Post on 27-Mar-2023
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER
2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
DISUSUN OLEH:
Petrus Dian Agus Nugroho
171224007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER
2020
SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
DISUSUN OLEH:
Petrus Dian Agus Nugroho
171224007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER
2020
SKRIPSI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh
Petrus Dian Agus Nugroho
171224007
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Setya Tri Nugraha, S.Pd, M.Pd,. Tanggal 19 Juli 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER
2020
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Petrus Dian Agus Nugroho
171224007
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Pada tanggal 26 Juli 2021
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. …………
Sekretaris : Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. …………
Anggota I : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. …………
Anggota II : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. …………
Anggota III : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. …………
Yogyakarta, 26 Juli 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.,
MOTTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia.
Andrea Hirata
HALAMAN MOTTO Setiap fase yang kamu jalani harus bisa mendatangkan pelajaran untuk naik ke
fase berikutnya.
Merry Riana
Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.
Albert Einstein
Tak Ada kenyamanan di hari tua, untuk orang-orang yang malas di masa muda
Bob Sadino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan tidak mengandung
unsur baik kata, kalimat, maupun paragraf yang memasukan dari bagian karya
orang lain, kecuali perujukan berupa pendapat ahli dan daftar pustaka sesuai dengan
teknik penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2021
Penulis
Petrus Dian Agus Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang berupa penelitian ini, saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, yang telah senantiasa memberikan kelancaran dalam
menyusun skripsi ini hingga selesai tanpa halangan sedikitpun.
Kedua orang tua saya, Suyana Yohanes Pemandi dan Maria Suparti
Kedua Adik Saya, Maria Diana Puspitas Sari dan Rosa Agustin Purnama Sari
Kepada Bruder Sarju yang selalu mendukung saya sepenuhnya dalam menempuh
pendidikan di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Teman seperjuangan saya, Elizabeth Yulinda Reni Susanti yang selalu
memberikan dukungan secara moral untuk menyemangati saya untuk selalu
pantang menyerah dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan serta
menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi.
Seluruh keluarga besar Simbah Darmopawiro dan Simbah Hadikastomo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Petrus Dian Agus Nugroho
Nomor Mahasiswa :171224007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM
TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER
2020
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda
tangan, gambar atau image yang ada dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin
pencari (search engine), misalnya google.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 26 Juli 2021
Yang menyatakan
Petrus Dian Agus Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Nugroho, Petrus Dian Agus. 2021. Penanda-Penanda Kohesi Dan Koherensi Dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD
Penelitian ini menganalisis mengenai penanda-penanda kohesi dan koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Terdapat rumusan masalah penelitian dilakukan, 1) Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, 2) Apa sajakah jenis penanda-penanda koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mendeskripkan kohesi dan koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.
Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data berupa tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –Desember 2020 dan data berupa kalimat dan paragraf. Proses pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Instrumen penelitian, peneliti membuat sendiri dan dibantu kartu data berkode. Teknik analisis yang digunakan menggunakan metode agih, dengan teknik bagi unsur langsung. Kemudian, teknik triangulasi menggunakan metode triangulasi ahli.
Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa, pertama peneliti menemukan kohesi gramatikal yang lebih doniman dibanding penanda yang lain pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020. Kohesi gramatikal yang ditemukan meliputi, referensi, subtitusi, ellipsis, dan konjungsi. Pada penanda kohesi leksikal, peneliti menemukan beberapa penanda meliputi, hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalen. Kedua peneliti menemukan koherensi berpenanda dan tak berpenanda dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Koherensi berpenanda meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas, koherensi aditif, dan koherensi kontras. Koherensi tak berpenanda yang ditemukan oleh peneliti hanya koherensi perincian.
Disarankan peneliti lain yang ingin meneliti mengenai kohesi dan koherensi, untuk meneliti bentuk wacana lain selain tajuk rencana. Hal ini untuk memperoleh variasi kemungkinan penemuan tentang penanda-penanda kohesi dan koherensi pada wacana lainnya.
Katakunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, koherensi berpenanda, koherensi tak berpenanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Nugroho, Petrus Dian Agus. 2021. Signs of Cohesion and Coherence in the editorial of the Jogja Tribune November-December 2020 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD
This study analyzes the cohesion markers and editorial coherence of Tribun Jogja editions November – December 2020. There are formulations of research problems carried out, 1) What are the types of cohesion markers for the editorial of Tribun Jogja November - December 2020 edition, 2) What are the types of markers of the editorial coherence of the Jogja Tribune November - December 2020 edition?. The purpose of this study is to describe the cohesion and coherence of the editorial of the Jogja Tribune November - December 2020 edition.
The type of research used is qualitative research. This research was conducted by taking data sources in the form of an editorial in the November-December 2020 edition of Tribun Jogja and data in the form of sentences and paragraphs. The process of collecting data using the method of observing with note-taking techniques. The research instrument, the researcher made his own and assisted with coded data cards. The analysis technique used is the agih method, with the technique for direct elements. Then, the triangulation technique uses the expert triangulation method.
Based on the results of the data analysis that has been presented, it can be concluded that, first, the researcher found grammatical cohesion that was more dominant than other markers in the editorial of the Tribun Jogja edition of November - December 2020. The grammatical cohesion found included references, substitutions, ellipsis, and conjunctions. In lexical cohesion markers, the researcher found several markers including, hyponyms, repetitions, synonyms, antonyms, and equivalents. The two researchers found marked and unmarked coherence in the editorial of Tribun Jogja edition of November – December 2020. Marked coherence includes, temporal or chronological coherence, intensity coherence, causality coherence, additive coherence, and contrast coherence. The unsigned coherence found by the researcher is only the granular coherence.
It is recommended that other researchers who want to research about cohesion and coherence, to examine other forms of discourse besides editorials. This is to obtain a variety of possible discoveries about markers of cohesion and coherence in other discourse.
Keywords: grammatical cohesion, lexical cohesion, marked coherence, unmarked coherence.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan bagi saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Maksud dan tujuan penyusunan penyusunan skripsi ini adalah sebagai pemenuhan
tugas akhir studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sanata
Dharma.
Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang
setulusnya kepada :
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyusun skripsi ini.
2. Rishe Purnama Dewi, S. Pd., M. Hum, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi.
3. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd,. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan banyak ilmu dan evaluasi terhadap saya, sehingga saya
mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
4. Danang Satria Nugroho, S.S., M.A. selaku selaku dosen Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah menjadi triangulator dalam
penelitian ini.
5. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan dukungan dan semangat saya sehingga saya mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membantu dalam
mengurus atau menuliskan mengenai yang berhubungan dengan keperluan
administrasi skripsi ini.
7. Untuk keluarga saya yaitu, orang tua saya, Suyana Yohanes Pemandi dan
Maria Suparti, adik saya Maria Diana Puspita Sari dan Rosa Agustin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Purnama Sari yang telah memberikan semangat kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Teman seperjuangan saya Elizabeth Yulinda Reni Susanti yang selalu
memberikan dukungan semangat dan membantu saya selama saya
mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi.
9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan satu persatu yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat kepada pembaca maupun peneliti
selanjutnya yang akan meneliti hal serupa dengan skripsi.
Yogyakarta, 26 Juli 2021
Penyusun,
Petrus Dian Agus Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.6 Batasan Istilah .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6
2.1 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 6
2.2 Kajian Teori ....................................................................................... 9
2.2.1 Kohesi ................................................................................................. 9
2.2.2 Koherensi .......................................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.3 Ragam Bahasa Jurnalistik ................................................................. 35
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 45
3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 45
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .................................................... 45
3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 46
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 46
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 47
3.6 Triangulasi ....................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 48
4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 48
4.1.1 Kohesi ............................................................................................... 49
4.1.2 Koherensi .......................................................................................... 49
4.2 Analisis Data .................................................................................... 50
4.2.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 50
4.2.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 82
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 87
4.3.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 87
4.3.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 ................................................................................................ 113
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 118
5.1 Simpulan ........................................................................................ 118
5.2 Saran .............................................................................................. 119
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 120
LAMPIRAN ......................................................................................................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 1 ............................................................................. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 7.1 Triangulasi Data 1 ............................................................................... 257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menyajikan tujuh subbab, yaitu (1) latar belakang, (2)
rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) batasan
istilah. Berikut uraian pada bab pendahuluan ini.
1.1 Latar Belakang
Penanda kohesi dan koherensi merupakan aspek kebahasaan yang penting
dalam sebuah paragraf. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri dari
bentuk (form) dan makna (meaning), hubungan antar bagian wacana dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi
(cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi
(coherence) (Baryadi 2002:17). Dari penjelasan tersebut kohesi dan koherensi
memililiki posisi yang penting dalam wacana. Dengan penerapan kohesi dan
koherensi yang baik dalam wacana, maka makna dan pertalian antar kalimat dan
paragraf akan jelas dan saling berkesinambungan.
Wacana yang utuh harus memenuhi syarat kohesi dan koherensi dalam
kalimat dan paragraf. Dengan memenuhi dua syarat tersebut maka dapat dikatakan,
wacana layak untuk dibaca oleh pembaca. Kesesuaian antara teks dan dunia nyata
dapat membantu menciptakan suatu kondisi untuk membentuk wacana yang utuh.
Maka dari itu, faktor lain seperti pengetahuan budaya juga membantu dalam
menciptakan koherensi teks (Rani, Arifin, dan Martutik 2006:88).
Setelah mengetahui bahwa menulis paragraf harus memperhatikan
penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam wacana yang perlu diketahui
selanjutnya yaitu cara membangun kohesi dan koherensi dalam paragraf. Yang
pertama adalah cara membangun kohesi dalam paragraf. Untuk membangun sebuah
kohesi dalam paragraf, yang perlu diketahui adalah kesinambungan antar kata dan
frasa dalam kalimat. Dengan kesinambungan sebuah kata atau frasa dalam kalimat,
maka dapat dikatakan kalimat tersebut sudah menerapkan aspek kohesi. Kemudian,
setelah mengetahui cara membangun kohesi selanjutnya adalah cara membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
koherensi. Untuk syarat ke tahap ini, penulis harus sudah membangun kohesi
dengan benar. Yang diperlukan dalam membangun koherensi yaitu kesamaan baik
informasi waktu, ruang maupun hal-hal yang mendukung topik dari paragraf
tersebut. Kemudian, informasi-informasi tersebut dimasukan dalam struktur
paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penyimpul yang di
hubungkan antar kalimat menggunakan konjungsi. Dengan demikian, kohesi dan
koherensi akan terbangun menjadi sebuah paragraf yang padu.
Seperti halnya teks-teks wacana lainnya, tajuk rencana juga memerlukan
penanda-penanda kohesi dan koherensi. Menurut Barus (2010:142) tajuk rencana
merupakan sikap atau pandangan surat kabar dan majalah terhadap suatu berita atau
peristiwa, kejadian, fakta, gagasan, dan opini yang berkembang di tengah
masyarakat. Dengan demikian, penggunaan kalimat dalam paragraf yang
menerapkan kohesi dan koherensi akan membuat sikap dan pandangan dalam tajuk
rencana, dipahami dengan baik oleh pembaca dengan baik. Dengan demikian,
tujuan penulis tajuk rencana baik itu untuk memberi saran, memberi solusi atas
sebuah fenomena, atau memberikan wawasan, akan memahami tajuk rencana
tersebut.
Dari penjelasan tersebut, peneliti menemukan permasalahan mengenai
kelengkapan, dan ketelitian dalam meneliti kohesi dan koherensi. Hal tersebut
tertera dalam penelitian Hidayat (2018), Kusmawati (2018), Fauzisah (2017), dan
Widiatmoko (2015). Pada penelitian Hidayat (2018) konjungsi yang digunakan
kurang lengkap. Kemudian, pada penelitian Kusmawati (2018) teori yang
digunakan kurang dielaborasi dengan ahli lain. Untuk penelitian Fauzisah (2017)
teori yang digunakan masih rancu dan menggunakan teori yang berbeda dengan
yang digunakan oleh peneliti.
Melihat masih terdapat kekurangan dalam penggunaan teori yang
digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti melengkapi teori-
teori yang sudah digunakan oleh peneliti terdahulu dengan teori yang digunakan
oleh peneliti secara terperinci dan terbaru. Peneliti memfokuskan penelitiannya
pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Hal ini karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tribun Jogja banyak dibaca dan cukup terkenal oleh kalayak umum di kawasan
Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk melengkapi penelitian yang sudah dilakukan
peneliti ingin mengetahui penggunaan penanda-penanda kohesi dan koherensi
dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Data diperoleh
dengan mengumpulkan surat kabar baik cetak maupun digital dalam kurun waktu
bulan November-Desember 2020. Hal ini dimaksudkan, agar data penelitian yang
diperoleh mencukupi dan menjadikan kesimpulan akhir atau hasil penelitian yang
berkualitas.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya, berkaitan dengan, jenis penanda-
penanda kohesi dan koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 sebagi
berikut:
1.2.1 Penggunaan penanda-penanda kohesi dalam tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November-Desember 2020.
1.2.2 Fungsi adanya kohesi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-
Desember 2020.
1.2.3 Penggunaan alat-alat koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi
November-Desember 2020.
1.2.4 Fungsi adanya koherensi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-
Desember 2020.
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah
bagaimana penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam Tajuk Rencana Tribun
Jogja edisi November-Desember 2020?
Berdasarkan rumusan masalah utama di atas, terdapat sub masalah sebagai
berikut.
1.3.1 Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi dalam Tajuk Rencana Tribun
Jogja edisi November-Desember 2020?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3.2 Apa sajakah jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana
Tribun Jogja edisi November-Desember 2020?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.4.1 Mendeskripsikan jenis penanda-penanda kohesi dalam Tajuk Rencana
Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.
1.4.2 Mendeskripsikan jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana
Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis, yaitu bagi guru dan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
1.5.1 Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk belajar
bahasa Indonesia terutama mengenai teori-teori kohesi dan koherensi secara
lebih lengkap dan muktahir sehingga dapat menjadikan pengenalan
mengenai konsep kohesi dan koherensi dapat dipahami.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai contoh mengenai
penerapan kohesi dan koherensi secara lengkap dan tepat pada saat
menganalisis sebuah wacana tertentu terutama tajuk rencana.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah wawasan mengenai
pentingnya penggunaan kohesi dan koherensi dalam menulis tajuk rencana.
Penulisan tajuk rencana sangat mewakili aspirasi suatu redaksi atas
fenomena yang ditanggapinya. Oleh sebab itu, penerapan kohesi dan
koherensi sangat berperan penting dalam keberhasilan tajuk rencana
dipahami oleh pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.6 Batasan Istilah
Peneliti sebaiknya memberikan batasan istilah sehingga beberapa
pengertian yang ada dalam penelitian ini tidak menimbulkan kekeliruan makna.
1. Kohesi
Konsep kohesi adalah semantik yang mengacu pada hubungan makna yang ada
di dalam teks, dan yang mendefinisikannya sebagai teks (Halliday dan Hassan
1976:4).
2. Kohesi gramatikal
Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian wacana
(Baryadi 2002:17).
3. Kohesi leksikal
Kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata) antara bagian-bagian
wacana (Baryadi 2002:18).
4. Koherensi
Koherensi merupakan keterkaitan semantik antara bagian-bagian wacana.
(Baryadi 2002:29)
5. Tajuk Rencana
Secara teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi berisi
aspirasi, pendapat, dan sikap resmi, media pers terhadap persoalan potensial,
fenomenal, aktual, dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat
(Sumadiria 2020:82).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab tinjauan pustaka ini di paparkan terdahulu yang relevan dan
kajian teori. Kajian teori berisi mengenai teori-teori yang mendukung pemecahan
masalah penelitian. Teori-teori tersebut yaitu teori analisis wacana, kekohesian,
kekoherensian, macam-macam penanda kekohesian dan kekoherensian serta kajian
teori tajuk rencana.
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian ini,
sekaligus menjadi pembeda dengan penelitian sekarang. Penelitian terdahulu
(Hidayat 2018; Kurniyati 2012; Kusumawati 2018; Oktarini 2012; Widiatmoko
2015) menjadi penelitian yang akan digunakan sebagai pembanding pada penelitian
ini.
Hidayat (2018) melakukan penelitian dengan judul Jenis Wacana, Kohesi,
dan Koherensi pada Fiksi Mini dalam Media Sosial Twitter. Penelitian tersebut
menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian dari penelitian Amry Nur
Hidayat yang dihasilkan pertama yaitu wacana monolog. Kemudian kohesi yang
digunakan pada Fiksi Mini tersebut yaitu kohesi kolokasi, kohesi penunjukan,
kohesi penggantian, kohesi pelepasan, kohesi hiponim, kohesi antonimi, dan kohesi
sinomini. Kemudian, selanjutnya yaitu koherensi yang ditemukan yaitu koherensi
logis, koherensi perian, koherensi kronologis, dan stimulus-respon.
Hubungan antara penelitian Hidayat (2018) dengan penelitian ini yaitu,
sama-sama meneliti kohesi dan koherensi. Yang membedakan dari penelitian milik
Hidayat dengan penelitian ini ialah, penelitian Hidayat menambahkan penelitian
untuk wacana sedangkan penelitian ini langsung ke tataran kohesi dan koherensi
karena berfokus pada bidang paragraf dan kalimat. Selain itu, yang baru dari
penelitian ini dari penelitian penelitian Hidayat adalah kajian teori disusun secara
terperinci, seperti kohesi dibagi dalam kohesi gramatikal dan kohesi leksikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
terutama pemaparan konjungsi. Kemudian, pembagian koherensi berpenanda dan
koherensi tak berpenanda.
Penelitian kedua yaitu penelitian dari Kusumawati (2018) yang berjudul
Jenis Penanda Kohesi dan Kekoherensian Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK
Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Dalam melakukan penelitian,
penelitian Kusmawati menggunakan metode deskriptif. Dari penelitian Kusmawati
dihasil penelitian yaitu kohesi gramatikal yang meliputi referensi, subtitusi, elipsi,
dan konjungsi dan kohesi leksikal yang terdiri dari penanda hiponim, repetisi,
sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Koherensi yang digunakan meliputi penanda
hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi.
Yang menjadi kesamaan dari penelitian Kusmawati dengan penelitian ini
yaitu sama-sama meneliti kohesi dan koherensi. Perbedaan dan kebaharuan dari
penelitian ini dengan penelitian Kusmawati terletak pada penggunaan metode
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu dengan teknik simak catat. Sedangkan pada penelitian Dania Kusmawati
menggunakan teknik penugasan.
Penelitian ketiga yaitu penelitian Widiatmoko (2015) melakukan penelitian
dengan judul Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di
Majalah Online Detik. Peneliti melakukan penelitian pada majalah online detik.
Peneliti menggunakan metode simak dalam melakukan penelitian. Penelitian yang
dilakukan menghasilkan kohesi dan koherensi yang digunakan pada majalah online
detik yaitu, kohesi leksikal (pengulangan, sinomini, hiponimi, kolokasi dan
ekuivalensi) dan kohesi gramatikal (pengacuan, subtitusi, pelesapan, konjungsi,
inversi, dan pemasifan kalimat). Koherensi yang digunakan pada majalah online
detik edisi September-Oktober 2014 yaitu meliputi, 1) hubungan perbandingan, 2)
hubungan kelonggaran-hasil, 3) hubungan akibat-sebab, 4) hubungan sebab-akibat,
5) hubungan makna alasan (argumentatif), dan 6) hubungan latar -simpulan.
Hubungan antara penelitian Widiatmoko dengan penelitian ini yaitu, sama-
sama menganalisis kohesi dan koherensi. Yang membedakan adalah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Wisnu Widiatmo mencantumkan teori wacana, sedangkan penelitian ini langsung
ke kohesi, koherensi, ragam bahasa jurnalistik, serta tajuk rencana. Selain itu, teori
kohesi dan koherensi menggunakan teori Tarigan serta Brown dan Yule, sedangkan
penelitian ini menggunakan teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori
yang lain dan terbaru.
Penelitian keempat yaitu penelitian dari Fauzisah (2017) yang berjudul
Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Menulis Terpimpin Siswa Kelas III di
Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk. Teori kohesi yang
digunakan Halliday dan Hasan meliputi, referenve (referensi), substitution
(subtitusi), ellypsi (elipsis), dan conjuction (konjungsi). Kemudian, kohesi leksikal
yang digunakan meliputi, reiteration (reiterasi), dan colloctaion (kolokasi). Lalu
teori koherensi yang digunakan adalah teori Ramlan meliputi, hubungan
penambahan, hubungan perturutan, hubungan perlawanan, hubungan
lebih/penekanan, hubungan sebab-akibat, hubungan waktu, hubungan syarat,
hubungan cara, hubungan kegunaan, hubungan penjelasan, hubungan penyimpulan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fauzisah menggunakan metode
kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan berupa perencanaan keterampilan,
perencanaan pembelajaran, penggunaan kohesi dan koherensi dalam Menulis
Terpimpin Siswa Kelas III di MI Thoriqul Huda Nganjuk.
Perbedaan dari penelitian Fauzisah (2017) dengan penelitian yang diteliti
oleh peneliti adalah terletak pada teori yang digunakan. Teori yang digunakan oleh
Fauzisah adalah teori milik Ramlan. Sedangkan teori kohesi dan koherensi yang
digunakan oleh peneliti dari teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori
yang lain dan terbaru.
Penelitian kelima yaitu penelitian Kurniyati (2012) yang berjudul Analisis
Kesalahan Kohesi dan Koherensi Paragraf pada Karangan Siswa Kelas X SMA
Negeri 3 Temanggung. Dalam meneliti Diah Dwi Kurniyati menggunakan metode
kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan, dihasilkan yaitu bentuk kesalahan kohesi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dan koherensi serta penyebab terjadinya kesalahan kohesi dan koherensi pada
karangan siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.
Hubungan penelitian Kurniyati dengan penelitian ini yang itu sama-sama
meneliti kohesi dan koherensi penelitian. Yang membedakan penelitian Kurniyati
dengan penelian ini yaitu penelitian ini menitik beratkan pada kesalahan dalam
penggunaan kohesi dan koherensi dengan menambahkan pada kajian teori
mengenai kesalahan penggunaan kohesi dan kesalahan koherensi. Selain itu,
penelitian Kurniyati menggunakan teori Halliday dan Hasan saja sedangkan
penelitian ini menggunakan teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori
yang lain dan terbaru.
2.2 Kajian Teori
Penelitian ini menggunakan beberapa teori sebagai dasar dalam mecapai
tujuan penelitian. Teori-teori yang tersusun yaitu, 1) kohesi, 2) koherensi, 3)
perbedaan kohesi dan koherensi, dan 4) tajuk rencana.
2.2.1 Kohesi
Adapun pengertian kohesi menurut Halliday dan Hasan dalam bukunya
berjudul Cohession ind English (1976:4) yang berbunyi: The concept of cohesion
is a semantic one; it refers to relations of meaning that exist within the text, and
that define it as a text. Yang artinya konsep kohesi adalah semantik yang mengacu
pada hubungan makna yang ada di dalam teks, dan yang mendefinisikannya sebagai
teks. Sebuah wacana harus memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Kohesi
merupakan unsur awal yang harus ada dalam wacana. Kohesi merupakan unsur
semantik yang juga sangat penting dalam pembentuk teks. Kohesi dalam wacana
diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan
sintaktikal (Mulyana 2005:26). Hasan Alwi, dkk (2010:440) menambahkan kohesi
merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yqang dinyatakan secara eksplisit
oleh unsur-unsur gramatikal dan semantic dalam kalimat-kalimat yang membentuk
wacana. Maka dari itu, makna gramatikal dan leksikal perlu diwujudkan dalam
membentuk suatu teks. Kohesi merupakan keterikatan dan hubungan satu sama lain
dalam teks. Kohesi merupakan organisasi sintaksis, merupakan wadah kalimat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan (Tarigan,
2009:93). Alasan peneliti menggunakan teori Halliday dan Hasan sebagai landasan
dalam penelitian, ialah teori banyak digunakan oleh peneliti lain dan memiliki
penjelasan yang cukup lengkap.
Menurut Halliday dan Hassan (1976:6) membedakan kohesi menjadi dua
jenis, yaitu, 1) grammatical cohesion (kohesi gramatikal), dan lexical cohesion
(kohesi leksikal).
2.2.1.1 Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian wacana
(Baryadi 2002:17). Sumarlam (2009:216) juga menyebutkan bahwa, Kepaduan
sebuah wacana ditentukan oleh hadir atau tidaknya alat-alat pembentuk jaringan
teks. Alat-alat pembentuk jaringan teks diantaranya, 1) referensi, 2) subtitusi, 3)
ellipsis, 4) ellipsis, dan 5) kohesi leksikal.
1. Referensi
Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang
berupa satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Dalam
referensi ada dua jenis yaitu Perunjukan Eksoforik dan Perunjukan Endoforik (M,
1993:12). Halliday dan Hasan (1976:33) juga menyebutkan “This are referring to
as exophora, or exophoric reference; and we could contrast it with endophoric as
a general name for reference within the tect. Ia menjelaskan bahwa ini (referensi)
kita sebut sebagai exophora, atau referensi exophoric; dan kita dapat
membedakannya dengan endoforik sebagai nama umum untuk referensi dalam teks.
Adapun disebutkan dalam Sumarlam (2009:23) bahwa apakah acuan itu berada di
di dalam atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis: (1)
pengacuan endofora apabila acuannya (satuan lingual yang diacu) berada atau
terdapat di dalam teks wacana itu, dan (2) pengacuan eksofora apabila acuannya
berada atau terdapat di luar teks wacana.
a) Perunjukan Eksoforik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Perunjukan eksoforik merupakan salah satu jenis referensi yang berada
di luar teks. Jika ingin memahami dengan teks yang akan kita baca, maka kita
harus mencari rujukan dari luar teks tersebut. Referensi terhadap yang ada di
luar teks (Suhardi, 2013:101). Perujukan eksoforik ini digunakan untuk
merujuk kepada hal-hal yang mempunyai kaitan dengan situasi yang
berkembang di depan penutur ataupun pendengar yang menerima pesan
ataupun informasi yang telah disampaikan kepadanya (Aliah, 2014:55). Oleh
sebab itu, sering kali perlu memahami dengan baik mengenai konteks teks
bacaan atau wacana yang disajikan agar pembaca mengetahui referensi
eksoforiknya. Dapat disimpulkan, perujukan eksoforik adalah perujukan yang
menerangkan di luar teks.
b) Perunjukan Endoforik
Referensi endofora yaitu referensi kepada sesuatu (antesenden) yang
berada di dalam teks (Rani et al. 2006:99). Perunjukan endoforik ini merunjuk
hanya kepada teks, yaitu semata-mata hanya kepada teks (Halliday & Hassan,
1976:9). Jadi kesimpulannya, perujukan Endoforik adalah perujukan yang ada
dalam teks itu sendiri.
Referensi secara endoforik dapat dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu,
1) anaforik, jika mengacu pada unsur di sebelah kiri (sebelumnya); dan 2)
kataforik, jika mengacu pada unsur di sebalah kanan teks (sesudahnya)
(Sumarlam 2009:216). Adapun baik perunjukan yang bersifat anaforik maupun
kataforik dibagi menjadi tiga bagian yaitu pronomina persona, pronomina
penunjuk, dan pronomina komparatif.
Pronomina yang bersungsi sebagai alat kohesi adalah pronominal
persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga, baik tunggal maupun
jamak, baik anafora maupun katafora (Rani et al. 2006:100). Pronomina
persona yang mengacu orang misalnya, saya, aku, kami, ia, beliau. Pronomina
persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronominal persona pertama),
mengacu pada orang yang diajak bicarakan (pronominal persona kedua), atau
mengacu pada orang yang dibicarakan (pronominal persona ketiga) (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:256). Persona pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seperti saya, aku jika persona tunggal dan kami, kita jika persona jamak.
Persona kedua seperti kamu, engkau, anda jika persona tunggal dan kalian,
kamu sekalian jika persona jamak. Yang terakhir adalah persona ketiga.
Contoh:
Firdaus, kamu harus mandi.
Saudara-saudara, kita harus segera menyelesaikan tugas. (Rani et al.
2006:100)
Pada kata kamu dan kita mengacu pada kata Firdaus dan Saudara-
saudara. Kedua pronomina tersebut bersifat anafora karena antesenden atau
yang diacu berada sebelum pronominal tersebut diuraikan.
Contoh:
Kamu sekarang harus pergi! Ayo, Cici cepatlah!
Berilah mereka gula-gula! Anak-anak kecil itu. (Rani et al. 2006:101)
Pada kata kamu dan mereka mengacu pada kata Cici dan Anak-anak.
Kedua pronomina tersebut bersifat katafora karena antesenden atau yang diacu
berada sesudah pronominal tersebut diuraikan.
Adapun pronomina baik anafora maupun katafora bersifat insani dan non
sinsani. Insani artinya acuan berupa manusia, sedangkan noninsani merupakan
acuan berupa selain manusia. Selain itu, ada juga pronomina yang memiliki
hubungan posesif yaitu posesif terasingkan dan tak terasingkan. Hubungan
posesif terasingkan yaitu sesuatu yang tidak melekat satu dengan lain
contohnya kata Dian dengan bukunya, sedangkan posesif tak terasingkan
adalah hubungan sesuatu dengan yang lain contohnya, kata Dewi dengan kata
kulitnya.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dengan kecepatan luar biasanya, truk itu melaju kea rah utara. Ketika
hendak menyalip sebuah bus yang sarat dengan penumpang. Bannya
meletus. Akhirnya, truk itu terguling ke kanan jalan. (Rani et al. 2006:102)
Pada kata pronomina–nya yang melekat pada kata ban memiliki
hubungan relasi dengan kata truk dan mengacu pada kata ban yang bersifat
anaforis karena kata ban berada pada kalimat sebelum pronomina –nya. Relasi
posesif pada kata –nya bersifat tak terasingkan karena ban selalu melekat pada
truk.
Pronomina demonstratif adalah kata deiktis yang dimakai untuk
menunjukan (menggantikan) nomina (Rani et al. 2006:102). Referensi
demonstratif adalah kata ganti penunjuk: ini, itu, di sana, di situ (Mulyana
2005:18). Adapun dilihat dari segi bentuk, pronomina demonstratif dibagi
menjadi empat yaitu, 1) pronomina tunggal seperti kata ini dan itu, 2)
pronomina demonstratif turunan seperti kata berikut dan sekian, 3) pronomina
demonstratif gabungan seperti kata di sini, di situ, di sana, di sana sini, yang
terakhir, 4) pronomina demonstratif reduplikasi seperti contoh begitu-begitu
Adapun pronomina demonstratif yang memiliki komponen penunjuk jauh
seperti itu dan penunjuk dekat seperti ini. Adapun pronomina menurut waktu
(temporal) menurut Sumarlam (2009:25–26) bahwa pronomina demonstratif
waktu ada yang mengacu pada waktu kini (skini dan sekarang), lampau
(seperti kemarin dan dulu), akan datang (seperti besuk dan yang akan datang),
dan waktu netral (seperti pagi dan siang).
Contohnya:
Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. Sepeda motor inilah teman
setiaku dalam segala mxusim dan cuaca (Rani et al. 2006:102).
Pada kata ini yang pertama mengacu pada kata sepeda motor dengan cara
katafora karena kata yang diacu yaitu sepeda motor berada setelah kata ini.
Kata ini yang kedua mengacu pada sepeda motor secara anaphora karena
mengacu (antesenden) sepeda motor berada sebelum kata ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pronomina komparatif adalah deiktis yang menjadi bandingan bagi
antesedennya (Rani et al. 2006:104). Referensi komoparatif adalah
penggunaan kata yang bernuansa perbandingan (Mulyana 2005:18). Misalnya:
seperti, persis, segitu, selain, berbeda, bagaikan, sama, identik, serupa, dan
sebagainya.
Contoh:
Sudah dua tahun, Ali ditinggal mati Sumiati. Sekarang, dia mendapat
pacara baru. Mirip benar wajahnya, dengan Sumiati, gadis yang pernah
dicintainya itu (Rani et al. 2006:104).
Kata mirip pada contoh tersebut mengacu pada kutipan yang berbunyi
Sumiati, gadis yang pernah dicintainya secara katafora karena anteseden
berada setelah kata mirip.
Contoh:
Saya prihatin melihat tingkah laku mabuk-mabukan narboba anak-anak
sekarang ini. Dulu, ketika saya masih muda, saya tak pernah melakukan
yang demikian (Rani et al. 2006:104).
Pronomina yang demikian mengacu ateseden melihat tingkah laku
mabuk-mabukan narboba secara anafora karena berada sebelum kata
pronomina komparatif yang demikian.
1) Referensi Anaforis
Referensi anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjukan
konstituen di sebelah kiri (Baryadi, 2002: 18). Referensi anaforis menunjuk
pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Referensi anaforis ditandai
dengan beberapa kata yaitu itu, ini, begini, begitu, tersebut, di atas, demikian.
Jadi kesimpulannya referensi anaforis adalah perujukan yang ada sebelum
penganjur.
Contoh:
Dani mengikuti kelas basket. Tetapi ia tidak mengikuti kembali saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kalimat tersebut berkohesi dengan penanda anaforis. Hal tersebut karena,
kata ia kalimat kedua, mengacu pada Dani di kalimat pertama.
2) Referensi Kataforis
Referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu kepada
konstiuan yang disebelah kanan (Baryadi, 2002:19). Dari penjelasan tersebut,
dapat diartikan bahwa sebuah referen hadir dengan diikuti oleh yang diacu dari
referen tersebut. Jadi kesimpulannya, perujukan kataforis berada di depan atau
setelah pengajur.
Contoh:
Berdasarkan penelitian dan pembahasan. Maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a) Pupuk menjadi bagian penting dalam pertanian.
b) Pemeliharaan tanaman tergantung banyak faktor. (Mulyana,
2005:27)
2. Subtitusi
Subtitusi adalah proses dan hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain
dalam satuan yang lebih besar. Adapun Halliday dan Hasan (1976:88–89)
mengatakan “Subtitution is replacement of thing concerning linguistic such as
among the words or pharses with another thing”. Ia menjelaskan bahwa subtitusi
adalah penggantian hal-hal yang menyangkut kebahasaan seperti di antara kata-kata
atau frasa dalam hal lain. Proses subtitusi lebih dihubungkan dengan penggunaan
kata dan makna pada teks. Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil
penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar.
Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan
struktur tertentu (Harimurti, 1978:100). Dapat disimpulkan bahwa subtitusi adalah
proses penggantian sebuah unsur dengan unsur lain yang lebih besar untuk pembeda
dalam menerangkan unsur tertentu.
Adapun menurut Halliday dan Hasan (1976:91) membagi subtitusi menjadi
subtitusi nomina, subtitusi verbal, dan subtitusi klausal. Penggantian ini juga ada
penggantian nomina, penggantian verba, dan penggantian klausa (Aliah, 2014:57).
Demikian juga, yang disampaikan Sumarlam (2009:28) bahwa, dilihat dari segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
satuan lingualnya, substitusi dapat dibedakan menjadi subtitusi nominal, verbal,
frasal, dan klausal.
Contoh:
Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan meninggal
dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari. (Tribun Jogja, 14
Desember 2020)
Kalimat tersebut berkohesi dengan penanda subtitusi. Penggantian klausa kita
kembali mendengar kabar duka pada kata sebelumnya diganti kata ini. Penggantian
tersebut termasuk dalam subtitusi klausal karena mengganti unsur klausa dengan
kata ini di depannya.
3. Elipsis
Penghilangan merupakan salah satu penanda dalam kohesi dalam analisis
wacana. Menurut Halliday dan Hasan (1976:146) elipsis merupakan sesuatu yang
dilesapkan dan tidak disebutkan. Penggunaan ellipsis terlihat jika menemukan salah
satu kata yang dihilangkan salah satu unsur kebahasaan yang sebenarnya ada. Hal
tersebut dilakukan, untuk mencapai kepraktisan dalam menulis, sehingga lebih
singkat dan padat.
Contoh:
Kentang dikukus sampai matang, lalu … dikupas kemudian … dihaluskan.
Setelah … halus, kentang dicampurkan susu, pala, lada, keju parut, garam. …
Dimasak di atas api kecil sampai agak kering (Baryadi 2002).
Kalimat tersebut, berkohesi dengan penanda ellipsis. Hal tersebut ditandai
dengan konstituen … yang bereferensi sama dengan kata kentang pada kalimat
pertama. Pada konstituen … pada kalimat kedua sama dengan tindakan yang
dilakukan pada kalimat pertama. Konstituen … pada kalimat ketiga sama dengan
tindakan yang dilakukan pada kalimat pertama dan kedua.
