PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM ...

293
PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER 2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia DISUSUN OLEH: Petrus Dian Agus Nugroho 171224007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM ...

PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER

2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

DISUSUN OLEH:

Petrus Dian Agus Nugroho

171224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER

2020

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

DISUSUN OLEH:

Petrus Dian Agus Nugroho

171224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER

2020

SKRIPSI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh

Petrus Dian Agus Nugroho

171224007

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Setya Tri Nugraha, S.Pd, M.Pd,. Tanggal 19 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER

2020

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Petrus Dian Agus Nugroho

171224007

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji

Pada tanggal 26 Juli 2021

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. …………

Sekretaris : Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. …………

Anggota I : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. …………

Anggota II : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. …………

Anggota III : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. …………

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.,

MOTTO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

MOTTO

Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia.

Andrea Hirata

HALAMAN MOTTO Setiap fase yang kamu jalani harus bisa mendatangkan pelajaran untuk naik ke

fase berikutnya.

Merry Riana

Hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

Albert Einstein

Tak Ada kenyamanan di hari tua, untuk orang-orang yang malas di masa muda

Bob Sadino

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan tidak mengandung

unsur baik kata, kalimat, maupun paragraf yang memasukan dari bagian karya

orang lain, kecuali perujukan berupa pendapat ahli dan daftar pustaka sesuai dengan

teknik penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Penulis

Petrus Dian Agus Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya yang berupa penelitian ini, saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus, yang telah senantiasa memberikan kelancaran dalam

menyusun skripsi ini hingga selesai tanpa halangan sedikitpun.

Kedua orang tua saya, Suyana Yohanes Pemandi dan Maria Suparti

Kedua Adik Saya, Maria Diana Puspitas Sari dan Rosa Agustin Purnama Sari

Kepada Bruder Sarju yang selalu mendukung saya sepenuhnya dalam menempuh

pendidikan di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Teman seperjuangan saya, Elizabeth Yulinda Reni Susanti yang selalu

memberikan dukungan secara moral untuk menyemangati saya untuk selalu

pantang menyerah dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan serta

menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi.

Seluruh keluarga besar Simbah Darmopawiro dan Simbah Hadikastomo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Petrus Dian Agus Nugroho

Nomor Mahasiswa :171224007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENANDA-PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI DALAM

TAJUK RENCANA TRIBUN JOGJA EDISI NOVEMBER-DESEMBER

2020

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda

tangan, gambar atau image yang ada dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin

pencari (search engine), misalnya google.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Juli 2021

Yang menyatakan

Petrus Dian Agus Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Nugroho, Petrus Dian Agus. 2021. Penanda-Penanda Kohesi Dan Koherensi Dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD

Penelitian ini menganalisis mengenai penanda-penanda kohesi dan koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Terdapat rumusan masalah penelitian dilakukan, 1) Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, 2) Apa sajakah jenis penanda-penanda koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mendeskripkan kohesi dan koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.

Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data berupa tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –Desember 2020 dan data berupa kalimat dan paragraf. Proses pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Instrumen penelitian, peneliti membuat sendiri dan dibantu kartu data berkode. Teknik analisis yang digunakan menggunakan metode agih, dengan teknik bagi unsur langsung. Kemudian, teknik triangulasi menggunakan metode triangulasi ahli.

Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa, pertama peneliti menemukan kohesi gramatikal yang lebih doniman dibanding penanda yang lain pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020. Kohesi gramatikal yang ditemukan meliputi, referensi, subtitusi, ellipsis, dan konjungsi. Pada penanda kohesi leksikal, peneliti menemukan beberapa penanda meliputi, hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalen. Kedua peneliti menemukan koherensi berpenanda dan tak berpenanda dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Koherensi berpenanda meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas, koherensi aditif, dan koherensi kontras. Koherensi tak berpenanda yang ditemukan oleh peneliti hanya koherensi perincian.

Disarankan peneliti lain yang ingin meneliti mengenai kohesi dan koherensi, untuk meneliti bentuk wacana lain selain tajuk rencana. Hal ini untuk memperoleh variasi kemungkinan penemuan tentang penanda-penanda kohesi dan koherensi pada wacana lainnya.

Katakunci: kohesi gramatikal, kohesi leksikal, koherensi berpenanda, koherensi tak berpenanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Nugroho, Petrus Dian Agus. 2021. Signs of Cohesion and Coherence in the editorial of the Jogja Tribune November-December 2020 edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD

This study analyzes the cohesion markers and editorial coherence of Tribun Jogja editions November – December 2020. There are formulations of research problems carried out, 1) What are the types of cohesion markers for the editorial of Tribun Jogja November - December 2020 edition, 2) What are the types of markers of the editorial coherence of the Jogja Tribune November - December 2020 edition?. The purpose of this study is to describe the cohesion and coherence of the editorial of the Jogja Tribune November - December 2020 edition.

The type of research used is qualitative research. This research was conducted by taking data sources in the form of an editorial in the November-December 2020 edition of Tribun Jogja and data in the form of sentences and paragraphs. The process of collecting data using the method of observing with note-taking techniques. The research instrument, the researcher made his own and assisted with coded data cards. The analysis technique used is the agih method, with the technique for direct elements. Then, the triangulation technique uses the expert triangulation method.

Based on the results of the data analysis that has been presented, it can be concluded that, first, the researcher found grammatical cohesion that was more dominant than other markers in the editorial of the Tribun Jogja edition of November - December 2020. The grammatical cohesion found included references, substitutions, ellipsis, and conjunctions. In lexical cohesion markers, the researcher found several markers including, hyponyms, repetitions, synonyms, antonyms, and equivalents. The two researchers found marked and unmarked coherence in the editorial of Tribun Jogja edition of November – December 2020. Marked coherence includes, temporal or chronological coherence, intensity coherence, causality coherence, additive coherence, and contrast coherence. The unsigned coherence found by the researcher is only the granular coherence.

It is recommended that other researchers who want to research about cohesion and coherence, to examine other forms of discourse besides editorials. This is to obtain a variety of possible discoveries about markers of cohesion and coherence in other discourse.

Keywords: grammatical cohesion, lexical cohesion, marked coherence, unmarked coherence.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

kesempatan bagi saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Maksud dan tujuan penyusunan penyusunan skripsi ini adalah sebagai pemenuhan

tugas akhir studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Sanata

Dharma.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang

setulusnya kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

menyusun skripsi ini.

2. Rishe Purnama Dewi, S. Pd., M. Hum, selaku ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi.

3. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd,. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan banyak ilmu dan evaluasi terhadap saya, sehingga saya

mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Danang Satria Nugroho, S.S., M.A. selaku selaku dosen Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah menjadi triangulator dalam

penelitian ini.

5. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan dukungan dan semangat saya sehingga saya mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membantu dalam

mengurus atau menuliskan mengenai yang berhubungan dengan keperluan

administrasi skripsi ini.

7. Untuk keluarga saya yaitu, orang tua saya, Suyana Yohanes Pemandi dan

Maria Suparti, adik saya Maria Diana Puspita Sari dan Rosa Agustin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

Purnama Sari yang telah memberikan semangat kepada saya dalam

menyelesaikan skripsi.

8. Teman seperjuangan saya Elizabeth Yulinda Reni Susanti yang selalu

memberikan dukungan semangat dan membantu saya selama saya

mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi.

9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan satu persatu yang ikut

berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat kepada pembaca maupun peneliti

selanjutnya yang akan meneliti hal serupa dengan skripsi.

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Penyusun,

Petrus Dian Agus Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 3

1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

1.6 Batasan Istilah .................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 6

2.2 Kajian Teori ....................................................................................... 9

2.2.1 Kohesi ................................................................................................. 9

2.2.2 Koherensi .......................................................................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2.2.3 Ragam Bahasa Jurnalistik ................................................................. 35

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 45

3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 45

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .................................................... 45

3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 46

3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................ 46

3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 47

3.6 Triangulasi ....................................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 48

4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 48

4.1.1 Kohesi ............................................................................................... 49

4.1.2 Koherensi .......................................................................................... 49

4.2 Analisis Data .................................................................................... 50

4.2.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 50

4.2.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 82

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 87

4.3.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 .................................................................................................. 87

4.3.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 ................................................................................................ 113

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 118

5.1 Simpulan ........................................................................................ 118

5.2 Saran .............................................................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 120

LAMPIRAN ......................................................................................................... 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 1 ............................................................................. 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 7.1 Triangulasi Data 1 ............................................................................... 257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menyajikan tujuh subbab, yaitu (1) latar belakang, (2)

rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) batasan

istilah. Berikut uraian pada bab pendahuluan ini.

1.1 Latar Belakang

Penanda kohesi dan koherensi merupakan aspek kebahasaan yang penting

dalam sebuah paragraf. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri dari

bentuk (form) dan makna (meaning), hubungan antar bagian wacana dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi

(cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi

(coherence) (Baryadi 2002:17). Dari penjelasan tersebut kohesi dan koherensi

memililiki posisi yang penting dalam wacana. Dengan penerapan kohesi dan

koherensi yang baik dalam wacana, maka makna dan pertalian antar kalimat dan

paragraf akan jelas dan saling berkesinambungan.

Wacana yang utuh harus memenuhi syarat kohesi dan koherensi dalam

kalimat dan paragraf. Dengan memenuhi dua syarat tersebut maka dapat dikatakan,

wacana layak untuk dibaca oleh pembaca. Kesesuaian antara teks dan dunia nyata

dapat membantu menciptakan suatu kondisi untuk membentuk wacana yang utuh.

Maka dari itu, faktor lain seperti pengetahuan budaya juga membantu dalam

menciptakan koherensi teks (Rani, Arifin, dan Martutik 2006:88).

Setelah mengetahui bahwa menulis paragraf harus memperhatikan

penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam wacana yang perlu diketahui

selanjutnya yaitu cara membangun kohesi dan koherensi dalam paragraf. Yang

pertama adalah cara membangun kohesi dalam paragraf. Untuk membangun sebuah

kohesi dalam paragraf, yang perlu diketahui adalah kesinambungan antar kata dan

frasa dalam kalimat. Dengan kesinambungan sebuah kata atau frasa dalam kalimat,

maka dapat dikatakan kalimat tersebut sudah menerapkan aspek kohesi. Kemudian,

setelah mengetahui cara membangun kohesi selanjutnya adalah cara membangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

koherensi. Untuk syarat ke tahap ini, penulis harus sudah membangun kohesi

dengan benar. Yang diperlukan dalam membangun koherensi yaitu kesamaan baik

informasi waktu, ruang maupun hal-hal yang mendukung topik dari paragraf

tersebut. Kemudian, informasi-informasi tersebut dimasukan dalam struktur

paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat penyimpul yang di

hubungkan antar kalimat menggunakan konjungsi. Dengan demikian, kohesi dan

koherensi akan terbangun menjadi sebuah paragraf yang padu.

Seperti halnya teks-teks wacana lainnya, tajuk rencana juga memerlukan

penanda-penanda kohesi dan koherensi. Menurut Barus (2010:142) tajuk rencana

merupakan sikap atau pandangan surat kabar dan majalah terhadap suatu berita atau

peristiwa, kejadian, fakta, gagasan, dan opini yang berkembang di tengah

masyarakat. Dengan demikian, penggunaan kalimat dalam paragraf yang

menerapkan kohesi dan koherensi akan membuat sikap dan pandangan dalam tajuk

rencana, dipahami dengan baik oleh pembaca dengan baik. Dengan demikian,

tujuan penulis tajuk rencana baik itu untuk memberi saran, memberi solusi atas

sebuah fenomena, atau memberikan wawasan, akan memahami tajuk rencana

tersebut.

Dari penjelasan tersebut, peneliti menemukan permasalahan mengenai

kelengkapan, dan ketelitian dalam meneliti kohesi dan koherensi. Hal tersebut

tertera dalam penelitian Hidayat (2018), Kusmawati (2018), Fauzisah (2017), dan

Widiatmoko (2015). Pada penelitian Hidayat (2018) konjungsi yang digunakan

kurang lengkap. Kemudian, pada penelitian Kusmawati (2018) teori yang

digunakan kurang dielaborasi dengan ahli lain. Untuk penelitian Fauzisah (2017)

teori yang digunakan masih rancu dan menggunakan teori yang berbeda dengan

yang digunakan oleh peneliti.

Melihat masih terdapat kekurangan dalam penggunaan teori yang

digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti melengkapi teori-

teori yang sudah digunakan oleh peneliti terdahulu dengan teori yang digunakan

oleh peneliti secara terperinci dan terbaru. Peneliti memfokuskan penelitiannya

pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Hal ini karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Tribun Jogja banyak dibaca dan cukup terkenal oleh kalayak umum di kawasan

Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk melengkapi penelitian yang sudah dilakukan

peneliti ingin mengetahui penggunaan penanda-penanda kohesi dan koherensi

dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Data diperoleh

dengan mengumpulkan surat kabar baik cetak maupun digital dalam kurun waktu

bulan November-Desember 2020. Hal ini dimaksudkan, agar data penelitian yang

diperoleh mencukupi dan menjadikan kesimpulan akhir atau hasil penelitian yang

berkualitas.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya, berkaitan dengan, jenis penanda-

penanda kohesi dan koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember 2020 sebagi

berikut:

1.2.1 Penggunaan penanda-penanda kohesi dalam tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November-Desember 2020.

1.2.2 Fungsi adanya kohesi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-

Desember 2020.

1.2.3 Penggunaan alat-alat koherensi tajuk rencana Tribun Jogja edisi

November-Desember 2020.

1.2.4 Fungsi adanya koherensi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-

Desember 2020.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah

bagaimana penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam Tajuk Rencana Tribun

Jogja edisi November-Desember 2020?

Berdasarkan rumusan masalah utama di atas, terdapat sub masalah sebagai

berikut.

1.3.1 Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi dalam Tajuk Rencana Tribun

Jogja edisi November-Desember 2020?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

1.3.2 Apa sajakah jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana

Tribun Jogja edisi November-Desember 2020?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1.4.1 Mendeskripsikan jenis penanda-penanda kohesi dalam Tajuk Rencana

Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.

1.4.2 Mendeskripsikan jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana

Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis, yaitu bagi guru dan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

1.5.1 Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk belajar

bahasa Indonesia terutama mengenai teori-teori kohesi dan koherensi secara

lebih lengkap dan muktahir sehingga dapat menjadikan pengenalan

mengenai konsep kohesi dan koherensi dapat dipahami.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai contoh mengenai

penerapan kohesi dan koherensi secara lengkap dan tepat pada saat

menganalisis sebuah wacana tertentu terutama tajuk rencana.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah wawasan mengenai

pentingnya penggunaan kohesi dan koherensi dalam menulis tajuk rencana.

Penulisan tajuk rencana sangat mewakili aspirasi suatu redaksi atas

fenomena yang ditanggapinya. Oleh sebab itu, penerapan kohesi dan

koherensi sangat berperan penting dalam keberhasilan tajuk rencana

dipahami oleh pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1.6 Batasan Istilah

Peneliti sebaiknya memberikan batasan istilah sehingga beberapa

pengertian yang ada dalam penelitian ini tidak menimbulkan kekeliruan makna.

1. Kohesi

Konsep kohesi adalah semantik yang mengacu pada hubungan makna yang ada

di dalam teks, dan yang mendefinisikannya sebagai teks (Halliday dan Hassan

1976:4).

2. Kohesi gramatikal

Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian wacana

(Baryadi 2002:17).

3. Kohesi leksikal

Kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata) antara bagian-bagian

wacana (Baryadi 2002:18).

4. Koherensi

Koherensi merupakan keterkaitan semantik antara bagian-bagian wacana.

(Baryadi 2002:29)

5. Tajuk Rencana

Secara teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi berisi

aspirasi, pendapat, dan sikap resmi, media pers terhadap persoalan potensial,

fenomenal, aktual, dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat

(Sumadiria 2020:82).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab tinjauan pustaka ini di paparkan terdahulu yang relevan dan

kajian teori. Kajian teori berisi mengenai teori-teori yang mendukung pemecahan

masalah penelitian. Teori-teori tersebut yaitu teori analisis wacana, kekohesian,

kekoherensian, macam-macam penanda kekohesian dan kekoherensian serta kajian

teori tajuk rencana.

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan digunakan sebagai pelengkap dalam penelitian ini,

sekaligus menjadi pembeda dengan penelitian sekarang. Penelitian terdahulu

(Hidayat 2018; Kurniyati 2012; Kusumawati 2018; Oktarini 2012; Widiatmoko

2015) menjadi penelitian yang akan digunakan sebagai pembanding pada penelitian

ini.

Hidayat (2018) melakukan penelitian dengan judul Jenis Wacana, Kohesi,

dan Koherensi pada Fiksi Mini dalam Media Sosial Twitter. Penelitian tersebut

menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian dari penelitian Amry Nur

Hidayat yang dihasilkan pertama yaitu wacana monolog. Kemudian kohesi yang

digunakan pada Fiksi Mini tersebut yaitu kohesi kolokasi, kohesi penunjukan,

kohesi penggantian, kohesi pelepasan, kohesi hiponim, kohesi antonimi, dan kohesi

sinomini. Kemudian, selanjutnya yaitu koherensi yang ditemukan yaitu koherensi

logis, koherensi perian, koherensi kronologis, dan stimulus-respon.

Hubungan antara penelitian Hidayat (2018) dengan penelitian ini yaitu,

sama-sama meneliti kohesi dan koherensi. Yang membedakan dari penelitian milik

Hidayat dengan penelitian ini ialah, penelitian Hidayat menambahkan penelitian

untuk wacana sedangkan penelitian ini langsung ke tataran kohesi dan koherensi

karena berfokus pada bidang paragraf dan kalimat. Selain itu, yang baru dari

penelitian ini dari penelitian penelitian Hidayat adalah kajian teori disusun secara

terperinci, seperti kohesi dibagi dalam kohesi gramatikal dan kohesi leksikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

terutama pemaparan konjungsi. Kemudian, pembagian koherensi berpenanda dan

koherensi tak berpenanda.

Penelitian kedua yaitu penelitian dari Kusumawati (2018) yang berjudul

Jenis Penanda Kohesi dan Kekoherensian Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK

Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Dalam melakukan penelitian,

penelitian Kusmawati menggunakan metode deskriptif. Dari penelitian Kusmawati

dihasil penelitian yaitu kohesi gramatikal yang meliputi referensi, subtitusi, elipsi,

dan konjungsi dan kohesi leksikal yang terdiri dari penanda hiponim, repetisi,

sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Koherensi yang digunakan meliputi penanda

hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi.

Yang menjadi kesamaan dari penelitian Kusmawati dengan penelitian ini

yaitu sama-sama meneliti kohesi dan koherensi. Perbedaan dan kebaharuan dari

penelitian ini dengan penelitian Kusmawati terletak pada penggunaan metode

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

yaitu dengan teknik simak catat. Sedangkan pada penelitian Dania Kusmawati

menggunakan teknik penugasan.

Penelitian ketiga yaitu penelitian Widiatmoko (2015) melakukan penelitian

dengan judul Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di

Majalah Online Detik. Peneliti melakukan penelitian pada majalah online detik.

Peneliti menggunakan metode simak dalam melakukan penelitian. Penelitian yang

dilakukan menghasilkan kohesi dan koherensi yang digunakan pada majalah online

detik yaitu, kohesi leksikal (pengulangan, sinomini, hiponimi, kolokasi dan

ekuivalensi) dan kohesi gramatikal (pengacuan, subtitusi, pelesapan, konjungsi,

inversi, dan pemasifan kalimat). Koherensi yang digunakan pada majalah online

detik edisi September-Oktober 2014 yaitu meliputi, 1) hubungan perbandingan, 2)

hubungan kelonggaran-hasil, 3) hubungan akibat-sebab, 4) hubungan sebab-akibat,

5) hubungan makna alasan (argumentatif), dan 6) hubungan latar -simpulan.

Hubungan antara penelitian Widiatmoko dengan penelitian ini yaitu, sama-

sama menganalisis kohesi dan koherensi. Yang membedakan adalah penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Wisnu Widiatmo mencantumkan teori wacana, sedangkan penelitian ini langsung

ke kohesi, koherensi, ragam bahasa jurnalistik, serta tajuk rencana. Selain itu, teori

kohesi dan koherensi menggunakan teori Tarigan serta Brown dan Yule, sedangkan

penelitian ini menggunakan teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori

yang lain dan terbaru.

Penelitian keempat yaitu penelitian dari Fauzisah (2017) yang berjudul

Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Menulis Terpimpin Siswa Kelas III di

Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk. Teori kohesi yang

digunakan Halliday dan Hasan meliputi, referenve (referensi), substitution

(subtitusi), ellypsi (elipsis), dan conjuction (konjungsi). Kemudian, kohesi leksikal

yang digunakan meliputi, reiteration (reiterasi), dan colloctaion (kolokasi). Lalu

teori koherensi yang digunakan adalah teori Ramlan meliputi, hubungan

penambahan, hubungan perturutan, hubungan perlawanan, hubungan

lebih/penekanan, hubungan sebab-akibat, hubungan waktu, hubungan syarat,

hubungan cara, hubungan kegunaan, hubungan penjelasan, hubungan penyimpulan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fauzisah menggunakan metode

kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan berupa perencanaan keterampilan,

perencanaan pembelajaran, penggunaan kohesi dan koherensi dalam Menulis

Terpimpin Siswa Kelas III di MI Thoriqul Huda Nganjuk.

Perbedaan dari penelitian Fauzisah (2017) dengan penelitian yang diteliti

oleh peneliti adalah terletak pada teori yang digunakan. Teori yang digunakan oleh

Fauzisah adalah teori milik Ramlan. Sedangkan teori kohesi dan koherensi yang

digunakan oleh peneliti dari teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori

yang lain dan terbaru.

Penelitian kelima yaitu penelitian Kurniyati (2012) yang berjudul Analisis

Kesalahan Kohesi dan Koherensi Paragraf pada Karangan Siswa Kelas X SMA

Negeri 3 Temanggung. Dalam meneliti Diah Dwi Kurniyati menggunakan metode

kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan, dihasilkan yaitu bentuk kesalahan kohesi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

dan koherensi serta penyebab terjadinya kesalahan kohesi dan koherensi pada

karangan siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.

Hubungan penelitian Kurniyati dengan penelitian ini yang itu sama-sama

meneliti kohesi dan koherensi penelitian. Yang membedakan penelitian Kurniyati

dengan penelian ini yaitu penelitian ini menitik beratkan pada kesalahan dalam

penggunaan kohesi dan koherensi dengan menambahkan pada kajian teori

mengenai kesalahan penggunaan kohesi dan kesalahan koherensi. Selain itu,

penelitian Kurniyati menggunakan teori Halliday dan Hasan saja sedangkan

penelitian ini menggunakan teori Halliday dan Hasan dan dielaborasi dengan teori

yang lain dan terbaru.

2.2 Kajian Teori

Penelitian ini menggunakan beberapa teori sebagai dasar dalam mecapai

tujuan penelitian. Teori-teori yang tersusun yaitu, 1) kohesi, 2) koherensi, 3)

perbedaan kohesi dan koherensi, dan 4) tajuk rencana.

2.2.1 Kohesi

Adapun pengertian kohesi menurut Halliday dan Hasan dalam bukunya

berjudul Cohession ind English (1976:4) yang berbunyi: The concept of cohesion

is a semantic one; it refers to relations of meaning that exist within the text, and

that define it as a text. Yang artinya konsep kohesi adalah semantik yang mengacu

pada hubungan makna yang ada di dalam teks, dan yang mendefinisikannya sebagai

teks. Sebuah wacana harus memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Kohesi

merupakan unsur awal yang harus ada dalam wacana. Kohesi merupakan unsur

semantik yang juga sangat penting dalam pembentuk teks. Kohesi dalam wacana

diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan

sintaktikal (Mulyana 2005:26). Hasan Alwi, dkk (2010:440) menambahkan kohesi

merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yqang dinyatakan secara eksplisit

oleh unsur-unsur gramatikal dan semantic dalam kalimat-kalimat yang membentuk

wacana. Maka dari itu, makna gramatikal dan leksikal perlu diwujudkan dalam

membentuk suatu teks. Kohesi merupakan keterikatan dan hubungan satu sama lain

dalam teks. Kohesi merupakan organisasi sintaksis, merupakan wadah kalimat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan (Tarigan,

2009:93). Alasan peneliti menggunakan teori Halliday dan Hasan sebagai landasan

dalam penelitian, ialah teori banyak digunakan oleh peneliti lain dan memiliki

penjelasan yang cukup lengkap.

Menurut Halliday dan Hassan (1976:6) membedakan kohesi menjadi dua

jenis, yaitu, 1) grammatical cohesion (kohesi gramatikal), dan lexical cohesion

(kohesi leksikal).

2.2.1.1 Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian wacana

(Baryadi 2002:17). Sumarlam (2009:216) juga menyebutkan bahwa, Kepaduan

sebuah wacana ditentukan oleh hadir atau tidaknya alat-alat pembentuk jaringan

teks. Alat-alat pembentuk jaringan teks diantaranya, 1) referensi, 2) subtitusi, 3)

ellipsis, 4) ellipsis, dan 5) kohesi leksikal.

1. Referensi

Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang

berupa satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Dalam

referensi ada dua jenis yaitu Perunjukan Eksoforik dan Perunjukan Endoforik (M,

1993:12). Halliday dan Hasan (1976:33) juga menyebutkan “This are referring to

as exophora, or exophoric reference; and we could contrast it with endophoric as

a general name for reference within the tect. Ia menjelaskan bahwa ini (referensi)

kita sebut sebagai exophora, atau referensi exophoric; dan kita dapat

membedakannya dengan endoforik sebagai nama umum untuk referensi dalam teks.

Adapun disebutkan dalam Sumarlam (2009:23) bahwa apakah acuan itu berada di

di dalam atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua jenis: (1)

pengacuan endofora apabila acuannya (satuan lingual yang diacu) berada atau

terdapat di dalam teks wacana itu, dan (2) pengacuan eksofora apabila acuannya

berada atau terdapat di luar teks wacana.

a) Perunjukan Eksoforik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Perunjukan eksoforik merupakan salah satu jenis referensi yang berada

di luar teks. Jika ingin memahami dengan teks yang akan kita baca, maka kita

harus mencari rujukan dari luar teks tersebut. Referensi terhadap yang ada di

luar teks (Suhardi, 2013:101). Perujukan eksoforik ini digunakan untuk

merujuk kepada hal-hal yang mempunyai kaitan dengan situasi yang

berkembang di depan penutur ataupun pendengar yang menerima pesan

ataupun informasi yang telah disampaikan kepadanya (Aliah, 2014:55). Oleh

sebab itu, sering kali perlu memahami dengan baik mengenai konteks teks

bacaan atau wacana yang disajikan agar pembaca mengetahui referensi

eksoforiknya. Dapat disimpulkan, perujukan eksoforik adalah perujukan yang

menerangkan di luar teks.

b) Perunjukan Endoforik

Referensi endofora yaitu referensi kepada sesuatu (antesenden) yang

berada di dalam teks (Rani et al. 2006:99). Perunjukan endoforik ini merunjuk

hanya kepada teks, yaitu semata-mata hanya kepada teks (Halliday & Hassan,

1976:9). Jadi kesimpulannya, perujukan Endoforik adalah perujukan yang ada

dalam teks itu sendiri.

Referensi secara endoforik dapat dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu,

1) anaforik, jika mengacu pada unsur di sebelah kiri (sebelumnya); dan 2)

kataforik, jika mengacu pada unsur di sebalah kanan teks (sesudahnya)

(Sumarlam 2009:216). Adapun baik perunjukan yang bersifat anaforik maupun

kataforik dibagi menjadi tiga bagian yaitu pronomina persona, pronomina

penunjuk, dan pronomina komparatif.

Pronomina yang bersungsi sebagai alat kohesi adalah pronominal

persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga, baik tunggal maupun

jamak, baik anafora maupun katafora (Rani et al. 2006:100). Pronomina

persona yang mengacu orang misalnya, saya, aku, kami, ia, beliau. Pronomina

persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronominal persona pertama),

mengacu pada orang yang diajak bicarakan (pronominal persona kedua), atau

mengacu pada orang yang dibicarakan (pronominal persona ketiga) (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:256). Persona pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

seperti saya, aku jika persona tunggal dan kami, kita jika persona jamak.

Persona kedua seperti kamu, engkau, anda jika persona tunggal dan kalian,

kamu sekalian jika persona jamak. Yang terakhir adalah persona ketiga.

Contoh:

Firdaus, kamu harus mandi.

Saudara-saudara, kita harus segera menyelesaikan tugas. (Rani et al.

2006:100)

Pada kata kamu dan kita mengacu pada kata Firdaus dan Saudara-

saudara. Kedua pronomina tersebut bersifat anafora karena antesenden atau

yang diacu berada sebelum pronominal tersebut diuraikan.

Contoh:

Kamu sekarang harus pergi! Ayo, Cici cepatlah!

Berilah mereka gula-gula! Anak-anak kecil itu. (Rani et al. 2006:101)

Pada kata kamu dan mereka mengacu pada kata Cici dan Anak-anak.

Kedua pronomina tersebut bersifat katafora karena antesenden atau yang diacu

berada sesudah pronominal tersebut diuraikan.

Adapun pronomina baik anafora maupun katafora bersifat insani dan non

sinsani. Insani artinya acuan berupa manusia, sedangkan noninsani merupakan

acuan berupa selain manusia. Selain itu, ada juga pronomina yang memiliki

hubungan posesif yaitu posesif terasingkan dan tak terasingkan. Hubungan

posesif terasingkan yaitu sesuatu yang tidak melekat satu dengan lain

contohnya kata Dian dengan bukunya, sedangkan posesif tak terasingkan

adalah hubungan sesuatu dengan yang lain contohnya, kata Dewi dengan kata

kulitnya.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Dengan kecepatan luar biasanya, truk itu melaju kea rah utara. Ketika

hendak menyalip sebuah bus yang sarat dengan penumpang. Bannya

meletus. Akhirnya, truk itu terguling ke kanan jalan. (Rani et al. 2006:102)

Pada kata pronomina–nya yang melekat pada kata ban memiliki

hubungan relasi dengan kata truk dan mengacu pada kata ban yang bersifat

anaforis karena kata ban berada pada kalimat sebelum pronomina –nya. Relasi

posesif pada kata –nya bersifat tak terasingkan karena ban selalu melekat pada

truk.

Pronomina demonstratif adalah kata deiktis yang dimakai untuk

menunjukan (menggantikan) nomina (Rani et al. 2006:102). Referensi

demonstratif adalah kata ganti penunjuk: ini, itu, di sana, di situ (Mulyana

2005:18). Adapun dilihat dari segi bentuk, pronomina demonstratif dibagi

menjadi empat yaitu, 1) pronomina tunggal seperti kata ini dan itu, 2)

pronomina demonstratif turunan seperti kata berikut dan sekian, 3) pronomina

demonstratif gabungan seperti kata di sini, di situ, di sana, di sana sini, yang

terakhir, 4) pronomina demonstratif reduplikasi seperti contoh begitu-begitu

Adapun pronomina demonstratif yang memiliki komponen penunjuk jauh

seperti itu dan penunjuk dekat seperti ini. Adapun pronomina menurut waktu

(temporal) menurut Sumarlam (2009:25–26) bahwa pronomina demonstratif

waktu ada yang mengacu pada waktu kini (skini dan sekarang), lampau

(seperti kemarin dan dulu), akan datang (seperti besuk dan yang akan datang),

dan waktu netral (seperti pagi dan siang).

Contohnya:

Dengan naik ini, tiap hari saya pergi ke kampus. Sepeda motor inilah teman

setiaku dalam segala mxusim dan cuaca (Rani et al. 2006:102).

Pada kata ini yang pertama mengacu pada kata sepeda motor dengan cara

katafora karena kata yang diacu yaitu sepeda motor berada setelah kata ini.

Kata ini yang kedua mengacu pada sepeda motor secara anaphora karena

mengacu (antesenden) sepeda motor berada sebelum kata ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Pronomina komparatif adalah deiktis yang menjadi bandingan bagi

antesedennya (Rani et al. 2006:104). Referensi komoparatif adalah

penggunaan kata yang bernuansa perbandingan (Mulyana 2005:18). Misalnya:

seperti, persis, segitu, selain, berbeda, bagaikan, sama, identik, serupa, dan

sebagainya.

Contoh:

Sudah dua tahun, Ali ditinggal mati Sumiati. Sekarang, dia mendapat

pacara baru. Mirip benar wajahnya, dengan Sumiati, gadis yang pernah

dicintainya itu (Rani et al. 2006:104).

Kata mirip pada contoh tersebut mengacu pada kutipan yang berbunyi

Sumiati, gadis yang pernah dicintainya secara katafora karena anteseden

berada setelah kata mirip.

Contoh:

Saya prihatin melihat tingkah laku mabuk-mabukan narboba anak-anak

sekarang ini. Dulu, ketika saya masih muda, saya tak pernah melakukan

yang demikian (Rani et al. 2006:104).

Pronomina yang demikian mengacu ateseden melihat tingkah laku

mabuk-mabukan narboba secara anafora karena berada sebelum kata

pronomina komparatif yang demikian.

1) Referensi Anaforis

Referensi anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjukan

konstituen di sebelah kiri (Baryadi, 2002: 18). Referensi anaforis menunjuk

pada konstituen sebelum kata yang ditunjuk. Referensi anaforis ditandai

dengan beberapa kata yaitu itu, ini, begini, begitu, tersebut, di atas, demikian.

Jadi kesimpulannya referensi anaforis adalah perujukan yang ada sebelum

penganjur.

Contoh:

Dani mengikuti kelas basket. Tetapi ia tidak mengikuti kembali saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Kalimat tersebut berkohesi dengan penanda anaforis. Hal tersebut karena,

kata ia kalimat kedua, mengacu pada Dani di kalimat pertama.

2) Referensi Kataforis

Referensi kataforis ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu kepada

konstiuan yang disebelah kanan (Baryadi, 2002:19). Dari penjelasan tersebut,

dapat diartikan bahwa sebuah referen hadir dengan diikuti oleh yang diacu dari

referen tersebut. Jadi kesimpulannya, perujukan kataforis berada di depan atau

setelah pengajur.

Contoh:

Berdasarkan penelitian dan pembahasan. Maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a) Pupuk menjadi bagian penting dalam pertanian.

b) Pemeliharaan tanaman tergantung banyak faktor. (Mulyana,

2005:27)

2. Subtitusi

Subtitusi adalah proses dan hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain

dalam satuan yang lebih besar. Adapun Halliday dan Hasan (1976:88–89)

mengatakan “Subtitution is replacement of thing concerning linguistic such as

among the words or pharses with another thing”. Ia menjelaskan bahwa subtitusi

adalah penggantian hal-hal yang menyangkut kebahasaan seperti di antara kata-kata

atau frasa dalam hal lain. Proses subtitusi lebih dihubungkan dengan penggunaan

kata dan makna pada teks. Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil

penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar.

Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan

struktur tertentu (Harimurti, 1978:100). Dapat disimpulkan bahwa subtitusi adalah

proses penggantian sebuah unsur dengan unsur lain yang lebih besar untuk pembeda

dalam menerangkan unsur tertentu.

Adapun menurut Halliday dan Hasan (1976:91) membagi subtitusi menjadi

subtitusi nomina, subtitusi verbal, dan subtitusi klausal. Penggantian ini juga ada

penggantian nomina, penggantian verba, dan penggantian klausa (Aliah, 2014:57).

Demikian juga, yang disampaikan Sumarlam (2009:28) bahwa, dilihat dari segi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

satuan lingualnya, substitusi dapat dibedakan menjadi subtitusi nominal, verbal,

frasal, dan klausal.

Contoh:

Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan meninggal

dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari. (Tribun Jogja, 14

Desember 2020)

Kalimat tersebut berkohesi dengan penanda subtitusi. Penggantian klausa kita

kembali mendengar kabar duka pada kata sebelumnya diganti kata ini. Penggantian

tersebut termasuk dalam subtitusi klausal karena mengganti unsur klausa dengan

kata ini di depannya.

3. Elipsis

Penghilangan merupakan salah satu penanda dalam kohesi dalam analisis

wacana. Menurut Halliday dan Hasan (1976:146) elipsis merupakan sesuatu yang

dilesapkan dan tidak disebutkan. Penggunaan ellipsis terlihat jika menemukan salah

satu kata yang dihilangkan salah satu unsur kebahasaan yang sebenarnya ada. Hal

tersebut dilakukan, untuk mencapai kepraktisan dalam menulis, sehingga lebih

singkat dan padat.

Contoh:

Kentang dikukus sampai matang, lalu … dikupas kemudian … dihaluskan.

Setelah … halus, kentang dicampurkan susu, pala, lada, keju parut, garam. …

Dimasak di atas api kecil sampai agak kering (Baryadi 2002).

Kalimat tersebut, berkohesi dengan penanda ellipsis. Hal tersebut ditandai

dengan konstituen … yang bereferensi sama dengan kata kentang pada kalimat

pertama. Pada konstituen … pada kalimat kedua sama dengan tindakan yang

dilakukan pada kalimat pertama. Konstituen … pada kalimat ketiga sama dengan

tindakan yang dilakukan pada kalimat pertama dan kedua.

4. Konjungsi

Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan (Mulyana

2005:29). Konjungsi adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang berfungsi sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan kata, frasa dengan

frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan seterusnya (Harimurti,

1978:105). Konjungsi berfungsi untuk merangkaikan atau mengikat beberapa

proposisi dalam wacana agar perpindahan ide dalam wacana itu terasa lembut (Rani

et al. 2006:107).

Berikut beberapa macam konjungsi menurut Alwi, dkk (2010:410–26).

a. Konjungsi Koordinasi

Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing

mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun tiga

macam konjungsi koordinasi yaitu, a) hubungan penjumlahan, b) hubungan

perlawanan, dan c) hubungan pemilihan.

a) Hubungan penjumlahan/penambahan (adservatif)

Hubungan penjumlahan ialah hubungan yang menyatakan penjumlahan

atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa atau proses (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:410). Hubungan penjumlahan ditandai

dengan adanya koordinator dan, serta, atau baik... maupun.

