Post on 07-Jan-2023
i
LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN LEKTOR
EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI MATERIAL PEMBENTUK
BATU BATA GAJAH UNTUK KONSTRUKSI DINDING PADA
BANGUNAN RUMAH
TIM PENELITI
Dr. YULIA HAYATI, ST., MT (NIP. 197107091997022002 )
DEVI SUNDARI, ST., MT (NIP. 197302271999032002 )
FEBRIYANTI MAULINA, ST., MT (NIP. 197802242008122002)
Dibiayai oleh:
Universitas Syiah Kuala,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan
Pelaksanaan Penelitian Lektor Tahun Anggaran 2018
Nomor: 291/UN11/SP/PNBP/2018tanggal 29 Januari 2018
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
AGUSTUS 2018
iii
RINGKASAN
Material pengisi dinding untuk rumah tinggal dan gedung umumnya menggunakan batu
bata merah. Alternatif material yang lain salah satunya adalah interlocking brick.
Interlocking brick disebut juga Interlocking Compressed Earth Block (ICEB) sebagai
material pengisi dinding dengan metode pemasangannya saling terkait. Di Provinsi Aceh
hanya ada satu industri yang memproduksi interlocking brick ini yaitu di Gampong
Miereuk Lamreudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Interlocking brick
ini di kenal dengan sebutan batu bata gajah di kalangan masyarakat industri ini karena
bentuknya yang lebih besar dari batu bata merah. Beberapa peneliti telah mengembangkan
campuran pembentuk batu bata gajah ini dengan menggunakan komposisi campuran semen
yang sedikit sehingga akan mengurangi biaya operasional terhadap material pembentuk
material batu bata gajah sehingga didapat batu bata yang efektif dan efisien serta dapat
direkomendasikan sebagai material untuk pembangunan yang berkelanjutan (Wheeler
2005; Qu 2012). Penggunaan material pembentuk batu bata gajah dan kekuatan tekannya
belum dikembangkan di Provinsi Aceh dengan menggunakan alternatif material lainnya
dan dengan komposisi yang berbeda. Belum diketahui sifat fisik dari material pembentuk
batu bata gajah (tanah liat/lempung ) yang bersumber dari lokasi industri dan kawasan di
Kabupaten Aceh Besar yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai campuran
pembentuk batu bata gajah. Solusi pemecahan masalah adalah menguji penggunaan
material pembentuk batu bata gajah dengan menggunakan sifat fisik material yang berbeda
yaitu semen, pasir, tanah liat dan Faktor Air Semen (FAS) dan dengan komposisi yang
berbeda di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan dan Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada
umur 7, 14, dan 28 hari dan menghitung biaya produksi dan biaya penjualan produk batu
bata gajah serta merencanakan biaya pembangunan rumah tinggal yang efisien. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk batu bata gajah yang
memenuhi standar kuat tekan beton yang memenuhi persyaratan PUBI dan harga jual yang
efisien. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meneliti permasalahan industri batu
bata gajah dalam meningkatkan mutu produk batu bata gajah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hasil produk yang diuji di laboratorium akan
digunakan pada industri batu bata gajah sebagai alternatif bahan bangunan untuk
konstruksi pengisi dinding rumah tinggal yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan.
Kata Kunci: uji kuat tekan, fisik material, efektif, efisien, biaya, produk
iv
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya
maka pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dan dapat diselesaikan dengan
baik sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat dan Salam disampaikan ke junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan meningkatkan mutu dan efesiensi biaya dalam
memproduksi batu bata gajah sehingga industri kecil yang memproduksi batu bata gajah
ini dapat bertahan kelangsungan hidupnya. Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya
kerja sama antara mitra industri, mahasiswa Unsyiah dan Tim Peneliti serta Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Syiah Kuala.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita berserah diri, semoga hasil penelitian ini
banyak memberi manfaat bagi kita semua. Mudah-mudahan semua bantuan dan sokongan
yang diberikan menjadi amal shaleh di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Demikianlah, Subhanaka Allahumma Wabihamdika Asyadu’Allah Illa Anta
Astagfiruka wa Atuubu Illaika.
Banda Aceh, Agustus 2018
Tim Peneliti
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan ........................................................................ ii
Ringkasan ........................................................................ iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi ........................................................................ v
Daftar Tabel ........................................................................ vii
Daftar Gambar ........................................................................ viii
Daftar Lampiran ........................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Permasalahan&Solusi Pemecahan........................................ 2
1.3 Urgensi Penelitian................................................................ 2
1.4 Rencana Capaian Tahunan................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Kerangka Konseptual.......................................................... 4
2.2 Interlocking Brick /Batu Bata Gajah................................... 5
2.3 Sifat Fisis Tanah.................................................................... 6
2.4 Kuat Tekan Beton................................................................ 6
2.5 Biaya Material...................................................................... 7
2.6 Konstribusi yang akan dihasil kan dari Penelitian 9
Bab 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 10
3.1 Tujuan Penelitian................................................................... 10
3.2 Manfaat Penelitian............................................................... 10
BAB 4 METODE PENELITIAN 11
4.1 Lokasi dan Objek Penelitian.................................................. 11
4.2 Peralatan dan Material yang digunakan................................. 11
4.3 Prossedur Penelitian dan Analisis Data................................. 11
4.4 Fish Bone dan Bagan Alir Penelitian 15
BAB 5 HASIL DAN LUARAN PENELITIAN 17
5.1 Pembuatan Benda Uji........................................................... 17
5.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan................................................ 20
vi
5.3 Hasil Pengujian Sifat Fisis Material Batu Bata Gajah......... 30
5.4 Analisis Biaya Pembangunan Rumah Tinggal Sederhana 30
BAB 6 RENCANA DAN TAHAP BERIKUTNYA 38
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 40
LAMPIRAN...................................................................................................... 41
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1 Rencana Capaian Tahunan...................................................... 3
Tabel 2 State of the Art Review 4
Tabel 3 Kekauatan Tekan Rata-Rata dan Koefisien Variasi................. 7
Tabel 4 Kebutuhan Material Batu Bata Gajah Per m2............................ 8
Tabel 5 Rencana Benda Uji..................................................................... 12
Tabel 6 Hasil Mix Design.................................................................... 17
Tabel 7 Hasil Rata-Rata Kuat Tekan Umur 7 Hari................................. 20
Tabel 8 Hasil Rata-Rata Kuat Tekan Batu Bata Gajah Umur 14 Hari 23
Tabel 9 Hasil Kuat Tekan Batu Bata gajah Umur 28 Hari.................. 26
Tabel 10 Perbedaan Uraian Pekerjaan.................................................. 30
Tabel 11 Data Fungsi dan Harga Batu Bata Gajah.................................. 31
Tabel 12 Tingkat Kebutuhan Material Pasangan Batu Bata Gajah....... 32
Tabel 13 Perbandingan Komposisi Tenaga Kerja................................. 33
Tabel 14 Perbandingan Biaya Upah Tenaga Kerja............................... 33
Tabel 15 Rekapitulasi Volume Pekerjaan Batu Bata Merah.................... 34
Tabel 16 Rekapitulasi Volume Pekerjaan Batu Bata Gajah................... 35
Tabel 17 Biaya Konstruksi Desain Material Batu Bata Merah............... 35
Tabel 18 Biaya Konstruksi Desain Batu Bata Gajah............................. 36
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Pasak Jantan dan Betina Btau Bata Gajah................................... 6
Gambar 2 Fish Bone Diagram..................................................................... 15
Gambar 3 Bagan Alir Penelitian................................................................. 14
Gambar 4 Alat Pencetak Batu Bata dan Proses Pencetakan......................... 18
Gambar 5 Proses Pembuatan Benda Uji...................................................... 19
Gambar 6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Umur Beton 7 Hari........................ 23
Gambar 7 Hasil Pengujian Kuat Beton Umur 14 hari................................. 26
Gambar 8 Hasil Pengujian Kuat Beton Umur 28 hari................................ 29
Gambar 9 Perbandingan Kuat Tekan Terhadap Umur Beton 7, 14, 28 Hari 29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1 Draft Jurnal.......................................................................... 40
Lampiran 2 Produk Batu Bata Gajah......................................................... 47
Lampiran 3 Gambar Kegiatan.................................................................... 48
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material pengisi dinding untuk rumah tinggal dan gedung umumnya menggunakan
batu bata merah. Alternatif material yang lain salah satunya adalah interlocking brick.
Interlocking brick disebut juga Interlocking Compressed Earth Block (ICEB) sebagai
material pengisi dinding dengan metode pemasangannya saling terkait. Material ini
termasuk batu bata yang ramah terhadap lingkungan karena proses pembuatannya tidak
melalui pembakaran dan berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG). Industri yang
memproduksi material ini terletak di Gampong Miereuk Lamreudeup Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dan merupakan industri rumahan. Material
interlocking brick dikenal oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Besar dengan sebutan batu
bata gajah karena bentuknya lebih besar dari batu bata merah.
Hayati dkk (2017) telah menguji kuat tekan material batu bata gajah dan hasil
produksi industri ini setelah di uji di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah ditemukan bahwa kuat tekannya ≤ 25 kg/cm2,
yaitu lebih kecil dari ukuran kuat tekan standar batu bata merah pejal yang dipersyaratkan
oleh Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI). Setelah dilakukan
pelatihan pencampuran material pembentuk batu bata gajah dengan perbandingan 2 kg
semen : 2 kg tanah liat : 4 kg pasir, dan setelah dilakukan pengujian di laboratorium
dihasilkan kekuatan tekannya 25 kg/cm2 sehingga sudah memenuhi persyaratan dalam
PUBI. Harga satu buah batu bata gajah dapat dijual oleh industri tersebut sebesar Rp.
3.400.
Beberapa peneliti telah mengembangkan campuran pembentuk batu bata gajah ini
dengan menggunakan komposisi campuran semen yang sedikit sehingga akan mengurangi
biaya operasional terhadap material pembentuk material batu bata gajah sehingga didapat
batu bata yang efektif dan efisien serta dapat direkomendasikan sebagai material untuk
pembangunan yang berkelanjutan (Wheeler 2005; Qu 2012)
2
1.2 Permasalahan dan Solusi Pemecahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka permasalahan yang
dihadapi pada material pembentuk batu bata gajah pada industri tersebut adalah:
1. Penggunaan material pembentuk batu bata gajah dan kekuatan tekannya belum
dikembangkan di Provinsi Aceh dengan menggunakan alternatif material lainnya dan
dengan komposisi yang berbeda.
2. Belum diketahui sifat fisik dari material pembentuk batu bata gajah (tanah
liat/lempung ) yang bersumber dari lokasi industri dan kawasan di Kabupaten Aceh
Besar yang berpotensi untuk dapat digunakan sebagai campuran pembentuk batu bata
gajah.
3. Produk batu bata gajah yang diproduksi masih memiliki berat jenis yang besar.
4. Biaya produksi batu bata gajah yang masih tinggi.
Solusi pemecahan masalah adalah:
1. Menguji penggunaan material pembentuk batu bata gajah dengan menggunakan sifat
fisik material yang berbeda yaitu semen, pasir, tanah liat dan Faktor Air Semen (FAS)
dan dengan komposisi yang berbeda di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah. Pengujian kuat tekan beton dilakukan
pada umur 7, 14, dan 28 hari.
2. Menguji sifat fisik material pembentuk batu bata gajah yaitu pasir dan tanah liat yang
bersumber dari lokasi industri dan kawasan di Kabupaten Aceh Besar. Pengujian
dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Unsyiah.
3. Menguji berat jenis batu bata gajah terhadap campuran material pembentuk batu bata
gajah di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Unsyiah.
4. Menghitung biaya produksi dan biaya penjualan produk batu bata gajah serta
merencanakan biaya pembangunan rumah tinggal yang efisien.
1.3 Urgensi Penelitian
Urgensi (keutamaan) penelitian ini antara lain sebagai berikut:
3
1. Sebagai alternatif material pengisi dinding yang ramah lingkungan pengganti batu bata
merah.
2. Produk batu bata gajah hanya satu yang ada di Provinsi Aceh yaitu di industri
masyarakat Gampong Mieruek Lamreudeup Kecamatan Aceh Besar sehingga sangat
diperlukan kajian yang ilmiah dari Universitas yang terdekat untuk meningkatkan mutu
produk.
3. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena menghasilkan komposisi material
pembentuk batu bata gajah dengan menggunakan material lokal dan dapat menjadi hak
cipta. Secara umum, hasil penelitian ini akan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
mutu produksi pada industri masyarakat di Gampong Mieruek Lamreudeup.