4. Konjungsi
Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan (Mulyana
2005:29). Konjungsi adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan
frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan seterusnya (Harimurti,
1978:105). Konjungsi berfungsi untuk merangkaikan atau mengikat beberapa
proposisi dalam wacana agar perpindahan ide dalam wacana itu terasa lembut (Rani
et al. 2006:107).
Berikut beberapa macam konjungsi menurut Alwi, dkk (2010:410–26).
a. Konjungsi Koordinasi
Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing
mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun tiga
macam konjungsi koordinasi yaitu, a) hubungan penjumlahan, b) hubungan
perlawanan, dan c) hubungan pemilihan.
a) Hubungan penjumlahan/penambahan (adservatif)
Hubungan penjumlahan ialah hubungan yang menyatakan penjumlahan
atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa atau proses (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:410). Hubungan penjumlahan ditandai
dengan adanya koordinator dan, serta, atau baik... maupun.
Contoh:
“Protokol kesehatan mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan pakai
sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan masih menjadi vaksin
paling ampuh saat ini.” (Tribun Jogja, 02 Desember 2020)
b) Hubungan perlawanan (adversatif)
Hubungan perlawanan ialah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang
dinyatakan dalam klausa pertama perlawanan, atau tidak sama, dengan apa
yang dinyatakan dalam klausa kedua (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,
Hans Lapoliwa 2010:412). Yang menandai adanya hubungan berlawanan pada
buah kalimat atau paragraf yaitu terdapat koordinator tetapi melainkan, dan
namun.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Namun apapun itu, ayah adalah tetap ayah. Sesulit apapun kondisinya, ia
akan tetap berjuang. Meski otot tak sekuat dulu, meski tulang mengeropos,
meski kulit mengeriput, ayah tak pernah lupa dan tak pernah kehilangan
semangat menafkahi keluarga. Banyak sudah cerita ayah seorang tukang
becak, ayah seorang kuli bangunan, ayah seorang pemulung yang sukses
menjadikan anaknya sarjana lewat perasan keringatnya. (Tribun Jogja, 12
November 2020)
c) Hubungan pemilihan
Hubungan pemilihan ialah hubungan yang menyatakan pilihan diantara dua
kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang
dihubungkan(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:414). Hubungan pilihan biasanya hadir dalam komunikasi antar
masyarakat. Dalam penggunaan bahasa Indonesia kemungkinan untuk memilih
sesuatu seperti peristiwa, barang-barang, keadaan, dan hal-hal dapat dijumpai
dalam pemakaian secara tertulis (Rani et al. 2006:112). Hubungan pemilihan
terjadi jika terdapat koordinator atau.
Contoh:
Lulusan IPA merasa lebih tinggi daripada lulusan IPS. Atau lebih sedih
lagi, seorang ilmuwan memandang rendah kepada pengetahuan lain (Rani
et al. 2006:112).
b. Konjungsi Subordinasi
Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti
kalimat majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398).
1) Hubungan waktu
Klausa subordinatif ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,
Hans Lapoliwa 2010:415). Adapun hubungan waktu dibagi menjadi di empat
macam yaitu a) hubungan waktu batas permulaan, b) hubungan waktu
bersamaan, c) hubungan waktu berurutan, dan d) hubungan waktu batas akhir.
a. Hubungan batas waktu permulaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Untuk menentukan hubungan batas waktu permulaan digunakan
subordinator seperti sejak dan sedari.
Contoh:
Total kasus sejak pasien diumumkan kali pertama pada 2 Maret lalu
sebanyak 474.455 orang. (Tribun Jogja, 18 November 2020)
b. Hubungan waktu bersamaan
Hubungan waktu bersamaan menunjukkan bahwa peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan dalam klausa utama dan klausa subordinatif terjadi pada
waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan(Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:416). Subordinator yang digunakan untuk
hubungan waktu bersamaan yaitu sewaktu, ketika, seraya, sambil, sementara,
tatkala, dan selama.
Contoh:
Beberapa orang beriring-iringan melewati depan rumah kami sementara
hujan turun lebat di malam hari yang sepi dan pekat itu (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:416).
c. Hubungan waktu berurutan
Hubungan waktu berurutan menunjukkan bahwa yang dinyatakan dalam
klausa utama lebih dahulu atau lebih kemudian daripada yang dinyatakan
dalam klausa subordinatif (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:417). Subordinator yang diterapkan pada hubungan ini yaitu,
sebelum, setelah, sesudah, sesuai, begitu, dan sehabis.
Contoh:
Seusai melantik para menteri, Presiden menghadiri makan siang bersama
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).
d. Hubungan waktu batas akhir
Hubungan waktu batas akhir dipakai untuk menyatakan ujung suatu proses
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).
Subordinator yang digunakan adalah sampai dan hingga.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gotong royong itu berjalan dengan lancar sampai kami menyelesaikan
sekolah (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).
2) Hubungan syarat
Hubungan syarat terdapat dalam kalimat yang kausal subordinatif nya
menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417). Konjungsi ini
digunakan untuk menyatakan hubungan syarat atau prediksi kedepannya antar
satuan bahasa yang di gunakan dalam wacana. Subordinator yang digunakan
pada hubungan ini yaitu jika(lau), kalau, dan asal(kan). Subordinator kalau,
(apa)bila, dan bilamana dipakai jika bertalian dengan waktu.
Contoh:
Anda boleh makan makanan yang mengandung lemak asalkan anda
mengetahui batas jumlah lemak yang tidak akan mengganggu kesehatan
anda (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).
3) Hubungan pengandaian
Hubungan pengandaian terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa
subordinatif nya menyatakan andaian terlaksananya apa yang dinyatakan
dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:418). Subordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu seandainya,
andaikata, andaikan, dan sekiranya.
Contoh:
Seandainya para anggota kelompok menerima norma itu, selesailah
seluruh permasalahan (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:418).
4) Hubungan tujuan
Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya
menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa
utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418).
Koordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu agar, supaya, untuk, dan
biar. Pada subordinator biar hanya digunakan pada bahasa yang tidak formal.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Saya sengaja tinggal di kota kecil agar dapat mengetahui kehidupan di sana
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418).
5) Hubungan konsesif
Hubungan konsesif terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa
subordinatif nya mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang
dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:419). Konjungsi ini memberikan penekanan agar pernyataan
klausa utama tidak bisa diganggu-gugat atau dirubah.Koordinator yang
digunakan yaitu walau (pun), meski (pun), sekali(pun), biar(pun),
kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun dan biarpun.
Contoh:
Perjuangan berjalan terus kendatipun musuh telah menduduki hampir
semua kota besar (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:419).
6) Hubungan pembandingan
Hubungan pembandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa
subordinatif nya menyatakan perbandingan, kemiripan, atau referensi antara
apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan yang dinyatakan pada klausa
subordinatif itu (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:419). Kemiripan sebuah pernyataan atau informasi merupakan hal yang
lazim. Oleh sebab itu, pada ranah bahasa kesamaan, atau kemiripan tersebut
dihubungan dengan konjungsi subordinasi hubungan
pembandingan.Subordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu seperti,
bagaikan, laksana, ibarat sebagaimana, daripada, dan alih-alih.
Contoh:
Pengantin itu sangat anggun. Seperti dewa-dewi dari kayangan (Mulyana
2005:33).
7) Hubungan penyebapan
Hubungan penyebaban terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya
menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa
utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Koordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu sebab, karena, akibat,
dan oleh karena.
Contoh:
Pusat Penelitian Kependudukan terpaksa menangguhkan beberapa rencana
penelitian sebab belum ada tenaga pelaksana yang siap (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).
8) Hubungan hasil
Hubungan hasil terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif
nya menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa
utama(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420). Pada
konjungsi subordinasi hasil diterapkan jika pada klausa sebelumnya terjadi
sesuatu atau manyatakan sesuatu yang kemudian menghasilkan sesuatu.
Subordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu sehingga,
sampai(sampai), dan maka.
Contoh:
Perselisihan antara ayah dan ibunya makin memuncak sehingga praktis
tidak ada kerukunan dalam keluarga (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).
9) Hubungan cara
Hubungan cara terdapat dalam kalimat yang subordinatif yang menyatakan
cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi digunakan
untuk menyatakan hubungan sebuah cara atau tindakan. Subordinator yang
digunakan dalam hubungan ini yaitu dengan, dan tanpa.
Contoh:
Pencarian intan bekerja tanpa menghiraukan bahaya di sekelilingnya
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).
10) Hubungan alat
Hubungan alat terdapat pada kalimat yang rasa subordinatif nya menyatakan
alat yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyatakan hubungan sebuah alat atau benda yang akan digunakan.
Subordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu dengan, dan tanpa.
Contoh:
Dia menangkap ikan dengan mempergunakan kail (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).
11) Hubungan komplementasi
Dalam hubungan komplementasi, klausa subordinatif melengkapi apa yang
dinyatakan oleh verba utama atau oleh nomina subjek, baik yang dinyatakan
maupun tidak (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:421). Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan penjelasan atau
perincian dari klausa sebelumnya. Subordinator yang digunakan pada
hubungan ini yaitu bahwa.
Contoh:
Pendidikan sistem Eropa mengajarkan kepada para sastrawan bahwa
dunia sastra tidak harus sepenuhnya ditautkan pada dunia keagamaan
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).
12) Hubungan atributif
Hubungan atributif ditandai oleh subordinator yang. Hubungan atributif ini
biasanya hadir pada subordinator yang yang menghubungan anatara kata atau
klausa utama dengan kata atau klausa selanjutnya.Adapun dua macam
hubungan atributif yaitu, 1) hubungan atributif restritif, dan 2) hubungan
atributif tak terestriktif.
a) Hubungan atributif restriktif
Hubungan atributif ini biasanya hadir pada subordinator yang yang
mewatasi makna dari nomina yang diterangkan. Oleh sebab itu, klausa yang
menerangkan nomina tersebut menurapak bagian dari nomina. Biasanya
hubungan seperti ini tidak dibubuhi tanda koma setelah nomina dan setelah
klausa agar memberikan makna bahwa nomina yang dimaksudkan ada
beberapa atau lebih dari satu.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pemegang gelar MBA yang kuliah hanya enam bulan harus menankalkan
gelarnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:423).
b) Hubungan atributif tak restriktif
Berbeda dengan hubungan atributif restriktif. Pada hubungan atributif tak
restriktif subordinator yang tidak mewatasi nomina dan klausa subordinasi
hanya memberikan informasi tambahan pada nomina yang dijelaskan. Hal
tersebut dilakukan dengan mencantumkan tanda koma pada sebelum dan
sesudah klausa subordinasi.
Contoh:
Polisi lalu lintas, yang bertugas mengatur jalan, malah pergi kalu hujan
turun (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424).
13) Hubungan perbandingan
Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang
klausa subordinatif dan klausa utamanya mempunyai unsur yang sama yang
arahnya sama (ekuatif) atau berbeda (komparatif) (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424). Hubungan perbandingan dibagi
menjadi dua macam yaitu a) hubungan ekuatif dan b) hubungkan komparatif.
a) Hubungan ekuatif
Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif dan
klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hubungan ini ditandai dengan
adanya subordinatif sama dengan atau bentuk se-.
Contoh:
Gaji istrinya sebesar gaji saya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:425)
b) Hubungan komparatif
Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif
dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Contoh yang digunakan
untuk menyatakan hubungan komparatif adalah lebih/kurang, dari (pada).
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dia lebih cepat mengetik dengan komputer daripada dengan mesin tik
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425)
14) Hubungan optative
Hubungan optatif terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang klausa
utamanya menyatakan harapan agar apa yang dinyatakan dalam klausa
subordinatif dan dapat terjadi (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:426). Hubungan optative terjadi apabila ada ide atau proposisi
yang mengandung suatu harapan atau doa (Rani et al. 2006:123). Subordinator
yang digunakan pada hubungan ini yaitu semoga atau moga-moga, dan mudah-
mudahan.
2.2.1.2 Kohesi Leksikal
Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata)
antara bagian-bagian wacana. Menurut (Mulyana, 2005:29) kohesi leksikal atau
perpaduan leksikal adalah hubunagn leksikal antara bagian-bagian wacana untuk
mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Kohesi ini berupa kata atau frasa
bebas yang mampu mempertahanlan hubungan kohesif dengan kalimat yang
mendahului atau yang mengikuti (Rani et al., 2006:129).
Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara
bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif.
Unsur kohesi leksikal terdiri dari sinonim (persamaan), antonym (lawan kata),
hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), kolokasi (sanding
kata), dan ekivalensi. Tujuan aspek-aspek leksikal itu diantaranya adalah untuk
mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan
bahasa lainnya (Mulyana, 2005:29).
Berikut ini penjelasan unsur-unsur kohesi leksikal di atas.
1. Hiponim
Hiponim adalah kohesi leksikal berupa relasi makna leksikal yang bersifat
hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002:26). Dapat dikatakan bahwa hiponim adalah hubungan kata baik, golongan
maupun keluarga kata tertentu dari mulai umum hingga yang lebih spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Contoh
Pemuda itu tidak pernah membeli bunga untuk kekasihnya kecuali mawar
pada hari ulang tahunnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:445).
Dari contoh di atas yang menjadi hipernimnya adalah bunga. Sedangkan yang
menjadi hiponimnya yaitu mawar.
2. Repetisi
Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan
konstituen yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Menurut (Rani et al.,
2006:130) bahwa repetisi digunakan untuk mempertahankan hubungan
antarkalimat dengan cara mengulang kata atau bagian tertentu dalam sebuah
wacana.
Contoh:
Sebagai seorang beriman, berdoalah selagi ada kesempatan, selagi diberi
kesehatan, dan selagi diberi umur panjang. Berdoa wajob bagi manusia.
Kalimat tersebut memiliki penanda repetisi. hal tersebut, dikarenakan
terjadinya pengulangan kata selagi pada kalimat pertama dan kalimat selanjutnya.
3. Kolokasi
Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang
berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,
2002:28). Halliday dan Hasan (1976:287) pun menyampaikan bahwa kolokasi
disebabkan oleh kedua kata atau lebih sering muncul bersamaan dalam suatu
konstruksi bahasa atau konteks wacana yang sama. Kemudian menurut (Rani et al.,
2006:133) bahwa kolokasi adalah suatu hal yang selalu berdekatan atau
berdampingan dengan yang lain, biasanya diasosiasikan sebagai satu kesatuan.
Dapat disimpulkan kolokasi adalah hubungan kata yang dimana, dalam memahami
sebuah kata harus mengetahui konteksnya.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sifat terbuka atau demokratis dari Pancasila sebagai ideologi pertama-tama
dapat kita lihat dari proses kelahirannya. Sebagaimana diketahui rumusan
rumusan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideology dan konstitusi bersama
lahir melalui proses musyawarah mufakat yang bersuasana terbuka dan
demokratis (Rani et al. 2006:133–34).
Pada kata pancasila dan UUD 1945 merupakan hubungan kolokasi. Hal
tersebut dikarenakan, kedua hal tersebut selalu ada dan memiliki hubungan satu
sama lain. Kedua kata tersebut hanya bisa dipasangkan dengan kata tertentu saja.
4. Sinonimi
Manurut Halliday dan Hasan (1976:278) sinonim dapat diartikan sebagai nama
lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih
sama dengan ungkapan lain. Sinonim berfungsi menjalin hubungan makna yang
sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana
(Sumarlam 2009:39). Sinonim merupakan persamaan kata, maksudnya yaitu
memiliki makna yang sama atau mirip dengan kata lain, sehingga dapat saling
digantikan.
Yang membedakan subtitusi dengan sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi
menggantikan unsur kebahasaan tertentu pada subtitusi bertujuan sebagai pembeda
atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk menjalin
hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Dengan ini,
disimpulkan bahwa sinonim adalah persamaan kata yang bermakna sama dalam
sebuah paragraf atau wacana.
Adapun Sumarlam (2009:39–40) yang membedakan menjadi 5 macam:
a. Sinonim morfem (bebas) dengan morfem (terikat)
Sinonim ini terjadi pada morfem yang bersifat bebas dengan morfem yang
bersifat terikat.
Contoh:
a) Aku mohon kau mengerti perasaanku.
b) Kamu boleh bermain sesuka hatimu
c) Dia terus berusaha mencari jatidirinya.(Sumarlam 2009:39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pada contoh di atas terdapat morfem (bebas) yang terdiri dari (a) aku, (b),
kamu, (c) dia dengan bersinonim dengan morfem (terikat) yang terdiri dari (a) ku,
(b), mu, dan (c) nya
b. Sinonim kata dengan kata
Sinonim ini terjadi pada kata yang hadir dalam sebuah satuan bahasa yang lebih
besar dari kata (kalimat dan paragraf).
Contoh:
Meskipun capeg, saya sudah terima bayaran. Setahun menerima gaji 80%.
SK pegnegku keluar. Gajiku naik (Sumarlam 2009:39).
Pada contoh di atas terdapat kata bayaran di kalimat pertama dan kata gaji di
kalimat kedua. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki makna yang
sepadan.
c. Sinonim kata dengan frasa atau sebaliknya
Sinonim ini muncul pada satuan kebahasaan berupa kata dengan frasa yang
memiliki makna yang sama dalam sebuah paragraf atau wacana.
Contoh:
Kota itu semalam dilanda hujan dan bagai. Akibat adanya musibah itu
banyak gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh, dan pohon-
pohon pun tumbang disapu badai (Sumarlam 2009:39).
Pada contoh di atas terdapat frasa hujan dan badai dan kata musibah. Frasa dan
kata tersebut disebut bersinonim karena memiliki memiliki makna yang sepadan.
Selain itu, relasi antara frasa dan kata tersebut didukung oleh peristiwa yang
mengikutinya seperti banyak gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh,
dan pohon-pohon pun tumbang.
d. Sinonim frasa dengan frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sinonim ini terjadi pada frasa dengan frasa yang memiliki makna yang sama
dalam paragraf atau wacana.
Contoh:
Tina adalah sosok wanita yang pandai bergaul. Betapa tidak. Baru dua hari
pindah ke sini, dia sudah bisa beradaptasi dengan baik (Sumarlam 2009:40).
Pada kedua kalimat di atas terdapat frasa pandai bergaul pada kalimat pertama
dan frasa beradaptasi dengan baik pada kalimat kedua. Kedua berelasi sinonim
karena memiliki makna yang sepadan.
e. Sinonim klausa/kalimat dengan klausa/kalimat
Sinonim ini muncul pada klausa/kalimat dengan klausa/kalimat yang memiliki
makna yang sama dalam sebuah paragraf atau wacana.
Contoh:
Gunakan landasan teori yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan itu pun harus
akurat (Sumarlam 2009:40).
Pada kedua kalimat tersebut terdapat klausa memecahkan masalah tersebut di
kalimat pertama dan klausa menyelesaikan persoalan itu pada kalimat kedua.
Kedua klausa tersebut bersinonim karena memiliki makna yang sepadan baik secara
leksikal maupun semantik.
5. Antonim
Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersiat
kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain
(Baryadi, 2002:28). Antonim adalah perlawanan kata dimana memiliki makna yang
bertolak belakang.
Adapun beberapa macam antonim menurut Sumarlam (2009:40) yaitu, 1)
oposisi mutlak, 2) posisi kutub, 3) oposisi hubungan, 4) oposisi hirarkial, dan 5)
oposisi majemuk. Oposisi mutlak merupakan pertentangan makna yang mutlak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
antar katanya, seperti kata mati dan hidup. Oposisi kutub merupakan perlawanan
kata yang tidak mutlak tetapi memiliki degradasi atau tingkatan dalam makna
katanya, Kata yang berantonim oposisi kutup biasanya muncul seperti kata kaya
dengan miskin, besar dengan kecil. Oposisi hubungan merupakan perlawanan kata
yang biasanya saling melengkapi seperti kata bapak dan ibu, guru dan murid,
panjang dan pendek, dan sebagainya. Yang selanjutnya yaitu Oposisi Hirarkial.
Oposisi Hirarkial merupakan perlawanan atau oposisis kata yang menyatakan
sebuah deretan atau tingkatan sebuah kata, seperti kata millimeter, sentimeter,
meter, dan kilometer. Yang terakhir adalah Oposisi Majemuk. Oposisi Majemuk
merupakan oposisi kata yang terjadi pada beberapa kata atau lebih dari dua kata
dengan persandingan antar kata dinyatakan dengan kata agak, lebih, dan sangat
seperti perlawanan antara kata berdiri, jongkok, duduk, dan berbaring .
Contoh:
Laki-laki lebih rasional, lebih aktif, lebih agresif. Wanita sebaliknya lebih
emosional, lebih pasif, lebih submisif (Baryadi, 2002:28).
Kalimat tersebut memiliki penanda antonim. Hal tersebut, dikarenakan
terjadinya perlawanan makna kata dalam kalimat tersebut yaitu rasional x
emosional, aktif x
asif, dan agresif x submisif.
6. Ekuivalensi
Ekuivalensi atau kesepadanan menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan
kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam
sebuah paradigma.
Contoh:
Andi memperoleh predikat pelajar teladan. Dia memang tekun sekali dalam
belajar. Apa yang telah diajarkan oleh guru pengajar di sekolah diterima
dipahaminya dengan baik. Andi merasa senang dan tertarik pada semua pelajaran
(Sumarlam 2009:46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kalimat tersebut memiliki penanda ekuivalen. Hal tersebut karena kata pelajar,
belajar, diajarkan, dan pengajar memiliki kata dasar yang sama.
2.2.2 Koherensi
Koherensi merupakan keterkaitan semantik antara bagian-bagian wacana.
(Baryadi 2002:29). Sama dengan pendapat tersebut (Wahjudi, dalam Mulyana,
2005:30) berpendapat bahwa hubungan koherensi ialah keterkaitan antara bagian
yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna
yang utuh. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat dalam teks
(Eriyanto, 2006:242). Koherensi juga merupakan hubungan antara proposisi, tetapi
berkaitan tersebut tidak secara eksplisit atau nyata dapat dilihat pada kalimat-
kalimat yang mengungkapkannya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:440). Menjadikan dua kalimat memiliki fakta yang berbeda dan
tidak saling berhubungan, dapat dihubungkan maka akan koheren. Dengan ini,
dapat dikatakan koherensi dalam wacana akan muncul jika terjadi keserasian antar
kalimat dan menjadi padu dalam satu wacana.
Adapun koherensi menurut Baryadi (2002:29) dibedakan menjadi koherensi
berpenanda, yaitu 1) koherensi temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)
koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, 6) koherensi
perurutan. Kemudian, koherensi tak berpenanda meliputi, 1) koherensi perincian,
dan 2) koherensi wacana dialog.
2.2.2.1 Koherensi Berpenanda
Koherensi adalah keterkaitan antar bagian wacana secara semantis dengan
penggunaan konjungsinya. Koherensi berpenanda dibagi menjadi 6 macam
meliputi, 1) koherensi temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)
koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, dan 6) koherensi
perurutan.
a. Koherensi Temporal atau Kronologis
Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini
sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,
belum, sudah) (Baryadi 2002:32).
Contoh:
Setahun lalu saya karyawati umur 45, pernah menjalani operasi kanker
payudara. Sesudahnya harus menjalani control. Tadinya seminggu sekali, lalu dua
minggu, dan sekarang sebulan sekali. Selain mahal, juga melelahkan. Tetapi
sampai sekarang tidak ada kepastian apakah payudara saya sudah sehat atau ini
akan berlangsung abadi
Pada kalimat-kalimat tersebut terjadi beberapa hubungan makna dengan adanya
konjungsi setahun lalu, seminggu sekali, dua minggu, sebulan sekali, dan sekarang.
b. Koherensi Intensitas
Koherensi intensitas adalah hubungan makna penyangatan kalimat
berdasarkan penandanya. Dari penanda tersebut menjadi penghubung antara
kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya.
Contoh:
Eksistensi pers berada di antara perangkat hokum yang melindungi kebebasan
pers dan yang mengancamnya. Ironinya, antara perangkat hokum yang melindungi
dan yang mengancamnya justru lebih banyak yang mengancam kebebasan pers.
Padahal, jika pemerintah berkomitmen menegakan pemerintah yang bersih,
seyogyanya melindungi dan memfungsinya pers sebagai pilar keempat demokrasa
dengan undang-undang agar wartawan terjamin saat melakukan investasi.
Kalimat-kalimat menyatakan penyangatan terlihat dengan adanya konjungsi
padahal.
c. Koherensi Kausalitas
Koherensi kausalitas merupakan hubungan makna sebab yang
mengindikasikan sebab dari pernyataan kalimat sebelumnya dengan ditandai
konjungsi sebab (kausal) seperti oleh sebab itu, oleh karena itu, dan lantaran
demikian.
Contoh:
Kira-kira mulai tahun 1980-an perkembangan pengkajian bahasa Indonesia
cenderung mengarah ke bidang analisis wacana. Namun, perkembangan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menghadapi kendala, yaitu masih langkanya literatur berbahasa Indonesia
mengenai wacana, baik mengenai teori maupun model analisisnya. Oleh sebab itu,
penyusunan buku ini dimaksudkan untuk mengisi kerumpangan tersebut (Baryadi,
2002:29).
Kalimat terakhir pada kalimat tersebut berkoherensi kausalitas dengan kalimat
sebelumnya dengan konjungsi oleh karena itu.
d. Koherensi Kontras
Koheremsi kontras merupakan hubungan pertentangan dari pernyataan kalimat
sebelumnya. Kalimat pertentangan ini ditandai dengan konjungsi pertentangan
seperti kata, tetapi, tapi, meskipun, sebaliknya, namun, walaupun, dan namun
demikian.
Contoh:
Pohon memperbanyak durinya dengan tunas di bawah tanah. Jika sudah
berbuah, pohon palem yang bernama rumbia ini akan mati. Akan tetapi, rumbia
mampu hidup antara Sembilan sampai lima belas tahun (Baryadi, 2002:30)
Kalimat keduan dan pertama memiliki koherensi kontras dengan adanya
konjungsi akan tetapi.
e. Koherensi Aditif
Koherensi aditif merupakan sebuah hubungan makna penambahan. Hubungan
ini terjadi saat kalimat-kalimat sebelumnya memiliki informasi tambahan yang
ditandai dengan kata lagipula, berikutnya, dan disamping itu.
Contoh:
Agar badan tetap sehat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama-tama
kita harus makan makanan yang bergizi. Berikutnya kita harus olahraga secara
teratur. Disamping itu, kita harus memiliki cukup waktu untuk beristirahat
(Baryadi, 2002:30).
Kalimat-kalimat sebelumnya dengan kalimat terakhir berkoherensi aditif
dengan ditandai konjungsi disamping itu.
f. Koherensi Perurutan
Koherensi perurutan merupakan hubungan makna yang menyatakan perbuatan
yang harus dilakukan secara berurutan (Baryadi, 2002:33).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Saat pertama kali diketahui bunga yang mulai mekar itu berwarna merah
darah seperti pisang. Dua hari kemudian, mahkotanya membuka, sementara
baunya busuk berangsur-angsur hilang (Parmi, dalam Oktarini, 2012).
Kalimat-kalimat tersebut menyatakan koherensi perurutan yang ditandai
dengan pertama, kali dan hari kemudian.
2.2.2.2 Koherensi Tak Berpenanda
Koherensi tidak berpenanda ialah pertalian semantic antara bagian-bagian
wacana yang secara tektual tidak ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari
hubungan antar unur-unsurnya (Baryadi 2002:34).
a. Koherensi Perincian
Baryadi (2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi
yang mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara
sistematis.
Contoh:
Berdasarkan media yang digunakan, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal komunikasi verbal
adalah komunikasi yang dilakukan dengan media yang berupa bahasa, baik lisan
maupun tertulis. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan
media yang berupa media bukan bahasa, baik media visual (bendera, cahaya,
gambar) maupun media audio (sirene, kentongan, bel) (Baryadi 2002:30).
Pada kalimat-kalimat tersebut dinyatakan koherensi perincian karena adanya
penjelaskan tentang macam-macam komunikasi yang dijelaskan secara rinci.
b. Koherensi Wacana Dialog
Koherensi wacana dialog adalah koherensi yang terjadi antara stimulus-respon.
Koherensi tersebut diuraikan dalam bentuk penanda sehingga perlu dicermati
dengan baik untuk mengetahui hubungan antar kalimatnya.
Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
A: Berapa harga buah durian ini, Bu?
B: Cuma dua puluh lima ribu rupiah.
A: Boleh kurang, Bu?
B: Kurang sedikit lah!s
A: Lima belas ribu ya, Bu?
B: Belum bisa, naik sedikit, lah! (Baryadi, 2002:35)
Kalimat-kalimatnya berfungsi untuk tawar-menawar, sehingga mengapa
disebut sebagai berkoherensi wacana dialog.
2.2.3 Ragam Bahasa Jurnalistik
Dalam pembahasan ragam bahasa jurnalistik, terdapat tiga hal penting dalam
ranah ragam bahasa jurnalistik yaitu, ragam bahasa, bahasa jurnalistik, dan tajuk
rencana.
1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang dihasilkan berdasarkan
pemakaian, topik pembicaraan, menurut hubungan pembicara, dan yang diajak
bicara. Ragam bahasa yang baik adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam bahasa yang baik (mempunyai presentasi yang tinggi, yang
biasa digunakan digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah atau di
dalam surat menyurat yang bersifat resmi yang disebut ragam resmi) (Kridalaksana
1981). (Efendi 2008) (Anton M. Moeliono dalam Purba, 1996) mengatakan ragam
bahasa atau laras bahasa ditentukan tiga dimensi yang masing-masing
menggambarkan tipe situasi yang menjadi ajang peranan bahasa di dalamnya. Dari
kedua pengertian ragam bahasa menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
variasi bahasa yaitu variasi berdasarkan pemakai yang sering diistilahkan dengan
dialek. Alasan penggunaan kedua pengertian ahli dalam kajian teori, karena teori
para ahli sudah banyak digunakan oleh banyak peneliti wacana.
2. Bahasa Jurnalistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Jurnalistik berasal dari kata etimologis yaitu journ. Arti kata journ dalam
bahasa Prancis yaitu catatan atau laporan harian. Bahasa jurnalistik atau biasa
disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa
Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah, ragam bahasa
usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (Sudaryanto 1991).
Bahasa yang dihunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa
jurnalistik (Anwar 2004:3).
Kemampuan seorang penulis berita dalam dunia jurnalistik salah satunya
harus terampil dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri dari
membaca, menyimak, berbicara, mendengarkan. Salah satu keterampilan memiliki
keterkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Biasanya sebuah keterampilan
berbahasa bisa mencerminkan pemikiran seseorang. Oleh sebab itu, orang yang
memiliki pemikiran yang jelas mampu menerapkan keterampilan tersebut. Dalam
mengembangkan keterampilan agar lebih baik lagi, juga memerlukan sebuah
latihan yang sungguh-sungguh.
Bahasa jurnalistik memiliki sistematika bahasa yang juga tidak lepas dengan
kaidah kebahasaan, penerapan ilmu statistik, dan wacana. Karena berbagai
keterbatasan yang dimiliki surat kabar (ruang, waktu) maka bahasa jurnalistik
memiliki sifat yang khas yang singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan
dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari (Sumadiria 2005:2). Dengan
pencatatan atau pelaporan setiap hari inilah dapat dilihat tingkat keterampilan
berbahasa penulis. Tentunya seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa yang
baik, mampu menyampaikan isi sebuah informasi dengan baik. Informasi yang baik
menurut Abdul Chaer (2010:2) adalah informasi itu disampaikan dengan teliti,
ringkas, jelas, mudah dimengerti, dan menarik. Dalam artian teliti adalah mampu
menyampaikan informasi dari sebuah peristiwa dengan benar, tidak direkayasa, dan
akurat.
Dari penjelasan mengenai bahasa jurnalistik di atas dapat disimpulkan
bahwa bahasa jurnalistik mengutamakan kemampuan dalam menyampaikan semua
informasi yang dibawakan kepada pembaca baik kemampuan dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
keterampilan berbahasa maupun kemampuan dalam penyamaian informasi yang
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
3. Tajuk Rencana
Tajuk rencana atau biasa disebut dengan editorial yaitu sebuah opini dari
pandangan media mengenai peristiwa yang diangkat dalam surat kabar. Secara
teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi berisi aspirasi,
pendapat, dan sikap resmi, media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal,
aktual, dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat (Sumadiria
2020:82). (Siregar 2003) menjelaskan bahwa pada dasarnya tajuk adalah roh bagi
sebuah harian atau otomisme dari seluruh konten surat kabar menurut perspektif
atau pandangan redaksi media. Tajuk rencana merupakan sikap atau pandangan
surat kabar dan majalah terhadap suatu berita atau peristiwa, kejadian, fakta,
gagasan, dan opini yang berkembang di tengah masyarakat (Rani et al., 2006:88).
Menurut Assegaff (1983:64), dalam tajuk rencana terdapat: 1) pendapat; 2)
logis; 3) singkat; 4) menarik; dan 5) bertujuan mempengaruhi pendapat. Dalam
penulisan sebuah tajuk rencana, tentunya harus menyampaikan informasi dengan
jelas dan ringkas. Selain itu, pentingnya teknis penulisan dalam tajuk rencana yang
dapat mempengaruhi pola pemikiran pembaca membuat peneliti memilih tajuk
rencana sebagai objek penelitian.
Adapun fungsi tajuk rencana. Menurut Wiliam Pinkerton dari Harvard
University, Amerika Serikat (Rivers, 1994: 23-24), fungsi tajuk rencana mencakup
empat hal: (1) menjelaskan berita (explaining the news); (2) menjelaskan latar
belakang (filling in background); (3) meramalkan masa depan (forecasting the
future); dan (4) menyampaikan pertimbangan moral (passing moral judgement)
(Sumadiria 2020:83). Berbagai pengertian, unsur, serta fungsi tajuk rencana
mengindikasikan pentingnya mempelajari dan mendalami mengenai penulisan
sebuah tahuk rencana.
Melihat berbagai penjelasan mengenai tajuk rencana di atas, sangat penting
pula seorang penulis tajuk rencana harus menuliskan isi tajuk rencana menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pendapat resmi redaksi dengan pemilihan topik yang selektif dan mewakili semua
redaktur. Dalam artian kesatuan opini tajuk rencana yang berasal dari masing-
masing opini yang berkontribusi dalam redaksi tersebut menjadi sebuah pendapat
resmi atas nama redaksi tentang suatu fenomena. Biasanya penulis tajuk rencana
merupakan senior dalam redaksi tersebut, yang dipercaya untuk menulis tajuk
rencana. Oleh sebab itu, pentingnya teknis penulisan dalam tajuk rencana yang
dapat mempengaruhi pola pemikiran pembaca membuat peneliti memilih tajuk
rencana sebagai objek penelitian.
a. Jenis-jenis Tajuk Rencana
Tajuk rencana juga dapat dinekali lebih jauh berdasarkan jenis dan sifat
yang dimilikinya, yaitu: (1) tajuk rencana yang bersifat memberikan informasi
semata; (2) tajuk rencana yang bersifat menjelaskan; (3) tajuk rencana yang bersifat
memberikan argumentasi; (4) tajuk rencana yang bersifat menjuruskan timbulnya
aksi; (5) tajuk rencana yang bersifat jihad; (6) tajuk rencana yang bersifat
membujuk; (7) tajuk rencana yang bersifat memuji; serta (8) tajuk rencana yang
bersifat menghibur (Assegaff 1983:65–66).
1. Tajuk rencana yang bersifat memberikan informasi semata
Tajuk rencana ini hanya memberikan informasi bahwa terjadi sebuah
fenomena. Hal ini dikarenakan belum ada pendapat atau kebijakan khusus dari
redaksi. Meski demikian, tajuk rencana ini jarang untuk ditemui.
2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan
Pada tajuk rencana ini memiliki kesamaan dengan sebuah penafsiran terhadap
suatu fenomena atau peristiwa.
3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi
Tajuk rencana ini lebih seperti sebuah analisis mengenai fenomena yang
terjadi. Penulis pada tajuk rencana ini mencari sebab dan akibat fenomena tersebut
terjadi.
4. Tajuk rencana yang bersifat menjuruskan timbulnya aksi
Dengan adanya tajuk rencana ini diharapkan pembaca atau masyarakat dapat
melakukan aksi. Dalam artian penulis tajuk rencana ingin mengajak masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
beraksi, tetapi saat ini masyarakat sudah mulai jeli untuk memilah suatu surat kabar
sehingga tidak terlalu tertarik untuk melakukan sebuah aksi.
5. Tajuk rencana yang bersifat jihad
Tujuan dari tajuk rencana ini yaitu melakukan perubahan. Oleh sebab itu, tidak
heran tajuk rencana ini selalu ditulis secara terus menerus agar terjadi perubahan.
Contohnya tajuk rencana menyindir mengenai korupsi. Kemudian, dengan adanya
tajuk rencana tersebut kasus korupsi mulai berkurang.
