KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN MULTIMEDIA PERSFEKTIF ISLAM

32
1 KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN MULTIMEDIA DALAM PERSFEKTIF ISLAM Oleh : Rizqi wahyudi, S.Sos.I ABSTRAK Kehadiran Komunikasi Informatika dan Multimedia (KIM) dalam menjalankan fungsinya telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap tatanan kehidupan manusia di era kontemporer saat ini. Dunia terasa kecil, semua bisa dilakukan dengan mudah melalui perangkat KIM. KIM sebagai media komunikasi mentranformasikan pesan kepada khalayak ternyata dimanfaatkan oleh barat untuk menciptakan opini publik berupa image negatif terhadap Islam adalah salah satu contoh dampak negatif KIM bagi Islam. Tulisan ini bertujuan untuk memahami bagaiman pandangan Islam terhadap KIM secara normatif, historis dan realistis. Kajian sederhana ini adalah sebuah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian penulis adalah secara normatif KIM memiliki landasan teologis dalam proses pewahyuan al quran dan surat al furqan ayat 40 sebagai landasan awal terhadap adanya gelombang elektromagnetik yang sekarang dipakai untuk mengirimkan pesan. Secara historis KIM sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Hadis Rasul terkait cara rasul menjelaskan tentang manusia, ajal dan cita-cita melalui gambar/skema menjadi bukti bahwa dengan KIM pesan akan lebih efektif disampaikan. Secara realistis KIM hakikatnya untuk memudahkan manusia, namun secara praktikal KIM telah dimanfaatkan oleh barat untuk menjelekkan Islam dimata dunia. Maka sudah saatnya Islam bangkit untuk menguasai KIM dalam mendakwahkan Islam sesuai dengan etika Komunikasi Islam. Kata Kunci : Komunikasi, Informatika, Multimedia dan Islam

Transcript of KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN MULTIMEDIA PERSFEKTIF ISLAM

1

KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN MULTIMEDIA DALAM PERSFEKTIF ISLAM

Oleh : Rizqi wahyudi, S.Sos.I

ABSTRAK

Kehadiran Komunikasi Informatika dan Multimedia (KIM)dalam menjalankan fungsinya telah memberikan dampakyang luar biasa terhadap tatanan kehidupan manusia diera kontemporer saat ini. Dunia terasa kecil, semuabisa dilakukan dengan mudah melalui perangkat KIM.KIM sebagai media komunikasi mentranformasikan pesankepada khalayak ternyata dimanfaatkan oleh baratuntuk menciptakan opini publik berupa image negatifterhadap Islam adalah salah satu contoh dampaknegatif KIM bagi Islam. Tulisan ini bertujuan untukmemahami bagaiman pandangan Islam terhadap KIM secaranormatif, historis dan realistis. Kajian sederhanaini adalah sebuah studi kepustakaan dengan pendekatankualitatif. Hasil kajian penulis adalah secaranormatif KIM memiliki landasan teologis dalam prosespewahyuan al quran dan surat al furqan ayat 40sebagai landasan awal terhadap adanya gelombangelektromagnetik yang sekarang dipakai untukmengirimkan pesan. Secara historis KIM sudah adasejak zaman Rasulullah SAW. Hadis Rasul terkait cararasul menjelaskan tentang manusia, ajal dan cita-citamelalui gambar/skema menjadi bukti bahwa dengan KIMpesan akan lebih efektif disampaikan. Secararealistis KIM hakikatnya untuk memudahkan manusia,namun secara praktikal KIM telah dimanfaatkan olehbarat untuk menjelekkan Islam dimata dunia. Makasudah saatnya Islam bangkit untuk menguasai KIM dalammendakwahkan Islam sesuai dengan etika KomunikasiIslam.

Kata Kunci : Komunikasi, Informatika, Multimedia dan Islam

2

1.1. PENDAHULUAN

Komunikasi Informatika dan Multimedia (KIM)

merupakan produk media komunikasi yang dikembangkan

dalam upaya menjalankan fungsi komunikasi, yaitu

untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan untuk

mempengaruhi. Inovasi komunikasi multimedia yang

berbasis ICT (information and communication technology)

telah mengubah dunia menjadi sebuah desa kecil.

Segalanya bisa dilakukan dengan mudah hanya

menggunakan fasilitas komunikasi informatika dan

multimedia.

Kehadiran KIM dengan perkembangannya yang

semakin pesat memberikan dampak positif dan negatif

dalam tatanan kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan

politik bahkan menjamah lini agama. Dengan berbagai

kemudahan dan kemudharatan KIM ditinjau melalui

kacamata agama tentu akan melahirkan berbagai

persfektif.

Kemajuan KIM yang pesat telah mengantarkan alat

komunikasi massa ini dipandang begitu efektif

menjalankan fungsinya. Tetapi di balik itu sering

pula terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai agama.

Dalam persfektif Islam misalnya ada beberapa

3

indikator yang menjadi tantangan perkembangan

Komunikasi Informatika dan Multimedia Islam (KIMI).

