

PRODUCTION

WITH A FULL

COSTING

METHOD ON

SMALL AND

MEDIUM

ENTERPRISE

TAPE

HANDAYANI 82

BONDOWOSO

Penghitungan ini

diperoleh biaya

produksi yang lebih

tinggi karena yang

ada dalam proses

produksi tersebut

dihitung secara

terperinci.

Perbedaan biaya

produksi ini

disebabkan karena

penghitungan

metode yang

diterapkan oleh

tape

tidak merinci

semua biaya-biaya

yang

dikeluarkan selama

proses produksi.

Persamaan pada penelitian

ini peneliti dan penulis

membahas mengenai biaya

Page 67: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

49

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis

besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka penelitian dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan mempresentasikan

suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep

tersebut.

Pada perusahaan yang bergerak di bidang industri obat tradisional

melakukan aktivitas usahanya dengan memproduksi barang atau jasa. Proses

pengolahan produk dimulai dari dimasukannya bahan baku ke dalam proses

produksi sampai dengan dihasilkannya produk jadi dari proses produksi

tersebut. Biaya yang digunakan untuk proses produksi dicatat dalam harga

pokok produksi meliputi tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik.

Sistem pengumpulan harga pokok produksi pada dasarnya dapat dibagi

menjadi dua yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok

proses. Harga pokok pesanan merupakan cara penentuan harga pokok dimana

biaya-biaya produksi yang dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu, atau

suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan perlu ditentukan harga

pokoknya secara individual. Sedangkan metode harga pokok proses merupakan

cara penentuan harga pokok yang membebankan biaya produksi dan

membagikannya sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode

tersebut.

Sistem harga pokok produk pesanan terdapat sistem harga pokok produk

sesungguhnya dan sistem harga pokok standar. Sistem harga pokok produk

Page 68: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

50

sesungguhnya bertujuan untuk menentukan harga pokok produk yang terdiri

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

dicatat sebesar biaya yang benar-benar terjadi dan dihitung setelah produk

selesai diproses.

Tingkat efisiensi biaya produksi menggunakan biaya standar dapat

diketahui dari perhitungan dan analisis selisih dari harga pokok standar

menggunakan “ prinsip pengendalian“ yaitu selisih biaya atau penyimpangan

yang terjadi dibandingkan dengan standar yang sudah ditetapkan. Sehingga

semakin kecil selisih biaya atau penyimpangan antara biaya standar dengan

realita memiliki kesalahan nol maka pengendalian tersebut semakin baik atau

efisien. Apabila didapat nilai positif atau negatif pada varians yang terjadi

maka dapat diabaikan karena hal ini berlaku harga mutlak.

Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor

yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio dikurangkan

terhadap angka 100% maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk

menutup biaya operasi dan laba bersih. Besar kecilnya rasio profit margin pada

setiap transaksi sales ditentukan dua faktor, yaitu net sales dan besarnya biaya

usaha ( operating expenses). Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil satu

pemahaman bahwa pengendalian biaya produksi menggunakan biaya standar

yang efisien akan berpengarung terhadap peningkatan ratio profit margin

Page 69: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

51

Sumber: Data Sekunder Diolah Penulis.

D. Perumusan Hipotesa

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih memerlukan

pembuktian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta yang

diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasrkan tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesinya sebagai berikut:

1) H0: Diduga tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara biaya

efisiensi biaya bahan baku terhadap gross profit margin di PT.

Bintang Kupu-Kupu.

H1: Diduga terdapat hubungan atau pengaruh antara biaya efisiensi biaya

bahan baku terhadap gross profit margin di PT Bintang Kupu-Kupu.

Efisiensi Biaya

Bahan Baku (X1)

Efisiensi Biaya

Tenaga Kerja

Langsung (X2)

Gross Profit Margin

(Y)

Gambar II.2 Kerangka Berfikir

Page 70: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

52

2) H0: Diduga tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara efisiensi biaya

tenaga kerja langsung terhadap profit margin di PT Bintang Kupu-

Kupu.

H2: Diduga terdapat hubungan atau pengaruh antara efisiensi biaya tenaga

kerja langsung terhadap gross profit margin di PT Bintang Kupu-

Kupu.

3) H0: Diduga tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara biaya

efisiensi biaya bahan baku (X1) dan efisiensi biaya tenaga kerja

langsung (X2) terhadap gross profit margin ( Y ) di PT Bintang

Kupu-Kupu.

H3: Diduga terdapat hubungan atau pengaruh efisiensi biaya bahan baku

(X1) dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung (X2) terhadap gross

profit margin (Y) di PT Bintang Kupu-Kupu.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: program efisiensi biaya bahan

baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung yang berpengaruh terhadap

profit margin di perusahaan PT Bintang Kupu-Kupu.

Dengan kata lain: Ha diterima dan H0 ditolak.

Page 71: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka dan dihitung

menggunakan data statistik.

Menurut Sandu Siyoto (2015, 17)

“Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas

sejak awal hingga pembuuatan desain penelitiannya”.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dimana

data sekunder ini sudah dikumpulkan oleh beberapa orang (organisasi) untuk

tujuan tertentu, contoh: jurnal, buku, laporan, dan lain-lain.

B. Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang harus diperhatikan adalah dari

objek yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung beberapa

fenomena yang akan dijadikan bahan penelitian dan untuk dicari

pemecahannya. Objek penelitian ini dilakukan pada PT. Bintang Kupu-Kupu.

1. Sejarah Singkat PT. Bintang Kupu-Kupu

Seperti yang sudah dibahas pada BAB I PT. Bintang Kupu-Kupu

dimulai sebagai toko medis kecil bernama 'Tay Ho Tong' yang berlokasi di

pinggiran Glodok, Jakarta Utara pada tahun 1935. Berdasarkan analisis

berbagai tuntutan untuk berbagai jenis obat pada waktu itu, apoteker yang

juga pemilik mulai melakukan penelitian sendiri pada beberapa jenis obat

Page 72: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

54

yang paling efektif, dirancang untuk mengobati penyakit tertentu. Saat

itulah salah satu merek paling terkenal dalam pengobatan sakit perut

ditemukan Tay Pin San atau juga dikenal sebagai Tjap Koepoe-Koepoe pada

waktu itu. Obat sakit perut Tjap Koepoe-Koepoe mulai mendapatkan

popularitas sebagai salah satu obat resep terkemuka yang dirancang untuk

meredakan sakit perut. Itu terkenal di seluruh Jawa, menerima permintaan

tinggi dari Tangerang, Serang, Jatinegara, Kerawang, Bekasi, dan juga

daerah Bangka Belitung. Pada tahun 1963, obat Tjap Koepoe Koepoe / Tay

Pin San akhirnya diluncurkan sebagai obat umum, dijual di outlet

tradisional di Indonesia. Pada tahun 1971, sesuai dengan peraturan

pemerintah, setiap obat yang diproduksi di Indonesia diwajibkan untuk

menyediakan dokumen yang tepat dan di bawah pengawasan apoteker lokal.

Dan itu harus pada entitas yang terpisah dengan toko obat, sehingga

pendirian PT. Bintang Kupu-Kupu (PT. BKK).

Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kesehatan melalui

penggunaan jamu; mewariskannya dari generasi ke generasi, membuktikan

sendiri dari waktu ke waktu untuk menjadi yang efektif dan terjangkau

namun aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2003, perusahaan berekspansi

ke kota-kota besar seperti Semarang dan Surabaya. Beberapa tahun

kemudian, perusahaan menunjuk Perusahaan Sub-Distribusi di seluruh

Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Melalui

penelitian yang luas, perusahaan terus berupaya menyediakan obat-obatan

berkualitas tinggi yang terjangkau namun aman untuk dikonsumsi. Dengan

Page 73: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

55

Sertifikat setara ISO, PT. BKK memperluas bisnis mereka ke pasar

internasional, khususnya Cina dan Vietnam. Dengan pembelajaran

berkelanjutan dan ideologi hasrat bisnis, perusahaan terus belajar dan

memerangi penyakit, yang bertujuan untuk hari esok yang lebih baik.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Menjadi perusahaan obat tradisional yang terkemuka dan terpercaya

dengan produk yang berkualitas.

b. Misi

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan obat

yang bermutu, terdistribusi luas dan merata dengan harga yang

terjangkau

3. Struktur Organisasi Perusahaan

m

Direktur

Wakil Direktur

Manajer

Pemasaran

Manajer

Pembelian

Manajer

Produksi

Manajer

Personalia

Manajer

Keuangan

Bagian

Pengiriman

Bagian

Marketing

Bagian

Pembelian

Bagian

Gudang

Bagian

Produksi HRD

Bagian

Keuangan

Bagian

Akuntansi

Gambar III.1 Struktur Organisasi

Page 74: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

56

C. Jenis dan Sumber Data

1. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang memberikan informasi

mengenai data yang akan diteliti. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang dibuat oleh peneliti untuk

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan peneliti untuk

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan

dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder digunakan oleh penulis

sebagai informasi dasar dan sekaligus sebagai sarana pendukung dalam

memberikan penjelasan-penjelasan mengenai teori-teori untuk dapat

memahami masalah yang penulis teliti.