6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk
Isi dari tajuk rencana ini biasanya berisi pendapat yang bersifat membujuk
masyarakat untuk melakukan sesuatu atau membuat sebuah argumen umum.
7. Tajuk rencana yang bersifat memuji
Selain tajuk rencana yang bertujuan memberikan dorongan agar masyarakat
beraksi, ada pun tajuk rencana yang bertujuan memberikan sebuah pujian terhadap
fenomena berprestasi yang ada dalam masyarakat.
8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur
Tajuk jenis ini biasanya ada dalam surat kabar yang memiliki bagian untuk
hiburan saja atau kaitannya dengan human interest story.
b. Tahapan Menulis Tajuk Rencana
Secara sederhana, proses penggarapan tajuk rencana dibagi ke dalam empat
tahap, yaitu: (1) pencarian, (2) seleksi dan penetapan topik, (3) pembobotan
substansi materi dan penerapan tesis atau pendapat utama dari keseluruhan urtaian
tajuk rencana (kesimpulan), (4) pelaksanaan penulisan (Sumadiria 2020:90).
1. Pencarian ide dan topik berita
Pada tahapan ini tim editorial melakukan pencatatan dan pemilahan pokok-
pokok berita. Pokok berita diambil dari berbagai media massa baik media cetak
seperti surat kabar maupun media digital seperti radio dan televisi. Kemudian,
dibedakan dalam lingkup geografi dan dampak berita tersebut terjadi. Setelah itu,
disediakan sebuah isian yang akan diisikan hal yang akan dimasukan dalam materi
tajuk rencana. Klasifikasi pemilahan berita berdasarkan geografi yaitu 1) lokal, 3)
regional, 3) nasional, atau 4) internasional.
2. Seleksi dan penetapan topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Setelah pemilahan berita yang akan dijadikan sebagai calon materi tajuk
rencana berdasarkan dari geografi dan dampaknya, lalu diseleksi, dinilai, dan
didiskusikan untuk ditentukan materi yang layak dijadikan sebagai topik tajuk
rencana di edisi selanjutnya. Penentuan topik tajuk rencana ditentukan kualifikasi
penerbiatan, seperti 1) pers lokal membahas topik lokal, 2) pers regional membahas
topik yang berada di wilayah provinsi, 3) pers nasional membahas topik berada
dalam lingkup Negara, 4) demikian juga pers internasional yang mengangkat topik
internasional.
Dalam menyeleksi sebuah berita atau peristiwa untuk dijadikan sebagai topik
tajuk rencana ditentukan oleh kriteria pada redaksi atau media penerbitan. Fokus
topik tajuk rencana , dengan demikian akan sangat ditentukan oleh: a) filosofi, visi,
misi, dan kebijakan umum media penerbitan; b) kualifikasi dan wilayah sirkulasi
media penerbitan; c) pertimbangan politis dari ideologis tertentu, baik yang bersifat
situasional maupun permainan (Sumadiria 2020:91).
3. Pembobotan subtansi materi dan penetapan tesis
Setelah menyeleksi materi bahasan dan sudah menentukan topik rencana sesuai
dengan visi, filosofi, misi, serta kebijakan penerbitan, pada tahap ini bergantian
dengan redaksi untuk beropini. Redaksi terdiri dari karyawan media penerbitan
yang akan menerbitkan tajuk rencana.
Opini atau tanggapan yang diuraikan berdasarkan topik yang sudah ditentukan
beraneka ragam dari masing-masing karyawan media penerbitan. Walaupun
demikian, pemdapat yang beragam tersebut diringkas ke dalam sebuah tesis yang
jelas, ringkas, dan lugas.
4. Proses pelaksanaan penulisan
Pada tahap ini penulis ditujuk oleh hasil diskusi atau rapat yang dilaksanakan
oleh tim editorial yang mendiskusikan tentang topic, ide, serta tesis yang akan
diuaraikan dalam sebuah karya jurnalistik yaitu tajuk rencana dengan penyampaian
yang lugas, berbobot dan enak dibaca. Hal itu dikarenakan, tajuk rencana menjadi
cermin kredibilitas suatu media penerbitan atau sebuah redaksi.
Selain dengan cara menunjuk salah satu anggota tim editorial sebagai penulis
tajuk rencana, juga bisa dengan menulis secara bergantian dan terjadwal. Yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
diperlu diperhatikan jika menulis dengan cara ini, ialah harus menerapkan gaya
bahasa yang sama antara anggota tim editorial dengan anggota yang lain. Hal ini
karena, tajuk rencana mencerminkan suara redaksi sehingga pembaca nyaman
untuk membaca tajuk rencana tersebut.
Berhubungan penulis tajuk rencana, dalam melakukan penulisan tajuk rencana,
tim editorial memerlukan kepastian gaya bahasa yang dengan membuat sebuah
pedoman dalam menulis sebuah tajuk rencana. Selain itu, juga bisa dengan
mengangkat seorang editor bahasa untuk menyeleksi isi tajuk rencana sebelum
diterbitkan.
c. Kriteria Topik Tajuk Rencana
Sumadiria (2020:93) menyatakan bahwa kehormatan dan kewibawaan
suatu media pers, antara lain ditentukan oleh profesionalisme para pengelolanya
dalam menangani, memperlakukan, dan menempatkan tajuk rencana. Maka dari itu,
dengan tidak melihat tajuk recana sebagai bagian penting sebuah surat kabar atau
berita, sama halnya menurunkan derajat pribadi redaksi atau media per itu sendiri.
Kriteria topik tajuk rencana yang baik mencakup enam hal: (1) topik
merujuk pada berita atau peristiwa yang aktual atau kontroversial, atau kedua-
duanya, sehingga memiliki daya tarik dan penting untuk segera diketahui oleh
khalayak pembaca, (2) topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum
media penerbitan pers, (3) topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah
sirkulasi media penerbitan, (4) topik berpijak kepada kaidah dan nilai standar
jurnalistik, seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan suatu peristiwa, atau berita
dilihat dari sisi cakupan volume dan dampaknya, akurasi, serta prinsip peliputan
berimbang dalam (cover both side), (5) topik tidak bertentangan dengan aspek
ideologis, yuridis, sosiologis, dan etnis yang terdapat dalam masyarakat atau
bangsa, (6) topik senantiasa berorientasi kepada nilai-nilai luhur peradaban
universal seperti kemanusiaan, kebenaran keadilan kejujuran kesetaraan,
persaudaraan, demokrasi, transparansi, penegakan supremasi hukum (Sumadiria
2020:93–94).
d. Tesis Tajuk Rencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tesis merupakan sebuah pendapat inti dari suatu tajuk rencana. Biasa juga
tesis dalam tajuk rencana disebut dengan kesimpulan. Dalam menulis sebuah tesis
harus lugas, padat, singkat, dan jelas serta harus terdapat hal baru di dalamnya. Hal
itu dikarenakan menghindari sebuah pengulangan pembahasan, yang dianggap
tidak memiliki pemikiran atau gagasan yang berkembang. Selain itu dipandang
memiliki wawasan intelektual, sosial, dan kreatifitas yang kurang.
Ada pun dua cara untuk menyampaikan sebuah tesis ke dalam sebuah tajuk
rencana. Pertama yaitu dengan cara terbuka. Cara ini dilakukan dengan
menguraikan tesis menggunakan kalimat-kalimat yang tegas, ringkas, dan tegas.
Tesis dengan cara ini biasanya menimbulkan spekulasi pembaca untuk menentukan
menerima atau menolak tesis yang diuraikan secara tersurat.
Kemudian, yang kedua adalah dengan cara tertutup. Pada cara ini, tesis tidak
disampaikan dengan kalimat yang tegas, ringkas, dan tegas. Dan diurakan secarat
tersirat melalui berbagai tanda, isyarat, atau sinyal yang diuraikan melalui kalimat-
kalimat dalam tajuk rencana tersebut.
e. Judul Tajuk Rencana
Judul merupakan gambaran awal sebuah tajuk rencana menarik untuk
dibaca atau tidak. Tanpa sebuah judul pesan awal tajuk rencana tidak tersampaikan
dan terlihat tidak jelas arah dan tujuan dari tajuk rencana. Selain itu, judul
merupakan identitas sebuah karya jurnalistik terutama tajuk rencana. Adapun
syarat-syarat untuk menentukan sebuah judul tajuk rencara.
1. Profokasi
Sebuah tajuk rencana harus menarik perhatian dan minat pembaca. Hal ini
berkaitan isi dari tajuk rencana yang merupakan isi dan pendapat sebuah media pers
mengenai sebuah fenomena. Dan tentu saja melihat tersebut sebuah redaksi tidak
bisa netral karena memenuhi unsur fungsional, proporsional, dan professional.
Untuk mengampanyekan sebuah tajuk rencana agar eksis dan menarik perhatian
pembaca tentu saja dengan menulis judul tajuk rencara secara profokatif.
2. Singkat-padat
Untuk penulisan sebuah judul tajuk rencana harus didasari kesediaan kaveling.
Misalkan untuk kaveling 2 kolom bisa ditulis dengan dua baris tetapi jika kaveling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dengan 4 kolom ditulis judul dengan dua baris akan terlihat menumpuk dan tidak
nyaman dilihat oleh pembaca.
3. Relevan
Relevan dalam artian bahwa judul yang akan digunakan harus bersumber pada
topik pembahasan. Berbeda dengan judul yang diterapkan pada karya fiksi. Judul
yang diterapkan pada karya fiksi cenderung lebih bebas sehingga dapat ditulis oleh
berbagai pihak. Selain itu, dapat ditentukan sesuai keinginan penulis. Namun,
berbeda dengan judul tajuk rencana. Judul tajuk rencana yang tidak sesuai dengan
topik pembahasan akan dianggap tidak berbobot dan dapat mempengaruhi
kredibilitas redaksi atau media pers yang menerbitkan.
4. Fungsional
Untuk menulis sebuah judul, harus sesuai memiliki sifat berdiri sendiri. Dalam
artian judul tidak bergantung pada kata lain, serta pemaknaan yang jelas dan tegas.
5. Informal
Informal berarti menghindari pola penulisan judul yang sifatnya kaku (rigid),
dingin, formal, sebagaimana ditemukan pada judul laporan penelitian, kertas kerja,
makalah, skripsi, atau disertasi (Sumadiria 2020:97). Hal ini bertujuan agar judul
dapat dikembangkan menjadi judul yang menarik, atraktif, hidup,segar. Dengan
demikian pembaca akan berminat untuk membaca isi tajuk rencana.
6. Representatif
Dalam hal ini judul harus merepresentatifkan sebuah pokok bahasan. Oleh
sebab itu, tajuk rencana yang baik mampu menerapkan kaidah penelitian ilmiah
seperti variable bebeas (undependent variable) dan variable terikat (dependent
variable). Sebagai contoh, topic tajuk rencana tentang seberapa besar peluang
Amien Rais untuk terpilih menjadi presiden periode 2004-2009 tidak masuk dalam
kategori representatif apabila judul yang dipilh berbunyi: “Menjadi
Presiden”(Sumadiria 2020:98). Hal itu berbalik menjadi sebuah judul yang
representatif jika berbunyi: Peluang Amien Rais Menjadi Presiden”.
7. Merujuk pada bahasa baku
Melihat bahwa tajuk rencana merupakan sebuah karya jurnalistik yang
mencerminkan sifat dan karakter media per situ sendiri. Maka, sangatlah penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menjaga kebahasaan dalam tajuk rencana tetap baku, agar reputasi dan kredibilitas
media pers atau redaksi yang menerbitkan tajuk rencana tidak dipertaruhkan.
Walaupun, merupakan hal yang cukup sederhana tetapi dengan kesalahan sedikit
saja dalam hal kebakuan bahasa, dapat mempengaruhi pandangan pembaca
terhadap redaksi yang menulis tajuk rencana tersebut.
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian ini menganalsis tajuk rencana dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja
edisi November-Desember 2020. Peneliti akan menganalisis tentang kohesi dan
koherensinya menggunakan teknik analisis wacana.
Terdapat dua macam kohesi yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Kohesi gramatikal terdapat 4 macam yaitu referensi, subtitusi, ellipsis, dan
konjungsi. Untuk kohesi leksikal dibagi menjadi 6 macam yaitu hiponim, repetisi,
kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi.
Setelah menganalisis kohesi kemudian menganalisis koherensi. Koherensi
terdapat dua jenis yaitu penanda dan tak berpenanda. Koherensi berpenanda terdiri
dari koherensi temporal/kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas,
koherensi kontras, koherensi aditif, dan koherensi perurutan. Adapun untuk
koherensi tidak berpenanda meliputi koherensi perincian dan koherensi wacana
dialog.
Sebelum menganalisis kohesi dan koherensi dalam tajuk rencana, perlu
memahami ragam bahasa jurnalistik. Hal tersebut, agar tidak salah dalam
menentukan manakah yang dimaksud kabar tajuk rencana.
Berikut bagan dari penjelasan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 1
Analisis Wacana
Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020
Penanda Kekohesian
Penanda Kekoherensian
Hasil Penelitian
Ragam bahasa Jurnalistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan menggunakan tajuk
rencana dalam surat kabar dan paragraf di dalamnya sebagai data. Data yang
digunakan tersebut merupakan sumber data tertulis. Penelitian dilakukan dengan
membaca secara cermat dari fenomena-fenomena yang berada dalam sebuah
wacana dari sumber data, kemudian melakukan analisis, dan diakhiri dengan
menemukan dan memberikan pola-pola atau kaidah-kaidah didasarkan fenomena-
fenomena yang dijumpai tersebut.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data yang digunakan untuk penelitian berupa tajuk rencana edisi
bulan November hingga Desember 2020 dengan jumlah 30 tajuk rencana. Dari
sumber data tajuk rencana tersebut oleh peneliti dilakukan pengambilan data yang
berupa paragraf dan kalimat yang diambil dari setiap tajuk rencana. Data yang
digunakan yaitu paragraf-paragraf dalam tajuk rencana yang sudah diambil dari
surat kabar cetak atau e-paper yang diperoleh oleh peneliti. Surat kabar yang
digunakan sebagai data penelitian dikumpulkan baik dari yang berbentuk surat
kabar digital maupun surat kabar cetak melalui pemilihan sampel.
Teknik memilih sampel pada penelitian ini menggunakan teknik quota
sampling. Sampel yang akan digunakan sebagai data penelitian ini, memiliki
kriteria yaitu selama kurang lebih satu bulan dengan rentan waktu bulan
November – Desember 2020 dengan jumlah 30 tajuk rencana. Adapun alasan
menggunakan sampel 30 tajuk rencana, karena beberapa alasan tertentu. Alasan
yang pertama adalah agar mencukupi data yang dibutuhkan. Yang kedua, karena
kebaruan data. Yang terakhir, melihat perkembangan data agar data yang akan
digunakan lebih akurat dan mencukupi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode
simak. Seperti yang disampaikan oleh Sudaryanto (2015:203–5) dalam metode
simak digunakan teknik dasar yang meliputi teknik sadap, simak lipat cakap,
simak bebas lipat cakap, rekam, dan catat. Teknik yang digunakan pada penelitian
ini adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan membuat sebuah kartu data.
Data diambil dari surat kabar yang sudah dikumpulkan selama kurun waktu dua
bulan dengan jumlah 30 surat kabar yang berisi tajuk rencana. Kemudian, data
tersebut dimuat ke komputer dengan setiap data diberi kode yang berisi nomor
data, tanggal terbit, inisial judul tajuk rencana, dan nama surat kabar, sebagai
contoh Tribun Jogja edisi, 1 November 2020 maka akan menjadi
(01/021120/ASSB/TJ). Data dikumpulkan dengan menyimak satu per satu surat
kabar yang dikumpulkan. Data berisi kohesi gramatikal, kohesi leksikal,
koherensi berpenanda, dan koherensi tak berpenanda.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrument dari peneliti
sendiri. Oleh sebab itu, peneliti harus memperdalam dan memperluas konsep
dasar kohesi dan koherensi. Untuk memudahkan peneliti dalam mengolah serta
mengkategorikan data, peneliti dibantu dengan kartu data. Peneliti menggunakan
alat tulis dan kartu dalam mengambil data. Dengan demikian, proses pengambilan
data dan pengkategorian data akan berjalan mudah. Berikut contoh kartu data yang
akan digunakan peneliti dalam mengumpulkan data.
Harley Davidson. Harley Davidson selalu menjadi korban arogansi
oknum pengendaranya.
(01/021120/ASSB/TJ)
01 : Nomor Surat
021120 : 01 November 2020 (Tanggal Terbit)
ASSB : Apa Salahnya Sopan Berkonvoi? (Judul Tajuk Rencana)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
TJ : Tribun Jogja
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan yaitu Metode Agih. Metode agih alat
penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto
2015:18). Alasan menggunakan metode agih karena unsur penentu terletak pada
data tersebut yaitu kohesi dan koherensi kalimat dan paragraf pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.
Metode agih selanjutnya dilanjutkan dengan teknik dasar dan teknik
lanjutan. Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung
(Sudaryanto 2015:37). Teknik dasar dan teknik lanjutan yang digunakan pada
penelitian ini tentu saja teknik bagi unsur langsung. Cara kerja teknik ini adalah
membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-
unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk
satuan lual yang dimaksud (Sudaryanto 2015:37).
3.6 Triangulasi
Peneliti akan melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan
teknik triangulasi data. Teknik triangulasi dilakukan dengan menyesuaikan hasil
analisis dengan teori yang sudah ada pada buku-buku bacaan atau sumber lain.
Hal tersebut dikarenakan, data yang dikumpulkan merupakan awal yang sangat
berharga bagi peneliti, dalam menentukan baik salah maupun valid data yang
diuraikan dalam kesimpulan. Maka dari itu, peneliti harus menguji keabsahan data
agar data yang peroleh valid untuk digunakan. Adapun ahli yang akan menjadi
triangulator untuk mentriangulasi data peneliti ialah Satria Nugraha, S.S, M.A.
Fungsi dilakukan triangulasi data adalah sebagai berikut.
1. Untuk menguji keabsahan data dan data dapat dipercaya.
2. Untuk menyesuaikan data yang dianalisis agar tidak ada perbedaan temuan
dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, peneliti menguraikan tiga bagian hasil analisis data yang
terdiri dari, 1) deskripsi data penelitian, 2) analisis data, dan 3) pembahasan. Pada
deskripsi data penelitian, peneliti mendeskripsikan mengenai data yang diteliti.
Pada analisis data, peneliti menyampaikan hasil temuan analisis data dari rumusan
masalah penelitian yaitu, 1) Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi dalam
Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020?, 2) Apa sajakah
jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi
November-Desember 2020?. Pada bagian pembahasan, peneliti dituntut untuk
membahas mengenai hasil temuan analisis data yang sudah dilakukan.
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan penanda-penanda kohesi dan koherensi pada
tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Kohesi dan koherensi
dideskripsikan dengan menguraikan berdasarkan jenis-jenis kohesi dan koherensi.
Dari setiap jenis-jenis tersebut terdapat data berupa kalimat-kalimat yang
mengandung penanda-penanda kohesi dan koherensi. Jumlah data yang terkumpul
yaitu 139 data. Jumlah data tersebut meliputi, data penanda kohesi dengan jumlah
124 data dan data penanda koherensi 15 data.
Data kohesi gramatikal yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 96 data. Data
tersebut meliputi, referensi, subtitusi, ellipsis, konjungsi koordinasi, dan konjungsi
subordinasi. Referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Subtitusi yang
ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data. Ellipsis yang peneliti temukan berjumlah
7 data. Konjungsi koordinasi yang peneliti temukan berjumlah 19 data. Konjungsi
subordinasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 56 data.
Data kohesi leksikal yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 28 data. Data
kohesi leksikal yang ditemukan meliputi, hiponim, repetisi, kolokasi, sinnim,
antonym, dan ekuivalen. Hiponim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data.
Repetisi yang ditemukan berjumlah 9 data. Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
berjumlah 4 data. Sinonim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Antonim
yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Ekuivalen yang ditemukan oleh
peneliti berjumlah 5 data.
Data koherensi berpenanda yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 15 data.
Data tersebut meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas,
koherensi kausalitas, koherensi kontras, dan koherensi aditif. Koherensi temporal
atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1 data. Koherensi intensitas
yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi kausalitas yang
ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi kontras yang ditemukan oleh
peneliti berjumlah 4 data. Untuk data koherensi perurutan tidak ditemukan oleh
peneliti. Koherensi aditif yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Data
koherensi tak berpenanda yang peneliti temukan hanya koherensi perincian.
Koherensi perincian yang peneliti temukan berjumlah 3 data.
Penelitian ini akan meneliti mengenai kohesi dan koherensi yang ada pada
sebuah wacana. Oleh sebab itu, berikut uraian jenis-jenis kohesi dan koherensi.
4.1.1 Kohesi
Kohesi merupakan sebuah kepaduan bentuk antar kata atau kalimat dalam
sebuah wacana. Kohesi dibedakan menjadi dua jenis kohesi yaitu kohesi gramatikal
dan kohesi leksikal. Adapun alat pembentuk kohesi gramatikal yaitu, 1) referensi,
2) subtitusi, 3) ellipsis, dan 4) konjungsi. Kemudian, alat pembentuk yang
digunakan dalam kohesi leksikal yaitu, 1) Hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4)
sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.
4.1.2 Koherensi
Koherensi merupakan kepaduan sebuah wacana antara bagian yang satu dengan
bagian yang lain, sehingga bagian-bagian tersebut menjadi kesatuan yang utuh.
Koherensi dibagi menjadi dua yaitu, koherensi berpenanda dengan koherensi tak
berpenanda. Penanda pada koherensi berpenanda diantaranya, a) koherensi
temporal atau kronologis, b) koherensi intensitas, c) koherensi kausalitas, d)
kohenrensi kontras, e) koherensi aditif, dan f) koherensi perurutan. Adapun penanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
koherensi tak berpenanda yaitu, 1) koherensi perincian, dan b) koherensi wacana
dialog.
4.2 Analisis Data
Pada bagian analisis data, peneliti menguaraikan hasil temuan dalam
menganalisi penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam tajuk rencana Tribun
Jogja edisi November – Desember 2020. Peneliti menjelaskan beberapa penanda-
penanda kohesi dan koherensi beserta contoh data yang sudah ditemukan. Contoh
data cukup disertakan beberapa saja, untuk selebihnya berada di lampiran. Berikut
hasil analisis datanya.
4.2.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa penanda kohesi
gramatikal dan penanda kohesi leksikal. Berikut paparan hasil penelitian mengenai
penanda-penanda kohesi gramatikal dan penanda kohesi leksikal dalam tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020.
Referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Subtitusi yang ditemukan
oleh peneliti berjumlah 5 data. Ellipsis yang peneliti temukan berjumlah 7 data.
Konjungsi koordinasi yang peneliti temukan berjumlah 19 data. Konjungsi
subordinasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 56 data. Hiponim yang
ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Repetisi yang ditemukan berjumlah 9
data. Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Sinonim yang
ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Antonim yang ditemukan oleh peneliti
berjumlah 3 data. Ekuivalen yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data.
4.2.1.1 Kohesi gramatikal
Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian wacana (Baryadi
2002:17). Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan
penanda kohesi gramatikal yang terdiri dari, 1) referensi, 2) subtitusi, 3) elipsis dan
4) konjungsi. Penanda referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Dari
jumlah data referensi tersebut ditemukan penanda referensi anafora nya, ia, ini, dan
itu. Adapun penanda referensi katafora yang ditemukan yaitu kata meliputi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Subtitusi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data. Dari jumlah data penanda
subtitusi tersebut ditemukan kata ini, itu, dan nya. Ellipsis yang peneliti temukan
berjumlah 7 data. Dari jumlah data penanda ellipsis yang ditemukan, terdapat
penanda ellipsis yaitu covid-19, kita, perkantoran, Ki Seno, jumlah pengangguran,
dan menyediakan. Penanda konjungsi yang peneliti temukan berjumlah 75 data.
Dari jumlah data yang ditemukan tersebut, terdapat beberapa penanda konjungsi
yang dtemukan meliputi, dan, baik … maupun, melainkan, namun, tapi, atau, sejak,
ketika, sementara, setelah, hingga, jika, untuk, manapun, meski, seperti, karena,
sebab, sehingga, maka, dengan, bahwa, yang, sebesar, sedikit, paling … daripada,
dan semoga.
Berikut uraikan mengenai keempat penanda kohesi gramatikal.
1. Referensi
Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Referensi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu referensi anafora dan referensi katafora.
Referensi anafora merupakan pengacuan yang muncul sebelum unsur pengganti.
Sedangkan referensi katafora, pengacuan muncul setelah unsur pengganti. Berikut
data dari referensi anafora.
a) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata
adalah kala libur panjang kemarin.
(10/031220/JKMS/TJ)
b) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan menata
pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di Indonesia
itu ditata.
(31/041120/EC/TJ)
c) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(36/051120/SJDM/TJ)
d) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau
kelebihan 20 suara elektoral.
(55/091120/BAAT/TJ)
Data (a) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang
menunjuk kata Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora
karena yang ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (a) hendak
menyampaikan bahwa pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.
Lalu proses referensi pada data (b) pada kata itu dan Malioboro. Jenis
referensi yang digunakan adalah pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang
menunjuk nama tempat Malioboro. Data (b) ingin menjelaskan bahwa kalimat
kedua masih membahas Malioboro dengan memakai pronomina itu.
Proses referensi juga terjadi pada data (c). Proses referensi terjadi karena
muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu pada nama tokoh
pewayangan yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum pronomina tersebut,
maka terjadi referensi secara anafora.
Pada data d) yang terjadi adalah pronomina persona tunggal ia menunjuk
kata nama seseorang yaitu, Biden. Pada data tersebut terjadi referensi secara anafora
karena berada sebelum pronomina yang menjadi penunjuk.
a) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(139/301120/BSG/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Data (a) itu termasuk referensi katafora karena, muncul penanda kata
meliputi yang berfungsi untuk menunjuk penjelasan setelahnya yaitu Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
Subtitusi
Untuk penanda subtitusi, peneliti menemukan beberapa penanda subtitusi
dari tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan.
a) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.
(11/041220/MPPC/TJ)
b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari
tentang hal itu.
(21/021120/ASSB/TJ)
c) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(71/121120/TKA/TJ)
d) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup tersebut.
(73/121120/TKA/TJ)
Pada data (a) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi karena pada klausa
kita kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina ini. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penggantian dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di Pamekasan juga
terjadi kabar duka.
Kata itu menjadi sebuah kata penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada data
b) kalimat Harley-Davidson selalu menjadi korban arogansi oknum pengendara
nya digantikan dengan kata itu yang membuat terjadi subtitusi.
Pada data (c) terjadi proses subtitusi. Proses subtitusi ini terletak pada frasa
ayah-ayah muda digantikan dengan pronomina nya. Karena yang diganti berupa
klausa, proses ini termasuk dalam subtitusi klausa.
Kata lain yang digunakan untuk penunjuk adalah kata tersebut. Pada data d)
kalimat Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?' digantikan dengan kata tersebut di
kalimat selanjutnya. Hal tersebut, menimbulkan proses subtitusi pada data tersebut.
2. Elipsis
Peneliti menemukan penanda ellipsis yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda ellipsis.
a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan … naik
bahkan … melambung cukup signifikan.
(03/011220/PNPP/TJ)
Seperti pada penjelasan bahwa elipsis adalah proses penghilangan unsur bahasa
tertentu, terjadi pada data (a). Pada data (a) proses elipsis terjadi karena adanya
penghilangan kata Covid-19 yang seharusnya bisa disisipkan setelah kata
melainkan dan kata bahkan.
3. Konjungsi
Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan (Mulyana
2005:29). Untuk penanda konjungsi, peneliti menemukan beberapa penanda
konjungsi dari tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.
Berikut uraian mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan. Penanda konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang ditemukan oleh peneliti dibagi menjadi konjungsi koordinasi dan konjungsi
subordinasi.
1) Konjungsi Koordinasi
Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing
mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun ditemukan
konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu 1) konjungsi koordinasi hubungan
penjumlahan/penambahan (adservatif), 2) konjungsi koordinasi hubungan
perlawanan (adversatif), dan 3) konjungsi hubungan pemilihan
a) Konjungsi koordinasi hubungan penjumlahan atau penambahan
(adservatif)
Peneliti menemukan penanda konjungsi hubungan
penjumlahan/penambahan (adservatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun
Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda konjungsi koordinasi hubungan
penjumlahan/penambahan (adservatif).
a) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata
adalah kala libur panjang kemarin.
(09/031220/JKMS/TJ)
b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(41/051120/SJDM/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai penanda kohesi gramatikal yang
dilakukan ditemukan penanda konjungsi penjumlahan atau penambahan
(adservatif) dan dan baik … maupun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung
satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang
sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan
bahwa kata dan dalam data (a) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta
ditambah sekitarnya.
Data (b) muncul penanda konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan
yang berbeda. Konjungsi itu yaitu kata baik … maupun berfungsi untuk
penambahan tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data di atas konjungai baik …
maupun berfungsi untuk menambahkan frasa dunia nyata.
b) Konjungsi koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).
Peneliti menemukan penanda konjungsi koordinasi hubungan perlawanan
(adversatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember
2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi
koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).
a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup signifikan.
(02/011220/PNPP/TJ)
b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari
tentang hal itu.
(20/021120/ASSB/TJ)
c) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(130/271120/SJDM/TJ)
Pada data (a) proses hubungan perlawanan terjadi karena adanya perlawanan
yang di hubungan dengan kata melainkan antara klausa sebelumnya dengan klausa
setelah muncul konjungsi itu.
Pada data (b) untuk memberikan penjelasan bahwa pernyataan kalimat pertama
tidak sesuai dengan kenyataan, bahwa orang-orang kurang menyadari Harley
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Daavidson menjadi korban arogansi pengendaranya. Hal itu, ditandai dengan
konjungsi koordinasi perlawanan namun.
Pada data (c) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan perlawanan
kata. Kata tapi adalah kata asal dari kata tetapi, yang merupakan konjungsi
perlawanan. Kata tapi digunakan pada data (c) untuk menyatakan perlawanan
dengan pernyataan sebelumnya.
c) Konjungsi koordinasi hubungan pemilihan.
Peneliti menemukan penanda konjungsi konjungsi hubungan pemilihan yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi konjungsi
hubungan pemilihan.
a) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(47/061120/PPPC/TJ)
b) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS
mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar
empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.
(56/091120/BAAT/TJ)
c) Satu harapan kita adalah imunisasi atau vaksinasi Covid-19 dapat
mempercepat penghentian pandemi.
(74/131120/MMMV/TJ)
d) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(105/211120/SHBBS/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari hasil analisis kohesi gramatikal, muncul konjungsi pemilihan pada tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November – November 2020 dengan kata yang muncul
yaitu atau. Kata atau merupakan kata yang menyatakan pilihan dengan kedudukan
yang setara.
Pada data (a) konjungsi pemilihan terjadi pada kata atau. Kata atau pada data
(a) muncul di anak kalimat kedua, yang menentukan pilihan antara jumlah
pengangguran berbentuk jumlah orang yaitu 72.097 orang atau presentase yaitu
3,38 persen.
Pada data (b) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada
data (b) memberikn pilihan antara 290 suara elektoral atau kelebihan suara
elektoral yaitu 20 suara elektoral.
Data (c) muncul konjungsi pilihan atau. Konjungsi atau itu berfungsi
memberikan informasi pilihan antara imunisasi atau vaksinasi Covid-19.
Pada data d) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada
data di atas muncul di kalimat pertama, yang menentukan pilihan cara pemberian
ijin pembelajaran tatap muka yaitu secara serentak atau bertahap.
2) Konjungsi Subordinasi
Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat
majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398). Adapun ditemukan konjungsi
koordinasi yang ditemukan, yaitu Konjungsi subordinasi hubungan waktu, 2)
Konjungsi subordinasi hubungan syarat, 3) Konjungsi subordinasi hubungan
tujuan, 4) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif, 5) Konjungsi subordinasi
hubungan pembandingan, 6) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan, 7)
Konjungsi subordinasi hubungan hasil, 8) Konjungsi subordinasi hubungan cara,
9) Konjungsi subordinasi hubungan alat, 10) Konjungsi subordinasi hubungan
komplementasi, 11) Konjungsi subordinasi hubungan atributif, 12) Konjungsi
subordinasi hubungan perbandingan, dan 13)Konjungsi subordinasi hubungan
optative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a) Konjungsi subordinasi hubungan waktu.
Peneliti menemukan penanda Konjungsi subordinasi hubungan waktu yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi Konjungsi
subordinasi hubungan waktu.
a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(26/031120/BMB/TJ)
b. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton,
terutama anak-anak muda tertawa.
(43/051120/SJDM/TJ)
c. Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.Hubungan waktu bersamaan
(97/191120/PTTB/TJ)
d. Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(28/041120/EC/TJ)
e. Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19
di Tanah Air.
(135/281120/AKBCML/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan waktu meliputi, sejak, ketika, sementara, setelah, dan hingga.
Pada data (a) muncul konjungsi yang menyatakan hubungan batas waktu
permulaan. Konjungsi itu adalah kata sejak yang berfungsi untuk menyatakan awal
terjadi pandemi.
Kata ketika merupakan kata yang menyatakan hubungan waktu bersamaan.
Demikian pula dengan kata sementara. Pada data b) menggunakan kata ketika
untuk menyatakan waktu bersamaan. Pada data c) menggunakan kata sementara
untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan.
Pada data (d) muncul kata konjungsi setelah berfungsi untuk menyatakan
hubungan berurutan atau bisa juga digunakan untuk urutan secara kronologis. Kata
konjungsi setelah berfungsi menyatakan terjadi peristiwa setelah klausa pertama di
kalimat kedua, dengan klausa kedua.
Pada data (e) konjungsi hubungan akhir yang muncul adalah kata hingga yang
berfungsi untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir yaitu kemarin.
b) Konjungsi subordinasi hubungan syarat.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan syarat yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan syarat.
a. Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
(63/111120/MP/TJ)
b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup tersebut.
(66/121120/TKA/TJ)
Dari hasil analisis kohesi gramatikal ditemukan penanda konjungsi
subordinasi hubungan tujuan meliputi, kata jika. Kata jika digunakan untuk
menyatakan syarat (janji) kalau.
c) Konjungsi subordinasi hubungan tujuan.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan tujuan.
a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(22/031120/BMB/TJ)
b. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(39/051120/SJDM/TJ)
c. Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(52/071120/MBMSPS/TJ)
d. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan
makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
(87/171120/STTP/TJ)
e. Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636
orang.
(90/181120/MKMPC/TJ)
f. Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(100/201120/LKMDMPC/TJ)
g. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga melaksanakan
protokol kesehatan yang sangat ketat.
(107/211120/SHBBS/TJ)
h. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi
dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(116/241120/TCGHPMP/TJ)
i. Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(122/251120/LPPV/TJ)
Dari hasil analisis kohesi gramatikal konjungsi subordinasi hubungan tujuan,
ditemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan meliputi, untuk dan
agar. Berikut penjelasan mengenai kedua kata tersebut.
Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya
menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa utama
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418). Oleh karena
penjelasan tersebut ditemukan kata untuk dan agar.Kata untuk berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menyatakan makna sebab atau alasan; tujuan atau maksud; bagi. Sedangkan kata
agar berfungsi untuk menyatakan makna harapan; supaya.
d) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan konsesif.
a. Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau
kelebihan 20 suara elektoral.
(54/091120/BAAT/TJ)
b. Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(119/251120/LPPV/TJ)
Berdasarkan hasil analisis kohesi gramatikal konjungsi subordinasi hubungan
konsesif, peneliti menemukan penanda konjungsi hubungan konsesif meliputi,
manapun dan meski. Berikut penjelasan mengenai penanda tersebut.
Pada data (a) muncul konjungsi subordinasi hubungan konsesif manapun.
Fungsi adanya kata manapun dalam kalimat pertama adalah untuk membandingkan
bahwa Bidan memeroleh suara terbanyak dari pada sejarah pemilihan AS sebelum-
sebelumnya.
Pada data (b) berbeda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang
ditemukan yaitu kata meski. Konjungsi meski pada data (b) berfungsi untuk
memberikan berbanding terbalik dari klausa utama dengan klausa kedua.
e) Konjungsi subordinasi hubungan pembandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan pembandingan
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan pembandingan.
a. Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(49/071120/MBMSPS/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan pembandingan yaitu, seperti.
Pada data (a) konjungsi subordinasi hubungan pembandingan yang muncul
adalah kata seperti. Konjungsi seperti pada data (a) berfungsi untuk menjelaskan
gambaran jika terjadi letusan.
f) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan penyebapan
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.
Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi
subordinasi hubungan penyebapan.
a. Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.
