03-Makalah PBL 2

47
Sudah Bergeserkah Keteraturan Alam yang Selama ini Kita Nikmati? Disusun Oleh HG 3: Annisa Ovilia Yasinta L. T. Diva Pradita Fauzan Muzakir Genta Dewolono M. Haekal Sena Akbar Nadya Ayu Anindita Pranawa Dwi Pradipta

description

mklh

Transcript of 03-Makalah PBL 2

Page 1: 03-Makalah PBL 2

Sudah Bergeserkah Keteraturan Alam yang Selama ini Kita Nikmati?

Disusun Oleh HG 3:

Annisa Ovilia Yasinta L. T.

Diva Pradita

Fauzan Muzakir

Genta Dewolono

M. Haekal Sena Akbar

Nadya Ayu Anindita

Pranawa Dwi Pradipta

Makalah MPKT B

MPKT B-01

FakultasTeknik

Universitas Indonesia

Page 2: 03-Makalah PBL 2

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 2

a.1. LATAR BELAKANG 2

a.2. RUMUSAN MASALAH 3

a.3. TUJUAN 4

a.4. HIPOTESIS 5

II. PERMASALAHAN DAN LANDASAN TEORI 6

2.1 PERMASALAHAN 6

II.1.1 Pola Musim Tidak Teratur 7

II.1.2 Kandungan Gas Rumah Kaca Meningkat Terutama CO2 10

II.1.3 Meningkatnya Suhu Bumi 11

2.2 LANDASAN TEORI 12

III. ISI 14

III.1. SIKAP KELOMPOK 1 4

III.2. USULAN ALTERNATIF

1 5

3.2.1 Usulan Teknologi 15

3.2.1.1 Teori LSPB 15

3.2.1.2 Alternatif Teknologi 17

3.2.2 Usulan Non-Teknologi 23

3.2.2.1 Teori LSPB 23

3.2.2.2 Alternatif Non-Teknologi 26

III.3. ALTERNATIF YANG DIPILIH

26

IV. KESIMPULAN 28

DAFTAR PUSTAKA 29

1

Page 3: 03-Makalah PBL 2

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia berada di benua Asia pada belahan bumi bagian timur. Secara

geografis, Indonesia berada diantara dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan dua

Samudra, yaitu Pasifik dan Hindia. Sementara secara astronomis, Indonesia berada

pada koordinat 94°45′ BT – 141°05′ BT dan 6°08’LU – 11°15′ LS. Letak astronomis

Indonesia ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Iklim tropis sendiri

disebabkan oleh gerak semu matahari sepanjang tahun, dimana gerak semu matahari

beredar diantara 23° LU - 23° LS dan Indonesia berada di dalam koordinat tersebut.

Hal ini menyebabkan Indonesia mendapat sinar matahari sepanjang tahunnya.

Karena iklim yang tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim yakni musim

kemarau dan musim penghujan. Berbeda dengan negara-negara di benua eropa yang

memiliki empat musim, yakni musim kemarau, musim semi, musim gugur, dan

musim salju. Pergantian musim di Indonesia sendiri dipengaruhi oleh persitiwa alam,

dalam hal ini adalah pergerakan angin.

Pergerakan angin yang mempengaruhi musim di Indonesia bernama Angin

Muson. Angin Muson terbagi menjadi dua, yaitu Angin Muson Barat dan Angin

Muson Timur. Angin Muson pun juga terjadi karena pengaruh dari posisi matahari.

Angin Muson Barat terjadi sekitar periode Oktober-Maret, dimana pada selang waktu

itu kedudukan matahari sedang berada di belahan bumi bagian selatan. Hal ini

menyebabkan tekanan udara maksimum terjadi di Asia dan tekanan udara minimum

terjadi di Australia. Maka bertiuplah angin dari tempat dimana tekanan udara lebih

tinggi menuju lebih renda, yakni dari Asia menuju Australia dan melewati Indonesia.

Angin yang bertiup dari Asia melewati Samudera Hindia terlebih dahulu sebelum

mencapai Indonesia, oleh karena itu angin mengandung banyak uap air dan terjadilah

musim penghujan di Indonesia. Sementara itu, Angin Muson Timur terjadi pada

periode waktu April-September. Berkebalikan dengan kondisi saat Angin Muson

2

Page 4: 03-Makalah PBL 2

Barat, kedudukan matahari berada di belahan bumi bagian utara. Hal ini

menyebabkan tekanan udara maksimal di Australia dan tekanan udara minimum di

Asia. Maka bertiuplah angin dari Australia menuju Asia dan melewati Indonesia.

Angin yang bertiup dari Australia melewati banyak gurun di Australia sehingga angin

mengandung banyak udara kering dan terjadilah musim kemarau di Indonesia.

Namun, pada kenyataannya sekarang, rasa nya kita tidak lagi merasakan periode

Oktober-Maret sebagai musim penghujan dan April-September sebagai musim

kemarau. Pola musim yang terjadi di Indonesia terlihat kabur. Tak jarang Indonesia

masih mengalami kemarau tatkala memasuki akhir tahun dan tak jarang Indonesia

masih memiliki curah hujan tinggi tatkala memasuki pertengahan tahun.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Alam kita sudah bergeser keteraturannya. Apakah itu benar? Dengan

banyaknya peristiwa-peristiwa janggal atau tidak seperti seharusnya mungkin itu

benar. Yang paling utama adalah sudah tidak teraturnya pergantian musim di bumi

ini, di Indonesia contohnya, musim kemarau terkadang menjadi sangat lama, namun

disaat musim hujan pun begitu. Disaat seharusnya musim sudah berganti namun tidak

terjadi, dengan cuaca ekstrim seperti sekarang ini, susah untuk memprediksinya.

Cuaca ekstrim ini dapat meluluhlantahkan kehidupan manusia dan tatanan

kota. Pada tahun 2011 saja, Amerika Serikat dilanda 14 kejadian cuaca ekstrim yang

menyebabkan kerusakan lebih dari satu miliar dollar, itu terjadi di beberapa negara

bagian dalam kurun waktu Januari – Oktober dan menjadi tahun terbasah yang pernah

tercatat dalam sejarah AS. Jepang juga tercatat membuat rekor curah hujan, sementara

di Yangtze, Cina, terjadi kekeringan yang sangat parah. Di tahun sebelumnya juga

banyak mencatat peristiwa yang menggambaran cuaca ekstrim, pada tahun 2010

Rusia mengalami musim panas terpanas selama seabad ini, begitu juga dengan

Pakistan dan Australia yang memecahkan rekor curah hujan di negaranya. Pada tahun

2002, stasiun pemantau cuaca Jerman, Zinnwald-Georgenfeld, menghitung bahwa

lebih banyak hujan yang turun perharinya dan berakibat kepada banjir terburuk

sepanjang abad ini pada sungai Elbe.