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneiliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (V.

Wiratna Sujarweni 2016, 4)

Page 75: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

57

Jumlah pesanan yang diterima oleh PT Bintang Kupu Kupu pada

tahun 2014-2018.

Tabel III.1 Jumlah Pesanan PT Bintang Kupu-kupu 2014-2018

No Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018

1

Jumlah produk pesanan obat

yang diterima PT Bintang

Kupu Kupu.

26 22 25 22 30

Sumber : Data diolah oleh penulis

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak

mungkin mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang harus diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur

sesuatu yang seharusnya diukur. (V.Wiratna Sujarweni 2016, 4)

Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan rumus

slovin (V. Wiratna Sujarweni 2016, 8) sebagai berikut:

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Populasi

Page 76: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

58

E = Prosentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih diinginkan

Dalam penelitian ini jika menggunakan rumus slovin dengan tingkat

kepercayaan 95% dan tingkat eror 5%. Maka perhitungannya sebagai

berikut :

N = 125

E = 5%

n = 95.24

n = 95 Pesanan

sampel sebanyak pesanan dibagi selama lima tahun atau untuk

menentukan jumlah pesanan setiap tahun dihitung sama rata yaitu :

Jadi besarnya sampel pesanan yang diterima oleh perusahaan PT.

Bintang Kupu-Kupu selama lima tahun terakhir didapat 95 pesanan produk

yang masing-masing tahun diambil 19 pesanan produk. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 77: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

59

Tabel III.2 Populasi dan Sampel

Sumber : Data diolah oleh penulis

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015, 93) Teknik pengumpulan data

merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring

informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Teknik

pengumpulan data memiliki tujuan utama yaitu untuk mendapatkan data.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu,

sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur,

buku-buku, mengenai teori dari permasalahan yang diteliti dan

menggunakan media internet sebagai media pendukung dalam penelusuran

informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan.

2. Penelitian lapangan (Field Research Method)

Teknik penelitian ini dilakukan dengan mengadakan tinjauan langsung ke

dalam perusahaan yang bersangkutan untuk mengetahui masalah-masalah

yang ada di dalam perusahaan tersebut serta mendapatkan data dan

informasi lain yang sifatnya nyata. Penelitian lapangan dapat dilakukan

Tahun Populasi Sampel

2014 26 19

2015 22 19

2016 25 19

2017 22 19

2018 30 19

Page 78: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

60

dengan cara pengamatan langsung (Observation). Pengamatan langsung

(Observation) adalah penelitian yang dilakukan dengan pengamatan secara

langsung terhadap kegiatan-kegiatan diperusahaan yang berhubungan

dengan topik pembahasan.

3. Wawancara

Wawancaran adalah proses mendapatkan keterangan untuk tumpuan

penelitian dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada

pihak-pihak yang dipandang perlu untuk dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak

terstruktur. Dimana daftar pertanyaan tidak disiapkan, sehingga pertanyaan

diajukan dengan pemikiran pewawancara pada saat itu dan narasumber

diberikan kesempatan untuk menjawab serta mengeluarkan ide atau

pikirannya. Namun, yang dilakukan hanya seputar dengan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini. Seperti, sejarah perusahaan, visi-misi perusahaan, dan struktur

organisasi pada perusahaan tersebut.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Definisi Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan penjelasan dan pengertian teoritis

variabel sehingga dapat diamati dan diukur. Definisi yang dibuat harus jelas

dan tepat sehingga dapat memberikan penelitian yang akurat terhadap

variabel yang akan digunakan, dalam penelitian ini ada 3 variabel yang akan

diteliti.

Adapun variabel yang akan dipergunakan adalah:

Page 79: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

61

a. Efisiensi biaya bahan baku

b. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung

c. Gross profit margin

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen (Variabel Bebas) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (variabel terikat). Adapun variabel independen pada

penelitian dalam menentukan rentang varians yaitu efisiensi biaya bahan

baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung.

Dalam menetukan rasio efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi

biaya tenaga kerja langsung menggunakan rumus:

Sumber: Oi Sarah Maghfirah, Yulia Fitri: 2019

Ket:

n: Selisih dari Anggaran – Realisasi

N: Jumlah Anggaran

1) Efisiensi Biaya Bahan Baku

Efisiensi biaya bahan baku dalam penelitian ini sebagai (X1)

yang dihitung dengan membandingkan antara realisasi biaya bahan

baku dengan standar biaya bahan baku dan dinyatakan dalam bentuk

persen.

Page 80: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

62

Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya

bahan baku sebagai berikut:

a) Menentukan adanya rentang varians (persentase varians absolut

terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), misalnya:

60% - 00% = 60%

b) Penilaian efisiensi biaya bahan baku dapat dibedakan menjadi 4

kriteria yaitu: tidak efisien, kurang efisien, cukup efisien, dan

efisien.

c) Menetapkan interval kelas varians,

Yaitu: 60% : 3 = 20%

d) Penilaian efisiensi biaya bahan baku menggunakan biaya standar

tiap pesanan, dapat dibuat seperti pada tabel berikut:

Tabel III.3 Nilai Efisiensi Biaya Bahan Baku

No Rentang Varians Kriteria

1 0% - 20% Tidak Efisien

2 21% - 40% Cukup Efisien

3 41% - 60% Efisien

Sumber : Data Diolah Sendiri

2) Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Efisiensi biaya tenaga kerja langsung dalam penelitian ini

sebagai (X2) yang dihitung dengan membandingkan antara realisasi

biaya tenaga kerja langsung dengan standar biaya tenaga kerja

langsung dan dinyatakan dalam bentuk persen.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya

tenaga kerja langsung sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

63

a) Menentukan adanya rentang varians (persentase varians absolut

terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil),

misalnya:

60% - 00% = 60%

b) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dapat dibedakan

menjadi 4 kriteria yaitu: tidak efisien, kurang efisien, cukup efisien,

dan efisien.

c) Menetapkan interval kelas varians,

Yaitu: 60% : 3 = 20%

Tabel III.4 Nilai Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

No Rentang Varians Kriteria

1 0% - 20% TIDAK EFISIEN

2 21% - 40% CUKUP EFISIEN

3 41% - 60% EFISIEN

Sumber : Data Diolah Sendiri

b. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi akibat dari adanya variabel bebas (variabel independen).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan gross profit margin pada

perusahaan PT. Bintang Kupu-kupu tahun 2014-2018. Gross profit

margin dalam penelitian ini sebagai (Y) dapat dihitung dengan

membandingkan laba kotor dengan penjualan/harga jual tiap pesanan

produk yang dinyatakan dalam bentuk %. Gross profit margin dapat

diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Page 82: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

64

Untuk penelitian rasio gross profit margin setiap pesanan produk

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan rentan rasio (rasio terbesar dikurangi rasio terkecil),

misalnya: 75% - 00% = 75%

2) Penilaian rasio gross profit margin dibedakan menjadi tiga kriteria

yaitu : tinggi, sedang, dan rendah.

3) Menetapkan interval kas rasio, yaitu:

75% : 3 = 25%

4) Penilaian rasio gross profit margin tiap pesanan, dapat dibuat seperti

pada tabel berikut ini:

Tabel III.5 Nilai Rasio Gross Profit Margin

No Rentang Varians Kriteria

1 0% - 25% TINGGI

2 25% - 50% SEDANG

3 51% - 75% RENDAH

Sumber: Data diolah oleh penulis

Adapun sub variabel dari gross profit margin rasio dalam

penelitian adalah:

a) Laba kotor tiap pesanan

b) Penjualan/harga jual tiap pesanan

c) HPP

Page 83: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

65

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional variabel merupakan konsep-konsep yang berupa

kerangka yang menjadi kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala

yang diamati, dan dapat diuji kebenarannya.

Definisi Operasional Variabel diharapkan dapat membantu penelitian

dalam hal pengukuran suatu variabel sehingga dapat diketahui baik

buruknya pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini diperoleh Indikator

variabel yang akan diukur yaitu efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya

tenaga kerja langsung dan gross profit margin.

