Post on 18-Jan-2023
SKRIPSI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INDUSTRI KERAJINAN BATOK
KELAPA
(Di Dusun Santan, Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Disusun Oleh:
ZUMROTUL KHASANAH NIM 17510033
PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN SOSIAL
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2021
iv
MOTTO
“Pemenang dalam kehidupan selalu berfifikir aku dapat, aku akan, aku menang.
Sebaliknya pecundang memuaskan perhatian mereka pada apa yang seharusnya sudah
mereka lakukan atau apa yang tidak mereka lakukan”.
(Dennis Waitley)
“Untuk apa mengingat masa lalu, karena sesungguhnya masa lalu tidak akan pernah
datang lagi. Tidak usah memikirkan masa depan, karena masa depan belum tentu
datang, akan tetapi lakukan yang terbaik untuk hari ini dan jadikan hari ini
sebagai harimu”.
(Dr. Aidh Al-Qarni, MA)
“Rasa takut itu bukan senjata bagi penguasa dan mereka yang duduk di tahta”.
(Rahmad Erwanda)
“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, selalu ada jalan bagi
mereka yang sering berusaha maka dari itu jangan berhenti ketika lelah
berhentilah ketika selesai, tak apa menderitalah sekarang dan hiduplah sebagai
juara nantinya”.
(Zumrotul Khasanah)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target. Skripsi ini
saya persembahkan kepada orang-orang yang selalu menyemangati dan memberikan
dukungan kepada saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.
1. Untuk kedua orangtua saya, Bapak Sutarmanto dan Mama Mustomah yang selalu
memberikanku cinta, kasih dan motivasi yang tiada hentinya serta mendo’akan ku setiap
saat. Terimakasih Pa, Ma berkat usaha kerja keras kalian anakmu dapat menyelesaikan
pendidikan sesuai dengan target. Terimakasih untuk segala kerja keras kalian yang tak
pernah mengeluh sedikitpun dalam memberikan apapun yang terbaik untukku.
2. Untuk Adek kandungku tercinta Maddah Inas Atsilah dan Elvina Putri Arianti.
3. Terimakasih juga untuk Mbah, Lik Sukri, Lik Yajid, Lik Ari, Wa atin dan sanak
keluarga lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
4. Terimakasih untuk sepupu tersayang Nia, Keysan, Ivana, Ida, Arkan, Dila, dan Tati
5. Untuk Dosen Pembimbingku Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg yang selalu sabar
membimbing saya dari awal hingga akhir serta yang telah memberikan ilmunya kepada
saya.
6. Terimakasih atas dukungan, kebaikan, Perhatian, mendengarkan keluh kesahku, dan
menghiburku jon
7. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku yang telah menemani hari-hariku selama kurang
lebih empat tahun ini yang selalu menerima segala kurang dan lebihku serta
memberikanku semangat dan motivasinya yang selalu ada dalam keadaan suka maupun
vi
duka, Semoga perpisahan kita ini bukan akhir dari segalanya (Magdalena Asri
Almuhasari dan Siti Latifah)
8. Terimakasih teman seperjuanganku Pembangunan Sosial angkatan 2017 yang telah
memberikan warni warni dalam hidupku.
9. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikanku wejangan yang sangat bermanfaat
untukku dan yang sedia mendengarkan sambatanku serta memberikanku motivasi dan
semangat yang tiada hentinya terutama Mas Nanang.
10. Adik kelasku yang tiada hentinya bertanya “sampai mana skripsinya?”, “kapan
sidang?”, “kapan wisuda?” dan ini sudah terjawab hasilnya. Terkhusus Bagus angakatan
2018.
11. Teman-teman KKN/PKM yang telah memberikanku semangat dan pengalaman selama
50 hari. (Mba Santi, Dewi, Ka Berta dan Lathiefah Mahmudah).
12. Teman-teman tercintaku (Latifah, Lena, Deni, Widi, Yosep, Avril dan Tegar)
13. Teman sekaligus sahabat sejak SMA hingga saat ini yang selalu mengajakku untuk
holiday sekedar melepaskan rasa gabut dan stres (Umi, Rumi, Nazia, Ika).
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa” di Dusun Santan, Desa Guwosari,
Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dikemudian hari.
Dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si selaku Ketua Prodi Pembangunan Sosial.
3. Ibu Dra. Widati, Lic.rer.reg selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi.
4. Bapak Drs. AY Oelin Marliyantoro, M.Si selaku Dosen Penguji Samping I skripsi yang
telah memberika masukan yang sangat berguna untuk memperbaiki penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Dra. Anastasia Adiwirahayu, M.Si selaku Dosen Penguji II skripsi yang telah
memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki penyusunan skripsi
yang baik dan benar.
viii
6. Seluruh Dosen Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial yang telah memberikan ilmunya
selama mengenyam pendidikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta yang selama ini telah memberikan ilmu kepada penyusun selama duduk
dibangku perkuliahan.
8. Seluruh Staf Pegawai Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta atas segala pelayanan yang telah diberikan selama ini guna menunjang
kegiatan perkuliahan.
9. Bapak Masduki Rahmad, S.IP selaku Kepala Desa Guwosari yang telah berkenan untuk
menerima saya dalam melakukan penelitian di Dusun Santan, Desa Guwosari,
Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul.
10. Bapak Mudakir selaku Dukuh Santan yang telah mengijinkan saya untuk melakukan
penelitian di Dusun Santan.
11. Seluruh Masyarakat Dusun Santan yang telah berkenan untuk menerima dan membantu
saya dalam melakukan penelitian.
12. Seluruh teman-teman perjuanganku di HMPS STPMD “APMD”
Semoga Allah SWT berkenan membalas semua jasa-jasa kebaikan yang telah diberikan
kepada saya, Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 9 Februari 2021
Penyusun
Zumrotul Khasanah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Salah satu upaya dalam mengurangi kesenjangan, dapat dilakukan melalui
program pembangunan daerah. Tujuan akhir program ini yaitu menghilangkan
kemiskinan dan menciptakan pemerataan laju pertumbuhan antar daerah, yang
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Ruang lingkup pembangunan
daerah meliputi semua kegiatan pembangunan sektoral, regional dan khusus, yang
berlangsung didaerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Tujuannya
adalah menggalakkan prakarsa dan peran masyarakat, meningkatkan pendayagunaan
potensi daerah, meningkatkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, serta
mempercepat pertumbuhan daerah yang masih tertinggal. (Gunawan Sumodiningrat,
1998: 24).
Pada dasarnya tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pemerintah telah memusatkan perhatiannya pada peningkatan lapangan
kerja dan kesempatan kerja dipedesaan sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah
masing-masing dalam pembangunan usaha rakyat. Adanya industri kecil di pedesaan
dipandang mampu meningkatkan produksi barang-barang serta dapat mengatasi
masalah kesempatan kerja yang semakin sempit di sektor pertanian.
2
Di Indonesia, ekonomi kreatif mulai diakui memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan ekonomi dan pembangunan bisnis. Dalam beberapa tahun terakhir
ini istilah ekonomi kreatif dan atau industri kreatif mulai marak dibicarakan. Terlebih
ketika presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan tentang pentingnya
pengembangan ekonomi kreatif baik masa depan ekonomi Indonesia. Implementasi
konsep ekonomi kreatif ke bentuk pengembangan industri kreatif adalah solusi cerdas
dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan
bisnis diera persaingan global (Moelyono Mauled, 2010: 226-227).
Pembangunan sektor industri pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat. Pembangunan sektor industri
adalah kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan industri dengan memperbesar
nilai tambah dan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Industri kecil dan
kerajinan yang sebagian besar berada di pedesaan, juga telah mengambil tempat
penting dalam masalah kesempatan kerja dan tenaga kerja. Hal ini terbukti dari industri
kecil atau usaha kerajinan di pedesaan bersifat padat karya, yaitu yang membutuhkan
banyak tenaga baik dewasa maupun remaja yang memiliki keterampilan. Tenaga kerja
dalam proses produksi berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, ataupun
dari luar daerah. Dari hal ini, maka perlu adanya suatu strategi yang dapat
memberdayakan masyarakat yang berkelanjutan. Strategi merupakan upaya
menggerakkan sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat yang akan
meningkatkan produktivitas rakyat baik sumber daya manusia maupun sumber daya
3
alam yang ada disekitar (Mubyarto, 1996: 29).
