pengaruh bauran pemasaran dan citra merek terhadap ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh bauran pemasaran dan citra merek terhadap ...
PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
PT KHONG GUAN BISKUIT FACTORY INDONESIA
Disusun Oleh:
AHMAD NASHER
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN KOMUNIKASI BISNIS
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016
PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
PT KHONGGUAN BISKUIT FACTORY INDONESIA
Disusun Oleh:
AHMAD NASHER
91413002
TESIS
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Magister
Manajemen (MM)
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN KOMUNIKASI BISNIS
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Bauran Pemasaran dan Citra Merek Terhadap
Loyalitas Konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia di Kelurahan Ciracas
N a m a : Ahmad Nasher
N1M : 91413002
Tanggal Lulus : 1 Maret 2016
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
(Dr. Edy Prihantoro)(Ketua)
Prof. DR. Yuhara Sukra, MSC(Koordinator Program Pasca Sarjana)
Prof. DR. Dharma Tintri Edilaras Sudarsono, SE, Ak, MBA(Direktur Program Pasca Sarjana)
iii
ABSTRAKSI
Ahmad Nasher. 91413002
Pengaruh Bauran Pemasaran dan Citra Merek Terhadap Loyalitas
Konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas
Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Citra Merek, Loyalitas Konsumen
(xvi + 98 + lampiran)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat bagaimana Pengaruh
Bauran pemasaran dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen PT Khong
Guan Biskuit Factory Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
adapun jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 98 orang dengan
menggunakan teknik area sampling, yaitu teknik penentuan sampe yang
menekankan pada jumlah subjek dari setiap area, dengan cara melakukan
randomisasi terhadap individu untuk mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu
yang dianggap mereflesikan ciri populasi (Hadi, 2000).Pengumpulan data
dilakukan dengan pengamatan dan penyebaran kuesioner dan menghimpun data
dari sumber bacaan yang relevan dengan masalah penelitian. Dari hasil
penelitian yang dilakukan diketahui nilai koefisien jalur (path coefficient) antara
variabel bauran pemasaran dengan loyalitas konsumen sebesar 0.363, nilai ini
mencerminkan bahwa bauran pemasaran dan loyalitas konsumen secara nyata
mempunyai hubungan yang positif. Sedangkan nilai koefisien jalur (path
coefficient) antara variable citra merek dan loyalitas konsumen sebesar 0.460,
nilai ini mencerminkan terdapat pengaruh yang cukup erat antara citra merek
yang dimiliki oleh PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia dengan loyalitas
konsumen nya di daerah Kelurahan Ciracas.
Daftar Pustaka : (1984 – 2014)
iv
ABSTRACT
Ahmad Nasher. 91413002
The Influence of Marketing Mix and Brand Image Toward Customer
Loyalty PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia of Ciracas Sub-district
Keyword : Marketing Mix, Brand Image, Customer Loyalty
(xvi + 98+ appendices)
The purpose of this researched is to find out and see how the influence of
marketing mix and brand image toward customer loyalty PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia of Ciracas Sub-district. This research uses a quantitative
method, as the number of respondents in this research amounted to 98 people
using the technique of sampling area, which is a technique of determining till the
emphasis on a number of subjects from each area, with randomization to the
individual to take a sample of a certain amount that is considered to reflect the
characteristics population (Hadi, 2000). The data accumulation is done by
observation and questionnaires and accumulating data from the reading
materials that are relevant to the research problem. From the research, it is found
the path coefficient value between the variables of the marketing mix and
customer loyalty by 0.363, this value reflects the marketing mix to customer
loyalty significanly positively related. And the value of the path coefficient
between the variable of brand image and customer loyalty by 0.460, this value
reflects the influences are fairly close between the brand image PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia with its consumer loyalty in the Ciracas Sub-district.
Bibliografi : (1984 – 2014)
v
DATA PERSONAL
Nama Lengkap : Ahmad Nasher
Alamat : Jl. Raya Bogor Km 26,5 Rt/Rw 002/08 Kel.
Ciracas Kec. Ciracas, Jakarta Timur 13740
Telp/HP : 0896 8960 8272
Email : [email protected]
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 6 November 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Belum Menikah
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
PENDIDIKAN FORMAL
∑ SD Negeri Pekayon 07 : 1996 - 2002
∑ SMP Negeri 103 Jakarta : 2002 - 2005
∑ MAN 14 Jakarta : 2006 - 2009
Program Studi : IPA
∑ Universitas Gunadarma : 2009 - 2013
Program Studi : Ilmu KomunikasiJenjang : Strata Satu (S-1)IPK : 3.76 (Skala 4.00)
∑ Ms. Office : Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Powerpoint)
∑ Software Design & Movie Editor : Adobe Photoshop, Adobe Premiere,
Movie Maker dan CorelDraw, Microsoft Pain, Final Cut Pro.
KEMAMPUAN
CURRICULUM VITAE
vi
∑ Kameramen dalam produksi Sinetron Bias-Bias Kehidupan PT. Mediana Audio
Visual Tahun 2011
∑ Editor dalam produksi Tambah Tau di TVplus Tahun 2012
PENGALAMAN MAGANG
∑ Anggota Rohis MAN 14 Jakarta 2006-2009
∑ Ketua Ekskul Futsal MAN 14 Jakarta 2006-2009
PENGALAMAN
∑ Kursus : Public Speaking How To Be A Good A Communicator. 2012. Universitas
Gunadarma
∑ Workshop Jurnalisme and Broadcasting. Universitas Gunadarma.
∑ Training of Treiner: Public Speaking dan TV Presenter
∑ Seminar : Kepemimpinan Pemuda, Budaya Nasional dan Daya Saing Pemuda dan
Bangsa di Era Masyarakat Komunitas Asean
∑ Workshop Seputar Indonesia Goes To Campus. 2014, Depok.
∑ Seminar : Industri Kreatif Animasi Melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2012. Universitas Gunadarma
∑ Seminar : Proses Komunikasi Politik Legislatif dan Eksekutif di Indonesia.
Universitas Gunadarma
∑ Educational Talk Show : Let Us Learn How The Industry Of Broadcasting Gain
Profit. 2012. Universitas Gunadarma
∑ E-learning Course on HIV Prevention on Youth. 2012. UNESCO dan Universitas
Gunadarma
∑ Kuliah Umum Komunikasi Politik “Proses Komunikasi Politik Legislatif dan
Eksekutif di Indonesia”. 2012. Universitas Gunadarma
KURSUS, SEMINAR, WORKSHOP
vii
Saya menyatakan bahwa informasi dan pernyataan diatas adalah benar. Apabila
di kemudian hari terdapat ketidaksesuaian, saya siap menerima konsekuensinya.
Hormat Saya,
Ahmad Nasher
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini. Tesis ini di buat guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
jenjang Strata Dua (S2).
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu
membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Dalam pembuatan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. E. S. Margianti, SE, MM selaku Rektor Universitas Gunadarma
2. Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc, selaku koordinator Program Pasca Sarjana
Universitas Gunadarma.
3. Prof. DR. Dharma Tintri Edilaras Sudarsono, SE, Ak, MBA., selaku
Direktur Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Komunikasi Bisnis
Universitas Gunadarma.
4. Prof. DR. Ir. Euphrasia Susy Suhendra, MS. selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Universitas Gunadarma, yang telah banyak
membantu dan memberikan masukan dalam menyusun Tesis ini.
5. Bapak Dr. Edy Prihantoro, selaku dosen pembimbing, yang bersedia
meluangkan waktu di tengah kesibukannya dan memberikan bimbingan,
nasehat serta arahan kepada penulis
ix
6. Seluruh Dosen Magister Manajemen Komunikasi Bisnis, yang telah
membimbing dan membekali peneliti dengan disiplin Ilmu Manajemen
Komunikasi Bisnis, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tesis ini.
7. Abah dan mamah yang selalu memberikan motivasi baik moril maupun
materil.
8. Seluruh pegawai Kelurahan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur
9. Seluruh Responden, yang telah membantu peneliti dalam memperoleh data
serta informasi yang diperlukan dalam penyusunan Tesis ini.
10. Seluruh teman-teman Manajemen Komunikasi Bisnis, terimakasih kawan
atas dukungan dan bantuannya. Kalian semua luar biasa.
11. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah banyak memberikan bantuan secara ikhlas sehingga penulis memiliki
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat membantu
peneliti demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga Tesis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
umumnya.
Jakarta, 1 Maret 2016
Penulis
Ahmad Nasher
x
Tesis ini penulis persembahkan kepada:
Abah tercinta serta adik-adikku
Insan yang telah mengasuh, mendidik,
membesarkan
Penulis dengan segenap doa dan cinta kasih
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ...................................................................................... ii
Abstraksi ......................................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................ viii
Persembahan ................................................................................................... x
Daftar Isi.......................................................................................................... xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 7
1.3 Batasan Masalah ................................................................ 7
1.4 Perumusan Masalah............................................................ 8
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................... 8
1.6 Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka....................................................................
2.1.1 Bauran Pemasaran................................................... 11
2.1.2 Merek ......................................................................
2.1.2.1 Merek......................................................... 20
2.1.2.2 Citra Merek................................................ 22
2.1.2.3 Pengukuran Citra Merek............................ 26
2.1.3 Loyalitas Konsumen................................................ 27
2.1.4 Komunikasi Efektif dalam Perkantoran .................. 19
xii
2.2 Penelitian Sebelumnya ....................................................... 32
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................... 41
2.4 Perumusan Hipotesis .......................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ................................................................. 43
3.2 Metode Penelitian ...............................................................
3.2.1 Pendekatan Penelitian .............................................. 44
3.2.2 Model Penelitian ...................................................... 45
3.2.3 Variabel Operasional................................................ 45
3.2.4 Tipe Penelitian ......................................................... 51
3.2.5 Sumber Data............................................................. 52
3.2.6 Teknik Analisis Data............................................... 53
3.2.7 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...................
3.2.7.1 Populasi ....................................................... 53
3.2.7.2 Sampel......................................................... 54
3.2.7.3 Teknik Sampling ......................................... 55
3.2.8 Metode Pengambilan Data ....................................... 58
3.2.9 Uji Validitas ............................................................. 59
3.2.10 Uji Reliabilitas ......................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................
4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Ciracas........................ 65
4.1.2 Gambaran umum PT Khong Guan ............................ 67
4.1.3 Karakteristik Responden............................................ 71
4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian...................................
4.2.1 Analisis Deskriptif X1................................................ 74
4.2.2 Analisis Deskriptif X2 ............................................... 76
4.2.3 Analisis Deskriptif Y ................................................. 77
4.3 Hasil dan Pembahasan ........................................................
xiii
4.3.1 Hasil Pengujian Model Pengukuran ......................... 79
4.3.2 Uji Validitas Konstruk.............................................. 80
4.3.3 Analisis Koefisien Jalur............................................ 82
4.3.4 Koefisien Determinasi Variabel Dependen .............. 84
4.3.5 Nilai AVE, Reliability, dan Cronbach’s Alpha ........ 85
4.3.6 Uji Hipotesis ............................................................. 86
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................... 91
5.2 Saran ................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Top Brand Awards 2014-2016 .................................................. 7
Tabel 2.1 Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis ................................ 32
Tabel 3.1 Variabel Operasional ................................................................. 49
Tabel 3.2 Kependudukan Kelurahan Ciracas ............................................ 56
Tabel 3.3 Penyebaran Proporsi Sampel ..................................................... 58
Tabel 3.4 Tabel Skala Likert ..................................................................... 49
Tabel 3.5 Uji Validitas X1......................................................................... 60
Tabel 3.6 Uji Validitas X2......................................................................... 61
Tabel 3.7 Uji Validitas Y........................................................................... 62
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas........................................................................... 63
Tabel 4.1 Rincian Wilayah Kelurahan Ciracas.......................................... 66
Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Kelurahan Ciracas .................................... 66
Tabel 4.3 Kependudukan Kelurahan Ciracas ............................................ 67
Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden.......................................................... 72
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden ........................ 72
Tabel 4.6 Tingkat Usia Responden............................................................ 73
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Usia Responden .......................... 73
Tabel 4.8 Variabel X1 (Bauran Pemasaran) .............................................. 74
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi X1 ............................................................. 75
xv
Tabel 4.10 Variabel X2 (Citra Merek) ......................................................... 76
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi X2. ............................................................ 77
Tabel 4.12 Variabel Y (Loyalitas Konsumen)............................................. 78
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Y............................................................... 78
Tabel 4.14 Nilai Outer Loading................................................................... 80
Tabel 4.15 Hasil Koefisien Jalur ................................................................. 82
Tabel 4.16 Hasil AVE, Composite Reliability, dan Cronbach’s Alpha ...... 85
xvi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Model Bauran Pemasaran Kottler ........................................ 19
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran............................................................. 41
Gambar 3.1 Model Penelitian .................................................................. 45
Gambar 4.1 Produk-Produk PT Khongguan ........................................... 70
Gambar 4.2 Output Hasil PLS ................................................................. 79
Gambar 4.3 Tabel Output Hasil PLS ....................................................... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan
semakin bertambah tingginya persaingan antar perusahaan dalam mempengaruhi
konsumen untuk menempatkan dan mempertahankan produk di mata dan benak
konsumen, namun bukan karena globalisasi saja, tetapi lebih disebabkan karena
pelanggan semakin cerdas, sadar harga, banyak menuntut, dan didekati oleh
banyak produk. Kemajuan teknologi informasi komunikasi juga ikut berperan
meningkatkan intensitas persaingan, karena memberi pelanggan akses informasi
yang lebih banyak tentang berbagai macam produk yang ditawarkan. Artinya
pelanggan memiliki pilihan yang lebih banyak dalam menggunakan uang yang
dimilikinya.
Ada banyak perusahaan yang sejenis yaitu perusahaan yang menjual
produk yang sama namun bersaing ketat dalam memberikan kelebihan maupun
spesifikasi tertentu dan berbeda pada produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut
bersaing ketat dalam menarik perhatian publik agar tidak beralih atau memilih
produk lain. Fenomena persaingan yang ketat ini mengharuskan perusahaan untuk
berkarya dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan pelanggannya.
Dari waktu kewaktu, industri dibidang makanan mempunyai
kecenderungan terus meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
2
Faktanya didasarkan pada kenyataan bahwa makanan merupakan kebutuhan
pokok manusia. Hal ini sesuai dengan teori A.A Maslow (dalam Rina 2011), yang
mendifinisikan bahwa sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan dasar
manusia, atau ditingkatan kebutuhan paling dasar. Permintaan pangan yang terus
meningkat karena merupakan kebutuhan dasar manusia berimbas terhadap
peningkatan penawaran makanan. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dan
penawaran (supply and demand law). Oleh karena itu, bisnis dibidang makanan
juga selalu meningkat dan berkembang dari waktu kewaktu.
Dewasa ini, bisnis makanan melingkupi berbagai ragam, sebagai contoh
adalah perkembangan industri biskuit di Indonesia yang semakin berkembang
dengan pesat. Banyaknya pengusaha – pengusaha baru yang mengembangkan
bisnisnya di industri biskuit semakin memperketat persaingan dalam industry
biskuit. Dengan persaingan yang begitu ketat antar perusahaan di industry biskuit
sekarang ini, diharapkan perusahaan harus mampu bertahan dan dapat terus
berkembang. Jumlah pemain dalam industri biskuit dewasa ini cukup banyak,
seperti PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia, PT Mayora Indah Tbk., PT
Kraft Food Indonesia, PT Arnott's Indonesia, Grup Orang Tua dan Garuda Food
adalah perusahaan-perusahaan besar di industri ini sekaligus sebagai para pemain
utama. Peneliti tertarik untuk mengamati lebih jauh PT. Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia karena selain sebagai salah satu pemain lama dalam industri
biskuit yang berusaha untuk tumbuh dan berkembang, PT. Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia juga harus menghadapi para kompetitor yang berusaha
3
mengambil pangsa pasarnya. PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
menjalankan strategi multi brand dengan kepemilikan atas sejumlah merek, yaitu :
Khong Guan, Nissin, Monde, Serena, Kogen dan Jacobis. Hampir semua merek-
merek tersebut telah dikenal luas di masyarakat.
