Post on 28-Oct-2020
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PETA SITUASI iii
PETA SITUASI
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) Model Kendilo ditetapkanmelalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27Desember 2013 dengan wilayah kelola di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.Penetapan tersebut diarahkan untuk menjadi solusi pengelolaan hutan khususnya diwilayah selatan Kabupaten Paser guna mewujudkan pengelolaan yang lestari, efektifdan efisien. Mengacu pada isu strategis yang berkembang seperti: kelembagaan yangmandiri, kepastian kawasan dan tenurial, pengelolaan hutan secara lestari, rehabilitasihutan dan lahan, serta ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan terbuka,pengelolaan KPHP Model Kendilo mengusung visi “Mewujudkan Wilayah PengelolaanHutan KPHP Model Kendilo yang Terpadu sebagai Penyangga Fungsi EkologisDaerah Aliran Sungai dan Bernilai Ekonomi Bagi Masyarakat serta BerperspektifPerubahan Iklim”.
Guna mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pengelolaan sebagaiberikut: 1) Memantapkan dan mengoptimalkan tata kelola dan pemanfaatan kawasanhutan dalam bentuk penguatan kapasitas dan kemandirian KPHP Model Kendilo gunamendukung inventarisasi potensi kawasan, tata batas kawasan hutan danpengembangan aneka usaha kehutanan berbasis keterlibatan masyarakat; 2)Meningkatkan kualitas dan kuantitas nilai ekologis hutan KPHP Kendilo melaluikegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan/lahan kritis serta kegiatan perlindungan dankonservasi sumber daya hutan dan ekosistem; 3) Meningkatkan koordinasi yangsinergis dengan pemegang izin yang melaksanakan pemanfaatan hasil hutan danpenggunaan kawasan hutan melalui monitoring dan evaluasi perizinan di wilayahKPHP Model Kendilo; 4) Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui peningkatanpartisipasi kelompok masyarakat dalam bentuk kerjasama pola kemitraan agroforestryyang multi bisnis/usaha; dan 5) Mengoptimalkan peran dan partisipasi parastakeholder dalam mendukung tugas dan fungsi KPHP Model Kendilo
Visi dan Misi tersebut akan diwujudkan melalui Rencana Pengelolaan HutanJangka Panjang (RPHJP) KPHP Model Kendilo 2017-2026 sebagai berikut:
1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan HutanKegiatan inventarisasi akan dilakukan secara berkala lima tahunan dari kondisi
awal, kondisi 5 tahun berikutnya dan kondisi 10 tahun berikutnya sehingga dapatdiketahui dengan tepat potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-ekonomidan perubahan yang terjadi di wilayah KPH selama kurun waktu tersebut. Rencanapenataan hutan yang akan dilaksanakan meliputi kegiatan tata batas luar wilayahpengelolaan KPHP Model Kendilo dengan panjang tata batas 411,46 km dan penataanbatas blok kelola sepanjang 772,7 km yang melingkupi 7 unit.
2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah TertentuWilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo memiliki luas 83.972 ha yang akan
dikelola oleh KPHP Model Kendilo baik dengan pola swakelola maupun dengankemitraan atau kerja sama dengan investor, masyarakat ataupun pihak lain yangberminat. Prioritas kegiatan pada pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di dalamwilayah KPHP Model Kendilo direncanakan pada pengembangan 3 (tiga) corebusinesses di blok-blok yang telah ditentukan. Pengembangan usaha tersebut adalahsebagai berikut: (1) Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman melalui polakemitraan agroforestry; (2) Pengelolaan dan pengembangan HHBK, seperti: rotan,tumbuhan obat, damar, lebah madu, air mineral, aren dan gaharu; serta (3)Pengelolaan jasa lingkungan untuk wisata alam dan penyerapan karbon.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RINGKASAN EKSEKUTIF v
3. Pemberdayaan MasyarakatKegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan yang lokasinya beradapada wilayah yang telah terdapat aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutantersebut atau masyarakat memiliki akses yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebutdan berada di luar areal izin pengusahaan hutan. Fasilitasi pembentukan kelompoktani hutan dilakukan secara kemitraan antara lembaga pengelola KPHP Model Kendilo,Dinas Kehutanan dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan. Secara spasial lokasi blok pemberdayaan masyarakat tersebar di empatkecamatan dengan total luas 24.578 Ha.
4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan KawasanHutan pada Areal yang Berizin
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pada areal KPHP-Model Kendiloyang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan selamajangka 2017-2026 di KPHP-Model Kendilo adalah sebagai berikut: (1) Inventarisasiizin-izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan; (2) Pembinaan, monitoring danevaluasi pemanfaatan hutan pada hutan lindung; (3) Pembinaan, monitoring danevaluasi pemanfaatan hutan pada hutan produksi; dan (4) Pembinaan, monitoring,evaluasi dan pelaporan penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan, saranaperhubungan/jalan, sarana telekomunikasi/radio, pinjam pakai kawasan hutan, dantransmigrasi.
5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar IzinRencana lokasi penyelenggaraan rehabilitasi diarahkan pada areal-areal yang
tutupan hutannya telah terbuka atau yang memiliki penutupan semak belukar sebagaiakibat aktivitas perambahan masyarakat pada kawasan hutan, mengingat fungsi utamadari hutan DAS Kendilo sebagai perlindungan dan pengawetan tata air dan hidrologi.Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada kawasan hutan mengacu pada sebaran LMUPrioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil inventarisasikondisi lapangani. Lokasi prioritas sasaran rehabilitasi wilayah KPHP Model Kendiloseluas 63.713 ha melalui kegiatan: (a) reboisasi; (b) pemeliharaan tanaman; (c)pengayaan tanaman; dan (d) penerapan teknik konservasi tanah
6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasi danReklamasi pada Areal yang Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan Hutannya
Rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi danreklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaankawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026 adalah sebagai berikut: 1)Identifikasi lahan kritis pada lahan yang dibebani izin/hak pada hutan produksi danhutan lindung; 2) Penyusunan rencana pengelolaan rehabilitasi lahan (RPRL) danRencana Tahunan Rehabilitasi Lahan (RTnRL); 3) Pembinaan, pemantauan danevaluasi pelaksanaan rehabilitasi hutan oleh pemegang izin pemanfaatan dan ataupenggunaan kawasan hutan; 4) Membuat rencana reklamasi hutan yang meliputiinventarisasi lokasi, penetapan lokasi reklamasi hutan; 5) Pembinaan, pemantauandan evaluasi pelaksanaan reklamasi hutan oleh pemegang izin/hak; 6) Pembinaanpenyelenggaraan pengelolaan DAS (pengelolaan DAS terpadu, base line data DASdan peta lahan kritis); 7) Kampanye Pengelolaan DAS Terpadu; dan 8) Monitoring danEvaluasi.
7. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi HutanUpaya perlindungan hutan yang direncanakan adalah: (1) Indentifikasi faktor-
faktor yang menyebabkan kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan; (2)Identifikasi dan inventarisasi serta pembuatan peta kawasan rawan kerusakan dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RINGKASAN EKSEKUTIF vi
keamanan kawasan hutan; 3) Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahanserta perundang-undangan kehutanan; 4) Patroli pengamanan hutan; 5) Penyidikan,penegakan hukum, advokasi dan konsultasi bantuan hukum; 6) Pencegahan danpemadaman kebakaran hutan dan lahan; 7) Penanganan pasca kebakaran; dan 8)Pembangunan sistem informasi kebakaran hutan dan lahan. Sementarapenyelenggaraan konservasi sumberdaya alam meliputi: (1) Identifikasi dan pemetaankawasan hutan bernilai konservasi tinggi atau High Conservation Value Forest (HCVF);(2) Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan HCVF; (3) Monitoring dan evaluasipengelolaan kawasan lindung dan HCVF; (4) Pengawetan keanekaragaman jenistumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan (5) Pemanfaatan secara lestari SDAhayati dan ekosistemnya.
8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang IzinFungsi kerja KPH dalam penyelenggaraan pengelolaan hutan secara operasional
diantaranya melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaanhutan yang dilaksanakan oleh pemegang izin pemanfaatan hutan dan penggunaankawasan hutan, pada ruang lingkup perencanaan : pemanfaatan dan penggunaankawasan; perlindungan dan konservasi SDA; rehabilitiasi hutan dan lahan;pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan investasi.
9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan StakeholderTerkait
Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkaitdengan KPHP Kendilo untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasiprogram dan kegiatan KPHP Model Kendilo, sekaligus mengkomunikasi keberadaan,tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Kendilo, karena itu dilakukan kegiatan sebagaiberikut: 1) melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukankegiatan di wilayah KPHP Model Kendilo lebih detail termasuk kewenangannya terkaitpembangunan KPHP Model Kendilo; 2) melakukan integrasi program dan kegiatandengan instansi dan stakeholders terkait; dan 3) melakukan pengembangan programbersama dan pembentukan forum komunikasi.
10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDMSebagai lembaga baru tentunya memerlukan rekrutan SDM untuk
menjalankannya. Prioritas SDM pada periode 10 tahun ke depan adalah sebanyak 38orang dengan kualifikasi SLTA sampai dengan Sarjana (S2). Disamping pemenuhankebutuhan jumlah aparatur, pengembangan aparatur juga perlu dilakukan baikstruktural maupun fungsional dengan mengikuti berbagai bentuk pendidikan danpelatihan yang direncanakan sebanyak 33 diklat selama 10 tahun.
11. Penyediaan PendanaanSelama jangka waktu lima tahun pengelolaan awal, sumber pendanaan
pembangunan KPHP Kendilo diharapkan berasal dari APBN, DBH-DR Kehutanan,DAK bidang kehutanan, DAU (pendamping DAK), dan APBD murni Prov. Kaltim. Padatahap lima tahun kedua ( Tahun 2022 – 2026), KPHP Model Kendilo sudah harusmandiri dengan sumber pendanaan berasal dari hasil investasi dan bagi hasilkemitraan. Dana pemerintah maupun lembaga donor hanya bersifat pendamping ataufasilitasi non fisik. Investasi yang dikembangkan terutama pada wilayah tertentu untukpemanfaatan HHK-HT, jasa lingkungan dan HHBK dengan menjalin kerja samadengan pihak investor / swasta. Bagi hasil kemitraan di peroleh dari hasil panen produkagroforestry dan sejenisnya di wilayah blok pemberdayaan masyarakat, dengan tetapmengutamakan kelompok tani hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RINGKASAN EKSEKUTIF vii
12. Pengembangan DatabaseTujuan pengembangan sistem database dan informasi KPHP Model Kendilo
adalah untuk menyediakan data dan informasi yang dapat diakses dengan mudah olehpara stakeholders untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunankehutanan serta materi promosi investasi dengan menyediakan data potensi wilayahkelola KPHP Model Kendilo serta peluang investasi. Database ini disusun secarasistematik dan berbasis komputerisasi internet dengan tahapan sebagai berikut: 1)pengadaan peralatan pendukung database (Komputer, program dan jaringan internet);2) pengelolaan database biogeofisik, sosial ekonomi budaya, pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan; 3) pembangunan database kehutanan berbasis SistemInformasi Geografis (spasial); 4) penyusunan protokol dan mekanisme pertukarandata; dan 5) pembangunan sistem komputerisasi dan internet.