1.4 Rencana Capaian Tahunan
Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan
No Jenis Luaran Indikator Capaian
TS1) TS+1 TS+2 1 Publikasi ilmiah Internasional Tidak ada Draft Submited
Nasional Terakreditasi Tidak ada Draft Submited
2 Pemakalah dalam temu
ilmiah
Internasional Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan
Sudah
dilaksanakan
Nasional Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Invited speaker dalam temu
ilmiah
Internasional Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nasional Tidak ada Tidak ada Tidak ada 4 Visiting Lecturer Internasional Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5 Hak Kekayaan Intelektual
(HKI)
Paten Tidak ada Tidak ada Tidak ada Paten sederhana Tidak ada Tidak ada Tidak ada Hak Cipta Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Merek Dagang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Rahasia dagang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Desain Produk Industri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Indikasi Geografis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Perlindungan Varietas Tanaman Tidak ada Tidak ada Tidak ada Perlindungan Topografi Srikuit
Terpadu
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Teknologi Tepat Guna Tidak ada Tidak ada Tidak ada 7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial Produk Penerapan Penerapan
8 Buku Ajar (ISBN) Tidak ada Draft Proses editing
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Konseptual (State of the Art Review)
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan material pembentuk
batu bata gajah dijelaskan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. State of the art review
Judul Peneliti Tah
un Hasil
Comparative Study on the
Cost Of Building Public
House Construction Using
Red Brick and Interlock
Brick Building Material in
the City of Banda Banda
Aceh
Malahayati
, N.,
Hayati, Y.,
Nursaniah,
C., and
Firsa, T
2017 Biaya pembangunan rumah menggunakan
interlock brick/batu bata gajah sebagai pengisi
dinding dan struktur lebih hemat 23 %
dibandingkan dengan menggunakan batu bata
merah.
Interlocking Compressed
Earth Block Walls: In-
Plane Structural Response of Flexure-Dominated
Walls
Qu, B.,
dkk
2012 Menemukan bahwa batu bata gajah yang
digunakan sebagai konstruksi dinding memiliki
keunggulan karena pemasangannya tidak memerlukan mortar dan bentuk serta warnanya
yang menarik serta kekuatan dindingnya dapat
memikul beban dan berfungsi sebagai dinding
struktur
Compression Performance
of Walls of Interlocking
Bricks made of Iron Ore
By-Products and Cement
Carrasco,
E.V.M.,
Mantila, J.
N.R.,
Esposito,
t., Moreira,
L.E
2013 Dinding dengan sistem interlocking brick
memiliki kuat tekan yang lebih baik
dibandingkan dinding menggunakan batu bata
merah
Assessment the
Mechanical Properties of Soil Cement Interlocking
(SCI) Bricks
Mohamme
d, A. H
2012 Penelitian ini menilai dan memeriksa sifat
mekanik dari batu bata Interlocking Soil Semen (SCI) untuk menyediakan informasi mengenai
pengembangan dan revisi batu bata SCI yang
mungkin dan tepat karena manfaat substansial
yang dapat diperoleh dengan memperbaiki jenis
batu bata ini. Studi ini menunjukkan produk
dengan kualitas yang baik yang berkontribusi
terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dari penelitian terdahulu seperti pada Tabel 2 maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5
1. Di beberapa negara penggunaan batu bata gajah dengan sistem interlocking sudah
banyak dikembangkan dan terbukti bahwa biayanya lebih murah dibandingkan dengan
menggunakan batu bata merah.
2. Material pembentuk batu bata gajah terus di formulasikan untuk mendapatkan
campuran pembentuk material untuk batu bata gajah yang efektif dan efisien.
3. Material batu bata gajah merupakan salah satu alternatif material pengisi dinding yang
ramah lingkungan dan merupakan material yang untuk pembangunan yang
berkelanjutan.
4. Secara khusus, belum adanya sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan
campuran material pembentuk batu bata gajah di Provinsi Aceh yang dapat digunakan
oleh industri kecil yang memproduksi batu bata gajah ini. Sudah seharusnya
Universitas Syiah Kuala mengembangkan material ini sebagai alternatif material
pengisi dinding pengganti batu bata merah.
2.2 Interlocking Bricks/Batu Bata Gajah
Qu (2012) menyatakan bahwa batu bata gajah atau disebut juga dengan Interlocking
Compressed Earth Block (ICEB) merupakan campuran semen dan tanah yang dipadatkan.
Kandungan semen dalam ICEB yang beredar dipasaran kurang dari 10%. Batu bata gajah
menggabungkan kelebihan antara bata tanah yang dipadatkan dengan sistem pasangan
dinding sistem kunci dengan pemasangan kering, yaitu tidak memerlukan campuran air dan
semen. Batu bata gajah juga merupakan material yang hemat energi dimana pembuatannya
menghabiskan 1/5 sampai 1/15 dibandingkan dengan pembuatan batu bata yang dibakar
(Herskedal, 2012).
Wheeler (2005) menyatakan bahwa metode pemasangannya tidak menggunakan
mortar (campuran semen, air dan pasir) karena adanya pasak jantan pada sisi atas dan pasak
betina di sisi bawahnya yang akan saling mengunci ketika ditindih atau dipasang. Sistem
kunci ini menghemat tenaga kerja dan waktu yang dihabiskan untuk mengaduk dan waktu
yang dibutuhkan untuk menunggu semen kering. Selain itu, penampilan luar batu bata
gajah yang menarik menyebabkan tidak perlu dilakukannya plesteran dan pengecatan.
Penggunaan batu bata gajah sebagai struktural dapat menghilangkan biaya untuk pekerjaan
beton bertulang seperti kolom, sloof dan ring balk. Sehingga tidak perlu adanya
6
pengeluaran biaya untuk material beton bertulang serta bekisting. Dengan komposisi bahan
batu bata gajah 74,3% tanah, 10,0% pasir, 6,2% semen dan 9,5% air. Batu bata gajah
di Indonesia mulai digunakan pasca Tsunami Aceh tahun 2008 yang diperkenalkan oleh
Centre for Vocational Building Technology (CVBT), sebuah organisasi dari Thailand.
CVBT memperkenalkan alat produksi batu bata gajah, yaitu alat pemadat Soeng Thai
Model BP6. Alat ini mampu memproduksi batu bata gajah dengan ukuran 100 x 150 x 300
mm (4”x6”x12”) dalam 9 jenis batu bata gajah yang berbeda dengan cara menambahkan
atau mengurangi bagian dari cetakan.
Gambar 1. Pasak jantan dan betina pada batu bata gajah (Wheeler, 2005)
2.3 Sifat Fisik Tanah
Mekanika tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan cabang ilmu teknik
sipil. Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur digunakan untuk menggambarkan sifat
tanah yang khusus, sebagai contoh lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan
plastis,sedangkan pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif(granular). Sifat fisik
tanah adalah sifat tanah yang didasarkan pada bentuk, ukuran tanah, warna tanah, dan bau
tanah tersebut. Sedangkan sifat mekanis tanah adalah kekuatan dari tanah tersebut.
Pengujian sifat fisis material dilakukan terhadap kadar air, berat volume, berta jenis,
analisis saringan, batas batas atterberhg.
Setyawan dkk (2012) menganalisis sifat fisis dari material pencampur batu bata
merah yang meliputi dari pengukuran, warna, dan kandungan garam. Pengujian sifat
mekanis yang dilakukan terdiri dari pengujian kerapatan semu, berat jenis, kadar air,
penyerapan, IRS, dan kuat tekan. Dari hasil analisis sifat fisis tanah maka dapat
menentukan klasifikasi tanah. Umumnya klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel
yang diperoleh dari analisis saringan dan uji sedimentasi kemudian juga plastisitas.
7
Terdapat dua system klasifikasi yang sering digunakan, yaitu Unifield Soil Clasification
Sistem dan AASHTO (American Assoction Of State Highway And Transfortation
Officials).
2.4 Kuat Tekan Beton
Menurut Mulyono (2004:9) kuat tekan adalah kemampuan beton untuk menerima
gaya per satuan luas. Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton
yaitu kualitas semen, proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat,
ikatan antar pasta semen dan agregat, pencampuran yang optimal dari bahan-bahan
pembentuk beton, serta pemadatan dan perawatan beton. Kekuatan beton akan bertambah
dengan naiknya umur beton sampai umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil.
Menurut Murdock dan Brook (1999:8), kuat tekan hancur dari beton dipengaruhi oleh
sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Faktor-
faktor penting lainnya yaitu jenis semen dan kualitasnya, ukuran, bentuk, jenis, dan
kekasaran bidang permukaan agregat, lama dan suhu dari perawatan (curing) dan umur.
Anonim (1982) mengelompokkan ukuran standar kuat tekan untuk unit batu bata
merah pejal yang ada di Indonesia seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kekuatan Tekan Rata-Rata dan Koefisien Variasi yang Diberikan Untuk Batu
Bata Merah Pejal
Kelas Kekuatan Tekan Rara-Rata
Minimum dari 30 Buah Bata Yang
Diuji (Mpa)
Koefisien Variasi Yang Diizinkan
Dari Rata-Rata Kuat Tekan Bata
Yang Diuji (%)
25 2,5 25,0
50 5,0 22,0
100 10,0 22,0
150 15,0 15,0
200 20,0 15,0
250 25,0 15,0
Wheeler (2005) menyebutkan batu bata interlocking memiliki kuat tekan 2,6 Mpa
atau setara dengan 7800 kg/blok dan sistem saling kunci (interlocking) sehingga dapat
difungsikan sebagai bagian struktural bangunan. Penggunaan batu bata interlocking
sebagai struktural dapat menghilangkan biaya untuk pekerjaan beton bertulang seperti
8
kolom, sloof dan ring balk. Sehingga tidak perlu adanya pengeluaran biaya untuk material
beton bertulang serta bekisting.
2.5 Biaya Material
Hayati dkk (2017) telah memperkirakan biaya operasional material pembentuk batu
bata gajah pada industri tersebut sebesar Rp.1.500.,per buah dan upah tenaga kerja sebesar
Rp.800., per buah. Bila di jual per buah Rp. 3.400,- maka industri tersebut untung per
buahnya sebesar Rp. 1.100,- . Campuran pembentuk batu bata gajah tersebut terdiri dari 2
kg semen: 2 kg tanah liat : 4 kg pasir dan ditambah air.
Hayati (2017) menemukan bahwa belum didapatkan tanah liat dengan spesifikasi
seperti dalam Wheeler (2005) di sekitar lokasi industri batu bata gajah tersebut. Biaya yang
efisien dapat diperoleh dengan mengurangi penggunaan dari semen dan pasir karena
material tersebut lebih besar harganya dibandingkan dengan tanah liat. Malahayati
dkk (2017) telah melakukan kajian terhadap biaya pembangunan rumah type 36 dengan
menggunakan batu bata gajah dan batu bata merah, sehingga didapat bahwa pembangunan
dengan menggunakan batu bata gajah dapat menghemat biaya sebesar 23% dibandingkan
dengan menggunakan batu bata merah. Dalam penelitiannya menemukan koefisien
kebutuhan material dan tenaga kerja per satuan pekerjaan dalam m2 untuk pemasangan
pengisi dinding dan struktur beton bertulang dengan menggunakan batu bata gajah seperti
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Kebutuhan material batu bata gajah per m2
No. Uraian Pekerjaan Bahan Satuan Koefisien
1. Pekerjaan 1 m2pasangan interlockingbrick Interlockingbrick bh 33,333
Semen portland kg 3,130
Pasir m3 0,008
2. Pekerjaan 1 m pembesian vertikal Besi polos kg 0,888
Semen portland kg 0,250
Pasir m3 0,0011
3. Pekerjaan 1 m pembesian horizontal Besi polos kg 0,888
Semen portland kg 0,630
Pasir m3 0,0027
Biaya konstruksi atau sering disebut dengan rancangan anggran biaya (RAB)
merupaka perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek pembangunan. Ibrahim
9
(2008) menyebutkan bahwa biaya konstruksi dapat dihitung dengan persamaan
berikut.RAB = volume x harga satuan pekerjaan ……......................................…. (1)
Dimana :
Volume = besarnya jumlah pekerjaan yang akan dikerjakan
Harga satuan = jumlah harga pekerjaan dan upah tenaga kerj berdasarkan
perhitungan analisa.
Biaya untuk membangun 1 m2 pekerjaan pengisi dinding dan struktur beton
bertulang menggunakan batu bata gajah pada tahun 2017 untuk biaya bahan adalah
Rp.176.000.,/m2 dan upah tenaga kerja Rp. 74.000.,/ m2 sehingga besar biaya keseluruhan
untuk membangun adalah sebesar Rp. 250.000/m2 dengan asumsi bahwa harga batu bata
gajah adalah Rp.3.400., per buah.
2.6 Kontribusi Yang Akan Dihasilkan Dari Penelitian
Kontribusi yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah adanya penemuan baru
tentang campuran pembentuk material batu bata gajah yang efektif dan efisien dengan
menggunakan material lokal. Peran perguruan tinggi nyata adanya dalam meningkatkan
mutu produk industri kecil yang ada di Provinsi Aceh sehingga dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat. Adanya alternatif material pengisi dinding yang ramah
lingkungan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
10
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meneliti permasalahan industri batu
bata gajah dalam meningkatkan mutu produk batu bata gajah yang akan diproduksi oleh
industri dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah:
1. Mendapatkan kuat tekan dari batu bata gajah yang akan dilakukan di Laboratorium
Struktur dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsyiah.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari.
2. Mendapatkan sifat fisik material pembentuk batu bata gajah yaitu pasir dan tanah liat
yang bersumber dari lokasi industri dan kawasan di Kabupaten Aceh Besar. Pengujian
dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Unsyiah.
3. Mendapatkan berat jenis batu bata gajah terhadap campuran material pembentuk batu
bata gajah di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Unsyiah.
4. Mendapatkan biaya produksi dan biaya penjualan produk batu bata gajah serta
merencanakan biaya pembangunan rumah tinggal yang efisien.
3.2 Manfaat Penelitian
Hasil produk yang diuji di laboratorium akan digunakan pada industri batu bata
gajah sebagai alternatif bahan bangunan untuk konstruksi pengisi dinding rumah tinggal
yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Manfaat penelitian bagi peneliti adalah
menambah ilmu pengetahuan baru dalam mengembangkan alternatif material untuk
pekerjaan dinding struktural yang digunakan pada konstruksi rumah sederhana.
11
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan, Laboratorium
Mekanika Tanah dan Laboratorium Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala serta pada industri batu bata gajah Gampong
Miereuk Lamreudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Objek dari
penelitian adalah produk batu bata gajah yang efektif dan efisien.
4.2 Peralatan dan Material Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian di Laboratorium Struktur dan Bahan
Bangunan serta Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala untuk pencetakan batu bata gajah, pengujian kuat tekan benda uji
dan pemeriksaan sifat fisis material pencampur batu bata gajah adalah: (1) timbangan;(2)
satu set saringan;(3) satu set gelas ukur; (4) oven; (5) mesin pengaduk beton berkapasitas
90 liter; (6) peralatan pengukuran slump (kerucut Abram’s & tongkat pemadat); (7) palu
karet; (8)gerobak sorong; (9) cetakan benda uji berukuran silinder; (10) mesin los angles;
(11) mesin uji kuat tekan beton berkapasitas 300 ton dan compressometer; (12) mesin
pemotong beton; (13) komputer.
Material pembentuk beton untuk batu bata gajah yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari: (1) semen portland (PC) tipe I; (2) agregat halus dengan ukuran maksimum
maksimum 4,76 mm; (3) tanah liat (lempung); dan (5) air.
4.3 Prosedur Penelitian dan Analisis Data
Prosedur penelitian meliputi persiapan, pengujian sifat fisis agregat, perencanaan
campuran beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, serta pengujian benda uji.
Pengujian kuat tekan benda uji dilakukan sesuai SNI 1974:211. Pengujian dilakukan pada
12
saat beton berumur 7, 14, dan 28 hari. Perawatan dilakukan dengan cara direndam di dalam
bak perendaman. Uraian prosedur penelitian dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Persiapan material
Pekerjaan persiapan dilakukan dengan menyediakan material yang digunakan untuk
penelitian ini terdiri dari semen, pasir, tana liat dan air. Tanah liat yang digunakan
adalah yang berasal dari industri batu bata gajah dan dari 2 lokasi yang ada di Kabupaten
Aceh Besar. Material yang disediakan adalah material yang sudah diseleksi sesuai
dengan spesifikasi yang direncanakan.
2. Pengujian sifat fisis material
Pengujian material meliputi pengujian berat jenis agregar (ASTM C. 127-01), pengujian
absorbsi material (ASTM C.128-01), pengujian berat volume agregat (ASTM C.127-
01), dan pengujian analisis saringan (ASTM C.136-01).
3. Perencanaan campuran beton
Tahap perencanaan campuran beton untuk menentukan proporsi materil pembentuk
beton. Untuk merencanakan komposisi campuran beton (concrete mix design) dihitung
berdasarkan perbandingan volume. Perencanaan komposisicampuran beton
berdasarkan metode American Concrete Institute, ACI 211.1-91. Untuk rancangan
campuran digunakan dengan nilai FAS 0,4;0,5;0,6 untuk benda ukuran 5 x 5 x 5 cm.
Variasi dan jumlah benda uji untuk pengujian kuat tekan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5. Rencana Benda Uji
FAS No. Camp. Semen Tanah Pasir
0,3
1 1 1 2
2 1 1 1
3 1 2 1
4 1 2 2
5 2 1 1
6 2 1 2
7 2 2 1
0,4
1 1 1 2
2 1 1 1
3 1 2 1
4 1 2 2
13
5 2 1 1
6 2 1 2
7 2 2 1
0,5
1 1 1 2
2 1 1 1
3 1 2 1
4 1 2 2
5 2 1 1
6 2 1 2
7 2 2 1
Keterangan:
K111 : Huruf awal menunjukkan benda uji
Angka pertama adalah kelompok subtitusi
Angka keduan menunjukkan kelompok umur pengujian
Angka ketiga menunjukkan nomor benda uji
Seleksi data perlu dilakukan untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik. Semakin kecil
standar deviasi yang timbul, maka akan baik mutu pelaksanaan penelitian. Besarnya
standar deviasi dihitung dan Covarian (Cv) adalah koefisien ragam sampel yang dapat
dihitung. Klasifikasi mutu pelaksanaan untuk pekerjaan penelitian di laboratorum menurut
troxell (1968:402) adalah: (a) Cv < 5% = sangat baik ; (b) 5% < Cv < 7% = baik ; (c) 7%
< Cv, 10% = sedang; (d) Cv>10% = kurang bai
4. Pembuatan dan perawatan benda uji
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan dan perawatan benda uji adalah
sebagai berikut: (1) dilakukan persiapan bahan dan peralatan yang digunakan untuk
pembuatan benda uji beton; (2) dilakukan pemeriksaan sifat fisis agregat sebagai bahan
pembentuk beton; (3) dilakukan perencanaan campuran beton (mix design) sesuai ACI
211.1-91; (4) dilakukan penimbangan bahan pembentuk beton; (5) pengadukan
campuran beton dilakukan dengan memasukan material pembentuk beton yaitu pasir,
tanah liat, semen, dan air ke dalam mesin pengaduk beton dan diaduk hingga adukan
merata;(6) setelah didapatkan campuran adukan beton segar yang merata maka
dilakukan pengukuran slump test; (7) campuran beton dituangkan ke dalam cetakan
benda uji dan dilakukan pemadatan dengan menggunakan tongkat pemadat dan palu
karet hingga cetakan penuh; (8) dilakukan perawatan setelah benda uji mengeras 24 jam
dengan cara direndam di dalam bak perendaman.
14
5. Pengujian kuat tekan beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan sesuai SNI 1974:2011 pada umur beton 7,14, dan
28 hari. Pengujian ini dilakukan menggunakan mesin uji kuat tekan beton dengan
memberikan penambahan beban dan kecepatan beban tertentu pada benda uji silinder
beton sampai benda uji tersebut hancur. Tata cara pengujian kuat tekan beton menurut
Anonim (2011:4-7). Alat compressometer untuk pengujian kuat tekan dengan
pembacaan maksimum dilakukan pada saat turunnya angka pembebanan atau pada saat
hancurnya benda uji. Dalam penelitian ini, beban yang menyebabkan benda uji hancur
digunakan sebagai nilai kuat tekan beton (tegangan). Hubungan tegangan-regangan
beton dapt dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan dibawah ini. Setelah
diperoleh nilai tegangan dan renggangan, maka dapat dihitung modulus elstisitas beton,
Perhitungan modulus elastisitas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.
𝑓𝐶1 =
𝑃
𝐴……..……………..………….………………………………………………(2)
Keterangan: 𝑓𝐶1 = kuat tekan silinder beton (MPa)
P = beban tekan maksimum (N), dan
A = luas penampang benda uji (mn2)
𝐴 =∆𝐿
𝐿…….……………..………….…………………………………….…………(3)
Keterangan: 𝐸 = regangan,
∆𝐿 = besarnya perpendekan yang terjadi (mm), dan
L = Panjang pengamatan mula mula (mn)
𝐴 =𝑆2−𝑆1
𝐸2−0,00005…….…..………….……..……………………………….………….(4)
Keterangan:
𝐸 = Modulus elastisitas beton (MPa)
S2 = Tegangan yang terjadi saat beban 40% beban maksimum
S1 = Tegangan yang terjadi saat regangan longitudinal mencapai 0,00005
E2 = Regangan longitudinal saat beban mencapai 40% beban maksimum
6. Pengamatan pola kehancuran
Setelah dilakukan pengujian kuat tekan, pola kehancuran yang terjadi pada benda uji
silinder diamati sesuai dengan SNI 1974:211. Pola kehancuran yang iharapakan pada
penelitian ini adalah pola kehancuran kerucut, sedangkan untuk pola retak lainnya harus
dihindarkan.
7. Perhitungan biaya material per buah bata bata gajah
15
Biaya material pembentuk batu bata gajah diperkirakan dengan kebutuhan yang
diperlukan dalam mencetak batu bata gajah berdasarkan komposisi dari hasil mix design
hasil pengujian di Laboratorium. Material pembentuk batu bata gajah terdiri dari semen,
pasir dan tanah liat dengan komposisi yang berbeda sehingga nantinya dipilih harga
yang efisien dengan mempertimbangkan hasil kuat tekan yang memenuhi standar kuat
tekan dinding yang berfungsi sebagai pengisi dinding dan struktur.
8. Perhitungan biaya pembangunan rumah menggunakan material batu bata gajah
Biaya pembangunan rumah untuk pekerjaan pengisi dinding dan struktur persatuan
pekerjaan (m2) akan diperkirakan dengan menggunakan harga per buah batu bata gajah
yang efisien seperti hasil perhitungan yang didapat pada point 7. Koefisien kebutuhan
bahan dan upah tenaga kerja menggunakan hasil temuan Malahayati dkk (2017) seperti
pada Tabel 3 di atas.
3.4 Fish Bone dan Bagan Alir Penelitian
Gambar 2. Fish Bone Penelitian
Peralatan
Material
Yakubu & Umar (2015)
Rekayasa terhadap alat
pencetak bata interlocking
Metode pelaksanaan Webb & lockwood (1987) &
Sornchomkeaw (2013) menganalisis
perbandingan campuran bahan
pembentuk bata interlocking Insaeni dkk (2014)
mengembangkan metode
pelaksanaan konstruksi
menggunakan bata
interlocking
Carrasco dkk (2013) dan
Mohammed (2012) mengujii
kekuatan bata interlocking
Meningkatnya
Mutu Produksi
Batu Bata Gajah
Adedeji & Ga (2012) meneliti
efektifnya waktu tukang
bangunan dalam membangun
rumah dengan bata interlocking
Malahayati dkk (2017) meneliti
bahwa biaya pembangunan
menggunakan batu bata gajah lebih
hemat 23 % dari batu bta merah
Lingkungan Sumber daya manusia Biaya
Rizki (2015) meneliti batu bata gajah ramah terhadp lingkungan dibandingkan dengan batu bata merah
16
MULAI
PERUMUSAN MASALAH dan STUDI LITERATUR
PERSIAPAN DAN PENGADAAN BAHAN
Semen, Air, Pasir, Kerikil dan aggreat kasar
PEMERIKSAAN SIFAT FISIS AGGREGAT
Berat Jenis, Berat Volume, Susunan Butiran, Absorpsi dan
Modular Kehalusan Butir
PEMBUATAN BENDA UJI SILINDER
(D 15 cm x T 50 cm)
PEMBUATAN ADUKAN BETON
PROPORSI CAMPURAN (MIX DESIGN)
SELESAI
MEMENUHI SIFAT
SIFAT FISIS
TEST SLUMP
+8 cm
PERAWATAN BENDA UJI SILINDER
Perawatan pada suhu ruangan/terlindung
dengan perendaman di bak
PENGUJIAN KUAT TEKAN DAN UJI SEM
BENDA UJI SILINDER Umur beton 7, 14, dan 28 hari
Perhitungan biaya material dan
Pembangunan rumah
menggunakan produk batu bta
gajah
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
17
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap pertama pencetakan batu bata gajah
yang dilakukan di industri mitra yang memproduksi batu bata gajah menggunakan alat
pencetak yang bekerja secara manual. Batu bata gajah yang dicetak sebanyak 320 buah
dan akan dipotong menjadi benda uji dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm sebanyak 320 buah.
Tahap kedua yaitu pengujian kuat tekan beton pada umur beton mencapai 7, 14 dan 28 hari
yang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan. Tahap ketiga yaitu uji fisis
material tanah dan pasir yang digunakan dalam mencetak batu bata gajah yang dilakukan
di Laboratorium Mekanika Tanah. Tahap ke empat yaitu menghitung biaya produksi dan
merencanakan anggaan biaya dalam membangun rumah sederhana menggunakan batu bata
gajah. Uraian hasil penelitian dapat dijelaskan pada sub bab di bawah ini.
5.1 Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
Benda uji dicetak di industri mitra dengan menggunakan alat pencetak manual.
Sebanyak 340 buah batu bata gajah dicetak dengan perbandingan campuran sebanyak 18
bauh variasi. Di bawah ini dijelaskan varisi mix design benda uji dan alat pencetak yang
digunakan serta benda uji yang dicetak di industri mitra.
Tabel 6. Hasil Mix Design
FAS
No. Pada
Benda Uji
No. Camp. Air (kg) Semen (kg) Tanah (kg) Pasir (kg) Total
0,3
A 1 0,60 2,00 2,00 4,00
8 kg
B 2 0,80 2,67 2,67 2,67
C 3 0,60 2,00 4,00 2,00
D 4 0,48 1,60 3,20 3,20
E 5 1,20 4,00 2,00 2,00
F 6 0,96 3,20 1,60 3,20
G 7 0,96 3,20 3,20 1,60
0,4 H 1 0,80 2,00 2,00 4,00
8 kg I 2 1,07 2,67 2,67 2,67
18
J 3 0,80 2,00 4,00 2,00
K 4 0,64 1,60 3,20 3,20
L 5 1,60 4,00 2,00 2,00
M 6 1,28 3,20 1,60 3,20
N 7 1,28 3,20 3,20 1,60
0,5
O 1 1,00 2,00 2,00 4,00
8 kg
P 2 1,34 2,67 2,67 2,67
Q 3 1,00 2,00 4,00 2,00
R 4 0,80 1,60 3,20 3,20
Tidak dipakai karna
hancur pada saat
dicetak
5 2,00 4,00 2,00 2,00
6 1,60 3,20 1,60 3,20
7 1,60 3,20 3,20 1,60
Gambar 4. Alat pencetak batu bata gajah dan proses pencetakan di industri mitra
Batu bata gajah yang telah dicetak di industri diangkut dengan menggunakan truk
menuju Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan setelah umur beton mencapai 7 hari.
Batu bata gajah tersebut dicetak di industri mitra agar hasilnya sesuai dengan kuat tekan
yang diakibatkan oleh alat pencetak pada industri tersebut. Kemudian batu bata tersebut
dipotong untuk dijadikan benda uji dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm sebanyak 360 buah yang
masing-masing terdiri dari 17 buah dari berbagai variasi mix design. Mix design terdir dari
19
18 variasi. Di bawah ini di jelaskan proses pemotongan benda uji yang dilakukan di
Laboratorium.
Gambar 5. Proses pembuatan benda uji di Laboratorium
Benda uji yang telah dicetak akan dilakukan perawatan dengan menyiran air pada
waktu pogi, siang dan sore hari setiap hari sampai pada umur beton yaitu 7, 14 dan 28 hari.
Setelah sampai umur beton 7, 14 dan 28 hari maka akan dilakukan pengujian kuat tekan.
20
5.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Batu Bata Gajah
Metode pengujian kuat tekan mengaju pada SNI 03-174-2011 pada umur beton 7,
14 dan 28 hari. Sebelum dilakukan uji tekan maka benda uji dirawat terlebih dahulu dan
kemudian dikeringkan selama 1 hari sebelum dilakukan pengujian, selanjutnya ditimbang
terlebih dahulu beratnya dan diukur dimensinya. Benda uji ditempatkan diantara dua pelat
pembebanan. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban secara vertikal kepada
benda uji secara berlahan- lahan dengan peningkatan pembebanan tertentu hingga
mencapai beban maksimum atau benda uji mengalami kehancuran. Pencatatan beban
dilakukan pda saat turunnya angka pembebanan dan diikuti dengan retak atai hancurnya
benda uji.
Tabel 6. Hasil Rata-Rata Kuat Tekan Batu Bata Gajah Umur 7 Hari
Campuran No
Benda Uji
Dimensi
Berat Berat Volume Beban Kuat
Tekan
Kuat Tekan
Rata-
rata Panjang Tinggi Lebar
(mm) (mm) (mm) (g) (kg/m3) (kg/m3) (kg) (kg/cm2) (kg/cm2)
0,3
1:1:2 A
1 53,41 51,57 51,38 256,5 1812,48
1895,0
2010 73,0
76,0
2 53,09 51,00 53,53 272,7 1881,50 2240 82,7
3 53,45 53,68 50,98 277,4 1896,47 2090 72,8
4 51,42 50,92 53,45 270,1 1930,00 2100 80,2
5 52,92 53,52 50,70 280,7 1954,78 2020 71,3
1:1:1 B
1 51,92 50,69 53,50 259,8 1845,14
1874,7
2800 106,4
99,2
2 50,84 53,17 53,23 268,3 1864,63 2700 99,9
3 52,93 51,76 51,11 259,2 1851,11 2800 102,2
4 52,60 50,52 50,00 255 1919,20 2400 90,3
5 52,85 50,56 50,72 256,6 1893,33 2600 97,3
1:2:1 C
1 51,09 52,21 52,91 266,2 1886,17
1857,5
1990 74,6
67,5
2 52,29 50,60 50,90 256,1 1901,62 1500 56,7
3 51,27 53,81 52,48 267,3 1846,20 1780 64,5
4 50,80 52,27 53,34 264,8 1869,60 1720 64,8
5 52,31 51,80 54,28 262,4 1784,06 2090 77,1
1:2:2 D
1 52,02 51,60 52,23 253,9 1811,02
1818,5
1170 43,6
50,8 2 52,28 51,17 52,49 263,3 1875,10 1890 70,6
3 50,31 52,35 53,09 255,8 1829,43 1220 46,3
21
4 53,48 53,64 50,80 260,8 1789,63 1410 49,2
5 52,16 51,34 53,61 256,6 1787,38 1190 44,4
2:1:1 E
1 52,36 52,62 53,77 262,3 1770,55
1817,4
3390 123,0
110,8
2 52,25 52,86 50,90 260,8 1855,14 3180 115,1
3 52,29 50,27 52,38 249,5 1812,08 2460 93,6
4 52,75 50,16 53,12 254,4 1810,00 2510 94,9
5 52,27 51,01 54,47 267,1 1839,11 3400 127,5
2:1:2 F
1 52,96 51,91 53,72 273,1 1849,21
1805,6
3030 110,2
112,2
2 53,09 52,09 52,67 254,8 1749,32 3300 119,3
3 53,04 54,40 51,66 262,5 1761,05 3150 109,2
4 53,36 51,13 51,91 264,4 1866,89 3040 111,4
5 52,20 51,64 52,30 254 1801,67 2990 110,9
2:2:1 G
1 54,34 51,38 49,88 262,3 1883,47
1857,6
2800 100,3
102,9
2 51,73 54,04 53,84 262,2 1742,09 3920 140,2
3 52,20 51,09 53,99 262,1 1820,32 2520 94,5
4 49,08 52,99 51,39 254,1 1901,20 2310 88,8
5 53,06 50,91 49,57 259,9 1940,96 2450 90,7
0,4
1:1:2 H
1 54,61 50,94 53,39 268,9 1810,51
1838,2
1990 71,5
68,2
2 54,43 51,64 52,32 278 1890,39 2950 105,0
3 53,37 51,29 54,69 284,5 1900,40 1900 69,4
4 54,26 54,80 52,19 279,1 1798,51 1600 53,8
5 51,45 52,43 53,61 259 1790,97 1120 41,5
1:1:1 I
1 52,61 52,97 51,10 263,5 1850,38
1870,1
2460 88,3
84,5
2 52,07 51,80 53,45 268,5 1862,43 1740 64,5
3 53,67 53,01 51,20 271,7 1865,22 2090 73,5
4 50,99 50,11 52,62 251,7 1872,07 2480 97,1
5 53,16 51,24 51,48 266,5 1900,49 2700 99,1
1:2:1 J
1 52,57 51,05 54,21 275,6 1894,38
1848,2
2260 84,2
76,2
2 52,25 54,40 52,34 273,7 1839,74 2290 80,6
3 54,15 53,38 51,07 271,6 1839,87 2060 71,3
4 53,28 53,27 50,79 261,9 1816,81 1660 58,5
5 53,88 51,42 51,62 264,6 1850,17 2390 86,3
1:2:2 K
1 51,22 51,23 52,86 250,9 1808,88
1778,6
1500 57,2
49,0
2 51,30 52,24 52,50 253,4 1801,05 1200 44,8
3 52,10 53,72 53,85 262,7 1743,01 1190 42,5
4 52,97 52,73 51,19 259,9 1817,75 1190 42,6
5 51,35 52,43 52,65 244,1 1722,06 1560 57,9
22
2:1:1 L
1 54,77 51,40 50,97 280,6 1955,54
1954,0
3890 138,2
141,3
2 52,31 51,38 53,60 275,8 1914,48 2100 78,1
3 53,46 51,55 50,63 276,9 1984,53 4900 177,8
4 54,81 51,37 50,66 277,1 1942,68 3620 128,6
5 51,77 52,53 50,72 272,1 1972,71 5000 183,9
2:1:2 M
1 50,98 52,82 52,59 271,2 1915,09
1973,4
3140 116,6
120,0
2 50,38 50,45 51,63 263,8 2010,27 3490 137,3
3 50,42 53,29 54,51 292,1 1994,37 3420 127,3
4 53,03 55,09 51,20 299,7 2003,65 3440 117,8
5 51,57 49,93 52,09 260,7 1943,69 2600 101,0
2:2:1 N
1 50,34 52,65 51,19 251,2 1851,50
1883,0
3150 118,8
113,8
2 50,60 52,94 50,91 263,2 1929,96 2800 104,5
3 50,50 51,99 50,57 260,1 1959,01 3120 118,8
4 49,83 51,52 53,59 253,7 1844,04 2790 108,7
5 53,17 51,27 51,68 257,9 1830,62 3220 118,1
0,5
1:1:2 O
1 52,29 54,29 51,33 275,7 1892,03
1912,6
3360 118,4
139,9
2 51,01 51,88 51,28 257,4 1896,73 3040 114,9
3 51,70 50,07 51,91 261,4 1945,30 4890 188,9
4 50,69 52,24 52,02 259,2 1881,65 3420 129,2
5 51,11 53,30 52,26 277,2 1947,11 4040 148,3
1:1:1 P
1 52,65 51,08 50,97 274,1 1999,61
2008,3
1890 70,3
64,2
2 52,96 50,80 48,89 265,6 2019,28 1800 66,9
3 52,73 53,70 50,77 289 2010,29 1880 66,4
4 50,29 52,35 52,71 274 1974,51 1840 69,9
5 50,06 50,23 55,01 281,9 2037,98 1200 47,7
1:2:1 Q
1 50,47 52,21 54,08 260,8 1830,14
1826,6
1040 39,5
45,3
2 51,36 54,45 51,39 253,4 1763,21 990 35,4
3 52,39 50,50 50,28 251,7 1892,12 1340 50,6
4 51,24 51,74 52,41 251,4 1809,32 1670 63,0
5 53,41 51,15 51,06 256,4 1838,10 1040 38,1
1:2:2 R
1 52,18 51,51 52,12 237,6 1696,08
1737,9
1100 40,9
43,2
2 51,48 50,78 51,24 229,1 1710,35 1190 45,5
3 51,33 52,02 52,19 245,3 1760,23 1280 47,9
4 51,53 51,71 50,79 239,3 1768,19 1000 37,5
5 50,45 51,76 52,30 239,6 1754,40 1150 44,0
23
Gambar 6. Hasil pengujian kuat tekan beton umur hari
Tabel 7. Hasil Rata-Rata Kuat Tekan Batu Bata Gajah Umur 14 Hari
Campuran No
Benda Uji
Dimensi
Berat Berat Volume Beban Kuat
Tekan
Kuat
Tekan Rata-
rata Panjang Tinggi Lebar
(mm) (mm) (mm) (g) (kg/m3) (kg/m3) (kg) (kg/cm2) (kg/cm2)
0,3
1:1:2 A
1 51,99 52,66 55,36 288,9 1906,12
1799,0
3200 116,9
98,3
2 51,00 53,44 53,02 254,6 1761,90 2860 104,9
3 51,77 53,34 52,49 249,2 1719,25 2600 94,2
4 52,92 51,78 52,03 260,4 1826,44 2300 83,9
5 52,10 52,95 53,21 261,5 1781,45 2520 91,3
1:1:1 B
1 52,93 52,77 52,70 262,6 1784,00
1889,7
2560 91,7
120,5
2 52,77 52,97 55,64 293,6 1887,78 3520 125,9
3 49,99 51,13 53,63 279,6 2039,72 3600 140,8
4 51,45 50,84 52,77 254,1 1840,88 3040 116,2
5 55,55 51,19 53,15 286,6 1896,29 3640 128,0
1:2:1 C
1 52,35 52,24 53,65 239,6 1633,04
1717,9
3040 111,2
89,6
2 55,25 51,87 54,38 283,6 1819,78 2550 89,0
3 53,21 54,06 52,05 274,9 1836,05 2740 95,3
4 56,11 53,76 51,08 255 1654,97 1420 47,1
5 51,88 52,14 53,93 240,1 1645,85 2860 105,7
98,3
120,5
89,6
64,3
161,8154,5
123,3115,9
124,8
95,2
68,6
165,4
144,5
127,2
152,4
81,6
60,373,5
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Ku
at T
ekan
(kg
/cm
2)
Campuran
Grafik Hub. Kuat Tekan Terhadap Campuran Umur 14 Hari
14 hari
24
1:2:2 D
1 51,61 53,09 54,27 270,9 1821,81
1809,4
1800 65,7
64,3
2 52,25 51,78 51,14 247,3 1787,37 2020 74,7
3 51,66 54,70 52,75 276,7 1856,29 1540 54,5
4 53,20 54,21 52,83 272,8 1790,49 1840 63,8
5 52,85 50,72 51,51 247,3 1791,05 1680 62,7
2:1:1 E
1 52,41 53,55 54,44 300,8 1968,73
1867,3
5000 178,2
161,8
2 52,21 52,61 50,68 259,7 1865,58 4320 157,3
3 53,76 53,35 52,45 275,5 1831,40 4600 160,4
4 53,07 51,10 51,50 258,4 1850,19 4200 154,9
5 53,16 51,35 52,54 261,1 1820,50 4320 158,3
2:1:2 F
1 52,13 51,17 54,47 267,2 1838,98
1802,1
4280 160,5
154,5
2 51,68 50,41 55,74 270,9 1865,53 4300 165,1
3 51,80 51,99 54,33 265,9 1817,31 4100 152,2
4 50,58 51,72 54,83 263 1833,58 4240 162,1
5 53,93 51,66 56,88 262,3 1655,21 3700 132,8
2:2:1 G
1 54,64 50,38 54,20 275,6 1847,19
1689,7
3920 142,4
123,3
2 51,66 49,51 52,14 242,4 1817,67 3420 133,7
3 51,43 49,59 54,01 245,9 1785,15 2300 90,2
4 52,03 53,27 53,14 273,9 1859,66 3540 127,7
5 51,18 54,21 53,62 169,4 1138,69 3400 122,5
0,4
1:1:2 H
1 52,21 52,32 55,14 289 1918,71
1876,1
4020 147,2
115,9
2 51,34 54,23 52,02 269,3 1859,39 3000 107,8
3 50,99 53,34 49,96 260,9 1920,05 3820 140,5
4 54,49 51,24 54,37 281,5 1854,36 3160 113,2
5 52,38 54,00 51,00 263,7 1828,02 2000 70,7
1:1:1 I
1 53,79 51,06 54,29 275,1 1844,97
1837,1
3700 134,7
124,8
2 53,23 52,04 54,15 280,5 1870,00 4000 144,4
3 53,69 51,01 53,09 262,5 1805,38 3140 114,7
4 52,96 52,66 50,00 258,3 1852,36 3460 124,1
5 54,59 51,74 53,89 275,9 1812,61 3000 106,2
1:2:1 J
1 53,30 53,87 53,22 269,4 1762,98
1790,9
2620 91,2
95,2
2 52,27 52,14 55,12 269,1 1791,35 2500 91,7
3 53,14 51,97 52,63 264,3 1818,40 2640 95,6
4 54,21 51,73 52,48 265 1800,65 2680 95,6
5 50,73 53,15 52,60 252,6 1781,06 2740 101,6
1:2:2 K 1 53,88 51,49 51,74 258,9 1803,66
1781,8 2040 73,5
68,6 2 53,65 51,27 53,64 261,1 1769,64 1640 59,6
25
3 53,89 52,54 52,89 265,2 1770,93 1820 64,3
4 53,75 52,48 54,15 266,5 1744,72 2000 70,9
5 52,10 52,60 52,15 260,1 1819,96 2040 74,4
2:1:1 L
1 53,29 54,30 52,26 288 1904,48
1868,2
5060 174,9
165,4
2 50,49 53,48 56,91 289,3 1882,62 3800 140,7
3 51,42 51,92 53,19 272,5 1918,98 4460 167,1
4 52,18 53,97 51,07 264,9 1841,87 4680 166,2
5 54,71 52,25 54,41 278,9 1793,15 5100 178,4
2:1:2 M
1 52,93 50,55 53,38 262,2 1835,82
1859,6
3580 133,8
144,5
2 52,18 52,10 53,38 257,8 1776,49 3200 117,7
3 55,05 51,57 54,76 289,2 1860,29 3780 133,1
4 52,04 54,41 54,48 296,2 1920,14 4500 158,9
5 54,23 54,41 52,71 296,3 1905,11 5280 178,9
2:2:1 N
1 52,76 52,83 55,52 294,6 1903,70
1896,7
3500 125,6
127,2
2 51,24 52,37 54,67 282,5 1925,65 3480 129,7
3 53,81 54,31 52,47 279 1819,49 3750 128,3
4 54,25 52,03 53,16 292,3 1948,01 3840 136,0
5 54,06 54,56 51,34 285,7 1886,70 3440 116,6
0,5
1:1:2 O
1 51,35 51,76 52,88 268,6 1911,08
1890,4
4520 170,1
152,4
2 51,37 52,49 52,48 270,7 1912,97 4000 148,3
3 51,78 51,11 53,34 266,6 1888,60 4280 161,7
4 51,95 53,63 54,67 289,9 1903,29 4220 151,5
5 54,56 52,26 55,14 288,7 1836,27 3720 130,5
1:1:1 P
1 52,70 51,45 53,49 241,7 1666,51
1730,2
2100 77,5
81,6
2 50,58 51,44 53,85 262,1 1870,69 2060 79,2
3 53,65 51,81 52,47 249,9 1713,45 2090 75,2
4 55,13 52,24 52,73 258,8 1704,18 2210 76,7
5 54,82 51,31 52,06 248,4 1696,31 2800 99,5
1:2:1 Q
1 53,24 54,38 52,98 254,9 1661,81
1741,4
1340 46,3
60,3
2 51,60 51,99 54,84 255,1 1733,98 1640 61,1
3 55,71 51,28 52,24 265,4 1778,35 1840 64,4
4 53,97 53,25 51,25 251,2 1705,51 1480 51,5
5 55,65 52,96 51,80 279 1827,52 2300 78,0
1:2:2 R
1 51,30 51,78 52,96 243,4 1730,19
1762,2
1900 71,5
73,5 2 53,14 51,59 52,92 268,2 1848,64 2720 99,2
3 52,17 50,01 52,66 240,2 1748,29 1680 64,4
4 51,43 51,02 53,57 241,7 1719,48 1460 55,6
26
5 53,82 52,19 51,78 256,6 1764,26 2160 76,9
Gambar 7. Hasil pengujian kuat beton umur 14 hari
Tabel 8. Hasil Kuat Takan Batu Bata Gajah Umur 28 Hari
Campuran No
Benda Uji
Dimensi
Berat Berat Volume Beban Kuat
Tekan
Kuat Tekan
Rata-
rata Panjang Tinggi Lebar
(mm) (mm) (mm) (g) (kg/m3) (kg/m3) (kg) (kg/cm2) (kg/cm2)
0,3
1:1:2 A
1 51,29 54,31 54,35 288,7 1906,93
1856,7
3860 138,6
125,0
2 54,31 51,21 55,28 287,5 1869,97 3820 137,4
3 53,33 55,15 51,59 268,8 1771,52 2520 85,7
4 52,26 55,31 53,35 285,2 1849,45 3780 130,8
5 54,00 55,06 51,42 288,3 1885,74 3940 132,5
1:1:1 B
1 52,76 53,63 55,04 288,7 1853,77
1831,9
3740 132,2
149,2
2 51,66 54,27 54,32 280,9 1844,50 4520 161,2
3 51,30 54,09 50,96 259,5 1835,16 3680 132,6
4 51,83 55,63 51,40 275,4 1858,28 4300 149,1
5 52,81 51,50 52,47 252,3 1768,00 4640 170,6
1:2:1 C 1 50,82 57,79 51,92 266,8 1749,70 1788,9 3400 115,8 121,5
98,3
120,5
89,6
64,3
161,8154,5
123,3115,9
124,8
95,2
68,6
165,4
144,5
127,2
152,4
81,6
60,373,5
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Ku
at T
ekan
(kg
/cm
2)
Campuran
Grafik Hub. Kuat Tekan Terhadap Campuran Umur 14 Hari
14 hari
27
2 53,79 55,26 51,62 256,6 1672,35 3840 129,2
3 55,79 53,75 52,13 290,4 1857,69 3840 128,1
4 51,86 53,85 54,63 279,5 1832,03 2980 106,7
5 51,82 53,49 53,62 272,4 1832,78 3540 127,7
1:2:2 D
1 51,51 51,64 53,43 253,7 1785,08
1786,6
2280 85,7
88,1
2 52,80 54,64 52,34 272,2 1802,64 2840 98,4
3 52,82 53,73 52,42 267,4 1797,42 2260 79,6
4 51,26 54,95 52,38 256,2 1736,47 2360 83,8
5 50,61 54,07 52,80 261,7 1811,24 2540 92,8
2:1:1 E
1 54,83 51,22 55,89 297,4 1894,74
1863,4
5560 198,0
211,7
2 50,73 52,44 52,96 262,3 1861,76 5600 210,5
3 54,57 50,74 53,66 272,8 1836,07 5480 197,9
4 52,13 51,78 49,74 249,8 1860,53 5840 216,4
5 50,99 52,56 52,23 260,9 1863,86 6320 235,8
2:1:2 F
1 51,59 53,15 52,77 269,9 1865,29
1816,3
5320 194,0
192,1
2 53,90 53,84 53,12 273,7 1775,51 5380 185,4
3 53,65 48,99 52,62 253,3 1831,50 4980 189,5
4 50,63 51,67 54,54 261,3 1831,38 5300 202,6
5 52,28 52,66 52,91 259 1778,06 5200 188,9
2:2:1 G
1 52,96 54,89 50,76 282,5 1914,50
1882,7
4840 166,5
168,5
2 55,57 51,34 54,33 285,1 1839,34 4500 157,7
3 57,36 50,91 53,53 302,1 1932,60 6140 210,3
4 51,34 53,75 56,04 293,4 1897,26 4600 166,7
5 52,93 54,06 52,27 273,7 1829,97 4040 141,2
0,4
1:1:2 H
1 54,42 53,25 50,19 283,1 1946,46
1867,8
5400 186,3
151,7
2 54,89 51,86 52,64 276,3 1843,91 4400 154,6
3 55,09 53,25 49,85 275,4 1883,24 4180 142,5
4 53,64 54,07 50,78 268,6 1823,76 4240 146,2
5 53,54 53,87 51,08 271,3 1841,51 3720 129,0
1:1:1 I
1 51,32 53,14 52,22 254,4 1786,37
1843,0
4000 146,7
133,1
2 51,33 50,12 53,46 250,9 1824,27 3380 131,4
3 51,99 51,04 50,84 249,1 1846,45 3180 119,8
4 53,35 51,92 54,32 284,3 1889,50 4400 158,8
5 54,58 53,85 51,72 284 1868,27 3200 108,9
1:2:1 J
1 52,27 54,78 51,89 264,5 1780,19
1811,6
3000 104,8
110,4 2 51,45 52,49 52,33 254 1797,30 3100 114,8
3 51,74 51,21 54,46 266,2 1844,80 2900 109,5
28
4 52,78 51,64 53,02 261,5 1809,57 3000 110,1
5 51,57 53,15 52,46 262,6 1826,27 3100 113,1
1:2:2 K
1 52,33 53,21 53,44 265,7 1785,59
1751,8
2400 86,2
89,6
2 53,60 53,69 52,93 255,9 1680,00 2580 89,7
3 51,60 53,42 52,38 259,7 1798,68 2600 94,3
4 54,12 52,95 52,89 260,1 1716,10 2660 92,8
5 54,88 51,43 53,80 270,1 1778,74 2400 85,0
2:1:1 L
1 55,02 51,24 54,48 291,1 1895,29
1884,1
6060 215,0
187,0
2 52,27 55,30 51,87 279,3 1862,85 5320 184,0
3 52,07 53,46 55,51 290,9 1882,59 4000 143,7
4 54,06 52,09 54,28 286,6 1875,02 5300 188,2
5 54,63 52,89 52,09 286,7 1904,88 5900 204,2
2:1:2 M
1 54,85 52,70 55,43 299,9 1871,73
1841,1
4860 168,1
168,7
2 54,15 52,36 54,48 289,6 1874,84 4620 162,9
3 52,59 52,20 52,34 261,3 1818,58 4440 161,7
4 54,22 54,09 53,57 279,8 1780,94 4800 163,7
5 52,21 51,67 53,45 268,1 1859,33 5040 186,8
2:2:1 N
1 53,48 52,03 54,29 290,4 1922,35
1878,0
4220 151,7
149,0
2 52,47 56,41 51,26 287,4 1894,27 4120 139,2
3 51,90 53,78 53,88 290 1928,33 4440 159,1
4 51,36 52,33 53,22 270,5 1891,11 4400 163,7
5 51,40 59,93 53,30 288 1754,11 4040 131,2
0,5
1:1:2 O
1 53,15 52,50 53,19 283,3 1908,77
1892,2
4420 158,4
161,3
2 55,55 54,03 52,32 298,7 1902,17 4200 139,9
3 51,61 51,25 53,40 271,3 1920,79 4360 164,8
4 56,97 50,21 54,29 289,4 1863,56 5020 175,5
5 50,24 54,82 55,05 282,9 1865,89 4620 167,7
1:1:1 P
1 53,93 56,21 51,74 270,4 1724,00
1751,5
2900 95,7
101,1
2 53,32 55,42 51,57 263,3 1727,81 2880 97,5
3 52,09 53,43 53,80 269,1 1797,18 3080 110,7
4 52,73 56,42 53,45 275,8 1734,43 2820 94,8
5 53,86 52,01 53,17 264,2 1773,83 3000 107,1
1:2:1 Q
1 55,35 52,72 54,50 280,8 1765,66
1771,9
2140 73,3
68,0
2 51,92 54,27 51,27 262,9 1819,84 2020 71,7
3 50,81 54,18 52,69 258,4 1781,46 2060 74,8
4 54,82 53,32 53,38 268,1 1718,26 1420 48,6
5 52,32 52,73 53,85 263,6 1774,33 1980 71,8
29
1:2:2 R
1 52,51 52,57 54,85 269,4 1779,27
1800,8
1720 62,3
81,7
2 53,29 52,50 50,38 259,3 1839,67 2080 74,3
3 56,01 53,73 50,73 285,6 1870,73 3500 116,3
4 54,07 51,30 54,40 263,8 1748,24 1640 59,1
5 50,31 51,82 53,00 244 1765,88 2520 96,7
Gambar 8. Hasil pengujian kuat beon umur 28 hari
Gambar 9. Perbandingan kuat tekan terhadap umur 7, 14, dan 28 hari
125,0
149,2
121,5
88,1
211,7
192,1
168,5151,7
133,1
110,4
89,6
187,0
168,7
149,0161,3
101,1
68,081,7
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Ku
at T
ekan
(kg
/cm
2 )
Campuran
Grafik Hub. Kuat Tekan Terhadap Campuran Umur 28 Hari
28 Hari
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Ku
at T
ekan
(kg
/cm
2)
Campuran
Grafik Hub. Kuat Tekan Terhadap Campuran Umur 28 Hari
7 Hari 14 hari 28 Hari
30
5.3 Hasil Pengujian Sifat Fisis Material Pembentuk Batu Bata Gajah
Sifat fisis tanah adalah karakteristik, proses-proses, atau reaksi dalam tanah yang
disebabkan oleh gaya fisik dan dapat di jelaskan, atau dapat di gambarkan dan di istilahkan
dalam fisika atau persamaan tertentu. Kadang-kadang di rancungkan dengan sulit di
pisahkan dari sifat kimia karena itu istilahnya adalah fisiko kimia. Pengujian material
pembentuk batu bata gajah dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah. Dari hasil
pengujian didapatkan bahwa jenis tanah termasuk tanah kelauanan yaitu antara tanag
liat/lempung yang berpasir halus atau disebut clay silt. Data pengujian dapat dilihat pada
Lampiran.
5.4 Analisis Biaya Pembangunan Rumah Tinggal Sederhana
Pada penelitian ini proyek pembangunan rumah type 36 digunakan sebagai model
untuk perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Diasumsikan bahwa rumah akan
dibangun di Kota Banda Aceh dimulai dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan
finishing. Rumah dengan luas 36 m2 terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, dan 1 dapur. Rumah ini menggunakan pondasi menerus, lantai keramik, kuda-kuda
dari kayu dan atap seng genteng. Untuk lebih jelasnya detail gambar dapat dilihat pada
Lampiran. Proyek pembangunan rumah type 36 ini menggunakan material batu bata merah
sebagai bahan pengisi pekerjaan pasangan dinding diasumsikan sebagai desain awal
sedangkan proyek pembangunan rumah menggunakan material interlocking brick sebagai
bahan pengisi pasangan dinding, sloof, kolom dan ringbalk sebagai desain alternatif.
Tabel 9. Perbedaan Uraian pekerjaan menggunakan batu bata meran dan batu bata
Gajah
Uraian Pekerjaan Batu bata merah Batu Bata Gajah
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lapangan
Pemasangan Bowplank
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Sloof
Pekerjaan Kolom
Ringbalk
Menggunakan material
interlocking brick dan
tulangan horizontal serta
vertikal
31
Pekerjaan Pasangan Dinding
Pasangan Batu bata 1 : 2
Pasangan Batu bata 1 : 4
Plesteran Batu bata 1 : 2
Plesteran Batu bata 1 : 4
Menggunakan pasangan
interlocking brick
X
X
Pekerjaan Pengecatan X
... ... ...
Pekerjaan Lain-lain
Harga satuan material untuk pembangunan rumah tipe 36 diperoleh dari daftar harga satuan
yang dikeluarkan oleh pemerintah Provinsi Aceh cetakan tahun 2017 sedangkan untuk data
harga, jenis, dan fungsi interlocking brick diperoleh langsung dari responden selaku kepala
tukang pada pekerjaan pemasangan interlocking brick. Data-data tersebut kemudian
dimasukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 10. Data fungsi dan harga interlocking brick
NO.
JENIS
INTERLOCKING
BRICK
GAMBAR TYP
E FUNGSI HARGA
1 Blok Bangunan
A Dinding Umum Rp 3.400,-
2 Blok Bangunan sudut
B Dinding Sudut Rp 3.400,-
3
Blok Bangunan Saluran
C Pembesian Mendatar Dalam
Dinding
Rp 3.400,-
4 Blok Pilar
D Pilar/Kolom Rp 3.400,-
5
Blok Sudut
Saluran
E
Pembesian
Mendatar Dalam Dinding di Sudut
Rp 3.400,-
32
NO.
JENIS
INTERLOCKING
BRICK
GAMBAR TYP
E FUNGSI HARGA
6
Blok Bangunan
Setengah
F
Simpang Kusen
Supaya Tidak Perlu Potong
Rp 1.800,-
7
Blok Saluran Setengah
G Pembesian Mendatar Dalam
Dinding
Rp 1.800,-
8 Blok Sudut
Setengah
H Dinding Sudut Rp 1.800,-
9
Blok Sudut
Saluran Setengah
I
Pembesian
Mendatar Dalam
Dinding
Rp 1.800,-
Berdasarkan tabel diatas, untuk perhitungan seluruh biaya material dikenakan harga
pada tahun terakhir diproduksi, yaitu tahun 2010. Berdasarkan jenis dan ukuran
interlocking brick dapat dihitung koefisien untuk setiap 1 m2 pembangunan rumah
diasumsikan membutuhkan sebanyak 33,333 buah material interlocking brick. Setiap
masing – masing interlocking brick mempunyai 2 buah lubang dengan diameter 5 cm dan
kedalaman lubang sebesar 10 cm. Untuk koefisien material semen portland pada pekerjaan
pemasangan interlocking brick membutuhkan sebanyak 3,130 kg atau jika dikonversikan
sama dengan 0,00313 m3. Maka dapat dilakukan perhitungan volume untuk pekerjaan
pembangunan rumah per 1 m2 sebagai berikut.
Koefisien pekerjaan pemasangan per 1 m2 = 33,333 x 2 x π x 2,52 x 10
= 13.083,2 cm2
= 1,31 m2
Jumlah kebutuhan material untuk satuan pekerjaan pasangan interlocking brick dapat
digunakan data dari CVBT. Komponen pekerjaan pasangan interlocking brick terdiri dari
3 komponen, yaitu pekerjaan pasangan interlocking brick, pekerjaan pembesian vertikal,
dan pekerjaan pembesian horizontal. Data yang diperoleh berdasarkan analisis lapangan
(hasil wawancara) dan bersumber dari CVBT. Dapat disimpulkan berdasarkan data dari
33
CVBT oleh Wheeler (2005) menyebutkan analisa kebutuhan material untuk pasangan
interlocking brick dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 11. Tingkat kebutuhan material pasangan interlocking brick
No. Uraian Pekerjaan Bahan Satuan Koefisien
1. Pekerjaan 1 m2 pasangan
interlocking brick
Interlocking brick bh 33,333
Semen portland kg 3,130
Pasir m3 0,008
2. Pekerjaan 1 m pembesian vertikal
Besi polos kg 0,888
Semen portland kg 0,250
Pasir m3 0,0011
3. Pekerjaan 1 m pembesian
horizontal Besi polos kg 0,888
Semen portland kg 0,630
Pasir m3 0,0027
Sumber : CVBT oleh Wheeler (2005)
Komposisi tenaga kerja diperoleh langsung dari wawancara dengan responden
selaku pemilik industri interlocking brick. Komposisi tenaga kerja berguna untuk
mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah
dengan luas 36 m2 dari pekerjaan persiapan sampai pekerjaan finishing. Menurut responden
untuk pekerjaan pembangunan rumah yang seperti model pada penelitian maka mandor
merangkap kepala tukang, tukang merangkap tukang batu/tukang kayu/tukang besi dan
pekerja. Menurut responden untuk menyelesaikan pembangunan rumah tinggal tersebut
membutuhkan kompisisi tenaga kerja berbeda untuk kedua desain.
Tabel 12. Perbandingan komposisi tenaga kerja
No Uraian Pekerjaan
Komposisi
Kepala Tukang : Tukang : Pekerja
(org)
1 Desain Awal 1 : 3 : 5
2 Desain Alternatif 1 : 2 : 3
Pada perhitungan upah di lapangan semua item pekerjaan dibayar sama untuk upah
orang per hari. Dalam hal ini kepala tukang, tukang ataupun pekerja tetap dibayar sama
sesuai dengan tingkatannya walaupun mengerjakan beberapa item pekerjaan sekaligus
karena pekerjaan pada pembangunan rumah tinggal ini tidak membutuhkan keahlian
34
khusus yang mendetail. Data upah pekerja per hari diperoleh berdasarkan dari wawancara
dengan responden yang mengetahui perihal interlocking brick sedangkan untuk data biaya
upah pekerja per hari desain awal diperoleh berdasarkan daftar upah kerja wilayah kota
Banda Aceh tahun 2016.
Tabel 13. Perbandingan biaya upah tenaga kerja per hari
No. Jenis Upah per hari
Kepala Tukang Tukang Pekerja
1 Desain Awal Rp 130.000,- Rp 98.000,- Rp 87.000,-
2 Desain Alternatif Rp 200.000,- Rp 125.000,- Rp 100.000,-
Volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar bestek dari desain awal dan desain
alternatif dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finishing. Untuk volume
pekerjaan kedua desain tersebut sama, hanya saja terdapat perbedaan pada pekerjaan
pasangan dinding dan pekerjaan beton bertulang. Volume desain awal dihitung berdasarkan
gambar dari data sekunder sedangkan volume desain alternatif menggunakan gambar hasil
desain ulang dari tahap sebelumnya.
Volume Desain Awal
Desain awal pada penelitian ini berupa rangka struktural beton bertulang yang terdiri dari
sloof, kolom, dan ring balok serta dinding pasangan batu bata merah, plester, dan
pengecatan. Perhitungan tabel lebih lanjut dicantumkan pada Lampiran Perhitungan C.4.2
halaman 56 dengan hasil akhir perhitungan direkap pada Tabel berikut ini.
Tabel 14. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Desain Awal
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Tinggi
(T)
Lebar
(L)
Panjang
(P)
Volume Satuan
1. Pek. Sloof 15/25 0,25 0,15 51 1,91 m3
2. Pek. Kolom 20/20 Pek. Kolom 15/15
2 18
2
4
1,25 3,25
3,4
0,3
0,2 0,15
0,15
0,15
0,2 0,15
0,15
0,15
0,1 1,32
0,15
0,03
m3 m3
m3
m3
3. Pek. Balok Latai
15/15
0,15 0,15 5,50 0,12 m3
4. Pek. Ring Balok
15/20
0,2
0,2
0,15
0,15
42,30
20
1,27
0,6
m3
5. Pasangan Bata
Merah
Top Gavel
22,92
3,7
45 166,5
189,42
m2
m2
35
Pengurangan (Jendela dan
Pintu)
P1 1 2,50 0,85 2,13 m2 P2 2 2,50 0,85 4,25 m2 P3 1 2,50 0,85 2,13 m2 P4 1 2,15 0,75 1,61 m2 J1 1 1,68 1,20 2,02 m2 J2 1 2,35 0,95 2,23 m2 J3 1 2,35 1,50 3,53 m2 J4 1 1,70 1,20 2,04 m2 Ventilasi J5 1 0,40 0,85 0,34 m2 V1 1 3,30 1,05 3,47 m2 V2 1 3,30 0,70 2,31 m2 V3 1 2,16 m2 V4 2 1,15 0,64 m2 Jumlah
Pemasangan Bata
160,58 m2
6. Plesteran Bata 1 : 4
160,58 2 321,16 m2
7. Pengecatan 382,77 m2
Desain alternatif merupakan pasangan interlocking brick sebagai bahan pengisi
dinding sekaligus struktural bangunan. Volume dihitung untuk masing-masing luasan
dinding sesuai gambar desain ulang yang telah digambar sebelumnya. Perhitungan tabel
lebih lanjut dicantumkan pada Lampiran Perhitungan C.4.3 halaman 62 dengan hasil akhir
perhitungan direkap pada Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 15. Rekapitulasi Volume Pekerjaan Desain Alternatif
No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan
1. Pek. pemasangan interlocking brick 163,93 m2
2. Panjang Pembesian Horizontal 386,15 m1
3. Panjang Pembesian Vertikal 300,64 m1
Biaya konstruksi pada penelitian ini dihitung menggunakan analisa harga satuan
pekerjaan SNI 2016 untuk desain awal yang berupa beton bertulang sebagai struktural
dengan pasangan batu bata merah sebagai dinding pengisi. Komponen tersebut dipilih
karena tidak terjadi perubahan biaya pada komponen pekerjaan lainnya. Analisa harga
36
satuan pekerjaan yang digunakan merupakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016 dan Daftar harga
bahan dan upah wilayah kota Banda Aceh tahun 2016. Perhitungan analisa harga satuan
pekerjaan dilampirkan pada Lampiran C Tabel C.4.4 halaman 67. Hasil perhitungan biaya
konstruksi diperlihatkan dalam Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 16. Biaya Konstruksi Desain Awal
No Uraian
Pekerjaan Volume Satuan
Harga Satuan
Biaya Upah
(Rp)
Biaya
Material
(Rp)
Biaya
Kontruksi
(Rp)
Upah Material
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3x5) (8)=(3x6) (9)=(7+8)
1 SLOOF (15/25)
Beton Cor 1,91 m3 210.951 729.157 403.445 1.394.512 1.797.957
Pembesian 126,30 kg 1.645 13.640 207.813 1.722.751 1.930.565
Bekisting 4,44 m2 88.564 228.745 393.617 1.016.645 1.410.262
2 KOLOM (20/20)
Beton Cor 0,10 m3 210.951 729.157 21.095 72.916 94.011
Pembesian 118,43 kg 1.645 13.640 194.862 1.615.388 1.810.250
Bekisting 6,67 m2 56.204 195.052 374.693 1.300.344 1.675.037
3 KOLOM (15/15)
Beton Cor 1,50 m3 161.874 729.157 242.204 1.091.001 1.333.205
Pembesian 197,24 kg 1.645 13.640 324.544 2.690.440 3.014.984
Bekisting 4,44 m2 56.204 195.052 249.795 866.896 1.116.691
4 BALOK (15/15)
Beton Cor 0,12 m3 161.874 729.157 20.032 90.233 110.265
Pembesian 197,24 kg 1.645 13.640 324.544 2.690.440 3.014.984
Bekisting 4,44 m2 112.408 410.043 499.591 1.822.414 2.322.004
5 PEKERJAAN PASANGAN BATA
Bata 1:4 160,58 m2 44.712 160.279 7.179.775 25.737.379 32.917.154
TOTAL BIAYA 10.436.010 42.111.358 52.547.368
6 PEKERJAAN PLESTERAN
Plester 1:4 321,16 m2 51.095 15.800 16.409.331 5.074.257 21.483.588
7 PEKERJAAN PENGECATAN
Cat tembok 382,77 m2 10.429 19.995 3.349.454 6.421.681 9.771.134
TOTAL BIAYA 30.194.794 53.607.296 83.802.090
Biaya konstruksi untuk desain alternatif berupa pasangan interlocking brick sebagai
dinding pengisi dan sekaligus struktural bangunan. Volume yang digunakan merupakan
volume yang telah dihitung pada tahap sebelumnya. Harga material dan upah yang
37
digunakan merupakan daftar harga bahan dan upah wilayah Banda Aceh tahun 2016,
kecuali harga interlocking brick yang diambil dari hasil pengumpulan data dan wawancara
dengan responden. Harga interlocking brick tersebut merupakan harga pada tahun 2016,
namun harga tersebut dikondisikan dan dapat berubah sewaktu-watu sesuai pasaran.
Analisa harga satuan didapat dari data yang diperoleh dari pengumpulan data. Perhitungan
konversi harga interlocking brick serta taksir tertera pada Lampiran C Perhitungan C.4.5
halaman 75. Hasil perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung biaya
konstruksi desain alternatif dapat dilihat pada Tabel d i b a w a h i n i .
Tabel 17. Biaya Konstruksi Desain Alternatif
No Uraian
Pekerjaan Volume Satuan
Harga Satuan
Biaya Upah
(Rp)
Biaya
Material
(Rp)
Biaya
Kontruksi
(Rp)
Upah Material
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(3x5) (8)=(3x6) (9)=(7+8)
1
Pemasangan
Interlocking
Brick
163,93 m2 22.281 150.513 3.652.654 24.674.225 28.326.880
2
Panjang
Pembesian
Horizontal
386,15 m 22.281 12.948 8.603.905 4.999.781 13.603.685
3
Panjang
Pembesian
Vertikal
300,64 m 22.281 11.961 6.698.635 3.595.841 10.294.476
TOTAL BIAYA 18.955.194 33.269.847 52.225.042
Berdasarkan hasil perhitungan biaya konstruksi diatas, dapat diketahui bahwa desain
alternatif menghasilkan biaya yang lebih hemat dibandingkan dengan desain awal. Hal ini
tidak semata membuktikan bahwa desain alternatif merupakan desain dengan biaya
teroptimal, karena desain teroptimal bukan saja desain dengan biaya termurah, akan tetapi
haruslah memenuhi kriteria tertentu.
38
BAB 6
RENCANA DAN TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana penelitian untuk tahap selanjutnya adalah Tahun 2019:
1. Direncanakan menghasilkan perbandingan perilaku dinding menggunakan
material batu bata merah dan batu bata gajah yang memenuhi kuat tekan hasil
pengujian di Laboratorium,
2. Direncanakan menghasilkan alternatif desain rumah sederhana yang ramah
lingkungan dengan menggunakan material batu bata gajah.
39
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kuat tekan batu bata gajah yang digunakan untuk dinding struktur dipilih kuat tekan
diatas 70 kg/cm2 yaitu mix design dengan perbandingan 1:2: 2 denga FAS 0,4 yang
dengan kuat tekan 89,6 kg/cm2.
2. Pengujian sifat fisis tanah menunjukan bahwa tanah termasuk tanah kelanauan yang
berarti bahwa tanah liat berpasir halus atau clay silt.
3. Rencana anggaran biaya untuk pembangunan konstruksi rumah sederhana
menggunakan material dinding batu bata gajah lebih hemat 23 % dibandingkan
dengan menggunakan batu bata merah.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 1982., Persyaratan Umum Bahan Bangunan (PUBI) Di Indonesia, Penerbit
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Anonim., 1989 (a)., Bata Beton Untuk Pasangan Dinding SNI 03-0349-1989 ., BSN.,
Jakarta.
Anonim., 1989 (b)., Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, SKSNI S04-1989-F.,
Departemen PU., Bandung.
Anonim,., 2008., SNI 03-6369-2008 tata cara pembuatan caping untuk benda uji silinder
beton, Departemen PU.
Anonim., 2011., SNI 03-1974-2011, Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder.,
Departemen PU.
Carrasco, E.V.M., Mantila, J. N.R., Esposito, t., Moreira, L.E., 2013., Cmpression
Performance of Walls of Interlocking Bricks made of Iron Ore By-Products and
Cement., International Journals of Civil & Environmental Engineering IJCEE-
IJENS., Vol:13 No:03. Pp:56-62., Brazil.
Cole, Bales, dkk., 2009, Interlocking Compressed Earth Block, From Soil To Structures,
EWB Cal Poly, Amerika Serikat.
Malahayati, N., Hayati, Y., Nursaniah, C., Firsha, T., 2017., Comparative Study on the
Comparative Study on the Cost Of Building Public House Construction Using Red
Brick and Interlock Brick Building Material in the City of Banda Banda Aceh., The
7th AIC-ICMR on Sciences & Engineering: Annual International Conference,
October 18-20, Banda Aceh, Indonesia.
Mohammed, A. H., 2012., Assessment the Mechanical Properties of Soil Cement
Interlocking (SCI) Bricks: A case Study in Malaysia., International Journal of
Advances in Applied Sciences (IJAAS)., Vol. 1, No.2, pp. 77-84., Malaysia.
Mulyono, T., 2004., Teknologi Beton., Andi., Yogyakarta
Mordock, L,J, & Brooks, K, M., 1991., Bahan & Praktek Beton., Terjemahan Hindarko, S.,
Erlangga, Jakarta.
Qu, B, dkk., 2012. Interlocking Compressed Earth Block Walls: In-Plane Structural
Response of Flexure-dominated Walls, California Polytechnic State University,
California, Amerika Serikat.
Setyawan, E,A., Saleh, F, and Prayuda,., 2012., Analisis Sifat Fisik Mekanis Batu Bata
Dalam Meningkatkan Kekuatan Dinding Di Yogyakarta., diakses 9 Januari 20017.,
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7199/23.%20NASKAH.p
df?sequence=12&isAllowed=y
Troxell, , E., Davis, H,E dan Kelly, J,W., 1968., Copmosition and Properties of Concrete.,
Mac raw ill Book Company, London.
Wheeler, Geoffrey, 2005, Interlocking Compressed Earth Block/Volume I : Manual of
Production, Center for Vocational Building Technology, Thailand.
Yulia, H, Malahayati, N, Nursaniah, C & Firsah, T., 217., Peningkatan Teknologi dalam
manajemen Produksi dan Pemasaran Batu Bata Gajah Industri Milik Masyarakat
Gampong Mireuk Lamreudeup Kecamatan Baitussalam, Laporan Pengabdiab Hi-
Link, Kemenristek.
41
LAMPIRAN 1 ARTIKEL
DRAT JURNAL INTERNASIONAL
Study on the Cost of Building Public House Construction Using Interlock Brick
Building Material
Yulia Hayati1, Devi Sundari
1,
1& Febriyanti Maulina
1
1Department of Civil Engineering Syiah Kuala University, Jln. Syech Abdurrauf No
7 Kopelma Darussalam, Banda Aceh
*E-mail: yuliahayati@unsyiah.ac.id
Abstract. Red brick and interlocking brick are the building materials that are often used for
wall installation work on houses construction. In the development of building materials
technology and cost savings, interlocking brick can be alternative to replace red bricks. In Aceh
Province, the use of interlocking bricks is less popular compared to other big cities in Indonesia.
Interlocking brick is made from a mixture of clay, concrete sand and compacted cement and
one of the environmentally friendly materials because it does not burn the process like red brick
material. It is named interlocking brick because the installation method is locked together and
it serves as a structural and partition wall of residential buildings. The aims of this study are to
compare the cost of building a house in Banda Aceh City using red brick and interlock brick
building materials. The data were obtained from interviews and questionnaires distributed to
respondents who had built houses in Banda Aceh City. The results concluded that the house
construction cost using interlock brick offer lower construction cost at comparable quality
rather than using red brick.
1. Introduction After the tsunami disaster in 2004, Aceh Province had been introduced to several building material
replacements such as red brick that serves as a wall in house construction projects. One of which is
called the interlocking brick. Interlocking brick was introduced to the community in Baitussalam
Sub-district, Aceh Besar District, Aceh Province of Indonesia by an NGO’s during Aceh and Nias
tsunami reconstruction period. This interlocking brick is known as elephant brick among the Aceh
people because it sizes is bigger than the sizes of ordinary red brick. The elephant brick production
tool called the Soeng Thai Model BP6 compactor was used, which is capable of producing elephant
bricks with the size of 300 x 150 x 100 mm (12"x 6" x4") in 9 different types of elephant bricks by
adding or reducing parts of the mold. The mixture of elephant brick material used in this industry
is cement, clay, and sand with a ratio of 1: 1: 2. However, production is not continuous and only
produced when there is demand from consumers. These caused due to lack of promotion and
knowledge-sharing to quantify and verify the benefits for the community about the use and adoption
of this model.
Interlocking brick is made from a mixture of cement, clay, sand, and water compacted and is
one of the environmentally friendly materials because it does not burn the process like red brick
material. Interlocking brick or also called Interlocking Compressed Earth Block (ICEB) is a mixture
of cement and compacted soil [1]. It is said interlocking brick because the material that serves as a
wall in this system has an interlock or locked arrangement between one brick with another.
42
Method of installation of elephant bricks that do not use mortar (a mixture of cement, water, and sand) are possible because the bricks are shaped with projecting parts, which fit exactly into
depressions in the bricks placed above and are automatically aligned horizontally and vertically. This locked system reduces labor and waiting time consumes for mortar mixing and cement drying.
In addition, the attractive outward appearance of interlock brick causing unnecessary plastering and painting works to be done. The sloof position on the foundation was replaced with interlocking
brick and placing vertical reinforcement at an angle, sides opening for the door, windows, on the deviation and apart, that has a large enough area. The Installation continues just like regular
brickwork but does not use mortar with the addition of horizontal reinforcement on the side of the doors, windows and every 4-block layer [2].
Interlocking brick has a compressive strength of 2.6 MPa or equivalent to 7800 kg/beam with a mutual lock system (interlock), so it can function as part of building structure [2]. The use of
interlocking brick as structural can eliminate the cost of reinforced concrete work such as sloof,
column and ring balk. Therefore, there is no cost needed for reinforced concrete material and formwork. Interlocking brick masonry has the propensity to provide affordable, sustainable
construction around the world and relatively low cost [3, 4, 5, 6].
Red brick definition according to Indonesian National Standard Number SNI 15-2094 -1991
is a solid red brick made from clay with or without a mixture of other ingredients, which are burned at a sufficiently hot temperature until it has water resistance when soaking and has a cross-
sectional area of less than 15% of pieces cutting flat areas [7]. Red bricks are usually traded with
thick or 5 cm high, 10 cm wide, 20 -24 cm long and weight less than 3 kg/pcs. The raw material requires red brick wall works are sand and cement.
Several studies have been conducted to get the cost of labor wage per unit of public house
construction, type 36 house in Banda Aceh City from preparatory work until finishing by the method of wage per house. A wall work using red brick building material in 2012 is Rp. 19.500.000
with a duration of 65 days to completed [8]. This research will find out whether the use of interlocking brick as structural and filler wall can
offer lower cost when compared to red brick wall work. The study also tries to obtain a cost
comparison in public houses construction in the City of Banda Aceh using red brick and
interlocking brick building materials. Further research for such comparisons is still required by
weighting each of the aspects of the review [9].
2. Methods The research was conducted in Aceh Besar district because respondents, who are the producer of
interlocking brick, is located. The data sampling from the city of Banda Aceh were selected because it was assumed that most of the public houses construction type-36 are built in this location. The
subject of the research is the cost of building public house construction type-36 from preparatory
work to finishing. While the object of the research is the cost of reinforced concrete work and walls
using red brick and elephant brick building materials.
The data used in this study consists of primary and secondary data. Primary data are respondent's
characteristic, requirement, material cost, labor cost, duration, workforce composition per house,
and implementation method of both for red brick and interlocking brick. These primary data was
obtained by visiting workshop, interviewing the producer and head of worker for both red brick
and interlocking brick. The head of worker are who had experienced on building public house
construction using interlocking brick and red brick building material. Data about the interlocking
brick is compulsory to gather because it is not included in the list of material units and wages in the
Regulationof Governor of Aceh No 72 of 2016 [10]. Methods of the guided interview are selected
in collecting primary data. Guided interviews are interviews conducted by the interviewer by
making complete and detailed inquiries [11]. The collection of primary data is conducted for a
duration of 1-2 months by guiding and explain directly to respondents.
43
Secondary data in the form of DED (Detail Engineering Design) of public house construction (type-36) is used as a model for quantity of work. The data for material unit price and wage per
unit was refer to the Aceh Governor Regulation Year 2016 (in section of Banda Aceh area) [10], Data analysis was conducted by steps: (1) calculating the cost of each buildings of public house
construction (type-36) that using red brick. The method of cost calculation uses Unit Price Analysis.
The unit price analysis refers to the Regulation of the Minister of Public Works and Public Housing.
28/ PRT/M/2016 [12]; (2) analyzing the actual price of materials and labor wages for wall
installation work and reinforced concrete that using interlocking brick; (3) calculating the cost of
each buildings of public house construction (type-36) that using interlocking brick. The method of
cost calculation is similar to red brick in the point one. The differences of both building type are on
the material of wall and material of the reinforced concrete works which are using the analysis at
point (1) and (3).
3. Result and Discussion 3.1. Analysis of the Project Situation This research assumed public housing construction project will be developed in the city of Banda
Aceh for wall work using red brick building material as alternative 1 (one) and using interlocking
brick as alternative 2 (two) . Type of the Public housing is Type-36 that consists of 1 living room,
2 bedrooms, 1 bathroom and 1 kitchen. The specification of building uses a continuous foundation,
tiled floors, wooden frame and zinc tile for roofing. The descriptions of works for both alternatives
are same, the exception for concrete work, walls works, plastering and painting works. Table 1
describes the differences of the job description for both alternatives. The alternative 1 (one) is using
reinforced concrete for sloof, column, ring balk, with additional plastering and painting works.
While alternative 2 (two) for sloof, column, and ring balk just need placing a plain steel in
horizontal and vertical directions. The attractive outer appearance on interlocking brick allows
without plastering works and painting works.
Table 1. Differences of job description between alternatives 1 and 2
Job description Alternative 1 Alternative 2
Concrete Reinforced Works
√
Uses interlocking brick, sloof, 1. Sloof column and ring balk are 2. Column
replaced by placing plain steel in vertical and horizontal direction 3, Ri ng Beam √
Wall Works √
1. Brick Work 1: 2
√
Using Interlocking Brick 2. Brick Work 1: 4 Using Interlocking Brick 3. Plastering Work 1: 2 X
4. Plastering Work 1: 4 √
X √
Painting Work √ X √
3.2. Unit Price of Interlocking Brick Building Material The price per unit of material, the type, and the interlocking brick function are obtained from the
literature and the results of the interviews with the respondents. The requirement of unit quantity
for interlocking brick material of building type 36 houses is obtained from the analysis of quantity
that refer to DED drawing. The data can be seen in table 2 below.
The 7th AIC-ICMR on Sciences and Engineering 2017 IOP
Publishing
44
IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering 352 (2018) 012041 doi:10.1088/1757-
899X/352/1/012041
Table 2. The unit price of interlocking brick material
No. Brick Interlocking
Price
Requirement Picture Function for type-36
Type (IDR) house (piece)
1 Building Block 3.400 General Wall 3.297
2 Building Block
3.400 Corner Wall 553 corner
3 Building Block 3.400 Horizontal Wall 744
Channels
edification
4 Block Pillar 3.400 Pillars / Columns 0
5 Block Channel
3.400 Horizontal
Angle Enlargement in Wall 74
in Angle
6 Half Building Block
1.800 Junction Frame Not to 340 Cut
7
1.800 Horizontal Wall
Half Channel Block 72
edification
1.800 Corner Wall 82
8 Half-Angle Block
9 Half Channel Corner 1.800 Horizontal Wall 82
Block
edification
The requirement of 1 m2 wall works is 33,333-pieces of interlocking brick, 3.13 kg of Portland
cement and 0,008 m3 of sand. Each holes in the interlocking brick will be poured with sand. These
works do not require mortar that serves as specie. Requirement for 1 m vertical iron reinforced
works are 0.888 kg of plain iron, 0.25 kg of Portland cement and 0.011 m3 of sand. Iron reinforced
work on vertical direction serves as column and placed on the sides of the door and windows frames. Every column will be stick in hole of the interlocking brick with 4 pieces of iron and the other sides inserted 2 pieces of iron. For 1 m horizontal iron reinforced work requires 0.888 kg
plain iron, 0.630 kg Portland cement and 0.0027 m3 of sand. Iron reinforced work on horizontal
direction function as sloof and ring balk, in addition toward this direction iron reinforced works
45
are placed on every 4-layer block of interlocking brick with 1 piece of iron steel with dia.10. The requirement coefficient of interlocking brick material can be seen in table 3 below.
Table 3. Material requirements of interlocking brick
No. Jobs Description material Unit Coefficient
1. 1 m2 interlocking brickwork Interlocking brick piece 33,333
Portland cement kg 3,130
Sand m3 0,008
2. 1 m Vertical iron reinforced work Plain iron kg 0,888 Portland cement kg 0,250
Sand m3
0,0011 3. 1 m horizontal iron reinforced work Plain Iron kg 0,888 Portland cement kg 0,630
Sand m3
0,0027
The quality of the initial design in the form of the reinforced concrete frame structure and red
brick works as a filler is certainly safe if it is implemented in accordance with the existing
Indonesian National Standard code requirements. For interlocking brick material as structural as
well as filler, the wall is having no Indonesian National Standard code that could determine the
criteria for safe implementation. Buildings that have been built in Aceh Province from 2007 to 2010
still use designs with horizontal reinforcement every 8-layers.
3.3. Composition and wages of labor According to the respondents to build public house construction such as the model in this study for
the red brick and interlocking brick wall work requires Foreman, head of workers and worker in 1 day with a ratio of: • Alternative 1 composition 1 Foremen: 3 Head of Workers: 5 workers
• Alternative 2 compositions 1 Foreman: 2 Head of Workers: 3 workers
So, for 1 m2 area the required labor is: 1/36 X 6 = 0,167. This value is converted into the foreman
and worker indexes by dividing it. The Head of workers has a larger contribution compared to workers. The ratio 60:40 then is used to generate the index needs between the head of worker and worker. 1The worker then the 60:40 ratio is compared to the worker and the builder in their index
needs. The result of requirement index analysis for interlocking brickwork for every 1 m2
horizontal/vertical works is shown in table 4. In this analysis, the head of workers requirement index is assumed 5% of the foreman requirement index.
Table 4. Labor requirements of interlocking brick No. Description Labor Unit Coefficient 1. 1 m2 interlocking brickworks Workers P / day 0,100 Head of Workers P / day 0,067
2. 1 m vertical/horizontal reinforced works
Foreman P / day 0,005
Workers P / day 0,100 Head of Workers P / day 0,067
Foreman P / day 0,005
The wages for works in alternative 1 is calculated based on the List of price per unit provided by
the Aceh Governor Regulation Year 2016 for the city of Banda Aceh, while for alternative 2, in
particular, the interlocking brickwork is fro, interview results with the respondents. The comparison
of wages per day can be seen in table 5 below.
46
Table 5. Comparison of labor wages per day
No. Type
Wages per day (IDR) Foreman Head of Workers Workers
1 Alternative 1 130.000, - 98.000,- 87.000,-
2 Alternative 2 200.000,- 125.000, - 100.000,-
The difference in wages for both alternative are caused by the difference in actual wage. It is
possible because the alternative 2 (two) is having additional skill on interlock brick and the
number of worker are limited in availability that area. This constraint will affect the wages per
day of workers which is higher compared to alternative 1 (one).
3.4. Comparison of Alternative Costs 1(one) and 2 (two) This comparison utilized the Minister of Public Works and Public Housing No. 28 / PRT / M / 2016 regulation for calculation in of the unit price analysis of, except for interlocking brickworks, which used the result of coefficient need analysis based on the table below. In alternative 1 for
red brick wall works the volume is 160, 58 m2, the waged is IDR. 7,179,850, -, and the cost of
materials is IDR.25.737.600, - While the wall works using interlocking brick the volume is
163,93 m2, wages is IDR. 3,652,524, - and the cost of material is IDR. 24.673,596. Table 6 below
explains the cost comparison between alternatives 1(one) and 2 (two).
Table 6. Comparison of alternative costs 1 and 2
No Job description Alternative Cost 1 (IDR) Alternative Cost 2 (IDR)
1 Preparatory work 500.000,00 500.000,00 2 Land Works 3.467.642,66 3.467.642,66
3 Foundation work continuously 12.690.198,77 12.690.198,77 4 Reinforced concrete work (Sloof, 29.329.071,79
Column, Ring Beam) 5 Horizontal & Vertical Iron Works 23.898.161,87
6 Pair Brick Works 32.917.455
7 Plastering Work 18.681.380,71
8 Pair Interlocking Brick Work 28.326.120
9 Wall Painting work 9.771.134,16
10 Frame Door/Window/Ventilation 1.500.000,00 1.500.000,00
Painting Works 11 Frame and 16.444.592,76 16.444.592,76
Door/Window/Ventilation Works 12 Floor and Ceramic Work 3.366.475,99 3.366.475,99
13 Roof and Ceiling Work 29.548.479,33 29.548.479,33
14 Sanitation Work 4.160.000,00 4.160.000,00
15 Mechanical and Electrical Work 2.685.000,00 2.685.000,00
16 Other Miscellaneous Works 4.222.115,39 4.222.115,39
Total Cost (IDR) 169.280.000,00 130.800.000,00
In alternative 1 (one) the budget plan is IDR 169.280.000,- while in alternative 2 have a budget
of IDR. 130.8 million, with the cost difference of IDR 38.480.000, - or there is a cost saving of
23% when using alternative 2. In alternative 1 the largest cost occurred in the reinforced concrete
work in form of the formwork, iron and casting, while reinforced concrete work on alternative 2
is replaced with interlocking brick, where there is a hole that will be filled with plain iron with a
47
diameter of 10 or D10, and in addition the horizontal and vertical direction is filled with a mixture
of cement and sand.
The problems in this research have been answered, where building the public-house construction
type-36 using interlocking brick is cheaper than using red brick. This outcome can be given to
consumer, society, and public for consideration in selecting a substitute for red brick building
material in for walls works used in Aceh Province.
4. Conclusion Result of cost comparison for public houses (type-36) that are assumed to be built in Banda Aceh
City using interlocking brick (elephant brick material) is cheaper than using the red brick material.
Buildings that using interlocking brick (elephant bricks) in Banda Aceh from 2007 to 2010 have
not collapsed and cracked despite being shaken by earthquakes several times. Research on the
structural strength of elephant brick wall is underway at the Syiah Kuala University Building
Materials and Structures Laboratory. Knowledge of elephant bricks to consumers will be provided
by promoting the products through the event held in Aceh Province.
Acknowledgement The research reported in this paper was supported in part by Institute for Research and Community
Service (LPPM) Syiah Kuala University under the Contract No. 24/UN11.2/PM/SP3/2017. The
authors wish to acknowledge the sponsor. Any opinions, findings, conclusions, and
recommendations presented in this paper are those of the authors and do not necessarily reflect the
views of the sponsors.
References [1] Qu, B., Stirling, B. J., Laursen, P. T., Jansen, D. C., & Bland, D. W. (2012). Interlocking
compressed earth block walls: in-plane structural response of flexure-dominated walls. In 15th
world conference on earthquake engineering, IIAE, Lisbon. [2] Wheeler, G. (2005). Interlocking Compressed Earth Blocks Volume II. Manual of Construction.
Center for Vocational Building Technology, Thailand, 110. [3] Adedeji, Y. M. D. (2008). Interlocking masonry: Panacea for sustainable low-cost housing in
Nigeria. Pakistan Journal of Social Sciences, 5(8), 744-750.
[4] Calkins, M. (2008). Materials for sustainable sites: a complete guide to the evaluation, selection,
and use of sustainable construction materials. [5] Raheem, A. A., Bello, O. A., & Makinde, O. A. (2010). A comparative study of cement and lime
stabilized lateritic interlocking blocks. The Pacific Journal of Science and Technology, 11(2), 27-
34. [6] Assiamah, S., Abeka, H., & Agyeman, S. (2016). Comparative Study of Interlocking and
Sandcrete Blocks for Building Walling Systems. International Journal of Research in Engineering
and Technology, vol.05(1), [7] Departemen, P. U. (1989). Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
[8] Malahayati, N. (2013). Durasi Proyek dan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengalaman Kepala
Tukang Pada Konstruksi Rumah di Kota Banda Aceh. Jurnal Teknik Sipil, 2(2),173-180.
[9] Fachrurrazi, F., Away, Y., & Husin, S. (2017). The Weights Detection of Multi-criteria by using
Solver. International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE), 7(2), 858-868. [10] Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh (2017). Penetapan Standar Satuan Harga Barang Bahan
Bangunan/Jasa Pemerintah, Nomor: 028 /782 /2016, Banda Aceh, Indonesia.
[11] Nazir, M. Phd.(2013). Metode penelitian. Edisi. 8, Jakarta. Ghalia Indonesia.
[12] Kementerian Pekerjaan Umum (2016). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No: 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum, Jakarta, Indones