(12/041220/MPPC/TJ)
b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(72/121120/TKA/TJ)
c. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(104/211120/SHBBS/TJ)
d. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi
dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(117/241120/TCGHPMP/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan yaitu, karena dan sebab.
Kata karena memiliki makna yaitu sebab atau alasan. Kemudian, kata sebab
memiliki makna untuk menyatakan hal yang menimbulkan sesuatu. Kedua
konjungsi digunakan untuk menyatakan sebab yang terjadi dengan alasan atas
pernyataan yang disampaikan pada klausa pertama.
g) Konjungsi subordinasi hubungan hasil.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan hasil yang hadir
di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian
paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan
hasil.
a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(23/031120/BMB/TJ)
b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup tersebut.
(70/121120/TKA/TJ)
c. Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai
398.636 orang.
(91/181120/MKMPC/TJ)
d. Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(101/201120/LKMDMPC/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan hasil yaitu, sehingga dan maka.
Kata maka dan sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau
menandai akibat. Pada data-data yang sudah dipaparkan di atas, terjadi hubungan
hasil dimana hasil tersebut adalah akibat yang ditimbulkan dari pernyataan klausa
sebelumnya.
h) Konjungsi subordinasi hubungan cara.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan cara yang hadir
di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian
paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan
cara.
a. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan
makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke
panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
(83/171120/STTP/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan cara yaitu, dengan.
Pada data (a) itu muncul konjungsi subordinasi hubungan cara dengan. Hal ini
ditunjukan dengan hubungan pernyataan sebelum konjungsi yaitu makanan dengan
dihubungan dengan konjungsi dengan caranya yaitu membayar dengan seiklasnya.
i) Konjungsi subordinasi hubungan alat.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan alat yang hadir
di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian
paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan alat.
a. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(35/051120/SJDM/TJ)
b. Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(137/301120/BSG/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan alat yaitu, dengan.
Karena konjungsi dengan pada data (a) menghubungkan Ki Seno dengan tokoh
pewayangan Bagong dan Bima maka konjungsi itu masuk dalam konjungsi
subordinasi hubungan alat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan alat
dengan. Konjungsi dengan muncul berfungsi sebagai pernyataan bahwa ada
hubungan alat yaitu jumlah kematian petugas kesehatan.
j) Konjungsi subordinasi hubungan komplementasi.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan komplementasi
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan komplementasi.
a. Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata
adalah kala libur panjang kemarin.
(08/031220/JKMS/TJ)
b. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang
layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,
inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(115/241120/TCGHPMP/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan komplementasi yaitu, bahwa.
Pada data (a) muncul konjungsi subordinasi komplementasi bahwa. Konjungsi
hubungan komplementasi bahwa pada data (a) berfungsi menerangkan klausa
subordinasi diterangkan klausa kedua yaitu kala liburan kemarin.
Sama seperti data (1), data (2) juga ditemukan konjungsi bahwa. Konjungsi
bahwa pada data (2) berfungsi menjelaskan atau menerangkan klausa sebelum
konjungsi dengan klausa setelah konjungsi. Yang mengindikasikan bahwa
konjungsi bahwa termasuk dalam konjungsi subordinasi komplementasi.
k) Konjungsi subordinasi hubungan atributif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan atributif.
a. Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur
dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(17/051220/KTBA/TJ)
b. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(25/031120/BMB/TJ)
c. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(38/051120/SJDM/TJ)
d. Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(45/061120/PPPC/TJ)
e. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup tersebut.
(67/121120/TKA/TJ)
f. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(81/171120/STTP/TJ)
g. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(108/211120/SHBBS/TJ)
h. Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit
orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.
Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.
(111/231120/TCSAST/TJ)
i. Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(127/261120/JTPR/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan atributif yaitu, yang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata yang merupakan kata
untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yang berikutnya diutamakan atau
dibedakan dari yang lain. Kata tersebut sudah diterpakan pada data-data di atas.
Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa data-data di atas berkonjungsi subordinasi
hubungan atributif
l) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan perbandingan
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.
Adapun dibedakan menjadi dua yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi
subordinasi hubungan perbandingan.
a. Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(48/061120/PPPC/TJ)
b. Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(77/141120/SSGDBM/TJ)
c. Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(94/191120/PTTB/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan perbandingan hubungan ekuatif yaitu, sebesar dan sedikit. Pada kedua
kata tersebut menyatakan perbandingan dengan menggunakan awalan se-. Data-
data di atas berkonjungsi hubungan perbandingan ekuatif karena terdapat
penggunaan konjungsi subordinasi hubungan perbadingan sebesar dan sedikit.
a. Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS
mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar
empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.
(53/091120/BAAT/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif
dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hal tersebut diterapkan pada data a)
yang menyatakan perbandingan dengan konjungsi paling … daripada dan lebih…
daripada. Pada data tersebut terjadi hubungan perbandingan secara komparatif
karena yang diperbandingkan tidak setaraf.
m) Konjungsi subordinasi hubungan optative.
Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan optative yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi
hubungan optative.
a. Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(126/261120/JTPR/TJ)
b. Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(132/271120/SJDM/TJ)
Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi
hubungan optative yaitu, semoga. Berikut penjelasan mengenai penanda konjungsi
hubungan optative.
Kata semoga merupakan kata yang menyatakan permohonan atau harapan. Kata
ini sering kali dikaitkan dengan sebuah doa atau impian. Data-data di atas
berkonjungsi hubungan optative karena menyatakan permohonan dengan
menggunakan kata semoga.
4.2.1.2 Kohesi Leksikal
Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata)
antara bagian-bagian wacana. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan,
peneliti menemukan penanda kohesi leksikal yang terdiri dari, 1) hiponim, 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
repetisi, 3) sinonim, 4) antonim, dan 5) ekuivalen. Data penanda kohesi leksikal
yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 28 data. Data kohesi leksikal yang
ditemukan meliputi, hiponim, repetisi, kolokasi, sinnim, antonym, dan ekuivalen.
Hiponim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data hiponim
tersebut ditemukan penanda oleh peneliti meliputi, protokol kesehatan: masker,
menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan, 167 pengungsi
kelompok rentan: 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu
menyusui, 14 disabilitas, negara-negara dengan jumlah kematian petugas
kesehatan tertinggi: Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil. Repetisi yang
ditemukan berjumlah 9 data. Dari jumlah data repetisi yang diperoleh, peneliti
menemukan penanda repetisi meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson, pasien,
sembuh, Ki Seno , daripada ,suara, elektoral, orang, hingga, UMK, dan vaksinasi.
Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Dari jumlah data tersebut
ditemukan oleh peneliti penanda kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang
dan ayah, warung dan makanan, vaksinasi dan pandemi. Sinonim yang ditemukan
oleh peneliti berjumlah 4 data. Dari jumlah data sinonim tersebut ditemukan
penanda sinonim meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di
Indonesia itu ditata, tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh
pewayangan ini, letusan dan erupsi, sang ayah dan suaminya. Antonim yang
ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data antonim tersebut
ditemukan penanda antonim oleh peneliti meliputi, menurun dan naik, nyata dan
maya, pesan dan perintah. Ekuivalen yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5
data. Dari jumlah data tersebut ditemukan penanda ekuivalen oleh peneliti
meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan kesembuhan,
dan persentase dan persen.
1. Hiponim,
Peneliti menemukan penanda hiponim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda hiponim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan
demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.
(60/101120/PCEPT/TJ)
b) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25
balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.
(80/161120/GPPM/TJ)
c) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(138/301120/BSG/TJ)
Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal pada penanda hiponim, peneliti
menemukan penanda-penanda hiponim yang merupakan perincian dari hipernim
meliputi, masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, 86
lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas,
Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil. Adapun penjelasan mengenai penanda-
penanda hiponim berikut.
Pada hiponim masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari
kerumunan merupakan perincian atau penjelasan dari hipernim protokol kesehatan.
Kemudian hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu
menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim 167 pengungsi
kelompok rentan. Lalu hiponim Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil merupakan
perincian dari hipernim negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan
tertinggi.
2. Repetisi,
Peneliti menemukan penanda repetisi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda repetisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas, setidaknya
mampu menahan laju penularan virus corona.
(05/021220/LPKC/TJ)
b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari
tentang hal itu.
(18/021120/ASSB/TJ)
c) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(24/031120/BMB/TJ)
d) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(44/051120/SJDM/TJ)
e) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral.
(57/091120/BAAT/TJ)
f) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(78/141120/SSGDBM/TJ)
g) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan
makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
(84/171120/STTP/TJ)
h) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(98/191120/PTTB/TJ)
i) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(133/271120/SJDM/TJ)
Dari hasil analisis mengenai kohesi leksikal, ditemukan penanda repetisi
meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson, pasien, sembuh, Ki Seno, daripada
,suara elektoral, orang, hingga, UMK, dan vaksinasi. Berikut penjelasan mengenai
data-data yang memiliki penanda repetisi.
Repetisi data a) terjadi pada pengulangan kata menahan dan diri. Pada kata
menahan dilakukan pengulangan pada kalimat pertama dan kalimat kedua.
Sedangkan kata diri pengulangan kata terjadi pada kalimat pertama saja dengan
letak di tengah kalimat setelah kata menahan dan pada akhir kalimat pertama.
Repetisi data b) terjadi pada pengulangan kata Harley-Davidson. Kata Harley-
Davidson diulang pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Pada data c)
pengulangan terletak pada kata pasien dan sembuh. Kata pasien terjadi
pengulangan pada induk kalimat sebagai subjek kalimat dan anak kalimat terakhir.
Demikian pula, kata sembuh terjadi pengulangan kata pada induk kalimat dan anak
kalimat terakhir. Repetisi data d) terletak pada pengulangan kata Ki Seno.
Pengulangan kata Ki Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat
terakhir. Repetisi pada data e) terletak pada pengulangan kata daripada dan suara,
elektoral. Pengulangan kata daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat
kedua. Pengulangan kata suara elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dan kedua di kalimat terakhir. Repetisi data f) terjadi pada pengulangan kata orang
di kalimat kedua dan kalimat ketiga. Repetisi pada data g) terletak pada
pengulangan kata hingga di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.
Repetisi data h) terletak pada pengulangan kata UMK di kalimat pertama, kalimat
kedua, dan kalimat ketiga. Repetisi data i) terletak pada pengulangan kata kata
nomina Maradona di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.
3. Kolokasi,
Peneliti menemukan penanda kolokasi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda kolokasi.
a) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(27/031120/BMB/TJ)
b) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(65/121120/TKA/TJ)
c) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(82/171120/STTP/TJ)
d) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(123/251120/LPPV/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda
kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang dan ayah, warung dan makanan,
vaksinasi dan pandemi. Kata Covid-19 dan pandemi merupakan kata yang selalu
berhubungan dan tidak bisa digantikan. Kata sang dan ayah, merupakan pasangan
kata yang hanya bisa dipasangkan pada hal tertentu menjadi sang ayah. Pada kata
warung dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan
berpasangan tidak bisa digantikan. Pada kata vaksinasi dan pandemi merupakan
kolokasi karena selalu berhubungan dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu
dan tidak bisa digantikan.
4. Sinonim,
Peneliti menemukan penanda sinonim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda sinonim.
a) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(30/041120/EC/TJ)
b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(37/051120/SJDM/TJ)
c) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(50/071120/MBMSPS/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'.Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(68/121120/TKA/TJ)
Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda
sinonim meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu
ditata, tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini,
letusan dan erupsi, sang ayah dan suaminya.
Yang membedakan subtitusi dengan sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi
menggantikan unsur kebahasaan tertentu bertujuan sebagai pembeda atau unsur lain
untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk menjalin hubungan antar
unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Hal tersebut sudah dijelaskan
oleh Halliday dan Hasan (1976:88–89 dan 278), Harimurti (1978:100), dan
Sumarlam (2009:39). Pada klausa Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama
di Indonesia itu ditata terdapat kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa
dengan klausa. Kedua klausa tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu
suasana atau keadaan. Kemudian, klausa tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan
Dua tokoh pewayangan ini merupakan sinonim karena memiliki makna yang sama
yaitu menunjuk dua tokoh pewayangan yaitu Bagong dan Bima. Sinonim ini
berjenis sinonim klausa dengan klausa. Lalu, pada kata letusan dan erupsi. Sinonim
ini berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki
makna yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan semburan pada
gunung. Kemudian, frasa sang ayah dan kata suaminya terjadi sinonim karena
keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri. Pada sinonim ini berjenis sinonim
frasa dengan kata.
5. Antonim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Peneliti menemukan penanda antonim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda antonim.
a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup signifikan.
(01/011220/PNPP/TJ)
b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(42/051120/SJDM/TJ)
c) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana jika
sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
(62/111120/MP/TJ)
Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda
antonim meliputi, menurun dan naik, nyata dan maya, pesan dan perintah. Berikut
penjelasan mengenai penanda antonim yang ada dalam data-data tersebut.
Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang
bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen
yang lain (Baryadi, 2002:28). Pada data (a) antonim terjadi pada kata menurun dan
naik. Kata menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki
makna ke atas. Pertentangan kedua kata itu masuk dalam jenis oposisi mutlak
karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.
Lalu, pada data (b) antonim muncul pada kata nyata dan maya. Kata nyata
bermakna benar-benar ada bisa disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata
maya memiliki makna hanya tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
atau imajinasi. Sama seperti data (a) antonim pada data (b) berjenis oposisi mutlak
karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.
Pada data (c) juga ditemukan antonim yaitu kata pesan berlawanan dengan kata
perintah. Kedua kata itu berantonim secara majemuk atau oposisi majemuk karena
bersanding antara pesan yang biasa saja dengan perintah yang cenderung keras atau
kasar.
6. Ekuivalen
Peneliti menemukan penanda ekuivalen yang hadir di tajuk rencana Tribun
Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang
mengandung penanda ekuivalen.
a) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.
(06/021220/LPKC/TJ)
b) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(32/041120/EC/TJ)
c) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(95/191120/PTTB/TJ)
d) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(103/201120/LKMDMPC/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda
ekuivalen meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan
kesembuhan, dan persentase dan persen. Pada data (a) kata beraktivitas dan
aktivitas berekuivalen karena kedua kata tersebut didasari kata aktivitas. Lalu, pada
data (b) kata menata dan ditata berekuivalen karena kedua kata pemahaman yang
sama yaitu rapi. Kedua kata tersebut didasari oleh kata dasar tata. Selanjutnya pada
data (c). Kata sembuh merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena
penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh
sebab itu. kedua kata itu berekuivalen. Yang terakhir data (d) kata persentase dan
persen berekuivalen karena kedua kata tersebut memiliki kata dasar persen.
4.2.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa penanda koherensi
berpenanda dan penanda koherensi tak berpenanda. Berikut paparan hasil penelitian
mengenai penanda-penanda koherensi berpenanda dan penanda koherensi tak
berpenanda dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020.
Koherensi temporal atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1
data. Koherensi intensitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data.
Koherensi kausalitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi
kontras yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Untuk data koherensi
perurutan tidak ditemukan oleh peneliti. Koherensi aditif yang ditemukan oleh
peneliti berjumlah 3 data. Data koherensi tak berpenanda yang peneliti temukan
hanya koherensi perincian. Koherensi perincian yang peneliti temukan berjumlah 3
data.
4.2.2.1 Koherensi Berpenanda
Data koherensi berpenanda yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 15 data.
Data tersebut meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas,
koherensi kausalitas, koherensi kontras, koherensi aditif, dan koherensi perurutan.
Koherensi temporal atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1 data.
Dari jumlah data tersebut kohereni temporal atau kronologis yang ditemukan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kata sekarang Koherensi intensitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data.
Dari jumlah data tersebut koherensi intensitas yang ditemukan yaitu kata padahal,
sedang. Koherensi kausalitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Dari
jumlah tersebut penanda kohesi kausalitas yang ditemukan meliputi, kata maka, dan
dengan demikian. Koherensi kontras yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4
data. Dari jumlah data koherensi kontras yang ditemukan berupa kata namun,
meski, dan tapi. Untuk data koherensi perurutan tidak ditemukan oleh peneliti.
Koherensi aditif yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data
yang ditemukan tersebut, ditemukan penanda berupa kata sementara dan bahkan.
untuk data koherensi perincian yang ditemukan ada 3 data
a. Koherensi Temporal atau Kronologis
Peneliti menemukan penanda koherensi temporal atau kronologis yang hadir di
tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian
paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi temporal atau kronologis.
a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan
demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.
(58/101120/PCEPT/TJ)
Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini
sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,
kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,
belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Berdasarkan penjelasan itu, data (a) termasuk
dalam berkoherensi temporal atau kronologis. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat ini atau kini.
b. Koherensi Intensitas
Peneliti menemukan penanda koherensi intensitas yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf
yang mengandung penanda koherensi intensitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
a) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(76/141120/SSGDBM/TJ)
b) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(99/201120/LKMDMPC/TJ)
Pada data (a) ditemukan penanda berkoherensi hubungan intesitas yaitu pada
kata padahal yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan
sebelumnya.
Data (b) juga muncul koherensi hubungan intensitas dengan ditandai
pemakaian kata sedang yang memberikan pernyataan kesungguhan setelah
penjelasan sebelum dari kata sedang. Hal tersebut karena kata sedang pada data di
atas memiliki makna yang sama dengan kata padahal.
c. Koherensi Kausalitas.
Peneliti menemukan penanda koherensi kausalitas yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf
yang mengandung penanda koherensi kausalitas.
a) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak
muda tertawa.
(34/051120/SJDM/TJ)
b) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19 di
Tanah Air.
(134/281120/AKBCML/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan hasil analisis koherensi berpenanda, peneliti menemukan penanda
koherensi kausalitas meliputi, maka dan dengan demikian. Berikut penjelasan
mengenai penanda koherensi kausalitas dalam data tersebut.
Pada data-data di atas merupakan koherensi kausalitas karena terjadi sebab
akibat antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda tersebut. Kata maka pada
data a) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya. Demikian juga, penanda
dengan demikian, memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan sebelum dan
sesudah penanda tersebut.
d. Koherensi Kontras.
Peneliti menemukan penanda koherensi kontras yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf
yang mengandung penanda koherensi kontras.
a) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi
dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(114/241120/TCGHPMP/TJ)
b) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(120/251120/LPPV/TJ)
c) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(131/271120/SJDM/TJ)
Berdasarkan hasil analisis koherensi kontras, peneliti menemukan penanda
koherensi kausalitas meliputi, namun, meski, dan tapi. Berikut penjelasan mengenai
penanda koherensi kontras dalam data tersebut.
Koherensi kontras pada data-data di atas terletak pada kata namun, meski, tapi
dan sementara. Kata namun, meski, tapi dan sementara terletak di kalimat pertama
setiap data tersebut. Kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan pertentangan
dengan pernyataan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
e. Koherensi Aditif.
Peneliti menemukan penanda koherensi aditif yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf
yang mengandung penanda koherensi aditif.
a) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636
orang.
(88/181120/MKMPC/TJ)
b) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit
orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya. Ingat,
tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.
(110/231120/TCSAST/TJ)
Dari hasil analisis koherensi berpenanda yang sudah dilakukan, peneliti
menemukan penanda koherensi aditif meliputi, sementara dan bahkan. Kedua kata
tersebut digunakan untuk menyatakan ada nya informasi tambahan dari pernyataan
sebelumnya.
4.2.2.2 Koherensi Tak Berpenanda
Koherensi tidak berpenanda ialah pertalian semantic antara bagian-bagian
wacana yang secara tektual tidak ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari
hubungan antar unsur-unsurnya (Baryadi 2002:34). Data koherensi tak berpenanda
yang peneliti temukan hanya koherensi perincian. Koherensi perincian yang
peneliti temukan berjumlah 3 data.
a. Koherensi Perincian
Peneliti menemukan penanda koherensi perincian yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf
yang mengandung penanda koherensi aditif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan
demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.
(59/101120/PCEPT/TJ)
b) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25
balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.
(79/161120/GPPM/TJ)
c) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(93/191120/PTTB/TJ)
Pada data a) terdapat koherensi perincian saat menyatakan perincian terhadap
protokol kesehatan yang harus dilakukan. Kemudian data b) terdapat koherensi
perincian saat merinci jumlah pengungsi yang rentan. Yang terakhir, koherensi
perincian data c) terletak penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di
Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.
4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang sudah dipaparkan, kemudian data akan dibahas
meliputi, 1) penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020, 2) Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020.
4.3.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020
Tajuk rencana Tribun Jogja edisi November 2020 – Desember 2020
merupakan sebuah gambaran mengenai kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu Halliday dan Hasan (Baryadi
2002).
Dalam penelitian Hidayat (2018)untuk menganalisis kohesi gramatikal dan
kohesi leksikal, menggunakan teori Halliday dan Hassan. Kohesi gramatikal yang
digunakan meliputi, penunjuk (reference), penggantian (substitution), pelepasan (
ellipsis), dan perangkaian (conjunction). Sedangkan kohesi leksikal yang
digunakan meliputi, pengulangan (reiteration), hiponim (hyponimi), sinonimi
(synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation). Oleh teori kohesi
gramatikal dan leksikal tersebut, Hidayat memperoleh penanda, kolokasi,
penunjukan, penggantian, pelesapan, antonimi, sinonimi, dan hiponimi pada fiksi
mini dalam media sosial twitter. Sayangnya konjungsi kurang lengkap sehingga
dilengkapi oleh peneliti untuk menganalisis tajuk rencana Tribun Jogja edisi
November –Desember 2020 berupa subtitusi pada kohesi gramatikal, dan
ekuivalen pada kohesi leksikal. Selain itu, konjungsi yang digunakan oleh peneliti
lebih lengkap dibandingan dengan penelitian Hidayat.
Dalam penelitian Kusmawati (2018) kohesi gramatikal dan kohesi leksikal
yang digunakan untuk melakukan penelitian menggunakan teori Halliday dan
Hasan meliputi, referenve (referensi), substitution (subtitusi), ellypsi (elipsis), dan
conjuction (konjungsi), sedangkan kohesi leksikal yang digunakan meliputi,
reiteration (reiterasi), collocation (kolokasi). Oleh karena itu, Kusmawati
menemukan penanda referensi, subtitusi, konjungsi, hiponim, repetisi, sinonim,
antonim, dan ekuivalen pada deskripsi siswa kelas X SMK Negeri 6 Yogyakarta
tahun ajaran 2017/2018. Pada teori kohesi leksikal yang digunakan oleh
Kusumawati berbeda dengan yang digunakan oleh peneliti. Teori kohesi leksikal
yang digunakan oleh peneliti meliputi, 1) hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4)
sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.
Dalam penelitian Fauzivah (2017) menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi
leksikal yang digunakan menggunakan teori Halliday dan Hasan meliputi,
reference (referensi), substitution (subtitusi), ellypsi (elipsis), dan conjuction
(konjungsi). Kemudian, kohesi leksikal yang digunakan meliputi, reiteration
(reiterasi), dan colloctaion (kolokasi). Oleh sebab itu, Fauzivah menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
penanda referensi, konjungsi, pengulangan kata, dan sinonimi dalam menulis
terpimpin siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet,
Ngronggot, Nganjuk. Teori kohesi leksikal yang digunakan Fauzizah berbeda
dengan penelitian ini. Dengan penelitian ini, kohesi leksikal dilengkapi meliputi,
1) hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4) sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.
Dari hasil penelitian ini, peneliti lebih cenderung menemukan penada pada
kohesi gramatikal. Terlebih lagi peneliti lebih sering menemukan penanda
konjungsi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.
Adapun penanda kohesi gramatikal lain yang peneliti temukan seperti, referensi,
subtitusi, dan elipsis.
Penanda yang ditemukan oleh peneliti diawali dengan penanda referensi.
Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Referensi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu referensi anafora dan referensi katafora.
Referensi anafora merupakan pengacuan yang muncul sebelum unsur pengganti.
Sedangkan referensi katafora, pengacuan muncul setelah unsur pengganti. Dari
penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda referensi anafora nya, ia, ini, dan
itu. Adapun penanda referensi katafora yang ditemukan yaitu kata meliputi.
Berikut pembahasan data dari referensi anafora.
Pada data a) berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih
menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin. (10/031220/JKMS/TJ).
Data (1) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang menunjuk kata
Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora karena yang
ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (a) hendak menyampaikan bahwa
pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.
Pada data (b) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di
kawasan ternama di Indonesia itu ditata. (31/041120/EC/TJ). Pada data (b)
terdapat pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang menunjuk nama tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
yaitu Malioboro. Oleh sebab itu, terjadi sebuah referensi. Terjadi secara anafora
karena yang ditunjuk muncul sebelum pronomina itu.
Pada data (c) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa. (36/051120/SJDM/TJ). Proses referensi juga terjadi pada data (c). Proses
referensi terjadi karena muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu
pada nama tokoh pewayangan yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum
pronomina tersebut, maka terjadi referensi secara anafora.
Pada data (d) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada
calon presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara,
sekitar empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20 suara electoral (55/091120/BAAT/TJ). Pada data (d)
yang terjadi adalah pronomina persona tunggal ia menunjuk kata nama seseorang
yaitu, Biden. Pada data tersebut terjadi referensi secara anafora karena berada
sebelum pronomina yang menjadi penunjuk.
Untuk referensi katafora yang ditemukan hanya 1 data yang berbunyi
Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara dengan
jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika Serikat, Rusia,
Inggris, dan Brasil (139/301120/BSG/TJ). Pada data a) muncul referensi katafora
karena referensi muncul setelah kata meliputi yang merupakan penunjuk ke
perincian nagara-negara yang dimaksud.
Selanjutnya yaitu kohesi gramatikal subtitusi. Subtitusi adalah proses dan
hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar.
Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan unsur
tertentu (Mulyana, 2005:38). Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil
penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
penjelasan tersebut ditemukan subtitusi berwujud kata ini, itu, dan nya. Untuk
penanda subtitusi, peneliti menemukan beberapa penanda subtitusi dari tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan
mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan.
Pada data a) berbunyi Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar
duka. Kali ini datang dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di
Pamekasan meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari
(11/041220/MPPC/TJ. Pada data (a) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi
karena pada klausa kita kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina
ini. Proses penggantian dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di
Pamekasan juga terjadi kabar duka.
Pada data b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang
menyadari tentang hal itu (21/021120/ASSB/TJ). Kata itu menjadi sebuah kata
penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada data b) kalimat Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi oknum pengendara nya digantikan dengan kata itu yang
membuat terjadi subtitusi.
Pada data (c) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai
beban hidup tersebut (71/121120/TKA/TJ). Adapun pronomina atau kata ganti nya
yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Pada data c) frasa ayah-ayah muda
digantikan dengan pronomina nya. Hal tersebut membuat terjadi proses subtitusi.
Pada data (d) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai
beban hidup tersebut (73/121120/TKA/TJ). Kata lain yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
penunjuk adalah kata tersebut. Pada data (d) kalimat Jika ada rumah tangga yang
anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya
kerja apa sih?' digantikan dengan kata tersebut di kalimat selanjutnya. Hal tersebut,
menimbulkan proses subtitusi pada data tersebut.
Kemudian kohesi gramatikal selanjutnya yaitu elipsis. Penghilangan
merupakan salah satu penanda dalam kohesi dalam analisis wacana. Ellipsis adalah
proses menghilangkan kata atau satuan kebahasaan-kebahasaan lain (Mulyana,
2005:28). Penggunaan ellipsis terlihat jika menemukan salah satu kata yang
dihilangkan salah satu unsur kebahasaan yang sebenarnya ada. Ellipsis yang
peneliti temukan yaitu covid-19, kita, perkantoran, Ki Seno, jumlah pengangguran,
dan menyediakan. Peneliti menemukan penanda ellipsis yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-
paragraf yang mengandung penanda ellipsis.
Pada data elipsis yang ditemukan berbunyi Angka kasus Covid-19 makin
hari bukan terus menurun, melainkan … naik bahkan … melambung cukup
signifikan (03/011220/PNPP/TJ) Setelah proses analisis mengenai kohesi
gramatikal, peneliti menemukan elipsis. Pada data (a) proses elipsis terjadi karena
Covid-19 bisa diisikan sebelum kata melambung. Karena proses elipsis, maka
menjadi lebih efektif.
Selain penanda referensi, subtitusi, elipsis, adapun penanda konjungsi yang
ditemukan. Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan
(Mulyana 2005:29). Konjungsi adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang
berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan
seterusnya (Harimurti, 1978:105). Perangkaian tersebut digunakan untuk
menghubungkan satuan lingual dalam wacana untuk mengetahui maksud yang
disampaikan. Penanda konjungsi yang peneliti yang temukan meliputi, dan, baik …
maupun, melainkan, namun, tapi, atau, sejak, ketika, sementara, setelah, hingga,
jika, untuk, manapun, meski, seperti, karena, sebab, sehingga, maka, dengan,
bahwa, yang, sebesar, sedikit, paling … daripada, dan semoga. Untuk penanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konjungsi, peneliti menemukan beberapa penanda konjungsi dari tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan mengenai
paragraf-paragraf yang ditemukan. Penanda konjungsi yang ditemukan oleh
peneliti dibagi menjadi konjungsi koordinasi dan konjungsi subordinasi.
Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing
mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun ditemukan
konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu 1) konjungsi koordinasi hubungan
penjumlahan/penambahan (adservatif), 2) konjungsi koordinasi hubungan
perlawanan (adversatif), dan 3) konjungsi hubungan pemilihan
Pada data (a) berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih
menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin (09/031220/JKMS/TJ.
Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung satuan
bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang sama serta
memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan bahwa kata
dan dalam data (a) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta ditambah
sekitarnya.
Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (41/051120/SJDM/TJ). Kata baik … maupun berfungsi untuk penambahan
tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data (b) konjungai baik … maupun berfungsi
untuk menambahkan.
Selanjutnya yaitu konjungsi koordinasi hubungan perlawanan. Hubungan
perlawanan ialah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam
klausa pertama perlawanan, atau tidak sama, dengan apa yang dinyatakan dalam
klausa kedua (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:412).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Adapun peneliti menemukan penanda konjungsi koordinasi hubungan perlawanan
(adversatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember
2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi
koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).
Data (a) berbunyi Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun,
melainkan naik bahkan melambung cukup signifikan (02/011220/PNPP/TJ). Kata
namun juga merupakan kata untuk menghubungan perlawanan satuan bahasa. Pada
data (b) merupakan penerapan hubungan perlawanan dengan menggunakan kata
namun.
Pada data (b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang
menyadari tentang hal itu (20/021120/ASSB/TJ). Kata namun juga merupakan kata
untuk menghubungan perlawanan satuan bahasa. Pada data (b) merupakan
penerapan hubungan perlawanan dengan menggunakan kata namun.
Pada data (c) berbunyi Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir
Maradona baru (130/271120/SJDM/TJ). Kemudian kata tapi. Kata tapi merupakan
kata dasar dari kata tetapi. Oleh sebab itu, kata tapi juga memiliki pemaknaan yang
sama dengan kata tetapi yang berfungsi menjadi penghubung proses hubungan
perlawanan. Pada data (c) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan
perlwanan kata.
Selain itu, ada konjungsi koordinasi pemilihan. Hubungan pemilihan ialah
hubungan yang menyatakan pilihan diantara dua kemungkinan atau lebih yang
dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan(Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:414). Hubungan pilihan biasanya hadir dalam
komunikasi antar masyarakat. Dari penjelasan tersebut peneliti menemukan
penanda konjungsi koordinasi hubungan pemilihan yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-
paragraf yang mengandung penanda konjungsi koordinasi hubungan pemilihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Terdapat salah satu data yang ditemukan dari semua data konjungsi koordinasi
hubungan pilihan yang ditemukan berbunyi Berdasarkan data yang dimiliki BPS
DIY, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari
2020, di mana jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38
persen. (47/061120/PPPC/TJ). Dari hasil analisis kohesi gramatikal, muncul
konjungsi pemilihan pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – November
2020 dengan kata yang muncul yaitu atau. Kata atau merupakan kata yang
menyatakan pilihan dengan kedudukan yang setara. Pada data tersebut ditentukan
pilihan berupa jumlah orang atau presentase pengangguran.
Selain ditemukan konjungsi koordinasi, peneliti juga menemukan konjung
subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti
kalimat majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398). Adapun ditemukan
konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu Konjungsi subordinasi hubungan
waktu, 2) Konjungsi subordinasi hubungan syarat, 3) Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan, 4) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif, 5) Konjungsi
subordinasi hubungan pembandingan, 6) Konjungsi subordinasi hubungan
penyebapan, 7) Konjungsi subordinasi hubungan hasil, 8) Konjungsi subordinasi
hubungan cara, 9) Konjungsi subordinasi hubungan alat, 10) Konjungsi
subordinasi hubungan komplementasi, 11) Konjungsi subordinasi hubungan
atributif, 12) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan, dan 13)Konjungsi
subordinasi hubungan optative.
Klausa subordinatif ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan
yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:415). Adapun hubungan waktu dibagi menjadi di empat macam
yaitu a) hubungan waktu batas permulaan, b) hubungan waktu bersamaan, c)
hubungan waktu berurutan, dan d) hubungan waktu batas akhir. Dari penjelasan
tersebut peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan waktu yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi Konjungsi
subordinasi hubungan waktu.
Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan
3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566
sejak awal pandemi (26/031120/BMB/TJ). Kata sejak pada data tersebut berfungsi
untuk memberitahukan hubungan waktu permulaan. Pada data a) kata sejak
digunakan untuk menyatakan awal terjadi pandemi.
Kemudian data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa. (43/051120/SJDM/TJ). Kata ketika merupakan kata yang menyatakan
hubungan waktu bersamaan. Demikian pula dengan kata sementara. Pada data b)
menggunakan kata ketika untuk menyatakan waktu bersamaan.
Pada data (c) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp
1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta
yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan
di masing-masing wilayah. (97/191120/PTTB/TJ). Pada data c) menggunakan kata
sementara untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan.
Pada data (d) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di
kawasan ternama di Indonesia itu ditata (28/041120/EC/TJ). Kata setelah
berfungsi untuk menyatakan hubungan berurutan atau bisa juga digunakan untuk
urutan secara kronologis. Pada data d) kata setelah digunakan untuk menyatakan
waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pada data (e) berbunyi Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581
kasus Covid-19 di Tanah Air (135/281120/AKBCML/TJ). Kata hingga digunakan
untuk menyatakan waktu batas akhir. Pada data e) kata hingga digunakan untuk
menyatakan hubungan waktu batas akhir dengan kata kemarin.
Setelah konjungsi subordinasi hubungan waktu, selanjutnya yaitu konjungsi
subordinasi hubungan syarat. Hubungan syarat terdapat dalam kalimat yang kausal
subordinatifnya menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa
utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).
Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan hubungan syarat atau prediksi
kedepannya antar satuan bahasa yang di gunakan dalam wacana. Setelah
mengetahui penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda konjungsi
subordinasi hubungan syarat yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi
November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan syarat.
Pada data yang berbunyi Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan
mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi
(63/111120/MP/TJ). Dari hasil analisis kohesi gramatikal ditemukan penanda
konjungsi subordinasi hubungan tujuan meliputi, kata jika. Kata jika digunakan
untuk menyatakan syarat (janji) kalau.
Adapun konjungsi subordinasi hubungan tujuan. Hubungan tujuan terdapat
dalam kalimat yang klausa subordinatif nya menyatakan suatu tujuan atau harapan
dari apa yang disebut dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,
Hans Lapoliwa 2010:418). Dari hasil penjelasan tersebut Peneliti menemukan
penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-
paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan.
Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan
3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sejak awal pandemi (22/031120/BMB/TJ). Kata untuk berfungsi untuk
menyatakan makna sebab atau alasan; tujuan atau maksud; bagi.
Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (39/051120/SJDM/TJ). Kata agar yang digunakan pada data di atas
berfungsi untuk menyatakan makna harapan; supaya.
Selain konjungsi subordinasi hubungan syarat, terdapat konjungsi subordinasi
hubungan konsesif. Hubungan konsesif terdapat dalam kalimat majemuk yang
klausa subordinatif nya mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa
yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans
Lapoliwa 2010:419). Konjungsi ini memberikan penekanan agar pernyataan klausa
utama tidak bisa diganggu-gugat atau dirubah. Peneliti menemukan penanda
konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan konsesif.
Pada data (a) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon
presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar
empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara electoral (54/091120/BAAT/TJ). Kata manapun yang
terdapat pada data a) yang menyatakan perlawanan dengan klausa sebelumnya.
Pada data (b) berbunyi Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(119/251120/LPPV/TJ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
meski memiliki makna kata penghubung untuk menandai perlawanan makna;
walaupun; sungguhpun. Kata mesti digunakan pada data (b) yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
hubungan perlawanan antara klausa konjungsi subordinasi dengan klausa
selanjutnya.