Contoh:

“Protokol kesehatan mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan pakai

sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan masih menjadi vaksin

paling ampuh saat ini.” (Tribun Jogja, 02 Desember 2020)

b) Hubungan perlawanan (adversatif)

Hubungan perlawanan ialah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang

dinyatakan dalam klausa pertama perlawanan, atau tidak sama, dengan apa

yang dinyatakan dalam klausa kedua (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,

Hans Lapoliwa 2010:412). Yang menandai adanya hubungan berlawanan pada

buah kalimat atau paragraf yaitu terdapat koordinator tetapi melainkan, dan

namun.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Namun apapun itu, ayah adalah tetap ayah. Sesulit apapun kondisinya, ia

akan tetap berjuang. Meski otot tak sekuat dulu, meski tulang mengeropos,

meski kulit mengeriput, ayah tak pernah lupa dan tak pernah kehilangan

semangat menafkahi keluarga. Banyak sudah cerita ayah seorang tukang

becak, ayah seorang kuli bangunan, ayah seorang pemulung yang sukses

menjadikan anaknya sarjana lewat perasan keringatnya. (Tribun Jogja, 12

November 2020)

c) Hubungan pemilihan

Hubungan pemilihan ialah hubungan yang menyatakan pilihan diantara dua

kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang

dihubungkan(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:414). Hubungan pilihan biasanya hadir dalam komunikasi antar

masyarakat. Dalam penggunaan bahasa Indonesia kemungkinan untuk memilih

sesuatu seperti peristiwa, barang-barang, keadaan, dan hal-hal dapat dijumpai

dalam pemakaian secara tertulis (Rani et al. 2006:112). Hubungan pemilihan

terjadi jika terdapat koordinator atau.

Contoh:

Lulusan IPA merasa lebih tinggi daripada lulusan IPS. Atau lebih sedih

lagi, seorang ilmuwan memandang rendah kepada pengetahuan lain (Rani

et al. 2006:112).

b. Konjungsi Subordinasi

Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti

kalimat majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398).

1) Hubungan waktu

Klausa subordinatif ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan

yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,

Hans Lapoliwa 2010:415). Adapun hubungan waktu dibagi menjadi di empat

macam yaitu a) hubungan waktu batas permulaan, b) hubungan waktu

bersamaan, c) hubungan waktu berurutan, dan d) hubungan waktu batas akhir.

a. Hubungan batas waktu permulaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Untuk menentukan hubungan batas waktu permulaan digunakan

subordinator seperti sejak dan sedari.

Contoh:

Total kasus sejak pasien diumumkan kali pertama pada 2 Maret lalu

sebanyak 474.455 orang. (Tribun Jogja, 18 November 2020)

b. Hubungan waktu bersamaan

Hubungan waktu bersamaan menunjukkan bahwa peristiwa atau keadaan

yang dinyatakan dalam klausa utama dan klausa subordinatif terjadi pada

waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan(Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:416). Subordinator yang digunakan untuk

hubungan waktu bersamaan yaitu sewaktu, ketika, seraya, sambil, sementara,

tatkala, dan selama.

Contoh:

Beberapa orang beriring-iringan melewati depan rumah kami sementara

hujan turun lebat di malam hari yang sepi dan pekat itu (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:416).

c. Hubungan waktu berurutan

Hubungan waktu berurutan menunjukkan bahwa yang dinyatakan dalam

klausa utama lebih dahulu atau lebih kemudian daripada yang dinyatakan

dalam klausa subordinatif (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:417). Subordinator yang diterapkan pada hubungan ini yaitu,

sebelum, setelah, sesudah, sesuai, begitu, dan sehabis.

Contoh:

Seusai melantik para menteri, Presiden menghadiri makan siang bersama

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).

d. Hubungan waktu batas akhir

Hubungan waktu batas akhir dipakai untuk menyatakan ujung suatu proses

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).

Subordinator yang digunakan adalah sampai dan hingga.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Gotong royong itu berjalan dengan lancar sampai kami menyelesaikan

sekolah (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).

2) Hubungan syarat

Hubungan syarat terdapat dalam kalimat yang kausal subordinatif nya

menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa utama (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417). Konjungsi ini

digunakan untuk menyatakan hubungan syarat atau prediksi kedepannya antar

satuan bahasa yang di gunakan dalam wacana. Subordinator yang digunakan

pada hubungan ini yaitu jika(lau), kalau, dan asal(kan). Subordinator kalau,

(apa)bila, dan bilamana dipakai jika bertalian dengan waktu.

Contoh:

Anda boleh makan makanan yang mengandung lemak asalkan anda

mengetahui batas jumlah lemak yang tidak akan mengganggu kesehatan

anda (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).

3) Hubungan pengandaian

Hubungan pengandaian terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa

subordinatif nya menyatakan andaian terlaksananya apa yang dinyatakan

dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:418). Subordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu seandainya,

andaikata, andaikan, dan sekiranya.

Contoh:

Seandainya para anggota kelompok menerima norma itu, selesailah

seluruh permasalahan (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:418).

4) Hubungan tujuan

Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya

menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa

utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418).

Koordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu agar, supaya, untuk, dan

biar. Pada subordinator biar hanya digunakan pada bahasa yang tidak formal.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Saya sengaja tinggal di kota kecil agar dapat mengetahui kehidupan di sana

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418).

5) Hubungan konsesif

Hubungan konsesif terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa

subordinatif nya mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang

dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:419). Konjungsi ini memberikan penekanan agar pernyataan

klausa utama tidak bisa diganggu-gugat atau dirubah.Koordinator yang

digunakan yaitu walau (pun), meski (pun), sekali(pun), biar(pun),

kendati(pun), sungguh(pun), sekalipun dan biarpun.

Contoh:

Perjuangan berjalan terus kendatipun musuh telah menduduki hampir

semua kota besar (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:419).

6) Hubungan pembandingan

Hubungan pembandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa

subordinatif nya menyatakan perbandingan, kemiripan, atau referensi antara

apa yang dinyatakan pada klausa utama dengan yang dinyatakan pada klausa

subordinatif itu (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:419). Kemiripan sebuah pernyataan atau informasi merupakan hal yang

lazim. Oleh sebab itu, pada ranah bahasa kesamaan, atau kemiripan tersebut

dihubungan dengan konjungsi subordinasi hubungan

pembandingan.Subordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu seperti,

bagaikan, laksana, ibarat sebagaimana, daripada, dan alih-alih.

Contoh:

Pengantin itu sangat anggun. Seperti dewa-dewi dari kayangan (Mulyana

2005:33).

7) Hubungan penyebapan

Hubungan penyebaban terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya

menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa

utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Koordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu sebab, karena, akibat,

dan oleh karena.

Contoh:

Pusat Penelitian Kependudukan terpaksa menangguhkan beberapa rencana

penelitian sebab belum ada tenaga pelaksana yang siap (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).

8) Hubungan hasil

Hubungan hasil terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif

nya menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa

utama(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420). Pada

konjungsi subordinasi hasil diterapkan jika pada klausa sebelumnya terjadi

sesuatu atau manyatakan sesuatu yang kemudian menghasilkan sesuatu.

Subordinator yang digunakan pada hubungan ini yaitu sehingga,

sampai(sampai), dan maka.

Contoh:

Perselisihan antara ayah dan ibunya makin memuncak sehingga praktis

tidak ada kerukunan dalam keluarga (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420).

9) Hubungan cara

Hubungan cara terdapat dalam kalimat yang subordinatif yang menyatakan

cara pelaksanaan dari apa yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi digunakan

untuk menyatakan hubungan sebuah cara atau tindakan. Subordinator yang

digunakan dalam hubungan ini yaitu dengan, dan tanpa.

Contoh:

Pencarian intan bekerja tanpa menghiraukan bahaya di sekelilingnya

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).

10) Hubungan alat

Hubungan alat terdapat pada kalimat yang rasa subordinatif nya menyatakan

alat yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi ini digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

menyatakan hubungan sebuah alat atau benda yang akan digunakan.

Subordinator yang dipakai pada hubungan ini yaitu dengan, dan tanpa.

Contoh:

Dia menangkap ikan dengan mempergunakan kail (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).

11) Hubungan komplementasi

Dalam hubungan komplementasi, klausa subordinatif melengkapi apa yang

dinyatakan oleh verba utama atau oleh nomina subjek, baik yang dinyatakan

maupun tidak (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:421). Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan penjelasan atau

perincian dari klausa sebelumnya. Subordinator yang digunakan pada

hubungan ini yaitu bahwa.

Contoh:

Pendidikan sistem Eropa mengajarkan kepada para sastrawan bahwa

dunia sastra tidak harus sepenuhnya ditautkan pada dunia keagamaan

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).

12) Hubungan atributif

Hubungan atributif ditandai oleh subordinator yang. Hubungan atributif ini

biasanya hadir pada subordinator yang yang menghubungan anatara kata atau

klausa utama dengan kata atau klausa selanjutnya.Adapun dua macam

hubungan atributif yaitu, 1) hubungan atributif restritif, dan 2) hubungan

atributif tak terestriktif.

a) Hubungan atributif restriktif

Hubungan atributif ini biasanya hadir pada subordinator yang yang

mewatasi makna dari nomina yang diterangkan. Oleh sebab itu, klausa yang

menerangkan nomina tersebut menurapak bagian dari nomina. Biasanya

hubungan seperti ini tidak dibubuhi tanda koma setelah nomina dan setelah

klausa agar memberikan makna bahwa nomina yang dimaksudkan ada

beberapa atau lebih dari satu.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pemegang gelar MBA yang kuliah hanya enam bulan harus menankalkan

gelarnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:423).

b) Hubungan atributif tak restriktif

Berbeda dengan hubungan atributif restriktif. Pada hubungan atributif tak

restriktif subordinator yang tidak mewatasi nomina dan klausa subordinasi

hanya memberikan informasi tambahan pada nomina yang dijelaskan. Hal

tersebut dilakukan dengan mencantumkan tanda koma pada sebelum dan

sesudah klausa subordinasi.

Contoh:

Polisi lalu lintas, yang bertugas mengatur jalan, malah pergi kalu hujan

turun (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424).

13) Hubungan perbandingan

Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang

klausa subordinatif dan klausa utamanya mempunyai unsur yang sama yang

arahnya sama (ekuatif) atau berbeda (komparatif) (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424). Hubungan perbandingan dibagi

menjadi dua macam yaitu a) hubungan ekuatif dan b) hubungkan komparatif.

a) Hubungan ekuatif

Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif dan

klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hubungan ini ditandai dengan

adanya subordinatif sama dengan atau bentuk se-.

Contoh:

Gaji istrinya sebesar gaji saya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:425)

b) Hubungan komparatif

Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif

dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Contoh yang digunakan

untuk menyatakan hubungan komparatif adalah lebih/kurang, dari (pada).

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Dia lebih cepat mengetik dengan komputer daripada dengan mesin tik

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425)

14) Hubungan optative

Hubungan optatif terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat yang klausa

utamanya menyatakan harapan agar apa yang dinyatakan dalam klausa

subordinatif dan dapat terjadi (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:426). Hubungan optative terjadi apabila ada ide atau proposisi

yang mengandung suatu harapan atau doa (Rani et al. 2006:123). Subordinator

yang digunakan pada hubungan ini yaitu semoga atau moga-moga, dan mudah-

mudahan.

2.2.1.2 Kohesi Leksikal

Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata)

antara bagian-bagian wacana. Menurut (Mulyana, 2005:29) kohesi leksikal atau

perpaduan leksikal adalah hubunagn leksikal antara bagian-bagian wacana untuk

mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Kohesi ini berupa kata atau frasa

bebas yang mampu mempertahanlan hubungan kohesif dengan kalimat yang

mendahului atau yang mengikuti (Rani et al., 2006:129).

Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara

bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif.

Unsur kohesi leksikal terdiri dari sinonim (persamaan), antonym (lawan kata),

hiponim (hubungan bagian atau isi), repetisi (pengulangan), kolokasi (sanding

kata), dan ekivalensi. Tujuan aspek-aspek leksikal itu diantaranya adalah untuk

mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan

bahasa lainnya (Mulyana, 2005:29).

Berikut ini penjelasan unsur-unsur kohesi leksikal di atas.

1. Hiponim

Hiponim adalah kohesi leksikal berupa relasi makna leksikal yang bersifat

hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002:26). Dapat dikatakan bahwa hiponim adalah hubungan kata baik, golongan

maupun keluarga kata tertentu dari mulai umum hingga yang lebih spesifik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Contoh

Pemuda itu tidak pernah membeli bunga untuk kekasihnya kecuali mawar

pada hari ulang tahunnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:445).

Dari contoh di atas yang menjadi hipernimnya adalah bunga. Sedangkan yang

menjadi hiponimnya yaitu mawar.

2. Repetisi

Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan

konstituen yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Menurut (Rani et al.,

2006:130) bahwa repetisi digunakan untuk mempertahankan hubungan

antarkalimat dengan cara mengulang kata atau bagian tertentu dalam sebuah

wacana.

Contoh:

Sebagai seorang beriman, berdoalah selagi ada kesempatan, selagi diberi

kesehatan, dan selagi diberi umur panjang. Berdoa wajob bagi manusia.

Kalimat tersebut memiliki penanda repetisi. hal tersebut, dikarenakan

terjadinya pengulangan kata selagi pada kalimat pertama dan kalimat selanjutnya.

3. Kolokasi

Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang

berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

2002:28). Halliday dan Hasan (1976:287) pun menyampaikan bahwa kolokasi

disebabkan oleh kedua kata atau lebih sering muncul bersamaan dalam suatu

konstruksi bahasa atau konteks wacana yang sama. Kemudian menurut (Rani et al.,

2006:133) bahwa kolokasi adalah suatu hal yang selalu berdekatan atau

berdampingan dengan yang lain, biasanya diasosiasikan sebagai satu kesatuan.

Dapat disimpulkan kolokasi adalah hubungan kata yang dimana, dalam memahami

sebuah kata harus mengetahui konteksnya.

Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Sifat terbuka atau demokratis dari Pancasila sebagai ideologi pertama-tama

dapat kita lihat dari proses kelahirannya. Sebagaimana diketahui rumusan

rumusan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideology dan konstitusi bersama

lahir melalui proses musyawarah mufakat yang bersuasana terbuka dan

demokratis (Rani et al. 2006:133–34).

Pada kata pancasila dan UUD 1945 merupakan hubungan kolokasi. Hal

tersebut dikarenakan, kedua hal tersebut selalu ada dan memiliki hubungan satu

sama lain. Kedua kata tersebut hanya bisa dipasangkan dengan kata tertentu saja.

4. Sinonimi

Manurut Halliday dan Hasan (1976:278) sinonim dapat diartikan sebagai nama

lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang maknanya kurang lebih

sama dengan ungkapan lain. Sinonim berfungsi menjalin hubungan makna yang

sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana

(Sumarlam 2009:39). Sinonim merupakan persamaan kata, maksudnya yaitu

memiliki makna yang sama atau mirip dengan kata lain, sehingga dapat saling

digantikan.

Yang membedakan subtitusi dengan sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi

menggantikan unsur kebahasaan tertentu pada subtitusi bertujuan sebagai pembeda

atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk menjalin

hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Dengan ini,

disimpulkan bahwa sinonim adalah persamaan kata yang bermakna sama dalam

sebuah paragraf atau wacana.

Adapun Sumarlam (2009:39–40) yang membedakan menjadi 5 macam:

a. Sinonim morfem (bebas) dengan morfem (terikat)

Sinonim ini terjadi pada morfem yang bersifat bebas dengan morfem yang

bersifat terikat.

Contoh:

a) Aku mohon kau mengerti perasaanku.

b) Kamu boleh bermain sesuka hatimu

c) Dia terus berusaha mencari jatidirinya.(Sumarlam 2009:39)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Pada contoh di atas terdapat morfem (bebas) yang terdiri dari (a) aku, (b),

kamu, (c) dia dengan bersinonim dengan morfem (terikat) yang terdiri dari (a) ku,

(b), mu, dan (c) nya

b. Sinonim kata dengan kata

Sinonim ini terjadi pada kata yang hadir dalam sebuah satuan bahasa yang lebih

besar dari kata (kalimat dan paragraf).

Contoh:

Meskipun capeg, saya sudah terima bayaran. Setahun menerima gaji 80%.

SK pegnegku keluar. Gajiku naik (Sumarlam 2009:39).

Pada contoh di atas terdapat kata bayaran di kalimat pertama dan kata gaji di

kalimat kedua. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki makna yang

sepadan.

c. Sinonim kata dengan frasa atau sebaliknya

Sinonim ini muncul pada satuan kebahasaan berupa kata dengan frasa yang

memiliki makna yang sama dalam sebuah paragraf atau wacana.

Contoh:

Kota itu semalam dilanda hujan dan bagai. Akibat adanya musibah itu

banyak gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh, dan pohon-

pohon pun tumbang disapu badai (Sumarlam 2009:39).

Pada contoh di atas terdapat frasa hujan dan badai dan kata musibah. Frasa dan

kata tersebut disebut bersinonim karena memiliki memiliki makna yang sepadan.

Selain itu, relasi antara frasa dan kata tersebut didukung oleh peristiwa yang

mengikutinya seperti banyak gedung yang runtuh, rumah-rumah penduduk roboh,

dan pohon-pohon pun tumbang.

d. Sinonim frasa dengan frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Sinonim ini terjadi pada frasa dengan frasa yang memiliki makna yang sama

dalam paragraf atau wacana.

Contoh:

Tina adalah sosok wanita yang pandai bergaul. Betapa tidak. Baru dua hari

pindah ke sini, dia sudah bisa beradaptasi dengan baik (Sumarlam 2009:40).

Pada kedua kalimat di atas terdapat frasa pandai bergaul pada kalimat pertama

dan frasa beradaptasi dengan baik pada kalimat kedua. Kedua berelasi sinonim

karena memiliki makna yang sepadan.

e. Sinonim klausa/kalimat dengan klausa/kalimat

Sinonim ini muncul pada klausa/kalimat dengan klausa/kalimat yang memiliki

makna yang sama dalam sebuah paragraf atau wacana.

Contoh:

Gunakan landasan teori yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.

Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan itu pun harus

akurat (Sumarlam 2009:40).

Pada kedua kalimat tersebut terdapat klausa memecahkan masalah tersebut di

kalimat pertama dan klausa menyelesaikan persoalan itu pada kalimat kedua.

Kedua klausa tersebut bersinonim karena memiliki makna yang sepadan baik secara

leksikal maupun semantik.

5. Antonim

Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersiat

kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain

(Baryadi, 2002:28). Antonim adalah perlawanan kata dimana memiliki makna yang

bertolak belakang.

Adapun beberapa macam antonim menurut Sumarlam (2009:40) yaitu, 1)

oposisi mutlak, 2) posisi kutub, 3) oposisi hubungan, 4) oposisi hirarkial, dan 5)

oposisi majemuk. Oposisi mutlak merupakan pertentangan makna yang mutlak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

antar katanya, seperti kata mati dan hidup. Oposisi kutub merupakan perlawanan

kata yang tidak mutlak tetapi memiliki degradasi atau tingkatan dalam makna

katanya, Kata yang berantonim oposisi kutup biasanya muncul seperti kata kaya

dengan miskin, besar dengan kecil. Oposisi hubungan merupakan perlawanan kata

yang biasanya saling melengkapi seperti kata bapak dan ibu, guru dan murid,

panjang dan pendek, dan sebagainya. Yang selanjutnya yaitu Oposisi Hirarkial.

Oposisi Hirarkial merupakan perlawanan atau oposisis kata yang menyatakan

sebuah deretan atau tingkatan sebuah kata, seperti kata millimeter, sentimeter,

meter, dan kilometer. Yang terakhir adalah Oposisi Majemuk. Oposisi Majemuk

merupakan oposisi kata yang terjadi pada beberapa kata atau lebih dari dua kata

dengan persandingan antar kata dinyatakan dengan kata agak, lebih, dan sangat

seperti perlawanan antara kata berdiri, jongkok, duduk, dan berbaring .

Contoh:

Laki-laki lebih rasional, lebih aktif, lebih agresif. Wanita sebaliknya lebih

emosional, lebih pasif, lebih submisif (Baryadi, 2002:28).

Kalimat tersebut memiliki penanda antonim. Hal tersebut, dikarenakan

terjadinya perlawanan makna kata dalam kalimat tersebut yaitu rasional x

emosional, aktif x

asif, dan agresif x submisif.

6. Ekuivalensi

Ekuivalensi atau kesepadanan menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan

kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam

sebuah paradigma.

Contoh:

Andi memperoleh predikat pelajar teladan. Dia memang tekun sekali dalam

belajar. Apa yang telah diajarkan oleh guru pengajar di sekolah diterima

dipahaminya dengan baik. Andi merasa senang dan tertarik pada semua pelajaran

(Sumarlam 2009:46)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Kalimat tersebut memiliki penanda ekuivalen. Hal tersebut karena kata pelajar,

belajar, diajarkan, dan pengajar memiliki kata dasar yang sama.

2.2.2 Koherensi

Koherensi merupakan keterkaitan semantik antara bagian-bagian wacana.

(Baryadi 2002:29). Sama dengan pendapat tersebut (Wahjudi, dalam Mulyana,

2005:30) berpendapat bahwa hubungan koherensi ialah keterkaitan antara bagian

yang satu dengan bagian yang lainnya, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna

yang utuh. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata atau kalimat dalam teks

(Eriyanto, 2006:242). Koherensi juga merupakan hubungan antara proposisi, tetapi

berkaitan tersebut tidak secara eksplisit atau nyata dapat dilihat pada kalimat-

kalimat yang mengungkapkannya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:440). Menjadikan dua kalimat memiliki fakta yang berbeda dan

tidak saling berhubungan, dapat dihubungkan maka akan koheren. Dengan ini,

dapat dikatakan koherensi dalam wacana akan muncul jika terjadi keserasian antar

kalimat dan menjadi padu dalam satu wacana.

Adapun koherensi menurut Baryadi (2002:29) dibedakan menjadi koherensi

berpenanda, yaitu 1) koherensi temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)

koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, 6) koherensi

perurutan. Kemudian, koherensi tak berpenanda meliputi, 1) koherensi perincian,

dan 2) koherensi wacana dialog.

2.2.2.1 Koherensi Berpenanda

Koherensi adalah keterkaitan antar bagian wacana secara semantis dengan

penggunaan konjungsinya. Koherensi berpenanda dibagi menjadi 6 macam

meliputi, 1) koherensi temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)

koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, dan 6) koherensi

perurutan.

a. Koherensi Temporal atau Kronologis

Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini

sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,

belum, sudah) (Baryadi 2002:32).

Contoh:

Setahun lalu saya karyawati umur 45, pernah menjalani operasi kanker

payudara. Sesudahnya harus menjalani control. Tadinya seminggu sekali, lalu dua

minggu, dan sekarang sebulan sekali. Selain mahal, juga melelahkan. Tetapi

sampai sekarang tidak ada kepastian apakah payudara saya sudah sehat atau ini

akan berlangsung abadi

Pada kalimat-kalimat tersebut terjadi beberapa hubungan makna dengan adanya

konjungsi setahun lalu, seminggu sekali, dua minggu, sebulan sekali, dan sekarang.

b. Koherensi Intensitas

Koherensi intensitas adalah hubungan makna penyangatan kalimat

berdasarkan penandanya. Dari penanda tersebut menjadi penghubung antara

kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya.

Contoh:

Eksistensi pers berada di antara perangkat hokum yang melindungi kebebasan

pers dan yang mengancamnya. Ironinya, antara perangkat hokum yang melindungi

dan yang mengancamnya justru lebih banyak yang mengancam kebebasan pers.

Padahal, jika pemerintah berkomitmen menegakan pemerintah yang bersih,

seyogyanya melindungi dan memfungsinya pers sebagai pilar keempat demokrasa

dengan undang-undang agar wartawan terjamin saat melakukan investasi.

Kalimat-kalimat menyatakan penyangatan terlihat dengan adanya konjungsi

padahal.

c. Koherensi Kausalitas

Koherensi kausalitas merupakan hubungan makna sebab yang

mengindikasikan sebab dari pernyataan kalimat sebelumnya dengan ditandai

konjungsi sebab (kausal) seperti oleh sebab itu, oleh karena itu, dan lantaran

demikian.

Contoh:

Kira-kira mulai tahun 1980-an perkembangan pengkajian bahasa Indonesia

cenderung mengarah ke bidang analisis wacana. Namun, perkembangan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

menghadapi kendala, yaitu masih langkanya literatur berbahasa Indonesia

mengenai wacana, baik mengenai teori maupun model analisisnya. Oleh sebab itu,

penyusunan buku ini dimaksudkan untuk mengisi kerumpangan tersebut (Baryadi,

2002:29).

Kalimat terakhir pada kalimat tersebut berkoherensi kausalitas dengan kalimat

sebelumnya dengan konjungsi oleh karena itu.

d. Koherensi Kontras

Koheremsi kontras merupakan hubungan pertentangan dari pernyataan kalimat

sebelumnya. Kalimat pertentangan ini ditandai dengan konjungsi pertentangan

seperti kata, tetapi, tapi, meskipun, sebaliknya, namun, walaupun, dan namun

demikian.

Contoh:

Pohon memperbanyak durinya dengan tunas di bawah tanah. Jika sudah

berbuah, pohon palem yang bernama rumbia ini akan mati. Akan tetapi, rumbia

mampu hidup antara Sembilan sampai lima belas tahun (Baryadi, 2002:30)

Kalimat keduan dan pertama memiliki koherensi kontras dengan adanya

konjungsi akan tetapi.

e. Koherensi Aditif

Koherensi aditif merupakan sebuah hubungan makna penambahan. Hubungan

ini terjadi saat kalimat-kalimat sebelumnya memiliki informasi tambahan yang

ditandai dengan kata lagipula, berikutnya, dan disamping itu.

Contoh:

Agar badan tetap sehat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama-tama

kita harus makan makanan yang bergizi. Berikutnya kita harus olahraga secara

teratur. Disamping itu, kita harus memiliki cukup waktu untuk beristirahat

(Baryadi, 2002:30).

Kalimat-kalimat sebelumnya dengan kalimat terakhir berkoherensi aditif

dengan ditandai konjungsi disamping itu.

f. Koherensi Perurutan

Koherensi perurutan merupakan hubungan makna yang menyatakan perbuatan

yang harus dilakukan secara berurutan (Baryadi, 2002:33).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Saat pertama kali diketahui bunga yang mulai mekar itu berwarna merah

darah seperti pisang. Dua hari kemudian, mahkotanya membuka, sementara

baunya busuk berangsur-angsur hilang (Parmi, dalam Oktarini, 2012).

Kalimat-kalimat tersebut menyatakan koherensi perurutan yang ditandai

dengan pertama, kali dan hari kemudian.

2.2.2.2 Koherensi Tak Berpenanda

Koherensi tidak berpenanda ialah pertalian semantic antara bagian-bagian

wacana yang secara tektual tidak ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari

hubungan antar unur-unsurnya (Baryadi 2002:34).

a. Koherensi Perincian

Baryadi (2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi

yang mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara

sistematis.

Contoh:

Berdasarkan media yang digunakan, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal komunikasi verbal

adalah komunikasi yang dilakukan dengan media yang berupa bahasa, baik lisan

maupun tertulis. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan

media yang berupa media bukan bahasa, baik media visual (bendera, cahaya,

gambar) maupun media audio (sirene, kentongan, bel) (Baryadi 2002:30).

Pada kalimat-kalimat tersebut dinyatakan koherensi perincian karena adanya

penjelaskan tentang macam-macam komunikasi yang dijelaskan secara rinci.

b. Koherensi Wacana Dialog

Koherensi wacana dialog adalah koherensi yang terjadi antara stimulus-respon.

Koherensi tersebut diuraikan dalam bentuk penanda sehingga perlu dicermati

dengan baik untuk mengetahui hubungan antar kalimatnya.

Contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

A: Berapa harga buah durian ini, Bu?

B: Cuma dua puluh lima ribu rupiah.

A: Boleh kurang, Bu?

B: Kurang sedikit lah!s

A: Lima belas ribu ya, Bu?

B: Belum bisa, naik sedikit, lah! (Baryadi, 2002:35)

Kalimat-kalimatnya berfungsi untuk tawar-menawar, sehingga mengapa

disebut sebagai berkoherensi wacana dialog.

2.2.3 Ragam Bahasa Jurnalistik

Dalam pembahasan ragam bahasa jurnalistik, terdapat tiga hal penting dalam

ranah ragam bahasa jurnalistik yaitu, ragam bahasa, bahasa jurnalistik, dan tajuk

rencana.

1. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang dihasilkan berdasarkan

pemakaian, topik pembicaraan, menurut hubungan pembicara, dan yang diajak

bicara. Ragam bahasa yang baik adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya

dianggap sebagai ragam bahasa yang baik (mempunyai presentasi yang tinggi, yang

biasa digunakan digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah atau di

dalam surat menyurat yang bersifat resmi yang disebut ragam resmi) (Kridalaksana

1981). (Efendi 2008) (Anton M. Moeliono dalam Purba, 1996) mengatakan ragam

bahasa atau laras bahasa ditentukan tiga dimensi yang masing-masing

menggambarkan tipe situasi yang menjadi ajang peranan bahasa di dalamnya. Dari

kedua pengertian ragam bahasa menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

variasi bahasa yaitu variasi berdasarkan pemakai yang sering diistilahkan dengan

dialek. Alasan penggunaan kedua pengertian ahli dalam kajian teori, karena teori

para ahli sudah banyak digunakan oleh banyak peneliti wacana.

2. Bahasa Jurnalistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Jurnalistik berasal dari kata etimologis yaitu journ. Arti kata journ dalam

bahasa Prancis yaitu catatan atau laporan harian. Bahasa jurnalistik atau biasa

disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa

Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah, ragam bahasa

usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (Sudaryanto 1991).

Bahasa yang dihunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa

jurnalistik (Anwar 2004:3).

Kemampuan seorang penulis berita dalam dunia jurnalistik salah satunya

harus terampil dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri dari

membaca, menyimak, berbicara, mendengarkan. Salah satu keterampilan memiliki

keterkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Biasanya sebuah keterampilan

berbahasa bisa mencerminkan pemikiran seseorang. Oleh sebab itu, orang yang

memiliki pemikiran yang jelas mampu menerapkan keterampilan tersebut. Dalam

mengembangkan keterampilan agar lebih baik lagi, juga memerlukan sebuah

latihan yang sungguh-sungguh.

Bahasa jurnalistik memiliki sistematika bahasa yang juga tidak lepas dengan

kaidah kebahasaan, penerapan ilmu statistik, dan wacana. Karena berbagai

keterbatasan yang dimiliki surat kabar (ruang, waktu) maka bahasa jurnalistik

memiliki sifat yang khas yang singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan

menarik. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari (Sumadiria 2005:2). Dengan

pencatatan atau pelaporan setiap hari inilah dapat dilihat tingkat keterampilan

berbahasa penulis. Tentunya seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa yang

baik, mampu menyampaikan isi sebuah informasi dengan baik. Informasi yang baik

menurut Abdul Chaer (2010:2) adalah informasi itu disampaikan dengan teliti,

ringkas, jelas, mudah dimengerti, dan menarik. Dalam artian teliti adalah mampu

menyampaikan informasi dari sebuah peristiwa dengan benar, tidak direkayasa, dan

akurat.

Dari penjelasan mengenai bahasa jurnalistik di atas dapat disimpulkan

bahwa bahasa jurnalistik mengutamakan kemampuan dalam menyampaikan semua

informasi yang dibawakan kepada pembaca baik kemampuan dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

keterampilan berbahasa maupun kemampuan dalam penyamaian informasi yang

singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.

3. Tajuk Rencana

Tajuk rencana atau biasa disebut dengan editorial yaitu sebuah opini dari

pandangan media mengenai peristiwa yang diangkat dalam surat kabar. Secara

teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi berisi aspirasi,

pendapat, dan sikap resmi, media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal,

aktual, dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat (Sumadiria

2020:82). (Siregar 2003) menjelaskan bahwa pada dasarnya tajuk adalah roh bagi

sebuah harian atau otomisme dari seluruh konten surat kabar menurut perspektif

atau pandangan redaksi media. Tajuk rencana merupakan sikap atau pandangan

surat kabar dan majalah terhadap suatu berita atau peristiwa, kejadian, fakta,

gagasan, dan opini yang berkembang di tengah masyarakat (Rani et al., 2006:88).

Menurut Assegaff (1983:64), dalam tajuk rencana terdapat: 1) pendapat; 2)

logis; 3) singkat; 4) menarik; dan 5) bertujuan mempengaruhi pendapat. Dalam

penulisan sebuah tajuk rencana, tentunya harus menyampaikan informasi dengan

jelas dan ringkas. Selain itu, pentingnya teknis penulisan dalam tajuk rencana yang

dapat mempengaruhi pola pemikiran pembaca membuat peneliti memilih tajuk

rencana sebagai objek penelitian.

Adapun fungsi tajuk rencana. Menurut Wiliam Pinkerton dari Harvard

University, Amerika Serikat (Rivers, 1994: 23-24), fungsi tajuk rencana mencakup

empat hal: (1) menjelaskan berita (explaining the news); (2) menjelaskan latar

belakang (filling in background); (3) meramalkan masa depan (forecasting the

future); dan (4) menyampaikan pertimbangan moral (passing moral judgement)

(Sumadiria 2020:83). Berbagai pengertian, unsur, serta fungsi tajuk rencana

mengindikasikan pentingnya mempelajari dan mendalami mengenai penulisan

sebuah tahuk rencana.

Melihat berbagai penjelasan mengenai tajuk rencana di atas, sangat penting

pula seorang penulis tajuk rencana harus menuliskan isi tajuk rencana menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

pendapat resmi redaksi dengan pemilihan topik yang selektif dan mewakili semua

redaktur. Dalam artian kesatuan opini tajuk rencana yang berasal dari masing-

masing opini yang berkontribusi dalam redaksi tersebut menjadi sebuah pendapat

resmi atas nama redaksi tentang suatu fenomena. Biasanya penulis tajuk rencana

merupakan senior dalam redaksi tersebut, yang dipercaya untuk menulis tajuk

rencana. Oleh sebab itu, pentingnya teknis penulisan dalam tajuk rencana yang

dapat mempengaruhi pola pemikiran pembaca membuat peneliti memilih tajuk

rencana sebagai objek penelitian.

a. Jenis-jenis Tajuk Rencana

Tajuk rencana juga dapat dinekali lebih jauh berdasarkan jenis dan sifat

yang dimilikinya, yaitu: (1) tajuk rencana yang bersifat memberikan informasi

semata; (2) tajuk rencana yang bersifat menjelaskan; (3) tajuk rencana yang bersifat

memberikan argumentasi; (4) tajuk rencana yang bersifat menjuruskan timbulnya

aksi; (5) tajuk rencana yang bersifat jihad; (6) tajuk rencana yang bersifat

membujuk; (7) tajuk rencana yang bersifat memuji; serta (8) tajuk rencana yang

bersifat menghibur (Assegaff 1983:65–66).

1. Tajuk rencana yang bersifat memberikan informasi semata

Tajuk rencana ini hanya memberikan informasi bahwa terjadi sebuah

fenomena. Hal ini dikarenakan belum ada pendapat atau kebijakan khusus dari

redaksi. Meski demikian, tajuk rencana ini jarang untuk ditemui.

2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan

Pada tajuk rencana ini memiliki kesamaan dengan sebuah penafsiran terhadap

suatu fenomena atau peristiwa.

3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi

Tajuk rencana ini lebih seperti sebuah analisis mengenai fenomena yang

terjadi. Penulis pada tajuk rencana ini mencari sebab dan akibat fenomena tersebut

terjadi.

4. Tajuk rencana yang bersifat menjuruskan timbulnya aksi

Dengan adanya tajuk rencana ini diharapkan pembaca atau masyarakat dapat

melakukan aksi. Dalam artian penulis tajuk rencana ingin mengajak masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

beraksi, tetapi saat ini masyarakat sudah mulai jeli untuk memilah suatu surat kabar

sehingga tidak terlalu tertarik untuk melakukan sebuah aksi.

5. Tajuk rencana yang bersifat jihad

Tujuan dari tajuk rencana ini yaitu melakukan perubahan. Oleh sebab itu, tidak

heran tajuk rencana ini selalu ditulis secara terus menerus agar terjadi perubahan.

Contohnya tajuk rencana menyindir mengenai korupsi. Kemudian, dengan adanya

tajuk rencana tersebut kasus korupsi mulai berkurang.

6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk

Isi dari tajuk rencana ini biasanya berisi pendapat yang bersifat membujuk

masyarakat untuk melakukan sesuatu atau membuat sebuah argumen umum.

7. Tajuk rencana yang bersifat memuji

Selain tajuk rencana yang bertujuan memberikan dorongan agar masyarakat

beraksi, ada pun tajuk rencana yang bertujuan memberikan sebuah pujian terhadap

fenomena berprestasi yang ada dalam masyarakat.

8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

Tajuk jenis ini biasanya ada dalam surat kabar yang memiliki bagian untuk

hiburan saja atau kaitannya dengan human interest story.

b. Tahapan Menulis Tajuk Rencana

Secara sederhana, proses penggarapan tajuk rencana dibagi ke dalam empat

tahap, yaitu: (1) pencarian, (2) seleksi dan penetapan topik, (3) pembobotan

substansi materi dan penerapan tesis atau pendapat utama dari keseluruhan urtaian

tajuk rencana (kesimpulan), (4) pelaksanaan penulisan (Sumadiria 2020:90).

1. Pencarian ide dan topik berita

Pada tahapan ini tim editorial melakukan pencatatan dan pemilahan pokok-

pokok berita. Pokok berita diambil dari berbagai media massa baik media cetak

seperti surat kabar maupun media digital seperti radio dan televisi. Kemudian,

dibedakan dalam lingkup geografi dan dampak berita tersebut terjadi. Setelah itu,

disediakan sebuah isian yang akan diisikan hal yang akan dimasukan dalam materi

tajuk rencana. Klasifikasi pemilahan berita berdasarkan geografi yaitu 1) lokal, 3)

regional, 3) nasional, atau 4) internasional.

2. Seleksi dan penetapan topik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Setelah pemilahan berita yang akan dijadikan sebagai calon materi tajuk

rencana berdasarkan dari geografi dan dampaknya, lalu diseleksi, dinilai, dan

didiskusikan untuk ditentukan materi yang layak dijadikan sebagai topik tajuk

rencana di edisi selanjutnya. Penentuan topik tajuk rencana ditentukan kualifikasi

penerbiatan, seperti 1) pers lokal membahas topik lokal, 2) pers regional membahas

topik yang berada di wilayah provinsi, 3) pers nasional membahas topik berada

dalam lingkup Negara, 4) demikian juga pers internasional yang mengangkat topik

internasional.