Ada pendapat bahwa terjadinya cuaca ekstrim ini tidak lain disebabkan oleh

manusia sendiri. Sebagai contoh, di pulau Luzon di bagian selatan Filipina, peristiwa

3

Page 5: 03-Makalah PBL 2

banjir dan tanah longsor pada tahun 2004 yang terjadi setelah 4 taufan normal yang

berlangsung secara cepat dan terus menerus, dinyatakan sebagai akibat penebangan

liar. Sebagaimana didiskusikan dalam laporan terakhir dari The Asia Forest Network

oleh Inoguchi, Soriaga dan Walpole (2005), penebangan liar memang merupakan

suatu masalah. Namun penyebab yang lebih nyata dari bencana tersebut, dan juga

dalam bencana-bencana serupa sebelumnya, sebenarnya adalah adanya pemukiman

sepanjang bantaran sungai, kegagalan untuk mengidenifikasi dan mendapatkan lahan

yang sesuai untuk relokasi para penghuni liar, serta keberadaan tanaman kelapa

sepanjang jalur banjir yang tumbang dan selanjutnya menambah sampah yang

terhanyut.

Dengan makin padatnya populasi dunia, wajar saja jika perilaku manusia sulit

untuk dikontrol dan akhirnya menyebabkan hal-hal yang berpengaruh buruk kepada

alam. Global warming adalah alasan utama mengapa alam ini menjadi bergeser

keteraturannya, dengan meningkatnya gas buangan CO2 akan mengakibatkan

kelebihan akumulasinya dalam atmosfir yang berujung pada global warming. Namun,

jika diperhatikan bahwa meningkatnya gas buangan CO2 ini juga berasal dari perilaku

manusia yang tidak memperdulikan lingkungannya. Berdasarkan uraian ini bisa

dirumuskan suatu masalah utama dengan satu kalimat, “Apakah aktivitas manusia

mendorong bergesernya keteraturan alam yang selama ini ada?”

I.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas akhir dari proses pembelajaran MPKT B dengan metode

Problem Based Learning.

2. Sebagai hasil pembelajaran mengenai permasalahan yang nyata di bumi ini,

yaitu ketidakteraturan alam dengan sikap kita dan alternatif penyelesaiannya

berlandaskan teori Landasan Sub Pokok Bahasan terkait.

3. Sebagai bahan bacaan berbagi ilmu dan referensi tentang menyelesaikan

permasalahan ketidakteraturan alam di Indonesia dengan menggunakan metode

Problem Based Learning kepada pembaca.

4

Page 6: 03-Makalah PBL 2

I.4 HIPOTESIS

Penulisan ini dilakukan dengan dasar kesepakatan kelompok dengan

membahas permasalahan yang ada di Indonesia yaitu ketidakteraturan alam dengan

hipotesis yang kami buat yaitu ”Aktivitas manusia mendorong bergesernya

keteraturan alam yang sudah ada selama ini”. Hal ini merupakan dugaan terbaik yang

kelompok kami berikan dan akan dibuktikan dengan hasil menganalisanya.

5

Page 7: 03-Makalah PBL 2

BAB 2

PERMASALAHAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 PERMASALAHAN

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam

menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan

yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana

sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali

apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan

kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia

membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Pertumbuhan

jumlah angka penduduk yang semakin meningkat pun patut menjadi sebuah

kekhawatiran besar, selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan

karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil.

Beberapa tahun terakhir ini, kita tentu merasakan "keanehan" pada alam

tempat kita tinggal ini. Keteraturan alam mulai terlihat samar. Hal yang biasa dapat

diperediksi menjadi suatu hal yang tidak pasti. Suatu daerah mungkin mengalami

pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat

kacaunya arus dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan

fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas

dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya. Jika

sewajarnya musim panas datangnya antara bulan Januari sampai bulan Juni sementara

jatah bagi musim hujan adalah antara bulan Juli hingga bulan Desember, namun

sekarang sulit menentukan musim apa sebenarnya pada tiap bulan. Yang seharusnya

musim hujan tapi cuaca sangat panas dan intensitas hujan semakin dikit begitu pula

sebaliknya, ketika musim panas tiba, ternyata hujan deras masih sering terjadi. Iklim

pasti negara tropis pun tidak dapat lagi dibedakan dengan iklim subtropis yang

seharusnya dimiliki negara bagian barat. Negara Timur Tengah seperti Arab dan

Mesir pernah merasakan salju, yang seharusnya hanya dimiliki negara subtropis.

Bahkan Negara kita pun pernah di turuni salju tepatnya di Sumatera Barat. Keanehan

6

Page 8: 03-Makalah PBL 2

tersebut terjadi akibat perubahan iklim yang tidak menentu. Jika kita kembali

membuka sejarah dan melihat kejadian masa lalu mungkin kita dapat belajar dan akan

menemkan jawabannya.

Di mulai di Indonesia, tepatnya Gunung Tambora di Sumbawa yang meletus

tahun 1815 mengakibatkan "Year without Summer”. Abu dan debu menyelimuti

hingga seluruh dunia. Sontak menjadi kabar dunia, layaknya langit tanpa cahaya.

Dilaporkan 1800 orang tewas akibat kedinginan dan kelaparan karena tanaman tidak

dapat tumbuh. Jika kita maju beberapa tahun lagi, tepatnya tahun 1943 di Spearfish,

South Dakota, Amerika, pernah mengalami kejadian yang tidak biasa, suhu di daerah

itu naik secara drastis, dari -20ºC menjadi +7ºC hanya dalam waktu 2 menit. Lalu

beberapa tahun sebelum tepatnya di pertengahan tahun 2010, Rusia pun mengalami

kejadian yang tidak biasa. Saat itu, Rusia mengalami panas yang sangat drasits,

mencapai sekitar 40ºC menyebabkan 15.000 oramg lebih meninggal dunia akibat

kepanasan dan kebakaran hutan. Akhirnya kejadian tersebut dikenal dengan

"Gelombang Panas Rusia".

Jika kita mengaitkan ketiga hal tersebut, dapatkah kita menyimpulkan hal

tersebut semata-mata karena aktifitas alam? Perilaku manusia seperti kegiatan

industri, pembakaran hutan, meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk,

pembangunan, penambangan, penebangan hutan, dan sebagainya memiliki peran

penting dalam hal tersebut. Penyebab ketidak-teraturan di bumi ini bukanlah karena

alam dan mahluk tidak teratur melainkan karena adanya keterkaitan satu dengan yg

lain yg kompleks yang saling memiliki hubungan langsung dengan alam ini. Penulis

simpulkan pokok permasalahan menjadi 3 bagian seperti berikut ini :

II.1.1 Pola Musim Tidak Teratur

Kondisi iklim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

penunjang. Yakni dipengaruhi oleh fenomena El – Nino dan La – Nina yang

bersumber dari wilayah timur Indonesia, tepatnya berasal dari Ekuator Pasifik

Tengah. El- Nino merupakan fenomena global dari interaksi antara lautan dan

atmosfer, anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari

temperatur rata – rata). Sedangkan La – Nina merupakan kebalikan dari El –

Nino ditandai dengan anomali suhu muka air laut negatif (lebih dingin dari

temperatur rata – rata) di Ekuator Pasifik Tengah. Faktor kedua yang

7

Page 9: 03-Makalah PBL 2

mempengaruhi kondisi iklim di Indonesia adalah dipole mode yang bersumber

dari wilayah barat Indonesia (terletak pada Samudra Hindia sebelah barat

pulau Sumatera hingga timur Afrika). Faktor ketiga adalah pengaruh fenomena

regional, seperti sirkulasi Monsun Asia – Australia dan daerah pertemuan

angin antar tropis yang merupakan daerah pertumbuhan awan.

Selain itu, kondisi topografi wilayah Indonesia yang di dalamnya

terdapat berbagai pegunungan, lembah dan pantai juga menyebabkan semakin

beragamnya iklim. Berdasarkan hasil analisis data 30 tahun terakhir (1981 –

2010) oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika),

menyebutkan bahwa secara klimatologis wilayah Indonesia memiliki 407 pola

hujan. Dari 407 pola hujan, 342 diantaranya merupakan Zona Musim (ZOM)

dan 65 lainnya merupakan Zona Non Musim (Non Zom).

Fenomena-fenomena yang mempengaruhi iklim atau cuaca di wilayah

Indonesia terdiri dari fenomena El-Nino dan La-Nina, Dipole Mode, sirkulasi

monsun Asia – Australia, daerah pertemuan angin antar tropis dan suhu

permukaan air laut di wilayah perairan Indonesia.

Pola angin muson barat terjadi ketika pusat tekanan udara tinggi

berkembang di atas benua Asia dan pusat tekanan udara rendah terjadi di atas

benua Australia, sehingga angin berhembus dari barat laut menuju tenggara.

Pola angin ini dikenal sebagai angin muson barat laut. Angin muson barat

berhembus pada bulan Oktober–April ketika matahari berada di belahan bumi

selatan. Fenomena ini menyebabkan belahan bumi bagian selatan (khususnya

Australia) lebih banyak memperoleh intensitas matahari daripada benua Asia.

Akibatnya temperatur udara di benua Australia  meningkat dan tekanan udara

rendah. Sebaliknya di Asia, temperatur udaranya menurun dan tekanan udara

tinggi. Oleh karena itu terjadilah pergerakan angin dari benua Asia ke

Australia sebagai muson barat. Pola angin ini melewati Samudera Pasifik dan

Samudera Hindia serta Laut Cina Selatan. Karena melewati lautan, maka

muson barat ini banyak membawa uap air dan turun sebagai hujan di

Indonesia. Fenomena ini dikenal sebagai musim penghujan.

Sedangkan ketika musim timur, pusat tekanan udara di atas benua Asia

rendah dan pusat tekanan udara di atas Australia tinggi. Hal ini menyebabkan

8

Page 10: 03-Makalah PBL 2

angin berhembus dari tenggara menuju barat laut. Angin muson timur pada

umumnya berhembus setiap bulan April–Oktober. Yaitu terjadi ketika

matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Di belahan bumi utara

(khusunya benua Asia), temperatur udaranya  dan tekanan udara rendah.

Sebaliknya di benua Australia (yang telah ditinggalkan matahari), temperatur

udaranya rendah dan tekanan udara tinggi. Maka terjadi pergerakan angin dari

benua Australia ke Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Angin

ini membawa uap air yang sedikit (curah hujan rendah), karena hanya

melewati laut kecil dan jalur sempit seperti Laut Timor, Laut Arafuru, dan

bagian selatan Irian Jaya, serta Kepulauan Nusa Tenggara. Oleh sebab itu, di

Indonesia peristiwa ini dikenal sebagai musim kemarau.

Perubahan iklim merupakan perubahan pola dan intensitas unsur iklim

pada periode waktu yang dapat dibandingkan (di Indonesia umumnya terhadap

rata-rata 30 tahun). Perubahan iklim dapat berupa perubahan dalam kondisi

cuaca rata-rata atau perubahan dalam distribusi kejadian cuaca terhadap

kondisi rata-ratanya. Sebagai contoh, lebih sering atau berkurangnya kejadian

cuaca ekstrim, berubahnya pola musim dan peningkatan luasan daerah rawan

kekeringan.

Perubahan iklim dapat menyebabkan adanya pergeseran musim. Di

Indonesia, musim mengalami pergeseran pada awal musim dan panjang

musim. Pergeseran tersebut terjadi dimusim kemarau dan musim hujan, baik

maju maupun mundur.

Fenomena yang terjadi akhir – akhir ini adalah “tidakteratur”nya iklim

dan musim di Indonesia. Ketidakteraturan ini diakibatkan oleh pergeseran

iklim atau musim dari pola pada umunya (pola monsun). Hal ini berdampak

bagi petani dan nelayan, karena baik petani maupun nelayan, menggantungkan

mata pencaharian mereka pada iklim dan musim.

Pergeseran iklim dan cuaca ini sangat erat kaitannya dengan

meningkatnya temperatur iklim di Indonesia. Iklim di Indonesia telah menjadi

lebih hangat selama abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar

0,3 ˚C sejak tahun 1900. Fenomena El-Nino juga mempengaruhi iklim dan

musim di beberapa bagian Indonesia.

9

Page 11: 03-Makalah PBL 2

Fenomena ini menyebabkan berkurangnya curah hujan yang drastis

sekitar 2 hingga 3 persen pada abad ini. Akibatnya terjadi kekeringan di

beberapa daerah. Fenomena El-Nino juga mempengaruhi iklim dan musim di

beberapa bagian Indonesia.

Pergeseran iklim dan musim di Indonesia juga menjadikan periode

musim menjadi lebih panjang atau pendek. Contohnya periode musim

kemarau yang terjadi pada tahun 2011 lebih dominan (panjang) daripada

musim penghujan.

Fenomena ini menurut beberapa ahli diakibatkan oleh efek pemanasan

global. Bumi secara alamiah dapat menjaga suhu bumi relatif hangat dengan

sistem efek rumah kaca (green house effect), namun dengan adanya aktivitas

penduduk yang tidak terlepas dari kegiatan industri maka akan “mempercepat”

hangatnya suhu bumi. Hal ini dikarenakan perubahan iklim global diakibatkan

oleh meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer bumi sebagai efek rumah

kaca, kegiatan industri, pemanfaatan sumberdaya minyak bumi dan batubara,

serta kebakaran hutan sebagai penyumbang emisi gas CO2 terbesar di dunia

yang mengakibatkan perubahan pada lingkungan dan tataguna lahan.

II.1.2 Kandungan Gas Rumah Kaca Meningkat Terutama CO2

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang

menyebabkan efek rumah kaca. Gas tersebut sebenarnya muncul secara alami

di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.

Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai

atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida

adalah gas terbanyak kedua. Gas ini timbul dari berbagai proses alami seperti:

letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen

dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik.

Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan

diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis

memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta

mengambil atom karbonnya.

10

Page 12: 03-Makalah PBL 2

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke

atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu,

sebagai bahan bakar sebuah kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat

yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida

semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun

untuk perluasan lahan pertanian.

Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi

karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan

karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk

menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada

satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi

karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika

prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai

konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah

memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila

dibandingkan masa sebelum revolusi industri

II.1.3 Meningkatnya Suhu Bumi

Tuhan telah menciptakan atmosfer dengan kandungan gas-gas tertentu.

Atmosfer inilah yang berperan besar menciptakan iklim di permukaan bumi.

Bila komponen-komponen pembentuk atmosfer ini dirubah maka akan

merubah sifat-sifat penghantar panasnya. Beberapa jenis gas bersifat mengikat

panas. Bila jumlah komponen gas-gas yang mengikat panas tersebut

meningkat, maka akan terjadi peningkatan panas di muka bumi.

Peningkatan temperatur rata-rata bumi, umumnya disebabkan oleh efek

rumah kaca dimana panas yang diterima bumi dari matahari tidak dapat

dipancarkan kembali karena terperangkap oleh senyawa gas tertentu yang

terdapat di udara. Antara lain uap air, karbon dioksida, metana, nitrogen oksida,

ozon, klorofluorokarbon dan sejumlah gas lainnya yang biasa disebut gas rumah

kaca.

Manusia berperan besar dalam mempengaruhi tingkat pencemaran

udara. Asap kendaraan, asap pabrik dan asap pembakaran pusat-pusat

11

Page 13: 03-Makalah PBL 2

pembangkit listrik di kota-kota besar salah satu sumber pencemaran yang

dilakukan manusia. Penebangan hutan yang tidak terkendali mengakibatkan

berkurangnya sarana penyaringan udara, dan keadaan tersebut pun

mengakibatkan terganggunya siklus air yang juga ikut berperan dalam

menciptakan keadaan iklim .

Ketika kita menonton TV, menggunakan AC, menyalakan lampu,

menggunakan hair dryer, memasak makanan dengan microwave dan

menggunakan listrik secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab lainnya,

kita juga ikut andil dalam menambah tingkat efek dari efek rumah kaca. Hal

ini dikarenakan kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan penggunaan listrik

yang pada umumnnya dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar minyak bumi

atau batu bara. Penggunaan listrik yang berlebihan memerlukan lebih banyak

bahan bakar dan batu bara yang berarti lebih menambah pencemaran.

2.2 LANDASAN TEORI

Akhir-akhir ini proses pergantian musim cenderung tidak teratur

(anomali iklim). Berapa lamanya musim kemarau ataupun musim penghujan

tidak bisa diprediksi dengan pasti. Disebabkan karena manusia semakin tidak

ramah dengan lingkungan. Tingginya volume kendaraan dan pesatnya laju

perkembangan industrialisasi menyebabkan produksi gas rumah kaca semakin

tidak terkendali. Eksploitasi terhadap hutan terjadi secara besar-besaran,

pembalakan liar dan penebangan pohon terjadi dimana-dimana. Akibatnya gas

hasil pembakaran energi fosil tersebut tidak bisa digunakan oleh tanaman,

tetapi langsung terlepas ke atmosfer dan menjadi pemicu terjadinya

pemanasan global yang ujung-ujungnya juga berpengaruh terhadap pergiliran

musim yang tidak teratur sesuai CL-1 LSPB 1 dengan sub sub bab Planet

Bumi.

Ketidakteratuan alam tersendiri berkaitan dengan CL-1 LSPB 2 yakni

penyebab ketidakteraturan alam dengan sub sub bab Sistem Kerja Atmosfer.

Pergantian musim yang tidak dapat diprediksi ini berdampak pada lingkungan

sesuai dengan CL-2 LSPB 1 dengan sub sub bab Lingkungan Tempat Kita

Tinggal dan Kesehatan pada CL-2 LSPB 4 dengan sub sub bab Kesehatan

12

Page 14: 03-Makalah PBL 2

Lingkungan, Polusi dan Toksikologi. Manusia sebagai manajer dalam

penanggulangan bencana sesuai dengan CL-2 LSPB 6 hendaknya sigap dalam

menentukan langkah preventif mana yang akan dipilih untuk dijalankan demi

menciptakan alam yang sejahtera. Teknologi yang ada sangatlah dibutuhkan

untuk meminimalisir dampak ketidakteraturan ini sesuai dengan CL-2 LSPB

5, menindaklanjuti bahwa teknologi yang seharusnya digunakan adalah

teknologi yang dapat diterima oleh lingkungan dengan sub sub bab Teknologi

Ramah Lingkungan.

Makalah ini berisi tentang pembahasan tentang ilmu ataupun teori

yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema

makalah/paper yang ditugaskan. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan

dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan

keseharian sesuai dengan tema makalah, yakni ketidakteraturan alam akibat

ulah manusia.

13

Page 15: 03-Makalah PBL 2

BAB 3

ISI

3.1 SIKAP KELOMPOK

Berdasarkan masalah yang ada, kelompok kami mengambil sikap berikut:

1. Setuju dengan pernyataan bahwa aktivitas manusia mendorong keteraturan

alam terutama dalam hal perubahan iklim.

Aktivitas manusia yang terkadang kurang memikirkan efek bagi alam

itu sendiri seperti penebangan hutan, pembangunan yang tidak memikirkan

lingkungan, dan penggunaan bahan bakar yang emisinya dapat merusak

lingkungan merupakan bukti kegagalan pengelolaan lingkungan yang nyata

oleh manusia.

Oleh karena iklim yang ada dipengaruhi oleh keadaan atmosfer,

kerusakan pada atmosfer tentu berakibat pada keteraturan pada iklim itu

sendiri. Karena, jika terjadi kerusakan pada satu komponen lingkungan,

komponen lainnya akan ikut mengalami kerusakan juga. Terjadinya global

warming dalam hal ini, yang disebabkan oleh manusia, mempengaruhi

perubahan iklim.

2. Manusia perlu lebih berpikir kritis.

Untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan harmonis, tentunya

diperlukan manusia sebagai pengelola yang tangkas, efisien, dan bertanggung

jawab. Untuk memenuhi hal tersebut, manusia harus selalu mengembangkan

pola berpikir yang kritis. Setiap langkah yang akan diambil harus memikirkan

kepada efek jangka panjang dan memperhitungkan akibat yang akan terjadi.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir efek buruk yang mungkin akan terjadi

dari sebuah langkah yang diambil.

Untuk mengembangkan pola berpikir yang kritis ini, manusia harus

selalu menimba ilmu tentang alam agar dapat mengambil langkah yang tepat

untuk merestorasi alam ini. Dengan banyak mempelajari ilmu tentang alam

14

Page 16: 03-Makalah PBL 2

dan manusia itu sendiri, kita dapat semakin ahli dalam menghadapi situasi

kerusakan bumi ini.

3. Manusia perlu berintrospeksi dan meningkatkan kesadaran terhadap

lingkungan.

Dengan banyaknya aktivitas kita yang terkadang tanpa kita sadari

merusak lingkungan kita, kita harus senantiasa berintrospeksi tentang efek dari

aktivitas tersebut. Tentunya dengan introspeksi tersebut, perlu ada tindakan

nyata untuk mewujudkan kesadaran terhadap lingkungan. Tindakan nyata ini

dapat dilakukan dengan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan

dan dapat digunakan secara masal, meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan penyuluhan, dan merubah

pola pikir diri sendiri serta mengajak masyarakat untuk melakukan hal-hal

yang kecil namun pada jangka panjang atau secara kontinu dapat

menyelamatkan alam kita dari kerusakan lebih lanjut.

3.2 USULAN ALTERNATIF

Banyak alternatif yang dapat kita kembangkan untuk mengurangi dampak dari

global warming sebagai penyebab dari ketidakteraturan alam khususnya perubahan

iklim ini. Dalam hal ini, akan kami bagi usulan tersebut menajadi dua bagian yaitu

usulan menggunakan teknologi dan usulan non-teknologi(mengembangkan manusia

itu sendiri).

3.2.1 Usulan Teknologi

3.2.1.1 Teori LSPB

Usulan teknologi ini terinspirasi dari bahasan Collaborative Learning 2

Lingkup Sub Pokok Bahasan 5:Kita Sebagai Manajer Pembangunan subbab

Teknologi Ramah Lingkungan. Berikut adalah bahasannya terkait teknologi

ramah lingkungan:

“Dalam kenyataannya, populasi manusia terus meningkat dan

berbanding terbalik dengan sumber daya alam pemenuh dasar kebutuhan

manusia yang ada. Dalam aktifitasnya, manusia tidak terlepas dari hasil

buangan berbagai bahan yang tidak terkendali sehingga meningkatkan polusi

15

Page 17: 03-Makalah PBL 2

yang ada, selain itu mengeksploitasi sumber daya alam yang ada sehingga

keadaan bumi semakin mengkhawatirkan akibat semakin berkurangnya paru-

paru dunia.

Dalam memajukan segala usaha dan kebutuhannya suatu negara akan

melakukan pembangunan-pembangunan dari berbagai aspek guna

meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakatnya. Tentu sebagai seorang

calon engineer kami sangat setuju bahwa untuk memajukan suatu negara

diperlukan pembangunan yang kuat dan pembangunan akan terus berjalan

seiring tuntutan global bahwa negara-negara berlomba menjadi lebih baik.

Untuk itu diperlukan terus pembangunan di setiap negara. Tapi apakah

pembangunan tersebut sudah memerhatikan keberlangsungan alam? Apakah

pembangunan tersebut sudah menjaga keseimbangan alam? Bagaimana jika

pembangunan tersebut menghabiskan banyak Sumber Daya Alam

tidakterbarukan? Dalam praktiknya, pembangunan sekarang banyak yang

tidak memerhatikan hal-hal tersebut. Sumber daya alam dieksploitasi habis-

habisan, limbah-limbah hasil produksi dibuang ke sungai, banyak lahan

resapan beralih fungsi, banyak hutan di babat habis tanpa adanya penanaman

kembali, banyak hasil tambang di eksploitasi, semua tentu guna memenuhi

tuntutan global. Perkembangan teknologi berbanding terbalik terhadap

keberlangsungan alam tempat kita tinggal ini. Berbagai teknologi baru dan

kegiatan industri telah memberikan dampak langsung terhadap alam kita.

Semakin memburuknya kondisi lingkungan membuat pemerintah

mengeluarkan beberapa peraturan yang mewajibkan setiap perusahaan untuk

melakukan pengelolaan lingkungan pada setiap aktivitas usahanya dan

menegaskan bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung bagi perusahaan

atau pihak-pihak lain yang mencemari lingkungan. Masalah yang sedang

hangat dibicarakan saat ini adalah emisi CO2 yang berpotensi mengakibatkan

peningkatan suhu di suatu lingkungan sekitar atau biasa disebut dengan efek

rumah kaca. Efek rumah kaca ini dapat mengubah kehidupan suatu ekosistem

dan munculnya gejala-gejala perubahan negatif pada lingkungan, seperti

terjadinya bencana alam. Di dunia, sekitar 20% emisi CO2 berasal dari dunia

industri (Rohde, 2010). Diperlukan suatu cara yang lebih efektif guna

mengahadapi permasalahan tersebut.

16

Page 18: 03-Makalah PBL 2

Teknologi Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep

“zero waste”, padapelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam

proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan

terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat

berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku,

teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Kendala-

kendala dari penggunaan atau pengembangan energi terbarukan diantaranya :

teknologi, biaya , dan sumber daya manusia. Teknologi yang belum modern

atau canggih menyebabkan ketergantungan negara kita dalam

mengembangkan energi alternatif pada negara lain, disamping itu

menyebabkan biaya yang cukup mahal karena harus mengimpor dari negara

lain. Indonesia juga belum mempunyai Sumber Daya Manusia yang mumpuni,

masih banyak orang orang yang tidak memaksimalkan kemampuannya dalam

membuat inovasi-inovasi khususnya untuk energi terbarukan atau alternatif.

Faktor-faktor yang mendukung agar energi alternatif berhasil dikembangkan

adalah pemerintah dan masyarakat. Dua faktor yang sangat mengambil andil

besar dalam pengembangan energi alternatif karena pemerintah sangat penting

untuk memberikan subsidi biaya untuk pengembangan energi alternatif ini,

dan masyarakat harus menyadari dan berpartisipasi dalam pengembangan

energi alternatif seperti menyadari betapa bermanfaatnya energi alternatif

dalam kelangsungan hidup kita, dan juga menyadari bahwa sesungguhnnya

sumber daya fosil telah menipis dan akan habis dalam jangka waktu yang

tidak panjang lagi. Tentunya diperlukan peran dari berbagai lapisan baik itu

pemerintah dan masyarakat yang sinergis demi kelangsugan dan kehidupan

yang lebih baik.”

3.2.1.2 Alternatif Teknologi

Berdasarkan bahasan tersebut, teknologi yang kami usulkan adalah

sebagai berikut:

1. Pohon SintetisSecara alami, tanaman terutama pohon memiliki fungsi yang

signifikan untuk menyerap gas karbondioksida disekitarnya. Sebuah

pohon diketahui dapat menyerap 7500 gram karbon selama hidupnya.

Walaupun pohon sangat efektif untuk mengurangi emisi karbon dan

17

Page 19: 03-Makalah PBL 2

relatif murah biaya yang dikeluarkan untuk menanamnya daripada

membuat berbagai teknologi, sayangnya perubahan iklim yang terjadi

akibat global warming menyebabkan terancamnya kelangsungan

hidup tumbuhan karena beberapa tidak dapat beradaptasi terhadap

perubahan tersebut. Salah satu solusi yang terinspirasi dari fungsi

pohon untuk menangkap karbondioksida dari udara sekitar adalah

pohon sintetis.

Para ilmuwan telah merancang pohon sintetis yang bisa

menangkap karbondioksida dari udara sebagai upaya untuk melawan

peningkatan emisi karbon. “Pohon” ini bentuknya lebih mirip

bangunan kecil daripada pohon, tapi bisa menyerap karbon 1.000 kali

lebih cepat daripada pohon asli.

Satu pohon sintetis bisa menyerap satu ton karbondioksida per

hari, setara dengan jumlah rata-rata yang dikeluarkan 20 mobil. Setelah

disimpan dalam satu bilik, karbon tersebut akan dipadatkan dan

disimpan dalam bentuk cairan untuk kemudian diuraikan.

Profesor Klaus Lackner dari Universitas Colombia telah

mengerjakan konsep ini sejak tahun 1998. Ia belakangan bertemu

dengan pejabat Departemen Energi Amerika Serikat, Steven Chu,

untuk membahas perkembangan proyek ini. Lewat perusahaannya

yang bermarkas di Tucson, Global Research Technologies, Lackner

telah membuat model awal dan berharap bisa menghasilkan prototipe

sempurna dalam 3 tahun ini.

Seperti dijelaskan Lackner, teknologi yang dipakai pohon

sintetis ini mirip dengan yang biasa digunakan untuk menyerap

karbondioksida dari cerobong asap di pertambangan batu bara.

Bedanya, alat ini bisa digunakan di mana saja. Menurut Lackner,

separuh dari total emisi karbon berasal dari sumber-sumber yang

berukuran relatif kecil, termasuk mobil dan pesawat terbang, dan

biasanya hampir tidak mungkin untuk diserap. Namun karena

karbondioksida dalam udara biasanya sangat terkonsentrasi, alat yang

dibutuhkan untuk menyerapnya juga bisa berukuran kecil.Harapan

Lackner adalah membuat pohon sintetis ini agar efisien untuk

ukurannya. Dibandingkan dengan jumlah emisi karbondioksida yang

18

Page 20: 03-Makalah PBL 2

bisa dihindarkan dengan penggunaan kincir angin besar, sebuah pohon

sintetis dengan ukuran yang sama bisa menyerap karbondioksida

ratusan kali lebih banyak.

Bentuk pohon sintetis mirip antena penyerap sinar ultraviolet–

berukuran 30 x 5 meter. Dasar kerjanya sama, yakni menghadang

karbon dioksida di udara. Seperti pohon asli, panel Lackner mampu

mengembuskan oksigen. Sisa karbon bisa dipakai untuk mesin

pengeboran minyak lepas pantai, hidrokarbon, atau avtur. Satu pohon

sintetis bisa menyerap karbon dioksida seluas satu hektare, atau setara

dengan 90 ribu ton CO2 (emisi dari 15 ribu mobil) dalam setahun. Jika

pohon sintetis bisa diproduksi massal dan efektif bekerja di negara-

negara maju, emisi karbon di dunia bisa berkurang setidaknya

seperlimanya. Setiap tahun ada 29 miliar ton karbon dioksida terpompa

ke atmosfer: 80 persen berasal dari kendaraan bermotor. Setiap 1 gram

bensin menghasilkan 3,14 gram karbon dioksida. Di Indonesia,

konsumsi bensin per tahun mencapai 584 juta barel per tahun. Artinya,

ada 291,5 juta ton karbon dioksida yang kita hasilkan dalam satu

tahun.

Pada bagian 1-2 dijelaskan tentang filtrasi CO2.

1) Udara yang berhembus dan mengandung kosentrasi CO2 380 ppm

melewati bagian panel yang terlapisi bahan kimia. Tempat

pengumpul ini terlihat seperti kipas raksasa.

2) Udara yang keluar setelah difiltrasi memiliki konsentrasi CO2

menjadi 280 ppm.

Pada bagian 3-6 terjadi proses pengektraksian CO2.

3) CO2 yang menempel pada panel dibersihkan oleh bahan kimia yang

berada pada panel dan dialirkan kepada regenerator

4) Regenerator mengekstrak CO2 dengan pemanasan.

5) CO2 hasil ekstrak disimpan dibawah tanah atau digunakan kembali

untuk sintesis bahan bakar.

6) Proses diulang kembali.

19

Page 21: 03-Makalah PBL 2

Gambar 1. Proses Pengendalian Emisi CO2 dengan Pohon Sintetis.

Untuk membuat satu pohon sintetis dibutuhkan dana hingga

30.000 dollar AS, sebagian besar karena penggunaan teknologi untuk

melepaskan karbondioksida dari penghisap gas. Sebagai tambahan,

karena membutuhkan energi untuk beroperasi, maka alat ini sendiri

juga menghasilkan karbondioksida jika dihubungkan dengan sumber

tenaga. Menurut kalkulasi Lackner, untuk setiap 1.000 kg

karbondioksida yang diserap, “pohon” ini akan menghasilkan 200 kg

sehingga total karbondioksida yang sesungguhnya diserap adalah 800

kg.

20

Page 22: 03-Makalah PBL 2

2. Penggunaan Mobil dengan Teknologi Ramah Lingkungan

a) Mobil Listrik

Mobil litrik merupakan mobil yang bergantung kepada listrik

sebagai tenaga penggerak utamanya. Dalam hal ini, digunakan

baterai sebagai sumber dayanya. Mobil listrik sangat populer

pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tapi kemudian

popularitasnya meredup karena teknologi mesin pembakaran

dalam yang semakin maju dan harga kendaraan berbahan bakar

bensin yang semakin murah. Krisis energi pada tahun 1970-an

dan 1980-an pernah membangkitkan sedikit minat pada mobil-

mobil listrik, tapi baru pada tahun 2000-an lah para produsen

kendaraan baru menaruh perhatian yang serius pada kendaraan

listrik listrik. Hal ini disebabkan karena harga minyak yang

melambung tinggi pada tahun 2000-an serta banyak

masyarakat dunia yang sudah sadar akan buruknya dampak

emisi gas rumah kaca.

Kelebihan mobil ini adalah tidak menghasilkan emisi

kendaraan bermotor,mengurangi emisi gas rumah kaca,

ketergantungan minyak dari luar negeri pun berkurang.

Kelemahan mobil listrik adalah dapat berjalan karena

adanya baterai yang diisi dengan listrik yang dihasilkan dari

pembangkit generator yang menggunakan bahan bakar,

batubara ataupun yang lainnya. Berdasarkan tinjauan ilmu

fisika termodinamika yang membahas tentang konsep Energi

yaitu “Energi tidak bisa dibuat dan dimusnahkan akan tetapi

berubah bentuk menjadi yang lain”. Secara tidak langsung

energi yang digunakan pada mobil listrik yaitu energi listrik

baterai diubah menjadi energi gerak dan energi yang lain

seperti panas, gesekan dan lain sebagainya, sehingga pada

hakekatnya tidak seratus persen energi yang dimiliki oleh

baterai digunakan 100 persen penuh untuk menggerakkan

kendara’an ini. Karena tidak akan mungkin terjadi perubahan

100 % bentuk satu energi ke bentuk satu yang lainya, akan

tetapi pasti menghasilkan energi yang lain (energi residu)

21

Page 23: 03-Makalah PBL 2

karena sifat efisiensi setiap perubahan energi tidaklah seratus

persen, maka terjadinya 2 proses ini akan lebih memperkecil

energi yang dirubah dari awal sampai akhir.

b) Mobil Surya

Mobil tenaga surya atau tenaga matahari, yaitu type

kendaraan listrik yang memakai tenaga matahari untuk sumber

dayanya. Daya matahari di tangkap dengan memakai panel cell

surya lalu dipakai untuk menggerakkan motor listrik yang

berperan untuk memutar roda. Agar dapat dipakai dengan cara

stabil maka pada mobil surya dilengkapi dengan area untuk

menyimpan energi (energy storage) biasanya dipakai accu/aki

atau baterai. Dilengkapai dengan alat kontrol pengatur

kecepatan maka mobil ini bisa melaju sesuai sama dengan

kecepatan sesuai sama dengan kecepatan yang dirancang. Di

Indonesia berkisar 12 tahun yang lalu mobil surya ini di

kembangkan oleh mahasiswa ITS Surabaya.

Mobil berkekuatan tenaga surya ini masih memiliki

kekurangan yaitu yang paling signifikan adalah hanya mampu

bertahan di musim kemarau. Musim kemarau sangat cocok

bagi pengguna mobil ini untuk berkendara karena energi

matahari yang disimpan cukup banyak. Namun, jika musim

penghujan dating, disinilah kerugian bagi pengguna mobil

tersebut.

c) Mobil Hidrogen (Fuell-Cell)

Fuel Cell yaitu suatu terobosan teknologi yang

dikerjakan oleh kelompok ilimuan serta industri mobil untuk

mencari sumber daya alternatif penggerak mesin. Serta satu

diantara pilihan terkuat yaitu bahan bakar hidrogen, dipilihnya

hydrogen lantaran dikira penuhi dua argumen utama, yaitu

lantaran hidrogen ramah lingkungan. Gas buang hasil

pembakaran hidrogen sekalipun tak mencemari lingkungan.

22

Page 24: 03-Makalah PBL 2

Argumen ke-2, lantaran dengan cara alamiah hidrogen ada

dalam jumlah besar sampai dapat digunakan dari generasi ke

generasi. Hidrogen dengan cara ekonomis bisa didapat dengan

murah.

Siklus air juga sangat mungkin hidrogen ada dalam

periode panjang. Hidrogen adalah satu diantara pilihan kuat

untuk bahan bakar mobil saat hadir, menukar peran bahan

bakar minyak (BBM) yang tingkat polusinya tinggi serta

semakin tidak tebal ketersediaannya di alam. Hidrogen dapat

didapat lewat cara lewat sistem meng elektrolisa air. langkah

tersebut dikira tak merubah keseimbangan alam, benar-benar

sederhana, efisien serta bersih. Yaitu dengan tehnik elektrolisa

air dalam jumlah besar dengan memakai tenaga listrik

Langkahnya dua elektroda dibenamkan ke dalam bak

diisi air, untuk memancing hidrogen. Ion-ion hidrogen yang

bermuatan positif (kation) berkumpul di seputar katoda

negatif. Sedang ion-ion oksigen (anion) dihimpun menuju

anoda positif. Dengan demikian terbentuklah hidrogen dalam

wujud gas. Sesudah hydrogen dalam wujud gas diperoleh,

maka lewat teknologi pembakaran ‘dingin’ didalam suatu sel

listrik, yang akhirnya berbentuk tenaga listrik untuk

menggerakkan mobil.

3.2.2 Usulan Non-Teknologi

3.2.2.1 Teori LSPB

Usulan non-teknologi ini adalah bertujuan untuk

memberdayakan manusia itu sendiri agar merubah perilaku dan

kebiasaannya yang kurang peduli akan lingkungan menjadi lebih

peduli. Hal ini dikemukakan berdasarkan bahasan Collaborative

Learning 1 Lingkup Sub Pokok Bahasan 2: Sistem Keseimbangan

Alam subbab Daya Dukung Bumi dan Collaborative Learning 2

23

Page 25: 03-Makalah PBL 2

Lingkup Sub Pokok Bahasan 2: Kita Sebagai Manajer Kesehatan

Lingkungan subbab Lingkungan Sehat.

Berikut adalah bahasan dari sumber-sumber tersebut:

a) Collaborative Learning 1 Lingkup Sub Pokok Bahasan 2:

Sistem Keseimbangan Alam subbab Daya Dukung Bumi

“Berkaitan dengan permasalahan sistem keseimbangan

alam jika melihat lebih dalam, maka manusia mungkin

merupakan faktor penting dibalik ketidakteraturan alam kita

ini. Jika melihat bumi ini jauh sebelum tangan-tangan manusia

menghiasi alam bumi, sebenarnya bumi telah memiliki sistem

keseimbangannya sendiri. Makhluk hidup membutuhkan bumi

dan membentuk jejaring yang sangat kompleks, baik dengan

sesama makhluk hidup maupun dengan lingkungannya.

Makhluk hidup tumbuh, berkembang, dan bereproduksi.

Untuk melalui proses hidup tersebut, semua makhluk hidup

perlu makanan, pakaian (manusia), tempat tinggal yang sesuai:

darat, laut, udara, dalam tanah, tergantung jenis makhluk

hidupnya. Bumi merupakan sistem yang kompleks, unsur

penyusun bumi sangat banyak dan saling berinteraksi,

menciptakan keseimbangan bumi, sekaligus keseimbangan

energi. Setiap unsur penyusun bumi harus dijaga

keberadaannya secara kuantitas dan kualitas, agar dapat

mendukung kehidupan. Namun, jika kita melihat keadaan

bumi sekarang, dapat dengan jelas terlihat ulah manusia

berkaitan erat dengan keseimbangan bumi yang ada, seperti

letusan gunung berapi, dapat menambah kuantitas gas-gas di

udara dan juga menambah kuantitas material fisik di suatu

lingkungan. Di sisi lain, dapat pula menurunkan kualitas udara

atau menurunkan kualitas air. Dan tindakan manusia dalam

pertambangan batubara, di satu sisi meningkatkan kuantitas

bahan bakar, di sisi lain menurunkan kualitas ekosistem

setempat. Selayaknya Tuhan telah menciptakan bumi dan alam

ini dengan sistem keseimbangannya sehingga bumi dapat

24

Page 26: 03-Makalah PBL 2

berjalan teratur dan segala daya dukung bumi dan restorasi

bumi menjadi bagian dari keseimbangan bumi yang telah

Tuhan ciptakan dengan sebaik-baiknya. Namun, menusia

sebagai makhluk dengan tingkat tertinggi hal itupula

menjadikan makhluk yang dapat menggeser keseimbangan-

keseimbangan bumi itu sendiri yang akhirnya berdampak pada

alam dan lingkungan. Sudah selayaknya manusia

bertanggungjawab apa yang telah dan sekarang mereka

lakukan terhadap alam terlebih sebagai makhluk dengan akal

dan kepandaian tertinggi di muka bumi ini.”

b) Collaborative Learning 2 Lingkup Sub Pokok Bahasan 2: Kita

Sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan subbab Lingkungan

Sehat.

“Aktifitas manusia berkaitan erat dengan lingkungan

manusia itu sendiri. Banyak dari kegiatan manusia merusak

lingkungan sehingga kesehatan lingkungan mulai terganggu.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang

mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara

manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas

hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia. Mulai dari

pencemaran yang besar-besaran dari berbagai hal mulai dari

pencemaran air, pencamaran udara, pencemaran tanah hingga

pencemaran suara tak luput dari akibat aktifitas manusia.

Padahal, manusia memiliki ketergantungan terhadap alam dan

sudah sewajarnya jika manusia seharusnya menjaga

lingkungan mereka. Menjadikan lingkungan yang bebas

sampah dan polusi. Terbebas juga dari sampah/kotoran berupa

debu, sampah rumah tangga,barang-barang tak terpakai.”

25

Page 27: 03-Makalah PBL 2

3.2.2.2 Alternatif Non-Teknologi

Pada usulan alternatif non-teknologi, pendekatan yang

dilakukan adalah dengan mencoba merubah paradigma-paradigma di

masyarakat. Perlu ditekankan bahwa aktivitas manusialah yang

mengakibatkan ketidakteraturan alam itu terjadi, maka diperlukan

suatu langkah yang dapat merubah paradigma tersebut seperti:

1) Mengurangi menggunakan kendaraan pribadi terutama pada

jarak dekat.

2) Menghemat penggunaan energi melalui penggunaan listrik di

rumah, sekolah, maupun kantor dengan efisien.

3) Menanam pohon disekitar rumah dan menghijaukan kembali

kota.

Tentunya usulan tersebut tidak akan berdampak besar jika

hanya segelintir masyarakat yang melaksanakannya, perlu kesadaran

bersama agar setiap langkah dan aktivitas yang kita ambil serta jalani

dapat berjalan sinergis dengan kelestarian lingkungan. Hal-hal kecil

tersebut jika dilakukan bersama dan kontinu dapat sangat membantu

meminimalisir dampak dari ketidakteraturan alam itu sendiri.

3.3 ALTERNATIF YANG DIPILIH

Setelah mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada, kami memutuskan

bahwa alternatif yang paling efisien dan harus paling awal dilakukan adalah dengan

alterntif non–teknologi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pertimbangan bahwa,

secanggih apapun teknologi yang digunakan manusia, jika masyarakat yang ada

belum peduli dan sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan tersebut, teknologi

tersebut akan tetap kurang efisien dan sia-sia. Selain pada pertimbangan sikap moral,

pertimbangan sumber daya manusia dan keadaan ekonomi dalam hal ini juga perlu

diambil. Masyarakat yang belum terlalu ahli dalam bidang teknologi serta memiliki

keadaan ekonomi yang kurang akan kesulitan dalam penerapan energi tersebut

sehingga akan kurang efisien. Berbeda dengan memperbaiki moral akan lingkungan

26

Page 28: 03-Makalah PBL 2

yang dapat diterapkan pada setiap masyarakat dan pada skala global dapat sangat

efisien untuk menghadapi masalah ketidakteraturan alam ini.

27

Page 29: 03-Makalah PBL 2

BAB 4

KESIMPULAN

1) Ketidakteraturan alam khususnya pada perubahan iklim disebabkan global

warming yang merupakan efek dari aktivitas manusia yang tidak peduli

lingkungan.

2) Hipotesis kami bahwa ”Aktivitas manusia mendorong bergesernya keteraturan

alam yang sudah ada selama ini” diterima. Hal ini tercermin dari teori LSPB

yang disertakan dan permasalahan serta solusi yang diambil.

3) Solusi yang diambil pada masalah ini adalah solusi non-teknologi sebagai

bentuk pemberdayaan masyarakat agar peduli lingkungan dan merubah sikap

maupun aktivitasnya agar juga tetap menjaga kelestarian alamnya.

28

Page 30: 03-Makalah PBL 2

Daftar Pustaka

1) Chandra,B, 2008. "Pengantar Kesehatan Lingkungan", EGC, Jakarta

2) Keller, E.A. dan D.B. Botkin. 2008. Essential Environmental Science. John

Wiley & Sons, Inc. kota? xxvi+454 hlm.

3) http://www.indoenergi.com/2012/04/keuntungan-energi-terbarukan.html

4) http://www.amazine.co/21873/7-kelebihan-kekurangan-sumber-energi-

alternatif

5) http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9

6) http://sylviatognetti.org/wp/wp-content/uploads/2012/01/Flows11_Indo.pdf

7) http://syariah.umm.ac.id/id/berita-ilmiah-umm-90-cuaca-ekstrem-pada-

dekade-terakhir-bagian-dari-pola-besar-terkait-dengan-pemanasan-global.html

8) http://www.tempo.co/read/news/2009/08/28/095194999/Pohon-Sintetis-

Lindungi-Bumi-Dari-Dampak-Perubahan-Iklim

9) http://andri_mz.staff.ipb.ac.id/pohon-sintetis-penyerap-co2/

10) http://www.teknovanza.com/2014/02/pengertian-dan-cara-kerja-mobil-

listrik.html

11) http://green.kompasiana.com/iklim/2011/01/11/global-warming-332273.html

12) http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/gasrumahkaca.htm

13) http://www.alpensteel.com/article/133-230-pemanasan-global/1519--proses-

peningkatan-suhu-bumi

14) https://docs.google.com/document/d/1B4YI0eI0PjIBUKbONA-_y0i-

vmfMrlj_RNsMmdVLny8/edit?pli=1&hl=en_US

15) http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/

Pemanasan.Global/hal03.htm

29