analisis pengaruh bauran pemasaran dan kualitas pelayanan

10
1 ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SATE KELINCI (Studi Kasus pada Lesehan Sate Kelinci dan Warung Sate Kelinci di Kota Wisata Batu) Analysis Of The Marketing Mix And Service Quality In Purchasing Decision Toward “Sate Kelinci” (Case Study On Lesehan Sate KelinciAnd Warung Sate Kelinci” At Kota Wisata Batu) Anik Purwaningsih 1 , Hari Dwi Utami 2 , and Bambang Ali Nugroho 2 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2 Dosen Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya ABSTRACT : Research was conducted at the “Lesehan Sate Kelinci Batu” and “Warung Sate Kelinci Beji”, located in Jl. Patimura No. 126 Batu and Jl. Raya Beji Ir. Soekarno No. 36 Batu. Research was conducted from 22 January until 28 February, 2014. The purpose of this research was to analyze the consumers purchasing decision towards “sate kelinci” and to investigate the marketing mix affection in buying “sate kelinci” in Lesehan Sate Kelinci Batu and Warung Sate Kelinci Beji. 110 consumers were obtained by accidental sampling method. Primary data were collected from structured quitioner and survey method. Secondary data were gathered from the restaurant and other related sources. Factor analysis and multiple regression were applied to analyse the data. Result showed that consumers purchasing decision toward sate kelinci in Lesehan Sate Kelinci Batuwas represented by repeating buying, having interest in sate kelinci , recommending “ sate kelinci ” to others, and having confidence in consuming “sate kelinci”. Whereas in Warung Sate Kelinci Beji , consumers purchasing decision was represented when they perceived happy feeling in repeating buying, recommending to other, having confident and interest in selecting “sate kelinci”. Consumers purchasing decisions towards “sate kelinci” in “Lesehan Sate Kelinci Batu” was positively and influenced by service quality , reasonable priceand the cleanliness of the restaurant”. Whereas in “Warung Sate Kelinci Beji”, “ service quality , price and suitable portion” had a positive influence on purchasing decisions. Keywords : reasonable price, cleanliness of the restaurant, “price and suitable portion” PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Bisnis makanan atau kuliner merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan, sehingga mempunyai kecenderungan terus meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Permintaan pangan yang terus meningkat karena merupakan kebutuhan dasar manusia berimbas terhadap peningkatan penawaran makanan, sehingga bisnis dibidang makanan juga selalu meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu, selain itu dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, mengakibatkan

Transcript of analisis pengaruh bauran pemasaran dan kualitas pelayanan

1

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SATE KELINCI

(Studi Kasus pada Lesehan Sate Kelinci dan Warung Sate Kelinci di Kota Wisata Batu)

Analysis Of The Marketing Mix And Service Quality In Purchasing

Decision Toward “Sate Kelinci”

(Case Study On “Lesehan Sate Kelinci” And “Warung Sate Kelinci” At

Kota Wisata Batu)

Anik Purwaningsih1, Hari Dwi Utami

2, and Bambang Ali Nugroho

2

1Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

2Dosen Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

ABSTRACT : Research was conducted at the “Lesehan Sate Kelinci Batu” and “Warung

Sate Kelinci Beji”, located in Jl. Patimura No. 126 Batu and Jl. Raya Beji Ir. Soekarno No. 36

Batu. Research was conducted from 22 January until 28 February, 2014. The purpose of this

research was to analyze the consumers purchasing decision towards “sate kelinci” and to

investigate the marketing mix affection in buying “sate kelinci” in Lesehan Sate Kelinci

Batu and Warung Sate Kelinci Beji. 110 consumers were obtained by accidental sampling

method. Primary data were collected from structured quitioner and survey method. Secondary

data were gathered from the restaurant and other related sources. Factor analysis and multiple

regression were applied to analyse the data. Result showed that consumers purchasing

decision toward “sate kelinci” in “Lesehan Sate Kelinci Batu” was represented by repeating

buying, having interest in “sate kelinci”, recommending “sate kelinci” to others, and having

confidence in consuming “sate kelinci”. Whereas in “Warung Sate Kelinci Beji”, consumers

purchasing decision was represented when they perceived happy feeling in repeating buying,

recommending to other, having confident and interest in selecting “sate kelinci”. Consumers

purchasing decisions towards “sate kelinci” in “Lesehan Sate Kelinci Batu” was positively

and influenced by “service quality”, “reasonable price” and the “cleanliness of the

restaurant”. Whereas in “Warung Sate Kelinci Beji”, “service quality”, “price and suitable

portion” had a positive influence on purchasing decisions.

