analisis faktor-faktor bauran pemasaran pariwisata pulau bali ...
GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN ...
i
GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN
PEMASARAN) OBAT OVER THE COUNTER PADA
PT. KIMIA FARMA TRADING & DISTRIBUTION
CABANG TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh:
UMY SAHIDAH ROBIATUL ADAWIYAH
NIM.16080179
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019
ii
GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN
PEMASARAN) OBAT OVER THE COUNTER PADA
PT. KIMIA FARMA TRADING & DISTRIBUTION
CABANG TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai
Gelar Derajat Ahli Madya Farmasi
Disusun oleh:
UMY SAHIDAH ROBIATUL ADAWIYAH
NIM.16080179
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2019
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BARUAN
PEMASARAN) OBAT OVER THE COUNTER PADA
PT. KIMIA FARMA TRADING & DISTRIBUTION
CABANG TEGAL
Oleh :
UMY SAHIDAH ROBIATUL ADAWIYAH
16080179
DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Agus Susanto, S.Th., M.Ikom Anggy Rima Putri, M.Farm.,Apt
NIDN. 0615088001 NIDN. 0601068801
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karyatulisilmiahinidiajukanoleh :
NAMA : UMY SAHIDAH ROBIATUL A.
NIM : 16080179
Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi
JudulKarya Tulis Ini : GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX
(BAURAN PEMASARAN) OBAT OVER THE
COUNTER PADA PT. KIMIA FARMA
TRADING DAN DISTRIBUTION CABANG
TEGAL
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
TIM PENGUJI
Penguji1 : Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc., Apt ( )
Penguji 2 : Agus Susanto, S.Th., M.Ikom ( )
Penguji 3 : Anggy Rima Putri, M.Farm., Apt ( )
Tegal,
Program Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,
HeruNurcahyo, S.Farm., M. Sc., Apt
NIDN. 0611058001
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA : UMY SAHIDAH ROBIATUL A.
NIM : 16080179
TandaTangan :
Tanggal :
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
NAMA : UMY SAHIDAH ROBIATUL ADAWIYAH
NIM : 16080179
Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi
JenisKarya : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklutif (None
exclusive Royalty Free Right) atau karya ilmiah saya yang berjudul :
GAMBARAN STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
OBAT OVER THE COUNTER PADA PT. KIMIA FARMA TRADING &
DISTRIBUTION CABANG TEGAL.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti/Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilih Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tegal
Pada Tanggal :
Yang menyatakan
(UMY SAHIDAH ROBIATUL A.)
vii
INTISARI
ADAWIYAH. ROBIATUL SAHIDAH UMY 2019. GAMBARAN
STRATEGI MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)OBATOVER
THE COUNTER PADA PT. KIMIA FARMA TRADING&DISTRIBUTION
CABANG TEGAL. KTI DIII FARMASI POLITEKNIK HARAPAN
BERSAMA TEGAL
Marketing Mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penerapan strategi marketing mix
(bauran pemasaran) ditinjau dari produk, harga , promosi, dan tempat dalam
melakukan penjualan obat bebas di PT. Kimia Farma Trading & Distribution
cabang Tegal.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian ini adalah Apoteker penanggung jawab di Kimia Farma,Tenaga kerja
kefarmasian di Kimia Farma,Salesman Kimia Farma. Data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data bersifat
deskriptif yang digunakan dari beberapa sumber yang langsung maupun tidak
langsung yang disajikan tulisan.
Penerapan strategi marketing mix (bauran pemasaran) di PT Kimia Farma
Trading & Distribution cabang Tegal ditinjau dari produk obat bebas yaitu dari
segi Produk yang dijual oleh PT Kimia Farma Trading & Distribution antara lain
tablet, kapsul, sirup, suspensi, salep, krim, tetes mata. Segi harga obat bebas harga
netto apotik, pajak penambahan nilai. Tempat distribusi sangat strategis dari segi
sistem pendistribusiannya ke tangan konsumen lebih mudah karena terletak di
jalan pantura yang memudahkan dalam pendistribusiannya. Promosi dilakukan
dengan bekerjasama dengan dokter dengan menjadi sponsor dalam acara seminar
atau menawarkan langsung dan menawarkan bonus menarik dalam bentuk
souvenir yang bertuliskan obat bebas.
Kata kunci: Marketing Mix,Obat Bebas,PT. Kimia Farma
viii
ABSTRACT
ADAWIYAH. ROBIATUL SAHIDAH UMY 2019. DESCRIPTION OF THE
MARKETING MIX STRATEGY (MARKETING SIZE) DRUG OVER THE
COUNTER IN PT. FARMA TRADING & DISTRIBUTION TEGAL BRANCH.
DIPLOMA OF PHARMACY PROGRAM HARAPAN BERSAMA
POLYTECHNIC.
Marketing Mix is a set of marketing tools used by companies to
continuously achieve their marketing goals in the target market. This study aims
to determine the application of the marketing mix strategy (marketing mix) in
terms of product, price, promotion, and place in selling over-the-counter drugs at
PT. Kimia Farma Trading & Distribution Tegal branch.
This study uses a type of qualitative descriptive research. The subjects of
this study were pharmacists in charge of Kimia Farma, pharmaceutical workers
in Kimia Farma, Kimia Farma Salesman. Data collected through observation,
interviews and documentation studies. Descriptive data analysis is used from
several sources that are directly or indirectly presented in writing.
The implementation of the marketing mix strategy in PT Kimia Farma Tegal
branch in terms of free drug products, namely in terms of generic drug products
sold by PT Kimia Farma, among others, tablets, capsules, syrups, suspensions,
ointments, creams, eye drops, suppositories. In terms of the price of the drug-free
drug prices, additional value tax. The distribution place is very strategic in terms
of the system of distributing it to consumers more easily because it is located on
the Pantura road which makes it easy to distribute. Promotion is done by
collaborating with doctors by sponsoring seminars or offering direct and
attractive bonuses in the form of souvenirs that read over-the-counter drugs.
Keywords: Marketing Mix, Free Drugs, PT. Kimia Farma
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ........................................................................................... i
Halaman Judul .............................................................................................. ii
Halaman Persetujuan .................................................................................... iii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iv
Halaman Pernyataan ..................................................................................... v
Motto ............................................................................................................ vi
Persembahan ................................................................................................. vii
Prakata .......................................................................................................... viii
INTISARI ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................ ..x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ .1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah .................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ...................................... 5
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Pemasaran ........................................................ 5
2.1.2 Tujuan Pemasaran .............................................................. 7
2.1.3 Konsep Pemasaran ............................................................. 7
2.1.4 Strategi Pemasaran ............................................................. 10
2.1.4.1. Pengertian .............................................................. 10
2.1.4.2. Jenis Strategi Pemasaran ........................................ 13
2.1.5Marketing Mix ..................................................................... 15
x
2.1.6 Obat Over The Counter ....................................................... 24
2.1.7 Pedagang Besar Kefarmasian .............................................. 25
2.1.7.1. Pengertian Pedagang Besar Farmasi ........................ 29
2.1.7.2. Fungsi Pedagang Besar Farmasi .............................. 27
2.1.7.3. Kewajiban Pedagang Besar Farmasi ........................ 27
2.1.7.4. Kewajiban Apoteker di Pedagang Besar Farmasi ..... 29
2.1.7.5. Larangan Bagi Pedagang Besar Farmasi .................. 31
2.1.8 PT. Kimia Farma ................................................................. 32
2.1.8.1. Sejarah PT. Kimia Farma ......................................... 32
2.1.8.2. Visi dan Misi PT. Kimia Farma ............................... 33
2.1.8.3. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma ...................... 35
2.1.9 Kerangka Teori ...................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 38
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 38
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian ................................................ 38
3.3 Subjek Penelitian ...................................................................... 39
3.4 Variabel Penelitian ................................................................... 39
3.5 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 39
3.6 Cara Pengumpulan Data ........................................................... .40
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ................................................... .41
3.8 Etika Penelitian......................................................................... .42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ .43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..63
LAMPIRAN…………………………………………………………………….67
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo Obat Bebas…........................................................................25
Gambar 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas…... .....................................................25
Gambar 2.3 Struktur Organisasi………......................................................... .34
Gambar 2.4 Kerangka Teori .......................................................................... .35
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian …........................................................................4
Tabel 4.1 Karakteristik Informan ................................................................ 43
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Tentang Product .............................................. 43
Tabel 4.3 Contoh Produk di PT. Kimia Farma ............................................. 44
Tabel 4.4 Nama Sediaan Tablet ................................................................... 45
Tabel 4.5 Nama Sediaan Kaplet .................................................................. 45
Tabel 4.6 Nama Sediaan Sirup dan Suspensi ............................................... 46
Tabel 4.7 Nama Sediaan Salep dan Krim .................................................... 46
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Tentang Price………………………………….50
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Tentang Place………………………………….53
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Tentang Promotion…………………………..56
Tabel 4.11 Matriks Implentasi Marketing Mix………………………………….58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 67
Lampiran 2 Surat Persetujuan Penelitian ..................................................... 68
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Selesai Observasi ................................ 69
Lampiran 4 Ceklis Observasi ....................................................................... 70
Lampiran 5 Pedoman Wawancara ............................................................... 71
Lampiran 6 Nama-nama Obat OTC ............................................................. 79
Lampiran 7 Curicullum Vitae ...................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya
penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan
obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia pada saat diperlukan dalam
jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan berkualitas baik
(Sambara, 2007).
Saat ini banyak sekali beredar berbagai macam jenis obat baik produk
generik maupun produk dagang, pada umumnya konsumen atau masyarakat
lebih tertarik untuk mengkonsumsi produk obat bermerk atau produk dagang
dibandingkan produk generik, hal itu disebabkan adanya anggapan bahwa
obat generik mutunya lebih rendah dari pada produk yang bermerk dagang
(Rahayu dkk, 2006).
Suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam
menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah
atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh
atau bagian tubuh manusia.
Berdasarkan hasil suplei penelitian dengan Apoteker penanggung
jawab di PT Kimia Farma Trading & DistributionCabang Tegal, PT Kimia
Farma dapat memasarkan produk OTC lebih meningkat per tahunnya, hal
2
ini dibuktikan dengan data pemasaran pada tahun 2016-2017 produk OTC
dapat dipasarkan hingga target 30%, dan pada tahun 2017-2018 PT Kimia
Farma memiliki kenaikan target untuk memasarkan produk OTC itu sendiri
hingga 35% , sampai pada tahun 2018-2019 produk OTC di PT Kimia Farma
dapat dipasarkan hingga target 40% perbulannya (Observasi dan
Wawancara, 2019). Oleh karena itu peneliti berminat untuk melakukan
penelitian di PT Kimia Farma untuk mengetahui strategi marketing mix pada
produk obat OTC.
Kotler (2012) menyatakan bahwa Marketing Mix merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut
Dharmesta dan Irawan (2011) mendefinisikan marketing mixsebagai
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi. Strategi Marketing Mix telah mampu memasarkan produk
dan jasadengan baik bagi banyak perusahaan, hal ini akan berpengaruh
terhadap keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa
marketing sebenarnya merupakan ujung tombakdari suatu perusahaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian terkait dengan penerapan strategi
marketing mix di perusahaan.