Dalam menyeleksi sebuah berita atau peristiwa untuk dijadikan sebagai topik

tajuk rencana ditentukan oleh kriteria pada redaksi atau media penerbitan. Fokus

topik tajuk rencana , dengan demikian akan sangat ditentukan oleh: a) filosofi, visi,

misi, dan kebijakan umum media penerbitan; b) kualifikasi dan wilayah sirkulasi

media penerbitan; c) pertimbangan politis dari ideologis tertentu, baik yang bersifat

situasional maupun permainan (Sumadiria 2020:91).

3. Pembobotan subtansi materi dan penetapan tesis

Setelah menyeleksi materi bahasan dan sudah menentukan topik rencana sesuai

dengan visi, filosofi, misi, serta kebijakan penerbitan, pada tahap ini bergantian

dengan redaksi untuk beropini. Redaksi terdiri dari karyawan media penerbitan

yang akan menerbitkan tajuk rencana.

Opini atau tanggapan yang diuraikan berdasarkan topik yang sudah ditentukan

beraneka ragam dari masing-masing karyawan media penerbitan. Walaupun

demikian, pemdapat yang beragam tersebut diringkas ke dalam sebuah tesis yang

jelas, ringkas, dan lugas.

4. Proses pelaksanaan penulisan

Pada tahap ini penulis ditujuk oleh hasil diskusi atau rapat yang dilaksanakan

oleh tim editorial yang mendiskusikan tentang topic, ide, serta tesis yang akan

diuaraikan dalam sebuah karya jurnalistik yaitu tajuk rencana dengan penyampaian

yang lugas, berbobot dan enak dibaca. Hal itu dikarenakan, tajuk rencana menjadi

cermin kredibilitas suatu media penerbitan atau sebuah redaksi.

Selain dengan cara menunjuk salah satu anggota tim editorial sebagai penulis

tajuk rencana, juga bisa dengan menulis secara bergantian dan terjadwal. Yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

diperlu diperhatikan jika menulis dengan cara ini, ialah harus menerapkan gaya

bahasa yang sama antara anggota tim editorial dengan anggota yang lain. Hal ini

karena, tajuk rencana mencerminkan suara redaksi sehingga pembaca nyaman

untuk membaca tajuk rencana tersebut.

Berhubungan penulis tajuk rencana, dalam melakukan penulisan tajuk rencana,

tim editorial memerlukan kepastian gaya bahasa yang dengan membuat sebuah

pedoman dalam menulis sebuah tajuk rencana. Selain itu, juga bisa dengan

mengangkat seorang editor bahasa untuk menyeleksi isi tajuk rencana sebelum

diterbitkan.

c. Kriteria Topik Tajuk Rencana

Sumadiria (2020:93) menyatakan bahwa kehormatan dan kewibawaan

suatu media pers, antara lain ditentukan oleh profesionalisme para pengelolanya

dalam menangani, memperlakukan, dan menempatkan tajuk rencana. Maka dari itu,

dengan tidak melihat tajuk recana sebagai bagian penting sebuah surat kabar atau

berita, sama halnya menurunkan derajat pribadi redaksi atau media per itu sendiri.

Kriteria topik tajuk rencana yang baik mencakup enam hal: (1) topik

merujuk pada berita atau peristiwa yang aktual atau kontroversial, atau kedua-

duanya, sehingga memiliki daya tarik dan penting untuk segera diketahui oleh

khalayak pembaca, (2) topik sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum

media penerbitan pers, (3) topik sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah

sirkulasi media penerbitan, (4) topik berpijak kepada kaidah dan nilai standar

jurnalistik, seperti aktualitas, objektivitas, keluarbiasaan suatu peristiwa, atau berita

dilihat dari sisi cakupan volume dan dampaknya, akurasi, serta prinsip peliputan

berimbang dalam (cover both side), (5) topik tidak bertentangan dengan aspek

ideologis, yuridis, sosiologis, dan etnis yang terdapat dalam masyarakat atau

bangsa, (6) topik senantiasa berorientasi kepada nilai-nilai luhur peradaban

universal seperti kemanusiaan, kebenaran keadilan kejujuran kesetaraan,

persaudaraan, demokrasi, transparansi, penegakan supremasi hukum (Sumadiria

2020:93–94).

d. Tesis Tajuk Rencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tesis merupakan sebuah pendapat inti dari suatu tajuk rencana. Biasa juga

tesis dalam tajuk rencana disebut dengan kesimpulan. Dalam menulis sebuah tesis

harus lugas, padat, singkat, dan jelas serta harus terdapat hal baru di dalamnya. Hal

itu dikarenakan menghindari sebuah pengulangan pembahasan, yang dianggap

tidak memiliki pemikiran atau gagasan yang berkembang. Selain itu dipandang

memiliki wawasan intelektual, sosial, dan kreatifitas yang kurang.

Ada pun dua cara untuk menyampaikan sebuah tesis ke dalam sebuah tajuk

rencana. Pertama yaitu dengan cara terbuka. Cara ini dilakukan dengan

menguraikan tesis menggunakan kalimat-kalimat yang tegas, ringkas, dan tegas.

Tesis dengan cara ini biasanya menimbulkan spekulasi pembaca untuk menentukan

menerima atau menolak tesis yang diuraikan secara tersurat.

Kemudian, yang kedua adalah dengan cara tertutup. Pada cara ini, tesis tidak

disampaikan dengan kalimat yang tegas, ringkas, dan tegas. Dan diurakan secarat

tersirat melalui berbagai tanda, isyarat, atau sinyal yang diuraikan melalui kalimat-

kalimat dalam tajuk rencana tersebut.

e. Judul Tajuk Rencana

Judul merupakan gambaran awal sebuah tajuk rencana menarik untuk

dibaca atau tidak. Tanpa sebuah judul pesan awal tajuk rencana tidak tersampaikan

dan terlihat tidak jelas arah dan tujuan dari tajuk rencana. Selain itu, judul

merupakan identitas sebuah karya jurnalistik terutama tajuk rencana. Adapun

syarat-syarat untuk menentukan sebuah judul tajuk rencara.

1. Profokasi

Sebuah tajuk rencana harus menarik perhatian dan minat pembaca. Hal ini

berkaitan isi dari tajuk rencana yang merupakan isi dan pendapat sebuah media pers

mengenai sebuah fenomena. Dan tentu saja melihat tersebut sebuah redaksi tidak

bisa netral karena memenuhi unsur fungsional, proporsional, dan professional.

Untuk mengampanyekan sebuah tajuk rencana agar eksis dan menarik perhatian

pembaca tentu saja dengan menulis judul tajuk rencara secara profokatif.

2. Singkat-padat

Untuk penulisan sebuah judul tajuk rencana harus didasari kesediaan kaveling.

Misalkan untuk kaveling 2 kolom bisa ditulis dengan dua baris tetapi jika kaveling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dengan 4 kolom ditulis judul dengan dua baris akan terlihat menumpuk dan tidak

nyaman dilihat oleh pembaca.

3. Relevan

Relevan dalam artian bahwa judul yang akan digunakan harus bersumber pada

topik pembahasan. Berbeda dengan judul yang diterapkan pada karya fiksi. Judul

yang diterapkan pada karya fiksi cenderung lebih bebas sehingga dapat ditulis oleh

berbagai pihak. Selain itu, dapat ditentukan sesuai keinginan penulis. Namun,

berbeda dengan judul tajuk rencana. Judul tajuk rencana yang tidak sesuai dengan

topik pembahasan akan dianggap tidak berbobot dan dapat mempengaruhi

kredibilitas redaksi atau media pers yang menerbitkan.

4. Fungsional

Untuk menulis sebuah judul, harus sesuai memiliki sifat berdiri sendiri. Dalam

artian judul tidak bergantung pada kata lain, serta pemaknaan yang jelas dan tegas.

5. Informal

Informal berarti menghindari pola penulisan judul yang sifatnya kaku (rigid),

dingin, formal, sebagaimana ditemukan pada judul laporan penelitian, kertas kerja,

makalah, skripsi, atau disertasi (Sumadiria 2020:97). Hal ini bertujuan agar judul

dapat dikembangkan menjadi judul yang menarik, atraktif, hidup,segar. Dengan

demikian pembaca akan berminat untuk membaca isi tajuk rencana.

6. Representatif

Dalam hal ini judul harus merepresentatifkan sebuah pokok bahasan. Oleh

sebab itu, tajuk rencana yang baik mampu menerapkan kaidah penelitian ilmiah

seperti variable bebeas (undependent variable) dan variable terikat (dependent

variable). Sebagai contoh, topic tajuk rencana tentang seberapa besar peluang

Amien Rais untuk terpilih menjadi presiden periode 2004-2009 tidak masuk dalam

kategori representatif apabila judul yang dipilh berbunyi: “Menjadi

Presiden”(Sumadiria 2020:98). Hal itu berbalik menjadi sebuah judul yang

representatif jika berbunyi: Peluang Amien Rais Menjadi Presiden”.

7. Merujuk pada bahasa baku

Melihat bahwa tajuk rencana merupakan sebuah karya jurnalistik yang

mencerminkan sifat dan karakter media per situ sendiri. Maka, sangatlah penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

menjaga kebahasaan dalam tajuk rencana tetap baku, agar reputasi dan kredibilitas

media pers atau redaksi yang menerbitkan tajuk rencana tidak dipertaruhkan.

Walaupun, merupakan hal yang cukup sederhana tetapi dengan kesalahan sedikit

saja dalam hal kebakuan bahasa, dapat mempengaruhi pandangan pembaca

terhadap redaksi yang menulis tajuk rencana tersebut.

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini menganalsis tajuk rencana dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja

edisi November-Desember 2020. Peneliti akan menganalisis tentang kohesi dan

koherensinya menggunakan teknik analisis wacana.

Terdapat dua macam kohesi yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.

Kohesi gramatikal terdapat 4 macam yaitu referensi, subtitusi, ellipsis, dan

konjungsi. Untuk kohesi leksikal dibagi menjadi 6 macam yaitu hiponim, repetisi,

kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi.

Setelah menganalisis kohesi kemudian menganalisis koherensi. Koherensi

terdapat dua jenis yaitu penanda dan tak berpenanda. Koherensi berpenanda terdiri

dari koherensi temporal/kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas,

koherensi kontras, koherensi aditif, dan koherensi perurutan. Adapun untuk

koherensi tidak berpenanda meliputi koherensi perincian dan koherensi wacana

dialog.

Sebelum menganalisis kohesi dan koherensi dalam tajuk rencana, perlu

memahami ragam bahasa jurnalistik. Hal tersebut, agar tidak salah dalam

menentukan manakah yang dimaksud kabar tajuk rencana.

Berikut bagan dari penjelasan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 1

Analisis Wacana

Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020

Penanda Kekohesian

Penanda Kekoherensian

Hasil Penelitian

Ragam bahasa Jurnalistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan menggunakan tajuk

rencana dalam surat kabar dan paragraf di dalamnya sebagai data. Data yang

digunakan tersebut merupakan sumber data tertulis. Penelitian dilakukan dengan

membaca secara cermat dari fenomena-fenomena yang berada dalam sebuah

wacana dari sumber data, kemudian melakukan analisis, dan diakhiri dengan

menemukan dan memberikan pola-pola atau kaidah-kaidah didasarkan fenomena-

fenomena yang dijumpai tersebut.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data yang digunakan untuk penelitian berupa tajuk rencana edisi

bulan November hingga Desember 2020 dengan jumlah 30 tajuk rencana. Dari

sumber data tajuk rencana tersebut oleh peneliti dilakukan pengambilan data yang

berupa paragraf dan kalimat yang diambil dari setiap tajuk rencana. Data yang

digunakan yaitu paragraf-paragraf dalam tajuk rencana yang sudah diambil dari

surat kabar cetak atau e-paper yang diperoleh oleh peneliti. Surat kabar yang

digunakan sebagai data penelitian dikumpulkan baik dari yang berbentuk surat

kabar digital maupun surat kabar cetak melalui pemilihan sampel.

Teknik memilih sampel pada penelitian ini menggunakan teknik quota

sampling. Sampel yang akan digunakan sebagai data penelitian ini, memiliki

kriteria yaitu selama kurang lebih satu bulan dengan rentan waktu bulan

November – Desember 2020 dengan jumlah 30 tajuk rencana. Adapun alasan

menggunakan sampel 30 tajuk rencana, karena beberapa alasan tertentu. Alasan

yang pertama adalah agar mencukupi data yang dibutuhkan. Yang kedua, karena

kebaruan data. Yang terakhir, melihat perkembangan data agar data yang akan

digunakan lebih akurat dan mencukupi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode

simak. Seperti yang disampaikan oleh Sudaryanto (2015:203–5) dalam metode

simak digunakan teknik dasar yang meliputi teknik sadap, simak lipat cakap,

simak bebas lipat cakap, rekam, dan catat. Teknik yang digunakan pada penelitian

ini adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan membuat sebuah kartu data.

Data diambil dari surat kabar yang sudah dikumpulkan selama kurun waktu dua

bulan dengan jumlah 30 surat kabar yang berisi tajuk rencana. Kemudian, data

tersebut dimuat ke komputer dengan setiap data diberi kode yang berisi nomor

data, tanggal terbit, inisial judul tajuk rencana, dan nama surat kabar, sebagai

contoh Tribun Jogja edisi, 1 November 2020 maka akan menjadi

(01/021120/ASSB/TJ). Data dikumpulkan dengan menyimak satu per satu surat

kabar yang dikumpulkan. Data berisi kohesi gramatikal, kohesi leksikal,

koherensi berpenanda, dan koherensi tak berpenanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa instrument dari peneliti

sendiri. Oleh sebab itu, peneliti harus memperdalam dan memperluas konsep

dasar kohesi dan koherensi. Untuk memudahkan peneliti dalam mengolah serta

mengkategorikan data, peneliti dibantu dengan kartu data. Peneliti menggunakan

alat tulis dan kartu dalam mengambil data. Dengan demikian, proses pengambilan

data dan pengkategorian data akan berjalan mudah. Berikut contoh kartu data yang

akan digunakan peneliti dalam mengumpulkan data.

Harley Davidson. Harley Davidson selalu menjadi korban arogansi

oknum pengendaranya.

(01/021120/ASSB/TJ)

01 : Nomor Surat

021120 : 01 November 2020 (Tanggal Terbit)

ASSB : Apa Salahnya Sopan Berkonvoi? (Judul Tajuk Rencana)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

TJ : Tribun Jogja

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan yaitu Metode Agih. Metode agih alat

penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto

2015:18). Alasan menggunakan metode agih karena unsur penentu terletak pada

data tersebut yaitu kohesi dan koherensi kalimat dan paragraf pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November-Desember 2020.

Metode agih selanjutnya dilanjutkan dengan teknik dasar dan teknik

lanjutan. Teknik dasar metode agih disebut teknik bagi unsur langsung

(Sudaryanto 2015:37). Teknik dasar dan teknik lanjutan yang digunakan pada

penelitian ini tentu saja teknik bagi unsur langsung. Cara kerja teknik ini adalah

membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-

unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk

satuan lual yang dimaksud (Sudaryanto 2015:37).

3.6 Triangulasi

Peneliti akan melakukan pengujian keabsahan data dengan menggunakan

teknik triangulasi data. Teknik triangulasi dilakukan dengan menyesuaikan hasil

analisis dengan teori yang sudah ada pada buku-buku bacaan atau sumber lain.

Hal tersebut dikarenakan, data yang dikumpulkan merupakan awal yang sangat

berharga bagi peneliti, dalam menentukan baik salah maupun valid data yang

diuraikan dalam kesimpulan. Maka dari itu, peneliti harus menguji keabsahan data

agar data yang peroleh valid untuk digunakan. Adapun ahli yang akan menjadi

triangulator untuk mentriangulasi data peneliti ialah Satria Nugraha, S.S, M.A.

Fungsi dilakukan triangulasi data adalah sebagai berikut.

1. Untuk menguji keabsahan data dan data dapat dipercaya.

2. Untuk menyesuaikan data yang dianalisis agar tidak ada perbedaan temuan

dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, peneliti menguraikan tiga bagian hasil analisis data yang

terdiri dari, 1) deskripsi data penelitian, 2) analisis data, dan 3) pembahasan. Pada

deskripsi data penelitian, peneliti mendeskripsikan mengenai data yang diteliti.

Pada analisis data, peneliti menyampaikan hasil temuan analisis data dari rumusan

masalah penelitian yaitu, 1) Apa sajakah jenis penanda-penanda kohesi dalam

Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020?, 2) Apa sajakah

jenis penanda-penanda koherensi dalam Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi

November-Desember 2020?. Pada bagian pembahasan, peneliti dituntut untuk

membahas mengenai hasil temuan analisis data yang sudah dilakukan.

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini mendeskripsikan penanda-penanda kohesi dan koherensi pada

tajuk rencana Tribun Jogja edisi November-Desember 2020. Kohesi dan koherensi

dideskripsikan dengan menguraikan berdasarkan jenis-jenis kohesi dan koherensi.

Dari setiap jenis-jenis tersebut terdapat data berupa kalimat-kalimat yang

mengandung penanda-penanda kohesi dan koherensi. Jumlah data yang terkumpul

yaitu 139 data. Jumlah data tersebut meliputi, data penanda kohesi dengan jumlah

124 data dan data penanda koherensi 15 data.

Data kohesi gramatikal yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 96 data. Data

tersebut meliputi, referensi, subtitusi, ellipsis, konjungsi koordinasi, dan konjungsi

subordinasi. Referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Subtitusi yang

ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data. Ellipsis yang peneliti temukan berjumlah

7 data. Konjungsi koordinasi yang peneliti temukan berjumlah 19 data. Konjungsi

subordinasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 56 data.

Data kohesi leksikal yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 28 data. Data

kohesi leksikal yang ditemukan meliputi, hiponim, repetisi, kolokasi, sinnim,

antonym, dan ekuivalen. Hiponim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data.

Repetisi yang ditemukan berjumlah 9 data. Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

berjumlah 4 data. Sinonim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Antonim

yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Ekuivalen yang ditemukan oleh

peneliti berjumlah 5 data.

Data koherensi berpenanda yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 15 data.

Data tersebut meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas,

koherensi kausalitas, koherensi kontras, dan koherensi aditif. Koherensi temporal

atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1 data. Koherensi intensitas

yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi kausalitas yang

ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi kontras yang ditemukan oleh

peneliti berjumlah 4 data. Untuk data koherensi perurutan tidak ditemukan oleh

peneliti. Koherensi aditif yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Data

koherensi tak berpenanda yang peneliti temukan hanya koherensi perincian.

Koherensi perincian yang peneliti temukan berjumlah 3 data.

Penelitian ini akan meneliti mengenai kohesi dan koherensi yang ada pada

sebuah wacana. Oleh sebab itu, berikut uraian jenis-jenis kohesi dan koherensi.

4.1.1 Kohesi

Kohesi merupakan sebuah kepaduan bentuk antar kata atau kalimat dalam

sebuah wacana. Kohesi dibedakan menjadi dua jenis kohesi yaitu kohesi gramatikal

dan kohesi leksikal. Adapun alat pembentuk kohesi gramatikal yaitu, 1) referensi,

2) subtitusi, 3) ellipsis, dan 4) konjungsi. Kemudian, alat pembentuk yang

digunakan dalam kohesi leksikal yaitu, 1) Hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4)

sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.

4.1.2 Koherensi

Koherensi merupakan kepaduan sebuah wacana antara bagian yang satu dengan

bagian yang lain, sehingga bagian-bagian tersebut menjadi kesatuan yang utuh.

Koherensi dibagi menjadi dua yaitu, koherensi berpenanda dengan koherensi tak

berpenanda. Penanda pada koherensi berpenanda diantaranya, a) koherensi

temporal atau kronologis, b) koherensi intensitas, c) koherensi kausalitas, d)

kohenrensi kontras, e) koherensi aditif, dan f) koherensi perurutan. Adapun penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

koherensi tak berpenanda yaitu, 1) koherensi perincian, dan b) koherensi wacana

dialog.

4.2 Analisis Data

Pada bagian analisis data, peneliti menguaraikan hasil temuan dalam

menganalisi penanda-penanda kohesi dan koherensi dalam tajuk rencana Tribun

Jogja edisi November – Desember 2020. Peneliti menjelaskan beberapa penanda-

penanda kohesi dan koherensi beserta contoh data yang sudah ditemukan. Contoh

data cukup disertakan beberapa saja, untuk selebihnya berada di lampiran. Berikut

hasil analisis datanya.

4.2.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa penanda kohesi

gramatikal dan penanda kohesi leksikal. Berikut paparan hasil penelitian mengenai

penanda-penanda kohesi gramatikal dan penanda kohesi leksikal dalam tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020.

Referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Subtitusi yang ditemukan

oleh peneliti berjumlah 5 data. Ellipsis yang peneliti temukan berjumlah 7 data.

Konjungsi koordinasi yang peneliti temukan berjumlah 19 data. Konjungsi

subordinasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 56 data. Hiponim yang

ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Repetisi yang ditemukan berjumlah 9

data. Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Sinonim yang

ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Antonim yang ditemukan oleh peneliti

berjumlah 3 data. Ekuivalen yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data.

4.2.1.1 Kohesi gramatikal

Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian wacana (Baryadi

2002:17). Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan

penanda kohesi gramatikal yang terdiri dari, 1) referensi, 2) subtitusi, 3) elipsis dan

4) konjungsi. Penanda referensi yang peneliti temukan berjumlah 9 data. Dari

jumlah data referensi tersebut ditemukan penanda referensi anafora nya, ia, ini, dan

itu. Adapun penanda referensi katafora yang ditemukan yaitu kata meliputi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Subtitusi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5 data. Dari jumlah data penanda

subtitusi tersebut ditemukan kata ini, itu, dan nya. Ellipsis yang peneliti temukan

berjumlah 7 data. Dari jumlah data penanda ellipsis yang ditemukan, terdapat

penanda ellipsis yaitu covid-19, kita, perkantoran, Ki Seno, jumlah pengangguran,

dan menyediakan. Penanda konjungsi yang peneliti temukan berjumlah 75 data.

Dari jumlah data yang ditemukan tersebut, terdapat beberapa penanda konjungsi

yang dtemukan meliputi, dan, baik … maupun, melainkan, namun, tapi, atau, sejak,

ketika, sementara, setelah, hingga, jika, untuk, manapun, meski, seperti, karena,

sebab, sehingga, maka, dengan, bahwa, yang, sebesar, sedikit, paling … daripada,

dan semoga.

Berikut uraikan mengenai keempat penanda kohesi gramatikal.

1. Referensi

Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa

satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Referensi

dibedakan menjadi dua bagian yaitu referensi anafora dan referensi katafora.

Referensi anafora merupakan pengacuan yang muncul sebelum unsur pengganti.

Sedangkan referensi katafora, pengacuan muncul setelah unsur pengganti. Berikut

data dari referensi anafora.

a) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata

adalah kala libur panjang kemarin.

(10/031220/JKMS/TJ)

b) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan menata

pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di Indonesia

itu ditata.

(31/041120/EC/TJ)

c) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(36/051120/SJDM/TJ)

d) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau

kelebihan 20 suara elektoral.

(55/091120/BAAT/TJ)

Data (a) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang

menunjuk kata Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora

karena yang ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (a) hendak

menyampaikan bahwa pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.

Lalu proses referensi pada data (b) pada kata itu dan Malioboro. Jenis

referensi yang digunakan adalah pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang

menunjuk nama tempat Malioboro. Data (b) ingin menjelaskan bahwa kalimat

kedua masih membahas Malioboro dengan memakai pronomina itu.

Proses referensi juga terjadi pada data (c). Proses referensi terjadi karena

muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu pada nama tokoh

pewayangan yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum pronomina tersebut,

maka terjadi referensi secara anafora.

Pada data d) yang terjadi adalah pronomina persona tunggal ia menunjuk

kata nama seseorang yaitu, Biden. Pada data tersebut terjadi referensi secara anafora

karena berada sebelum pronomina yang menjadi penunjuk.

a) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(139/301120/BSG/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Data (a) itu termasuk referensi katafora karena, muncul penanda kata

meliputi yang berfungsi untuk menunjuk penjelasan setelahnya yaitu Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

Subtitusi

Untuk penanda subtitusi, peneliti menemukan beberapa penanda subtitusi

dari tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan.

a) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.

(11/041220/MPPC/TJ)

b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari

tentang hal itu.

(21/021120/ASSB/TJ)

c) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(71/121120/TKA/TJ)

d) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup tersebut.

(73/121120/TKA/TJ)

Pada data (a) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi karena pada klausa

kita kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina ini. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

penggantian dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di Pamekasan juga

terjadi kabar duka.

Kata itu menjadi sebuah kata penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada data

b) kalimat Harley-Davidson selalu menjadi korban arogansi oknum pengendara

nya digantikan dengan kata itu yang membuat terjadi subtitusi.

Pada data (c) terjadi proses subtitusi. Proses subtitusi ini terletak pada frasa

ayah-ayah muda digantikan dengan pronomina nya. Karena yang diganti berupa

klausa, proses ini termasuk dalam subtitusi klausa.

Kata lain yang digunakan untuk penunjuk adalah kata tersebut. Pada data d)

kalimat Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?' digantikan dengan kata tersebut di

kalimat selanjutnya. Hal tersebut, menimbulkan proses subtitusi pada data tersebut.

2. Elipsis

Peneliti menemukan penanda ellipsis yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda ellipsis.

a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan … naik

bahkan … melambung cukup signifikan.

(03/011220/PNPP/TJ)

Seperti pada penjelasan bahwa elipsis adalah proses penghilangan unsur bahasa

tertentu, terjadi pada data (a). Pada data (a) proses elipsis terjadi karena adanya

penghilangan kata Covid-19 yang seharusnya bisa disisipkan setelah kata

melainkan dan kata bahkan.

3. Konjungsi

Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan (Mulyana

2005:29). Untuk penanda konjungsi, peneliti menemukan beberapa penanda

konjungsi dari tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.

Berikut uraian mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan. Penanda konjungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

yang ditemukan oleh peneliti dibagi menjadi konjungsi koordinasi dan konjungsi

subordinasi.

1) Konjungsi Koordinasi

Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing

mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun ditemukan

konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu 1) konjungsi koordinasi hubungan

penjumlahan/penambahan (adservatif), 2) konjungsi koordinasi hubungan

perlawanan (adversatif), dan 3) konjungsi hubungan pemilihan

a) Konjungsi koordinasi hubungan penjumlahan atau penambahan

(adservatif)

Peneliti menemukan penanda konjungsi hubungan

penjumlahan/penambahan (adservatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun

Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda konjungsi koordinasi hubungan

penjumlahan/penambahan (adservatif).

a) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata

adalah kala libur panjang kemarin.

(09/031220/JKMS/TJ)

b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(41/051120/SJDM/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai penanda kohesi gramatikal yang

dilakukan ditemukan penanda konjungsi penjumlahan atau penambahan

(adservatif) dan dan baik … maupun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung

satuan bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang

sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan

bahwa kata dan dalam data (a) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta

ditambah sekitarnya.

Data (b) muncul penanda konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan

yang berbeda. Konjungsi itu yaitu kata baik … maupun berfungsi untuk

penambahan tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data di atas konjungai baik …

maupun berfungsi untuk menambahkan frasa dunia nyata.

b) Konjungsi koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).

Peneliti menemukan penanda konjungsi koordinasi hubungan perlawanan

(adversatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember

2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi

koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).

a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup signifikan.

(02/011220/PNPP/TJ)

b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari

tentang hal itu.

(20/021120/ASSB/TJ)

c) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(130/271120/SJDM/TJ)

Pada data (a) proses hubungan perlawanan terjadi karena adanya perlawanan

yang di hubungan dengan kata melainkan antara klausa sebelumnya dengan klausa

setelah muncul konjungsi itu.

Pada data (b) untuk memberikan penjelasan bahwa pernyataan kalimat pertama

tidak sesuai dengan kenyataan, bahwa orang-orang kurang menyadari Harley

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Daavidson menjadi korban arogansi pengendaranya. Hal itu, ditandai dengan

konjungsi koordinasi perlawanan namun.

Pada data (c) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan perlawanan

kata. Kata tapi adalah kata asal dari kata tetapi, yang merupakan konjungsi

perlawanan. Kata tapi digunakan pada data (c) untuk menyatakan perlawanan

dengan pernyataan sebelumnya.

c) Konjungsi koordinasi hubungan pemilihan.

Peneliti menemukan penanda konjungsi konjungsi hubungan pemilihan yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi konjungsi

hubungan pemilihan.

a) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(47/061120/PPPC/TJ)

b) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS

mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar

empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.

(56/091120/BAAT/TJ)

c) Satu harapan kita adalah imunisasi atau vaksinasi Covid-19 dapat

mempercepat penghentian pandemi.

(74/131120/MMMV/TJ)

d) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(105/211120/SHBBS/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Dari hasil analisis kohesi gramatikal, muncul konjungsi pemilihan pada tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November – November 2020 dengan kata yang muncul

yaitu atau. Kata atau merupakan kata yang menyatakan pilihan dengan kedudukan

yang setara.

Pada data (a) konjungsi pemilihan terjadi pada kata atau. Kata atau pada data

(a) muncul di anak kalimat kedua, yang menentukan pilihan antara jumlah

pengangguran berbentuk jumlah orang yaitu 72.097 orang atau presentase yaitu

3,38 persen.

Pada data (b) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada

data (b) memberikn pilihan antara 290 suara elektoral atau kelebihan suara

elektoral yaitu 20 suara elektoral.

Data (c) muncul konjungsi pilihan atau. Konjungsi atau itu berfungsi

memberikan informasi pilihan antara imunisasi atau vaksinasi Covid-19.

Pada data d) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada

data di atas muncul di kalimat pertama, yang menentukan pilihan cara pemberian

ijin pembelajaran tatap muka yaitu secara serentak atau bertahap.

2) Konjungsi Subordinasi

Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat

majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398). Adapun ditemukan konjungsi

koordinasi yang ditemukan, yaitu Konjungsi subordinasi hubungan waktu, 2)

Konjungsi subordinasi hubungan syarat, 3) Konjungsi subordinasi hubungan

tujuan, 4) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif, 5) Konjungsi subordinasi

hubungan pembandingan, 6) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan, 7)

Konjungsi subordinasi hubungan hasil, 8) Konjungsi subordinasi hubungan cara,

9) Konjungsi subordinasi hubungan alat, 10) Konjungsi subordinasi hubungan

komplementasi, 11) Konjungsi subordinasi hubungan atributif, 12) Konjungsi

subordinasi hubungan perbandingan, dan 13)Konjungsi subordinasi hubungan

optative.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

a) Konjungsi subordinasi hubungan waktu.

Peneliti menemukan penanda Konjungsi subordinasi hubungan waktu yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi Konjungsi

subordinasi hubungan waktu.

a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(26/031120/BMB/TJ)

b. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton,

terutama anak-anak muda tertawa.

(43/051120/SJDM/TJ)

c. Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.Hubungan waktu bersamaan

(97/191120/PTTB/TJ)

d. Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(28/041120/EC/TJ)

e. Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19

di Tanah Air.

(135/281120/AKBCML/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan waktu meliputi, sejak, ketika, sementara, setelah, dan hingga.

Pada data (a) muncul konjungsi yang menyatakan hubungan batas waktu

permulaan. Konjungsi itu adalah kata sejak yang berfungsi untuk menyatakan awal

terjadi pandemi.

Kata ketika merupakan kata yang menyatakan hubungan waktu bersamaan.

Demikian pula dengan kata sementara. Pada data b) menggunakan kata ketika

untuk menyatakan waktu bersamaan. Pada data c) menggunakan kata sementara

untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan.

Pada data (d) muncul kata konjungsi setelah berfungsi untuk menyatakan

hubungan berurutan atau bisa juga digunakan untuk urutan secara kronologis. Kata

konjungsi setelah berfungsi menyatakan terjadi peristiwa setelah klausa pertama di

kalimat kedua, dengan klausa kedua.

Pada data (e) konjungsi hubungan akhir yang muncul adalah kata hingga yang

berfungsi untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir yaitu kemarin.

b) Konjungsi subordinasi hubungan syarat.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan syarat yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan syarat.

a. Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

(63/111120/MP/TJ)

b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup tersebut.

(66/121120/TKA/TJ)

Dari hasil analisis kohesi gramatikal ditemukan penanda konjungsi

subordinasi hubungan tujuan meliputi, kata jika. Kata jika digunakan untuk

menyatakan syarat (janji) kalau.

c) Konjungsi subordinasi hubungan tujuan.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan tujuan.

a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(22/031120/BMB/TJ)

b. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(39/051120/SJDM/TJ)

c. Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(52/071120/MBMSPS/TJ)

d. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan

makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

(87/171120/STTP/TJ)

e. Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636

orang.

(90/181120/MKMPC/TJ)

f. Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(100/201120/LKMDMPC/TJ)

g. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga melaksanakan

protokol kesehatan yang sangat ketat.

(107/211120/SHBBS/TJ)

h. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi

dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(116/241120/TCGHPMP/TJ)

i. Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(122/251120/LPPV/TJ)

Dari hasil analisis kohesi gramatikal konjungsi subordinasi hubungan tujuan,

ditemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan meliputi, untuk dan

agar. Berikut penjelasan mengenai kedua kata tersebut.

Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat yang klausa subordinatif nya

menyatakan suatu tujuan atau harapan dari apa yang disebut dalam klausa utama

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:418). Oleh karena

penjelasan tersebut ditemukan kata untuk dan agar.Kata untuk berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

menyatakan makna sebab atau alasan; tujuan atau maksud; bagi. Sedangkan kata

agar berfungsi untuk menyatakan makna harapan; supaya.

d) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan konsesif.

a. Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau

kelebihan 20 suara elektoral.

(54/091120/BAAT/TJ)

b. Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(119/251120/LPPV/TJ)

Berdasarkan hasil analisis kohesi gramatikal konjungsi subordinasi hubungan

konsesif, peneliti menemukan penanda konjungsi hubungan konsesif meliputi,

manapun dan meski. Berikut penjelasan mengenai penanda tersebut.

Pada data (a) muncul konjungsi subordinasi hubungan konsesif manapun.

Fungsi adanya kata manapun dalam kalimat pertama adalah untuk membandingkan

bahwa Bidan memeroleh suara terbanyak dari pada sejarah pemilihan AS sebelum-

sebelumnya.

Pada data (b) berbeda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang

ditemukan yaitu kata meski. Konjungsi meski pada data (b) berfungsi untuk

memberikan berbanding terbalik dari klausa utama dengan klausa kedua.

e) Konjungsi subordinasi hubungan pembandingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan pembandingan

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan pembandingan.

a. Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(49/071120/MBMSPS/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan pembandingan yaitu, seperti.

Pada data (a) konjungsi subordinasi hubungan pembandingan yang muncul

adalah kata seperti. Konjungsi seperti pada data (a) berfungsi untuk menjelaskan

gambaran jika terjadi letusan.

f) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan penyebapan

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.

Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi

subordinasi hubungan penyebapan.

a. Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.

(12/041220/MPPC/TJ)

b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

(72/121120/TKA/TJ)

c. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(104/211120/SHBBS/TJ)

d. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi

dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(117/241120/TCGHPMP/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan yaitu, karena dan sebab.

Kata karena memiliki makna yaitu sebab atau alasan. Kemudian, kata sebab

memiliki makna untuk menyatakan hal yang menimbulkan sesuatu. Kedua

konjungsi digunakan untuk menyatakan sebab yang terjadi dengan alasan atas

pernyataan yang disampaikan pada klausa pertama.

g) Konjungsi subordinasi hubungan hasil.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan hasil yang hadir

di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian

paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan

hasil.

a. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(23/031120/BMB/TJ)

b. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup tersebut.

(70/121120/TKA/TJ)

c. Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai

398.636 orang.

(91/181120/MKMPC/TJ)

d. Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(101/201120/LKMDMPC/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan hasil yaitu, sehingga dan maka.

Kata maka dan sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau

menandai akibat. Pada data-data yang sudah dipaparkan di atas, terjadi hubungan

hasil dimana hasil tersebut adalah akibat yang ditimbulkan dari pernyataan klausa

sebelumnya.

h) Konjungsi subordinasi hubungan cara.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan cara yang hadir

di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian

paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan

cara.

a. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan

makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke

panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

(83/171120/STTP/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan cara yaitu, dengan.

Pada data (a) itu muncul konjungsi subordinasi hubungan cara dengan. Hal ini

ditunjukan dengan hubungan pernyataan sebelum konjungsi yaitu makanan dengan

dihubungan dengan konjungsi dengan caranya yaitu membayar dengan seiklasnya.

i) Konjungsi subordinasi hubungan alat.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan alat yang hadir

di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian

paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan alat.

a. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(35/051120/SJDM/TJ)

b. Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(137/301120/BSG/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan alat yaitu, dengan.

Karena konjungsi dengan pada data (a) menghubungkan Ki Seno dengan tokoh

pewayangan Bagong dan Bima maka konjungsi itu masuk dalam konjungsi

subordinasi hubungan alat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan alat

dengan. Konjungsi dengan muncul berfungsi sebagai pernyataan bahwa ada

hubungan alat yaitu jumlah kematian petugas kesehatan.

j) Konjungsi subordinasi hubungan komplementasi.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan komplementasi

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan komplementasi.

a. Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata

adalah kala libur panjang kemarin.

(08/031220/JKMS/TJ)

b. Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang

layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,

inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(115/241120/TCGHPMP/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan komplementasi yaitu, bahwa.

Pada data (a) muncul konjungsi subordinasi komplementasi bahwa. Konjungsi

hubungan komplementasi bahwa pada data (a) berfungsi menerangkan klausa

subordinasi diterangkan klausa kedua yaitu kala liburan kemarin.

Sama seperti data (1), data (2) juga ditemukan konjungsi bahwa. Konjungsi

bahwa pada data (2) berfungsi menjelaskan atau menerangkan klausa sebelum

konjungsi dengan klausa setelah konjungsi. Yang mengindikasikan bahwa

konjungsi bahwa termasuk dalam konjungsi subordinasi komplementasi.

k) Konjungsi subordinasi hubungan atributif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan atributif.

a. Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur

dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(17/051220/KTBA/TJ)

b. Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(25/031120/BMB/TJ)

c. Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(38/051120/SJDM/TJ)

d. Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(45/061120/PPPC/TJ)

e. Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup tersebut.