Industri kerajinan batok kelapa berdasarkan kunjungan awal menurut bapak
Mudzakir (Dukuh Dusun Santan) memiliki prospek masa depan yang baik karena
pontensi alam yang melimpah dan mempunyai tujuan untuk membangun kemandirian
masyarakat. Dibukanya kesempatan kerja baru tersebut diharapkan terciptanya usaha
industrialisasi di suatu daerah. Dari berbagai industri kecil atau kerajinan yang ada,
mengenai limbah batok kelapa atau batok yang tidak mempunyai nilai tetapi masih
dapat dijadikan barang yang bermanfaat. Seperti contohnya diolah menjadi abu gosok
atau arang setelah melalui proses pembakaran. Selain itu, ternyata batok kelapa juga
dapat dijadikan sebagai barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi. Berbagai barang kerajinan yang unik dan kreatif dapat dihasilkan dari batok
kelapa atau batok. Kreasi dari hasil kerajinan tempurung kelapa yang di daur ulang
menjadi sebuah kerajinan yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari seperti
misalnya sendok, garpu, mangkok, dan barang kerajinan lainnya.
Dusun Santan merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Guwosari
Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul. Dusun ini terkenal dengan daerahnya yang
menjadi sentra kerajinan batok kelapa. Penduduk di Dusun Santan berusaha
memanfaatkan limbah batok kelapa sebagai bahan baku kerajinan dan menjadikan
dusun sebagai Sentra kerajinan. Dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
pekerja, mereka berusaha membuat inovasi- inovasi baru untuk menghasilkan
berbagai bentuk kerajinan yang unik dan diminati oleh konsumennya. Masyarakat
4
Dusun Santan sebelumnya bekerja sebagai petani, dan buruh. Dengan keterampilan
yang masyarakat miliki, mereka mempunyai kesempatan untuk mengasah
keterampilan mereka di bidang kerajinan khususnya kerajinan batok kelapa dalam
upaya meningkatkan pendapatan ekonomi.
Dusun Santan yang berarti dalam bahasa jawa “santen” yaitu perasan kelapa,
dinamakan santan karena pada masa itu di Dusun Santan banyak ditanami pohon
kelapa. melihat hal tersebut kemudian Bapak Subhan Nurtaufik mempunyai ide untuk
membuat kerajinan batok kelapa yang dinamai Cumplung Adji. Cumplung yang
berarti kelapa yang jatuh dari pohonnya yang sudah kering dan biasanya hanyut di
sungai, cumplung ini tidak ada manfaatnya karena kelapa nya tidak bisa diambil
untuk “santen”. Sedangkan Adji adalah mempunyai nilai guna atau dapat juga disebut
berharga. Maka dengan demikian usaha tersebut dinamai Cumplung Adji karena
sesuatu yang pada awalnya tidak ada manfaatnya sebenarnya dapat dijadikan sesuatu
yang berharga dan bernilai, bahkan dapat menghasilkan uang.
Adanya kerajinan tersebut, masyarakat Dusun Santan berupaya dalam merubah
pandangan orang mengenai limbah batok kelapa menjadi bentuk karya kerajinan yang
memiliki nilai ekonomi. Berbagai macam limbah batok dibuang dan tidak dipedulikan
seperti halnya limbah dari batok kelapa atau batok dibuang begitu saja setelah diambil
dagingnya. Limbah tidak selamanya hanya menjadi sampah. Dengan kreativitas yang
dimiliki masyarakat di Dusun Santan, limbah batok kelapa atau batok yang semula
hanya barang yang tidak bernilai dapat diubah menjadi „mesin penghasil uang‟.
5
Dengan adanya industri batok kelapa dalam mengembangkan potensi lokal dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat yang dulunya masih belum bekerja
atau bekerja hingga sekarang sebagian dari masyarakat menjadi pengrajin batok dan
yang dulunya bekerja di luar daerah hingga sekarang mereka memilih untuk menekuni
kerajinan batok kelapa dan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, serta
manfaat lainnya dari pengembangan pembangunan desa dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat semakin terberdaya dengan adanya kerajinan batok kelapa ini karena
keterampilan semakin bagus dan pesanan semakin banyak. Hasil Produk dari
kerajinan batok kelapa masyarakat ini tersebar hingga di berbagai daerah ditanah air
seperti Jakarta, Surabaya, Batam dan Medan bahkan produk ini diekspor di berbagai
Negara di luar negeri seperti Jepang, USA dan negara-negara di Eropa. Namun tak
lepas dari beberapa hal tersebut untuk dapat mencapai tujuan pemberdayaan
masyarakat Dusun Santan terhadap peningkatan perekonomian tentu tidak semulus
seperti yang direncanakan, pasti ada kendala-kendala yang akan ditemui dalam
pemberdayaan. Adanya jaringan kerja sama yang dilakukan oleh pengrajin batok
kelapa terhadap instansi- instansi dan Pemerintah Kabupaten Bantul yang dapat
membantu mengembangkan usaha kerajinan batok kelapa.
Berdasarkan uraian diatas, maka menjadikan daya tarik bagi peneliti untuk melihat
lebih dalam lagi tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok
Kelapa di Dusun Santan Desa Guwosari Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul.
6
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Siapa yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan
batok kelapa?
2. Apa dan bagaimana peran mereka dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui
industri kerajinan batok kelapa?
3. Apa dan bagaimana strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat
melalui industri kerajinan batok kelapa?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENDAHULUAN
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan permasalahan yang dipaparkan diatas, maka
penelitian ini bertujuan:
a. Mendeskripsikan tentang stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan
masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.
b. Mendeskripsikan peran stakeholder dalam proses pemberdayaan
masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.
c. Mendeskripsikan strategi yang dilakukan stakeholder dalam
pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan batok kelapa.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
1) Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan untuk penulis dan pembaca terutama mengenai
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa.
2) Sebagai pembanding antara teori yang didapat dari bangku perkuliahan
dengan fakta yang ada dilapangan.
3) Hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan di
bidang penelitian yang sejenis.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam mengaplikasikan
pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.
2) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum tentang
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa Di
Dusun Santan Desa Guwosari Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul.
8
D. KERANGKA TEORI
Pemberdayaan masyarakat menekan bahwa masyarakat individu atau kelompok
memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses atau cara untuk meningkatkan taraf
hidup atau kualitas masyarakat. Melalui suatu kegiatan tertentu yaitu melakukan
kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM, yang disesuaikan dengan keadaan
dan karakteristik dimasyarakat itu sendiri. Tujuan dari pemberdayaan masyarakat disini
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat baik dalam arti pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap untuk mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber yang
ada disesuaikan dengan keadaan dan karakteristik dimasyarakat itu sendiri untuk
mencapai kemandirian. Pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang memiliki
daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.
1. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi (2007: 42) bahwa
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat,dengan
mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan
berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi Tindakan nyata. Sedangkan
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama (Koentjaraningrat, 2009: 115-118). Jadi Pemberdayaan masyarakat, secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau
9
masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku
masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari definisi tersebut, tampak ada
tiga tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan
kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat dan mengorganisir diri
masyarakat. (http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/memahami-konsep-
pemberdayaan-masyarakat.html).
Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali
seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi,
kemampuan untuk mengelola kegiatan, dan masih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Perilaku masyarakat
yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang
menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat
dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam
mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan. Pemberdayaan muncul
karena adanya suatu kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah
mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu. Ketidakmampuan dan
ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan produktivitas mereka rendah.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui pengembangan masyarakat, dan
pengorganisasian masyarakat, apa yang dikembangkan dari masyarakat yaitu
potensi dan sikap hidupnya. (http://digilib.uinsby.ac.id/11080/7/.Bab%204.pdf)
10
Pemberdayaan yang ada di Dusun Santan melalui pelatihan-pelatihan yang
diprogramkan oleh Pemerintah karena seseorang itu harus benar-benar tekun dalam
mengikuti pelatihan itu sehingga dapat terus mengembangkan kerajinan dan dapat
meningkatkan perekonomian dan pemerintah akan terus berusaha dalam
mengupayakan dengan dinas yang ada untuk pengadaan alat dan teknologi agar
pemberdayaan kerajinan batok kelapa dapat berjalan dengan lebih baik.
Menurut Soetomo (2011: 88) Proses pemberdayaan masyarakat adalah
pemberian kewenangan dan pengembangan kapasitas masyarakat. Kedua unsur
tersebut tidak dapat dipisahkan, oleh karena apabila masyarakat telah memperoleh
kewenangan tetapi tidak atau belum mempunyai kapasitas untuk menjalankan
kewenangan tersebut maka hasilnya juga tidak optimal. Masyarakat berada di posisi
marginal karena kurang memiliki kedua unsur tadi, kewenangan dan kapasitas.
Kondisi tersebut sering juga disebut masyarakat kurang berdaya atau powerless,
sehingga tidak mempunyai peluang untuk mengatur masa depannya sendiri. Hal
itulah yang dianggap sebagai penyebab utama kondisi kehidupannya tidak sejahtera.
Berdasarkan konsep pemberdayaan para ahli yang berbeda-beda pada intinya dapat
dinyatakan bahwa pemberdayaan adalah sebuah upaya yang direncanakan untuk
melakukan perubahan pada masyarakat dari ketidakberdayaan menjadi berdaya
dengan menitikberatkan pada pembinaan atau pendampingan potensi dan
kemandirian masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran untuk kehidupan
masa depan mereka.
11
Menurut Sumodiningrat (1998: 41) pemberdayaan tidak bersifat selamanya
melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri dan kemudian dilepas
untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jauh lagi. Dalam rangka menjaga
kemandirian tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan
secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi. Sebagaimana
disampaikan bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat akan
berlangsung secara bertahap. Tahap- tahap yang harus dilalui tersebut adalah
meliputi:
1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan
keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar
sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan.
3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandirian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan
pemberdayaan pada intinya ada tiga, yaitu pertama, penyadaran masyarakat yang
bertujuan mengkomunikasikan program kegiatan yang akan dilaksanakan serta
menumbuhkan keinginan atau kemauan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan,
biasanya penyadaran dilakukan dengan cara sosialisasi. Pada tahap ini pihak
12
memberdayakan/ actor/ pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi,
supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan masyarakat yang
efektif. Tahap kedua transformasi kemampuan yaitu proses mentransformasikan
pengetahuan dan kecakapan- keterampilan. Proses tersebut dapat berjalan dengan
baik, penuh semangat dan berjalan efektif jika tahap masyarakat dapat memberikan
peran partisipasi pada tingkat yang rendah dengan sekedar menjadi objek
pembangunan saja, belum menjadi subjek. Tahap ketiga, peningkatan intelektual
dan kecakapan keterampilan merupakan tahap yang dijelaskan agar masyarakat
dapat membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut ditandai oleh
kemampuan masyarakat di dalam membentuk inisiatif, kreasi-kreasi, dan melakukan
inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap
ini maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan. Masyarakat
pada kondisi ini ditempatkan sebagai subjek pembangunan dan pemerintah hanya
menjadi fasilitator saja.
Strategi adalah suatu proses sekaligus produk yang penting, berkaitan dengan
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
memenangkan persaingan agar tercapainya tujuan. Menurut Sumodiningrat,
menyatakan bahwa strategi pemberdayaan pada dasarnya memiliki tiga arah yaitu:
Pertama, pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi
dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang
mengembangkan peran masyarakat. Ketiga, modernisasi melalui perubahan struktur
13
sosial ekonomi, budaya dan struktur politik yang bersumber pada partisipasi
masyarakat. (Totok Mardikanto dalam Sumodiningrat, 2010: 193-194.)
Membangun ekonomi rakyat harus berarti meningkatkan kemampuan rakyat
dengan cara mengembangkan dan memberdayakannya. Upaya menggerakkan
sumber daya untuk mengembangkan potensi rakyat ini akan meningkatkan
produktivitas rakyat baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada
disekitar. Pengembangan ekonomi rakyat dapat dilihat dari tiga sisi (Mubyarto,
1996: 28-29) yaitu:
1. Menciptakan keadaan yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.
2. Memperkuat potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat untuk memanfaatkan
peluang- peluang ekonomi.
3. Mengembangkan ekonomi rakyat juga memiliki arti melindungi rakyat dan
mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang.
Untuk mencapai tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat, terdapat pilihan
kebijaksanaan yang dilaksanakan dalam beberapa langkah strategi seperti yang
dikemukakan oleh (Gunawan Sumodiningrat, 1998: 7-8) yaitu:
a. Memberikan peluang atau akses yang lebih besar pada akses produksi.
Sehingga, mampu meningkatkan produksi, pendapatan, dan menciptakan
tabungan yang dapat meningkatkan pemupukan modal secara
berkesinambungan.
14
b. Memperkuat potensi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat yang
dibantu dengan prasarana dan sarana penghubung yang mampu memperlancar
pemasaran produksi. Membangun kesetiakawanan dan rasa kesamaan sehingga
menciptakan rasa percaya diri dan harga diri dalam menghadapi kebutuhan
ekonomi serta meningkatkan kesadaran, kemauan dan tanggung jawab, bahwa
kemenangan dalam pergulatan perdagangan bebas tidak akan tercapai tanpa
adanya rasa kebersamaan dan kesatuan.
c. Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Selain pengetahuan yang didapatkan dari
pendidikan dan pelatihan, kesehatan berperan besar dalam menentukan
produktivitas.
d. Kebijakan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan industri
rakyat yang terkait dengan industri besar. Proses industrialisasi mengarah ke
daerah pedesaan dengan memanfaatkan potensi setempat yang umumnya argo
industri.
e. Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja mandiri
sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru, yang berkembang menjadi
wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan saling menunjang.
f. Pemerataan pembangunan antar daerah, karena perekonomian yang tersebar di
seluruh penjuru tanah air.
15
Menggerakan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi
masyarakat, akan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga SDA
maupun SDM yang ada di sekitar masyarakat dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Strategi pemberdayaan berarti berupaya memberdayakan masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan mengembangkan potensi, dengan kata
lain memberikan keterampilan dan pengetahuan tetapi tidak memberikan dana yang
dapat membuat masyarakat tidak dapat untuk mandiri atau tergantung kepada
pemerintah.
Kaitan Antara Pemberdayaan Dengan Industri
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Batok Kelapa dilakukan
dengan kerja sama yang baik antara masyarakat setempat dengan peran banyak pihak.
Stakeholder yang terlibat baik antara pemerintah desa, pemerintah daerah, instansi., dan
tokoh masyarakat. Keberadaan industri ini telah berdampak terhadap kehidupan
masyarakat setempat terutama dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya. Pemberdayaan
harus membangun industri, membangun ekonomi rakyat dan mencapai pemberdayaan.
(http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=36040)
2. Industri Kerajinan Batok Kelapa
Industri batok kelapa termasuk ke dalam industri kecil. Industri kecil merupakan
kelompok industri yang paling bertahan dalam menghadapi krisis perekonomian
Indonesia. Masalah yang sering dihadapi oleh industri kerajinan yaitu masalah kesulitan
pemasaran, keterbatasan finansial, kemampuan wirausaha, dan keterampilan dalam
16
desain kerajinan. Oleh karena itu perlu adanya lembaga yang nantinya akan membantu
industri kerajinan tetap bertahan dan mampu menghadapi permasalahan-permasalahan
yang muncul.