13. Rasionalisasi Wilayah KelolaRasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo setiap 10 tahun sekali, melalui
evaluasi efektifitas dan efisiensi pengelolaan yang telah dilakukan, memonitoringperubahan kondisi lapangan dan selalu up to date terhadap status perijinan dan hasiltata batas. Beberapa kegiatan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP ModelKendilo adalah : 1) menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelolaKPHP Model Kendilo per lima tahun; 2) menyusun bahan evaluasi rasionalisasiwilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun ke 10; 3) menyusun rencanarasionalisasi wilayah kelola untuk dijadikan penetapan RPHJP KPHP Model Kendilotahun 2027 – 2036; 4) pembahasan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP ModelKendilo dengan stakeholder terkait; dan 5) penetapan Rencana Rasionalisasi wilayahKelola KPHP Model Kendilo pada RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2027 – 2036.
14. Review Rencana PengelolaanDokumen Rencana Kelola Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026 akan dilakukan review dikarenakan terjadinya dinamika politik dansosial, ekonomi, budaya di wilayah KPHP Model Kendilo. Kegiatan review pengelolaanwilayah KPHP Model Kendilo pada lima tahunan sebagai berikut : 1) menginventarisasihasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo per tahun; 2)Menyusun bahan evaluasi review wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun ke –5; 3) menyusun rencana review kegiatan wilayah kelola untuk dijadikan bahanpenetapan review RPHJP KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026; 4) pembahasanrencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun 2017-2026; dan 5)penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
15. Pengembangan InvestasiPengembangan investasi di wilayah KPHP Model Kendilo terbagi dalam dua
kelompok investasi yaitu : Kelompok investasi di wilayah non tertentu kelompokinvestasi di wilayah tertentu. Investasi di wilayah tertentu akan diarahkan pada duasasaran yaitu : 1) investasi kerja sama antara KPHP Model Kendilo dengan pihakInvestor dari BUMN, BUMD dan swasta; dan 2) investasi kemitraan antara KPHPModel Kendilo dengan kelompok tani hutan, koperasi desa dan BUMDES. Investasibisnis yang akan dikembangkan adalah pengelolaan hasil hutan kayu-hutan tanamandan pengembangan pembenihan/pembibitan, serta pengelolaan Hasil Hutan BukanKayu (HHBK). HHBK yang menonjol adalah pengelolaan perlebahan, gaharu,tumbuhan obat, aren, karet dan air mineral.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
KATA PENGANTAR ix
KATA PENGANTAR
KPHP (Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi) Model Kendilo ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27
Desember 2013 dengan wilayah kelola di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.
Penetapan tersebut diarahkan untuk menjadi solusi pengelolaan hutan di Kabupaten
Paser guna mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari, efektif dan efisien.
Guna memberikan arahan pengelolaan yang terkait dengan kawasan,
kelembagaan, sumberdaya manusia, dan usaha, disusunlah dokumen Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model 2017-2026. Dokumen ini menjadi
dasar pengelolaan yang nantinya akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Pengelolaan
Hutan Jangka Pendek (tahunan) dengan mengusung Visi Pengelolaan ” Mewujudkan
Wilayah Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo yang Terpadu sebagai Penyangga
Fungsi Ekologis Daerah Aliran Sungai dan Bernilai Ekonomi Bagi Masyarakat serta
Berperspektif Perubahan Iklim ”.
Sangat disadari bahwa dokumen ini masih sarat dengan kekurangan oleh
karena keterbatasan data dan informasi wilayah yang terkait dengan pengelolaan KPH.
Kendatipun demikian, kekurangan tersebut diharapkan dapat terus dilengkapi dengan
berjalannya pengelolaan melalui proses review lima tahunan dan rasionalisasi.
Penyusunan dokumen ini didukung oleh berbagai pihak, antara lain Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Balai Pemantapan Kawasan
Hutan (BPKH) Wilayah IV Samarinda, Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi
(BPHP) Wilayah XI Samarinda, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Paser, pakar dari
UPT. Ekosistem Tropis dan Pembangunan Berkelanjutan Universitas Mulawarman
serta seluruh para pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan
pembangunan KPHP Model Kendilo. Atas partisipasi dan dukungannya disampaikan
penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya.
Tana Paser, Desember 2016
Kepala KPHP Model KendiloKabupaten Paser,
Muhammad Hijrafie, ST, MTNIP. 19781120 200212 1 003
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................... iLembar Pengesahan ......................................................................................... iiPeta Situasi........................................................................................................ iiiRingkasan Eksekutif ......................................................................................... ivKata Pengantar.................................................................................................. viiiDaftar Isi............................................................................................................. ixDaftar Tabel ....................................................................................................... xiiiDaftar Gambar ................................................................................................... xviiiDaftar Lampiran................................................................................................. xix
I. PENDAHULUAN ................................................................................ I-1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. I-11.2. Tujuan............................................................................................... I-31.3. Sasaran ............................................................................................ I-31.4. Ruang Lingkup.................................................................................. I-51.5. Batasan Pengertian........................................................................... I-6
II. DESKRIPSI KAWASAN .................................................................. II-1
2.1. Risalah Wilayah KPHP Model Kendilo .............................................. II-12.1.1. Deskripsi dan Gambaran Umum Wilayah .............................. II-1
2.1.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi.......................... II-12.1.1.2. Kondisi Geofisik Kawasan........................................ II-3
2.1.1.2.1. Geologi dan Tanah................................... II-32.1.1.2.2. Klimatologi ............................................... II-32.1.1.2.3. Topografi, Ketinggian Tempat dan Kelas
Kelerengan............................................... II-62.1.1.2.4. Hidrologi................................................... II-6
2.1.1.3. Aksesibilitas Kawasan dan Infrastruktur ................... II-92.1.1.3.1. Aksesibilitas ............................................. II-92.1.1.3.2. Infrastruktur.............................................. II-13
2.1.1.4. Fungsi Kawasan Hutan ............................................ II-142.1.1.5. Batas Wilayah .......................................................... II-17
2.1.2. Sejarah Pengelolaan Kawasan .............................................. II-172.1.2.1. Sejarah Pengelolaan Hutan Produksi....................... II-182.1.2.2. Sejarah Pengelolaan Hutan Lindung........................ II-19
2.1.3. Pembagian Unit dan Blok Pengelolaan.................................. II-212.2. Potensi Wilayah KPHP Model Kendilo .............................................. II-25
2.2.1. Vegetasi ................................................................................ II-252.2.1.1. Penutupan Vegetasi................................................. II-252.2.1.2. Kehadiran Jenis ....................................................... II-25
2.2.2. Potensi Kayu dan Non Kayu .................................................. II-292.2.2.1. Potensi Kayu............................................................ II-292.2.2.2. Potensi Non Kayu .................................................... II-32
2.2.3. Flora dan Fauna Langka........................................................ II-342.2.3.1. Flora Langka............................................................ II-342.2.3.2. Fauna Langka .......................................................... II-34
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI x
2.2.4. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ........................... II-352.3. Informasi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat di Dalam dan
Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo ............................................... II-422.3.1. Demografi .............................................................................. II-42
2.3.1.1. Kependudukan......................................................... II-422.3.1.2. Tingkat Pendidikan................................................... II-452.3.1.3. Kesehatan................................................................ II-47
2.3.2. Kondisi Perekonomian Masyarakat........................................ II-482.3.2.1. Mata Pencaharian.................................................... II-482.3.2.2. Kelestarian Sumber Daya Alam ............................... II-51
2.3.3. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat........................................ II-512.3.3.1. Budaya dan Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat.... II-512.3.3.2. Kelembagaan/Organisasi Masyarakat Desa............. II-52
2.4. Situasi Wilayah KPHP Model Kendilo Terkait Izin-izin PemanfaatanHutan dan Penggunaan Kawasan Hutan .......................................... II-522.4.1. Pemanfaatan Hutan dan Hasil Hutan Kayu............................ II-522.4.2. Penggunaan Kawasan Hutan ................................................ II-53
2.5. Kondisi Posisi KPHP Model Kendilo dalam Perspektif Tata RuangWilayah dan Pembangunan Daerah.................................................. II-542.5.1. Perspektif Tata Ruang Wilayah.............................................. II-542.5.2. Perspektif Pembangunan Daerah .......................................... II-61
2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan ........................................ II-63
III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN ................................................. III-1
3.1. Visi dan Misi Pengelolan KPHP Model Kendilo ................................. III-13.2. Misi Pengelolaan KPHP Model Kendilo............................................. III-23.3. Tujuan Pengelolaan KPHP Model Kendilo ........................................ III-3
IV. ANALISIS DAN PROYEKSI .......................................................... IV-1
4.1. Analisis Data dan Informasi .............................................................. IV-24.1.1. Analisis Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan........... IV-24.1.2. Analisis Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan..................................................................................... IV-34.1.3. Analisis Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan ............................ IV-44.1.4. Analisis Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Hutan.. IV-74.1.5. Analisis Pemberdayaan Masyarakat...................................... IV-9
4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Kendilo ............................... IV-104.2.1. Proyeksi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan ......... IV-104.2.2. Proyeksi Kondisi Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan ..................................................................... IV-124.2.3. Proyeksi Kondisi Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan .............. IV-144.2.4. Proyeksi Kondisi Perlindungan, Pengamanan dan
Konservasi Hutan .................................................................. IV-154.2.5. Proyeksi Kondisi Pemberdayaan Masyarakat ........................ IV-17
4.3. Analisis Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam PengelolaanKPHP Model Kendilo ........................................................................ IV-18
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI xi
V. RENCANA KEGIATAN.................................................................... V-1
5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan ............... V-15.1.1. Inventarisasi Berkala Lima Tahunan...................................... V-25.1.2. Tata Batas Luar Wilayah........................................................ V-55.1.3. Penataan Batas Blok ............................................................. V-7
5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu...................................... V-95.2.1. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Tanaman................ V-135.2.2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu .................................. V-175.2.3. Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Penyerapan Karbon V-21
5.3. Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. V-305.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan
Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin .......................................... V-375.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin.......................................... V-41
5.5.1. Lokasi Kegiatan Rehabilitasi.................................................. V-415.5.2. Kegiatan Teknis Rehabilitasi Hutan ....................................... V-435.5.3. Model Rehabilitasi Hutan dan Lahan ..................................... V-45
5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pelaksanaan Rehabilitasidan Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atau Izin Pemanfaatandan Penggunaan Kawasan Hutannya ............................................... V-48
5.7. Penyelenggaraan Perlindungan, Pengamanan dan KonservasiHutan ................................................................................................ V-525.7.1. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan .................................. V-52
5.7.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang menyebabkanKerusakan Hutan, Kawasan Hutan dan Hasil Hutan V-52
5.7.1.2. Identifikasi dan Pembuatan Peta Kawasan RawanKeamanan Hutan ..................................................... V-52
5.7.1.3. Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan danLahan serta Perundang-undangan Kehutanan......... V-53
5.7.1.4. Patroli Pengaman Hutan .......................................... V-535.7.1.5. Penyidikan,Penegakan Hukum, Advokasi dan
Konsultasi Bantuan Hukum ...................................... V-545.7.1.6. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan
dan Lahan................................................................ V-545.7.1.7. Penanganan Pasca Kebakaran................................ V-545.7.1.8. Pembangunan Sistem Informasi Kebakaran Hutan
dan Lahan................................................................ V-555.7.2. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Alam................. V-56
5.7.2.1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan ........... V-565.7.2.2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
dan Satwa Beserta Ekosistemnya............................ V-585.7.2.3. Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan
Ekosistemnya........................................................... V-585.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antar Pemegang Izin V-625.9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan
Stakeholder Terkait ........................................................................... V-705.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM .................................. V-755.11. Penyediaan Pendanaan.................................................................... V-805.12. Pengembangan Database................................................................. V-835.13. Rasionalisasi Wilayah Kelola ............................................................ V-855.14. Review Rencana Pengelolaan .......................................................... V-925.15. Pengembangan Investasi.................................................................. V-94
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR ISI xii
VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN .... VI-1
VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ................. VII-1
7.1. Pelaksana Pemantuan, Evaluasi dan Pelaporan............................... VII-17.2. Tahapan Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan .......... VII-2
7.2.1. Tahap Pemantauan ............................................................... VII-37.2.2. Tahap Evaluasi ...................................................................... VII-7
7.3. Peninjauan Ulang Rencana Pengelolaan .......................................... VII-97.4. Pelaporan ......................................................................................... VII-11
VIII. PENUTUP ............................................................................................. VIII-1
Daftar Pustaka .................................................................................................. xx
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II-1. Cakupan Wilayah KPHP Model Kendilo Menurut AdministrasiPemerintahan ........................................................................... II-1
Tabel II-2. Jenis Tanah dan Batuan Induk pada Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo........................................................................... II-3
Tabel II-3. Banyaknya Curah Hujan di Wilayah KPHP Model KendiloTahun 2013 .............................................................................. II-4
Tabel II-4. Banyaknya Curah Hujan di Wilayah KPHP Model KendiloTahun 2014 .............................................................................. II-4
Tabel II-5. Banyaknya Hari Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun2013 ......................................................................................... II-5
Tabel II-6. Banyaknya Hari Hujan di Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun2014 ......................................................................................... II-5
