Post on 07-Jul-2018
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
1/31
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan kepala -
leher terbanyak di temukan di Indonesia1. Tumor ini sifatnya
menyebar secara cepat ke kelenar getah bening leher dan organ
auh! seperti paru! hati! dan tulang. Karsinoma nasofaring (KNF)
adalah salah satu kanker kepala leher yang bersifat sangat
in"asif dan sangat mudah bermetastasis (menyebar) dibanding
kanker kepala - leher yang lain#!$. Meningkatnya angka kasus kejadian
karsinoma nasofaring terjadi pada usia 40 sampai 50 tahun, tetapi dapat juga
terjadi pada anak-anak dan usia remaja. Angka perbandingan (rasio) laki-laki
dan perempuan pada karsinoma nasofaring adalah -!"#. $arsinoma nasofaring
paling sering di fossa %osenmuller 4 yang merupakan daerah transisional epitel
kuboid berubah menjadi epitel skuamosa5.
&enanggulangan karsinoma nasofaring sampai saat ini masih merupakan
suatu problem, hal ini karena etiologi yang masih belum pasti, gejala dini yang
tidak khas serta letak nasofaring yang tersembunyi, dan tidak mudah diperiksa
oleh mereka yangg bukan ahli sehingga diagnosis sering terlambat, dengan
ditemukannya metastasis pada leher sebagai gejala pertama. 'engan semakin
terlambatnya diagnosis, maka prognosis (angka bertahan hidup 5 tahun) semakin
buruk. 'engan melihat hal tersebut, diharapkan dokter dapat berperan dalam
penegahan, deteksi dini, terapi maupun rehabilitasi dari karsinoma nasofaring ini.
ntuk dapat berperan dalam hal tersebut dokter perlu mengetahui terlebih dahulu
segala aspek dari kanker nasofaring ini, meliputi definisi, epidemiologi, etiologi,
faktor risiko, gejala dan tanda, patogenesis, diagnosis, komplikasi, terapi maupun
penegahanya. &enulis berusaha untuk menuliskan semua aspek tersebut dalam
tinjauan pustaka ini dan diharapkan dapat bermanfaat.5
#
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
2/31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Histologi
*asofaring merupakan suatu ruang atau rongga yang berbentuk kubus yang
terletak di belakang hidung. %ongga ini sangat sulit untuk dilihat, sehingga
dahulu disebut +rongga buntu atau rongga tersembunyi. atas-batas rongga
nasofaring, di sebelah depan adalah koana (nares posterior). ebelah atas,
yang juga merupakan atap adalah basis ranii. ebelah belakang adalah
jaringan mukosa di depan /ertebra ser/ikal. ebelah baah adalah ismus
faring dan palatum mole, dan batas lainnya adalah dua sisi lateral. 1,2
3ambar .# Anatomi idung dan *asofaring ampak amping #
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
3/31
3ambar . Anatomi *asofaring ampak elakang 2
angunan-bangunan penting yang terdapat di nasofaring adalah" 2
#. Adenoid atau onsila 6ushka
angunan ini hanya terdapat pada anak-anak usia kurang dari #! tahun.
&ada orang deasa struktur ini telah mengalami regresi.
7osa *asofaring atau 7orniks *asofaring
truktur ini berupa lekukan keil yang merupakan tempat predileksi
fibroma nasofaring atau angiofibroma nasofaring.
! orus ubarius
Merupakan suatu tonjolan tempat muara dari saluran tuba 8ustahii
(ostium tuba)
4 7osa %osenmulleri
Merupakan suatu lekuk keil yang terletak di sebelah belakang torus
tubarius. 6ekuk keil ini diteruskan ke baah belakang sebagai alur keilyang disebut sulkus salfingo-faring. 7ossa %osenmulleri merupakan
tempat perubahan atau pergantian epitel dari epitel kolumnar9kuboid
menjadi epitel pipih. empat pergantian ini dianggap merupakan predileksi
terjadinya keganasan nasofaring.
Mukosa atau selaput lendir nasofaring terdiri dari epitel yang bermaam-
maam, yaitu epitel kolumnar simpleks bersilia, epitel kolumnar berlapis,
epitel kolumnar berlapis bersilia, dan epitel kolumnar berlapis semu bersilia.
!
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
4/31
&ada tahun #254, Akerman dan 'el %egato berpendapat baha epitel semu
berlapis pada nasofaring ke arah mulut akan berubah mejadi epitel pipih
berlapis. 'emikian juga epitel yang ke arah palatum molle, batasnya akan
tajam dan jelas sekali. :ang terpenting di sini adalah pendapat umum baha
asal tumor ganas nasofaring itu adalah tempat-tempat peralihan atau elah-
elah epitel yang masuk ke jaringan limfe di baahnya.2
;alaupun fosa %osenmulleri atau dinding lateral nasofaring merupakan lokasi
keganasan tersering, tapi kenyataannya keganasan dapat juga terjadi di
tempat-tempat lain di nasofaring.2 Moh.
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
5/31
$arsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah leher yang terbanyak
ditemukan di ?ndonesia. ampir 0B tumor ganas kepala dan leher
merupakankarsinoma nasofaring, kemudian diikuti oleh tumor ganas hidung
dan sinus paranasal (#1B), larynC (#B), dan tumor ganas rongga mulut,
tonsil, hipofaring dalam presentase rendah.
$arsinoma nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi umumnya
menyerang usia !0-0 tahun (menduduki =5-20B). &erbandingan proporsi
pria dan anita adalah -!,1"#.
ebagian besar penderita karsinoma nasofaring berumur diatas 0 tahun,
dengan umur paling banyak antara 50-=0 tahun. &ada penelitian di aipei,
dijumpai umur rata-rata penderita yang lebih muda yaitu 5 tahun. ?nsiden
karsinoma nasofaring meningkat setelah umur 0 tahun dan tidak ada lagi
peningkatan insiden setelah umur 0 tahun.
$arsinoma nasofaring paling sering ditemukan pada laki-laki dengan
penyebab yang masih belum dapat diungkap seara pasti dan berhubungan
dengan adanya faktor genetika, kebiasaan hidup, pekerjaan, dan lain-lain.
2.! "a#to$ $isi#o
erdapat beberapa faktor predisposisi seseorang mengalami karsinoma
nasofaring. 7aktor yang kemungkinan mempengaruhi timbulnya tumor ini
seperti letak geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, lingkungan,
kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, dan infeksi kuman atau parasit.
%as mongoloid merupakan faktor dominan timbulnya karsinoma nasofaring,
sehingga kanker ini ukup tinggi terjadi pada penduduk @ina elatan,
ongkong, Dietnam, hailand, Malaysia, ingapura, dan ?ndonesia.
umor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki, dengan sebab yang belum
diketahui pasti, kemungkinan dipengaruhi oleh genetik, kebiasaan hidup,
pekerjaan, dan lain-lain. 'ari beberapa penelitian dijumpai perbandingan
penderita laki-laki dan perempuan adalah 4 " #. *amun ada penelitian yang
menemukan perbandingan laki-laki dan perempuan hanya " #. &ada
penelitian yang dilakukan di Medan (001), ditemukan perbandingan
penderita laki-laki dan perempuan ! " . ormon testosteron yang dominan
5
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
6/31
pada laki-laki diurigai mengakibatkan penurunan respon imun dan
surviellance tumor sehingga laki-laki lebih rentan terhadap infeksi D8 dan
kanker.,##,#4
7aktor lingkungan yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, asap
sejenis kayu tetentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak
tertentu, dan kebiasaan makan makanan terlalu panas. erdapat hubungan
antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas
karsinoma nasofaring, sedangkan adanya hubungan dengan keganasan lain
tidak jelas. $ebiasaan penduduk 8skimo memakan makanan yang diaetkan
(daging atau ikan) terutama pada musim dingin menyebabkan tingginya
kejadian karsinoma ini. 7aktor genetik telah banyak ditemukan kasus herediter
atau familier dari pasien karsinoma nasofaring dengan keganasan pada organ
tubuh lain. ebagian besar pasien adalah golongan sosial ekonomi rendah dan
hal ini menyangkut pula dengan keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup.
2.% Etiologi
erjadinya karsinoma nasofaring mungkin multi-faktorial, proses
karsinogenesisnya menakup banyak tahap. 7aktor yang diduga terkait dengan
timbulnya karsinoma nasofaring adalah"
a. $erentanan genetik.
;alaupun karsinoma nasofaring bukan tumor genetik, kerentanan terhadap
kanker nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjol ras yang
banyak sekali menderitanya adalah bangsa @hina dan memiliki fenomena agregasi
familial. Anggota keluarga yang menderita karsinoma nasofaring enderung juga
menderita karsinoma nasofaring. &enyebab karsinoma nasofaring ini belum
diketahui apakah karsinoma nasofaring dikarenakan oleh gen yang diariskan.
7aktor lingkungan yang mempengaruhi (seperti diet makanan yang sama atau
tinggal di lingkungan yang sama), atau beberapa kombinasi diantarnya juga
ikutmendukung timbulnya karsinoma nasofaring##. Analisis korelasi
menunjukkan gen (uman 6eukoyte Antigen) 6A dan gen pengkode enEime
sitokrom p4508 (@:&8?) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap kanker
nasofaring, Mereka berkaitan dengan timbulnya sebagian besar kanker nasofaring.
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
7/31
ahun 00, % $anker ni/ersitas rang-orang yang tinggal di Asia, Afrika bagian tara, dan ilayah Artik
dengan karsinoma nasofairng mempunyai kebiasaan makan makanan seperti ikan
dan daging yang tinggi kadar garamnya. ebaliknya, beberapa studi
menyatakan baha diet tinggi buah dan sayur mungkin menurunkan resiko karsin
oma nasofaring#5.
d. 7aktor pekerjaan7aktor yang juga ikut berpengaruh adalah pekerjaan yang
banyak berhubungan dengan debu nikel, debu kayu (pada industri mebel atau pen
ggergajian kayu), atau pekerjaan pembuat sepatu. Atau Eat yang sering kontak
dengan Eat yang dianggap karsinogen antara lain" enEopyrene, ensoanthraene,
gas kimia, asap industri, dan asap kayu.
e. %adang kronis daerah nasofaring
=
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
8/31
'ianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih
rentan terhadap karsinogen lingkungan.
2.& Patologi
&atologi pada $*7 dapat ditinjau seara makroskopis dan mikroskopis.
#. Makroskopis
eara makroskopis, pertumbuhan $*7 dibedakan menjadi ! bentuk"
a. lseratif
iasanya berupa lesi keil disertai jaringan nekrotik. erbanyak dijumpai
didinding posterior nasofaring atau fossa %ossenmuller yang lebih dalam dan
sebagian keil dinding lateral. ipe ini sering tumbuh progresif infiltatif,
meluas pada bagian lateral, atap nasofaring dan tulang basis kranium. 6esi ini juga
sering merusak foramen laserum dan meluas pada fossa serebralis media
melibatkan beberapa saraf kranial (??, ???, ?D, D, D?) yang menimbulkan kelainan
neurologik.
b. *odular
iasanya berbentuk anggur atau polipoid tanpa adanya ulserasi tetapi
kadang-kadang terjadi ulserasi keil. 6esi terbanyak munul di area tuba
eustahius sehingga menyebabkan sumbatan tuba. umor dapat meluas pada
retrospenoidal dan tumbuh disekitar saraf kranial namun tidak menimbulkan
gangguan neurologik. &ada stadium lanjut tumor dapat meluas pada fossa
serebralis media dan merusak basis kranium atau meluas ke daerah orbita melalui
fossa orbitalis inferior dan dapat mengin/asi sinus maksilaris melalui tulang
ethmoid.
. 8ksofitik
iasanya non-ulseratif, tumbuh pada satu sisi nasofaring,kadang bertangkai dan permukaan liin. umor munul dari bagian
atap, mengisi ka/um nasi dan menimbulkan penyumbatan hidung. umor ini
mudah nekrosis dan berdarah sehingga menyebabkan epistaksis.
umor bentuk ini epat menapai sinus maksilaris dan rongga orbita
sehingga menyebabkan eksoftalmus unilateral. ipe ini jarang melibatkan saraf
kranial.