Page 84: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

66

Berikut ini adalah variabel yang digunakan beserta dengan indikator

pengukurannya:

Tabel III.6

Variabel dan Pengukurannya

No Variabel Pengertian/Definisi Indikator

1 Efisiensi

Biaya

Bahan

Baku (X1)

1. Selisih Total Bahan

Baku

2. Harga Bahan Baku

Langsung

3. Kuantitas bahan

baku Sesungguhnya

4. Kuantitas Bahan

Baku Standar

5. Harga Bahan Baku

Standar

1. Standar Biaya bahan

baku dan biaya bahan

baku sesungguhnya tiap

pesanan yang meliputi

harga dan kuantitas

bahan baku

2. Selisih Positif maupun

negatif dapat diabaikan

karena hal ini berlaku

harga mutlak atau

absolut.

3. Pengendalian biaya

bahan baku dinyatakan

efisien apabila hasil yang

dicapai oleh suatu

kegiatan itu sesuai

dengan biaya standar

yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2 Efisiensi

Biaya

Tenaga

Kerja

Langsung

(X2)

1. Selisi Total Biaya

2. Tenaga Kerja

Langsung

3. Tarif Upah

Sesungguhnya

4. Kualifikasi

Kapasitas

Sesungguhnya

5. Kapasitas Standar

BOPS

1. Standar biaya tenaga

kerja langsung dan biaya

tenaga kerja langsung

sesungguhnya tiap

pesanan yang meliputi

tarif upah dan jam kerja.

2. Komponen biaya tenaga

kerja langsung terdiri

dari biaya tenaga kerja

bagian konstruksi,

bagian assembling,

bagian finishing, dan

bagian packing.

3. Selisih positif maupun

negatif dapat diabaikan

Page 85: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

67

karena hal ini berlaku

harga mutlak atau

absolut.

3 Gross

Profit

Margin

(Y)

1. Menghitung dengan

membandingkan

laba kotor dengan

penjualan atau harga

jual tiap pesanan

produk yang

dinyatakan dalam

bentuk %.

1. Laba kotor tiap pesanan

2. Penjualan/harga jual tiap

pesanan

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah alat yang digunakan dalam menganalisis dan

menguji hipotesis yang dikemukakan. untuk memudahkan penelitian terhadap

data yang terkumpul, maka metode analisis data yang digunakan yaitu :

1. Uji Asumsi Klasik

Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak bisa dan efisien dari

persamaan regresi, maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi

beberapa asumsi klasik sebagai berikut (pengolahan data dengan

komputerisasi menggunakan program SPPS), dalam penelitian ini peneliti

menggunakan program SPSS 24.

a. Uji Normalitas

Menurut Rochmat Aldy Purnomo (2016, 83)

“Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi

dalam analisis parametrik. Normalitas data merupakan hal yang

Page 86: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

68

penting karna dengan data yang terdistribusi normal maka data

tersebut dianggap dapat mewakili populasi”

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 68) mengatakan bahwa Uji

Normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam, variabel

yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.

Pengujian normalitas menggunakan uji normal kolmogorov-smirnov (K-

S). Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016 : 72) Jika nilai signifikan dari

uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05, maka data berdistribusi normal dan

namun sebaliknya apabila uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data

tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016: 230) mengatakan bahwa Uji

Multikolinearitas adalah untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam

suatu model. Kemiripan antara variabel independen akan mengakibatkan

korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari

kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada

uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Jika VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi

multikolinieritas.

Page 87: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

69

c. Uji Autokorelasi

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 158)

“mengatakan bahwa menguji autokorelasi dalam suatu model

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel

pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya”.

Dalam buku Sujarweni berjudul Metodologi Penelitian Bisnis

Ekonomi (2015, 177) mendeketsi autokorelasi dengan menggunakan

nilai Durbin Watson dengan kriteria jika :

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 232) mengatakan bahwa

Uji heteroskedastisitas untuk menguji terjadinya perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Cara

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas jika:

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Page 88: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

70

e. Uji Regresi Linier Berganda

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 108) regresi yang memiliki

satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Model

persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + B1X1 + b2X2+…. + e

Keterangan:

Y : Variabel terikat Gross Profit Margin

a : Konstanta

B1 : Koefisien regresi efisiensi biaya bahan baku

B2 : Koefisien regresi efisiensi biaya tenaga kerja langsung

x1 : Efisiensi biaya bahan baku

x2 : Efisiensi biaya tenaga kerja langsung

e : Residual

f. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase

perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh varibel bebas

(X). Jika R2 semakin besar, maka persentase perubahan variabel tidak

bebas (Y) disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R2

Page 89: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

71

semakin kecil, maka persentase perubahan varibel tidak bebas (Y)

disebabkan oleh varibael (X) yang semakin rendah.

g. Uji Hipotesis

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2017. 84)

“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa

pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih”.

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak

bermakna maka digunakan uji statistik, sebagai berikut :

1) Uji t (Uji Parsial)

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 319) mengatakan bahwa

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara

individual mempengaruhi variabel dependen (Y).

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung

dengan nilai ttabel. Apakah thitung > ttabel dengan signifikan dibawah

0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga

sebaliknya.

Page 90: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

72

Kriteria pengambilan keputusan:

a) Jika thitung < ttabel, maka HO diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel

terikat.

b) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan Ha diterima, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel

terikat.

2) Uji F

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2016, 323) mengatakan bahwa

Uji F adalah pengujian signifikan persamaan yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh varibel bebas (X1 dan X2) secara

bersama-sama terhadap varibel tidak bebas (Y) yaitu kinerja

karyawan. Dalam penelitian ini, dilakukan dengan melihat hasil

perhitungan SPSS Anova yang membandingkan Mean Square dari

regresi dan Mean Square dari residual sehingga didapatkan hasil yang

dinamakan Fhitung. Sebagai dasar pengambilan keputusan dapat

digunakan kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Apabila Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Page 91: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

73

b) Apabila Fhitung < Ftabel dan tingkat signifikansi > α (0,05), maka

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Page 92: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan

pengamatan sejumlah variabel. Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya bahwa penelitian ini melibatkan satu variabel dependen yaitu

Gross Profit Margin dan dua variabel independen yaitu Biaya Bahan Baku dan

Biaya Tenaga Kerja Langsung. Populasi pada penelitian ini diambil dari

banyaknya jumlah pesanan dari produk New Tay Pin San dalam satuan batch

dari tahun 2014- 2018.

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus slovin dan

didapatkan sampel sebesar 19 batch per tahun sehingga jumlah sampel yang

diperoleh sebesar 95 pesanan/batch selama tahun 2014-2018.

Berikut ini disajikan deskripsi dari tiga variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang digunakan dalam membuat

produk dimana bahan tersebut menyeluruh tampak pada produk jadinya.

Dalam penelitian ini indikator biaya bahan baku yang dibutuhkan yaitu

harga bahan baku dan kuantitas bahan baku baik standar biaya/anggaran

yang ditentukan yang telah direncanakan maupun realisasi biayanya.

Page 93: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

75

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi obat New Tay Pin

San diantaranya yaitu : Viticis Cannabifolia Fructus, Galangae rhizome,

Patchouli Herba, Menthae Herba, Angelica Anomala Radix, Perillae

Frutescens (L) Britton, Amomum Cardamomum Gleditsiae Senensis Fructus,

Citri Immaturus Exsiccatus Fructus, Atractyloidis Rhizoma. Pembelian

bahan baku yang dilakukan PT. Bintang Kupu-Kupu yaitu multiple supplier

artinya pembelian bahan baku tidak hanya dari satu pemasok. Kebijakan ini

dilakukan untuk menjaga kelancaran proses produksi dan menghemat biaya.

Tabel IV.1

Biaya Bahan Baku

Tahun Standar Biaya

Bahan Baku

Realisasi Biaya

Bahan Baku

Varians Biaya

Bahan Baku

2014 Rp 204,750,000 Rp 125,274,875 Rp 79,475,125

2015 Rp 241,500,000 Rp 147,987,125 Rp 93,512,875

2016 Rp 296,625,000 Rp 179,504,000 Rp 117,121,000

2017 Rp 341,250,000 Rp 231,619,200 Rp 109,630,800

2018 Rp 420,000,000 Rp 252,683,200 Rp 167,316,800

Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, data diolah

Pada tabel IV.1 Biaya Bahan Baku dapat dideskripsikan, tahun 2014

varians biaya bahan baku sebesar Rp 79.475.125, tahun 2015 Rp 93.512.875,

tahun 2016 Rp 117.121.000, Tahun 2017 Rp 109.630.800, Tahun 2018 Rp

167.316.800. Terjadi peningkatan varians biaya bahan baku dari tahun 2014

- 2016 dan dari 2017 sampai tahun 2018 sebesar Rp 92.331.875 dan terjadi

penurunan varians dari tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar Rp 7.490.200 .

