Post on 24-Feb-2023
1
KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN MULTIMEDIA DALAM PERSFEKTIF ISLAM
Oleh : Rizqi wahyudi, S.Sos.I
ABSTRAK
Kehadiran Komunikasi Informatika dan Multimedia (KIM)dalam menjalankan fungsinya telah memberikan dampakyang luar biasa terhadap tatanan kehidupan manusia diera kontemporer saat ini. Dunia terasa kecil, semuabisa dilakukan dengan mudah melalui perangkat KIM.KIM sebagai media komunikasi mentranformasikan pesankepada khalayak ternyata dimanfaatkan oleh baratuntuk menciptakan opini publik berupa image negatifterhadap Islam adalah salah satu contoh dampaknegatif KIM bagi Islam. Tulisan ini bertujuan untukmemahami bagaiman pandangan Islam terhadap KIM secaranormatif, historis dan realistis. Kajian sederhanaini adalah sebuah studi kepustakaan dengan pendekatankualitatif. Hasil kajian penulis adalah secaranormatif KIM memiliki landasan teologis dalam prosespewahyuan al quran dan surat al furqan ayat 40sebagai landasan awal terhadap adanya gelombangelektromagnetik yang sekarang dipakai untukmengirimkan pesan. Secara historis KIM sudah adasejak zaman Rasulullah SAW. Hadis Rasul terkait cararasul menjelaskan tentang manusia, ajal dan cita-citamelalui gambar/skema menjadi bukti bahwa dengan KIMpesan akan lebih efektif disampaikan. Secararealistis KIM hakikatnya untuk memudahkan manusia,namun secara praktikal KIM telah dimanfaatkan olehbarat untuk menjelekkan Islam dimata dunia. Makasudah saatnya Islam bangkit untuk menguasai KIM dalammendakwahkan Islam sesuai dengan etika KomunikasiIslam.
Kata Kunci : Komunikasi, Informatika, Multimedia dan Islam
2
1.1. PENDAHULUAN
Komunikasi Informatika dan Multimedia (KIM)
merupakan produk media komunikasi yang dikembangkan
dalam upaya menjalankan fungsi komunikasi, yaitu
untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan untuk
mempengaruhi. Inovasi komunikasi multimedia yang
berbasis ICT (information and communication technology)
telah mengubah dunia menjadi sebuah desa kecil.
Segalanya bisa dilakukan dengan mudah hanya
menggunakan fasilitas komunikasi informatika dan
multimedia.
Kehadiran KIM dengan perkembangannya yang
semakin pesat memberikan dampak positif dan negatif
dalam tatanan kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan
politik bahkan menjamah lini agama. Dengan berbagai
kemudahan dan kemudharatan KIM ditinjau melalui
kacamata agama tentu akan melahirkan berbagai
persfektif.
Kemajuan KIM yang pesat telah mengantarkan alat
komunikasi massa ini dipandang begitu efektif
menjalankan fungsinya. Tetapi di balik itu sering
pula terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai agama.
Dalam persfektif Islam misalnya ada beberapa
3
indikator yang menjadi tantangan perkembangan
Komunikasi Informatika dan Multimedia Islam (KIMI).
Salah satunya adalah tantangan budaya dengan
faktor etnosentrisme dan streotyp telah menjadikan
KIMI terbatas ruang geraknya. Penguasaan media massa
oleh Barat dengan propaganda media dan agenda setting
menciptakan opini publik dan menebarkan virus name
calling terhadap Islam sehingga membuat Islam kewalahan
membendungnya. Faktor penghambat lainnya adalah SDM
masyarakat Islam yang belum memadai dibidang KIM
sehingga Islam masih jauh tertinggal dari Barat.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa
tertarik untuk mengkaji bagaimana KIM dalam
persfektif Islam ditinjau dari aspek normatif,
historis dan realistis pada era kontemporer saai
ini ?
Penelitian ini bersifat kajian kepustakaan
dengan pendekatan kualitatif. Penulis hanya
menganalisis bahan-bahan kajian yang bersumber dari
buku-buku yang terkait dengan kajian.
2.1. PEMBAHASAN
2.1.1. Pengertian Komunikasi Informatika dan
Multimedia
Merujuk kepada beberapa literatur penulis belum
menemukan definisi secara khusus mengenai Komunikasi
4
Informatika dan Multimedia. Namun penulis akan
mencoba merangkai definisi KIM secara bahasa kemudian
penulis rangkai menjadi satu pengertian untuk
membingkai satu kesepakatan pengertian KIM dalam
makalah ini.
a. Komunikasi
Komunikasi telah didefinisikan beragam oleh para
pakar sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan
yang dimilikinya. Meskipun Littlejohn mengatakan
bahwa komunikasi sulit didefinisikan. Kata komunikasi
bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah memiliki
banyak arti. (Morissan, 2009: 5)
Akan tetapi komunikasi telah melahirkan banyak
definisi. Diantaranya, Harorl D. Lasswell misalnya,
mendefinisikan komunikasi pada dasarnya merupakan
suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa
atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom?
With what effect?)
Everett M. Rogers menjelaskan komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.(wiryanto, 2004: 5).
Kemudian Shannon & Weaver, 1949, mendefinisikan
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
5
saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.
Sebenarnya komunikasi tidak pernah lepas dari
pengiriman pesan dari A ke B. Sehingga perhatian para
peneliti komunikasi hanya berkutat pada medium,
saluran, komunikator, komunikan, noise dan feedback
yang terkait dengan proses pengiriman pesan.(John
Fiske, 2015 : 65).
Kesimpulannya, komunikasi adalah proses
interaksi antara komunikator dengan komunikan untuk
mencapai saling pengertian. Pesan yang disampaikan
menggunakan media tertentu dalam hal ini komunikasi
Informatika dan Multimedia (KIM) adalah salah satu
media untuk menyampaikan pesan.
b. Informatika
Informatika dalam bahasa Inggris Informatics
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi
fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada
mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup
beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem
6
informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik
komputer dan aplikasi informasi dalam sistem
informasi manajemen.(Wikipedia.com)
Secara umum informatika mempelajari struktur,
sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang
dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan
menyimpan hasil informatika lebih luas dari
sekedar sistem informasi berbasis komputer saja,
tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum
diproses dengan komputer.
Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan
perkembangan aplikasi tersendiri. Informatika dapat
mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan
sosial, termasuk tentang pemrosesan data, serta
menampilkannya dalam bentuk informasi.
(Wikipedia.com)
c. Multimedia
Multimedia adalah sebuah sistem komunikasi yang
menawarkan perpaduan teks, grafik, suara, video dan
animasi. Akhir-akhir ini world wide web telah
menyajikan streaming multimedia atau audio yang
tersedia melalui website.(Severin &Tankard, 2009 :
450).
Dalam definisi lain yang hampir sama multimedia
adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
7
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video
dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga
pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya
dan berkomunikasi. Multimedia juga dapat diartikan
sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam
menyampaikan informasi berbentuk text, audio, grafik,
animasi, dan video.
Menurut para ahli Robin dan Linda, 2001
mengatakan multimedia adalah Alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio
dan video.
Multimedia dalam pandangan Steinmetz adalah
gabungan dari seminimalnya sebuah media diskrit dan
sebuah media kontinu. Media diskrit adalah sebuah
media dimana validitas datanya tidak tergantung dari
kondisi waktu, termasuk didalamnya teks dan grafik.
Sedangkan yang dimaksud dengan media kontinu adalah
sebuah media dimana validitas datanya tergantung dari
kondisi waktu, termasuk di dalamnya suara dan video.
Sementara, Vaughan menjelaskan multimedia
adalah beberapa kombinasi dari teks, gambar, suara,
animasi dan video dikirim ke anda melalui komputer
atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi
digital.
8
d. Definisi Komunikasi Informatika dan Multimedia
Dari pemilahan tiga kata yang menjadi struktur
KIM tersebut maka penulis dapat menawarkan pengertian
sederhana dengan asumsi bahwa KIM adalah salah satu
media untuk mentransformmasikan data tertentu yang
diformulasikan dalam satu bentuk tertentu dengan
muatan gambar, teks, suara, animasi dan video dengan
menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya
untuk disampaikan kepada penerima untuk mendapatkan
saling kesepahaman dan mempengaruhi.
KIM yang berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi atau Infomation and Communication Technology
(ICT) dewasa ini digunakan secara global karena ICT,
khususnya Internet, menyediakan sejumlah koleksi
informasi terkini dengan berbagai variasinya yang
dapat diakses secara cepat, mudah dan murah dari
ribuan jaringan global yang saling terkoneksi. (Budi
Sutejo, 2002 : 11)
Teknologi Internet merupakan jenis media yang
dapat digunakan untuk mengadakan interaksi dua arah
secara online, terbuka dan menjangkau ruang dan
waktu. Media bersifat interaktif, dan terkoneksi
dengan jaringan global, makanya aksesnya tak terbatas
dan dapat menembus jarak dan waktu.
Menurut Drs. Promadi, M.A., Ph.D, Dosen Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
9
bagi sebagaian masyarakat muslim pemanfaatan Internet
juga mendapat kritik dan tantangan karena bahayanya
yang dapat merusak genarasi Muslim. Salah satu
penyebabnya adalah mudahnya bahan-bahan pelajaran
dimasuki dan ditumpangi oleh situs-situs pornografi
yang berseberangan dengan tujuan Islam. Namun perlu
kita sadari juga dibalik bahaya juga banyak terdapat
kemudahan.
Dengan menggunakan ICT, terutama Internet,
berarti membawa penggunanya memberi jalan serta
peluang kepada mereka untuk mulai mendekati perbuatan
zina, padahal itu dilarang Islam. Bila ketagihan
berselancar di Internet, dikhawatirkan nilai-nilai
pendidikan Islam yang semula ingin dituju, justru
malah berbalik arah menjadi semakin terjauhi.(Fattah
Santoso, 2009)
Pemanfaatan KIM di era globalisasi ini memang
butuh control yang signifikan agar dapat menjadikan
KIM sebagai alat handal mendakwahkan Islam dan
menjadi media tandingan untuk dunia barat yang saat
ini menguasai media.
2.1.2. Pendekatan Teori
a. Teori Evolusi Teknologi
KIM merupakan salah satu bentuk teknologi pada
masa ini, bahkan ia termasuk salah satu trensetter
10
(media baru). Menurut Richta dan Bloomfield teknologi
adalah suatu entitas material dan non material yang
diciptakan untuk mengaplikasikan dan mengelola
sesuatu demi mencapai nilai tertentu. Ada tiga
tahapan yaitu peralatan, mesin, dan otomatisasi.
Teori ini mengatakan semua jenis teknologi
berevolusi melalui dua kecenderungan utama yaitu:
pertama : kecenderungan untuk mengganti tenaga fisik
agar pekerjaan menjadi lebih efisien dan kedua :
kecenderungan untuk menghasilkan daya kontrol yang
lebih besar terhadap lingkungan alam, termasuk
kemampuan untuk mentransformasikan sumerdaya/material
bahan mentah kedalam produk yang lebih mungkin
digunakan. (Alo Liliweri, 2011 : 858).
KIM merupakan jenis teknologi yang berevolusi
terhadap kecenderungan akan keinginan manusia untuk
melakukan tugas tertentu dengan mudah dan efisien.
KIM juga dapat bermanfaat untuk kegiatan dakwah
Islam.
b. Structuration Theory
Yang dimaksud struktur dalam teori ini adalah
organisasi dalam aturan dan sumber daya yang dimiliki
oleh sistem sosial. Teori ini juga mencatat bahwa
semua tindakan yang menghambat dan memungkinkan kerja
suatu teknologi ditentukan oleh struktur yang
11
memproduksi suatu tindakan. Teori ini dapat digunakan
untuk menjelaskan bagaimana seseorang berinteraksi
dengan teknologi demi keguanaan praktis dari
teknologi ini, berarti bahwa struktur dapat
mempengaruhi situasi bagi timbulnya pemannfaatan
suatu teknologi. (Alo Liliweri, 2011 : 859).
c. Teori Divusi Inovasi
Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata
yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983)
mendefinisikan the process by which an innovation is
communicated through certain channels overtime among the members
of a social system (mendefinisikan difusi sebagai proses
dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran
tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para
anggota suatu sistem sosial). Disamping itu, difusi
juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan
sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau
benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok
masyarakat. Ungkapan dianggap baru terhadap suatu
ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum
tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya
tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau
12
kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
(Rochajat & Elvinaro, 2011 : 120).
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi
inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide
atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah
suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus
dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu
bidang tertentu kebidang yang lainnya kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial.
Menurut penulis teori ini cocok untuk mengukur
dan memprediksi serta menjelaskan fenomena yang sudah
dan akan terjadi secara normatif, historis dan
realitas terhadap Komunikasi Informatika dan
Multimedia dalam persfektif Islam.
2.1.3. Komunikasi Informatika dan Multimedia
Persfektif Islam
KIM dalam menjalankan fungsinya tidak hanya
sebagai fungsi menginformasikan, mendidik, menghibur
dan mempengaruhi, tetapi juga mengoptimalisasikan
upaya mengajak atau menyeru kepada kebaikan. Sehingga
KIM dalam persfektif Islam disebut wasilah atau media
dan bisa juga diterjemahkan sebagai perantara. Namun
ada hal yang mendasar yang perlu dicatat bahwa segala
bentuk KIM tersebut tidak mungkin berkembang dan
13
dikembangkan tanpa ada sesuatu yang menjadi modal
untuk berkomunikasi secara fundamental.
1. Secara Normatif
a. Teori Pewahyuan Al Quran
Al Quran telah memberi sinyal terhadap landasan
teologis terhadap Komunikasi Informatika dan
Multimedia dalam Islam.
ء ا� ء م� ما� ل�س ن� ٱ� ا م� ن� ل� ز� ن�� ه وٱ� �مت دي" رح� ن� ي�" ي) ٱ ب�* ش, ح ب�* ي2" ل�ر ل ٱ� رس� ي"� ٱ� د� ل� و ٱ� وه� رهورٱ ٤٨ط�
Artinya :Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawakabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan) dan Kami turunkan dari langit airyang amat bersih (Q.S. Al-furqon : 48).
Ayat diatas menjadi landasan ilmiah untuk
mengklaim, menggugat atau meluruskan bahwa seharusnya
media komunikasi yang berkembang saat ini terjadi
karena keberadaan angin atau sebutlah gelombang
elektromagnetik yang dapat menghantarkan resonansi
suara dari suatu tempat ketempat yang lain.
Kemudian proses penurunan wahyu melalui beberapa
tahapan dari Tuhan, dimulai dengan pesan utuh hanya
Allah yang tahu ke lauhilmahfudz, kemudian dari
lauhulmahfudz ke baitulizzah di langit bumi dalam satu
14
malam yaitu malam lailatul Qadar, dari langit bumi ke
dunia berangsur-angsur selama 23 tahun. Baitul izzah
dapat dianalogikan sebagai satelit komunikasi yang
mengelilingi bumi, berguna untuk memotret dan
menstransmit data, dipancarkan keberbagai receiver
yang menerima sesuai dengan permintaan.(Tata Taufik,
2012 : 146)
Penemuan elektromagnetik oleh J. C. Maxwell dan
dikembangkan oleh Hertz dari Jerman membuat perubahan
besar di bidang komunikasi, dimana manusia dapat
berkomunikasi satu sama lainnya tanpa berhadap-
hadapan, melalui radio, telepon, televisi, dan
lainnya mempermudah pemahaman akan teori wahyu dan
pewahyuan. (Tata Taufik, 2012 : 146)
Ketika wahyu yang diterima Rasulullah diteruskan
(forward) kepada manusia lain, terlihat betapa KIM
memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
manusia mengolah pesan, menyimpan dan memunculkannya
kembali saat diminta guna menghindari distorsi dan
reduksi semantik. Salah satu bentuk sinyal KIM
terawal dalam Islam adalah proses saving data dengan
cara menghafal ayat-ayat yang diturunkan secara
periodik kepada Muhammad SAW dengan metode manual.
Proses ini sebenarnya merupakan sinyal akan kebutuhan
KIM yang lebih canggih di kemudian hari, sebagai
15
pengembangan teknik menghafal menggunakan multimedia.
(Huang & Lui, 2000)
Penyebutan angin sebagai media dakwah dalam
Islam dan teori pewahyuan al quran merupakan landasan
normatif dalam persfektif Islam bahwa KIM sudah ada
semenjak Islam itu hadir. Perkembangan KIM pada era
kontemporer saat ini merupakan interpretasi Barat
melalui teori pewahyuan al quran yang dikembangkan.
b. Landasan As Shunnah
Muhammad ‘Ajaj Al Khatib menyatakan bahwa
Rasulullah SAW dalam berkomunikasi (tabligh) pada masa
itu dilakukan dengan berbagai cara dan metode
diantaranya mengirimkan delegasi, melayangkan surat,
dan mengarahkan para pemimpin dan para qadhi. Dalam
tradisi arab saat itu surat merupakan media
komunikasi.
Rasulullah SAW waktu itu dalam rangka mendidik
para sahabatnya memanfaatkan gambar di tanah sebagai
alat bantu komunikasinya. Dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Abdullah menceritakan bagaimana
Rasulullah SAW melukis di tanah untuk menerangkan
posisi manusia, ajal dan cita-citanya. (Tata Taufik,
2012: 186).
16
Rasulullah SAW menggambar segi empat lalu
membuat garis ditengahnya yang keluar dari segi empat
itu, lalu membuat garis-garis kecil menuju pada kotak
segi empat tersebut dari pinggirnya, sambil
menjelaskan ini manusia dan ajal yang mengelilinya
dan yang diluar inilah cita-citanya, dan garis kecil-
kecil ini merupakan berbagai kemungkinan yang dapat
mengenai manusia, jika yang ini salah yang lain akan
mempengaruhinya dan jika yang lain salah maka yang
lain akan mempengaruhinya.
Diagram yang di buat oleh Rasul pada masanya
merupakan bentuk visualisasi rasul dalam menjelaskan
sesuatu hal kepada umatnya. Pada era kontemporer saat
ini, upaya menjelaskan sesuatu dengan visualisasi
dilakukan dengan KIM. Secara normatif KIM dalam
persfektif Islam adalah sunnah, hanya saja
pemanfaatannya tidak boleh keluar dari nilai-nilai
Islam.
2. Secara Historis
Al-qur’an menyatakan bahwa para nabi bertugas
menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada
manusia. Untuk menyebarluaskan pesan ilahiyah itu,
Allah SAW menciptakan angin sebaga fasilitas atau
media dakwah sebagaimana Nabi Sulaiman yang dapat
17
menangkap resonansi berbagai suara binatang dan
ketundukan angin kepadanya dengan ijin Allah.
Di dalam Q.S. An-Naml ayat 15 sampai dengan 44,
Allah mengajarkan umat Islam dengan kisah Nabi
Sulaiman yang mandakwahkan ajaran tauhid mulai dengan
menggunakan media lisan tulisan (surat) sampai media
semacam 3G (dimasa sekarang) atau ICT dan bahkan
belum sepadan melampaui itu. Lebih gamblang dalam
ayat ke 40 Allah menginformasikan :
د AA�زي� ن� ن�" ل ٱ� AA ب* �هۦ ق� كG ب�* "AAن �Jت ا ءٱ AA�2ي كت�ب*A ٱ� ل� ن� ٱ� لم م� دهۦ ع� �AAن ي" ع� د� AAل� ال ٱ� AA�ق�ي" *Jب ل ر �AAAAAض ن� ف�� ٱ م� د� AAAAAال ه� AAAAA�دهۦ ق� �AAAAAن ٱA ع� ر �ق �ت AAAAAس ا رءٱه م� AAAAAلم ۦ ق�� Gك AAAAAرق�� كG ط� AAAAA"ن ل� eٱي" *Jب ن� ر eا Aر ق��Aق� ن� ك� ه وم� AAس ف� ت� ز ل� ك ,Aش ما ب�" ن�� eا ز ق�� ك ن� س�, ق� وم� Jك م ٱ� ز ٱ� ك س�, � ءٱ� ي" � ب2 لو ن* ي) ل� ر
م ري2" ك� ي" ن� ٤٠ع��Artinya :
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AlKitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamusebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaimanmelihat singgasana itu terletak di hadapannya,iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhankuuntuk mencoba aku apakah aku bersyukur ataumengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapayang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukuruntuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapayang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kayalagi Maha Mulia" (Q.S. An-naml : 40).(Kementerian Agama RI, 2012)
18
Pada masa nabi Sulaiman, fenomena cyberspace atau
dunia mayantara sudah pernah muncul dengan
keunggulannya dapat memindahkan benda materiil dari
satu tempat ketempat yang lain. Dengan demikian,
angin yang dibicarakan Al-Qur’an sebagian adalah
gelombang elektromagnetik yang diperuntukan menjadi
media dakwah dan komunikasi para nabi untuk
menyebarkan ajaran Islam.(Kemenag.go.id)
3. Secara Realistis
Fondasi teologis dalam teori pewahyuan al quran
diadopsi oleh orang-orang non muslim yang menemukan
dan mengembangkan KIM dengan mengekplorasi manfaat
gelombang elektromagnetik untuk kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebenarnya, tanpa harus mengklaim dan menemukan
kembali, realitas sudah membuktikan bahwa kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi itu sejalan atau
ruhnya sudah diinformasikan Allah di dalam Al-Qur’an
sehingga kenyataan itu tak terbantahkan.
Bagi seorang muslim dalam hal ini da’i yang
mengekplorasi KIM penting untuk bersikap bijak dan
bajik dalam menyikapi berbagai fenomena sebagai
sebuah kesatuan sistem (tauhid) dalam perbedaan
agama, ideologi, ras, dan lain-lain. Agar kaum
19
muslimin juga sebandingg dengan barat dalam
pemanfaatan dan pengembangan KIM berbasis dakwah
Islam. Kemudian juga sebagai alat menghambat peran
barat untuk menciptakan image negatif terhadap Islam
memalui KIM. KIMI harus menjadi jembatan Islam untuk
menguasai dunia sebagai jalan menuju akhirat.
Saat ini kemajuan KIM dan internet pun seolah-
olah menjadi benak alias otak luar seluruh manusia
dimuka bumi. Tak heran jika sejumlah cendekiawan
pelopor internet mengira bahwa sarana komunikasi dan
informasi yang tercipta di dalamnya akan mempercepat
proses serebralisasi bumi.(Kemenag.go.id).
Dalam konteks dakwah Islam tentunya segala
bentuk kemajuan teknologi informasi dan informasi itu
adalah bagian dari karunia Allah yang wajib disyukuri
dengan cara menguasai dan menggunakannya untuk
kemajuan dakwah menciptakan khairu ummah. Bukan malah
sebaliknya, multimedia komunikasi dan informasi itu
malah dikuasai dan digunakan oleh manusia yang
berorientasi pada kesenangan hidup dan kesenangan
hawa nafsu dengan dorongan materialisme, kapitalisme,
hedonisme dan seterusnya yang sejalan dengan dakwah
fi syaithan. Sebagai contoh yang paling dekat
diungkap oleh Jalaludin rahmat yang menyebut televisi
diabad modern ini sebagai the first god, media yang
banyak dipertuhankan oleh manusia.
20
Prilaku sosial masyarakat sangat terpengaruh
oleh pola sikap ”nabi-nabinya” (kaum seleb) yang
tampil ditelevisi. Tidak heran jika prilaku sosial
masyarakat kontemporer yang posisinya hanya sebagai
penikmat/konsumen tidak jelas identitasnya terombang-
ambing oleh gelombang pasang informasi yang
menerjang.
Maka sudah seharusnya adanya alat preventif dan
alat represif dalam berdakwah sebagai bentuk kode
etik atau akhlak dakwah yang secara spesifik
kaitannya dengan penggunaan KIM. Tentunya hal ini
dilakukan untuk menjaga keotentikan ajaran Islam
ketika dipergaulan di alam maya yang bebas tanpa
tembok-tembok penghalang secara fisik dan psikis.
(Kemenag.go.id).
KIM menjadi kebutuhan mutlak yang tidak bisa
ditawar lagi. Sudah saatnya para muslim mengejar
ketertinggalannya dalam konteks pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk berdakwah.
2.1.4. Etika Komunikasi Islam
Yang membedakan antara etika komunikasi Islam
dengan komunikasi barat adalah pada sanki pelanggran
etika. Sanksi atas pelanggaran komunikator terhadap
etika kamunikasi hanya berlaku di dunia. Sedangkan
sanksi atas pelanggaran terhadap etika komunikasi
21
Islam berlaku sampai di akhirat. Ada hukuman akhirat
dan hukuman di alam kubur.
Jika pesan merupakan bahan yang akan disampaikan
kepada komunikan, maka sumber pesan dalam komunikasi
Islam ada 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a. Sumber primer dalam komunikasi Islam adalah
Alquran dan Hadis Rasulullah SAW, sedangkan
pada komunikasi Barat informasi yang bersifat
primer didapatkan dari pemegang otoritas
secara langsung.
b. Sumber sekunder, yaitu ijma’, qias, masālih al-
mursalah, fatwa sahabat, informasi dari
tamaddun/peradaban lainnya, sedangkan pada
komunikasi umum (Barat) yang menjadi sumber
sekunder komunikasi adalah tulisan atau
perkataan yang menjelaskan sumber primer.
c. Sumber tertier, yaitu pesan/informasi atau
ilmu yang dikembangkan dari sumber sekunder
yang memunculkan ilmu-ilmu baru, sedangkan
pada komunikasi umum (Barat) sumber
tertiernya adalah suatu informasi tentang
sesuatu yang hal yang berkaitan dengan
informasi-informasi lainnya, seperti
bibliografi untuk bibliografi, buku tahunan
atau laporan tahunan, dan sebagainya.
22
Komunikasi sepanjang merujuk kepada Al quran
adalah sebagai proses penyampaian pesan Al quran
dengan prinsip Alquran. Dalam konteks komunikasi di
masyarakat, ada 2 kata yang perlu dibahas, yaitu
etika dan etiket. Etika adalah kata benda. Bahasa
Inggrisnya adalah ethics yang berarti etika atau tata
susila. Sementara itu etiket adalah suatu kata yang
berasal dari bahasa Prancis etiquette, yang secara
harfiah berarti peringatan. Secara maknawi berarti
persyaratan konvensional mengenai prilaku tata cara
dalam masyarakat beradab memelihara hubungan baik
antara sesama manusianya.
Etika komunikasi dalam Islam dapat dibagi
menjadi dua, yaitu etika komunikasi transendental
(hablum minallah) dan etika komunikasi insani
(hablumminannas). Etika komunikasi dalam Islam
dibangun berdasarkan petunjuk yang diisyaratkan oleh
Al qur’an dan Al sunnah. Islam mengajarkan
berkomunikasi itu dengan penuh beradaban, penuh
penghormatan, penghargaan terhadap orang yang di ajak
bicara, dan sebagainya.
Prinsip etika komunikasi dalam Islam yaitu dapat
dibagi Ada 6 (enam) yaitu qawlan karima (perkataan
yang benar/lurus), prinsip qawlan ma’rufa (perkataan
yang baik), prinsip qawlan layyina (perkataan yang
23
lemah lembut), dan prinsip qawlan maisura (perkataan
yang pantas).
1. Qawlan Karima (perkataan yang mulia )
Perkataan yang mulia adalah salah satu bentuk
komunikasi yang baik dan sesuai dengan anjuran Al
quran. Jika komunikasi senantiasa dilakukan dengan
menggunakan perkataan yang jelek, keliru dan
merendahkan orang lain akan dinilai sebagai proses
komunikasi yang tidak menggunakan etika komunika
Islam.
Padahal dalam Islam sudah dijelaskan bagaimana
cara berkomunikasi yang baik, yaitu dengan
mempergunakan perkataan yang mulia. Alah SWT
berfirman dalam Al qur’an yang berbunyi :
ن� لغ� ن* ا ت�) AAAAAم� eن� ٱ AAAAAس ح� eٱ ن� "Jي د AAAAAل� و ل� ا� اه وي�* AAAAA"Jي eا� ٱ ل eٱ ٱ دو� AAAAA*غن �ا ت� ل كG ٱ� AAAAA*2ب ي ر �AAAAAض �ا۞وف�ا AAهم ل ل� AA�ا وق� AAم هره� ن� � ولا ت� ف� هما� ٱ� ل ل� �ق �لا ت� ما ق�� لاه� و ك� ما� ٱ� ده� ح� ر ٱ� كب* ل� دك�G ٱ� ن� ع�
ما ن�" ر ولا ك� � ٢٣قArtinya :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
24
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia.(QS. Al-Israa : 23) (Kementerian
Agama RI, 2012 : 284).
Prinsip komunikasi Islam tidak menghendaki
komunikator menggunakan kata-kata yang dibenci
komunikan, melainkan menggunakan kata-kata yang
mulia. Intinya, teknik name calling tidak diperkenankan
dalam prinsip komunikasi Islam untuk diterapkan dalam
proses interaksi sosial.
2. Qawlan Sadida (Perkataan jujur )
Komunikasi yang dilandasi dengan perkataan yang
benar berarti berkata jujur, apa adanya, dan tidak
pernah berbohong adalah salah satu prinsip Islam
dalam berkomunikasi sebagaimana dalam Al Quran Allah
Berfirman:
هلل وٱA ٱ� AA�ق �ت لي" هم ق�� لن" وٱA ع� اق� Aا ح�� ق� ع ��AAض �ه AA"ب� ر هم ذ� لف� ن� ح�� وٱ م� AAزك� �و ن� AAن� ل� "Jي د� AAل� ش, ٱ� خ� ي" ول�دٱ ي2" د ولا س� �وٱ ق ول� �ق ت" ٩ول�
Artinya :
25
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar. (QS. An Nisa : 9).
Maksud dari perkataan yang benar dan adil dalam
ayat tersebut adalah kebenaran hukum Allah SWT dalam
memelihara anak yatim dan tata cara pembagian harta
warisan dan wasiat agar tidak melupakan anak dan
keturunannya. Gambaran kebenaran, kejujuran,
keadilan, dan perkataan lurus dalam ayat diatas
menunjukkan konteks pembicaraan yang berhubungan
dengan materi, kekhawatiran dan keturunan. Dalam
kehidupan sehari-hari berkata benar dan tidak
berbohong akan membawa kita pada kenyamanan hidup.
Secara psikologis ini merupakan kebutuhan
manusia akan rasa aman, harta dan keturunan yang
berpotensi untuk berlaku tidak adil atau menyimpang.
Pelanggran-pelanggran yang paling nyata terhadap
etika adalah berbohong. Sebuah survey menunjukkan 75
% subjeknya percaya bahwa ada kekurangjujuran pada
pemerintahan dibandingkan dengan satu dekade lalu.
(Tata Taufik, 2012: 177).
26
3. Qawlan ma’rufa (berkata yang baik)
Qawlan ma’rufa dapat diterjemahkan dengan
ungkapan yang pantas/ baik. Dalam surat Al-Baqarah
ayat 263 Allah berfirman :
م لي" ي" ح� ن� ع�� هلل ذ� وٱ� عها� ٱ� ت* �ي ب�" �ه �دق ن� ص� ر م� ب" ره� خ� ق� ع� عروف� وم� ول م� �ي۞ق٢٦٣
Artinya:
Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih
baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu
yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah
Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah
: 263).
Pengertian ma’ruf dalam ayat tersebut lebih
menuju pada norma sosial yang berlaku pada masyarakat
(baik, sopan santun dan menyenangkan).
4. Qawlan Baligha ( berkata yang bermanfaat / mengena
jiwa )
Qawlan baligha adalah komunikasi yang efektif
dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman :
27
هم ل ل� �هم وق� ظ» هم وع� ن� رض� ع� ع� ا� هم ق�� لوب�* �ي" ق� ا ف� م� هلل علم ٱ� ن� ت�" "Jي د� ل� كG ٱ� ن� ول�� ٱ�ا ع� لت" ۦا ي�³ ول� �سهم ق ف� ت�� ي"� ٱ� ٦٣ف�
Artinya:
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan
berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka perkataan yang berbekas pada
jiwa pada jiwa seseorang. Dalam keluarga
komunikasi mereka. (QS. An-Nisaa : 63)
Ayat diatas memberikan isyarat bahwa komunikasi
itu efekif jika dilakuan dengan komunikasi yang
membekas dan terus-menerus, tidak bertele-tele dan
tepat saasaran, sehingga akan dapat dengan mudah
terekam dalam memory manusia.
5. Qawlan Layyina ( berkata yang lemah lembut )
Komunikasi yang lemah lembut meruapakan prinsip
komunikasi Islam yang paling urgen. Karena perkataan
yang lemah lembut dapat menentramkan jiwa komunikan.
Sehingga komunikan dapat menjadi pendengar yang baik
dan memberikan feedback yang baik pula. Allah
berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi:
28
ي ش, خ� و ي�" ر ٱ� ك� د� �ن هۦ ت�" عل ا ل� ب� ي" ولا ل� �ولا لهۦ ق �ق ٤٤ف��Artinya:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan
kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia
ingat atau takut. ( QS. Thaahaa : 44)
6. Qawlan Maiusura ( perkataan yang pantas )
ورٱ AAس ي" ولا م� AA�هم ق ل ل� A�ق ا ف�� AAوه� زج�* �كG ن� ب2* ن� ر م� �مه ء رح� ا� ع� �ت ت³2 هم ٱ� ن� ن� ع� عرض�� �ا ت� م� eوٱ٢٨
Artinya :
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan
yang pantas. (QS. Al Israa : 28).
Dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan
dianjurkan untuk mempergunakan bahasa yang mudah
ringkas, dan tepat sehingga mudah dicerna dan
dimengerti. Dalam Al qur’an ditemukan istilah qawlan
manusia yang merupakan salah satu tuntunan untuk
29
melakukan komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan melegakan perasaan.
Kesimpulannya, komunikasi menurut Islam
hendaknya dalam rangka mewujudkan keadilan,
kejujuran, kesederhanaan, keberanian, kedamaian, etos
kerja, amanah, amar makruf nahi mungkar sehingga
media massa Islam harus dapat mewujudkan transfer of
knowledge untuk tercipnya level wisdom tertentu dengan
memanfaatkan berbagai media yang ada serta dibingkai
oleh etika komunikasi Islam juga. (Tata Taufik,
2012 : 15).
3.1. Kesimpulan
KIM dalam persfektif Islam secara normatif
adalah sebagai media dakwah. Dasar lahirnya KIM dalam
Islam dapat dipahami melalui teori pewahyuan al quran
kepada nabi dan disampaikan kepada umat. Kemudian
dalam As Shunnah Rasulullah SAW dalam mengembangkan
ajaran Islam telah memberikan bukti bahwa menggunakan
komunikasi dengan basis KIM lebih efektif. Hal ini
rasul buktikan melalui hadis dengan proses
visualisasi dalam menjelaskan posisi manusia, ajal
dan cita-citanya.
Secara historis Islam telah memberikan landasan
awal pengembangan KIM melalui kisah nabi Sulaiman dan
penggunaan media angin untuk menyampaikan pesan,
30
serta sejarah Rasulullah SAW yang melakukan proses
saving data dengan menghafal dan menulis wahyu.
Secara realitas KIM tidak lagi hanya sebatas
media dakwah, tapi telah difragmentasi menjadi media
untuk dapat melakukan apa saja dengan prinsip
kapitalisme, hedonisme dan sekularisme bahkan KIM
oleh barat dijadikan alat utama untuk mengkontruksi
image negatif terhadap Islam.
Sebagai calon magister Komunikasi dan Penyiaran
Islam, maka sudah waktunya bagi kita untuk dapat
menguasai KIM dan menjadikannya sebagai media untuk
menandingi dan mengantisipasi arus informasi barat
yang menjelekkan Islam dan menjadikan KIM sebagai
media dakwah dengan mengindahkan etika komunikasi
Islam.
31
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta:Kencana, 2011
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education: Konsep, Teknologidan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: PenerbitANDI, 2002
Fattah Santoso dkk, Transformasi Pendidikan IslamPascareformasi: Studi Kasus Sekolah Dasar Islamdengan Sistem Integrasi di Surakarta LaporanPenelitian), Pusat Studi Budaya dan PerubahanSosial, 2009
Huang, Shih-Jen & Liu, Hsiao-Fang. CommunicativeLanguage Teaching in a Multimedia Language Lab”, dalam TheInternet TESL Journal, VI (2), 2000.
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi diterjemahkan darijudul aslinya : Introduction to Comunication,Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Quran danTerjemahannya, Solo : PT Tiga Serangkai PustakaMandiri, 2012
M. Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam : Komporasi KomunikasiIslam dan Barat, Bandung : Pustaka setia, 2012
Morissan dan Andy Corry Wardhani, Teori Komunikasi :tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan,Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009
32
Rochajat Harun, Komunikasi Pembangunan dan PerubahanSosial : Persfektif Dominan, Jakarta : Rajawali Pers,2011
Warner J Severin & James W Tankard, Jr, TeoriKomunikasi : Sejarah, Metode,& Terapan di dalam MediaMassa, Jakarta : Kencana, 2009
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo,2004