(67/121120/TKA/TJ)

f. Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(81/171120/STTP/TJ)

g. Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(108/211120/SHBBS/TJ)

h. Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit

orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.

Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.

(111/231120/TCSAST/TJ)

i. Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(127/261120/JTPR/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan atributif yaitu, yang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata yang merupakan kata

untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yang berikutnya diutamakan atau

dibedakan dari yang lain. Kata tersebut sudah diterpakan pada data-data di atas.

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa data-data di atas berkonjungsi subordinasi

hubungan atributif

l) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan perbandingan

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.

Adapun dibedakan menjadi dua yaitu hubungan ekuatif dan hubungan komparatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Berikut uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi

subordinasi hubungan perbandingan.

a. Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(48/061120/PPPC/TJ)

b. Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(77/141120/SSGDBM/TJ)

c. Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(94/191120/PTTB/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan perbandingan hubungan ekuatif yaitu, sebesar dan sedikit. Pada kedua

kata tersebut menyatakan perbandingan dengan menggunakan awalan se-. Data-

data di atas berkonjungsi hubungan perbandingan ekuatif karena terdapat

penggunaan konjungsi subordinasi hubungan perbadingan sebesar dan sedikit.

a. Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS

mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar

empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.

(53/091120/BAAT/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Hubungan komparatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif

dan klausa utama yang diperbandingkan berbeda tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hal tersebut diterapkan pada data a)

yang menyatakan perbandingan dengan konjungsi paling … daripada dan lebih…

daripada. Pada data tersebut terjadi hubungan perbandingan secara komparatif

karena yang diperbandingkan tidak setaraf.

m) Konjungsi subordinasi hubungan optative.

Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan optative yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

uraian paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi

hubungan optative.

a. Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(126/261120/JTPR/TJ)

b. Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(132/271120/SJDM/TJ)

Berdasarkan hasil analisis mengenai kohesi gramatikal pada tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, ditemukan konjungsi subordinasi

hubungan optative yaitu, semoga. Berikut penjelasan mengenai penanda konjungsi

hubungan optative.

Kata semoga merupakan kata yang menyatakan permohonan atau harapan. Kata

ini sering kali dikaitkan dengan sebuah doa atau impian. Data-data di atas

berkonjungsi hubungan optative karena menyatakan permohonan dengan

menggunakan kata semoga.

4.2.1.2 Kohesi Leksikal

Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal (kata)

antara bagian-bagian wacana. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan,

peneliti menemukan penanda kohesi leksikal yang terdiri dari, 1) hiponim, 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

repetisi, 3) sinonim, 4) antonim, dan 5) ekuivalen. Data penanda kohesi leksikal

yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 28 data. Data kohesi leksikal yang

ditemukan meliputi, hiponim, repetisi, kolokasi, sinnim, antonym, dan ekuivalen.

Hiponim yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data hiponim

tersebut ditemukan penanda oleh peneliti meliputi, protokol kesehatan: masker,

menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan, 167 pengungsi

kelompok rentan: 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu

menyusui, 14 disabilitas, negara-negara dengan jumlah kematian petugas

kesehatan tertinggi: Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil. Repetisi yang

ditemukan berjumlah 9 data. Dari jumlah data repetisi yang diperoleh, peneliti

menemukan penanda repetisi meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson, pasien,

sembuh, Ki Seno , daripada ,suara, elektoral, orang, hingga, UMK, dan vaksinasi.

Kolokasi yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Dari jumlah data tersebut

ditemukan oleh peneliti penanda kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang

dan ayah, warung dan makanan, vaksinasi dan pandemi. Sinonim yang ditemukan

oleh peneliti berjumlah 4 data. Dari jumlah data sinonim tersebut ditemukan

penanda sinonim meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di

Indonesia itu ditata, tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh

pewayangan ini, letusan dan erupsi, sang ayah dan suaminya. Antonim yang

ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data antonim tersebut

ditemukan penanda antonim oleh peneliti meliputi, menurun dan naik, nyata dan

maya, pesan dan perintah. Ekuivalen yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 5

data. Dari jumlah data tersebut ditemukan penanda ekuivalen oleh peneliti

meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan kesembuhan,

dan persentase dan persen.

1. Hiponim,

Peneliti menemukan penanda hiponim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda hiponim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan

demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,

menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.

(60/101120/PCEPT/TJ)

b) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25

balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.

(80/161120/GPPM/TJ)

c) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(138/301120/BSG/TJ)

Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal pada penanda hiponim, peneliti

menemukan penanda-penanda hiponim yang merupakan perincian dari hipernim

meliputi, masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, 86

lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas,

Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil. Adapun penjelasan mengenai penanda-

penanda hiponim berikut.

Pada hiponim masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari

kerumunan merupakan perincian atau penjelasan dari hipernim protokol kesehatan.

Kemudian hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu

menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim 167 pengungsi

kelompok rentan. Lalu hiponim Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil merupakan

perincian dari hipernim negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan

tertinggi.

2. Repetisi,

Peneliti menemukan penanda repetisi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda repetisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

a) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas, setidaknya

mampu menahan laju penularan virus corona.

(05/021220/LPKC/TJ)

b) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari

tentang hal itu.

(18/021120/ASSB/TJ)

c) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(24/031120/BMB/TJ)

d) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(44/051120/SJDM/TJ)

e) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral.

(57/091120/BAAT/TJ)

f) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(78/141120/SSGDBM/TJ)

g) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang menyediakan

makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut disumbang ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

(84/171120/STTP/TJ)

h) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(98/191120/PTTB/TJ)

i) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(133/271120/SJDM/TJ)

Dari hasil analisis mengenai kohesi leksikal, ditemukan penanda repetisi

meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson, pasien, sembuh, Ki Seno, daripada

,suara elektoral, orang, hingga, UMK, dan vaksinasi. Berikut penjelasan mengenai

data-data yang memiliki penanda repetisi.

Repetisi data a) terjadi pada pengulangan kata menahan dan diri. Pada kata

menahan dilakukan pengulangan pada kalimat pertama dan kalimat kedua.

Sedangkan kata diri pengulangan kata terjadi pada kalimat pertama saja dengan

letak di tengah kalimat setelah kata menahan dan pada akhir kalimat pertama.

Repetisi data b) terjadi pada pengulangan kata Harley-Davidson. Kata Harley-

Davidson diulang pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Pada data c)

pengulangan terletak pada kata pasien dan sembuh. Kata pasien terjadi

pengulangan pada induk kalimat sebagai subjek kalimat dan anak kalimat terakhir.

Demikian pula, kata sembuh terjadi pengulangan kata pada induk kalimat dan anak

kalimat terakhir. Repetisi data d) terletak pada pengulangan kata Ki Seno.

Pengulangan kata Ki Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat

terakhir. Repetisi pada data e) terletak pada pengulangan kata daripada dan suara,

elektoral. Pengulangan kata daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat

kedua. Pengulangan kata suara elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

dan kedua di kalimat terakhir. Repetisi data f) terjadi pada pengulangan kata orang

di kalimat kedua dan kalimat ketiga. Repetisi pada data g) terletak pada

pengulangan kata hingga di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.

Repetisi data h) terletak pada pengulangan kata UMK di kalimat pertama, kalimat

kedua, dan kalimat ketiga. Repetisi data i) terletak pada pengulangan kata kata

nomina Maradona di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.

3. Kolokasi,

Peneliti menemukan penanda kolokasi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda kolokasi.

a) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(27/031120/BMB/TJ)

b) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(65/121120/TKA/TJ)

c) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(82/171120/STTP/TJ)

d) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(123/251120/LPPV/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda

kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang dan ayah, warung dan makanan,

vaksinasi dan pandemi. Kata Covid-19 dan pandemi merupakan kata yang selalu

berhubungan dan tidak bisa digantikan. Kata sang dan ayah, merupakan pasangan

kata yang hanya bisa dipasangkan pada hal tertentu menjadi sang ayah. Pada kata

warung dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan

berpasangan tidak bisa digantikan. Pada kata vaksinasi dan pandemi merupakan

kolokasi karena selalu berhubungan dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu

dan tidak bisa digantikan.

4. Sinonim,

Peneliti menemukan penanda sinonim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda sinonim.

a) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(30/041120/EC/TJ)

b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(37/051120/SJDM/TJ)

c) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(50/071120/MBMSPS/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

d) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'.Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(68/121120/TKA/TJ)

Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda

sinonim meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu

ditata, tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini,

letusan dan erupsi, sang ayah dan suaminya.

Yang membedakan subtitusi dengan sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi

menggantikan unsur kebahasaan tertentu bertujuan sebagai pembeda atau unsur lain

untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk menjalin hubungan antar

unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Hal tersebut sudah dijelaskan

oleh Halliday dan Hasan (1976:88–89 dan 278), Harimurti (1978:100), dan

Sumarlam (2009:39). Pada klausa Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama

di Indonesia itu ditata terdapat kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa

dengan klausa. Kedua klausa tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu

suasana atau keadaan. Kemudian, klausa tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan

Dua tokoh pewayangan ini merupakan sinonim karena memiliki makna yang sama

yaitu menunjuk dua tokoh pewayangan yaitu Bagong dan Bima. Sinonim ini

berjenis sinonim klausa dengan klausa. Lalu, pada kata letusan dan erupsi. Sinonim

ini berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki

makna yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan semburan pada

gunung. Kemudian, frasa sang ayah dan kata suaminya terjadi sinonim karena

keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri. Pada sinonim ini berjenis sinonim

frasa dengan kata.

5. Antonim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Peneliti menemukan penanda antonim yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda antonim.

a) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup signifikan.

(01/011220/PNPP/TJ)

b) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(42/051120/SJDM/TJ)

c) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana jika

sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

(62/111120/MP/TJ)

Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda

antonim meliputi, menurun dan naik, nyata dan maya, pesan dan perintah. Berikut

penjelasan mengenai penanda antonim yang ada dalam data-data tersebut.

Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang

bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen

yang lain (Baryadi, 2002:28). Pada data (a) antonim terjadi pada kata menurun dan

naik. Kata menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki

makna ke atas. Pertentangan kedua kata itu masuk dalam jenis oposisi mutlak

karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.

Lalu, pada data (b) antonim muncul pada kata nyata dan maya. Kata nyata

bermakna benar-benar ada bisa disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata

maya memiliki makna hanya tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

atau imajinasi. Sama seperti data (a) antonim pada data (b) berjenis oposisi mutlak

karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.

Pada data (c) juga ditemukan antonim yaitu kata pesan berlawanan dengan kata

perintah. Kedua kata itu berantonim secara majemuk atau oposisi majemuk karena

bersanding antara pesan yang biasa saja dengan perintah yang cenderung keras atau

kasar.

6. Ekuivalen

Peneliti menemukan penanda ekuivalen yang hadir di tajuk rencana Tribun

Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf yang

mengandung penanda ekuivalen.

a) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.

(06/021220/LPKC/TJ)

b) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(32/041120/EC/TJ)

c) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(95/191120/PTTB/TJ)

d) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(103/201120/LKMDMPC/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Berdasarkan hasil analisis kohesi leksikal, peneliti menemukan penanda

ekuivalen meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan

kesembuhan, dan persentase dan persen. Pada data (a) kata beraktivitas dan

aktivitas berekuivalen karena kedua kata tersebut didasari kata aktivitas. Lalu, pada

data (b) kata menata dan ditata berekuivalen karena kedua kata pemahaman yang

sama yaitu rapi. Kedua kata tersebut didasari oleh kata dasar tata. Selanjutnya pada

data (c). Kata sembuh merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena

penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh

sebab itu. kedua kata itu berekuivalen. Yang terakhir data (d) kata persentase dan

persen berekuivalen karena kedua kata tersebut memiliki kata dasar persen.

4.2.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa penanda koherensi

berpenanda dan penanda koherensi tak berpenanda. Berikut paparan hasil penelitian

mengenai penanda-penanda koherensi berpenanda dan penanda koherensi tak

berpenanda dalam tajuk rencana Tribun Jogja edisi November - Desember 2020.

Koherensi temporal atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1

data. Koherensi intensitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data.

Koherensi kausalitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Koherensi

kontras yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4 data. Untuk data koherensi

perurutan tidak ditemukan oleh peneliti. Koherensi aditif yang ditemukan oleh

peneliti berjumlah 3 data. Data koherensi tak berpenanda yang peneliti temukan

hanya koherensi perincian. Koherensi perincian yang peneliti temukan berjumlah 3

data.

4.2.2.1 Koherensi Berpenanda

Data koherensi berpenanda yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 15 data.

Data tersebut meliputi, koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas,

koherensi kausalitas, koherensi kontras, koherensi aditif, dan koherensi perurutan.

Koherensi temporal atau kronologis yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 1 data.

Dari jumlah data tersebut kohereni temporal atau kronologis yang ditemukan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

kata sekarang Koherensi intensitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data.

Dari jumlah data tersebut koherensi intensitas yang ditemukan yaitu kata padahal,

sedang. Koherensi kausalitas yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 2 data. Dari

jumlah tersebut penanda kohesi kausalitas yang ditemukan meliputi, kata maka, dan

dengan demikian. Koherensi kontras yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 4

data. Dari jumlah data koherensi kontras yang ditemukan berupa kata namun,

meski, dan tapi. Untuk data koherensi perurutan tidak ditemukan oleh peneliti.

Koherensi aditif yang ditemukan oleh peneliti berjumlah 3 data. Dari jumlah data

yang ditemukan tersebut, ditemukan penanda berupa kata sementara dan bahkan.

untuk data koherensi perincian yang ditemukan ada 3 data

a. Koherensi Temporal atau Kronologis

Peneliti menemukan penanda koherensi temporal atau kronologis yang hadir di

tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian

paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi temporal atau kronologis.

a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan

demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,

menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.

(58/101120/PCEPT/TJ)

Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini

sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,

kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,

belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Berdasarkan penjelasan itu, data (a) termasuk

dalam berkoherensi temporal atau kronologis. Hal tersebut dibuktikan dengan

ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat ini atau kini.

b. Koherensi Intensitas

Peneliti menemukan penanda koherensi intensitas yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf

yang mengandung penanda koherensi intensitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

a) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(76/141120/SSGDBM/TJ)

b) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(99/201120/LKMDMPC/TJ)

Pada data (a) ditemukan penanda berkoherensi hubungan intesitas yaitu pada

kata padahal yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan

sebelumnya.

Data (b) juga muncul koherensi hubungan intensitas dengan ditandai

pemakaian kata sedang yang memberikan pernyataan kesungguhan setelah

penjelasan sebelum dari kata sedang. Hal tersebut karena kata sedang pada data di

atas memiliki makna yang sama dengan kata padahal.

c. Koherensi Kausalitas.

Peneliti menemukan penanda koherensi kausalitas yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf

yang mengandung penanda koherensi kausalitas.

a) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak

muda tertawa.

(34/051120/SJDM/TJ)

b) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19 di

Tanah Air.

(134/281120/AKBCML/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Berdasarkan hasil analisis koherensi berpenanda, peneliti menemukan penanda

koherensi kausalitas meliputi, maka dan dengan demikian. Berikut penjelasan

mengenai penanda koherensi kausalitas dalam data tersebut.

Pada data-data di atas merupakan koherensi kausalitas karena terjadi sebab

akibat antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda tersebut. Kata maka pada

data a) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya. Demikian juga, penanda

dengan demikian, memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan sebelum dan

sesudah penanda tersebut.

d. Koherensi Kontras.

Peneliti menemukan penanda koherensi kontras yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf

yang mengandung penanda koherensi kontras.

a) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi

dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(114/241120/TCGHPMP/TJ)

b) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(120/251120/LPPV/TJ)

c) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(131/271120/SJDM/TJ)

Berdasarkan hasil analisis koherensi kontras, peneliti menemukan penanda

koherensi kausalitas meliputi, namun, meski, dan tapi. Berikut penjelasan mengenai

penanda koherensi kontras dalam data tersebut.

Koherensi kontras pada data-data di atas terletak pada kata namun, meski, tapi

dan sementara. Kata namun, meski, tapi dan sementara terletak di kalimat pertama

setiap data tersebut. Kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan pertentangan

dengan pernyataan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

e. Koherensi Aditif.

Peneliti menemukan penanda koherensi aditif yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf

yang mengandung penanda koherensi aditif.

a) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636

orang.

(88/181120/MKMPC/TJ)

b) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit

orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya. Ingat,

tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.

(110/231120/TCSAST/TJ)

Dari hasil analisis koherensi berpenanda yang sudah dilakukan, peneliti

menemukan penanda koherensi aditif meliputi, sementara dan bahkan. Kedua kata

tersebut digunakan untuk menyatakan ada nya informasi tambahan dari pernyataan

sebelumnya.

4.2.2.2 Koherensi Tak Berpenanda

Koherensi tidak berpenanda ialah pertalian semantic antara bagian-bagian

wacana yang secara tektual tidak ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari

hubungan antar unsur-unsurnya (Baryadi 2002:34). Data koherensi tak berpenanda

yang peneliti temukan hanya koherensi perincian. Koherensi perincian yang

peneliti temukan berjumlah 3 data.

a. Koherensi Perincian

Peneliti menemukan penanda koherensi perincian yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian paragraf-paragraf

yang mengandung penanda koherensi aditif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

a) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan

demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,

menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.

(59/101120/PCEPT/TJ)

b) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25

balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.

(79/161120/GPPM/TJ)

c) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(93/191120/PTTB/TJ)

Pada data a) terdapat koherensi perincian saat menyatakan perincian terhadap

protokol kesehatan yang harus dilakukan. Kemudian data b) terdapat koherensi

perincian saat merinci jumlah pengungsi yang rentan. Yang terakhir, koherensi

perincian data c) terletak penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di

Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang sudah dipaparkan, kemudian data akan dibahas

meliputi, 1) penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020, 2) Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020.

4.3.1 Penanda-penanda kohesi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020

Tajuk rencana Tribun Jogja edisi November 2020 – Desember 2020

merupakan sebuah gambaran mengenai kohesi gramatikal dan kohesi leksikal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

digunakan peneliti untuk melakukan penelitian yaitu Halliday dan Hasan (Baryadi

2002).

Dalam penelitian Hidayat (2018)untuk menganalisis kohesi gramatikal dan

kohesi leksikal, menggunakan teori Halliday dan Hassan. Kohesi gramatikal yang

digunakan meliputi, penunjuk (reference), penggantian (substitution), pelepasan (

ellipsis), dan perangkaian (conjunction). Sedangkan kohesi leksikal yang

digunakan meliputi, pengulangan (reiteration), hiponim (hyponimi), sinonimi

(synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation). Oleh teori kohesi

gramatikal dan leksikal tersebut, Hidayat memperoleh penanda, kolokasi,

penunjukan, penggantian, pelesapan, antonimi, sinonimi, dan hiponimi pada fiksi

mini dalam media sosial twitter. Sayangnya konjungsi kurang lengkap sehingga

dilengkapi oleh peneliti untuk menganalisis tajuk rencana Tribun Jogja edisi

November –Desember 2020 berupa subtitusi pada kohesi gramatikal, dan

ekuivalen pada kohesi leksikal. Selain itu, konjungsi yang digunakan oleh peneliti

lebih lengkap dibandingan dengan penelitian Hidayat.

Dalam penelitian Kusmawati (2018) kohesi gramatikal dan kohesi leksikal

yang digunakan untuk melakukan penelitian menggunakan teori Halliday dan

Hasan meliputi, referenve (referensi), substitution (subtitusi), ellypsi (elipsis), dan

conjuction (konjungsi), sedangkan kohesi leksikal yang digunakan meliputi,

reiteration (reiterasi), collocation (kolokasi). Oleh karena itu, Kusmawati

menemukan penanda referensi, subtitusi, konjungsi, hiponim, repetisi, sinonim,

antonim, dan ekuivalen pada deskripsi siswa kelas X SMK Negeri 6 Yogyakarta

tahun ajaran 2017/2018. Pada teori kohesi leksikal yang digunakan oleh

Kusumawati berbeda dengan yang digunakan oleh peneliti. Teori kohesi leksikal

yang digunakan oleh peneliti meliputi, 1) hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4)

sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.

Dalam penelitian Fauzivah (2017) menggunakan kohesi gramatikal dan kohesi

leksikal yang digunakan menggunakan teori Halliday dan Hasan meliputi,

reference (referensi), substitution (subtitusi), ellypsi (elipsis), dan conjuction

(konjungsi). Kemudian, kohesi leksikal yang digunakan meliputi, reiteration

(reiterasi), dan colloctaion (kolokasi). Oleh sebab itu, Fauzivah menemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

penanda referensi, konjungsi, pengulangan kata, dan sinonimi dalam menulis

terpimpin siswa kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet,

Ngronggot, Nganjuk. Teori kohesi leksikal yang digunakan Fauzizah berbeda

dengan penelitian ini. Dengan penelitian ini, kohesi leksikal dilengkapi meliputi,

1) hiponim, 2) repetisi, 3) kolokasi, 4) sinonim, 5) antonim, dan 6) ekuivalen.

Dari hasil penelitian ini, peneliti lebih cenderung menemukan penada pada

kohesi gramatikal. Terlebih lagi peneliti lebih sering menemukan penanda

konjungsi pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020.

Adapun penanda kohesi gramatikal lain yang peneliti temukan seperti, referensi,

subtitusi, dan elipsis.

Penanda yang ditemukan oleh peneliti diawali dengan penanda referensi.

Referensi (penunjukan) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa

satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi, 2002:18). Referensi

dibedakan menjadi dua bagian yaitu referensi anafora dan referensi katafora.

Referensi anafora merupakan pengacuan yang muncul sebelum unsur pengganti.

Sedangkan referensi katafora, pengacuan muncul setelah unsur pengganti. Dari

penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda referensi anafora nya, ia, ini, dan

itu. Adapun penanda referensi katafora yang ditemukan yaitu kata meliputi.

Berikut pembahasan data dari referensi anafora.

Pada data a) berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih

menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin. (10/031220/JKMS/TJ).

Data (1) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang menunjuk kata

Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora karena yang

ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (a) hendak menyampaikan bahwa

pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.

Pada data (b) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di

kawasan ternama di Indonesia itu ditata. (31/041120/EC/TJ). Pada data (b)

terdapat pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang menunjuk nama tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

yaitu Malioboro. Oleh sebab itu, terjadi sebuah referensi. Terjadi secara anafora

karena yang ditunjuk muncul sebelum pronomina itu.

Pada data (c) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa. (36/051120/SJDM/TJ). Proses referensi juga terjadi pada data (c). Proses

referensi terjadi karena muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu

pada nama tokoh pewayangan yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum

pronomina tersebut, maka terjadi referensi secara anafora.

Pada data (d) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada

calon presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara,

sekitar empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20 suara electoral (55/091120/BAAT/TJ). Pada data (d)

yang terjadi adalah pronomina persona tunggal ia menunjuk kata nama seseorang

yaitu, Biden. Pada data tersebut terjadi referensi secara anafora karena berada

sebelum pronomina yang menjadi penunjuk.

Untuk referensi katafora yang ditemukan hanya 1 data yang berbunyi

Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara dengan

jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika Serikat, Rusia,

Inggris, dan Brasil (139/301120/BSG/TJ). Pada data a) muncul referensi katafora

karena referensi muncul setelah kata meliputi yang merupakan penunjuk ke

perincian nagara-negara yang dimaksud.

Selanjutnya yaitu kohesi gramatikal subtitusi. Subtitusi adalah proses dan

hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar.

Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan unsur

tertentu (Mulyana, 2005:38). Subtitusi (penggantian) adalah proses dan hasil

penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Dari hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

penjelasan tersebut ditemukan subtitusi berwujud kata ini, itu, dan nya. Untuk

penanda subtitusi, peneliti menemukan beberapa penanda subtitusi dari tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan

mengenai paragraf-paragraf yang ditemukan.

Pada data a) berbunyi Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar

duka. Kali ini datang dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di

Pamekasan meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari

(11/041220/MPPC/TJ. Pada data (a) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi

karena pada klausa kita kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina

ini. Proses penggantian dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di

Pamekasan juga terjadi kabar duka.

Pada data b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang

menyadari tentang hal itu (21/021120/ASSB/TJ). Kata itu menjadi sebuah kata

penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada data b) kalimat Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi oknum pengendara nya digantikan dengan kata itu yang

membuat terjadi subtitusi.

Pada data (c) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai

beban hidup tersebut (71/121120/TKA/TJ). Adapun pronomina atau kata ganti nya

yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Pada data c) frasa ayah-ayah muda

digantikan dengan pronomina nya. Hal tersebut membuat terjadi proses subtitusi.

Pada data (d) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai

beban hidup tersebut (73/121120/TKA/TJ). Kata lain yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

penunjuk adalah kata tersebut. Pada data (d) kalimat Jika ada rumah tangga yang

anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya

kerja apa sih?' digantikan dengan kata tersebut di kalimat selanjutnya. Hal tersebut,

menimbulkan proses subtitusi pada data tersebut.

Kemudian kohesi gramatikal selanjutnya yaitu elipsis. Penghilangan

merupakan salah satu penanda dalam kohesi dalam analisis wacana. Ellipsis adalah

proses menghilangkan kata atau satuan kebahasaan-kebahasaan lain (Mulyana,

2005:28). Penggunaan ellipsis terlihat jika menemukan salah satu kata yang

dihilangkan salah satu unsur kebahasaan yang sebenarnya ada. Ellipsis yang

peneliti temukan yaitu covid-19, kita, perkantoran, Ki Seno, jumlah pengangguran,

dan menyediakan. Peneliti menemukan penanda ellipsis yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-

paragraf yang mengandung penanda ellipsis.

Pada data elipsis yang ditemukan berbunyi Angka kasus Covid-19 makin

hari bukan terus menurun, melainkan … naik bahkan … melambung cukup

signifikan (03/011220/PNPP/TJ) Setelah proses analisis mengenai kohesi

gramatikal, peneliti menemukan elipsis. Pada data (a) proses elipsis terjadi karena

Covid-19 bisa diisikan sebelum kata melambung. Karena proses elipsis, maka

menjadi lebih efektif.

Selain penanda referensi, subtitusi, elipsis, adapun penanda konjungsi yang

ditemukan. Konjungsi disebut juga sarana perangkaian unsur-unsur kewacanaan

(Mulyana 2005:29). Konjungsi adalah bentuk atau satuan kebahasaan yang

berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata dengan

kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan

seterusnya (Harimurti, 1978:105). Perangkaian tersebut digunakan untuk

menghubungkan satuan lingual dalam wacana untuk mengetahui maksud yang

disampaikan. Penanda konjungsi yang peneliti yang temukan meliputi, dan, baik …

maupun, melainkan, namun, tapi, atau, sejak, ketika, sementara, setelah, hingga,

jika, untuk, manapun, meski, seperti, karena, sebab, sehingga, maka, dengan,

bahwa, yang, sebesar, sedikit, paling … daripada, dan semoga. Untuk penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

konjungsi, peneliti menemukan beberapa penanda konjungsi dari tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan mengenai

paragraf-paragraf yang ditemukan. Penanda konjungsi yang ditemukan oleh

peneliti dibagi menjadi konjungsi koordinasi dan konjungsi subordinasi.

Koordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing

mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:396). Adapun ditemukan

konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu 1) konjungsi koordinasi hubungan

penjumlahan/penambahan (adservatif), 2) konjungsi koordinasi hubungan

perlawanan (adversatif), dan 3) konjungsi hubungan pemilihan

Pada data (a) berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih

menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin (09/031220/JKMS/TJ.

Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung satuan

bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang sama serta

memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan bahwa kata

dan dalam data (a) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta ditambah

sekitarnya.

Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (41/051120/SJDM/TJ). Kata baik … maupun berfungsi untuk penambahan

tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data (b) konjungai baik … maupun berfungsi

untuk menambahkan.

Selanjutnya yaitu konjungsi koordinasi hubungan perlawanan. Hubungan

perlawanan ialah hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam

klausa pertama perlawanan, atau tidak sama, dengan apa yang dinyatakan dalam

klausa kedua (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:412).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Adapun peneliti menemukan penanda konjungsi koordinasi hubungan perlawanan

(adversatif) yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember

2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi

koordinasi hubungan perlawanan (adversatif).

Data (a) berbunyi Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun,

melainkan naik bahkan melambung cukup signifikan (02/011220/PNPP/TJ). Kata

namun juga merupakan kata untuk menghubungan perlawanan satuan bahasa. Pada

data (b) merupakan penerapan hubungan perlawanan dengan menggunakan kata

namun.

Pada data (b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang

menyadari tentang hal itu (20/021120/ASSB/TJ). Kata namun juga merupakan kata

untuk menghubungan perlawanan satuan bahasa. Pada data (b) merupakan

penerapan hubungan perlawanan dengan menggunakan kata namun.

Pada data (c) berbunyi Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir

Maradona baru (130/271120/SJDM/TJ). Kemudian kata tapi. Kata tapi merupakan

kata dasar dari kata tetapi. Oleh sebab itu, kata tapi juga memiliki pemaknaan yang

sama dengan kata tetapi yang berfungsi menjadi penghubung proses hubungan

perlawanan. Pada data (c) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan

perlwanan kata.

Selain itu, ada konjungsi koordinasi pemilihan. Hubungan pemilihan ialah

hubungan yang menyatakan pilihan diantara dua kemungkinan atau lebih yang

dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan(Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:414). Hubungan pilihan biasanya hadir dalam

komunikasi antar masyarakat. Dari penjelasan tersebut peneliti menemukan

penanda konjungsi koordinasi hubungan pemilihan yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-

paragraf yang mengandung penanda konjungsi koordinasi hubungan pemilihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Terdapat salah satu data yang ditemukan dari semua data konjungsi koordinasi

hubungan pilihan yang ditemukan berbunyi Berdasarkan data yang dimiliki BPS

DIY, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari

2020, di mana jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38

persen. (47/061120/PPPC/TJ). Dari hasil analisis kohesi gramatikal, muncul

konjungsi pemilihan pada tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – November

2020 dengan kata yang muncul yaitu atau. Kata atau merupakan kata yang

menyatakan pilihan dengan kedudukan yang setara. Pada data tersebut ditentukan

pilihan berupa jumlah orang atau presentase pengangguran.

Selain ditemukan konjungsi koordinasi, peneliti juga menemukan konjung

subordinasi. Subordinasi menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti

kalimat majemuk yang satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:398). Adapun ditemukan

konjungsi koordinasi yang ditemukan, yaitu Konjungsi subordinasi hubungan

waktu, 2) Konjungsi subordinasi hubungan syarat, 3) Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan, 4) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif, 5) Konjungsi

subordinasi hubungan pembandingan, 6) Konjungsi subordinasi hubungan

penyebapan, 7) Konjungsi subordinasi hubungan hasil, 8) Konjungsi subordinasi

hubungan cara, 9) Konjungsi subordinasi hubungan alat, 10) Konjungsi

subordinasi hubungan komplementasi, 11) Konjungsi subordinasi hubungan

atributif, 12) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan, dan 13)Konjungsi

subordinasi hubungan optative.

Klausa subordinatif ini menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau keadaan

yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:415). Adapun hubungan waktu dibagi menjadi di empat macam

yaitu a) hubungan waktu batas permulaan, b) hubungan waktu bersamaan, c)

hubungan waktu berurutan, dan d) hubungan waktu batas akhir. Dari penjelasan

tersebut peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan waktu yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda konjungsi Konjungsi

subordinasi hubungan waktu.

Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan

3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566

sejak awal pandemi (26/031120/BMB/TJ). Kata sejak pada data tersebut berfungsi

untuk memberitahukan hubungan waktu permulaan. Pada data a) kata sejak

digunakan untuk menyatakan awal terjadi pandemi.

Kemudian data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa. (43/051120/SJDM/TJ). Kata ketika merupakan kata yang menyatakan

hubungan waktu bersamaan. Demikian pula dengan kata sementara. Pada data b)

menggunakan kata ketika untuk menyatakan waktu bersamaan.

Pada data (c) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp

1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta

yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan

di masing-masing wilayah. (97/191120/PTTB/TJ). Pada data c) menggunakan kata

sementara untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan.

Pada data (d) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di

kawasan ternama di Indonesia itu ditata (28/041120/EC/TJ). Kata setelah

berfungsi untuk menyatakan hubungan berurutan atau bisa juga digunakan untuk

urutan secara kronologis. Pada data d) kata setelah digunakan untuk menyatakan

waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Pada data (e) berbunyi Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581

kasus Covid-19 di Tanah Air (135/281120/AKBCML/TJ). Kata hingga digunakan

untuk menyatakan waktu batas akhir. Pada data e) kata hingga digunakan untuk

menyatakan hubungan waktu batas akhir dengan kata kemarin.

Setelah konjungsi subordinasi hubungan waktu, selanjutnya yaitu konjungsi

subordinasi hubungan syarat. Hubungan syarat terdapat dalam kalimat yang kausal

subordinatifnya menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebut dalam klausa

utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:417).

Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan hubungan syarat atau prediksi

kedepannya antar satuan bahasa yang di gunakan dalam wacana. Setelah

mengetahui penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda konjungsi

subordinasi hubungan syarat yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi

November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan syarat.

Pada data yang berbunyi Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan

mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi

(63/111120/MP/TJ). Dari hasil analisis kohesi gramatikal ditemukan penanda

konjungsi subordinasi hubungan tujuan meliputi, kata jika. Kata jika digunakan

untuk menyatakan syarat (janji) kalau.

Adapun konjungsi subordinasi hubungan tujuan. Hubungan tujuan terdapat

dalam kalimat yang klausa subordinatif nya menyatakan suatu tujuan atau harapan

dari apa yang disebut dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,

Hans Lapoliwa 2010:418). Dari hasil penjelasan tersebut Peneliti menemukan

penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-

paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan.

Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan

3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

sejak awal pandemi (22/031120/BMB/TJ). Kata untuk berfungsi untuk

menyatakan makna sebab atau alasan; tujuan atau maksud; bagi.

Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (39/051120/SJDM/TJ). Kata agar yang digunakan pada data di atas

berfungsi untuk menyatakan makna harapan; supaya.

Selain konjungsi subordinasi hubungan syarat, terdapat konjungsi subordinasi

hubungan konsesif. Hubungan konsesif terdapat dalam kalimat majemuk yang

klausa subordinatif nya mengandung pernyataan yang tidak akan mengubah apa

yang dinyatakan dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans

Lapoliwa 2010:419). Konjungsi ini memberikan penekanan agar pernyataan klausa

utama tidak bisa diganggu-gugat atau dirubah. Peneliti menemukan penanda

konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan konsesif.

Pada data (a) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon

presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar

empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara electoral (54/091120/BAAT/TJ). Kata manapun yang

terdapat pada data a) yang menyatakan perlawanan dengan klausa sebelumnya.

Pada data (b) berbunyi Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(119/251120/LPPV/TJ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata

meski memiliki makna kata penghubung untuk menandai perlawanan makna;

walaupun; sungguhpun. Kata mesti digunakan pada data (b) yang menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

hubungan perlawanan antara klausa konjungsi subordinasi dengan klausa

selanjutnya.

Selanjutnya adalah konjungsi subordinasi hubungan pembandingan. Hubungan

pembandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif nya

menyatakan perbandingan, kemiripan, atau referensi antara apa yang dinyatakan

pada klausa utama dengan yang dinyatakan pada klausa subordinatif itu (Hasan

Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:419). Kemiripan sebuah

pernyataan atau informasi merupakan hal yang lazim. Oleh sebab itu, pada ranah

bahasa kesamaan, atau kemiripan tersebut dihubungan dengan konjungsi

subordinasi hubungan pembandingan. Peneliti menemukan penanda konjungsi

subordinasi hubungan pembandingan yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi

November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan pembandingan.

Pada data yang ditemukan berbunyi Tentang seperti apa letusannya nanti?

Sebesar apa? Mengarah ke mana? Kita semua berharap waktu persiapan

menghadapi dampak erupsi cukup, logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki

kekuatan dan kesabaran untuk bertahan (49/071120/MBMSPS/TJ). Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata seperti berarti serupa; dengan; sebagai;

semacam. Seperti pada data (a) kata seperti digunakan untuk menyatakan situasi

yang akan terjadi.

Kemudian peneliti juga menemukan konjungsi subordinasi hubungan

penyebapan. Hubungan penyebaban terdapat dalam kalimat yang klausa

subordinatif nya menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan

dalam klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:420). Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan

penyebapan yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember

2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda

konjungsi subordinasi hubungan penyebapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Pada data a) yang ditemukan berbunyi Selang satu hari, kita kembali

mendengar kabar duka. Kali ini datang dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com,

seorang dokter di Pamekasan meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12)

dini hari (12/041220/MPPC/TJ). Kata karena pada data tersebut memiliki makna

yaitu sebab atau alasan.

Kemudian pada data c) berbunyi Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara

serentak ataupun bertahap tergantung pada kesiapan masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat (104/211120/SHBBS/TJ).

Kemudian, kata sebab memiliki makna untuk menyatakan hal yang menimbulkan

sesuatu. Kedua konjungsi digunakan untuk menyatakan sebab yang terjadi dengan

alasan atas pernyataan yang disampaikan pada klausa pertama.

Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan hasil. Hubungan hasil

terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa subordinatif nya menyatakan hasil

atau akibat dari apa yang dinyatakan dalam klausa utama(Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:420). Pada konjungsi subordinasi hasil

diterapkan jika pada klausa sebelumnya terjadi sesuatu atau manyatakan sesuatu

yang kemudian menghasilkan sesuatu. Dari penjelasan tersebut, peneliti

menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan hasil yang hadir di tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan

paragraf dari seluruh yang ditemukan yang mengandung penanda konjungsi

subordinasi hubungan hasil.

Pada data Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak awal

pandemi (23/031120/BMB/TJ) dan data Kondisi anak dan istri juga sering menjadi

cerminan sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak

terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak

heran banyak ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya

karena berbagai beban hidup tersebut (70/121120/TKA/TJ). Kata maka dan

sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau menandai akibat. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

data-data yang sudah dipaparkan di atas, terjadi hubungan hasil dimana hasil

tersebut adalah akibat yang ditimbulkan dari pernyataan klausa sebelumnya.

Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan cara. Hubungan cara

terdapat dalam kalimat yang subordinatif yang menyatakan cara pelaksanaan dari

apa yang dinyatakan oleh klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,

Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi digunakan untuk menyatakan hubungan

sebuah cara atau tindakan. Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi

hubungan cara yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –

Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf dari seluruh yang ditemukan yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan cara.

Pada data yang ditemukan berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul.

Mulai dari warung yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga

uang tersebut disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah untuk berbagai kebutuhan (83/171120/STTP/TJ).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dengan berarti kata

penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya);

sambil; seraya. Oleh karena itu, data di atas merupakan konjungsi subordinasi

hubungan cara. Hal tersebut dibuktikan hubungan cara antara klausa utama dengan

klausa konjungsi subordinasinya.

Kemudian yaitu konjungsi subordinasi hubungan alat. Hubungan alat terdapat

pada kalimat yang rasa subordinatif nya menyatakan alat yang dinyatakan oleh

klausa utama (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421).

Konjungsi ini digunakan untuk menyatakan hubungan sebuah alat atau benda yang

akan digunakan. Dari penjelasan tersebut, Peneliti menemukan penanda konjungsi

subordinasi hubungan alat yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November

– Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf dari seluruh yang ditemukan yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan alat.

Pada data (a) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (35/051120/SJDM/TJ dan data selanjutnya berbunyi Sementara secara

global, Amnesty International mencatat, negara-negara dengan jumlah kematian

petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil

(137/301120/BSG/TJ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dengan

berarti kata penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau

berlakunya); sambil; seraya. Oleh sebab itu, data-data di atas merupakan konjungsi

subordinasi hubungan alat. Hal tersebut dibuktikan hubungan alat atau objek yang

dihubungkan antara klausa utama dengan klausa konjungsi subordinasinya.

Adapun ditemukan konjungsi subordinasi hubungan komplementasi. Dalam

hubungan komplementasi, klausa subordinatif melengkapi apa yang dinyatakan

oleh verba utama atau oleh nomina subjek, baik yang dinyatakan maupun tidak

(Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:421). Konjungsi ini

digunakan untuk menyatakan penjelasan atau perincian dari klausa sebelumnya.

Hal ini menjadikan peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan

komplementasi yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November –

Desember 2020. Berikut uraian paragraf dari seluruh yang ditemukan yang

mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan komplementasi.

Salah satu data yang ditemukan berbunyi Satu bukti bahwa Yogyakarta dan

sekitarnya masih menjadi tujuan wisata adalah kala libur panjang kemarin

(08/031220/JKMS/TJ). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bahwa

berarti kata penghubung untuk menyatakan isi atau uraian bagian kalimat yang di

depan. Data-data di atas terjadi hubungan komplementasi karena terdapat konjungsi

yang memaparkan rincian atau penjelasan di klausa kedua dari klausa pertama.

Selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan atributif. Hubungan atributif

ini biasanya hadir pada subordinator yang yang menghubungan anatara kata atau

klausa utama dengan kata atau klausa selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti

menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif yang hadir di tajuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut uraian salah satu

paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan atributif.

Pada salah satu data yang ditemukan berbunyi Pun dengan perkantoran. Harus

memiliki standar operasional prosedur dalam berinteraksi dan penanganan ketika

ada yang terinfeksi Covid-19 (17/051220/KTBA/TJ). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) kata yang merupakan kata untuk menyatakan bahwa kata

atau kalimat yang berikutnya diutamakan atau dibedakan dari yang lain. Kata

tersebut sudah diterpakan pada data-data di atas. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa data-data di atas berkonjungsi subordinasi hubungan atributif

Kemudian yang ditemukan selanjutnya yaitu konjungsi subordinasi hubungan

perbandingan. Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk

bertingkat yang klausa subordinatif dan klausa utamanya mempunyai unsur yang

sama yang arahnya sama (ekuatif) atau berbeda (komparatif) (Hasan Alwi,

Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:424). Hubungan perbandingan

dibagi menjadi dua macam yaitu a) hubungan ekuatif dan b) hubungkan

komparatif. Hubungan ekuatif muncul bila hal atau unsur pada klausa subordinatif

dan klausa utama yang diperbandingkan sama tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono

Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa 2010:425). Hubungan komparatif muncul bila hal

atau unsur pada klausa subordinatif dan klausa utama yang diperbandingkan

berbeda tarafnya (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa

2010:425). Setelah melihat penjelasan tersebut. Peneliti menemukan penanda

konjungsi subordinasi hubungan perbandingan yang hadir di tajuk rencana Tribun

Jogja edisi November – Desember 2020. Adapun dibedakan menjadi dua yaitu

hubungan ekuatif dan hubungan komparatif. Berikut pembahasan paragraf-

paragraf yang mengandung penanda konjungsi subordinasi hubungan

perbandingan.

Pada hubungan perbandingan ekuatif ditemukan data berbunyi Berdasarkan

data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan

pada periode Februari 2020, di mana jumlah pengangguran mencapai 72.097

orang atau sebesar 3,38 persen (48/061120/PPPC/TJ) dan Ini kali pertama dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

sehari jumlah kasus positif tembus 5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8

Oktober ketika kasus bertambah 4.850 orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya

bertambah sedikit ke angka 37.892 orang (77/141120/SSGDBM/TJ), ditemukan

kata sebesar dan sedikit. Pada kedua kata tersebut menyatakan perbandingan

dengan menggunakan awalan se-. Data-data di atas berkonjungsi hubungan

perbandingan ekuatif karena terdapat penggunaan konjungsi subordinasi hubungan

perbadingan sebesar dan sedikit.

Pada hubungan perbandingan komparatif ditemukan data berbunyi Biden

mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana pun dalam

sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta lebih banyak

daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral atau kelebihan 20 suara

electoral (53/091120/BAAT/TJ). Dari data tersebut menyatakan perbandingan

dengan konjungsi paling … daripada dan lebih… daripada. Pada data tersebut

terjadi hubungan perbandingan secara komparatif karena yang diperbandingkan

tidak setaraf.

Kemudian kohesi gramatikal terakhir yang ditemukan, berupa konjungsi

subordinasi hubungan optative. Hubungan optatif terdapat dalam kalimat majemuk

bertingkat yang klausa utamanya menyatakan harapan agar apa yang dinyatakan

dalam klausa subordinatif dan dapat terjadi (Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo,

Hans Lapoliwa 2010:426). Hubungan optative terjadi apabila ada ide atau

proposisi yang mengandung suatu harapan atau doa (Rani et al. 2006:123). Dari

penjelasan tersebut. Peneliti menemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan

optative yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember

2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda

konjungsi subordinasi hubungan optative.

Salah satu data yang ditemukan berbunyi Semoga bangsa ini terhindar dari

pejabat-pejabat yang nafsu, nalar, naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah

penderitaan rakyat yang sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari

pandemi covid-19 (126/261120/JTPR/TJ). Kata semoga merupakan kata yang

menyatakan permohonan atau harapan. Kata ini sering kali dikaitkan dengan sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

doa atau impian. Data-data di atas berkonjungsi hubungan optative karena

menyatakan permohonan dengan menggunakan kata semoga.

Selain terdapat penanda kohesi gramatikal yang ditemukan peneliti dalam tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, peneliti juga menemukan

kohesi leksikal yang melipuri, 1) hiponim, 2) repetisi, 3) sinonim, 4) antonim, dan

5) ekuivalen. Hubungan kohesi leksikal adalah hubungan oleh sebab adanya

pertalian secara leksikal dalam wacana. Menurut Baryadi (2002:18) kohesi leksikal

adalah keterikatan leksikal (kata) antara bagian-bagian wacana. Kohesi ini berupa

kata atau frasa bebas yang mampu mempertahanlan hubungan kohesif dengan

kalimat yang mendahului atau yang mengikuti (Rani et al. 2006:129). Oleh karena

itu, peneliti menemukan penanda kohesi leksikal sebagai berikut.

Pertama yaitu kohesi leksikal hiponim. Hiponim adalah kohesi leksikal berupa

relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan

konstituen yang lain (Baryadi, 2002:26). Dari penjelasan tersebut peneliti

menemukan penanda hiponim meliputi, protokol kesehatan: masker, menjaga

jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan, 167 pengungsi kelompok

rentan: 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14

disabilitas, negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi:

Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil. Peneliti menemukan penanda hiponim

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda hiponim.

Pada data pertama yaitu data (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan

disiplin menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona

yakni, mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari

kerumunan (60/101120/PCEPT/TJ). Pada hiponim masker, menjaga jarak,

mencuci tangan, menghindari kerumunan merupakan perincian atau penjelasan dari

hipernim protokol kesehatan.

Pada data (b) berbunyi Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) DIY, 167 pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas

(80/161120/GPPM/TJ). Kemudian hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita,

satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim

167 pengungsi kelompok rentan. Pada hiponim 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25

balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas merupakan perincian dari

hipernim 167 pengungsi kelompok rentan.

Pada data (c) berbunyi Sementara secara global, Amnesty International

mencatat, negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi

meliputi Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil (138/301120/BSG/TJ). Lalu

hiponim Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Brasil merupakan perincian dari hipernim

negara-negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi.

Selanjutnya yang ditemukan berupa penanda kohesi leksikal repetisi

Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan konstituen

yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Dari penjelasan mengenai tersebut

peneiti menemukan penanda repetisi meliputi, menahan, diri, Harley-Davidson,

pasien, sembuh, Ki Seno , daripada ,suara, elektoral, orang, hingga, UMK, dan

vaksinasi. Peneliti menemukan penanda repetisi yang hadir di tajuk rencana Tribun

Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf

yang mengandung penanda repetisi.

Pada data (a) berbunyi Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan

diri membebaskan diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona (05/021220/LPKC/TJ).

Repetisi data (a) terjadi pada pengulangan kata menahan dan diri. Pada kata

menahan dilakukan pengulangan pada kalimat pertama dan kalimat kedua.

Sedangkan kata diri pengulangan kata terjadi pada kalimat pertama saja dengan

letak di tengah kalimat setelah kata menahan dan pada akhir kalimat pertama

Pada data (b) berbunyi Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang

menyadari tentang hal itu (18/021120/ASSB/TJ). Repetisi data b) terjadi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

pengulangan kata Harley-Davidson. Kata Harley-Davidson diulang pada kalimat

pertama dan kalimat kedua.

Pada data (c) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan

3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566

sejak awal pandemi (24/031120/BMB/TJ). Pada data (c) pengulangan terletak pada

kata pasien dan sembuh. Kata pasien terjadi pengulangan pada induk kalimat

sebagai subjek kalimat dan anak kalimat terakhir. Demikian pula, kata sembuh

terjadi pengulangan kata pada induk kalimat dan anak kalimat terakhir.

Pada data (d) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (44/051120/SJDM/TJ). Repetisi data d) terletak pada pengulangan kata Ki

Seno. Pengulangan kata Ki Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan

kalimat terakhir.

Pada data (e) berbunyi Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon

presiden AS mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar

empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral (57/091120/BAAT/TJ). Repetisi pada data (e)

terletak pada pengulangan kata daripada dan suara, elektoral. Pengulangan kata

daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Pengulangan kata suara

elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama dan kedua di kalimat terakhir.

Pada (f) berbunyi Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus

5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka 37.892

orang (78/141120/SSGDBM/TJ). Repetisi data f) terjadi pada pengulangan kata

orang di kalimat kedua dan kalimat ketiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Pada data (g) berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung

yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan halte

sedekah untuk berbagai kebutuhan (84/171120/STTP/TJ). Repetisi pada data g)

terletak pada pengulangan kata hingga di kalimat pertama, kalimat kedua, dan

kalimat ketiga.

Pada data (h) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp

1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta

yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan

di masing-masing wilayah (98/191120/PTTB/TJ). Repetisi data (h) terletak pada

pengulangan kata UMK di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.

Pada data (i) berbunyi Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir

Maradona baru (133/271120/SJDM/TJ). Repetisi data i) terletak pada pengulangan

kata kata nomina Maradona di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat ketiga.

Kemudian selain repetisi, peneliti juga menemukan kohesi leksikal kolokasi.

Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan

antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:28).

Kemudian menurut (Rani et al., 2006:133) bahwa kolokasi adalah suatu hal yang

selalu berdekatan atau berdampingan dengan yang lain, biasanya diasosiasikan

sebagai satu kesatuan. Oleh karena penjelasan tersebut peneliti menemukan

penanda kolokasi meliputi, Covid-19 dan pandemi, sang dan ayah, warung dan

makanan, vaksinasi dan pandemi. Peneliti menemukan penanda kolokasi yang

hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda kolokasi.

Pada data (a) berbunyi Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan

3.624 orang, sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

sejak awal pandemi (27/031120/BMB/TJ). Kata Covid-19 dan pandemi merupakan

kata yang selalu berhubungan dan tidak bisa digantikan.

Selanjutnya pada data (b) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi

cerminan sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak

terawat, orang akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak

heran banyak ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya

karena berbagai beban hidup tersebut (65/121120/TKA/TJ). Kata sang dan ayah,

merupakan pasangan kata yang hanya bisa dipasangkan pada hal atau satuan

tertentu menjadi sang ayah.

Pada data (c) berbunyi Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan (82/171120/STTP/TJ). Pada kata warung

dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan berpasangan tidak

bisa digantikan.

Pada data (d) berbunyi Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak

(123/251120/LPPV/TJ). Pada kata vaksinasi dan pandemi merupakan kolokasi

karena selalu berhubungan dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu dan tidak

bisa digantikan.

Kemudian kohesi leksikal selanjutnya yang ditemukan yaitu kohesi leksikal

sinonim. Sinonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang

mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi 2002:27).

Sinonim berfungsi menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual

tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana (Sumarlam 2009:39). Adapun

macam-macam sinom, meliputi 1) inonim morfem (bebas) dengan morfem

(terikat), 2) Sinonim kata dengan kata, 3) Sinonim kata dengan frasa atau

sebaliknya, 4) Sinonim frasa dengan frasa, dan 5) Sinonim klausa/kalimat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

klausa/kalimat. Dari penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda sinonim

meliputi, Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu ditata,

tokoh pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini, letusan dan

erupsi, sang ayah dan suaminya. Peneliti menemukan penanda sinonim yang hadir

di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda sinonim.

Pada data (a) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik

trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama

di Indonesia itu ditata (30/041120/EC/TJ). Yang membedakan subtitusi dengan

sinonim terdapat pada fungsi. Fungsi menggantikan unsur kebahasaan tertentu

bertujuan sebagai pembeda atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim

bertujuan untuk menjalin hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat

kesamaan makna. Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Halliday dan Hasan (1976:88–

89 dan 278), Harimurti (1978:100), dan Sumarlam (2009:39). Pada klausa

Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu ditata terdapat

kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa. Kedua klausa

tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu suasana atau keadaan.

Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik

penonton baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa (37/051120/SJDM/TJ). Kemudian, klausa tokoh

pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini merupakan sinonim

karena memiliki makna yang sama yaitu menunjuk dua tokoh pewayangan yaitu

Bagong dan Bima. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa.

Pada data (c) berbunyi Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa?

Mengarah ke mana? Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak

erupsi cukup, logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan

kesabaran untuk bertahan (50/071120/MBMSPS/TJ). . Lalu, pada kata letusan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

erupsi. Sinonim ini berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim

karena memiliki makna yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan

semburan pada gunung.

Pada data (d) berbunyi Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'.Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai

beban hidup tersebut (68/121120/TKA/TJ). Kemudian, frasa sang ayah dan kata

suaminya terjadi sinonim karena keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri.

Pada sinonim ini berjenis sinonim frasa dengan kata.

Kemudian setelah kohesi leksikal sinonim, adapun peneliti menemukan kohesi

leksikal antonim. Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang bersiat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen

yang lain (Baryadi, 2002:28). Adapun beberapa macam antonim menurut

Sumarlam (2009:40) yaitu, 1) oposisi mutlak, 2) posisi kutub, 3) oposisi hubungan,

4) oposisi hirarkial, dan 5) oposisi majemuk. Dari penjelasan tersebut peneliti

menemukan penanda antonim oleh peneliti meliputi, menurun dan naik, nyata dan

maya, pesan dan perintah. Peneliti menemukan penanda antonim yang hadir di

tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan

paragraf-paragraf yang mengandung penanda antonim.

Pada data (a) berbunyi Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun,

melainkan naik bahkan melambung cukup signifikan (01/011220/PNPP/TJ). Pada

kata menurun dan naik berantonim karena memiliki makna yang berlawanan. Kata

menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki makna ke atas.

Pada pertentangan kedua kata tersebut berjenis oposisi mutlak karena memiliki

pertentangan yang tidak bisa dirubah.

Pada data (b) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (42/051120/SJDM/TJ). Pada kata nyata dan maya berantonim karena

memiliki makna yang berlawanan. Kata nyata bermakna benar-benar ada bisa

disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata maya memiliki makna hanya

tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan atau imajinasi. Kedua kata

tersebut berjenis oposisi mutlak karena memiliki pertentangan yang tidak bisa

dirubah.

Pada data (c) berbunyi Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan

mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi

(62/111120/MP/TJ). Pada kata pesan dan perintah berantonim secara majemuk

atau oposisi majemuk karena bersanding antara pesan yang biasa saja dengan

perintah yang cenderung keras atau kasar.

Selanjutnya yaitu kohesi leksikal ekuivalen. Ekuivalensi atau kesepadanan

menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual

tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dari penjelasan

tersebut penanda ekuivalen yang peneliti temukan meliputi, beraktivitas dan

aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan kesembuhan, dan persentase dan persen.

Peneliti menemukan penanda ekuivalen yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja

edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang

mengandung penanda ekuivalen.

Pada data (a) berbunyi Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan

diri membebaskan diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan

aktivitas, setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona

(06/021220/LPKC/TJ) Pada kata beraktivitas dan aktivitas berekuivalen karena

kedua kata tersebut didasari kata aktivitas.

Pada data (b) berbunyi Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik

trotoar dan menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama

di Indonesia itu ditata (32/041120/EC/TJ). Pada kata menata dan ditata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

berekuivalen karena kedua kata memiliki dasar yaitu rapi. Kedua kata tersebut

didasari oleh kata dasar tata.

Pada data (c) berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp

1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta

yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan

di masing-masing wilayah (95/191120/PTTB/TJ). Kata sembuh merupakan hasil

akhir proses membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses

seseorang menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut berekuivalen.

Pada data (d) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga

kamis siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang

(103/201120/LKMDMPC/TJ). berbunyi Kata sembuh merupakan hasil akhir proses

membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang

menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut berekuivalen.

4.3.2 Penanda-penanda koherensi Tribun Jogja edisi November-Desember

2020

Tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020 merupakan

ilustrasi mengenai koherensi yang digunakan untuk penelitian sesuai dengan teori

yang digunakan oleh peneliti.

Pada penelitian Hidayat (2018), menggunakan koherensi meliputi, koherensi

logis (kronologis kausalitas, koherensi logis kontras), koherensi perian, koherensi

kronologis, koherensi pentahapan, koherensi stimulus-respons. Oleh karena

koherensi yang digunakan tersebut, Hidayat menemukan penanda koherensi

meliputi, koherensi logis (kronologis kausalitas, koherensi logis kontras),

koherensi perian, koherensi kronologis, dan koherensi stimulus-respon pada fiksi

mini dalam media sosial Twitter. Dari penelitian ini, peneliti menemukan

koherensi lebih lengkap dan berbeda dari penelitian Hidayat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Pada penelitian Kusmawati (2018) menggunakan koherensi meliputi,

koherensi berpenanda (koherensi, temporal/kronologis, 2) koherensi intensitas, 3)

koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi aditif, dan 6) koherensi

perurutan), dan koherensi tak berpenanda ( koherensi perincian, koherensi )

Dengan menggunakan teori tersebut Dania Kusmawati menemukan penanda

koherensi meliputi, koherensi berpenanda (koherensi, temporal/kronologis, 2)

koherensi intensitas, 3) koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5) koherensi

aditif, dan 6) koherensi perurutan), dan koherensi tak berpenanda ( koherensi

perincian dan koherensi wacana dialog) pada karangan deskripsi siswa kelas X

SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Teori yang digunakan oleh

Kusmawati mendukung teori yang digunakan oleh peneliti karena memiliki

konsep-konsep koherensi sama dengan peneliti.

Dalam penelitan Fauzivah (2017) menggunakan teori koherensi milik Ramlan

meliputi, hubungan penambahan, hubungan perturutan, hubungan perlawanan,

hubungan lebih/penekanan, hubungan sebab-akibat, hubungan waktu, hubungan

syarat, hubungan cara, hubungan kegunaan, hubungan penjelasan, hubungan

penyimpulan. Dari teori yang digunakan tersebut Fauzivah menemukan penanda

koherensi berupa, koherensi sebab-akibat, koherensi waktu, koherensi penjelasan,

dan koherensi perurutan dalam menulis terpimpin siswa kelas III di Madrasah

Ibtidaiyah Thoriqul Huda Juwet Ngronggot.

Koherensi yang ditemukan oleh peneliti meliputi, 1) koherensi berpenanda

(koherensi temporal atau kronologis, koherensi intensitas, koherensi kausalitas,

koherensi kontras, dan koherensi aditif), dan koherensi tak berpenanda (koherensi

perincian). Berikut paparan mengenai penanda koherensi yang ditemukan. Teori

koherensi yang digunakan penelitian Fauzivah dengan penelitian ini berbeda. Teori

koherensi yang digunakan justru sama dengan teori konjungsi yang digunakan oleh

peneliti.

Koherensi pertama yang peneliti temukan adalah koherensi berpenanda.

Koherensi berpenanda yang ditemukan hanya 5 macam meliputi, 1) koherensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

temporal atau kronologis, 2) koherensi intensitas, 3) koherensi kausalitas, 4)

koherensi kontras, dan 5) koherensi aditif.

Koherensi berpenanda pertama yang ditemukan oleh peneliti adalah koherensi

temporal atau kronologis. Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi

temporal. Koherensi ini sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan

hubungan temporal (lalu, kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) ,

dan penanda aspek (akan, belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Setelah melihat

penjelasan tersebut peneliti mwnwmukan kohereni temporal atau kronologis yaitu

kata sekarang. Peneliti menemukan penanda koherensi temporal atau kronologis

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi temporal atau

kronologis.

Pada data (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan

protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan

(58/101120/PCEPT/TJ). Data di atas berkoherensi temporal atau kronologis. Hal

tersebut dibuktikan dengan ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat

ini atau kini.

Koherensi berpenanda yang ditemukan peneliti selanjutnya yaitu koherensi

intensitas. Koherensi intensitas adalah hubungan makna penyangatan kalimat

berdasarkan penandanya. Dari penanda tersebut menjadi penghubung antara

kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya. Dari penjelasan tersebut peneliti

menemukan koherensi intensitas berupa kata padahal, sedang. Peneliti menemukan

penanda koherensi intensitas yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi

November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-paragraf yang

mengandung penanda koherensi intensitas.

Pada data (a) berbunyi Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif

tembus 5.444. Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah

4.850 orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka 37.892

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

orang (76/141120/SSGDBM/TJ). Adapun data b) yang berbunyi Sedang untuk

angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612 orang (99/201120/LKMDMPC/TJ). Data-data di atas

berkoherensi hubungan intesitas. Hal tersebut dibuktikan dengan pemakaian kata

padahal dan sedang yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan

sebelumnya.

Kemudian koherensi berpenanda yaitu koherensi kausalitas. Koherensi

kausalitas merupakan hubungan makna sebab yang mengindikasikan sebab dari

pernyataan kalimat sebelumnya dengan ditandai konjungsi sebab (kausal) seperti

oleh sebab itu, oleh karena itu, dan lantaran demikian. Oleh karena itu, peneliti

menemukan kohesi kausalitas yang meliputi, kata maka, dan dengan demikian.

Peneliti menemukan penanda koherensi kausalitas yang hadir di tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan paragraf-

paragraf yang mengandung penanda koherensi kausalitas.

Pada data (a) berbunyi Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima.

Dua tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton baik

di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama anak-anak muda

tertawa (34/051120/SJDM/TJ). Pada data di atas merupakan koherensi kausalitas

karena terjadi sebab akibat antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda

tersebut. Kata maka pada data a) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya.

Pada data (b) berbunyi Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada

522.581 kasus Covid-19 di Tanah Air (134/281120/AKBCML/TJ). Pada data di atas,

penanda dengan demikian memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan

sebelum dan sesudah penanda tersebut.

Selanjutnya yaitu koherensi kontras. Koheremsi kontras merupakan hubungan

pertentangan dari pernyataan kalimat sebelumnya. Kalimat pertentangan ini

ditandai dengan konjungsi pertentangan seperti kata, tetapi, tapi, meskipun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

sebaliknya, namun, walaupun, dan namun demikian. Setelah melihat penjelasan

tersebut koherensi kontras yang ditemukan peneliti berupa kata namun, meski, tapi,

dan sementara. Peneliti menemukan penanda koherensi kontras yang hadir di tajuk

rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut pembahasan

paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi kontras.

Pada data (a) berbunyi Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan

bahwa memang layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa

(114/241120/TCGHPMP/TJ). Selanjutnya pada data b) berbunyi Meski vaksinasi

akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi satu harapan agar

pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali beraktivitas, setidaknya lebih

leluasa dalam bergerak (120/251120/LPPV/TJ). Kemudian data c) bebunyi Tapi

Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru

(131/271120/SJDM/TJ). Koherensi kontras pada data-data di atas terletak pada kata

namun, meski, dan tapi. Kata namun, meski, dan tapi terletak di kalimat pertama

setiap data tersebut. Kata-kata tersebut digunakan untuk menyatakan pertentangan

dengan pernyataan sebelumnya.

Selanjutnya yaitu koherensi berpenanda yang ditemukan berupa koherensi

aditif. Koherensi aditif merupakan sebuah hubungan makna penambahan.

Hubungan ini terjadi saat kalimat-kalimat sebelumnya memiliki informasi

tambahan yang ditandai dengan kata lagipula, berikutnya, dan disamping itu.

Setelah melihat penjelasan tersebut peneliti menemukan penanda koherensi aditif

berupa kata sementara dan bahkan. Peneliti menemukan penanda koherensi aditif

yang hadir di tajuk rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020. Berikut

pembahasan paragraf-paragraf yang mengandung penanda koherensi aditif.

Pada data (a) berbunyi Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin

ada penambahan 3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan

mencapai 398.636 orang (88/181120/MKMPC/TJ). Selain data a) terdapat juga

data b) yang berbunyi Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu.

Bahkan, tak sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

maya. Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum

(110/231120/TCSAST/TJ). Dari hasil analisis koherensi berpenanda yang sudah

dilakukan, peneliti menemukan penanda koherensi aditif meliputi, sementara dan

bahkan. Kedua kata tersebut digunakan untuk menyatakan ada nya informasi

tambahan dari pernyataan sebelumnya.

Yang terakhir adalah koherensi tan berpenanda. Koherensi tidak berpenanda

ialah pertalian semantic antara bagian-bagian wacana yang secara tektual tidak

ditandai konjungsi namun dapat dipahami dari hubungan antar unur-unsurnya

(Baryadi 2002:34). Koherensi tak berpenanda yang ditemukan, hanya koherensi

perincian.

Koherensi tak berpenanda yang ditemukan adalah koherensi perincian. Baryadi

(2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi yang

mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara sistematis.

Setelah melihat penjelasan tersebut peneliti menemukan 3 koherensi perincian.

Berikut pembahasan mengenai ketiga data koherensi perincian yang ditemukan.

Pada (a) berbunyi Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan

protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan

(59/101120/PCEPT/TJ). Pada data a) terdapat koherensi perincian saat menyatakan

perincian terhadap protokol kesehatan yang harus dilakukan.

Pada data (b) berbunyi Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) DIY, 167 pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak

24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas

(79/161120/GPPM/TJ). Pada data b) terdapat koherensi perincian saat merinci

jumlah pengungsi yang rentan.

Kemudian data (c) yang berbunyi Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di

Kabupaten Gunungkidul yaitu naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta

yakni Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan pengupahan

di masing-masing wilayah (93/191120/PTTB/TJ). Yang terakhir, koherensi

perincian data (c) terletak penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di

Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

BAB V

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisis mengenai kohesi dan koherensi tajuk rencana

Tribun Jogja edisi November – Desember 2020, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Terdapat 139 data yang diidentifikasi oleh peneliti mengandung penanda-

kohesi dan koherensi. Data-data tersebut terdiri dari penanda kohesi yang

terdiri dari kohesi gramatikal dengan alat-alatnya yaitu, 1) referensi, 2)

subtitusi, 3) elipsis, 4) Konjungsi. Konjungsi yang ditemukan oleh peneliti

adalah konjungsi Konjungsi Koordinasi yang terdiri dari, 1) Hubungan

penjumlahan/penambahan , 2) Hubungan perlawanan (adversatif), 3)

Hubungan pemilihan. Lalu konjungsi subordinasi yang terdiri dari,1)

Hubungan waktu (Hubungan batas waktu permulaan, Hubungan waktu

bersamaan, Hubungan waktu berurutan, Hubungan waktu batas akhir), 2)

Hubungan syarat, 3) Hubungan tujuan, 4) Hubungan konsesif, 5) Hubungan

pembandingan, 6) Hubungan penyebapan,7) Hubungan hasil, 8) Hubungan

cara, 9) Hubungan alat, 10) Hubungan komplementasi, 11) Hubungan

atributif, 12) Hubungan perbandingan (Hubungan ekuatif, Hubungan

komparatif), dan 13) Hubungan optative. Adapun kohesi leksikal yang

ditemukan peneliti meliputi, 1) hiponim, 2) kolokasi, 3) repetisi, 4 sinonim,

5) Antonim, dan 6) ekuivalen. Selain itu, juga ditemukan oleh peneliti

koherensi berpenanda meliputi, 1) koherensi temporal atau kronologis, 2)

koherensi intesitas, 3) koherensi kausalitas, 4) koherensi kontras, 5)

koherensi aditif. Untuk koherensi tak berpenanda hanya ditemukan

koherensi perincian.

2. Dari rincian kohesi dan koherensi yang ditemukan, dapat disimpulkan

penelitian ini meneliti lebih lengkap seperti contohnya konjungsi.

Konjungsi lebih diuraikan dengan lengkap dan terperinci dibanding

penelitian terdahulu. Selain itu penyajian penanda koherensi juga lengkap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

dengan membedakan menjadi dua jenis yaitu koherensi berpenanda dan tak

berpenanda. Selain itu, ahli yang diacu juga langsung dari sumber buku ahli

dan menggunakan teori yang muktahir. Hal ini untuk mengatasi jika terjadi

revisi maupu perubahan penjelasan. Selain itu, adanya penggunaan kohesi

dan koherensi dengan tepat pada penanda-penanda yang ditemukan oleh

peneliti, dapat dikatakan bahwa tajuk rencana Tribun Jogja edisi November

– Desember 2021 merupakan wacana yang kohesif dan koheren. Terdapat

penanda kohesi yang digunakan, membuktikan adanya hubungan bentuk

satuan kebahasaan. Selain itu, ketepatan dalam menggunakan satuan

kebahasaan, membuktikan adanya hubungan makna antar kalimat atau

terjadi proses koherensi. Maka dari itu, wacana tersebut dapat dikatakan

baik dan mudah dipahami oleh pembaca.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya lebih teliti dalam meneliti, dan lebih

dilengkapi untuk teori yang akan digunakan. Karena teori menentukan data yang

akan diperoleh. Untuk objek yang diteliti oleh peneliti adalah tajuk rencana. Peneliti

menyaran untuk meneliti di bagian lainya seperti berita kolom, opini, atau tulisan

iklan surat kabar. Peneliti lain juga bisa meneliti selain bentuk argumentative atau

deklaratif seperti wacana berbentuk narasi, eksposisi, dan anekdot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

DAFTAR PUSTAKA

Aliah, Yoce. 2014. “Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif.” Bandung:

Bandung: Refika Aditama.

Anwar, Rosihan. 2004. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Jakarta:

Pradnya Paramitha.

Assegaff, H. A. 1983. Jurnalistik Masa Kini: pengantar ke praktek kewartawanan.

Jakarta: Jakarta: Ghalia Indonesia.

Barus, Sedia. 2010. “Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita.” Jakarta:

Erlangga.

Baryadi, Praptomo. 2002. “Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.”

Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, A. 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta:

Yogyakarta: Tata Wacana.

Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

Pelangi Aksara.

Fauzisah, Fina Anggraini. 2017. “Ananlisis Kohesi dan Koherensi dalam Menulis

Terpimpin Siswa kelas III di Madrasah Iptidaiyah Thoriqul Huda Juwet

Ngronggot Nganjuk.” Jurnal. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Nganjuk: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim 1–

187.

Halliday dan Hassan. 1976. “Cohession in English.” New York: New York:

Longman Grub Limited.

Harimurti, Kridalaksana. 1978. “Keutuhan Wacana.” Jakarta: Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono. 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keti. Jakarta: Jakarta: Pusat

Bahasa dan Balai Pustaka.

Hidayat, Amri Nur. 2018. “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini

dalam Media Sosial Twitter.” Jurnal. Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma 6–11.

Kridalaksana, H. 1981. Bahasa Baku dalam Majalah Pembinaan Bahasa

Indonesia. Jilid II. Jakarta: Jakarta: Bhratara.

Kurniyati, Diah Dwi. 2012. “Analisis Kesalahan Kohesi dan Koherensi Paragraf

pada Karangan Siswa kelas X SMA Negeri 3 Temanggung.” Jurnal. Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta 1–108.

Kusumawati, Dania. 2018. “Jenis Penanda Kekoherensian Karangan Deskripsi

Siswa Kelas X SMK Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017 / 2018.” Jurnal.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma 1(Juli 2018):1–126.

M, Ramlan. 1993. “Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa

Indonesia.” Yogyakarta: Yogyakarta: Andi Offset.

Mulyana. 2005. “Kajian Wacana, Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip

Analisis Wacana.” in Yogyakarta: Tiara Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Oktarini, Yeti Diyan. 2012. “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Karangan

Narasi Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Godean Sleman Yogyakarta.” Jurnal.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Purba, A. 1996. Kompetensi Komunikatif. Medan: Medan: USU Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Rani, Abdul, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian

Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Siregar, Ashadi. 2003. Politik Editorial Media Indonesia: Analisis Tajuk Rencana

1998-2001. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Sudaryanto. 1991. Ragam Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran BI. Semarang:

Semarang: Citra Almamater.

Sudaryanto. 2015. Metode dan aneka teknik analisis bahasa: pengantar penelitian

wahana kebudayaan secara linguistis. Yogyakarta: Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Suhardi. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar-Rus

Media.

Sumadiria, Haris. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Sumadiria, Haris. 2020. Menulis artikel dan tajuk rencana: panduan praktis

penulis, jusnalis, dan penggiat media massa. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Sumarlam, M. S. 2009. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka

Cakra.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. “Pengajaran Wacana.” in Bandung: Angkasa.

Bandung: Angkasa.

Widiatmoko, Wisnu. 2015. “Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik

Nasional Di Majalah Online Detik.” Jurnal. Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

1–43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

LAMPIRAN 1

ANALISIS

Referensi

1) Referensi Anafora

(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata

adalah kala libur panjang kemarin.

(10/031220/JKMS/TJ)

Data (1) terjadi proses referensi karena adanya pronomina nya, yang menunjuk kata

Yogyakarta. Jenis referensi yang digunakan berupa referensi anafora karena yang

ditunjuk ada sebelum penunjuk nya. Pada data (1) hendak menyampaikan bahwa

pronomina masih menjelaskan tentang Yogyakarta.

(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari

tentang hal itu.

(19/021120/ASSB/TJ)

Adapun data (2) yang sama terjadi proses referensi. Proses referensi terjadi pada

pronomina nya yang menunjuk kata Harley-Davidson. Sama dengan data (1)

referensi yang terjadi referensi anafora. Data (2) hendak menjelaskan bahwa

pengendara itu adalah pengendara Harley-Davidson.

(3) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan menata

pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di Indonesia

itu ditata.

(31/041120/EC/TJ)

Lalu proses referensi pada data (3) pada kata itu dan Malioboro. Jenis referensi

yang digunakan adalah pronomina demonstratif tunggal jauh itu yang menunjuk

nama tempat Malioboro. Data (3) ingin menjelaskan bahwa kalimat kedua masih

membahas Malioboro dengan memakai pronomina itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(36/051120/SJDM/TJ)

Proses referensi juga terjadi pada data (4). Proses referensi terjadi karena muncul

pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu pada nama tokoh pewayangan

yaitu, Bagong dan Bima. Karena muncul sebelum pronomina tersebut, maka terjadi

referensi secara anafora.

(5) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral.

(55/091120/BAAT/TJ)

Terjadi proses referensi pada data (5). Proses ini terjadi karena pada kata Biden

diganti dengan kata ia di kalimat selanjutnya. Karena data (5) penanda berbentuk

pronomina ia, maka masuk dalam kategori pronomina persona tunggal. Data

tersebut menjelaskan bahwa kalimat kedua pada masih membahas tentang Biden

dengan diganti pronomina ia.

(6) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(69/121120/TKA/TJ)

Data (6) terjadi proses referensi dengan munculnya pronomina nya yang menunjuk

kata sang ayah dan istri. Karena adanya pengacuan di kalimat kedua, kalimat kedua

masih memiliki hubungan dengan penjelasan kalimat pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

(7) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(121/251120/LPPV/TJ)

Pada data (7) muncul pronomina demonstratif dekat ini yang mengacu kata

vaksinasi di klausa pertama. Pada pronomina ini hendak menjelaskan bahwa masik

memiliki kesinambungan dengan klausa sebelumnya dengan menunjuk kata

vaksinasi.

(8) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(129/261120/JTPR/TJ)

Pada data di atas referensi anafora muncul karena terdapat pronomina nya, yang

menunjuk pada kata, pejabat-pejabat. Kata pejabat-pejabat muncul berada

sebelum pronomina penunjuk yang mengindikasikan bahwa terjadi referensi secara

anafora

2) Referensi Katafora

(1) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(139/301120/BSG/TJ)

Data (1) itu termasuk referensi katafora karena, muncul penanda kata meliputi yang

berfungsi untuk menunjuk penjelasan setelahnya yaitu Amerika Serikat, Rusia,

Inggris, dan Brasil.

Subtitusi

(1) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang

dari Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

(11/041220/MPPC/TJ)

Pada data (1) subtitusi tersebut terjadi proses subtitusi karena pada klausa kita

kelmbali mendengar kabar duka diganti dengan pronomina ini. Proses penggantian

dilakukan karena penulis hendak menjelaskan di Pamekasan juga terjadi kabar

duka.