Tabel II-7. Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Kabupaten Paser yangMelingkupi Wilayah KPHP-Model Kendilo BerdasarkanKetinggian di Atas Permukaan Laut (m dpl).............................. II-6
Tabel II-8. Kelas Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo ........... II-6
Tabel II-9. Sungai-sungai Utama yang Mengalir di Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo........................................................................... II-7
Tabel II-10. Kondisi Aksesibilitas Jalan pada Masing-Masing Desa diWilayah KPHP Model Kendilo................................................... II-10
Tabel II-11. Sumber Listrik Desa-desa di Kabupaten Paser ........................ II-13
Tabel II-12. Luas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo BerdasarkanFungsi Kawasan Hutan............................................................. II-14
Tabel II-13. Status Tata Batas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo........... II-17
Tabel II-14. Pembagian Wilayah KPHP Model Kendilo Berdasarkan IzinPemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan ...................... II-22
Tabel II-15. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHPModel Kendilo........................................................................... II-23
Tabel II-16. Gambaran Detil Tipe Penutupan Lahan Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo........................................................................... II-25
Tabel II-17. Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan AlamProduksi (Hutan Sekunder-Tegakan Bekas Tebangan) HasilInventarisasi Tegakan Izin Pinjam Pakai Kawasan ................... II-26
Tabel II-18. Daftar Jenis Pohon pada Wilayah KPHP Model Kendilo........... II-27
Tabel II-19. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan KeringSekunder Tingkat Pohon .......................................................... II-28
Tabel II-20. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon.......... II-29
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL xiv
Tabel II-21. Rekapitulasi Dugaan Rata-rata Jumlah Batang dan Volumeper Hektar pada Setiap Plot...................................................... II-30
Tabel II-22. Volume per Hektar Berdasarkan Strata Penutupan Lahan ....... II-30
Tabel II-23. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,Pancang dan Tiang pada Plot 1 KPHP Model Kendilo.............. II-30
Tabel II-24. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,Pancang dan Tiang pada Plot 2 KPHP Model Kendilo.............. II-31
Tabel II-25. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,Pancang dan Tiang pada Plot 3 KPHP Model Kendilo.............. II-31
Tabel II-26. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,Pancang dan Tiang pada Plot 4 KPHP Model Kendilo.............. II-32
Tabel II-27. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai,Pancang dan Tiang pada Plot 5 KPHP Model Kendilo.............. II-32
Tabel II-28. Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pemanfaatannyaoleh Masyarakat di Dalam dan Sekitar Wilayah KPHP ModelKendilo ..................................................................................... II-33
Tabel II-29. Keberadaan Satwa Liar di Wilayah KPHP-Model Kendilo......... II-34
Tabel II-30. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan........ II-41
Tabel II-31. Biomassa dan Nilai Karbon untuk Masing-masing PentuupanLahan ....................................................................................... II-41
Tabel II-32. Jumlah dan Rasio Penduduk menurut Jenis Kelamin diKabupaten Paser...................................................................... II-42
Tabel II-33. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut JenisKelamin di Kabupaten Paser .................................................... II-43
Tabel II-34. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk diEmpat Kecamatan yang Termasuk dalam Wilayah KelolaKPHP-Model Kendilo................................................................ II-43
Tabel II-35. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas MenurutPendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ..................................... II-46
Tabel II-36. Tingkat Pendidikan Masyarakat dan Jumlah Sekolah diWilayah Kelola KPHP-Model Kendilo........................................ II-47
Tabel II-37. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan bagiMasyarakat dalam Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo.......... II-48
Tabel II-38. Ketersediaan Lahan Pertanian Pangan Masyarakat SekitarWilayah KPHP-Model Kendilo Paser ........................................ II-49
Tabel II-39. Mata Pencaharian Penduduk pada Beberapa Desa yang Adadi Wilayah KPHP-Model Kendilo............................................... II-49
Tabel II-40. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada WilayahKPHP-Model Kendilo................................................................ II-52
Tabel II-41. Izin-izin Pertambangan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo... II-53
Tabel IV-1. Luas dan Lokasi Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP-ModelKendilo ..................................................................................... IV-6
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL xv
Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang SudahAda Hak atau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan KawasanHutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya di Wilayah KPHP ModelKendilo ...................................................................................... IV-6
Tabel IV-3. Matrik Analisis SWOT Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ........ IV-19
Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP-Model Kendilo........................................................................... V-3
Tabel V-2. Rencana dan Target Waktu Pelaksanaan Rekonstruksi BatasLuar KPHP-Model Kendilo........................................................ V-5
Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP-ModelKendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-6
Tabel V-4. Rencana Trayek Tata Batas Blok pada KPHP-Model Kendilo .. V-7
Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP-ModelKendilo Tahun 2017-2026 ........................................................ V-8
Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo........................................................................... V-10
Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentudi Wilayah KPHP-Model Kendilo............................................... V-11
Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Wilayah KelolaKPHP-Model Kendilo................................................................ V-13
Tabel V-9. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan PengembanganTanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP-Model KendiloTahun 2017-2026 ..................................................................... V-15
Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu WilayahKelola KPHP-Model Kendilo ..................................................... V-17
Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan PengembanganHHBK di Wilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ......................................................................................... V-18
Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan JasaLingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah TertentuKPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-23
Tabel V-13. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan JasaLingkungan untuk Penyerapan Karbon di Wilayah TertentuKPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ................................... V-26
Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan padaWilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo dan TargetCapaiannya .............................................................................. V-29
Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilopada Wilayah Administrasi Kabupaten Paser ........................... V-30
Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat diWilayah Tertentu KPHP-Model Kendilo Tahun 2017-2026 ....... V-32
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL xvi
Tabel V-17. Wilayah KPHP-Model Kendilo yang telah ada IzinPemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan dandalam Proses Perizinan............................................................ V-38
Tabel V-18. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauanpada Areal yang telah ada Hak atau Izin PemanfaatanMaupun Penggunaan Kawasan KPHP-Model Kendilo Jangka2017-2026 ................................................................................ V-39
Tabel V-19. Sebaran Lokasi Prioritas Sasaran Rehabilitasi pada WilayahKPHP-Model Kendilo................................................................ V-43
Tabel V-20. Rekapitulasi Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi padaAreal di Luar Izin KPHP-Model Kendilo Jangka 2017-2026 ...... V-47
Tabel V-21. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yangSudah Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya diWilayah KPHP-Model Kendilo .................................................. V-48
Tabel V-22. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan PemantauanPelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yangSudah Ada Hak atau Izin Pemanfaatan dan PenggunaanKawasan KPHP-Model Kendilo Jangka 2017-2026 .................. V-49
Tabel V-23. Kriteria Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo........................................................................... V-56
Tabel V-24. Rekapitulasi Rencana Kegiatan PenyelenggaraanPerlindungan Hutan dan konservasi Alam KPHP-ModelKendilo Jangka 2017-2026 ....................................................... V-59
Tabel V-25. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP-ModelKendilo dengan Pemegang Ijin ................................................. V-62
Tabel V-26. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasidan Sinkronisasi dengan Pemegang Izin selama Kurun Waktu2017-2026 ................................................................................ V-64
Tabel V-27. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi parapihak padaWilayah Kelola KPHP-Model Kendilo....................................... V-70
Tabel V-28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasidan Sinergi dengan Instansi dasn Stakeholder Terkait diwilayah KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026 .......... V-74
Tabel V-29. Prioritas Rencana Pemenuhan SDM KPHP-Model Kendilo .... V-75
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendiloselama 2017 - 2026.................................................................. V-76
Tabel V-31. Prioritas Kebutuhan Peningkatan SDM KPHP-Model Kendilo.. V-77
Tabel V-32. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan dan PeningkatanSDM KPHP-Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026.............. V-79
Tabel V-33. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan diKPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-82
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR TABEL xvii
Tabel V-34. Pengembangan Database KPHP-Model Kendilo dalamMendukung Sistem Informasi Kehutanan di Tingkat KPH......... V-83
Tabel V-35. Kebutuhan SDM dan Perangkat Sistem Informasi DatabaseKPHP-Model Kendilo................................................................ V-84
Tabel V-36. Pengembangan Database KPHP-Model Kendilo untukMendukung Pengelolaan Hutan di Tingkat Tapak..................... V-84
Tabel V-37. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan DatabaseKPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-86
Tabel V-38. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah KPHPModel Kendilo Jangka Waktu 2017-2026 ................................. V-90
Tabel V-39. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Review Rencana PengelolaanKPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-95
Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis melaluiPengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman....................... V-96
Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis HHBKpada KPHP Model Kendilo ....................................................... V-97
Tabel V-42. Rencana Kegiatan Pengembangan Jasa Lingkungan padaKPHP Model Kendilo ................................................................ V-102
Tabel V-43. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan InvestasiKPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026....................... V-105
Tabel VI-1. Matrik Proses Rencana Pembinaan – Pengawasan danPengendalian (BINWASDAL) ................................................... VI-7
Tabel VII-1. Tahapan Pemantauan Rencana Kegiatan KPHP ModelKendilo 2017-2026 ................................................................... VII-4
Tabel VII-2. Contoh matriks yang dikembangkan untuk pemantauan setiaptriwulan pelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP ModelKendilo 2016-2026 ................................................................... VII-6
Tabel VII-3. Contoh matriks yang dikembangkan untuk evaluasipelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo2016-2026 ................................................................................ VII-8
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1. Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP ModelKendilo ................................................................................... II-2
Gambar II-2. Daerah Alirah Sungai dan Sungai Utama di WilayahPengelolaan KPHP Model Kendilo ......................................... II-8
Gambar II-3. Jaringan Jalan Wilayah KPHP Model Kendilo ........................ II-12
Gambar II-4. Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan FungsiKawasan Hutan...................................................................... II-16
Gambar II-5. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP-Model Kendilo ........................................................................ II-20
Gambar II-6. Pembagian Blok-Blok Pengelolaan dalam wilayah KPHPModel Kendilo ........................................................................ II-24
Gambar II-7. Potensi Wisata Alam di Wilayah KPHP Model Kendilo ........... II-38
Gambar II-8. Potensi Wisata Budaya di wilayah KPHP Model Kendilo ........ II-39
Gambar II-9. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kalimantan Timur........... II-58
Gambar II-10. Peta Kesatuan Pengelolaan Hutan di Wilayah KalimantanTimur...................................................................................... II-59
Gambar II-11. Peta Rencana Pola Ruang di Wilayah Kabupaten Paser ....... II-60
Gambar V-1. Penerapan Konsep 3 Core Businessis pada AgroforestryMulti Usaha ............................................................................ V-13
Gambar V-2. Sebaran Lokasi Sasaran Rehabilitasi di Luar Izin padaWilayah KPHP Model Kendilo ................................................ V-42
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP ModelKendilo Selama 2017-2026 .................................................... V-76
Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP ModelKendilo ................................................................................... V-81
Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP ModelKendilo ................................................................................... V-93
Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP ModelKendilo ................................................................................... V-81
Gambar VI-1. Alur Pikir BINWASDAL........................................................... VI-4
Gambar VI-2. Proses Pelaksanaan BINWASDAL dalam RencanaPengelolaan KPHP-Model Kendilo ......................................... VI-5
Gambar VI-3. Keterkaitan Aspek-aspek BINWASDAL Pengelolaan KPHP-Model Kendilo ........................................................................ VI-5
Gambar VII-1. Kerangka Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam RencanaPengelolaan KPHP-Model Kendilo ......................................... VII-3
Gambar VII-2. Alur proses dan metodologi review RP KPHP-Model Kendilo2015-2024.............................................................................. VII-10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR LAMPIRAN xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rangkuman Tabel Hasil Plot Hutan........................................ A-1
Lampiran 2. Peta-Peta KPHP Model Kendilo ............................................. A-11
- Peta Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-12
- Peta Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHPModel Kendilo..................................................................... A-13
- Peta Penutupan Lahan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-14
- Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-15
- Peta Potensi Tegakan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-16
- Peta Aksesibilitas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-17
- Peta Pembagian Unit dan Sub-Unit Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-18
- Peta Penataan Hutan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-19
- Peta Penggunaan Lahan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Model Kendilo ......................................... A-20
- Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan danPenggunaan Kawasan Hutan Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Model Kendilo............................... A-21
- Peta Tanah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-22
- Peta Iklim Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)Model Kendilo..................................................................... A-23
- Peta Geologi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Model Kendilo........................................................ A-24
- Peta Pemanfaatan Wilayah Tertentu KesatuanPengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Kendilo .......... A-25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangDalam konteks pembangunan nasional, keberadaan tata kelola sumber daya
hutan (SDH) sangat strategis selain berperan memberikan kontribusi barang dan jasa
terhadap pembangunan perekonomian nasional, daerah dan masyarakat, juga
berperan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan menjaga keseimbangan sistem
tata air, tanah dan udara sebagai unsur utama daya dukung lingkungan dalam sistem
penyangga kehidupan.