Page 94: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

76

Adanya kenaikan dan penurunan pada varians biaya bahan baku

dikarenakan harga bahan baku tiap tahunnya mengalami ketidakstabilan.

Adapun kuantitas bahan baku yang dianggarkan dan direalisasikan

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.2

Kuantitas Bahan Baku (Satuan kg)

Tahun Standar Kuantitas

Bahan Baku

Realisasi

Kuantitas Bahan

Baku

Varians

Kuantitas Bahan

Baku

2014 5250 4555.45 694.55

2015 5250 4553.45 696.55

2016 5250 4487.6 762.4

2017 5250 5035.2 214.8

2018 5250 4512.2 737.8

Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah

Pada tabel IV.2 dapat dideskripsikan bahwa terjadi varians kuantitas

bahan baku dari tahun 2014 – 2018 dikarenakan kuantitas bahan baku yang

dibeli sedikit dibandingkan dengan kuantitas yang dianggarkan. Hal ini

disebabkan volume produksi lebih kecil dari yang direncanakan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja merupakan kontribusi seorang pekerja kedalam

proses produksi, dalam hal organisasi manufaktur dan jasa, biaya tenaga

kerja ini mempunyai peranan yang penting, karena biaya tenaga kerja

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya produksi suatu produk,

Page 95: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

77

untuk itu biaya tenaga membutuhkan pengukuran, pengendalian dan analisis

sistematis (Bastian Bustami Nurlela 2015 : 207). Dalam penelitian ini

indikator yang dibutuhkan yaitu standar tarif upah tenaga kerja langsung

dan realisasi tarif upah tenaga kerja langsung, dan standar jam tenaga kerja

langsung dan realisasi jam tenaga kerja langsung.

Tabel IV.3

Standar dan Realisasi Upah Tenaga Kerja Langsung dan Jam Tenaga

Kerja Langsung

Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah

Pada tabel diatas dapat dideskripsikan upah tenaga kerja langsung

mengalami kenaikan baik upah tenaga kerja langsung standar dan

realisasinya, dan jam tenaga kerja yang mengalami ketidakstabilan dalam

realisasi jam tenaga kerja dikarnakan pada saat produksi produk New Tay

Pin San seringkali terjadi kendala seperti mesin yang mengalami kerusakan

sehingga proses produksi diharuskan untuk berhenti ataupun suhu udara

pada ruangan produksi mempengaruhi pada proses produksi karena itu

merupakan persyaratan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),

Tahun Upah Tenaga Kerja Langsung

Jam Tenaga Kerja

Langsung

Dianggarkan Realisasi Dianggarkan Realisasi

2014 Rp 869,281,920 Rp 528,057,000 893 690

2015 Rp 984,103,860 Rp 608,142,150 893 693

2016 Rp1,164,561,300 Rp 687,472,400 893 664

2017 Rp1,221,088,200 Rp 784,525,000 893 700

2018 Rp1,352,252,040 Rp 837,040,800 893 687

Page 96: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

78

dan kendala-kendala lainnya yang mengharuskan proses produksi tersebut

berhenti dan mengalami kenaikan atau penurunan dalam jam tenaga kerja.

3. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih (Penjualan – HPP).

Berikut ini tabel laba kotor PT. Bintang Kupu-Kupu dari Tahun 2014-2018.

Tabel IV.4

Laba Kotor PT. Bintang Kupu-Kupu

Tahun Penjualan HPP Laba Kotor

2014 Rp 1,491,728,264 Rp 653,331,875 Rp 838,396,389

2015 Rp 2,011,480,000 Rp 796,907,500 Rp 1,214,572,500

2016 Rp 2,579,000,000 Rp 1,049,392,500 Rp 1,529,607,500

2017 Rp 2,539,600,450 Rp 1,228,270,000 Rp 1,311,330,450

2018 Rp 3,118,090,000 Rp 1,713,423,400 Rp 1,404,666,600

Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah

Berdasarkan tabel diatas bahwa laba kotor yang diterima PT. Bintang

Kupu-Kupu mengalami kenaikan dari tahun 2014-2106 dan kenaikan pada

tahun 2018, sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan. Kenaikan

dan penurunan yang terjadi disebabkan oleh beberapa factor baik dari biaya

bahan baku yang mengalami kenaikan, besarnya biaya tenaga kerja, dan jam

tenaga kerja yang mengalami ketidakstabilan.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pada uji statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

pada suatu data yang dapat dilihat dari nilai minimum, maximum, mean dan

Page 97: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

79

standar deviasi. Analisi ini menggambarkan sampel yang telah ada tanpa

bermksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.

Tabel IV.5

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Dari output statistik pada tabel IV.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai

N = 95 yang berarti jumlah data diolah pada penelitian ini terdiri dari 95

pesanan/batch selama 5 tahun yang terdiri dari data variabel dependen yaitu

gross profit margin dan variabel independen yaitu efisiensi biaya bahan

baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung.

Hasil uji deskriptif pada efisiensi biaya bahan baku dapat dilihat

memiliki standar deviasi 4.301. Rata-rata nilai efisiensi biaya bahan baku

adalah sebesar 37.80, nilai minimumnya 25,00 dan nilai maximum 45,00.

Hasil uji deskriptif pada efisiensi biaya tenaga kerja langsung dapat

dilihat memiliki standar devisiasi 2.941, rata rata nilai efisiensi 38.42, nilai

minimum 31,00 dan nilai maximum 44,00.

Hasil uji deskriptif pada gross profit margin dapat dilihat memiliki

standar devisiasi 6.590. Rata-rata nilai gross profit margin dalam penilitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Efisiensi BB 95 25 45 37,80 4,301

Efisiensi BTKL 95 31 44 38,42 2,941

GPM 95 42 70 55,98 6,590

Valid N (listwise) 95

Page 98: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

80

ini 55.98, nilai minimumnya 42,00 dan nilai maximumnya 70,00 dan pada

nilai terendah perusahaan mengalami penurunan laba.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi linear berganda, diuji terlebih dahulu

apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik agar data yang diperoleh

menjadi layak untuk dilakukan pengujian sehingga dapat dilakukan model

regresi yang signifikan dan repsentative. Hasil uji asumsi klasik adalah

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Gambar IV.1

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Data hasil pengolahan spss versi 24 pada gambar IV.1

menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan

Page 99: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

81

model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Jadi model regresi

tersebut layak digunakan untuk mengukur efisiensi biaya bahan baku dan

biaya tenaga kerja langsung.

Dalam pengujian normalitas data dapat juga dilakukan dengan

melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai signifikannya

seperti yang ditunjukkan pada tabel IV.6.

Tabel IV.6

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diatas terlihat bahwa hasil

uji normalitas menunjukkan level signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed))

sebesar 0,200 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data residual

terdistribusi secara normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 95

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 6,12596799

Most Extreme Differences Absolute ,058

Positive ,037

Negative -,058

Test Statistic ,058

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 100: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

82

b. Uji Multikolonieritas

Tabel IV.7

Uji Multikolinieritas

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Berdasarkan dari hasil uji multikolonieritas pada tabel IV.7 dapat

dilihat hasil perhitungan nilai VIF dan Tolerance. Nilai VIF untuk

variabel efisiensi biaya bahan baku (X1) sebesar 1.112 dan Tolerance

0,899, dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung (X2) sebesar 1.112 dan

Tolerance 0,899. Masing-masing variabel bebas tersebut memiliki nilai

VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat gejala multikolinieritas antara variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot

dengan menggunakan variabel dependen (SRESID) dan variabel

independen (ZPRED), dimana jika grafik tidak membentuk suatu pola

dan titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut juga

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 23,056 8,931 2,582 ,011

Efisiensi BB ,334 ,157 ,218 2,133 ,036 ,899 1,112

Efisiensi

BTKL

,528 ,229 ,236 2,307 ,023 ,899 1,112

a. Dependent Variable: GPM

Page 101: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

83

homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar IV.2 Scatterplot

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Dari gambar IV.2 diatas berdasarkan output (grafik scatterplot)

diatas dapat diketahui bahwa:

1) Titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka nol.

2) Titik data tidak hanya mengumpul diatas dan dibawah saja.

3) Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola menggelombang,

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik data sebaiknya tidak berpola

Page 102: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

84

Dengan demikian data dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

masalah heteroskedasitas sehingga model regresi yang baik dan ideal dan

dapat dipenuhi.

d. Uji Autokorelasi

Tabel IV.8

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,369a ,136 ,117 6,192 1,503

a. Predictors: (Constant), Efisiensi BTKL, Efisiensi BB

b. Dependent Variable: GPM

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada

periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Mendeteksi autokorelasi

dengan menggunakan nilai Durbin Watson.