Selanjutnya adalah konjungsi subordinasi hubungan pembandingan. Hubungan
pembandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif nya
menyatakan perbandingan, kemiripan, atau referensi antara apa yang dinyatakan
pada klausa utama dengan yang dinyatakan pada klausa subordinatif itu (Hasan
Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:419). Kemiripan sebuah
pernyataan atau informasi merupakan hal yang lazim. Oleh sebab itu, pada ranah
bahasa kesamaan, atau kemiripan tersebut dihubungan dengan konjungsi
subordinasi hubungan pembandingan. Peneliti menemukan penanda konjungsi
subordinasi hubungan pembandingan yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi
November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan pembandingan.
Pada data yang ditemukan berbunyi Tentang seperti apa letusannya nanti?
Sebesar apa? Mengarah ke mana? Kita semua berharap waktu persiapan
menghadapi dampak erupsi cukup, logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki
kekuatan dan kesabaran untuk bertahan (49/071120/MBMSPS/TJ). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata seperti berarti serupa; dengan; sebagai;
semacam. Seperti pada data (a) kata seperti digunakan untuk menyatakan situasi
yang akan terjadi.
Kemudian peneliti juga menemukan konjungsi subordinasi hubungan
penyebapan. Hubungan penyebaban terdapat dalam kalimat yang klausa
subordinatif nya menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan
dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:420). Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan
penyebapan yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember
2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda
konjungsi subordinasi hubungan penyebapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pada data a) yang ditemukan berbunyi Selang satu hari, kita kembali
mendengar kabar duka. Kali ini datang dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com,
seorang dokter di Pamekasan meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12)
dini hari (12/041220/MPPC/TJ). Kata karena pada data tersebut memiliki makna
yaitu sebab atau alasan.
Kemudian pada data c) berbunyi Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara
serentak ataupun bertahap tergantung pada kesiapan masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat (104/211120/SHBBS/TJ).
Kemudian, kata sebab memiliki makna untuk menyatakan hal yang menimbulkan
sesuatu. Kedua konjungsi digunakan untuk menyatakan sebab yang terjadi dengan
alasan atas pernyataan yang disampaikan pada klausa pertama.
Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan hasil. Hubungan hasil
terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif nya menyatakan hasil
atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama(Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420). Pada konjungsi subordinasi hasil
diterapkan jika pada klausa sebelumnya terjadi sesuatu atau manyatakan sesuatu
yang kemudian menghasilkan sesuatu. Dari penjelasan tersebut, peneliti
menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan hasil yang hadir di tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan
paragraf dari seluruh yang ditemukan yang mengandung penanda konjungsi
subordinasi hubungan hasil.
Pada data Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak awal
pandemi (23/031120/BMB/TJ) dan data Kondisi anak dan istri juga sering menjadi
cerminan sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak
terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak
heran banyak ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya
karena berbagai beban hidup tersebut (70/121120/TKA/TJ). Kata maka dan
sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau menandai akibat. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
data-data yang sudah dipaparkan di atas, terjadi hubungan hasil dimana hasil
tersebut adalah akibat yang ditimbulkan dari pernyataan klausa sebelumnya.
Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan cara. Hubungan cara
terdapat dalam kalimat yang subordinatif yang menyatakan cara pelaksanaan dari
apa yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,
Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi digunakan untuk menyatakan hubungan
sebuah cara atau tindakan. Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi
hubungan cara yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –
Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf dari seluruh yang ditemukan yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan cara.
Pada data yang ditemukan berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul.
Mulai dari warung yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga
uang tersebut disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah untuk berbagai kebutuhan (83/171120/STTP/TJ).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dengan berarti kata
penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya);
sambil; seraya. Oleh karena itu, data di atas merupakan konjungsi subordinasi
hubungan cara. Hal tersebut dibuktikan hubungan cara antara klausa utama dengan
klausa konjungsi subordinasinya.
Kemudian yaitu konjungsi subordinasi hubungan alat. Hubungan alat terdapat
pada kalimat yang rasa subordinatif nya menyatakan alat yang dinyatakan oleh
klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).
Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan hubungan sebuah alat atau benda yang
akan digunakan. Dari penjelasan tersebut, Peneliti menemukan penanda konjungsi
subordinasi hubungan alat yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November
– Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf dari seluruh yang ditemukan yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan alat.
Pada data (a) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (35/051120/SJDM/TJ dan data selanjutnya berbunyi Sementara secara
global, Amnesty International mencatat, negara-negara dengan jumlah kematian
petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil
(137/301120/BSG/TJ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dengan
berarti kata penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau
berlakunya); sambil; seraya. Oleh sebab itu, data-data di atas merupakan konjungsi
subordinasi hubungan alat. Hal tersebut dibuktikan hubungan alat atau objek yang
dihubungkan antara klausa utama dengan klausa konjungsi subordinasinya.
Adapun ditemukan konjungsi subordinasi hubungan komplementasi. Dalam
hubungan komplementasi, klausa subordinatif melengkapi apa yang dinyatakan
oleh verba utama atau oleh nomina subjek, baik yang dinyatakan maupun tidak
(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi ini
digunakan untuk menyatakan penjelasan atau perincian dari klausa sebelumnya.
Hal ini menjadikan peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan
komplementasi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –
Desember 2020. Berikut uraian paragraf dari seluruh yang ditemukan yang
mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan komplementasi.
Salah satu data yang ditemukan berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan
sekitarnya masih menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin
(08/031220/JKMS/TJ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bahwa
berarti kata penghubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang di
depan. Data-data di atas terjadi hubungan komplementasi karena terdapat konjungsi
yang memaparkan rincian atau penjelasan di klausa kedua dari klausa pertama.
Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan atributif. Hubungan atributif
ini biasanya hadir pada subordinator yang yang menghubungan anatara kata atau
klausa utama dengan kata atau klausa selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti
menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif yang hadir di tajuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian salah satu
paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif.
Pada salah satu data yang ditemukan berbunyi Pun dengan perkantoran. Harus
memiliki standar operasional prosedur dalam berinteraksi dan penanganan ketika
ada yang terinfeksi Covid-19 (17/051220/KTBA/TJ). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata yang merupakan kata untuk menyatakan bahwa kata
atau kalimat yang berikutnya diutamakan atau dibedakan dari yang lain. Kata
tersebut sudah diterpakan pada data-data di atas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan
bahwa data-data di atas berkonjungsi subordinasi hubungan atributif
Kemudian yang ditemukan selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan
perbandingan. Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk
bertingkat yang klausa subordinatif dan klausa utamanya mempunyai unsur yang
sama yang arahnya sama (ekuatif) atau berbeda (komparatif) (Hasan Alwi,
Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424). Hubungan perbandingan
dibagi menjadi dua macam yaitu a) hubungan ekuatif dan b) hubungkan
komparatif. Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif
dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hubungan komparatif muncul bila hal
atau unsur pada klausa subordinatif dan klausa utama yang diperbandingkan
berbeda tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa
2010:425). Setelah melihat penjelasan tersebut. Peneliti menemukan penanda
konjungsi subordinasi hubungan perbandingan yang hadir di tajuk rencana Tribun
Jogja edisi November – Desember 2020. Adapun dibedakan menjadi dua yaitu
hubungan ekuatif dan hubungan komparatif. Berikut pembahasan paragraf-
paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan
perbandingan.
Pada hubungan perbandingan ekuatif ditemukan data berbunyi Berdasarkan
data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan
pada periode Februari 2020, di mana jumlah pengangguran mencapai 72.097
orang atau sebesar 3,38 persen (48/061120/PPPC/TJ) dan Ini kali pertama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sehari jumlah kasus positif tembus 5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8
Oktober ketika kasus bertambah 4.850 orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya
bertambah sedikit ke angka 37.892 orang (77/141120/SSGDBM/TJ), ditemukan
kata sebesar dan sedikit. Pada kedua kata tersebut menyatakan perbandingan
dengan menggunakan awalan se-. Data-data di atas berkonjungsi hubungan
perbandingan ekuatif karena terdapat penggunaan konjungsi subordinasi hubungan
perbadingan sebesar dan sedikit.
Pada hubungan perbandingan komparatif ditemukan data berbunyi Biden
mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana pun dalam
sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta lebih banyak
daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau kelebihan 20 suara
electoral (53/091120/BAAT/TJ). Dari data tersebut menyatakan perbandingan
dengan konjungsi paling … daripada dan lebih… daripada. Pada data tersebut
terjadi hubungan perbandingan secara komparatif karena yang diperbandingkan
tidak setaraf.
Kemudian kohesi gramatikal terakhir yang ditemukan, berupa konjungsi
subordinasi hubungan optative. Hubungan optatif terdapat dalam kalimat majemuk
bertingkat yang klausa utamanya menyatakan harapan agar apa yang dinyatakan
dalam klausa subordinatif dan dapat terjadi (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,
Hans Lapoliwa 2010:426). Hubungan optative terjadi apabila ada ide atau
proposisi yang mengandung suatu harapan atau doa (Rani et al. 2006:123). Dari
penjelasan tersebut. Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan
optative yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember
2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda
konjungsi subordinasi hubungan optative.
Salah satu data yang ditemukan berbunyi Semoga bangsa ini terhindar dari
pejabat-pejabat yang nafsu, nalar, naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah
penderitaan rakyat yang sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari
pandemi covid-19 (126/261120/JTPR/TJ). Kata semoga merupakan kata yang
menyatakan permohonan atau harapan. Kata ini sering kali dikaitkan dengan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
doa atau impian. Data-data di atas berkonjungsi hubungan optative karena
menyatakan permohonan dengan menggunakan kata semoga.
Selain terdapat penanda kohesi gramatikal yang ditemukan peneliti dalam tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, peneliti juga menemukan
kohesi leksikal yang melipuri, 1) hiponim, 2) repetisi, 3) sinonim, 4) antonim, dan
5) ekuivalen. Hubungan kohesi leksikal adalah hubungan oleh sebab adanya
pertalian secara leksikal dalam wacana. Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal
adalah keterikatan leksikal (kata) antara bagian-bagian wacana. Kohesi ini berupa
kata atau frasa bebas yang mampu mempertahanlan hubungan kohesif dengan
kalimat yang mendahului atau yang mengikuti (Rani et al. 2006:129). Oleh karena
itu, peneliti menemukan penanda kohesi leksikal sebagai berikut.
Pertama yaitu kohesi leksikal hiponim. Hiponim adalah kohesi leksikal berupa
relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan
konstituen yang lain (Baryadi, 2002:26). Dari penjelasan tersebut peneliti
menemukan penanda hiponim meliputi, protokol kesehatan: masker, menjaga
jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan, 167 pengungsi kelompok
rentan: 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14
disabilitas, negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi:
Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil. Peneliti menemukan penanda hiponim
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda hiponim.
Pada data pertama yaitu data (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan
disiplin menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona
yakni, mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari
kerumunan (60/101120/PCEPT/TJ). Pada hiponim masker, menjaga jarak,
mencuci tangan, menghindari kerumunan merupakan perincian atau penjelasan dari
hipernim protokol kesehatan.
Pada data (b) berbunyi Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) DIY, 167 pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas
(80/161120/GPPM/TJ). Kemudian hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita,
satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim
167 pengungsi kelompok rentan. Pada hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25
balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari
hipernim 167 pengungsi kelompok rentan.
Pada data (c) berbunyi Sementara secara global, Amnesty International
mencatat, negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi
meliputi Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil (138/301120/BSG/TJ). Lalu
hiponim Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil merupakan perincian dari hipernim
negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi.
Selanjutnya yang ditemukan berupa penanda kohesi leksikal repetisi
Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan konstituen
yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Dari penjelasan mengenai tersebut
peneiti menemukan penanda repetisi meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson,
pasien, sembuh, Ki Seno , daripada ,suara, elektoral, orang, hingga, UMK, dan
vaksinasi. Peneliti menemukan penanda repetisi yang hadir di tajuk rencana Tribun
Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf
yang mengandung penanda repetisi.
Pada data (a) berbunyi Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan
diri membebaskan diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona (05/021220/LPKC/TJ).
Repetisi data (a) terjadi pada pengulangan kata menahan dan diri. Pada kata
menahan dilakukan pengulangan pada kalimat pertama dan kalimat kedua.
Sedangkan kata diri pengulangan kata terjadi pada kalimat pertama saja dengan
letak di tengah kalimat setelah kata menahan dan pada akhir kalimat pertama
Pada data (b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang
menyadari tentang hal itu (18/021120/ASSB/TJ). Repetisi data b) terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pengulangan kata Harley-Davidson. Kata Harley-Davidson diulang pada kalimat
pertama dan kalimat kedua.
Pada data (c) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan
3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566
sejak awal pandemi (24/031120/BMB/TJ). Pada data (c) pengulangan terletak pada
kata pasien dan sembuh. Kata pasien terjadi pengulangan pada induk kalimat
sebagai subjek kalimat dan anak kalimat terakhir. Demikian pula, kata sembuh
terjadi pengulangan kata pada induk kalimat dan anak kalimat terakhir.
Pada data (d) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (44/051120/SJDM/TJ). Repetisi data d) terletak pada pengulangan kata Ki
Seno. Pengulangan kata Ki Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan
kalimat terakhir.
Pada data (e) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon
presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar
empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral (57/091120/BAAT/TJ). Repetisi pada data (e)
terletak pada pengulangan kata daripada dan suara, elektoral. Pengulangan kata
daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Pengulangan kata suara
elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama dan kedua di kalimat terakhir.
Pada (f) berbunyi Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus
5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka 37.892
orang (78/141120/SSGDBM/TJ). Repetisi data f) terjadi pada pengulangan kata
orang di kalimat kedua dan kalimat ketiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Pada data (g) berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung
yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte
sedekah untuk berbagai kebutuhan (84/171120/STTP/TJ). Repetisi pada data g)
terletak pada pengulangan kata hingga di kalimat pertama, kalimat kedua, dan
kalimat ketiga.
Pada data (h) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp
1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta
yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan
di masing-masing wilayah (98/191120/PTTB/TJ). Repetisi data (h) terletak pada
pengulangan kata UMK di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.
Pada data (i) berbunyi Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir
Maradona baru (133/271120/SJDM/TJ). Repetisi data i) terletak pada pengulangan
kata kata nomina Maradona di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.
Kemudian selain repetisi, peneliti juga menemukan kohesi leksikal kolokasi.
Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:28).
Kemudian menurut (Rani et al., 2006:133) bahwa kolokasi adalah suatu hal yang
selalu berdekatan atau berdampingan dengan yang lain, biasanya diasosiasikan
sebagai satu kesatuan. Oleh karena penjelasan tersebut peneliti menemukan
penanda kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang dan ayah, warung dan
makanan, vaksinasi dan pandemi. Peneliti menemukan penanda kolokasi yang
hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda kolokasi.
Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan
3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sejak awal pandemi (27/031120/BMB/TJ). Kata Covid-19 dan pandemi merupakan
kata yang selalu berhubungan dan tidak bisa digantikan.
Selanjutnya pada data (b) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi
cerminan sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak
terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak
heran banyak ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya
karena berbagai beban hidup tersebut (65/121120/TKA/TJ). Kata sang dan ayah,
merupakan pasangan kata yang hanya bisa dipasangkan pada hal atau satuan
tertentu menjadi sang ayah.
Pada data (c) berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan (82/171120/STTP/TJ). Pada kata warung
dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan berpasangan tidak
bisa digantikan.
Pada data (d) berbunyi Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak
(123/251120/LPPV/TJ). Pada kata vaksinasi dan pandemi merupakan kolokasi
karena selalu berhubungan dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu dan tidak
bisa digantikan.
Kemudian kohesi leksikal selanjutnya yang ditemukan yaitu kohesi leksikal
sinonim. Sinonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang
mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi 2002:27).
Sinonim berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual
tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana (Sumarlam 2009:39). Adapun
macam-macam sinom, meliputi 1) inonim morfem (bebas) dengan morfem
(terikat), 2) Sinonim kata dengan kata, 3) Sinonim kata dengan frasa atau
sebaliknya, 4) Sinonim frasa dengan frasa, dan 5) Sinonim klausa/kalimat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
klausa/kalimat. Dari penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda sinonim
meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu ditata,
tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini, letusan dan
erupsi, sang ayah dan suaminya. Peneliti menemukan penanda sinonim yang hadir
di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda sinonim.
Pada data (a) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik
trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama
di Indonesia itu ditata (30/041120/EC/TJ). Yang membedakan subtitusi dengan
sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi menggantikan unsur kebahasaan tertentu
bertujuan sebagai pembeda atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim
bertujuan untuk menjalin hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat
kesamaan makna. Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Halliday dan Hasan (1976:88–
89 dan 278), Harimurti (1978:100), dan Sumarlam (2009:39). Pada klausa
Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu ditata terdapat
kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa. Kedua klausa
tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu suasana atau keadaan.
Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik
penonton baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa (37/051120/SJDM/TJ). Kemudian, klausa tokoh
pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini merupakan sinonim
karena memiliki makna yang sama yaitu menunjuk dua tokoh pewayangan yaitu
Bagong dan Bima. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa.
Pada data (c) berbunyi Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa?
Mengarah ke mana? Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak
erupsi cukup, logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan
kesabaran untuk bertahan (50/071120/MBMSPS/TJ). . Lalu, pada kata letusan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
erupsi. Sinonim ini berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim
karena memiliki makna yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan
semburan pada gunung.
Pada data (d) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'.Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai
beban hidup tersebut (68/121120/TKA/TJ). Kemudian, frasa sang ayah dan kata
suaminya terjadi sinonim karena keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri.
Pada sinonim ini berjenis sinonim frasa dengan kata.
Kemudian setelah kohesi leksikal sinonim, adapun peneliti menemukan kohesi
leksikal antonim. Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang bersiat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen
yang lain (Baryadi, 2002:28). Adapun beberapa macam antonim menurut
Sumarlam (2009:40) yaitu, 1) oposisi mutlak, 2) posisi kutub, 3) oposisi hubungan,
4) oposisi hirarkial, dan 5) oposisi majemuk. Dari penjelasan tersebut peneliti
menemukan penanda antonim oleh peneliti meliputi, menurun dan naik, nyata dan
maya, pesan dan perintah. Peneliti menemukan penanda antonim yang hadir di
tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan
paragraf-paragraf yang mengandung penanda antonim.
Pada data (a) berbunyi Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun,
melainkan naik bahkan melambung cukup signifikan (01/011220/PNPP/TJ). Pada
kata menurun dan naik berantonim karena memiliki makna yang berlawanan. Kata
menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki makna ke atas.
Pada pertentangan kedua kata tersebut berjenis oposisi mutlak karena memiliki
pertentangan yang tidak bisa dirubah.
Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (42/051120/SJDM/TJ). Pada kata nyata dan maya berantonim karena
memiliki makna yang berlawanan. Kata nyata bermakna benar-benar ada bisa
disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata maya memiliki makna hanya
tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan atau imajinasi. Kedua kata
tersebut berjenis oposisi mutlak karena memiliki pertentangan yang tidak bisa
dirubah.
Pada data (c) berbunyi Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan
mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi
(62/111120/MP/TJ). Pada kata pesan dan perintah berantonim secara majemuk
atau oposisi majemuk karena bersanding antara pesan yang biasa saja dengan
perintah yang cenderung keras atau kasar.
Selanjutnya yaitu kohesi leksikal ekuivalen. Ekuivalensi atau kesepadanan
menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual
tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dari penjelasan
tersebut penanda ekuivalen yang peneliti temukan meliputi, beraktivitas dan
aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan kesembuhan, dan persentase dan persen.
Peneliti menemukan penanda ekuivalen yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja
edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang
mengandung penanda ekuivalen.
Pada data (a) berbunyi Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan
diri membebaskan diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan
aktivitas, setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona
(06/021220/LPKC/TJ) Pada kata beraktivitas dan aktivitas berekuivalen karena
kedua kata tersebut didasari kata aktivitas.
Pada data (b) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik
trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama
di Indonesia itu ditata (32/041120/EC/TJ). Pada kata menata dan ditata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
berekuivalen karena kedua kata memiliki dasar yaitu rapi. Kedua kata tersebut
didasari oleh kata dasar tata.
Pada data (c) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp
1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta
yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan
di masing-masing wilayah (95/191120/PTTB/TJ). Kata sembuh merupakan hasil
akhir proses membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses
seseorang menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut berekuivalen.
Pada data (d) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga
kamis siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang
(103/201120/LKMDMPC/TJ). berbunyi Kata sembuh merupakan hasil akhir proses
membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang
menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut berekuivalen.
4.3.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember
2020
Tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020 merupakan
ilustrasi mengenai koherensi yang digunakan untuk penelitian sesuai dengan teori
yang digunakan oleh peneliti.
Pada penelitian Hidayat (2018), menggunakan koherensi meliputi, koherensi
logis (kronologis kausalitas, koherensi logis kontras), koherensi perian, koherensi
kronologis, koherensi pentahapan, koherensi stimulus-respons. Oleh karena
koherensi yang digunakan tersebut, Hidayat menemukan penanda koherensi
meliputi, koherensi logis (kronologis kausalitas, koherensi logis kontras),
koherensi perian, koherensi kronologis, dan koherensi stimulus-respon pada fiksi
mini dalam media sosial Twitter. Dari penelitian ini, peneliti menemukan
koherensi lebih lengkap dan berbeda dari penelitian Hidayat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Pada penelitian Kusmawati (2018) menggunakan koherensi meliputi,
koherensi berpenanda (koherensi, temporal/kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)
koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, dan 6) koherensi
perurutan), dan koherensi tak berpenanda ( koherensi perincian, koherensi )
Dengan menggunakan teori tersebut Dania Kusmawati menemukan penanda
koherensi meliputi, koherensi berpenanda (koherensi, temporal/kronologis, 2)
koherensi intensitas, 3) koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi
aditif, dan 6) koherensi perurutan), dan koherensi tak berpenanda ( koherensi
perincian dan koherensi wacana dialog) pada karangan deskripsi siswa kelas X
SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Teori yang digunakan oleh
Kusmawati mendukung teori yang digunakan oleh peneliti karena memiliki
konsep-konsep koherensi sama dengan peneliti.
Dalam penelitan Fauzivah (2017) menggunakan teori koherensi milik Ramlan
meliputi, hubungan penambahan, hubungan perturutan, hubungan perlawanan,
hubungan lebih/penekanan, hubungan sebab-akibat, hubungan waktu, hubungan
syarat, hubungan cara, hubungan kegunaan, hubungan penjelasan, hubungan
penyimpulan. Dari teori yang digunakan tersebut Fauzivah menemukan penanda
koherensi berupa, koherensi sebab-akibat, koherensi waktu, koherensi penjelasan,
dan koherensi perurutan dalam menulis terpimpin siswa kelas III di Madrasah
Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet Ngronggot.
Koherensi yang ditemukan oleh peneliti meliputi, 1) koherensi berpenanda
(koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas,
koherensi kontras, dan koherensi aditif), dan koherensi tak berpenanda (koherensi
perincian). Berikut paparan mengenai penanda koherensi yang ditemukan. Teori
koherensi yang digunakan penelitian Fauzivah dengan penelitian ini berbeda. Teori
koherensi yang digunakan justru sama dengan teori konjungsi yang digunakan oleh
peneliti.
Koherensi pertama yang peneliti temukan adalah koherensi berpenanda.
Koherensi berpenanda yang ditemukan hanya 5 macam meliputi, 1) koherensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3) koherensi kausalitas, 4)
koherensi kontras, dan 5) koherensi aditif.
Koherensi berpenanda pertama yang ditemukan oleh peneliti adalah koherensi
temporal atau kronologis. Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi
temporal. Koherensi ini sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan
hubungan temporal (lalu, kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) ,
dan penanda aspek (akan, belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Setelah melihat
penjelasan tersebut peneliti mwnwmukan kohereni temporal atau kronologis yaitu
kata sekarang. Peneliti menemukan penanda koherensi temporal atau kronologis
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi temporal atau
kronologis.
Pada data (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan
protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan
(58/101120/PCEPT/TJ). Data di atas berkoherensi temporal atau kronologis. Hal
tersebut dibuktikan dengan ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat
ini atau kini.
Koherensi berpenanda yang ditemukan peneliti selanjutnya yaitu koherensi
intensitas. Koherensi intensitas adalah hubungan makna penyangatan kalimat
berdasarkan penandanya. Dari penanda tersebut menjadi penghubung antara
kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya. Dari penjelasan tersebut peneliti
menemukan koherensi intensitas berupa kata padahal, sedang. Peneliti menemukan
penanda koherensi intensitas yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi
November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang
mengandung penanda koherensi intensitas.
Pada data (a) berbunyi Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif
tembus 5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah
4.850 orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka 37.892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
orang (76/141120/SSGDBM/TJ). Adapun data b) yang berbunyi Sedang untuk
angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612 orang (99/201120/LKMDMPC/TJ). Data-data di atas
berkoherensi hubungan intesitas. Hal tersebut dibuktikan dengan pemakaian kata
padahal dan sedang yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan
sebelumnya.
Kemudian koherensi berpenanda yaitu koherensi kausalitas. Koherensi
kausalitas merupakan hubungan makna sebab yang mengindikasikan sebab dari
pernyataan kalimat sebelumnya dengan ditandai konjungsi sebab (kausal) seperti
oleh sebab itu, oleh karena itu, dan lantaran demikian. Oleh karena itu, peneliti
menemukan kohesi kausalitas yang meliputi, kata maka, dan dengan demikian.
Peneliti menemukan penanda koherensi kausalitas yang hadir di tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-
paragraf yang mengandung penanda koherensi kausalitas.
Pada data (a) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.
Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik
di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda
tertawa (34/051120/SJDM/TJ). Pada data di atas merupakan koherensi kausalitas
karena terjadi sebab akibat antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda
tersebut. Kata maka pada data a) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya.
Pada data (b) berbunyi Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada
522.581 kasus Covid-19 di Tanah Air (134/281120/AKBCML/TJ). Pada data di atas,
penanda dengan demikian memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan
sebelum dan sesudah penanda tersebut.
Selanjutnya yaitu koherensi kontras. Koheremsi kontras merupakan hubungan
pertentangan dari pernyataan kalimat sebelumnya. Kalimat pertentangan ini
ditandai dengan konjungsi pertentangan seperti kata, tetapi, tapi, meskipun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sebaliknya, namun, walaupun, dan namun demikian. Setelah melihat penjelasan
tersebut koherensi kontras yang ditemukan peneliti berupa kata namun, meski, tapi,
dan sementara. Peneliti menemukan penanda koherensi kontras yang hadir di tajuk
rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan
paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi kontras.
Pada data (a) berbunyi Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan
bahwa memang layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa
(114/241120/TCGHPMP/TJ). Selanjutnya pada data b) berbunyi Meski vaksinasi
akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi satu harapan agar
pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih
leluasa dalam bergerak (120/251120/LPPV/TJ). Kemudian data c) bebunyi Tapi
Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru
(131/271120/SJDM/TJ). Koherensi kontras pada data-data di atas terletak pada kata
namun, meski, dan tapi. Kata namun, meski, dan tapi terletak di kalimat pertama
setiap data tersebut. Kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan pertentangan
dengan pernyataan sebelumnya.
Selanjutnya yaitu koherensi berpenanda yang ditemukan berupa koherensi
aditif. Koherensi aditif merupakan sebuah hubungan makna penambahan.
Hubungan ini terjadi saat kalimat-kalimat sebelumnya memiliki informasi
tambahan yang ditandai dengan kata lagipula, berikutnya, dan disamping itu.
Setelah melihat penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda koherensi aditif
berupa kata sementara dan bahkan. Peneliti menemukan penanda koherensi aditif
yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut
pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi aditif.
Pada data (a) berbunyi Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin
ada penambahan 3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan
mencapai 398.636 orang (88/181120/MKMPC/TJ). Selain data a) terdapat juga
data b) yang berbunyi Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu.
Bahkan, tak sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
maya. Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum
(110/231120/TCSAST/TJ). Dari hasil analisis koherensi berpenanda yang sudah
dilakukan, peneliti menemukan penanda koherensi aditif meliputi, sementara dan
bahkan. Kedua kata tersebut digunakan untuk menyatakan ada nya informasi
tambahan dari pernyataan sebelumnya.
Yang terakhir adalah koherensi tan berpenanda. Koherensi tidak berpenanda
ialah pertalian semantic antara bagian-bagian wacana yang secara tektual tidak
ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari hubungan antar unur-unsurnya
(Baryadi 2002:34). Koherensi tak berpenanda yang ditemukan, hanya koherensi
perincian.
Koherensi tak berpenanda yang ditemukan adalah koherensi perincian. Baryadi
(2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi yang
mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara sistematis.
Setelah melihat penjelasan tersebut peneliti menemukan 3 koherensi perincian.
Berikut pembahasan mengenai ketiga data koherensi perincian yang ditemukan.
Pada (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan
protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan
(59/101120/PCEPT/TJ). Pada data a) terdapat koherensi perincian saat menyatakan
perincian terhadap protokol kesehatan yang harus dilakukan.
Pada data (b) berbunyi Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) DIY, 167 pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak
24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas
(79/161120/GPPM/TJ). Pada data b) terdapat koherensi perincian saat merinci
jumlah pengungsi yang rentan.
Kemudian data (c) yang berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di
Kabupaten Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta
yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan
di masing-masing wilayah (93/191120/PTTB/TJ). Yang terakhir, koherensi
perincian data (c) terletak penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di
Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
BAB V
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis mengenai kohesi dan koherensi tajuk rencana
Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Terdapat 139 data yang diidentifikasi oleh peneliti mengandung penanda-
kohesi dan koherensi. Data-data tersebut terdiri dari penanda kohesi yang
terdiri dari kohesi gramatikal dengan alat-alatnya yaitu, 1) referensi, 2)
subtitusi, 3) elipsis, 4) Konjungsi. Konjungsi yang ditemukan oleh peneliti
adalah konjungsi Konjungsi Koordinasi yang terdiri dari, 1) Hubungan
penjumlahan/penambahan , 2) Hubungan perlawanan (adversatif), 3)
Hubungan pemilihan. Lalu konjungsi subordinasi yang terdiri dari,1)
Hubungan waktu (Hubungan batas waktu permulaan, Hubungan waktu
bersamaan, Hubungan waktu berurutan, Hubungan waktu batas akhir), 2)
Hubungan syarat, 3) Hubungan tujuan, 4) Hubungan konsesif, 5) Hubungan
pembandingan, 6) Hubungan penyebapan,7) Hubungan hasil, 8) Hubungan
cara, 9) Hubungan alat, 10) Hubungan komplementasi, 11) Hubungan
atributif, 12) Hubungan perbandingan (Hubungan ekuatif, Hubungan
komparatif), dan 13) Hubungan optative. Adapun kohesi leksikal yang
ditemukan peneliti meliputi, 1) hiponim, 2) kolokasi, 3) repetisi, 4 sinonim,
5) Antonim, dan 6) ekuivalen. Selain itu, juga ditemukan oleh peneliti
koherensi berpenanda meliputi, 1) koherensi temporal atau kronologis, 2)
koherensi intesitas, 3) koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5)
koherensi aditif. Untuk koherensi tak berpenanda hanya ditemukan
koherensi perincian.
2. Dari rincian kohesi dan koherensi yang ditemukan, dapat disimpulkan
penelitian ini meneliti lebih lengkap seperti contohnya konjungsi.
Konjungsi lebih diuraikan dengan lengkap dan terperinci dibanding
penelitian terdahulu. Selain itu penyajian penanda koherensi juga lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
dengan membedakan menjadi dua jenis yaitu koherensi berpenanda dan tak
berpenanda. Selain itu, ahli yang diacu juga langsung dari sumber buku ahli
dan menggunakan teori yang muktahir. Hal ini untuk mengatasi jika terjadi
revisi maupu perubahan penjelasan. Selain itu, adanya penggunaan kohesi
dan koherensi dengan tepat pada penanda-penanda yang ditemukan oleh
peneliti, dapat dikatakan bahwa tajuk rencana Tribun Jogja edisi November
– Desember 2021 merupakan wacana yang kohesif dan koheren. Terdapat
penanda kohesi yang digunakan, membuktikan adanya hubungan bentuk
satuan kebahasaan. Selain itu, ketepatan dalam menggunakan satuan
kebahasaan, membuktikan adanya hubungan makna antar kalimat atau
terjadi proses koherensi. Maka dari itu, wacana tersebut dapat dikatakan
baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya lebih teliti dalam meneliti, dan lebih
dilengkapi untuk teori yang akan digunakan. Karena teori menentukan data yang
akan diperoleh. Untuk objek yang diteliti oleh peneliti adalah tajuk rencana. Peneliti
menyaran untuk meneliti di bagian lainya seperti berita kolom, opini, atau tulisan
iklan surat kabar. Peneliti lain juga bisa meneliti selain bentuk argumentative atau
deklaratif seperti wacana berbentuk narasi, eksposisi, dan anekdot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DAFTAR PUSTAKA
Aliah, Yoce. 2014. “Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif.” Bandung:
Bandung: Refika Aditama.
Anwar, Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Jakarta:
Pradnya Paramitha.
Assegaff, H. A. 1983. Jurnalistik Masa Kini: pengantar ke praktek kewartawanan.
Jakarta: Jakarta: Ghalia Indonesia.
Barus, Sedia. 2010. “Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita.” Jakarta:
Erlangga.
Baryadi, Praptomo. 2002. “Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.”
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, A. 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:
Yogyakarta: Tata Wacana.
Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
Pelangi Aksara.
Fauzisah, Fina Anggraini. 2017. “Ananlisis Kohesi dan Koherensi dalam Menulis
Terpimpin Siswa kelas III di Madrasah Iptidaiyah Thoriqul Huda Juwet
Ngronggot Nganjuk.” Jurnal. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Nganjuk: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim 1–
187.
Halliday dan Hassan. 1976. “Cohession in English.” New York: New York:
Longman Grub Limited.
Harimurti, Kridalaksana. 1978. “Keutuhan Wacana.” Jakarta: Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keti. Jakarta: Jakarta: Pusat
Bahasa dan Balai Pustaka.
Hidayat, Amri Nur. 2018. “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini
dalam Media Sosial Twitter.” Jurnal. Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma 6–11.
Kridalaksana, H. 1981. Bahasa Baku dalam Majalah Pembinaan Bahasa
Indonesia. Jilid II. Jakarta: Jakarta: Bhratara.
Kurniyati, Diah Dwi. 2012. “Analisis Kesalahan Kohesi dan Koherensi Paragraf
pada Karangan Siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.” Jurnal. Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta 1–108.
Kusumawati, Dania. 2018. “Jenis Penanda Kekoherensian Karangan Deskripsi
Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017 / 2018.” Jurnal.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma 1(Juli 2018):1–126.
M, Ramlan. 1993. “Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa
Indonesia.” Yogyakarta: Yogyakarta: Andi Offset.
Mulyana. 2005. “Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana.” in Yogyakarta: Tiara Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Oktarini, Yeti Diyan. 2012. “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Karangan
Narasi Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Godean Sleman Yogyakarta.” Jurnal.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Purba, A. 1996. Kompetensi Komunikatif. Medan: Medan: USU Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Rani, Abdul, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian
Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Siregar, Ashadi. 2003. Politik Editorial Media Indonesia: Analisis Tajuk Rencana
1998-2001. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Sudaryanto. 1991. Ragam Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran BI. Semarang:
Semarang: Citra Almamater.
Sudaryanto. 2015. Metode dan aneka teknik analisis bahasa: pengantar penelitian
wahana kebudayaan secara linguistis. Yogyakarta: Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Suhardi. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar-Rus
Media.
Sumadiria, Haris. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Sumadiria, Haris. 2020. Menulis artikel dan tajuk rencana: panduan praktis
penulis, jusnalis, dan penggiat media massa. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Sumarlam, M. S. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka
Cakra.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. “Pengajaran Wacana.” in Bandung: Angkasa.
Bandung: Angkasa.
Widiatmoko, Wisnu. 2015. “Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik
Nasional Di Majalah Online Detik.” Jurnal. Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
1–43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN 1
ANALISIS
Referensi
1) Referensi Anafora
(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata
adalah kala libur panjang kemarin.
(10/031220/JKMS/TJ)
Data (1) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang menunjuk kata
Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora karena yang
ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (1) hendak menyampaikan bahwa
pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.
(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari
tentang hal itu.
(19/021120/ASSB/TJ)
Adapun data (2) yang sama terjadi proses referensi. Proses referensi terjadi pada
pronomina nya yang menunjuk kata Harley-Davidson. Sama dengan data (1)
referensi yang terjadi referensi anafora. Data (2) hendak menjelaskan bahwa
pengendara itu adalah pengendara Harley-Davidson.