Seiring dengan pelaksanaan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan
meningkatnya kebutuhan ruang untuk melakukan aktivitas, SDH telah mengalami
tekanan yang cukup besar. Degradasi dan deforestasi yang semakin meningkat
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: kegiatan illegal logging, perambahan
hutan, kebakaran hutan, kurangnya komitmen pengelolaan hutan oleh pemegang ijin,
serta banyaknya kawasan hutan tanpa pengelola dan penanggung jawab di tingkat
tapak yang jelas.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari dengan menjaga
keseimbangan aspek produksi, ekologi dan memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, telah memandatkan penyelenggaraan pengurusan SDH dalam 4 (empat)
upaya pokok, yaitu: perencanaan hutan; pengelolaan hutan; penelitian dan
pengembangan; pendidikan dan pelatihan; penyuluhan; serta pengawasan dan
pengendalian. Agar pengelolaan hutan dapat dilaksanakan dengan efisien dan lestari,
selanjutnya diamanatkan pembentukan wilayah pengelolaan hutan pada tingkat
propinsi, kabupaten/kota, dan unit pengelolaan, yang selanjutnya disebut dengan KPH
(Kesatuan Pengelolaan Hutan).
KPH merupakan wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Untuk mewujudkan hal
tersebut perlu dibangun institusi pengelola yang profesional pada tingkat tapak yang
bertanggungjawab melaksanakan tugas dan fungsi dari organisasi sebagai berikut: (1)
menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi: tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi hutan dan reklamasi dan perlindungan hutan dan konservasi alam; (2)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-2
menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang
kehutanan untuk diimplementasikan; (3) melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di
wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
serta pengendalian; (4) melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan
kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya; (5) membuka peluang investasi guna
mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.
Terbentuknya organisasi pengelolaan hutan dalam bentuk KPH akan lebih
mendorong implementasi desentralisasi yang nyata, optimalisasi akses masyarakat
terhadap SDH sebagai salah satu jalan untuk resolusi konflik, kemudahan dan
kepastian investasi, tertanganinya wilayah tertentu yang belum ada pengelolanya yaitu
areal yang belum dibebani ijin, serta upaya untuk meningkatkan keberhasilan
rehabilitasi dan perlindungan hutan.
KPHP Kendilo adalah salah satu organisasi pengelolaan hutan tingkat tapak
yang ada di wilayah Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Organisasi KPHP Kendilo
penting untuk dibentuk karena di wilayah Kabupaten Paser terdapat beberapa fungsi
hutan yang diperlukan pengelolaannya pada tingkat tapak mengingat isu degradasi
dan deforestasi juga terjadi di kawasan hutan Kabupaten Paser. Kelembagaan KPHP
Kendilo ditindaklanjuti pembentukannya melalui Peraturan Bupati Paser Nomor 17
tahun 2013 tanggal 7 Januari 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kehutanan Kabupaten Paser. Secara fungsi, KPHP Model Kendilo akan
mengelola HL (Hutan Lindung) seluas ± 44.152 ha, HPT (Hutan Produksi Terbatas)
seluas ± 34.032 ha dan HP (Hutan Produksi) seluas ± 61.051 ha. Hal ini ditegaskan
melalui penetapan wilayah KPH Kendilo sebagai KPH Model melalui Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.966/Menhut-II/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang
Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Kendilo di
Kabupaten Paser Kalimantan Timur, dengan luas 139.235 ha. Seiring dengan
perkembangan terbaru kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara, batas administrasi yang dikeluarkan oleh Biro Perbatasan Provinsi
Kalimantan Timur dan tata batas Hutan Lindung Sungai Samu di Kabupaten Paser,
perhitungan luas KPHP Model Kendilo menjadi 137.495,93 ha.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi KPHP Kendilo, harus didasarkan pada
rencana pengelolaan hutan yaitu RPHJP (Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang). Urgensi RPHJP ini sebagai pedoman dan acuan seluruh kegiatan
pengelolaan hutan jangka panjang selama 10 tahun di wilayah KPHP Kendilo untuk
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-3
mewujudkan pengelolaan hutan yang efektif dan efisien dengan memperhatikan
potensi dan kekhasan wilayah KPHP Kendilo serta sekaligus memudahkan sinergi,
koordinasi dan sinkronisasi antar stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan hutan.
Keberadaan RPHJP ini sangat penting karena telah menjabarkan secara detail
mengenai langkah-langkah untuk mencapai visi dan misi serta tujuan rencana
pengelolaan hutan di KPHP Kendilo. Dalam RPHJP akan menjabarkan kondisi yang
dihadapi, strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan yang meliputi
kegiatan tata hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan, perlindungan dan konservasi alam. RPHJP ini akan menjadi acuan
untuk menjabarkan rencana pengelolaan hutan yang lebih teknis pada jangka pendek
satu tahunan sehingga memudahkan aparat KPHP Kendilo dalam perencanaan
anggaran dan kegiatan operasional tahunannya. Berdasarkan hal tersebut, KPHP
Model Kendilo melaksanakan penyusunan RPHJP (Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang) dengan jangka waktu 10 tahun yaitu tahun 2017-2026.
Harapannya, KPHP Kendilo benar-benar akan menjadi institusi pengelola yang
profesional pada tingkat tapak yang bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan
fungsinya guna mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat, dengan mengacu pada Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Panjang KPHP Kendilo Tahun 2017-2026. Dengan visi dan misi yang diemban,
KPHP Kendilo akan mampu mewujudkan pengembangan kawasan agroforestry di
setiap blok pemberdayaan sebagai bukti kemitraan KPHP Kendilo dengan masyarakat
dalam pengelolaan hutan dan semakin mengurangi aktivitas yang menyebabkan
degradasi dan deforestasi oleh masyarakat.
1.2. TujuanTujuan pengelolaan hutan KPHP Kendilo adalah mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ekologis hutan yang lestari serta mampu
menghasilkan nilai ekonomi hutan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
dan mendukung pembangunan daerah Kabupaten Paser yang berkelanjutan.
1.3. SasaranSasaran pengelolaan hutan adalah melaksanakan rencana pengelolaan hutan
dalam jangka waktu 10 tahun pada wilayah KPHP Kendilo melalui pencapaian :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-4
1. Data dan informasi yang selalu up to date secara berkala pada tiap blok
peruntukan melalui kegiatan inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan
hutannya.
2. Jenis, bentuk dan kelas perusahaan yang memanfaatkan hutan sangat jelas pada
wilayah tertentu berdasarkan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu sesuai karakteristik wilayah.
3. Penyediaan areal dan kelompok tani/masyarakat yang akan terlibat dalam
kemitraan KPHP Kendilo melalui pelaksanaan rencana pemberdayaan masyarakat.
4. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
hutan KPHP Kendilo pada areal yang berizin.
5. Adanya lokasi, bentuk dan pelaksana/kelas perusahaan kegiatan rehabilitasi pada
areal kerja di luar izin.
6. Bentuk pembinaan dan metode pemantauan pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang berizin.
7. Deliniasi areal perlindungan hutan dan konservasi alam dilengkapi dengan upaya
dan tata waktunya.
8. Terbentuknya hubungan koordinasi dan sinkronisasi program kerja yang baik
antara KPHP Kendilo dengan perusahaan/pemegang izin.
9. Terbentuknya hubungan koordinasi yang sinergis KPHP Kendilo dengan
stakeholder terkait aktivitas pengelolaan hutan.
10. Terpenuhinya SDM KPHP Kendilo sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
11. Data kebutuhan anggaran dan sumber-sumber pendanaan KPHP Kendilo yang
berkelanjutan.
12. Database pengelolaan hutan berbasis internet berkembang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan KPHP Kendilo.
13. Rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo karena pengaruh konflik tenurial,
tumpang tindih dan aktivitas yang mendorong degradasi dan deforestasi.
14. Arah review rencana pengelolaan sebagai respon terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses pengelolaan hutan KPHP Kendilo.
15. Tersusunnya rencana bisnis pemanfaatan hasil hutan kayu, HHBK dan jasa
lingkungan sesuai dengan potensi yang ada di wilayah KPHP Kendilo.
Berdasarkan sasaran di atas maka dalam jangka waktu 10 tahun diharapkan
akan tercapai target sebagai berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-5
1. Kawasan KPHP Kendilo yang mantap dari aspek batas terluar, batas fungsi hutan,
batas unit-unit manajemen yang beroperasi, serta batas-batas wilayah kelola
masyarakat adat/local.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat desa
yang terlibat dalam kegiatan kemitraan KPHP Kendilo dalam pengelolaan hutan.
3. Semakin berkurangnya degradasi dan deforestasi di wilayah kelola KPHP Kendilo.
4. Pengelolaan hutan (baik pemanfaatan maupun penggunaan) yang sesuai dengan
kaidah pengelolaan hutan lestari oleh para pemegang izin dengan memperhatikan
kesejahteraan masyarakat setempat.
5. Pengembangan usaha-usaha potensial, guna menjamin kemandirian finansial
KPHP dan memberikan kontribusi kesejahteraan bagi masyarakat dan
pembangunan ekonomi daerah.