Hasil analisis menunjukkan bahawa angka D-W sebesar +1.503.

Hal ini menunjukkan pada tidak terjadi autokorelasi.

Page 103: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

85

e. Uji Regresi Linear Berganda

Tabel IV.9

Hasil Uji Linear Berganda

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Berdasarkan hasil regresi diatas pada tabel IV.9 diperoleh persamaan

model regresi sebagai berikut:

Y = 2.582 + 0,334 + 0,528 + e

Dimana :

Y = Gross Profit Margin

X1t = Efisiensi Biaya bahan baku

X2t = Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

E = error

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 5.582 dengan arah hubungan positif menunjukkan

apabila variabel independen dan variabel probabilitas yang diwakili

oleh efisiensi biaya bahan baku dan solvabilitas diwakili dengan

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 23,056 8,931 2,582 ,011

Efisiensi BB ,334 ,157 ,218 2,133 ,036

Efisiensi BTKL ,528 ,229 ,236 2,307 ,023

a. Dependent Variable: GPM

Page 104: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

86

efisiensi biaya tenaga kerja langsung mengalami kenaikan sebesar

5.58%.

2) B1 koefisien regeresi efisiensi biaya bahan baku 0,528 dengan arah

hubungannya positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan efisiensi

biaya bahan baku maka akan diikuti kenaikan gross profit margin

sebesar 0,528 atau sebesar 52.8% dengan asumsi variabel independen

lainnya dianggap konstan atau sama dengan nol.

3) B1 regresi efisiensi biaya tenaga kerja langsung dengan arah

hubungannya positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan efisiensi

biaya tenaga kerja langsung maka akan diikuti kenaikan gross profit

margin sebesar 0,221 atau sebesar 22,1% dengan asumsi variabel

independen lainnya dianggap konstan atau sama dengan nol.

4) e standar error estimasi merupakan variasi nilai yang berada disekitar

garis regresi yang menyimpang dari garis regresi sehingga

menimbulkan kesalahan estimasi akibat adanya pengaruh variabel lain

diluar model regresi.

f. Uji Koefisien Determinasi

Tabel IV.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Olah Data SPSS v24)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,369a ,136 ,117 6,192

a. Predictors: (Constant), Efisiensi BTKL, Efisiensi BB

b. Dependent Variable: GPM

Page 105: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

87

Tabel IV.10 diatas menunjukkan nilai Adjusted R2

sebesar 0,136.

Kesimpulan yang diperoleh adalah adanya indikasi bahwa variabel

independen mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap variabel

dependen. Jika nilai Adjusted R2

semakin mendekati 1 yang berarti

menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen dengan

variabel dependen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji T

Uji t (uji signifikan parsial) digunakan untuk menguji tingkat

signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen secara terpisah. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikan

0.05 (5%). Jika sig < 0,05 maka Ha diterima dan jika sig > 0,05 maka Ha

ditolak. Hasil pengujian signifikan t disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel IV.11

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 23,056 8,931 2,582 ,011

Efisiensi BB ,334 ,157 ,218 2,133 ,036

Efisiensi BTKL ,528 ,229 ,236 2,307 ,023

a. Dependent Variable: GPM

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Page 106: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

88

Berdasarkan tabel diatas adalah sebagai berikut:

a. Nilai signifikasi pada Efisiensi Biaya Bahan Baku 0,036 < 0,050

sedangkan thitung 2.133 > ttabel 1.9860 artinya terdapat hubungan dan

pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku terhadap Gross Profit Margin

b. Nilai signifikasi pada Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung 0,023 <

0,050 sedangkan thitung 2.307 > ttabel 1.9860 artinya terdapat hubungan dan

pengaruh Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap Gross Profit

Margin.

2. Uji F

Tabel IV.12

Hasil Uji F

Sumber : Olah data SPSS v24 (2020)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,001

sehingga < 0,050. Cara perhitungan F-Tabel df=(k; n-k), (2 ; 92 ) , maka

diketahui F-Tabel = 3,10 < F-hitung = 7.229.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 554,374 2 277,187 7,229 ,001b

Residual 3527,583 92 38,343

Total 4081,958 94

a. Dependent Variable: GPM

b. Predictors: (Constant), Efisiensi BTKL, Efisiensi BB

Page 107: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

89

D. Pembahasan

1. Pengaruh efisiensi biaya bahan baku terhadap gross profit margin

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh efisiensi

biaya bahan baku terhadap gross profit margin di PT. Bintang Kupu-Kupu

periode 2014-2018. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji t) jika thitung >

ttabel , tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan tingkat

signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil tabel uji t pada

penelitian ini variabel efisiensi biaya bahan baku memiliki nilai signifikan

dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa secara

parsial variabel efisiensi biaya bahan baku terbukti mempengaruhi variabel

dependen (gorss profit margin).

2. Pengaruh efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap gross profit

margin

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh efisiensi biaya

tenaga kerja langsung terhadap gross profit margin di PT. Bintang Kupu-

Kupu periode 2014-2018. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji t) jika

thitung > ttabel , tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan

tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil tabel

uji t pada penelitian ini variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung

memiliki nilai signifikan dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,023. Hal ini

menunjukkan bahwa secara parsial variabel efisiensi biaya tenaga kerja

langsung terbukti mempengaruhi variabel dependen (gorss profit margin).

Page 108: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

90

3. Pengaruh efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja

langsung terhadap gross profit margin

Berdasarkan hasil tabel anova pada penelitian ini, diperoleh nilai

signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

variabel independen (efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga

kerja langsung) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan

terhadap variabel dependen (gross profit margin).

Page 109: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh

efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi tenaga kerja langsung terhadap gross

profit margin di PT. Bintang Kupu-Kupu periode 2014 – 2018.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji hipotesis ditunjukkan bahwa variabel efisiensi biaya

bahan baku dan variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung terbukti

berpengaruh signifikan terhadap gross profit margin di PT. Bintang Kupu-

Kupu periode 2014-2018.

2. Efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi tenaga kerja langsung berpengaruh

terhadap rasio gross profit margin pada perusahaan PT. Bintang Kupu-kupu

selama tahun pengamatan 2014-2018 dengan koefisien determinasi sebesar

14,1%. Dengan demikian semakin efisien biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung maka semakin meningkatkan rasio gross profit

margin, akan tetapi apabila biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung tidak efisien maka rasio gross profit margin semakin menurun.

Page 110: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

92

B. Implikasi

Implikasi penelitian adalah metode untuk membandingkan penelitian

yang lalu dengan hasil penelitian yang terbaru. Ada tiga jenis implikasi yang

banyak digunakan untuk kebutuhan penelitian diantaranya:

1. Implikasi teoritis

Teori yang digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan sumber-

sumber yang mewakili variabel-variabel yang diteliti, diharapkan dapat

memberikan kontribusi dan juga dapat digunakan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Implikasi Manajerial

a. Bagi PT. Bintang Kupu-Kupu, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan evaluasi untuk meningkatnya efisiensi biaya bahan

baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi.

b. Bagi kalangan akademis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

untuk memperkaya pengetahuan akademik.

3. Implikasi Metodologi

Dalam penelitian ini yang berjudul “ Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan

Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Gross Profit

Margin PT. Bintang Kupu-Kupu Tahun 2014-2018”, peneliti menggunakan

data sekunder yang diolah menggunakan program SPSS versi 24 yang

sangat membantu sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya. Data sekunder didapatkan dari buku, jurnal-jurnal, penelitian

terdahulu, dan data yang diperoleh dari PT. Bintang Kupu-Kupu.

Page 111: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

93

C. Saran

1. Dengan adanya penelitian di PT. Bintang Kupu-Kupu diharapkan

bermanfaat bagi pemilik perusahaan PT. Bintang Kupu-Kupu. Untuk

diperoleh rasio profit margin yang tinggi, maka bagi manajemen perusahaan

untuk lebih memperhatikan tingkat efisiensi biaya bahan baku dan tingkat

efisiensi biaya tenaga kerja langsung, seperti mencari supplier yang

memberikan harga bahan baku yang lebih murah agar pengendalian biaya

bahan baku lebih efisien, di samping itu harus juga meningkatkan efisiensi

biaya tenaga kerja langsung dengan meminimalkan terjadinya batas waktu

penyelesaian pesanan atau menghindari pemborosan waktu produksi.

2. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan

penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperluas

wawasan pengetahuan.

3. Bagi penulis memberikan bukti empiris mengenai pengaruh efisiensi biaya

bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap gross profit

margin di PT. Bintang-Kupu-Kupu.