Kimia Farma Trading & Distribution adalah salah satu perusahaan
yang memasarkan obat over the counterdalam jumlah besar dengan beberapa
item. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki banyak cabang yang
3
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kimia FarmaTrading& Distribution
memiliki produk obat over the counter yang bermutu dan terjamin.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Penerapan Strategi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) dalam
melakukan penjualan Obat Bebas dengan merk dagang pada PT. Kimia
Farma Trading & Distribution cabang Tegal”
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah karya tulis ilmiah ini adalah bagaimanakah
gambaran strategi marketing mix (bauran pemasaran) dalam melakukan
penjualan obat over the counterdiPT. Kimia Farma Trading & Distribution
cabang Tegal?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Gambaran Marketing mix dilakukan pada jenis over the counter, ditinjau
dari segi produk, harga, tempat dan promosi.
b. Penelitian dilakukan di Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma Trading &
Distribution cabang Tegal.
c. Periode penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Maret 2019
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan strategi
marketing mix (bauran pemasaran) obat over the counter diPT. Kimia Farma
Trading & Distribution cabang Tegal.
4
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi dan
pengetahuan tentang marketing mix dan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang marketing mix.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi PT. Kimia Farma
Diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam
menentukan keputusan dan kebijakan perusahaan tentang marketing
mixyang baik di masa yang akan datang.
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam penelitian
lebih lanjut dengan metode strategi pemasaran yang berbeda.
5
1.6. KeaslianPenelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Pembeda Setiawan
(2011)
Khairani
(2017)
Sahidah
(2019)
Judul Penelitian Penerapan
strategi
marketing mix
dalam
melakukan
penjualan
pada PT.
Kimia
Trading &
Distribution
Cabang
Surakarta
Gambaran
strategi
marketing mix
(Bauran
Pemasaran)
dalam
melakukan
penjualan pada
PT. Kimia
Farma Trading
& Distribution
Gambaran strategi
marketing mix
(Bauran
Pemasaran) pada
PT. Kimia Farma
Trading&Distribut
ion Cabang Tegal
Sampel Obat bebas Obat generik Over the counter
Metode Analisis
Metode
Deskripsi
Metode
Deskripsi
Deskriptif Kualitatif
Hasil Penelitian
1. Pengujian
secara parsial
pada hipotesis
pertama (H1)
memberikan
hasil yang
tidak dimana
harga (X1)
secara parsial
hanya
berpengaruh
negatif namun
tidak
signifikan
terhadap
penjualan (α =
5%).
Sedangkan
Pengujian
hipotesis
kedua (H2)
dan ketiga
(H3)
memberikan
1. Dari segi
product yang
ditawarkan
yaitu: obat
OTC, Ethical,
Generik,
kontraseptik
KB, alat
kesehatan,
dan obat-
obatan
narkotika dan
psikotropika
2. Dari segi
Price:
Harganya
sangat
bersaing,
harga
disesuaikan
dengan
kondisi
perekonomian
, dan harga
1. Dari segi Product:
Menjaga kualitas
produk mulai dari
penerimaan
barang sampai
penyimpanan
barang yang
sesuai dengan
spesifikasinya dan
Penyimpanan
menggunakan
system FEFO
(First Expired
First Out).
2. Dari segi Price:
Menggunakan
harga reguler,
BPJS, e-catalog
dan harga
standarisasi dan
menggunakan
harga netto +
pajak
penambahan nilai
6
hasil yang
mendukung.
Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
variable
promosi (X2)
dan merek
(X3) secara
parsial
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
volume
penjualan,
dimana merek
lebih
berpengaruh
signifikan
dibandingkan
dengan
promosi
terhadap
peningkatan
volume
penjualan.
2. Pengujian
secara
simultan pada
hipotesis
keempat (H4),
yaitu bahwa
variabel harga
(X1), promosi
(X2) dan
merek (X3)
secara
simultan
berpengaruh
sangat
signifikan
terhadap
penjualan (Y).
disesuaikan
dengan biaya
bahan baku
obatnya.
3. Dari segi
Place yaitu:
Menggunakan
saluran
distribusi
tidak
langsung,
sebab
perusahaan
tersebut
melibatkan
pedagang
besar farmasi,
salesman,
pengecer dan
konsumen
akhir.
4. Dari segi
Promotion
yaitu
menggunkan
brosur,
periklanan
melalui media
elektronik dan
media massa,
pensponsoran
acara,
spanduk,
baloho dan
pamflet,
website
perusahaan
dan gambar
produk yang
berada
dimobil
perusahaan.
sehingga harga
terjangkau oleh
konsumen
3. Dari segi Place:
Kemudahan jalur
distribusi yang
menuju ke outlet,
Jalur distribusi
memudahkan
dalam pemesanan
produk
4. Dari segi
Promotion:
Mempromosikand
engan cara
pengenalan
produk kepada
dokter, Menjadi
sponsor dalam
acara seminar
atau menawarkan
langsung,
Menawarkan
bonus menarik
dalam bentuk
souvenir yang
bertuliskan ober
the counter.
Lanjutan Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan aktivitas penting yang dilakukan
suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun, baik
memproduksi barang maupun jasa. Perusahaan dituntut agar dapat
memasarkan produknya semaksimal mungkin sampai tercapainya
target yang telah ditentukan perusahaan sehingga dapat memperoleh
laba sesuai dengan tujuan perusahaan, ditambah lagi dengan
bagaimana caranya agar perusahaan memberikan yang terbaik bagi
konsumen, melalui pemenuhan kebutuhan konsumen dengan baik,
sehingga tercapainya kepuasan. Adanya persaingan pasar, juga
memacu setiap perusahaan untuk memahami dengan baik suatu proses
memasarkan produk perusahaan. Kunci dari pencapaian tujuan
perusahaan adalah sebaik apa perusahaan dapat memahami kebutuhan
dan keinginan dari konsumen (Hasan 2013).
Menurut Kotler (2009) Pemasaran adalah proses sosial
yang dengan proses satu individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkandengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain. Sedangkan American Marketing
8
Association, seperti yang dikutip oleh Kotler (2009) menawarkan
definisi pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
sasaran-sasaran individu dan organisasi.
Menurut Kotler dan Keller (2011) dalam buku Marketing
Management pengertian pemasaran adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Sedangkan menurut
Maynard dan Beckman yang dikutip oleh Alma (2011) dalam bukunya
Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,pemasaran mencakup
semua aktivitas bisnis yang terlibat dalam arus barang dan jasa dari
produksi fisik hingga konsumsi.Sedangkan menurut Daryanto (2011)
mengemukakan pemasaran adalahsuatu proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawaran dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain.Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu aktifitas dalam
menyampaikan barang atau jasa kepada para konsumen, dimana
kegiatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen.
2.1.2. Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran menurut Hasan (2013) mencakup
maksimalisasi keuntungan, memaksimalkan bangsa pasar,
9
memaksimalkan penjualan, meningkatkan citra merek, meningkatkan
kepuasan pelanggan, menyediakan value dan memelihara stabilitas
harga.Pemasaran harus bertitik tolak dari kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan memperkirakan sekaligus menentukan kebutuhan
dan keinginan serta penyerahan barang dan jasa yang memuaskan
secara efektif dan efisien.Pada era global yang sangat kompetitif
pemasaran diibaratkan sebagai denyut jantung bagi kelangsungan
perusahaan.Perusahaan tidak hanya memperlihatkan kualitas produk
tetapi juga strategi pemasarannya. Perusahaan yang peka terhadap
perubahan harus dapat dikombinasikan apa yang dijual, berapa banyak
yang bisa dijualdan strategi apa yang harus didayagunakan untuk
memikat konsumen (Hasan, 2013).
2.1.3. Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran (marketing concept) merupakan konsep
dengan titik berat kepada kebutuhan konsumen, filosofi ini lebih
memfokuskan kepada merasakan dan merespon terhadap apa yang
dibutuhkan konsumen (Kotler dan Armstrong, 2012:Kotler dan Keller,
2012). Sudut pandang konsep ini adalah dari luar ke dalam (outside-in
perspective), yaitu memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen
dengan memberikan produk yang tepat bagi kebutuhan konsumen
bukan mencari konsumen yang tepat untuk produk anda.Kotler (2012)
mendefinisikan konsep pemasaran sebagai kunci untuk meraih tujuan
organisasi secara efektif dengan memadukan kegiatan pemasaran guna
10
menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.
Berdasarkan konsep pemasaran tersebut, apabila perusahaan dapat
mencapai keberhasilan berpijak pada tiga faktor dasar sebagai berikut:
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan haruslah
berorientasi pada konsumen atau pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan dapat dicapai, melalui
pemuasan kebutuhan konsumen.
3. Seluruh kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan
diintegrasikan, agar dapat memberikan kepuasan optimal kepada
konsumen.
Konsep Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2010),
ada lima konsep alternatif yang melandasi aktivitas pemasaran yaitu :
1. Konsep Produksi (Production Concept)
Falsafah yang mengatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang mudah diperoleh dan sangat terjangkau.
Oleh karena itu, manajemen harus berfokus pada perbaikan
efisiensi produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk (Product Concept)
Gagasan bahawa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat terbaik.
Organisasi harus mencurahkan tenaganya untuk melakukan
perbaikan produk terus-menerus.
3. Konsep Penjualan (Selling Concept)
11
Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup
banyak produk perusahaan kecuali bila perusahaan tersebut
melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar.
4. Konsep Pemasaran (Marketing Concept)
Falsafah menajemen pemasaran mengatakan bahwa untuk
mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran dan memuaskan pelanggan secara
lebih efektif dari pada yang dilakukan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Societal Marketing
Concept)
Gagasan yang menyatakan bahwa organisasi harus
menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran dan
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan
efisien dari pada pesaing dengan suatu cara yang dapat menjaga
dan meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat.
2.1.4. Strategi Pemasaran
2.1.4.1. Pengertian
Menurut Kurtz (2008), strategi pemasaran adalah
sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan
target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun
kombinasi elemen dan bauran pemasaran: product, price,
placeand promotion, Sedangkan Menurut Kotler (2008),
strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit
12
bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan
keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.
Menurut Kotler (2008), dalam upaya untuk
mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan,
perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari
bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan
konsumen yang sangat berbeda-beda. Perusahaan
menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen
konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang
sebesarnya. Proses ini meliputi segmentasi pasar, target pasar,
posisi, pembeda.
1. Segmentasi Pasar
Menurut Kotler & Amstrong (2008), segmentasi
pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup-grup
pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku
yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler
sebagai berikut:
a. Geografik
Segmen geografik adalah membagi keseluruhan
pasar menjadi kelompok homogeneous berdasarkan
lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua
konsumen dilokasi tersebut mempunyai keputusan
13
pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat
membantumengidentifikasi secaraumum akan
kebutuhan konsumen disuatu lokasi.
b. Demografis
Segmentasi dari demografis dibagi menjadi 3 , yaitu :
1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen
berubah seiring usia.
2) Jenis Kelamin : Membagi pasar sesuai dengan jenis
kelamin.
3) Pendapatan : Membagi pasar sesuai kelompok
pendapatan yang berbeda-beda.
c. Psyhographic
Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya
hidup, dan karakteristik pribadi.
d. Tingkah Laku
Membagi pasar berdasarkan pengetahuan
konsumen, sikap, dan respon terhadap sebuah produk.
2. Target Pasar
Setiap perusahaan dapat masuk kedalam satu atau
beberapa segmen pasar. Setelah perusahaan
mengidentifikasi segmen pasarnya, market targeting
mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen dan
memilih segmen pasar (Daryanto, 2011).
14
3. Posisi
Positioning adalahmempromosikan suatu produk
dengan jelas, tepat dan berbeda untuk bersaing dipikiran
target konsumen (Kotler & Keller, 2006).
4. Pembeda
Membuat suatu perbedaan kepada target konsumen
dengan menciptakan nilai yang berbeda dipikiran
konsumen (Tjiptono & Candra, 2012).
2.1.4.2. Jenis Strategi Pemasaran
Assauri (2008) menyatakan bahwa strategi
pemasaran dapat dibedakan tiga jenis strategi pemasaran yang
dapat ditempuh perusahaan yakni :
1. Strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar
Strategi ini menganggap pasar sebagai keseluruhan,
jadi perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan secara
umum. Produk yang dihasilkan dan dipasarkan biasanya
hanya satu macam produk saja dan berusaha menarik
konsumen dengan satu rencana pemasaran saja.
2. Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar.
Strategi pemasaran ini melayani kebutuhan
beberapa kelompok tertentu dengan satu jenis produk
tertentu pula. Jadi produsen atau perusahaan
menghasilkan produk yang berbeda sesuai dengan segmen
15
pasar. Dengan kata lain produsen dan perusahaan
menawarkan berbagai variasi produk yang disesuaikan
kebutuhan dan keinginan kelompok pembeli atau
konsumen yang berbeda-beda, dengan program
pemasaran yang khusus diharapkan dapat dicapai tigkat
keberhasilan penjualan pada masing-masing segmen
tersebut.
3. Strategi pemasaran yang terkonsentrasi
Strategi pemasaran ini adalah dengan
mengkhususkan pemasaran produknya kedalam beberapa
segmen pasar dengan pertimbangan keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini
produsen memilih segmen pasar tertentu dan menawarkan
produk yang sesuai kebutuhan kelompok konsumen
sesuai segmen pasar itu, tentunya lebih spesifik.
Perusahaan produsen memusatkan perhatian dan seluruh
kegiatan akan memberikan keuntungan yang optimal.
Keuntungan strategi ini adalah perusahaan akan
memperoleh posisi yang kuat pada segmen pasar yang dipilih.
Perusahaan akan lebih fokus dan mempunyai pengalaman
yang lebih baik dalam melakukan pendekatan guna
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen sedangkan,
Kelemahan strategi ini adalah produsen harus waspada
16
terhadap resiko besar apabila hanya tergantung pada satu atau
beberapa segmen pasar saja, karena dikhawatirkan terjadi
perubahan kebutuhan (selera) konsumen atau meningkatnya
kemampuan daya saing perusahaan lain yang lebih baik
(Assauri, 2008).
2.1.5. Bauran Pemasarann (Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) Marketing mix
adalah alat pemasaran yang baik yaitu terdiri dariproduk, harga,
promosi, distribusi, lalu dikombinasikan untukmenghasilkan respon
yang diinginkan dari target pasar.Menurut Sumarmi dan Soeprihanto
(2010) menjelaskan, Marketing mix adalah kombinasi dari variabel
atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu
produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing
mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen. Dalam
bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal
dalam istilah 4P, yaitu produk, harga, tempat atau saluran distribusi,
dan promosi menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010).
1. Product (Produk)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), Produk
adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi
yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk tidak
17
hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun
gabungan dari keduanya (barang dan jasa).Kombinasi barang dan
jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran meliputi:
ragam, kualitas, desain. fitur, nama merek dan kemasan.
2. Price (Harga)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010) harga adalah,
Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya. Setelah produk yang diproduksi siap untuk
dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk
tersebut. Sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk meliputi: daftar harga, diskon potongan harga,
periode pembayaran, dan persyaratan kredit.
Rahman (2010) menjelaskan tingkat harga terjadi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Keadaan perekonomian
Keadaan perekonomian suatu negara sangat mempengaruhi
tingkat harga yang berlaku.
2. Pemintaan dan penawaran
Permintaan adalah suatu jumlah yang ditawarkan oleh
pembeli pada tingkat harga tertentu.
3. Elastisitas permintaan
18
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan harga
adalah sifat permintaan pasar yang tidak hanya mempengaruhi
harga tapi juga volume yang dapat dijual.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi
oleh keadaan persaingan yang ada.
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam menentukan harga, sebab
suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan
mengakibatkan kerugian, tetapi jika harga jual di atas biaya,
marjinnya akan menjadi keuntungan.
6. Tujuan perusahaan
Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Laba maksimum
b. Volume penjualan tertentu
c. Penguasaan pasar
d. Kembalinya modal yang tertanam dalam jangkawaktu
tertentu.
7. Pengawasan pemerintah
Pengawasan pemerintahan dapat diwujudkan dalam
bentuk, penetuan harga maksimun dan minimum, diskriminasi
19
harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
Kotler (2012) keputusan pembelian adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar
membeli. Kotler dan Keller (2012) menyatakan terdapat enam
tahap keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen
pelanggan yaitu:
1. Pemilihan Produk, konsumen mengambil keputusan untuk
membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk
tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus
memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat membeli produknya.
2. Pemilihan Merek, konsumen harus mengambil keputusan
tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek
mempunyai perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah
merek.
3. Pemilihan Saluran Pembelian, konsumen harus mengambil
keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi.
Setipa konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan
penyalur biasanya dikarenakan faktor lokasi yang dekat,
harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan belanja, keluasan tempat dan sebagainya.
20
4. Jumlah Pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan
seberapa banyak produk yang akan dibelinya. Dalam hal ini
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai
dengan kebutuhan konsumen.
5. Waktu Pembelian, keputusan konsumen dalam waktu
pembelian bisa berbeda-beda, misalnya: ada yang membeli
setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, bahkan satu
bulan sekali tergantung kebutuhannya.
3. Place (Tempat)
Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran
distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada
konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto (2010) tentang
saluran distribusi adalahSaluran yang digunakan oleh produsen
untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau industri pemakai. Kegiatan perusahaan yang
membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran meliputi: Lokasi,
saluran distribusi, persediaan, transportasi dan logistik .
Menurut Kotler (2010), mengemukakan tentang saluran
pemasaran yaitu untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat
memilih cara penyaluran barang atau jasa baik secara langsung
maupun tidak langsung mengharuskan perusahaan untuk menjual
produknya kepada konsumen akhir (misalnya dengan cara
mengirim tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk
21
dari perusahaannya). Sedangkan penyaluran secara tidak langsung
menghendaki adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen,
atau pengecer.
4. Promotion (Promosi)
Menurut Tjiptono (2008), pada hakikatnya promosi
adalahsuatu bentuk komunikasi pemasaran.Yang dimaksud dengan
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Aktivitas yang
menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya meliputi : Iklan dan promosi penjualan.
Menurut Kotler dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2011)
Untuk mengembangkan komunikasi yang efektif, diperlukan suatu
program delapan langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Audiens Target
Dalam tahap ini kita menentukan siapa audiens target
kita. Audiens target bisa merupakan individu, kelompok
masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan
segmentasi dan penargetan, maka segmen itulah yang menjadi
audiens target.
22
b. Menentukan Tujuan Komunikasi
Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya,
maka kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang
dikehendaki. Perusahaan harus menentukan tujuan
komunikasinya, Apakahuntuk menciptakan kesadaran,
pengetahuan, kesukaan, pilihan,keyakinan, atau pembelian.
c. Merancang Pesan
Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang
efektif.Idealnya suatu pesan harus mampu memberikan perhatian
(attention-A), menarik (interest-I), membangkitkan keinginan
(desire-D) dan menghasilkan tindakan (action-A), yangsemuanya
dikenal sebagai metode AIDA.Pesan yang efektif harus dapat
menyelesaikan empat masalah,yaitu How, What, When, dan Who.
d. Menyeleksi Saluran Komunikasi
Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran
komunikasi yangefisien untuk membawakan pesan. Saluran
komunikasi itu bisaberupa komunikasi personal ataupun
nonpersonal.
e. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi
Menetapkan anggaran sangatlah penting karena
untukmenentukan menggunakan media apa, juga tergantung
padaanggaran yang tersedia. Perusahaan berorientasi pada
23
pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sehingga
sebesaritu anggaran yang akan berusaha disediakan.
f. Menentukan Bauran Promosi
Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran
promosiadalah menentukan bauran promosi apa yang akan
digunakan,apakah melalui periklanan, penjualan perseorangan,
promosipenjualan, atau hubungan masyarakat, dan lain-lain
(bauran dari berbagai perangkat tersebut.
g. Mengukur Hasil-Hasil Promosi
Setelah melaksanakan rencana promos, perusahaan
harusmengukur dampaknya pada audiens target, apakah
merekamengenal atau mengingat pesan-pesan yang diberikan.
Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih
diingatbagaimana sikap mereka terhadap produk atau jasa
tersebut, dansebagainya.
h. Mengelolah dan Mengoordinasi Proses Komunikasi
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan
pesankomunikasi yang tersedia untuk mencapai audiens target,
makaalat dan pesan komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena
jikatidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada saat
produktersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi.
Untukitu, perusahaan-perusahaan mengarah pada penerapan
konsep komunikasi pemasaran yang terkoordinasi.
24
Komunikasi pemasaran dapat di definisikan sebagai
berbagi informasi, konsep, dan makna mengenai barang atau jasa
dan organisasi yang menjual barang atau jasa tersebut antara
sumber dan penerima. Definisi komunikasi yang lebih
komprehensif dikemukakan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller (2016) yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran
adalah sarana yang digunakan untuk menginformasikan
pemasaran, mempersuasi, dan mengingatkan konsumen, baik
secara langsung maupun tidak langsung, mengenai produk-
produk dan merek-merek yang dijual.
2.1.6. Obat
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
(PerMenkes 917/Menkes/Per/x/1993).
Obat adalah bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan
dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk
mendiagnosa, mencegah penyakit,menyembuhkan atau memelihara
kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2007).
25
2.1.6.1 Over The Counter (OTC)
Over The Counter (OTC) adalah pembelian dan penjualan
instrument keuangan yang terjadi di luar bursa yang terorganisir.
Pasar OTC biasanya memperdagangkan saham dan surat berharga
lainnya menggunakan jaringan komputerisasi antar dealer (Martalena
dan Malinda, 2012).
Over The Counter (OTC) disini merupakan obat yang
dapat dibeli tanpa resep dokter biasa, biasa disebut obat bebas dan
obat bebas terbatas (Listiana, 2012).
A. Obat Bebas
Obat bebas, yaitu yang bisa dibeli bebas di apotek, dan
toko obat tanpa resep dokter. Obat bebas ini digunakan untuk
mengobati gejala penyakit yang ringan. Contohnya : Vitamin B
Komplek dan Vitamin C (PerMenKes, 2000).
Obat bebas, atau over the counter merupakan obat yang
ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran
berwarna hitam.
Berikut gambar logo Obat Bebas :
Gambar : 2.1 Logo Obat Bebas
(Sumber : gustitirta1adisaputra.blogspot.com)
26
B. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-
obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek,
tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi
hitam. Contohnya, obat anti mabuk, anti flu (Abdul, 2012).
Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang
bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih
bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut:
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
(Sumber : PerMenKes RI, 1975)
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang
ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang
tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan
bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat.
Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah
diperoleh tanpa menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan
Golongan Obat Bebas dan Golongan Obat Bebas Terbatas, selain
meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki izin beredar dengan
pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan
27
Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu
diperhatikan, di antaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudah
rusak, Perhatikan tanggal kedaluwarsa (masa berlaku) obat, membaca
dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada
kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang menyertai obat yang
berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat dalam
pengobatan), kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang
tidak diperbolehkan), efek samping (yaitu efek yang timbul, yang
bukan efek yang diinginkan), dosis obat (takaran pemakaian obat),
cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat dengan
obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan
(PerMenkes RI, 1975).
Obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru
dan tepi lingkaran berwarna hitam.
Berikut adalah logo gambar Obat Bebas Terbatas:
Gambar : 2.2 Logo Obat Bebas Terbatas
(Sumber : fabiojuven.com)
Obat bebas dan bebas terbatas umumnya berupa suplemen
vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik,
28
dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di
Apotek, toko obat, toko kelontong, warung.
2.1.7. Pedagang Besar Farmasi (PBF)
2.1.7.1. Pengertian Pedagang Besar Farmasi
Penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian di Pedagang Besar
Farmasi (PBF) adalah dalam bidang pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusi atau penyaluran sediaan farmasi. Menurut
PerMenKes RI No. 1148/ Menkes/ Per/ VI/ 2011, Pedagang
Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat danatau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana
pedagang besar farmasi berfungsi untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah
besar sesuai peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan undang-undang No. 34 tahun 2014 tentang
perubahan atas peraturan Menteri Kesehatan No. 1148/
Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi,
menyatakan bahwa setiap Pedagang Besar Farmasi dan
Pedagang Besar Farmasi cabang harus memiliki apoteker
penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran obat dan/atau bahan obat dan apoteker
29
penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan
peratutan perundang-undangan. Untuk itu, seorang apoteker
dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapannya
dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dilingkungan
pedagang besar farmasi yang meliputi bidang pengadaan,
penyimpanan, distribusi, atau penyaluran sediaan farmasi.
2.1.7.2. Fungsi Pedagang Besar Farmasi
Berdasarka PerMenKes RI No. 1148/ Menkes/ Per/ VI/
2011, Fungsi Pedagang Besar Farmasi adalah sebagai
berikut:
1. Tempat menyediakan dan menyimpan sediaan farmasi
yang meliputi obat, bahan obat,obattradisional dan
kosmetik.
2. Sebagai sarana yang mendistribusikan sediaan farmasi ke
fasilitas pelayanan kefarmasianmeliputi apotek, instalasi
farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat
berizin.
3. Sebagai sarana untuk mendistribusikan sediaan farmasi di
wilayah sesuai surat pengakuannya atau surat izin edar.
4. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan.
2.1.7.3. Kewajiban Pedagang Besar Farmasi
Berdasarkan PerMenKes RI No. 1148/ Menkes /Per/ VI/
2011, Kewajiban Pedagang Besar Farmasi sebagai berikut:
30
1. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi
cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan
menyalurkan obat atau bahan obatyang memenuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri.
2. Pedagang Besar Farmasi hanya dapat melaksanakan
pengadaan obat dari industri farmasi dan sesama Pedagang
Besar Farmasi.
3. Pedagang Besar Farmasi hanya dapat melaksanakan
pengadaan bahan obat dari industri farmasi, sesama
Pedagang Besar Farmasi dan melalui importasi.
4. Pedagang Besar Farmasi cabang hanya dapat
melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat dari
Pedagang Besar Farmasi pusat.
5. Setiap Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasi cabang harus memiliki apoteker penanggung
jawab yangbertanggungjawab terhadap pelaksanaan
ketentuan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat,
bahan obat.
6. Pedagang Besar Farmasi cabang hanya dapat menyalurkan
obat atau bahan obat di wilayah Provinsi sesuai
suratpengakuannya.
7. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi
cabang harus melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan
31
penyaluran obat ataubahan obat sesuai dengan Cara
Distribusi Obat.
8. Setiap Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasi cabang wajib melaksanakan dokumentasi
pengadaan, penyimpanan danpenyaluran di tempat
usahanya dengan mengikuti pedoman Cara Distribusi Obat
yang Baik yang dapat dilakukan secara elektronik dan akan
diperiksa sewaktu-waktu.
9. Setiap Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasi cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan
dan penyaluran narkotika wajib memiliki izin khusus
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi
cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat
keras berdasarkansurat pesanan yang ditandatangani
apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung
jawab.
11. Setiap Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasi cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan
setiap 3 bulan sekalimeliputi kegiatan penerimaan dan
penyaluran obat atau bahan obat kepada Dirjen dengan
tembusan Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Balai POM. Dan untuk PBF
32
penyalur narkotika dan psikotropika wajib menyampaikan
laporan bulanan penyaluran narkotika dan psikotropika.
2.1.7.4. Kewajiban Apoteker di PBF
Menurut petunjuk pelaksanaan Cara Distribusi
Obat yang Baik BPOM(2015), kewajiban apoteker hendaklah
:
1. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan
menejemen mutu.
2. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi
kewenangannya serta menjaga akurasi dan mutu
dokumentasi.
3. Menyusun dan menyetujui program pelatihan dasar dan
pelatihan lanjutan mengenai CPOB untuk semua personil
yang terkait dalam kegiatan distribusi.
4. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap
kegiatan penarikan obat danbahan obat.
5. Memastikan bahwa keluhan pelanggan dapat ditangani
dengan efektif.
6. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok
dan pelanggan.
7. Meluluskan obat dan bahan obat kembalian untuk
dikembalikan ke dalam stok obat danatau bahan obat yang
memenuhi syarat jual.
33
8. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi
kontrak dan penerima kontrak yang menjelaskan
mengenai tanggung jawab masing-masing pihak yang
berkaitan dengan distribusi dan atau transportasi obat dan
atau bahan obat.
9. Memastikan inspeksi diri dilakuakn secara berkala sesuai
program dan tersedia tindakan perbaikan yang diperlukan.
10. Mendelegasikan tugasnya kepada apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian yang telahmendapatkan persetujuan
dari instansi yang berwenang ketika sedang tidak berada
ditempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan
dokumen yang terkait dengan pendelegasian yang
dilakukan.
11. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk
mengkarantina atau memusnahkan obat atau bahan obat
kembalian, rusak, hasil penarikan kembali atau diduga
palsu.
12. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan
untuk obat dan bahan obat tertentu sesuai peraturan
perundang-undangan.
2.1.7.5. Larangan Bagi Pedagang Besar Farmasi
Berdasarkan PerMenKes RI No. 1148/ Menkes/ Per/ VI/
2011, larangan bagi Pedagang Besar Farmasi terdiri dari :
34
1. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasicabang dilarang menjual obat atau bahan obat
secara eceran.
2. Setiap Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasi cabang dilarang menerima atau melayani resep
dokter.
3. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar
Farmasicabang dilarang menyalurkan obat keras ke toko
obat.
4. Pedagang Besar Farmasi atau Pedagang Besar Farmasi
cabang dilarang melakukan pengubahan kemasan bahan
obat atau pengemasan kembali bahan obat dari kemasan
aslinya.
5. Pedagang Besar Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi
cabang dilarang menyimpan dan mengeluarkan obat
golongan narkotika atau psikotropika tanpa izin apoteker
penanggung jawab
35
2.1.7.6. Visi dan Misi
Dalam menjelaskan menjalankan perusahaan PT. Kimia Farma
memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
Menjadi perusahaan terkemuka dibidang distribusi dan perdagangan
produk kesehatan .
Misi:
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui:
1. Jaringan distribusi produk kesehatan baik produk sendiri maupun
principal.
2. Perdagangan dan pengadaan produk kesehatan dipasar institusi.
3. Perdagangan alat kesehatan dan diagnostik baik keagenan maupun
private label.
36
2.1.8.3. Struktur Organisasi
Pedagang Besar Farmasi memiliki struktur
organisai sebagai berikut :
Gambar 2.3 Struktur Organisasi
(PT Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Tegal)
37
2.1.9. Kerangka Teori
Kerangka Teori Penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4 Kerangka Teori
(Sumber :Wibowo, D 2012)
OBAT
OTC
Paten
Obat Merek
Dagang
PROMOTION PLACE
Strategi Pemasaran
Bauran Pemasaran
PRODUCT PRICE
Penerapan Strategi
Bauran Pemasaran
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. RuangLingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lingkup Ilmu: Farmasi Sosial
2. Lingkup Tempat: Kimia Farma Trading & Distribution cabang Tegal
yang beralamat di Jl. Raya Larangan KM 6 Kramat, Kabupaten Tegal.
3. Lingkup Waktu: Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Maret
2019
3.2. Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yaitu
suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Metode
kualitatif adalah metode menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan
suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-
kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian (Mulyana, 2008:151).
Penelitian ini menggambarkanstrategi marketing mix bauran pemasaran pada
manajemen pemasaran di Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma Trading &
Distribution.
39
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini sebagai berikut :
1. Apoteker penanggung jawab di Kimia FarmaTrading & Distribution.
2. Bagian MarketingPT. Kimia FarmaTrading & Distribution yang masa
kerjanya sudah sampai 5 tahun.
3. Salesman PT. Kimia Farma Trading & Distribution yang masa kerjanya
sudah sampai 5 tahun.
3.4. Dimensi Penelitian
Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal. Variabel
tunggal pada penelitian ini adalah strategi merketing mix pada obat over the
counter ditinjau dari 4P (Product, Price, Place and Promotion).
3.5. Jenis Dan Sumber Data
3.5.1. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu yang diukur secara langsung dari subjek
penelitian (Riwidikdo, 2013). Data Primer penelitian ini dilakukan
dengan cara: Observasi dan wawancara langsung dengan apoteker,
bagian marketing dan salesman.
b. Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
40
lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2012:137). Data Sekunder
penelitian ini dilakukan dengan cara studi dokumentasi.
3.5.2. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan
studi dokumentasi.Berikut adalah penjelasan tentang pengumpulan data :
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek
penelitian untuk mengetahui gambaran umum realistik perilaku dan
melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu. Alat pengumpul data
dalam observasi ini berupa ceklis observasi (Sugiono,2010).
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking terhadap informasi yang
diperoleh sebelum teknik wawancara yang digunakan dalan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam terkait
dalam strategi bauran pemasaranyang digunakan dalam obat generik
berlogo di Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma Trading &
Distribution. Alat pengumpul data yang digunakan dalam wawancara
ini berupa pedoman wawancara dilakukan kepada seorang apoteker
penanggung jawab, seorang marketing dan seorang salesman
(Sugiono,2010).
41
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Hasil ceklis observasi dan hasil wawancara di olah untuk
mendeskripsikan perihal manajemen pemasaran dan konsep marketing
mix serta penerapannya pada Pedagang Besar Farmasi Kimia
FarmaTrading & Distribution, Sedangkan dokumentasi harian dijadikan
sebagai pelengkap dalam melakukan analisis selanjutnya.
b. Analisis Data
Menurut Milles dan Hubermn, analisis data tertata dalam situs
ditgaskan bahwa kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan
jangka waktu , dakam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan
gejala tertentu terjadi. Prinsip dasarnya adalah kronologi. Berikut
tahapan dalam analisis data tertata. Pertama, membangun sajian, pada
tahap ini cara yang mudah bergerak maju adalah memecah-mecah
inovasi ke dalam komponen-komponen atau aspek-aspek khusus, dengan
menggunakan ini sebagai baris matriks. Kolom matriks adalah jangka-
jangka waktu, dari penggunaan awal sampai penggunaan nanti. Jika
terjadi perubahan dalam komponen selama jangka waktu itu, kita dapat
memasukkan deskripsi singkat dari perubahan itu (Miles dan Huberman,
2007).
Kedua, memasukkan data. Pada tahap ini, penganalisis sedang
mencari perubahan-perubahan dalam inovasi itu, komponen demi
komponen. Perubahan-perubahan itu dapat ditempatkan dalam catatan
42
lapangan wawancara dengan para pengguna inovasi yang sudah terkode,
yang ditanyai secara khusus apakah mereka telah membuat suatu yang
telah terkode dalam format buku inovasi. Kelanjutan penyekidikan
menurut adanya bagian-bagian yang telah ditambah, didrop, diperbaiki,
digabungkan atau diseleksi untuk digunakan. Dalam beberapa hal dapat
mengacu pada bukti-bukti documenter (Miles dan Huberman, 2007).
Ketiga, Menganalisis data. Pada tahap ini, penganalisis dapat
memahami lebih dalam mengenai apa yang terjadi dengan mengacu
kembali pada aspek-aspek lain dari catatan lapangan, khususnya apalagi
yang dikatakan orang mengenai perubahan itu atau alas an-alasannya
(Miles dan Huberman 2007).
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama memasuki lapangan, dan setelah selesai dari
lapangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Data
yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks. Dalam matriks akan
disajikan penggalan-penggalan data deskriptif sekitar peristiwa atau
pengalaman tertentu yang menyekat data sebelum dan sesudahnya.
Setelah data dimasukkan kedalam matriks selanjutnya dibuat daftar cek
(Miles dan Huberman 2007).
3.7. Etika Penelitian
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai
berikut (Hidayat, 2011)
43
1) Anomity (Tanpa Nama)
Masalah etika adalah masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.
2) Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Tegal
Sejarah PT Kimia Farma (Persero), dimulai sekitar tahun 1957, saat
pengambil-alihan perusahaan farmasi milik Belanda terdiri dari Rathkamp,
Van Gorkom, Bhineka Kimia Farma Bandung. Diikuti dengan pembentukan
badan pusat penguasaan perusahaan farmasi belanda (Bapphar). Selanjutnya
secara resmi, berbadan hukum yang berstatus perseroan terbatas pada tanggal
16 Agustus 1971.Perusahaan telah mencatatkan sahamnya dibursa efek Jakarta
dan Surabaya pada tanggal 4 Juli 2001. SBU/DIVISIPBF menjadi entitas
sendiri dan merupakan anak perusahaan didirikan pada tanggal 4 Januari 2003
dengan nama PT. Kimia Farma Trading & Distribution.
PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Tegal sebelum didirikan
di Tegal PT. Kimia Farma Trading & Distribution didirikan di Kota
Pekalongan pada tahun 2003. Kemudian PT. Kimia Farma Trading &
Distribution didirikan di Tegal pada tanggal 1 Oktober 2015. PT. Kimia
Farma Trading & Distribution cabang Pekalongan berpindah cabang karena
pemasarannya lebih banyak di Tegal dari pada di Pekalongan.
45
4.1.1 Gambaran Informan
4.1.2 Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik Informan
No Jabatan Kode Jenis kelamin
Tanggung jawab
1 Apoteker P1 P Membuat dan
menetapkan peraturan
atau standard prosedur
operasional (SPO).
2 Bagian Marketing P2 L Mencapai target
pemasaran.
3 Salesmen P3 L Bertanggungjawab
mengunjungi Apotek
wilayah Tegal, Brebes,
Slawi, Pemalang dan
Pekalongan untuk
mendapatkan order.
(Sumber : Observasi & Wawancara)
4.1.2.1 Product (Produk)
Produk PT Kimia Farma Trading &Distribution
cabang Tegal yang ditawarkan hampir sama dengan
distributor lain salah satunya adalah over the counter.
Berikut adalah hasil wawancara :
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Tentang Product
No Pertanyaan Jabatan Jawaban
1 Apa sajakah
produk OTC yang
dijual?
Apoteker Banyak mba,
diantaranya ada
supra flu, calcidol,
dll.
2 Bagaimana
menjaga kualitas
produk?
Bagian
Marketing
Dengan cara
dilakukan
pengecekan
nomer batch,
tanggal KD,
sedian obat, dll.
46
3 Bagaimana PBF
PT. Kimia Farma
mendapatkan
produk OTC?
Salesmen Mendapatkan
OTC dari industri
PBF harus
menulis surat
pesanan.
4 Bagaimana
selesmen atau
bagian marketing
PT. KF
mendapatkan
produk otc dari
PBF PT. Kimia
Farma?
Salesmen Alur mendapatkan
OTC dari PBF
dengan cara
salesmen atau
bagian marketing
mengambil SP
dari konsumen
dan menyerahkan
SP tersebut
kepada apoteker
PBF.
5 Bagaimana
penyusunan
barang di
gudang?
Apoteker Sistem
penyimpanan
menggunakan
system FEFO.
(Sumber : Observasi dan Wawancara)
Beberapa contoh yang produk dimiliki oleh PT. Kimia Farma
Trading & Distribution antara lain :
Tabel 4.3 Contoh Produk di PT. Kimia Farma
No Nama Obat Over The Counter
1. Neurovit - E Tablet
2. Batugin Sirup
3. Fituno Caplet
4. SalicylFresh
Berikut kutipan wawancara dengan apoteker penanggung
jawab tentang produk over the counter PT. Kimia Farma Trading &
Distribution :
Lanjutan Tabel 4.2 Hasil Wawancara Tentang Product
47
“Banyak sekali produk over the counter PT. Kimia Farma Trading &
Distribution diantaranya ada fitocare, neurovit-e, salicylfresh, asifit,
supra flu, magasida, ersylan dan lain-lain mba”
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesmanT. Kimia Farma Trading &
Distributionmengatakan bahwa jenis produk over the counter yang
dijual antara lain tablet, kapsul, sirup, suspensi, bedak, dan minyak kayu
putih.
Contoh sediaan tablett yang di jual di PT. Kimia Farma Trading &
Distribution adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nama Sediaan Tablet
No Nama Sediaan Tablet
1 Bekamin
2 Magasida
3 Bekarbon
4 Sulfas Ferosus
5 Enzymfort
6 Supra Fli
7 Vit A
Contoh sediaan kaplet yang di jual di PT. Kimia Farma Trading &
Distribution adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Nama Sediaan Kaplet
NO Nama Sediaan Kaplet
1 Asifit
2 Fituno
Contoh sediaan sirup dan suspensi yang di jual di PT. Kimia Farma
Trading & Distribution adalah sebagai berikut:
48
Tabel 4.6 Nama Sediaan Sirup dan Suspensi
No Nama Sediaan Sirup dan Suspensi
1. Erceevit
2. Magasida
3. Ersylan
4. Calcidol
5. Enkasari
Contoh sediaan salep dan krim yang di jual di PT. Kimia Farma Trading
& Distribution adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Nama Sediaan Salep dan Krim
NO Nama Sediaan Salep dan Krim
1 Undecyl Salep
2 Scabicid Cream
Kualitas produk over the countersangat terjamin dan dijaga
oleh PT. Kimia Farma Trading & Distribution. Berikut kutipan
wawancara dengan apoteker penanggung jawab PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang kualitas produk over the counter:
“Kualitas produk over the counter sangat terjamin mulai dari
penerimaan, barang dari pusat pertama PO, barang datang dipriksa
barangnya lalu dipriksa cek fisik, cek nomer batch , cek kadaluarsa,
obat jenis apa, penyimpanannya dicek pada disuhu kamar.
Penyimpanan barang datang dicek termasuk jenis obat apa, sediaannya
apa lalu pendistribusian obatnya melalui bagian sales, bagian
marketing untuk memasarkannya kerumah sakit, apotek, klinik, dan
yang lainnya”.
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang kualitas produk over the counter:
“Menjaga kualitas produk dari penerimaan barang dilakukan
pengecekan nomer bacth, tanggal kadaluarsa, sediaan obatnya dan
jumlah obat yang dipesan juga dari penyimpanan akan diserahkan pada
bagian gudang dan system pendistribusian akan dilakukan oleh sales
dan bagian marketing mba”
49
Berikut kutipan wawancara dengan salesman PT. Kimia Farma Trading
&Distribution tentang kualitas produk over the counter:
“Kualitas produk over the counter sangat dijaga karena tidak mau
produk tersebut mengalami kerusakaan dari penerimaan barang aja
sudah jelas harus dicek terlebih dahulu, dari penyimpnan dilakukan
oleh bagian gudang dan dari pendistribusian juga dilakukan dengan
cepat mba”
Menurut hasil wawancara dengan apoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution, produk over the counter selalu dijaga kualitasnya. Hal ini
dilakukan melaluikontrol produk mulai dari penerimaan barangsampai
dengan distribusinya. Kontrol penerimaan barang meliputipemeriksaan
secara fisik antara lain: nomer bacth dan tanggal kadaluarsa, maupun
pemeriksaan ketika penyimpanan seperti suhu penyimpanan, tempat
penyimpanan, dan jenis obat. Pemeriksaan kualitas inidilakukan oleh
bagian logistik dan divalidasi oleh apoteker. Pendistribusian barang
dilakukan melalui surat pesanan dan konsumen (rumah sakit. apotek.
Klinik dan pukesmas)kemudian pendistribusian dilakukan melalui
gudang sehingga setiap barang yang keluar dilakukan pengecekan
terlebih dahulu oleh apoteker kemudian dicatat di kartu stock gudang.
Cara mendapatkan produk over the counter dari industri PT. Kimia
Farma Trading & Distribution sangat mudah. Berikut kutipan wawancara
dengan apoteker penanggung jawab tentang caramendapatkan over the
counter:
“Mendapatkan produk over the counter dari industri dengan Pedagang
Besar Farmasi menyerahkan surat pesanan kepada bagian apoteker
50
selanjutnya di input kedalam sistem untuk mengecek jumlah stock barang
masuk dan keluar setelah itu bagian gudang menyiapkannya.”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia
Farma Trading & Distribution tentang caramendapatkan over the
counter:
“Mendapatkan produk over the counter dari industri, Pedagang Besar
Farmasi harus memesan obat melalui surat pesanan dan surat pesanan
tersebut akan dicek oleh bagian apoteker dengan pemberian tanda obat
yang ada digudang“
Berikut kutipan wawancara dengan Salesman PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang cara mendapatkan over the counter :
“Mendapatkan over the counter dari industri, Pedagang Besar Farmasi
itu harus menulis surat pesanan obat yang nantinya akan dicek terlebih
dahulu barang tersebut ada digudang. Surat pesanan tersebut
diserahkan keapoteker guna untuk dilakukan penginputan data
selanjutnya diberikan kebagian gudang guna untuk persiapan
barangnya.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution, bahwa pedagang besar farmasi PT. Kimia Farma Trading
& Distribution mendapatkan produk over the counter dari industri
farmasi PT. Kimia Farma Trading & Distribution dengan cara pedagang
besar farmasi yang sudah terdaftar dapat membuat surat pesanan ke PT.
Kimia Farma Trading & Distribution, yang belum terdaftar sebagai
mitra harus dilakukan registrasi terlebih dulu dengan menyertakan
formulir pelanggan, kartu tanda penduduk, nomer pokok wajib pajak,
surat ijin praktek apoteker dan surat ijin apoteker.
Cara konsumen (rumah sakit, apotek, puskesmas dan klinik)
mendapatkan produk over the counter dari Pedagang Besar Farmasi
51
yaitu PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang tegal sangat
mudah. Berikut kutipan wawancara dengan apoteker penanggung jawab
PT. Kimia Farma Trading & Distribution tentang cara mendapatkan
produk over the counter:
“Cara mendapatkan produk over the counter dari Pedagang Besar
Farmasi dengan cara salesman atau bagian marketing menyerahkan
surat pesanan kepada bagian apoteker selanjutnya di input kedalam
sistem untuk mengecek jumlah stock barang masuk dan keluar setelah
itu bagian gudang menyiapkannya.”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang cara mendapatkan over the counter:
“Untuk mendapatkan produk over the counter dari Pedagang Besar
Farmasi dilakukan dengan cara bagian marketing atau salesman
menyerahkan surat pesanan tersebut kepada apoteker kemudian surat
pesanan tersebut di input ke dalam sistem untuk di cek jumlah stock
barang termasuk stok barang masuk dan keluar kemudian bagian
gudang menyiapkan produk yang dipesan oleh konsumen. “
Berikut kutipan wawancara salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution tentang mendapatkan over the counter:
“Alur mendapatkan over the counter dari Pedagang Besar Farmasi
dengan cara salesman atau bagian marketing mengambil surat pesanan
dari konsumen dan menyerahkan surat pesanan tersebut kepada
apoteker PBF untuk mengecek jumlah stock barang masuk dan keluar
kemudian diserahkan bagian gudang untuk disiapkan produknya.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution, bahwa
pedagang besar farmasi PT. Kimia Farma Trading & Distribution
mendapatkan produk over the counter dari Pedagang BesarFarmasi PT.
Kimia Farma Trading & Distribution dengan cara salesman dan bagian
marketingmenyerahkan surat pesanan kepada apoteker penanggung
52
jawab Pedagang Besar Farmasi untuk mengecek jumlah stock barang
masuk dan keluar kemudian diserahkan bagian gudang untuk
menyiapkannya. Konsumen yang belum terdaftar sebagai mitra harus
dilakukan registrasi terlebih dahulu dengan menyertakan formulir
pelanggan, kartu tanda penduduk, nomor pokok wajib pajak, surat ijin
praktek apoteker dan surat ijin apoteker.
4.1.1. Price (Harga)
Harga over the counter hampir sama dengan pedagang besar
farmasi lainnya. Berikut kutipan wawancara dengan apoteker
penanggung jawab PT. Kimia Farma Trading & Distribution tentang
harga over the counter adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Tentang Price
No Pertanyaan Jabatan Jawaban
1 Bagaimana harga
untuk OTC pada
PT. Kimia Farma?
Apoteker Harga untuk OTC
itu harga netti
apotik + pajak
penambahan nilai
2 Bagaimana
penerapan strategi
harga yang
diterapkan untuk
OTC?
Bagian
Marketing
Menggunakan
system harga
regular, BPJS, dan
standarisasi
3 Bagaimana target
penjualan OTC?
Salesmen Memiliki target
40% untuk
perbulannya.
(Sumber : Observasi dan Wawancara)
Berikut hasil kutipan dengan salesman PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang harga over the counter:
53
“Harga obat over the counter menggunakan harga netto apotik + pajak
penambahan nilai.”
Berdasarkan hasil wawancara denganapoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading&Distribution
harga over the counter sangat bersaing dengan obat yang lain karena
menggunakan harga netto apotik + pajak penambahan nilai.
Strategi harga PT. Kimia Farma Trading & Distribution ada empat
yaitu: harga regular, harga BPJS, harga E-Catalog dan harga
standarisasi. Berikut kutipan wawancara dengan apoteker penanggung
jawab PT. Kimia Farma Trading &Distribution tentang penerapan
strategi harga over the counter:
“Strategi harganya ada 4 yaitu ada harga reguler, BPJS, E-
Catalog dan harga standarisasi. Kamu bisa tanya langsung sama
bagian marketing soalnya saya tidak mengerti untuk penjelasannya.”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia
Farma Trading & Distribution tentang penerapan strategi harga over the
counter:
“Penerapanstrategi menggunakan sistem harga reguler, BPJS, E-
Catalog dan harga standarisasi. Harga reguler adalah harga ditambah
pajak penambahan nilai (PPN) barang yang tidak masuk BPJS ini
termasuk harga regular lalu Harga BPJS adalah harga barang yang
bekerja sama dengan BPJS terus Harga E-catalog adalah harga yang
sudah bekerja sama dengan kimia farma. Harga standarisasi adalah
harga kesepakatan antara rumah sakit dengan kimia farma.”
Berikut kutipan wawancara dengan salesman PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang penerapan strategi harga over the
counter:
54
“Strategi harga menggunakan harga reguler, BPJS, E- Catalog dan
harga standarisasi mba.”
Berdasarkan hasil wawancara denganapoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distributionharga reguler adalah harga ditambah pajak penambahan
nilai (PPN) barang yang tidak masuk BPJS ini termasuk harga reguler.
Harga BPJS adalah harga barang yang bekerja sama dengan BPJS.
Harga E-catalog adalah harga yang sudah bekerja sama dengan kimia
farma. Harga standarisasi adalah harga kesepakatan antara rumah sakit
dengan kimia farma. Penerapannya biasanya terjadi di apotek-apotek
reguler yang belum bekerja sama dengan asuransi seperti BPJS dan lain-
lain. Harga reguler menggunakan diskon matrik maupun crashdiscount
dengan competitor. Harga BPJS dan E-Catalog yang diberikan khusus
kepada outlet apotek atau rumah sakit yang pekerja sama dengan BPJS,
Sedangkan harga standarisasi biasanya rumah sakit yang mempunyai
banyak cabang.
Target penjualan pada PT. Kimia Farma memiliki target 40%
perbulannya. Berikut kutipan wawancara dengan apoteker penanggung
jawab PT. Kimia Farma Trading &Distribution tentang target penjualan:
“Memiliki target 40% untuk perbulannya.”
Berikut kutipan wawancara bagian marketing PT. Kimia Farma
Trading &Distribution tentang target penjualan:
“Memiliki target 40% perbulannya mba”
Berikut kutipan wawancara salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution tentang target penjualan:
55
“Memiliki target 40% untuk perbulannya sekitar segitu mba”
Berdasarkan hasil wawancara denganapoteker penanggung jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution memiliki target penjualan terhadap peningkatan
40%penjualan sebesar perbulan.
4.1.2. Place (Tempat)
Tempat PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang tegal
sangat strategis. Berikut kutipan wawancara dengan apoteker
penanggung jawab tentang tempat PT. Kimia Farma Trading
&Distribution cabang Tegal:
4.9 Hasil Wawancara Tentang Place
No Pertanyaan Jabatan Jawaban
1 Bagaimana letak
PT. Kimia Farma?
Strategis atau tidak?
Apoteker Strategis, karena
kimia farma
memiliki tempat di
tengah area
penjualan obat
2 Apakah
memberikan jalur
kemudahan untuk
memesan produk
OTC PT. Kimia
Farma?
Bagian
marketing
Sangat
memberikan
kemudahan,
karena bias
memesan produk
melalui via
whatsapp yang
nantinya disalin
disurat pesanan
(Sumber : Observasi dan Wawancara)
“PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki tempat yang
strategis karena kimia farma berada ditengah-tengah area penjualan
obat. Penjualan obatnya dari Batang sampai Brebes. Jalur distribusinya
juga sangat mudah karena melalui sales atau pedagang besar farmasi.”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing tentang
tempat PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Tegal:
56
“PT. Kimia Farma Trading & Distribution tentang tempatnya sangat
strategis karena berada ditengah daerah pendistribusian dekat dengan
jalan raya juga mba.”
Berikut kutipan wawancara dengan salesman tentang tempat PT. Kimia
Farma Trading &Distribution cabang Tegal:
“PT. Kimia Farma Trading & Distribution sangat strategis mba karena
berada dijalan raya mba bisa diketahui oleh konsumen juga dan juga
berada ditengah-tengah daerah untuk pendistribusian”
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker Penanggung Jawab,
bagian marketing dan salesmanPT. Kimia Farma Trading &
Distributionmemiliki letak tempat yang strategis dari segi sistem
pendistribusiannyaketangan konsumen lebih mudah karena kimia farma
berada diantaraarea penjualan obat. Produk over the counter
didistribusikan keseluruh sarana pelayanan kesehatan yang meliputi:
Wilayah Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kota Pemalang,
Kabupaten Pemalang, Kota Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten
Pekalongan, Kota Batang dan Kabupaten Batang. Sarana pelayanan
kesehatan ini meliputi: Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Klinik,
Pukesmas, dan Apotek.
Jalur distribusi produk memberikan kemudahan dalam pemesanan
produk melalui salesman dan pedagang besar farmasi. Berikut kutipan
wawancara dengan apoteker penanggung jawab PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang kemudahan jalur distribusi:
“Sangat memberikan kemudahan untuk jalur distribusi karena tidak
perlu datang kesini melainkan kami mendatangi outlet supaya bisa
memesan produk kami melalui sales atau pedagang besar farmasi ”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia
Farma Trading & Distribution tentang kemudahan jalur distribusi:
57
“Sangat memberikan kemudahan karena kita bisa mendatangkan sales
dan pedagang besar farmasi selain itu bisa pesan produk melalui via
whatsapp yang nantinya bisa disalin disurat pemesanan dan ketika
barang datang kami meminta tanda tangan apotekernya. ”
Berikut kutipan wawancara dengan salesman PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang kemudahan jalur distribusi:
“Sangat memberikan kemudahan mba melalui sales dan pedagang
besar farmasi bisa mendatangi outlet yang akan memesan produk.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker Penanggung Jawab,
bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma Trading &
Distribution memberikan dalam jalur distribusi over the counter dalam
order via whatsapp dalam pemesanan over the counter lalu pedagang
besar farmasi atau salesman menulis surat pesanan. Pedagang besar dan
salesman juga bisa menulis surat pesanan langsung dalam
pendistribusian.
4.1.3. Promotion (Promosi)
Over the counter mempromosikan dengan cara pengenalan produk
dengan dokter dengan cara mengadakan seminar dan membuat souvenir
bertuliskan over the counter. Berikut kutipan wawancara dengan
apoteker penanggung jawab. Kimia Farma Trading &Distribution
tentang promosi over the counter:
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Tentang Promotion
No Pertanyaan Jabatan Jawaban
1 Bagaimana promosi
yang dilakukan
untuk mengenalkan
OTC?
Apoteker Tidak ada
promosi
tertententu, tetapi
melalui
pengenalan
kepada dokter
2 Bagaimana promosi Bagian Promosinya
58
yang dilakukan
untuk mengenalkan
produk OTC?
Marketing dilakukan dengan
mengadakan
seminar
3 Bagaimana promosi
yang dilakukan
untuk mengenalkan
poduk otc?
Salesmen Bekerja sama
dengan dokter,
puskesmas, dan
dokter.
(Sumber : Observasi dan Wawancara)
“Over the counter tidak ada promosi namun melalui pengenalan produk
lewat dokter, melalui price programs bukan promosi tapi mendapatkan
diskon untuk pembelian .”
Berikut kutipan wawancara dengan bagian marketing PT. Kimia
Farma Trading & Distribution tentang promosi over the counter:
“Promosinya dilakukan dengan mengadakan seminar yang dihadiri
oleh dokter dan apoteker dan bisanya sales memberikan cindera mata
berupa kalender, buku, bolpoin dan yang lainnya yang bertuliskan over
the counter.”
Berikut kutipan wawancara dengan salesman PT. Kimia Farma
Trading & Distribution tentang promosi over the counter:
“Untuk mengenalkan produk dan untuk meningkatkan penjualan
mengatakan bahwa melalui marketing berkerja sama dengan dokter ,
pukesmas, apotek.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Apoteker Penanggung
Jawab, bagian marketing dan salesman PT. Kimia Farma
Trading&Distribution promosi yang dilakukan dengan cara
mengenalkan produk over the counter kepada konsumen penjualan
produk ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Pengendalian
produk ini melalui penawaran dokter, produk over the counter melalui
price programs dengan cara memberikan diskon bagi konsumen melalui
medical represetatif. Pengenalan produk over the counter juga dilakukan
59
seminar kesehatan dan kefarmasian yang dihadiri oleh dokter dan
apoteker. Hal ini dilakukan untuk mencapai target penjualan, volume
penjualan, peningkatan pendapatan sehingga tujuan pemasaran dapat
terwujud. Promosi juga diberikan kepada outlet melalui salesman berupa
souvenir buku, pulpen, dan kalender yang bertuliskan produk over the
counter.
60
Tabel 4.11 Matriks Implementasi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) di
PT. Kimia Farma Cabang Tegal
MarketingMix Penerapan MarketingMix di PT Kimia FarmaTrading
& Distribution Cabang Tegal
Product (Produk) a. Menjaga kualitas produk mulai dari
penerimaan barang sampai penyimpanan
barang yang sesuai denga spesifikasinya
b. Penyimpanan menggunakan system FEFO
(First Expired First Out)
Price (Harga) a. Menggunakan harga reguler, BPJS, e-catalog
dan harga standarisasi
b. Menggunakan harga netto + pajak penambahan
nilai sehingga harga terjangkau oleh konsumen
Place (tempat) a. Kemudahan jalur distribusi yang menuju ke
outlet
b. Jalur distribusi memudahkan dalam pemesanan
produk
Promotion
(promosi)
a. Mempromosikan dengan cara pengenalan
produk kepada dokter
b. Menjadi sponsor dalam acara seminar atau
menawarkan langsung
c. Menawarkan bonus menarik dalam bentuk
souvenir yang bertuliskan over the counter
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penerapan strategi marketing mix (bauran pemasaran) di PT Kimia
Farma Trading & Distribution cabang Tegal ditinjau dari segi produk yaitu
kualitas produk over the counter yang dijual oleh PT Kimia Farma Trading &
Distribution cabang Tegal mulai dari penerimaan barang sampai
penyimpanan sudah sesuai dengan spesifikasinya. Segi harga over the counter
menggunakan harga reguler, BPJS, e-catalog, dan harga standarisasi. Segi
tempat distribusi PT Kimia Farma Trading & Distribution cabang Tegal
sangat strategis karena terletak didaerah kabupaten Tegal yang memudahkan
dalam pendistribusiannya serta dapat diantar dengan cepat dan mudah sampai
ke tangan konsumen. Segi promosi dilakukan dengan bekerjasama dengan
dokter, menjadi sponsor dalam acara seminar atau menawarkan langsung dan
menawarkan bonus menarik dalam bentuk souvenir yang bertuliskan over the
counter.
5.2. Saran
5.2.1 Untuk Perusahaan
Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan khususnya di bidang
produk dengan cara mempertahankan kualitas produk, agar terjadi
peningkatan harga per-tahunnya.
62
5.2.2 Untuk Peneliti Lain
Disarankan untuk lebih memperluas subjek penelitian dan
melakukan intervensi dalam penelitian.
63
DAFTAR PUSTAKA
AbdulR, 2010. Panduan Pelaksanaan Administrasi Pajak: Untuk Karyawan,
Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa
Alma, 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Penerbit
Alfabeta
AMA (Asosiasi pemasaran Amerika) yang dikutip oleh Kotler dan Keller,
Pemasaran, 2012 Edisi 5 jilid 1, Jakarta, Erlangga
Assauri,S .2008. Jenis Strategi Pemasaran Edisi163. Erlangga. Jakarta
Assauri,S.2013.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers
BasuS, Dharmesta dan irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty:
Bandung
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. Tentang Cara Distribusi Obat yang
Baik. Jakarta
Boon,K. 2008, Comtemporary Marketing 14 th. New York: South-West Cengage
Learning
Daryanto. 2011.Manajemen Pemasaran.Sari Kuliah. Bandung: SatuNusa
Departemen Kesehatan RI. 2015 .Petunjuk pelaksanaan Cara Distribusi Obat
yang Baik (CDOB) tentang kewajiban apoteker. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2007. Badan Pengawasan Obat dan Makanan,
Pedoman Cara Pembuatan Obat. Jakarta
Dharmesta dan Irawan. 2011. Marketing mix edisi 78.Liberty: Yogyakarta
Handoko, R. 2013, Statistic Kesehatan Dengan SPSS Dalam Prosedur Penelitian.
Cetakan Pertama.Yogyakarta:Cv Rihama-Rohima
Hasan, A, 2013. Marketing dan kasus-kasus pilihan.Yogyakarta:CAPS
Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 068 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Menggunakan
Obat, Jakarta.
64
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1148 Tahun2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi,
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1149 Tahun 2011 Tentang Kewajiban Pedagang Besar
Farmasi, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Nomor 1150 Tahun 2011 Tentang Larangan Bagi Pedagang
Besar Farmasi, Jakarta. . Kementerian Kesehatan RI. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Tahun 2013 Tentang Obat, Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 2003 tentang Pedoman Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Jakarta
Khaerani, 2017. Gambaran Strategi Marketing Mix pada Obat Generik Berlogo.
Tegal
Kotler,P., 2008. Marketing Management. Pearson Education Inc
Kotler,P., Dan Keller, K,L. 2011. 10
th
Edition, Marketing Introduction. Indonesia:
Perason
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1 Dan 2. Edisi
12. Jakarta: Erlangga
Kotler dan Armstrong 2010, Konsep Pemasaran, Edisi 35, Jakarta, Erlangga
Kotler P Dan Kevin L, Keller. 2016. Marketing Manajemen. Edisi Ke15.Penerbit
Peason Education Limited 2016
Kotler, 2010, Marketing Management. Jakarta: PT. Indek Kelompok Gramedia
Kotler, P. dan Kevin L, K. 2012. Marketing Management. Global Edition.14th
Edition. USA: Prentice Hall
Kotler, P. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Kotler, P., 2012, Marketing Mix, edisi 101, Jakarta, Erlangga
Kurtz, David L. 2008. Analisis Marketing Mix.
Lupiyo Adi dan Hamdani, 2011. Tentang Manajemen Pemasaran. Jakarta
65
Maynard dan Beckman yang dikutip oleh Alma 2011 Edisi 1 Jilid 1, Pemasaran,
PT. Kimia Farma, Jakarta
Miles dan Huberman, 2007. Tentang Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif.
Yogyakarta
Mulyana, D. 2008. Metode penelitian Pendidikan Kualitatif, R&D. Bandung:
Alfabeta
Pratomo, MD. 2008. Melirik Obat, Apotek Kita, Jakarta
Rahayu, dkk. 2006. Tentang Khasiat Obat. Jakarta
Rahman, 2010. Tentang Strategi Marketing Mix. Jakarta: Transmedia
Riwidikdo, H. 2003. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press. 21
Pramudito
Robert, S. 2011. Penerapan strategi marketing mix dalam melakukan penjualan
pada PT. Kimia Farma trading & distribution cabang Surakarta. Skripsi.
Fakultas ekonomi universitas sebelas maret. Surakarta
Sambara,J., Profil dan Tinjauan Penggunaan Obat Di Rumah Sakit Umum
Daerah
Setiawan, 2011. Penerapan Strategi Marketing Mix: Surakarta
Sugiono. 2012. Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumarmi, Murti dan JohnS. 2010. Pengantar Bisnis (dasar-dasar ekonomi
perusahaan. Edisike 5. Yogyakarta: Liberty
Tjiptono dan Candra, 2012. Tentang Strategi Pemasaran. Yogyakarta
Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran Edisi 3, ANDI: Yogyakarta
Undang-undang No. 34 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan Menteri
Kesehatan No. 1148/Menkes/Per/VI/2011tentang Pedagang Besar Farmasi
Wibowo, D. 2012. Strategi Pemasaran. Jakarta
70
Lampiran 4. Ceklis Observasi
No Keterangan Jawaban
Ya Tidak
1.
Jenis produk over the counter di Pedagang Besar
Farmasi Kimia Farma terdiri dari sediaan tablet,
kapsul, sirup, suspense, salep, dan krim.
v
2. Produk over the counter di Pedagang Besar
Farmasi Kimia Farma dilakukan pengecekan v
3. Pengecekan over the counter dilakukan mulai dari
penerimaan barang sampai pendistribusian barang v
4.
Penyimpanan produk over the counter
mengguanakan system FEFO
(FirstExpiredFirstOut)
v
5. Strategi harga produk over the counter dengan
cara harga NETTO + Penambahan Pajak nilai v
6. Letak Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
strategis v
7.
Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
memberikan kemudahan kepada konsumen dalam
pemesanan dengan mengirimkan sales ke outlet
v
8.
Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma
memberikan souvenir kepada dokter, outlet dan
konsumen yang sudah bekerjasama
v
71
Pedoman Wawancara Untuk Apoteker Penanggung Jawab, Bagian
Marketing dan Salesman
PRODUCT
1. Apa sajakah jenis produk over the counter yang dijual oleh PT. Kimia
Farma Trading &Distribution cabang Tegal ?
a. Apoteker penanggung jawab: “Banyak sekali produk over the
counterPT. Kimia Farma Trading &Distributiondiantaranya ada supra
flu, calcidol B 12, calcidol syrup dan lain-lain mba”
b. Bagian marketing: “Produk over the counter ada banyak yang saya
inget ada asifit, fituno, magasida suspense dan lain-lain mba”
c. Salesman: “Produk over the counterada Actifed, enkasari, batugin dan
lain-lain mba”
2. Bagaimana menjaga kualitas produk mulai dari penerimaan barang,
penyimpanan hingga pendistribusian ? Pemeriksaan kualitas di lakukan
oleh siapa? Hal apa saja yang dicek ketika menerima barang?
a. Apoteker penanggung jawab: “Kualitas produk over the counter
sangat terjamin mulai dari penerimaan, barang dari pusat pertama PO,
barang datang dipriksa barangnya lalu dipriksa cek fisik, cek nomer
batch , cek kadaluarsa, obat jenis apa, penyimpanannya dicek apa
disuhu kamar. Penyimpanan barang datang dicek termasuk jenis obat
apa, sediaannya apa juga lalu suhunya harus diperhatikan juga ada
suhu kamar, lalu pendistribusian obatnya melalui bagian sales, bagian
72
marketing untuk memasarkannya kerumah sakit, apotek, klinik, dan
yang lainnya.
b. Bagian marketing: “Menjaga kualitas produk dari penerimaan barang
dilakukan pengecekan nomer batch, tanggal kadaluarsa, sediaan
obatnya dan jumlah obat yang dipesan dari penyimpanan akan
diserahkan pada bagian gudang dan system pendistribusian akan
dilakukan oleh sales dan bagian marketing mba”
c. Salesman: “Kualitas produk over the counter sangat dijaga karena
tidak mau produk tersebut mengalami kerusakaan dari penerimaan
barang aja sudah jelas harus dicek terlebih dahulu, dari penyimpnan
dilakukan oleh bagian gudang dan dari pendistribusian juga dilakukan
dengan cepat mba”
3. Bagaimana pedagang besar farmasi PT. Kimia Farma
Trading&Distributionmendapatkan produk over the counter dari industri
farmasi PT. Kimia Farma Trading&Distribution?
a. Apoteker penanggung jawab: “Mendapatkan produk over the counter
dari industri dengan Pedagang Besar Farmasi menyerahkan surat
pesanan kepada bagian apoteker selanjutnya di input kedalam sistem
untuk mengecek jumlah stock barang masuk dan keluar setelah itu
bagian gudang menyiapkan barang yang akan.”
b. Bagian marketing: Mendapatkan produk over the counter dari industri,
Pedagang Besar Farmasi harus memesan obat melalui surat pesanan
73
dan surat pesanan tersebut akan dicek oleh bagian apotekerdengan
pemberian tanda obat yang ada digudang”.
c. Salesman: “Mendapatkan over the counter dari industri, Pedagang
Besar Farmasi itu harus menulis surat pesanan obat yang nantinya akan
dicek terlebih dahulu barang tersebut ada digudang atau tidak lalu obat
golongan narkotika dan psikotropika akan dicek dengan teliti jika ada
nama obat, jumlah sediaan, dan jumlah obat tersebut salah akan ditulis
ulang kembali. Surat pesanan tersebut diserahkan keapoteker guna
untuk dilakukan penginputan data selanjutnya diberikan kebagian
gudang guna untuk persiapan barangnya.”
4. Bagaimana salesman atau bagian marketing PT. Kimia Farma
Trading&Distributionmendapatkan produk over the counter dari Pedagang
BesarFarmasi PT. Kimia Farma Trading&Distribution?
d. Apoteker penanggung jawab: “Cara mendapatkan produk over the
counter dari Pedagang Besar Farmasi dengan cara salesman atau
bagian marketing menyerahkan surat pesanan kepada bagian apoteker
selanjutnya di input kedalam sistem untuk mengecek jumlah stock
barang masuk dan keluar setelah itu bagian gudang menyiapkannya.”
e. Bagian marketing: “Untuk mendapatkan produk over the counter dari
Pedagang Besar Farmasi dilakukan dengan cara bagian marketing atau
salesman menyerahkan surat pesanan tersebut kepada apoteker
kemudian surat pesanan tersebut di input kedalam sistem untuk dicek
74
jumlah stock barang termasuk stock barang masuk dan keluar
kemudian bagian gudang menyiapkannya produk yang akan dipesan
oleh konsumen. “
f. Salesman: “Alur mendapatkan over the counter dari Pedagang Besar
Farmasi dengan cara salesman atau bagian marketing mengambil surat
pesanan dari konsumen dan menyerahkan surat pesanan tersebut
kepada apoteker PBF untuk mengecek jumlah stock barang masuk dan
keluar kemudian diserahkan bagian gudang untuk disiapkan
produknya.”
5. Bagaimana penyusunan barang digudang, menggunakan system FIFO atau
FEFO ? Bagaimana penataan obat sesuai spesifikasinya?
a. Apoteker penanggung jawab: “Sistem penyimpanan menggunakan
sistem FEFO barang yang mendekati kadaluarsa harus dikelurkan
terlebih dahulu mba”.
b. Bagian marketing: “Sistemnya menggunakan sistem FEFO barang
yang tanggal kadaluarsanya sudah mendekati harus dikeluarkan. Suhu
harus disesuaikan dengan ketetentuan yang ada disistem penyimpanan
obat”.
c. Salesman: “Sistem penyimpanan menggunakan sistem FEFO.
75
PRICE
6. Bagaimanaharga untuk over the counter PT. Kimia Farma Trading
&Distribution?
a. Apoteker penanggung jawab: “Harga untuk over the counter itu harga
netto apotik + pajak penambahan nilai.”
b. Bagian marketing: “Harga untuk over the counter pedagang besar
farmasi menggunakan harga netto apotik + pajak penambahan nilai.”
c. Salesman: “Harga over the counter menggunkan harga netto apotik +
pajak penambahan nilai.”
7. Bagaimana penerapan strategi harga yang diterapkan untuk over the
counter PT. Kimia Farma Trading &Distribution?
a. Apoteker penanggung jawab: “Strategi harganya ada 4 yaitu ada harga
reguler, BPJS, E- Catalog dan harga standarisasi. Kamu bisa tanya
langsung sama bagian marketing soalnya saya tidak mengerti untuk
penjelasannya.”
b. Bagian marketing: “Penerapanstrategi menggunakan sistem harga
reguler, BPJS, E-Catalog dan harga standarisasi. Harga reguler adalah
harga ditambah pajak penambahan nilai (PPN) barang yang tidak
masuk BPJS ini termasuk harga regular lalu Harga BPJS adalah harga
barang yang bekerja sama dengan BPJS terus Harga E-catalog adalah
harga yang sudah bekerja sama dengan kimia farma. Harga
standarisasi adalah harga kesepakatan antara rumah sakit dengan
kimia farma.”
76
c. Salesman: “Strategi harga menggunakan harga reguler, BPJS, E-
Catalog dan harga standarisasi untuk penjelasannya bisa cari tau
kebagian marketingnya iya mba.”
8. Bagaimana target penjualan over the counter PT. Kimia Farma Trading
&Distribution?
a. Apoteker penanggung jawab: “memiliki target 40% untuk
perbulannya.”
b. Bagian marketing: “memiliki target 40% perbulannya mba”
c. Salesman: “memiliki target 40% untuk perbulannya sekitar segitu
mba”
PLACE
9. Bagaimana letak PT. Kimia FarmaTrading&Distribution ? (Strategis atau
tidak) ?
a. Apoteker penanggung jawab: “PT. Kimia Farma Trading
&Distribution memiliki tempat yang strategis karena kimia farma
berada ditengah-tengah area penjualan obat . Penjualan obatnya dari
Batang sampai Brebes. Jalur distribusinya juga sangat mudah karena
melalui sales atau pedagang besar farmasi.”
b. Bagian marketing: “PT. Kimia Farma Trading &Distribution tentang
tempatnya sangat strategis karena berada ditengah daerah
pendistribusian dekat dengan jalan raya juga mba.”
77
c. Salesman: “PT. Kimia Farma Trading &Distribution sangat strategis
mba karena berada dijalan raya mba bisa diketahui oleh konsumen
juga dan juga berada ditengah-tengah daerah untuk pendistribusian”
10. Apakah memberikan jalur kemudahan untuk produk over the counter PT.
Kimia Farma Trading &Distribution?
a. Apoteker penanggung jawab: “sangat memberikan kemudahan untuk
jalur distribusi karena tidak perlu datang kesini melainkan kami
mendatangi outlet supaya bisa memesan produk kami melalui sales
atau pedagang besar farmasi ”
b. Bagian marketing: sangat memberikan kemudahan karena kita bisa
mendatangkan sales dan pedagang besar farmasi selain itu bisa pesan
produk melalui via whatsapp yang nantinya bisa disalin disurat
pemesanan dan ketika barang datang kami meminta tanda tangan
apotekernya. ”
c. Salesman:“sangat memberikan kemudahan mba melalui sales dan
pedagang besar farmasi bisa mendatangi outlet yang akan memesan
produk.”
PROMOTION
11. Bagaimana promosi yang di lakukan untuk mengenalkan produk dan
untuk meningkatkan penjualan PT. Kimia Farma Trading &Distribution?
78
a. Apoteker penanggung jawab: “over the counter tidak ada promosi
namun melalui pengenalan produk lewat dokter, melalui price
programs bukan promosi tapi mendapatkan diskon untuk pembelian .”
b. Bagian marketing: “promosinya dilakukan dengan mengadakan
seminar yang dihadiri oleh dokter dan apoteker dan bisanya sales
memberikan cindera mata berupa kalender, buku, bolpoin dan yang
lainnya yang bertuliskan over the counter.”
c. Salesman:“untuk mengenalkan produk dan untuk meningkatkan
penjualan mengatakan bahwa melalui marketing berkerja sama dengan
dokter , pukesmas, apotek.
79
Lampiran 5. Nama-Nama obat Over The Counter PT. Kimia Farma Trading
&Distribution
NO. NAMA PRODUK KEMASAN
1 Batugin Elixir 300 ml/btl Btl 300 ml
2 Batugin Elixir 120 ml Btl 120 ml
3 Calcidol B12 Btl 120 ml
4 Calcidol Syrup Btl 60 ml
5 Enkasari Syrup Btl 120 ml
6 Bedak marck cream Ctn 40 gr
7 Bedak marck rose Ctn 40 gr
8 Bedak Marck putih Ctn 40 gr
9 Marck’ Venus com.01 Tube bedak
10 Marck’ venus com.02 Tube bedak
11 Marck’ venus com.03 Tube bedak
12 Venus Refill 01 Tube bedak
13 Venus Refill 02 Tube bedak
14 Venus Refill 03 Tube bedak
15 Venus refill TWC 01 Translucent Tube bedak
16 Venus refill TWC 02 Natural Tube bedak
17 Venus refill TWC 03 Porcelain Tube bedak
18 Bdk Salicyl 60 gr/pc Tube bedak
19 Bdk salicyl Fresh Tube bedak
20 Enzymfort 100 tab/dus Kardus 100 tab
21 Kina box Box
22 OB sari syrup 120 ml Btl 120 ml
23 OB sari syrup 60 ml Btl 60 ml
24 New padibu 30 caplet Kardus 30 caplet
25 Fitocare minyak telon 30 ml Btl 30 ml
26 Fitocare minyak telon 50 ml Btl 50 ml
80
Lanjutan Tabel
27 Magasida tab box/10x10’s Box tab
28 Magasida tab. Hanger Box tab
29 Magasida Suspensi 120ml Btl 120 ml
30 Asifit btl 30 caplet Box caplet
31 Fituno Btl 30 caplet Box caplet
81
CURRICULUM VITAE
Nama : Umy Sahidah Robiatul Adawiyah
Nim : 16080179
Tempat, tanggal lahir : Tegal, 07 Agustus 1998
E-Mail : [email protected]
Alamat lengkap : Jl. Merak Rt 07 Rw 01 Balapulang Kulon
No. Telp : +62895384068430
Pendidikan
SD : MI Intisyarul Ilum Probolinggo
SMP : SMP Plus NU 01 Penawaja Talang
SMA : Madrasah Aliyah Negeri Babakan Lebaksiu Tegal
Perguruan Tinggi : DIII PoliTeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Gambaran Strategi Marketing Mix (Bauran
Pemasaran) Obat Over The CounterPada PT.
Kimia Farma Trading & Distribution Cabang
Tegal
Nama Ayah : H. M. Shodiqin, Lc
Nama Ibu : Alm. Uswatun Khasanah
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : -
Alamat Orang Tua : Jl. Merak Rt 07 Rw 01 Balapulang Kulon