Post on 06-May-2023
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan
kurikuler di Fakultas Kehutanan UNLAM yang dilaksanakan
pada alih semester genap ke semester ganjil. PKL wajib
diikuti oleh mahasiswa semester IV ke V dan diberikan 2
(dua) Satuan Kredit Semester (SKS). Kegiatan PKL
meliputi kegiatan lapangan, penulisan laporan dan ujian.
A. Persyaratan
1. Terdaftar sebagai mahasiswa fakultas kehutanan pada
tahun ajaran berjalan.
2. Setiap mahasiswa peserta terdaftar telah
mengikuti mata kuliah :
a. Silviks
b. Ilmu Tanah Hutan
c. Ilmu Ukur Lahan dan Perpetaan
d. Inventarisasi Hutan
e. Dendrologi
3. Tidak sedang mengikuti Kuliah Program Alih Tahun
(PAT)
A. B. Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapang terdiri dari 2 (dua) bagian yang wajib
diikuti seluruh peserta, yaitu sebagai berikut :
a. Kuliah Pesangon : 11 - 12 Agustus2015 bertempat di Fakultas
Kehutanan Unlam
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
b. Pelaksanaan PKL direncanakan pada tanggal 14Agustus
– 25 Agustus 2015 dengan total kegiatan efektif
selama 10 (sepuluh) hari
c. Tempat Pelaksanaan PKL berada di Hutan Pendidikan
Unlam Mandiangin
C. Tujuan Umum
1. Melatih mahasiswa dalam melakukan pengukuran dan
perpetaan, inventarisasi hutan; penanaman, pembuatan
persemaian dan pemeliharaan, identifikasi tanah
hutan, konservasi tanah & air, perlindungan hutan
dan serta pembuatan herbarium.
2. Melatih mahasiswa menggunakan bahan dan peralatan
yang dipakai dalam praktik poin satu di atas.
3. Melatih mahasiswa dalam membuat laporan dan
menguasai hasil praktik di lapangan.
4. Meningkatkan kemampuan dan kebiasaan mahasiswa untuk
memelihara dan mengembangkan ekosistem hutan
MATERI PRAKTIK KERJA LAPANG
Materi PKL terdiri dari 10 bagian, yang termasuk
dalam 8 mata kuliah yaitu: Perencanaan Hutan (Ilmu Ukur
Tanah dan Inventarisasi Hutan); Ekologi Hutan; Silviks;
Ilmu Tanah Hutan; Sosiologi Kehutanan, Dendrologi dan
Perlindungan Hutan.
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
Tabel 1. Materi Praktik Kerja Lapang S1 Reguler TahunAkademik 2015
MATA KULIAH MATERI POKOK (KODE)
1. Ilmu Ukur Lahan dan Perpetaan Pengukuran dan Perpetaan (PKL-1)
2. Ekologi Hutan Analisis Vegetasi&Curva Species Area(PKL-2)
3. Silviks Pembuatan Persemaian dan Pengkayaan Tanaman (PKL-3)
4. Ilmu Tanah Hutan
Identifikasi Tanah Hutan (PKL-4)
5. Inventarisasi Hutan
ITSP (PKL-5)
6. DendrologiIdentifikasi Tanaman, Kesehatan Tanaman, dan Pembuatan Herbarium (PKL-6)
7. Konservasi Tanah Air
Terasering (PKL-7)
8. Perlindungan Hutan Pemeliharaan, & Sekat Bakar (PKL-8)
9. Pengelolan Margasatwa Inventarisasi Satwa (PKL-9)
10. Sosiologi Kehutanan Interaksi Masyarakat dengan Hutan (PKL-10)
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
PEMELIHARAAN DAN SEKAT BAKAR (PKL-8)
I. PEMELIHARAAN
Pengantar
Kegiatan penanaman terdiri dari pembuatan dan
pemancangan ajir, pembuatan piringan dan lobang tanam,
pengangkutan bibit, dan penanaman. Hal ini dilakukan
dengan asumsi lahan sudah siap tanam (telah dilakukan
persiapan lahan).
(a) Pembuatan dan Pemancangan Ajir
Ajir berfungsi sebagai tanda bagi tanaman yang akan
ditanam. Ajir dibuat dari bahan bambu atau
cabang/ranting kayu dengan ukuran diameter sekitar 1,5 cm
dan panjang 1 m. Ajir kemudian dipasang pada setiap
tempat yang akan ditanami. Karena sistem penanaman yang
akan dipakai adalah larikan sehingga ajir akan dipasang
mengikuti larikan tanaman. Jumlah ajir yang akan dibuat
tergantung pada jumlah tanaman yang akan ditanam.
(b) Pembuatan Piringan dan Lubang Tanam
Pada tempat dimana akan diletakkan ajir, maka dibuat
piringan dan lobang tanam untuk penanaman tanaman
kehutanan. Ukuran lobang tanam 30 x 30 x 30 cm (sekitar 2
mata cangkul) dan piringan tanaman radius 1 m. Jumlah
piringan dan lobang tanam sesuai jumlah bibit yang akan
ditanam.