1.4. Ruang LingkupRuang lingkup Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo meliputi tiga
lingkup besar pengelolaan yaitu : 1) Rencana strategis pengelolaan hutan; 2) rencana
pemanfaatan wilayah tertentu dan 3) Rencana tindaklanjut. Ketiga lingkup rencana
tersebut disusun dalam kerangka mendukung visi dan misi pengelolaan hutan KPHP
Kendilo.
Rencana strategis pengelolaan hutan dikelompokkan dalam beberapa bagian
utama yaitu :
a. Rencana berkaitan dengan penguatan pengelolaan hutan sebagai penyanggafungsi ekologi daerah aliran sungai secara lestari berspektif perubahaniklim :
1. Rencana inventarisasi berkala wilayah kelola KPHP Kendilo serta penataan
hutannya.
2. Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM.
3. Rencana pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan pada areal KPHP Kendilo.
4. Rencana penyelenggaraan rehabilitasi pada areal kerja di luar izin.
5. Rencana pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi
pada areal kerja yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutannya.
6. Rencana penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam.
7. Rencana penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-6
8. Rencana pengembangan database secara tepat guna.
9. Rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo.
10. Rencana review rencana pengelolaan hutan KPHP Kendilo.
b. Rencana berkaitan dengan penguatan Pengelolaan hutan yang bernilaiekonomi bagi peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Paser :
1. Rencana pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga lokal,
kemitraan, penyediaan akses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya.
2. Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholdr terkait aktivitas
pengelolaan.
3. Rencana kebutuhan anggaran dan potensi sumber pendanaan.
4. Rencana pengembangan investasi di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu,
non kayu, jasa lingkungan dan wisata alam.
Selanjutnya untuk lingkup rencana pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu
KPHP Kendilo yang memiliki luas 83.972146 ha akan tersebar pada blok-blok: (1)
Pemanfaatan; (2) HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK; Pemberdayaan; (3)
HP-Pemanfaatan HHK-HT; Pemberdayaan, dengan bentuk rencana pengelolaan
sebagai berikut :
a. Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman.
b. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
c. Pengembangan jasa lingkungan untuk penyerapan karbon.
Lingkup rencana yang berkaitan dengan rencana tindaklanjut berupa rencana
pembinaan, pengawasan dan pengendalian (binwasdal) serta rencana pemantauan,
evaluasi dan pelaporan (monev). Rencana ini untuk mendukung keberlansungan
pelaksanaan rencana strategis pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo agar selalu
sesuai dengan visi, misi dan tujuan pengeloaan hutan yang diinginkan.
1.5. Batasan PengertianDalam rangka lebih memahami dokumen RPHJP KPHP Model Kendilo ini, maka
perlu diuraikan beberapa batasan pengertian sebagai berikut :
1. APBD adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; rencana keuangan
tahunan Pemerintahan Daerah di Indonesia yang disetujui oleh DPRD;
2. APBN adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara; rencana keuangan
tahunan pemerintahan Negara Indonesia yang disetujui oleh DPR;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-7
3. Areal Penggunaan Lain (APL) adalah areal yang berstatus hutan negara yang
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan Kawasan Hutan
dan Perairan Provinsi menjadi bukan Kawasan Hutan;
4. Blok adalah Bagian wilayah KPH yang dibuat relative permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan;
5. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHP adalah bagian dari wilayah KPHP yang
dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan;
6. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang dibatasi oleh
pemisah topografi berupa punggung bukit atau gunung yang berfungsi
menampung air yang berasal dari hujan dan sumber-sumber air lainnya,
menyimpan serta mengalirkannya ke danau atau laut secara alami;
7. Daerah Penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah tertentu diluar kawasan
pelestarian alam (KPA), kawasan suaka alam (KSA) dan taman buru (TB) yang
merupakan kawasan hutan atau kawasan non hutan yang berfungsi menjaga
keutuhan kawasan dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang
mengakibatkan perubahan fungsi kawasan;
8. Fasilitasi adalah penyediaan kebutuhan atau kemudahan dalam pemberdayaan
masyarakat setempat dengan cara mengembangkan kapasitas kelembagaan,
usaha, teknologi, keterampilan teknis dan administrasi, dan pemberian akses
legalitas Kemitraan Kehutanan, permodalan, penyelesaian konflik dan akses
pemasaran oleh Pemerintah dan atau pihak lain;
9. Fasilitasi Sarana Prasarana adalah bentuk dukungan pemerintah kepada
KPHP berupa sarana dan prasarana;
10. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan, berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;
11. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, pencegah
banjir, pengendali erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah;
12. Hutan Produksi adalah hutan yang dipertahankan sebagai hutan dengan fungsi
memberikan hasil bagi kepentingan konsumsi, industri dan ekspor;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-8
13. Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah hutan tanaman pada hutan produksi
yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi
dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka
memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan;
14. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) adalah kawasan hutan tanaman pada hutan
produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok masyarakat dan
koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan;
15. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian pengumpulan data untuk mengetahui
keadaan dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap;
16. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
17. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari;
18. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi selanjutnya disebut KPHP adalah
KPH yang luas wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan
hutan produksi;
19. KPH Model adalah wujud awal dari KPH yang secara bertahap dikembangkan
menuju situasi dan kondisi aktual organisasi KPH di tingkat tapak;
20. KPHP Model Kendilo adalah merupakan salah satu KPH yang ada di
Kabupaten Paser yang ditetapkan sebagai KPHP Model. KPHP Model Kendilo
memang merupakan KPH yang pertama di Kabupaten Paser, dimana digunakan
sebagai media pembelajaran dan sekaligus contoh unit pengelolaan hutan di
tingkat tapak. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.966/Menhut-II/2013 Tanggal 27 Desember 2013 Tentang Penetapan
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Model Kendilo di Kabupaten
Paser Kalimantan Timur, luasnya adalah 139.235 ha;
21. Izin Pemanfaatan Hutan (IPH) adalah ijin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari ijin usaha pemanfaatan kawasan, ijin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan /
atau bukan kayu, dan ijin pemungutan hasil hutan kayu dan / atau bukan kayu
pada areal hutan yang telah ditentukan;
22. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) adalah izin untuk
mengambil hasil hutan berupa bukan kayu pada hutan lindung dan / atau hutan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-9
produksi antara lain berupa rotan, madu, buah-buahan, getah-getahan, tanaman
obat-obatan, untuk jangka waktu dan volume tertentu;
23. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada
hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan dan pemasaran;
24. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam hutan
alam pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran;
25. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk
mengolah kayu bulat dan atau bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis
produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu Pemegang Izin
oleh pejabat yang berwenang;
26. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK) adalah izin
untuk mengolah hasil hutan bukan kayu menjadi satu atau beberapa jenis
produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu Pemegang Izin
oleh pejabat yang berwenang;
27. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan (IUPK) adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan kawasan lindung dan / atau kawasan produksi;
28. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (IUPJL) adalah Izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan / atau
hutan produksi;
29. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil-Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam
hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan,
pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran;
30. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil-Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT)adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu
dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran;
31. Jasa Lingkungan adalah Jasa yang disediakan lingkungan baik bersifat
langsung maupun tidak langsung;
32. Jasa Lingkungan Hutan adalah manfaat besar dapat diperoleh dari
keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumberdaya air bagi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-10
manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di
udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global;
33. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan
Pemegang Izin pemanfaatan hutan atau Pengelola Hutan, Pemegang Izin usaha
industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam
pengembangan kapasitas dan pemberian akses, dengan prinsip kesetaraan dan
saling menguntungkan;
34. Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) adalah wilayah (dalam Rencana Tata
Ruang) yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan, dikelola
atau dipertahankan sebagai hutan atas dasar kondisi dan potensi berbagai
sumberdayanya (alam, manusia, buatan);
35. Kawasan Budidaya Non-Kehutanan (KBNK) adalah areal hutan negara yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukkan
kawasan hutan dan perairan provinsi menjadi bukan kawasan hutan;
36. Konflik Tenurial adalah perseteruan yang terjadi yang berhubungan dengan
penguasaan atas tanah hutan, baik permasalahan legalitas penguasaan lahan
atau tanah, serangkaian hak-hak dan kewajiban, maupun permasalahan antar
kelompok;
37. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
38. Masyarakat Setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga Negara
Republik Indonesia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang
memiliki komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang
bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem
hutan;
39. Neraca SDH adalah suatu informasi yang dapat menggambarkan cadangan
sumber daya hutan, melalui perbandingan antara pemanfaatan termasuk
kehilangan sumber daya hutan dan pemulihan termasuk pemulihan secara alami
sumber daya hutan, sehingga diketahui apakah cadangan sumber daya hutan
kecenderungannya mengalami surplus atau defisit jika dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya;
40. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan kehutanan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat setempat
untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil melalui
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-11
Kemitraan kehutanan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat;
41. Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan adalah badan usaha yang
memperoleh izin untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa
lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut
hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan
masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;
42. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil
untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya;
43. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
44. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan
rencana pen gelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,
rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam;
45. Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
kawasan hutan;
46. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha
pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang
sama;
47. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh perbuatan
manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta
mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan;
48. Prasarana adalah barang atau benda yang tidak bergerak yang dapat
menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi
antara lain tanah, bangunan, ruang kantor;
49. Pengusahaan Hutan adalah kegiatan pemanfaatan hutan yang didasarkan atas
azaz kelestarian fungsi dan azas perusahaan yang meliputi penanaman,
pemeliharaan dan pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran
hasil hutan;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-12
50. Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak
langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi
atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim
alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan;
51. Plasma Nutfah adalah substansi hidupan pembawa sifat keturunan yang dapat
berupa organ tubuh atau bagian dari tumbuhan atau satwa serta jasad renik;
52. Reklamasi Hutan adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan
dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya;
53. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga;
54. Rencana Pengelolaan Hutan (RPH) adalah rencana pada KPH yang disusun
oleh Kepala KPH, berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dengan
memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi
lingkungan, memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka
panjang dan jangka pendek;
55. Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan dalam skala nasional
untuk jangka waktu 20 tahun;
56. Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggungaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta kontribusi sektor
kehutanan di wilayah provinsi untuk jangka waktu 20 tahun;
57. Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten (RKTK) adalah rencana yang berisi
arahan-arahan makro pemanfaatan dan penggunaan spasial atau ruang dan
potensi kawasan hutan untuk pembangunan kehutanan dan pembangunan
diluar kehutanan yang menggunakan kawasan hutan serta perkiraan kontribusi
sector kehutanan di wilayah kabupaten/kota untuk jangka waktu 20 tahun;
58. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana pengelolaan
hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama
jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENDAHULUAN I-13
59. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana Pengelolaan
Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis
petak dan/atau blok;
60. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah strategi
operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
nasional pada wilayah provinsi/kabupaten;
61. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWK) Kabupaten adalah strategi
operasionalisasi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
nasional pada wilayah kabupaten;
62. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup
kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan
potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari;
63. Tata Guna Hutan adalah kegiatan perencanaan penataan penggunaan hutan
sesuai fungsi dan peruntukannya menurut tata ruang dan kesepakatan dalam
rencana umum pembangunan wilayah di tiap provinsi yang bersangkutan;
64. Tata Kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan sesuatu,
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan;
65. Tingkat Tapak adalah kegiatan di lapangan / operasional atau di tingkat unit
manajemen;
66. Wilayah Tertentu adalah wilayah dalam kelola KPH yang belum dibebani izin
pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan kawasan;
67. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unsur pelaksana tugas teknis
pada dinas dan badan. Pelaksana teknis dimaksudkan melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang. UPTD memiliki
wilayah kerja di satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-1
BAB IIDESKRIPSI KAWASAN
2.1. Risalah Wilayah KPHP Model Kendilo2.1.1.Deskripsi dan Gambaran Umum Wilayah2.1.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi
KPHP Model Kendilo memiliki areal yang terpisah, terdiri dari 7 (tujuh) unit areal
yang tidak menyatu dalam satu hamparan (Gambar II-1). Secara geografis, wilayah
KPHP Model Kendilo terletak antara 115°40'44,4"BT - 116°17'49,2"BT dan antara
1°42'32,4"LS - 2°23'24,00"LS. Secara administrasi pemerintahan, wilayah KPHP Model
Kendilo terletak di Kabupaten Paser, meliputi 4 (empat) wilayah administrasi
kecamatan yaitu Kecamatan Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu dan Batu
Engau (Tabel II-1).