Salah satunya adalah tantangan budaya dengan

faktor etnosentrisme dan streotyp telah menjadikan

KIMI terbatas ruang geraknya. Penguasaan media massa

oleh Barat dengan propaganda media dan agenda setting

menciptakan opini publik dan menebarkan virus name

calling terhadap Islam sehingga membuat Islam kewalahan

membendungnya. Faktor penghambat lainnya adalah SDM

masyarakat Islam yang belum memadai dibidang KIM

sehingga Islam masih jauh tertinggal dari Barat.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa

tertarik untuk mengkaji bagaimana KIM dalam

persfektif Islam ditinjau dari aspek normatif,

historis dan realistis pada era kontemporer saai

ini ?

Penelitian ini bersifat kajian kepustakaan

dengan pendekatan kualitatif. Penulis hanya

menganalisis bahan-bahan kajian yang bersumber dari

buku-buku yang terkait dengan kajian.

2.1. PEMBAHASAN

2.1.1. Pengertian Komunikasi Informatika dan

Multimedia

Merujuk kepada beberapa literatur penulis belum

menemukan definisi secara khusus mengenai Komunikasi

4

Informatika dan Multimedia. Namun penulis akan

mencoba merangkai definisi KIM secara bahasa kemudian

penulis rangkai menjadi satu pengertian untuk

membingkai satu kesepakatan pengertian KIM dalam

makalah ini.

a. Komunikasi

Komunikasi telah didefinisikan beragam oleh para

pakar sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan

yang dimilikinya. Meskipun Littlejohn mengatakan

bahwa komunikasi sulit didefinisikan. Kata komunikasi

bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah memiliki

banyak arti. (Morissan, 2009: 5)

Akan tetapi komunikasi telah melahirkan banyak

definisi. Diantaranya, Harorl D. Lasswell misalnya,

mendefinisikan komunikasi pada dasarnya merupakan

suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,

dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa

atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom?

With what effect?)

Everett M. Rogers menjelaskan komunikasi adalah

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka.(wiryanto, 2004: 5).

Kemudian Shannon & Weaver, 1949, mendefinisikan

komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang

5

saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,

sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada

bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi

juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan

teknologi.

Sebenarnya komunikasi tidak pernah lepas dari

pengiriman pesan dari A ke B. Sehingga perhatian para

peneliti komunikasi hanya berkutat pada medium,

saluran, komunikator, komunikan, noise dan feedback

yang terkait dengan proses pengiriman pesan.(John

Fiske, 2015 : 65).

Kesimpulannya, komunikasi adalah proses

interaksi antara komunikator dengan komunikan untuk

mencapai saling pengertian. Pesan yang disampaikan

menggunakan media tertentu dalam hal ini komunikasi

Informatika dan Multimedia (KIM) adalah salah satu

media untuk menyampaikan pesan.

b. Informatika

Informatika dalam bahasa Inggris Informatics

merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi

fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada

mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup

beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem

6

informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik

komputer dan aplikasi informasi dalam sistem

informasi manajemen.(Wikipedia.com)

Secara umum informatika mempelajari struktur,

sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang

dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan

menyimpan hasil informatika lebih luas dari

sekedar sistem informasi berbasis komputer saja,

tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum

diproses dengan komputer.

Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan

perkembangan aplikasi tersendiri. Informatika dapat

mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan

sosial, termasuk tentang pemrosesan data, serta

menampilkannya dalam bentuk informasi.

(Wikipedia.com)

c. Multimedia

Multimedia adalah sebuah sistem komunikasi yang

menawarkan perpaduan teks, grafik, suara, video dan

animasi. Akhir-akhir ini world wide web telah

menyajikan streaming multimedia atau audio yang

tersedia melalui website.(Severin &Tankard, 2009 :

450).

Dalam definisi lain yang hampir sama multimedia

adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

7

menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video

dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga

pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya

dan berkomunikasi. Multimedia juga dapat diartikan

sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam

menyampaikan informasi berbentuk text, audio, grafik,

animasi, dan video.

Menurut para ahli Robin dan Linda, 2001

mengatakan multimedia adalah Alat yang dapat

menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif

yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio

dan video.

Multimedia dalam pandangan Steinmetz adalah

gabungan dari seminimalnya sebuah media diskrit dan

sebuah media kontinu. Media diskrit adalah sebuah

media dimana validitas datanya tidak tergantung dari

kondisi waktu, termasuk didalamnya teks dan grafik.

Sedangkan yang dimaksud dengan media kontinu adalah

sebuah media dimana validitas datanya tergantung dari

kondisi waktu, termasuk di dalamnya suara dan video.

Sementara, Vaughan menjelaskan multimedia

adalah beberapa kombinasi dari teks, gambar, suara,

animasi dan video dikirim ke anda melalui komputer

atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi

digital.

8

d. Definisi Komunikasi Informatika dan Multimedia

Dari pemilahan tiga kata yang menjadi struktur

KIM tersebut maka penulis dapat menawarkan pengertian

sederhana dengan asumsi bahwa KIM adalah salah satu

media untuk mentransformmasikan data tertentu yang

diformulasikan dalam satu bentuk tertentu dengan

muatan gambar, teks, suara, animasi dan video dengan

menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya

untuk disampaikan kepada penerima untuk mendapatkan

saling kesepahaman dan mempengaruhi.

KIM yang berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi atau Infomation and Communication Technology

(ICT) dewasa ini digunakan secara global karena ICT,

khususnya Internet, menyediakan sejumlah koleksi

informasi terkini dengan berbagai variasinya yang

dapat diakses secara cepat, mudah dan murah dari

ribuan jaringan global yang saling terkoneksi. (Budi

Sutejo, 2002 : 11)

Teknologi Internet merupakan jenis media yang

dapat digunakan untuk mengadakan interaksi dua arah

secara online, terbuka dan menjangkau ruang dan

waktu. Media bersifat interaktif, dan terkoneksi

dengan jaringan global, makanya aksesnya tak terbatas

dan dapat menembus jarak dan waktu.

Menurut Drs. Promadi, M.A., Ph.D, Dosen Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau,

9

bagi sebagaian masyarakat muslim pemanfaatan Internet

juga mendapat kritik dan tantangan karena bahayanya

yang dapat merusak genarasi Muslim. Salah satu

penyebabnya adalah mudahnya bahan-bahan pelajaran

dimasuki dan ditumpangi oleh situs-situs pornografi

yang berseberangan dengan tujuan Islam. Namun perlu

kita sadari juga dibalik bahaya juga banyak terdapat

kemudahan.

Dengan menggunakan ICT, terutama Internet,

berarti membawa penggunanya memberi jalan serta

peluang kepada mereka untuk mulai mendekati perbuatan

zina, padahal itu dilarang Islam. Bila ketagihan

berselancar di Internet, dikhawatirkan nilai-nilai

pendidikan Islam yang semula ingin dituju, justru

malah berbalik arah menjadi semakin terjauhi.(Fattah

Santoso, 2009)

Pemanfaatan KIM di era globalisasi ini memang

butuh control yang signifikan agar dapat menjadikan

KIM sebagai alat handal mendakwahkan Islam dan

menjadi media tandingan untuk dunia barat yang saat

ini menguasai media.

2.1.2. Pendekatan Teori

a. Teori Evolusi Teknologi

KIM merupakan salah satu bentuk teknologi pada

masa ini, bahkan ia termasuk salah satu trensetter

10

(media baru). Menurut Richta dan Bloomfield teknologi

adalah suatu entitas material dan non material yang

diciptakan untuk mengaplikasikan dan mengelola

sesuatu demi mencapai nilai tertentu. Ada tiga

tahapan yaitu peralatan, mesin, dan otomatisasi.

Teori ini mengatakan semua jenis teknologi

berevolusi melalui dua kecenderungan utama yaitu:

pertama : kecenderungan untuk mengganti tenaga fisik

agar pekerjaan menjadi lebih efisien dan kedua :

kecenderungan untuk menghasilkan daya kontrol yang

lebih besar terhadap lingkungan alam, termasuk

kemampuan untuk mentransformasikan sumerdaya/material

bahan mentah kedalam produk yang lebih mungkin

digunakan. (Alo Liliweri, 2011 : 858).

KIM merupakan jenis teknologi yang berevolusi

terhadap kecenderungan akan keinginan manusia untuk

melakukan tugas tertentu dengan mudah dan efisien.

KIM juga dapat bermanfaat untuk kegiatan dakwah

Islam.

b. Structuration Theory

Yang dimaksud struktur dalam teori ini adalah

organisasi dalam aturan dan sumber daya yang dimiliki

oleh sistem sosial. Teori ini juga mencatat bahwa

semua tindakan yang menghambat dan memungkinkan kerja

suatu teknologi ditentukan oleh struktur yang

11

memproduksi suatu tindakan. Teori ini dapat digunakan

untuk menjelaskan bagaimana seseorang berinteraksi

dengan teknologi demi keguanaan praktis dari

teknologi ini, berarti bahwa struktur dapat

mempengaruhi situasi bagi timbulnya pemannfaatan

suatu teknologi. (Alo Liliweri, 2011 : 859).

c. Teori Divusi Inovasi

Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata

yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983)

mendefinisikan the process by which an innovation is

communicated through certain channels overtime among the members

of a social system (mendefinisikan difusi sebagai proses

dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran

tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para

anggota suatu sistem sosial). Disamping itu, difusi

juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan

sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi

dalam struktur dan fungsi sistem sosial.

Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau

benda yang dianggap baru oleh individu atau kelompok

masyarakat. Ungkapan dianggap baru terhadap suatu

ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum

tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya

tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau

12

kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.

(Rochajat & Elvinaro, 2011 : 120).

Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi

inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide

atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah

suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus

dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu

kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu

bidang tertentu kebidang yang lainnya kepada

sekelompok anggota dari sistem sosial.

Menurut penulis teori ini cocok untuk mengukur

dan memprediksi serta menjelaskan fenomena yang sudah

dan akan terjadi secara normatif, historis dan

realitas terhadap Komunikasi Informatika dan

Multimedia dalam persfektif Islam.

2.1.3. Komunikasi Informatika dan Multimedia

Persfektif Islam

KIM dalam menjalankan fungsinya tidak hanya

sebagai fungsi menginformasikan, mendidik, menghibur

dan mempengaruhi, tetapi juga mengoptimalisasikan

upaya mengajak atau menyeru kepada kebaikan. Sehingga

KIM dalam persfektif Islam disebut wasilah atau media

dan bisa juga diterjemahkan sebagai perantara. Namun

ada hal yang mendasar yang perlu dicatat bahwa segala

bentuk KIM tersebut tidak mungkin berkembang dan

13

dikembangkan tanpa ada sesuatu yang menjadi modal

untuk berkomunikasi secara fundamental.

1. Secara Normatif

a. Teori Pewahyuan Al Quran

Al Quran telah memberi sinyal terhadap landasan

teologis terhadap Komunikasi Informatika dan

Multimedia dalam Islam.

ء ا� ء م� ما� ل�س ن� ٱ� ا م� ن� ل� ز� ن�� ه وٱ� �مت دي" رح� ن� ي�" ي) ٱ ب�* ش, ح ب�* ي2" ل�ر ل ٱ� رس� ي"� ٱ� د� ل� و ٱ� وه� رهورٱ ٤٨ط�

Artinya :Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawakabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan) dan Kami turunkan dari langit airyang amat bersih (Q.S. Al-furqon : 48).

Ayat diatas menjadi landasan ilmiah untuk

mengklaim, menggugat atau meluruskan bahwa seharusnya

media komunikasi yang berkembang saat ini terjadi

karena keberadaan angin atau sebutlah gelombang

elektromagnetik yang dapat menghantarkan resonansi

suara dari suatu tempat ketempat yang lain.

Kemudian proses penurunan wahyu melalui beberapa

tahapan dari Tuhan, dimulai dengan pesan utuh hanya

Allah yang tahu ke lauhilmahfudz, kemudian dari

lauhulmahfudz ke baitulizzah di langit bumi dalam satu

14

malam yaitu malam lailatul Qadar, dari langit bumi ke

dunia berangsur-angsur selama 23 tahun. Baitul izzah

dapat dianalogikan sebagai satelit komunikasi yang

mengelilingi bumi, berguna untuk memotret dan

menstransmit data, dipancarkan keberbagai receiver

yang menerima sesuai dengan permintaan.(Tata Taufik,

2012 : 146)

Penemuan elektromagnetik oleh J. C. Maxwell dan

dikembangkan oleh Hertz dari Jerman membuat perubahan

besar di bidang komunikasi, dimana manusia dapat

berkomunikasi satu sama lainnya tanpa berhadap-

hadapan, melalui radio, telepon, televisi, dan

lainnya mempermudah pemahaman akan teori wahyu dan

pewahyuan. (Tata Taufik, 2012 : 146)

Ketika wahyu yang diterima Rasulullah diteruskan

(forward) kepada manusia lain, terlihat betapa KIM

memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu

manusia mengolah pesan, menyimpan dan memunculkannya

kembali saat diminta guna menghindari distorsi dan

reduksi semantik. Salah satu bentuk sinyal KIM

terawal dalam Islam adalah proses saving data dengan

cara menghafal ayat-ayat yang diturunkan secara

periodik kepada Muhammad SAW dengan metode manual.

Proses ini sebenarnya merupakan sinyal akan kebutuhan

KIM yang lebih canggih di kemudian hari, sebagai

15

pengembangan teknik menghafal menggunakan multimedia.

(Huang & Lui, 2000)

Penyebutan angin sebagai media dakwah dalam

Islam dan teori pewahyuan al quran merupakan landasan

normatif dalam persfektif Islam bahwa KIM sudah ada

semenjak Islam itu hadir. Perkembangan KIM pada era

kontemporer saat ini merupakan interpretasi Barat

melalui teori pewahyuan al quran yang dikembangkan.

b. Landasan As Shunnah

Muhammad ‘Ajaj Al Khatib menyatakan bahwa

Rasulullah SAW dalam berkomunikasi (tabligh) pada masa

itu dilakukan dengan berbagai cara dan metode

diantaranya mengirimkan delegasi, melayangkan surat,

dan mengarahkan para pemimpin dan para qadhi. Dalam

tradisi arab saat itu surat merupakan media

komunikasi.

Rasulullah SAW waktu itu dalam rangka mendidik

para sahabatnya memanfaatkan gambar di tanah sebagai

alat bantu komunikasinya. Dalam sebuah hadist yang

diriwayatkan oleh Abdullah menceritakan bagaimana

Rasulullah SAW melukis di tanah untuk menerangkan

posisi manusia, ajal dan cita-citanya. (Tata Taufik,

2012: 186).

16

Rasulullah SAW menggambar segi empat lalu

membuat garis ditengahnya yang keluar dari segi empat

itu, lalu membuat garis-garis kecil menuju pada kotak

segi empat tersebut dari pinggirnya, sambil

menjelaskan ini manusia dan ajal yang mengelilinya

dan yang diluar inilah cita-citanya, dan garis kecil-

kecil ini merupakan berbagai kemungkinan yang dapat

mengenai manusia, jika yang ini salah yang lain akan

mempengaruhinya dan jika yang lain salah maka yang

lain akan mempengaruhinya.

Diagram yang di buat oleh Rasul pada masanya

merupakan bentuk visualisasi rasul dalam menjelaskan

sesuatu hal kepada umatnya. Pada era kontemporer saat

ini, upaya menjelaskan sesuatu dengan visualisasi

dilakukan dengan KIM. Secara normatif KIM dalam

persfektif Islam adalah sunnah, hanya saja

pemanfaatannya tidak boleh keluar dari nilai-nilai

Islam.

2. Secara Historis

Al-qur’an menyatakan bahwa para nabi bertugas

menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada

manusia. Untuk menyebarluaskan pesan ilahiyah itu,

Allah SAW menciptakan angin sebaga fasilitas atau

media dakwah sebagaimana Nabi Sulaiman yang dapat

17

menangkap resonansi berbagai suara binatang dan

ketundukan angin kepadanya dengan ijin Allah.

Di dalam Q.S. An-Naml ayat 15 sampai dengan 44,

Allah mengajarkan umat Islam dengan kisah Nabi

Sulaiman yang mandakwahkan ajaran tauhid mulai dengan

menggunakan media lisan tulisan (surat) sampai media

semacam 3G (dimasa sekarang) atau ICT dan bahkan

belum sepadan melampaui itu. Lebih gamblang dalam

ayat ke 40 Allah menginformasikan :

د AA�زي� ن� ن�" ل ٱ� AA ب* �هۦ ق� كG ب�* "AAن �Jت ا ءٱ AA�2ي كت�ب*A ٱ� ل� ن� ٱ� لم م� دهۦ ع� �AAن ي" ع� د� AAل� ال ٱ� AA�ق�ي" *Jب ل ر �AAAAAض ن� ف�� ٱ م� د� AAAAAال ه� AAAAA�دهۦ ق� �AAAAAن ٱA ع� ر �ق �ت AAAAAس ا رءٱه م� AAAAAلم ۦ ق�� Gك AAAAAرق�� كG ط� AAAAA"ن ل� eٱي" *Jب ن� ر eا Aر ق��Aق� ن� ك� ه وم� AAس ف� ت� ز ل� ك ,Aش ما ب�" ن�� eا ز ق�� ك ن� س�, ق� وم� Jك م ٱ� ز ٱ� ك س�, � ءٱ� ي" � ب2 لو ن* ي) ل� ر

م ري2" ك� ي" ن� ٤٠ع��Artinya :

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AlKitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamusebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaimanmelihat singgasana itu terletak di hadapannya,iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhankuuntuk mencoba aku apakah aku bersyukur ataumengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapayang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukuruntuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapayang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kayalagi Maha Mulia" (Q.S. An-naml : 40).(Kementerian Agama RI, 2012)

18

Pada masa nabi Sulaiman, fenomena cyberspace atau

dunia mayantara sudah pernah muncul dengan

keunggulannya dapat memindahkan benda materiil dari

satu tempat ketempat yang lain. Dengan demikian,

angin yang dibicarakan Al-Qur’an sebagian adalah

gelombang elektromagnetik yang diperuntukan menjadi

media dakwah dan komunikasi para nabi untuk

menyebarkan ajaran Islam.(Kemenag.go.id)

3. Secara Realistis

Fondasi teologis dalam teori pewahyuan al quran

diadopsi oleh orang-orang non muslim yang menemukan

dan mengembangkan KIM dengan mengekplorasi manfaat

gelombang elektromagnetik untuk kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Sebenarnya, tanpa harus mengklaim dan menemukan

kembali, realitas sudah membuktikan bahwa kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi itu sejalan atau

ruhnya sudah diinformasikan Allah di dalam Al-Qur’an

sehingga kenyataan itu tak terbantahkan.

Bagi seorang muslim dalam hal ini da’i yang

mengekplorasi KIM penting untuk bersikap bijak dan

bajik dalam menyikapi berbagai fenomena sebagai

sebuah kesatuan sistem (tauhid) dalam perbedaan

agama, ideologi, ras, dan lain-lain. Agar kaum

19

muslimin juga sebandingg dengan barat dalam

pemanfaatan dan pengembangan KIM berbasis dakwah

Islam. Kemudian juga sebagai alat menghambat peran

barat untuk menciptakan image negatif terhadap Islam

memalui KIM. KIMI harus menjadi jembatan Islam untuk

menguasai dunia sebagai jalan menuju akhirat.

Saat ini kemajuan KIM dan internet pun seolah-

olah menjadi benak alias otak luar seluruh manusia

dimuka bumi. Tak heran jika sejumlah cendekiawan

pelopor internet mengira bahwa sarana komunikasi dan

informasi yang tercipta di dalamnya akan mempercepat

proses serebralisasi bumi.(Kemenag.go.id).

Dalam konteks dakwah Islam tentunya segala

bentuk kemajuan teknologi informasi dan informasi itu

adalah bagian dari karunia Allah yang wajib disyukuri

dengan cara menguasai dan menggunakannya untuk

kemajuan dakwah menciptakan khairu ummah. Bukan malah

sebaliknya, multimedia komunikasi dan informasi itu

malah dikuasai dan digunakan oleh manusia yang

berorientasi pada kesenangan hidup dan kesenangan

hawa nafsu dengan dorongan materialisme, kapitalisme,

hedonisme dan seterusnya yang sejalan dengan dakwah

fi syaithan. Sebagai contoh yang paling dekat

diungkap oleh Jalaludin rahmat yang menyebut televisi

diabad modern ini sebagai the first god, media yang

banyak dipertuhankan oleh manusia.

20

Prilaku sosial masyarakat sangat terpengaruh

oleh pola sikap ”nabi-nabinya” (kaum seleb) yang

tampil ditelevisi. Tidak heran jika prilaku sosial

masyarakat kontemporer yang posisinya hanya sebagai

penikmat/konsumen tidak jelas identitasnya terombang-

ambing oleh gelombang pasang informasi yang

menerjang.

Maka sudah seharusnya adanya alat preventif dan

alat represif dalam berdakwah sebagai bentuk kode

etik atau akhlak dakwah yang secara spesifik

kaitannya dengan penggunaan KIM. Tentunya hal ini

dilakukan untuk menjaga keotentikan ajaran Islam

ketika dipergaulan di alam maya yang bebas tanpa

tembok-tembok penghalang secara fisik dan psikis.

(Kemenag.go.id).

KIM menjadi kebutuhan mutlak yang tidak bisa

ditawar lagi. Sudah saatnya para muslim mengejar

ketertinggalannya dalam konteks pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi untuk berdakwah.

2.1.4. Etika Komunikasi Islam

Yang membedakan antara etika komunikasi Islam

dengan komunikasi barat adalah pada sanki pelanggran

etika. Sanksi atas pelanggaran komunikator terhadap

etika kamunikasi hanya berlaku di dunia. Sedangkan

sanksi atas pelanggaran terhadap etika komunikasi

21

Islam berlaku sampai di akhirat. Ada hukuman akhirat

dan hukuman di alam kubur.

Jika pesan merupakan bahan yang akan disampaikan

kepada komunikan, maka sumber pesan dalam komunikasi

Islam ada 3 (tiga) kelompok, yaitu:

a. Sumber primer dalam komunikasi Islam adalah

Alquran dan Hadis Rasulullah SAW, sedangkan

pada komunikasi Barat informasi yang bersifat

primer didapatkan dari pemegang otoritas

secara langsung.

b. Sumber sekunder, yaitu ijma’, qias, masālih al-

mursalah, fatwa sahabat, informasi dari

tamaddun/peradaban lainnya, sedangkan pada

komunikasi umum (Barat) yang menjadi sumber

sekunder komunikasi adalah tulisan atau

perkataan yang menjelaskan sumber primer.

c. Sumber tertier, yaitu pesan/informasi atau

ilmu yang dikembangkan dari sumber sekunder

yang memunculkan ilmu-ilmu baru, sedangkan

pada komunikasi umum (Barat) sumber

tertiernya adalah suatu informasi tentang

sesuatu yang hal yang berkaitan dengan

informasi-informasi lainnya, seperti

bibliografi untuk bibliografi, buku tahunan

atau laporan tahunan, dan sebagainya.

22

Komunikasi sepanjang merujuk kepada Al quran

adalah sebagai proses penyampaian pesan Al quran

dengan prinsip Alquran. Dalam konteks komunikasi di

masyarakat, ada 2 kata yang perlu dibahas, yaitu

etika dan etiket. Etika adalah kata benda. Bahasa

Inggrisnya adalah ethics yang berarti etika atau tata

susila. Sementara itu etiket adalah suatu kata yang

berasal dari bahasa Prancis etiquette, yang secara

harfiah berarti peringatan. Secara maknawi berarti

persyaratan konvensional mengenai prilaku tata cara

dalam masyarakat beradab memelihara hubungan baik

antara sesama manusianya.

Etika komunikasi dalam Islam dapat dibagi

menjadi dua, yaitu etika komunikasi transendental

(hablum minallah) dan etika komunikasi insani

(hablumminannas). Etika komunikasi dalam Islam

dibangun berdasarkan petunjuk yang diisyaratkan oleh

Al qur’an dan Al sunnah. Islam mengajarkan

berkomunikasi itu dengan penuh beradaban, penuh

penghormatan, penghargaan terhadap orang yang di ajak

bicara, dan sebagainya.

Prinsip etika komunikasi dalam Islam yaitu dapat

dibagi Ada 6 (enam) yaitu qawlan karima (perkataan

yang benar/lurus), prinsip qawlan ma’rufa (perkataan

yang baik), prinsip qawlan layyina (perkataan yang

23

lemah lembut), dan prinsip qawlan maisura (perkataan

yang pantas).

1. Qawlan Karima (perkataan yang mulia )

Perkataan yang mulia adalah salah satu bentuk

komunikasi yang baik dan sesuai dengan anjuran Al

quran. Jika komunikasi senantiasa dilakukan dengan

menggunakan perkataan yang jelek, keliru dan

merendahkan orang lain akan dinilai sebagai proses

komunikasi yang tidak menggunakan etika komunika

Islam.

Padahal dalam Islam sudah dijelaskan bagaimana

cara berkomunikasi yang baik, yaitu dengan

mempergunakan perkataan yang mulia. Alah SWT

berfirman dalam Al qur’an yang berbunyi :

ن� لغ� ن* ا ت�) AAAAAم� eن� ٱ AAAAAس ح� eٱ ن� "Jي د AAAAAل� و ل� ا� اه وي�* AAAAA"Jي eا� ٱ ل eٱ ٱ دو� AAAAA*غن �ا ت� ل كG ٱ� AAAAA*2ب ي ر �AAAAAض �ا۞وف�ا AAهم ل ل� AA�ا وق� AAم هره� ن� � ولا ت� ف� هما� ٱ� ل ل� �ق �لا ت� ما ق�� لاه� و ك� ما� ٱ� ده� ح� ر ٱ� كب* ل� دك�G ٱ� ن� ع�

ما ن�" ر ولا ك� � ٢٣قArtinya :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu

jangan menyembah selain Dia dan hendaklah

kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan

24

sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara

keduanya atau kedua-duanya sampai berumur

lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan

yang mulia.(QS. Al-Israa : 23) (Kementerian

Agama RI, 2012 : 284).

Prinsip komunikasi Islam tidak menghendaki

komunikator menggunakan kata-kata yang dibenci

komunikan, melainkan menggunakan kata-kata yang

mulia. Intinya, teknik name calling tidak diperkenankan

dalam prinsip komunikasi Islam untuk diterapkan dalam

proses interaksi sosial.

2. Qawlan Sadida (Perkataan jujur )

Komunikasi yang dilandasi dengan perkataan yang

benar berarti berkata jujur, apa adanya, dan tidak

pernah berbohong adalah salah satu prinsip Islam

dalam berkomunikasi sebagaimana dalam Al Quran Allah

Berfirman:

هلل وٱA ٱ� AA�ق �ت لي" هم ق�� لن" وٱA ع� اق� Aا ح�� ق� ع ��AAض �ه AA"ب� ر هم ذ� لف� ن� ح�� وٱ م� AAزك� �و ن� AAن� ل� "Jي د� AAل� ش, ٱ� خ� ي" ول�دٱ ي2" د ولا س� �وٱ ق ول� �ق ت" ٩ول�

Artinya :

25

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang

yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka

anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar. (QS. An Nisa : 9).

Maksud dari perkataan yang benar dan adil dalam

ayat tersebut adalah kebenaran hukum Allah SWT dalam

memelihara anak yatim dan tata cara pembagian harta

warisan dan wasiat agar tidak melupakan anak dan

keturunannya. Gambaran kebenaran, kejujuran,

keadilan, dan perkataan lurus dalam ayat diatas

menunjukkan konteks pembicaraan yang berhubungan

dengan materi, kekhawatiran dan keturunan. Dalam

kehidupan sehari-hari berkata benar dan tidak

berbohong akan membawa kita pada kenyamanan hidup.

Secara psikologis ini merupakan kebutuhan

manusia akan rasa aman, harta dan keturunan yang

berpotensi untuk berlaku tidak adil atau menyimpang.

Pelanggran-pelanggran yang paling nyata terhadap

etika adalah berbohong. Sebuah survey menunjukkan 75

% subjeknya percaya bahwa ada kekurangjujuran pada

pemerintahan dibandingkan dengan satu dekade lalu.

(Tata Taufik, 2012: 177).

26

3. Qawlan ma’rufa (berkata yang baik)

Qawlan ma’rufa dapat diterjemahkan dengan

ungkapan yang pantas/ baik. Dalam surat Al-Baqarah

ayat 263 Allah berfirman :

م لي" ي" ح� ن� ع�� هلل ذ� وٱ� عها� ٱ� ت* �ي ب�" �ه �دق ن� ص� ر م� ب" ره� خ� ق� ع� عروف� وم� ول م� �ي۞ق٢٦٣

Artinya:

Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih

baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu

yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah

Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS. Al-Baqarah

: 263).

Pengertian ma’ruf dalam ayat tersebut lebih

menuju pada norma sosial yang berlaku pada masyarakat

(baik, sopan santun dan menyenangkan).

4. Qawlan Baligha ( berkata yang bermanfaat / mengena

jiwa )

Qawlan baligha adalah komunikasi yang efektif

dalam Al-Qur’an Allah swt berfirman :

27

هم ل ل� �هم وق� ظ» هم وع� ن� رض� ع� ع� ا� هم ق�� لوب�* �ي" ق� ا ف� م� هلل علم ٱ� ن� ت�" "Jي د� ل� كG ٱ� ن� ول�� ٱ�ا ع� لت" ۦا ي�³ ول� �سهم ق ف� ت�� ي"� ٱ� ٦٣ف�

Artinya:

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah

mengetahui apa yang di dalam hati mereka.

Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan

berilah mereka pelajaran, dan katakanlah

kepada mereka perkataan yang berbekas pada

jiwa pada jiwa seseorang. Dalam keluarga

komunikasi mereka. (QS. An-Nisaa : 63)

Ayat diatas memberikan isyarat bahwa komunikasi

itu efekif jika dilakuan dengan komunikasi yang

membekas dan terus-menerus, tidak bertele-tele dan

tepat saasaran, sehingga akan dapat dengan mudah

terekam dalam memory manusia.

5. Qawlan Layyina ( berkata yang lemah lembut )

Komunikasi yang lemah lembut meruapakan prinsip

komunikasi Islam yang paling urgen. Karena perkataan

yang lemah lembut dapat menentramkan jiwa komunikan.

Sehingga komunikan dapat menjadi pendengar yang baik

dan memberikan feedback yang baik pula. Allah

berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi:

28

ي ش, خ� و ي�" ر ٱ� ك� د� �ن هۦ ت�" عل ا ل� ب� ي" ولا ل� �ولا لهۦ ق �ق ٤٤ف��Artinya:

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan

kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia

ingat atau takut. ( QS. Thaahaa : 44)

6. Qawlan Maiusura ( perkataan yang pantas )

ورٱ AAس ي" ولا م� AA�هم ق ل ل� A�ق ا ف�� AAوه� زج�* �كG ن� ب2* ن� ر م� �مه ء رح� ا� ع� �ت ت³2 هم ٱ� ن� ن� ع� عرض�� �ا ت� م� eوٱ٢٨

Artinya :

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk

memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu

harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan

yang pantas. (QS. Al Israa : 28).

Dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan

dianjurkan untuk mempergunakan bahasa yang mudah

ringkas, dan tepat sehingga mudah dicerna dan

dimengerti. Dalam Al qur’an ditemukan istilah qawlan

manusia yang merupakan salah satu tuntunan untuk

29

melakukan komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang

mudah dimengerti dan melegakan perasaan.

Kesimpulannya, komunikasi menurut Islam

hendaknya dalam rangka mewujudkan keadilan,

kejujuran, kesederhanaan, keberanian, kedamaian, etos

kerja, amanah, amar makruf nahi mungkar sehingga

media massa Islam harus dapat mewujudkan transfer of

knowledge untuk tercipnya level wisdom tertentu dengan

memanfaatkan berbagai media yang ada serta dibingkai

oleh etika komunikasi Islam juga. (Tata Taufik,

2012 : 15).

3.1. Kesimpulan

KIM dalam persfektif Islam secara normatif

adalah sebagai media dakwah. Dasar lahirnya KIM dalam

Islam dapat dipahami melalui teori pewahyuan al quran

kepada nabi dan disampaikan kepada umat. Kemudian

dalam As Shunnah Rasulullah SAW dalam mengembangkan

ajaran Islam telah memberikan bukti bahwa menggunakan

komunikasi dengan basis KIM lebih efektif. Hal ini

rasul buktikan melalui hadis dengan proses

visualisasi dalam menjelaskan posisi manusia, ajal

dan cita-citanya.

Secara historis Islam telah memberikan landasan

awal pengembangan KIM melalui kisah nabi Sulaiman dan

penggunaan media angin untuk menyampaikan pesan,

30

serta sejarah Rasulullah SAW yang melakukan proses

saving data dengan menghafal dan menulis wahyu.

Secara realitas KIM tidak lagi hanya sebatas

media dakwah, tapi telah difragmentasi menjadi media

untuk dapat melakukan apa saja dengan prinsip

kapitalisme, hedonisme dan sekularisme bahkan KIM

oleh barat dijadikan alat utama untuk mengkontruksi

image negatif terhadap Islam.

Sebagai calon magister Komunikasi dan Penyiaran

Islam, maka sudah waktunya bagi kita untuk dapat

menguasai KIM dan menjadikannya sebagai media untuk

menandingi dan mengantisipasi arus informasi barat

yang menjelekkan Islam dan menjadikan KIM sebagai

media dakwah dengan mengindahkan etika komunikasi

Islam.

31

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta:Kencana, 2011

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, e-Education: Konsep, Teknologidan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: PenerbitANDI, 2002

Fattah Santoso dkk, Transformasi Pendidikan IslamPascareformasi: Studi Kasus Sekolah Dasar Islamdengan Sistem Integrasi di Surakarta LaporanPenelitian), Pusat Studi Budaya dan PerubahanSosial, 2009

Huang, Shih-Jen & Liu, Hsiao-Fang. CommunicativeLanguage Teaching in a Multimedia Language Lab”, dalam TheInternet TESL Journal, VI (2), 2000.

John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi diterjemahkan darijudul aslinya : Introduction to Comunication,Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al Quran danTerjemahannya, Solo : PT Tiga Serangkai PustakaMandiri, 2012

M. Tata Taufik, Etika Komunikasi Islam : Komporasi KomunikasiIslam dan Barat, Bandung : Pustaka setia, 2012

Morissan dan Andy Corry Wardhani, Teori Komunikasi :tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan,Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009

32

Rochajat Harun, Komunikasi Pembangunan dan PerubahanSosial : Persfektif Dominan, Jakarta : Rajawali Pers,2011

Warner J Severin & James W Tankard, Jr, TeoriKomunikasi : Sejarah, Metode,& Terapan di dalam MediaMassa, Jakarta : Kencana, 2009

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo,2004