. Mikroskopis
1
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
9/31
a. &erubahan pra keganasan (pre-anerous)
&erubahan ini merupakan sebagai kondisi dari jaringan atau organ yang
tumbuh menjadi ganas seara perlahan. &enelitian yang dilakukan eoh (#25=)
mendapatkan baha metaplasia skuamosa merupakan keadaan yang
paling bermakna untuk terjadinya $*7. 'ari penelitian 6i dan @hen (#2=)
ditemukan juga adanya hiperplasia dari sel-sel nasofaring yang berkembang ke
arah keganasan. 'ari berbagai penelitian diatas menyokong baha metaplasia dan
hiperplasia nasofaring merupakan perubahan pra keganasan dari $*7.
b. &erubahan patologik pada mukosa nasofaring
• %eaksi radang
%adang akut dan kronis sering dijumpai pada mukosa nasofaring.
entuk perubahan ini biasanya dihubungkan dengan tukak mukosa yang mengand
ungsejumlah leukosit &M*, sel plasma dan eosinofil. &ada peradangan kronis
akandijumpai limfosit dan jaringan fibrosis. Ada anggapan yang menyatakan
bahaterdapat hubungan antara proses regenerasi pada ulserasi epitel nasofaring
dengan perubahan metaplasia dan displasia dari epitel tersebut.
• iperplasia
iperplasia yang sering terlihat pada lapisan sel mukosa kelenjar dan
salurannya maupun pada jaringan limfoid. iperplasia kelenjar sering
dihubungkan dengan proses radang. edang hiperplasia jaringan limfoid dapat
terjadi dengan atau tanpa proses radang.
• Metaplasia
ering terlihat metaplasia pada epitel kolumnar nasofaring berupa
perubahan kearah epitel skuamosa bertingkat.
• *eoplasia
6iang (#2) menemukan baha neoplasia mulai tumbuh di bagian basal
lapisan sel epitel. 6apisan basal ini yang mulanya sangat keil akan
bertambah besar, jumlah sel bertambah banyak dan bentuknya akan menjadi bulat
atau pleomorfik.
2
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
10/31
2.' Patogenesis
Dirus 8pstein arr (8D) merupakan /irus '*A yang memiliki kapsid
iosahedral dan termasuk dalam famili erpes/iridae. ?nfeksi 8D dapat
berasosiasi dengan beberapa penyakit seperti limfoma urkitt, limfoma sel ,
mononukleosis dan karsinoma nasofaring ($*7). $*7 merupakan tumor
ganas yang terjadi pada sel epitel di daerah nasofaring yaitu pada daerah
ekungan %osenmuelleri dan tempat bermuara saluran eustahii. anyak
faktor yang diduga berhubungan dengan $*7, yaitu infeksi 8D, faktor
lingkungan, dan genetik
Dirus 8pstein-arr bereplikasi dalam sel-sel epitel dan menjadi laten dalam
limfosit . ?nfeksi /irus epstein-barr terjadi pada dua tempat utama yaitu sel
epitel kelenjar sali/a dan sel limfosit. 8D memulai infeksi pada limfosit
dengan ara berikatan dengan reseptor /irus, yaitu komponen komplemen @!d
(@'# atau @%). 3likoprotein (gp!5090) pada kapsul 8D berikatan
dengan protein @'# dipermukaan limfosit . Akti/itas ini merupakan
rangkaian yang berantai dimulai dari masuknya 8D ke dalam '*A limfosit
dan selanjutnya menyebabkan limfosit menjadi immortal. ementara itu,
sampai saat ini mekanisme masuknya 8D ke dalam sel epitel nasofaring
belum dapat dijelaskan dengan pasti. *amun demikian, ada dua reseptor yang
diduga berperan dalam masuknya 8D ke dalam sel epitel nasofaring yaitu
@% dan &?3% ( Polimeric Immunogloblin Receptor ). el yang terinfeksi oleh
/irus epstein-barr dapat menimbulkan beberapa kemungkinan yaitu" sel
menjadi mati bila terinfeksi dengan /irus epstein-barr dan /irus mengadakan
replikasi, atau /irus epstein- barr yang menginfeksi sel dapat mengakibatkan
kematian /irus sehingga sel kembali menjadi normal atau dapat terjadi
transformasi sel yaitu interaksi antara sel dan /irus sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan sifat sel sehingga terjadi transformasi sel menjadi ganas
sehingga terbentuk sel kanker. 3en 8D yang diekspresikan pada penderita
$*7 adalah gen laten, yaitu 88%s, 8*A#, 6M, 6M&A dan 6M&.
&rotein 8*A# berperan dalam mempertahankan /irus pada infeksi laten.
&rotein transmembran 6M&A dan 6M& menghambat sinyal tyrosine
kinase yang diperaya dapat menghambat siklus litik /irus. 'iantara gen-gen
#0
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
11/31
tersebut, gen yang paling berperan dalam transformasi sel adalah gen 6M.
truktur protein 6M terdiri atas !1 asam amino yang terbagi menjadi 0
asam amino pada ujung *, segmen protein transmembran (# asam amino)
dan 00 asam amino pada ujung karboksi (@). &rotein transmembran 6M
menjadi perantara untuk sinyal *7 (tumor necrosis factor ) dan
meningkatkan regulasi sitokin ?6-#0 yang memproliferasi sel dan
menghambat respon imun lokal.1,#0,#
;alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi
kerentanan terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu
relatif menonjol dan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi
menunjukkan gen 6A (human leukocyte antigen) dan gen pengkode enEim
sitokrom p450 8# (@:&8#) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap
karsinoma nasofaring. itokrom p450 8# bertanggung jaab atas akti/asi
metabolik yang terkait nitrosamine dan karsinogen.#5,#=
'ari segi lingkungan, sejumlah besar studi kasus yang dilakukan pada
populasi yang berada di berbagai daerah di Asia dan Amerika tara, telah
dikonfirmasikan baha ikan asin dan makanan lain yang aetkan
mengandung sejumlah besar nitrosodimethyamine (*'MA), *-
nitrospurrolidene (*&:%) dan nitrospiperidine (*&?& ) yang mungkin
merupakan faktor karsinogenik karsinoma nasofaring. elain itu merokok dan
perokok pasif yang terkena paparan asap rokok yang mengandung
formaldehide dan yang tepapar debu kayu diakui faktor risiko karsinoma
nasofaring dengan ara mengaktifkan kembali infeksi dari 8D.#1
2.( )e*ala Klinis
3ejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu gejala
nasofaring sendiri, gejala telinga, gejala mata, dan saraf, serta metastasis atau
gejala di leher. 3ejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan
hidung, untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan ermat kalau perlu
dengan nasofaringoskop, karena sering kali gejala belum ada sedangkan tumor
sudah tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat dibaah
mukosa (creeping tumor ).
##
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
12/31
3angguan pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal
tumor dekat muara tuba 8ustahius (fosa %osenmuller). 3angguan dapat
berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga
(otalgia). idak jarang pasien dengan gangguan pendengaran ini baru
kemudian disadari baha penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.