(3) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan menata
pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di Indonesia
itu ditata.
(31/041120/EC/TJ)
Lalu proses referensi pada data (3) pada kata itu dan Malioboro. Jenis referensi
yang digunakan adalah pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang menunjuk
nama tempat Malioboro. Data (3) ingin menjelaskan bahwa kalimat kedua masih
membahas Malioboro dengan memakai pronomina itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(36/051120/SJDM/TJ)
Proses referensi juga terjadi pada data (4). Proses referensi terjadi karena muncul
pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu pada nama tokoh pewayangan
yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum pronomina tersebut, maka terjadi
referensi secara anafora.
(5) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral.
(55/091120/BAAT/TJ)
Terjadi proses referensi pada data (5). Proses ini terjadi karena pada kata Biden
diganti dengan kata ia di kalimat selanjutnya. Karena data (5) penanda berbentuk
pronomina ia, maka masuk dalam kategori pronomina persona tunggal. Data
tersebut menjelaskan bahwa kalimat kedua pada masih membahas tentang Biden
dengan diganti pronomina ia.
(6) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(69/121120/TKA/TJ)
Data (6) terjadi proses referensi dengan munculnya pronomina nya yang menunjuk
kata sang ayah dan istri. Karena adanya pengacuan di kalimat kedua, kalimat kedua
masih memiliki hubungan dengan penjelasan kalimat pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
(7) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(121/251120/LPPV/TJ)
Pada data (7) muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu kata
vaksinasi di klausa pertama. Pada pronomina ini hendak menjelaskan bahwa masik
memiliki kesinambungan dengan klausa sebelumnya dengan menunjuk kata
vaksinasi.
(8) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(129/261120/JTPR/TJ)
Pada data di atas referensi anafora muncul karena terdapat pronomina nya, yang
menunjuk pada kata, pejabat-pejabat. Kata pejabat-pejabat muncul berada
sebelum pronomina penunjuk yang mengindikasikan bahwa terjadi referensi secara
anafora
2) Referensi Katafora
(1) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(139/301120/BSG/TJ)
Data (1) itu termasuk referensi katafora karena, muncul penanda kata meliputi yang
berfungsi untuk menunjuk penjelasan setelahnya yaitu Amerika Serikat, Rusia,
Inggris, dan Brasil.
Subtitusi
(1) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang
dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
(11/041220/MPPC/TJ)
Pada data (1) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi karena pada klausa kita
kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina ini. Proses penggantian
dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di Pamekasan juga terjadi kabar
duka.
(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang
menyadari tentang hal itu.
(21/021120/ASSB/TJ)
Pada data (2) kata itu menjadi sebuah kata penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada
data di atas kalimat Harley-Davidson selalu menjadi korban arogansi oknum
pengendara nya digantikan dengan kata itu yang membuat terjadi subtitusi.
(3) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai
beban hidup tersebut.
(71/121120/TKA/TJ)
Pada data (3) terjadi proses subtitusi. Proses subtitusi ini terletak pada frasa ayah-
ayah muda digantikan dengan pronomina nya. Karena yang diganti berupa klausa,
proses ini termasuk dalam subtitusi klausa.
(4) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup tersebut.
(73/121120/TKA/TJ)
Pada data (4) proses subtitusi terjadi karena pada kata tersebut menunjuk kalimat
Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Karena proses subtitusi yang
diganti berupa kalimat, maka masuk kategori subtitusi kalimat.
(5) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit
orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.
Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.
(112/231120/SAST/TJ)
Sama seperti data (4), data (5) juga terjadi proses subtitusi karena kalimat Bahkan,
tak sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.
diganti dengan kata tersebut di kalimat selanjutnya. Hal ini, menjelaskan bahwa
kalimat pada kata tersebut masih berhubungan dengan yang ditunjuk sebelumnya.
Elipsis
(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan … naik
bahkan … melambung cukup signifikan.
(03/011220/PNPP/TJ)
Seperti pada penjelasan bahwa elipsis adalah proses penghilangan unsur bahasa
tertentu, terjadi pada data (1). Pada data (1) proses elipsis terjadi karena adanya
penghilangan kata Covid-19 yang seharusnya bisa disisipkan setelah kata
melainkan dan kata bahkan.
(2) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya … mampu menahan laju penularan virus corona.
(07/021220/LPKC/TJ)
Pada data (2) proses elipsis terjadi karena kata kita hilang setelah kata setidaknya.
Hal ini, menandakan adanya hubungan antara kalimat pertama dengan selanjutnya.
(3) Pun dengan perkantoran. … Harus memiliki standar operasional
prosedur dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi
Covid-19. (14/051220/KTBA/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pada data (3) terjadi proses elipsis karena kata perkantoran sebetulnya bisa
disisipkan sebelum kata Harus awal kalimat kedua. Hal ini, menandakan kalimat
kedua masih memiliki hubungan dengan kalimat pertama.
(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet … untuk menarik
penonton baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton,
terutama anak-anak muda tertawa.
(40/051120/SJDM/TJ)
Lalu, data (4) juga terjadi elipsis. Proses elipsis terjadi karena kata Ki Seno
sebetulnya bisa disisipkan setelah kata magnet. Namun, untuk menerapkan
kehematan kalimat kata itu tidak disisipkan.
(5) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan … bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(46/061120/PPPC/TJ)
Pada data (5) terjadi proses elipsis karena frasa jumlah pengangguran seharusnya
bisa disisipkan setelah kata peningatan. Hal ini, untuk menegaskan bahwa angka
yang dimaksud adalah jumlah pengangguran. Karena untuk lebih efektif frasa itu
tidak disisipkan.
(6) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, … makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(86/171120/STTP/TJ)
Selanjutnya pada data (6), proses elipsis terjadi pada karena kata menyediakan
dihilangkan setelah frasa panti asuhan. Proses elipsis ini menandakan masih ada
hubungannya pada kalimat penanda dengan kalimat yang dihilangkan salah satu
unsur bahasanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
(7) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya … lebih leluasa dalam bergerak.
(125/251120/LPPV/TJ)
Pada data (7) juga ditemukan proses elipsis. Proses ini terjadi karena kata kita
dihilangkan setelah kata setidaknya. Hal ini bertujuan agar kehematan kalimat dapat
diterapkan.
Konjungsi
1) Konjungsi Koordinasi
d) Konjungsi koordinasi hubungan penjumlahan dan penambahan
(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata
adalah kala libur panjang kemarin.
(09/031220/JKMS/TJ)
Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung satuan
bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang sama serta
memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan bahwa kata
dan dalam data (1) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta ditambah
sekitarnya.
(2) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur
dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(15/051220/KTBA/TJ)
Seperti pada data (1), data (2) juga muncul konjungsi koordinasi penjumlahan atau
penambahan. Konjungsi dan pada data (2) bertujuan untuk menambahkan
informasi antara klausa standar operasional prosedur dalam berinteraksi dan
penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(3) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
(29/041120/EC/TJ)
Pada data (3) terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan dan.
Adanya konjungsi dan berfungsi untuk penambah informasi mengenai yang
dibenahi yaitu klausa menata pedagang kaki lima.
(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(41/051120/SJDM/TJ)
Data (4) muncul penanda konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan yang
berbeda. Konjungsi itu yaitu kata baik … maupun berfungsi untuk penambahan
tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data di atas konjungai baik … maupun berfungsi
untuk menambahkan frasa dunia nyata.
(5) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(51/071120/MBMSPS/TJ)
Seperti data (3), data (5) juga terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan
penjumlahan dan. Pada data (3) konjungsi dan berfungsi untuk menjumlahkan
klausa masyarakat memiliki kekuatan dan klausa kesabaran untuk bertahan.
(6) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(64/121120/TKA/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lalu pada data (6) juga muncul konjungsi dan. Konjungsi ini berfungsi
menambahkan selain anak ada juga istri yang menjadi cerminan ayah. Konjungsi
itu muncul di kalimat pertama data (6).
(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(106/211120/SHBBS/TJ)
Pada data (7) terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan
yang berfungsi sebagai penambah klausa juga melaksanakan protokol kesehatan
yang sangat ketat.
(8) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi
dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(118/241120/TCGHPMP/TJ)
Pada data (8) terdapat konjungsi dan yang sama seperti data (7). Konjungsi yang
muncul itu berfungsi menambahkan klausa kemampuan mumpuni dalam mendidik
siswa yang merupakan salah satu syarat pengangkatan guru PPPK.
(9) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(124/251120/LPPV/TJ)
Data (9) muncul konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan.
Konjungsi digunakan penulis untuk memberikan penjelasan tambahan pada kalimat
data (9) bahwa kita bisa kembali beraktivitas.
(10) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(128/261120/JTPR/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Pada data (10) kata konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan hadir
yang berfungsi untuk menambahkan pernyataan klausa nuraninya rusak.
e) Konjungsi koordinasi hubungan perlawanan
(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup signifikan.
(02/011220/PNPP/TJ)
Pada data (1) proses hubungan perlawanan terjadi karena adanya perlawanan yang
di hubungan dengan kata melainkan antara klausa sebelumnya dengan klausa
setelah muncul konjungsi itu.
(2) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.
(04/021220/LPKC/TJ)
Pada data (2) muncul konjungsi koordinasi perlawanan namun. Konjungsi namun
yang muncul, berfungsi untuk memberikan penjelasan dari klausa sebelumnya.
Walaupun beraktivitas, tetap memiliki batasan kebebasan.
(3) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang
menyadari tentang hal itu.
(20/021120/ASSB/TJ)
Pada data (3) untuk memberikan penjelasan bahwa pernyataan kalimat pertama
tidak sesuai dengan kenyataan, bahwa orang-orang kurang menyadari Harley
Daavidson menjadi korban arogansi pengendaranya. Hal itu, ditandai dengan
konjungsi koordinasi perlawanan namun.
(4) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
(61/111120/MP/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Sama halnya dengan data (3), data (4) juga muncul konjungsi koordinasi
perlawanan namun yang menegaskan adanya perlawanan maksud bahwa bukan
sekedar pesan tetapi yang disampaikan adalah sebuah perintah.
(5) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang
layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,
inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(113/241120/TCGHPMP/TJ)
Konjungsi namun data (5) hendak menjelaskan bahwa data (5) berbanding terbalik
penjelasannya dengan kalimat atau paragraf sebelumnya.
(6) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(130/271120/SJDM/TJ)
Pada data (6) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan perlawanan kata.
Kata tapi adalah kata asal dari kata tetapi, yang merupakan konjungsi perlawanan.
Kata tapi digunakan pada data (6) untuk menyatakan perlawanan dengan
pernyataan sebelumnya.
f) Konjungsi hubungan pemilihan
(1) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(47/061120/PPPC/TJ)
Pada data (1) konjungsi pemilihan terjadi pada kata atau. Kata atau pada data (1)
muncul di anak kalimat kedua, yang menentukan pilihan antara jumlah
pengangguran berbentuk jumlah orang yaitu 72.097 orang atau presentase yaitu
3,38 persen.
(2) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
(56/091120/BAAT/TJ)
Pada data (2) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada data
(2) memberikn pilihan antara 290 suara elektoral atau kelebihan suara elektoral
yaitu 20 suara elektoral.
(3) Satu harapan kita adalah imunisasi atau vaksinasi Covid-19 dapat
mempercepat penghentian pandemi.
(74/131120/MMMV/TJ)
Data (3) muncul konjungsi pilihan atau. Konjungsi atau itu berfungsi memberikan
informasi pilihan antara imunisasi atau vaksinasi Covid-19.
(4) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(105/211120/SHBBS/TJ)
Pada data (3) juga muncul konjungsi pilihan. Hanya saja, berbunyi ataupun. Namun
demikian, arti dari kata itu sama sebagai penentu pilihan informasi yaitu pemberian
izin ini bisa saja secara serentak
2) Konjungsi Subordinasi
a) Konjungsi subordinasi hubungan waktu
a. Hubungan batas waktu permulaan
(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(26/031120/BMB/TJ)
Pada data (1) muncul konjungsi yang menyatakan hubungan batas waktu
permulaan. Konjungsi itu adalah kata sejak yang berfungsi untuk menyatakan awal
terjadi pandemi.
b. Hubungan waktu bersamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur
dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(16/051220/KTBA/TJ)
Pada data (1) konjungsi yang berfungsi untuk menyatakan hubungan bersamaan
terdapat pada kata ketika yang menyatakan penanganan dan berinteraksi harus
memiliki standar operasional prosedur dilakukan bersamaan saat ada yang
terjangkit Covid-19
(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(43/051120/SJDM/TJ)
Pada data (2) terjadi atau muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan. Konjungsi
yang muncul adalah kata ketika pada kalimat terakhir. Pada konjungsi itu berfungsi
menyatakan kebersamaan antara memainkan tokoh bagong dengan membuat para
penonton atau anak-anak muda tertawa.
(3) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(75/141120/SSGDBM/TJ)
Data (3) juga seperti data (2) muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan kata
ketika yang berfungsi untuk menyatakan waktu bersamaan yang terletak pada
kalimat kedua. Pada konjungsi tersebut menunjukan hubungan waktu bersamaan
antara klausa sebelumnya dengan klausa setelah konjungsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
(4) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai
398.636 orang.
(89/181120/MKMPC/TJ)
Demikian juga dengan kata sementara pada data (4) menggunakan kata sementara
untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan dengan informasi yang disampaikan
di pernyataan dari kalimat atau paragraf sebelumnya.
(5) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(97/191120/PTTB/TJ)
Seperti pada data (4), data (5) juga muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan
dengan kata sementara. Konjungsi tersebut muncul untuk menyatakan bersamaan
dengan UMK naik pada wilayah Gunungkidul, UMK wilayah Kota Yogyakarta
masih yang tertinggi.
c. Hubungan waktu berurutan
(1) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(28/041120/EC/TJ)
Pada data (1) muncul kata konjungsi setelah berfungsi untuk menyatakan hubungan
berurutan atau bisa juga digunakan untuk urutan secara kronologis. Kata konjungsi
setelah berfungsi menyatakan terjadi peristiwa setelah klausa pertama di kalimat
kedua, dengan klausa kedua.
d. Hubungan waktu batas akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
(1) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(85/171120/STTP/TJ)
Pada data (1) terdapat konjungsi hubungan waktu batas akhir kata hingga yang
digunakan untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir klausa uang tersebut
disumbang ke panti asuhan dengan warga menyediakan halte sedekah.
(2) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(102/201120/LKMDMPC/TJ)
Lalu pada data (2) muncul konjungsi hubungan batas akhir pada kata hingga.
Konjungsi itu berfungsi untuk memberi informasi bahwa batas akhir waktu yang
dinyatakan adalah kamis siang.
(3) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19
di Tanah Air.
(135/281120/AKBCML/TJ)
Pada data (3) konjungsi hubungan akhir yang muncul adalah kata hingga yang
berfungsi untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir yaitu kemarin.
b) Konjungsi subordinasi hubungan syarat
(1) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
(63/111120/MP/TJ)
Dari hasil analisis, data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan syarat berupa
kata jika. Kata pada data (1) berfungsi memberikan pengandaian jika erupsi
Gunung Merapi.
(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(66/121120/TKA/TJ)
Pada data (2) ditemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yaitu,
kata jika. Kata jika itu digunakan untuk menyatakan syarat (janji) kalau antara
induk kalimat dengan anak kalimat pada kalimat kedua.
c) Konjungsi subordinasi hubungan tujuan
(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(22/031120/BMB/TJ)
Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan kata untuk. Kata
untuk berfungsi untuk menyatakan makna sebab atau alasan, tujuan atau maksud
dan bagi. Pada data (1) kata untuk berfungsi untuk tujuan atau maksud penjelasan
yaitu pasien sembuh.
(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(39/051120/SJDM/TJ)
Sama seperti data (1), data (2) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan
kata untuk yang memberikan informasi bahwa penayangan kedua tokoh
pewayangan bertujuan menarik penonton.
(3) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(52/071120/MBMSPS/TJ)
Pada data (3) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk.
Konjungsi pada data (3) berfungsi memberikan penjelasan bahwa masyarakat bisa
bertahan karena masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran.
(4) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(87/171120/STTP/TJ)
Seperti data (3), data (4) juga muncul konjungsi hubungan tujuan untuk. Pada data
(4) konjungsi bertujuan memberikan penjelasan bahwa halte sedekah memiliki
berbagi kebutuhan.
(5) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai
398.636 orang.
(90/181120/MKMPC/TJ)
Pada data (4) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk. Konjungsi
untuk pada data (4) berfungsi menjelaskan bahwa yang disampaikan merupakan
jumlah pasien Covid-14 untuk kasus sembuh.
(6) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(100/201120/LKMDMPC/TJ)
Data (6) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan seperti data-data
sebelumnya, yang hendak memberikan penjelasan bahwa jumlah penambahan
ditujukan pada angka kesembuhan di kalimat pertama.
(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(107/211120/SHBBS/TJ)
Pada data (7) konjungsi untuk digunakan untuk memberikan penjelasan bahwa
sekolah memenuhi semua checklist bertujuan melakukan tatap muka.
(8) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,
inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(116/241120/TCGHPMP/TJ)
Pada data (8) munculnya konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk adalah
untuk memberikan penjelasan bahwa menjadi PPPK harus menjadi seorang guru
honorer yang layak.
(9) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(122/251120/LPPV/TJ)
Pada data (9) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang berbeda yaitu
konjungsi agar. Konjungsi agar pada data (9) muncul berfungsi untuk menjelaskan
bahwa ada harapan pandemi segera berakhir.
d) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif
(1) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral.
(54/091120/BAAT/TJ)
Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan konsesif manapun. Fungsi
adanya kata manapun dalam kalimat pertama adalah untuk membandingkan bahwa
Bidan memeroleh suara terbanyak dari pada sejarah pemilihan AS sebelum-
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
(2) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(119/251120/LPPV/TJ)
Pada data (2) berbeda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang ditemukan
yaitu kata meski. Konjungsi meski pada data (2) berfungsi untuk memberikan
berbanding terbalik dari klausa utama dengan klausa kedua.
e) Konjungsi subordinasi hubungan pembandingan
(1) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(49/071120/MBMSPS/TJ)
Pada data (1) konjungsi subordinasi hubungan pembandingan yang muncul adalah
kata seperti. Konjungsi seperti pada data (1) berfungsi untuk menjelaskan
gambaran jika terjadi letusan.
(2) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit
orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.
Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum (*)
(109/231120/TCSAST/TJ)
Seperti data (1), data (2) juga menemukan konjungsi subordinasi hubungan
pembandingan seperti. Konjungsi seperti yang muncul di data (2) berfungsi untuk
membandingakan yang dinyatakan pada kalimat pertama dengan pernyataan
sebelumnya.
f) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan
(1) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
(12/041220/MPPC/TJ)
Setelah konjungsi hubungan perbandingan sekarang konjungsi hubungan
penyebaban. Pada data (1) konjungsi subordinasi hubungan penyebapan yang
muncul adalah kata karena yang menerangkan bahwa meninggal alasannya
diakibatkan Covid-19.
(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(72/121120/TKA/TJ)
Pada data (2) ditemukan konjungsi subordinasi hubungan penyebapan yaitu kata
karena. Kata karena terletak di kalimat ketiga dengan yang menyatakan akibat dari
pernyataan sebelumnya.
(3) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(104/211120/SHBBS/TJ)
Berbeda dengan data (1) dan data (2). Data (3) menemukan konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan dengan kata sebab. Kata sebab pada data (3) berfungsi untuk
memberikan penjelasan mengenai sebab dari penjelasan sebelumnya.
(4) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,
inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(117/241120/TCGHPMP/TJ)
Pada data (4) muncul konjungsi hubungan penyebapan karena berfungsi untuk
menerangkan bahwa para honorer yang diangkat menjadi PPPK adalah karena
kelayakannya dengan semangat, motivasi, inovasi, dan kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
g) Konjungsi subordinasi hubungan hasil
(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(23/031120/BMB/TJ)
Kata maka dan sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau
menandai akibat. Pada data (1) terdapat kata sehingga yang mengakibatkan terjadi
hubungan hasil dimana penjelasan mengenai penambahan pasien sembuh
menjadikan jumlah keseluruhan kasus sembuh Covid-19 bertambah.
(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(33/051120/SJDM/TJ)
Pada data (2) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil, namun yang
ditemukan adalah kata maka. Konjungsi maka dalam data (2) berfungsi untuk
menyatakan sebab dari pernyataan sebelumnya.
(3) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(70/121120/TKA/TJ)
Seperti data (2), data (3) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil
dengan kata maka. Fungsi dari konjungsi maka pada data (3) adalah untuk
menerangkan bahwa kalimat ketiga merupakan hasil dari penjelasan kalimat kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
(4) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai
398.636 orang.
(91/181120/MKMPC/TJ)
Pada data (4) ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil sehingga.
Konjungsi ini berfungsi untuk menjelaskan bahwa adanya penambahan jumlah
sembuh, menghasilkan pernyataan penambahan juga pada jumlah total angka
kesembuhan Covid-19.
(5) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(101/201120/LKMDMPC/TJ)
Pada data (5), konjungsi subordinasi hubungan hasil yang ditemukan sama seperti
data (3) yaitu maka. Pada data (5) kata maka berfungsi untuk menerangkan bahwa
setelah penambahan angka kesembuhan, hingga kamis siang kasus penambahan
total sembuh Covid-19 menjadi 406.612 orang di klausa terakhir.
h) Konjungsi subordinasi hubungan cara
(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur
dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(13/051220/KTBA/TJ)
Pada data (6) muncul konjungsi subordinasi hubungan cara dengan. Hubungan
tersebut terjadi karena hubungan cara antara klausa utama dengan klausa konjungsi
subordinasinya yaitu perkantoran.
(2) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(83/171120/STTP/TJ)
Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan
cara dengan. Hal ini ditunjukan dengan hubungan pernyataan sebelum konjungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
yaitu makanan dengan dihubungan dengan konjungsi dengan caranya yaitu
membayar dengan seiklasnya.
i) Konjungsi subordinasi hubungan alat
(1) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(35/051120/SJDM/TJ)
Karena konjungsi dengan pada data (1) menghubungkan Ki Seno dengan tokoh
pewayangan Bagong dan Bima maka konjungsi itu masuk dalam konjungsi
subordinasi hubungan alat.
(2) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-
negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi
Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(137/301120/BSG/TJ)
Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan alat
dengan. Konjungsi dengan muncul berfungsi sebagai pernyataan bahwa ada
hubungan alat yaitu jumlah kematian petugas kesehatan.
j) Konjungsi subordinasi hubungan komplementasi
(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan
wisata adalah kala libur panjang kemarin.
(08/031220/JKMS/TJ)
Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi komplementasi bahwa. Konjungsi
hubungan komplementasi bahwa pada data (1) berfungsi menerangkan klausa
subordinasi diterangkan klausa kedua yaitu kala liburan kemarin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
(2) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang
layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,
inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(115/241120/TCGHPMP/TJ)
Sama seperti data (1), data (2) juga ditemukan konjungsi bahwa. Konjungsi bahwa
pada data (2) berfungsi menjelaskan atau menerangkan klausa sebelum konjungsi
dengan klausa setelah konjungsi. Yang mengindikasikan bahwa konjungsi bahwa
termasuk dalam konjungsi subordinasi komplementasi.
k) Konjungsi subordinasi hubungan atributif
(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur
dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.
(17/051220/KTBA/TJ)
Pada data (1) ditemukan konjungsi hubungan atributif yang. Konjungsi yang pada
data (1) berfungsi untuk mengutamakan pernyataan terinfeksi Covid-19 pada
kalimat kedua.
(2) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(25/031120/BMB/TJ)
Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan atributif
yang yang berfungsi sebagai penegasan atau mengutamakan pernyataan sembuh
kini dengan jumlah angka yang dimaksud.
(3) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(38/051120/SJDM/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Pada data (3) muncul konjungsi hubungan atributif yang, adalah untuk
mengutamakan pernyataan mengenai menjadi magnet pada kalimat kedua.
Pernyataan itu adalah penjelasan tentang dua tokoh pewayangan yang menarik
perhatian penonton Ki Seno.
(4) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(45/061120/PPPC/TJ)
Data selanjutnya yang muncul konjungsi subordinasi hubungan atributif yang
adalah data (4). Konjungsi yang pada data (4) berfungsi untuk mengutamakan
pernyataan dimiliki BPS DIY. Hal ini untuk menerangkan bahwa data itu milik BPS
DIY.
(5) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(67/121120/TKA/TJ)
Pada data (5) ditemukan dua konjungsi subordinasi hubungan atributif yang.
Konjungsi yang yang pertama berfungsi untuk membedakan rumah tangga dengan
anak istrinya tampak tak terawatt. Lalu, konjungsi yang kedua berfungsi
membedakan antara pernyataan banyak ayah-ayah muda dengan wajahnya lebih
tua.
(6) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(81/171120/STTP/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Pada data (6) muncul konjungsi subordinasi hubungan atributif yang yang berfungsi
untuk mengutamakan atau menekankan bahwa warung yang dimaksud yang
menyediakan makanan.
(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus
memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga
melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.
(108/211120/SHBBS/TJ)
Pada data (7) terdapat konjungsi subordinasi hubungan atributif di kalimat kedua.
Konjungsi pada data (7) itu berfungsi untuk mengutamakan atau menekankan
mengenai melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
(8) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak
sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia
maya. Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.
(111/231120/TCSAST/TJ)
Lalu, data selanjutnya adalah data (8). Data (8) juga muncul konjungsi subordinasi
hubungan atributif yang dengan fungsinya yaitu mengutamakan atau menerangkan
sedikit orang dengan pernyataan terlalu berani.
(9) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(127/261120/JTPR/TJ)
Pada data (9) sama seperti data (5) terdapat dua konjungsi subordinasi hubungan
atributif yang. Konjungsi yang yang pertama berfungsi untuk membedakan bahwa
pejabat yang dimaksud adalah pejabat yang nafsu, nalar, naluri dan naruninya
rusak. Lalu, konjungsi yang yang kedua berfungsi untuk mengutamakan atau
menekankan pernyataan sudah berbulan-bulan tentang penderitaan rakyat terjadi.
l) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan
a) Hubungan ekuatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
(1) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami
peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana
jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.
(48/061120/PPPC/TJ)
Pada data (1) terjadi hubungan perbandingan dengan menggunakan awalan se-.
Hubungan ini dinyatakan dengan kata sebesar yang dihubungan antara dengan
jumlah pengangguran dengan presentase.
(2) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(77/141120/SSGDBM/TJ)
Pada data (2) terjadi hubungan perbandingan secara ekuatif ditandai dengan adanya
kata sedikit yang merupakan kata awalan Se-. Data (2) berkonjungsi hubungan
perbandingan ekuatif karena membandingkan dengan kalimat sebelumnya.
(3) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(94/191120/PTTB/TJ)
Seperti data (1), data (3) juga memiliki hubungan perbandingan secara ekuatif. Hal
itu ditandai dengan adanya kata sebesar yang merupakan kata dengan awal Se-
dengan fungsi nya sebagai pembanding antara presentase dengan kenaikan jumlah
UMK yang dinyatakan.
b) Hubungan komparatif
(1) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS
mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.
(53/091120/BAAT/TJ)
Pada data (1) perbandingan dengan konjungsi paling … daripada dan lebih…
daripada. Pada data (1) terjadi hubungan perbandingan secara komparatif karena
yang diperbandingkan tidak setaraf.
m) Konjungsi subordinasi hubungan optative
(1) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.
(126/261120/JTPR/TJ)
Pada data (1) terdapat konjungsi subordinasi hubungan optative. Hal ini
dikarenakan munculnya kata semoga. Fungsi konjungsi semoga pada data (1)
untuk permohonan untuk bangsa Indonesia terhindar dari pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya rusak.
(2) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(132/271120/SJDM/TJ)
Sama seperti data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan optative.
Konjungsi itu yaitu konjungsi semoga. Konjungsi semoga pada data (2) berfungsi
untuk berharap dari pernyataan sebelumnya mengenai Maradona baru.
Kohesi Leksikal
1. Hiponim
(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol
kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari
kerumunan.
(60/101120/PCEPT/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Hiponim adalah kohesi leksikal berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:26). Dari
penjelasan tersebut ditemukan hiponim pada data (1) yaitu berupa perincian
masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan yang merupakan
penjelasan dari hipernim protokol kesehatan.
(2) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25
balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.
(80/161120/GPPM/TJ)
Sama halnya dengan data (1) hiponim pada data (2) muncul karena adanya
perincian 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui,
14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim 167 pengungsi kelompok rentan.
(3) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
(138/301120/BSG/TJ)
Hiponim juga muncul di data (3). Hal itu ditandai dengan perincian Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, Brasil yang adalah penjelasan dari negara-negara dengan
jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi.
2. Repetisi
(1) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.
(05/021220/LPKC/TJ)
Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan konstituen
yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Dari penjelasan tersebut ditemukan
repetisi pada data (1). Repetisi terletak pada pengulangan kata menahan dan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban
arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari
tentang hal itu.
(18/021120/ASSB/TJ)
Demikian pula pada data (2) juga ditemukan repetisi pada kata Harley Davidson
pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Hal ini kalimat pertama dan kalimat kedua
memiliki hubungan bentuk dan bahasan.
(3) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(24/031120/BMB/TJ)
Pada data (3) pengulangan terletak pada kata pasien dan sembuh. Kata pasien
terjadi pengulangan pada induk kalimat sebagai subjek kalimat dan anak kalimat
terakhir. Demikian pula, kata sembuh terjadi pengulangan kata pada induk kalimat
dan anak kalimat terakhir.
(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(44/051120/SJDM/TJ)
Pada data (4) repetisi terjadi saat pengulangan kata Ki Seno. Pengulangan kata Ki
Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat terakhir. Hal ini memberi
maksud ketiga kalimat memiliki bahasan yang masih saling berkaitan.
(5) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral
atau kelebihan 20 suara elektoral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
(57/091120/BAAT/TJ)
Pada data (5) juga terjadi pengulangan pada kata daripada dan suara, elektoral.
Pengulangan kata daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat kedua.
Pengulangan kata suara elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama dan
kedua di kalimat terakhir.
(6) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(78/141120/SSGDBM/TJ)
Data (6) juga terjadi proses repetisi. Hal ini ditandai dengan pengulangan kata
orang pada kalimat kedua dan kalimat ketiga dari data (6). Proses repetisi
mengindikasikan bahwa kalimat kedua dan ketiga memiliki pembahasan yang
saling berkaitan.
(7) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(84/171120/STTP/TJ)
Selanjutnya repetisi juga terjadi pada data (7) dengan ditandai kata hingga.
Pengulangan kata hingga terjadi di di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat
ketiga.
(8) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(98/191120/PTTB/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Data (8) juga terjadi proses repetisi. Repetisi terjadi pada data (8) ditandai dengan
pengulangan kata UMK. Pengulangan terjadi di kalimat pertama setelah kata
kenaikan. Lalu, kalimat kedua muncul setelah kata jumlah. Kata UMK juga muncul
di kalimat ketiga setelah kata penetapan.
(9) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(133/271120/SJDM/TJ)
Pada data (9) repetisi terjadi karena adanya pengulangan kata Maradona. Kata
Maradona muncul pada kalimat pertama dan kalimat kedua.
3. Kolokasi
(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
(27/031120/BMB/TJ)
Halliday dan Hasan (1976:287) menyampaikan bahwa kolokasi disebabkan oleh
kedua kata atau lebih sering muncul bersamaan dalam suatu konstruksi bahasa atau
konteks wacana yang sama. Dari penjelasan itu, ditemukan kolokasi pada data (1)
dengan kata Covid-19 dan pandemi merupakan kata yang selalu berhubungan dan
tidak bisa digantikan di setiap digunakan pada unsur kebahasaan tertentu.
(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(65/121120/TKA/TJ)
Demikian pula kata sang dan ayah data (2). Kedua kata itu adalah pasangan kata
yang hanya bisa dipasangkan pada unsur bahasa tertentu seperti sang ayah.
(3) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang
menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan
halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.
(82/171120/STTP/TJ)
Pada data (3) juga ditemukan proses kolokasi yaitu pada kata warung dan makanan.
Pada kata warung dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan
selalu hadir dalam satuan bahasa yang digunakan.
(4) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(123/251120/LPPV/TJ)
Lalu, ada juga kolokasi yang terjadi pada (4). Kata-kata itu adalah kata vaksinasi
dan pandemi. Kedua kata itu termasuk dalam kolokasi karena selalu berhubungan
dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu dan tidak bisa digantikan.
4. Sinonim
(1) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(30/041120/EC/TJ)
Yang membedakan subtitusi dengan sinonim adalah pada fungsinya. Fungsi
subtitusi adalah menggantikan unsur kebahasaan tertentu bertujuan sebagai
pembeda atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk
menjalin hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Hal
tersebut sudah dijelaskan oleh Halliday dan Hasan (1976:88–89 dan 278),
Harimurti (1978:100), dan Sumarlam (2009:39). Pada data (1) proses sinonim
muncul klausa Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu
ditata terdapat kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa.
Kedua klausa tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu suasana atau
keadaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(37/051120/SJDM/TJ)
Kemudian, sinonim yang ditemukan pada data (2) terdapat pada klausa tokoh
pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini. Kedua klausa
bersinonim karena memiliki makna yang sama yaitu menunjuk dua tokoh
pewayangan yaitu Bagong dan Bima. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan
klausa.
(3) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
(50/071120/MBMSPS/TJ)
Lalu, data (3) proses terjadinya sinonim pada kata letusan dan erupsi. Sinonim ini
berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki makna
yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan semburan pada gunung.
(4) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada
rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung
tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah
muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban
hidup tersebut.
(68/121120/TKA/TJ)
Kemudian, sinonim pada data (4) muncul pada frasa sang ayah dan kata suaminya.
Hal itu dikarenakan, keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri. Pada sinonim
ini berjenis sinonim frasa dengan kata.
5. Antonim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup signifikan.
(01/011220/PNPP/TJ)
Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat
kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain
(Baryadi, 2002:28). Pada data (1) antonim terjadi pada kata menurun dan naik. Kata
menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki makna ke atas.
Pertentangan kedua kata itu masuk dalam jenis oposisi mutlak karena memiliki
pertentangan yang tidak bisa dirubah.
(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(42/051120/SJDM/TJ)
Lalu, pada data (2) antonim muncul pada kata nyata dan maya. Kata nyata
bermakna benar-benar ada bisa disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata
maya memiliki makna hanya tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan
atau imajinasi. Sama seperti data (1) antonim pada data (2) berjenis oposisi mutlak
karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.
(3) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.
(62/111120/MP/TJ)
Pada data (3) juga ditemukan antonim yaitu kata pesan berlawanan dengan kata
perintah. Kedua kata itu berantonim secara majemuk atau oposisi majemuk karena
bersanding antara pesan yang biasa saja dengan perintah yang cenderung keras atau
kasar.
6. Ekuivalen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
(1) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan
diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.
(06/021220/LPKC/TJ)
Ekuivalensi atau kesepadanan menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan
kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam
sebuah paradigma. Berdasarkan penjelasan tersebut, ditemukan penanda ekuivalen
pada data (1) meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan
kesembuhan, dan persentase dan persen. Pada kata beraktivitas dan aktivitas
berekuivalen karena kedua kata tersebut didasari kata aktivitas.
(2) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
(32/041120/EC/TJ)
Pada data (2) terjadi proses ekuivalen ditandai dengan kata menata dan ditata.
Kedua kata berekuivalen kata memiliki kesamaan hubungan yaitu merikan sesuatu.
Kedua kata tersebut didasari oleh kata dasar tata.
(3) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai
398.636 orang.
(92/181120/MKMPC/TJ)
Demikian juga, pada data (3) juga muncul ekuivalen pada kata sembuh dan kata
kesembuhan. Kata sembuh merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena
penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh
karena kesamaan hal maka dapat dikatakan kedua kata itu berekuivalen.
(4) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(95/191120/PTTB/TJ)
Pada data (4) proses ekuivalen terjadi pada kata persentase dan persen. Kedua kata
tersebut berekuivalen karena memiliki kata dasar persen dengan pembahasan yang
sama.
(5) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(103/201120/LKMDMPC/TJ)
Pada data (5) juga mengalami proses ekuivalen. Proses ini terjadi pada kata sembuh
merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan
merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut
berekuivalen.
Koherensi
1. Koherensi Berpenanda
a. Koherensi Temporal/Kronologis
(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol
kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.
(58/101120/PCEPT/TJ)
Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini
sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,
kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,
belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Berdasarkan penjelasan itu, data (1) termasuk
dalam berkoherensi temporal atau kronologis. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat ini atau kini.
b. Koherensi Intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
(1) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.
Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850
orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka
37.892 orang.
(76/141120/SSGDBM/TJ)
Pada data (1) ditemukan penanda berkoherensi hubungan intesitas yaitu pada kata
padahal yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan
sebelumnya.
(2) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.
(99/201120/LKMDMPC/TJ)
Data (2) juga muncul koherensi hubungan intensitas dengan ditandai pemakaian
kata sedang yang memberikan pernyataan kesungguhan setelah penjelasan sebelum
dari kata sedang. Hal tersebut karena kata sedang pada data di atas memiliki makna
yang sama dengan kata padahal.
c. Koherensi Kausalitas
(1) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno
sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua
tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan
tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama
anak-anak muda tertawa.
(34/051120/SJDM/TJ)
Koherensi kausalitas adalah pernyataan yang diakibatkan oleh pernyataan
sebelumnya. Pada data (1) koherensi kausalitas karena terjadi dengan ditandai
dengan kata maka pada data (1) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya.
(2) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19
di Tanah Air.
(134/281120/AKBCML/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Pada data (2) muncul koherensi kausalitas. Hal ini dikarenakan, terjadi sebab akibat
antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda tersebut. Penanda dengan
demikian, memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan sebelum dan sesudah
penanda tersebut.
d. Koherensi Kontras
(1) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak
untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi
dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.
(114/241120/TCGHPMP/TJ)
Pada data (1) terjadi koherensi kontras pada kata namun yang digunakan untuk
menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan kalimat atau paragraf
sebelumnya dengan pernyataan sebaliknya.
(2) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi
satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali
beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.
(120/251120/LPPV/TJ)
Sama seperti data (1), data (2) muncul koherensi kontras kata meski yang memiliki
fungsi untuk menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan klausa
konjungsi dengan klausa setelahnya.
(3) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.
(131/271120/SJDM/TJ)
Demikian juga dengan data (3) muncul koherensi kontras berupa kata tapi yang
memiliki kata asli dari kata tetapi. Pada data di atas, kata tapi digunakan untuk
menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan kalimat atau paragraf
sebelumnya dengan pernyataan pesona Maradona tetap berbeda.
e. Koherensi Aditif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
(1) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636
orang.
(88/181120/MKMPC/TJ)
Dari hasil analisis koherensi berpenanda peneliti menemukan penanda koherensi
aditif meliputi, sementara dan bahkan. Pada data (1) terdapat kata sementara
digunakan untuk menyatakan ada nya informasi tambahan dari pernyataan
sebelumnya.
(2) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(96/191120/PTTB/TJ)
Pada data (2) terdapat kata sementara yang digunakan untuk menyatakan informasi
tambahan dari pernyataan sebelumnya mengenai kenaikan UMK di Gunung Kidul
dengan tambahan infomasi berupa jumlah UMK di Kota Yogyakarta.
(3) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit
orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya. Ingat,
tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.
(110/231120/TCSAST/TJ)
Data (3) juga terdapat koherensi aditif dengan ditandai kata bahkan yang digunakan
untuk menyatakan informasi tambahan dari pernyataan sebelum kata bahkan
berupa pernyataan mengenai banyak orang yang senang menyebarkan pendapat
sesat.
(4) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
(136/301120/BSG/TJ)
Seperti data (3) berupa kata bahkan, data (4) juga muncul koherensi aditif berupa
kata sementara yang digunakan untuk menambahkan informasi mengenai pendapat
Amnesty International mengenai negara-begara yang memiliki kematian tenaga
kesehatan tertinggi.
f. Koherensi Perurutan
2. Koherensi Tak Berpenanda
a. Koherensi Perincian
(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan
demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.
(59/101120/PCEPT/TJ)
Baryadi (2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi yang
mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara sistematis.
Pada data (1) terdapat koherensi perincian saat menyatakan perincian terhadap
protokol kesehatan yang harus dilakukan.
(2) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25
balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.
(79/161120/GPPM/TJ)
Pada data (2) juga ditemukan koherensi perincian berupa pernyataan merinci
jumlah pengungsi yang rentan.
(3) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu
naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.
Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni
Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan
rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan
pengupahan di masing-masing wilayah.
(93/191120/PTTB/TJ)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Yang terakhir adalah data (3). Pada data (3) koherensi perincian terletak pada
penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di Kabupaten Gunung Kidul
dan Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
LAMPIRAN 2
Data Kohesi dan Koherensi
Skripsi Dengan Judul Penanda-Penanda Kohesi dan Koherensi
Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020
Oleh: Petrus Dian Agus Nugroho
Pembimbing: Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Hum.
Petunjuk Triangulasi
1. Triangulator memberikan tanda centang (√) pada kolom disetujui oleh penyidik atau tidak disetujui oleh penyidik yang
menggambarkan penilaian anda.
2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis data.
3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator memberikan tanda tangan pada bagian akhir.
No Kode
Kartu
Data
Paragraf dan kalimat Penanda kohesi dan koherensi Disetujui
oleh
penyidik
Tidak
disetujui
oleh
penyidik
Keterangan
1 (10/0312
20/JKMS
/TJ)
Satu bukti bahwa
Yogyakarta dan sekitarnya
masih menjadi tujuan
Referensi Anafora
Data (1) terjadi proses referensi
karena adanya pronomina nya,
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
wisata adalah kala libur
panjang kemarin.
yang menunjuk kata
Yogyakarta. Jenis referensi
yang digunakan berupa
referensi anafora karena yang
ditunjuk ada sebelum penunjuk
nya. Pada data (1) hendak
menyampaikan bahwa
pronomina masih menjelaskan
tentang Yogyakarta.
2 (19/0211
20/ASSB/
TJ)
Kasihan Harley-Davidson.
Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi
oknum pengendara nya.
Namun, orang-orang
kurang menyadari tentang
hal itu.
Referensi Anafora
Adapun data (2) yang sama
terjadi proses referensi. Proses
referensi terjadi pada
pronomina nya yang menunjuk
kata Harley-Davidson. Sama
dengan data (1) referensi yang
terjadi referensi anafora. Data
(2) hendak menjelaskan bahwa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
pengendara itu adalah
pengendara Harley-Davidson.
3 (31/0411
20/EC/T
J)
Wajah Malioboro terus
dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki
lima, kini arus lalu lintas di
kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
Referensi Anafora
Lalu proses referensi pada data
(3) pada kata itu dan
Malioboro. Jenis referensi yang
digunakan adalah pronomina
demonstratif tunggal jauh itu
yang menunjuk nama tempat
Malioboro. Data (3) ingin
menjelaskan bahwa kalimat
kedua masih membahas
Malioboro dengan memakai
pronomina itu.
√
4 (36/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Referensi Anafora
Proses referensi juga terjadi
pada data (4). Proses referensi
terjadi karena muncul
pronomina demonstratif dekat
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
ini yang mengacu pada nama
tokoh pewayangan yaitu,
Bagong dan Bima. Karena
muncul sebelum pronomina
tersebut, maka terjadi referensi
secara anafora.
5 (55/0911
20/BAAT/
TJ)
Biden mengantongi suara
paling banyak daripada
calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia
meraup lebih dari 74 juta
suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada
Trump. Biden
Referensi Anafora
Terjadi proses referensi pada
data (5). Proses ini terjadi
karena pada kata Biden diganti
dengan kata ia di kalimat
selanjutnya. Karena data (5)
penanda berbentuk pronomina
ia, maka masuk dalam kategori
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
mendakpatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20
suara elektoral.
pronomina persona tunggal.
Data tersebut menjelaskan
bahwa kalimat kedua pada
masih membahas tentang Biden
dengan diganti pronomina ia.
6 (69/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Referensi Anafora
Data (6) terjadi proses referensi
dengan munculnya pronomina
nya yang menunjuk kata sang
ayah dan istri. Karena adanya
pengacuan di kalimat kedua,
kalimat kedua masih memiliki
hubungan dengan penjelasan
kalimat pertama.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
7 (121/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Referensi Anafora
Pada data (7) muncul
pronomina demonstratif dekat
ini yang mengacu kata
vaksinasi di klausa pertama.
Pada pronomina ini hendak
menjelaskan bahwa masik
memiliki kesinambungan
dengan klausa sebelumnya
dengan menunjuk kata
vaksinasi.
√
8 (129/261
120/JTP
R/TJ)
Semoga bangsa ini
terhindar dari pejabat-
pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya
rusak. Jangan tambah
penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan
Referensi Anafora
Pada data di atas referensi
anafora muncul karena terdapat
pronomina nya, yang menunjuk
pada kata, pejabat-pejabat.
Kata pejabat-pejabat muncul
berada sebelum pronomina
penunjuk yang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
belum juga bebas bisa dari
pandemi covid-19.
mengindikasikan bahwa terjadi
referensi secara anafora.
9 (139/301
120/BSG/
TJ)
Sementara secara global,
Amnesty International
mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian
petugas kesehatan tertinggi
meliputi Amerika Serikat,
Rusia, Inggris, dan Brasil.
Referensi Katafora
Data (1) itu termasuk referensi
katafora karena, muncul
penanda kata meliputi yang
berfungsi untuk menunjuk
penjelasan setelahnya yaitu
Amerika Serikat, Rusia,
Inggris, dan Brasil.
√
10 (11/0412
20/MPP
C/TJ)
Selang satu hari, kita
kembali mendengar kabar
duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip
Kompas.com, seorang
dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena
Covid-19 pada Rabu (2/12)
dini hari.
Subtitusi
Pada data (1) subtitusi tersebut
terjadi proses subtitusi karena
pada klausa kita kelmbali
mendengar kabar duka diganti
dengan pronomina ini. Proses
penggantian dilakukan karena
penulis hendak menjelaskan di
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Pamekasan juga terjadi kabar
duka.
11 (21/0211
20/ASSB/
TJ)
Kasihan Harley-Davidson.
Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi
oknum pengendara nya.
Namun, orang-orang
kurang menyadari tentang
hal itu.
Subtitusi
Pada data (2) kata itu menjadi
sebuah kata penunjuk yang jauh
dari pembicara. Pada data di
atas kalimat Harley-Davidson
selalu menjadi korban arogansi
oknum pengendara nya
digantikan dengan kata itu yang
membuat terjadi subtitusi.
√ Tidak ada
pemarkah
subtitusi.
12 (71/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
Subtitusi
Pada data (3) terjadi proses
subtitusi. Proses subtitusi ini
terletak pada frasa ayah-ayah
muda digantikan dengan
pronomina nya. Karena yang
diganti berupa klausa, proses ini
√ Status –nya
dalam
konteks
tersebut
merupakan
pemarkah
Anafora.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
termasuk dalam subtitusi
klausa.
13 (73/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju
pada 'suaminya kerja apa
sih?'. Maka tak heran
banyak ayah-ayah muda
yang wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Subtitusi
Pada data (4) proses subtitusi
terjadi karena pada kata
tersebut menunjuk kalimat Jika
ada rumah tangga yang anak
istrinya tampak tak terawat,
orang akan langsung tertuju
pada 'suaminya kerja apa sih?'.
Karena proses subtitusi yang
diganti berupa kalimat, maka
masuk kategori subtitusi
kalimat.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
14 (112/231
120/SAST
/TJ)
Di negeri kita masih jamak
terjadi fenomena sepeti itu.
Bahkan, tak sedikit orang
yang terlalu berani
mengumbar pendapat
sesat di dunia maya. Ingat,
tidak-tanduk tersebut akan
membawa konsekuensi
hukum.
Subtitusi
Sama seperti data (4), data (5)
juga terjadi proses subtitusi
karena kalimat Bahkan, tak
sedikit orang yang terlalu
berani mengumbar pendapat
sesat di dunia maya. diganti
dengan kata tersebut di kalimat
selanjutnya. Hal ini,
menjelaskan bahwa kalimat
pada kata tersebut masih
berhubungan dengan yang
ditunjuk sebelumnya.
√
15 (03/0112
20/PNPP
/TJ)
Angka kasus Covid-19
makin hari bukan terus
menurun, melainkan …
naik bahkan … melambung
cukup signifikan.
Elipsis
Seperti pada penjelasan bahwa
elipsis adalah proses
penghilangan unsur bahasa
tertentu, terjadi pada data (1).
Pada data (1) proses elipsis
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
terjadi karena adanya
penghilangan kata Covid-19
yang seharusnya bisa disisipkan
setelah kata melainkan dan kata
bahkan.
16 (07/0212
20/LPKC
/TJ)
Kita tetap beraktivitas,
namun harus mampu
menahan diri
membebaskan diri.
Mematuhi protokol
kesehatan dalam
menjalankan aktivitas,
setidaknya … mampu
menahan laju penularan
virus corona.
Elipsis
Pada data (2) proses elipsis
terjadi karena kata kita hilang
setelah kata setidaknya. Hal ini,
menandakan adanya hubungan
antara kalimat pertama dengan
selanjutnya.
√
17 (14/0512
20/KTBA
/TJ)
Pun dengan perkantoran.
… Harus memiliki standar
operasional prosedur
dalam berinteraksi dan
Elipsis
Pada data (3) terjadi proses
elipsis karena kata perkantoran
sebetulnya bisa disisipkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
sebelum kata Harus awal
kalimat kedua. Hal ini,
menandakan kalimat kedua
masih memiliki hubungan
dengan kalimat pertama.
18 (40/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet … untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
membuat para penonton,
Elipsis
Lalu, data (4) juga terjadi
elipsis. Proses elipsis terjadi
karena kata Ki Seno sebetulnya
bisa disisipkan setelah kata
magnet. Namun, untuk
menerapkan kehematan kalimat
kata itu tidak disisipkan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
terutama anak-anak muda
tertawa.
19 (46/0611
20/PPPC
/TJ)
Berdasarkan data yang
dimiliki BPS DIY, angka ini
mengalami peningkatan …
bila dibandingkan pada
periode Februari 2020, di
mana jumlah
pengangguran mencapai
72.097 orang atau sebesar
3,38 persen.
Elipsis
Pada data (5) terjadi proses
elipsis karena frasa jumlah
pengangguran seharusnya bisa
disisipkan setelah kata
peningatan. Hal ini, untuk
menegaskan bahwa angka yang
dimaksud adalah jumlah
pengangguran. Karena untuk
lebih efektif frasa itu tidak
disisipkan.
√
20 (86/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
Elipsis
Selanjutnya pada data (6),
proses elipsis terjadi pada
karena kata menyediakan
dihilangkan setelah frasa panti
asuhan. Proses elipsis ini
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
panti asuhan, … makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
menandakan masih ada
hubungannya pada kalimat
penanda dengan kalimat yang
dihilangkan salah satu unsur
bahasanya.
21 (125/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya … lebih leluasa
dalam bergerak.
Elipsis
Pada data (7) juga ditemukan
proses elipsis. Proses ini terjadi
karena kata kita dihilangkan
setelah kata setidaknya. Hal ini
bertujuan agar kehematan
kalimat dapat diterapkan.
√
22 (09/0312
20/JKMS
/TJ)
Satu bukti bahwa
Yogyakarta dan sekitarnya
masih menjadi tujuan
wisata adalah kala libur
panjang kemarin.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Kata dan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia merupakan
penghubung satuan bahasa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
(kata, frasa, klausa, dan
kalimat) yang setara, termasuk
tipe yang sama serta memiliki
fungsi yang tidak berbeda. Dari
penjelasan itu, menandakan
bahwa kata dan dalam data (1)
berfungsi sebagai penambah
dari kata Yogyakarta ditambah
sekitarnya.
23 (15/0512
20/KTBA
/TJ)
Pun dengan perkantoran.
Harus memiliki standar
operasional prosedur
dalam berinteraksi dan
penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Seperti pada data (1), data (2)
juga muncul konjungsi
koordinasi penjumlahan atau
penambahan. Konjungsi dan
pada data (2) bertujuan untuk
menambahkan informasi antara
klausa standar operasional
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
prosedur dalam berinteraksi
dan penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
24 (29/0411
20/EC/TJ
)
Wajah Malioboro terus
dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki
lima, kini arus lalu lintas di
kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Pada data (3) terdapat
konjungsi koordinasi
penjumlahan dan penambahan
dan. Adanya konjungsi dan
berfungsi untuk penambah
informasi mengenai yang
dibenahi yaitu klausa menata
pedagang kaki lima.
√
25 (41/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Data (4) muncul penanda
konjungsi koordinasi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
membuat para penonton,
terutama anak-anak muda
tertawa.
penjumlahan dan penambahan
yang berbeda. Konjungsi itu
yaitu kata baik … maupun
berfungsi untuk penambahan
tetapi memiliki kesamaan hal.
Pada data di atas konjungai baik
… maupun berfungsi untuk
menambahkan frasa dunia
nyata.
26 (51/0711
20/MBM
SPS/TJ)
Tentang seperti apa
letusannya nanti? Sebesar
apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu
persiapan menghadapi
dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan
masyarakat memiliki
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Seperti data (3), data (5) juga
terdapat konjungsi koordinasi
penjumlahan penjumlahan dan.
Pada data (3) konjungsi dan
berfungsi untuk menjumlahkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
klausa masyarakat memiliki
kekuatan dan klausa kesabaran
untuk bertahan.
27 (64/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Lalu pada data (6) juga muncul
konjungsi dan. Konjungsi ini
berfungsi menambahkan selain
anak ada juga istri yang
menjadi cerminan ayah.
Konjungsi itu muncul di
kalimat pertama data (6).
√
28 (106/211
120/SHB
BS/TJ)
Sebab, pemberian izin ini
bisa saja secara serentak
ataupun bertahap
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
tergantung pada kesiapan
masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk
melakukan tatap muka dan
juga melaksanakan
protokol kesehatan yang
sangat ketat.
Pada data (7) terdapat
konjungsi koordinasi
penjumlahan atau penambahan
dan yang berfungsi sebagai
penambah klausa juga
melaksanakan protokol
kesehatan yang sangat ketat.
29 (118/241
120/TCG
HPMP/T
J)
Namun di sisi lain, para
honorer harus
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Pada data (8) terdapat
konjungsi dan yang sama
seperti data (7). Konjungsi yang
muncul itu berfungsi
menambahkan klausa
kemampuan mumpuni dalam
mendidik siswa yang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
merupakan salah satu syarat
pengangkatan guru PPPK.
30 (124/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Data (9) muncul konjungsi
koordinasi penjumlahan atau
penambahan dan. Konjungsi
digunakan penulis untuk
memberikan penjelasan
tambahan pada kalimat data (9)
bahwa kita bisa kembali
beraktivitas.
√
31 (128/261
120/JTP
R/TJ)
Semoga bangsa ini
terhindar dari pejabat-
pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya
rusak. Jangan tambah
penderitaan rakyat yang
Konjungsi koordinasi
hubungan
penjumlahan/penambahan
Pada data (10) kata konjungsi
koordinasi penjumlahan atau
penambahan dan hadir yang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
sudah berbulan-bulan
belum juga bebas bisa dari
pandemi covid-19.
berfungsi untuk menambahkan
pernyataan klausa nuraninya
rusak.
32 (02/0112
20/PNPP
/TJ)
Angka kasus Covid-19
makin hari bukan terus
menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup
signifikan.
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Pada data (1) proses hubungan
perlawanan terjadi karena
adanya perlawanan yang di
hubungan dengan kata
melainkan antara klausa
sebelumnya dengan klausa
setelah muncul konjungsi itu.
√
33 (04/0212
20/LPKC
/TJ)
Kita tetap beraktivitas,
namun harus mampu
menahan diri
membebaskan diri.
Mematuhi protokol
kesehatan dalam
menjalankan aktivitas,
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Pada data (2) muncul konjungsi
koordinasi perlawanan namun.
Konjungsi namun yang muncul,
berfungsi untuk memberikan
penjelasan dari klausa
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
setidaknya mampu
menahan laju penularan
virus corona.
sebelumnya. Walaupun
beraktivitas, tetap memiliki
batasan kebebasan.
34 (20/0211
20/ASSB/
TJ)
Kasihan Harley-Davidson.
Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi
oknum pengendara nya.
Namun, orang-orang
kurang menyadari tentang
hal itu.
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Pada data (3) untuk
memberikan penjelasan bahwa
pernyataan kalimat pertama
tidak sesuai dengan kenyataan,
bahwa orang-orang kurang
menyadari Harley Daavidson
menjadi korban arogansi
pengendaranya. Hal itu,
ditandai dengan konjungsi
koordinasi perlawanan namun.
√
35 (61/1111
20/MP/T
J)
Bukan sekadar pesan,
namun perintah demi
kebaikan mitigasi bencana
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Sama halnya dengan data (3),
data (4) juga muncul konjungsi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
jika sewaktu-waktu terjadi
erupsi Gunung Merapi.
koordinasi perlawanan namun
yang menegaskan adanya
perlawanan maksud bahwa
bukan sekedar pesan tetapi
yang disampaikan adalah
sebuah perintah.
36 (113/241
120/TCG
HPMP/T
J)
Namun di sisi lain, para
honorer harus
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Konjungsi namun data (5)
hendak menjelaskan bahwa
data (5) berbanding terbalik
penjelasannya dengan kalimat
atau paragraf sebelumnya.
√
37 (130/271
120/SJD
M/TJ)
Tapi Pesona Maradona
tetap berbeda. Semoga
terlahir Maradona baru.
Konjungsi koordinasi
hubungan perlawanan
Pada data (6) menggunakan
kata tapi untuk menyatakan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
hubungan perlawanan kata.
Kata tapi adalah kata asal dari
kata tetapi, yang merupakan
konjungsi perlawanan. Kata
tapi digunakan pada data (6)
untuk menyatakan perlawanan
dengan pernyataan sebelumnya.
38 (47/0611
20/PPPC
/TJ)
Berdasarkan data yang
dimiliki BPS DIY, angka
ini mengalami peningkatan
bila dibandingkan pada
periode Februari 2020, di
mana jumlah
pengangguran mencapai
72.097 orang atau sebesar
3,38 persen.
Konjungsi hubungan
pemilihan
Pada data (1) konjungsi
pemilihan terjadi pada kata
atau. Kata atau pada data (1)
muncul di anak kalimat kedua,
yang menentukan pilihan antara
jumlah pengangguran
berbentuk jumlah orang yaitu
72.097 orang atau presentase
yaitu 3,38 persen.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
39 (56/0911
20/BAAT/
TJ)
Biden mengantongi suara
paling banyak daripada
calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia
meraup lebih dari 74 juta
suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada
Trump. Biden
mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20
suara elektoral.
Konjungsi hubungan
pemilihan
Pada data (2) konjungsi
pemilihan atau terjadi pada kata
atau. Kata atau pada data (2)
memberikn pilihan antara 290
suara elektoral atau kelebihan
suara elektoral yaitu 20 suara
elektoral.
√
40 (74/1311
20/MMM
V/TJ)
Satu harapan kita adalah
imunisasi atau vaksinasi
Covid-19 dapat
mempercepat penghentian
pandemi.
Konjungsi hubungan
pemilihan
Data (3) muncul konjungsi
pilihan atau. Konjungsi atau itu
berfungsi memberikan
informasi pilihan antara
imunisasi atau vaksinasi Covid-
19.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
41 (105/211
120/SHB
BS/TJ)
Sebab, pemberian izin ini
bisa saja secara serentak
ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan
masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk
melakukan tatap muka dan
juga melaksanakan
protokol kesehatan yang
sangat ketat.
Konjungsi hubungan
pemilihan
Pada data (3) juga muncul
konjungsi pilihan. Hanya saja,
berbunyi ataupun. Namun
demikian, arti dari kata itu sama
sebagai penentu pilihan
informasi yaitu pemberian izin
ini bisa saja secara serentak.
√
42 (26/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
Konjungsi subordinasi
hubungsn batas waktu
permulaan
Pada data (1) muncul konjungsi
yang menyatakan hubungan
batas waktu permulaan.
Konjungsi itu adalah kata sejak
yang berfungsi untuk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
menyatakan awal terjadi
pandemi.
43 (16/0512
20/KTBA
/TJ)
Pun dengan perkantoran.
Harus memiliki standar
operasional prosedur
dalam berinteraksi dan
penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu bersamaan
Pada data (1) konjungsi yang
berfungsi untuk menyatakan
hubungan bersamaan terdapat
pada kata ketika yang
menyatakan penanganan dan
berinteraksi harus memiliki
standar operasional prosedur
dilakukan bersamaan saat ada
yang terjangkit Covid-19.
√
44 (43/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu bersamaan
Pada data (2) terjadi atau
muncul konjungsi hubungan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
waktu bersamaan. Konjungsi
yang muncul adalah kata ketika
pada kalimat terakhir. Pada
konjungsi itu berfungsi
menyatakan kebersamaan
antara memainkan tokoh
bagong dengan membuat para
penonton atau anak-anak muda
tertawa.
45 (75/1411
20/SSGD
BM/TJ)
Ini kali pertama dalam
sehari jumlah kasus positif
tembus 5.444. Sebelumnya
rekor tercipta pada 8
Oktober ketika kasus
bertambah 4.850 orang.
Padahal jumlah tes
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu bersamaan
Data (3) juga seperti data (2)
muncul konjungsi hubungan
waktu bersamaan kata ketika
yang berfungsi untuk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
kemarin hanya bertambah
sedikit ke angka 37.892
orang.
menyatakan waktu bersamaan
yang terletak pada kalimat
kedua. Pada konjungsi tersebut
menunjukan hubungan waktu
bersamaan antara klausa
sebelumnya dengan klausa
setelah konjungsi.
46 (89/1811
20/MKM
PC/TJ)
Sementara untuk kasus
sembuh dalam sehari
kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19
sehingga total angka
kesembuhan mencapai
398.636 orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu bersamaan
Demikian juga dengan kata
sementara pada data (4)
menggunakan kata sementara
untuk menyatakan hubungan
waktu bersamaan dengan
informasi yang disampaikan di
pernyataan dari kalimat atau
paragraf sebelumnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
47 (97/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
pengupahan di masing-
masing wilayah.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu bersamaan
Seperti pada data (4), data (5)
juga muncul konjungsi
hubungan waktu bersamaan
dengan kata sementara.
Konjungsi tersebut muncul
untuk menyatakan bersamaan
dengan UMK naik pada
wilayah Gunungkidul, UMK
wilayah Kota Yogyakarta
masih yang tertinggi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
48 (28/0411
20/EC/TJ
)
Wajah Malioboro terus
dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki
lima, kini arus lalu lintas
di kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu berurutan
Pada data (1) muncul kata
konjungsi setelah berfungsi
untuk menyatakan hubungan
berurutan atau bisa juga
digunakan untuk urutan secara
kronologis. Kata konjungsi
setelah berfungsi menyatakan
terjadi peristiwa setelah klausa
pertama di kalimat kedua,
dengan klausa kedua.
√
49 (85/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu batas akhir
sampai dan hingga
Pada data (1) terdapat
konjungsi hubungan waktu
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
batas akhir kata hingga yang
digunakan untuk menyatakan
hubungan waktu batas akhir
klausa uang tersebut
disumbang ke panti asuhan
dengan warga menyediakan
halte sedekah.
50 (102/201
120/LKM
DMPC/T
J)
Sedang untuk angka
kesembuhan bertambah
4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612
orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu batas akhir
sampai dan hingga
Lalu pada data (2) muncul
konjungsi hubungan batas akhir
pada kata hingga. Konjungsi itu
berfungsi untuk memberi
informasi bahwa batas akhir
waktu yang dinyatakan adalah
kamis siang.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
51 (135/281
120/AKB
CML/TJ)
Dengan demikian, hingga
kemarin tercatat ada
522.581 kasus Covid-19 di
Tanah Air.
Konjungsi subordinasi
hubungan waktu batas akhir
sampai dan hingga
Pada data (3) konjungsi
hubungan akhir yang muncul
adalah kata hingga yang
berfungsi untuk menyatakan
hubungan waktu batas akhir
yaitu kemarin.
√
52 (63/1111
20/MP/T
J)
Bukan sekadar pesan,
namun perintah demi
kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi
erupsi Gunung Merapi.
Konjungsi subordinasi
hubungan syarat
Dari hasil analisis, data (1)
muncul konjungsi subordinasi
hubungan syarat berupa kata
jika. Kata pada data (1)
berfungsi memberikan
pengandaian jika erupsi
Gunung Merapi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
53 (66/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Konjungsi subordinasi
hubungan syarat
Pada data (2) ditemukan
penanda konjungsi subordinasi
hubungan tujuan yaitu, kata
jika. Kata jika itu digunakan
untuk menyatakan syarat (janji)
kalau antara induk kalimat
dengan anak kalimat pada
kalimat kedua.
√
54 (22/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan.
Pada data (1) muncul konjungsi
subordinasi hubungan tujuan
kata untuk. Kata untuk
berfungsi untuk menyatakan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
makna sebab atau alasan, tujuan
atau maksud dan bagi. Pada
data (1) kata untuk berfungsi
untuk tujuan atau maksud
penjelasan yaitu pasien
sembuh.
55 (39/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Sama seperti data (1), data (2)
juga muncul konjungsi
subordinasi hubungan tujuan
kata untuk yang memberikan
informasi bahwa penayangan
kedua tokoh pewayangan
bertujuan menarik penonton.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
56 (52/0711
20/MBM
SPS/TJ)
Tentang seperti apa
letusannya nanti? Sebesar
apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap
waktu persiapan
menghadapi dampak
erupsi cukup, logistik
mencukupi, dan
masyarakat memiliki
kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Pada data (3) juga ditemukan
konjungsi subordinasi
hubungan tujuan untuk.
Konjungsi pada data (3)
berfungsi memberikan
penjelasan bahwa masyarakat
bisa bertahan karena
masyarakat memiliki kekuatan
dan kesabaran.
√
57 (87/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
Seperti data (3), data (4) juga
muncul konjungsi hubungan
tujuan untuk. Pada data (4)
konjungsi bertujuan
memberikan penjelasan bahwa
halte sedekah memiliki berbagi
kebutuhan.
58 (90/1811
20/MKM
PC/TJ)
Sementara untuk kasus
sembuh dalam sehari
kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19
sehingga total angka
kesembuhan mencapai
398.636 orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Pada data (4) muncul konjungsi
subordinasi hubungan tujuan
untuk. Konjungsi untuk pada
data (4) berfungsi menjelaskan
bahwa yang disampaikan
merupakan jumlah pasien
Covid-14 untuk kasus sembuh.
√
59 (100/201
120/LKM
Sedang untuk angka
kesembuhan bertambah
4.265, maka, hingga kamis
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
DMPC/T
J)
siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612
orang.
Data (6) juga muncul konjungsi
subordinasi hubungan tujuan
seperti data-data sebelumnya,
yang hendak memberikan
penjelasan bahwa jumlah
penambahan ditujukan pada
angka kesembuhan di kalimat
pertama.
60 (107/211
120/SHB
BS/TJ)
Sebab, pemberian izin ini
bisa saja secara serentak
ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan
masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk
melakukan tatap muka dan
juga melaksanakan
protokol kesehatan yang
sangat ketat.
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Pada data (7) konjungsi untuk
digunakan untuk memberikan
penjelasan bahwa sekolah
memenuhi semua checklist
bertujuan melakukan tatap
muka.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
61 (116/241
120/TCG
HPMP/T
J)
Namun di sisi lain, para
honorer harus
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Pada data (8) munculnya
konjungsi subordinasi
hubungan tujuan untuk adalah
untuk memberikan penjelasan
bahwa menjadi PPPK harus
menjadi seorang guru honorer
yang layak.
√
62 (122/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Konjungsi subordinasi
hubungan tujuan
Pada data (9) muncul konjungsi
subordinasi hubungan tujuan
yang berbeda yaitu konjungsi
agar. Konjungsi agar pada data
(9) muncul berfungsi untuk
menjelaskan bahwa ada
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
harapan pandemi segera
berakhir.
63 (54/0911
20/BAAT/
TJ)
Biden mengantongi suara
paling banyak daripada
calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia
meraup lebih dari 74 juta
suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada
Trump. Biden
mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20
suara elektoral.
Konjungsi subordinasi
hubungan konsesif
Pada data (1) muncul konjungsi
subordinasi hubungan konsesif
manapun. Fungsi adanya kata
manapun dalam kalimat
pertama adalah untuk
membandingkan bahwa Bidan
memeroleh suara terbanyak dari
pada sejarah pemilihan AS
sebelum-sebelumnya.
√
64 (119/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
Konjungsi subordinasi
hubungan konsesif
Pada data (2) berbeda
konjungsi subordinasi
hubungan konsesif yang
ditemukan yaitu kata meski.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Konjungsi meski pada data (2)
berfungsi untuk memberikan
berbanding terbalik dari klausa
utama dengan klausa kedua.
65 (49/0711
20/MBM
SPS/TJ)
Tentang seperti apa
letusannya nanti? Sebesar
apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap
waktu persiapan
menghadapi dampak
erupsi cukup, logistik
mencukupi, dan
masyarakat memiliki
kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
Konjungsi subordinasi
hubungan pembandingan
Pada data (1) konjungsi
subordinasi hubungan
pembandingan yang muncul
adalah kata seperti. Konjungsi
seperti pada data (1) berfungsi
untuk menjelaskan gambaran
jika terjadi letusan.
√
66 (109/231
120/TCS
AST/TJ)
Di negeri kita masih jamak
terjadi fenomena sepeti itu.
Bahkan, tak sedikit orang
Konjungsi subordinasi
hubungan pembandingan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
yang terlalu berani
mengumbar pendapat sesat
di dunia maya. Ingat,
tidak-tanduk tersebut akan
membawa konsekuensi
hukum (*)
Seperti data (1), data (2) juga
menemukan konjungsi
subordinasi hubungan
pembandingan seperti.
Konjungsi seperti yang muncul
di data (2) berfungsi untuk
membandingakan yang
dinyatakan pada kalimat
pertama dengan pernyataan
sebelumnya.
67 (12/0412
20/MPP
C/TJ)
Selang satu hari, kita
kembali mendengar kabar
duka. Kali ini datang dari
Pamekasan. Mengutip
Kompas.com, seorang
dokter di Pamekasan
meninggal dunia karena
Covid-19 pada Rabu (2/12)
dini hari.
Konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan
Setelah konjungsi hubungan
perbandingan sekarang
konjungsi hubungan
penyebaban. Pada data (1)
konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan yang
muncul adalah kata karena
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
yang menerangkan bahwa
meninggal alasannya
diakibatkan Covid-19.
68 (72/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya
karena berbagai beban
hidup tersebut.
Konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan
Pada data (2) ditemukan
konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan yaitu
kata karena. Kata karena
terletak di kalimat ketiga
dengan yang menyatakan akibat
dari pernyataan sebelumnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
69 (104/211
120/SHB
BS/TJ)
Sebab, pemberian izin ini
bisa saja secara serentak
ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan
masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk
melakukan tatap muka dan
juga melaksanakan
protokol kesehatan yang
sangat ketat.
Konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan
Berbeda dengan data (1) dan
data (2). Data (3) menemukan
konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan dengan
kata sebab. Kata sebab pada
data (3) berfungsi untuk
memberikan penjelasan
mengenai sebab dari penjelasan
sebelumnya.
√
70 (117/241
120/TCG
HPMP/T
J)
Namun di sisi lain, para
honorer harus
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
Konjungsi subordinasi
hubungan penyebapan
Pada data (4) muncul konjungsi
hubungan penyebapan karena
berfungsi untuk menerangkan
bahwa para honorer yang
diangkat menjadi PPPK adalah
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
karena kelayakannya dengan
semangat, motivasi, inovasi,
dan kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
71 (23/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
Konjungsi subordinasi
hubungan hasil
Kata maka dan sehingga
memiliki makna untuk
menyatakan hubungan atau
menandai akibat. Pada data (1)
terdapat kata sehingga yang
mengakibatkan terjadi
hubungan hasil dimana
penjelasan mengenai
penambahan pasien sembuh
menjadikan jumlah keseluruhan
kasus sembuh Covid-19
bertambah.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
72 (33/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
Konjungsi subordinasi
hubungan hasil
Pada data (2) juga ditemukan
konjungsi subordinasi
hubungan hasil, namun yang
ditemukan adalah kata maka.
Konjungsi maka dalam data (2)
berfungsi untuk menyatakan
sebab dari pernyataan
sebelumnya.
√
73 (70/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
Konjungsi subordinasi
hubungan hasil
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Seperti data (2), data (3) juga
ditemukan konjungsi
subordinasi hubungan hasil
dengan kata maka. Fungsi dari
konjungsi maka pada data (3)
adalah untuk menerangkan
bahwa kalimat ketiga
merupakan hasil dari penjelasan
kalimat kedua.