Page 112: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sofia Prima. Akuntansi Biaya. Penerbit : IN MEDIA, 2013

Freddy, Daulat. Biaya Standar Dalam Menetapkan Produksi: Universitas Esa Unggul,

Jakarta. 2018. https://www.esaunggul.ac.id/biaya-standar-dalam-menetapkan-

produksi/ . (Diakses tanggal 7 September 2019)

Harnanto. Akuntansi Biaya. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017

Ilmu Manajemen Industri. Pengertian Gross Profit Margin (Marjin Laba Kotor) dan

Rumusnya. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gross-profit-margin-

marjin-laba-kotor-rumus-gpm/ . (Diakses tanggal 15 September 2019)

Magfirah, Sarah Oi, dkk. Analisis Efisiensi Biaya Produksi Dengan Penggunaan

Biaya Stanar Dalam Meningkatkan Rasio Net Profit Margin (Studi Empiris

Pada UMKM Dendeng Sapi Di Banda Aceh). Jurnal Ilmiah. Banda Aceh.

Universitas Syiah Kuala, 2019

Mulyadi. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2014

Mulyadi. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2015

Nurlela, Bastian Bustami. Akuntansi Biaya. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media,

2015

Page 113: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Siyoto, Sandu. Dasar Metodologi Penelitian. Sleman : Penerbit Literasi Media

Publishing, 2015

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017

Sujarweni, V. Wiratna. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press,

2015

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Baru Press, 2015

Sujarweni, V. Wiratna. Kupas Tuntas Penelitian Akuntansi Dengan SPSS.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press, 2016

Purnomo, Rochmat Aldy. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS.

Ponorogo : Penerbit : CV. WADE GROUP, 2016

Page 114: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Desy Lestari

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Desember 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Angsana V No. 21 RT/RW 007/005, Kel. Periuk

Jaya, Kec. Periuk. Kota Tangerang.

Nomor Telepon : 083808854859

E-Mail : [email protected]

IPK terakhir : 3.56

Riwayat Pendidikan

SD : SDN Periuk 5 Tangerang

SMP/MTS : SMP Perintis 1 Sepatan

SMA/SMK/MA : SMK Perintis 1 Sepatan

Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma

Page 115: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Riwayat Pekerjaan

1. PT. Bintang Kupu-Kupu : 2016 – Sekarang

Alamat : Jl. Gatot Subroto KM 5.5 Kp. Ledug, Ds. Kroncong,

Kec. Jatiuwung, Kota Tangerang

Page 116: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Scanned by TapScanner

Page 117: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Lampiran 1

Rincian Pemakaian Bahan Baku Standar dan Pemakaian Bahan Baku

Aktual Tahun 2014-2018

PT. Bintang Kupu-Kupu

Jumlah Batch

Jumlah Pemakaian Bahan Baku Standar (kg)

Jumlah Pemakaian Bahan Baku Aktual (kg)

2014 2015 2016 2017 2018

1 276,32 216,75 223,15 232,05 244,5 244,15

2 276,32 255,05 237,65 227,7 259,35 232,75

3 276,32 220,15 259 232,05 259,25 244,85

4 276,32 225,15 247,95 243,1 251,95 226

5 276,32 241,75 234,15 240,4 256,8 219,3

6 276,32 245,25 240,55 249,85 276,05 228,25

7 276,32 241,55 239,65 245,7 279,3 247,05

8 276,32 218,15 243,15 235,25 291,45 241,95

9 276,32 221,7 256,95 239,4 294,05 230,8

10 276,32 241,35 252,65 222,75 286,85 246,55

11 276,32 222,65 245,15 221,95 269,25 255,15

12 276,32 250,95 222,65 230,25 259,15 224,65

13 276,32 242,05 219,85 238,2 258,2 222,75

14 276,32 245,85 224,6 233,45 256,65 247,25

15 276,32 244,25 233,45 220,4 251,15 261,4

16 276,32 258,9 246,35 233,85 254,8 257,95

17 276,32 249,75 244,25 234,15 267,15 238,55

18 276,32 255,25 240,75 257,1 258,1 219,75

19 276,32 258,95 241,55 250 261,2 223,1 Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah

Page 118: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Lampiran 2

Data Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2014-2018

PT. Bintang Kupu-Kupu

Tahun 2014-2018

Biaya Standar Bahan Baku Yang

dianggarkan

Biaya Aktual Bahan Baku Yang

direalisasikan

Varians Efisiensi Biaya

Bahan Baku

Rasio Efisiensi

(%) Kriteria

(KS x HS) (KA x HA) ( BS - BA)

2014 Rp 10.776.480 Rp 5.960.625 Rp 4.815.855 45 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 7.013.875 Rp 3.762.605 35 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.054.125 Rp 4.722.355 44 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.191.625 Rp 4.584.855 43 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.648.125 Rp 4.128.355 38 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.744.375 Rp 4.032.105 37 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.642.625 Rp 4.133.855 38 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 5.999.125 Rp 4.777.355 44 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.096.750 Rp 4.679.730 43 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.637.125 Rp 4.139.355 38 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.122.875 Rp 4.653.605 43 EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.901.125 Rp 3.875.355 36 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.656.375 Rp 4.120.105 38 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.760.875 Rp 4.015.605 37 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.716.875 Rp 4.059.605 38 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 7.119.750 Rp 3.656.730 34 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 6.868.125 Rp 3.908.355 36 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 7.019.375 Rp 3.757.105 35 CUKUP EFISIEN

Rp 10.776.480 Rp 7.121.125 Rp 3.655.355 34 CUKUP EFISIEN

2015 Rp 12.710.720 Rp 7.252.375 Rp 5.458.345 43 EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.723.625 Rp 4.987.095 39 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 8.417.500 Rp 4.293.220 34 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 8.058.375 Rp 4.652.345 37 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.609.875 Rp 5.100.845 40 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.817.875 Rp 4.892.845 38 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.788.625 Rp 4.922.095 39 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.902.375 Rp 4.808.345 38 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 8.350.875 Rp 4.359.845 34 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 8.211.125 Rp 4.499.595 35 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.967.375 Rp 4.743.345 37 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.236.125 Rp 5.474.595 43 EFISIEN

Page 119: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Rp 12.710.720 Rp 7.145.125 Rp 5.565.595 44 EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.299.500 Rp 5.411.220 43 EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.587.125 Rp 5.123.595 40 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 8.006.375 Rp 4.704.345 37 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.938.125 Rp 4.772.595 38 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.824.375 Rp 4.886.345 38 CUKUP EFISIEN

Rp 12.710.720 Rp 7.850.375 Rp 4.860.345 38 CUKUP EFISIEN

2016 Rp 15.612.080 Rp 9.282.000 Rp 6.330.080 41 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.108.000 Rp 6.504.080 42 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.282.000 Rp 6.330.080 41 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.724.000 Rp 5.888.080 38 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.616.000 Rp 5.996.080 38 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.994.000 Rp 5.618.080 36 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.828.000 Rp 5.784.080 37 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.410.000 Rp 6.202.080 40 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.576.000 Rp 6.036.080 39 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 8.910.000 Rp 6.702.080 43 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 8.878.000 Rp 6.734.080 43 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.210.000 Rp 6.402.080 41 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.528.000 Rp 6.084.080 39 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.338.000 Rp 6.274.080 40 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 8.816.000 Rp 6.796.080 44 EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.354.000 Rp 6.258.080 40 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 9.366.000 Rp 6.246.080 40 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 10.284.000 Rp 5.328.080 34 CUKUP EFISIEN

Rp 15.612.080 Rp 10.000.000 Rp 5.612.080 36 CUKUP EFISIEN

2017 Rp 17.960.800 Rp 11.247.000 Rp 6.713.800 37 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.930.100 Rp 6.030.700 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.925.500 Rp 6.035.300 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.589.700 Rp 6.371.100 35 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.812.800 Rp 6.148.000 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 12.698.300 Rp 5.262.500 29 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 12.847.800 Rp 5.113.000 28 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 13.406.700 Rp 4.554.100 25 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 13.526.300 Rp 4.434.500 25 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 13.195.100 Rp 4.765.700 27 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 12.385.500 Rp 5.575.300 31 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.920.900 Rp 6.039.900 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.877.200 Rp 6.083.600 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.805.900 Rp 6.154.900 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.552.900 Rp 6.407.900 36 CUKUP EFISIEN

Page 120: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Rp 17.960.800 Rp 11.720.800 Rp 6.240.000 35 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 12.288.900 Rp 5.671.900 32 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 11.872.600 Rp 6.088.200 34 CUKUP EFISIEN

Rp 17.960.800 Rp 12.015.200 Rp 5.945.600 33 CUKUP EFISIEN

2018 Rp 22.105.600 Rp 13.672.400 Rp 8.433.200 38 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.034.000 Rp 9.071.600 41 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.711.600 Rp 8.394.000 38 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.656.000 Rp 9.449.600 43 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.280.800 Rp 9.824.800 44 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.782.000 Rp 9.323.600 42 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.834.800 Rp 8.270.800 37 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.549.200 Rp 8.556.400 39 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.924.800 Rp 9.180.800 42 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.806.800 Rp 8.298.800 38 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 14.288.400 Rp 7.817.200 35 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.580.400 Rp 9.525.200 43 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.474.000 Rp 9.631.600 44 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.846.000 Rp 8.259.600 37 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 14.638.400 Rp 7.467.200 34 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 14.445.200 Rp 7.660.400 35 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 13.358.800 Rp 8.746.800 40 CUKUP EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.306.000 Rp 9.799.600 44 EFISIEN

Rp 22.105.600 Rp 12.493.600 Rp 9.612.000 43 EFISIEN Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah oleh penulis

Page 121: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Lampiran 3

Rincian Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung Standar dan Penggunaan

Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung Aktual Tahun 2014-2018

PT. Bintang Kupu-Kupu

Jumlah Batch

Jumlah Jam Tenaga Kerja

Standar

Jumlah Jam Tenaga Kerja Aktual

2014 2015 2016 2017 2018

1 47 38 35,21 34,12 37,55 35,35

2 47 37,15 36,59 33,53 36,35 34,58

3 47 37,14 35,51 34,54 35,45 34,25

4 47 35,52 38,17 35,32 36,2 35,35

5 47 37,55 36,45 35,81 34,42 35,55

6 47 38,47 36 35,05 39,12 36,45

7 47 34 37 34,29 37 37,22

8 47 37,25 37,52 37,05 37,25 35,59

9 47 36,59 36,17 37,2 38,57 40,31

10 47 35,02 36,58 36,55 37,42 39,58

11 47 36,17 38,16 35,82 37,38 38,55

12 47 37,25 38,35 34,11 36,59 35,58

13 47 36,5 36,01 33,23 38,41 38,49

14 47 34,12 35,23 35,05 37,04 36,32

15 47 33,22 34,5 35,44 35,35 33,56

16 47 38,47 38,51 34,35 37,35 34,08

17 47 34,55 37,01 33,57 37,55 36,45

18 47 36,51 36,44 34,42 35,45 35,37

19 47 36,52 33,59 34,55 35,55 34,37 Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, data diolah

Page 122: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Lampiran 4

Data Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2014-2018

PT. Bintang Kupu-Kupu

Tahun 2014-2018

Biaya Standar Bahan Tenaga Kerja Langsung

dianggarkan

Biaya Aktual Tenaga Kerja

Langsung direalisasikan

Varians Efisiensi Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Rasio Efisiensi

(%) Kriteria

(TKLS x JS x BS) (TKLA x JA x BA) ( BS - BA)

2014 Rp 45.751.680 Rp 29.081.400 Rp 16.670.280 36 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.430.895 Rp 17.320.785 38 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.423.242 Rp 17.328.438 38 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 27.183.456 Rp 18.568.224 41 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.737.015 Rp 17.014.665 37 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 29.441.091 Rp 16.310.589 36 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 26.020.200 Rp 19.731.480 43 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.507.425 Rp 17.244.255 38 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.002.327 Rp 17.749.353 39 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 26.800.806 Rp 18.950.874 41 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 27.680.901 Rp 18.070.779 39 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 28.507.425 Rp 17.244.255 38 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 27.933.450 Rp 17.818.230 39 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 26.112.036 Rp 19.639.644 43 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 25.423.266 Rp 20.328.414 44 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 29.441.091 Rp 16.310.589 36 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 26.441.115 Rp 19.310.565 42 EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 27.941.103 Rp 17.810.577 39 CUKUP EFISIEN

Rp 45.751.680 Rp 27.948.756 Rp 17.802.924 39 CUKUP EFISIEN

2015 Rp 51.794.940 Rp 30.898.536 Rp 20.896.405 40 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 32.109.555 Rp 19.685.386 38 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.161.801 Rp 20.633.140 40 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 33.496.084 Rp 18.298.857 35 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.986.698 Rp 19.808.243 38 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.591.800 Rp 20.203.140 39 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 32.469.350 Rp 19.325.590 37 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 32.925.676 Rp 18.869.264 36 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.740.984 Rp 20.053.957 39 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 32.100.779 Rp 19.694.161 38 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 33.487.308 Rp 18.307.632 35 CUKUP EFISIEN

Page 123: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Rp 51.794.940 Rp 33.654.043 Rp 18.140.898 35 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.600.576 Rp 20.194.365 39 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 30.916.087 Rp 20.878.854 40 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 30.275.475 Rp 21.519.465 42 EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 33.794.451 Rp 18.000.490 35 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 32.478.126 Rp 19.316.815 37 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 31.977.922 Rp 19.817.018 38 CUKUP EFISIEN

Rp 51.794.940 Rp 29.476.905 Rp 22.318.036 43 EFISIEN

2016 Rp 61.292.700 Rp 35.326.142 Rp 25.966.558 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 34.715.286 Rp 26.577.415 43 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.760.989 Rp 25.531.711 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 36.568.562 Rp 24.724.138 40 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 37.075.884 Rp 24.216.817 40 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 36.289.018 Rp 25.003.683 41 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.502.152 Rp 25.790.549 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 38.359.718 Rp 22.932.983 37 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 38.515.020 Rp 22.777.680 37 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 37.842.043 Rp 23.450.658 38 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 37.086.237 Rp 24.206.463 39 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.315.789 Rp 25.976.912 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 34.404.681 Rp 26.888.020 44 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 36.289.018 Rp 25.003.683 41 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 36.692.804 Rp 24.599.896 40 CUKUP EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.564.273 Rp 25.728.428 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 34.756.700 Rp 26.536.001 43 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.636.747 Rp 25.655.953 42 EFISIEN

Rp 61.292.700 Rp 35.771.343 Rp 25.521.358 42 EFISIEN

2017 Rp 64.267.800 Rp 42.084.163 Rp 22.183.638 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 40.739.263 Rp 23.528.538 37 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 39.730.588 Rp 24.537.213 38 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 40.571.150 Rp 23.696.650 37 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 38.576.215 Rp 25.691.585 40 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 43.843.740 Rp 20.424.060 32 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.467.750 Rp 22.800.050 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.747.938 Rp 22.519.863 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 43.227.328 Rp 21.040.473 33 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.938.465 Rp 22.329.335 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.893.635 Rp 22.374.165 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.008.243 Rp 23.259.558 36 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 43.048.008 Rp 21.219.793 33 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.512.580 Rp 22.755.220 35 CUKUP EFISIEN

Page 124: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Rp 64.267.800 Rp 39.618.513 Rp 24.649.288 38 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 41.860.013 Rp 22.407.788 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 42.084.163 Rp 22.183.638 35 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 39.730.588 Rp 24.537.213 38 CUKUP EFISIEN

Rp 64.267.800 Rp 39.842.663 Rp 24.425.138 38 CUKUP EFISIEN

2018 Rp 71.171.160 Rp 43.070.440 Rp 28.100.720 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 42.132.272 Rp 29.038.888 41 EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 41.730.200 Rp 29.440.960 41 EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 43.070.440 Rp 28.100.720 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 43.314.120 Rp 27.857.040 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 44.410.680 Rp 26.760.480 38 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 45.348.848 Rp 25.822.312 36 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 43.362.856 Rp 27.808.304 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 49.113.704 Rp 22.057.456 31 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 48.224.272 Rp 22.946.888 32 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 46.969.320 Rp 24.201.840 34 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 43.350.672 Rp 27.820.488 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 46.896.216 Rp 24.274.944 34 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 44.252.288 Rp 26.918.872 38 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 40.889.504 Rp 30.281.656 43 EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 41.523.072 Rp 29.648.088 42 EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 44.410.680 Rp 26.760.480 38 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 43.094.808 Rp 28.076.352 39 CUKUP EFISIEN

Rp 71.171.160 Rp 41.876.408 Rp 29.294.752 41 EFISIEN Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah oleh penulis

Page 125: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Lampiran 5

Gross Profit Margin

Tahun Penjualan HPP Laba Kotor Interval

Rasio (%)

Kriteria

2014 Rp 78.950.000 Rp 27.031.500 Rp 51.918.500 66 TINGGI

Rp 75.230.000 Rp 41.965.600 Rp 33.264.400 44 SEDANG

Rp 78.430.100 Rp 28.710.000 Rp 49.720.100 63 TINGGI

Rp 85.792.000 Rp 40.495.000 Rp 45.297.000 53 TINGGI

Rp 86.709.464 Rp 37.974.350 Rp 48.735.114 56 TINGGI

Rp 81.840.000 Rp 39.186.400 Rp 42.653.600 52 TINGGI

Rp 84.870.200 Rp 34.355.200 Rp 50.515.000 60 TINGGI

Rp 87.310.000 Rp 38.210.300 Rp 49.099.700 56 TINGGI

Rp 73.800.000 Rp 28.604.300 Rp 45.195.700 61 TINGGI

Rp 75.350.200 Rp 27.043.200 Rp 48.307.000 64 TINGGI

Rp 75.290.000 Rp 35.240.000 Rp 40.050.000 53 TINGGI

Rp 80.250.000 Rp 35.310.400 Rp 44.939.600 56 TINGGI

Rp 77.238.200 Rp 29.991.500 Rp 47.246.700 61 TINGGI

Rp 83.049.000 Rp 37.105.800 Rp 45.943.200 55 TINGGI

Rp 73.050.200 Rp 42.433.725 Rp 30.616.475 42 SEDANG

Rp 75.420.500 Rp 27.300.000 Rp 48.120.500 64 TINGGI

Rp 73.175.000 Rp 39.122.500 Rp 34.052.500 47 SEDANG

Rp 74.520.000 Rp 34.401.600 Rp 40.118.400 54 TINGGI

Rp 71.453.400 Rp 28.850.500 Rp 42.602.900 60 TINGGI

2015 Rp 102.924.000 Rp 36.470.100 Rp 66.453.900 65 TINGGI

Rp 105.560.000 Rp 39.720.000 Rp 65.840.000 62 TINGGI

Rp 109.850.000 Rp 42.895.000 Rp 66.955.000 61 TINGGI

Rp 108.590.000 Rp 42.200.000 Rp 66.390.000 61 TINGGI

Rp 108.940.500 Rp 47.676.200 Rp 61.264.300 56 TINGGI

Rp 100.105.200 Rp 40.292.500 Rp 59.812.700 60 TINGGI

Rp 106.920.300 Rp 46.040.200 Rp 60.880.100 57 TINGGI

Rp 107.095.100 Rp 47.304.000 Rp 59.791.100 56 TINGGI

Rp 106.055.000 Rp 44.605.000 Rp 61.450.000 58 TINGGI

Rp 102.082.300 Rp 46.750.100 Rp 55.332.200 54 TINGGI

Rp 107.320.000 Rp 47.600.000 Rp 59.720.000 56 TINGGI

Rp 108.230.000 Rp 37.974.000 Rp 70.256.000 65 TINGGI

Rp 105.664.000 Rp 39.880.200 Rp 65.783.800 62 TINGGI

Rp 105.814.000 Rp 35.700.500 Rp 70.113.500 66 TINGGI

Rp 103.070.000 Rp 37.243.000 Rp 65.827.000 64 TINGGI

Rp 104.225.100 Rp 39.600.000 Rp 64.625.100 62 TINGGI

Page 126: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

Rp 109.310.500 Rp 44.241.505 Rp 65.068.995 60 TINGGI

Rp 104.814.000 Rp 45.610.195 Rp 59.203.805 56 TINGGI

Rp 104.910.000 Rp 35.105.000 Rp 69.805.000 67 TINGGI

2016 Rp 127.900.000 Rp 38.430.000 Rp 89.470.000 70 TINGGI

Rp 126.263.200 Rp 45.216.000 Rp 81.047.200 64 TINGGI

Rp 132.263.500 Rp 44.810.100 Rp 87.453.400 66 TINGGI

Rp 138.432.100 Rp 56.150.000 Rp 82.282.100 59 TINGGI

Rp 137.100.000 Rp 48.205.900 Rp 88.894.100 65 TINGGI

Rp 130.214.000 Rp 49.800.000 Rp 80.414.000 62 TINGGI

Rp 128.200.000 Rp 51.105.500 Rp 77.094.500 60 TINGGI

Rp 149.655.100 Rp 75.800.000 Rp 73.855.100 49 SEDANG

Rp 140.870.000 Rp 66.540.000 Rp 74.330.000 53 TINGGI

Rp 147.590.000 Rp 74.310.000 Rp 73.280.000 50 SEDANG

Rp 136.450.100 Rp 61.950.000 Rp 74.500.100 55 TINGGI

Rp 135.475.000 Rp 58.645.000 Rp 76.830.000 57 TINGGI

Rp 145.795.000 Rp 59.033.500 Rp 86.761.500 60 TINGGI

Rp 135.210.000 Rp 52.067.000 Rp 83.143.000 61 TINGGI

Rp 144.690.000 Rp 52.112.500 Rp 92.577.500 64 TINGGI

Rp 136.092.000 Rp 47.910.000 Rp 88.182.000 65 TINGGI

Rp 125.100.000 Rp 42.340.200 Rp 82.759.800 66 TINGGI

Rp 126.570.000 Rp 59.804.000 Rp 66.766.000 53 TINGGI

Rp 135.130.000 Rp 65.162.800 Rp 69.967.200 52 TINGGI

2017 Rp 135.700.000 Rp 55.784.000 Rp 79.916.000 59 TINGGI

Rp 139.205.000 Rp 75.284.450 Rp 63.920.550 46 SEDANG

Rp 132.730.000 Rp 77.279.500 Rp 55.450.500 42 SEDANG

Rp 140.075.000 Rp 70.150.300 Rp 69.924.700 50 SEDANG

Rp 125.200.000 Rp 61.720.100 Rp 63.479.900 51 TINGGI

Rp 123.100.000 Rp 71.750.100 Rp 51.349.900 42 SEDANG

Rp 129.124.000 Rp 61.025.000 Rp 68.099.000 53 TINGGI

Rp 127.600.100 Rp 67.540.200 Rp 60.059.900 47 SEDANG

Rp 133.250.100 Rp 45.930.000 Rp 87.320.100 66 TINGGI

Rp 128.250.000 Rp 60.345.000 Rp 67.905.000 53 TINGGI

Rp 130.205.000 Rp 60.230.000 Rp 69.975.000 54 TINGGI

Rp 131.735.000 Rp 58.514.500 Rp 73.220.500 56 TINGGI

Rp 122.510.000 Rp 60.008.000 Rp 62.502.000 51 TINGGI

Rp 138.250.000 Rp 69.370.200 Rp 68.879.800 50 SEDANG

Rp 133.155.000 Rp 63.998.550 Rp 69.156.450 52 TINGGI

Rp 136.630.000 Rp 55.200.000 Rp 81.430.000 60 TINGGI

Rp 145.305.000 Rp 72.500.100 Rp 72.804.900 50 SEDANG

Rp 139.105.000 Rp 65.263.000 Rp 73.842.000 53 TINGGI

Rp 148.471.250 Rp 76.377.000 Rp 72.094.250 49 SEDANG

Page 127: PENGARUH EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA ...

2018 Rp 177.936.000 Rp 84.980.000 Rp 92.956.000 52 TINGGI

Rp 165.452.100 Rp 66.165.000 Rp 99.287.100 60 TINGGI

Rp 162.310.500 Rp 75.650.000 Rp 86.660.500 53 TINGGI

Rp 170.700.200 Rp 81.560.100 Rp 89.140.100 52 TINGGI

Rp 169.010.000 Rp 94.565.000 Rp 74.445.000 44 SEDANG

Rp 165.575.000 Rp 85.163.500 Rp 80.411.500 49 SEDANG

Rp 175.540.000 Rp 95.555.000 Rp 79.985.000 46 SEDANG

Rp 182.605.500 Rp 95.332.800 Rp 87.272.700 48 SEDANG

Rp 180.500.000 Rp 90.400.000 Rp 90.100.000 50 SEDANG

Rp 170.200.000 Rp 89.572.000 Rp 80.628.000 47 SEDANG

Rp 180.470.000 Rp 90.630.100 Rp 89.839.900 50 SEDANG

Rp 175.810.000 Rp 89.938.500 Rp 85.871.500 49 SEDANG

Rp 174.030.000 Rp 78.424.000 Rp 95.606.000 55 TINGGI

Rp 162.450.700 Rp 86.724.500 Rp 75.726.200 47 SEDANG

Rp 174.670.000 Rp 70.250.000 Rp 104.420.000 60 TINGGI

Rp 171.870.000 Rp 82.904.700 Rp 88.965.300 52 TINGGI

Rp 178.810.000 Rp 80.166.300 Rp 98.643.700 55 TINGGI

Rp 180.150.000 Rp 74.430.000 Rp 105.720.000 59 TINGGI

Rp 180.710.000 Rp 72.965.100 Rp 107.744.900 60 TINGGI Sumber : PT. Bintang Kupu-Kupu, Data diolah oleh penulis