1 m
30 cm
30 cm
A
Lubang Tanam
30 cm
30 cm1 m
B
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
Gambar 1. Piringan dan lobang tanam (A tampak samping, Btampak atas)
(c) Pengangkutan Bibit
Bibit yang telah disiapkan di persemaian, pada
saatnya akan diangkut untuk ditanam di lapangan. Hal
perlu diperhatikan dalam pengangkutan tanaman adalah
menjaga semaksimal mungkin dari bahaya kerusakan bibit
selama diangkut dari persemaian menuju ke lokasi tanam.
Jumlah bibit yang diangkut harus disesuaikan dengan
kemampuan menanam pekerja tanam di lapangan. Hal ini
dilakukan agar bibit yang diangkut memang sesuai dengan
jumlah bibit yang akan ditanam.
(d) Penanaman
Model pembangunan hutan di lingkungan kampus Unlam
Banjarbaru yang akan diterapkan adalah menggunakan pola
polikultur dengan beragam komposisi tanaman. Penanaman
di kampus Unlam Banjarbaru dimaksudkan sebagai upaya
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
menghijaukan kampus sejalan dengan visi “Jadikan Kampus
Unlam sebagai Lingkungan Hijau”.
(e)Pemeliharaan
Pemliharaan dilakukan pada tanaman yang telah
ditanam sebelumnya seperti tanaman Mahkota Dewa di areal
persemaian D-3 Kehutanan, tanaman kayu kuku dan tanaman
kehutanan lainnya yang ada di sekitar kampus Unlam
Banjarbaru (Arboretum dll).
Tujuan
Tujuan kegiatan Praktek Penanaman dan Pemeliharan ini
adalah mahasiswa mampu dan terampil melakukan kegiatan
penanaman dan penanaman dengan baik dan benar sesuai
kaidah-kaidah silvikultur
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah :
1. Cangkul 2 buah/kelompok
2. Parang 2 buah/kelompok
3. Tali nylon ukuran 25 meter /kelompok
4. Meteran 1 buah /kelompok
5. Ajir
6. Kompas
7. Plastik label ukuran 10 x 15 cm
8. Paku picik 1 kotak
9. Spidol permanen
10. Gembor 3 buah (untuk menyiram)
11. Kantong Plastik (untuk mengangkut bibit)
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
Bahan yang digunakan adalah :
1. Bibit (Mahoni, Johar, Gmelina, Mahkota Dewa, Meranti,
Gaharu, Kayu Kuku, Tanjung, dan Trembesi)
2. Air untuk menyiram
3. Pupuk
Cara Kerja
Cara Kerja yang dilakukan adalah :
1. Menentukan lokasi untuk penanaman (arboretum, selatan
Dishut prov.Kalsel, dan sepanjang pinggir jalan selatan
Mesjid Al-Baythar hingga kampus Fakultas Kehutanan
Unlam
1. Mempersiapkan peralatan dan bibit yang akan ditanam
2. Menentukan arah Jalur penanaman menggunakan kompas
3. Membersihkan jalur dari tanaman pengganggu (gulma)
4. Membentangkan tali yang telah dibuat tanda sesuai
dengan jarak tanam yang diinginkan
5. Menancapkan ajir sesuai dengan jarak tanam
6. Membuat lubang tanam menggunakan cangkul pada setiap
titik ajir
7. Memasukkan bibit ke dalam lubang tanam
8. Menutup lubang dengan tanah dan menyiram bibit yang
telah ditanam
9. Untuk pemeliharaan tanaman dilakukan pembersihan gulma
yang mengganggu dan memberikan pupuk dengan dosis yang
telah ditentukan.
10. Khusus untuk tanaman yang baru
ditanam selama PKL tahun 2007 maka dilakukan
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
pemeliharaan dan pengamatan pertumbuhan selama 4
(empat) bulan ke depan (kegiatan ini dilakukan minimal
1 kali per bulan)
Gambar 2. Teknis Penanaman
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
II. SEKAT BAKAR
Pengantar
Sekat bakar : suatu jalur pencegahan/penanaman
menjalarnya api pada peristiwa kebakaran hutan. Tujuan
pembuatan sekat bakar untuk mencegah/menghalangi api agar
tidak dapat menjalar lebih luas ke bahan bakar/kawasan
lainnya.
Sekat bakar ada 2 macam :
1. Sekat bakar alami
2. Sekat bakar buatan
Sekat bakar alami : yang memang ada secara alami; contoh : sungai dan
jalan
Sekat bakar buatan : menurut cara pembuatannya ada 4 macam :
1. Sekat bakar mekanis dan manual (jalur kuning)
2. Sekat bakar kimia
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
3. Sekat bakar vegetatif (jalur hijau)
4. Sekat bakar pembakaran
1. Sekat bakar mekanis dan manual (jalur kuning)
Sekat bakar mekanis : jalur yang dibuat dengan
menggunakan alat mekanis (khusus) seperti traktor yang
berfungsi untuk menumbangkan pohon dan membersihkan bahan
bakar dari jalur. Sekat bakar manual : jalur yang dibuat
dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul,
parang, garu untuk membersihkan bahan bakar dalam jalur
tersebut.