74 (91/1811
20/MKM
PC/TJ)
Sementara untuk kasus
sembuh dalam sehari
kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19
sehingga total angka
kesembuhan mencapai
398.636 orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan hasil
Pada data (4) ditemukan
konjungsi subordinasi
hubungan hasil sehingga.
Konjungsi ini berfungsi untuk
menjelaskan bahwa adanya
penambahan jumlah sembuh,
menghasilkan pernyataan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
penambahan juga pada jumlah
total angka kesembuhan Covid-
19.
75 (101/201
120/LKM
DMPC/T
J)
Sedang untuk angka
kesembuhan bertambah
4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612
orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan hasil
Pada data (5), konjungsi
subordinasi hubungan hasil
yang ditemukan sama seperti
data (3) yaitu maka. Pada data
(5) kata maka berfungsi untuk
menerangkan bahwa setelah
penambahan angka
kesembuhan, hingga kamis
siang kasus penambahan total
sembuh Covid-19 menjadi
406.612 orang di klausa
terakhir.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
76 (13/0512
20/KTBA
/TJ)
Pun dengan perkantoran.
Harus memiliki standar
operasional prosedur
dalam berinteraksi dan
penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
Konjungsi subordinasi
hubungan cara
Pada data (6) muncul konjungsi
subordinasi hubungan cara
dengan. Hubungan tersebut
terjadi karena hubungan cara
antara klausa utama dengan
klausa konjungsi
subordinasinya yaitu
perkantoran.
√ Konstruksi
dengan
dalam
konteks data
tersebut tidak
merepresenta
sikan makna
semantik
“hubungan
cara”
77 (83/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
Konjungsi subordinasi
hubungan cara
Sama halnya dengan data (1),
data (2) juga muncul konjungsi
subordinasi hubungan cara
dengan. Hal ini ditunjukan
dengan hubungan pernyataan
sebelum konjungsi yaitu
makanan dengan dihubungan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
dengan konjungsi dengan
caranya yaitu membayar
dengan seiklasnya.
78 (35/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
Konjungsi subordinasi
hubungan alat
Karena konjungsi dengan pada
data (1) menghubungkan Ki
Seno dengan tokoh pewayangan
Bagong dan Bima maka
konjungsi itu masuk dalam
konjungsi subordinasi
hubungan alat.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
79 (137/301
120/BSG/
TJ)
Sementara secara global,
Amnesty International
mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian
petugas kesehatan tertinggi
meliputi Amerika Serikat,
Rusia, Inggris, dan Brasil.
Konjungsi subordinasi
hubungan alat
Sama halnya dengan data (1),
data (2) juga muncul konjungsi
hubungan alat dengan.
Konjungsi dengan muncul
berfungsi sebagai pernyataan
bahwa ada hubungan alat yaitu
jumlah kematian petugas
kesehatan.
.
√ Konstruksi
dengan
dalam
konteks data
tersebut tidak
merepresenta
sikan makna
semantik
“hubungan
alat”
80 (08/0312
20/JKMS
/TJ)
Satu bukti bahwa
Yogyakarta dan sekitarnya
masih menjadi tujuan
wisata adalah kala libur
panjang kemarin.
Konjungsi subordinasi
hubungan komplementasi
bahwa
Pada data (1) muncul konjungsi
subordinasi komplementasi
bahwa. Konjungsi hubungan
komplementasi bahwa pada
data (1) berfungsi menerangkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
klausa subordinasi diterangkan
klausa kedua yaitu kala liburan
kemarin.
81 (115/241
120/TCG
HPMP/T
J)
Namun di sisi lain, para
honorer harus
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
Konjungsi subordinasi
hubungan komplementasi
bahwa
Sama seperti data (1), data (2)
juga ditemukan konjungsi
bahwa. Konjungsi bahwa pada
data (2) berfungsi menjelaskan
atau menerangkan klausa
sebelum konjungsi dengan
klausa setelah konjungsi. Yang
mengindikasikan bahwa
konjungsi bahwa termasuk
dalam konjungsi subordinasi
komplementasi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
82 (17/0512
20/KTBA
/TJ)
Pun dengan perkantoran.
Harus memiliki standar
operasional prosedur
dalam berinteraksi dan
penanganan ketika ada
yang terinfeksi Covid-19.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (1) ditemukan
konjungsi hubungan atributif
yang. Konjungsi yang pada data
(1) berfungsi untuk
mengutamakan pernyataan
terinfeksi Covid-19 pada
kalimat kedua.
√
83 (25/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Sama halnya dengan data (1),
data (2) juga muncul konjungsi
hubungan atributif yang yang
berfungsi sebagai penegasan
atau mengutamakan pernyataan
sembuh kini dengan jumlah
angka yang dimaksud.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
84 (38/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno
mulai memainkan tokoh
Bagong, maka akan
langsung membuat para
penonton, terutama anak-
anak muda tertawa.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (3) muncul konjungsi
hubungan atributif yang, adalah
untuk mengutamakan
pernyataan mengenai menjadi
magnet pada kalimat kedua.
Pernyataan itu adalah
penjelasan tentang dua tokoh
pewayangan yang menarik
perhatian penonton Ki Seno.
√
85 (45/0611
20/PPPC
/TJ)
Berdasarkan data yang
dimiliki BPS DIY, angka
ini mengalami peningkatan
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
bila dibandingkan pada
periode Februari 2020, di
mana jumlah
pengangguran mencapai
72.097 orang atau sebesar
3,38 persen.
Data selanjutnya yang muncul
konjungsi subordinasi
hubungan atributif yang adalah
data (4). Konjungsi yang pada
data (4) berfungsi untuk
mengutamakan pernyataan
dimiliki BPS DIY. Hal ini untuk
menerangkan bahwa data itu
milik BPS DIY.
86 (67/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (5) ditemukan dua
konjungsi subordinasi
hubungan atributif yang.
Konjungsi yang yang pertama
berfungsi untuk membedakan
rumah tangga dengan anak
istrinya tampak tak terawatt.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Lalu, konjungsi yang kedua
berfungsi membedakan antara
pernyataan banyak ayah-ayah
muda dengan wajahnya lebih
tua.
87 (81/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (6) muncul konjungsi
subordinasi hubungan atributif
yang yang berfungsi untuk
mengutamakan atau
menekankan bahwa warung
yang dimaksud yang
menyediakan makanan.
√
88 (108/211
120/SHB
BS/TJ)
Sebab, pemberian izin ini
bisa saja secara serentak
ataupun bertahap
tergantung pada kesiapan
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (7) terdapat
konjungsi subordinasi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
masing-masing daerah.
Sekolah harus memenuhi
semua checklist untuk
melakukan tatap muka dan
juga melaksanakan
protokol kesehatan yang
sangat ketat.
hubungan atributif di kalimat
kedua. Konjungsi pada data (7)
itu berfungsi untuk
mengutamakan atau
menekankan mengenai
melaksanakan protokol
kesehatan dengan ketat.
89 (111/231
120/TCS
AST/TJ)
Di negeri kita masih jamak
terjadi fenomena sepeti itu.
Bahkan, tak sedikit orang
yang terlalu berani
mengumbar pendapat sesat
di dunia maya. Ingat,
tidak-tanduk tersebut akan
membawa konsekuensi
hukum.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Lalu, data selanjutnya adalah
data (8). Data (8) juga muncul
konjungsi subordinasi
hubungan atributif yang dengan
fungsinya yaitu mengutamakan
atau menerangkan sedikit orang
dengan pernyataan terlalu
berani.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
90 (127/261
120/JTP
R/TJ)
Semoga bangsa ini
terhindar dari pejabat-
pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya
rusak. Jangan tambah
penderitaan rakyat yang
sudah berbulan-bulan
belum juga bebas bisa dari
pandemi covid-19.
Konjungsi subordinasi
hubungan atributif
Pada data (9) sama seperti data
(5) terdapat dua konjungsi
subordinasi hubungan atributif
yang. Konjungsi yang yang
pertama berfungsi untuk
membedakan bahwa pejabat
yang dimaksud adalah pejabat
yang nafsu, nalar, naluri dan
naruninya rusak. Lalu,
konjungsi yang yang kedua
berfungsi untuk mengutamakan
atau menekankan pernyataan
sudah berbulan-bulan tentang
penderitaan rakyat terjadi.
√
91 (48/0611
20/PPPC
/TJ)
Berdasarkan data yang
dimiliki BPS DIY, angka
ini mengalami peningkatan
Konjungsi subordinasi
hubungan perbandingan
hubungan ekuatif
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
bila dibandingkan pada
periode Februari 2020, di
mana jumlah
pengangguran mencapai
72.097 orang atau sebesar
3,38 persen.
Pada data (1) terjadi hubungan
perbandingan dengan
menggunakan awalan se-.
Hubungan ini dinyatakan
dengan kata sebesar yang
dihubungan antara dengan
jumlah pengangguran dengan
presentase.
92 (77/1411
20/SSGD
BM/TJ)
Ini kali pertama dalam
sehari jumlah kasus positif
tembus 5.444. Sebelumnya
rekor tercipta pada 8
Oktober ketika kasus
bertambah 4.850 orang.
Padahal jumlah tes
kemarin hanya bertambah
sedikit ke angka 37.892
orang.
Konjungsi subordinasi
hubungan perbandingan
hubungan ekuatif
Pada data (2) terjadi hubungan
perbandingan secara ekuatif
ditandai dengan adanya kata
sedikit yang merupakan kata
awalan Se-. Data (2)
berkonjungsi hubungan
perbandingan ekuatif karena
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
membandingkan dengan
kalimat sebelumnya.
93 (94/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
Konjungsi subordinasi
hubungan perbandingan
hubungan ekuatif
Seperti data (1), data (3) juga
memiliki hubungan
perbandingan secara ekuatif.
Hal itu ditandai dengan adanya
kata sebesar yang merupakan
kata dengan awal Se- dengan
fungsi nya sebagai pembanding
antara presentase dengan
kenaikan jumlah UMK yang
dinyatakan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
pengupahan di masing-
masing wilayah.
94 (53/0911
20/BAAT/
TJ)
Biden mengantongi suara
paling banyak daripada
calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia
meraup lebih dari 74 juta
suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada
Trump. Biden
mendapatkan 290 suara
elektoral atau kelebihan 20
suara elektoral.
Konjungsi subordinasi
hubungan perbandingan
hubungan komparatif
Pada data (1) perbandingan
dengan konjungsi paling …
daripada dan lebih… daripada.
Pada data (1) terjadi hubungan
perbandingan secara
komparatif karena yang
diperbandingkan tidak setaraf.
√
95 (126/261
120/JTP
R/TJ)
Semoga bangsa ini
terhindar dari pejabat-
pejabat yang nafsu, nalar,
naluri dan nuraninya
rusak. Jangan tambah
penderitaan rakyat yang
Konjungsi subordinasi
hubungan optative
Pada data (1) terdapat
konjungsi subordinasi
hubungan optative. Hal ini
dikarenakan munculnya kata
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
sudah berbulan-bulan
belum juga bebas bisa dari
pandemi covid-19.
semoga. Fungsi konjungsi
semoga pada data (1) untuk
permohonan untuk bangsa
Indonesia terhindar dari pejabat
yang nafsu, nalar, naluri dan
nuraninya rusak.
96 (132/271
120/SJD
M/TJ)
Tapi Pesona Maradona
tetap berbeda. Semoga
terlahir Maradona baru.
Konjungsi subordinasi
hubungan optative
Sama seperti data (1), data (2)
juga muncul konjungsi
hubungan optative. Konjungsi
itu yaitu konjungsi semoga.
Konjungsi semoga pada data
(2) berfungsi untuk berharap
dari pernyataan sebelumnya
mengenai Maradona baru.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
97 (60/1011
20/PCEP
T/TJ)
Kita sekarang mulai
membiasakan disiplin
menerapkan protokol
kesehatan demi mencegah
penularan virus corona
yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak,
mencuci tangan hingga
menghindari kerumunan.
Hiponim
Hiponim adalah kohesi leksikal
berupa relasi makna leksikal
yang bersifat hierarkis antara
konstituen yang satu dengan
konstituen yang lain (Baryadi,
2002:26). Dari penjelasan
tersebut ditemukan hiponim
pada data (1) yaitu berupa
perincian masker, menjaga
jarak, mencuci tangan,
menghindari kerumunan yang
merupakan penjelasan dari
hipernim protokol kesehatan.
√
98 (80/1611
20/GPP
M/TJ)
Menurut Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok
rentan terdiri atas 86
Hiponim
Sama halnya dengan data (1)
hiponim pada data (2) muncul
karena adanya perincian 86
lansia, 24 anak-anak 24, 25
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
lansia, 24 anak-anak 24,
25 balita, satu ibu hamil,
17 ibu menyusui, 14
disabilitas.
balita, satu ibu hamil, 17 ibu
menyusui, 14 disabilitas
merupakan perincian dari
hipernim 167 pengungsi
kelompok rentan.
99 (138/301
120/BSG/
TJ)
Sementara secara global,
Amnesty International
mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian
petugas kesehatan
tertinggi meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Inggris,
dan Brasil.
Hiponim
Hiponim juga muncul di data
(3). Hal itu ditandai dengan
perincian Amerika Serikat,
Rusia, Inggris, Brasil yang
adalah penjelasan dari negara-
negara dengan jumlah
kematian petugas kesehatan
tertinggi.
√
100 (05/0212
20/LPKC
/TJ)
Kita tetap beraktivitas,
namun harus mampu
menahan diri
membebaskan diri.
Repetisi
Pengulangan atau repetisi
adalah kohesi leksikal berupa
pengulangan konstituen yang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Mematuhi protokol
kesehatan dalam
menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu
menahan laju penularan
virus corona.
telas disebutkan (Baryadi,
2002:25). Dari penjelasan
tersebut ditemukan repetisi
pada data (1). Repetisi terletak
pada pengulangan kata
menahan dan diri.
101 (18/0211
20/ASSB/
TJ)
Kasihan Harley-Davidson.
Harley-Davidson selalu
menjadi korban arogansi
oknum pengendara nya.
Namun, orang-orang
kurang menyadari tentang
hal itu.
Repetisi
Demikian pula pada data (2)
juga ditemukan repetisi pada
kata Harley Davidson pada
kalimat pertama dan kalimat
kedua. Hal ini kalimat pertama
dan kalimat kedua memiliki
hubungan bentuk dan bahasan.
√
102 (24/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
Repetisi
Pada data (3) pengulangan
terletak pada kata pasien dan
sembuh. Kata pasien terjadi
pengulangan pada induk
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
kalimat sebagai subjek kalimat
dan anak kalimat terakhir.
Demikian pula, kata sembuh
terjadi pengulangan kata pada
induk kalimat dan anak kalimat
terakhir.
103 (44/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
Repetisi
Pada data (4) repetisi terjadi
saat pengulangan kata Ki Seno.
Pengulangan kata Ki Seno
terjadi kalimat pertama, kalimat
kedua, dan kalimat terakhir. Hal
ini memberi maksud ketiga
kalimat memiliki bahasan yang
masih saling berkaitan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
membuat para penonton,
terutama anak-anak muda
tertawa.
104 (57/0911
20/BAAT/
TJ)
Biden mengantongi suara
paling banyak daripada
calon presiden AS mana
pun dalam sejarah. Ia
meraup lebih dari 74 juta
suara, sekitar empat juta
lebih banyak daripada
Trump. Biden mendapatkan
290 suara elektoral atau
kelebihan 20 suara
elektoral.
Repetisi
Pada data (5) juga terjadi
pengulangan pada kata
daripada dan suara, elektoral.
Pengulangan kata daripada
terjadi pada kalimat pertama
dan kalimat kedua.
Pengulangan kata suara
elektoral terjadi pada hubungan
pemilihan pertama dan kedua di
kalimat terakhir.
√
105 (78/1411
20/SSGD
BM/TJ)
Ini kali pertama dalam
sehari jumlah kasus positif
tembus 5.444. Sebelumnya
rekor tercipta pada 8
Oktober ketika kasus
Repetisi
Data (6) juga terjadi proses
repetisi. Hal ini ditandai dengan
pengulangan kata orang pada
kalimat kedua dan kalimat
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
bertambah 4.850 orang.
Padahal jumlah tes
kemarin hanya bertambah
sedikit ke angka 37.892
orang.
ketiga dari data (6). Proses
repetisi mengindikasikan
bahwa kalimat kedua dan ketiga
memiliki pembahasan yang
saling berkaitan.
106 (84/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
Repetisi
Selanjutnya repetisi juga terjadi
pada data (7) dengan ditandai
kata hingga. Pengulangan kata
hingga terjadi di di kalimat
pertama, kalimat kedua, dan
kalimat ketiga.
√
107 (98/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
Repetisi
Data (8) juga terjadi proses
repetisi. Repetisi terjadi pada
data (8) ditandai dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
pengupahan di masing-
masing wilayah.
pengulangan kata UMK.
Pengulangan terjadi di kalimat
pertama setelah kata kenaikan.
Lalu, kalimat kedua muncul
setelah kata jumlah. Kata UMK
juga muncul di kalimat ketiga
setelah kata penetapan.
108 (133/271
120/SJD
M/TJ)
Tapi Pesona Maradona
tetap berbeda. Semoga
terlahir Maradona baru.
Repetisi
Pada data (9) repetisi terjadi
karena adanya pengulangan
kata Maradona. Kata
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Maradona muncul pada kalimat
pertama dan kalimat kedua.
109 (27/0311
20/BMB/
TJ)
Untuk pasien sembuh,
dalam sehari, ada
penambahan 3.624 orang,
sehingga total pasien
Covid-19 yang sembuh kini
mencapai 345.566 sejak
awal pandemi.
Kolokasi
Halliday dan Hasan (1976:287)
menyampaikan bahwa kolokasi
disebabkan oleh kedua kata
atau lebih sering muncul
bersamaan dalam suatu
konstruksi bahasa atau konteks
wacana yang sama. Dari
penjelasan itu, ditemukan
kolokasi pada data (1) dengan
kata Covid-19 dan pandemi
merupakan kata yang selalu
berhubungan dan tidak bisa
digantikan di setiap digunakan
pada unsur kebahasaan tertentu.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
110 (65/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
Kolokasi
Demikian pula kata sang dan
ayah data (2). Kedua kata itu
adalah pasangan kata yang
hanya bisa dipasangkan pada
unsur bahasa tertentu seperti
sang ayah.
√
111 (82/1711
20/STTP/
TJ)
Berbagai gerakan sosial
pun muncul. Mulai dari
warung yang menyediakan
makanan dengan bayar
seiklasnya hingga uang
tersebut disumbang ke
Kolokasi
Pada data (3) juga ditemukan
proses kolokasi yaitu pada kata
warung dan makanan. Pada
kata warung dan makanan
merupakan kata yang pasti
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
panti asuhan, makanan
gratis hingga warga
menyediakan halte sedekah
untuk berbagai kebutuhan.
selalu berhubungan dan selalu
hadir dalam satuan bahasa yang
digunakan.
112 (123/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Kolokasi
Lalu, ada juga kolokasi yang
terjadi pada (4). Kata-kata itu
adalah kata vaksinasi dan
pandemi. Kedua kata itu
termasuk dalam kolokasi
karena selalu berhubungan dan
selalu ada dalam satuan lingual
tertentu dan tidak bisa
digantikan.
√
113 (30/0411
20/EC/TJ
)
Wajah Malioboro terus
dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki
lima, kini arus lalu lintas di
Sinonim
Yang membedakan subtitusi
dengan sinonim adalah pada
fungsinya. Fungsi subtitusi
adalah menggantikan unsur
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
kebahasaan tertentu bertujuan
sebagai pembeda atau unsur
lain untuk dijelaskan.
Sedangkan sinonim bertujuan
untuk menjalin hubungan antar
unsur kebahasaan karena
terdapat kesamaan makna. Hal
tersebut sudah dijelaskan oleh
Halliday dan Hasan (1976:88–
89 dan 278), Harimurti
(1978:100), dan Sumarlam
(2009:39). Pada data (1) proses
sinonim muncul klausa
Malioboro terus dibenahi dan
kawasan ternama di Indonesia
itu ditata terdapat kesamaan.
Sinonim ini berjenis sinonim
klausa dengan klausa. Kedua
klausa tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
sinonim dalam hal makna yaitu
suasana atau keadaan.
114 (37/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
membuat para penonton,
terutama anak-anak muda
tertawa.
Sinonim
Kemudian, sinonim yang
ditemukan pada data (2)
terdapat pada klausa tokoh
pewayangan Bagong dan Bima
dan Dua tokoh pewayangan ini.
Kedua klausa bersinonim
karena memiliki makna yang
sama yaitu menunjuk dua tokoh
pewayangan yaitu Bagong dan
Bima. Sinonim ini berjenis
sinonim klausa dengan klausa.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
115 (50/0711
20/MBM
SPS/TJ)
Tentang seperti apa
letusannya nanti? Sebesar
apa? Mengarah ke mana?
Kita semua berharap waktu
persiapan menghadapi
dampak erupsi cukup,
logistik mencukupi, dan
masyarakat memiliki
kekuatan dan kesabaran
untuk bertahan.
Sinonim
Lalu, data (3) proses terjadinya
sinonim pada kata letusan dan
erupsi. Sinonim ini berjenis
kata dengan kata. Kedua kata
tersebut bersinonim karena
memiliki makna yang sama
dalam hal bencana gunung
yaitu menimbulkan semburan
pada gunung.
√
116 (68/1211
20/TKA/T
J)
Kondisi anak dan istri juga
sering menjadi cerminan
sang ayah. Jika ada rumah
tangga yang anak istrinya
tampak tak terawat, orang
akan langsung tertuju pada
'suaminya kerja apa sih?'.
Maka tak heran banyak
Sinonim
Kemudian, sinonim pada data
(4) muncul pada frasa sang
ayah dan kata suaminya. Hal itu
dikarenakan, keduanya sama-
sama menunjuk ayah dari istri.
Pada sinonim ini berjenis
sinonim frasa dengan kata.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
ayah-ayah muda yang
wajahnya lebih tua
ketimbang umurnya karena
berbagai beban hidup
tersebut.
117 (01/0112
20/PNPP
/TJ)
Angka kasus Covid-19
makin hari bukan terus
menurun, melainkan naik
bahkan melambung cukup
signifikan.
Antonim
Antonim adalah kohesi leksikal
yang berupa relasi makna
leksikal yang bersifat kontras
atau berlawanan antara
konstituen yang satu dengan
konstituen yang lain (Baryadi,
2002:28). Pada data (1) antonim
terjadi pada kata menurun dan
naik. Kata menurun memiliki
makna ke bawah, sedangkan
kata naik memiliki makna ke
atas. Pertentangan kedua kata
itu masuk dalam jenis oposisi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
mutlak karena memiliki
pertentangan yang tidak bisa
dirubah.
118 (42/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
membuat para penonton,
terutama anak-anak muda
tertawa.
Antonim
Lalu, pada data (2) antonim
muncul pada kata nyata dan
maya. Kata nyata bermakna
benar-benar ada bisa disentuh,
didengar, dan dilihat,
sedangkan kata maya memiliki
makna hanya tampaknya saja
tetapi tidak ada dan hanya
khayalan atau imajinasi. Sama
seperti data (1) antonim pada
data (2) berjenis oposisi mutlak
karena memiliki pertentangan
yang tidak bisa dirubah.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
119 (62/1111
20/MP/T
J)
Bukan sekadar pesan,
namun perintah demi
kebaikan mitigasi bencana
jika sewaktu-waktu terjadi
erupsi Gunung Merapi.
Antonim
Pada data (3) juga ditemukan
antonim yaitu kata pesan
berlawanan dengan kata
perintah. Kedua kata itu
berantonim secara majemuk
atau oposisi majemuk karena
bersanding antara pesan yang
biasa saja dengan perintah yang
cenderung keras atau kasar.
√
120 (06/0212
20/LPKC
/TJ)
Kita tetap beraktivitas,
namun harus mampu
menahan diri
membebaskan diri.
Mematuhi protokol
kesehatan dalam
menjalankan aktivitas,
setidaknya mampu
Ekuivalen
Ekuivalensi atau kesepadanan
menurut Sumarlam (2009:46)
adalah hubungan kesepadanan
antara satuan lingual tertentu
dengan satuan lingual yang lain
dalam sebuah paradigma.
Berdasarkan penjelasan
tersebut, ditemukan penanda
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
menahan laju penularan
virus corona.
ekuivalen pada data (1)
meliputi, beraktivitas dan
aktivitas, menata dan ditata,
sembuh dan kesembuhan, dan
persentase dan persen. Pada
kata beraktivitas dan aktivitas
berekuivalen karena kedua kata
tersebut didasari kata aktivitas.
121 (32/0411
20/EC/TJ
)
Wajah Malioboro terus
dibenahi. Setelah
mempercantik trotoar dan
menata pedagang kaki
lima, kini arus lalu lintas di
kawasan ternama di
Indonesia itu ditata.
Ekuivalen
Pada data (2) terjadi proses
ekuivalen ditandai dengan kata
menata dan ditata. Kedua kata
berekuivalen kata memiliki
kesamaan hubungan yaitu
merikan sesuatu. Kedua kata
tersebut didasari oleh kata dasar
tata.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
122 (92/1811
20/MKM
PC/TJ)
Sementara untuk kasus
sembuh dalam sehari
kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19
sehingga total angka
kesembuhan mencapai
398.636 orang.
Ekuivalen
Demikian juga, pada data (3)
juga muncul ekuivalen pada
kata sembuh dan kata
kesembuhan. Kata sembuh
merupakan hasil akhir proses
membaik yang terkena
penyakit. Kata kesembuhan
merupakan proses seseorang
menuju ke sembuh. Oleh karena
kesamaan hal maka dapat
dikatakan kedua kata itu
berekuivalen.
√
123 (95/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
menjadi Rp 1.770.000 dari
Ekuivalen
Pada data (4) proses ekuivalen
terjadi pada kata persentase dan
persen. Kedua kata tersebut
berekuivalen karena memiliki
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
pengupahan di masing-
masing wilayah.
kata dasar persen dengan
pembahasan yang sama.
124 (103/201
120/LKM
DMPC/T
J)
Sedang untuk angka
kesembuhan bertambah
4.265, maka, hingga kamis
siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612
orang.
Ekuivalen
Pada data (5) juga mengalami
proses ekuivalen. Proses ini
terjadi pada kata sembuh
merupakan hasil akhir proses
membaik yang terkena
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
penyakit. Kata kesembuhan
merupakan proses seseorang
menuju ke sembuh. Oleh sebab
itu. kedua kata tersebut
berekuivalen.
125 (58/1011
20/PCEP
T/TJ)
Kita sekarang mulai
membiasakan disiplin
menerapkan protokol
kesehatan demi mencegah
penularan virus corona
yakni, mengenakan masker,
menjaga jarak, mencuci
tangan hingga menghindari
kerumunan.
Koherensi
Temporal/Kronologis
Koherensi pertama yang
berpenanda adalah koherensi
temporal. Koherensi ini sering
ditunjukkan oleh konjungsi
yang menyatakan hubungan
temporal (lalu, kemudian,
sesudah itu), penanda kala
(dulu, sekarang) , dan penanda
aspek (akan, belum, sudah)
(Baryadi 2002:32).
Berdasarkan penjelasan itu,
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
data (1) termasuk dalam
berkoherensi temporal atau
kronologis. Hal tersebut
dibuktikan dengan ditemukan
kata sekarang yang menyatakan
waktu saat ini atau kini.
126 (76/1411
20/SSGD
BM/TJ)
Ini kali pertama dalam
sehari jumlah kasus positif
tembus 5.444. Sebelumnya
rekor tercipta pada 8
Oktober ketika kasus
bertambah 4.850 orang.
Padahal jumlah tes
kemarin hanya bertambah
sedikit ke angka 37.892
orang.
Koherensi Intensitas
Pada data (1) ditemukan
penanda berkoherensi
hubungan intesitas yaitu pada
kata padahal yang merujuk
pada pernyataan kesungguhan
setelah penjelasan sebelumnya.
√
127 (99/2011
20/LKM
Sedang untuk angka
kesembuhan bertambah
4.265, maka, hingga kamis
Koherensi Intensitas
Data (2) juga muncul koherensi
hubungan intensitas dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
DMPC/T
J)
siang. pasien Covid-19
sembuh mencapai 406.612
orang.
ditandai pemakaian kata sedang
yang memberikan pernyataan
kesungguhan setelah penjelasan
sebelum dari kata sedang. Hal
tersebut karena kata sedang
pada data di atas memiliki
makna yang sama dengan kata
padahal.
128 (34/0511
20/SJDM
/TJ)
Maka tak heran Ki Seno
mendapat julukan Dalang
Milenial. Ki Seno sangat
lekat dengan sosok tokoh
pewayangan Bagong dan
Bima. Dua tokoh
pewayangan ini pula yang
menjadi magnet untuk
menarik penonton baik di
dunia nyata maupun dunia
Koherensi Kausalitas
Koherensi kausalitas adalah
pernyataan yang diakibatkan
oleh pernyataan sebelumnya.
Pada data (1) koherensi
kausalitas karena terjadi dengan
ditandai dengan kata maka pada
data (1) menyatakan sebab dari
penjelasan sebelumnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
maya. Ketika Ki Seno mulai
memainkan tokoh Bagong,
maka akan langsung
membuat para penonton,
terutama anak-anak muda
tertawa.
129 (134/281
120/AKB
CML/TJ)
Dengan demikian, hingga
kemarin tercatat ada
522.581 kasus Covid-19 di
Tanah Air.
Koherensi Kausalitas
Pada data (2) muncul koherensi
kausalitas. Hal ini dikarenakan,
terjadi sebab akibat antara
penjelasan sebelum dengan
sesudah penanda tersebut.
Penanda dengan demikian,
memiliki hubungan sebab
akibat dengan penjelasan
sebelum dan sesudah penanda
tersebut.
√
130 (114/241
120/TCG
Namun di sisi lain, para
honorer harus
Koherensi Kontras √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
HPMP/T
J)
menunjukkan bahwa
memang layak untuk
diangkat menjadi PPPK
karena memiliki semangat,
motivasi, inovasi dan
kemampuan mumpuni
dalam mendidik siswa.
Pada data (1) terjadi koherensi
kontras pada kata namun yang
digunakan untuk menyatakan
pertentangan dengan
pernyataan di penjelasan
kalimat atau paragraf
sebelumnya dengan pernyataan
sebaliknya.
131 (120/251
120/LPP
V/TJ)
Meski vaksinasi akan
dilakukan secara bertahap,
setidaknya ini menjadi satu
harapan agar pandemi ini
segera berakhir dan kita
bisa kembali beraktivitas,
setidaknya lebih leluasa
dalam bergerak.
Koherensi Kontras
Sama seperti data (1), data (2)
muncul koherensi kontras kata
meski yang memiliki fungsi
untuk menyatakan pertentangan
dengan pernyataan di
penjelasan klausa konjungsi
dengan klausa setelahnya.
√
132 (131/271
120/SJD
M/TJ)
Tapi Pesona Maradona
tetap berbeda. Semoga
terlahir Maradona baru.
Koherensi Kontras
Demikian juga dengan data (3)
muncul koherensi kontras
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
berupa kata tapi yang memiliki
kata asli dari kata tetapi. Pada
data di atas, kata tapi digunakan
untuk menyatakan pertentangan
dengan pernyataan di
penjelasan kalimat atau
paragraf sebelumnya dengan
pernyataan pesona Maradona
tetap berbeda.
133 (136/301
120/BSG/
TJ)
Sementara secara global,
Amnesty International
mencatat, negara-negara
dengan jumlah kematian
petugas kesehatan tertinggi
meliputi Amerika Serikat,
Rusia, Inggris, dan Brasil.
Koherensi Aditif
Seperti data (3) berupa kata
bahkan, data (4) juga muncul
koherensi aditif berupa kata
sementara yang digunakan
untuk menambahkan informasi
mengenai pendapat Amnesty
International mengenai negara-
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
begara yang memiliki kematian
tenaga kesehatan tertinggi.
134 (88/1811
20/MKM
PC/TJ)
Sementara untuk kasus
sembuh dalam sehari
kemarin ada penambahan
3.193 pasien Covid-19
sehingga total angka
kesembuhan mencapai
398.636 orang.
Koherensi Aditif
Dari hasil analisis koherensi
berpenanda peneliti
menemukan penanda koherensi
aditif meliputi, sementara dan
bahkan. Pada data (1) terdapat
kata sementara digunakan
untuk menyatakan ada nya
informasi tambahan dari
pernyataan sebelumnya.
√
135 (96/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
Koherensi Aditif
Pada data (2) terdapat kata
sementara yang digunakan
untuk menyatakan informasi
tambahan dari pernyataan
sebelumnya mengenai kenaikan
UMK di Gunung Kidul dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
pengupahan di masing-
masing wilayah.
tambahan infomasi berupa
jumlah UMK di Kota
Yogyakarta.
136 (110/231
120/TCS
AST/TJ)
Di negeri kita masih jamak
terjadi fenomena sepeti itu.
Bahkan, tak sedikit orang
yang terlalu berani
mengumbar pendapat sesat
di dunia maya. Ingat, tidak-
tanduk tersebut akan
Koherensi Aditif
Data (3) juga terdapat koherensi
aditif dengan ditandai kata
bahkan yang digunakan untuk
menyatakan informasi
tambahan dari pernyataan
sebelum kata bahkan berupa
pernyataan mengenai banyak
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
membawa konsekuensi
hukum.
orang yang senang
menyebarkan pendapat sesat.
137 (59/1011
20/PCEP
T/TJ)
Kita sekarang mulai
membiasakan disiplin
menerapkan protokol
kesehatan demi mencegah
penularan virus corona
yakni, mengenakan
masker, menjaga jarak,
mencuci tangan hingga
menghindari kerumunan.
Koherensi Tak Berpenanda
Perincian
Baryadi (2002:32) mengatakan
bahwa koherensi perincian
adalah koherensi yang
mengatakan hubungan makna
rincian penjelaskan sesuatu hal
secara sistematis. Pada data (1)
terdapat koherensi perincian
saat menyatakan perincian
terhadap protokol kesehatan
yang harus dilakukan.
√ Penanda→
yakni
138 (79/1611
20/GPP
M/TJ)
Menurut Badan
Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) DIY, 167
pengungsi kelompok rentan
terdiri atas 86 lansia, 24
Koherensi Tak Berpenanda
Perincian
Pada data (2) juga ditemukan
koherensi perincian berupa
√ Penanda→
Terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
anak-anak 24, 25 balita,
satu ibu hamil, 17 ibu
menyusui, 14 disabilitas.
pernyataan merinci jumlah
pengungsi yang rentan.
139 (93/1911
20/PTTB/
TJ)
Persentase kenaikan UMK
tertinggi ada di Kabupaten
Gunungkidul yaitu naik
sebesar 3.81 persen
menjadi Rp 1.770.000 dari
Rp 1.705.000. Sementara
jumlah UMK tertinggi
masih dipegang Kota
Yogyakarta yakni Rp
2.069.530 dari Rp
2.004.000 di 2020.
Penetapan UMK ini
berdasarkan rekomendasi
dari pemerintah
kabupaten/kota se-DIY
bersama dewan
Koherensi Tak Berpenanda
Perincian
Yang terakhir adalah data (3).
Pada data (3) koherensi
perincian data terletak pada
penjelasan mengenai presentase
dan kenaikan UMK di
Kabupaten Gunung Kidul dan
Kota Yogyakarta.
√ Penanda →
yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
pengupahan di masing-
masing wilayah.
Tabel 7.1 Triangulasi Data 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
BIOGRAFI PENULIS
Petrus Dian Agus Nugroho atau biasa disapa Agus
merupakan anak pertama dari suami istri Suyana Yohanes
Pemandi dan Maria Suparti. Agus lahir di Magelang, 19
Desember 1998. Awal menempuh pendidikan yaitu TK
Santa Maria Sawangan dan tamat pada tahun 2005.
Kemudian, melanjutkan sekolah dasar di SD Kanisius
Krogowanan Banyutemumpang yang sekarang menjadi SD
Santa Maria Krogowanan Banyutemumpang. Pada tahun
2007 Agus memutuskan pindah sekolah ke SD Kanisius Sumber dan tamat pada
tahun 2011. Setelah tamat sekolah dasar, Agus melanjutkan ke sekolah menengah
pertama yaitu SMP Santa Maria Sawangan yang tamat pada tahun 2014. Kemudian,
Agus meneruskan sekolah menengah atas di SMA Bentara Wacana Muntilan dan
tamat pada tahun 2017.
Setelah lulus sekolah menengah atas, selanjutnya melanjutkan ke jenjang
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan terdaftar sebagai
mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa akhir pendidikan di Universitas Sanata Dharma,
yaitu mengerjakan tugas akhir berupa menulis Skripsi dengan judul “Penanda-
penanda Kohesi dan Koherensi Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November –
Desember 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI