Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran

16
Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran Oleh : Sasa Ani Arnomo, S.Kom., M.S.I Dosen Tetap Universitas Putera Batam ABSTRACT Marketing information systems is critical for the company. The benefits of this system is to provide information for sales, sales promotion, marketing activities, market research activities and other related marketing. The second influential factor for the performance of marketing is consumer loyalty associated with re purchasing a product. Based on these factors, the researcher will analyze the influence of marketing information systems and loyalty to the ongoing marketing performance. Title: Information Systems Marketing, Customer Loyalty, Marketing Performance A. Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung aktifitas usaha, adalah penjualan. Faktor inilah yang menjadi kunci sekaligus indikator apakah sebuah usaha perdagangan dapat dikatakan mengalami kemajuan atau sebaliknya, mengalami kemunduran. Bahkan bila dikaitkan dengan proses produksi dalam suatu perusahaan, hampir bisa dipastikan tanpa adanya penjualan atau pemasaran dari produk yang dihasilkan, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Sedangkan semakin tinggi penjualan maka semakin baik pula dalam pemasaran. Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut. Strategi pemasaran di era sekarang ini mulai mengarah ke pemasaran internet sehingga perusahaan banyak yang membuat sistem informasi pemasaran. Jumlah pengguna Internet yang semakin besar memberikan peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjaring pelanggan melalui media online. Pilihan media online sebagai sarana pemasaran memiliki beberapa keunggulan diantaranya biaya yang murah dan jangkauan yang sangat luas. Namun demikian strategi pemasaran melalui media online ini tidak serta merta memberikan hasil yang efektif. Perlu dilakukan dengan sunggguh-sungguh dan evaluasi secara terukur terhadap hasilnya. Sedangkan dilihat dari sisi kompetisi antara perusahaan persaingan juga semakin berat, oleh karena itu perusahaan berupaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan membuat program-program loyalitas pelanggan. Keuntungan dari adanya Loyalitas pelanggan adalah berkurangnya pengaruh serangan dari para kompetitor dari perusahaan sejenis, tidak hanya kompetisi dalam hal produk namun juga kompetisi dalam hal persepsi. Selain itu konsumen yang loyal dapat mendorong perkembangan perusahaan. karena mereka biasanya memberikan ide atau saran kepada perusahaan agar meningkatkan kualitas produknya dan pada akhirnya mereka tidak akan begitu mempermasalahkan harga karena mereka percaya pada produk dan kualitas yang dimiliki perusahaan.

Transcript of Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran

Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap

Kinerja Pemasaran

Oleh : Sasa Ani Arnomo, S.Kom., M.S.I

Dosen Tetap Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Marketing information systems is critical for the company. The benefits of this system is to provide

information for sales, sales promotion, marketing activities, market research activities and other

related marketing. The second influential factor for the performance of marketing is consumer

loyalty associated with re purchasing a product. Based on these factors, the researcher will analyze

the influence of marketing information systems and loyalty to the ongoing marketing performance.

Title: Information Systems Marketing, Customer Loyalty, Marketing Performance

A. Latar Belakang

Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung aktifitas

usaha, adalah penjualan. Faktor inilah yang menjadi kunci sekaligus indikator apakah sebuah usaha

perdagangan dapat dikatakan mengalami kemajuan atau sebaliknya, mengalami kemunduran.

Bahkan bila dikaitkan dengan proses produksi dalam suatu perusahaan, hampir bisa dipastikan

tanpa adanya penjualan atau pemasaran dari produk yang dihasilkan, perusahaan tersebut akan

mengalami kerugian. Sedangkan semakin tinggi penjualan maka semakin baik pula dalam

pemasaran.

Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa

dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain

yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi

pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan

konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan

mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.

Strategi pemasaran di era sekarang ini mulai mengarah ke pemasaran internet sehingga

perusahaan banyak yang membuat sistem informasi pemasaran. Jumlah pengguna Internet yang

semakin besar memberikan peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjaring pelanggan melalui

media online. Pilihan media online sebagai sarana pemasaran memiliki beberapa keunggulan

diantaranya biaya yang murah dan jangkauan yang sangat luas.

Namun demikian strategi pemasaran melalui media online ini tidak serta merta memberikan

hasil yang efektif. Perlu dilakukan dengan sunggguh-sungguh dan evaluasi secara terukur terhadap

hasilnya.

Sedangkan dilihat dari sisi kompetisi antara perusahaan persaingan juga semakin berat, oleh

karena itu perusahaan berupaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan

membuat program-program loyalitas pelanggan.

Keuntungan dari adanya Loyalitas pelanggan adalah berkurangnya pengaruh serangan dari

para kompetitor dari perusahaan sejenis, tidak hanya kompetisi dalam hal produk namun juga

kompetisi dalam hal persepsi. Selain itu konsumen yang loyal dapat mendorong perkembangan

perusahaan. karena mereka biasanya memberikan ide atau saran kepada perusahaan agar

meningkatkan kualitas produknya dan pada akhirnya mereka tidak akan begitu mempermasalahkan

harga karena mereka percaya pada produk dan kualitas yang dimiliki perusahaan.

Pengukuran terhadap tingkat loyalitas pelanggan perusahaan merupakan hal yang sangat

penting, karena dengan demikian maka kinerja perusahaan dapat diukur dan dibandingkan dengan

para pesaingnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui jika ada kekurangan atau kelemahan

terhadap produk (barang atau jasa) yang ditawarkan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul

Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran

dengan objek penelitian sistem informasi pemasaran, pelanggan dan marketing pada PT. Fajar

Benua Indopack Batam. Sedangkan rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap kinerja

pemasaran?

2. Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap kinerja bagian

pemasaran/marketing?

B. Pembahasan

1. Pengertian Pemasaran

Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial

di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pertukaran dari kedua belah pihak akan diukur dalam suatu ukuran yang disebut sebagai

transaksi penjualan bagi suatu perusahaan kepada konsumen (pelanggan). Oleh karena itu terlihat

bahwa penjualan merupakan salah satu bagian dari berbagai fungsi pemasaran.

Ada lima konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2000, p17) yang mendasari organisasi

dalam melakukan kegiatan pemasaran yaitu:

a. Konsep pemasaran berdasarkan produksi

Konsumen akan membeli barang atau jasa yang mudah didapatkan dan harga

yang terjangkau. Hal tersebut menyebabkan seorang manager akan

berusaha meningkatkan efisiensi produksi, biaya yang rendah dan memperluas area

distribusi.

b. Konsep pemasaran berdasarkan produk

Konsumen akan membeli produk yang menawarkan kualitas, kinerja terbaik

atau produk yang inovatif. Dengan demikian seorang manager dituntut untuk fokus

dalam membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya setiap saat

baik dalam hal kualitas maupun inovatif.

c. Konsep pemasaran berdasarkan menjual

Kemungkinan besar konsumen tidak mengetahui atau tidak membeli produk

jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan mempromosikan produk dengan

tepat atau agresif.

d. Konsep pemasaran berdasarkan marketing

Konsep ini memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membuat

perusahaan lebih efektif dibandingkan pesaing dalam hal penciptaan produk,

pengiriman produk dan komunikasi kepada pelanggan.

e. Konsep pemasaran berdasarkan masyarakat

Tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan

pasar dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisien daripada saingan dengan cara

meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

2. Sistem Informasi Pemasaran

Definisi dari Philip Kotler (2000, p100) tentang sistem informasi pemasaran adalah

terdiri dari orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, mengurutkan,

menganalisis, mengevaluasi serta mendistribusikan informasi yang dibutuhkan secara tepat

waktu dan akurat kepada pengambil keputusan dalam bidang

pemasaran serta berguna bagi perusahaan dalam pengambil keputusan yang bersifat kritikal

mengenai peluang dan kesempatan yang ada.

Informasi memegang peranan penting untuk para manager dalam menganalisis dan

membuat rencana perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Philip Kotler (2000, p101) ada empat subsistem yang digunakan untuk

merancang sistem informasi pemasaran yang baik. Empat subsistem tersebut adalah:

a. Sistem pencatatan internal

Mengolah data-data terbaru mengenai penjualan, biaya, persediaan, arus kas,

harga produk dan hutang piutang. Dengan adanya informasi ini, level manager

dapat melihat masalah dan kesempatan yang muncul.

b. Sistem inteligen pemasaran

Merupakan serangkaian prosedur dan sumber daya yang digunakan oleh

level manager untuk mendapatkan informasi secara rutin atau setiap hari tentang

perkembangan pemasaran eksternal.

c. Sistem riset pemasaran

Perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data

yang berhubungan dengan situasi atau kondisi pemasaran tertentu yang sedang

dihadapi oleh perusahaan.

d. Sistem pendukung keputusan pemasaran

Merupakan sebuah sistem yang mengkoordinasikan pengumpulan data, sistem,

alat- alat, dan teknik dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat keras dimana

organisasi mengumpulkan dan mengintepretasikan informasi-informasi bisnis dan

keadaan pasar dan mengubahnya menjadi tindakan pemasaran.

3. Pengertian Loyalitas

Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis,

loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap

menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81)

menjelaskan loyalitas sebagai berikut:

a. Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk

membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

b. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek

(brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis

terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama

secara berulang kali.

c. Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-

satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus – menerus melakukan promosi untuk

memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran

modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan

keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.

Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek

pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek

tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas

produk.

Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah

kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan

sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam loyalitas pelanggan.

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh

pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek

sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbedad

dengan perilaku membeli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan

aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38).

Olson (dalam Trisno Mushanto, 2004 128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan

merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk

membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yang dihasilkan oleh badan

usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi

secara berulang-ulang.

Menurut Ali Hasan (2008:83) Loyalitas pelanggan dedefinisikan sebagai orang yang

membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan

seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk

memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan

membayar produk atau jasa tersebut.

Mnurut Gremler dan Brown (dalam Ali Hasan, 2008:83) bahwa loyalitas pelanggan adalah

pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai

komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan

orang lain untuk membeli.

Griffin (dalam Diah Dharmayanti, 2006 :38) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal

adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai

antusiasme untuk memperkenalkanny kepada siapapun yang dikenal.

Engel, Blackwell, Miniard (dalam Ali Hasan, 2008 : 84) mengemukakan bahwa loyalitas

pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan keterlibatan yang

tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi eksternal dan evaluasi

alternative.

Dick dan Basu (dalam Ali Hasan, 2008:84) menyatakan definisi loyalitas lebih bersifat

operasional yang menyebutkan bahwa loyalitas sebagai sebuah konsep yang menekankan pada

tuntutan pembelian, proporsi pembelian, atau probabilitas pembelian. Sementara itu Alida Palilati (

2004:67) mengatakan bahwa loyalitas terhadap produk atau jasa perusahaan (merek) didefinisikan

sebagai sikap menyenagi (favorable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam

pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu.

Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli

dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan

kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali (Jill Griffin,

2003:5). Terakhir, unti pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli

mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang. Pada kasus demikian, keputusan pembelian dapat

menunjukkan kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapt menjelaskan mengapa ia

terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan meruapakan

sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu

perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur

dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang

dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang

menawarkan produk/ jasa tersebut.

4. Manfaat Loyalitas

Griffin (2003 ; 223) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :

a. Mengurangi biaya pemasaran (karena biay\a untuk menarik pelangan baru lebih mahal).

b. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dll).

c. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit).

d. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.

e. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti

mereka yang merasa puas.

f. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).

Menurut Kotler, Hayes, dan Bloom (dalam Buchari Alma 2002:275) ada enam alasan

mengapa perusahaan harus menjaga dan mempertahankan konsumennya:

a. Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk memberikan

keuntungan kepada perusahaan.

b. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjaga dan memperthankan pelanggan yang

sudah ada, jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.

c. Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis, cenderung akan

percaya juga pada urusan bisnis yang lain.

d. Jika sebuah perusahaan lama memiliki banyak pelanggan lama, maka perusahaan tersebut

akan mendapatkan keuntungan karena adanya efisiensi. Pelanggan lama sudah barang tentu

tidak akan banyak lagi tuntutan, perusahaan cukup menjaga dan mempertahankan mereka.

Untuk melayani merekabisa digunakan karyawan-karyawan baru dalam rangka melatih

mereka, sehingga biaya pelayanan lebih murah.

e. Pelanggan lama tentunya telah banyak memiliki pengalaman positifyang berhubungan

dengan perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan sosialisasi.

f. Pelanggan lama akan berusaha membela perusahaan, dan mereferensikan perusahaan

tersebut kepada teman-teman maupun lingkungannya.

5. Kinerja Pemasaran

Ferdinand (1999) mengemukakan kinerja pemasaran merupakan faktor yang umum

digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi perusahaan selalu

diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar dan tingkat

pertumbuhan penjualan maupun kinerja keuangan. Disarankan pengukuran kinerja menggunakan

aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja yaitu unit yang terjual dan perputaran

pelanggan (Ferdinand, 2000).

Pertumbuhan penjualan merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk.

Pertumbuhan penjualan merupakan sumber pertumbuhan pangsa pasar. Pertumbuhan penjualan

digunakan untuk semua peneliti sebagai salah satu variabel pembentuk kinerja pasar. Kinerja pasar

merupakan bagian dari kinerja pemasaran (Mckee, et al, 1989 dalam Han, et al, 1998, p.36 dan

permadi, 1998, p.75).

6. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan hakikat tujuan penelitian ini, yaitu, hubungan antara variabel terikat

(dependent variable) dengan sejumlah variabel bebas (independent variable), maka kerangka

penelitian secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Sistem Informasi

Pemasaran

(X1)

Loyalitas Konsumen

(X2)

SIP1

SIP2

SIP3

SIP4

SIP5

SIP6

SIP7

SIP8

SIP9

SIP10

SIP11

L1

L2

L3

L4

L5

Kinerja Pemasaran

(Y)

KP1

KP2

KP3

KP4

H1

H2

SIP12

SIP13

Gambar Kerangka Berfikir

7. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Sebagai objek tempat pelaksanaan penelitian ini adalah PT. Fajar Benua Indopack,

Komplek Anggrek Sari Blok E1 No 71 Batam Center

b. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama dua bulan, sejak

bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.

8. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua konsumen dari Natasha Skin Care Bandung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah

80 orang konsumen Natasha Skin Care yang menggunakan krim anti jerawat.

9. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang representatif dari

populasi (Sugiyono, 2010: 62). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random

sampling. Teknik simple random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi itu

(Sugiyono, 2010: 64).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

jumlah Sample = N / (1+N.e.e) Dimana :

- N adalah jumlah populasi

- e adalah persentase toleransi ketidaktelitian (presesi) karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jumlah sample = 575/(1+575*0.1*0.1)

= 84.1852

= 85 (Pembulatan keatas)

N = 537

e = 10 %

Dengan demikian jumlah kuesioner yang akan dianalisi sebanyak 85

responden.

10. Definisi Operasional Variabel

Menurut Umar (2003:63) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel

yang dijelaskan atau yang dipengaruhi variabe independen. Variabel yang mempengaruhi disebut

variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut

variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel

bebas penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemasaran (X1) dan Loyalitas Konsumen (X2),

sedangkan variabel tak bebas penelitian ini adalah Kinerja Pemasaran (Y).

Dalam melakukan analisa tentang penelitian Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan

Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran ada beberapa variabel yang dibutuhkan, berikut

adalah variabel dan kode yang ada dalam pengolahan:

Variabel Indikator Kode

Sistem

Informasi

Pemasaran

(X1)

1. Sistem Informasi Pemasaran menyediakan

informasi mengenai barang yang lengkap

Sip1

2. Sistem Informasi Pemasaran menyediakan

berbagai jenis laporan yang berguna untuk

Sip2

transaksi.

4. Informasi yang dihasilkan Sistem Informasi

Pemasaran sangat akurat

Sip3

5. Sistem Informasi Pemasaran jarang terjadi

error ketika anda menggunakannya

Sip4

6. Sistem Informasi Pemasaran menghasilkan

informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya

Sip5

7. Informasi yang ditampilkan oleh Sistem

Informasi Pemasaran sangat jelas.

Sip6

8. Tampilan antarmuka Sistem Informasi

Pemasaran sangat menarik.

Sip7

9. Komposisi warna dalam Sistem Informasi

Pemasaran sangat baik sehingga tidak

melelahkan mata.

Sip8

10. Cara Sistem Informasi Pemasaran

menampilkan sebuah informasi sangat baik.

Sip9

11. Format dan bentuk laporan yang dihasilkan

sistem Informasi Pemasaran mudah dimengerti

dan dipahami

Sip10

12. Sistem Informasi Pemasaran sangat user

friendly

Sip11

13. Sistem Informasi Pemasaran sebaiknya

memberikan data yang Up-To-Date

Sip12

Loyalitas

Konsumen

(X2)

1. Pembelian ulang L1

2. Rekomendasi kepada orang lain L2

3. Menambah frekuensi konsumsi L3

4. Meceritakan hal-hal positif tentang produk L4

5. Kesediaan membayar dengan harga yang lebih

tinggi.

L5

Kinerja

Pemasaran

(Y)

1. Pencapaian target penjualan KP1

2. Tingkat kenaikan penjualan KP2

3. Tingkat kenaikan jumlah pelanggan KP3

4. Memperluas area pemasaran KP4

11. Deskriptif Data

Pengumpulan data telah dilakukan dengan mengumpulkan jawaban dari para responden

yang telah mengisi pertanyaan dalam kuesioner (bentuk dari kuesioner dapat dilihat pada halaman

lampiran). Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menyebar hardcopy sebanyak delapan puluh

lima (85) lembar.

a. Responden

Data yang telah dikumpulkan dari responden adalah sebagai berikut

1) Umur

Berdasarkan umur maka jumlah responden dari umur 15 th sampai 20 adalah

1,18%, umur dari 21 th sampai 25 th sebanyak 36,47 %, sedangkan umur dari 26 th

sampai 30 th sebanyak 20 %. Untuk umur 31 th sampai 35 th hanya 28,24 % dan

diatas 35 th sebesar 14,12%, berikut rincian dalam bentuk tabel:

Profil Responden Berdasarkan Umur

Umur (th) Frekuensi Presentase (%)

<15 0 0,00%

15-20 1 1,18%

21-25 31 36,47%

26-30 17 20,00%

31-35 24 28,24%

>35 12 14,12%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari masing-masing

pengelompokan umur adalah sebagai berikut:

Diagram Profil Responden Berdasarkan Umur

2) Pendidikan

Reponden mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, jumlah

responden berpendidikan terakhir SMA/SMK sebesar 77,65 %, Untuk pendidikan

terakhir S1 sebanyak 20 %, sedangkan pendidikan terakhir S2 sebesar 2,35%.

Berikut penggambaran dalam bentuk tabel:

Tabel Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD 0 0,00%

SMP 0 0,00%

SMA/SMK 66 77,65%

S1 17 20,00%

S2 2 2,35%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

<15 16-20 21-25 26-30 31-35 >35

Profil Responden Berdasarkan Umur

Umur

S3 0 0,00%

Apabila dilihat dari bentuk diagram dari tingkat pendidikan responden

didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK. Untuk lebih jelasnya

berikut diagram profil responden berdasarkan pendidikan:

Diagram Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

3) Jenis Kelamin

Berdasarkan gender, jumlah responden dalam penelitian ini didominasi oleh

jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51,76 % sedangkan dari perempuan sebanyak

48,24 %. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel

berikut:

Tabel Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-Laki 44 51,76%

Perempuan 41 48,24%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari profil responden

berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan

46.00%

47.00%

48.00%

49.00%

50.00%

51.00%

52.00%

Laki-Laki Perempuan

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

12. Uji Validitas

Untuk validitas, jika nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari r table (0.213)

maka Item Indikator tersebut dikatakan valid.

a. Uji Validitas Sisten Informasi Pemasaran (SIP)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Sisten Informasi Pemasaran untuk menilai

validitas dari item-item variabel tersebut.

Tabel Item Total Statistic SIP

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SIP1 47.19 21.488 .579 .739

SIP2 47.71 21.591 .378 .753

SIP3 47.96 21.892 .327 .758

SIP4 47.80 20.829 .441 .746

SIP5 48.01 20.488 .450 .745

SIP6 48.07 21.138 .368 .754

SIP7 47.99 21.250 .371 .754

SIP8 47.76 21.277 .499 .742

SIP9 48.11 21.262 .370 .754

SIP10 48.05 21.164 .415 .749

SIP11 48.19 21.559 .327 .758

SIP12 48.14 21.837 .326 .758

SIP13 48.32 22.338 .301 .760

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-

masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan

adalah valid.

b. Uji Validitas Loyalitas Konsumen (L)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Loyalitas Konsumen untuk menilai validitas

dari item-item loyalitas konsumen.

Tabel Item Total Statistic L

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

L1 15.41 2.817 .600 .623

L2 16.41 3.150 .384 .708

L3 15.81 2.893 .503 .661

L4 15.66 2.894 .502 .661

L5 16.42 3.152 .407 .699

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-

masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan

adalah valid.

c. Uji Validitas Kinerja Pemasaran (KP)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Kinerja Pemasaran untuk menilai validitas

dari item-item variabel tersebut.

Tabel Item Total Statistic KP

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KP1 13.16 1.830 .549 .662

KP2 13.36 1.806 .501 .690

KP3 13.34 1.775 .621 .622

KP4 13.25 1.926 .442 .722

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-

masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan

adalah valid.

13. Uji Reliabilitas

Untuk reabilitastas, jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 maka Item

Indikator tersebut dikatakan reliabel.

a. Uji Reliabilitas Sistem Informasi Pemasaran (SIP)

Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Sistem Informasi Pemasaran untuk menilai

reliabilitas dari item-item variabel Sistem Informasi Pemasaran (X1).

Tabel 5.36 Tabel Cronbach’s Alpha SIP

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.766 13

Nilai Cronbach’s Alpha dari Sistem Informasi Pemasaran adalah 0.766. Dengan

demikian nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan

adalah reliabel.

b. Uji Reliabilitas Loyalitas Konsumen (L)

Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Loyalitas Konsumen untuk menilai

reliabilitas dari item-item variabel tersebut.

Tabel Cronbach’s Alpha L

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.719 5

Nilai Cronbach’s Alpha dari Loyalitas Konsumen adalah 0.719. Dengan demikian

nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

c. Uji Reliabilitas Kinerja Pemasaran

Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Kinerja Pemasaran untuk menilai

reliabilitas dari item-item variabel tersebut

Tabel Cronbach’s Alpha Use

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.735 4

Nilai Cronbach’s Alpha dari Kinerja Pemasaran adalah 0.735. Dengan demikian

nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

14. Variables Entered

Tabel Variables Entered menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan

(removed), atau dengan demikian semua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan

regresi.

Tabel Variables Entered

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 TL, TSIPa . Enter

a. All requested variables entered.

15. Model Summary

Angka R Square adalah 0.028. Hal ini berarti hanya 2% dari variabel Kinerja

Pemasaran bisa dijelaskan oleh variabel Sistem Infomasi Pemasaran dan Loyalitas

Konsumen.

Tabel Model Summary

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .168a .028 .005 1.727

a. Predictors: (Constant), TL, TSIP

16. Anova

Dari uji Anova atau F Test, didapat F hitung adalah 1.191 dengan tingkat signifikasi

0.309. Karena probabilitas (0.309) lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak bisa

digunakan untuk memprediksi Kinerja Pemasaran. Dengan kesimpulan Sistem Informasi

Pemasaran dan Loyalitas Konsumen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

Kinerja Pemasaran.

Tabel Anova

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.106 2 3.553 1.191 .309a

Residual 244.541 82 2.982

Total 251.647 84

a. Predictors: (Constant), TL, TSIP

b. Dependent Variable: TKP

17. Coefficients

Tabel uji coefficients menunjukkan bahwa variabel independent yaitu variabel

Sistem Informasi Pemasaran dan variabel Loyalitas Konsumen mempunyai nilai t hitung

sebesar 1.323 dan 1.177 yang menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel

(1.988). Maka hasil kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap

Kinerja Pemasaran.

Tabel Coefficients Use Dependent

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.225 2.333 7.810 .000

TSIP -.053 .040 -.152 -1.323 .189

TL .112 .095 .135 1.177 .243

a. Dependent Variable: TKP

18. Hasil Analisa Hipotesis

a. H0 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap

kinerja pemasaran?

H1 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap

kinerja pemasaran?

Hasil uji-t: t= -1.323 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan P-

Value = 0.189 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima

sehingga Sistem Informasi Pemasaran tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

b. H0 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk tidak berpengaruh

terhadap kinerja bagian pemasaran/marketing?

H1 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap

kinerja bagian pemasaran/marketing?

Hasil uji-t: t= 1.177 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan P-

Value = 0.243 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima

sehingga Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

C. Penutup

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas mempunyai nilai pengaruh yang sangat kecil

sehingga dianggap bahwa tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran. Apabila ditinjau

dari segi kinerja pemasaran mempunyai sistem kerja sendiri sebagai contoh bagian

pemasaran/marketing mempunyai target penjualan yang harus dicapai dan kewajiban

memperluas area pemasaran.

2. SIP tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t yaitu 1.323 lebih

kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

3. Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t

yaitu 1.177 lebih kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A. 2000, Strategic Market Management, 5th edition, John Wiley &Sons,. Inc.,

New York.

Certo, S.C., dan Peter, J. 1991, Strategy Management Concept and Applications, 2nd

edition, McGraw-Hill, Inc, New York.

Cleland, D.L dan King, W.R. 1988, Project Management Hand Book, 2nd Van Nostrand

Reinhold, New York.

Craven, D,W. 1996, Pemasaran Strategis, edisi keempat, jilid 1 dan 2, terjemahan, Salim L

Penerbit Erlangga, Jakarta.

David, F. R. 2002, Manajemen Strategis, Konsep terjemahan, Sindoro, A.., PT. Prenhallindo

Jakarta.

Fandy Tjiptono, (2002) Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi (2005) Brand

Management Strategy. ANDI. Yogyakarta

Griffin Jill, (2003) Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan, Jakarta, Erlangga.

Haryono, B.PM. 2000, Strategi Pemasaran Bagi Suatu Perusahaian Jasa Didalarn

Menghadapi Persaingan, Meditek, Vol. 8, No.21, Januari April 2000, hal. 60-66.

Indriantoro, N., dan Supomo, B. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE.

Yogyakarta.

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro 2001.

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro 2005.

Kotler, P. 1998, A Generic Concept of Marketing, Marketing Management, hal. 48-54.

Kotler, P. dan Amstrong, G. 2001, Principle of Marketing , 9th edition, Printice Hall

International, Inc. New Jersey.

Krajewski, L.J., dan Ritzman, L.P. 1999, Operations Management: Strategy and Analysis,

Addison-Wesley Publishing Company, Inc., Massachusetts.

Morledge, R. 2002a, Marketing a Solution to Market Failure, International Journal of

Construction Marketing, Vol. 1, April 2002.

Peng, L.S. dan Hua, L.S. 2002, The Strategic Response of construction Firm to the Asian

Financial Crisis 1997-1998, International Journal Construction Marketing.

Porter, M.E. 1980, Competitive Strategy, Techniques for Analyzing Industries and

Competitors, Macmillan Publishing Company, New York.

Porter, M.E. 1993, Keunggulan Bersaing, cetakan kedua, terjemahan, Dharma, A., Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Presscott, John, 1986, ‘Environments as Moderators of the Relationship between strategy

and Performance’, Academy of Management Journal, Vol 29, no.2, p.329-346.

Shoham A. dan Fiegenbaum A. 1999, Extending the Competitive Marketing Strategy

Paradigm: The Role of Strategic Reference Point Theory, Journal of the

Academy of Marketing Science, 27 (4): hat. 442-454.

Shin, N. 2001, Strategies for Competitive Advantage in Electronic Commerce, Journal of

Electronic Commerce Research, Vol. , No. 4, hat. 164-170.

Slater, S.F., dan Narver, J.C. 1995, Market Orientation and the Learning Organization,

Journal of Marketing, Vol. 57, July 1995: hat. 63-74.

Swamidass, p.M and Newell, W.T, 1987, ’Manufacturing Strategy Environmental

Uncertainly and Performance: A Path Analytic Model’, Management Science,

Vol. 33, p.509-524.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta Bandung 2001.

Singgih Santoso, SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta 2001.