Responsi kanker nasopharynx

download Responsi kanker nasopharynx

of 31

Transcript of Responsi kanker nasopharynx

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    1/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan kepala -

    leher terbanyak di temukan di Indonesia1. Tumor ini sifatnya

    menyebar secara cepat ke kelenar getah bening leher dan organ

     auh! seperti paru! hati! dan tulang. Karsinoma nasofaring (KNF)

    adalah salah satu kanker kepala leher yang bersifat sangat

    in"asif dan sangat mudah bermetastasis (menyebar) dibanding

    kanker kepala - leher yang lain#!$. Meningkatnya angka kasus kejadian

    karsinoma nasofaring terjadi pada usia 40 sampai 50 tahun, tetapi dapat juga

    terjadi pada anak-anak dan usia remaja. Angka perbandingan (rasio) laki-laki

    dan perempuan pada karsinoma nasofaring adalah -!"#. $arsinoma nasofaring

     paling sering di fossa %osenmuller 4 yang merupakan daerah transisional epitel

    kuboid berubah menjadi epitel skuamosa5.

    &enanggulangan karsinoma nasofaring sampai saat ini masih merupakan

    suatu problem, hal ini karena etiologi yang masih belum pasti, gejala dini yang

    tidak khas serta letak nasofaring yang tersembunyi, dan tidak mudah diperiksa

    oleh mereka yangg bukan ahli sehingga diagnosis sering terlambat, dengan

    ditemukannya metastasis pada leher sebagai gejala pertama. 'engan semakin

    terlambatnya diagnosis, maka prognosis (angka bertahan hidup 5 tahun) semakin

     buruk. 'engan melihat hal tersebut, diharapkan dokter dapat berperan dalam

     penegahan, deteksi dini, terapi maupun rehabilitasi dari karsinoma nasofaring ini.

    ntuk dapat berperan dalam hal tersebut dokter perlu mengetahui terlebih dahulu

    segala aspek dari kanker nasofaring ini, meliputi definisi, epidemiologi, etiologi,

    faktor risiko, gejala dan tanda, patogenesis, diagnosis, komplikasi, terapi maupun

     penegahanya. &enulis berusaha untuk menuliskan semua aspek tersebut dalam

    tinjauan pustaka ini dan diharapkan dapat bermanfaat.5

    #

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    2/31

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi dan Histologi

     *asofaring merupakan suatu ruang atau rongga yang berbentuk kubus yang

    terletak di belakang hidung. %ongga ini sangat sulit untuk dilihat, sehingga

    dahulu disebut +rongga buntu atau rongga tersembunyi. atas-batas rongga

    nasofaring, di sebelah depan adalah koana (nares posterior). ebelah atas,

    yang juga merupakan atap adalah basis ranii. ebelah belakang adalah

     jaringan mukosa di depan /ertebra ser/ikal. ebelah baah adalah ismus

    faring dan palatum mole, dan batas lainnya adalah dua sisi lateral. 1,2

    3ambar .# Anatomi idung dan *asofaring ampak amping # 

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    3/31

    3ambar . Anatomi *asofaring ampak elakang 2

    angunan-bangunan penting yang terdapat di nasofaring adalah" 2

    #. Adenoid atau onsila 6ushka

    angunan ini hanya terdapat pada anak-anak usia kurang dari #! tahun.

    &ada orang deasa struktur ini telah mengalami regresi.

    7osa *asofaring atau 7orniks *asofaring

    truktur ini berupa lekukan keil yang merupakan tempat predileksi

    fibroma nasofaring atau angiofibroma nasofaring.

    ! orus ubarius

    Merupakan suatu tonjolan tempat muara dari saluran tuba 8ustahii

    (ostium tuba)

    4 7osa %osenmulleri

    Merupakan suatu lekuk keil yang terletak di sebelah belakang torus

    tubarius. 6ekuk keil ini diteruskan ke baah belakang sebagai alur keilyang disebut sulkus salfingo-faring. 7ossa %osenmulleri merupakan

    tempat perubahan atau pergantian epitel dari epitel kolumnar9kuboid

    menjadi epitel pipih. empat pergantian ini dianggap merupakan predileksi

    terjadinya keganasan nasofaring.

    Mukosa atau selaput lendir nasofaring terdiri dari epitel yang bermaam-

    maam, yaitu epitel kolumnar simpleks bersilia, epitel kolumnar berlapis,

    epitel kolumnar berlapis bersilia, dan epitel kolumnar berlapis semu bersilia.

    !

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    4/31

    &ada tahun #254, Akerman dan 'el %egato berpendapat baha epitel semu

     berlapis pada nasofaring ke arah mulut akan berubah mejadi epitel pipih

     berlapis. 'emikian juga epitel yang ke arah palatum molle, batasnya akan

    tajam dan jelas sekali. :ang terpenting di sini adalah pendapat umum baha

    asal tumor ganas nasofaring itu adalah tempat-tempat peralihan atau elah-

    elah epitel yang masuk ke jaringan limfe di baahnya.2

    ;alaupun fosa %osenmulleri atau dinding lateral nasofaring merupakan lokasi

    keganasan tersering, tapi kenyataannya keganasan dapat juga terjadi di

    tempat-tempat lain di nasofaring.2  Moh.

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    5/31

     $arsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah leher yang terbanyak 

    ditemukan di ?ndonesia. ampir 0B tumor ganas kepala dan leher 

    merupakankarsinoma nasofaring, kemudian diikuti oleh tumor ganas hidung

    dan sinus paranasal (#1B), larynC (#B), dan tumor ganas rongga mulut,

    tonsil, hipofaring dalam presentase rendah.

    $arsinoma nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi umumnya

    menyerang usia !0-0 tahun (menduduki =5-20B). &erbandingan proporsi

     pria dan anita adalah -!,1"#.

    ebagian besar penderita karsinoma nasofaring berumur diatas 0 tahun,

    dengan umur paling banyak antara 50-=0 tahun. &ada penelitian di aipei,

    dijumpai umur rata-rata penderita yang lebih muda yaitu 5 tahun. ?nsiden

    karsinoma nasofaring meningkat setelah umur 0 tahun dan tidak ada lagi

     peningkatan insiden setelah umur 0 tahun.

    $arsinoma nasofaring paling sering ditemukan pada laki-laki dengan

     penyebab yang masih belum dapat diungkap seara pasti dan berhubungan

    dengan adanya faktor genetika, kebiasaan hidup, pekerjaan, dan lain-lain.

    2.! "a#to$ $isi#o

    erdapat beberapa faktor predisposisi seseorang mengalami karsinoma

    nasofaring. 7aktor yang kemungkinan mempengaruhi timbulnya tumor ini

    seperti letak geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, lingkungan,

    kebiasaan hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, dan infeksi kuman atau parasit.

    %as mongoloid merupakan faktor dominan timbulnya karsinoma nasofaring,

    sehingga kanker ini ukup tinggi terjadi pada penduduk @ina elatan,

    ongkong, Dietnam, hailand, Malaysia, ingapura, dan ?ndonesia.

    umor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki, dengan sebab yang belum

    diketahui pasti, kemungkinan dipengaruhi oleh genetik, kebiasaan hidup,

     pekerjaan, dan lain-lain. 'ari beberapa penelitian dijumpai perbandingan

     penderita laki-laki dan perempuan adalah 4 " #. *amun ada penelitian yang

    menemukan perbandingan laki-laki dan perempuan hanya " #. &ada

     penelitian yang dilakukan di Medan (001), ditemukan perbandingan

     penderita laki-laki dan perempuan ! " . ormon testosteron yang dominan

    5

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    6/31

     pada laki-laki diurigai mengakibatkan penurunan respon imun dan

     surviellance tumor sehingga laki-laki lebih rentan terhadap infeksi D8 dan

    kanker.,##,#4

    7aktor lingkungan yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, asap

    sejenis kayu tetentu, kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak 

    tertentu, dan kebiasaan makan makanan terlalu panas. erdapat hubungan

    antara kadar nikel dalam air minum dan makanan dengan mortalitas

    karsinoma nasofaring, sedangkan adanya hubungan dengan keganasan lain

    tidak jelas. $ebiasaan penduduk 8skimo memakan makanan yang diaetkan

    (daging atau ikan) terutama pada musim dingin menyebabkan tingginya

    kejadian karsinoma ini. 7aktor genetik telah banyak ditemukan kasus herediter 

    atau familier dari pasien karsinoma nasofaring dengan keganasan pada organ

    tubuh lain. ebagian besar pasien adalah golongan sosial ekonomi rendah dan

    hal ini menyangkut pula dengan keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup.

    2.% Etiologi

    erjadinya karsinoma nasofaring mungkin multi-faktorial, proses

    karsinogenesisnya menakup banyak tahap. 7aktor yang diduga terkait dengan

    timbulnya karsinoma nasofaring adalah"

    a. $erentanan genetik.

    ;alaupun karsinoma nasofaring bukan tumor genetik, kerentanan terhadap

    kanker nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjol ras yang

     banyak sekali menderitanya adalah bangsa @hina dan memiliki fenomena agregasi

    familial. Anggota keluarga yang menderita karsinoma nasofaring enderung juga

    menderita karsinoma nasofaring. &enyebab karsinoma nasofaring ini belum

    diketahui apakah karsinoma nasofaring dikarenakan oleh gen yang diariskan.

    7aktor lingkungan yang mempengaruhi (seperti diet makanan yang sama atau

    tinggal di lingkungan yang sama), atau beberapa kombinasi diantarnya juga

    ikutmendukung timbulnya karsinoma nasofaring##. Analisis korelasi

    menunjukkan gen (uman 6eukoyte Antigen) 6A dan gen pengkode enEime

    sitokrom p4508 (@:&8?) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap kanker 

    nasofaring, Mereka berkaitan dengan timbulnya sebagian besar kanker nasofaring.

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    7/31

    ahun 00, % $anker ni/ersitas rang-orang yang tinggal di Asia, Afrika bagian tara, dan ilayah Artik 

    dengan karsinoma nasofairng mempunyai kebiasaan makan makanan seperti ikan

    dan daging yang tinggi kadar garamnya. ebaliknya, beberapa studi

    menyatakan baha diet tinggi buah dan sayur mungkin menurunkan resiko karsin

    oma nasofaring#5.

    d. 7aktor pekerjaan7aktor yang juga ikut berpengaruh adalah pekerjaan yang

     banyak berhubungan dengan debu nikel, debu kayu (pada industri mebel atau pen

    ggergajian kayu), atau pekerjaan pembuat sepatu. Atau Eat yang sering kontak 

    dengan Eat yang dianggap karsinogen antara lain" enEopyrene, ensoanthraene,

    gas kimia, asap industri, dan asap kayu.

    e. %adang kronis daerah nasofaring

    =

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    8/31

    'ianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih

    rentan terhadap karsinogen lingkungan.

    2.& Patologi

    &atologi pada $*7 dapat ditinjau seara makroskopis dan mikroskopis.

    #. Makroskopis

    eara makroskopis, pertumbuhan $*7 dibedakan menjadi ! bentuk"

    a. lseratif 

    iasanya berupa lesi keil disertai jaringan nekrotik. erbanyak dijumpai

    didinding posterior nasofaring atau fossa %ossenmuller yang lebih dalam dan

    sebagian keil dinding lateral. ipe ini sering tumbuh progresif infiltatif,

    meluas pada bagian lateral, atap nasofaring dan tulang basis kranium. 6esi ini juga

    sering merusak foramen laserum dan meluas pada fossa serebralis media

    melibatkan beberapa saraf kranial (??, ???, ?D, D, D?) yang menimbulkan kelainan

    neurologik.

     b. *odular 

    iasanya berbentuk anggur atau polipoid tanpa adanya ulserasi tetapi

    kadang-kadang terjadi ulserasi keil. 6esi terbanyak munul di area tuba

    eustahius sehingga menyebabkan sumbatan tuba. umor dapat meluas pada

    retrospenoidal dan tumbuh disekitar saraf kranial namun tidak menimbulkan

    gangguan neurologik. &ada stadium lanjut tumor dapat meluas pada fossa

    serebralis media dan merusak basis kranium atau meluas ke daerah orbita melalui

    fossa orbitalis inferior dan dapat mengin/asi sinus maksilaris melalui tulang

    ethmoid.

    . 8ksofitik 

    iasanya non-ulseratif, tumbuh pada satu sisi nasofaring,kadang bertangkai dan permukaan liin. umor munul dari bagian

    atap, mengisi ka/um nasi dan menimbulkan penyumbatan hidung. umor ini

    mudah nekrosis dan berdarah sehingga menyebabkan epistaksis.

     umor bentuk ini epat menapai sinus maksilaris dan rongga orbita

    sehingga menyebabkan eksoftalmus unilateral. ipe ini jarang melibatkan saraf 

    kranial.

    . Mikroskopis

    1

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    9/31

    a. &erubahan pra keganasan (pre-anerous)

    &erubahan ini merupakan sebagai kondisi dari jaringan atau organ yang

    tumbuh menjadi ganas seara perlahan. &enelitian yang dilakukan eoh (#25=)

    mendapatkan baha metaplasia skuamosa merupakan keadaan yang

     paling bermakna untuk terjadinya $*7. 'ari penelitian 6i dan @hen (#2=)

    ditemukan juga adanya hiperplasia dari sel-sel nasofaring yang berkembang ke

    arah keganasan. 'ari berbagai penelitian diatas menyokong baha metaplasia dan

    hiperplasia nasofaring merupakan perubahan pra keganasan dari $*7.

     b. &erubahan patologik pada mukosa nasofaring

    • %eaksi radang

    %adang akut dan kronis sering dijumpai pada mukosa nasofaring.

    entuk perubahan ini biasanya dihubungkan dengan tukak mukosa yang mengand

    ungsejumlah leukosit &M*, sel plasma dan eosinofil. &ada peradangan kronis

    akandijumpai limfosit dan jaringan fibrosis. Ada anggapan yang menyatakan

     bahaterdapat hubungan antara proses regenerasi pada ulserasi epitel nasofaring

    dengan perubahan metaplasia dan displasia dari epitel tersebut.

    • iperplasia

    iperplasia yang sering terlihat pada lapisan sel mukosa kelenjar dan

    salurannya maupun pada jaringan limfoid. iperplasia kelenjar sering

    dihubungkan dengan proses radang. edang hiperplasia jaringan limfoid dapat

    terjadi dengan atau tanpa proses radang.

    • Metaplasia

    ering terlihat metaplasia pada epitel kolumnar nasofaring berupa

     perubahan kearah epitel skuamosa bertingkat.

    •  *eoplasia

    6iang (#2) menemukan baha neoplasia mulai tumbuh di bagian basal

    lapisan sel epitel. 6apisan basal ini yang mulanya sangat keil akan

     bertambah besar, jumlah sel bertambah banyak dan bentuknya akan menjadi bulat

    atau pleomorfik.

    2

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    10/31

    2.' Patogenesis

    Dirus 8pstein arr (8D) merupakan /irus '*A yang memiliki kapsid

    iosahedral dan termasuk dalam famili erpes/iridae. ?nfeksi 8D dapat

     berasosiasi dengan beberapa penyakit seperti limfoma urkitt, limfoma sel ,

    mononukleosis dan karsinoma nasofaring ($*7). $*7 merupakan tumor 

    ganas yang terjadi pada sel epitel di daerah nasofaring yaitu pada daerah

    ekungan %osenmuelleri dan tempat bermuara saluran eustahii. anyak 

    faktor yang diduga berhubungan dengan $*7, yaitu infeksi 8D, faktor 

    lingkungan, dan genetik

    Dirus 8pstein-arr bereplikasi dalam sel-sel epitel dan menjadi laten dalam

    limfosit . ?nfeksi /irus epstein-barr terjadi pada dua tempat utama yaitu sel

    epitel kelenjar sali/a dan sel limfosit. 8D memulai infeksi pada limfosit

    dengan ara berikatan dengan reseptor /irus, yaitu komponen komplemen @!d

    (@'# atau @%). 3likoprotein (gp!5090) pada kapsul 8D berikatan

    dengan protein @'# dipermukaan limfosit . Akti/itas ini merupakan

    rangkaian yang berantai dimulai dari masuknya 8D ke dalam '*A limfosit

    dan selanjutnya menyebabkan limfosit menjadi immortal. ementara itu,

    sampai saat ini mekanisme masuknya 8D ke dalam sel epitel nasofaring

     belum dapat dijelaskan dengan pasti. *amun demikian, ada dua reseptor yang

    diduga berperan dalam masuknya 8D ke dalam sel epitel nasofaring yaitu

    @% dan &?3% ( Polimeric Immunogloblin Receptor  ). el yang terinfeksi oleh

    /irus epstein-barr dapat menimbulkan beberapa kemungkinan yaitu" sel

    menjadi mati bila terinfeksi dengan /irus epstein-barr dan /irus mengadakan

    replikasi, atau /irus epstein- barr yang menginfeksi sel dapat mengakibatkan

    kematian /irus sehingga sel kembali menjadi normal atau dapat terjadi

    transformasi sel yaitu interaksi antara sel dan /irus sehingga mengakibatkan

    terjadinya perubahan sifat sel sehingga terjadi transformasi sel menjadi ganas

    sehingga terbentuk sel kanker. 3en 8D yang diekspresikan pada penderita

    $*7 adalah gen laten, yaitu 88%s, 8*A#, 6M, 6M&A dan 6M&.

    &rotein 8*A# berperan dalam mempertahankan /irus pada infeksi laten.

    &rotein transmembran 6M&A dan 6M& menghambat sinyal tyrosine

    kinase yang diperaya dapat menghambat siklus litik /irus. 'iantara gen-gen

    #0

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    11/31

    tersebut, gen yang paling berperan dalam transformasi sel adalah gen 6M.

    truktur protein 6M terdiri atas !1 asam amino yang terbagi menjadi 0

    asam amino pada ujung *, segmen protein transmembran (# asam amino)

    dan 00 asam amino pada ujung karboksi (@). &rotein transmembran 6M

    menjadi perantara untuk sinyal *7 (tumor necrosis factor  ) dan

    meningkatkan regulasi sitokin ?6-#0 yang memproliferasi sel dan

    menghambat respon imun lokal.1,#0,#

    ;alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi

    kerentanan terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat tertentu

    relatif menonjol dan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi

    menunjukkan gen 6A (human leukocyte antigen) dan gen pengkode enEim

    sitokrom p450 8# (@:&8#) kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap

    karsinoma nasofaring. itokrom p450 8# bertanggung jaab atas akti/asi

    metabolik yang terkait nitrosamine dan karsinogen.#5,#=

    'ari segi lingkungan, sejumlah besar studi kasus yang dilakukan pada

     populasi yang berada di berbagai daerah di Asia dan Amerika tara, telah

    dikonfirmasikan baha ikan asin dan makanan lain yang aetkan

    mengandung sejumlah besar nitrosodimethyamine (*'MA), *-

    nitrospurrolidene (*&:%) dan nitrospiperidine (*&?& ) yang mungkin

    merupakan faktor karsinogenik karsinoma nasofaring. elain itu merokok dan

     perokok pasif yang terkena paparan asap rokok yang mengandung

    formaldehide dan yang tepapar debu kayu diakui faktor risiko karsinoma

    nasofaring dengan ara mengaktifkan kembali infeksi dari 8D.#1

    2.( )e*ala Klinis

    3ejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4 kelompok, yaitu gejala

    nasofaring sendiri, gejala telinga, gejala mata, dan saraf, serta metastasis atau

    gejala di leher. 3ejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan

    hidung, untuk itu nasofaring harus diperiksa dengan ermat kalau perlu

    dengan nasofaringoskop, karena sering kali gejala belum ada sedangkan tumor 

    sudah tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat dibaah

    mukosa (creeping tumor ).

    ##

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    12/31

    3angguan pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal

    tumor dekat muara tuba 8ustahius (fosa %osenmuller). 3angguan dapat

     berupa tinitus, rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga

    (otalgia). idak jarang pasien dengan gangguan pendengaran ini baru

    kemudian disadari baha penyebabnya adalah karsinoma nasofaring.

    $arena nasofaring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak melalui

     beberapa lubang, maka gangguan beberapa lubang, dari beberapa saraf otak 

    dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma ini. &enjalaran melalui foramen

    laserum akan mengenai saraf otak ke ???, ?D, D? dan dapat pula ke D, sehingga

    tidak jarang gejala diplopia yang membaa pasien lebih dahulu ke dokter 

    mata. *euralgia trigeminal merupakan gejala yang sering ditemukan oleh ahli

    saraf jika belum terdapat keluhan lain yang berarti.

    &roses karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak ke ?G, G, G? dan G??

     jika penjalaran melalui foramen jugulare, yaitu suatu tempat yang relatif jauh

    dari nasofaring. 3angguan ini sering disebut dengan sindrom Hakson. ila

    sudah mengenai seluruh saraf otak disebut sindrom unilateral. 'apat pula

    disertai dengan destruksi tulang tengkorak dan bila sudah terjadi demikian

     biasanya prognosisnya buruk.

    Metastase ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan di leher yang mendorong

     pasien untuk berobat, karena sebelumnya tidak terdapat keluhan lain.

    uatu kelainan nasofaring yang disebut lesi hiperplastik nasofaring atau 6*

    telah diteliti di %%@ yaitu tiga bentuk yang menurigakan pada nasofaring

    seperti pembesaran adenoid pada orang deasa, pembesaran nodul dan

    mukosistis berat pada daerah nasofaring. $elainan ini bila diikuti bertahun-

    tahun kemudian akan menjadi karsinoma nasofaring.,=,#2

    2.+ Diagnosis

    Hika ditemukan adanya keurigaan yang mengarah pada suatu karsinoma

    nasofaring, protokol dibaah ini dapat membantu untuk menegakkan

    diagnosis pasti serta stadium tumor "

    #

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    13/31

    #. Anamnesis 9 pemeriksaan fisik

    Anamnesis berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien (tanda dan gejala

    $*7) serta pemeriksaan nasofaring dengan menggunakan kaa nasofaring

    atau dengan nashopharyngoskop

    . iopsi nasofaring

    'iagnosis pasti dari $*7 ditentukan dengan diagnosis klinik ditunjang

    dengan diagnosis histologi atau sitologi. &engambilan sampel untuk 

     pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan ara, yaitu dari

    hidung atau dari mulut. iopsi tumor nasofaring umunya dilakukan

    dengan anestesi topikal dengan Cyloain #0B.

    iopsi melalui hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind 

    biopsy). @unam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menyelusuri

    konka media ke nasofaring kemudian unam diarahkan ke lateral dan

    dilakukan biopsi. iopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter 

    nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada

    dalam mulut ditarik keluar dan diklem bersama-sama ujung kateter yang di

    hidung. 'emikian juga kateter yang dari hidung di sebelahnya, sehingga

     palatum mole tertarik ke atas. $emudian dengan kaa nasofaring dilihat

    daerah nasofaring. iopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaa

    tersebut atau memakai nasofaringoskop yang dimasukan melalui mulut,

    massa tumor akan terlihat lebih jelas. ila dengan ara ini masih belum

    didapatkan hasil yang memuaskan mala dilakukan pengerokan dengan

    kuret daerah lateral nasofaring dalam narosis.,##,#!,#

    $lasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh

    >rganisasi $esehatan 'unia (;>) sebelum tahun #22#, dibagi atas !

    tipe, yaitu "

    • $arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi ( Keratinizing Squamous

    Cell Carcinoma). ipe ini dapat dibagi lagi menjadi diferensiasi

     baik, sedang dan buruk.

    • $arsinoma non-keratinisasi ( Nonkeratinizing Carcinoma). &ada

    tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi

    #!

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    14/31

    sel skuamosa tanpa jembatan intersel. &ada umumnya batas sel

    ukup jelas.

    • $arsinoma tidak berdiferensiasi (!ndifferentiated Carcinoma).

    &ada tipe ini sel tumor seara indi/idu memperlihatkan inti yang

    /esikuler, berbentuk o/al atau bulat dengan nukleoli yang jelas.

    &ada umumnya batas sel tidak terlihat dengan jelas. ipe tanpa

    diferensiasi dan tanpa keratinisasi mempunyai sifat yang sama,

    yaitu bersifat radiosensitif. edangkan jenis dengan keratinisasi

    tidak begitu radiosensitif.

    $lasifikasi gambaran histopatologi terbaru yang direkomendasikan oleh

    ;> pada tahun #22#,hanya dibagi atas tipe, yaitu "

    • $arsinoma sel skuamosa berkeratinisasi ( Keratinizing Squamous

    Cell Carcinoma).

    • $arsinoma non-keratinisasi ( Nonkeratinizing Carcinoma). ipe ini

    dapat dibagi lagi menjadi berdiferensiasi dan tak berdiferensiasi.

    !. &emeriksaan radiologi

    &emeriksaan radiologi pada keurigaan $*7 merupakan pemeriksaan

     penunjang diagnostik yang penting. ujuan utama pemeriksaan radiologik 

    tersebut meliputi memberikan diagnosis yang lebih pasti pada keurigaan

    adanya tumor pada daerah nasofaring, menentukan lokasi yang lebih tepat

    dari tumor tersebut, dan menari dan menetukan luasnya penyebaran

    tumor ke jaringan sekitarnya.

    • 7oto polos

    Ada beberapa posisi dengan foto polos yang perlu dibuat dalam

    menari kemungkinan adanya tumor pada daerah nasofaring yaitu"

    (#) posisi lateral dengan teknik foto untuk jaringan lunak ( soft 

    tissue technique), () posisi basis kranii atau submento/erteks, (!)

    omogram 6ateral daerah nasofaring, dan (4) omogram Antero-

     posterior daerah nasofaring

    • @-.an

    &ada umunya $*7 yang dapat dideteksi seara jelas dengan

    radiografi polos adalah jika tumor tersebut ukup besar dan

    #4

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    15/31

    eksofitik, sedangkan bula keil mungkin tidak akan terdeteksi.

    erlebih-lebih jika perluasan tumor adalah submukosa, maka hal

    ini akan sukar dilihat dengan pemeriksaan radiografi polos.

    'emikian pula jika penyebaran ke jaringan sekitarnya belum

    terlalu luas akan terdapat kesukaran-kesukaran dalam mendeteksi

    hal tersebut. $eunggulan @-an dibandingkan dengan foto polos

    ialah kemampuanya untuk membedakan bermaam-maam

    densitas pada daerah nasofaring, baik itu pada jaringan

    lunak maupun perubahan-perubahan pada tulang, dengan riteria

    tertentu dapat dinilai suatu tumor nasofaring yang masih keil.

    elain itu dengan lebih akurat dapat dinilai apakah sudah ada

     perluasan tumor ke jaringan sekitarnya, menilai ada tidaknya

    destruksi tulang serta ada tidaknya penyebaran intrakranial.5,2,##

    4. &emeriksaan neuro-oftalmologi

    $arena nasofaring berhubungan dekat dengan rongga tengkorak melalui

     beberapa lubang, maka gangguan beberapa saraf otak dapat terjadi sebagai

    gejala lanjut $*7 ini.

    5. &emeriksaan serologi.

    &emeriksaan serologi ?gA anti 8A (early antigen) dan ?gA anti D@A

    (capsid antigen) untuk infeksi /irus 8- telah menunjukan kemajuan

    dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. jokro etiyo dari 7$ ? Hakarta

    mendapatkan dari 4# pasien karsinoma nasofaring stadium lanjut (stadium

    ??? dan ?D) sensti/itas ?gA D@A adalah 2=,5B dan spesifitas 2#,1B

    dengan titer berkisar antara #0 sampai #10 dengan terbanyak titer #0.

    ?gA anti 8A sensiti/itasnya #00B tetapi spesifitasnya hanya !0,0B,sehingga pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menetukan prognosis

     pengobatan, titer yang didapat berkisar antara 10 sampai #10 dan

    terbanyak #0.##

    2.1, Klasifi#asi

    #5

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    16/31

    $arsinoma nasofaring dapat diklasifikasikan berdasarkan stadium klinis dan

    gambaran histopatologisnya. &enentuan stadium karsinoma nasofaring

    digunakan sistem *M menurut ?@@ (00).5,#4

    • (umor &rimer)

    0 I idak tampak tumor 

    # I umor terbatas di nasofaring

    I umor meluas ke jaringan lunak 

    a" perluasan tumor ke orofaring dan 9 atau rongga hidung tanpa

     perluasan ke parafaring

    b" disertai perluasan ke parafaring

    ! I umor mengin/asi struktur tulang dan 9 atau sinus paranasal

    4 I umor dengan perluasan intraranial dan9atau terdapat keterlibatan

    saraf kranial, fosssa infratemporal, hipofaring, orbita, atau ruang

    mastikator 

    •  * (&embesaran kelenjar getah bening regional)

     *0 I idak ada pembesaran

     *# I Metastasi $3 unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau

    sama dengan m, di atas fossa suprakla/ikula

     * I Metastasi $3 bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama

    dengan m, di atas fossa suprakla/ikula

     *! I Metastasi $3 bilateral, dengan ukuran lebih besar dari m, atau

    terletak di dalam fossa suprakla/ikula

     *!a" ukuran lebih dari m

     *!b" di dalam fossa suprakla/ikula

    • M (Metastasis jauh)

    M0 I idak ada metastasis jauh

    M# I erdapat metastasis jauh

    &embagian stadium berdasarkan klasifikasi *Mnya disusun sebagai berikut

    seperti pada tabel berikut ini "

    tadium $*7

    #

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    17/31

      T1 T2a T2- T3 T!

    N, ? ??A ?? ??? ?DA

    N1 ?? ?? ?? ??? ?DAN2 ??? ??? ??? ??? ?DA

    N3 ?D ?D ?D ?D ?D

    1 ?D ?D ?D ?D ?D

    erdasarkan gambaran histopatologinya, karsinoma nasofaring dibedakan

    menjadi ! tipe menurut ;>.5,,##,#4  &embagian ini berdasarkan pemeriksaan

    dengan mikroskop elektron di mana karsinoma nasofaring adalah salah satu

    /ariasi dari karsinoma epidermoid. &embagian ini mendapat dukungan lebih dari

    =0B ahli patologi dan tetap dipakai hingga saat ini.

    a. ipe ;> #

    ermasuk di sini adalah karsinoma sel skuamosa ($). ipe ;> #

    mempunyai tipe pertumbuhan yang jelas pada permukaan mukosa

    nasofaring, sel-sel kanker berdiferensiasi baik sampai sedang dan

    menghasilkan ukup banyak keratin baik di dalam dan di luar sel.

     b. ipe ;>

    ermasuk di sini adalah karsinoma non keratinisasi ($*$). ipe ;>

    ini paling banyak /ariasinya, sebagian tumor berdiferensiasi sedang dan

    sebagian sel berdiferensiasi baik, sehingga gambaran yang didapatkan

    menyerupai karsinoma sel transisional.

    . ipe ;> !

    Merupakan karsinoma tanpa diferensiasi ($'). 'i sini gambaran sel-sel

    kanker paling heterogen. ipe ;> ! ini termasuk di dalamnya yang

    dahulu disebut dengan limfoepitelioma, karsinoma anaplastik, lear ell

    arinoma, dan /ariasi spindel.,2

    2.11 Diagnosis Banding

    #=

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    18/31

    $arena nasofaring merupakan bagian faring yang sulit dilihat, untungnya

     banyak manifestasi tak langsung dari karsinoma nasofaringyang bisa

    digunakan untuk menurigai adanya lesi pada nasofaring. ila terjadi

    obstruksi koana, huruf m akan terdengar seperti huruf b dan n seperti

    huruf d. ila pasien mengeluh sengau dan hasil pemeriksaan hidung

    anterior normal dapat diurigai sebagi kelainan nasofaring. ehingga

     beberapa lesi di nasofaring dengan gejala yang hampir mirip bisa dianggap

    sebagai diagnosis banding, misalnya "##

    #. angiofibroma nasofaring

    . ipertrofi adenoid9 adenoid persisten

    !. &olip nasi 9polip antrokoanal

    4. umor dekat dasar tengkorak 

    2.12 Komli#asi

    el-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah bening atau darah,

    mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring. :ang sering

    adalah tulang, hati dan paru. al ini merupakan hasil akhir dan prognosis

    yang buruk. 'alam penelitian lain ditemukan baha karsinoma nasofaring

    dapat mengadakan metastase jauh, ke paru-paru dan tulang, masing-masing

    0 B, sedangkan ke hati #0 B, otak 4 B, ginjal 0.4 B, dan tiroid 0.4 B.

    $omplikasi lain yang biasa dialami adalah terjadinya pembesaran kelenjar 

    getah bening pada leher dan kelumpuhan saraf kranial.

    2.13 Penatala#sanaan

    tadium ? " %adioterapi

    tadium ??-??? " $emoradiasi

    tadium ?D dengan * Jm" $emoradiasi

    tadium D dengan * Km " $emoterapi dosis penuh dilanjutkan

    kemoradiasi

    #. %adioterapi

    ampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting

    dalam penatalaksanaan $*7. Modalitas utama untuk $*7 adalah radioterapi deng

    an atau tanpa kemoterapi. %adioterapi adalah metode pengobatan penyakit

    #1

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    19/31

    malignan dengan menggunakan sinar peng-ion, bertujuan untuk mematikan sel-sel

    tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat disekitar tumor agar 

    tidak menderita kerusakan terlalu berat. $*7 bersifat radioresponsif sehingga

    radioterapi tetap merupakan terapi terpenting. Humlah radiasi untuk keberhasilan

    melakukan radioterapi adalah 5.000 sampai =.000 3y. 'osis radiasi pada kelenjar 

    limfe di leher tergantung pada ukuran sebelum kemoterapi diberikan. &ada

    kelenjar limfe yang tidak teraba diberikan radiasi sebesar 5000 3y, J m

    diberikan 00 3y, antara -4 m diberikan =000 3y dan bila lebih dari 4 m

    diberikan dosis =!10 3y, diberikan dalam 4# fraksi 5,5 minggu. asil

     pengobatan yang dinyatakan dalam angka respons terhadap penyinaran sangat

    tergantung pada stadium tumor. Makin lanjut stadium tumor,

    makin berkurang responsnya. ntuk stadium ? dan ??, diperoleh respons komplit 1

    0B -#00B dengan terapi radiasi. edangkan stadium ??? dan ?D, ditemukan angka

    kegagalan respons lokal dan metastasis jauh yang tinggi, yaitu 50B-10B. Angka

    ketahanan hidup penderita $*7 dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yang

    terpenting adalah stadium penyakit. &asien $*7 stadium ???-?D yang hanya

    diterapi dengan radiasi, angka harapan hidup 5 tahun (5 years sur/i/al rate)

    kurang dari 5 B, dan pada pasien yang telah mengalami metastase ke kelenjar 

    limfe regional, maka angka tersebut turun sampai #-B.

    . $emoterapi

    eara definisi kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat

    menghambat pertumbuhan kanker atau bahkan membunuh sel kanker. >bat-obat

    anti kanker dapat digunakan sebagian terapi tunggal (ati/e single agents),

    tetapi pada umumnya berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potensi

    sitotoksik terhadap sel kanker. elain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satuobat mungkin sensitif terhadap obat lainnya. 'osis obat sitotoksik dapat dikurangi

    sehingga efek samping menurun. eberapa regimen kemoterapi yang antara lain

    isplatin, 5-7luorourail, methotreCate, palitaCel dan doetaCel.

    ujuan kemoterapi untuk menyembuhkan pasien dari penyakit tumor ganas.

    $emoterapi bisa digunakan untuk mengatasi tumor seara lokal dan juga untuk 

    mengatasi sel tumor apabila ada metastasis jauh.

    #2

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    20/31

    &emberian kemoterapi terbagi dalam ! kategori "

    A. $emoterapi adju/ant

    &emberian kemoterapi diberikan setelah pasien dilakukan radioterapi.

    ujuannya untuk mengatasi kemungkinan metastasis jauh dan meningkatkan

    kontrol lokal. erapi adju/an tidak dapat diberikan begitu saja tetapi memiliki

    indikasi yaitu bila setelah mendapat terapi utamanya yang maksimal ternyata"

    - $anker masih ada, dimana biopsi masih positif.

    - $emungkinan besar kanker masih ada, meskipun tidak ada bukti seara

    makroskopis.

    - &ada tumor dengan derajat keganasan tinggi. (oleh karena tingginya resiko

    kekambuhan dan metastasis jauh).

    . $emoterapi neoadju/ant

    &emberian kemoterapi adju/ant yang dimaksud adalah pemberian sitostatika

    lebih aal yang dilanjutkan pemberian radiasi. Maksud dan tujuan pemberian

    kemoterapi neoadju/an untuk mengeilkan tumor yang sensitif sehingga setelah

    tumor mengeil akan lebih mudah ditangani dengan radiasi.

    $emoterapi neoadju/an telah banyak dipakai dalam penatalaksanaan kanker 

    kepala dan leher. Alasan utama penggunaan kemoterapi neoadju/an pada

    aal perjalanan penyakit adalah untuk menurunkan beban sel tumor sistemik pada

    saat terdapat sel tumor yang resisten. Daskularisasi intak sehingga perjalanan ke

    daerah tumor lebih baik. erapi bedah dan radioterapi sepertinya akan memberi

    hasil yang lebih baik jika diberikan pada tumor berukuran lebih keil. eori

    inidapat disingkirkan karena akan terjadi peningkatan efek samping, durasinya,

    dan beban biaya peraatan yang meningkat. 'an yang lebih penting, sel yang bert

    ahan setelah kemoterapi akan menjadi lebih tidak respon setelah dilakukanradioterapi sesudahnya. Alasan praktis penggunaan kemoterapi adju/an adalah

    usaha untuk meningkatkan kemungkinan preser/asi organ dan kesembuhan.

    %egimen kemoterapi yang diberikan isplatin #00 mg9m dengan keepatan

    infus #5- 0 menit perhari yang diberikan dalam # hari dan 5-7 #000mg9m9hari

    seara intra /ena, diulang setiap # hari. ebelum pemberian @isplatin diaali

    dengan hidrasi berupa #.000 m6 saline 0,2B natrium. Manitol 40g diberikan

     bersamaan dengan isplatin infus. etelah pemberian isplatin, dilakukan

    0

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    21/31

     pemberian .000 m6 0,2B natrium garam mengandung 40m8F kalium klorida.

    &asien diberikan antimuntah sebagai profilaksis yang terdiri dari 5-

    hydroCytryptamine-! reseptor antagonis ditambah 0 mg deksametason.

    erdasarkan penelitian pemberian neoadju/an kemoterapi dalam -! siklus

    yangdiberikan setiap ! minggu dengan syarat bila adanya respon terhadap

    kemoterapi.

    @. $emoterapi onurrent

    $emoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi. mumnya dosis

    kemoterapi yang diberikan lebih rendah. iasanya sebagai radiosensitiEer.

    $emoterapi sebagai terapi tambahan pada $*7 ternyata dapat meningkatkan hasil

    terapi terutama pada stadium lanjut atau pada keadaan relaps. asil penelitian

    menggunakan kombinasi isplatin radioterapi pada kanker kepala dan leher 

    termasuk $*7, menunjukkan hasil yang memuaskan. @isplatin dapat bertindak 

    sebagai agen sitotoksik dan radiation sensitiEer. Hadal optimal isplatin masih

     belum dapat dipastikan,

    namun pemakaian seharihari dengan dosis rendah, pemakaian # kali seminggu

    dengan dosis menengah, atau # kali ! minggu dengandosis tinggi telah banyak 

    digunakan. Agen kemoterapi telah digunakan pada pasien dengan reurrent loal

    dan metastati jauh. Agen yang telah dipakai yaitu metothreCa, bleomyin, 5 7,

    isplatin dan arboplatin merupakan agen yang paling efektif dengan respon

     berkisar #5 - !#B. Agen aktif yang lebih baru meliputi paklitaCel dan gemitibin.

    !. >perasi

    indakan operasi pada penderita $*7 berupa diseksi leher radikal dan

    nasofaringektomi. 'iseksi leher dilakukan jika masih terdapat sisa kelenjar paska

    radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar dengan syarat baha tumor primer sudah dinyatakan bersih yang dibuktikan melalui pemeriksaan

    radiologi. *asofaringektomi merupakan suatu operasi paliatif yang dilakukan pad

    a kasus-kasus yang kambuh atau adanya residu pada nasofaring yang tidak 

     berhasil diterapi dengan ara lain.

    4. >bat-obatan itostatika

    'apat diberikan sebagai obat tunggal maupun kombinasi. >bat tunggal

    umumnya dikombinasikan dengan radioterapi. >bat yang dapat dipergunakan

    #

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    22/31

    sebagai sitostatika tunggal adalah methotreCat, metomyine @, 8ndoCan,

    leoyne, 7luorourayne, dan @isplastin. >bat ini memberikan efek adiktif dan

    sinergistik dengan radiasi dan diberikan pada permulaan seri pemberian radiasi.

    >bat bisa juga diberikan sebelum dan sesudah penyinaran sebagai sandih

    terapy.

    >bat kombinasi diberikan sebagai pengobatan lanjutan setelah radiasi, serta

     penting pada pengobatan karsinoma yang kambuh. anyak kombinasi obat ganda

    yang dipakai antara lain kombinasi" @M7 (Adriamyin, @ylophosphamide,

    MethotreCat dan 7luoroail), A' (Adriamyin, leomyin, mblastin dan

    'earbaEine), @>MA (@ylophosphamide, Dinristine, MethotreCat, dan

    Adriamyin). 5,2,##,#4

    5. ?munoterapi

    'alam pengobatan keganasan, imunoterapi telah banyak dilakukan di klinik 

    onkologi, tetapi sampai saat ini tampaknya masih merupakan penelitian dan

     perobaan. ntuk karsinoma nasofaring telah dilakukan penelitian antara lain

    dengan menggunakan interferon dan &oly ?@6@. 5

    . >bat Anti/irus

    Aylo/ir dapat menghambat sintesis '*A /irus sehingga dapat

    menghambat pertumbuhan /irus termasuk juga Dirus 8pstein arr. >bat anti/irus

    ini penting pada karsinoma nasofaring anaplastik yang merupakan 8D arrying

    tumor dengan '*A 8D positif.

    .

    2.1! P$ognosis

    Angka bertahan hidup 5 tahun yaitu =,2B untuk stadium ?, 5B untuk 

    stadium ??, !1,4B untuk stadium ???, dan hanya #,4B untuk stadium ?D.

    &rognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti " stadium yang lebih

    lanjut, usia lebih dari 40 tahun, laki-laki dari pada perempuan, ras @ina dari

     pada ras kulit putih, adanya pembesaran kelenjar leher, adanya kelumpuhan

    saraf otak, adanya kerusakan tulang tengkorak, dan adanya metastasis jauh.

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    23/31

    BAB III

    LAP/0AN KASUS

    3.1 Identitas Pende$ita

     *ama " *$ 

    empat9tanggal lahir " atiriti, !# 'esember #20

    mur " 55 tahun

    Henis $elamin " &erempuan

    &ekerjaan " ?bu %umah angga

    Agama " indu

    &endidikan " ------

    Alamat " Hl.aturiti no.!5 edugul *

    tatus perkainan " udah menikah

    3.2 Anamnesis

    Kelan Utama  *yeri kepala sejak # minggu yang lalu dan benjolan di

    leher kanan sejak L bulan yang lalu.

    Pe$*alanan Pen4a#it &asien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak #

    minggu yang lalu. Aalnya pasien mendapati benjolan di leher kanan sejak L

     bulan yang lalu. &asien juga mengeluhkan dengingan pada telinga. $eluhan

    ini dirasakan seiring dengan membesarnya benjolan di leher. &asien

    menjelaskan baha benjolan sudah ada di leher sejak bulan yang lalu dan

    membesar seara progresif. &asien tidak mengalami batuk, pilek, mimisan.

    0i5a4at en4a#it te$dal &asien tidak pernah mengalami penyakit

    kronik dan keluhan serupa sebelumnya.

    0i5a4at Kela$ga idak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang

    sama seperti yang dialami pasien. idak ada riayat penyakit tumor di

    keluarga.

    0i5a4at Sosial dan Ling#ngan  &asien bekerja sebagai ibu rumah tangga,

    tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak merokok.

    !

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    24/31

    3.3 Peme$i#saan "isi# 

    6ital Sign

    $eadaan umum " aik 

    $esadaran " @ompos Mentis

    ekanan darah " #0910 mmg

     *adi " 10C9menit

    %espirasi " 0C9menit

    emperatur " !1@

    Stats )ene$al

    $epala " *ormoephali

    Muka " imetris, parese ner/us fasialis N9

    Mata " Anemis -9-, ikterus -9-, reflek pupil N9N isokor 

    " esuai status lokalis

    6eher " &embesaran kelenjar getah bening 6e/el ??, padat, terfiksir 

      diameter L m.

    horak " @or " # tunggal, reguler, murmur O 

      &o " Desikuler N9N, %honki -9-, ;h -9-

    Abdomen " 'istensi (-), (N) *, hepar9lien tidak teraba

    8kstremitas" dalam batas normal

    Stats lo#alis THT

    Telinga Kanan Ki$i

    'aun telinga * *

    6iang telinga lapang lapang

    'isharge - -

    Membran timpani intak intak  umor - -

    Mastoid * *

    es pendengaran "

    ;eber tidak die/aluasi

    %inne tidak die/aluasi

    habah tidak die/aluasi

    es alat keseimbangan tidak die/aluasi

    4

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    25/31

    Hidng Kanan Ki$i

    idung luar * *

      @a/um nasi lapang lapang

      eptum nasi de/iasi tidak ada

      'isharge - -

    Mukosa merah muda merah muda

    umor - -

    @onha dekongesti dekongesti

     *aso-endoskopi tampak massa pada rosenmuller fossa yang

    meluas ke atap nasofaring

    Tenggo$o#an

    'ispneu " -

    ianosis " -

    Mukosa " merah muda

    'inding belakang faring " normal

    uara " tidak ada kelainan

      onsil " #9# tenang

    3.! 0esme

    &enderita mengeluh nyeri kepala sejak # minggu lalu dan benjolan di leher 

    kanan L sejak bln yang lalu disertai telinga mendengung. &ada

     pemeriksaan naso-endoskopi ditemukan peninggian massa pada

    rosenmuller fossa yang meluas ke atap nasofaring .

    3.% Diagnosis

    $*7 stage ?? (#*M0)

    3.& Uslan Peme$i#saan Lan*tan

    &emeriksaan laboratorium dan @-san.

    3.' 0en7ana Te$ai

    8 &araetamol ! C 500 mg

    8 Ditamin #, , # C# tablet

    5

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    26/31

    8 %anitidin C#

    8 AmbroCol !C#

    8 @ek 6ab

    8 %aat inap

    8 $emoterapi (reCel #00mg dan @isplatin #00mg)

    3.( P$ognosis

    'ubius

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    27/31

    BAB I6

    PEBAHASAN

    eorang perempuan usia 55 tahun, yang bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga

    mengeluh adanya benjolan di leher sebelah kanan sejak bulan yang lalu. 'isertai

     juga gejala lain berupa sakit kepala dan telinga mendengung.

    enjolan di leher yang dialami pasien akibat dari pembengkakan kelenjar 

    getah bening leher yang dapat saja merupakan bagian dari metastasis tumor ke

    kelenjar getah bening regional di area leher, apalagi pembesarannya terjadi seara

     progresif.

    &ada karsinoma nasofaring, sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah

    tumbuh atau tumor tidak tampak karena masih terdapat di baah mukosa

    (creeping tumor ). 3ejala diploplia dan rasa tebal di pipi kiri yang dialami pasien

    merupakan akibat dari penjalaran melalui foramen laserum yang mengenai saraf 

    otak ke ???, ?D, D? dan juga ke D.

    ;alaupun karsinoma nasofaring tidak termasuk tumor genetik, tetapi

    kerentanan terhadap $*7 pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjoldan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi menunjukkan gen 6A (human

    leukoyte antigen) dan gen pengkode enEim sitokrom p4508 (@:&8#)

    kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap $*7, mereka berkaitan dengan

    sebagian besar $*7.

     Meskipun beberapa faktor risiko $*7 tidak dapat dikontrol, ada beberapa

    yang dapat dihindari dengan melakukan perubahan gaya hidup. &enerangan akan

    kebiasaan hidup yang salah, mengubah ara memasak makanan untuk menegah

    akibat yang timbul dari bahan-bahan yang berbahaya. &enyuluhan mengenai

    lingkungan hidup yang tidak sehat, meningkatkankeadaan sosial-ekonomi dan

     berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.

    Melakukan tes serologik ?gA-anti D@A dan ?gAanti 8A bermanfaat dalam

    menemukan karsinoma nasofaring lebih dini.

    Adapun kriteria klinik untuk dugaan $*7 (formula 'igby) adalah sebagai

     berikut"

    =

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    28/31

    #. Massa terlihat pada nasofaring (5)

    . 6imfadenopati di leher (5)

    !. 3angguan pada hidung yang khas (#5)

    4. 3angguan pada telinga yang khas (5)

    5. $arakteristik terhadap gangguan satu atau lebih paralysis saraf (5)

    . akit kepala unilateral 9 bilateral (5)

    =. 8Cophtalmus (5)

    erdasarkan dari riteria 'igby, pada pasien didapatkan skor 0, sehingga

    memenuhi riteria untuk dugaan $*7.

    'alam menentukan stadium kanker pasien, diperlukan pemeriksaan tambahan

    untuk mengetahui besarnya tumor, serta metastase. 'ari hasil biopsi jaringan

    nasofaring tampak sel-sel ganas epitel yang berdiferensiasi jelek dengan latar

     belakang jaringan limfosit. &ada foto thorak didapatkan kesan paru dan jantung

    normal dan tidak tampak proses metastase pada paru dan tulang. &ada hasil @-

    san didapatkan kesan sesuai dengan gambaran massa nasopharynC kanan dengan

     pembesaran $3 @olli kanan (*#MC) dan tidak tampak kelainan di

     parenhym otak. atalaksana yang paling sesuai dengan stadium penyakit ini

    adalah kemoradiasi.

    1

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    29/31

    BAB 6

    KESIPULAN

    &ada kasus ini, terdapat kesesuaian gejala klinis yang dikeluhkan

     pasien dan hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan berdasarkan teori yang

    ada. $*7 pada kasus ini diklasifikasikan ada stage ?? (#*Mo) karena

    melalui pemeriksaan penunjang berupa G-ray, @-san, dan biopsi

    ditemukan tumor telah meluas ke jaringan lunak dan bermetastasi $3

    unilateral, namun belum ditemukan metastasis jauh.

    ebaiknya pasien diberikan pengertian mengenai mengenai

     penyakit tersebut dan terapinya agar pasien kooperatif dalam melakukan

     pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian terapi.

    2

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    30/31

    DA"TA0 PUSTAKA

    #. Munir M. $eganasan di bidang telinga hidung tenggorok. 'alam" uku

    ajarilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher, ed ,

    Hakarta"alai &enerbit 7$?P00=. #..

    . Ma H, 6iu 6, ang 6,

  • 8/18/2019 Responsi kanker nasopharynx

    31/31

    #. ao, heng-&o dan sang, *gan-Ming. 0#0. Surgical (anagement of 

     Recurrent Nasopharyngeal Carcinoma. @hang 3ung Med H Dol. !! *o. 4.

    #!. Heyakumar, Anita et al . 00. %e/ie of *asopharyngeal @arinoma.

     )N#)ar$ Nose * #hroat +ournal (arch ,--./ #4. 6eu, :i-hing dan 6ee, Hehn-@huan. 002. +@arinoma in the &harynC"

     *asopharynC, >ropharynC and ypopharynC.  +/ Chinese 0ncol/ Soc.

    5(), #0-##!.

    #5. Maitra, Anirban dan $umar, Dinay. 00=. +&aru dan aluran *apas Atas.

    'isunting oleh Dinay $umar   %amEi @otran, dan tanley 6. %obbins.

     1uku 23ar Patologi Robbins, 8d. =, Dol.. Hakarta " 83@.

    #. %oeEin, A/erdi dan yafril, Anida. 00. +$arsinoma *asofaring.

    'isunting oleh 8fiaty Arsyad oepardi dan *urbaiti ?skandar. 1uku 23ar  Ilmu Kesehatan #elinga %idung #enggorokan Kepala * &eher , 8disi

    $eenam. Hakarta " 7$?.

    #=. ;idjoseno-3ardjito. 005. +indakan edah >rgan dan istem >rgan,

    $epala dan 6eher. 'isunting oleh % jamsuhidajat dan ;im de Hong.

     1uku 23ar Ilmu 1edah$ )d/ ,. Hakarta" 83@

    #1. ;ei, ;illiam ?. 00#. *asopharyngeal @aner" @urrent tatus of 

    Management. 2rch 0tolaryngol %ead Neck Surg . 00#P#="=-=2.

    #2. Marur, dan 7orastiere A.A. 001. ead and *ek @aner" @hanging

    8pidemiology, 'iagnosis, and reatment.  (ayo Clin Proc. April

    001P1!(4)"412-50#