Keywords : “reasonable price”, “cleanliness of the restaurant”, “price and suitable portion”

PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian

membawa dampak bagi kehidupan

manusia terutama dunia usaha pada saat

ini. Bisnis makanan atau kuliner

merupakan salah satu bisnis yang cukup

menjanjikan, sehingga mempunyai

kecenderungan terus meningkat, baik dari

segi kuantitas maupun kualitasnya.

Permintaan pangan yang terus meningkat

karena merupakan kebutuhan dasar

manusia berimbas terhadap peningkatan

penawaran makanan, sehingga bisnis

dibidang makanan juga selalu meningkat

dan berkembang dari waktu ke waktu,

selain itu dengan makin berkembangnya

ilmu pengetahuan dan peningkatan taraf

hidup masyarakat, mengakibatkan

2

perubahan pada pola konsumsi

masyarakat.

Seiring dengan semakin

modernnya perkembangan zaman,

sehingga timbul berbagai macam usaha

atau bisnis yang tujuannya untuk

memenuhi kebutuhan protein hewani dan

kepuasan pelanggan. Semakin ketatnya

persaingan bisnis di Indonesia, maka

banyak perusahaan berlomba-lomba untuk

memberikan pelayanan (service) yang

memuaskan pelanggan, selain itu

perusahaan juga menawarkan berbagai

macam variasi produk dengan kualitas

yang baik agar ada kenaikan dari tingkat

pembelian konsumen (Lupiyoadi, 2001).

Kotler (2000) mengklasifikasikan

bahwa alat-alat pemasaran ke dalam

empat kelompok yang dikenal dengan

4P dari pemasaran, yaitu : product,

price, place, dan promotion. Bauran

pemasaran berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen. Menurut

Schiffman dan Kanuk (2004), keputusan

pembelian adalah pemilihan dari dua

atau lebih alternatif pilihan keputusan

pembelian.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana keputusan pembelian

terhadap sate kelinci di lesehan sate

kelinci dan warung sate kelinci di Kota

Wisata Batu?

2. Faktor-faktor bauran pemasaran apa

saja yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam melakukan pembelian

sate kelinci di lesehan sate kelinci dan

warung sate kelinci di Kota Wisata

Batu?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keputusan konsumen

dalam membeli di lesehan sate kelinci

dan warung sate kelinci di Kota Wisata

Batu.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor bauran

pemasaran yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam melakukan pembelian

sate kelinci di lesehan sate kelinci dan

warung sate kelinci di Kota Wisata

Batu.

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan

lesehan sate kelinci dan warung sate

kelinci di Kota Wisata Batu-Malang dalam

rangka menentukan strategi pengambilan

keputusan mengenai produk dan

mengetahui faktor yang paling

mempengaruhi konsumen dalam

keputusan pembelian di lesehan sate

kelinci dan warung sate kelinci di Kota

Wisata Batu.

Hipotesis

1. Kesesuaian porsi memiliki pengaruh

positif terhadap keputusan pembelian

sate kelinci.

2. Kesesuaian harga memiliki pengaruh

positif terhadap keputusan pembelian

sate kelinci.

3. Kualitas iklan memiliki pengaruh

positif terhadap keputusan pembelian

sate kelinci.

4. Kebersihan fasilitas restoran memiliki

pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian sate kelinci.

TINJAUAN PUSTAKA

Restoran

Usaha rumah makan atau restoran

adalah salah satu jenis usaha jasa pangan

dengan ruang lingkup kegiatannya

menyediakan jasa pelayanan makan dan

minum melalui proses pengolahan serta

penyajian ditempat usahanya. Marsum

(1993) menyatakan bahwa restoran adalah

tempat atau bangunan yang diorganisasi

3

secara komersial, yang menyelenggarakan

pelayanan dengan baik kepada semua

tamunya baik berupa makanan atau

minuman.

Konsumen

Konsumen adalah setiap orang yang

membeli barang atau jasa untuk langsung

dipakai. Ada beberapa sikap konsumen

yang perlu diketahui antara lain konsumen

adalah raja, suka dipuji, suka mencela,

bersemangat, sering bimbang, mudah

marah, dan apatis (Effendi, 1982)

Perilaku Konsumen

James F. Engel. Et.al (1968:8)

menyatakan bahwa perilaku konsumen

didefinisikan sebagai tindakan-tindakan

individu yang secara langsung terlibat

dalam usaha memperoleh dan

menggunakan barang-barang jasa

ekonomis termasuk proses pengambilan

keputusan yang mendahului dan

menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Kotler (2005) menambahkan, perilaku

konsumen adalah sebuah proses teratur

dimana individu-individu berintegrasi

dengan lingkungannya untuk tujuan

mengambil keputusan.

Keputusan Pembelian

Adanya kecenderungan pengaruh

kualitas produk, harga dan promosi

terhadap keputusan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen tersebut,

mengisyaratkan bahwa manajemen

perusahaan perlu mempertimbangkan

aspek perilaku konsumen, terutama proses

pengambilan keputusan pembeliannya.

Keputusan pembelian merupakan suatu

proses pengambilan keputusan akan

pembelian yang mencakup penentuan

apa yang akan dibeli atau tidak

melakukan pembelian dan keputusan itu

diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya (Sofjan Assauri, 2004:141).

Phillip Kotler (2000:170)

menyatakan bahwa ada lima tahap dalam

proses keputusan pembelian yaitu

pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pemebelian dan perilaku pasca pembelian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian

Tujuan kegiatan pemasaran adalah

mempengaruhi pembeli untuk bersedia

membeli barang dan jasa perusahaan

pada saat mereka membutuhkan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan

membeli berbeda-beda untuk masing-

masing pembeli di samping produk yang

dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah lokasi

penjualan yang strategis, pelayanan yang

baik, kemampuan tenaga penjualnya, iklan

dan promosi.

Bauran Pemasaran

Kotler (2005) menyatakan bahwa

produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, dipergunakan atau

dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan pokok

mencakup objek secara fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi dan ide.

Harga merupakan salah satu

faktor penting dari sisi penyedia jasa

untuk memenangkan suatu persaingan

dalam memasarkan produknya, oleh

karena itu harga harus ditetapkan.

Augusty Ferdinand (2006) menyatakan

bahwa harga merupakan salah satu

variabel penting dalam pemasaran, dimana

harga dapat mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan untuk

membeli suatu produk, karena berbagai

alasan. Alasan ekonomis akan

4

menunjukkan harga yang rendah atau

harga terlalu berkompetisi merupakan

salah satu pemicu penting untuk

meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi

alasan psikologis dapat menunjukkan

bahwa harga justru merupakan indikator

kualitas dan karena itu dirancang sebagai

salah satu instrumen penjualan sekaligus

sebagai instrument kompetisi yang

menentukan.

Promosi merupakan salah satu

variabel di dalam marketing mix yang

sangat penting dilaksanakan oleh

perusahaan dalam pemasaran produk

atau jasanya. Menurut Swastha dan

Irawan (2005:349) promosi adalah

semua jenis kegiatan pemasaran yang

ditujukan untuk mendorong permintaan.

Promosi adalah arus informasi atau

persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi

kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.

Rangkuti (2002), menjelaskan

bahwa terdapat sepuluh kriteria umum atau

standar yang menentukan kualitas suatu

jasa, yaitu : Reliability (keandalan),

Responsibility (ketanggapan), Competence

(kemampuan), Acces (mudah diperoleh),

Courtesy (keramahan), Communication

(komunikasi), Credibility (dapat

dipercaya), Security (keamanan),

Understanding/knowing the customer

(memahami pelanggan), Tangibles (bukti

nyata). Tjiptono (2004) menyatakan bahwa

kualitas jasa merupakan tingkat persepsi

terhadap pelaksanaan suatu jasa.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lesehan

Sate Kelinci Batu di Jl. Patimura No. 126

Batu dan di Warung Sate Kelinci Beji di

Jl. Raya Beji Ir. Soekarno No. 36 Batu.

Penelitian dilaksanakan pada bulan januari

– februari 2014.

Metode pengambilan sampel

Penentuan penarikan sampel

dalam penelitian ini menggunakan Non

Probability Sampling dengan metode

pengambilan sampel menggunakan

Accidental sampling dengan jumlah

sampel sebanyak 110 responden.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

dilakukan kuantitatif yang didukung

dengan survei. Data yang diambil

meliputi data primer yang diolah dari hasil

jawaban responden kemudian data

sekunder yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan pihak Lesehan Sate

Kelinci Batu dan Warung Sate Kelinci

Beji.

Analisis Data

Data yang diperoleh selama

penelitian dianalisis menggunakan

analisis faktor dan analisis regresi

berganda. Analisis faktor digunakan untuk

menganalisis data-data masukan yang

berupa data matrik dan terdiri dari

variabel-variabel dengan jumlah yang

besar. Sudjana (2003) menjelaskan bahwa

regresi berganda digunakan untuk

mengetahui dua variabel bebas atau lebih

terhadap variabel terikat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lesehan Sate Kelinci Batu

Lesehan Sate Kelinci didirikan

pada tahun 1998 oleh Bapak H. Hasan

Jumain beserta keluarganya yang berlokasi

di Jl. Patimura No. 126 Batu-Malang.

Jumlah karyawan sebanyak 24 orang. Pada

tahun 2008 Lesehan Sate Kelinci Batu

memperoleh piagam penghargaan MURI

5

atas rekor penyelenggara pendukung bakar

sate kelinci terbanyak pada waktu dan

tempat yang sama. Lesehan sate kelinci

buka mulai jam 08.00 – 21.00 pada hari

biasa dan buka mulai jam 08.00 – 22.00

pada hari weekend atau hari besar. Fasilitas

yang disediakan oleh Lesehan Sate Kelinci

Batu antara lain, area parkir, mushola,

wastafel, taman, toilet dan lain-lain.

Rumah makan Lesehan Sate Kelinci

menyediakan beberapa varian menu lain

antara lain kelinci goreng, sate kalkun, sate

kambing, ayam goreng/bakar, gurami asam

manis, cumi goreng, soto ayam kampung,

bistik daging sapi dll. Harga yang

ditawarkan juga bervariasi, dimulai dari

kisaran harga Rp. 8.000,- sampai dengan

Rp. 35.000,- untuk setiap porsinya.

Warung Sate Kelinci Beji

Warung sate kelinci didirikan pada

tahun 2010 oleh Bapak Sujiono dan

Istrinya Ibu Purwati di Jl. Raya Beji Ir.

Soekarno No. 36 Batu-Malang. Dari awal

berdiri hingga tahun 2014 semua aktivitas

dan kegiatan di Warung Sate Kelinci Beji

dilakukan oleh keluarga sendiri tanpa

merekrut tenaga kerja dari luar. Warung

Sate Kelinci buka mulai jam 07.00 – 24.00

setiap harinya. Fasilitas yang disediakan

antara lain area parkir yang luas, tempat

yang nyaman, wastafel, dan toilet. Warung

sate kelinci menyediakan beberapa varian

menu yaitu kelinci goreng, sate

kelinci/kambing/ayam, sup kelinci,

tongseng kelinci, ayam goreng/bakar,

bakso kelinci dll. Harga yang ditawarkan

bervariasi mulai Rp. 10.000 – Rp. 36.000

untuk setiap porsinya.

Keputusan Pembelian Sate Kelinci

Keputusan pembelian merupakan

sebuah proses yang dilakukan konsumen

dalam melakukan pembelian produk/jasa.

Keputusan pembelian menggambarkan

bagaimana individu secara hati-hati

mengevaluasi berbagai macam atribut

produk/jasa tertentu. Penilaian terhadap

keputusan pembelian berdasarkan nilai

rata-rata tertinggi dari tanggapan

konsumen.

Tabel 1. Keputusan pembelian sate

kelinci di Lesehan Sate

Kelinci Batu

Hasil penelitian diperoleh dari

variabel keputusan pembelian dengan

keempat sub variabel bahwa mayoritas

konsumen menilai setuju akan melakukan

pembelian ulang, tertarik dengan sate

kelinci karena harga dan manfaat daging

kelinci, bersedia merekomendasikan sate

kelinci kepada orang lain, dan memiliki

keyakinan untuk mengkonsumsi sate

kelinci.

Tabel 2. Keputusan pembelian sate

kelinci di Warung Sate Kelinci

Beji

6

Hasil penelitian diperoleh dari

variabel keputusan pembelian (Y) dengan

keempat sub variabel diketahui bahwa

mayoritas konsumen menilai setuju akan

melakukan pembelian ulang,

merekomendasikan sate kelinci kepada

orang lain, memiliki keyakinan untuk

mengkonsumsi sate kelinci dan tertarik

dengan sate kelinci.

Hasil Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk

mengetahui apakah seperangkat variabel

tersebut memiliki hubungan keterkaitan.

Tabel 3. Analisis faktor keputusan

pembelian sate kelinci di

Lesehan Sate Kelinci Batu

Tabel 1 merupakan penjabaran dari

hasil analisis faktor pada 14 item

variabel yang menjadi 5 faktor baru

dengan nilai faktor loading.

Tabel 3 merupakan penjabaran dari

hasil analisis faktor pada 14 item

variabel yang menjadi 5 faktor baru

dengan nilai faktor loading.

Tabel 4. Analisis faktor keputusan

pembelian sate kelinci di

Warung Sate Kelinci Beji

Tabel 4 merupakan penjabaran dari

hasil analisis faktor pada 14 item

variabel yang menjadi 4 faktor baru

dengan nilai faktor loading.

Indeks 1 “kualitas pelayanan”

Variabel yang paling berpengaruh

pada variabel kualitas pelayanan adalah

variabel kemampuan berkomunikasi dan

kebersihan fasilitas restoran dengan nilai

loading faktor 0,853 dan 0,932 pada

Lesehan Sate Kelinci Batu, sedangkan

variabel yang paling berpengaruh pada

variabel kualitas pelayanan di Warung

Sate Kelinci Beji yaitu variabel kesigapan

palayan dalam melayani pelanggan dengan

nilai loading faktor 0,782. Proses

komunikasi pelayan dengan konsumen

merupakan proses timbal balik karena

antara pelayan dan konsumen saling

mempengaruhi satu sama lain, yang mana

keduanya saling memberikan informasi,

pesan, gagasan, pikiran, perasaan, dengan

maksud agar orang lain berpartisipasi yang

7

pada akhirnya informasi, pesan, gagasan,

pikiran dan perasaan tersebut menjadi

milik bersama antara komunikator dan

komunikan. Jika pelayan mampu

berkomunikasi baik dengan konsumen

maka konsumen akan merasa nyaman dan

dihargai. Interaksi pegawai dapat terwujud

seperti keramahan, sikap hormat, dan

empati sehingga konsumen akan merasa

nyaman dan memutuskan untuk

melakukan pembelian. Sedangkan

kebersihan merupakan salah satu tanda

dari keadaan hygine yang baik. Kesigapan

merupakan kesiapan pelayan dalam

menanggapi dan memberikan respon

kepada pelanggan. Jika pelayan tanggap

dan sigap dalam melayani pelanggan maka

volume pembelian akan meningkat.

Indeks 2 “kelayakan harga”

Harga yang paling berpengaruh

dalam keputusan pembelian sate kelinci di

Lesehan Sate Kelinci Batu dan di Warung

Sate Kelinci Beji adalah kesesuaian harga

dengan porsinya dengan nilai faktor

loading 0904 dan 0,818. Harga merupakan

variabel yang paling sensitif terhadap

keputusan pembelian. Harga yang murah

dengan kualitas dan kuantitas (porsi) yang

baik menyebabkan mudahnya

pengambilan keputusan terhadap

pembelian produk, begitupun sebaliknya

oleh karena itu, setiap konsumen

senantiasa mencari informasi tentang harga

tidak hanya pada satu tempat, mereka

cenderung membandingkan antara harga

ditempat satu dengan harga ditempat

lainnya misalnya untuk produk olahan sate

kelinci di Lesehan Sate Kelinci Batu

dibandingkan dengan Warung Sate Kelinci

yang lainnya. Dengan harapan mereka

mendapatkan produk yang kualitas dan

kuantitasnya (porsi) sama tetapi

mendapatkan harga yang sesuai.

Indeks 3 “produk dan ketepatan”

Variabel produk yang paling

berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sate kelinci di Lesehan Sate

Kelinci Batu yaitu rasa produk dengan

nilai loading faktor sebesar 0,855.

Sedangkan di Warung Sate Kelinci Beji

variabel produk yang paling berpengaruh

rasa produk memiliki nilai loading faktor

sebesar 0,909. Rasa merupakan hal yang

sangat dipertimbangkan konsumen

terutama dalam mengonsumsi produk

olahan daging kelinci. Rasa, tekstur, dan

warna daging kelinci mirip dengan daging

ayam. Secara umum, daging

kelinci tersusun dari serat-serat halus yang

membuatnya lezat. Rasa daging pun lebih

kenyal dibanding daging ayam yang terasa

lebih empuk. Kandungan airnya sebanyak

67,6% yang juga lebih tinggi daripada

daging ayam. Lemak pada daging

kelinci sebanyak 75 gram per kilogram dan

lemak ini didominasi oleh lemak tak jenuh

yang sangat baik bagi tubuh. Keunggulan

lainnya dari daging kelinci adalah

kandungan protein yang jumlahnya lebih

tinggi dibandingkan daging ayam dan

daging merah lainnya. Kolesterol

pada daging kelinci sebesar 1,39 mg/kg

dan natrium sebesar 399 mg/kg. Selain itu,

rasa sate kelinci yang gurih, nikmat dan

lezat juga dipengaruhi oleh bumbu

rempah-rempah yang digunakan oleh

Lesehan Sate Kelinci Batu dan Warung

Sate Kelinci Beji sehingga aroma dan rasa

yang dikeluarkan dari masakan sate kelinci

tersebut sangat menggugah selera makan.

Indeks 4 “media promosi”

Variabel yang paling berpengaruh

pada variabel promosi adalah variabel

kuantitas iklan dengan nilai loading faktor

0,961 pada Lesehan Sate Kelinci Batu,

sedangkan di Warung Sate Kelinci Beji

8

memiliki nilai loading faktor 0,942. Pada

hakikatnya promosi merupakan suatu

bentuk komunikasi pemasaran yaitu

aktivitas yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi/membujuk dan

atau mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli dan loyal pada produk

yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan. Kuantitas iklan yang

dimaksudkan yaitu seberapa banyak atau

seberapa sering konsumen

mendengar/mengetahui keberadaan rumah

makan Lesehan Sate Kelinci Batu dan

Warung Sate Kelinci Beji sebelum

memutuskan untuk melakukan pembelian.

Media promosi merupakan sarana

yang digunakan untuk

mengkomunikasikan suatu

produk/jasa/image/perusahaan ataupun

yang lain untuk dapat lebih dikenal

masyarakat lebih luas dimana dengan

promosi ini diharapkan seseorang bisa

mengetahui, mengakui, memiliki dan

mengikatkan diri pada suatu

barang/jasa/produk/image/perusahaan

yang menjadi sasarannya. Salah satu

bagian penting dari promosi yaitu

menentukan media promosi yang paling

tepat.

Hasil Analisis Regresi Berganda di

Lesehan Sate Kelinci Batu

Hasil analisis regresi barganda

menunjukkan bahwa variabel kualitas

pelayanan, kelayakan harga dan

kebersihan restoran mempengaruhi

konsumen terhadap keputusan pembelian

sate kelinci di Lesehan Sate Kelinci Batu.

Tabel 5. Hasil analisis regresi berganda

di Lesehan Sate Kelinci Batu

Hasil Analisis Regresi Berganda di

Warung Sate Kelinci Beji

Hasil analisis regresi barganda

menunjukkan bahwa variabel kualitas

pelayanan, harga dan kesesuaian porsi

mempengaruhi konsumen terhadap

keputusan pembelian sate kelinci di

Warung Sate Kelinci Beji.

Tabel 6. Hasil analisis regresi berganda

di Warung Sae Kelinci Beji

9

KESIMPULAN

1. a. Keputusan pembelian di Lesehan

Sate Kelinci Batu di presentasikan oleh

konsumen bahwa konsumen merasa

senang dan puas sehingga konsumen

memutuskan untuk membeli ulang,

memiliki ketertarikan terhadap sate

kelinci, bersedia merekomendasikan

sate kelinci kepada orang lain, dan

memiliki keyakinan untuk memilih

mengkonsumsi sate kelinci.

b. “Kualitas pelayanan”, “kebersihan

restoran” dan “kelayakan harga”

berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian sate kelinci di Lesehan Sate

Kelinci Batu.

2. a. Keputusan pembelian di Warung Sate

Kelinci Beji ditunjukkan oleh

konsumen bahwa konsumen setuju

bahwa konsumen merasa senang dan

puas sehingga memutuskan untuk

membeli ulang, merekomendasikan sate

kelinci kepada orang lain, memiliki

keyakinan untuk memilih sate kelinci

dan tertarik terhadap sate kelinci di

Warung Sate Kelinci Beji.

b. “Kualitas pelayanan”, “harga dan

kesesuaian porsi” berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian sate

kelinci di Warung Sate Kelinci Beji.

SARAN

Rasa khas dan aroma produk perlu

dipertahankan agar dapat mempertahankan

konsumen dan meningkatkan keputusan

pembelian. Diharapkan produsen

melakukan survei harga pada rumah

makan lain sebagai pembanding dalam

menentukan harga dan melakukan

pengenalan produk lewat internet tidak

hanya lewat blog tetapi perlu ditingkatkan

lagi misalnya melalui jejaring sosial

(facebook, twitter dll) serta perlu dilakukan

peningkatan pada indikator kesigapan

pelayan, kecepatan pelayanan dengan

menambah jumlah karyawan sehingga

konsumen tidak perlu menunggu terlalu

lama dan sebaiknya pelayan lebih ramah

ketika melayani konsumen yang datang.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran

(Dasar, Konsep dan Strategi).

Penerbit PT. Grafindo Persada.

Jakarta.

A.O’Cass. 2000. An assessment of

consumers product, purchase

decision, advertising and

consumption involvement in

fashionclothing. Journal of

Economic Psychology 21 (2000)

545–576

Effendi. 1982. Marketing Manajemen.

Institute Manajemen Widya Gama.

Malang

Ferdinand, A. 2006. Metode penelitian-

Manajemen. Edisi 2. Badan

penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang

Kotler., dan Armstrong. 2001. Prinsip-

Prinsip Pemasaran. Alih bahasa

oleh Damos Sihombing, Edisi

Kedelapan Jilid II. Erlangga:

Jakarta

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran.

Edisi Milenium. Jilid 3. Penerbit

Indeks.

Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen

Pemasaran Jasa (Teori dan

Praktik). Jakarta: Salemba Empat

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002.

Perilaku Konsumen. Edisi Revisi.

Refika Aditama. Bandung.

Marsum, W.A. 1993. Restoran dan Segala

Permasalahannya. Andi.

Yogyakarta

10

Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Cetakan

Kedua, Penerbit PT. Gramedia

Pustaka. Jakarta

Singarimbun, M dan Effendy, S. 1995.

Metode Penelitian Survey. LP3ES.

Jakarta

Sudjana. 2003. Teknik Analisis Regresi

dan Korelasi. Tarsito. Bandung.

Swastha Dharmmesta, Basu dan Hani

Handoko. 1997 Manajemen

Pemasaran : Analisa Perilaku

Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Tjiptono, F. 2000. Strategi Pemasaran.

Andi Offset. Yogyakarta.