$arena nasofaring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak melalui
beberapa lubang, maka gangguan beberapa lubang, dari beberapa saraf otak
dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma ini. &enjalaran melalui foramen
laserum akan mengenai saraf otak ke ???, ?D, D? dan dapat pula ke D, sehingga
tidak jarang gejala diplopia yang membaa pasien lebih dahulu ke dokter
mata. *euralgia trigeminal merupakan gejala yang sering ditemukan oleh ahli
saraf jika belum terdapat keluhan lain yang berarti.
&roses karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak ke ?G, G, G? dan G??
jika penjalaran melalui foramen jugulare, yaitu suatu tempat yang relatif jauh
dari nasofaring. 3angguan ini sering disebut dengan sindrom Hakson. ila
sudah mengenai seluruh saraf otak disebut sindrom unilateral. 'apat pula
disertai dengan destruksi tulang tengkorak dan bila sudah terjadi demikian
biasanya prognosisnya buruk.
Metastase ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan di leher yang mendorong
pasien untuk berobat, karena sebelumnya tidak terdapat keluhan lain.
uatu kelainan nasofaring yang disebut lesi hiperplastik nasofaring atau 6*
telah diteliti di %%@ yaitu tiga bentuk yang menurigakan pada nasofaring
seperti pembesaran adenoid pada orang deasa, pembesaran nodul dan
mukosistis berat pada daerah nasofaring. $elainan ini bila diikuti bertahun-
tahun kemudian akan menjadi karsinoma nasofaring.,=,#2
2.+ Diagnosis
Hika ditemukan adanya keurigaan yang mengarah pada suatu karsinoma
nasofaring, protokol dibaah ini dapat membantu untuk menegakkan
diagnosis pasti serta stadium tumor "
#
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
13/31
#. Anamnesis 9 pemeriksaan fisik
Anamnesis berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien (tanda dan gejala
$*7) serta pemeriksaan nasofaring dengan menggunakan kaa nasofaring
atau dengan nashopharyngoskop
. iopsi nasofaring
'iagnosis pasti dari $*7 ditentukan dengan diagnosis klinik ditunjang
dengan diagnosis histologi atau sitologi. &engambilan sampel untuk
pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan ara, yaitu dari
hidung atau dari mulut. iopsi tumor nasofaring umunya dilakukan
dengan anestesi topikal dengan Cyloain #0B.
iopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind
biopsy). @unam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menyelusuri
konka media ke nasofaring kemudian unam diarahkan ke lateral dan
dilakukan biopsi. iopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter
nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada
dalam mulut ditarik keluar dan diklem bersama-sama ujung kateter yang di
hidung. 'emikian juga kateter yang dari hidung di sebelahnya, sehingga
palatum mole tertarik ke atas. $emudian dengan kaa nasofaring dilihat
daerah nasofaring. iopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaa
tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukan melalui mulut,
massa tumor akan terlihat lebih jelas. ila dengan ara ini masih belum
didapatkan hasil yang memuaskan mala dilakukan pengerokan dengan
kuret daerah lateral nasofaring dalam narosis.,##,#!,#
$lasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh
>rganisasi $esehatan 'unia (;>) sebelum tahun #22#, dibagi atas !
tipe, yaitu "
• $arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi ( Keratinizing Squamous
Cell Carcinoma). ipe ini dapat dibagi lagi menjadi diferensiasi
baik, sedang dan buruk.
• $arsinoma non-keratinisasi ( Nonkeratinizing Carcinoma). &ada
tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi
#!
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
14/31
sel skuamosa tanpa jembatan intersel. &ada umumnya batas sel
ukup jelas.
• $arsinoma tidak berdiferensiasi (!ndifferentiated Carcinoma).
&ada tipe ini sel tumor seara indi/idu memperlihatkan inti yang
/esikuler, berbentuk o/al atau bulat dengan nukleoli yang jelas.
&ada umumnya batas sel tidak terlihat dengan jelas. ipe tanpa
diferensiasi dan tanpa keratinisasi mempunyai sifat yang sama,
yaitu bersifat radiosensitif. edangkan jenis dengan keratinisasi
tidak begitu radiosensitif.
$lasifikasi gambaran histopatologi terbaru yang direkomendasikan oleh
;> pada tahun #22#,hanya dibagi atas tipe, yaitu "
• $arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi ( Keratinizing Squamous
Cell Carcinoma).
• $arsinoma non-keratinisasi ( Nonkeratinizing Carcinoma). ipe ini
dapat dibagi lagi menjadi berdiferensiasi dan tak berdiferensiasi.
!. &emeriksaan radiologi
&emeriksaan radiologi pada keurigaan $*7 merupakan pemeriksaan
penunjang diagnostik yang penting. ujuan utama pemeriksaan radiologik
tersebut meliputi memberikan diagnosis yang lebih pasti pada keurigaan
adanya tumor pada daerah nasofaring, menentukan lokasi yang lebih tepat
dari tumor tersebut, dan menari dan menetukan luasnya penyebaran
tumor ke jaringan sekitarnya.
• 7oto polos
Ada beberapa posisi dengan foto polos yang perlu dibuat dalam
menari kemungkinan adanya tumor pada daerah nasofaring yaitu"
(#) posisi lateral dengan teknik foto untuk jaringan lunak ( soft
tissue technique), () posisi basis kranii atau submento/erteks, (!)
omogram 6ateral daerah nasofaring, dan (4) omogram Antero-
posterior daerah nasofaring
• @-.an
&ada umunya $*7 yang dapat dideteksi seara jelas dengan
radiografi polos adalah jika tumor tersebut ukup besar dan
#4
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
15/31
eksofitik, sedangkan bula keil mungkin tidak akan terdeteksi.
erlebih-lebih jika perluasan tumor adalah submukosa, maka hal
ini akan sukar dilihat dengan pemeriksaan radiografi polos.
'emikian pula jika penyebaran ke jaringan sekitarnya belum
terlalu luas akan terdapat kesukaran-kesukaran dalam mendeteksi
hal tersebut. $eunggulan @-an dibandingkan dengan foto polos
ialah kemampuanya untuk membedakan bermaam-maam
densitas pada daerah nasofaring, baik itu pada jaringan
lunak maupun perubahan-perubahan pada tulang, dengan riteria
tertentu dapat dinilai suatu tumor nasofaring yang masih keil.
elain itu dengan lebih akurat dapat dinilai apakah sudah ada
perluasan tumor ke jaringan sekitarnya, menilai ada tidaknya
destruksi tulang serta ada tidaknya penyebaran intrakranial.5,2,##
4. &emeriksaan neuro-oftalmologi
$arena nasofaring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak melalui
beberapa lubang, maka gangguan beberapa saraf otak dapat terjadi sebagai
gejala lanjut $*7 ini.
5. &emeriksaan serologi.
&emeriksaan serologi ?gA anti 8A (early antigen) dan ?gA anti D@A
(capsid antigen) untuk infeksi /irus 8- telah menunjukan kemajuan
dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. jokro etiyo dari 7$ ? Hakarta
mendapatkan dari 4# pasien karsinoma nasofaring stadium lanjut (stadium
??? dan ?D) sensti/itas ?gA D@A adalah 2=,5B dan spesifitas 2#,1B
dengan titer berkisar antara #0 sampai #10 dengan terbanyak titer #0.
?gA anti 8A sensiti/itasnya #00B tetapi spesifitasnya hanya !0,0B,sehingga pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menetukan prognosis
pengobatan, titer yang didapat berkisar antara 10 sampai #10 dan
terbanyak #0.##
2.1, Klasifi#asi
#5
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
16/31
$arsinoma nasofaring dapat diklasifikasikan berdasarkan stadium klinis dan
gambaran histopatologisnya. &enentuan stadium karsinoma nasofaring
digunakan sistem *M menurut ?@@ (00).5,#4
• (umor &rimer)
0 I idak tampak tumor
# I umor terbatas di nasofaring
I umor meluas ke jaringan lunak
a" perluasan tumor ke orofaring dan 9 atau rongga hidung tanpa
perluasan ke parafaring
b" disertai perluasan ke parafaring
! I umor mengin/asi struktur tulang dan 9 atau sinus paranasal
4 I umor dengan perluasan intraranial dan9atau terdapat keterlibatan
saraf kranial, fosssa infratemporal, hipofaring, orbita, atau ruang
mastikator
• * (&embesaran kelenjar getah bening regional)
*0 I idak ada pembesaran
*# I Metastasi $3 unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau
sama dengan m, di atas fossa suprakla/ikula
* I Metastasi $3 bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama
dengan m, di atas fossa suprakla/ikula
*! I Metastasi $3 bilateral, dengan ukuran lebih besar dari m, atau
terletak di dalam fossa suprakla/ikula
*!a" ukuran lebih dari m
*!b" di dalam fossa suprakla/ikula
• M (Metastasis jauh)
M0 I idak ada metastasis jauh
M# I erdapat metastasis jauh
&embagian stadium berdasarkan klasifikasi *Mnya disusun sebagai berikut
seperti pada tabel berikut ini "
tadium $*7
#
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
17/31
T1 T2a T2- T3 T!
N, ? ??A ?? ??? ?DA
N1 ?? ?? ?? ??? ?DAN2 ??? ??? ??? ??? ?DA
N3 ?D ?D ?D ?D ?D
1 ?D ?D ?D ?D ?D
erdasarkan gambaran histopatologinya, karsinoma nasofaring dibedakan
menjadi ! tipe menurut ;>.5,,##,#4 &embagian ini berdasarkan pemeriksaan
dengan mikroskop elektron di mana karsinoma nasofaring adalah salah satu
/ariasi dari karsinoma epidermoid. &embagian ini mendapat dukungan lebih dari
=0B ahli patologi dan tetap dipakai hingga saat ini.
a. ipe ;> #
ermasuk di sini adalah karsinoma sel skuamosa ($). ipe ;> #
mempunyai tipe pertumbuhan yang jelas pada permukaan mukosa
nasofaring, sel-sel kanker berdiferensiasi baik sampai sedang dan
menghasilkan ukup banyak keratin baik di dalam dan di luar sel.
b. ipe ;>
ermasuk di sini adalah karsinoma non keratinisasi ($*$). ipe ;>
ini paling banyak /ariasinya, sebagian tumor berdiferensiasi sedang dan
sebagian sel berdiferensiasi baik, sehingga gambaran yang didapatkan
menyerupai karsinoma sel transisional.
. ipe ;> !
Merupakan karsinoma tanpa diferensiasi ($'). 'i sini gambaran sel-sel
kanker paling heterogen. ipe ;> ! ini termasuk di dalamnya yang
dahulu disebut dengan limfoepitelioma, karsinoma anaplastik, lear ell
arinoma, dan /ariasi spindel.,2
2.11 Diagnosis Banding
#=
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
18/31
$arena nasofaring merupakan bagian faring yang sulit dilihat, untungnya
banyak manifestasi tak langsung dari karsinoma nasofaringyang bisa
digunakan untuk menurigai adanya lesi pada nasofaring. ila terjadi
obstruksi koana, huruf m akan terdengar seperti huruf b dan n seperti
huruf d. ila pasien mengeluh sengau dan hasil pemeriksaan hidung
anterior normal dapat diurigai sebagi kelainan nasofaring. ehingga
beberapa lesi di nasofaring dengan gejala yang hampir mirip bisa dianggap
sebagai diagnosis banding, misalnya "##
#. angiofibroma nasofaring
. ipertrofi adenoid9 adenoid persisten
!. &olip nasi 9polip antrokoanal
4. umor dekat dasar tengkorak
2.12 Komli#asi
el-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah bening atau darah,
mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring. :ang sering
adalah tulang, hati dan paru. al ini merupakan hasil akhir dan prognosis
yang buruk. 'alam penelitian lain ditemukan baha karsinoma nasofaring
dapat mengadakan metastase jauh, ke paru-paru dan tulang, masing-masing
0 B, sedangkan ke hati #0 B, otak 4 B, ginjal 0.4 B, dan tiroid 0.4 B.
$omplikasi lain yang biasa dialami adalah terjadinya pembesaran kelenjar
getah bening pada leher dan kelumpuhan saraf kranial.
2.13 Penatala#sanaan
tadium ? " %adioterapi
tadium ??-??? " $emoradiasi
tadium ?D dengan * Jm" $emoradiasi
tadium D dengan * Km " $emoterapi dosis penuh dilanjutkan
kemoradiasi
#. %adioterapi
ampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting
dalam penatalaksanaan $*7. Modalitas utama untuk $*7 adalah radioterapi deng
an atau tanpa kemoterapi. %adioterapi adalah metode pengobatan penyakit
#1
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
19/31
malignan dengan menggunakan sinar peng-ion, bertujuan untuk mematikan sel-sel
tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat disekitar tumor agar
tidak menderita kerusakan terlalu berat. $*7 bersifat radioresponsif sehingga
radioterapi tetap merupakan terapi terpenting. Humlah radiasi untuk keberhasilan
melakukan radioterapi adalah 5.000 sampai =.000 3y. 'osis radiasi pada kelenjar
limfe di leher tergantung pada ukuran sebelum kemoterapi diberikan. &ada
kelenjar limfe yang tidak teraba diberikan radiasi sebesar 5000 3y, J m
diberikan 00 3y, antara -4 m diberikan =000 3y dan bila lebih dari 4 m
diberikan dosis =!10 3y, diberikan dalam 4# fraksi 5,5 minggu. asil
pengobatan yang dinyatakan dalam angka respons terhadap penyinaran sangat
tergantung pada stadium tumor. Makin lanjut stadium tumor,
makin berkurang responsnya. ntuk stadium ? dan ??, diperoleh respons komplit 1
0B -#00B dengan terapi radiasi. edangkan stadium ??? dan ?D, ditemukan angka
kegagalan respons lokal dan metastasis jauh yang tinggi, yaitu 50B-10B. Angka
ketahanan hidup penderita $*7 dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yang
terpenting adalah stadium penyakit. &asien $*7 stadium ???-?D yang hanya
diterapi dengan radiasi, angka harapan hidup 5 tahun (5 years sur/i/al rate)
kurang dari 5 B, dan pada pasien yang telah mengalami metastase ke kelenjar
limfe regional, maka angka tersebut turun sampai #-B.
. $emoterapi
eara definisi kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat
menghambat pertumbuhan kanker atau bahkan membunuh sel kanker. >bat-obat
anti kanker dapat digunakan sebagian terapi tunggal (ati/e single agents),
tetapi pada umumnya berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potensi
sitotoksik terhadap sel kanker. elain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satuobat mungkin sensitif terhadap obat lainnya. 'osis obat sitotoksik dapat dikurangi
sehingga efek samping menurun. eberapa regimen kemoterapi yang antara lain
isplatin, 5-7luorourail, methotreCate, palitaCel dan doetaCel.
ujuan kemoterapi untuk menyembuhkan pasien dari penyakit tumor ganas.
$emoterapi bisa digunakan untuk mengatasi tumor seara lokal dan juga untuk
mengatasi sel tumor apabila ada metastasis jauh.
#2
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
20/31
&emberian kemoterapi terbagi dalam ! kategori "
A. $emoterapi adju/ant
&emberian kemoterapi diberikan setelah pasien dilakukan radioterapi.
ujuannya untuk mengatasi kemungkinan metastasis jauh dan meningkatkan
kontrol lokal. erapi adju/an tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki
indikasi yaitu bila setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata"
- $anker masih ada, dimana biopsi masih positif.
- $emungkinan besar kanker masih ada, meskipun tidak ada bukti seara
makroskopis.
- &ada tumor dengan derajat keganasan tinggi. (oleh karena tingginya resiko
kekambuhan dan metastasis jauh).
. $emoterapi neoadju/ant
&emberian kemoterapi adju/ant yang dimaksud adalah pemberian sitostatika
lebih aal yang dilanjutkan pemberian radiasi. Maksud dan tujuan pemberian
kemoterapi neoadju/an untuk mengeilkan tumor yang sensitif sehingga setelah
tumor mengeil akan lebih mudah ditangani dengan radiasi.
$emoterapi neoadju/an telah banyak dipakai dalam penatalaksanaan kanker
kepala dan leher. Alasan utama penggunaan kemoterapi neoadju/an pada
aal perjalanan penyakit adalah untuk menurunkan beban sel tumor sistemik pada
saat terdapat sel tumor yang resisten. Daskularisasi intak sehingga perjalanan ke
daerah tumor lebih baik. erapi bedah dan radioterapi sepertinya akan memberi
hasil yang lebih baik jika diberikan pada tumor berukuran lebih keil. eori
inidapat disingkirkan karena akan terjadi peningkatan efek samping, durasinya,
dan beban biaya peraatan yang meningkat. 'an yang lebih penting, sel yang bert
ahan setelah kemoterapi akan menjadi lebih tidak respon setelah dilakukanradioterapi sesudahnya. Alasan praktis penggunaan kemoterapi adju/an adalah
usaha untuk meningkatkan kemungkinan preser/asi organ dan kesembuhan.
%egimen kemoterapi yang diberikan isplatin #00 mg9m dengan keepatan
infus #5- 0 menit perhari yang diberikan dalam # hari dan 5-7 #000mg9m9hari
seara intra /ena, diulang setiap # hari. ebelum pemberian @isplatin diaali
dengan hidrasi berupa #.000 m6 saline 0,2B natrium. Manitol 40g diberikan
bersamaan dengan isplatin infus. etelah pemberian isplatin, dilakukan
0
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
21/31
pemberian .000 m6 0,2B natrium garam mengandung 40m8F kalium klorida.
&asien diberikan antimuntah sebagai profilaksis yang terdiri dari 5-
hydroCytryptamine-! reseptor antagonis ditambah 0 mg deksametason.
erdasarkan penelitian pemberian neoadju/an kemoterapi dalam -! siklus
yangdiberikan setiap ! minggu dengan syarat bila adanya respon terhadap
kemoterapi.
@. $emoterapi onurrent
$emoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi. mumnya dosis
kemoterapi yang diberikan lebih rendah. iasanya sebagai radiosensitiEer.
$emoterapi sebagai terapi tambahan pada $*7 ternyata dapat meningkatkan hasil
terapi terutama pada stadium lanjut atau pada keadaan relaps. asil penelitian
menggunakan kombinasi isplatin radioterapi pada kanker kepala dan leher
termasuk $*7, menunjukkan hasil yang memuaskan. @isplatin dapat bertindak
sebagai agen sitotoksik dan radiation sensitiEer. Hadal optimal isplatin masih
belum dapat dipastikan,
namun pemakaian seharihari dengan dosis rendah, pemakaian # kali seminggu
dengan dosis menengah, atau # kali ! minggu dengandosis tinggi telah banyak
digunakan. Agen kemoterapi telah digunakan pada pasien dengan reurrent loal
dan metastati jauh. Agen yang telah dipakai yaitu metothreCa, bleomyin, 5 7,
isplatin dan arboplatin merupakan agen yang paling efektif dengan respon
berkisar #5 - !#B. Agen aktif yang lebih baru meliputi paklitaCel dan gemitibin.
!. >perasi
indakan operasi pada penderita $*7 berupa diseksi leher radikal dan
nasofaringektomi. 'iseksi leher dilakukan jika masih terdapat sisa kelenjar paska
radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar dengan syarat baha tumor primer sudah dinyatakan bersih yang dibuktikan melalui pemeriksaan
radiologi. *asofaringektomi merupakan suatu operasi paliatif yang dilakukan pad
a kasus-kasus yang kambuh atau adanya residu pada nasofaring yang tidak
berhasil diterapi dengan ara lain.
4. >bat-obatan itostatika
'apat diberikan sebagai obat tunggal maupun kombinasi. >bat tunggal
umumnya dikombinasikan dengan radioterapi. >bat yang dapat dipergunakan
#
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
22/31
sebagai sitostatika tunggal adalah methotreCat, metomyine @, 8ndoCan,
leoyne, 7luorourayne, dan @isplastin. >bat ini memberikan efek adiktif dan
sinergistik dengan radiasi dan diberikan pada permulaan seri pemberian radiasi.
>bat bisa juga diberikan sebelum dan sesudah penyinaran sebagai sandih
terapy.
>bat kombinasi diberikan sebagai pengobatan lanjutan setelah radiasi, serta
penting pada pengobatan karsinoma yang kambuh. anyak kombinasi obat ganda
yang dipakai antara lain kombinasi" @M7 (Adriamyin, @ylophosphamide,
MethotreCat dan 7luoroail), A' (Adriamyin, leomyin, mblastin dan
'earbaEine), @>MA (@ylophosphamide, Dinristine, MethotreCat, dan
Adriamyin). 5,2,##,#4
5. ?munoterapi
'alam pengobatan keganasan, imunoterapi telah banyak dilakukan di klinik
onkologi, tetapi sampai saat ini tampaknya masih merupakan penelitian dan
perobaan. ntuk karsinoma nasofaring telah dilakukan penelitian antara lain
dengan menggunakan interferon dan &oly ?@6@. 5
. >bat Anti/irus
Aylo/ir dapat menghambat sintesis '*A /irus sehingga dapat
menghambat pertumbuhan /irus termasuk juga Dirus 8pstein arr. >bat anti/irus
ini penting pada karsinoma nasofaring anaplastik yang merupakan 8D arrying
tumor dengan '*A 8D positif.
.
2.1! P$ognosis
Angka bertahan hidup 5 tahun yaitu =,2B untuk stadium ?, 5B untuk
stadium ??, !1,4B untuk stadium ???, dan hanya #,4B untuk stadium ?D.
&rognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti " stadium yang lebih
lanjut, usia lebih dari 40 tahun, laki-laki dari pada perempuan, ras @ina dari
pada ras kulit putih, adanya pembesaran kelenjar leher, adanya kelumpuhan
saraf otak, adanya kerusakan tulang tengkorak, dan adanya metastasis jauh.
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
23/31
BAB III
LAP/0AN KASUS
3.1 Identitas Pende$ita
*ama " *$
empat9tanggal lahir " atiriti, !# 'esember #20
mur " 55 tahun
Henis $elamin " &erempuan
&ekerjaan " ?bu %umah angga
Agama " indu
&endidikan " ------
Alamat " Hl.aturiti no.!5 edugul *
tatus perkainan " udah menikah
3.2 Anamnesis
Kelan Utama *yeri kepala sejak # minggu yang lalu dan benjolan di
leher kanan sejak L bulan yang lalu.
Pe$*alanan Pen4a#it &asien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak #
minggu yang lalu. Aalnya pasien mendapati benjolan di leher kanan sejak L
bulan yang lalu. &asien juga mengeluhkan dengingan pada telinga. $eluhan
ini dirasakan seiring dengan membesarnya benjolan di leher. &asien
menjelaskan baha benjolan sudah ada di leher sejak bulan yang lalu dan
membesar seara progresif. &asien tidak mengalami batuk, pilek, mimisan.
0i5a4at en4a#it te$dal &asien tidak pernah mengalami penyakit
kronik dan keluhan serupa sebelumnya.
0i5a4at Kela$ga idak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang
sama seperti yang dialami pasien. idak ada riayat penyakit tumor di
keluarga.
0i5a4at Sosial dan Ling#ngan &asien bekerja sebagai ibu rumah tangga,
tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok.
!
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
24/31
3.3 Peme$i#saan "isi#
6ital Sign
$eadaan umum " aik
$esadaran " @ompos Mentis
ekanan darah " #0910 mmg
*adi " 10C9menit
%espirasi " 0C9menit
emperatur " !1@
Stats )ene$al
$epala " *ormoephali
Muka " imetris, parese ner/us fasialis N9
Mata " Anemis -9-, ikterus -9-, reflek pupil N9N isokor
" esuai status lokalis
6eher " &embesaran kelenjar getah bening 6e/el ??, padat, terfiksir
diameter L m.
horak " @or " # tunggal, reguler, murmur O
&o " Desikuler N9N, %honki -9-, ;h -9-
Abdomen " 'istensi (-), (N) *, hepar9lien tidak teraba
8kstremitas" dalam batas normal
Stats lo#alis THT
Telinga Kanan Ki$i
'aun telinga * *
6iang telinga lapang lapang
'isharge - -
Membran timpani intak intak umor - -
Mastoid * *
es pendengaran "
;eber tidak die/aluasi
%inne tidak die/aluasi
habah tidak die/aluasi
es alat keseimbangan tidak die/aluasi
4
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
25/31
Hidng Kanan Ki$i
idung luar * *
@a/um nasi lapang lapang
eptum nasi de/iasi tidak ada
'isharge - -
Mukosa merah muda merah muda
umor - -
@onha dekongesti dekongesti
*aso-endoskopi tampak massa pada rosenmuller fossa yang
meluas ke atap nasofaring
Tenggo$o#an
'ispneu " -
ianosis " -
Mukosa " merah muda
'inding belakang faring " normal
uara " tidak ada kelainan
onsil " #9# tenang
3.! 0esme
&enderita mengeluh nyeri kepala sejak # minggu lalu dan benjolan di leher
kanan L sejak bln yang lalu disertai telinga mendengung. &ada
pemeriksaan naso-endoskopi ditemukan peninggian massa pada
rosenmuller fossa yang meluas ke atap nasofaring .
3.% Diagnosis
$*7 stage ?? (#*M0)
3.& Uslan Peme$i#saan Lan*tan
&emeriksaan laboratorium dan @-san.
3.' 0en7ana Te$ai
8 &araetamol ! C 500 mg
8 Ditamin #, , # C# tablet
5
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
26/31
8 %anitidin C#
8 AmbroCol !C#
8 @ek 6ab
8 %aat inap
8 $emoterapi (reCel #00mg dan @isplatin #00mg)
3.( P$ognosis
'ubius
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
27/31
BAB I6
PEBAHASAN
eorang perempuan usia 55 tahun, yang bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga
mengeluh adanya benjolan di leher sebelah kanan sejak bulan yang lalu. 'isertai
juga gejala lain berupa sakit kepala dan telinga mendengung.
enjolan di leher yang dialami pasien akibat dari pembengkakan kelenjar
getah bening leher yang dapat saja merupakan bagian dari metastasis tumor ke
kelenjar getah bening regional di area leher, apalagi pembesarannya terjadi seara
progresif.
&ada karsinoma nasofaring, sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah
tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat di baah mukosa
(creeping tumor ). 3ejala diploplia dan rasa tebal di pipi kiri yang dialami pasien
merupakan akibat dari penjalaran melalui foramen laserum yang mengenai saraf
otak ke ???, ?D, D? dan juga ke D.
;alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi
kerentanan terhadap $*7 pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjoldan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi menunjukkan gen 6A (human
leukoyte antigen) dan gen pengkode enEim sitokrom p4508 (@:&8#)
kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap $*7, mereka berkaitan dengan
sebagian besar $*7.
Meskipun beberapa faktor risiko $*7 tidak dapat dikontrol, ada beberapa
yang dapat dihindari dengan melakukan perubahan gaya hidup. &enerangan akan
kebiasaan hidup yang salah, mengubah ara memasak makanan untuk menegah
akibat yang timbul dari bahan-bahan yang berbahaya. &enyuluhan mengenai
lingkungan hidup yang tidak sehat, meningkatkankeadaan sosial-ekonomi dan
berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.
Melakukan tes serologik ?gA-anti D@A dan ?gAanti 8A bermanfaat dalam
menemukan karsinoma nasofaring lebih dini.
Adapun kriteria klinik untuk dugaan $*7 (formula 'igby) adalah sebagai
berikut"
=
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
28/31
#. Massa terlihat pada nasofaring (5)
. 6imfadenopati di leher (5)
!. 3angguan pada hidung yang khas (#5)
4. 3angguan pada telinga yang khas (5)
5. $arakteristik terhadap gangguan satu atau lebih paralysis saraf (5)
. akit kepala unilateral 9 bilateral (5)
=. 8Cophtalmus (5)
erdasarkan dari riteria 'igby, pada pasien didapatkan skor 0, sehingga
memenuhi riteria untuk dugaan $*7.
'alam menentukan stadium kanker pasien, diperlukan pemeriksaan tambahan
untuk mengetahui besarnya tumor, serta metastase. 'ari hasil biopsi jaringan
nasofaring tampak sel-sel ganas epitel yang berdiferensiasi jelek dengan latar
belakang jaringan limfosit. &ada foto thorak didapatkan kesan paru dan jantung
normal dan tidak tampak proses metastase pada paru dan tulang. &ada hasil @-
san didapatkan kesan sesuai dengan gambaran massa nasopharynC kanan dengan
pembesaran $3 @olli kanan (*#MC) dan tidak tampak kelainan di
parenhym otak. atalaksana yang paling sesuai dengan stadium penyakit ini
adalah kemoradiasi.
1
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
29/31
BAB 6
KESIPULAN
&ada kasus ini, terdapat kesesuaian gejala klinis yang dikeluhkan
pasien dan hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan berdasarkan teori yang
ada. $*7 pada kasus ini diklasifikasikan ada stage ?? (#*Mo) karena
melalui pemeriksaan penunjang berupa G-ray, @-san, dan biopsi
ditemukan tumor telah meluas ke jaringan lunak dan bermetastasi $3
unilateral, namun belum ditemukan metastasis jauh.
ebaiknya pasien diberikan pengertian mengenai mengenai
penyakit tersebut dan terapinya agar pasien kooperatif dalam melakukan
pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian terapi.
2
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
30/31
DA"TA0 PUSTAKA
#. Munir M. $eganasan di bidang telinga hidung tenggorok. 'alam" uku
ajarilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher, ed ,
Hakarta"alai &enerbit 7$?P00=. #..
. Ma H, 6iu 6, ang 6,
8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx
31/31
#. ao, heng-&o dan sang, *gan-Ming. 0#0. Surgical (anagement of
Recurrent Nasopharyngeal Carcinoma. @hang 3ung Med H Dol. !! *o. 4.
#!. Heyakumar, Anita et al . 00. %e/ie of *asopharyngeal @arinoma.
)N#)ar$ Nose * #hroat +ournal (arch ,--./ #4. 6eu, :i-hing dan 6ee, Hehn-@huan. 002. +@arinoma in the &harynC"
*asopharynC, >ropharynC and ypopharynC. +/ Chinese 0ncol/ Soc.
5(), #0-##!.
#5. Maitra, Anirban dan $umar, Dinay. 00=. +&aru dan aluran *apas Atas.
'isunting oleh Dinay $umar %amEi @otran, dan tanley 6. %obbins.
1uku 23ar Patologi Robbins, 8d. =, Dol.. Hakarta " 83@.
#. %oeEin, A/erdi dan yafril, Anida. 00. +$arsinoma *asofaring.
'isunting oleh 8fiaty Arsyad oepardi dan *urbaiti ?skandar. 1uku 23ar Ilmu Kesehatan #elinga %idung #enggorokan Kepala * &eher , 8disi
$eenam. Hakarta " 7$?.
#=. ;idjoseno-3ardjito. 005. +indakan edah >rgan dan istem >rgan,
$epala dan 6eher. 'isunting oleh % jamsuhidajat dan ;im de Hong.
1uku 23ar Ilmu 1edah$ )d/ ,. Hakarta" 83@
#1. ;ei, ;illiam ?. 00#. *asopharyngeal @aner" @urrent tatus of
Management. 2rch 0tolaryngol %ead Neck Surg . 00#P#="=-=2.
#2. Marur, dan 7orastiere A.A. 001. ead and *ek @aner" @hanging
8pidemiology, 'iagnosis, and reatment. (ayo Clin Proc. April
001P1!(4)"412-50#