(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang

menyadari tentang hal itu.

(21/021120/ASSB/TJ)

Pada data (2) kata itu menjadi sebuah kata penunjuk yang jauh dari pembicara. Pada

data di atas kalimat Harley-Davidson selalu menjadi korban arogansi oknum

pengendara nya digantikan dengan kata itu yang membuat terjadi subtitusi.

(3) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai

beban hidup tersebut.

(71/121120/TKA/TJ)

Pada data (3) terjadi proses subtitusi. Proses subtitusi ini terletak pada frasa ayah-

ayah muda digantikan dengan pronomina nya. Karena yang diganti berupa klausa,

proses ini termasuk dalam subtitusi klausa.

(4) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup tersebut.

(73/121120/TKA/TJ)

Pada data (4) proses subtitusi terjadi karena pada kata tersebut menunjuk kalimat

Jika ada rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

langsung tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Karena proses subtitusi yang

diganti berupa kalimat, maka masuk kategori subtitusi kalimat.

(5) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit

orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.

Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.

(112/231120/SAST/TJ)

Sama seperti data (4), data (5) juga terjadi proses subtitusi karena kalimat Bahkan,

tak sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.

diganti dengan kata tersebut di kalimat selanjutnya. Hal ini, menjelaskan bahwa

kalimat pada kata tersebut masih berhubungan dengan yang ditunjuk sebelumnya.

Elipsis

(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan … naik

bahkan … melambung cukup signifikan.

(03/011220/PNPP/TJ)

Seperti pada penjelasan bahwa elipsis adalah proses penghilangan unsur bahasa

tertentu, terjadi pada data (1). Pada data (1) proses elipsis terjadi karena adanya

penghilangan kata Covid-19 yang seharusnya bisa disisipkan setelah kata

melainkan dan kata bahkan.

(2) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya … mampu menahan laju penularan virus corona.

(07/021220/LPKC/TJ)

Pada data (2) proses elipsis terjadi karena kata kita hilang setelah kata setidaknya.

Hal ini, menandakan adanya hubungan antara kalimat pertama dengan selanjutnya.

(3) Pun dengan perkantoran. … Harus memiliki standar operasional

prosedur dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi

Covid-19. (14/051220/KTBA/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Pada data (3) terjadi proses elipsis karena kata perkantoran sebetulnya bisa

disisipkan sebelum kata Harus awal kalimat kedua. Hal ini, menandakan kalimat

kedua masih memiliki hubungan dengan kalimat pertama.

(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet … untuk menarik

penonton baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton,

terutama anak-anak muda tertawa.

(40/051120/SJDM/TJ)

Lalu, data (4) juga terjadi elipsis. Proses elipsis terjadi karena kata Ki Seno

sebetulnya bisa disisipkan setelah kata magnet. Namun, untuk menerapkan

kehematan kalimat kata itu tidak disisipkan.

(5) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan … bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(46/061120/PPPC/TJ)

Pada data (5) terjadi proses elipsis karena frasa jumlah pengangguran seharusnya

bisa disisipkan setelah kata peningatan. Hal ini, untuk menegaskan bahwa angka

yang dimaksud adalah jumlah pengangguran. Karena untuk lebih efektif frasa itu

tidak disisipkan.

(6) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, … makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(86/171120/STTP/TJ)

Selanjutnya pada data (6), proses elipsis terjadi pada karena kata menyediakan

dihilangkan setelah frasa panti asuhan. Proses elipsis ini menandakan masih ada

hubungannya pada kalimat penanda dengan kalimat yang dihilangkan salah satu

unsur bahasanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

(7) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya … lebih leluasa dalam bergerak.

(125/251120/LPPV/TJ)

Pada data (7) juga ditemukan proses elipsis. Proses ini terjadi karena kata kita

dihilangkan setelah kata setidaknya. Hal ini bertujuan agar kehematan kalimat dapat

diterapkan.

Konjungsi

1) Konjungsi Koordinasi

d) Konjungsi koordinasi hubungan penjumlahan dan penambahan

(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan wisata

adalah kala libur panjang kemarin.

(09/031220/JKMS/TJ)

Kata dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan penghubung satuan

bahasa (kata, frasa, klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk tipe yang sama serta

memiliki fungsi yang tidak berbeda. Dari penjelasan itu, menandakan bahwa kata

dan dalam data (1) berfungsi sebagai penambah dari kata Yogyakarta ditambah

sekitarnya.

(2) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur

dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(15/051220/KTBA/TJ)

Seperti pada data (1), data (2) juga muncul konjungsi koordinasi penjumlahan atau

penambahan. Konjungsi dan pada data (2) bertujuan untuk menambahkan

informasi antara klausa standar operasional prosedur dalam berinteraksi dan

penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(3) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

(29/041120/EC/TJ)

Pada data (3) terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan dan.

Adanya konjungsi dan berfungsi untuk penambah informasi mengenai yang

dibenahi yaitu klausa menata pedagang kaki lima.

(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(41/051120/SJDM/TJ)

Data (4) muncul penanda konjungsi koordinasi penjumlahan dan penambahan yang

berbeda. Konjungsi itu yaitu kata baik … maupun berfungsi untuk penambahan

tetapi memiliki kesamaan hal. Pada data di atas konjungai baik … maupun berfungsi

untuk menambahkan frasa dunia nyata.

(5) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(51/071120/MBMSPS/TJ)

Seperti data (3), data (5) juga terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan

penjumlahan dan. Pada data (3) konjungsi dan berfungsi untuk menjumlahkan

klausa masyarakat memiliki kekuatan dan klausa kesabaran untuk bertahan.

(6) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(64/121120/TKA/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lalu pada data (6) juga muncul konjungsi dan. Konjungsi ini berfungsi

menambahkan selain anak ada juga istri yang menjadi cerminan ayah. Konjungsi

itu muncul di kalimat pertama data (6).

(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(106/211120/SHBBS/TJ)

Pada data (7) terdapat konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan

yang berfungsi sebagai penambah klausa juga melaksanakan protokol kesehatan

yang sangat ketat.

(8) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi

dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(118/241120/TCGHPMP/TJ)

Pada data (8) terdapat konjungsi dan yang sama seperti data (7). Konjungsi yang

muncul itu berfungsi menambahkan klausa kemampuan mumpuni dalam mendidik

siswa yang merupakan salah satu syarat pengangkatan guru PPPK.

(9) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(124/251120/LPPV/TJ)

Data (9) muncul konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan.

Konjungsi digunakan penulis untuk memberikan penjelasan tambahan pada kalimat

data (9) bahwa kita bisa kembali beraktivitas.

(10) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(128/261120/JTPR/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Pada data (10) kata konjungsi koordinasi penjumlahan atau penambahan dan hadir

yang berfungsi untuk menambahkan pernyataan klausa nuraninya rusak.

e) Konjungsi koordinasi hubungan perlawanan

(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup signifikan.

(02/011220/PNPP/TJ)

Pada data (1) proses hubungan perlawanan terjadi karena adanya perlawanan yang

di hubungan dengan kata melainkan antara klausa sebelumnya dengan klausa

setelah muncul konjungsi itu.

(2) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.

(04/021220/LPKC/TJ)

Pada data (2) muncul konjungsi koordinasi perlawanan namun. Konjungsi namun

yang muncul, berfungsi untuk memberikan penjelasan dari klausa sebelumnya.

Walaupun beraktivitas, tetap memiliki batasan kebebasan.

(3) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang

menyadari tentang hal itu.

(20/021120/ASSB/TJ)

Pada data (3) untuk memberikan penjelasan bahwa pernyataan kalimat pertama

tidak sesuai dengan kenyataan, bahwa orang-orang kurang menyadari Harley

Daavidson menjadi korban arogansi pengendaranya. Hal itu, ditandai dengan

konjungsi koordinasi perlawanan namun.

(4) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

(61/111120/MP/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Sama halnya dengan data (3), data (4) juga muncul konjungsi koordinasi

perlawanan namun yang menegaskan adanya perlawanan maksud bahwa bukan

sekedar pesan tetapi yang disampaikan adalah sebuah perintah.

(5) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang

layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,

inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(113/241120/TCGHPMP/TJ)

Konjungsi namun data (5) hendak menjelaskan bahwa data (5) berbanding terbalik

penjelasannya dengan kalimat atau paragraf sebelumnya.

(6) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(130/271120/SJDM/TJ)

Pada data (6) menggunakan kata tapi untuk menyatakan hubungan perlawanan kata.

Kata tapi adalah kata asal dari kata tetapi, yang merupakan konjungsi perlawanan.

Kata tapi digunakan pada data (6) untuk menyatakan perlawanan dengan

pernyataan sebelumnya.

f) Konjungsi hubungan pemilihan

(1) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(47/061120/PPPC/TJ)

Pada data (1) konjungsi pemilihan terjadi pada kata atau. Kata atau pada data (1)

muncul di anak kalimat kedua, yang menentukan pilihan antara jumlah

pengangguran berbentuk jumlah orang yaitu 72.097 orang atau presentase yaitu

3,38 persen.

(2) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

(56/091120/BAAT/TJ)

Pada data (2) konjungsi pemilihan atau terjadi pada kata atau. Kata atau pada data

(2) memberikn pilihan antara 290 suara elektoral atau kelebihan suara elektoral

yaitu 20 suara elektoral.

(3) Satu harapan kita adalah imunisasi atau vaksinasi Covid-19 dapat

mempercepat penghentian pandemi.

(74/131120/MMMV/TJ)

Data (3) muncul konjungsi pilihan atau. Konjungsi atau itu berfungsi memberikan

informasi pilihan antara imunisasi atau vaksinasi Covid-19.

(4) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(105/211120/SHBBS/TJ)

Pada data (3) juga muncul konjungsi pilihan. Hanya saja, berbunyi ataupun. Namun

demikian, arti dari kata itu sama sebagai penentu pilihan informasi yaitu pemberian

izin ini bisa saja secara serentak

2) Konjungsi Subordinasi

a) Konjungsi subordinasi hubungan waktu

a. Hubungan batas waktu permulaan

(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(26/031120/BMB/TJ)

Pada data (1) muncul konjungsi yang menyatakan hubungan batas waktu

permulaan. Konjungsi itu adalah kata sejak yang berfungsi untuk menyatakan awal

terjadi pandemi.

b. Hubungan waktu bersamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur

dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(16/051220/KTBA/TJ)

Pada data (1) konjungsi yang berfungsi untuk menyatakan hubungan bersamaan

terdapat pada kata ketika yang menyatakan penanganan dan berinteraksi harus

memiliki standar operasional prosedur dilakukan bersamaan saat ada yang

terjangkit Covid-19

(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(43/051120/SJDM/TJ)

Pada data (2) terjadi atau muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan. Konjungsi

yang muncul adalah kata ketika pada kalimat terakhir. Pada konjungsi itu berfungsi

menyatakan kebersamaan antara memainkan tokoh bagong dengan membuat para

penonton atau anak-anak muda tertawa.

(3) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(75/141120/SSGDBM/TJ)

Data (3) juga seperti data (2) muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan kata

ketika yang berfungsi untuk menyatakan waktu bersamaan yang terletak pada

kalimat kedua. Pada konjungsi tersebut menunjukan hubungan waktu bersamaan

antara klausa sebelumnya dengan klausa setelah konjungsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

(4) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai

398.636 orang.

(89/181120/MKMPC/TJ)

Demikian juga dengan kata sementara pada data (4) menggunakan kata sementara

untuk menyatakan hubungan waktu bersamaan dengan informasi yang disampaikan

di pernyataan dari kalimat atau paragraf sebelumnya.

(5) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(97/191120/PTTB/TJ)

Seperti pada data (4), data (5) juga muncul konjungsi hubungan waktu bersamaan

dengan kata sementara. Konjungsi tersebut muncul untuk menyatakan bersamaan

dengan UMK naik pada wilayah Gunungkidul, UMK wilayah Kota Yogyakarta

masih yang tertinggi.

c. Hubungan waktu berurutan

(1) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(28/041120/EC/TJ)

Pada data (1) muncul kata konjungsi setelah berfungsi untuk menyatakan hubungan

berurutan atau bisa juga digunakan untuk urutan secara kronologis. Kata konjungsi

setelah berfungsi menyatakan terjadi peristiwa setelah klausa pertama di kalimat

kedua, dengan klausa kedua.

d. Hubungan waktu batas akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

(1) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(85/171120/STTP/TJ)

Pada data (1) terdapat konjungsi hubungan waktu batas akhir kata hingga yang

digunakan untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir klausa uang tersebut

disumbang ke panti asuhan dengan warga menyediakan halte sedekah.

(2) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(102/201120/LKMDMPC/TJ)

Lalu pada data (2) muncul konjungsi hubungan batas akhir pada kata hingga.

Konjungsi itu berfungsi untuk memberi informasi bahwa batas akhir waktu yang

dinyatakan adalah kamis siang.

(3) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19

di Tanah Air.

(135/281120/AKBCML/TJ)

Pada data (3) konjungsi hubungan akhir yang muncul adalah kata hingga yang

berfungsi untuk menyatakan hubungan waktu batas akhir yaitu kemarin.

b) Konjungsi subordinasi hubungan syarat

(1) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

(63/111120/MP/TJ)

Dari hasil analisis, data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan syarat berupa

kata jika. Kata pada data (1) berfungsi memberikan pengandaian jika erupsi

Gunung Merapi.

(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(66/121120/TKA/TJ)

Pada data (2) ditemukan penanda konjungsi subordinasi hubungan tujuan yaitu,

kata jika. Kata jika itu digunakan untuk menyatakan syarat (janji) kalau antara

induk kalimat dengan anak kalimat pada kalimat kedua.

c) Konjungsi subordinasi hubungan tujuan

(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(22/031120/BMB/TJ)

Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan kata untuk. Kata

untuk berfungsi untuk menyatakan makna sebab atau alasan, tujuan atau maksud

dan bagi. Pada data (1) kata untuk berfungsi untuk tujuan atau maksud penjelasan

yaitu pasien sembuh.

(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(39/051120/SJDM/TJ)

Sama seperti data (1), data (2) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan

kata untuk yang memberikan informasi bahwa penayangan kedua tokoh

pewayangan bertujuan menarik penonton.

(3) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(52/071120/MBMSPS/TJ)

Pada data (3) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk.

Konjungsi pada data (3) berfungsi memberikan penjelasan bahwa masyarakat bisa

bertahan karena masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran.

(4) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(87/171120/STTP/TJ)

Seperti data (3), data (4) juga muncul konjungsi hubungan tujuan untuk. Pada data

(4) konjungsi bertujuan memberikan penjelasan bahwa halte sedekah memiliki

berbagi kebutuhan.

(5) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai

398.636 orang.

(90/181120/MKMPC/TJ)

Pada data (4) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk. Konjungsi

untuk pada data (4) berfungsi menjelaskan bahwa yang disampaikan merupakan

jumlah pasien Covid-14 untuk kasus sembuh.

(6) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(100/201120/LKMDMPC/TJ)

Data (6) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan seperti data-data

sebelumnya, yang hendak memberikan penjelasan bahwa jumlah penambahan

ditujukan pada angka kesembuhan di kalimat pertama.

(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(107/211120/SHBBS/TJ)

Pada data (7) konjungsi untuk digunakan untuk memberikan penjelasan bahwa

sekolah memenuhi semua checklist bertujuan melakukan tatap muka.

(8) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,

inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(116/241120/TCGHPMP/TJ)

Pada data (8) munculnya konjungsi subordinasi hubungan tujuan untuk adalah

untuk memberikan penjelasan bahwa menjadi PPPK harus menjadi seorang guru

honorer yang layak.

(9) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(122/251120/LPPV/TJ)

Pada data (9) muncul konjungsi subordinasi hubungan tujuan yang berbeda yaitu

konjungsi agar. Konjungsi agar pada data (9) muncul berfungsi untuk menjelaskan

bahwa ada harapan pandemi segera berakhir.

d) Konjungsi subordinasi hubungan konsesif

(1) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral.

(54/091120/BAAT/TJ)

Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi hubungan konsesif manapun. Fungsi

adanya kata manapun dalam kalimat pertama adalah untuk membandingkan bahwa

Bidan memeroleh suara terbanyak dari pada sejarah pemilihan AS sebelum-

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

(2) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(119/251120/LPPV/TJ)

Pada data (2) berbeda konjungsi subordinasi hubungan konsesif yang ditemukan

yaitu kata meski. Konjungsi meski pada data (2) berfungsi untuk memberikan

berbanding terbalik dari klausa utama dengan klausa kedua.

e) Konjungsi subordinasi hubungan pembandingan

(1) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(49/071120/MBMSPS/TJ)

Pada data (1) konjungsi subordinasi hubungan pembandingan yang muncul adalah

kata seperti. Konjungsi seperti pada data (1) berfungsi untuk menjelaskan

gambaran jika terjadi letusan.

(2) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit

orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya.

Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum (*)

(109/231120/TCSAST/TJ)

Seperti data (1), data (2) juga menemukan konjungsi subordinasi hubungan

pembandingan seperti. Konjungsi seperti yang muncul di data (2) berfungsi untuk

membandingakan yang dinyatakan pada kalimat pertama dengan pernyataan

sebelumnya.

f) Konjungsi subordinasi hubungan penyebapan

(1) Selang satu hari, kita kembali mendengar kabar duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip Kompas.com, seorang dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena Covid-19 pada Rabu (2/12) dini hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

(12/041220/MPPC/TJ)

Setelah konjungsi hubungan perbandingan sekarang konjungsi hubungan

penyebaban. Pada data (1) konjungsi subordinasi hubungan penyebapan yang

muncul adalah kata karena yang menerangkan bahwa meninggal alasannya

diakibatkan Covid-19.

(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(72/121120/TKA/TJ)

Pada data (2) ditemukan konjungsi subordinasi hubungan penyebapan yaitu kata

karena. Kata karena terletak di kalimat ketiga dengan yang menyatakan akibat dari

pernyataan sebelumnya.

(3) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(104/211120/SHBBS/TJ)

Berbeda dengan data (1) dan data (2). Data (3) menemukan konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan dengan kata sebab. Kata sebab pada data (3) berfungsi untuk

memberikan penjelasan mengenai sebab dari penjelasan sebelumnya.

(4) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,

inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(117/241120/TCGHPMP/TJ)

Pada data (4) muncul konjungsi hubungan penyebapan karena berfungsi untuk

menerangkan bahwa para honorer yang diangkat menjadi PPPK adalah karena

kelayakannya dengan semangat, motivasi, inovasi, dan kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

g) Konjungsi subordinasi hubungan hasil

(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(23/031120/BMB/TJ)

Kata maka dan sehingga memiliki makna untuk menyatakan hubungan atau

menandai akibat. Pada data (1) terdapat kata sehingga yang mengakibatkan terjadi

hubungan hasil dimana penjelasan mengenai penambahan pasien sembuh

menjadikan jumlah keseluruhan kasus sembuh Covid-19 bertambah.

(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(33/051120/SJDM/TJ)

Pada data (2) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil, namun yang

ditemukan adalah kata maka. Konjungsi maka dalam data (2) berfungsi untuk

menyatakan sebab dari pernyataan sebelumnya.

(3) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(70/121120/TKA/TJ)

Seperti data (2), data (3) juga ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil

dengan kata maka. Fungsi dari konjungsi maka pada data (3) adalah untuk

menerangkan bahwa kalimat ketiga merupakan hasil dari penjelasan kalimat kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

(4) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai

398.636 orang.

(91/181120/MKMPC/TJ)

Pada data (4) ditemukan konjungsi subordinasi hubungan hasil sehingga.

Konjungsi ini berfungsi untuk menjelaskan bahwa adanya penambahan jumlah

sembuh, menghasilkan pernyataan penambahan juga pada jumlah total angka

kesembuhan Covid-19.

(5) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(101/201120/LKMDMPC/TJ)

Pada data (5), konjungsi subordinasi hubungan hasil yang ditemukan sama seperti

data (3) yaitu maka. Pada data (5) kata maka berfungsi untuk menerangkan bahwa

setelah penambahan angka kesembuhan, hingga kamis siang kasus penambahan

total sembuh Covid-19 menjadi 406.612 orang di klausa terakhir.

h) Konjungsi subordinasi hubungan cara

(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur

dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(13/051220/KTBA/TJ)

Pada data (6) muncul konjungsi subordinasi hubungan cara dengan. Hubungan

tersebut terjadi karena hubungan cara antara klausa utama dengan klausa konjungsi

subordinasinya yaitu perkantoran.

(2) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(83/171120/STTP/TJ)

Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi subordinasi hubungan

cara dengan. Hal ini ditunjukan dengan hubungan pernyataan sebelum konjungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

yaitu makanan dengan dihubungan dengan konjungsi dengan caranya yaitu

membayar dengan seiklasnya.

i) Konjungsi subordinasi hubungan alat

(1) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(35/051120/SJDM/TJ)

Karena konjungsi dengan pada data (1) menghubungkan Ki Seno dengan tokoh

pewayangan Bagong dan Bima maka konjungsi itu masuk dalam konjungsi

subordinasi hubungan alat.

(2) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-

negara dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi

Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(137/301120/BSG/TJ)

Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan alat

dengan. Konjungsi dengan muncul berfungsi sebagai pernyataan bahwa ada

hubungan alat yaitu jumlah kematian petugas kesehatan.

j) Konjungsi subordinasi hubungan komplementasi

(1) Satu bukti bahwa Yogyakarta dan sekitarnya masih menjadi tujuan

wisata adalah kala libur panjang kemarin.

(08/031220/JKMS/TJ)

Pada data (1) muncul konjungsi subordinasi komplementasi bahwa. Konjungsi

hubungan komplementasi bahwa pada data (1) berfungsi menerangkan klausa

subordinasi diterangkan klausa kedua yaitu kala liburan kemarin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

(2) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang

layak untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi,

inovasi dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(115/241120/TCGHPMP/TJ)

Sama seperti data (1), data (2) juga ditemukan konjungsi bahwa. Konjungsi bahwa

pada data (2) berfungsi menjelaskan atau menerangkan klausa sebelum konjungsi

dengan klausa setelah konjungsi. Yang mengindikasikan bahwa konjungsi bahwa

termasuk dalam konjungsi subordinasi komplementasi.

k) Konjungsi subordinasi hubungan atributif

(1) Pun dengan perkantoran. Harus memiliki standar operasional prosedur

dalam berinteraksi dan penanganan ketika ada yang terinfeksi Covid-19.

(17/051220/KTBA/TJ)

Pada data (1) ditemukan konjungsi hubungan atributif yang. Konjungsi yang pada

data (1) berfungsi untuk mengutamakan pernyataan terinfeksi Covid-19 pada

kalimat kedua.

(2) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(25/031120/BMB/TJ)

Sama halnya dengan data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan atributif

yang yang berfungsi sebagai penegasan atau mengutamakan pernyataan sembuh

kini dengan jumlah angka yang dimaksud.

(3) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(38/051120/SJDM/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Pada data (3) muncul konjungsi hubungan atributif yang, adalah untuk

mengutamakan pernyataan mengenai menjadi magnet pada kalimat kedua.

Pernyataan itu adalah penjelasan tentang dua tokoh pewayangan yang menarik

perhatian penonton Ki Seno.

(4) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(45/061120/PPPC/TJ)

Data selanjutnya yang muncul konjungsi subordinasi hubungan atributif yang

adalah data (4). Konjungsi yang pada data (4) berfungsi untuk mengutamakan

pernyataan dimiliki BPS DIY. Hal ini untuk menerangkan bahwa data itu milik BPS

DIY.

(5) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(67/121120/TKA/TJ)

Pada data (5) ditemukan dua konjungsi subordinasi hubungan atributif yang.

Konjungsi yang yang pertama berfungsi untuk membedakan rumah tangga dengan

anak istrinya tampak tak terawatt. Lalu, konjungsi yang kedua berfungsi

membedakan antara pernyataan banyak ayah-ayah muda dengan wajahnya lebih

tua.

(6) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(81/171120/STTP/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Pada data (6) muncul konjungsi subordinasi hubungan atributif yang yang berfungsi

untuk mengutamakan atau menekankan bahwa warung yang dimaksud yang

menyediakan makanan.

(7) Sebab, pemberian izin ini bisa saja secara serentak ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan masing-masing daerah. Sekolah harus

memenuhi semua checklist untuk melakukan tatap muka dan juga

melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

(108/211120/SHBBS/TJ)

Pada data (7) terdapat konjungsi subordinasi hubungan atributif di kalimat kedua.

Konjungsi pada data (7) itu berfungsi untuk mengutamakan atau menekankan

mengenai melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.

(8) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak

sedikit orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia

maya. Ingat, tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.

(111/231120/TCSAST/TJ)

Lalu, data selanjutnya adalah data (8). Data (8) juga muncul konjungsi subordinasi

hubungan atributif yang dengan fungsinya yaitu mengutamakan atau menerangkan

sedikit orang dengan pernyataan terlalu berani.

(9) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(127/261120/JTPR/TJ)

Pada data (9) sama seperti data (5) terdapat dua konjungsi subordinasi hubungan

atributif yang. Konjungsi yang yang pertama berfungsi untuk membedakan bahwa

pejabat yang dimaksud adalah pejabat yang nafsu, nalar, naluri dan naruninya

rusak. Lalu, konjungsi yang yang kedua berfungsi untuk mengutamakan atau

menekankan pernyataan sudah berbulan-bulan tentang penderitaan rakyat terjadi.

l) Konjungsi subordinasi hubungan perbandingan

a) Hubungan ekuatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

(1) Berdasarkan data yang dimiliki BPS DIY, angka ini mengalami

peningkatan bila dibandingkan pada periode Februari 2020, di mana

jumlah pengangguran mencapai 72.097 orang atau sebesar 3,38 persen.

(48/061120/PPPC/TJ)

Pada data (1) terjadi hubungan perbandingan dengan menggunakan awalan se-.

Hubungan ini dinyatakan dengan kata sebesar yang dihubungan antara dengan

jumlah pengangguran dengan presentase.

(2) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(77/141120/SSGDBM/TJ)

Pada data (2) terjadi hubungan perbandingan secara ekuatif ditandai dengan adanya

kata sedikit yang merupakan kata awalan Se-. Data (2) berkonjungsi hubungan

perbandingan ekuatif karena membandingkan dengan kalimat sebelumnya.

(3) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(94/191120/PTTB/TJ)

Seperti data (1), data (3) juga memiliki hubungan perbandingan secara ekuatif. Hal

itu ditandai dengan adanya kata sebesar yang merupakan kata dengan awal Se-

dengan fungsi nya sebagai pembanding antara presentase dengan kenaikan jumlah

UMK yang dinyatakan.

b) Hubungan komparatif

(1) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS

mana pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

empat juta lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20 suara elektoral.

(53/091120/BAAT/TJ)

Pada data (1) perbandingan dengan konjungsi paling … daripada dan lebih…

daripada. Pada data (1) terjadi hubungan perbandingan secara komparatif karena

yang diperbandingkan tidak setaraf.

m) Konjungsi subordinasi hubungan optative

(1) Semoga bangsa ini terhindar dari pejabat-pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak. Jangan tambah penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan belum juga bebas bisa dari pandemi covid-19.

(126/261120/JTPR/TJ)

Pada data (1) terdapat konjungsi subordinasi hubungan optative. Hal ini

dikarenakan munculnya kata semoga. Fungsi konjungsi semoga pada data (1)

untuk permohonan untuk bangsa Indonesia terhindar dari pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya rusak.

(2) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(132/271120/SJDM/TJ)

Sama seperti data (1), data (2) juga muncul konjungsi hubungan optative.

Konjungsi itu yaitu konjungsi semoga. Konjungsi semoga pada data (2) berfungsi

untuk berharap dari pernyataan sebelumnya mengenai Maradona baru.

Kohesi Leksikal

1. Hiponim

(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol

kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari

kerumunan.

(60/101120/PCEPT/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Hiponim adalah kohesi leksikal berupa relasi makna leksikal yang bersifat hierarkis

antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:26). Dari

penjelasan tersebut ditemukan hiponim pada data (1) yaitu berupa perincian

masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan yang merupakan

penjelasan dari hipernim protokol kesehatan.

(2) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25

balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.

(80/161120/GPPM/TJ)

Sama halnya dengan data (1) hiponim pada data (2) muncul karena adanya

perincian 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25 balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui,

14 disabilitas merupakan perincian dari hipernim 167 pengungsi kelompok rentan.

(3) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

(138/301120/BSG/TJ)

Hiponim juga muncul di data (3). Hal itu ditandai dengan perincian Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, Brasil yang adalah penjelasan dari negara-negara dengan

jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi.

2. Repetisi

(1) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.

(05/021220/LPKC/TJ)

Pengulangan atau repetisi adalah kohesi leksikal berupa pengulangan konstituen

yang telas disebutkan (Baryadi, 2002:25). Dari penjelasan tersebut ditemukan

repetisi pada data (1). Repetisi terletak pada pengulangan kata menahan dan diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

(2) Kasihan Harley-Davidson. Harley-Davidson selalu menjadi korban

arogansi oknum pengendara nya. Namun, orang-orang kurang menyadari

tentang hal itu.

(18/021120/ASSB/TJ)

Demikian pula pada data (2) juga ditemukan repetisi pada kata Harley Davidson

pada kalimat pertama dan kalimat kedua. Hal ini kalimat pertama dan kalimat kedua

memiliki hubungan bentuk dan bahasan.

(3) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(24/031120/BMB/TJ)

Pada data (3) pengulangan terletak pada kata pasien dan sembuh. Kata pasien

terjadi pengulangan pada induk kalimat sebagai subjek kalimat dan anak kalimat

terakhir. Demikian pula, kata sembuh terjadi pengulangan kata pada induk kalimat

dan anak kalimat terakhir.

(4) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(44/051120/SJDM/TJ)

Pada data (4) repetisi terjadi saat pengulangan kata Ki Seno. Pengulangan kata Ki

Seno terjadi kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat terakhir. Hal ini memberi

maksud ketiga kalimat memiliki bahasan yang masih saling berkaitan.

(5) Biden mengantongi suara paling banyak daripada calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia meraup lebih dari 74 juta suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada Trump. Biden mendapatkan 290 suara elektoral

atau kelebihan 20 suara elektoral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

(57/091120/BAAT/TJ)

Pada data (5) juga terjadi pengulangan pada kata daripada dan suara, elektoral.

Pengulangan kata daripada terjadi pada kalimat pertama dan kalimat kedua.

Pengulangan kata suara elektoral terjadi pada hubungan pemilihan pertama dan

kedua di kalimat terakhir.

(6) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(78/141120/SSGDBM/TJ)

Data (6) juga terjadi proses repetisi. Hal ini ditandai dengan pengulangan kata

orang pada kalimat kedua dan kalimat ketiga dari data (6). Proses repetisi

mengindikasikan bahwa kalimat kedua dan ketiga memiliki pembahasan yang

saling berkaitan.

(7) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(84/171120/STTP/TJ)

Selanjutnya repetisi juga terjadi pada data (7) dengan ditandai kata hingga.

Pengulangan kata hingga terjadi di di kalimat pertama, kalimat kedua, dan kalimat

ketiga.

(8) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(98/191120/PTTB/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Data (8) juga terjadi proses repetisi. Repetisi terjadi pada data (8) ditandai dengan

pengulangan kata UMK. Pengulangan terjadi di kalimat pertama setelah kata

kenaikan. Lalu, kalimat kedua muncul setelah kata jumlah. Kata UMK juga muncul

di kalimat ketiga setelah kata penetapan.

(9) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(133/271120/SJDM/TJ)

Pada data (9) repetisi terjadi karena adanya pengulangan kata Maradona. Kata

Maradona muncul pada kalimat pertama dan kalimat kedua.

3. Kolokasi

(1) Untuk pasien sembuh, dalam sehari, ada penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

(27/031120/BMB/TJ)

Halliday dan Hasan (1976:287) menyampaikan bahwa kolokasi disebabkan oleh

kedua kata atau lebih sering muncul bersamaan dalam suatu konstruksi bahasa atau

konteks wacana yang sama. Dari penjelasan itu, ditemukan kolokasi pada data (1)

dengan kata Covid-19 dan pandemi merupakan kata yang selalu berhubungan dan

tidak bisa digantikan di setiap digunakan pada unsur kebahasaan tertentu.

(2) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(65/121120/TKA/TJ)

Demikian pula kata sang dan ayah data (2). Kedua kata itu adalah pasangan kata

yang hanya bisa dipasangkan pada unsur bahasa tertentu seperti sang ayah.

(3) Berbagai gerakan sosial pun muncul. Mulai dari warung yang

menyediakan makanan dengan bayar seiklasnya hingga uang tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

disumbang ke panti asuhan, makanan gratis hingga warga menyediakan

halte sedekah untuk berbagai kebutuhan.

(82/171120/STTP/TJ)

Pada data (3) juga ditemukan proses kolokasi yaitu pada kata warung dan makanan.

Pada kata warung dan makanan merupakan kata yang pasti selalu berhubungan dan

selalu hadir dalam satuan bahasa yang digunakan.

(4) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(123/251120/LPPV/TJ)

Lalu, ada juga kolokasi yang terjadi pada (4). Kata-kata itu adalah kata vaksinasi

dan pandemi. Kedua kata itu termasuk dalam kolokasi karena selalu berhubungan

dan selalu ada dalam satuan lingual tertentu dan tidak bisa digantikan.

4. Sinonim

(1) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(30/041120/EC/TJ)

Yang membedakan subtitusi dengan sinonim adalah pada fungsinya. Fungsi

subtitusi adalah menggantikan unsur kebahasaan tertentu bertujuan sebagai

pembeda atau unsur lain untuk dijelaskan. Sedangkan sinonim bertujuan untuk

menjalin hubungan antar unsur kebahasaan karena terdapat kesamaan makna. Hal

tersebut sudah dijelaskan oleh Halliday dan Hasan (1976:88–89 dan 278),

Harimurti (1978:100), dan Sumarlam (2009:39). Pada data (1) proses sinonim

muncul klausa Malioboro terus dibenahi dan kawasan ternama di Indonesia itu

ditata terdapat kesamaan. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan klausa.

Kedua klausa tersebut memiliki sinonim dalam hal makna yaitu suasana atau

keadaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(37/051120/SJDM/TJ)

Kemudian, sinonim yang ditemukan pada data (2) terdapat pada klausa tokoh

pewayangan Bagong dan Bima dan Dua tokoh pewayangan ini. Kedua klausa

bersinonim karena memiliki makna yang sama yaitu menunjuk dua tokoh

pewayangan yaitu Bagong dan Bima. Sinonim ini berjenis sinonim klausa dengan

klausa.

(3) Tentang seperti apa letusannya nanti? Sebesar apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu persiapan menghadapi dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan masyarakat memiliki kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

(50/071120/MBMSPS/TJ)

Lalu, data (3) proses terjadinya sinonim pada kata letusan dan erupsi. Sinonim ini

berjenis kata dengan kata. Kedua kata tersebut bersinonim karena memiliki makna

yang sama dalam hal bencana gunung yaitu menimbulkan semburan pada gunung.

(4) Kondisi anak dan istri juga sering menjadi cerminan sang ayah. Jika ada

rumah tangga yang anak istrinya tampak tak terawat, orang akan langsung

tertuju pada 'suaminya kerja apa sih?'. Maka tak heran banyak ayah-ayah

muda yang wajahnya lebih tua ketimbang umurnya karena berbagai beban

hidup tersebut.

(68/121120/TKA/TJ)

Kemudian, sinonim pada data (4) muncul pada frasa sang ayah dan kata suaminya.

Hal itu dikarenakan, keduanya sama-sama menunjuk ayah dari istri. Pada sinonim

ini berjenis sinonim frasa dengan kata.

5. Antonim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

(1) Angka kasus Covid-19 makin hari bukan terus menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup signifikan.

(01/011220/PNPP/TJ)

Antonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat

kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain

(Baryadi, 2002:28). Pada data (1) antonim terjadi pada kata menurun dan naik. Kata

menurun memiliki makna ke bawah, sedangkan kata naik memiliki makna ke atas.

Pertentangan kedua kata itu masuk dalam jenis oposisi mutlak karena memiliki

pertentangan yang tidak bisa dirubah.

(2) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(42/051120/SJDM/TJ)

Lalu, pada data (2) antonim muncul pada kata nyata dan maya. Kata nyata

bermakna benar-benar ada bisa disentuh, didengar, dan dilihat, sedangkan kata

maya memiliki makna hanya tampaknya saja tetapi tidak ada dan hanya khayalan

atau imajinasi. Sama seperti data (1) antonim pada data (2) berjenis oposisi mutlak

karena memiliki pertentangan yang tidak bisa dirubah.

(3) Bukan sekadar pesan, namun perintah demi kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

(62/111120/MP/TJ)

Pada data (3) juga ditemukan antonim yaitu kata pesan berlawanan dengan kata

perintah. Kedua kata itu berantonim secara majemuk atau oposisi majemuk karena

bersanding antara pesan yang biasa saja dengan perintah yang cenderung keras atau

kasar.

6. Ekuivalen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

(1) Kita tetap beraktivitas, namun harus mampu menahan diri membebaskan

diri. Mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu menahan laju penularan virus corona.

(06/021220/LPKC/TJ)

Ekuivalensi atau kesepadanan menurut Sumarlam (2009:46) adalah hubungan

kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam

sebuah paradigma. Berdasarkan penjelasan tersebut, ditemukan penanda ekuivalen

pada data (1) meliputi, beraktivitas dan aktivitas, menata dan ditata, sembuh dan

kesembuhan, dan persentase dan persen. Pada kata beraktivitas dan aktivitas

berekuivalen karena kedua kata tersebut didasari kata aktivitas.

(2) Wajah Malioboro terus dibenahi. Setelah mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki lima, kini arus lalu lintas di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

(32/041120/EC/TJ)

Pada data (2) terjadi proses ekuivalen ditandai dengan kata menata dan ditata.

Kedua kata berekuivalen kata memiliki kesamaan hubungan yaitu merikan sesuatu.

Kedua kata tersebut didasari oleh kata dasar tata.

(3) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai

398.636 orang.

(92/181120/MKMPC/TJ)

Demikian juga, pada data (3) juga muncul ekuivalen pada kata sembuh dan kata

kesembuhan. Kata sembuh merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena

penyakit. Kata kesembuhan merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh

karena kesamaan hal maka dapat dikatakan kedua kata itu berekuivalen.

