Post on 25-Jan-2023
Potensi Sumber Daya Alam dan Upaya PelestarianLingkungan Dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi
Di Kota Tangerang Selatan
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan oleh Bapak Saharuddin Didu,S.TP., ME.
Oleh : Nadia Putri AdityoAde FirmansyahOndo WibowoDonny Judani A.K
Kelompok : 5 (Lima)Kelas : IV C
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penilitian ini dengan tepat waktu. Dengan pembuatan karya
tulis ilmiah ini bermaksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang diajukan oleh
Bapak Saharuddin Didu,S.TP., ME.
Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan saran
yang membangun untuk memperbaiki pembuatan karya tulis
selanjutnya.
Serang, 13 Mei 2014
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................................4
Tujuan Makalah.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
Landasan Teori..........................................................................................5
3
Profil Kota Tangerang Selatan.....................................................................6
Potensi Sumber Daya Alam Kota Tangerang Selatan.....................................7
Pembangunan Ekonomi Kota Tangerang Selatan..........................................8
Kondisi Lingkungan Kota Tangerang Selatan..............................................14
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kota Tangerang Selatan....19
Upaya Pelestarian Lingkungan di Kota Tangerang Selatan...........................26
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................27
Daftar Pustaka...................................................................................................28
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak, sehingga terjadinya rangkaian proses kegiatan yang
dilakukan suatu negara atau wilayah regional untuk
mengembangkan kegiatan atau aktivitas ekonomi untuk
meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran dalam jangka panjang.
Pada negara berkembang pembangunan ekonomi merupakan
perencanaan utama yang disusun dalam perencanaan pembangunan
jangka panjang di Indonesia biasa disebut Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), banyak rencana yang disusun untuk mewujudkan
terjadinya pembangunan ekonomi yang diharapkan.
Pembangunan dalam bidang ekonomi yang dapat mengundang
investor untuk dapat berinvestasi diharapkan mampu mempercepat
proses pembangunan ekonomi disuatu wilayah. Namun kita
menyadari bahwa dari setiap proses kegiatan ekonomi yang
dilakukan demi pembangunan ekonomi dengan cara mengeksploitasi
sumber daya alam dan lingkungan disuatu daerah akan memberikan
dampak tidak hanya positif tapi juga negatif. Untuk itu dewasa
ini dicetuskan suatu program pembangunan berkelanjutan yang
diharapkan mampu mengimbangi pembangunan disuatu wilayah
dengan kondisi alam dan lingkungan sekitar.
5
Pada makalah ini kami akan membahas mengenai potensi
sumber daya alam dan upaya pelestarian lingkungan dalam
mendukung pembangunan ekonomi di Kota Tangerang Selatan.
1.2 Tujuan Makalah
Sebagai calon perencana pembangunan sepatutnya kita
memiliki pemahaman mengenai korelasi antara pembangunan
ekonomi dan pelestarian lingkungan sehingga akan menjadi acuan
untuk menentukan suatu kebijakan yang akan diambil yang
diharapkan lebih efektif dan efisien. Disamping itu, makalah
ini disusun untuk melengkapi syarat penilaian mata kuliah
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang diwajibkan bagi
mahasiswa semester IV.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip
"memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan". Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. pembangunan
berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial,
dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.
6
Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan
erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan
untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain,
konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena
sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan
keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan
budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa
konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh
dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit
diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan
teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya
perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah
dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Divisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar
beberapa lingkup berikut ini sebagai bagian dari Pembangunan
Berkelanjutan antara lain Pertanian, Atmosfer, Keanekaragaman
Hayati, Biotekhnologi, Pengembangan Kapasitas, Perubahan
Iklim, Pola Konsumsi dan Produksi, Demografi, Penggurunan dan
Kekeringan, Pengurangan dan Manajemen Bencana, Pendidikan dan
Kesadaran, Energi, Keuangan, Hutan, Air Minum, Kesehatan,
Pemukiman, Indikator, Industri, Informasi bagi Pembuatan
keputusan dan Partisipasi, Pembuatan Keputusan yang
terintegrasi, Hukum Internasional, Kerjasama Internasional
memberdayakan lingkungan, Pengaturan Institusional,
7
Pemanfaatan lahan, Kelompok Besar, Gunung, Strategi
Pembangunan Berkelanjutan Nasional, Samudera dan Laut,
Kemisinan, Sanitasi, Pengetahuan Alam, Pulau kecil, Wisata
Berkelanjutan, Tekhnologi, Bahan Kimia Beracun, Perdagangan
dan Lingkungan, Transport, Limbah (Beracun), Limbah(Radio
aktif), Limbah (Padat), Air.
Tujuan dari Pembangunan Berkelanjutan yaitu membawa
lingkungan keluar dari kungkungannya, mengarah pada tujuan
universal, membangun kemitraan nyata bagi pembangunan, tujuan
lebih dalam untuk dampak lebih besar, fokus pada kualitas
pembangunan.
2.2 Profil Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi
Banten, Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota ini
merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang
Selatan memiliki tujuh kecamatan yaitu Ciputat, Ciputat Timur,
Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara, dan Setu.
Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2013 sejumlah 1.405.170 jiwa. Kota Tangerang Selatan
merupakan daerah strategis karena berbatasan langsung dengan
DKI Jakarta, berjarak ±20 kilometer ke ibukota negara dan ±20
menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kota
Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 147,19 Km2. Secara
umum Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dengan
letak ketinggian dari permukaan laut ±44 m.
8
2.3 Potensi Sumber Daya Alam Kota Tangerang Selatan
Potensinya dinilai tak kalah menjanjikan ketimbang
kawasan lainnya, seperti Kota Tangerang, Bekasi, Depok, dan
Bogor. Sumber daya alam di Tangerang Selatan dalam hal
penggunaan lahan sebagian besar adalah untuk perumahan dan
permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719
Ha. Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas
dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil
adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1%.
Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah
padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
panjang, cabe rawit, bayam, terung, kangkung, petsai/sawi, dan
cabe besar. Komoditas dengan luas panen terbesar, yaitu 121 Ha
dengan produksi 725 Ton GKP, sedangkan komoditas dengan luas
panen terkecil adalah cabe rawit yaitu 4 Ha dengan produksi 17
ton.
Pada sektor peternakan berbagai jenis ternak terdapat di
Kota Tangerang Selatan dengan populasi yang beraneka ragam.
Ternak besar yang terdiri dari sapi potong, kerbau dan kuda
didominasi oleh sapi potong dengan populasi 5.073 ekor. Pada
ternak kecil, dibandingkan dengan domba dan babi, kambing
memiliki populasi terbesar yaitu 14.279 ekor. Unggas yang
paling besar populasinya adalah ayam ras petelur dengan
1.244.888 ekor. Unggas-unggas lain adalah ayam ras petelur
(populasi 490.100 ekor), ayam buras (214.946 ekor) dan itik
(38.868 ekor).
Peluang Investasi
9
Investasi daerah dapat ditingkatkan jika daerah memiliki
potensi, baik itu berupa potensi sumber daya alam maupun
sumber daya manusia. Hal lain yang juga sangat penting adalah
kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi.
Salah satu potensi Kota Tangerang Selatan adalah letak
geografisnya yang strategis. Letak geografis Kota Tangerang
Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada
sebelah Utara dan Timur memberikan peluang pada Kota Tangerang
Selatan sebagai salah satu daerah penyangga Provinsi DKI
Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan
Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota
Tangerang Selatan juga sebagai salah satu daerah yang
menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
Dengan posisi sedemikian, Tangerang Selatan memiliki akses
yang bagus baik dari Bandar udara karena berbatasan dengan
Kabupaten dan Kota Tangerang yang memiliki Bandar Udara
Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena
berbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung
Priok. Demikian juga akses melalui daratan, Kota Tangerang
Selatan dilalui oleh Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta
Outer Ring Road/JORR II Pd. Indah-BSD).
Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis tersebut,
juga direncanakan akan dibangun beberapa ruas jalan tol. Salah
satunya adalah ruas jalan tol Kunciran – Serpong. Ruas jalan
tol ini akan akan menlintasi wilayah yang berada di Kota
Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Wilayah yang dilewati
oleh ruas tol ini adalah Kunciran, Kunciran Indah, Paku Jaya,
10
Pondok Jagung Timur, Jelupang, Parigi Baru dan Jombang. Ruas
tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol
lainnya yang sedang di rencanakan yaitu ruas Kunciran –
Bandara, Jakarta – Tangerang, Jakarta – Serpong, Serpong –
Cinere, dan Cinere – JAGORAWI yang termasuk kedalam jaringan
sistem jaringan Jalan Jabodetabekjur.
2.4 Pembangunan Kota Tangerang Selatan
Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi
Banten yang pertumbuhan ekonominya mencapai target bahkan
lebih seiring dengan terus berkembangnya pembangunan yang
terjadi di Tangerang Selatan. Perkembangan terjadi hampir di
semua sektor, terutama perekonomian yang ditunjang oleh sektor
permukiman, komersial, perhotelan, jasa, perdagangan, dan
industri.
Prasarana dan sarana penunjang lain yang menjadi potensi
yang dikembangkan di Kota Tangerang Selatan, antara lain :
Park and Ride
Pembangunan Fasilitas Tempat Persinggahan yang comfortable
berupa lahan parkir, hotel, ruang pertemuan, pusat
perbelanjaan dan fasilitas pendukung yang dibangun di area
Stasiun Kereta Api yang presentatif. Fasilitas ini dapat
dimanfaatkan oleh para eksekutif dan pelaku bisinis serta para
komuter urban modern yang sangat sibuk dengan mobilitas
tinggi, sehingga dengan jaringan Kereta Api dari dan ke Kota
Tangerang Selatan – Jakarta dan sekitarnya menjadi sangat
mudah, cepat, aman dan nyaman.11
Kereta Api dan Monorail
Sebagai sarana transportasi massal, kereta api merupakan
andalan masyarakat yang menghubungkan Merak – Serang –
Rangkasbitung – Kota Tangerang Selatan – Kota Jakarta dan
sudah terbangun dengan jalur rel ganda (double track). Stasiun
Kereta berjumlah 5 (lima) buah dan tersebar di 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah
Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan kereta api
antara lain wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun
Rawa Buntu (BSD), Stasiun Jurang Mangu (Pondok Aren), Ciputat
(Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji).
Melihat perkembangan penduduk dan peningkatan pemakai jasa
kereta api di Kota Tangerang Selatan, maka masih tersedia
potensi dan peluang investasi di bidang penyediaan sarana
transportasi Kereta Api, termasuk Monorail.
Monorail merupakan salah satu alternative jaringan
transportasi massal dalam rangka mengurai kemacetan yang
terjadi setiap hari di sepanjang koridor Jalan Raya Serpong.
Di harapkan dengan adanya monorail beserta fasilitasnya, maka
warga Kota Tangerang Selatan akan semakin mudah dan cepat
mencapai tempat tujuan.
Pengelolaan Sampah
Pembangunan sektor di Kota Tangerang Selatan khususnya
berkaitan dengan pengolahan biogas yang berasal dari
pengolahan sampah. Sampah masih menjadi permasalahan di daerah
perkotaan apabila tidak dapat dikelola dengan baik.
12
Pengelolaan sampah yang baik adalah pengelolaan dari mulai
sumbernya ke tempat pembuangan sampah sementara, sampai di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan harus dikelola dengan baik
sehingga sampah dapat dimanfaatkan kembali seperti pembuatan
kompos atau biogas lainnya. Di Kota Tangerang Selatan,
terdapat kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk TPA dan tempat
pengolahannya yaitu di daerah Serpong-Setu (Cipeucang).
Kerjasama investasi dibidang pengolahan sampah masih dapat
dikembangkan dengan para investor baru yang ingin menanamkan
modalnya di bidang tersebut.
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih / Air Minum
Dibidang air minum, masyrakakat Kota Tangerang Selatan
masih sangat membutuhkan baik untuk kebutuhan rumah tangga
maupun industri. Selama ini kebutuhan air minum bagi rumah
tangga, industri dan kegiatan ekonomi lainnya bersumber dari
dua sumber utama, yaitu: Pertama, dari pihak PDAM Kabupaten
Tangerang dan instalasi air bersih yang dikelola oleh pihak
pengembang. Kedua, berasal dari air bawah tanah. Tentu
Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus memiliki instalasi
pengolahan air bersih secara mandiri yang langsung dikelola
dan dibawah pengawasan pemerintah daerah (PDAM).
Di Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku
yang bisa diolah menjadi sumber air minum bagi berbagai
kebutuhan. Wiliyah Kota Tangerang Selatan setidaknya dialiri
oleh tiga sungai yang airnya cukup melimpah yaitu Sungai
Cisadane, Pesanggarahan dan Kali Angke. Selain itu, masih
13
terdapat sembilan situ dan danau yang memiliki kapasitas yang
layak diolah.
Pembangunan Permukiman Vertikal
Dengan kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan telah
melebihi 8.856 jiwa/Km2, maka akan semakin sulit untuk
membangun permukiman yang membutuhkah lahan yang luas. Saat
ini saja, pengembang besar seperti BSD City telah melebarkan
kawasannya melewati batas Kota Tangerang Selatan, yaitu
Kecamatan Cisauk dan Pagedangan di Kabupaten Tagerang,
tetangga Kota Tangerang Selatan di sebelah Barat. Hal ini
menunjukan bahwa sudah saatnya para investor untuk membangun
kawasan permukiman super blok seperti apartemen, kondominium,
rusunawa, flat dan sejenisnya yang sangat dimungkinkan
dikembangkan karena letak Kota Tangerang Selatan yang
berdekatan dengan DKI Jakarta dan dengan akses yang mudah dari
berbagai arah. Kedepan, diharapkan pengembangan pemukiman
vertikal menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun
kawasan permukiman modern dengan infrastuktur yang memadai dan
fasilitas pendukung masyarakat perkotaan modern.
Kawasan Jasa dan Perdagangan Terpadu
Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengajak para investor
bekerjasama mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi,
berbagai fasilitas bisnis, tempat rekreasi modern, gedung
kesenian dan budaya, convention center.
14
Saat ini tiga pusat pertumbuhan sebagai kawasan strategis
seperti Serpong-BSD City, Bintaro Pondok Aren, Kawasan
Pamulang-Ciputat telah memiliki karakter pertumbuhan yang
semakin cepat, seolah berlomba-lomba dalam pengembangannya.
BSD yang awalnya hanya sebagai kawasan permukiman, kini telah
berkembang menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang menarik
minat para investor untuk menanamkan modal dan mengembangkan
usahanya. Setelah mengambil alih kepemilikn saham dari Group
Ciputra, Sinar Mas Group terus membangun berbagai jenis
permukiman dengan infrasturktur yang baik. Dari rencana 6000
ha. Saat ini sudah lebih dari 3000 ha telah dibangun. Dengan
semakin luasnya pengembangan permukiman, maka semakin
meningkatnya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
sebagai kawasan permukiman modern dan maju. Sejumlah fasilitas
dan infrastuktur strategis dibangun untuk mendorong
pertumbuhan sektor jasa dan perdagangan.
Disepanjang koridor Jl. Pahlawan Seribu, BSD City Serpong
mulai banyak bermunculan gedung-gedung baru yang megah. Pusat
perbelanjaan, apartemen, hotel, pusat hiburan dan kuliner,
pusat perkantoran, rumah sakit, pusat pendidikan telah
dibangun. Kedepan, para investor diharapkan dapat menanamkan
modal dan melakukan usaha di bidang jasa dan perdagangan di
kawasan ini. Lahan untuk pembangunan Office Tower juga telah
disediakan pengembang. Begitu juga dengan penunjang lainnya.
Oleh karena itu, sangatlah prospektif apabila para investor
dapat menanamkan modalnya dalam rangka pengembangkan
kawasannya.
15
Selain BSD, kawasan Bintaro juga telah berkembang menjadi
salah satu kawasan yang diperhitungkan oleh para investor
dalam melakukan investasi di kawasan ini. Berbagai
infrastuktur berupa gedung perkantoran, pusat belanja, rumah
sakit, pusat pendidikan telah berdiri di kawasan ini. Untuk
memperlancar arus lalu lintas, di bundaran Bintaro Sektor IX
telah dibangun fly over yang menhubungkan simpul-simpul
bisnis, dan jasa, termasuk pendidikan, dengan dibangunnya
Universitas Pembangunan Jaya. Diaharapkan Para Investor dapat
berinvestasi di Kawasan ini dengan bidang jasa dan
perdagangan.
Bidang jasa dan perdagangan juga terus dikembangkan
dikawasan Ciputat-Pamulang. Sebagai kawasan Pusat Pendidikan
skala nasional dengan adanya UIN Syarif hidayatulloh dan
Universitas Terbuka, maka daerah Ciputat dan Pamulang dapat
dikembangkan sebagai kawasan jasa pendidikan. Selain itu,
masih terdapat peluang besar untuk berinvestasi di bidang
perdagangan, pembangunan infrastuktur seperti hotel, pusat
perbelanjaan dan permukiman vertikal.
Pembangunan Convention Center
Sebagai kota perdagangan dan jasa, maka salah satu sarana
perkotaan dan dapat dijadikan icon Kota Tangerang Selatan
adalah pembangunan Convention Center, atau Trade Exibition Center atau
gedung konser. Sesuai dengan motto cerdas, modern dan
religius, maka Kota Tangerang Selatan mencari para investor
untuk membangun suatu gedung yang memiliki ciri khas daerah
Kota Tangerang Selatan tetapi juga modern. Diharapkan gedung
16
tersebut dapat dipamerkan produk komoditi Kota Tangerang
Selatan, mengadakan pertunjukan konser kesenian dari
tradisional sampai internasional, maupun menjadi pusat
Kesenian Kota Tangerang Selatan. Selain itu, di gedung itu
dapat digunakan juga untuk berbagai kegiatan pameran dan rapat
atau forum pertemuan resmi skala nasional dan internasional
(multifungsi).
Wilayah yang potensial untuk pembangunan Convention Center
terpadu adalah BSD atau Bintaro dengan pertimbangan bahwa BSD
dan Bintaro sudah menjadi daerah yang berkembang dengan
berbagai fasilitas yang sudah ada. Selain itu, dua kawasan
tersebut sangat dekat dengan akses tol dan jalur kereta api.
Pembangunan Convention Center atau Trade Exbition Center, atau gedung
konser dapat dibangun secara terpadu dengan dilengkapi
fasilitas office tower atau hotel bintang lima yang dapat
dimanfaatkan juga sebagai tempat penyewaan ruang kantor.
Sektor Industri dan Pergudangan
Melihat luas lahan yang tersedia, Pemerintah Kota Tangerang
Selatan dalam arah dan tujuan pembangunan, tidak menempatkan
sektor industri dan pergudangan sebagai andalan. Saat ini
peruntukan lahan untuk industri hanya 1,14 persen saja dari
luas lahan Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 16,67 hektar.
Industri yang dikembangkan pun ditujukan kepada green industri
dan ramah lingkungan, pemilihan industri yang cocok untuk itu
adalah industri yang tidak merusak lingkungan seperti Industri
manufaktur, diantaranya adalah pembuatan bola sepak di Pondok
Cabe, industri garment serta industri perakitan lainnya yang
17
ramah lingkungan. Selain itu, dengan adanya fasilitas
pergudangan di Taman Tekno BSD, maka dapat dijadikan tempat
untuk menanamkan modalnya pada sektor pergudangan yang ramah
lingkungan.
Taman Tekno BSD adalah salah satu kawasan industri dan
pergudangan yang dimiliki Kota Tangerang Selatan selain di
kawasan Multiguna Serpong Utara. Kawasan dengan luas 200
hektar, Taman Tekno BSD yang terletak di Kecamatan Setu
menawarkan lahan untuk pembangunan dry-port mulai dari 300m2
sampai dengan 1.100m2. Saat ini telah dibangun lebih dari 180
unit bangunan pergudangan dan sekitar 40 unit kavling di area
Taman Tekno BSD dengan luas mulai 1.700m2. Sampai dengan
11.000 m2. Taman Tekno BSD diperuntukan bagi semua jenis
industri ringan yang bebas dari polusi air, udara, maupun
kebisingan dan limbah.
Taman Tekno BSD dilewati oleh jalan utama Provinsi yang
memberikan nilai tambah tersendiri. Tak hanya dilewati jalan
utama Provinsi, kawasan ini juga mempunyai akses ke jalan tol
yang sangat dekat, baik tol Pondok Indah-Serpong yang
terkoneksi sampai dengan tol Jagorawi, maupun tol Jakarta-
Merak. Tidak begitu lama lagi, akses tol Serpong-Pondok Indah
juga akan terhubung dengan tol Ulujami-Puri Indah-Cengkareng
sampai Pluit Bandara Soekarno-Hatta melintasi tol Jakarta-
Merak. Maka sangat menguntungkan untuk menanamkan modal di
bidang industri ramah lingkungan dengan lokasi di Taman Tekno
BSD.
Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan
18
Kota Tangerang Selatan, saat ini masih memiliki lahan
yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, peternakan dan
perikanan. Dengan luas kurang lebih 2.794.41 ha atau 18,99 %
dari luas lahan Kota Tangerang Selatan, maka pemanfaatan lahan
untuk sektor ini masih cukup potensial. Akan tetapi, produk
pertanian yang menjadi unggulan dan berpotensi dari segi
ekonomi adalah pertanian tanaman hias dan anggrek. Sebagai
daerah dengan iklim yang cocok untuk budidaya pertanian
tanaman hias dan anggrek, saat ini Kota Tangerang Selatan
memiliki sentra budidaya tanaman tersebut di Kecamatan
Serpong, Pamulang, Setu dan Pondok Aren. Area penjualan
tanaman hias dan anggrek telah menjangkau Kota Surabaya,
Magelang, Yogyakarta, Semarang, Solo, Manado, Makasar sampai
ke Medan. Selain budidaya tanaman hias dan anggrek, budidaya
sektor perikanan budi daya air tawar dan peternakan juga dapat
menjadi peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya di
Kota Tangerang Selatan.
2.5 Kondisi Lingkungan Kota Tangerang Selatan
Disadari sepenuhnya bahwa kegiatan pembangunan apalagi
yang bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber
daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan
ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik
yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu,
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain
berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan
lingkungan.
19
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar
dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara
bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan
berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya
pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan
utama pengelolaan lingkungan hidup.
Tangerang Selatan sebagai kota yang memiliki pembangunan
dalam berbagai sektor yang sangat cepat perlu di perhatikan
aspek pengelolaan lingkungan sehingga pembangunan yang terus
meningkat diimbangi dengan kondisi lingkungan yang tetap baik.
Sejak berdirinya Kota Tangerang Selatan tahun 2008 hingga saat
ini sudah banyak pembangunan yang menunjang aktivitas ekonomi
seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, gedung perkantoran,
perumahan, dll. Pembangunan tersebut memerlukan ekploitasi
lahan yang tidak sedikit bahkan untuk pembangunan perumahan
diperlukan perencanaan yang matang agar lingkungan tidak
memberikan dampak negatif contohnya pemukiman yang tidak
terkena banjir dikemudian hari karena perencanaan pembangunan
yang tidak baik dan ijin yang ilegal. Di tangan swasta,
beberapa daerah di kota tersebut dibangun dengan apik dan
mewah. Infrastruktur tersedia dan perawatannya pun terjamin.
20
Gambar 1.1 Tempat Buang Air Besar Orang Dewasa
Berdasarkan gambar, dapat dilihat bahwa kepemilikan
jamban pribadi di Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik
yaitu 93.9%. Namun demikian masih ada sebagian kecil warga
yang BAB ke WC helicopter diatas empang/kolam, ke sungai, ke
kebun, ke lubang galian dan sebagainya. Kota Tangerang Selatan
yang lahannya banyak digunakan sebagai pemukiman sudah
sepatutnya memiliki pengelolaan limbah rumah tangga yang
sangat baik.
Namun kondisi lingkungan akibat dari padatnya penduduk
dan aktivitas membuat Tangerang Selatan masih perlu memikirkan
cara efektif dan efisien untuk mengelola sampah atau
memikirkan cara menarik investor untuk bekerja sama mengelola
sampah. Gambar dibawah ini menunjukan bahwa pengelolaan sampah
masih menimbulkan resiko kesehatan yang tinggi.
Gambar 1.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
21
Belakangan ini Tangerang Selatan mengalami kepanikan di
beberapa wilayahnya yang mulai waspada terhadap banjir, dan
yang lebih heran banjir terjadi dikawasan mewah yang dibangun
oleh swasta.
Gambar 1.3 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan
Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamatan
Perum Cirendeu Permai
Luapan kali Pesanggrahan
Cirendeu Ciputat Timur
Bukit Pamulang Indah (BPI)
Luapan kali BPI Pamulang Barat
Pamulang
Perum Sarua Indah Luapan saluran sekunder Ciledug
Serua Ciputat
Perum Sarua Makmur
Luapan saluran sekunder Ciledug
Serua Ciputat
Perum Cipayung Mas
Luapan kali Ciputat Pondok Cabe Udik
Pamulang
Perum Pondok Hijau
Luapan kali Ciputat Cempaka Putih
Ciputat Timur
Perum Inhutani Luapan kali Ciputat Cipayung Pamulang
Perum Ciputat Baru
Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat
Perum Graha Permai
Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat
Saluran Cipeucang Penyempitan & luapan Kedemangan & Setu
22
kali Cipeucang Serpong
Perum Duta Bintaro
Penyempitan kali Pondok Jagung
Paku Jaya Serpong Utara
Depan PUSDIKLANTAS
Gorong-gorong saluran terlalu kecil
Pondok Jagung Timur
Serpong Utara
Kali Ciater (jembatan 3)
Aliran air terhalan jembatan & pendangkalan
Lengkong Wetan & Lengkong Karya
Serpong Utara
Perum Taman ManguIndah
Penyempitan kali Ciputat, tingginya debit air
Jurang ManguBarat & Pd. Aren
Pondok Aren
Perum Jurang Mangu Timur
Penyumbatan sampah, karena adanya lintasan kabel
Jurang ManguBarat
Pondok Aren
Perum Kacang Prima
Jembatan terlalu rendah dan menyempit
Pondok Kacang Timur
Pondok Aren
Perum Villa Bintaro Regensi
Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur
Pondok Aren
Perum Pondok Mahartha
Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur
Pondok Aren
Perum SEKNEG Luapan kali Angke Pondok Kacang Barat
Pondok Aren
Perum Puri Bintaro Indah
Luapan sekunder Ciledug
Jombang Ciputat
KM 03 Tol Bintaro- Serpong
Penyumbatan saluran pembuang drainase tol
Tol Serpong-Bintaro
Pondok Aren
23
Mekarsari RT 10, 13, 14, 15
Drainase buruk Pondok Betung
Pondok Aren
Perum Wadas Sari Drainase buruk Pondok Betung
Pondok Aren
Sumber: Hasil Monitoring Drainase Dinas Bina Marga & Pengairan Kota TangerangSelatan, Tahun 2010
Jenis Industri Kecil, Menengah/Besar Kota Tangerang Selatan
Dampak yang ditimbulkan dari aktivitas industri adalah
timbulnya limbah padat, cair dan gas. Limbah yang dihasilkan
dapat dikategorikan sebagai limbah non B3 dan limbah B3.
Limbah Non B3 dapat berupa limbah domestik dari karyawan,
sedangkan limbah B3 dapat berasal dari proses produksi atau
akibat penggunaan bahan penunjang. Limbah cair yang dihasilkan
dari kegiatan industri baik limbah proses produksi maupun
limbah domestik karyawan jika tidak dikelola dengan baik, akan
meningkatkan pencemaran terhadap kualitas badan air penerima,
kualitas air tanah dan tanah.
24
Selain itu kualitas udara di Tangerang Selatan disebagian
wilayah buruk akibat tidak dikelola dengan baik, kurangnya
ruang terbuka hijau dan banyaknya polusi dari kendaraan
bermotor. Akan tetapi beberapa bagian lainnya sudah
memperhatikan pelestarian lingkungan dengan membuat taman kota
di pusat kota Tangerang Selatan, dan contoh pemukiman yang
baik dengan memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan dapat
dilihat di kawasan Alam Sutera.
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Tangerang
Selatan menjadi sangat penting karena menyajikan perubahan
penduduk dengan kualitas dan aktivitasnya, tekanan terhadap
lingkungan akibat kegiatan sosial ekonomi. Agar kesadaran
lingkungan tetap berlanjut dalam menopang pembangunan,
beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah kota,
masyarakat maupun pihak lainnya.
2.7 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kota
Tangerang Selatan
Kasus AMDAL di Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan berita nasional yang diterbitkan tahun 2013
ada empat perusahaan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang
mendapat predikat analisis mengenai dampak lingkungan dengan
kategori buruk. Keempat perusahaan itu bergerak dibidang
industri dan jasa kesehatan skala besar serta pasar. Keempat
perusahaan itu tidak memenuhi salah satu syarat Amdal. Yakni
tidak memiliki tiga kolam penampungan limbah. Padahal, kolam
itu berfungsi menampung limbah untuk pengendapan, netralisasi
25
serta kolam penampungan uji coba. Di Kota Tangsel sendiri
hingga saat ini tercatat sebanyak 2.766 perusahaan.
Dalam kasus lain mengenai amdal, Pemerintah Kota
Tangerang Selatan (Tangsel) Banten menemukan sejumlah dokumen
palsu analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dibuat
beberapa biro konsultan. Sejumlah arsip unit pengelolaan
lingkungan (UPL) dan unit kelola lingkungan (UKL) maupun amdal
milik pemrakarsa melalui biro konsultan dibuat tidak jujur.
Proses Permohonan Izin Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang
Selatan
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap
orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL
atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan (PP No. 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan).
Setiap kegiatan badan usaha dalam skala besar dan kecil
diwajibkan mengantongi rekomendasi Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) dari Pemerintah Daerah setempat. Regulasi tersebut
bertujuan untuk mengatur dan memonitor bahwa kegiatan yang
dijalankan badan usaha dapat menjaga kelestarian lingkungan
hidup sekitarnya. Dasar hukum pengelolaan lingkungan hidup
telah tertuang dalam Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
telah diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2012 tentang Dokumen Lingkungan Hidup.
26
UKL dan UPL dikeluarkan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup atas dampak dari kegiatan yang
diselenggarakan setiap badan usaha. Baik usaha kecil dan
besar, atau usaha yang sekali pun memiliki tingkat pencemaran
lingkungan ringan. Jadi mesti sekelas Warteg (Warung Tegal)
juga harus mengantongi UKL - UPL karena usaha tersebut juga
menghasilkan sampah.
UKL - UPL yang merupakan hasil dari analisis mengenai
dampak lingkungan (Amdal), bukan sebagai alat serba guna yang
dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup.
Efektifitas Amdal sangat ditentukan pengembangan berbagai
sudut kajian yang komprehensif dan mendalam.
Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek
pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat
tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu
proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari
proses Amdal yang lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal
merupakan bagian dari beberapa hak berikut :
1. Pengelolaan Lingkungan
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan
diperlukan adanya susunan rencana pengelolaan lingkungan.
Susunan rencana pengelolaan lingkungan baru dapat
dilakukan setelah diketahui dampak-dampak yang akan
terjadi akibat proyek yang akan dilakukan. Di sinilah
peranan penting AMDAL agar proyek pembangunan yang
dilakukan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
2. Pengelolaan Proyek
27
Dalam pengelolaan proyek, peranan AMDAL adalah terlebih
dahulu melakukan fase-fase berikut :
Fase Identifikasi;
Fase studi kelayakan;
Fase desain kerekayasaan (engineering design) atan fase
rancangan;
Fase pembangunan proyek;
Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi;
Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca opeasi
(post operation).
3. Pengambilan Keputusan
Dari hasil AMDAL, dapat diketahui apakah suatu aktivitas
pembangunan akan berdampak baik atau buruk pada lingkungan.
Pemerintah pun akan mengambil keputusan dari hasil AMDAL
tersebut. Jika berdampak baik, maka pembangunan akan
dilanjutkan secara berkesinambungan. Akan tetapi jika kegiatan
pembangunan tersebut berdampak buruk pada lingkungan, maka
kegiatan tersebut tidak akan dilakukan atau dilakukan
alternatif-alternatif lain yang dapat menghilangkan atau
meminimalisasi dampak negatif tersebut.
4. Dokumen yang Penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting yang merupakan
sumber informasi yang sangat bermanfaat untuk berbagai
keperluan :
Sebagai informasi pembanding dalam hasil analisis;
Sebagai sumber informasi yang penting untuk proyek yang
akan dilaukan di daerah dekat lokasi tersebut.
28
Dokumen penting yang dapat digunakan di pengadilan dalam
menghadapi tuntutan proyek lain, masyarakat atau instansi
pengawas.
Secara umum, kegunaaan AMDAL adalah :
Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak
rusak.
Menghindari efek samping dari pengelolaan sumber daya
alam.
Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat
pencemaran, sehingga tidak mengganggu kesehatan,
kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.
Mengetahui manfaat yang berdaya guna dan berhasil guna
bagi bangsa, negara, dan masyarakat.
29
Pelaksanaan Pembuatan Dokumen Lingkungan
Setiap kegiatan atau usaha yang ada di Kota Tangerang
Selatan yang diperkirakan menimbulkan dampak diwajibkan untuk
membuat dokumen Amdal atau UKL-UPL sesuai kriteria kegiatan.
Pada tahun 2010 telah disahkan 37 dokumen UKL-UPL dari
berbagai kegiatan usaha.
Pada tahun 2010 telah dilakukan pemantauan/monitoring
pelaksanaan pengelolaan lingkungan pada beberapa
kegiatan/usaha. Daftar kegiatan/usaha yang dipantau disajikan
pada berikut.
Daftar Kegiatan/usaha yang dipantau oleh Badan Lingkungan
Hidup
30
No. Nama Perusahaan TelahSelesai
BelumSelesai
Keterangan
1 Pengembangan Pool Taksi Blue bird v UKL - UPL
2 Pembangunan gedung supermarket giant Bintaro v DPL
3 Pasar Swalayan TIP - TOP v UKL - UPL
4 PT. Paperplus Indotama (Percetakan) v DPL
5 Perumahan D' Diamond Residence v UKL - UPL
6 Perumahan Pamulang Green v UKL - UPL
11 Perumahan Pamulang Timur ( PT.Sabar Ganda) v UKL - UPL
12 SPBE (Radekatama Pirantinusa) v
13 Perumahan Residence one v UKL - UPL
14 Pergudangan (PT. Behn Meyer) v DPL
15 Perumahan Pamulang Asri (PT.Siliko Bangun Sejahtera v UKL - UPL
16 Hotel Sion Holiday v DPL
17 Peralatan Rumah tangga ( PT. Casadron) v
18 Industri Pakaian Jadi ( PT. Lestari Busana) v UKL - UPL
19 Pengelolaan Industri es batu (PT.ESHUPINDO) v UKL - UPL
20 Perumahan Merpati Raya (PT. Optima Perdana Synthesis) v UKL - UPL
21 Perumahan Green Grass (PT. Prakarsa adi sarana) v UKL - UPL
31
22 Perumahan Palem Serpong Indah(PT.Radja pro sejahtera) v UKL - UPL
23 Obat Hewan (PT. Multi Sarana Farma) v UKL - UPL
24 SPBE (PT. Usaha Gas Mandiri) v UKL - UPL
25 Ruko Pamulang Terrace v UKL - UPL
26 Perdagangan Barang (PT. Pameterindo) v UKL - UPL
27 Perumahan Cluster Pamulang Asri 2(PT. Bangun Cipta Persada) v UKL - UPL
28Industri Peralatan rumah tangga,elektronik,mebeul (PT. Catur)
DPL
29 Ruko Pamulang Permai Blok SH 15 v UKL - UPL
30 Industri Air Minum ( PT. Hexado kreasi) v DPL
31 Industri Berbagai macam abon (PT.Enhance Famous) v UKL - UPL
32 Rumah Sakit Ibu dan anak RAIFA v DPL
33 SPBU ( PT. Humpuss Trading) v DPL
34 Perumahan Bumi Anugerah Sejahtera(PT. Anugerah Hidayat Putra) v UKL - UPL
35 Perumahan Town House sektor 9 ( PT. Imperial Media Panenmas) v UKL - UPL
36 Perumahan Paradiso (PT. Wira Makmur Sejati) UKL - UPL
37 Perumahan Serpong City Paradise /PT. Subur Progress v UKL - UPL
38 Rumah Sakit Indonesia sehat UKL - UPL
32
39 Perumahan Taman Rusa Residence v UKL - UPL
40 Perumahan paradise park residence v UKL - UPL
41 Pasar swalayan (PT. Lion Super Indo) UKL - UPL
42 Rumah Sakit Hermina UKL - UPL
43 Showroom Toyota (PT.Akita Saranatama) UKL - UPL
44Workshop maintenance peralatan pengeboran laut ( PT.Sarku enjenering utama
DPL
45 Restoran Lembur Kuring UKL - UPL
46 PT.Karya Griya Bersama (PerumahanSerpong Estate) v UKL - UPL
47 Pembangunan Gubug Makan Mang Engking v UKL - UPL
48 Kavling Rumah Tinggal Green Bintaro Terrace UKL - UPL
49 Pasar modern Bintaro Jaya (PT. JayaReal Property) v
50 SPBU ( PT . Pertamina Retail ) v DPL
51 SPBU PT. Total Oil Indonesia v UKL - UPL
52 Perumahan serpong City Paradise Blok F v UKL - UPL
53 Sekolah Insan Cendikia v UKL - UPL
54 Rumah Sakit Buaran Sejahtera v UKL - UPL
55 SPPBE Gas Elpiji ( PT. Indah Sri Rejeki) v DPLH
56 PT. Indorail (Perdagangan Besar v SPPL
33
Mesin - mesin, Suku Cadang )
57 Pembangunan gedung Puspem Kantor Walikota v AMDAL
58 Pembangunan gedung supermarket giant BSD AMDAL
59 Pembangunan gedung supermarket lottemart AMDAL
60 Perumahan Regensi Melati Mas 3 (PT. Nur Akbar) AMDAL
61 Binus International School v AMDAL
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Tahun 2010
Bidang kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal, antara lain:
Usaha/ kegiatan bidang Pertahanan
Usaha/ kegiatan bidang Pertanian
Usaha/ kegiatan bidang Perikanan
Usaha/ kegiatan bidang Kehutanan
Usaha/ kegiatan bidang Perhubungan
Usaha/ kegiatan bidang Tekhnologi Satelit
Usaha/ kegiatan bidang Perindustriaan
Usaha/ kegiatan bidang Pekerjaan Umum
Usaha/ kegiatan bidang Sumber Daya Energi dan Mineral
Usaha/ kegiatan bidang Pariwisata
Usaha/ kegiatan bidang Pengembangan Nuklir
Usaha/ kegiatan bidang Pengelolaan Limbah B3
Usaha/ kegiatan bidang Rekayasa Genetika
2.8 Upaya Pelestarian Lingkungan di Kota Tangerang
Selatan34
Pembangunan Kota Tangerang Selatan didominasi oleh pihak
swasta, diharapkan peran swasta dalam memperhatikan
pelestarian lingkungan sangat besar. Dengan cara melengkapi
dokumen AMDAL dalam setiap kegiatan usaha, disisi lain peran
pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan ijin pendirian
usaha yang ramah lingkungan, tidak ada lagi ketidakjujuran
dalam mengeluarkan dokumen AMDAL, regulasi yang jelas dan
memberikan tindakan hukum bagi yang melenggar.
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau
titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran
penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari
pembangunan berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk
yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah
memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber
daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya
terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk
dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kota Tangerang Selatan merupakan kota dengan sejuta
peluang investasi, percepatan pembangunan karena didukung
35
lokasi yang strategis, kondisi sumber daya alam yang dapat
menunjang percepatan pembangunan. Semenjak ditetapkannya
sebagai daerah otonom, diharapkan dapat meningkatkan
optimalisasi pemanfaatan potensi daerah untuk kepentingan
pembangunan daerah.
Beberapa pembangunan di Tangerang Selatan di pegang oleh
swasta yang sampai saat ini mampu menata kota dengan baik dan
memperhatikan aspek pelestarian lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan. Sebagian lainnya masih perlu pembenahan dan
keseriusan untuk dapat mengoptimalkan potensi daerah,
diharapkan seluruh penentu kebijakan dapat bijaksana
menentukan keputusan dalam merencanakan pembangunan agar tidak
lagi ada kecurangan yang akhirnya dapat menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan hidup.
Daftar Pustaka
Sumber: www.wikipedia.com/pembangunanberkelanjutan/html
www.wikipedia.com/profiltangerangselatan/html
36
www.tangsel.go.id
www.bps.go.id/tangerangselatan
www.kompas.com
www.blhd.com
www.republika.com
Sumber: Drs, Subandi, M.M. Ekonomi Pembangunan, 2012,
Jakarta, Alfa Beta.
37