Menurut William J. Stanton (dalam Freddy Rangkuti, 2002:36) merek
adalah nama, istilah,simbol, atau desain khusus, atau beberapa kombinasi unsur-
unsur ini yang ditawarkan penjual. Sedangkan menurut Tjiptono (2006:104)
merek merupakan nama, istilah, tanda atau lambang, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
diferensiasi terhadap produk pesaing. Bagi pembeli, merek bermanfaat untuk
menciptakan mutu dan memberi perhatian terhadap produk-produk baru yang
mungkin bermanfaat bagi mereka. Konsumen beranggapan bahwa merek yang
terkenal di pasaran lebih aman dibandingkan dengan merek yang kurang populer
dipasaran, karena merek yang populer di pasaran memberikan informasi yang
lengkap dibanding dengan merek yang cenderung tertinggal di pasaran. Bagi
penjual sendiri, merek merupakan keistimewaan atau ciri khas produk dan akan
memberikan perlindungan hukum tersendiri terhadap produk itu. Dengan adanya
merek, maka konsumen akan dapat dengan mudah membedakan karakteristik dari
masing-masing produk. Menurut Ismani (2008, 18), tanpa citra merek yang kuat
dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan atau konsumen yang sudah ada.
4
Hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah terus
mempertahankan pelanggan yang telah ada dan terus menggarap pelanggan –
pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan
menjadi pelanggan perusahaan lain. Dalam kondisi semakin meningkatnya
persaingan antara produk sejenis, maka perusahaan saling bersaing
memperebutkan konsumen. Perusahaan yang mampu mempertahankan pelanggan
lah yang akan sukses dalam persaingan. Maka dari itu perusahaan sudah
seharusnya mempunyai strategi pemasaran yang handal dalam mengenalkan atau
menjual produk / jasanya.Pemasaran yang baik biasa dikenal dengan bauran
pemasaran adalah tentang bagaimana barang atau jasa hasil produksi dapat
dikenal dan dibeli oleh masyarakat, dan pemasaran yang tepat itu bukanlah
kebetulan, melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik
pemasaran harus terus-menerus ditingkatkan dan diperbaharui, hal ini tentunya
tidak terlepas dari kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Bagi sebuah
perusahaan untuk mencapai pemasaran yang baik tentunya harus merencanakan
produk dan jasa terlebih dahulu, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa pada konsumen pada akhirnya (Machfoedz,
2005:73).
Salah satu faktor kunci yang menjadi perhatian PT. Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia adalah loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen merupakan
salah satu faktor yang dapat memberikan berbagai keuntungan bagi pemasar.
Loyalitas ini merupakan perilaku pasca pembelian atau penggunaan produk.
5
Bentuk dari loyalitas yang dapat terlihat secara empiris adalah pembelian ulang
dan perekomendasian. Loyalitas konsumen terhadap suatu produk tidak serta
merta akan timbul, terutama untuk jenis produk convinience. Maka dibutuhkan
usaha untuk membangun dan mempertahankan loyalitas tersebut.
Kotler, Hayes dan Bloom (dalam Buchari Alma 2002:275) menyebutkan
ada enam alasan mengapa suatu perusahaan perlu mendapatkan loyalitas
pelanggannya, (1) Pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal
akan memberi keuntungan besar kepada institusi. (2) Biaya mendapatkan
pelanggan baru jauh lebih besar berbanding menjaga dan mempertahankan
pelanggan yang ada. (3) Pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu
urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya. (4) Biaya operasi institusi akan
menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan loyal. (5) Institusi dapat
mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah
mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi. (6) Pelanggan loyal akan
selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran
kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.
Upaya-upaya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh
setiap perusahaan dengan berbagai strategi dan cara, dengan harapan konsumen
akan melakukan pembelian ulang. Apabila seorang konsumen telah berubah
menjadi pelanggan yang loyal karena kepuasannya terpenuhi, maka konsumen
tersebut tidak akan beralih ke produk atau jasa perusahaan lain yang sejenis.
Mengingat semakin ketatnya persaingan karena semakin banyak perusahaan yang
6
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan
perusahaan harus menempatkan orientasi pada loyalitas konsumen.
Prestasi PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia dari tahun 2014-2016
dalam meraih Top Brand Award cukup baik. Untuk ketiga kalinya secara
beruntun PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia berada di dua besar Top
Brand Award dalam kategori biskuit berdasarkan survey Top Brand Indeks yang
dilakukan oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing
(www.topbrand-award.com, 2014-2016) berdasarkan survei yang dilakukan di
enam kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Makassar,
Surabaya, dan Semarang. Objek penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan
Ciracas yang menjadi konsumen PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia,
dikarenakan pabrik pusat dari PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
berlokasi di Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur.
Menurut Griffin (2002:4) loyalitas mengacu pada perilaku dari unit-unit
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus
terhadap barang atau jasa perusahaan yang dipilih. Loyalitas konsumen memiliki
peranan penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti
meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja kelangsungan hidup perusahaan. Hal
ini menjadi alasan utama bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan
mereka.
7
Tabel 1.1 Top Brand Awards 2014-2016
Merek TBI 2014 TBI 2015 TBI 2016 TOP
Roma 22,3% 28.2% 36.8% TOP
Khong Guan 13,7% 14.8% 15.0% TOP
Biskuat 12,0% 11.5% 9.5% TOP
Monde 8,2% 7.0% 6.4%
Good Time 6,9% 6.8%
Oreo 6,4% 9.7% 6.0%
Sumber : www.topbrand-award.com
1.2 Identifikasi Masalah
Fenomena yang telah dijabarkan diatas menjadikan ketertarikan peneliti
untuk menjadikan suatu tema judul yang akan dipakai dan membahas mengenai
“Pengaruh Bauran Pemasaran dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen PT.
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia”.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, peneliti merasa perlu memberikan
batasan penelitian yang hanya dilakukan pada konsumen PT. Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia di daerah Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya
Jakarta Timur, pada Oktober 2015 hingga Februari 2016.
8
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut :
1. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen PT.
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen PT. Khong
Guan Biskuit Factory Indonesia ?
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas
konsumen PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh citra merek terhadap loyalitas
konsumen PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia.
1.6 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaaan Akademik
1. Hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu manajemen dan ilmu komunikasi pemasaran.
2. Dapat menjadi bahan bagi peneliti selanjutnya mengenai manajemen dan
komunikasi pemasaran dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
9
b. Kegunaan Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi
PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia dalam rangka meningkatkan
loyalitas konsumennya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi
penelitian-penelitian berikutnya mengenai ilmu manajemen dan
komunikasi pemasaran.
1.7 Sistematika Penulisan
Guna memahami lebih jelas laporan Tesis ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, jurnal,
dan internet yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan teori
bauran pemasaran, konsep dasar citra merek, loyalitas konsumen, penelitian-
10
penelitian terdahulu, hipotesis penelitian, dan definisi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian yang dibahas.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan penulis dalam
melakukan penelitian ini, berisikan gambaran singkat rancangan penelitian, objek
penelitian, dan teknik penarikan sampling dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan analisa dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
mulai dari karakteristik responden, uji validitas dan realibilitas, analisis deskriptif
penelitian pervariabel dan hasil pengujian hipotesis dari penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan
hasil dari penelitan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
11
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Bauran Pemasaran
Para produsen menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat
mencapai target pasarnya atau konsumen. Strategi tersebut tergabung didalam
bauran pemasaran (marketing mix) yaitu kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi (Kotler, 2002:18). Ada banyak alat
pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4
(empat) faktor yang disebut the four Ps: product (produk) , price (harga), place
(tempat), and promotion (promosi)” (Cited dalam Kotler, 1992:92). Keempat
bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product
variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services,
warranties, and returns. Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan
untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan
yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas
basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen
semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan
keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-
12
faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga
sebelum memutuskan untuk membeli. Faktor keunggulan produk termasuk
ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif
suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk
baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah
penjualan produk. (Tjiptono, 2008:88).
2) Harga yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price. Dari definisi di
atas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah
termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan
mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan
yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa
meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan
stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya. (Engel, J;
Blackwell R, 2004 dalam A.D Selang, 2013: 73). Kegiatan penetapan
harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena
penetapan harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima
oleh perusahaan. Menurut Lupiyoadi (2006:86), bahwa “keputusan
penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa
jauh pelayanan layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses
membangun citra”.
13
3) Tempat, yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,
and transport. Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan
perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah
perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-
dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.
Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan
dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan
lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek
yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus
mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi
ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang. (Tjiptono,
1996). Distribusi atau penyalur ini bekerja secara efektif untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti agar
barang-barang tersebut dapat dibeli oleh konsumen. Jadi dalam memasarkan
suatu barang atau jasa memerlukan suatu lembaga pemasaran yang disebut
penyalur dimana yang termasuk dalam penyalur adalah agen, retalier, grosir,
dan sebagainya. Penyalur bekerja secara aktif, tidak hanya secara fisik tetapi
juga hingga barang tersebut dibeli oleh konsumen. Pengertian ini
menjelaskan bahwa fungsi dari saluran distribusi tidak hanya menyampaikan
14
barang dan jasa secara fisik tetapi juga bagaimana lembaga tersebut
berusaha untuk menjual produk agar dapat dibeli oleh konsumen.
4) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
2007:209-210). Definisi lain menyebutkan promosi yaitu berbagai kegiatan
perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada
pasar sasaran. uga menurunkan suatu himpunan strategi yang kemudian
dikenal dengan promotion mix.
Dalam menjalankan strategi promosinya, suatu perusahaan dapat
menggunakan berbagai alat bauran pemasaran karena alat tersebut pada
dasarnya adalah promosi itu sendiri. Philip Kotler menyatakan bahwa
”promosi adalah alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan
produknya ke pasar sasaran” (Kotler, 2002 : 100). Variabel promotion mix
meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public
relation, and direct marketing variabel promosi atau yang lazim disebut
bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide,
barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
15
Tujuan iklan adalah untuk menginformasikan, membujuk dan
mengingatkan konsumen akan suatu produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Karena banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, sulit
untuk membuat generalisasi menyeluruh tentang sifat – sifat khusus
periklanan sebagai suatu komponen dari bauran promosi.
Kotler dan Amstrong mengemukakan jenis media utama iklan
terdiri dari koran , televisi, surat langsung, radio, majalah, luar ruang dan
internet. Setiap media memiliki sifat atau karakteristik dan kelebihan
masing – masing. Selain media utama terdapat juga media iklan alternatif
yang merupakan media potensial dengan menggunakan setiap ruang
untuk memasang iklan, (Kotler & Amstrong, 2004: 653).
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa. Menurut Bruce
J.Walker, ”promosi penjualan adalah suatu perencanaan untuk membantu
atau melengkapi koordinasi periklanan dan penjualan pribadi” (Sunyoto,
2012: 157). Dalam buku yang sama, menurut Hamdani pengertian
promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk
meningkatkan produk dari produsen sampai pada penjualan akhirnya,
misalnya dengan spanduk,brosur. Promosi penjualan dapat diberikan
kepada konsumen, perantara maupun tenaga penjual (Sunyoto, 2012 :
158).
16
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk
individual yang dihasilkan. Oleh W.Emerson Reck, public relations
adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan,penentuan
pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan
orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua pelaksanaan
kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya
pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya. (Saputra & Rulli,
2011: 2)
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon
pembeli dengan tujuan melakukan penjualan. Personal selling yaitu
penjualan tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan
dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk
melakukan penjualan (Saladin, 2006: 172).
Tujuan personal selling adalah melaksanakan penjualan yang
mencakup seni penjualan tatap muka, dimana harus didasari pada ciri
pasar sasaran perusahaan dan posisi yang diinginkan perusahaan dalam
pasar. Perusahaan harus mempertimbangkan peranan unik yang
dimainkan personal selling dalam bauran promosi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan cara yang efektif.
17
Perusahaan biasanya menetapkan tujuan yang berbeda – beda pada
personal selling yang dimilikinya. Sedangkan menurut Philip Kotler
(2007:305) adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pencarian calon pembeli atau petunjuk.
2) Memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu mereka diantara
calon dan pelanggan.
3) Mengkomunikasikan informasi tentang produk dan jasa perusahaan
tersebut.
4) Mendekati, melakukan presentasi, menjawab keberatan – keberatan,
dan menutup penjualan.
5) Menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan, memberikan
konsultasi tentang masalah, memberikan bantuan teknis,
merencanakan pembiayaan, dan melakukan pengiriman.
6) Mengumpulkan informasi, melakukan riset pasar dan melaksanakan
tugas intelejen.
7) Memutuskan pelanggan mana akan memperoleh produk tidak
mencukupi selama masa – masa kekurangan produk.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara
langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu,
yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat
penghubung nonpersonal lain. Direct marketing adalah sistem pemasaran
yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media
18
iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan
langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan
tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon,
pos atau dengan datang langsung ke tempat konsumen (Kotler,
1997:604).
Promosi merupakan alat bauran pemasaran (marketing mix) keempat,
meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Perusahaan tersebut harus
membuat program komunikasi dan promosi yang terdiri dari iklan, penjualan tatap
muka, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan juga pemasaran langsung
dari suatu produk. Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton
(1984:410) yaitu : “Promotion is the element in an organization’s marketing mix
that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or
its products”. Artinya adalah promosi adalah salah satu unsur dalam bauran
pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk,
dan mengingatkan tentang produk perusahaan (Saladin, 2006 : 171).
Berdasarkan pengertian promosi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi
itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan kepada
calon konsumen tentang barang atau jasa. Promosi digunakan untuk
memberitahukan informasi kepada orang – orang tentang produk dan membujuk
pembeli atau target pasar untuk dapat membeli produk. Menurut A.Hamdani,
19
promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk (Sunyoto, 2012:
154). Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya yang ditawarkan
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan
kegiatan perusahaan untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan
pihak lain akan perusahaan dan produk yang dihasilkan dengan harapan agar
pihak lain melakukan tindakan pembelian terhadap produk perusahaan. Agar
kegiatan promosi yang dilakukan dapat berhasil dengan baik, maka promosi
tersebut harus direncanakan terlebih dahulu. Kegiatan promosi tersebut harus
merupakan kegiatan yang direncanakan secara formal, yang dimulai dengan
promosional yang tepat.
Sumber: Kotler (2002)
Gambar 2.1 Model Bauran Pemasaran Kottler
Bauran
Produk
Keragaman produk
Kualitas
Design
Nama merek
Kemasan
Ukuran
Harga
Daftar harga
Diskon
Potongan harga khusus
Promosi
Promosi Penjualan
Periklanan
Tenaga Penjualan
Public
Tempat
Saluran Pemasaran
Cakupan Pasar
Lokasi
Persediaan
20
2.1.2 Merek
2.1.2.1 Merek
Menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip
dari Rangkuti (2008:1), mendefinisikan merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual dan membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Kotler dan Keller (2009) perbedaan tersebut dapat berupa
perbedaan dari segi fungsi, rasional atau aspek tangible yang terkait
kinerja produk dan juga perbedaan secara simbolis keuntungan bagi
perusahaan, diantaranya :
1. Merek menyederhanakan penanganan produk dalam produksinya.
2. Merek memudahkan inventaris barang dan laporan pembukuan.
3. Merek memberikan perlindungan hukum atas keunikan atau aspek-
aspek yang melekat pada produk.
4. Merek dapat menjadi investasi perusahaan yang aman dan
menguntungkan karena merek yang didaftarkan sebagai merek dagang
memiliki perlindungan hukum dan merek tersebut menjadi intangible
asset.
5. Merek dapat menjadi sinyal atas kualitas sehingga pembeli yang puas
akan kembali memilih produk dari merek tersebut.
21
6. Loyalitas merek menciptakan permintaan produk yang stabil dan dapat
diprediksi dan menciptakan penghalang bagi pesaing untuk memasuki
pasar.
7. Loyalitas merek dapat mendorong kesediaan konsumen membayar
harga 20% hingga 25% lebih tinggi.
8. Walaupun pesaing dapat dengan mudah meniru proses produksi dan
desain produk, merek pesaing tidak akan mudah untuk menembus
benak konsumen yang sudah terisi kesan baik yang berasal dari
pengalaman dan aktifitas pemasaran yang selama ini dilakukan. Dalam
hal ini merek dapat menjadi competitive advantage.
Sementara bagi konsumen merek bermanfaat :
a. Membantu konsumen dalam mengindentifiksasi produk-produk di
pasaran.
b. Membantu konsumen menemukan kembali produk-produk yang
memuaskan kebutuhan mereka (memudahkan pengambilan keputusan).
c. Membantu konsumen mengurangi biaya pencarian dengan membantu
identifikasi yang lebih cepat dan akurat.
d. Mengurangi risiko konsumen dalam memilih produk.
Menurut Rangkuti (2008:37) persyaratan merek yang baik adalah:
1. Nama merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk tersebut.
2. Nama merek harus mudah diucapkan dikenal dan diingat.
3. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.
22
4. Nama merek harus diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.
5. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan
mendapat perlindungan hukum.
2.1.2.2 Citra Merek
Feldwick dalam Tjiptono (2005:49) menyatakan bahwa “Brand
image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. Kotler dan Keller
(2009:346) juga menyatakan bahwa “citra merek adalah persepsi dan
keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam
asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen”. Dari kedua pengertian di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan
asosiasi merek yang terjadi dalam ingatan konsumen. Menurut Kotler
(2008 : 375) “merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau
desain, atau kombinasi semua ini yang menunjukkan identitas pembuat
atau penjual produk dan jasa”.
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan kepada
konsumen. Situmorang (2011:192) juga menyatakan bahwa “selain
sebagai pembeda dan identitas sebuah produk di tengah - tengah lautan
produk sejenis, sebuah brand mempunyai makna psikologis dan simbolis
yang istimewa di mata konsumen”. Kotler (2008 : 375) menyatakan bahwa
23
“pemberian merek membawa manfaat besar bagi pembeli, penjual, dan
masyarakat sebagai keseluruhannya”.
1. Manfaat bagi pembeli
Nama merek menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu
produk. Pembeli yang selalu merek yang sama akan tahu bahwa pada
setiap kali mereka membeli, mereka akan memperoleh mutu yang sama
pula. Nama merek membantu menarik perhatian konsumen terhadap
produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.
2. Manfaat bagi penjual
Nama merek memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri
masalah-masalah yang timbul. Nama merek dan merek dagang penjual
memberikan perlindungan hokum atas keistimewaan (ciri khas) produk
yang unik yang tanpa perlindungan hukum akan mudah ditiru oleh para
pesaing”.
3. Manfaat bagi masyarakat
Mereka yang menyukai pemberian merek mengemukakan bahwa
pemberian merek memungkinkan mutu produk akan lebih tinggi dan lebih
konsisten. Pemberian merek akan meningkatkan efisiensi pembeli karena
hal itu dapat menyediakan informasi lebih banyak tentang produk dan
tempat untuk memperolehnya”.
Kotler dan Keller (2009:406) mendefinisikan citra merek (brand
image) sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh
24
seseorang terhadap suatu merek. The Marketing Science Institute dalam
Villarejo-Ramos et al. (2005) menyatakan bahwa citra merek adalah
seperangkat asosiasi yang diuraikan dalam kapasitas imaginatif konsumen,
yang membuatnya meraih peningkatan berarti pada volume penjualan
daripada jika tidak memiliki nama merek. Dari berbagai definisi ini, dapat
ditarik persamaan bahwa citra merek terkait dengan aspek-aspek
intangible (abstrak) yang dilekatkan konsumen pada merek.
Menurut Keller (2001), dari banyak jenis intangible aspek yang
dikaitkan dengan merek, terdapat empat kategori penting, yaitu :
1. User profiles
Merek dikaitkan dengan tipe orang atau organisasi
penggunananya. Asosiasi pengguna ini bisa berupa psikografis seperti
pandangan hidup, karir, posisi, isu sosial dan institusi politik atau bisa juga
demografis seperti gender, usia, ras, pendapatan dan status perkawinan.
Contohnya : konsumen mungkin mempercayai bahwa merek yang ia pakai
juga digunakan oleh banyak orang, maka konsumen tersebut
menempatkan merek tersebut sebagai merek populer atau market leader.
2. Situasi pembelian dan situasi penggunaan
Situasi pembelian terkait dengan asosiasi bagaimana merek
seharusnya dibeli atau digunakan, misalnya tipe of channel (departemen
store, toko khusus, pembelian langsung melalui internet), toko-toko
spesifik, kemudahan pembelian dan asosiasi hadiah. Sedangkan situasi
25
penggunaan, misalnya waktu (hari, minggu, tahun atau kapan merek
digunakan), tempat dimana merek digunakan (di dalam atau di luar
rumah), jenis aktifitas dimana merek digunakan (formal atau informal).
3. Personaliti dan nilai
Merek mungkin juga mengambil karakter personaliti dan nilai
seseorang. Personaliti merek lebih mendeskripstifkan image penggunaan
tetapi dalam informasi yang lebih luas dan kontekstual. Terdapat lima
dimensi penting dari personaliti merek, yaitu : sincerity /ketulusan,
kegembiraan, kompetensi, sophisticated / canggih, ruggedness/kekasaran.
4. Sejarah, warisan dan pengalaman
Merek mungkin diasosiasikan dengan pengalaman masa lalu dan
event penting tertentu dalam sejarah merek (brand history). Tipe asosiasi
ini melibatkan pengalaman personal yang jelas, pengalaman masa lalu atau
pengalaman dengan teman, keluarga dan orang terdekat. Aaker dalam
Villarejo-Ramos et al. (2005) mengatakan bahwa citra merek membantu
dalam proses keputusan pembelian oleh konsumen dalam hal membedakan
produk, brand name extension, menyediakan sebuah alasan untuk membeli
dan menciptakan perasaan positif mengenai merek. Garcia Redriguez
dalam Villarejo-Ramos et al. (2005) juga menyatakan bahwa citra merek
menyediakan basis dari pengembangan startegi komunikasi perusahaan
dengan menyediakan pengetahuan produk (product knowledge), asosiasi
dengan atribut tangible dan intangble yang berbeda dan positioning.
26
Citra terbentuk dari persepsi seseorang terhadap sesuatu,
seseorang bebas mempersepsikan sesuatu yang biasanya dihubungkan
dengan pengalaman seseorang tersebut. Citra dapat bersifat positif dan
negatif, dalam sebuah produk citra yang positif dapat membantu kesetian
pada konsumen, sehingga konsumen yang loyal akan menolak segala
bentuk kegiatan dari para pesaingnya. Sedangkan citra yang negatif akan
berdampak sangat buruk kepada loyalitas konsumen. Dengan kata lain
citra suatu produk akan terpancar salah satunya melalui kemasan dengan
desain yang baik dan mampu memberikan suatu citra yang baik pula
sehingga mendapat respon positif dari konsumen untuk melakukan
pembelian
2.1.2.3 Pengukuran Citra Merek
Menurut Aaker dalam Yuniarti (2014), terdapat 3 hal pokok yang
harus diperhatikan dalam membentuk sebuah brand yaitu:
1. Recognition, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen.
2. Reputattion, tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek
(brand) karena lebih terbukti mempunyai “track record” yang baik.
3. Affinity, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah
merek (brand) dengan konsumennya.
27
2.1.3 Loyalitas Konsumen
Oliver (1996:76) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai
customer loyalty is deeply held commitment to rebuy or repatronize a
preferred product or service consistenly an the future, despite situational
influences and marketing effort having the potential to cause switching
behavior. Maksudnya di sini loyalitas konsumen adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang
produk baik barang atau jasa secara konsisten di masa yang akan datang
meskipun pengaruh situasi usaha pemasaran berpotensi merubah perilaku
(Hasan 2009:81).
Penelitian tentang loyalitas konsumen pada umumnya berpusat
pada loyalitas konsumen terhadap tangible products, dan sering disebut
sebagai brand loyalty. Loyalitas konsumen pada umumnya merupakan
suatu sikap yang merujuk pada ukuran keterkaitan konsumen terhadap
pemilihan dan penggunaan suatu produk. Ukuran keterkaitan ini
memberikan gambaran tentang penggunaan produk dalam waktu yang
lama dan untuk masa yang akan datang, serta ukuran ini mampu
mencerminkan peluang yang sangat kecil mengenai kemungkinan seorang
konsumen beralih kepada penggunaan produk pesaing, apabila produk
pesaing tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga
maupun atribut produk lainnya, (Oliver, 1999; Griffin, 2003; Pepper dan
Rogers, 2004 dalam Budi Hermawan 2011).
28
Oliver (Sivadas, 2000: 77) mendefinisikan loyalitas adalah suatu
komitmen yang kuat untuk melakukan pembelian ulang atau berlangganan
suatu produk atau pelayanan secara konsisten, serta tidak mudah
terpengaruh pada lingkungan yang ada atau upaya aktivitas pemasaran
para pesaing, serta aspek-spek lain yang dapat mendorong pelanggan
untuk beralih ke perusahaan lain. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran
yang dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan
loyalitas pelanggan juga dapat didefinisikan berdasarkan perilaku
pembelian yang konsisten (Griffin, 2005:31). Karakteristik pelanggan
yang loyal adalah:
a) Melakukan pembelian ulang secara teratur, Contoh: pencinta motor
Bajaj Pulsar akan membeli motor Bajaj Pulsar baru jika ada model
keluaran yang terbaru, bahkan tidak hanya membeli tetapi mereka juga
mengeluarkan uang tambahan untuk mengubah atau memodifikasinya
sesuai dengan keinginan mereka
b) Membeli di luar lini produk/jasa yang ada, konsumen tidak hanya
membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga membeli lini
produk dan jasa dari perusahaan yang sama. Contoh: konsumen tidak
hanya membeli motor Bajaj Pulsar saja, tetapi mereka juga membeli
aksesoris atau sparepart dari Bajaj Pulsar untuk memperbaiki dan
memperindah motor mereka
29
c) Merekomendasikan produk/jasa yang dikomsumsi kepada orang lain,
Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word
of mouth) berkenan dengan produk tersebut. Contoh: seorang
konsumen Bajaj Pulsar yang sudah lama memakai motor tersebut,
menceritakan tentang kehebatan dan keunggulan dari motor tersebut,
kemudian setelah itu teman atau keluarganya tertarik membeli motor
Bajaj Pulsar karena mendengar cerita tersebut.
d) Menunjukan resistensi sehingga tidak perpengaruh oleh daya tarik
produk sejenis dari pesaing yang berarti dapat menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing. Konsumen menolak untuk menggunakan
produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing (Griffin,
1995: 31). Contoh: para pecinta motor Bajaj Pulsar menolak untuk
menggunakan motor lain, bahkan mereka juga cenderung menolak
untuk mengetahui jenis-jenis motor lainnya
Menurut Jill Griffin (2005:22) terdapat empat jenis loyalitas yang
muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola
pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-jenis loyalitas
konsumen yaitu :
1) Tanpa Loyalitas
Untuk berbagai alasan tertentu, ada beberapa konsumen yang tidak
mengembangkan loyalitas atau kesetiaan kepada suatu produk maupun
jasa tertentu. Tingkat keterikatan yang rendah dengan tingkat
30
pembelian ulang yang rendah menunjukkan absennya suatu kesetiaan.
Pada dasarnya, suatu usaha harus menghindari kelompok no loyality
ini untuk dijadikan target pasar, karena mereka tidak akan menjadi
konsumen yang setia.
2) Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality)
Jenis loyalitas pelanggan ini merupakan sebuah jenis loyalitas
konsumen yang dimana adanya keterikatan yang rendah dengan
pembelian ulang yang tinggi. Konsumen yang memiliki sikap ini
biasanya membeli berdasarkan kebiasaan. Dasar yang digunakan untuk
pembelian produk atau jasa disebabkan oleh faktor kemudahan
situsional. Kesetiaan semacam ini biasanya banyak terjadi terhadap
produk atau jasa yang sering dipakai.
Contoh dari kesetiaan ini terlihat dari kegiatan pembelian
makanan yang dilakukan konsumen di sekitar lingkungan rumahnya
dan sebagainya. Pembeli dengan loyalitas yang lemah rentan beralih ke
produk pesaing yang dapat menunjukkan manfaat yang jelas.
Meskipun demikian, perusahaan masih memiliki kemungkinan untuk
mengubah jenis loyalitas ini ke dalam bentuk loyalitas yang lebih
tinggi melalui pendekatan yang aktif ke pelanggan dan peningkatan
nilai perbedaan positif yang diterima konsumen atas produk maupun
jasa yang ditawarkan kepadanya dibandingkan dengan yang
31
ditawarkan para pesaing lain. Hal ini dapat dilakukan melalui
peningkatan kualitas produk dan pemberian harga yang sesuai.
3) Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality)
Jenis loyalitas tersembunyi ini merupakan sebuah kesetiaan atau
keterikatan yang relatif tinggi yang disertai dengan tingkat pembelian
ulang yang rendah. Konsumen yang mempunyai sikap laten loyality,
pembelian ulang juga didasarkan pada pengaruh faktor situasional
daripada sikapnya. Sebagai contoh, seorang kakak laki-laki menyukai
masakan ibunya, tetapi mempunyai adik perempuan yang kurang
menyukai masakan ibunya. Maka kakak laki-laki tersebut hanya
sesekali saja memakan masakan ibunya dan lebih sering pergi ke
restoran atau rumah makan yang dimana masakan yang disajikan dapat
dinikmati bersama.
4) Loyalitas Premium (Premium Loyalty)
Loyalitas ini merupakan yang terjadi apabila suatu tingkat keterikatan
tinggi yang berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali.
Setiap perusahaan tentunya sangat mengharapkan kesetiaan jenis ini
dari setiap usaha preference yang tinggi. Contoh jenis loyalty
premium adalah rasa bangga yang muncul ketika konsumen
menemukan dan menggunakan produk atau jasa tersebut dan dengan
senang hati membagi pengetahuan dan merekomendasikannya kepada
keluarga, teman, maupun orang lain.
32
Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat
berdasarkan karateristik yang dimilikinya. Oleh karena itu, loyalitas konsumen
merupakan suatu yang bisa diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan dimasa
yang akan datang bagi suatu perusahaan. Menurut Hidayat (2009:103) loyalitas
konsumen merupakan komitmen seorang konsumen terhadap suatu pasar
berdasarkan sikap positif dan tercermin dalam pembelian ulang secara konsisten.