(4) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(95/191120/PTTB/TJ)

Pada data (4) proses ekuivalen terjadi pada kata persentase dan persen. Kedua kata

tersebut berekuivalen karena memiliki kata dasar persen dengan pembahasan yang

sama.

(5) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(103/201120/LKMDMPC/TJ)

Pada data (5) juga mengalami proses ekuivalen. Proses ini terjadi pada kata sembuh

merupakan hasil akhir proses membaik yang terkena penyakit. Kata kesembuhan

merupakan proses seseorang menuju ke sembuh. Oleh sebab itu. kedua kata tersebut

berekuivalen.

Koherensi

1. Koherensi Berpenanda

a. Koherensi Temporal/Kronologis

(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol

kesehatan demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.

(58/101120/PCEPT/TJ)

Koherensi pertama yang berpenanda adalah koherensi temporal. Koherensi ini

sering ditunjukkan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu,

kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang) , dan penanda aspek (akan,

belum, sudah) (Baryadi 2002:32). Berdasarkan penjelasan itu, data (1) termasuk

dalam berkoherensi temporal atau kronologis. Hal tersebut dibuktikan dengan

ditemukan kata sekarang yang menyatakan waktu saat ini atau kini.

b. Koherensi Intensitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

(1) Ini kali pertama dalam sehari jumlah kasus positif tembus 5.444.

Sebelumnya rekor tercipta pada 8 Oktober ketika kasus bertambah 4.850

orang. Padahal jumlah tes kemarin hanya bertambah sedikit ke angka

37.892 orang.

(76/141120/SSGDBM/TJ)

Pada data (1) ditemukan penanda berkoherensi hubungan intesitas yaitu pada kata

padahal yang merujuk pada pernyataan kesungguhan setelah penjelasan

sebelumnya.

(2) Sedang untuk angka kesembuhan bertambah 4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19 sembuh mencapai 406.612 orang.

(99/201120/LKMDMPC/TJ)

Data (2) juga muncul koherensi hubungan intensitas dengan ditandai pemakaian

kata sedang yang memberikan pernyataan kesungguhan setelah penjelasan sebelum

dari kata sedang. Hal tersebut karena kata sedang pada data di atas memiliki makna

yang sama dengan kata padahal.

c. Koherensi Kausalitas

(1) Maka tak heran Ki Seno mendapat julukan Dalang Milenial. Ki Seno

sangat lekat dengan sosok tokoh pewayangan Bagong dan Bima. Dua

tokoh pewayangan ini pula yang menjadi magnet untuk menarik penonton

baik di dunia nyata maupun dunia maya. Ketika Ki Seno mulai memainkan

tokoh Bagong, maka akan langsung membuat para penonton, terutama

anak-anak muda tertawa.

(34/051120/SJDM/TJ)

Koherensi kausalitas adalah pernyataan yang diakibatkan oleh pernyataan

sebelumnya. Pada data (1) koherensi kausalitas karena terjadi dengan ditandai

dengan kata maka pada data (1) menyatakan sebab dari penjelasan sebelumnya.

(2) Dengan demikian, hingga kemarin tercatat ada 522.581 kasus Covid-19

di Tanah Air.

(134/281120/AKBCML/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Pada data (2) muncul koherensi kausalitas. Hal ini dikarenakan, terjadi sebab akibat

antara penjelasan sebelum dengan sesudah penanda tersebut. Penanda dengan

demikian, memiliki hubungan sebab akibat dengan penjelasan sebelum dan sesudah

penanda tersebut.

d. Koherensi Kontras

(1) Namun di sisi lain, para honorer harus menunjukkan bahwa memang layak

untuk diangkat menjadi PPPK karena memiliki semangat, motivasi, inovasi

dan kemampuan mumpuni dalam mendidik siswa.

(114/241120/TCGHPMP/TJ)

Pada data (1) terjadi koherensi kontras pada kata namun yang digunakan untuk

menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan kalimat atau paragraf

sebelumnya dengan pernyataan sebaliknya.

(2) Meski vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, setidaknya ini menjadi

satu harapan agar pandemi ini segera berakhir dan kita bisa kembali

beraktivitas, setidaknya lebih leluasa dalam bergerak.

(120/251120/LPPV/TJ)

Sama seperti data (1), data (2) muncul koherensi kontras kata meski yang memiliki

fungsi untuk menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan klausa

konjungsi dengan klausa setelahnya.

(3) Tapi Pesona Maradona tetap berbeda. Semoga terlahir Maradona baru.

(131/271120/SJDM/TJ)

Demikian juga dengan data (3) muncul koherensi kontras berupa kata tapi yang

memiliki kata asli dari kata tetapi. Pada data di atas, kata tapi digunakan untuk

menyatakan pertentangan dengan pernyataan di penjelasan kalimat atau paragraf

sebelumnya dengan pernyataan pesona Maradona tetap berbeda.

e. Koherensi Aditif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

(1) Sementara untuk kasus sembuh dalam sehari kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19 sehingga total angka kesembuhan mencapai 398.636

orang.

(88/181120/MKMPC/TJ)

Dari hasil analisis koherensi berpenanda peneliti menemukan penanda koherensi

aditif meliputi, sementara dan bahkan. Pada data (1) terdapat kata sementara

digunakan untuk menyatakan ada nya informasi tambahan dari pernyataan

sebelumnya.

(2) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(96/191120/PTTB/TJ)

Pada data (2) terdapat kata sementara yang digunakan untuk menyatakan informasi

tambahan dari pernyataan sebelumnya mengenai kenaikan UMK di Gunung Kidul

dengan tambahan infomasi berupa jumlah UMK di Kota Yogyakarta.

(3) Di negeri kita masih jamak terjadi fenomena sepeti itu. Bahkan, tak sedikit

orang yang terlalu berani mengumbar pendapat sesat di dunia maya. Ingat,

tidak-tanduk tersebut akan membawa konsekuensi hukum.

(110/231120/TCSAST/TJ)

Data (3) juga terdapat koherensi aditif dengan ditandai kata bahkan yang digunakan

untuk menyatakan informasi tambahan dari pernyataan sebelum kata bahkan

berupa pernyataan mengenai banyak orang yang senang menyebarkan pendapat

sesat.

(4) Sementara secara global, Amnesty International mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian petugas kesehatan tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, dan Brasil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

(136/301120/BSG/TJ)

Seperti data (3) berupa kata bahkan, data (4) juga muncul koherensi aditif berupa

kata sementara yang digunakan untuk menambahkan informasi mengenai pendapat

Amnesty International mengenai negara-begara yang memiliki kematian tenaga

kesehatan tertinggi.

f. Koherensi Perurutan

2. Koherensi Tak Berpenanda

a. Koherensi Perincian

(1) Kita sekarang mulai membiasakan disiplin menerapkan protokol kesehatan

demi mencegah penularan virus corona yakni, mengenakan masker,

menjaga jarak, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan.

(59/101120/PCEPT/TJ)

Baryadi (2002:32) mengatakan bahwa koherensi perincian adalah koherensi yang

mengatakan hubungan makna rincian penjelaskan sesuatu hal secara sistematis.

Pada data (1) terdapat koherensi perincian saat menyatakan perincian terhadap

protokol kesehatan yang harus dilakukan.

(2) Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok rentan terdiri atas 86 lansia, 24 anak-anak 24, 25

balita, satu ibu hamil, 17 ibu menyusui, 14 disabilitas.

(79/161120/GPPM/TJ)

Pada data (2) juga ditemukan koherensi perincian berupa pernyataan merinci

jumlah pengungsi yang rentan.

(3) Persentase kenaikan UMK tertinggi ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu

naik sebesar 3.81 persen menjadi Rp 1.770.000 dari Rp 1.705.000.

Sementara jumlah UMK tertinggi masih dipegang Kota Yogyakarta yakni

Rp 2.069.530 dari Rp 2.004.000 di 2020. Penetapan UMK ini berdasarkan

rekomendasi dari pemerintah kabupaten/kota se-DIY bersama dewan

pengupahan di masing-masing wilayah.

(93/191120/PTTB/TJ)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Yang terakhir adalah data (3). Pada data (3) koherensi perincian terletak pada

penjelasan mengenai presentase dan kenaikan UMK di Kabupaten Gunung Kidul

dan Kota Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

LAMPIRAN 2

Data Kohesi dan Koherensi

Skripsi Dengan Judul Penanda-Penanda Kohesi dan Koherensi

Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November – Desember 2020

Oleh: Petrus Dian Agus Nugroho

Pembimbing: Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Hum.

Petunjuk Triangulasi

1. Triangulator memberikan tanda centang (√) pada kolom disetujui oleh penyidik atau tidak disetujui oleh penyidik yang

menggambarkan penilaian anda.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis data.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator memberikan tanda tangan pada bagian akhir.

No Kode

Kartu

Data

Paragraf dan kalimat Penanda kohesi dan koherensi Disetujui

oleh

penyidik

Tidak

disetujui

oleh

penyidik

Keterangan

1 (10/0312

20/JKMS

/TJ)

Satu bukti bahwa

Yogyakarta dan sekitarnya

masih menjadi tujuan

Referensi Anafora

Data (1) terjadi proses referensi

karena adanya pronomina nya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

wisata adalah kala libur

panjang kemarin.

yang menunjuk kata

Yogyakarta. Jenis referensi

yang digunakan berupa

referensi anafora karena yang

ditunjuk ada sebelum penunjuk

nya. Pada data (1) hendak

menyampaikan bahwa

pronomina masih menjelaskan

tentang Yogyakarta.

2 (19/0211

20/ASSB/

TJ)

Kasihan Harley-Davidson.

Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi

oknum pengendara nya.

Namun, orang-orang

kurang menyadari tentang

hal itu.

Referensi Anafora

Adapun data (2) yang sama

terjadi proses referensi. Proses

referensi terjadi pada

pronomina nya yang menunjuk

kata Harley-Davidson. Sama

dengan data (1) referensi yang

terjadi referensi anafora. Data

(2) hendak menjelaskan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

pengendara itu adalah

pengendara Harley-Davidson.

3 (31/0411

20/EC/T

J)

Wajah Malioboro terus

dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki

lima, kini arus lalu lintas di

kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

Referensi Anafora

Lalu proses referensi pada data

(3) pada kata itu dan

Malioboro. Jenis referensi yang

digunakan adalah pronomina

demonstratif tunggal jauh itu

yang menunjuk nama tempat

Malioboro. Data (3) ingin

menjelaskan bahwa kalimat

kedua masih membahas

Malioboro dengan memakai

pronomina itu.

4 (36/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Referensi Anafora

Proses referensi juga terjadi

pada data (4). Proses referensi

terjadi karena muncul

pronomina demonstratif dekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

ini yang mengacu pada nama

tokoh pewayangan yaitu,

Bagong dan Bima. Karena

muncul sebelum pronomina

tersebut, maka terjadi referensi

secara anafora.

5 (55/0911

20/BAAT/

TJ)

Biden mengantongi suara

paling banyak daripada

calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia

meraup lebih dari 74 juta

suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada

Trump. Biden

Referensi Anafora

Terjadi proses referensi pada

data (5). Proses ini terjadi

karena pada kata Biden diganti

dengan kata ia di kalimat

selanjutnya. Karena data (5)

penanda berbentuk pronomina

ia, maka masuk dalam kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

mendakpatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20

suara elektoral.

pronomina persona tunggal.

Data tersebut menjelaskan

bahwa kalimat kedua pada

masih membahas tentang Biden

dengan diganti pronomina ia.

6 (69/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Referensi Anafora

Data (6) terjadi proses referensi

dengan munculnya pronomina

nya yang menunjuk kata sang

ayah dan istri. Karena adanya

pengacuan di kalimat kedua,

kalimat kedua masih memiliki

hubungan dengan penjelasan

kalimat pertama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

7 (121/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Referensi Anafora

Pada data (7) muncul

pronomina demonstratif dekat

ini yang mengacu kata

vaksinasi di klausa pertama.

Pada pronomina ini hendak

menjelaskan bahwa masik

memiliki kesinambungan

dengan klausa sebelumnya

dengan menunjuk kata

vaksinasi.

8 (129/261

120/JTP

R/TJ)

Semoga bangsa ini

terhindar dari pejabat-

pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya

rusak. Jangan tambah

penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan

Referensi Anafora

Pada data di atas referensi

anafora muncul karena terdapat

pronomina nya, yang menunjuk

pada kata, pejabat-pejabat.

Kata pejabat-pejabat muncul

berada sebelum pronomina

penunjuk yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

belum juga bebas bisa dari

pandemi covid-19.

mengindikasikan bahwa terjadi

referensi secara anafora.

9 (139/301

120/BSG/

TJ)

Sementara secara global,

Amnesty International

mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian

petugas kesehatan tertinggi

meliputi Amerika Serikat,

Rusia, Inggris, dan Brasil.

Referensi Katafora

Data (1) itu termasuk referensi

katafora karena, muncul

penanda kata meliputi yang

berfungsi untuk menunjuk

penjelasan setelahnya yaitu

Amerika Serikat, Rusia,

Inggris, dan Brasil.

10 (11/0412

20/MPP

C/TJ)

Selang satu hari, kita

kembali mendengar kabar

duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip

Kompas.com, seorang

dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena

Covid-19 pada Rabu (2/12)

dini hari.

Subtitusi

Pada data (1) subtitusi tersebut

terjadi proses subtitusi karena

pada klausa kita kelmbali

mendengar kabar duka diganti

dengan pronomina ini. Proses

penggantian dilakukan karena

penulis hendak menjelaskan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Pamekasan juga terjadi kabar

duka.

11 (21/0211

20/ASSB/

TJ)

Kasihan Harley-Davidson.

Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi

oknum pengendara nya.

Namun, orang-orang

kurang menyadari tentang

hal itu.

Subtitusi

Pada data (2) kata itu menjadi

sebuah kata penunjuk yang jauh

dari pembicara. Pada data di

atas kalimat Harley-Davidson

selalu menjadi korban arogansi

oknum pengendara nya

digantikan dengan kata itu yang

membuat terjadi subtitusi.

√ Tidak ada

pemarkah

subtitusi.

12 (71/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

Subtitusi

Pada data (3) terjadi proses

subtitusi. Proses subtitusi ini

terletak pada frasa ayah-ayah

muda digantikan dengan

pronomina nya. Karena yang

diganti berupa klausa, proses ini

√ Status –nya

dalam

konteks

tersebut

merupakan

pemarkah

Anafora.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

termasuk dalam subtitusi

klausa.

13 (73/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju

pada 'suaminya kerja apa

sih?'. Maka tak heran

banyak ayah-ayah muda

yang wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Subtitusi

Pada data (4) proses subtitusi

terjadi karena pada kata

tersebut menunjuk kalimat Jika

ada rumah tangga yang anak

istrinya tampak tak terawat,

orang akan langsung tertuju

pada 'suaminya kerja apa sih?'.

Karena proses subtitusi yang

diganti berupa kalimat, maka

masuk kategori subtitusi

kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

14 (112/231

120/SAST

/TJ)

Di negeri kita masih jamak

terjadi fenomena sepeti itu.

Bahkan, tak sedikit orang

yang terlalu berani

mengumbar pendapat

sesat di dunia maya. Ingat,

tidak-tanduk tersebut akan

membawa konsekuensi

hukum.

Subtitusi

Sama seperti data (4), data (5)

juga terjadi proses subtitusi

karena kalimat Bahkan, tak

sedikit orang yang terlalu

berani mengumbar pendapat

sesat di dunia maya. diganti

dengan kata tersebut di kalimat

selanjutnya. Hal ini,

menjelaskan bahwa kalimat

pada kata tersebut masih

berhubungan dengan yang

ditunjuk sebelumnya.

15 (03/0112

20/PNPP

/TJ)

Angka kasus Covid-19

makin hari bukan terus

menurun, melainkan …

naik bahkan … melambung

cukup signifikan.

Elipsis

Seperti pada penjelasan bahwa

elipsis adalah proses

penghilangan unsur bahasa

tertentu, terjadi pada data (1).

Pada data (1) proses elipsis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

terjadi karena adanya

penghilangan kata Covid-19

yang seharusnya bisa disisipkan

setelah kata melainkan dan kata

bahkan.

16 (07/0212

20/LPKC

/TJ)

Kita tetap beraktivitas,

namun harus mampu

menahan diri

membebaskan diri.

Mematuhi protokol

kesehatan dalam

menjalankan aktivitas,

setidaknya … mampu

menahan laju penularan

virus corona.

Elipsis

Pada data (2) proses elipsis

terjadi karena kata kita hilang

setelah kata setidaknya. Hal ini,

menandakan adanya hubungan

antara kalimat pertama dengan

selanjutnya.

17 (14/0512

20/KTBA

/TJ)

Pun dengan perkantoran.

… Harus memiliki standar

operasional prosedur

dalam berinteraksi dan

Elipsis

Pada data (3) terjadi proses

elipsis karena kata perkantoran

sebetulnya bisa disisipkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

sebelum kata Harus awal

kalimat kedua. Hal ini,

menandakan kalimat kedua

masih memiliki hubungan

dengan kalimat pertama.

18 (40/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet … untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

membuat para penonton,

Elipsis

Lalu, data (4) juga terjadi

elipsis. Proses elipsis terjadi

karena kata Ki Seno sebetulnya

bisa disisipkan setelah kata

magnet. Namun, untuk

menerapkan kehematan kalimat

kata itu tidak disisipkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

terutama anak-anak muda

tertawa.

19 (46/0611

20/PPPC

/TJ)

Berdasarkan data yang

dimiliki BPS DIY, angka ini

mengalami peningkatan …

bila dibandingkan pada

periode Februari 2020, di

mana jumlah

pengangguran mencapai

72.097 orang atau sebesar

3,38 persen.

Elipsis

Pada data (5) terjadi proses

elipsis karena frasa jumlah

pengangguran seharusnya bisa

disisipkan setelah kata

peningatan. Hal ini, untuk

menegaskan bahwa angka yang

dimaksud adalah jumlah

pengangguran. Karena untuk

lebih efektif frasa itu tidak

disisipkan.

20 (86/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

Elipsis

Selanjutnya pada data (6),

proses elipsis terjadi pada

karena kata menyediakan

dihilangkan setelah frasa panti

asuhan. Proses elipsis ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

panti asuhan, … makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

menandakan masih ada

hubungannya pada kalimat

penanda dengan kalimat yang

dihilangkan salah satu unsur

bahasanya.

21 (125/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya … lebih leluasa

dalam bergerak.

Elipsis

Pada data (7) juga ditemukan

proses elipsis. Proses ini terjadi

karena kata kita dihilangkan

setelah kata setidaknya. Hal ini

bertujuan agar kehematan

kalimat dapat diterapkan.

22 (09/0312

20/JKMS

/TJ)

Satu bukti bahwa

Yogyakarta dan sekitarnya

masih menjadi tujuan

wisata adalah kala libur

panjang kemarin.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Kata dan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia merupakan

penghubung satuan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

(kata, frasa, klausa, dan

kalimat) yang setara, termasuk

tipe yang sama serta memiliki

fungsi yang tidak berbeda. Dari

penjelasan itu, menandakan

bahwa kata dan dalam data (1)

berfungsi sebagai penambah

dari kata Yogyakarta ditambah

sekitarnya.

23 (15/0512

20/KTBA

/TJ)

Pun dengan perkantoran.

Harus memiliki standar

operasional prosedur

dalam berinteraksi dan

penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Seperti pada data (1), data (2)

juga muncul konjungsi

koordinasi penjumlahan atau

penambahan. Konjungsi dan

pada data (2) bertujuan untuk

menambahkan informasi antara

klausa standar operasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

prosedur dalam berinteraksi

dan penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

24 (29/0411

20/EC/TJ

)

Wajah Malioboro terus

dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki

lima, kini arus lalu lintas di

kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Pada data (3) terdapat

konjungsi koordinasi

penjumlahan dan penambahan

dan. Adanya konjungsi dan

berfungsi untuk penambah

informasi mengenai yang

dibenahi yaitu klausa menata

pedagang kaki lima.

25 (41/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Data (4) muncul penanda

konjungsi koordinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

membuat para penonton,

terutama anak-anak muda

tertawa.

penjumlahan dan penambahan

yang berbeda. Konjungsi itu

yaitu kata baik … maupun

berfungsi untuk penambahan

tetapi memiliki kesamaan hal.

Pada data di atas konjungai baik

… maupun berfungsi untuk

menambahkan frasa dunia

nyata.

26 (51/0711

20/MBM

SPS/TJ)

Tentang seperti apa

letusannya nanti? Sebesar

apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu

persiapan menghadapi

dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan

masyarakat memiliki

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Seperti data (3), data (5) juga

terdapat konjungsi koordinasi

penjumlahan penjumlahan dan.

Pada data (3) konjungsi dan

berfungsi untuk menjumlahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

klausa masyarakat memiliki

kekuatan dan klausa kesabaran

untuk bertahan.

27 (64/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Lalu pada data (6) juga muncul

konjungsi dan. Konjungsi ini

berfungsi menambahkan selain

anak ada juga istri yang

menjadi cerminan ayah.

Konjungsi itu muncul di

kalimat pertama data (6).

28 (106/211

120/SHB

BS/TJ)

Sebab, pemberian izin ini

bisa saja secara serentak

ataupun bertahap

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

tergantung pada kesiapan

masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk

melakukan tatap muka dan

juga melaksanakan

protokol kesehatan yang

sangat ketat.

Pada data (7) terdapat

konjungsi koordinasi

penjumlahan atau penambahan

dan yang berfungsi sebagai

penambah klausa juga

melaksanakan protokol

kesehatan yang sangat ketat.

29 (118/241

120/TCG

HPMP/T

J)

Namun di sisi lain, para

honorer harus

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Pada data (8) terdapat

konjungsi dan yang sama

seperti data (7). Konjungsi yang

muncul itu berfungsi

menambahkan klausa

kemampuan mumpuni dalam

mendidik siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

merupakan salah satu syarat

pengangkatan guru PPPK.

30 (124/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Data (9) muncul konjungsi

koordinasi penjumlahan atau

penambahan dan. Konjungsi

digunakan penulis untuk

memberikan penjelasan

tambahan pada kalimat data (9)

bahwa kita bisa kembali

beraktivitas.

31 (128/261

120/JTP

R/TJ)

Semoga bangsa ini

terhindar dari pejabat-

pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya

rusak. Jangan tambah

penderitaan rakyat yang

Konjungsi koordinasi

hubungan

penjumlahan/penambahan

Pada data (10) kata konjungsi

koordinasi penjumlahan atau

penambahan dan hadir yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

sudah berbulan-bulan

belum juga bebas bisa dari

pandemi covid-19.

berfungsi untuk menambahkan

pernyataan klausa nuraninya

rusak.

32 (02/0112

20/PNPP

/TJ)

Angka kasus Covid-19

makin hari bukan terus

menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup

signifikan.

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Pada data (1) proses hubungan

perlawanan terjadi karena

adanya perlawanan yang di

hubungan dengan kata

melainkan antara klausa

sebelumnya dengan klausa

setelah muncul konjungsi itu.

33 (04/0212

20/LPKC

/TJ)

Kita tetap beraktivitas,

namun harus mampu

menahan diri

membebaskan diri.

Mematuhi protokol

kesehatan dalam

menjalankan aktivitas,

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Pada data (2) muncul konjungsi

koordinasi perlawanan namun.

Konjungsi namun yang muncul,

berfungsi untuk memberikan

penjelasan dari klausa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

setidaknya mampu

menahan laju penularan

virus corona.

sebelumnya. Walaupun

beraktivitas, tetap memiliki

batasan kebebasan.

34 (20/0211

20/ASSB/

TJ)

Kasihan Harley-Davidson.

Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi

oknum pengendara nya.

Namun, orang-orang

kurang menyadari tentang

hal itu.

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Pada data (3) untuk

memberikan penjelasan bahwa

pernyataan kalimat pertama

tidak sesuai dengan kenyataan,

bahwa orang-orang kurang

menyadari Harley Daavidson

menjadi korban arogansi

pengendaranya. Hal itu,

ditandai dengan konjungsi

koordinasi perlawanan namun.

35 (61/1111

20/MP/T

J)

Bukan sekadar pesan,

namun perintah demi

kebaikan mitigasi bencana

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Sama halnya dengan data (3),

data (4) juga muncul konjungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

jika sewaktu-waktu terjadi

erupsi Gunung Merapi.

koordinasi perlawanan namun

yang menegaskan adanya

perlawanan maksud bahwa

bukan sekedar pesan tetapi

yang disampaikan adalah

sebuah perintah.

36 (113/241

120/TCG

HPMP/T

J)

Namun di sisi lain, para

honorer harus

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Konjungsi namun data (5)

hendak menjelaskan bahwa

data (5) berbanding terbalik

penjelasannya dengan kalimat

atau paragraf sebelumnya.

37 (130/271

120/SJD

M/TJ)

Tapi Pesona Maradona

tetap berbeda. Semoga

terlahir Maradona baru.

Konjungsi koordinasi

hubungan perlawanan

Pada data (6) menggunakan

kata tapi untuk menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

hubungan perlawanan kata.

Kata tapi adalah kata asal dari

kata tetapi, yang merupakan

konjungsi perlawanan. Kata

tapi digunakan pada data (6)

untuk menyatakan perlawanan

dengan pernyataan sebelumnya.

38 (47/0611

20/PPPC

/TJ)

Berdasarkan data yang

dimiliki BPS DIY, angka

ini mengalami peningkatan

bila dibandingkan pada

periode Februari 2020, di

mana jumlah

pengangguran mencapai

72.097 orang atau sebesar

3,38 persen.

Konjungsi hubungan

pemilihan

Pada data (1) konjungsi

pemilihan terjadi pada kata

atau. Kata atau pada data (1)

muncul di anak kalimat kedua,

yang menentukan pilihan antara

jumlah pengangguran

berbentuk jumlah orang yaitu

72.097 orang atau presentase

yaitu 3,38 persen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

39 (56/0911

20/BAAT/

TJ)

Biden mengantongi suara

paling banyak daripada

calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia

meraup lebih dari 74 juta

suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada

Trump. Biden

mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20

suara elektoral.

Konjungsi hubungan

pemilihan

Pada data (2) konjungsi

pemilihan atau terjadi pada kata

atau. Kata atau pada data (2)

memberikn pilihan antara 290

suara elektoral atau kelebihan

suara elektoral yaitu 20 suara

elektoral.

40 (74/1311

20/MMM

V/TJ)

Satu harapan kita adalah

imunisasi atau vaksinasi

Covid-19 dapat

mempercepat penghentian

pandemi.

Konjungsi hubungan

pemilihan

Data (3) muncul konjungsi

pilihan atau. Konjungsi atau itu

berfungsi memberikan

informasi pilihan antara

imunisasi atau vaksinasi Covid-

19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

41 (105/211

120/SHB

BS/TJ)

Sebab, pemberian izin ini

bisa saja secara serentak

ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan

masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk

melakukan tatap muka dan

juga melaksanakan

protokol kesehatan yang

sangat ketat.

Konjungsi hubungan

pemilihan

Pada data (3) juga muncul

konjungsi pilihan. Hanya saja,

berbunyi ataupun. Namun

demikian, arti dari kata itu sama

sebagai penentu pilihan

informasi yaitu pemberian izin

ini bisa saja secara serentak.

42 (26/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

Konjungsi subordinasi

hubungsn batas waktu

permulaan

Pada data (1) muncul konjungsi

yang menyatakan hubungan

batas waktu permulaan.

Konjungsi itu adalah kata sejak

yang berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

menyatakan awal terjadi

pandemi.

43 (16/0512

20/KTBA

/TJ)

Pun dengan perkantoran.

Harus memiliki standar

operasional prosedur

dalam berinteraksi dan

penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu bersamaan

Pada data (1) konjungsi yang

berfungsi untuk menyatakan

hubungan bersamaan terdapat

pada kata ketika yang

menyatakan penanganan dan

berinteraksi harus memiliki

standar operasional prosedur

dilakukan bersamaan saat ada

yang terjangkit Covid-19.

44 (43/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu bersamaan

Pada data (2) terjadi atau

muncul konjungsi hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

waktu bersamaan. Konjungsi

yang muncul adalah kata ketika

pada kalimat terakhir. Pada

konjungsi itu berfungsi

menyatakan kebersamaan

antara memainkan tokoh

bagong dengan membuat para

penonton atau anak-anak muda

tertawa.

45 (75/1411

20/SSGD

BM/TJ)

Ini kali pertama dalam

sehari jumlah kasus positif

tembus 5.444. Sebelumnya

rekor tercipta pada 8

Oktober ketika kasus

bertambah 4.850 orang.

Padahal jumlah tes

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu bersamaan

Data (3) juga seperti data (2)

muncul konjungsi hubungan

waktu bersamaan kata ketika

yang berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

kemarin hanya bertambah

sedikit ke angka 37.892

orang.

menyatakan waktu bersamaan

yang terletak pada kalimat

kedua. Pada konjungsi tersebut

menunjukan hubungan waktu

bersamaan antara klausa

sebelumnya dengan klausa

setelah konjungsi.

46 (89/1811

20/MKM

PC/TJ)

Sementara untuk kasus

sembuh dalam sehari

kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19

sehingga total angka

kesembuhan mencapai

398.636 orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu bersamaan

Demikian juga dengan kata

sementara pada data (4)

menggunakan kata sementara

untuk menyatakan hubungan

waktu bersamaan dengan

informasi yang disampaikan di

pernyataan dari kalimat atau

paragraf sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

47 (97/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

pengupahan di masing-

masing wilayah.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu bersamaan

Seperti pada data (4), data (5)

juga muncul konjungsi

hubungan waktu bersamaan

dengan kata sementara.

Konjungsi tersebut muncul

untuk menyatakan bersamaan

dengan UMK naik pada

wilayah Gunungkidul, UMK

wilayah Kota Yogyakarta

masih yang tertinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

48 (28/0411

20/EC/TJ

)

Wajah Malioboro terus

dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki

lima, kini arus lalu lintas

di kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu berurutan

Pada data (1) muncul kata

konjungsi setelah berfungsi

untuk menyatakan hubungan

berurutan atau bisa juga

digunakan untuk urutan secara

kronologis. Kata konjungsi

setelah berfungsi menyatakan

terjadi peristiwa setelah klausa

pertama di kalimat kedua,

dengan klausa kedua.

49 (85/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu batas akhir

sampai dan hingga

Pada data (1) terdapat

konjungsi hubungan waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

batas akhir kata hingga yang

digunakan untuk menyatakan

hubungan waktu batas akhir

klausa uang tersebut

disumbang ke panti asuhan

dengan warga menyediakan

halte sedekah.

50 (102/201

120/LKM

DMPC/T

J)

Sedang untuk angka

kesembuhan bertambah

4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612

orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu batas akhir

sampai dan hingga

Lalu pada data (2) muncul

konjungsi hubungan batas akhir

pada kata hingga. Konjungsi itu

berfungsi untuk memberi

informasi bahwa batas akhir

waktu yang dinyatakan adalah

kamis siang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

51 (135/281

120/AKB

CML/TJ)

Dengan demikian, hingga

kemarin tercatat ada

522.581 kasus Covid-19 di

Tanah Air.

Konjungsi subordinasi

hubungan waktu batas akhir

sampai dan hingga

Pada data (3) konjungsi

hubungan akhir yang muncul

adalah kata hingga yang

berfungsi untuk menyatakan

hubungan waktu batas akhir

yaitu kemarin.

52 (63/1111

20/MP/T

J)

Bukan sekadar pesan,

namun perintah demi

kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi

erupsi Gunung Merapi.

Konjungsi subordinasi

hubungan syarat

Dari hasil analisis, data (1)

muncul konjungsi subordinasi

hubungan syarat berupa kata

jika. Kata pada data (1)

berfungsi memberikan

pengandaian jika erupsi

Gunung Merapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

53 (66/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Konjungsi subordinasi

hubungan syarat

Pada data (2) ditemukan

penanda konjungsi subordinasi

hubungan tujuan yaitu, kata

jika. Kata jika itu digunakan

untuk menyatakan syarat (janji)

kalau antara induk kalimat

dengan anak kalimat pada

kalimat kedua.

54 (22/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan.

Pada data (1) muncul konjungsi

subordinasi hubungan tujuan

kata untuk. Kata untuk

berfungsi untuk menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

makna sebab atau alasan, tujuan

atau maksud dan bagi. Pada

data (1) kata untuk berfungsi

untuk tujuan atau maksud

penjelasan yaitu pasien

sembuh.

55 (39/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Sama seperti data (1), data (2)

juga muncul konjungsi

subordinasi hubungan tujuan

kata untuk yang memberikan

informasi bahwa penayangan

kedua tokoh pewayangan

bertujuan menarik penonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

56 (52/0711

20/MBM

SPS/TJ)

Tentang seperti apa

letusannya nanti? Sebesar

apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap

waktu persiapan

menghadapi dampak

erupsi cukup, logistik

mencukupi, dan

masyarakat memiliki

kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Pada data (3) juga ditemukan

konjungsi subordinasi

hubungan tujuan untuk.

Konjungsi pada data (3)

berfungsi memberikan

penjelasan bahwa masyarakat

bisa bertahan karena

masyarakat memiliki kekuatan

dan kesabaran.

57 (87/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

Seperti data (3), data (4) juga

muncul konjungsi hubungan

tujuan untuk. Pada data (4)

konjungsi bertujuan

memberikan penjelasan bahwa

halte sedekah memiliki berbagi

kebutuhan.

58 (90/1811

20/MKM

PC/TJ)

Sementara untuk kasus

sembuh dalam sehari

kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19

sehingga total angka

kesembuhan mencapai

398.636 orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Pada data (4) muncul konjungsi

subordinasi hubungan tujuan

untuk. Konjungsi untuk pada

data (4) berfungsi menjelaskan

bahwa yang disampaikan

merupakan jumlah pasien

Covid-14 untuk kasus sembuh.

59 (100/201

120/LKM

Sedang untuk angka

kesembuhan bertambah

4.265, maka, hingga kamis

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

DMPC/T

J)

siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612

orang.

Data (6) juga muncul konjungsi

subordinasi hubungan tujuan

seperti data-data sebelumnya,

yang hendak memberikan

penjelasan bahwa jumlah

penambahan ditujukan pada

angka kesembuhan di kalimat

pertama.

60 (107/211

120/SHB

BS/TJ)

Sebab, pemberian izin ini

bisa saja secara serentak

ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan

masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk

melakukan tatap muka dan

juga melaksanakan

protokol kesehatan yang

sangat ketat.

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Pada data (7) konjungsi untuk

digunakan untuk memberikan

penjelasan bahwa sekolah

memenuhi semua checklist

bertujuan melakukan tatap

muka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

61 (116/241

120/TCG

HPMP/T

J)

Namun di sisi lain, para

honorer harus

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Pada data (8) munculnya

konjungsi subordinasi

hubungan tujuan untuk adalah

untuk memberikan penjelasan

bahwa menjadi PPPK harus

menjadi seorang guru honorer

yang layak.

62 (122/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Konjungsi subordinasi

hubungan tujuan

Pada data (9) muncul konjungsi

subordinasi hubungan tujuan

yang berbeda yaitu konjungsi

agar. Konjungsi agar pada data

(9) muncul berfungsi untuk

menjelaskan bahwa ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

harapan pandemi segera

berakhir.

63 (54/0911

20/BAAT/

TJ)

Biden mengantongi suara

paling banyak daripada

calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia

meraup lebih dari 74 juta

suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada

Trump. Biden

mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20

suara elektoral.

Konjungsi subordinasi

hubungan konsesif

Pada data (1) muncul konjungsi

subordinasi hubungan konsesif

manapun. Fungsi adanya kata

manapun dalam kalimat

pertama adalah untuk

membandingkan bahwa Bidan

memeroleh suara terbanyak dari

pada sejarah pemilihan AS

sebelum-sebelumnya.

64 (119/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

Konjungsi subordinasi

hubungan konsesif

Pada data (2) berbeda

konjungsi subordinasi

hubungan konsesif yang

ditemukan yaitu kata meski.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Konjungsi meski pada data (2)

berfungsi untuk memberikan

berbanding terbalik dari klausa

utama dengan klausa kedua.

65 (49/0711

20/MBM

SPS/TJ)

Tentang seperti apa

letusannya nanti? Sebesar

apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap

waktu persiapan

menghadapi dampak

erupsi cukup, logistik

mencukupi, dan

masyarakat memiliki

kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

Konjungsi subordinasi

hubungan pembandingan

Pada data (1) konjungsi

subordinasi hubungan

pembandingan yang muncul

adalah kata seperti. Konjungsi

seperti pada data (1) berfungsi

untuk menjelaskan gambaran

jika terjadi letusan.

66 (109/231

120/TCS

AST/TJ)

Di negeri kita masih jamak

terjadi fenomena sepeti itu.

Bahkan, tak sedikit orang

Konjungsi subordinasi

hubungan pembandingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

yang terlalu berani

mengumbar pendapat sesat

di dunia maya. Ingat,

tidak-tanduk tersebut akan

membawa konsekuensi

hukum (*)

Seperti data (1), data (2) juga

menemukan konjungsi

subordinasi hubungan

pembandingan seperti.

Konjungsi seperti yang muncul

di data (2) berfungsi untuk

membandingakan yang

dinyatakan pada kalimat

pertama dengan pernyataan

sebelumnya.

67 (12/0412

20/MPP

C/TJ)

Selang satu hari, kita

kembali mendengar kabar

duka. Kali ini datang dari

Pamekasan. Mengutip

Kompas.com, seorang

dokter di Pamekasan

meninggal dunia karena

Covid-19 pada Rabu (2/12)

dini hari.

Konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan

Setelah konjungsi hubungan

perbandingan sekarang

konjungsi hubungan

penyebaban. Pada data (1)

konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan yang

muncul adalah kata karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

yang menerangkan bahwa

meninggal alasannya

diakibatkan Covid-19.

68 (72/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya

karena berbagai beban

hidup tersebut.

Konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan

Pada data (2) ditemukan

konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan yaitu

kata karena. Kata karena

terletak di kalimat ketiga

dengan yang menyatakan akibat

dari pernyataan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

69 (104/211

120/SHB

BS/TJ)

Sebab, pemberian izin ini

bisa saja secara serentak

ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan

masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk

melakukan tatap muka dan

juga melaksanakan

protokol kesehatan yang

sangat ketat.

Konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan

Berbeda dengan data (1) dan

data (2). Data (3) menemukan

konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan dengan

kata sebab. Kata sebab pada

data (3) berfungsi untuk

memberikan penjelasan

mengenai sebab dari penjelasan

sebelumnya.

70 (117/241

120/TCG

HPMP/T

J)

Namun di sisi lain, para

honorer harus

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

Konjungsi subordinasi

hubungan penyebapan

Pada data (4) muncul konjungsi

hubungan penyebapan karena

berfungsi untuk menerangkan

bahwa para honorer yang

diangkat menjadi PPPK adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

karena kelayakannya dengan

semangat, motivasi, inovasi,

dan kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

71 (23/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

Konjungsi subordinasi

hubungan hasil

Kata maka dan sehingga

memiliki makna untuk

menyatakan hubungan atau

menandai akibat. Pada data (1)

terdapat kata sehingga yang

mengakibatkan terjadi

hubungan hasil dimana

penjelasan mengenai

penambahan pasien sembuh

menjadikan jumlah keseluruhan

kasus sembuh Covid-19

bertambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

72 (33/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

Konjungsi subordinasi

hubungan hasil

Pada data (2) juga ditemukan

konjungsi subordinasi

hubungan hasil, namun yang

ditemukan adalah kata maka.

Konjungsi maka dalam data (2)

berfungsi untuk menyatakan

sebab dari pernyataan

sebelumnya.

73 (70/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

Konjungsi subordinasi

hubungan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Seperti data (2), data (3) juga

ditemukan konjungsi

subordinasi hubungan hasil

dengan kata maka. Fungsi dari

konjungsi maka pada data (3)

adalah untuk menerangkan

bahwa kalimat ketiga

merupakan hasil dari penjelasan

kalimat kedua.

74 (91/1811

20/MKM

PC/TJ)

Sementara untuk kasus

sembuh dalam sehari

kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19

sehingga total angka

kesembuhan mencapai

398.636 orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan hasil

Pada data (4) ditemukan

konjungsi subordinasi

hubungan hasil sehingga.

Konjungsi ini berfungsi untuk

menjelaskan bahwa adanya

penambahan jumlah sembuh,

menghasilkan pernyataan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

penambahan juga pada jumlah

total angka kesembuhan Covid-

19.

75 (101/201

120/LKM

DMPC/T

J)

Sedang untuk angka

kesembuhan bertambah

4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612

orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan hasil

Pada data (5), konjungsi

subordinasi hubungan hasil

yang ditemukan sama seperti

data (3) yaitu maka. Pada data

(5) kata maka berfungsi untuk

menerangkan bahwa setelah

penambahan angka

kesembuhan, hingga kamis

siang kasus penambahan total

sembuh Covid-19 menjadi

406.612 orang di klausa

terakhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

76 (13/0512

20/KTBA

/TJ)

Pun dengan perkantoran.

Harus memiliki standar

operasional prosedur

dalam berinteraksi dan

penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

Konjungsi subordinasi

hubungan cara

Pada data (6) muncul konjungsi

subordinasi hubungan cara

dengan. Hubungan tersebut

terjadi karena hubungan cara

antara klausa utama dengan

klausa konjungsi

subordinasinya yaitu

perkantoran.

√ Konstruksi

dengan

dalam

konteks data

tersebut tidak

merepresenta

sikan makna

semantik

“hubungan

cara”

77 (83/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

Konjungsi subordinasi

hubungan cara

Sama halnya dengan data (1),

data (2) juga muncul konjungsi

subordinasi hubungan cara

dengan. Hal ini ditunjukan

dengan hubungan pernyataan

sebelum konjungsi yaitu

makanan dengan dihubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

dengan konjungsi dengan

caranya yaitu membayar

dengan seiklasnya.

78 (35/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

Konjungsi subordinasi

hubungan alat

Karena konjungsi dengan pada

data (1) menghubungkan Ki

Seno dengan tokoh pewayangan

Bagong dan Bima maka

konjungsi itu masuk dalam

konjungsi subordinasi

hubungan alat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

79 (137/301

120/BSG/

TJ)

Sementara secara global,

Amnesty International

mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian

petugas kesehatan tertinggi

meliputi Amerika Serikat,

Rusia, Inggris, dan Brasil.

Konjungsi subordinasi

hubungan alat

Sama halnya dengan data (1),

data (2) juga muncul konjungsi

hubungan alat dengan.

Konjungsi dengan muncul

berfungsi sebagai pernyataan

bahwa ada hubungan alat yaitu

jumlah kematian petugas

kesehatan.

.

√ Konstruksi

dengan

dalam

konteks data

tersebut tidak

merepresenta

sikan makna

semantik

“hubungan

alat”

80 (08/0312

20/JKMS

/TJ)

Satu bukti bahwa

Yogyakarta dan sekitarnya

masih menjadi tujuan

wisata adalah kala libur

panjang kemarin.

Konjungsi subordinasi

hubungan komplementasi

bahwa

Pada data (1) muncul konjungsi

subordinasi komplementasi

bahwa. Konjungsi hubungan

komplementasi bahwa pada

data (1) berfungsi menerangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

klausa subordinasi diterangkan

klausa kedua yaitu kala liburan

kemarin.

81 (115/241

120/TCG

HPMP/T

J)

Namun di sisi lain, para

honorer harus

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

Konjungsi subordinasi

hubungan komplementasi

bahwa

Sama seperti data (1), data (2)

juga ditemukan konjungsi

bahwa. Konjungsi bahwa pada

data (2) berfungsi menjelaskan

atau menerangkan klausa

sebelum konjungsi dengan

klausa setelah konjungsi. Yang

mengindikasikan bahwa

konjungsi bahwa termasuk

dalam konjungsi subordinasi

komplementasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

82 (17/0512

20/KTBA

/TJ)

Pun dengan perkantoran.

Harus memiliki standar

operasional prosedur

dalam berinteraksi dan

penanganan ketika ada

yang terinfeksi Covid-19.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (1) ditemukan

konjungsi hubungan atributif

yang. Konjungsi yang pada data

(1) berfungsi untuk

mengutamakan pernyataan

terinfeksi Covid-19 pada

kalimat kedua.

83 (25/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Sama halnya dengan data (1),

data (2) juga muncul konjungsi

hubungan atributif yang yang

berfungsi sebagai penegasan

atau mengutamakan pernyataan

sembuh kini dengan jumlah

angka yang dimaksud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

84 (38/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno

mulai memainkan tokoh

Bagong, maka akan

langsung membuat para

penonton, terutama anak-

anak muda tertawa.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (3) muncul konjungsi

hubungan atributif yang, adalah

untuk mengutamakan

pernyataan mengenai menjadi

magnet pada kalimat kedua.

Pernyataan itu adalah

penjelasan tentang dua tokoh

pewayangan yang menarik

perhatian penonton Ki Seno.

85 (45/0611

20/PPPC

/TJ)

Berdasarkan data yang

dimiliki BPS DIY, angka

ini mengalami peningkatan

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

bila dibandingkan pada

periode Februari 2020, di

mana jumlah

pengangguran mencapai

72.097 orang atau sebesar

3,38 persen.

Data selanjutnya yang muncul

konjungsi subordinasi

hubungan atributif yang adalah

data (4). Konjungsi yang pada

data (4) berfungsi untuk

mengutamakan pernyataan

dimiliki BPS DIY. Hal ini untuk

menerangkan bahwa data itu

milik BPS DIY.

86 (67/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (5) ditemukan dua

konjungsi subordinasi

hubungan atributif yang.

Konjungsi yang yang pertama

berfungsi untuk membedakan

rumah tangga dengan anak

istrinya tampak tak terawatt.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Lalu, konjungsi yang kedua

berfungsi membedakan antara

pernyataan banyak ayah-ayah

muda dengan wajahnya lebih

tua.

87 (81/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (6) muncul konjungsi

subordinasi hubungan atributif

yang yang berfungsi untuk

mengutamakan atau

menekankan bahwa warung

yang dimaksud yang

menyediakan makanan.

88 (108/211

120/SHB

BS/TJ)

Sebab, pemberian izin ini

bisa saja secara serentak

ataupun bertahap

tergantung pada kesiapan

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (7) terdapat

konjungsi subordinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

masing-masing daerah.

Sekolah harus memenuhi

semua checklist untuk

melakukan tatap muka dan

juga melaksanakan

protokol kesehatan yang

sangat ketat.

hubungan atributif di kalimat

kedua. Konjungsi pada data (7)

itu berfungsi untuk

mengutamakan atau

menekankan mengenai

melaksanakan protokol

kesehatan dengan ketat.

89 (111/231

120/TCS

AST/TJ)

Di negeri kita masih jamak

terjadi fenomena sepeti itu.

Bahkan, tak sedikit orang

yang terlalu berani

mengumbar pendapat sesat

di dunia maya. Ingat,

tidak-tanduk tersebut akan

membawa konsekuensi

hukum.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Lalu, data selanjutnya adalah

data (8). Data (8) juga muncul

konjungsi subordinasi

hubungan atributif yang dengan

fungsinya yaitu mengutamakan

atau menerangkan sedikit orang

dengan pernyataan terlalu

berani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

90 (127/261

120/JTP

R/TJ)

Semoga bangsa ini

terhindar dari pejabat-

pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya

rusak. Jangan tambah

penderitaan rakyat yang

sudah berbulan-bulan

belum juga bebas bisa dari

pandemi covid-19.

Konjungsi subordinasi

hubungan atributif

Pada data (9) sama seperti data

(5) terdapat dua konjungsi

subordinasi hubungan atributif

yang. Konjungsi yang yang

pertama berfungsi untuk

membedakan bahwa pejabat

yang dimaksud adalah pejabat

yang nafsu, nalar, naluri dan

naruninya rusak. Lalu,

konjungsi yang yang kedua

berfungsi untuk mengutamakan

atau menekankan pernyataan

sudah berbulan-bulan tentang

penderitaan rakyat terjadi.

91 (48/0611

20/PPPC

/TJ)

Berdasarkan data yang

dimiliki BPS DIY, angka

ini mengalami peningkatan

Konjungsi subordinasi

hubungan perbandingan

hubungan ekuatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

bila dibandingkan pada

periode Februari 2020, di

mana jumlah

pengangguran mencapai

72.097 orang atau sebesar

3,38 persen.

Pada data (1) terjadi hubungan

perbandingan dengan

menggunakan awalan se-.

Hubungan ini dinyatakan

dengan kata sebesar yang

dihubungan antara dengan

jumlah pengangguran dengan

presentase.

92 (77/1411

20/SSGD

BM/TJ)

Ini kali pertama dalam

sehari jumlah kasus positif

tembus 5.444. Sebelumnya

rekor tercipta pada 8

Oktober ketika kasus

bertambah 4.850 orang.

Padahal jumlah tes

kemarin hanya bertambah

sedikit ke angka 37.892

orang.

Konjungsi subordinasi

hubungan perbandingan

hubungan ekuatif

Pada data (2) terjadi hubungan

perbandingan secara ekuatif

ditandai dengan adanya kata

sedikit yang merupakan kata

awalan Se-. Data (2)

berkonjungsi hubungan

perbandingan ekuatif karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

membandingkan dengan

kalimat sebelumnya.

93 (94/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

Konjungsi subordinasi

hubungan perbandingan

hubungan ekuatif

Seperti data (1), data (3) juga

memiliki hubungan

perbandingan secara ekuatif.

Hal itu ditandai dengan adanya

kata sebesar yang merupakan

kata dengan awal Se- dengan

fungsi nya sebagai pembanding

antara presentase dengan

kenaikan jumlah UMK yang

dinyatakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

pengupahan di masing-

masing wilayah.

94 (53/0911

20/BAAT/

TJ)

Biden mengantongi suara

paling banyak daripada

calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia

meraup lebih dari 74 juta

suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada

Trump. Biden

mendapatkan 290 suara

elektoral atau kelebihan 20

suara elektoral.

Konjungsi subordinasi

hubungan perbandingan

hubungan komparatif

Pada data (1) perbandingan

dengan konjungsi paling …

daripada dan lebih… daripada.

Pada data (1) terjadi hubungan

perbandingan secara

komparatif karena yang

diperbandingkan tidak setaraf.

95 (126/261

120/JTP

R/TJ)

Semoga bangsa ini

terhindar dari pejabat-

pejabat yang nafsu, nalar,

naluri dan nuraninya

rusak. Jangan tambah

penderitaan rakyat yang

Konjungsi subordinasi

hubungan optative

Pada data (1) terdapat

konjungsi subordinasi

hubungan optative. Hal ini

dikarenakan munculnya kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

sudah berbulan-bulan

belum juga bebas bisa dari

pandemi covid-19.

semoga. Fungsi konjungsi

semoga pada data (1) untuk

permohonan untuk bangsa

Indonesia terhindar dari pejabat

yang nafsu, nalar, naluri dan

nuraninya rusak.

96 (132/271

120/SJD

M/TJ)

Tapi Pesona Maradona

tetap berbeda. Semoga

terlahir Maradona baru.

Konjungsi subordinasi

hubungan optative

Sama seperti data (1), data (2)

juga muncul konjungsi

hubungan optative. Konjungsi

itu yaitu konjungsi semoga.

Konjungsi semoga pada data

(2) berfungsi untuk berharap

dari pernyataan sebelumnya

mengenai Maradona baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

97 (60/1011

20/PCEP

T/TJ)

Kita sekarang mulai

membiasakan disiplin

menerapkan protokol

kesehatan demi mencegah

penularan virus corona

yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak,

mencuci tangan hingga

menghindari kerumunan.

Hiponim

Hiponim adalah kohesi leksikal

berupa relasi makna leksikal

yang bersifat hierarkis antara

konstituen yang satu dengan

konstituen yang lain (Baryadi,

2002:26). Dari penjelasan

tersebut ditemukan hiponim

pada data (1) yaitu berupa

perincian masker, menjaga

jarak, mencuci tangan,

menghindari kerumunan yang

merupakan penjelasan dari

hipernim protokol kesehatan.

98 (80/1611

20/GPP

M/TJ)

Menurut Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok

rentan terdiri atas 86

Hiponim

Sama halnya dengan data (1)

hiponim pada data (2) muncul

karena adanya perincian 86

lansia, 24 anak-anak 24, 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

lansia, 24 anak-anak 24,

25 balita, satu ibu hamil,

17 ibu menyusui, 14

disabilitas.

balita, satu ibu hamil, 17 ibu

menyusui, 14 disabilitas

merupakan perincian dari

hipernim 167 pengungsi

kelompok rentan.

99 (138/301

120/BSG/

TJ)

Sementara secara global,

Amnesty International

mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian

petugas kesehatan

tertinggi meliputi Amerika

Serikat, Rusia, Inggris,

dan Brasil.

Hiponim

Hiponim juga muncul di data

(3). Hal itu ditandai dengan

perincian Amerika Serikat,

Rusia, Inggris, Brasil yang

adalah penjelasan dari negara-

negara dengan jumlah

kematian petugas kesehatan

tertinggi.

100 (05/0212

20/LPKC

/TJ)

Kita tetap beraktivitas,

namun harus mampu

menahan diri

membebaskan diri.

Repetisi

Pengulangan atau repetisi

adalah kohesi leksikal berupa

pengulangan konstituen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

Mematuhi protokol

kesehatan dalam

menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu

menahan laju penularan

virus corona.

telas disebutkan (Baryadi,

2002:25). Dari penjelasan

tersebut ditemukan repetisi

pada data (1). Repetisi terletak

pada pengulangan kata

menahan dan diri.

101 (18/0211

20/ASSB/

TJ)

Kasihan Harley-Davidson.

Harley-Davidson selalu

menjadi korban arogansi

oknum pengendara nya.

Namun, orang-orang

kurang menyadari tentang

hal itu.

Repetisi

Demikian pula pada data (2)

juga ditemukan repetisi pada

kata Harley Davidson pada

kalimat pertama dan kalimat

kedua. Hal ini kalimat pertama

dan kalimat kedua memiliki

hubungan bentuk dan bahasan.

102 (24/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

Repetisi

Pada data (3) pengulangan

terletak pada kata pasien dan

sembuh. Kata pasien terjadi

pengulangan pada induk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

kalimat sebagai subjek kalimat

dan anak kalimat terakhir.

Demikian pula, kata sembuh

terjadi pengulangan kata pada

induk kalimat dan anak kalimat

terakhir.

103 (44/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

Repetisi

Pada data (4) repetisi terjadi

saat pengulangan kata Ki Seno.

Pengulangan kata Ki Seno

terjadi kalimat pertama, kalimat

kedua, dan kalimat terakhir. Hal

ini memberi maksud ketiga

kalimat memiliki bahasan yang

masih saling berkaitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

membuat para penonton,

terutama anak-anak muda

tertawa.

104 (57/0911

20/BAAT/

TJ)

Biden mengantongi suara

paling banyak daripada

calon presiden AS mana

pun dalam sejarah. Ia

meraup lebih dari 74 juta

suara, sekitar empat juta

lebih banyak daripada

Trump. Biden mendapatkan

290 suara elektoral atau

kelebihan 20 suara

elektoral.

Repetisi

Pada data (5) juga terjadi

pengulangan pada kata

daripada dan suara, elektoral.

Pengulangan kata daripada

terjadi pada kalimat pertama

dan kalimat kedua.

Pengulangan kata suara

elektoral terjadi pada hubungan

pemilihan pertama dan kedua di

kalimat terakhir.

105 (78/1411

20/SSGD

BM/TJ)

Ini kali pertama dalam

sehari jumlah kasus positif

tembus 5.444. Sebelumnya

rekor tercipta pada 8

Oktober ketika kasus

Repetisi

Data (6) juga terjadi proses

repetisi. Hal ini ditandai dengan

pengulangan kata orang pada

kalimat kedua dan kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

bertambah 4.850 orang.

Padahal jumlah tes

kemarin hanya bertambah

sedikit ke angka 37.892

orang.

ketiga dari data (6). Proses

repetisi mengindikasikan

bahwa kalimat kedua dan ketiga

memiliki pembahasan yang

saling berkaitan.

106 (84/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

Repetisi

Selanjutnya repetisi juga terjadi

pada data (7) dengan ditandai

kata hingga. Pengulangan kata

hingga terjadi di di kalimat

pertama, kalimat kedua, dan

kalimat ketiga.

107 (98/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

Repetisi

Data (8) juga terjadi proses

repetisi. Repetisi terjadi pada

data (8) ditandai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

pengupahan di masing-

masing wilayah.

pengulangan kata UMK.

Pengulangan terjadi di kalimat

pertama setelah kata kenaikan.

Lalu, kalimat kedua muncul

setelah kata jumlah. Kata UMK

juga muncul di kalimat ketiga

setelah kata penetapan.

108 (133/271

120/SJD

M/TJ)

Tapi Pesona Maradona

tetap berbeda. Semoga

terlahir Maradona baru.

Repetisi

Pada data (9) repetisi terjadi

karena adanya pengulangan

kata Maradona. Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Maradona muncul pada kalimat

pertama dan kalimat kedua.

109 (27/0311

20/BMB/

TJ)

Untuk pasien sembuh,

dalam sehari, ada

penambahan 3.624 orang,

sehingga total pasien

Covid-19 yang sembuh kini

mencapai 345.566 sejak

awal pandemi.

Kolokasi

Halliday dan Hasan (1976:287)

menyampaikan bahwa kolokasi

disebabkan oleh kedua kata

atau lebih sering muncul

bersamaan dalam suatu

konstruksi bahasa atau konteks

wacana yang sama. Dari

penjelasan itu, ditemukan

kolokasi pada data (1) dengan

kata Covid-19 dan pandemi

merupakan kata yang selalu

berhubungan dan tidak bisa

digantikan di setiap digunakan

pada unsur kebahasaan tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

110 (65/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

Kolokasi

Demikian pula kata sang dan

ayah data (2). Kedua kata itu

adalah pasangan kata yang

hanya bisa dipasangkan pada

unsur bahasa tertentu seperti

sang ayah.

111 (82/1711

20/STTP/

TJ)

Berbagai gerakan sosial

pun muncul. Mulai dari

warung yang menyediakan

makanan dengan bayar

seiklasnya hingga uang

tersebut disumbang ke

Kolokasi

Pada data (3) juga ditemukan

proses kolokasi yaitu pada kata

warung dan makanan. Pada

kata warung dan makanan

merupakan kata yang pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

panti asuhan, makanan

gratis hingga warga

menyediakan halte sedekah

untuk berbagai kebutuhan.

selalu berhubungan dan selalu

hadir dalam satuan bahasa yang

digunakan.

112 (123/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Kolokasi

Lalu, ada juga kolokasi yang

terjadi pada (4). Kata-kata itu

adalah kata vaksinasi dan

pandemi. Kedua kata itu

termasuk dalam kolokasi

karena selalu berhubungan dan

selalu ada dalam satuan lingual

tertentu dan tidak bisa

digantikan.

113 (30/0411

20/EC/TJ

)

Wajah Malioboro terus

dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki

lima, kini arus lalu lintas di

Sinonim

Yang membedakan subtitusi

dengan sinonim adalah pada

fungsinya. Fungsi subtitusi

adalah menggantikan unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

kebahasaan tertentu bertujuan

sebagai pembeda atau unsur

lain untuk dijelaskan.

Sedangkan sinonim bertujuan

untuk menjalin hubungan antar

unsur kebahasaan karena

terdapat kesamaan makna. Hal

tersebut sudah dijelaskan oleh

Halliday dan Hasan (1976:88–

89 dan 278), Harimurti

(1978:100), dan Sumarlam

(2009:39). Pada data (1) proses

sinonim muncul klausa

Malioboro terus dibenahi dan

kawasan ternama di Indonesia

itu ditata terdapat kesamaan.

Sinonim ini berjenis sinonim

klausa dengan klausa. Kedua

klausa tersebut memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

sinonim dalam hal makna yaitu

suasana atau keadaan.

114 (37/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

membuat para penonton,

terutama anak-anak muda

tertawa.

Sinonim

Kemudian, sinonim yang

ditemukan pada data (2)

terdapat pada klausa tokoh

pewayangan Bagong dan Bima

dan Dua tokoh pewayangan ini.

Kedua klausa bersinonim

karena memiliki makna yang

sama yaitu menunjuk dua tokoh

pewayangan yaitu Bagong dan

Bima. Sinonim ini berjenis

sinonim klausa dengan klausa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

115 (50/0711

20/MBM

SPS/TJ)

Tentang seperti apa

letusannya nanti? Sebesar

apa? Mengarah ke mana?

Kita semua berharap waktu

persiapan menghadapi

dampak erupsi cukup,

logistik mencukupi, dan

masyarakat memiliki

kekuatan dan kesabaran

untuk bertahan.

Sinonim

Lalu, data (3) proses terjadinya

sinonim pada kata letusan dan

erupsi. Sinonim ini berjenis

kata dengan kata. Kedua kata

tersebut bersinonim karena

memiliki makna yang sama

dalam hal bencana gunung

yaitu menimbulkan semburan

pada gunung.

116 (68/1211

20/TKA/T

J)

Kondisi anak dan istri juga

sering menjadi cerminan

sang ayah. Jika ada rumah

tangga yang anak istrinya

tampak tak terawat, orang

akan langsung tertuju pada

'suaminya kerja apa sih?'.

Maka tak heran banyak

Sinonim

Kemudian, sinonim pada data

(4) muncul pada frasa sang

ayah dan kata suaminya. Hal itu

dikarenakan, keduanya sama-

sama menunjuk ayah dari istri.

Pada sinonim ini berjenis

sinonim frasa dengan kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

ayah-ayah muda yang

wajahnya lebih tua

ketimbang umurnya karena

berbagai beban hidup

tersebut.

117 (01/0112

20/PNPP

/TJ)

Angka kasus Covid-19

makin hari bukan terus

menurun, melainkan naik

bahkan melambung cukup

signifikan.

Antonim

Antonim adalah kohesi leksikal

yang berupa relasi makna

leksikal yang bersifat kontras

atau berlawanan antara

konstituen yang satu dengan

konstituen yang lain (Baryadi,

2002:28). Pada data (1) antonim

terjadi pada kata menurun dan

naik. Kata menurun memiliki

makna ke bawah, sedangkan

kata naik memiliki makna ke

atas. Pertentangan kedua kata

itu masuk dalam jenis oposisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

mutlak karena memiliki

pertentangan yang tidak bisa

dirubah.

118 (42/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

membuat para penonton,

terutama anak-anak muda

tertawa.

Antonim

Lalu, pada data (2) antonim

muncul pada kata nyata dan

maya. Kata nyata bermakna

benar-benar ada bisa disentuh,

didengar, dan dilihat,

sedangkan kata maya memiliki

makna hanya tampaknya saja

tetapi tidak ada dan hanya

khayalan atau imajinasi. Sama

seperti data (1) antonim pada

data (2) berjenis oposisi mutlak

karena memiliki pertentangan

yang tidak bisa dirubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

119 (62/1111

20/MP/T

J)

Bukan sekadar pesan,

namun perintah demi

kebaikan mitigasi bencana

jika sewaktu-waktu terjadi

erupsi Gunung Merapi.

Antonim

Pada data (3) juga ditemukan

antonim yaitu kata pesan

berlawanan dengan kata

perintah. Kedua kata itu

berantonim secara majemuk

atau oposisi majemuk karena

bersanding antara pesan yang

biasa saja dengan perintah yang

cenderung keras atau kasar.

120 (06/0212

20/LPKC

/TJ)

Kita tetap beraktivitas,

namun harus mampu

menahan diri

membebaskan diri.

Mematuhi protokol

kesehatan dalam

menjalankan aktivitas,

setidaknya mampu

Ekuivalen

Ekuivalensi atau kesepadanan

menurut Sumarlam (2009:46)

adalah hubungan kesepadanan

antara satuan lingual tertentu

dengan satuan lingual yang lain

dalam sebuah paradigma.

Berdasarkan penjelasan

tersebut, ditemukan penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

menahan laju penularan

virus corona.

ekuivalen pada data (1)

meliputi, beraktivitas dan

aktivitas, menata dan ditata,

sembuh dan kesembuhan, dan

persentase dan persen. Pada

kata beraktivitas dan aktivitas

berekuivalen karena kedua kata

tersebut didasari kata aktivitas.

121 (32/0411

20/EC/TJ

)

Wajah Malioboro terus

dibenahi. Setelah

mempercantik trotoar dan

menata pedagang kaki

lima, kini arus lalu lintas di

kawasan ternama di

Indonesia itu ditata.

Ekuivalen

Pada data (2) terjadi proses

ekuivalen ditandai dengan kata

menata dan ditata. Kedua kata

berekuivalen kata memiliki

kesamaan hubungan yaitu

merikan sesuatu. Kedua kata

tersebut didasari oleh kata dasar

tata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

122 (92/1811

20/MKM

PC/TJ)

Sementara untuk kasus

sembuh dalam sehari

kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19

sehingga total angka

kesembuhan mencapai

398.636 orang.

Ekuivalen

Demikian juga, pada data (3)

juga muncul ekuivalen pada

kata sembuh dan kata

kesembuhan. Kata sembuh

merupakan hasil akhir proses

membaik yang terkena

penyakit. Kata kesembuhan

merupakan proses seseorang

menuju ke sembuh. Oleh karena

kesamaan hal maka dapat

dikatakan kedua kata itu

berekuivalen.

123 (95/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

menjadi Rp 1.770.000 dari

Ekuivalen

Pada data (4) proses ekuivalen

terjadi pada kata persentase dan

persen. Kedua kata tersebut

berekuivalen karena memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

pengupahan di masing-

masing wilayah.

kata dasar persen dengan

pembahasan yang sama.

124 (103/201

120/LKM

DMPC/T

J)

Sedang untuk angka

kesembuhan bertambah

4.265, maka, hingga kamis

siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612

orang.

Ekuivalen

Pada data (5) juga mengalami

proses ekuivalen. Proses ini

terjadi pada kata sembuh

merupakan hasil akhir proses

membaik yang terkena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

penyakit. Kata kesembuhan

merupakan proses seseorang

menuju ke sembuh. Oleh sebab

itu. kedua kata tersebut

berekuivalen.

125 (58/1011

20/PCEP

T/TJ)

Kita sekarang mulai

membiasakan disiplin

menerapkan protokol

kesehatan demi mencegah

penularan virus corona

yakni, mengenakan masker,

menjaga jarak, mencuci

tangan hingga menghindari

kerumunan.

Koherensi

Temporal/Kronologis

Koherensi pertama yang

berpenanda adalah koherensi

temporal. Koherensi ini sering

ditunjukkan oleh konjungsi

yang menyatakan hubungan

temporal (lalu, kemudian,

sesudah itu), penanda kala

(dulu, sekarang) , dan penanda

aspek (akan, belum, sudah)

(Baryadi 2002:32).

Berdasarkan penjelasan itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

data (1) termasuk dalam

berkoherensi temporal atau

kronologis. Hal tersebut

dibuktikan dengan ditemukan

kata sekarang yang menyatakan

waktu saat ini atau kini.

126 (76/1411

20/SSGD

BM/TJ)

Ini kali pertama dalam

sehari jumlah kasus positif

tembus 5.444. Sebelumnya

rekor tercipta pada 8

Oktober ketika kasus

bertambah 4.850 orang.

Padahal jumlah tes

kemarin hanya bertambah

sedikit ke angka 37.892

orang.

Koherensi Intensitas

Pada data (1) ditemukan

penanda berkoherensi

hubungan intesitas yaitu pada

kata padahal yang merujuk

pada pernyataan kesungguhan

setelah penjelasan sebelumnya.

127 (99/2011

20/LKM

Sedang untuk angka

kesembuhan bertambah

4.265, maka, hingga kamis

Koherensi Intensitas

Data (2) juga muncul koherensi

hubungan intensitas dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

DMPC/T

J)

siang. pasien Covid-19

sembuh mencapai 406.612

orang.

ditandai pemakaian kata sedang

yang memberikan pernyataan

kesungguhan setelah penjelasan

sebelum dari kata sedang. Hal

tersebut karena kata sedang

pada data di atas memiliki

makna yang sama dengan kata

padahal.

128 (34/0511

20/SJDM

/TJ)

Maka tak heran Ki Seno

mendapat julukan Dalang

Milenial. Ki Seno sangat

lekat dengan sosok tokoh

pewayangan Bagong dan

Bima. Dua tokoh

pewayangan ini pula yang

menjadi magnet untuk

menarik penonton baik di

dunia nyata maupun dunia

Koherensi Kausalitas

Koherensi kausalitas adalah

pernyataan yang diakibatkan

oleh pernyataan sebelumnya.

Pada data (1) koherensi

kausalitas karena terjadi dengan

ditandai dengan kata maka pada

data (1) menyatakan sebab dari

penjelasan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

maya. Ketika Ki Seno mulai

memainkan tokoh Bagong,

maka akan langsung

membuat para penonton,

terutama anak-anak muda

tertawa.

129 (134/281

120/AKB

CML/TJ)

Dengan demikian, hingga

kemarin tercatat ada

522.581 kasus Covid-19 di

Tanah Air.

Koherensi Kausalitas

Pada data (2) muncul koherensi

kausalitas. Hal ini dikarenakan,

terjadi sebab akibat antara

penjelasan sebelum dengan

sesudah penanda tersebut.

Penanda dengan demikian,

memiliki hubungan sebab

akibat dengan penjelasan

sebelum dan sesudah penanda

tersebut.

130 (114/241

120/TCG

Namun di sisi lain, para

honorer harus

Koherensi Kontras √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

HPMP/T

J)

menunjukkan bahwa

memang layak untuk

diangkat menjadi PPPK

karena memiliki semangat,

motivasi, inovasi dan

kemampuan mumpuni

dalam mendidik siswa.

Pada data (1) terjadi koherensi

kontras pada kata namun yang

digunakan untuk menyatakan

pertentangan dengan

pernyataan di penjelasan

kalimat atau paragraf

sebelumnya dengan pernyataan

sebaliknya.

131 (120/251

120/LPP

V/TJ)

Meski vaksinasi akan

dilakukan secara bertahap,

setidaknya ini menjadi satu

harapan agar pandemi ini

segera berakhir dan kita

bisa kembali beraktivitas,

setidaknya lebih leluasa

dalam bergerak.

Koherensi Kontras

Sama seperti data (1), data (2)

muncul koherensi kontras kata

meski yang memiliki fungsi

untuk menyatakan pertentangan

dengan pernyataan di

penjelasan klausa konjungsi

dengan klausa setelahnya.

132 (131/271

120/SJD

M/TJ)

Tapi Pesona Maradona

tetap berbeda. Semoga

terlahir Maradona baru.

Koherensi Kontras

Demikian juga dengan data (3)

muncul koherensi kontras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

berupa kata tapi yang memiliki

kata asli dari kata tetapi. Pada

data di atas, kata tapi digunakan

untuk menyatakan pertentangan

dengan pernyataan di

penjelasan kalimat atau

paragraf sebelumnya dengan

pernyataan pesona Maradona

tetap berbeda.

133 (136/301

120/BSG/

TJ)

Sementara secara global,

Amnesty International

mencatat, negara-negara

dengan jumlah kematian

petugas kesehatan tertinggi

meliputi Amerika Serikat,

Rusia, Inggris, dan Brasil.

Koherensi Aditif

Seperti data (3) berupa kata

bahkan, data (4) juga muncul

koherensi aditif berupa kata

sementara yang digunakan

untuk menambahkan informasi

mengenai pendapat Amnesty

International mengenai negara-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

begara yang memiliki kematian

tenaga kesehatan tertinggi.

134 (88/1811

20/MKM

PC/TJ)

Sementara untuk kasus

sembuh dalam sehari

kemarin ada penambahan

3.193 pasien Covid-19

sehingga total angka

kesembuhan mencapai

398.636 orang.

Koherensi Aditif

Dari hasil analisis koherensi

berpenanda peneliti

menemukan penanda koherensi

aditif meliputi, sementara dan

bahkan. Pada data (1) terdapat

kata sementara digunakan

untuk menyatakan ada nya

informasi tambahan dari

pernyataan sebelumnya.

135 (96/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

Koherensi Aditif

Pada data (2) terdapat kata

sementara yang digunakan

untuk menyatakan informasi

tambahan dari pernyataan

sebelumnya mengenai kenaikan

UMK di Gunung Kidul dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

pengupahan di masing-

masing wilayah.

tambahan infomasi berupa

jumlah UMK di Kota

Yogyakarta.

136 (110/231

120/TCS

AST/TJ)

Di negeri kita masih jamak

terjadi fenomena sepeti itu.

Bahkan, tak sedikit orang

yang terlalu berani

mengumbar pendapat sesat

di dunia maya. Ingat, tidak-

tanduk tersebut akan

Koherensi Aditif

Data (3) juga terdapat koherensi

aditif dengan ditandai kata

bahkan yang digunakan untuk

menyatakan informasi

tambahan dari pernyataan

sebelum kata bahkan berupa

pernyataan mengenai banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

membawa konsekuensi

hukum.

orang yang senang

menyebarkan pendapat sesat.

137 (59/1011

20/PCEP

T/TJ)

Kita sekarang mulai

membiasakan disiplin

menerapkan protokol

kesehatan demi mencegah

penularan virus corona

yakni, mengenakan

masker, menjaga jarak,

mencuci tangan hingga

menghindari kerumunan.

Koherensi Tak Berpenanda

Perincian

Baryadi (2002:32) mengatakan

bahwa koherensi perincian

adalah koherensi yang

mengatakan hubungan makna

rincian penjelaskan sesuatu hal

secara sistematis. Pada data (1)

terdapat koherensi perincian

saat menyatakan perincian

terhadap protokol kesehatan

yang harus dilakukan.

√ Penanda→

yakni

138 (79/1611

20/GPP

M/TJ)

Menurut Badan

Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) DIY, 167

pengungsi kelompok rentan

terdiri atas 86 lansia, 24

Koherensi Tak Berpenanda

Perincian

Pada data (2) juga ditemukan

koherensi perincian berupa

√ Penanda→

Terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

anak-anak 24, 25 balita,

satu ibu hamil, 17 ibu

menyusui, 14 disabilitas.

pernyataan merinci jumlah

pengungsi yang rentan.

139 (93/1911

20/PTTB/

TJ)

Persentase kenaikan UMK

tertinggi ada di Kabupaten

Gunungkidul yaitu naik

sebesar 3.81 persen

menjadi Rp 1.770.000 dari

Rp 1.705.000. Sementara

jumlah UMK tertinggi

masih dipegang Kota

Yogyakarta yakni Rp

2.069.530 dari Rp

2.004.000 di 2020.

Penetapan UMK ini

berdasarkan rekomendasi

dari pemerintah

kabupaten/kota se-DIY

bersama dewan

Koherensi Tak Berpenanda

Perincian

Yang terakhir adalah data (3).

Pada data (3) koherensi

perincian data terletak pada

penjelasan mengenai presentase

dan kenaikan UMK di

Kabupaten Gunung Kidul dan

Kota Yogyakarta.

√ Penanda →

yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

pengupahan di masing-

masing wilayah.

Tabel 7.1 Triangulasi Data 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

BIOGRAFI PENULIS

Petrus Dian Agus Nugroho atau biasa disapa Agus

merupakan anak pertama dari suami istri Suyana Yohanes

Pemandi dan Maria Suparti. Agus lahir di Magelang, 19

Desember 1998. Awal menempuh pendidikan yaitu TK

Santa Maria Sawangan dan tamat pada tahun 2005.

Kemudian, melanjutkan sekolah dasar di SD Kanisius

Krogowanan Banyutemumpang yang sekarang menjadi SD

Santa Maria Krogowanan Banyutemumpang. Pada tahun

2007 Agus memutuskan pindah sekolah ke SD Kanisius Sumber dan tamat pada

tahun 2011. Setelah tamat sekolah dasar, Agus melanjutkan ke sekolah menengah

pertama yaitu SMP Santa Maria Sawangan yang tamat pada tahun 2014. Kemudian,

Agus meneruskan sekolah menengah atas di SMA Bentara Wacana Muntilan dan

tamat pada tahun 2017.

Setelah lulus sekolah menengah atas, selanjutnya melanjutkan ke jenjang

perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan terdaftar sebagai

mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa akhir pendidikan di Universitas Sanata Dharma,

yaitu mengerjakan tugas akhir berupa menulis Skripsi dengan judul “Penanda-

penanda Kohesi dan Koherensi Tajuk Rencana Tribun Jogja edisi November –

Desember 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI