Post on 22-Jan-2023
1
ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SATE KELINCI
(Studi Kasus pada Lesehan Sate Kelinci dan Warung Sate Kelinci di Kota Wisata Batu)
Analysis Of The Marketing Mix And Service Quality In Purchasing
Decision Toward “Sate Kelinci”
(Case Study On “Lesehan Sate Kelinci” And “Warung Sate Kelinci” At
Kota Wisata Batu)
Anik Purwaningsih1, Hari Dwi Utami
2, and Bambang Ali Nugroho
2
1Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2Dosen Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
ABSTRACT : Research was conducted at the “Lesehan Sate Kelinci Batu” and “Warung
Sate Kelinci Beji”, located in Jl. Patimura No. 126 Batu and Jl. Raya Beji Ir. Soekarno No. 36
Batu. Research was conducted from 22 January until 28 February, 2014. The purpose of this
research was to analyze the consumers purchasing decision towards “sate kelinci” and to
investigate the marketing mix affection in buying “sate kelinci” in Lesehan Sate Kelinci
Batu and Warung Sate Kelinci Beji. 110 consumers were obtained by accidental sampling
method. Primary data were collected from structured quitioner and survey method. Secondary
data were gathered from the restaurant and other related sources. Factor analysis and multiple
regression were applied to analyse the data. Result showed that consumers purchasing
decision toward “sate kelinci” in “Lesehan Sate Kelinci Batu” was represented by repeating
buying, having interest in “sate kelinci”, recommending “sate kelinci” to others, and having
confidence in consuming “sate kelinci”. Whereas in “Warung Sate Kelinci Beji”, consumers
purchasing decision was represented when they perceived happy feeling in repeating buying,
recommending to other, having confident and interest in selecting “sate kelinci”. Consumers
purchasing decisions towards “sate kelinci” in “Lesehan Sate Kelinci Batu” was positively
and influenced by “service quality”, “reasonable price” and the “cleanliness of the
restaurant”. Whereas in “Warung Sate Kelinci Beji”, “service quality”, “price and suitable
portion” had a positive influence on purchasing decisions.
Keywords : “reasonable price”, “cleanliness of the restaurant”, “price and suitable portion”
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian
membawa dampak bagi kehidupan
manusia terutama dunia usaha pada saat
ini. Bisnis makanan atau kuliner
merupakan salah satu bisnis yang cukup
menjanjikan, sehingga mempunyai
kecenderungan terus meningkat, baik dari
segi kuantitas maupun kualitasnya.
Permintaan pangan yang terus meningkat
karena merupakan kebutuhan dasar
manusia berimbas terhadap peningkatan
penawaran makanan, sehingga bisnis
dibidang makanan juga selalu meningkat
dan berkembang dari waktu ke waktu,
selain itu dengan makin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan peningkatan taraf
hidup masyarakat, mengakibatkan
2
perubahan pada pola konsumsi
masyarakat.
Seiring dengan semakin
modernnya perkembangan zaman,
sehingga timbul berbagai macam usaha
atau bisnis yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani dan
kepuasan pelanggan. Semakin ketatnya
persaingan bisnis di Indonesia, maka
banyak perusahaan berlomba-lomba untuk
memberikan pelayanan (service) yang
memuaskan pelanggan, selain itu
perusahaan juga menawarkan berbagai
macam variasi produk dengan kualitas
yang baik agar ada kenaikan dari tingkat
pembelian konsumen (Lupiyoadi, 2001).
Kotler (2000) mengklasifikasikan
bahwa alat-alat pemasaran ke dalam
empat kelompok yang dikenal dengan
4P dari pemasaran, yaitu : product,
price, place, dan promotion. Bauran
pemasaran berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2004), keputusan
pembelian adalah pemilihan dari dua
atau lebih alternatif pilihan keputusan
pembelian.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana keputusan pembelian
terhadap sate kelinci di lesehan sate
kelinci dan warung sate kelinci di Kota
Wisata Batu?
2. Faktor-faktor bauran pemasaran apa
saja yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam melakukan pembelian
sate kelinci di lesehan sate kelinci dan
warung sate kelinci di Kota Wisata
Batu?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keputusan konsumen
dalam membeli di lesehan sate kelinci
dan warung sate kelinci di Kota Wisata
Batu.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor bauran
pemasaran yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam melakukan pembelian
sate kelinci di lesehan sate kelinci dan
warung sate kelinci di Kota Wisata
Batu.
Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan
lesehan sate kelinci dan warung sate
kelinci di Kota Wisata Batu-Malang dalam
rangka menentukan strategi pengambilan
keputusan mengenai produk dan
mengetahui faktor yang paling
mempengaruhi konsumen dalam
keputusan pembelian di lesehan sate
kelinci dan warung sate kelinci di Kota
Wisata Batu.
Hipotesis
1. Kesesuaian porsi memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan pembelian
sate kelinci.
2. Kesesuaian harga memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan pembelian
sate kelinci.
3. Kualitas iklan memiliki pengaruh
positif terhadap keputusan pembelian
sate kelinci.
4. Kebersihan fasilitas restoran memiliki
pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sate kelinci.
TINJAUAN PUSTAKA
Restoran
Usaha rumah makan atau restoran
adalah salah satu jenis usaha jasa pangan
dengan ruang lingkup kegiatannya
menyediakan jasa pelayanan makan dan
minum melalui proses pengolahan serta
penyajian ditempat usahanya. Marsum
(1993) menyatakan bahwa restoran adalah
tempat atau bangunan yang diorganisasi
3
secara komersial, yang menyelenggarakan
pelayanan dengan baik kepada semua
tamunya baik berupa makanan atau
minuman.
Konsumen
Konsumen adalah setiap orang yang
membeli barang atau jasa untuk langsung
dipakai. Ada beberapa sikap konsumen
yang perlu diketahui antara lain konsumen
adalah raja, suka dipuji, suka mencela,
bersemangat, sering bimbang, mudah
marah, dan apatis (Effendi, 1982)
Perilaku Konsumen
James F. Engel. Et.al (1968:8)
menyatakan bahwa perilaku konsumen
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan
individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Kotler (2005) menambahkan, perilaku
konsumen adalah sebuah proses teratur
dimana individu-individu berintegrasi
dengan lingkungannya untuk tujuan
mengambil keputusan.
Keputusan Pembelian
Adanya kecenderungan pengaruh
kualitas produk, harga dan promosi
terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen tersebut,
mengisyaratkan bahwa manajemen
perusahaan perlu mempertimbangkan
aspek perilaku konsumen, terutama proses
pengambilan keputusan pembeliannya.
Keputusan pembelian merupakan suatu
proses pengambilan keputusan akan
pembelian yang mencakup penentuan
apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian dan keputusan itu
diperoleh dari kegiatan-kegiatan
sebelumnya (Sofjan Assauri, 2004:141).
Phillip Kotler (2000:170)
menyatakan bahwa ada lima tahap dalam
proses keputusan pembelian yaitu
pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pemebelian dan perilaku pasca pembelian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian
Tujuan kegiatan pemasaran adalah
mempengaruhi pembeli untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan
pada saat mereka membutuhkan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan
membeli berbeda-beda untuk masing-
masing pembeli di samping produk yang
dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah lokasi
penjualan yang strategis, pelayanan yang
baik, kemampuan tenaga penjualnya, iklan
dan promosi.
Bauran Pemasaran
Kotler (2005) menyatakan bahwa
produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan atau
dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan pokok
mencakup objek secara fisik, jasa, orang,
tempat, organisasi dan ide.
Harga merupakan salah satu
faktor penting dari sisi penyedia jasa
untuk memenangkan suatu persaingan
dalam memasarkan produknya, oleh
karena itu harga harus ditetapkan.
Augusty Ferdinand (2006) menyatakan
bahwa harga merupakan salah satu
variabel penting dalam pemasaran, dimana
harga dapat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk
membeli suatu produk, karena berbagai
alasan. Alasan ekonomis akan
4
menunjukkan harga yang rendah atau
harga terlalu berkompetisi merupakan
salah satu pemicu penting untuk
meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi
alasan psikologis dapat menunjukkan
bahwa harga justru merupakan indikator
kualitas dan karena itu dirancang sebagai
salah satu instrumen penjualan sekaligus
sebagai instrument kompetisi yang
menentukan.
Promosi merupakan salah satu
variabel di dalam marketing mix yang
sangat penting dilaksanakan oleh
perusahaan dalam pemasaran produk
atau jasanya. Menurut Swastha dan
Irawan (2005:349) promosi adalah
semua jenis kegiatan pemasaran yang
ditujukan untuk mendorong permintaan.
Promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Rangkuti (2002), menjelaskan
bahwa terdapat sepuluh kriteria umum atau
standar yang menentukan kualitas suatu
jasa, yaitu : Reliability (keandalan),
Responsibility (ketanggapan), Competence
(kemampuan), Acces (mudah diperoleh),
Courtesy (keramahan), Communication
(komunikasi), Credibility (dapat
dipercaya), Security (keamanan),
Understanding/knowing the customer
(memahami pelanggan), Tangibles (bukti
nyata). Tjiptono (2004) menyatakan bahwa
kualitas jasa merupakan tingkat persepsi
terhadap pelaksanaan suatu jasa.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lesehan
Sate Kelinci Batu di Jl. Patimura No. 126
Batu dan di Warung Sate Kelinci Beji di
Jl. Raya Beji Ir. Soekarno No. 36 Batu.
Penelitian dilaksanakan pada bulan januari
– februari 2014.
Metode pengambilan sampel
Penentuan penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan Non
Probability Sampling dengan metode
pengambilan sampel menggunakan
Accidental sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 110 responden.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
dilakukan kuantitatif yang didukung
dengan survei. Data yang diambil
meliputi data primer yang diolah dari hasil
jawaban responden kemudian data
sekunder yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan pihak Lesehan Sate
Kelinci Batu dan Warung Sate Kelinci
Beji.
Analisis Data
Data yang diperoleh selama
penelitian dianalisis menggunakan
analisis faktor dan analisis regresi
berganda. Analisis faktor digunakan untuk
menganalisis data-data masukan yang
berupa data matrik dan terdiri dari
variabel-variabel dengan jumlah yang
besar. Sudjana (2003) menjelaskan bahwa
regresi berganda digunakan untuk
mengetahui dua variabel bebas atau lebih
terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lesehan Sate Kelinci Batu
Lesehan Sate Kelinci didirikan
pada tahun 1998 oleh Bapak H. Hasan
Jumain beserta keluarganya yang berlokasi
di Jl. Patimura No. 126 Batu-Malang.
Jumlah karyawan sebanyak 24 orang. Pada
tahun 2008 Lesehan Sate Kelinci Batu
memperoleh piagam penghargaan MURI
5
atas rekor penyelenggara pendukung bakar
sate kelinci terbanyak pada waktu dan
tempat yang sama. Lesehan sate kelinci
buka mulai jam 08.00 – 21.00 pada hari
biasa dan buka mulai jam 08.00 – 22.00
pada hari weekend atau hari besar. Fasilitas
yang disediakan oleh Lesehan Sate Kelinci
Batu antara lain, area parkir, mushola,
wastafel, taman, toilet dan lain-lain.
Rumah makan Lesehan Sate Kelinci
menyediakan beberapa varian menu lain
antara lain kelinci goreng, sate kalkun, sate
kambing, ayam goreng/bakar, gurami asam
manis, cumi goreng, soto ayam kampung,
bistik daging sapi dll. Harga yang
ditawarkan juga bervariasi, dimulai dari
kisaran harga Rp. 8.000,- sampai dengan
Rp. 35.000,- untuk setiap porsinya.
Warung Sate Kelinci Beji
Warung sate kelinci didirikan pada
tahun 2010 oleh Bapak Sujiono dan
Istrinya Ibu Purwati di Jl. Raya Beji Ir.
Soekarno No. 36 Batu-Malang. Dari awal
berdiri hingga tahun 2014 semua aktivitas
dan kegiatan di Warung Sate Kelinci Beji
dilakukan oleh keluarga sendiri tanpa
merekrut tenaga kerja dari luar. Warung
Sate Kelinci buka mulai jam 07.00 – 24.00
setiap harinya. Fasilitas yang disediakan
antara lain area parkir yang luas, tempat
yang nyaman, wastafel, dan toilet. Warung
sate kelinci menyediakan beberapa varian
menu yaitu kelinci goreng, sate
kelinci/kambing/ayam, sup kelinci,
tongseng kelinci, ayam goreng/bakar,
bakso kelinci dll. Harga yang ditawarkan
bervariasi mulai Rp. 10.000 – Rp. 36.000
untuk setiap porsinya.
Keputusan Pembelian Sate Kelinci
Keputusan pembelian merupakan
sebuah proses yang dilakukan konsumen
dalam melakukan pembelian produk/jasa.
Keputusan pembelian menggambarkan
bagaimana individu secara hati-hati
mengevaluasi berbagai macam atribut
produk/jasa tertentu. Penilaian terhadap
keputusan pembelian berdasarkan nilai
rata-rata tertinggi dari tanggapan
konsumen.
Tabel 1. Keputusan pembelian sate
kelinci di Lesehan Sate
Kelinci Batu
Hasil penelitian diperoleh dari
variabel keputusan pembelian dengan
keempat sub variabel bahwa mayoritas
konsumen menilai setuju akan melakukan
pembelian ulang, tertarik dengan sate
kelinci karena harga dan manfaat daging
kelinci, bersedia merekomendasikan sate
kelinci kepada orang lain, dan memiliki
keyakinan untuk mengkonsumsi sate
kelinci.
Tabel 2. Keputusan pembelian sate
kelinci di Warung Sate Kelinci
Beji
6
Hasil penelitian diperoleh dari
variabel keputusan pembelian (Y) dengan
keempat sub variabel diketahui bahwa
mayoritas konsumen menilai setuju akan
melakukan pembelian ulang,
merekomendasikan sate kelinci kepada
orang lain, memiliki keyakinan untuk
mengkonsumsi sate kelinci dan tertarik
dengan sate kelinci.
Hasil Analisis Faktor
Analisis faktor digunakan untuk
mengetahui apakah seperangkat variabel
tersebut memiliki hubungan keterkaitan.
Tabel 3. Analisis faktor keputusan
pembelian sate kelinci di
Lesehan Sate Kelinci Batu
Tabel 1 merupakan penjabaran dari
hasil analisis faktor pada 14 item
variabel yang menjadi 5 faktor baru
dengan nilai faktor loading.
Tabel 3 merupakan penjabaran dari
hasil analisis faktor pada 14 item
variabel yang menjadi 5 faktor baru
dengan nilai faktor loading.
Tabel 4. Analisis faktor keputusan
pembelian sate kelinci di
Warung Sate Kelinci Beji
Tabel 4 merupakan penjabaran dari
hasil analisis faktor pada 14 item
variabel yang menjadi 4 faktor baru
dengan nilai faktor loading.
Indeks 1 “kualitas pelayanan”
Variabel yang paling berpengaruh
pada variabel kualitas pelayanan adalah
variabel kemampuan berkomunikasi dan
kebersihan fasilitas restoran dengan nilai
loading faktor 0,853 dan 0,932 pada
Lesehan Sate Kelinci Batu, sedangkan
variabel yang paling berpengaruh pada
variabel kualitas pelayanan di Warung
Sate Kelinci Beji yaitu variabel kesigapan
palayan dalam melayani pelanggan dengan
nilai loading faktor 0,782. Proses
komunikasi pelayan dengan konsumen
merupakan proses timbal balik karena
antara pelayan dan konsumen saling
mempengaruhi satu sama lain, yang mana
keduanya saling memberikan informasi,
pesan, gagasan, pikiran, perasaan, dengan
maksud agar orang lain berpartisipasi yang
7
pada akhirnya informasi, pesan, gagasan,
pikiran dan perasaan tersebut menjadi
milik bersama antara komunikator dan
komunikan. Jika pelayan mampu
berkomunikasi baik dengan konsumen
maka konsumen akan merasa nyaman dan
dihargai. Interaksi pegawai dapat terwujud
seperti keramahan, sikap hormat, dan
empati sehingga konsumen akan merasa
nyaman dan memutuskan untuk
melakukan pembelian. Sedangkan
kebersihan merupakan salah satu tanda
dari keadaan hygine yang baik. Kesigapan
merupakan kesiapan pelayan dalam
menanggapi dan memberikan respon
kepada pelanggan. Jika pelayan tanggap
dan sigap dalam melayani pelanggan maka
volume pembelian akan meningkat.
Indeks 2 “kelayakan harga”
Harga yang paling berpengaruh
dalam keputusan pembelian sate kelinci di
Lesehan Sate Kelinci Batu dan di Warung
Sate Kelinci Beji adalah kesesuaian harga
dengan porsinya dengan nilai faktor
loading 0904 dan 0,818. Harga merupakan
variabel yang paling sensitif terhadap
keputusan pembelian. Harga yang murah
dengan kualitas dan kuantitas (porsi) yang
baik menyebabkan mudahnya
pengambilan keputusan terhadap
pembelian produk, begitupun sebaliknya
oleh karena itu, setiap konsumen
senantiasa mencari informasi tentang harga
tidak hanya pada satu tempat, mereka
cenderung membandingkan antara harga
ditempat satu dengan harga ditempat
lainnya misalnya untuk produk olahan sate
kelinci di Lesehan Sate Kelinci Batu
dibandingkan dengan Warung Sate Kelinci
yang lainnya. Dengan harapan mereka
mendapatkan produk yang kualitas dan
kuantitasnya (porsi) sama tetapi
mendapatkan harga yang sesuai.
Indeks 3 “produk dan ketepatan”
Variabel produk yang paling
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian sate kelinci di Lesehan Sate
Kelinci Batu yaitu rasa produk dengan
nilai loading faktor sebesar 0,855.
Sedangkan di Warung Sate Kelinci Beji
variabel produk yang paling berpengaruh
rasa produk memiliki nilai loading faktor
sebesar 0,909. Rasa merupakan hal yang
sangat dipertimbangkan konsumen
terutama dalam mengonsumsi produk
olahan daging kelinci. Rasa, tekstur, dan
warna daging kelinci mirip dengan daging
ayam. Secara umum, daging
kelinci tersusun dari serat-serat halus yang
membuatnya lezat. Rasa daging pun lebih
kenyal dibanding daging ayam yang terasa
lebih empuk. Kandungan airnya sebanyak
67,6% yang juga lebih tinggi daripada
daging ayam. Lemak pada daging
kelinci sebanyak 75 gram per kilogram dan
lemak ini didominasi oleh lemak tak jenuh
yang sangat baik bagi tubuh. Keunggulan
lainnya dari daging kelinci adalah
kandungan protein yang jumlahnya lebih
tinggi dibandingkan daging ayam dan
daging merah lainnya. Kolesterol
pada daging kelinci sebesar 1,39 mg/kg
dan natrium sebesar 399 mg/kg. Selain itu,
rasa sate kelinci yang gurih, nikmat dan
lezat juga dipengaruhi oleh bumbu
rempah-rempah yang digunakan oleh
Lesehan Sate Kelinci Batu dan Warung
Sate Kelinci Beji sehingga aroma dan rasa
yang dikeluarkan dari masakan sate kelinci
tersebut sangat menggugah selera makan.
Indeks 4 “media promosi”
Variabel yang paling berpengaruh
pada variabel promosi adalah variabel
kuantitas iklan dengan nilai loading faktor
0,961 pada Lesehan Sate Kelinci Batu,
sedangkan di Warung Sate Kelinci Beji
8
memiliki nilai loading faktor 0,942. Pada
hakikatnya promosi merupakan suatu
bentuk komunikasi pemasaran yaitu
aktivitas yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk dan
atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Kuantitas iklan yang
dimaksudkan yaitu seberapa banyak atau
seberapa sering konsumen
mendengar/mengetahui keberadaan rumah
makan Lesehan Sate Kelinci Batu dan
Warung Sate Kelinci Beji sebelum
memutuskan untuk melakukan pembelian.
Media promosi merupakan sarana
yang digunakan untuk
mengkomunikasikan suatu
produk/jasa/image/perusahaan ataupun
yang lain untuk dapat lebih dikenal
masyarakat lebih luas dimana dengan
promosi ini diharapkan seseorang bisa
mengetahui, mengakui, memiliki dan
mengikatkan diri pada suatu
barang/jasa/produk/image/perusahaan
yang menjadi sasarannya. Salah satu
bagian penting dari promosi yaitu
menentukan media promosi yang paling
tepat.
Hasil Analisis Regresi Berganda di
Lesehan Sate Kelinci Batu
Hasil analisis regresi barganda
menunjukkan bahwa variabel kualitas
pelayanan, kelayakan harga dan
kebersihan restoran mempengaruhi
konsumen terhadap keputusan pembelian
sate kelinci di Lesehan Sate Kelinci Batu.
Tabel 5. Hasil analisis regresi berganda
di Lesehan Sate Kelinci Batu
Hasil Analisis Regresi Berganda di
Warung Sate Kelinci Beji
Hasil analisis regresi barganda
menunjukkan bahwa variabel kualitas
pelayanan, harga dan kesesuaian porsi
mempengaruhi konsumen terhadap
keputusan pembelian sate kelinci di
Warung Sate Kelinci Beji.
Tabel 6. Hasil analisis regresi berganda
di Warung Sae Kelinci Beji
9
KESIMPULAN
1. a. Keputusan pembelian di Lesehan
Sate Kelinci Batu di presentasikan oleh
konsumen bahwa konsumen merasa
senang dan puas sehingga konsumen
memutuskan untuk membeli ulang,
memiliki ketertarikan terhadap sate
kelinci, bersedia merekomendasikan
sate kelinci kepada orang lain, dan
memiliki keyakinan untuk memilih
mengkonsumsi sate kelinci.
b. “Kualitas pelayanan”, “kebersihan
restoran” dan “kelayakan harga”
berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sate kelinci di Lesehan Sate
Kelinci Batu.
2. a. Keputusan pembelian di Warung Sate
Kelinci Beji ditunjukkan oleh
konsumen bahwa konsumen setuju
bahwa konsumen merasa senang dan
puas sehingga memutuskan untuk
membeli ulang, merekomendasikan sate
kelinci kepada orang lain, memiliki
keyakinan untuk memilih sate kelinci
dan tertarik terhadap sate kelinci di
Warung Sate Kelinci Beji.
b. “Kualitas pelayanan”, “harga dan
kesesuaian porsi” berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian sate
kelinci di Warung Sate Kelinci Beji.
SARAN
Rasa khas dan aroma produk perlu
dipertahankan agar dapat mempertahankan
konsumen dan meningkatkan keputusan
pembelian. Diharapkan produsen
melakukan survei harga pada rumah
makan lain sebagai pembanding dalam
menentukan harga dan melakukan
pengenalan produk lewat internet tidak
hanya lewat blog tetapi perlu ditingkatkan
lagi misalnya melalui jejaring sosial
(facebook, twitter dll) serta perlu dilakukan
peningkatan pada indikator kesigapan
pelayan, kecepatan pelayanan dengan
menambah jumlah karyawan sehingga
konsumen tidak perlu menunggu terlalu
lama dan sebaiknya pelayan lebih ramah
ketika melayani konsumen yang datang.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran
(Dasar, Konsep dan Strategi).
Penerbit PT. Grafindo Persada.
Jakarta.
A.O’Cass. 2000. An assessment of
consumers product, purchase
decision, advertising and
consumption involvement in
fashionclothing. Journal of
Economic Psychology 21 (2000)
545–576
Effendi. 1982. Marketing Manajemen.
Institute Manajemen Widya Gama.
Malang
Ferdinand, A. 2006. Metode penelitian-
Manajemen. Edisi 2. Badan
penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang
Kotler., dan Armstrong. 2001. Prinsip-
Prinsip Pemasaran. Alih bahasa
oleh Damos Sihombing, Edisi
Kedelapan Jilid II. Erlangga:
Jakarta
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran.
Edisi Milenium. Jilid 3. Penerbit
Indeks.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen
Pemasaran Jasa (Teori dan
Praktik). Jakarta: Salemba Empat
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002.
Perilaku Konsumen. Edisi Revisi.
Refika Aditama. Bandung.
Marsum, W.A. 1993. Restoran dan Segala
Permasalahannya. Andi.
Yogyakarta
10
Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
Kedua, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka. Jakarta
Singarimbun, M dan Effendy, S. 1995.
Metode Penelitian Survey. LP3ES.
Jakarta
Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi
dan Korelasi. Tarsito. Bandung.
Swastha Dharmmesta, Basu dan Hani
Handoko. 1997 Manajemen
Pemasaran : Analisa Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, F. 2000. Strategi Pemasaran.
Andi Offset. Yogyakarta.