Indikator dari loyalitas konsumen tersebut adalah:
1. Trust merupakan tanggapan kepercayaan konsumen terhadap pasar.
2. Emotion commitment merupakan komitmen psikologi konsumen terhadap
pasar
3. Switching cost merupakan tanggapan konsumen tentang beban yang diterima
ketika terjadi perubahan
4. Word of mouth merupakan perilaku publisitas yang dilakukan konsumen
terhadap pasar.
5. Cooperation merupakan perilaku konsumen yang menunjukan sikap yang
bekerja sama dengan pasar.
2.2 Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis
No Judul Penelitian Peneliti Hasil Peneltian Perbedaan Penelitian
yang Dilakukan
1. Pengaruh Bauran
Pemasaran
Christian
A.D
Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa
Penelitian ini selain
mengukur variabel
33
(Marketing Mix)
Terhadap
Loyalitas
Konsumen Pada
Fresh Mart Bahu
Mall Manado
Selang
pada
tahun
2013
secara parsial produk,
harga berpengaruh
signifikan terhadap
loyalitas konsumen dan
promosi, tempat tidak
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
konsumen.
pengaruh bauran
pemasaran terhadap
loyalitas konsumen,
juga diteliti variabel
pengaruh citra merek
terhadap loyalitas
konsumen.
2. Analisis
Pengaruh
Strategi Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Mahasiswa
Memilih Kuliah
Di Program D-Iii
Keperawatan
Fakultas Ilmu
Keperawatan
Universitas
Darma Agung
Medan
Subur
Simanull
ang pada
tahun
2008
Hasil penelitian
menunjukkan strategi
bauran pemasaran yang
terdiri dari harga,
promosi, tempat, orang,
proses, dan pelayanan
secara serempak dan
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan mahasiswa
memilih kuliah di
Program D-III
Keperawatan FIK UDA
Medan
Penelitian ini tidak
menggunakan variabel
dependent yang sama
(keputusan konsumen)
, penelitian ini
mengukur variabel
bauran pemasaran dan
citra merek terhadap
loyalitas konsumen.
3. Analisis
Kepuasan Dan
Loyalitas
Konsumen
Terhadap
Tingkat
Penjualan Di
Warung Bu Kris
Theresia
Widyarat
na Danny
dan
Filicia
Chandra
pada
tahun
2001
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ayam penyet adalah
makanan yang paling
disukai di Warung Bu
Kris. Ada juga asosiasi
antara kepuasan dan
loyalitas konsumen dan
juga antara kepuasan dan
Penelitian ini tidak
menggunakan
kepuasan konsumen
sebagai variabel bebas
nya, penelitian ini
menggunakan variabel
bauran pemasaran dan
citra merek untuk
mengukur loyalitas
34
loyalitas terhadap
penjualan
konsumen.
4. Analisis Kualitas
Produk Dan Citra
Merek Dalam
Mempengaruhi
Keputusan
Pembelian Dan
Dampaknya
Terhadap
Loyalitas Merek
Hp Nokia
Endang
Tjahjanin
gsih dan
Maurine
Yuliani
pada
tahun
2009
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari
indikator kualitas produk
yang mempunyai nilai
rata-rata penilaian
terbesar adalah kualitas
handphone Nokia lebih
unggul, sedangkan dari
indikator Citra Merek
yang mempunyai nilai
rata-rata penilaian
terbesar adalah
Handphone Nokia adalah
merek handphone yang
berkompeten
Penelitian ini tidak
menggunakan variabel
intervening seperti
penelitian Endang dan
Maurine, penelitian ini
mengukur langsung
loyalitas konsumen
dari variabel bauran
pemasaran dan citra
merek.
5. Penelitian
pengaruh iklan,
citra merek, dan
kepuasan
konsumen
terhadap loyalitas
konsumen dalam
menggunakan
Vaseline Hand
And Body Lotion
di kota Padang
Nila
Kasuma
Dewi SE,
Gus
Andri SE
MM, dan
Sepris
Yonaldi
SE, pada
tahun
2012.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
secara parsial variabel
iklan, citra merek, dan
kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
konsumen. Hal ini berarti,
dengan adanya variabel
tersebut akan
mempengaruhi Loyalitas
Pelanggan Vaseline Hand
and Body Lotion di kota
Padang
Penelitian ini hanya
menggunakan dua
variabel bebas saja
untuk mengukur
loyalitas konsumen,
yaitu variabel bauran
pemasaran dan citra
merek nya.
35
2.2.1 Penelitian pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) terhadap loyalitas
konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado ini ditulis oleh Christian A.D
Selang pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada
pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen Fresh Mart Bahu Mall
Manado. Penelitian ini dilatarelakangi oleh perkembangan perekonomian
Indonesia yang cerah dan dinamis ini juga terus menghiasi usaha di Sulawesi
Utara, khususnya kota Manado yang merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Utara.
Upaya-upaya untuk memuaskan kebutuhan konsumen dilakukan oleh setiap
perusahaan dengan berbagai strategi dan cara dengan harapan konsumen merasa
puas dan akan melakukan pembelian ulang.Metode analisis yang digunakan
adalah metode analisis deskrptif dan metode analisis statistik. Metode
pengumpulan datanya adalah kuesioner.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa secara parsial produk, harga
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dan promosi, tempat tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Secara Simultan produk,
harga, promosi dan tempat berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen.
Mengingat promosi dan tempat memiliki pengaruh yang lemah terhadap loyalitas
konsumen, maka sebaiknya managemen memperhatikan dan meningkatkan peran
dari promosi dan pemilihan tempat dalam perencanaan pemasaran perusahan.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian Christian yaitu menggunakan lebih
dari satu variabel bebas, pada penelitian Christian, terfokus pada pengaruh bauran
pemasaran saja untuk mengukur langsung loyalitas konsumen, sedangkan di
36
penelitian ini adanya dua variabel yang digunakan untuk mengukur loyalitas
konsumen, yaitu variabel bauran pemasaran dan citra merek, bukan hanya
variabel bauran pemasaran saja sebagai variabel bebas untuk mengetahui
loyalitas konsumen. Hal ini untuk menjelaskan bahwa loyalitas konsumen dapat
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain.
2.2.2 Penelitian yang berjudul analisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap
keputusan mahasiswa memilih kuliah di Program D-Iii Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung Medan ini ditulis oleh Subur
Simanullang pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari harga, promosi,
tempat, orang, proses, dan pelayanan terhadap keputusan mahasiswa memilih
kuliah di Program D-III Keperawatan FIK UDA Medan.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yang didukung survey,
jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
strategi bauran pemasaran yang terdiri dari harga, promosi, tempat, orang, proses,
dan pelayanan secara serempak dan parsial berpengaruh highly signifikan
terhadap keputusan mahasiswa memilih kuliah di Program D-III Keperawatan
FIK UDA Medan. Lingkungan berpengaruh highly signifikan terhadap keputusan
mahasiswa memilih kuliah di Program D-III Keperawatan FIK UDA Medan.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian Subur Simanullang yaitu
menggunakan lebih dari satu variabel bebas dan variabel dependent nya adalah
37
loyalitas konsumen, pada penelitian Subur Simanullang, terfokus pada pengaruh
bauran pemasaran saja untuk mengukur langsung keputusan mahasiswa memilih
kuliah di program D-III Keperawatan FIK UDA Medan, sedangkan di penelitian
ini adanya dua variabel bebas yang digunakan yaitu variabel bauran pemasaran
dan citra merek untuk mengetahui loyalitas konsumen.
2.2.3 Penelitian yang berjudul analisis kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap
tingkat penjualan di Warung Bu Kris ini ditulis oleh Theresia Widyaratna Danny
dan Filicia Chandra pada tahun 2001. Penelitian ini dilatar belakangi oleh salah
satu usaha makanan dan minimum adalah Warung Bu Kris di Surabaya. Tempat
makan tersebut menyediakan berbagai pilihan. Kebanyakan makanan yang
disediakan adalah penyet yang dicampuri dengan sambal. Banyak orang yang
suka dan memilih makanan tersebut. Tempat ini sering penuh orang. Walaupun
tidak ada tempat duduk, para konsumen bersedia menunggu untuk memperoleh
makanan kesukaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kaitan Antara
kepuasan dan loyalitas konsumen di warung Bu Kris. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dalam penyusunan
penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan metode survey melalui dua
tahap, yaitu studi awal dan studi lanjutan. Pada studi awal, disebarkan kuesioner
untuk mengetahui menu apa yang paling disukai oleh pelanggan Warung Bu Kris.
Dari hasil data yang terkumpul, kemudian dilakukan pengurutan menu dari yang
38
paling banyak peminatnya sampai yang paling sedikit dengan menggunakan
metode ranking. Setelah itu untuk mengetahui bobot menu yang paling digemari,
dihitung dengan rumus Weighted Mean.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya menunjukkan bahwa ayam
penyet adalah makanan yang paling disukai di Warung Bu Kris. Ada juga asosiasi
antara kepuasan dan loyalitas konsumen dan juga antara kepuasan dan loyalitas
terhadap penjualan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Warung Bu Kris
seharusnya meningkatkan mutu produk dan servisnya supaya mempertahankan
loyalitas konsumennya. Hasil ini juga bermanfaat untuk pengusaha yang akan
membuka usaha sejenis pada masa depan. Perbedaaan penelitian ini dengan
penelitian Theresia dan Filicia yaitu menggunakan variabel yang berbeda, pada
penelitian Theresia dan Filicia, hanya menggunakan variabel kepuasan konsumen
untuk mengukur loyalitas konsumen, sedangkan di penelitian ini adanya dua
variabel yang digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu variabel
bauran pemasaran dan citra merek, bukan hanya kepuasan konsumen saja sebagai
variabel bebas untuk mengetahui loyalitas konsumen.
2.2.4 Penelitian yang berjudul analisis kualitas produk dan citra merek dalam
mempengaruhi keputusan pembelian dan dampaknya terhadap loyalitas merek Hp
Nokia ini ditulis oleh Endang Tjahjaningsih dan Maurine Yuliani pada tahun
2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji model empiris
39
loyalitas merek pengembangan atas dasar kualitas produk dan citra merek. Dalam
penelitian ini populasi adalah semua orang yang membeli dan menggunakan
telepon selular merek Nokia di kota Semarang. Ukuran sampel penelitian ini
adalah 100 pelanggan Handphone merek Nokia di Semarang. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampling. Model uji empiris yang
digunakan adalah analisis regresi dengan menggunakan beberapa software,
seperti: SPSS 13.0 dan Microsoft Excel versi. 2007.. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik kepustakaan dan kuesioner.
Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari indikator kualitas produk yang
mempunyai nilai rata-rata penilaian terbesar adalah Kualitas handphone Nokia
lebih unggul, sedangkan dari indikator Citra Merek yang mempunyai nilai rata-
rata penilaian terbesar adalah Handphone Nokia adalah merek handphone yang
berkompeten. Hal ini menunjukkan bahwa para pembeli Handphone Nokia
mempunyai penilaian bahwa Kualitas Handphone Nokia adalah lebih unggul
daripada Merek handphone lainnya, dan berkompeten dimata para Pembeli.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian Endang Tjahjaningsih dan
Maurine Yuliani yaitu menggunakan dua variabel bebas tanpa variabel
intervening, pada penelitian Endang dan Maurine, terfokus pada pengaruh kualitas
produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian sebagai variabel
intervening untuk mengukur loyalitas merek handphone Nokia, sedangkan di
penelitian ini adanya dua variabel yang digunakan untuk mengukur loyalitas
40
konsumen, yaitu variabel bauran pemasaran dan citra merek, tanpa menggunakan
variabel intervening.
2.2.5 Penelitian pengaruh iklan, citra merek, dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen dalam menggunakan Vaseline Hand And Body Lotion di kota Padang (
studi kasus di pt. Unilever cabang Padang ) ini ditulis oleh Nila Kasuma Dewi SE,
Gus Andri SE MM, dan Sepris Yonaldi SE, pada tahun 2012. Tujuan penelitian
adalah untuk menguji dan menganalisa apakah ada pengaruh iklan, citra merek
dan kepuasan konsumen loyalitas konsumen Vaseline Hand And Body Lotion di
kota Padang. Penelitian ini dilatarelakangi oleh Untuk meraih pangsa pasar yang
lebih besar Vaseline Hand and Body Lotion melakukan berbagai strategi untuk
menciptakan keunggulan dalam bersaing. Salah satu strategi yang dikembangkan
perusahaan adalah menjaga konsistensi mutu dan kualitas produk. Strategi
tersebut dilakukan untuk menjaga citra merek dalam persepsi konsumen..Metode
analisis yang digunakan adalah metode analisis deskrptif kuantitatif dan metode
analisis statistik. Metode pengumpulan datanya adalah kuesioner. Dimana yang
menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang menggunakan Vaseline Hand
and Body Lotion yang berdomisili disekitar kota Padang yang di data berdasarkan
hasil penjualan produk. Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah
sampel sebanyak 98 orang
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa secara parsial variabel iklan,
citra merek, dan kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
41
konsumen. Hal ini berarti, dengan adanya variabel tersebut akan mempengaruhi
Loyalitas Pelanggan Vaseline Hand and Body Lotion di kota Padang. Maka hal
ini akan sangat menguntungkan sekali bagi perusahaan karena konsumen tersebut
akan cenderung loyal karena kepuasan yang telah mereka peroleh dari produk
yang dikonsumsinya. Untuk itu Vaseline Hand and Body Lotion selalu berupaya
untuk menampilkan produk, merenew produk yang dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Perbedaaan dengan penelitian Nila, Andri, dan Yonaldi adalah mereka
menganalisa pengaruh tiga variabel bebas yaitu iklan, citra merek dan kepuasan
konsumen untuk mengukur loyalitas konsumen, sedangkan di penelitian ini hanya
ada dua variabel yang digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen, yaitu
variabel bauran pemasaran dan citra merek. Hal ini untuk menjelaskan bahwa
loyalitas konsumen dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain
2.3 Kerangka Pemikiran
X1
Y
X2
Gambar 2.2
Bauran Pemasaran
Citra merek
Loyalitas Konsumen
42
2.4 Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat
tentative (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti
kebenarannya. (Nawawi 2001 : 161). Adapun hipotesis yang peneliti ajukan
dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : Tidak ada pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia .
Ha1 : Ada pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia .
Ho2 : Tidak ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen PT Khong
Guan Biskuit Factory Indonesia .
Ha2 : Ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia .
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini adalah warga Kelurahan Ciracas
Jakarta Timur. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan
merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota.
Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Ciracas
adalah sebuah kecamatan di Kotamadya Jakarta Timur, Jawa Tengah, Indonesia.
Ciracas terletak 12 KM sebelah selatan Kota Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan ilmu manajemen pemasaran, adapun objek
penelitian ini terdiri dari variabel independen atau variable bebas (X1) adalah
bauran pemasaran yang memiliki empat indicator yaitu produk, harga, distribusi
dan juga promosi, dan variable independen berikutya (X2) adalah citra merk
(brand image) yang memiliki indicator recognition (tingkat dikenalnya sebuah
merek oleh konsumen, reputation (tingkat atau status yang tinggi bagi sebuah
merek), dan affinity (semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah
merek dengan konsumennya).
Sedangkan untuk variabel terikat (Y) adalah loyalitas konsumen yang
mempunya indicator yaitu melakukan pembelian ulang, membeli di luar lini
44
produk / jasa yang ada, merekomendasikan produk / jasa yang dikomsumsi
kepada orang lain, dapat menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Berdasarkan objek penelitian di atas, peneliti menganalisa mengenai
pengaruh bauran pemasaran dan citra merk terhadap loyalitas konsumen PT.
KhongGuan Biskuit Factory Indonesia, survei pada konsumen PT. KhongGuan
Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya
Jakarta Timur pada periode Oktober 2015 hingga Februari 2016.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan korelatif.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu
variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel lain. Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh deskripsi tentang ciri-ciri variabel. Penelitian deskriptif yang
dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai
gambaran tentang pengaruh bauran pemasaran dan citra merk terhadap loyalitas
konsumen PT. KhongGuan Biskuit Factory Indonesia (Suharsimi , 2002:9).
Pendekatan penelitan ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data
yang peneliti ambil dalam bentuk angka akan diproses secara statistik, dan
dideskripsikan secara deduksi yang berangkat dari teori-teori umum, lalu dengan
45
observasi untuk menguji validitas keberlakuan teori tersebut ditariklah
kesimpulan. Kemudian di jabarkan secara deskriptif, karena hasilnya akan
diarahkan untuk mendiskripsikan data yang diperoleh dan untuk menjawab
rumusan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini diklasifikasikan dalam
penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dimana penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable
yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi dan mencari hubungan antar variable yang diteliti. (Bungin,2006:36)
3.2.2 Model Penelitian
Gambar 3.1 Model Penelitian
3.2.3 Variabel Operasional
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) adalah “sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
46
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”
Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69)
adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
1. Variabel Bebas / Independent (variabel X)
Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel
stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas
merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas
yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama (X1) adalah bauran pemasaran
dan kedua (X2) adalah citra merek.
a) Bauran pemasaran (X1)
Strategi bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan
yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Kotler, 2002:18).
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat
pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product (produk),
price (harga), place (tempat), and promotion (promosi) (cited dalam Kotler,
47
1992:92). Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai
berikut:
∑ Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product
variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services,
warranties, and returns.
∑ Harga yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk
atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,
allowance, payment period, credit terms, and retail price.
∑ Tempat yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat
meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,
and transport.
∑ Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal
pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
2007:209-210). Indikator promosi meliputi antara lain sales promotion,
advertising, sales force, public relation, and direct marketing variabel
promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler,
1997:604):
48
b) Citra merek (X2)
Kotler dan Keller (2009:346), mendefinisikan citra merek (brand
image) sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu merek. Menurut Aaker dalam Yuniarti (2014),
terdapat 3 hal pokok yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah
brand yaitu:
1. Recognition, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen.
2. Reputattion, tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek
(brand) karena lebih terbukti mempunyai “track record” yang baik.
3. Affinity, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah
merek (brand) dengan konsumennya.
2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan
reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono
(2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah loyalitas konsumen yaitu
loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan bertahan secara
mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk baik barang atau jasa
secara konsisten di masa yang akan datang meskipun pengaruh situasi
usaha pemasaran berpotensi merubah perilaku (Hasan 2009:81). Loyalitas
49
pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk memprediksi
pertumbuhan penjualan dan loyalitas pelanggan juga dapat didefinisikan
berdasarkan perilaku pembelian yang konsisten (Griffin, 2005:31).
Karakteristik pelanggan yang loyal adalah:
∑ Melakukan pembelian ulang secara teratur atau pembelian ulang
∑ Membeli di luar lini produk/jasa yang ada, konsumen tidak hanya
membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga membeli lini
produk dan jasa dari perusahaan yang sama.
∑ Merekomendasikan produk/jasa yang dikomsumsi kepada orang lain,
Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word
of mouth) berkenan dengan produk tersebut.
∑ Menunjukan resistensi sehingga tidak perpengaruh oleh daya tarik
produk sejenis dari pesaing yang berarti dapat menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing
Tabel 3.1 Variabel Operasional
Variabel Konsep Variabel Sub variabel Indikator SkalaBauran
Pemasaran (X1)
Sekumpulan peralatan pemasaran yang bekerja bersama untuk mempengaruhi pasar(Kotler, 2004;7)
Produk (Product)
Harga (price)
∑ Keanekaragaman produk yang ditawarkan
∑ Kualitas produk yang ditawarkan
∑ Kemasan produk
∑ Harga yang bersaing
∑ Harga terjangkau
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
50
Tempat (Place)
Promosi (Promotion)
∑ Kemudahan pelanggan untuk menjangkau lokasi
∑ Ketersediaan Produk
∑ Iklan
∑ Personal Selling
∑ Direct Marketing
∑ Public Relation
∑ Kegiatan sales promotion
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
LikertCitra
Merek(X2)
Citra merek (brand image) adalahseperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek(Kotler dan Keller, 2009)
∑ Recognition, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen.
∑ Reputattion, tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek (brand) karena lebih terbukti mempunyai “track record” yang baik.
∑ Affinity, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah merek (brand) dengan konsumennya.
∑ Mudah dikenali
∑ Konsumen mengetahui perbedaan merek dengan merek yang lain
∑ Reputasi yang baik
∑ Memberi tahu merk dengan reputasi yang baik
∑ Selalu diingat
∑ Selalu menjadi pilihan utama
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
51
Loyalitas konsumen
(Y)
Loyalitas adalah penggunaan rutin konsumen yang didasarkan pada unit pengadaan keputusan. (Griffin, 2005;31)
∑ Membeli diluar lini produk
∑ Pembelian ulang
∑ Resistensi dari pesaing
∑ Merekomendasikan
∑ Seringnya membeli di luar lini produk
∑ Banyaknya melakukan pembelian ulang
∑ Merasa puas dengan merk langganan
∑ Ketidaktertarikan pelanggan dari produk pesaing
∑ Rutinnya merekomendasikan produk kepada pihak lain
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Sumber: Kotler (1992:92), Kotler dan Keleer (2009:346), (Griffin, 2005:31)
3.2.4 Tipe Penelitian
Sehubungan dengan sifat penelitian ini yang menggunakan deskriptif dan
korelatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka tipe
atau metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan
metode explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono
(2004:7), bahwa metode deskriptif survey dan explanatory survey merupakan
metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan deskripsi dan hubungan-hubungan antar variabel.
Dalam penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian
sampel dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan
52
untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang
diteliti. Karena penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun
yakni dari bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Februari 2016, sehingga
metode yang digunakan adalah cross section method, yaitu metode penelitian
yang dilakukan untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu
saja (Husein, 2003: 131).
3.2.5 Sumber Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian lapangan
(Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada
konsumen yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang
diperoleh langsung dari konsumen PT. KhongGuan Biskuit Factory Indonesia dan
data sekunder. Agar lebih jelasnya , teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini melalui:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Teknik yang digunakan penulis dengan pemanfaatan literatur / buku-buku,
penelitian-penelitian sebelumnya, dan telaah dokumen yang terkait dengan
permasalahan yang diteliti sebagai suatu acuan atau pedoman antara hasil yang
diperoleh dari lapangan dengan teori disiplin ilmu yang ada. atau penelitian yang
dilakukan dengan menghimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang
relevan serta mendukung penelitian.
53
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan. Meliputi
kegiatan survey di lokasi penelitian, yaitu dengan cara penyebaran kuesioner atau
angket yang berisi daftar pertanyaan terperinci tentang hal-hal yang ingin diteliti
penulis untuk mendapatkan data kuantitatif tentang variabel-variabel penelitian.
Kuesioner adalah alat pengumpul data dalam bentuk sejumah pertanyaan tertulis
yang dijawab tertulis oleh responden (Nawawi, 1995 : 17).
3.2.6 Teknik Analisis Data
Teknis analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah
terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran
yang akurat yang konkrit dari subjek penelitian. Penulis juga menggunakan
statistic guna membantu analisa data sebagai hasil dari penelitian ini. Teknik
analisis statistik dengan memanfaatkan PLS (Partial Least Squares).
3.2.7 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.7.1 Populasi
Dalam mengumpulkan dan menganalisis suatu data, menentukan populasi
merupakan langkah yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Populasi bukan
hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki objek atau subjek itu.
54
Menurut Sugiyono (2002:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Adapun
pengertian populasi menurut Sudjana (2005:66) : “Populasi adalah totalitas semua
nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitas
mengenai karakteristik-karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya. Penentuan populasi harus dimulai
dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran
penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi
cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian
dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut
hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukaan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka yang menjadi populasi
sasaran dalam penelitian ini adalah konsumen PT. KhongGuan Biskuit Factory
Indonesia di Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur,
yang terdiri dari 10 RW dengan jumlah penduduk 66.947 manusia.
3.2.7.2 Sampel
Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang
presentative dan mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002:109). Sedangkan
55
menurut Sugiyono (2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah “bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal
ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu
yang tersedia. Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari
objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut
mewakili yanglain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2002:73) bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
dari populasi harus benar-benar mewakili. Dengan demikian sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian dari
konsumen biscuit PT. KhongGuan Biskuit Factory Indonesia di di Kelurahan
Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur, yaitu sebanyak 98 orang.
3.2.7.3 Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut
Suharsimi Arikunto (2002:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi
sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Untuk memperoleh sampel yang representatif digunakan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut:
56
∑ Menginventarisasi jumlah penduduk di Kelurahan Ciracas, Kecamatan
Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur
∑ Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi yaitu sebagian konsumen
biskuit PT. KhongGuan Biskuit Factory Indonesia di di Kelurahan Ciracas,
Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur.
Dalam penelitian ini ukuran sampel ditentukan dalam uji statistik yang
akan digunakan yaitu Cluster Random Sampling (CSR) atau disebut juga sebagai
area sampling. Area random sampling adalah sampel yang menekankan pada
jumlah subjek dari setiap area, dengan cara melakukan randomisasi terhadap
individu untuk mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap
mereflesikan ciri populasi (Hadi, 2000). Dalam Kelurahan Ciracas terdapat 10
RW (rukun warga), oleh karena itu sampel akan diambil dari tiap-tiap RW di
Kelurahan Ciracas.
Tabel 3.2 Kependudukan Kelurahan Ciracas
RW Jumlah Warga
RW Jumlah Warga
01 5.213 06 14.000
02 4.438 07 7.372
03 6.660 08 3.600
04 3.233 09 7.607
05 4.473 10 10.176
Sumber: Kelurahan Ciracas 2016
57
Metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan
penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.
Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya
penelitian. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Berdasarkan data yang ada maka dengan menggunakan rumus diatas
jumlah sampel adalah sebagai berikut:
n = 669471+ 66947*(0,1) ²
n = 66947670,47
n = 97,85‡ 98 orang
Jumlah sampel yang diambil adalah 98 orang konsumen PT Khongguan
Biskuit Factory Indonesia di setiap RW di Kelurahan Ciracas yang terdiri dari:
58
Tabel 3.3 Penyebaran Proporsi Sampel
No. RW Populasi Perhitungan Sampel
1 RW 01 5.213 5213/66947 x 98 = 7.6 8
2 RW 02 4.438 4438/66947 x 98 = 6.4 6
3 RW 03 6.660 6660/66947 x 98 = 9.7 10
4 RW 04 3.233 3233/66947 x 98 = 4.9 5
5 RW 05 4.473 4473/66947 x 98 = 6.5 7
6 RW 06 14.000 14000/66947 x 98 = 20.4 20
7 RW 07 7.372 7372/66947 x 98 = 10.7 11
8 RW 08 3.600 3600/66947 x 98 = 5.2 5
9 RW 09 7.607 7607/66947 x 98 = 11.1 11
10 RW 10 10.176 10176/66947 x 98 = 14.8 15
3.2.8 Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner yang diserahkan
kepada masing-masing responden terpilih. Berkenaan dengan skala pengukuran
dalam penyusunan kuesioner, peneliti menggunakan skala numeris (Numerical
Scale) yakni dengan skala Likert yakni 1-5, suatu alternative pilihan jawaban
untuk mengukur sikap responden. Skala Likert merupakan skala kontinum
bipolar, dimana pada ujung sebelah kiri berupa angka rendah yang
menggambarkan jawaban yang bersifat negatif, dan pada ujung sebelah kanan
berupa angka besar yang menggambarkan jawaban yang bersifat positif. Skala
59
Likert ini dirancang untuk memungkinkan responden memberikan penilaian
dalam berbagai tingkatan/rating atas setiap pernyataan penelitian. Skala Likert
yang digunakan dari 1-5, sebagaimana tergambar pada tabel berikut ;
Tabel 3.4 Tabel Skala Likert
STS TS CS S SS
1 2 3 4 5
3.2.9 Uji Validitas
Sebelum melakukan pengolahan data, terlebih dahulu data yang
dikumpulkan melalui kuesioner diuji melalui pengujian data yaitu uji validitas dan
uji reliabilitas. Agar proses pengujian maupun pengolahan data dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat, maka pengolahan data menggunakan sarana komputer
yaitu aplikasi program SPSS 23.0.
Menurut Cooper (2006:720) validitas adalah ”Validity is a characteristic
of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the
researcher actually wishes to measure”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk
diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
60
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan
kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang
digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah
korelasi person product moment.
Untuk melakukan pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan komputer
dengan menggunakan program SPSS for windows. Pada tabel berikut akan
disajikan hasil uji validitas variabel bauran pemasaran:
Tabel 3.5 Uji Validitas X1
Pertanyaan Hasil uji validitas r tabel Keterangan
1 0.419 0.168 Valid
2 0.491 0.168 Valid
3 0.478 0.168 Valid
4 0.629 0.168 Valid
5 0.572 0.168 Valid
6 0.590 0.168 Valid
7 0.650 0.168 Valid
8 0.619 0.168 Valid
9 0.708 0.168 Valid
10 0.328 0.168 Valid
11 0.601 0.168 Valid
61
12 0.607 0.168 Valid
13 0.558 0.168 Valid
Sumber : Data kuesioner responden
Dari tabel 3.5, dapat diketahui nilai validitas dari pertanyaan pada variabel
bauran pemasaran untuk penilaian loyalitas konsumen PT. KhongGuan Biskuit
Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas. Nilai koefisien setiap pertanyaan lebih
besar dari r tabel 0,168. Dengan demikian dapat dikatakan semua pertanyaan
dalam variabel bauran pemasaran adalah valid, artinya pertanyaan-pertanyaan
pada variable auran pemasaran dapat dijadikan instrumen penelitian.
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel citra merek dapat dilihat
pada tabel berikut ini, yaitu:
Tabel 3.6 Uji Validitas X2
Pertanyaan Hasil uji validitas r tabel Keterangan
14 0.477 0.168 Valid
15 0.588 0.168 Valid
16 0.543 0.168 Valid
17 0.659 0.168 Valid
18 0.622 0.168 Valid
19 0.623 0.168 Valid
Sumber : Data kuesioner responden
Dari tabel 3.6, dapat diketahui nilai validitas dari pertanyaan pada variabel
citra merek untuk penilaian penilaian loyalitas konsumen PT. KhongGuan Biskuit
Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas. Nilai koefisien setiap pertanyaan lebih
62
besar dari r tabel 0,168. Dengan demikian dapat dikatakan semua pertanyaan
dalam variabel citra merek adalah valid, artinya pertanyaan-pertanyaan pada
variabel citra merek dapat dijadikan instrumen penelitian.
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabe loyalitas konsumen dapat
dilihat pada tabel berikut ini, yaitu:
Tabel 3.7 Uji Validitas YPertanyaan Hasil uji validitas r tabel Keterangan
20 0.757 0.168 Valid
21 0.759 0.168 Valid
22 0.666 0.168 Valid
23 0.650 0.168 Valid
24 0.703 0.168 Valid
Sumber : Data kuesioner responden
Dari tabel 3.7, dapat diketahui nilai validitas dari pertanyaan pada variabel
loyalitas konsumen untuk penilaian loyalitas konsumen PT. KhongGuan Biskuit
Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas. Nilai koefisien setiap pertanyaan lebih
besar dari r tabel 0,168. Dengan demikian dapat dikatakan semua pertanyaan
dalam variabel loyalitas konsumen adalah valid, artinya pertanyaan-pertanyaan
pada variabel loyalitas konsumen dapat dijadikan instrumen penelitian.
3.2.10 Uji Relialibilitas
Hasil uji reliabilitas variabel bauran pemasaran, citra merek dan loyalitas
konsumen dapat dilihat pada tabel berikut.
63
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas
Pertanyaan Hasil uji reliabilitas Koefisien Alpha Keterangan
1 0.745 0.168 Reliabel
2 0.745 0.168 Reliabel
3 0.744 0.168 Reliabel
4 0.741 0.168 Reliabel
5 0.743 0.168 Reliabel
6 0.742 0.168 Reliabel
7 0.738 0.168 Reliabel
8 0.740 0.168 Reliabel
9 0.739 0.168 Reliabel
10 0.746 0.168 Reliabel
11 0.739 0.168 Reliabel
12 0.740 0.168 Reliabel
13 0.741 0.168 Reliabel
14 0.743 0.168 Reliabel
15 0.742 0.168 Reliabel
16 0.743 0.168 Reliabel
17 0.740 0.168 Reliabel
18 0.740 0.168 Reliabel
19 0.739 0.168 Reliabel
64
20 0.737 0.168 Reliabel
21 0.736 0.168 Reliabel
22 0.740 0.168 Reliabel
23 0.740 0.168 Reliabel
24 0.738 0.168 Reliabel
Sumber : Data kuesioner responden
Dari tabel 3.8 diatas dapat diketahui nilai reliabilitas dari variabel
penelitian pada semua variabel untuk penilaian loyalitas konsumen untuk
penilaian loyalitas konsumen PT. KhongGuan Biskuit Factory Indonesia di
Kelurahan Ciracas. Nilai koefisien reliabilitas setiap variabel lebih besar dari
koefisien Alpha. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas lebih dari 0,60 dapat
diterima. Dengan demikian dapat dikatakan semua variabel yang digunakan untuk
penelitian adalah reliabel, artinya ketiga variabel penelitian yaitu variabel
komunikasi interpersonal, motivasi kerja dan kinerja pegawai dapat dijadikan
instrumen penelitian.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Ciracas
a. Keadaan Geografis
Kelurahan Ciracas adalah merupakan salah satu dari lima Kelurahan di
wilayah Kecamatan Ciracas, kota administrasi Jakarta Timur dan sesuai dengan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor: 1227
tahun 1898 tentang Pemecahan, Pengembangan dan Perubahan batas-batas
Kelurahan serta Pembentukan Kelurahan baru di Wilayah kecamatan Pasar Rebo
dan Kramat Jati di wilayah kota administrasi Jakarta Timur, secara administrasi
kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur memiliki batas
– batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Jl. Pule Kel. Susukan, Jl. Penganten Ali, Jl. Mahakam Kel. Rambutan
Selatan : Jl. Raya Ciracas Kel. Kelapa Dua Wetan dan Kelurahan Pekayon
Barat : Jl.Kali Baru Kelurahan Cijantung
Timur : Jl. Tol Jagorawi Kelurahan Cipayung
Adapun wilayah Kelurahan Ciracas luasnya ± 393,36 Ha dengan
perincian sebagai berikut:
66
Tabel 4.1 Rincian Wilayah Kelurahan Ciracas
Status Tanah Keadaan Tanah Peruntukan Tanah
Tanah Negara : 74,845
Ha
Tanah Darat : 297,934 Ha Perumahan : 202,315 Ha
Tanah Milik Adat :
290,924 Ha
Tanah Sawah : 89,485 Ha Perkebunan/Tani :
114,790 Ha
Tanah Wakaf : 21,660 Ha Tanah lain-lain : 5,880
Ha
Fasilitas Umum : 74,845
Ha
Tanah lain-lain : 5,880
Ha
Pemakaman : 1,350 Ha
Sumber: Kelurahan Ciracas 2015
b. Pembagian Wilayah
Untuk memudahkan dalam pembagian wilayah dan koordinasi jalannya
pemerintahan Kelurahan Ciracas terdiri dari 139 RT dan 10 RW dengan perincian
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Kelurahan Ciracas
No. Rukun Warga Rukun Tetangga No. Rukun Warga Rukun Tetangga
1.
2.
3.
4.
5.
01
02
03
04
05
12
13
16
16
9
6.
7.
8.
9.
10.
06
07
08
09
010
13
16
12
17
15
Jumlah 5 66 Jumlah 5 73
Sumber: Kelurahan Ciracas 2015
67
c. Kependudukan
Seiring dengan pesat nya pertambahan penduduk baik yang lahir maupun
pendatang setiap tahun ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah khusus Ibukota Jakarta Nomor 339 tahun
1995 maka keadaan kependudukan untuk Kelurahan Ciracas dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Kependudukan Kelurahan CiracasNo. RW KK Penduduk Tetap Jumlah
Lk Pr WNI WNA
Lk Pr Lk Pr
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
001
002
003
004
005
006
007
008
009
010
1.210
926
1.540
1.600
1.200
3.100
1.740
2.070
2.430
2.440
102
93
95
99
90
100
104
102
111
101
3.330
3.014
3.056
3.467
2.428
6.951
3.608
1.908
3.741
5.176
3.348
3.501
3.473
3.070
2.045
7.049
3.764
1.692
3.866
5.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.213
4.438
6.660
3.233
4.473
14.000
7.372
3.600
7.607
10.176
Jumlah 10 18.256 997 34.779 32.168 - - 66.947
Sumber: Kelurahan Ciracas 2015
4.1.2 Gambaran umum PT Khong Guan
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia adalah perusahaan berskala
nasional yang bergerak di bidang industri makanan khususnya produk biskuit,
wafer dan waferstik. Berdiri sejak tahun 1970, sudah lebih dari 4 dekade kami
telah menjadi pemimpin pasar dalam industri ini. PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia dalam menjalankan operasinya sekarang ini mempunyai kantor pusat
68
yang berkedudukan di Kebon Sirih , Jakarta Pusat, sedangkan pabrik pusatnya
berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur. Produk-produk yang telah dihasilkan selalu
diminati pasar dalam negeri atau bahkan sudah menjadi sebuah keharusan
menyantap biskuit Khong Guan. Seperti di ketahui "Khong Guan Red Assorted"
atau lebih dikenal dengan nama "Khong Guan Merah" sudah lama menjadi sebuah
tradisi bagi masyarakat Indonesia sebagai makanan atau oleh-oleh khas lebaran
yang harus ada untuk disajikan kepada para saudara dan kerabat di hari raya
Visi dari PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia adalah menjadi
perusahaan global yang terbesar dan tersebar di seluruh dunia dengan
mengutamakan kualitas, inovasi, dan aman untuk dikonsumsi. Sedangkan misi
dari PT. Khong Guan Biskuit Factory Indonesia yaitu:
1. Menciptakan produk produk yang Inovatif dan Berkualitas Tinggi
2. Meningkatkan standar keamanan pangan yang sudah ada lebih ekstensif
3. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan para Distributor dan
konsumen
4. Mengutamakan kualitas
Pada awal usaha PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia memiliki
saluran distribusi langsung yaitu dari produsen ke konsumen. Tetapi dengan
semakin meningkatkannya jumlah produk, maka perusahaan membutuhkan
penyalur-penyalur yang dapat menyalurkan produknya. Saluran distribusi yang
digunakan dimulai dari produsen ke agen, kemudian ke pedagang besar yang
dilanjutkan ke pedagang kecil dan selanjutnya ke konsumen. Saluran distribusi
69
langsung hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, misalnya menjelang hari raya
idul fitri dengan memenuhi pesanan dari beberapa instansi untuk paket hari raya.
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia memiliki jaringan yang sangat
luas diseluruh Indonesia, PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia bukanlah
satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam Industri biskuit, seiring dengan
berkembangnya jaman tumbuh perusahaan-perusahaan sejenis yang bermain di
industri yang sama. Berkat usaha dan kerja keras PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia hingga kini tetap menjadi merek pilihan utama masyarakat Indonesia
saat membeli produk biskuit. Dengan mengutamakan inovasi-inovasi baru dalam
menciptakan produk-produk yang enak dan tentunya sesuai dengan selera
masyarakat Indonesia.
Dalam proses produksinya, PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
dibantu oleh mesin mesin yang modern, sistem pengemasan secara robotik serta
bahan-bahan yang berkualitas menjadi kunci utama PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia untuk menghasilkan produk produk yang bermutu tinggi dan
dapat menghasilkan produk-produk yang lebih higienis, dikarenakan proses
produksi hingga pengemasan terintegrasi sehingga meminimalisir sentuhan tangan
manusia pada produk jadi. Bukan hanya hal-hal tersebut yang menjadikan produk
biskuit Khong Guan bermutu tinggi, selain itu PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia tidak lupa melengkapi sistem jaminan Halal dan Keamanan Pangan
dengan sertifikasi Halal dari MUI dan HACCP serta ISO 22000:2005 dari LT-IPB
sehingga produk-produk yang dihasilkan selain bermutu tinggi tetapi juga aman
untuk dikonsumsi.
70
Berkat dukungan masyarakat Indonesia, PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia menjadi Industri besar yang turut serta membantu pemerintah dalam
menciptakan lapangan pekerjaan, karena hampir setiap tahunnya PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia menyerap banyak tenaga kerja hingga puluhan ribu
orang untuk beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia telah melakukan ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara,
Asia Timur hingga benua Amerika. Produk yang di ekspor meliputi semua jenis
biskuit yang juga merupakan pemimpin pasar di Indonesia. Di Indonesia sendiri,
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia telah menjangkau hampir ke seluruh
penjuru nusantara. Berikut beberapa produk-produk unggulan PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia.
Gambar 4.1 Produk-Produk PT Khongguan Biskuit
71
4.1.3 Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan salah satu yang sangat berpengaruh
dalam suatu penelitian. Terutama dalam menjelaskan jawaban-jawaban yang ada
pada kuesioner yang diberikan kepada responden. Responden merupakan
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas,
Kecamatan Ciracas, Kotamadya Jakarta Timur pada periode Januari hingga
Februari 2016, sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 98 orang dengan
menggunakan teknik Cluster Random Sampling (CSR) atau disebut juga sebagai
area sampling. Area sampling adalah sampel yang menekankan pada jumlah
subjek dari setiap area, dengan cara melakukan randomisasi terhadap individu
untuk mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap mereflesikan
ciri populasi (Hadi, 2000). Dalam Kelurahan Ciracas terdapat 10 RW (rukun
warga), oleh karena itu sampel akan diambil dari tiap-tiap RW di Kelurahan
Ciracas, dan berdasarkan hasil kuesioner yang di sebar di lapangan menunjukan
bahwa masing-masing responden memiliki identitas ataupun karakter yang
berbeda satu sama lain. Sehingga perlu diklasifikasikan dan dideskripsikan agar
dapat dipahami dengan baik
Pembahasan karakter responden ini dipilih menjadi dua bagian yaitu umur,
dan jenis kelamin. Gambaran umum responden dapat dilihat pada data di bawah
ini.
1. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran responden dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut ini;
72
Tabel 4.4 Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 28 29%
2 Perempuan 70 71%
Jumlah 98 100%
Sumber : Data kuesioner responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas yang menjadi
responden adalah perempuan yaitu sebanyak 71% sedangkan 29% responden
lainnya berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Sumber : Data kuesioner responden
2. Karakteristik usia responden
73
Berdasarkan tingkat usia, penyebaran responden dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut ini;
Tabel 4.6 Tingkat Usia Responden
No Usia frekuensi %
1 15 – 24 19 19%
2 25 – 34 25 26%
3 35 – 44 40 41%
4 > 44 14 14%
Jumlah 98 100%
Sumber : Data kuesioner responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas yang menjadi
responden, terdapat 19% responden yang berusia remaja antara 15 - 24 tahun,
26% responden yang berusia antara 25 - 34 tahun, 41% responden berusia
antara 35 - 44 tahun, dan 14% berusia diatas 44 tahun Hal ini menunjukkan
bahwa konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan
Ciracas di dominasi oleh konsumen yang berumur 35 – 44 tahun.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Usia Responden
74
4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif X1 (Bauran Pemasaran)
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Analisis ini disajikan dalam bentuk tabel yang merupakan langkah
awal dalam menganalisis data yang terdiri dari sejumlah frekuensi dan
persentase untuk setiap kategori.
Dalam penelitian ini variabel bauran pemasaran termasuk variabel X1,
yaitu variabel bebas. Dimana variabel bebas atau variabel independen adalah
variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya
atau variabel terikat (Kriyantono, 2009: 21). Pernyataan dalam variabel X1 ini
berbentuk suatu pernyataan yang pilihan jawabannya sesuai dengan skala
likert 1-5. Variabel bauran pemasaran (X1) dalam penelitian ini diambil
dengan kuesioner dengan skala 1 sampai 5 dan jumlah pertanyaan sebanyak
75
10 pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data
dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Variabel X1 (Bauran Pemasaran)
No Kuesioner 1 2 3 4 5 n
1Biskuit Khongguan memiliki berbagai
macam jenis produk 0% 5% 9% 49% 37% 98
2Produk biskuit Khongguan adalah produk
biskuit yang berkualitas0% 4% 22% 62% 12% 98
3Kemasan biskuit Khongguan menarik
bagi konsumen0% 11% 40% 44% 5% 98
4Harga biskuit Khongguan terjangkau oleh
semua masyarakat2% 6% 24% 53% 15% 98
5Harga biskuit Khongguan sesuai dengan
kualitas produknya0% 6% 21% 61% 12% 98
6Harga biskuit Khongguan dapat bersaing
dengan produk biskuit merek lain1% 3% 19% 59% 18% 98
7Biskuit Khongguan sangat mudah
didapatkan di berbagai toko biskuit/kue1% 10% 24% 37% 28% 98
8Produk biskuit Khongguan selalu tersedia
setiap saat1% 11% 29% 39% 20% 98
9Tempat penjualan biskuit Khongguan
mudah dijangkau oleh konsumen1% 6% 21% 48% 24% 98
10Saya sering melihat iklan mengenai
biskuit Khongguan1% 29% 27% 33% 10% 98
11Perusahaan Khongguan menjual langsung
produknya ke konsumen0% 20% 26% 34% 20% 98
12Terdapat banyak agen penjual biskuit
Khongguan1% 9% 18% 45% 27% 98
13Terdapat informasi dari PT Khongguan
terhadap produknya1% 20% 36% 37% 6% 98
Sumber : Data kuesioner responden
76
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi X1
Berdasarkan tabel 4.8 dan 4.9 menjelaskan bahwa dari 98 responden
yang diteliti, sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju
sebanyak 86% responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 9%, dan
yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 5% responden.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bauran pemasaran PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia sangat baik dan perlu terus dipertahankan.
4.2.2 Analisis Deskriptif X2 (Citra Merek)
Dalam penelitian ini variabel citra merek termasuk variabel X2, yaitu
variabel bebas. Variabel motivasi kerja (X2) dalam penelitian ini diambil
dengan kuesioner dengan skala 1 sampai 5 dan jumlah pertanyaan sebanyak 6
pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data
dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Variabel X2 (Citra Merek)
77
No Kuesioner 1 2 3 4 5 n
1Merek produk biskuit Khongguan mudah
dikenali0% 7% 23% 45% 25% 98
2Khongguan memiliki merek yang lebih baik
dari produk biskuit lainnya1% 10% 35% 41% 13% 98
3Biskuit Khongguan merupakan biskuit yang
sudah dikenal oleh masyarakat banyak1% 3% 12% 36% 48% 98
4
Ketika di tanyakan mengenai biskuit yang
berkualitas kepada saya, saya akan menjawab
biskuit Khongguan
0% 10% 39% 38% 13% 98
5Pada saat mengatakan biskuit, saya selalu
menyebutnya KhongGuan0% 24% 40% 28% 8% 98
6Merek produk biskuit Khongguan merupakanmerek yang pertama kali muncul dalampikiran saya ketika ditanya tentang biskuit
4% 10% 35% 29% 22% 98
Sumber : Data kuesioner responden
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi X2
78
Sumber : Data kuesioner responden
Berdasarkan tabel 4.10 dan 4.11, dapat dijelaskan bahwa dari 98
responden yang diteliti sebagian besar responden menyatakan setuju dan
sangat setuju sebanyak 70% responden, yang menyatakan cukup setuju
sebanyak 23% responden, dan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 7% responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa citra merek
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia sangat baik dan perlu terus
dipertahankan.
4.2.3 Analisis Deskriptif Y (Loyalitas Konsumen)
Dalam penelitian ini variabel loyalitas konsumen termasuk variabel Y,
yaitu variabel terikat. Variabel loyalitas konsumen (Y) dalam penelitian ini
diambil dengan kuesioner dengan skala 1 sampai 5 dan jumlah pertanyaan
79
sebanyak 5 pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat
data dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Variabel Y (Loyalitas Konsumen)
No Kuesioner 1 2 3 4 5 n
1Saya memilih merek Khongguan karena merupakan merek yang terpercaya
1% 10% 28% 43% 18% 98
2Biskuit Khongguan merupakan pilihan pertama saya ketika membeli biskuit
0% 19% 36% 28% 17% 98
3Saya merasa puas terhadap biskuit merek Khongguan
0% 8% 30% 45% 17% 98
4Saya selalu memilih biskuit Khongguan pada pembelian-pembelian selanjutnya
0% 13% 38% 37% 12% 98
5Saya merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan biskuit merek Khongguan
1% 13% 37% 32% 17% 98
Sumber : Data kuesioner responden
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Y
Sumber : Data kuesioner responden
80
Berdasarkan tabel 4.12 dan 4.1, menjelaskan bahwa dari 98 responden
yang diteliti sebagian besar responden menyatakan sangat setuju dan setuju
sebanyak 61% responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 28%
responden, dan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
sebanyak 11% responden. Hal tersebut menunjukkan bahwa loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas
sudah cukup baik.
4.3 Hasil dan Pembahasan
4.3.1 Hasil Pengujian Model Pengukuran (outer model)
Pengujian model penelitian digunakan untuk memvalidasi dan
mereliabilitasi model penelitian yang di bangun.
Gambar 4.2 Output Hasil PLS
81
Pengujian model pengukuran digunakan untuk memvalidasi model
penelitian yang dibangun. Dua parameter utama yang dibangun adalah pengujian
validitas konstruk (yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan) dan
pengujian konsistensi internal (relibilitas) konstruk. Berdasarkan model perilaku
konsumen yang telah melalui tahap perhitungan atau pengujian struktural
menggunakan PLS Algorithm yang tersaji pada gambar di atas dapat dijelaskan
hal-hal sebagai berikut.
4.3.2 Uji Validitas Konstruk
Uji validitas konstruk secara umum dapat dihitung dengan parameter
faktor loading (atau outer loading istilah dalam PLS). Rule of thumb yang
biasanya digunakan untuk menilai validitas konvergen, yaitu nilai loading factor
harus lebih dari 0,7 dan nilai average variance extracted (AVE) harus lebih besar
dari 0,5. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran, nilai loading factor 0,5 – 0,6 masih dianggap cukup (Chin, 1998
dalam Latan dan Ghozali, 2012:78). Angka pada tanda panah dari konstruk
menuju dimensi (indikator) menunjukkan nilai outer loading untuk setiap
indikator terhadap variabel latennya.
Tabel 4.14 Nilai Outer Loading
Dimensi Outer Loading
Produk (X11) 0,677
Harga (X12) 0,829
Tempat (X13) 0.827
82
Promosi (X14) 0,814
Recognition (X21) 0.764
Reputation (X22) 0,846
Affinity (X23) 0,846
Membeli diluar lini produk (Y11) 0,875
Pembelian ulang (Y12) 0,893
Resistensi dari produk lain (Y13) 0,877
Merekomendasikan (Y14) 0,773
Berdasarkan tabel 4.14, menunjukkan bahwa nilai cross loading variabel
bauran pemasaran, citra merek, dan loyalitas konsumen memiliki nilai indikator
yang lebih besar dari 0,6. Hal ini dapat diartikan bahwa indikator dari masing-
masing variabel tersebut dikatakan termuat (load) ke konstruk yang mewakilinya,
atau dapat dikatakan dimensi/indicator tersebut dapat mengukur konstruk atau
variabel laten yang diuji pada model penelitian ini.
Berdasarkan tabel di atas kekuatan indikator mengukur variabel latennya,
yang dicerminkan oleh paling tingginya nilai faktor loading (outer loading) pada
setiap konstruk yang diukur, berturut-turut untuk setiap variabel adalah harga
untuk variabel bauran pemasaran, reputation dan affinity untuk variabel citra
merek, dan pembelian ulang untuk variabel loyalitas konsumen. Hasil tersebut
membuktikan bahwa semua indikator mereflektifkan variabel latennya.
83
4.3.3 Analisis Koefisien Jalur
Tabel 4.15 Hasil Koefisien Jalur
Hubungan Antar Variabel Path coefficient
Bauran pemasaran (X1) ‡ Loyalitas konsumen (Y) 0,363
Citra merek (X2) ‡ Loyalitas Konsumen (Y) 0,460
Dari tabel 4.15, diketahui nilai koefisien jalur (path coefficient) yaitu
nilai yang menunjukkan hubungan atau pengaruh langsung variable bebas
terhadap variable terikat, antara variabel bauran pemasaran dengan loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas
sebesar 0.363, nilai ini mencerminkan bahwa bauran pemasaran dan loyalitas
konsumen secara nyata mempunyai hubungan yang positif. Hasil koefisien
jalur yang positif menunjukkan orientasi hubungan positif, yang dimana
apabila bauran pemasaran perusahaan semakin tinggi, maka loyalitas
konsumen terhadap perusahaan juga akan semakin tinggi.
Besar hubungan antar variabel bauran pemasaran dengan loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas
yang dihitung dengan koefisien jalur adalah 0.363, hal ini menunjukkan
hubungan yang signifikan diantara variabel bauran pemasaran dengan
loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan
Ciracas menunjukkan arah hubungan yang positif (tidak ada tanda negatif
pada angka 0.363) menunjukkan semakin sering bauran pemasaran yang
dilakukan oleh PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia terjadi maka akan
membuat loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di
84
Kelurahan Ciracas meningkat. Demikian pula sebaiknya, makin kecil atau
jarangnya bauran pemasaran dilakukan maka makin turun pula loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas.
Sedangkan nilai koefisien jalur (path coefficient) antara variabel citra
merek dengan loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
di Kelurahan Ciracas sebesar 0.460, nilai ini mencerminkan bahwa citra merek
dan loyalitas konsumen secara nyata mempunyai hubungan yang positif. Hasil
koefisien jalur yang positif menunjukkan orientasi hubungan positif, yang
dimana apabila citra merek perusahaan semakin tinggi, maka loyalitas
konsumen terhadap perusahaan juga akan semakin tinggi.
Besar hubungan antar variabel citra merek dengan loyalitas konsumen
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas yang
dihitung dengan koefisien jalur adalah 0.460, hal ini menunjukkan hubungan
yang signifikan diantara variabel citra merek dengan loyalitas konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas menunjukkan
arah hubungan yang positif (tidak ada tanda negatif pada angka 0.460)
menunjukkan semakin baik citra merek yang dimiliki oleh PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia terjadi maka akan membuat loyalitas konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas meningkat.
Demikian pula sebaiknya, makin kecil atau buruknya citra merek, maka makin
turun pula loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di
Kelurahan Ciracas.
85
Dari tabel 4.13, dapat terlihat bahwa hubungan langsung antara
variabel laten yang paling besar adalah antara citra merek terhadap loyalitas
konsumen. Hal ini berarti bahwa pengaruh terbesar terhadap loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia adalah berasal dari citra
merek yang dimiliki PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia itu sendiri.
4.3.4 Koefisien Determinasi Variabel Dependen
Nilai pada gambar elips menunjukkan nilai R-Square (R2) atau
koefisien determinasi variable dependen. Nilai R2 untuk variabel dependen
digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen
terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik
model prediksi dari model penelitian yang diajukan.
Hasil R2 pada variabel loyalitas konsumen yang diperoleh yaitu sebesar
0,579 atau dalam presentasi sebesar 58%. Nilai ini mencerminkan bahwa
variasi perubahan pada variabel loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh
variabel bauran pemasaran dan citra merek sebesar 58%. Adapaun sisanya,
yaitu sebesar 42% merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak
dilibatkan dalam penelitian ini.
4.3.5 Nilai AVE, Composite Reliability, dan Cronbach’s Alpha
Nilai AVE atau Average Variance setiap indikator merupakan rata-rata
presentase skor varian yang diekstraksi dari seperangkat variabel laten yang
diestimasi melalui standardized loading factor (akar korelasi berganda)
86
indikatornya dalam proses iterasi algoritma dalam PLS (Hair et al, 2006). Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa AVE dihitung sebagai rata-rata standardized
loading factor yang dibagi dengan jumlah indikator. Dapat disimpulkan bahwa
AVE adalah rata-rata akar loading factor. Parameter uji validitas konvergen
dilihat dari skor AVE dan harus bernilai di atas 0,5. Nilai AVE semua variabel
laten pada tabel di bawah ini lebih dari 0,5 sehingga memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan, artinya validitas konvergen terpenuhi.
Tabel 4.16 Hasil AVE, Composite Reliability, dan Cronbach’s Alpha
Variabel Laten AVE Composite
Reliability
Cronbach’s
Alpha
Bauran pemasaran 0,623 0,868 0,797
Citra merek 0,672 0,860 0,756
Loyalitas konsumen 0,732 0,916 0,877
Sumber : Hasil olah PLS
Berdasarkan tabel 4.16, nilai Cronbach’s Alpha dan Composite
Reliability tiap variable laten > 0.5, hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil
pengujian model penelitian pada pengaruh bauran pemasaran dan citra merk
terhadap loyalitas konsumen PT. Khongguan Biskuit Factory Indonesia di
Kelurahan Ciracas ini adalah valid dan reliabel. Artinya secara umum, model
penelitian yang dihasilkan layak dan terdapat kecocokan antara model dan
kenyataan empirisnya. Dengan demikian pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan menggunakan model penelitian yang diajukan.
87
4.3.6 Uji Hipotesis
Gambar 4.3 Tabel Output Hasil PLS
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan
variabel bauran pemasaran (X1) dengan loyalitas konsumen (Y) menunjukkan
nilai koefisien jalur (original sample) sebesar 0,363 dengan nilai t sebesar
3,043. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel (1,960). Hasil ini berarti bahwa
bauran pemasaran memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap
loyalitas konsumen, dimana semakin tinggi bauran pemasaran yang diberikan
perusahaan maka semakin tinggi pula loyalitas konsumennya. Atau dengan
kata lain, hipotesis nihil satu (H01) yaitu: tidak ada pengaruh bauran
pemasaran terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia di Kelurahan Ciracas ditolak, sedangkan Ha1, yakni ada pengaruh
bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas diterima. Dengan demikian terdapat
hubungan yang berarti antara bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan
variabel citra merek (X2) dengan loyalitas konsumen (Y) menunjukkan nilai
koefisien jalur sebesar 0,460 dengan nilai t sebesar 3,776. Nilai tersebut lebih
besar dari t-tabel (1,960). Hasil ini berarti bahwa citra merek memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, dimana
88
semakin tinggi citra merek dari suatu perusahaan maka semakin tinggi pula
loyalitas konsumennya. Atau dengan kata lain, hipotesis nihil dua (H02) yaitu:
tidak ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas ditolak, sedangkan Ha2, yakni
ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas diterima. Dengan demikian
terdapat hubungan yang berarti antara citra merek terhadap loyalitas
konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Variabel independen bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri
dari kombinasi 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem
distribusi (Kotler, 2002:18). Berdasarkan tabel analisis deskriptif variable
bauran pemasaran, menjelaskan bahwa dari 98 responden yang diteliti,
sebagian besar responden menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 86%
responden, yang menyatakan cukup setuju sebanyak 9%, dan yang
menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 5% responden. Hal
tersebut menunjukkan bahwa bauran pemasaran PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia sangat baik dan perlu terus dipertahankan.
Dari analisis data yang didapat, secara statistik variabel independen
bauran pemasaran mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas. Hal ini
89
sesuai dengan hasil penelitian Christian A.D Selang yang berjudul “Bauran
Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen
Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado”. Dari hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa secara simultan produk, harga, tempat, dan promosi
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen.
Namun bauran pemasaran PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
hanya mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 36% saja. Oleh sebab itu
pengelolaan bauran pemasaran di dalam manajemen PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia sebaiknya ditingkatkan. Karena interpretasinya dalam
perusahaan, semakin besar produk, harga, lokasi dan promosi yang dirasakan
oleh konsumen terhadap PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia, maka
semakin besar juga loyalitas konsumen itu sendiri, bisa dilihat dari produk-
produk PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia yang memiliki berbagai
produk yang baik pada aspek kelengkapan produk, merek produk, ukuran
produk dan kualitas produk. Harga produk yang disesuaikan dengan kualitas,
memiliki lokasi penjualan yang dapat di jangkau oleh konsumen serta promosi
yang sebaiknya ditingkatkan terus menerus dalam meningkatkan loyalitas
konsumen.
Menurut Shimp (2008:15), ketika perusahaan mengkomunikasikan
pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, peromosi
penjualan dan cara-cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara
efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi
harga. Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang esensial dalam
90
membangun loyalitas merek yang kuat. Sedangkan menurut A.Hamdani,
promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk (Sunyoto,
2012: 154). Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang ditawarkan.
Sementara citra merek juga merupakan salah satu variabel penting
dalam memberikan kontribusi positif yang cukup erat bagi tinggi atau
rendahnya loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Nila Kasuma, Gus Andri, dan Sepris Yonaldi yang berjudul
“Pengaruh Iklan, Citra Merek, Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas
Konsumen Dalam Menggunakan Vaseline Hand And Body Lotion Di Kota
Padang”. Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa citra merek
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dalam menggunakan
produk Vaseline Hand and Body Lotion di kota Padang. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan beberapa manfaat memiliki merek yang kuat menurut
Susanto dan Wijanarko (2004 : 2) yaitu “merek yang kuat akan membangun
loyalitas konsumen”
Feldwick dalam Tjiptono (2005:49) menyatakan bahwa “Brand image
atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu”. Kotler dan Keller (2009:346) juga
menyatakan bahwa “citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang
91
dilakukan oleh konsumen, seperti yang tercermin dalam asosiasi yang terjadi
dalam ingatan konsumen”. Dari kedua pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terjadi dalam ingatan konsumen. Menurut Kotler (2008 : 375) “merek adalah
sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini
yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk dan jasa”.
Citra terbentuk dari persepsi seseorang terhadap sesuatu, seseorang
bebas mempersepsikan sesuatu yang biasanya dihubungkan dengan
pengalaman seseorang tersebut. Citra dapat bersifat positif dan negatif, dalam
sebuah produk citra yang positif dapat membantu kesetian pada konsumen,
sehingga konsumen yang loyal akan menolak segala bentuk kegiatan dari
para pesaingnya. Sedangkan citra yang negatif akan berdampak sangat buruk
kepada loyalitas konsumen. Dengan kata lain citra suatu produk akan
terpancar salah satunya melalui kemasan dengan desain yang baik dan
mampu memberikan suatu citra yang baik pula sehingga mendapat respon
positif dari konsumen untuk melakukan pembelian
Berdasarkan table analisis deskriptif variable citra merek, dapat
dijelaskan bahwa dari 98 responden yang diteliti sebagian besar responden
menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 70% responden, yang
menyatakan cukup setuju sebanyak 23% responden, dan yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 7% responden. Hal tersebut
menunjukkan bahwa citra merek PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
sangat baik dan perlu terus dipertahankan.
92
Dari analisis data yang didapat, citra merek PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 46%. Hal ini
membuktikan bahwa citra merek dari PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia sudah cukup baik di mata konsumen nya. Oleh sebab itu
pengelolaan citra merek di dalam manajemen PT Khong Guan Biskuit Factory
Indonesia sebaiknya dipertahankan dengan cara menjaga reputasi dan kualitas
produk-produk nya. Berdasarkan penjelasan tersebut, hal ini menggambarkan
bahwa manajer pemasaran harus membuat informasi tentang suatu merek
melekat sepenuhnya dalam benak konsumen.
Hal ini menandakan manajer pemasaran harus lebih gencar dalam
mengkomunikasikan informasi mengenai citra merek kepada khalayak seperti
membuat iklan-iklan yang memuat atribut dan manfaat dari merek tersebut,
dan mengarahkan opini khalayak menjadi lebih positif agar menumbuhkan
recognition (tingkat dikenalnya sebuah merek/brand oleh konsumen) menurut
Aaker dalam Dewi (2011:33). Karena merek memegang peranan sangat
penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita
menjanjikan kepada konsumen. Situmorang (2011:192) juga menyatakan
bahwa “selain sebagai pembeda dan identitas sebuah produk di tengah lautan
produk sejenis, sebuah brand mempunyai makna psikologis dan simbolis yang
istimewa di mata konsumen”. Kotler (2008:375) menyatakan bahwa
“pemberian merek membawa manfaat besar bagi pembeli, penjual, dan
masyarakat sebagai keseluruhannya”.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Penelitian tentang pengaruh bauran pemasaran dan citra
merek terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia.
Temuan dari hasil penelitian ini setelah dilakukan analisis data melalui tahap
analisa dengan partial least squares (PLS), dan pengujian hipotesis. Maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia tergolong cukup baik, hal ini diindikasikan
dengan banyaknya responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju atas
beberapa indicator bauran pemasaran yang terdapat dalam kuesioner. Bauran
pemasaran yang dilakukan oleh PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen PT
Khong Guan Biskuit Factory Indonesia di Kelurahan Ciracas, dengan nilai
pengaruh sebesar 0,363.
2. Secara umum citra merek yang dimiliki oleh PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia tergolong cukup baik, hal ini diindikasikan dengan
banyaknya responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju atas
beberapa indicator citra merek yang terdapat dalam kuesioner. Citra merek
yang dimiliki oleh PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia memiliki
92
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen PT Khong Guan
Biskuit Factory Indonesia, dengan nilai pengaruh sebesar 0,460.
5.2 Saran
1. Untuk bauran pemasaran yang dilakukan oleh PT Khong Guan Biskuit
Factory Indonesia, ternyata memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap
loyalitas konsumen. Ini berarti bahwa bauran pemasaran yang dilakukan
oleh PT Khong Guan Biskuit Factory Indonesia masih harus ditingkatkan
dengan berbagai instrument seperti, mempertahankan kualitas produknya,
menerapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, menambah agen-
agen penjualan di setiap lokasi yang strategis, dan meningkatkan promosi
pemasaran dengan berbagai macam media.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperkaya ranah penelitian dengan
cara menambah variabel-variabel yang belum diuji dalam penelitian ini.
3. Peneliti selanjutnya hendaknya memperluas objek penelitian, mengingat
terdapat beberapa perusahaan biskuit atau industry makanan, agar hasil
penelitian ini lebih dapat di generalisasi.
4. Pentingnya menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali informasi
yang lebih komprehensif sehingga akurasi temuan penelitian menjadi lebih
baik.
93
DAFTAR PUSTAKA
BUKU dan JURNAL
Aaker, D. A. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the value of brand name. Free Press. New York
Agnes Ulus, Algrina. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu pada PT. Astra Internasional Manado. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.Jakarta
Armstrong, dan Kotler. 2004. Principal of marketing. Pearson Education. USA
A.D Selang, Christian. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
A. Lumintang, Andrew. 2013. Marketing mix Pengaruhnya terhadap Loyalitas Konsumen Sabun Mandi Lifebuoy di Kota Manado. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Buchari, Alma. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV Alvabeta.Bandung.
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta
Cooper, and Pamela, 2006, Bussines Research Methods, 9th edition. McGraw-Hill International Edition.
E Kalalo, Rinny. 2013. Customer Relationship Management dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya terhadap Loyalitas Konsumen PT. Matahari Dept. Store, Manado. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen.Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Fibriyanti Salim, Fanny dan Dharmayanti, Diah. 2014. Pengaruh Brand Image dan Perceived Quality terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Mobil Toyota di Surabaya. Program Manajemen Pemasaran. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
94
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How to Earn it, How to Keep it. Lexington Books. Singapore
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty, Edisi Revisi. Erlangga. Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian, Andi. Yogyakarta
Hasan, Ali. 2009. Marketing. PT Buku Kita. Jakarta.
Hermawan, Budi. 2011. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan, Reputasi Merek dan Loyalitas Konsumen Jamu Tolak Angin PT.Sido Muncul. Program Studi Manajemen. Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII).
Hidayat, Rahmat. 2009. Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Universitas Sumatera Utara 96 Mandiri. Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, Maret 2009: 59-72
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Supomo. 2002. Metodologi Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Ismani, Platomi. 2008. Pengaruh Citra Merek. FISIP UI.
Kotler, dan Keller. 2001. Manajemen Pemasaran. Edisi Dua Belas, Jilid 1. PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.
Kotler, dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,Implementasi dan Kontrol, terj : Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusly, Edisi 9, Jilid 1 dan 2, PT Prenhalindo. Jakarta
Kotler, Philip. 1992. Dasar-Dasar Pemasaran.Jakarta:PT Midas Surya Grafindo
___________. 1997. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta
___________. 2004. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi Sebelas. Alih Bahasa, Hendra Teguh. Penerbit PT. Prenhallindo. Jakarta
___________. 2007. Manajemen Pemasaran (edisi duabelas) jilid 1. (Benyamin Molan., alih bahasa). Indeks. Jakarta
___________. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium diterjemahkan Benyamin Molan, PT Prenhallindo. Jakarta.
95
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Machfoedz, 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Cetakan Pertama. Penerbit Unit Penerbit & Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.Yogyakarta
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. UGM Press.Yogyakarta.
Nurullaili dan Wijayanto, Andi. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Loyalitas Konsumen Tupperware (Studi pada Konsumen Tupperware di Universitas Diponegoro). Administrasi Bisnis FISIP. Semarang. Universitas Diponegoro.
Oliver, Richard L. 1996, Satisfaction, A Behavioral Perspective on the Customer. Mc Graw Hill. New York.
Rachmawati, Rina. 2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran). Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Ramos, A.F., Villarejo, F., & Manuel J.S. (2005), The Impact Of Marketing Communication And Price Promotion On Brand Equity. Journal of Brand Management, 12, 6; ABI/INFORM Global, p. 431, 2005.
Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Rangkuti. Freddy. 2008, The Power Of Brands. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Rizan, Mohammad dan Arrasid, Harum. 2008. Analisis Asosiasi Merek, Nilai Produk, Dan Kualitas Pelayanan, Serta Pengaruhnya terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Sepeda Motor di Bekasi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Magister Manajemen. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Indonesia Esa Unggul.
Rulli, dan Wahidin. 2001. Public Relations 2.0. Gramata Publishing. Jakarta.
Saladin, Djaslim, 2006, Manajemen Pemasaran, Edisi Keempat, Linda Karya.
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods For Business: A Skill Building Approach, Second Edition, John Willey & Sons, Inc. New York.
Sevilla, Consuelo G. et. al (2007). Research Methods. Rex Printing Company. Quezon City.
Shimp, T. A. 2008. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga. Jakarta.
96
Situmorang, James. (2011). Pemasaran Hijau Yang Semakin Menjadi Kebutuhandalam Dunia Bisnis. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 7. No. 2, pp. 131-142. 95 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Sivadas, Eugene, and Jamie L. Baker-Prewitt, 2000, An Examination of the Relationship Between Service Quality, Customer Satisfaction, and Store Loyality, International Journal of Retail & Distribution Management, Vol.28,p.73-82.
Stenton, William J. 1984. Marketing Communication and Promotion, III, NY.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, Buku 1. CV. Alfabeta. Bandung.
_______. 2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
_______. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & RND. Alfabeta. Bandung.
_______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND . Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. CAPS. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandi. 1996. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta.
____________. 2005, Pemasaran Jasa. Bayu Media Publising. Malang.
____________. 2006, Manajemen Jasa. Edisi Pertama, Penerbit Andi. Yogyakarta.
____________. 2007, Strategi Pemasaran. Edisi ke dua, Penerbit Andi.Yogyakarta.
____________. 2008, Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.
Widyaratna Danny, Theresia. 2001. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris (Studi Kasus Pada Ayam Penyet Sebagai Menu Unggulan Warung Bu Kris). Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
97
TESIS DAN SKRIPSI
Alexander Bastian Danny. 2014. Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia. Dalam skripsi :Program Manajemen Pemasaran. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
Dewi, N. K. 2009. Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap LoyalitasKonsumen. Skripsi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya. Skripsi.Surabaya: Universitas Erlangga
Evelina Nela, DW Handoyo, Listyorini Sari. 2012. Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi terhadap Keputtusan Pembelian Kartu Perdana Telkomflexi. Dalam Skripsi : Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Semarang. Universitas Diponegoro.
Faizul Ahmad. 2008. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan dan Hubungannya Dengan Loyalitas Pelanggan Plaza Medan Fair di Medan. Dalam Skripsi : Ilmu Manajemen. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Fibriyanti Salim Fanny dan Dharmayanti Diah, S.E, M.Si. Pengaruh Brand Image dan Perceived Quality terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Mobil Toyota di Surabaya. Dalam skripsi : Program Manajemen Pemasaran. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
H.P. Wijaya Mohamad. 2013. Promosi, Citra Merek, dan Saluran Distribusi Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian Jasa Terminix di Kota Manado. Dalam Tesis : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen. Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Pujadi Bambang SE. 2010. Studi tentang Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Belu Melalui Sikap terhadap Merek (Kasus pada Merek Pasta Gigi Ciptadent di Semarang). Dalam Tesis : Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana. Semarang. Universitas Diponegoro.
Ratnawati, Wahyu. 2011. Analisis Pengaruh Perceived Advertising Spending Dan Intensitas Distribusi Terhadap Ekuitas Merek (Studi Kasus Merek Khong Guan Di Semarang). Dalam Skripsi: Fakultas Ekonomi. Semarang. Universitas Diponegoro.
Simanullang Subur. 2008. Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Mahasiswa memilih Kuliah di Program D-III Keperawatan. Dalam Skripsi : Fakultas Ilmu Keperawatan. Medan. Universitas Darma Agung.
98
Sugihartono Joko. 2009. Analisis Pengaruh Citra, Kualitas Layanan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Sales Representative Kabupaten Grobogan). Dalam Tesis : Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana. Semarang. Universitas Diponegoro.
Tjahjaningsih Endang, Yuliani Maurine. 2009. Analisis Kualitas Produk dan Citra Merek dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Dampaknya terhadap Loyalitas Merek Hp Nokia. Dalam Skripsi : Fakultas Ekonomi. Semarang. Universitas Stikubank Semarang.
Widya Ristianingrum Dhania. 2014. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Keputusan Pembelian Produk Sepeda Motor Honda pada PT. Central Sakti Motor Cabang Wonogiri. Dalam Skripsi : Fakultas Ekonomi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yuniarti. 2014. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Berlangganan Speedy Di Telkom Lampung. Dalam Tesis: Program Pascasarjana Magister Manajemen. Lampung. Universitas Lampung.
INTERNET
www.topbrand-award.com, diakses tanggal 6 November 2015
www.khongguan-indonesia.com, diakses tanggal 2 Januari 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Ahmad Nasher
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 06 November 1990
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Raya bogor km.26 rt/rw 002/08 no.8 Ciracas Jakarta Timur
Telepon : 089689608272
Email : [email protected]
Pendidikan Formal :
SDN Pekayon 07 : Lulus tahun 2002
SMP Negeri 103 Jakarta : Lulus tahun 2005
MAN 14 Jakarta : Lulus tahun 2009
S1 Universitas Gunadarma : Lulus tahun 2013
S2 Universitas Gunadarma : Sekarang
1
LAMPIRAN 1
Kuesioner
Data Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Jawablah semua pertanyaan sejujur dan selugas mungkin. Tunjukkanlah respons Anda untuk setiap
pertanyaan dengan memberi tanda √ (Checklist) di kolom yang telah disediakan. Berikan satu
jawaban saja di setiap pertanyaan. Berikan tanda √ (Checklist) jika Anda:
SS = Sangat setuju CS = Cukup Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak setuju
No Daftar Pertanyaan
Jawaban Responden
STS TS CS S SS
1 Biskuit Khongguan memiliki berbagai macam jenis produk
2 Produk biscuit Khongguan adalah produk biskuit yang berkualitas
3 Kemasan biscuit Khongguan menarik bagi konsumen
4 Harga biscuit Khongguan terjangkau oleh semua masyarakat
5 Harga biscuit Khongguan sesuai dengan kualitas produknya
6 Harga biscuit Khongguan dapat bersaing dengan produk biskuit merek lain
7 Biskuit Khongguan sangat mudah didapatkan di berbagai toko biscuit/kue
8 Produk biscuit Khongguan selalu tersedia setiap saat
9 Tempat penjualan biscuit Khongguan mudah dijangkau oleh konsumen
10 Saya sering melihat iklan mengenai biscuit Khongguan
2
11 Perusahaan Khongguan menjual langsung produknya ke konsumen
12 Terdapat banyak agen penjual biskuit Khongguan
13 Terdapat informasi dari PT Khongguan terhadap produknya
14 Merek produk biskuit Khongguan mudah dikenali
15 Khongguan memiliki merek yang lebih baik dari produk biscuit lainnya
16 Biskuit Khongguan merupakan biskuit yang sudah dikenal oleh masyarakat
banyak
17 Ketika di tanyakan mengenai biscuit yang berkualitas kepada saya, saya akan
menjawab biskuit Khongguan
18 Pada saat mengatakan biskuit, saya selalu menyebutnya KhongGuan
19 Merek produk biskuit Khongguan merupakan merek yang pertama kali muncul dalam pikiran saya ketika ditanya tentang biskuit
20 Saya memilih merek Khongguan karena merupakan merek yang terpercaya
21 Biskuit Khongguan merupakan pilihan pertama saya ketika membeli biskuit
22 Saya merasa puas terhadap biskuit merek Khongguan
23 Saya selalu memilih biskuit Khongguan pada pembelian-pembelian selanjutnya
24 Saya merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan biskuit
merek Khongguan