Berbagai jenis industri kecil yang ada salah satunya adalah industri kerajinan.
Banyak daerah di Indonesia yang berkembang perekonomiannya lewat industri
kerajinan. Konsep industri kerajinan merupakan aktivitas yang berbasis kreativitas yang
mana nantinya berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya
serta sektor industri kerajinan ini juga yang mampu menyerap tenaga kerja yang sangat
tinggi.
Komitmen pemerintah untuk selalu mengembangkan industri kecil dan menengah
diantaranya melalui pemberian kemudahan izin usaha dan pembinaan kepada industri
kecil, penyusunan kebijakan industri terkait dengan industri penunjang, pelatihan dan
bantuan permodalan, serta pengembangan sentra- sentra industri potensial. Namun
dalam industri kerajinan ini masih banyak permasalahan yang dihadapi.
Dalam membuat kerajinan tempurung kelapa ini pasti nya ada hambatan dari segi
peralatan, teknologi yang belum memadai untuk itu perlu bantuan dari Pemerintah
tetapi bagaimana juga masyarakat pengrajin Dusun Santan terus menekuni kerajinan
dan memperbaiki lewat kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga mempunyai
rasa antusias dalam mengembangkan produk sampai pada pemasaran nya sehingga
dengan mudah memajukan masyarakat.
17
Industri kecil juga sangat bermanfaat bagi penduduk terutama penduduk golongan
ekonomi lemah karena memberikan lapangan kerja pada penduduk pedesaan yang
umumnya tidak bekerja secara utuh dan memberikan tambahan pendapatan tidak saja
bagi pekerja atau kepentingan keluarga tetapi juga anggota keluarga lain, serta dalam
beberapa hal mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat dan
daerah sekitarnya secara lebih efisien dan lebih murah di banding industri besar.
Menurut Biro Pusat Statistik (2003) industri kecil adalah usaha rumah tangga yang
melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang belum jadi atau setengah
jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual dengan jumlah pekerja
paling sedikit 5 orang dan yang paling banyak 19 orang termasuk pengusaha. Dengan
disadarinya peranan dan arti penting dari keberadaan „industri‟ kerajinan sebagai suatu
wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru serta upaya pelestarian hasil
budaya bangsa, maka celah-celah keberadaannya mulai tersimak dan menggugah tokoh-
tokoh masyarakat dari berbagai kalangan, utamanya mereka yang erat kaitannya dengan
seni budaya kerajinan itu sendiri, seperti para pencinta/peminat barang-barang seni dan
kerajinan, tokoh masyarakat dan para seniman serta para ahli yang menggeluti bidang
seni serta kerajinan. (http://e-journal.uajy.ac.id/.2601/3/2EP1633.pdf)
18
Macam-Macam Industri Kecil
1) Industri Kecil Tradisional
Lokasi didaerah- daerah perdesaan.
Mesin yang digunakan dan alat kelengkapan modal relatif sederhana.
Aksesnya untuk mencapai atau menjangkau pasar di luar lingkungannya yang
berdekatan terbatas.
Proses teknologi yang digunakan sederhana.
2) Industri Kecil Modern
Dilibatkan dalam sistem produksi besar dan menengah dengan sistem pemasaran
domestik dan ekspor.
Menggunakan teknologi proses madya (intermediate proses technology).
Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.
Memiliki skala produksi yang sangat terbatas.
3) Industri Kerajinan Besar
Industri kerajinan besar ini juga meliputi berbagai industri kecil yang sangat
beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan teknologi dalam proses madya
atau teknologi proses maju.
Selain mempunyai potensi untuk bisa menyediakan lapangan kerja dan kesempatan
untuk memperoleh pendapatan bagi kelompok berpendapatan rendah terutama di
daerah-daerah pedesaan. Industri kecil juga didorong dengan landasan dalam budaya.
(https://guruakuntansi.co.id/industri-kecil/)
19
Tempurung kelapa menurut Triono (2006: 74-83) adalah bagian dari buah kelapa
yang berupa endokarp, bersifat keras, dan diselimuti oleh sabut kelapa biasanya
tempurung kelapa digunakan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket.
Tempurung kelapa dalam penggunaan biasanya digunakan sebagai bahan pokok
pembuatan arang dan arang aktif. Hal tersebut dikarenakan tempurung kelapa
merupakan bahan yang dapat menghasilkan nilai kalor. Untuk proses pengujian nilai
kalor pada tempurung kelapa yaitu dengan menggunakan alat bomb kalorimeter, selain
memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, tempurung kelapa juga cukup baik untuk bahan
arang aktif. Tempurung kelapa memang sangat banyak manfaatnya apalagi peralatan
dalam rumah tangga misalnya mangkok, sendok, cangkir yang dapat memanfaatkan
hasil alam yang ada dan dapat menjadikan sebuah produk yang baik untuk dijual
menjadi barang yang memiliki nilai tinggi. Manfaat dari tempurung kelapa juga
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pengrajin lebih meningkat, dari sisi
lingkungan juga bermanfaat dalam menjaga lingkungan sekitar. Tempurung kelapa ini
juga memiliki manfaat yang sangat baik bagi pengrajin yang di mana bisa
mengembangkan produk dan bisa memasarkannya di luar daerah bahkan keluar negeri
sesuai permintaan konsumen tentunya dengan mempromosikan atau mengikut sertakan
dalam kegiatan-kegiatan tertentu agar masyarakat dapat mengenal dan memiliki
produk-produk dari hasil kerajinan tempurung kelapa dan dapat mengurangi angka
pengangguran dan membantu pemerintah dalam memajukan pertumbuhan sektor
ekonomi masyarakat.
20
Dibawah ini adalah tahapan industri kerajinan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Bahan baku
Batok kelapa merupakan bahan baku dalam proses pembuatan kerajinan
yang diperoleh dari pohon kelapa. Bahan baku yang disiapkan adalah kepingan
batok kelapa yang diberi warna sesuai keinginan. Warna dasar yang biasa dipakai
adalah warna cokelat kehitaman yang dibuat dengan cara merendam kepingan
batok kelapa dengan oli kurang lebih 15 menit kemudian dijemur kurang lebih
selama 30 menit dibawah sinar matahari agar warna meresap ke dalam kepingan
batok kelapa. (Proses pemberdayaan adalah pembinaan dan penyediaan bahan
mentah dengan kerja sama antara pengrajin dan pemerintah desa).
b. Tenaga kerja
Tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, tenaga kerjanya
berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. (proses
pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa adalah dengan menyerap
tenaga kerja dari masyarakat setempat.
2. Produksi
Pembuatan produk mengenai hal pembagian pembuatan jenis produk, tidak
mengkhususkan pengrajin untuk membuat jenis produk tertentu jadi setiap pengrajin
bisa membuat produk yang berbeda-beda setiap harinya kecuali ada pesanan untuk
21
membuat produk tertentu dalam jumlah besar. Pembuatan produk dengan waktu yang
sedikit serta tingkat kesulitan yang rendah.
a. Keterampilan
Semakin lama seseorang menekuni pekerjaannya maka akan semakin
berpengalaman orang tersebut dalam bidang tersebut. (proses pemberdayaan nya
adalah dengan mengasah keterampilan yang dimiliki masyarakat oleh
pemerintah daerah, pemerintah desa dan pengelola).
b. Ilmu atau keahlian
Ilmu atau keahlian dari karyawan itu sangat penting karena berpengaruh
terhadap jumlah produksi kalau karyawan sudah mahir maka bisa membuat
kerajinan dengan cepat sehingga produksi meningkat (proses pemberdayaannya
adalah memberikan ilmu pemahaman tentang kerajinan dari pemerintah daerah
dan pemerintah desa).