2. Sekat bakar kimia
Biasanya dibuat dengan menggunakan bahan-bahan
kimia yang dapat membunuh alang-alang atau pohon-pohon,
banyak digunakan di kiri kanan jalan mobil.
3. Sekat bakar vegetatif (jalur hijau)
Dengan cara membuat jalur dengan menanami jenis
tanaman yang dapat menahan api. Jalur ini dapat menjadi
jalur permanen dengan biaya pembuatan dan pemeliharaan
yang relatif murah.
4. Sekat bakar dengan pembakaran
Pembuatan jalur/sekat dengan jalan membakar bahan
bakar yang ada (menghabiskan bahan bakar yang dapat
menimbulkan nyala api baru). Biasanya dilakukan pada
waktu tingkat bahaya kebakaran rendah.
Lokasi/tempat pembuatan sekat baru :
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
1. Areal/hutan yang kemungkinan besar atau sangat rawan
kebakaran.
2. Padang alang-alang yang sangat rentan terhadap
kebakaran terutama musim kemarau.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penentuan lokasi pembuatan sekat bakar : arah angin dari
arah mana angin sering datang/bertiup; daerah mana yang
dilindungi; dari mana asal api. Daerah yang topografi
landai lebih diutamakan karena api menjalar lebih lambat
dibandingkan daerah yang lereng dan pembuatannya lebih
mudah.
Keadaan geografi yang curam dibuat pada daerah yang
menyempit diantara perbukitan yang menjorok kedalam.
Melihat kondisi dari hutan Mandiangin yang
bergelombang sampai datar maka yang digunakan sebaiknya :
1. Sekat bakar jalur kuning (secara manual)
2. Sekat bakat jalur hijau
1. Sekat bakar jalur kuning
Sekat bakar ini sebaiknya dibuat pada saat musim
kemarau, dengan lebar jalur dibuat sebesar 4x tinggi
bahan bakar/tinggi api. Misal : Tinggi bahan bakar alang-
alang 1,5 m, maka dibuat jalur minimal sebesar 4 x 1,5
m = 6 m (lebar). Tinggi bahan bakar belukar muda 2 m,
maka dibuat jalur minimal sebesar 4 x 2 m = 8 m (lebar)
SUNGAI
TANAMANJALUR KUNING
JALAN
JEMBATAN
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
2 m
8 m
Gambar 5. Sekat bakar 8 m (tinggi tanaman 2 m)
1,5 m 6 m
Gambar 6. Sekat bakar 6 m (tinggi tanaman 1,5 m)
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
Gambar 7. Sekat bakar jalur kuning
2. Sekat bakar vegetatif (jalur hijau)
Idealnya dilaksanakan/pembuatan jalur ini pada musim
penghujan agar tumbuhnya baik. Sekat bakar jalur hijau :
membuat jalur dengan menanami jenis-jenis tanaman sekat
bakar yang mampu mengendalikan dan menghambat menjalarnya
api serta dapat menekan pertumbuhan bahan bakar alang-
alang dibawah tegakan.
Persyaratan tanaman sekat bakar (jalur hijau) adalah :
1. Evergreen (selalu hijau/tidak menggugurkan daun)
2. Cepat tumbuh
3. Mudah ditanam
4. Dapat menekan tumbuhan bawah dengan tajuk lebar
dan rapat
5. Serasah mudah lapuk dan tidak meninggalkan
serasah yang banyak pada musim kemarau
6. Mempunyai batang bebas cabang yang rendah
7. Tidak peka terhadap hama dan penyakit
8. Tidak mengambil banyak ruang
Tanaman ini biasanya harus ditanam setahun sebelum
penanaman pokok, sehingga pada saat akan ditanami tanaman
pokok sekat bakar ini dapat berfungsi.
Contoh tanaman sekat bakar :
1. Acacia auriculiformis
2. Acacia mangium
3. Eucalyptus alba
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
4. Gamal
5. Gmelina arborea
6. Albizia falcataria
Sekat bakar ini dibuat sebaiknya dengan lebar jalur
minimal 15 m dengan jarak tanam 2 x 3 m mengelilingi
areal yang di sekat.
10 m
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah supaya praktikan
mampu dalam pembuatan sekat bakar dimana fungsinya untuk
mencegah atau menghalangi api agar tidak dapat menjalar
lebih luas ke bahan bakar atau kawasan lainnya.
Alat Dan Bahan
TANAMAN POKOK
TANAMANSEKAT BAKAR
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) TAHUN 2015
1. Cangkul
2. Parang
3. Tali/meteran
Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktik ini adalah :
1. Menentukan lokasi untuk pembuatan sekat bakar
2. Menentukan titik starting point (titik awal)
3. Menentukan lebar dan panjang jalur sekat bakar
kemudian membuat plotnya
4. Membersihkan bahan bakar yang ada di dalam jalur
sekat bakar seperti alang-alang atau semak belukar.