3. Pemasaran
Adanya kemajuan teknologi dan informasi mempermudah untuk
memasarkan produk kerajinan batok kelapa ke semua daerah tanpa batas, kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi salah satu faktor pendukung yang sangat
penting karena dengan kemajuan teknologi dan informasi bisa digunakan untuk
mempromosikan produk kerajinan batok kelapa.
22
a. Pelatihan usaha
Melalui pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman terhadap konsep-konsep
kewirausahaan, dengan segala macam permasalahan yang ada didalamnya.
Tujuan dari pelatihan usaha adalah memberikan wawasan yang lebih
menyeluruh dan aktual, sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap
peserta, di samping diharapkan peserta memiliki pengetahuan teoritis. Dengan
melalui pelatihan seperti ini, peserta diharapkan dapat mencermati adanya kiat-
kiat tertentu, sehingga dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan
dalam mengembangkan wirausaha. (Proses pemberdayaannya adalah dengan
mengadakan pelatihan oleh pemerintah daerah).
b. Pendampingan
Pada tahap ini, yaitu ketika usaha itu dijalankan maka calon wiraswasta
akan di dampingi oleh tenaga pendamping yang profesional, yang berfungsi
sebagai pengarah maupun sekaligus pembimbing, sehingga kegiatan usaha
yang di gelutinya, benar-benar mampu berhasil dikuasai. (Proses
pemberdayaan nya adalah dengan melakukan pendampingan terhadap
masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah).
23
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai
berikut.
1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
a. Industri ekstraktif
b. Industri non ekstraktif
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tersier.
2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
a. Industri rumah tangga
b. Industri kecil
c. Industri sedang
d. Industri besar
3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
a. Industri primer
b. Industri sekunder
c. Industri tersier
4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
a. Industri pertanian
b. Industri pertambangan
c. Industri jasa
5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri
yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
24
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry),
yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk,
terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang
pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu
industri yang didirikan dekat atau di tempat pengolahan.
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di
tempat tersedianya bahan baku.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry),
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas.
6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen.
7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat
produksi lainnya.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi.
25
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Bodgan dan Taylor sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong (2006: 4)
mendeskripsikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa data-data dan perilaku yang diamati. Menurut
mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik.
Metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih. Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian
yang ditunjukan untuk mendiskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data
dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks
yang mendetail disertai catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
dokumen.
2. Ruang lingkup penelitian
a. Objek Penelitian
Obyek merupakan apa yang hendak diselidiki didalam kegiatan penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi obyek adalah Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kerajinan Batok Kelapa Di Dusun Santan, Desa Guwosari, Kapanewon Pajangan,
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
26
b. Definisi Konseptual
Menurut Singarimbun dan Sofian (2008: 43) definisi konseptual adalah pemaknaan
dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan
konsep tersebut dilapangan. Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi
konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya
(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang
bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun pemberdayaan masyarakat
yang bersangkutan sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif- alternatif
baru dalam pembangunan masyarakat (Mardikanto, 2014: 202).
Industri kerajinan
Industri kerajinan adalah suatu kegiatan pembentukan atau pengubahan
barang menjadi barang lain yang merupakan hasil kerja tangan sehingga
mempunyai nilai yang lebih tinggi, yang dilakukan oleh seseorang atau lebih
anggota rumah tangga sebagai penanggung jawab.
Batok Kelapa
Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokarp,
bersifat keras, dan di selimuti oleh sabut kelapa biasanya tempurung kelapa
digunakan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket.
27
c. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Azwar (2013: 74) adalah suatu definisi mengenai
variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik- karakteristik variable tersebut
yang dapat diamati. Berdasarkan pengertian diatas, maka definisi operasional
mengenai Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kerajinan Batok Kelapa di Dusun
Santan adalah:
1. Stakeholder yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat melalui industri
kerajinan batok kelapa
2. Peran stakeholder dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui industri
kerajinan batok kelapa
3. Strategi yang dilakukan stakeholder dalam pemberdayaan masyarakat melalui
industri kerajinan batok kelapa
3. Subjek Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang kami ambil, maka yang menjadi subyek informan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. 2 orang Pemerintah Desa Guwosari
2. 6 orang Pengrajin di Dusun Santan
3. 1 orang Pengelola Kerajinan
4. 1 orang Dinas Pariwisata
5. 1 orang sebagai anggota perwakilan dari Masyarakat
28
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut (Gulo, 2002: 110) Metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan
untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
penelitian. Metode yang akan dilakukan dalam pengumpulan data ini yaitu :
a. Metode Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada masyarakat serta tokoh
masyarakat yaitu dukuh setempat. Metode yang kami laksanakan yaitu dengan
wawancara langsung untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi.
b. Metode Pengamatan /Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melalui pengamatan secara langsung terhadap
keadaan lingkungan dan kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang, sehingga
dapat diketahui kondisi sebenarnya mengenai lingkungan serta kegiatan masyarakat
Dusun Santan.
c. Dokumentasi
Suatu pengumpulan data dengan cara melihat langsung sumber-sumber
Dokumen yang terkait. Dengan arti lain bahwa dokumentasi sebagai pengambilan
data melalui dokumen tertulis maupun elektronik digunakan sebagai mendukung
kelengkapan data yang lain.
29
5. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (2014: 246-253) Teknik Analisis Data dilakukan
secara Kualitatif dalam penelitian ini ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data,
dan kesimpulan atau verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi
data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga
kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi
data.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak,
kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan pola nya. Dengan demikian data
yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencari nya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,
seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.
30
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena
itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan,
keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,
dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain
yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu,
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data- data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data
kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan
dan bagan.
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data
31
tersebut, maka data terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami.
Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,
matrik, network (jaringan kerja), dan chart.
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil
tindakan.
Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila
tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya.
32
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan diatas bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
33
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH
A. Sejarah Desa Guwosari
Desa Guwosari Merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Bantul yang
terletak di Kapanewon Pajangan. Desa Guwosari merupakan wilayah paling timur
di Kecamatan Pajangan, karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul
sebagai pusat kota, Desa guwosari termasuk desa yang telah berbudaya kota. Desa
Guwosari memiliki 4 mata air yang terletak di Dusun Watu gedug (1 mata air) 3
dari 4 mata air tersebut berada di situs peninggalan Pangeran Diponegoro. Di Desa
Guwosari dilalui oleh Sungai Bedog, sungai ini merupakan sumber air untuk
pengairan lahan pertanian di Desa Guwosari meskipun masih belum memberikan
pasokan irigasi yang memadai.
Desa Guwosari ini terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Selarong dengan
lurah pada waktu itu adalah Wonodiryo dan Kelurahan Iroyudan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan menjelang detik-detik kemerdekaan RI terjadi integrasi
wilayah kelurahan yaitu antara kelurahan Selarong dengan Kelurahan Iroyudan
dengan penggagas integrasi ini adalah lurah Wonodiryo (lurah Selarong). Hasil
penggabungan ini terjadilah Desa Guwosari yang berarti “Guwo” adalah Goa yang
berada di Selarong sebagai tempat persembunyian Pangeran Diponegoro pada masa
penjajahan dahulu yang sekarang terkenal dengan Objek Wisata Goa Selarong dan
“Sari” adalah inti dari dua kelurahan jadi satu dengan lurah pertama yaitu bapak
34
Sukowardi dari Padukuhan Kembangputihan. Jadi icon desa Guwosari adalah Goa
Selarong yang terletak di Padukuhan Kembangputihan dari balai desa Guwosari
arah ke utara.
Dusun Santan adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Guwosari
Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul. Letaknya kurang lebih 6 km dari pusat
Kabupaten Bantul dan sekitar 25 km dari pusat Propinsi Yogyakarta. Memiliki luas
sekitar 14,2115 ha dengan penduduk yang berjumlah 532 jiwa, yang terdiri atas
laki-laki 266 orang dan perempuan 266 orang.
1. Keadaan Geografis
a. Luas Wilayah
Luas wilayah desa Guwosari adalah 830.011,00 Ha yang terdiri dari 15
padukuhan. Penggunaan lahan di Desa Guwosari terdiri dari sawah, tegalan, dan
pekarangan. Desa Guwosari berada pada formasi Yogyakarta dan formasi Sentolo.
Jenis tanah yang terdapat di Desa Guwosari antara lain: tanah regosol, tanah
grumusol dan tanah latosol.
b. Batas Wilayah
Letak dan batas wilayah merupakan unsur penting dalam penelitian
agar memudahkan peneliti dalam menganalisis antara objek dan pokok
permasalahan yang dibahas. Berikut batas wilayah Desa Guwosari secara
administratif.
35
1) Sebelah utara : Desa Bangunjiwo
2) Sebelah selatan : Desa Wijirejo
3) Sebelah timur : Desa Bantul
4) Sebelah barat : Desa Sendangsari
Gambar II.1
Peta Desa Guwosari
Sumber data internet map-bantul.jpg (799×655) (bp.blogspot.com)
c. Iklim
Kemiringan lahan di Desa Guwosari antara 2% sampai dengan 45%.
Suhu harian di Desa Guwosari adalah sekitar 20-33 ℃ dengan curah hujan
antara 200-3.000 mm.
36
d. Orbitasi
Berikut jarak Kantor Desa Guwosari dengan beberapa kantor
pemerintahan:
1) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 6,00 Km
2) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 3,00 Km
3) Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 3,00 Km
4) Jarak dari Ibukota Provinsi : 15,00 Km
2. Kondisi Topografis
Bentuk permukaan bumi Desa Guwosari memiliki ketinggian 25 m
sampai dengan 120 diatas permukaan laut (mdpl). Secara umum kondisi
topografi di Desa Guwosari terdiri dari daerah dataran yang terletak pada
bagian timur membujur ke utara dan daerah perbukitan yang terletak pada
bagian barat.
37
3. Keadaan Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Guwosari mencapai 13.215 Jiwa yang terbagi
dalam 4.460 KK. Berikut jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Diagram II. I
Jumlah Penduduk Desa Guwosari
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
Menurut data diatas jumlah penduduk perempuan di Desa Guwosari
berdasarkan jenis kelamin maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan
antara laki-laki dengan penduduk perempuan yaitu seimbang dengan
presentase penduduk laki-laki 50% dan perempuan sebesar 50%.
6.598; 50% 6.617; 50%
Laki-laki Perempuan
38
b. Jumlah Penduduk Menurut Usia
Pengelompokan penduduk berdasarkan usia di Desa Guwosari dilakukan
untuk mempermudah dalam menentukan sasaran pemberdayaan masyarakat.
Berikut jumlah penduduk berdasarkan usia.
Diagram II.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
Menurut diagram diatas penduduk berusia 15-65 tahun lebih banyak
yaitu 9.249 jiwa sebanyak 70% jika dibandingkan penduduk berusia 65 tahun
ke atas yaitu sebanyak 1.072 jiwa atau sebanyak 8%. Data tersebut
menunjukkan bahwa Desa Guwosari memiliki penduduk yang berusia
produktif cukup banyak, hal ini adalah potensi yang dapat memajukan desa
jika dapat dimanfaatkan dengan baik.
22%
70%
8%
Usia 0-15 Usia 15-65 Usia 65 keatas
39
c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Guwosari mempunyai pekerjaan yang beragam, mayoritas
penduduk bekerja dan memiliki pekerjaan buruh. Selain buruh masyarakat Desa
Guwosari ada yang bekerja sebagai buruh tani, buruh industri, pedagang, buruh
bangunan, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, pensiunan dan lain-lain.
Diagram: II.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020
Berdasarkan data diatas bahwa mata pencaharian masyarakat Desa
Guwosari beragam ada TNI berjumlah 65 orang dengan presentase 1%,
sedangkan yang menjadi PNS berjumlah 236 orang dengan presentase 2%,
penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 1.063 dengan
presentase 11%, sedangkan yang swasta berjumlah 1.346 orang dengan
1%
2% 14%
11%
7%
12%
9% 1% 3%
4% 0%
15%
21%
TNI PNS Swasta Petani Tukang
Pedagang Buruh Tani Pensiunan Peternak Pengrajin
Pekerja Seni Lain-lain Pengangguran
40
presentase 14%, kemudian yang bekerja sebagai tukang 632 orang dengan
presentase 7%, sedangkan yang menjadi pedagang mencapai 1.168 orang
dengan presentase 12%, yang menjadi buruh tani sebanyak 920 orang dengan
presentase 9%, sedangkan yang bekerja sebagai peternak 296 orang dengan
presentase 3%, penduduk yang menjadi pengrajin 358 orang dengan presentase
4%, pekerja seni sebanyak 17 orang dengan presentase 0%, penduduk yang
sudah pensiun ada 119 orang dengan presentase 1%, sedangkan yang
pengangguran mencapai 2.030 orang atau dengan presentase 21% dan lain-lain
1.503 orang dengan presentase 15%. Hal ini menunjukkan bahwa mata
pencaharian masyarakat Desa Guwosari adalah beragam.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Seluruh penduduk Desa Guwosari mayoritas agama Islam, hal ini dapat
dilihat dari organisasi keagamaan yang ada seperti di Desa Guwosari antara lain
organisasi masyarakat Muhammadiyah dan organisasi Masyarakat Nahdlatul
Ulama, data tempat ibadah di Desa Guwosari dapat di lihat dari tabel berikut :
Tabel II.4
Jumlah Tempat Ibadah
No Tempat Ibadah Jumlah
1. Masjid 23
2. Mushola 28
Total 51
Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020
41
4. Keadaan Sosial
Masalah keadaan sosial meliputi pelaksanaan hubungan dan kerukunan antara
sesama, sebagai salah satu kesatuan dalam kehidupan sosial yang selalu terbina
dengan baik. Kehidupan sosial masyarakat Desa Guwosari dalam sehari-harinya
selalu bersifat gotong royong dan tolong-menolong antara sesama. Misalnya saja
dalam suatu pelaksanaan tradisi, seperti perkawinan, khitanan, tingkeban, dan lain
semacamnya selalu menggunakan cara saling tolong menolong dan memberikan
sumbangan baik berupa materi maupun non materi yang juga dilakukan dengan tanpa
pamrih. Sementara tatanan masyarakat sudah mulai terjadi perkembangan dan
perubahan, itu semua disebabkan oleh perubahan jaman dengan pengaruh budaya
yang sangat spektakuler, mulai dari cara berfikir, berpakaian, pergaulan, dan
semacamnya. Salah satu pengaruh budaya tersebut dibawa oleh banyaknya anak
muda yang sudah banyak berpengalaman keluar masuk kota-kota besar yang kental
dengan semaraknya parade modernisasi yang kian melaju.
Keadaan sosial suatu wilayah dapat dilihat dari cara masyarakat saling
berinteraksi tetapi itu bukan sesuatu yang dapat dinilai atau diukur oleh peneliti,
maka kita dapat melihat keadaan sosial dari tingkat Pendidikan masyarakat desa.
Berikut diagram jumlah penduduk menurut tingkat Pendidikan.
42
a. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Diagram II.4
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat untuk wajib
belajar 12 tahun sudah ada tetapi untuk melanjutkannya ke jenjang sarjana masih
kurang, perlu adanya sosialisasi lanjutan tentang Pendidikan Tinggi. Tercatat
bahwa jumlah masyarakat yang menempuh Pendidikan di Taman Kanak-kanak
sebanyak 1.265 orang dengan presentase 12%, sedangkan yang menempuh
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2.826 orang dengan presentase 26%,
kemudian yang menempuh Pendidikan ditingkat SLTP mencapai 2.181 orang
dengan presentase 20%, sedangkan yang berada ditingkat SLTA berjumlah 3.418
orang dengan presentase 32%, sedangkan yang mengenyam Pendidikan hingga
12%
26%
20%
32%
3% 6% 1%
Taman Kanak-kanak SD SMP SMA D1-D3 Sarjana Pascasarjana
43
tingkat D1-D3 sebanyak 358 orang dengan presentase 3%, sedangkan yang
Pendidikan hingga tingkat Sarjana sebanyak 682 orang dengan presentase 6%
dan yang Pascasarjana hanya 62 orang dengan presentase hanya 1%.
5. Keadaan Ekonomi
Masalah ekonomi merupakan masalah yang paling dominan dalam menunjang
ke arah kemajuan desa. Masyarakat Desa Guwosari mempunyai pekerjaan yang
beragam, mayoritas penduduk bekerja dan memiliki pekerjaan buruh. Selain buruh
masyarakat Desa Guwosari ada yang bekerja sebagai buruh tani, buruh industri,
pedagang, buruh bangunan, pegawai negeri sipil, TNI/Polri, pensiunan dan lain-lain.
44
6. Sarana dan prasarana
a. Prasarana Pendidikan
Diagram II.5
Prasarana Pendidikan
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diartikan bahwa Desa Guwosari
tersedia banyak prasarana Pendidikan dengan adanya play group,
didirikannya 10 TK, Gedung SD sebanyak 7 buah, Gedung SMA 1
buah, dan perpustakaan 1 buah. Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa prasarana Desa Guwosari cukup memadai dalam
menunjang dan meningkatkan Pendidikan penduduk.
Ada
10
7
1 1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
playgroup TK SD SMA Perpustakaan
Desa
45
b. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Diagram II.6
Prasarana Kesehatan
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Desa Guwosari tersedia
banyak prasarana keesehatan dengan didirikannya Puskesmas, 1 buah Poskesdes,
dan 19 buah Posyandu/ Polindes. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui juga
bahwa Prasarana keesehatan di tingkat Desa Guwosari cukup memadai untuk
melayani masyarakat.
Ada
1
19
0
5
10
15
20
25
30
35
Puskesmas Poskesdes Posyandu/ Polindes
46
c. Prasarana Umum
Tabel II.6
Prasarana Umum
No. Prasarana Jumlah
1. Olahraga 2
2. Kesenian/Budaya 30
3. Balai Pertemuan 3
4. Sumur Desa 2
Sumber: Data Monografi Desa Guwosari 2020
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa prasarana umum yang ada di
Desa Guwosari berupa 3 balai pertemuan, sedangkan jumlah Gedung olahraga
sebanyak 2 buah, Gedung kesenian 30 buah dan sumur desa sebanyak 2 buah.
Prasarana umum dapat menunjang kegiatan sosial antar warga penyediaan
prasarana yang agar antar warga dapat saling berinteraksi ditempat ini dan akan
menciptakan kekompakan dan terbangun kerja sama.
47
7. Lembaga Pemerintah Desa/Kelurahan
a. Struktur Pemerintah Desa
Gambar II.2
Sumber : Data Monografi Desa Guwosari 2020
48
b. Perangkat Pemerintah Desa
Tabel II.7
Perangkat Pemerintah Desa
N0. NAMA JABATAN
1. Masduki Rahmad, S.IP Lurah
2. Muhammad Faza Muzakki, S.E Carik
3. Muhamad Taufik Kasi Pemerintahan
4. Yudi Susanto Kaur Tata Usaha dan Umum
5. Arif Subawanto, A.Md Kasi Keuangan
6. Umarwanto Kasi Kesejahteraan
7. Hm. Nizar Ba Kasi Pelayananan
8. Miftakhul Khassanah,S.Hum Kasi Perencanaan
9. Dewi Iriani Rahmawati,S.Pd Staf
10. Jumari Staf
11. Sriyatun Staf
12. Asnawi Staf
13. Misbah, S.Ag Staf
14. H. M Juremi, S.Sos Bpd Dapil Kembangputihan Kentolan Lor
15. Fran Kurniawan Tenaga Honorer
16. Yuli Nuryati,S.Pd Tenaga Honorer
17. Novi Ermawati, SE Tenaga Honorer
18. Muhammad Didin Rusdan Tenaga Honorer
19. Sanja Anggraini Tenaga Honorer
20. Waziri Tenaga Honorer
Sumber: Profil Desa Guwosari 2020
49
8. Padukuhan Desa Guwosari
Desa Guwosari memiliki 15 (lima belas) Padukuhan. Adapun nama-nama
dukuh yang ada di Desa Guwosari beserta kepala dukuh nya dapat dilihat
pada table dibawah ini:
Tabel II.8
Nama-Nama Kepala Dukuh
NO. Nama Dukuh Padukuhan
1. Ahmad Khalim Dukuh Kentolan Lor
2. Sulisman Dukuh Kembangputihan
3. Muhammad Fatkhurrohman Dukuh Kentolan Kidul
4. Mangku Dukuh Pringgading
5. Sualip Dukuh Karangber
6. Sareh Supardi Dukuh Kalakijo
7. Anwar Aswahadi Dukuh Kedung
8. Ichwan Dukuh Bungsing
9. Muhzin Taukhid Dukuh Dukuh
10. Teguh Triyanto Dukuh Gandekan
11. Muhammad Hisyam Dukuh Iroyudan
12. Mudakir Dukuh Santan
13. Mistijan Dukuh Watugedug
14. Widayanto Dukuh Kembanggede
15. Imam Muttaqin Dukuh Kadisono
Sumber: Profil Desa Guwosari 2020
50
9. Lembaga Kemasyarakatan
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
b. Lembaga Adat
c. TP PKK
d. BUM Des
e. Karang Taruna
f. RT/RW
B. Sejarah Kerajinan Batok Kelapa
Berawal dari seorang pemuda lulusan SMA yang berani mengambil
resiko dengan membuat inovasi kerajinan dari batok kelapa beliau adalah
Bapak Subhan Nurtaufik. Pada tahun 1992 Bapak Subhan Nurtaufik pemilik
usaha kerajinan batok kelapa melihat banyaknya limbah dari pohon kelapa
yang sia-sia jika tidak dimanfaatkan. Sehingga beliau mencoba
memanfaatkan potensi lokal yang berada di Dusun Santan dengan motivasi
mengajak masyarakat Dusun Santan agar dapat memanfaatkan limbah
terutama batok kelapa yang hanya biasanya digunakan untuk “gegenen”
bahkan hanya dibuang, hingga menjadikan batok kelapa sebagai kerajinan
yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Dusun Santan.
Dusun Santan yang berarti dalam bahasa Jawa “santen” yaitu perasan
kelapa, dinamakan santan karena pada masa itu di Dusun Santan banyak
51
ditanami pohon kelapa, mempunyai ide untuk membuat kerajinan batok kelapa
yang dinamai Cumplung Adji. Cumplung yang berati kelapa yang jatuh dari
pohonnya yang sudah kering dan biasanya hanyut disungai, cumplung ini tidak
ada manfaatnya karena kelapa nya tidak bisa diambil untuk “santen”.
Sedangkan Adji mempunyai nilai guna atau dapat juga disebut berharga. Maka
demikian sesuatu yang pada awalnya tidak ada manfaatnya sebenarnya dapat
dijadikan sesuatu yang berharga dan bernilai, bahkan dapat menghasilkan uang.
Kemudian pada tahun 1993 sudah mulai dikenal Asia bahkan
menguasai Eropa mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.
Akhirnya pada tahun 1995 ekspor ke Hawai/ Kanada dan pada tahun 1998
kerajinan batok kelapa dikenal banyak orang bahkan bisa dikatakan booming
lewat nama Cumplung Adji. Pada tahun 2008 mendapat support dari
pemerintah adanya pendampingan dari pemerintah untuk mengembangkan
produksi. Penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya yang masih produktif
sekitar 60 orang dengan sistem Borongan. Dengan adanya pelatihan
mempermudah masyarakat untuk mencari pekerjaan yang biasanya menjadi
pekerja serabutan kini dapat mempunyai pekerjaan tetap dengan hasil yang
dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Tidak hanya itu bahkan mereka dapat
mengembangkan hasil olahan bumi menjadi keripik untuk dijadikan oleh-oleh
atau dapat disajikan ketika ada kunjungan.
52
Berbagai barang kerajinan yang unik dan kreatif dapat dihasilkan dari
batok kelapa atau batok. Kreasi dari hasil kerajinan tempurung kelapa yang di
daur ulang Kembali menjadi sebuah kerajinan yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti misalnya sendok, garpu, mangkok dan barang
kerajinan lainnya. Adanya kerajinan tersebut, masyarakat Dusun Santan
berupaya dalam merubah pandangan orang mengenai limbah batok kelapa
menjadi bentuk karya kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Berbagai macam
limbah batok dibuang dan tidak dipedulikan seperti halnya limbah dari batok
kelapa atau batok dibuang begitu saja setelah diambil dagingnya. Limbah tidak
selamanya hanya menjadi sampah. Dengan kreativitas yang dimiliki masyarakat
diDusun Santan, limbah batok kelapa atau batok yang semula hanya barang
yang tidak bernilai dapat diubah menjadi “mesin penghasil uang”. Dengan
adanya industri batok kelapa dalam mengembangkan potensi lokal dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat yang dulu nya bekerja di luar
daerah hingga sekarang mereka memilih untuk menekuni kerajinan batok
kelapa dan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, serta manfaat
lainnya dari pengembangan pembangunan desa dapat mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat semakin terberdaya dengan adanya kerajinan batok kelapa
ini karena keterampilan semakin bagus dan pesanan semakin banyak. Hasil
produk dari kerajinan batok kelapa masyarakat ini tersebar hingga di berbagai
daerah ditanah air seperti Jakarta, Surabaya, Batam, dan Medan bahkan produk
53
ini diekspor di berbagai negara diluar negeri seperti Jepang, USA, dan negara-
negara di Eropa lainnya.
C. Profil Industri Kerajinan Batok Kelapa di Desa Guwosari
Potensi yang dimiliki Dusun Santan adalah kerajinan batok kelapa.
Pada tahun 1992, salah satu rumah tangga memulai kerajinan dengan
menggunakan tempurung kelapa. Inovasi tersebut akhirnya memotivasi
warga lain dan sekarang telah berkembang menjadi 14 industri kerajinan
batok kelapa yang hingga kini masih terus berkembang. Tenaga kerja
menjadi salah satu faktor penting tanpa adanya tenaga kerja tidak akan ada
proses kerja. Tenaga kerja akan menentukan tercapainya tujuan, proses dan
keberhasilan usaha. Awal memulai usaha kerajinan batok kelapa Cumplung
Adji ini adalah dengan Penyerapan tenaga kerja dengan mengajak tetangga,
saudara dan pemuda pada akhirnya omset naik dan penyerapan tenaga kerja
dilakukan sebanyak-banyaknya dengan kategori usia yang masih produktif
sekitar 60 orang atau hampir satu kampung menjadi karyawan.
Produksi merupakan proses mengolah bahan baku menjadi barang
jadi atau proses mengubah input menjadi output. Macam-macam produksi
yang dijual ini diproduksi menggunakan alat-alat modern karena dengan alat
modern pekerjaan menjadi lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
Bahan baku dikerjakan di masing-masing rumah jika sudah menjadi barang
setengah jadi baru diberikan ke pengelola kerajinan batok kelapa. Cumplung
54
Adji adalah usaha yang bergerak di bidang kerajinan dari bahan limbah
batok kelapa. Produksi yang diterapkan oleh Cumplung Adji adalah produksi
berupa macam kerajinan dari batok kelapa. Cumplung Adji juga melayani
permintaan konsumen yang menginginkan produk kerajinan dengan bentuk
sesuai keinginan dari konsumen. Kerajinan batok kelapa meliputi sendok,
garpu, mangkok, hiasan bunga gantung, gantungan kunci, tas dan barang
kerajinan lainnya. Berbagai produk kerajinan tangan yang berbahan dasar
batok kelapa telah banyak diproduksi oleh mereka. Cumplung Adji memiliki
tempat produksi dan Gudang serta alat-alat berupa alat potong, amplas, lem,
cat pelitur, clear dan bahan-bahan tambahan lainnya untuk keperluan
pesanan konsumen.
Kerajinan batok kelapa ini melakukan promosi menggunakan
beberapa media sosial yaitu: Facebook, Instagram, Twitter dan lainnya.
Cumplung Adji juga mempromosikan dan menjual produk di beberapa
aplikasi jual beli online yaitu Lazada, Bukalapak, Tokopedia dan lain-lain.
Instagram dipilih karena dianggap sebagai media iklan yang cukup untuk
memasarkan produk. Instagram mengirim informasi lebih cepat sehingga
informasi yang disampaikan juga dapat diterima dengan cepat. Selain itu
Instagram memiliki banyak pengguna, mudah digunakan, biaya promosi
yang murah, dan memiliki koneksi dengan sosial media lain. Keunggulan
Instagram yang dapat terkoneksi dengan media sosial lain seperti Facebook,
Twiter, akan menjadi peluang Cumplung Adji untuk meningkatkan
55
penjualan karena mampu mencapai khalayak sasaran selengkap mungkin,
akan tetapi peluang tersebut tidak dimanfaatkan oleh Cumplung adji.
Seiring berjalan nya waktu, salah satu pengrajin yaitu UKM
Cumplung Aji melakukan terobosan ekspor ke berbagai negara yaitu Jepang,
Timur Tengah, Prancis, dan Malaysia. Perkembangan tersebut akhirnya
menyebar dan mengakibatkan banyaknya pembeli dari luar daerah maupun
luar negeri yang berdatangan ke Dusun Santan secara langsung. Kondisi
tersebut memunculkan ide dan gagasan untuk menjadikan Dusun Santan
sebagai Kampung Wisata berbasis kerajinan tempurung kelapa. Keinginan
tersebut pada akhirnya dapat terealisasi dengan diadakannya Soft Launching
pada tanggal 29 Mei 2010 oleh Pemda Kabupaten Bantul.
88
DAFTAR PUSTAKA
Azwar.Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. PT. Grasindo. Jakarta
Gunawan Sumodiningrat. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta: Jakarta
Lexy J. Moleong, 2006 Metodeogi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab Sosial
Korporasi). Alfabeta. Bandung
Miles, M.B, Huberman,A.M, dan Saldana J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohindi. UI-
Press
Moelyono Mauled. 2010. Menggerakan Ekonomi Kreatifantara Tuntutan Dan Kebutuhan.
Rajawali Pers. Jakarta
Mubyarto. 1996. Ekonomi Rakyat Dan Program IDT. Aditya Media. Yogyakarta
Race, D. and J. Millar. 2006. Training Manual: Social and Community Dimensions of
ACIAR Project. Australian Center for Inernational Agricultural Reserch – Institut for Land,
Water, and Society of Charles Sturt University. Australia
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
Soekanto Soerjono. 2002. Teori Peranan. Bumi Aksara. Jakarta
Soetomo. 2011 Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
89
Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika
(Maesopsis emini Engl) dan Sengon (Paraserienthes falcatria) Dengan Penambahan
Tempurung Kelapa. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Zubaedi. 2007 Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Perspektif Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat. AR Ruzz Media. Jakarta
map-bantul.jpg (799×655) (bp.blogspot.com)
http://digilib.uinsby.ac.id/11080/7/.Bab%204.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/.2601/3/2EP1633.pdf
http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id+36040
http://teoripemberdayaan.blogspot.com/2012/03/memahami-konsep-
pemberdayaanmasyarakat.html
https://guruakuntansi.co.id/industri-kecil/