Tabel II-1. Cakupan Wilayah KPHP Model Kendilo Menurut Administrasi Pemerintahan
No Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (ha)(%)
1 Muara Komam 2 desa (Muara Langon dan Selerong) 7.394(5%)
2 Batu Sopang 2 desa (Busui dan Samurangau) 25.957(19%)
3 Muara Samu9 desa (Rantau Bintungan, Biu, Suweto, Muser,Luan, Libur Dinding, Rantau Atas, Tanjung Pinang,dan Muara Andeh)
77.041(56%)
4 Batu Engau 7 desa (Petangis, Kerang, Kerang Dayo, Lomu,Saing Perupuk, Mengkudu dan Riwang)
27.113(20%)
Total 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
Sebagian besar wilayah kelola KPHP Model Kendilo terletak dalam wilayah
administrasi Kecamatan Muara Samu (56%). Sementara cakupan luasan yang paling
kecil (5%) adalah wilayah administrasi Kecamatan Muara Komam. Dari 20 desa yang
termasuk dalam wilayah KPHP Model Kendilo, pusat pemukiman masyarakat yang
berada langsung dalam wilayah hutan atau berdampingan langsung dalam wilayah
KPHP Model Kendilo sebanyak 3 desa yaitu Muara Andeh, Tanjung Pinang dan
Rantau Atas. Ketiganya masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Muara Samu.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-2
Gambar II-1. Kesatuan Unit Pengelolaan dan Administrasi KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-3
2.1.1.2. Kondisi Geofisik Kawasan2.1.1.2.1. Geologi dan Tanah
Berdasarkan Peta Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Timur (LPTI tahun 1973),
KPHP Model Kendilo secara umum memiliki jenis tanah Podsolik Kandik, Podsolik
Kromik dan Kambisol Distrik. Adapun jenis tanah dan batuan induk pada wilayah
KPHP Model Kendilo secara lengkap disajikan pada Tabel II-2.
Tabel II-2. Jenis Tanah dan Batuan Induk pada Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
No Jenis Tanah Bahan Induk Luas (ha)
1 Gleisol Distrik, Aluvial Gleik,Kambisol Distrik
Bahan alluvial halus dankasar 6.525
2 Kambisol Eutrik, PodsolikKandik, Kambisol Distrik Plutonik basalt 2.472
3 Podsolik Kandik, PodsolikKromik, Kambisol Distrik Batu pasir 128.598
Jumlah 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
2.1.1.2.2. KlimatologiSeperti halnya wilayah-wilayah yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa,
Kabupaten Paser pada umumnya memiliki iklim tropis, dengan ciri memiliki curah hujan
tinggi, sebaran hujan yang merata sepanjang tahun dan penyinaran matahari yang
merata dan temperatur yang tinggi sepanjang tahun. Iklim tropis dipengaruhi oleh
perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau. Berdasarkan klasifikasi
iklim oleh Schmidt & Ferguson, kawasan KPHP Model Kendilo termasuk dalam tipe
iklim B yaitu termasuk dalam kategori tipe hujan basah. Berdasarkan data dari
Kabupaten Paser dalam Angka Tahun 2014 dan 2015, kawasan KPHP Model Kendilo
termasuk dalam tipe iklim B dengan nilai Q=14,3% dengan rata-rata curah hujan
180,47 mm/tahun (Tahun 2013) dan 154,18 mm/tahun (Tahun 2014). Untuk
penyinaran matahari rata-rata 49%/bulan dengan rata-rata suhu udara berkisar 21,4-
36oC. Adapun rangkuman unsur iklim pada wilayah KPHP Model Kendilo secara
lengkap disajikan pada Tabel II-3 – Tabel II-6.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-4
Tabel II-3. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013
Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam
Januari 375 00 265 171Februari 465 428 318 191Maret 355 338 228 172April 249 234 268 124Mei 295 242 270 76Juni 133 111 34 59Juli 18 159 21 64Agustus 99 103 13 83September 63 164 113 32Oktober 88 34 0 61Nopember 186 161 323 161Desember 260 494 283 64
Rataan 215,50 215,5 178,00 104,83Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2014)
Tabel II-4. Banyaknya Curah Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014
Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam
Januari 103 102 169 120Februari 169 250 202 113Maret 391 583 211 189April 107 309 162 119Mei 207 Rusak** 122 138Juni 288 145 60 145Juli 159 76 93 97Agustus 130 43 88 38September 0 0 15 4Oktober 157 78 33 23Nopember 206 117 177 195Desember 189 354 232 195
Rataan 175.5 187.00 130.33 114.67Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2015)
Ket :**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-5
Tabel II-5. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2013
Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam
Januari 26 0 9 11Februari 22 14 11 13Maret 24 13 8 14April 20 13 13 14Mei 21 10 11 10Juni 10 7 6 8Juli 5 5 9 8Agustus 12 4 4 11September 10 7 6 7Oktober 11 3 0 9Nopember 17 6 11 14Desember 19 15 12 12
Jumlah 197 97 100 131Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2014)
Tabel II-6. Banyaknya Hari Hujan di wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2014
Tahun Batu Sopang Muara Samu Batu Engau Muara Komam
Januari 15 7 9 12Februari 16 9 12 12Maret 19 13 11 15April 15 9 8 13Mei 20 ** 10 14Juni 20 10 3 15Juli 15 6 7 6Agustus 13 3 5 7September 0 0 1 2Oktober 5 7 3 3Nopember 15 9 5 15Desember 20 14 13 10
Jumlah 173 97 87 124Sumber : Kabupaten Paser dalam Angka (2015)
Ket :**) Alat Penakar Hujan mengalami kerusakan pada bulan tersebut
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-6
2.1.1.2.3. Topografi, Ketinggian Tempat dan Kelas KelerenganKeadaan topografi Kabupaten Paser bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Keadaan topografi kawasan
KPHP Model Kendilo secara umum merupakan formasi perbukitan yang terhampar di
seluruh wilayah kecamatan yang melingkupi wilayah KPHP Model Kendilo. Ketinggian
tempat dari permukaan laut beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Paser yang
termasuk dalam wilayah KPHP Model Kendilo disajikan dalam Tabel II-7.
Tabel II-7. Luas Wilayah Setiap Kecamatan di Kabupaten Paser yang Melingkupi WilayahKPHP Model Kendilo Berdasarkan Ketinggian di Atas Permukaan Laut (m dpl)
No KecamatanKelas Ketinggian Tempat (m dpl)
Jumlah0-10
11-25
26-50
51-100
101-250
251-500
501-1000 >1000
1 Muara Komam 0 0 0 0 590 3.203 3.412 159 7.3642 Muara Samu 0 2 1.661 13.113 19.773 27.030 14.420 8 75.8183 Batu Sopang 106 58 171 4.665 7.702 6.163 7568 694 27.1284 Batu Engau 399 4.062 7.168 1.497 11.282 2.030 747 0 27.185
Jumlah 505 4.122 9.000 19.275 39.258 38.426 26.147 861 137.495
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
Tabel II-7 memperlihatkan bahwa wilayah administrasi ketiga kecamatan di
wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar mempunyai ketinggian 26-500 m
dpl. Sedangkan berdasarkan Peta Kelas Lereng Provinsi Kalimantan Timur tahun
2015, keadaan lapangan areal didominasi oleh kelas lereng sangat curam. Secara
detil, kelas kelerengan wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-8.
Tabel II-8. Kelas Kelerengan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
No Kelas Kelerengan Luas (ha) Persentase (%)1 Datar (0-8%) 13.857 10,072 Acak curam (15-25%) 31.698 22,973 Curam (25-40%) 1.449 1,344 Sangat curam (>40%) 90.491 65,62
Jumlah 137.495 100
Sumber: Data sekunder (2015)
2.1.1.2.4. HidrologiSungai Kendilo merupakan sungai utama yang membentuk kawasan tangkapan
air seluas ± 452.837 ha, atau sekitar 39% total wilayah Kabupaten Paser. Secara
hidrologis wilayah kelola KPHP Model Kendilo berada pada 3 (tiga) DAS (Daerah
Aliran Sungai), yaitu DAS Kendilo, DAS Kerang Segendang dan DAS Apar. Sungai-
sungai yang berada dalam wilayah KPHP Model Kendilo antara lain S. Komam, S.
Selerong, S. Busui, S. Samuranggau, S. Biu, S. Hampunung, S. Samu, S. Mankes, S.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-7
Pinang, S. Pinaan dan S. Kerang. Sebagian besar dari aliran sungai tersebut mengalir
ke Sungai Kendilo yang mengalir sekitar ± 60 km ke arah Laut Sulawesi (Gambar II-2).
Tabel II-9 memperlihatkan sungai-sungai yang mengalir dalam wilayah kelola KPHP
Model Kendilo.
Tabel II-9. Sungai-sungai Utama yang Mengalir di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
No Kecamatan Nama Sungai Panjang (Km)
1 Muara KomamS. Komam 19S. Selirung 17
2 Batu Sopang
S. Busui 20S. Songka 4S. Samurangau 23S. Bintungan 4
3 Muara Samu
S. Hampunung 15S. Setiru 10S. Miyatu 9S. Biu 45S. Samu 64S. Pinang 20S. Mantik 50
4 Batu EngauS. Kerang 80S. Mengkudu 19
Sumber: Kabupaten Paser dalam Angka (2015)
Sungai-sungai yang mengalir dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo
sebagian besar merupakan bagian hulu dari sungai yang ada di wilayah Kabupaten
Paser terutama Sungai Kendilo. Dengan demikian kesalahan dalam pemanfaatan
sumber daya hutan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian akan
mengakibatkan merosotnya kualitas sub-DAS dan selanjutnya akan berakibat
timbulnya bencana alam (sebagai resiko lingkungan).
Sesuai dengan Visi KPHP Model Kendilo bahwa pengelolaan hutan di wilayah
KPHP Model Kendilo harus menjadi penyangga bagi peningkatkan kualitas dan
kuantitas ekologis DAS Kendilo karena keberadaan DAS tersebut menjadi sumber air
baku sebagian besar masyarakat di Ibukota Kabupaten Paser. Pada sekitar DAS
Kendilo terjadi terjadi kegiatan pemanfaatan lahan yang bersifat terbuka (open space),
yang awalnya berupa hutan sekunder menjadi perkebunan, ladang, pertanian,
permukiman serta pertambangan. Kegiatan tersebut menyumbang penurunan kualitas
air sungai pada DAS Kendilo akibat tingginya erositas dan kandungan zat-zat bersifat
negatif yang masuk ke sungai. Kerusakan DAS Kendilo akan semakin parah bila DAS
sungai-sungai hulu juga mengalami proses konversi hutan menjadi lahan non
berhutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-8
Gambar II-2. Daerah Alirah Sungai dan Sungai Utama di Wilayah Pengelolaan KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-9
2.1.1.3. Aksesibilitas Kawasan dan InfrastrukturKetersediaan infrastruktur merupakan masukan penting dalam operasional
pengelolaan hutan di lapangan, hal ini berkaitan dengan “tingkat aksesibilitas” (tingkat
keterjangkauan kawasan hutan). Selanjutnya tingkat aksesibilitas akan mempengaruhi
intensitas pengelolaan, utamanya fungsi “pengawasan”. Fungsi ini yang nantinya akan
menjadi fungsi penting yang harus diperankan oleh KPHP Model Kendilo dalam
pengelolaan wilayah kelola yang mempunyai luasan yang cukup luas yaitu 137.495 ha.
Sementara sebagian besar dari wilayah kelola tersebut sudah terdapat izin
pemanfaatan-pengelolaannya dalam bentuk IUPHHK-HT (Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman) sebanyak 2 unit dan izin pinjam pakai kawasan
untuk pertambangan oleh 2 perusahaan. Kondisi aksesibilitas harus menjadi bahan
pertimbangan dalam pembentukan dan pengembangan KPH pada umumnya,
termasuk KPHP Model Kendilo. Hal ini disebabkan salah satu fungsi penting dari
dibangun dan dikembangkannya KPH adalah fungsi monitoring dan evaluasi (monev).
2.1.1.3.1. AksesibilitasTransportasi darat merupakan satu-satunya alternatif sarana angkutan umum
bagi masyarakat Paser yang ingin bepergian ke luar daerah. Untuk ke luar daerah
tersedia angkutan darat melalui jalur Tanah Grogot-Batu Licin (Kalimantan Selatan),
Kuaro-Banjarmasin dan Tanah Grogot-Penajam. Untuk melayani trayek tersebut
tersedia 3 unit terminal yaitu terminal kota Tanah Grogot, terminal Tepian Batang dan
terminal Kuaro.
Jaringan jalan yang ada di sekitar dan di dalam KPHP Model Kendilo berupa
jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa dan jalan
perusahaan. Jalan negara penghubung antara Samarinda – Balikpapan - Tanah
Grogot - Banjarmasin kondisi relatif bagus, begitu juga jalan poros yang
menghubungkan Tanah Grogot dan Batu Licin. Sementara jalan yang menghubungkan
antar kecamatan dan antar desa pada KPHP Model Kendilo kondisinya kurang bagus.
Jalan lain yang sudah terbangun adalah pembangunan dan pengembangan jalan
angkutan kayu bulat yang disebutkan sebagai logging road oleh para pemegang ijin
IUPHHK-HT dan yang dibuat oleh perusahaan tambang yang masuk ke dalam
kawasan KPHP Model Kendilo. Kondisi fisik jalan yang berada dalam KPHP Model
Kendilo tersebut juga bukan jalan dengan pengerasan. Sebagian besar berupa jalan
tanah yang hanya ditaburi dengan kerikil, itupun juga pada tempat-tempat yang ekstrim
(misalnya tanjakan).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-10
Tabel II-10 dan Gambar II-3 menunjukkan jaringan jalan yang terdapat di wilayah
KPHP Model Kendilo. Dengan kondisi jalan darat yang belum berkembang dengan
baik sebagaimana dikemukakan di atas, maka masyarakat juga masih menggunakan
alat transportasi dengan menggunakan sungai. Hal ini juga dalam faktanya masyarakat
pedalaman juga sebagian besar bertempat tinggal di tepi sungai, tanah pertanian juga
sebagian besar berada di tepi sungai (tanah alluvial).
Tabel II-10. Kondisi Aksesibilitas Jalan pada Masing-masing Desa di Wilayah KPHP ModelKendilo
No. Nama Desa Aksesibilitas Jalan Sarana TransportasiI. Kecamatan Muara Komam1. Selerong Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)2. Muara Langon Jalan negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)II. Kecamatan Batu Sopang Darat (Roda 2/Roda 4)1. Samurangau Jalan tanah dan perkerasan kerikil Darat (Roda 2/Roda 4)2. Busui Jalan Negara (aspal) Darat (Roda 2/Roda 4)III. Kecamatan Muara Samu
1. Libur Dinding
Jalan tanah sepanjang 8 kmmenuju kecamatan; jalan aspaldan pengerasan sepanjang 68 kmmenuju kabupaten
Darat (Roda 2/Roda 4)
2 Rantau Atas
Jalan raya desa sepanjang 2 km(kondisi pengerasan), jalan kekecamatan sepanjang 20 km(kondisi pengerasan) & jalan keKabupaten sepanjang 67 km(kondisi pengerasan & aspal)
Darat (Roda 2/ Roda 4)
3. Rantau Bintungan Pengerasan Darat (Roda 2/ Roda 4)
4. Suweto
Jalan raya sepanjang 3 kmberupa jalan tanah Jalan ke pasar terdekat
sepanjang 8 km berupa jalantanah Jalan ke kecamatan sepanjang
8 km (jalan tanah) Jalan ke kabupaten sepanjang
45 km (jalan aspal & tanah)
Darat (Roda 2/ Roda 4)
5. Muara Andeh Jalan provinsi (kondisi rusak) Darat (Roda 2/ Roda 4)
6. Biu Jalan kabupaten (aspal,batu,tanah) Darat (Roda 2/ Roda 4)
7. Tanjung Pinang Jalan kabupaten (aspal,batu,tanah) Darat (Roda 2/ Roda 4)
8. Luan Jalan kabupaten (aspal,batu,tanah) Darat (Roda 2/ Roda 4)
9. Muser Jalan kabupaten (aspal,batu,tanah) Darat (Roda 2/ Roda 4)
IV Kecamatan Batu Engau
1. Lomu Jalan provinsi (kondisi jalan masihberbatu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
2. Kerang Dayo Jalan Negara (aspal) dan Jalan Darat (Roda 2/ Roda 4)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-11
No. Nama Desa Aksesibilitas Jalan Sarana TransportasiDesa (tanah/batu)
3. Kerang Jalan Negara (aspal) dan JalanDesa (tanah/batu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
4. Riwang Jalan provinsi (kondisi jalan masihberbatu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
5. Petangis Jalan Negara (aspal) dan JalanDesa (tanah/batu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
6. Mengkudu jalan desa (kondisi jalan masihberbatu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
7. Saing Prupuk Jalan Negara (aspal) dan JalanDesa (tanah/batu) Darat (Roda 2/ Roda 4)
Sumber: Monografi Desa (2015) dan BPS Kabupaten Paser (2015)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-12
Gambar II-3. Jaringan Jalan Wilayah KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-13
2.1.1.3.2. InfrastrukturInfrastruktur listrik relatif terbatas, PLN baru menjangkau beberapa desa yang
berada di sekitar ibukota kabupaten dan kecamatan tertentu saja. Pada umumnya
desa yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo belum terjangkau dengan PLN.
Beberapa desa menggunakan listrik dari mesin desa dan listrik dari mesin pribadi
(genset). Demikian juga dengan suplai air bersih, umumnya air bersih yang
masyarakat desa gunakan bersumber dari sumur timba, sumber mata air yang
dialirkan melalui pipa, dan hanya sebagian kecil yang bersumber dari PDAM. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-11.
Tabel II-11. Sumber Listrik Desa-desa di Wilayah KPHP Model KendiloNo. Nama Desa Sumber Listrik Sumber Air Bersih
I. Kecamatan Muara Komam1. Selerong2. Muara LangonII. Kecamatan Batu Sopang2. Samurangau Tidak ada PLN Tidak ada PDAM4. Busui PLN (Jmlh. Pelanggan = 170) Tidak ada PDAMIII. Kecamatan Muara Samu Semua desa Tidak ada PLN Semua desa Tidak ada PDAM1. Libur Dinding Listrik desa (1 unit) Sumur timba2 Rantau Atas Listrik desa (1 unit) Sumur timba 10 buah (40 KK),
jaringan pipa air minum 1buah (174 KK)
3. Rantau Bintungan4. Suweto Listrik perorangan Sumur timba 20 buah (100
KK)5. Muara Andeh6. Biu7. Tanjung Pinang8. Luan9. MuserIV Kecamatan Batu Engau1. Lomu - Tidak ada PDAM2. Kerang Dayo - Tidak ada PDAM3. Kerang PLN (Jmlh. Pelanggan = 338 PDAM (jmlh. Pelanggan = 2654. Riwang - Tidak ada PDAM5. Petangis - Tidak ada PDAM6. Mengkudu PLN (Jmlh. Pelanggan = 257) Tidak ada PDAM7. Saing Prupuk - Tidak ada PDAM
Sumber: Monografi Desa (2015) dan BPS Kabupaten Paser (2015)
Dengan wilayah yang relatif luas, membuat infrastruktur komunikasi menjadi
penting dalam rangka efektifitas dan efisiensi pengelolaan di wilayah KPHP Model
Kendilo. Telepon/handpone sebagai sebagai sarana komunikasi yang paling efektif
dan efisien selama ini belum dapat menjangkau semua wilayah desa dan wilayah
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-14
kelola KPHP Model Kendilo, meskipun di beberapa tempat sudah dibangun menara-
menara telekomunikasi seluler.
2.1.1.4. Fungsi Kawasan HutanLuas wilayah KPHP Model Kendilo (Unit XXXIV) berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) di Provinsi Kalimantan Timur adalah 143.709 ha. Sedangkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, batas administrasi yang dikeluarkan
oleh Biro Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur dan tata batas Hutan Lindung Sungai
Samu di Kabupaten Paser, luas KPHP Model Kendilo menjadi 137.495 ha.
Berdasarkan fungsinya, wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-12
dan Gambar II-4.
Tabel II-12. Luas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan
No Fungsi Kawasan HutanLuas
Keteranganha %
1 Hutan Lindung (HL) 41.558 30
2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 34.049 25
3 Hutan Produksi (HP) 61.888 45
Luas Keseluruhan 137.495 100
Sumber: SK Menhut Nomor: 718/Menhut-II/2014, hasil tata batas BPKH dan Biro Perbatasan ProvinsiKalimantan Timur
Sebaran spasial wilayah kelola KPHP Model Kendilo berdasarkan fungsi hutan
relatif berimbang, yang paling luas berada dalam kawasan HP dan yang terkecil pada
HPT. Dengan demikian lebih dari setengah (55%) dari wilayah kelola KPHP Model
Kendilo terdiri dari kawasan hutan dengan kondisi topografi yang berat (HL dan HPT)
dengan kelerengan >40%, sehingga dalam pengelolaannya ke depan harus benar-
benar mempertimbangkan resiko lingkungan yang ditimbulkan. Juga adanya fakta
bahwa wilayah kelola tersebut juga termasuk ke dalam DAS terbesar di Kabupaten
Paser, yaitu DAS Kendilo. Kondisi fisik lapangan tersebut ditambah lagi dengan
posisinya berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut yang sebagian besar berada
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-15
pada ketinggian 300-1.265 meter, sehingga wilayah kelola tersebut terletak di daerah
dengan curah hujan yang tinggi. Kombinasi kondisi fisik tersebut merupakan hal yang
benar-benar harus mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam pengelolaan
sumber daya yang terdapat di dalamnya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-16
Gambar II-4. Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-17
2.1.1.5. Batas WilayahSecara fisik di lapangan, batas wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian
besar merupakan batas alam berupa punggung gunung dan batas buatan berupa
patok. Batas wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar terdiri dari batas
administrasi provinsi dan berbatasan dengan perkebunan dan permukiman
masyarakat. Bagian Barat dan Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan sementara bagian Utara dan Timur berbatasan dengan areal penggunaan lain
yang berupa permukiman, perkebunan sawit dan lahan pertanian masyarakat. Ini
menggambarkan bahwa prioritas penyelesaian tata batas adalah perbatasan wilayah
Timur dan Utara untuk menjamin kepastian kawasan hutan. Sebaliknya untuk wilayah
Barat dan Selatan yang merupakan batas administrasi pada umumnya adalah
punggung gunung, sehingga aksessibilitasnya relatif sulit.
Tabel II-13. Status Tata Batas Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Unit Luas (ha) Panjang Batas (km) Status dan kondisi tata batas
I 118.520 257,46Hutan Lindung Sungai Samu sudahditata batas sepanjang 143,85 km dan67,38 km
II 177 5,72 Belum ditata batasIII 388 10,58 Belum ditata batasIV 6.515 40,00 Belum ditata batasV 6.835 49,73 Belum ditata batasVI 4.789 41,34 Belum ditata batasVII 273 6,63 Belum ditata batas
137.495 411,46
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
2.1.2.Sejarah Pengelolaan KawasanWilayah KPHP Model Kendilo merupakan wilayah yang sejarah pengelolaannya
selalu berubah-ubah oleh berbagai kegiatan pengelolaan baik pemanfaatan oleh
IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam) dan HT, maupun
penggunaan kawasan oleh PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan) di HP, HPT dan HL. Gambar II-5
memperlihatkan kawasan-kawasan yang telah memiliki izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan pada wilayah kelola KPHP Model Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-18
2.1.2.1. Sejarah Pengelolaan Hutan ProduksiSejak tahun 1970-an, kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP Model
Kendilo sudah dikelola melalui izin pemanfaatan yang pada saat itu disebut dengan
HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman Industri). Seiring dengan
perubahan kebijakan dan kondisi perusahaan, beberapa HPH mengalami likuidasi
kemudian dikelola oleh perusahaan HPH yang lain. Oleh karena potensi yang semakin
berkurang, saat ini tidak ada IUPHHK-HA yang beroperasi. Pada sebagian besar hutan
produksi saat ini terdapat ijin pinjam pakai oleh perusahaan batubara.
PT. Edi Mulya Corp. dengan SK HPH Nomor 227/Kpts/Um/5/74 dengan luas areal
± 130.000 ha. Pada tahun 1996 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II
melalui SK Nomor 707/Menhut-IV/1996 seluas 80.000 ha. Kemudian pada tahun
2002 izin PT. Inhutani II dicabut melalui SK Nomor 10234/Kpts-II/2002. Sampai
sekarang areal ini tidak ada izin IUPHHK baik IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HTI.
Sebagian dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan
tambang baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut antara lain: PT. Balengkong Mineral Resources
(IUP), PT. Tunas Muda Jaya (IUP), PT. Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT. Borneo
Mega Perkasa (IUP), PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B) dan PT. Interex Sacra
Raya (PKP2B).
Areal ex PT. Tanah Grogot dengan luas areal ± 63.200 ha tahun 1991 dikelola oleh
PT. Inhutani II dengan SK Nomor: 109/Kpts-II/1991. Sampai sekarang areal ini
tidak ada izin IUPHHK baik IUPHHK-HA maupun IUPHHK-HTI. Sebagian besar
dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan tambang
baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut antara lain: PT. Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT.
Arindo Antrasit (IUP), PT. Luntho Bioenergi Prima (IUP), PT. Borneo Mega Perkasa
(IUP) dan PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B).
PT. Pamukan Jaya dengan SK HPH Nomor 183/Kpts/Um/4/73 dengan luas areal ±
80.000 ha yang sebagian arealnya juga masuk ke Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 1996 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II melalui SK nomor
707/Menhut-IV/1996 seluas 17.200 ha dan sampai saat ini masih beroperasi.
Areal ex PT. Sumber Rayon Raya seluas ± 106.000 ha, tahun 1992 sebagian
arealnya seluas 9.300 ha diberikan kepada PT. Hutani Trans Kencana yang
merupakan HTI Trans dengan SK Nomor 247/KPTS-V/92. Sedangkan areal
sisanya tahun 1993 dilanjutkan pengelolaannya oleh PT. Inhutani II melalui SK
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-19
Nomor 707/Menhut-IV/1996 dengan luas ± 76.000 ha. Kemudian pada tahun 2002
izin PT. Inhutani II dicabut melalui SK Nomor 10156/Kpts-II/2002. Sebagian besar
dari areal ini sekarang dikuasai oleh izin pinjam pakai oleh perusahaan tambang
baik izin melalui kabupaten (IUP) maupun izin pemerintah pusat (PKP2B).
Beberapa perusahaan tersebut seperti: PT. Aragon Tambang Pratama (IUP), PT.
Kideco Jaya Agung (PKP2B), PT. Batubara Selaras Sapta (PKP2B), PT. Chandra
Gemilang (IUP), PT. Asiaco Citra Mulia (IUP) dan PT. Paser Bara Mandiri (IUP).
Dari luas 96.125 ha, kawasan HP dan HPT yang ada pada wilayah KPHP Model
Kendilo, jika dilihat dari sejarah pengelolaannya semuanya merupakan wilayah bekas
ijin pemanfaatan hasil hutan kayu sejak tahun 1970-an. Sampai saat ini wilayah KPHP
Model Kendilo yang masih aktif dikelola oleh IUPHHK-HT seluas 10.461 ha.
2.1.2.2. Sejarah Pengelolaan Hutan LindungKawasan HL pada KPHP Model Kendilo yaitu HL Sungai Samu, yang
pengelolaannya belum maksimal, sampai dengan saat ini belum ada lembaga yang
mengelola hutan lindung ini. Kawasan HL Sungai Samu sebagian arealnya merupakan
eks areal beberapa perusahaan IUPHHK PT. Edy Mulya Corporation yang beroperasi
mulai tahun 1974, PT. Usaha Mandiri Inti Sejahtera yang beroperasi sejak tahun 2002,
dan PT. Dua Putra Nan Jaya yang beroperasi sekitar tahun 2002. Perubahan fungsi ini
berdasarkan beberapa keputusan antara lain: Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan Menjadi bukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan
Penunjukan bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan, kemudian muncul SK
Baru yaitu SK.942/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 79/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Luas
areal hutan lindung saat ini seluas 41.558 ha.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-20
Gambar II-5. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-21
2.1.3.Pembagian Unit dan Blok PengelolaanPembagian wilayah kelola KPH ke dalam blok merupakan bagian dan tahapan
berikut dari tahapan awal tata hutan, yaitu inventarisasi hutan. Dalam Permenhut
Nomor P.6/Menhut-II/2010, Pasal 6 (2), dinyatakan bahwa pembagian blok harus
memperhatikan: (a) karakteristik biofisik lapangan; (b) kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar; (c) potensi sumber daya alam; dan (d) keberadaan hak-hak atau
izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Selanjutnya
pembagian blok harus memperhatian dan mengacu pada peta arahan
RKTN/RKTP/RKTK, fungsi kawasan, izin pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan. Berdasarkan arahan kawasan dalam RKTN (Rencana Kehutanan Tingkat
Nasional) dan RKTP (Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi) Kaltim, terdapat 6 (enam)
kawasan yaitu: (a) kawasan untuk konservasi; (b) kawasan untuk perlindungan hutan
alam dan gambut; (c) kawasan untuk rehabilitasi; (d) kawasan untuk pengusahaan
hutan skala besar; (e) kawasan untuk pengusahaan hutan skala kecil; dan (f) kawasan
untuk non kehutanan (hutan produksi yang dapat dikonversi).
Blok pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH dengan
persamaan karakteristik biogeofisik (potensi, penutupan lahan, bentang alam, dll.)
bersifat relatif permanen, yang ditetapkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
manajemen. Sedangkan petak adalah unit terkecil lahan hutan yang lokasi
geografisnya bersifat permanen, sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan
menjadi satuan administrasi (pencatatan) setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan
atasnya. Secara makro, zonasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo terdiri dari: (a)
zona kawasan yang telah terdapat izin pengelolaan-pemanfaatan (IUPHHK-HT); (b)
zona kawasan izin pinjam pakai pertambangan; dan (c) zona kawasan yang tidak
ada/belum ada ijin pengelolaan-pemanfaatan (berupa hutan lindung dan kawasan lain).
Secara operasional selanjutnya dalam masing-masing zona dibagi dalam blok-blok dan
petak-anak petak sebagai unit kelestarian manajemen terkecil.
Berdasarkan fungsi kawasan hutan, terdapat wilayah kelola KPHP Model Kendilo
yang merupakan HP, HPT dan HL. Dengan telah adanya beberapa izin pemanfaatan
hutan dan penggunaan kawasan (khususnya pinjam pakai kawasan pertambangan),
wilayah kelola KPHP Model Kendilo secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 4
(empat) kelompok yaitu wilayah kelola yang telah terdapat izin pemanfaatan IUPHHK-
HT, kawasan izin pinjam pakai, wilayah tumpang tindih izin pinjam pakai tambang dan
IUPHHK-HT, dan wilayah kelola yang tidak atau belum ada izin pemanfaatannya
(Tabel II-14).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-22
Tabel II-14. Pembagian Wilayah KPHP Model Kendilo Berdasarkan Izin Pemanfaatan danPenggunaan Kawasan Hutan
No Bagian WilayahFungsi Hutan (ha)
HL HPT HP Jumlah
1 Wilayah izin IUPHHK-HT 0 0 40.988 40.988
2 Wilayah pertambangan 0 2.398 16.454 18.852
3 Wilayah izin pertambangan dalamIUPHHK-HT 0 439 16.307 16.746
4 Wilayah yang belum ada izinpemanfaatannya 41.558 31.723 10.691 83.972
Sumber: Hasil analisis peta (2016)
Dari arahan kawasan-kawasan tersebut, maka berdasarkan fungsi hutan dan
peruntukan kawasan yang ada saat ini di lapangan, wilayah kelola KPHP Model
Kendilo terdiri dari: (a) kawasan hutan lindung terdiri dari blok pemanfaatan; (b)
kawasan hutan produksi terbatas terdiri dari blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan
HHBK dan blok pemberdayaan; serta c) kawasan hutan produksi terdiri dari blok
pemanfaatan HHK-HT dan blok pemberdayaan. Pembagian blok pada wilayah tertentu
sangat tergantung dengan skema rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada
wilayah tersebut sesuai dengan fungsi kawasan, kondisi biofisik, sosial ekonomi serta
peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam wilayah KPHP Model Kendilo terdapat kawasan hutan yang belum
dibebani hak/izin pemanfaatan atau penggunaan kawasan sehingga sebagian
kawasan tersebut selanjutnya disebut dengan wilayah tertentu. Luas wilayah tertentu
pada KPHP Model Kendilo adalah 83.972 ha yang terdiri dari HL seluas 41.558 ha,
HPT seluas 31.723 ha dan HP seluas 10.691 ha. Dalam rangka mempermudah proses
pengelolaan wilayah tertentu dan inventarisasi secara detail, sebelum dilakukan
pembagian blok sesuai dengan peruntukannya, maka wilayah tertentu pada KPHP
Model Kendilo dikelompokkan berdasarkan fungsi kawasan dan kesatuan areal
(kompartemen) dan aksesibilitas. Tabel II-15 dan Gambar II-6 memberikan gambaran
mengenai pembagian blok-blok pengelolaan dalam wilayah KPHP Model Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-23
Tabel II-15. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP Model Kendilo
No.Blok
Luas (ha)Fungsi Arahan/peruntukan
1. Hutan Lindung Pemanfaatan 41.557,73
2. Hutan Produksi Terbatas Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK 20.934,41
Pemberdayaan Masyarakat 13.115,15
3. Hutan Produksi Pemanfaatan HHK-HT 50.498,08
Pemberdayaan Masyarakat 11.390,57
TOTAL 137.495Sumber: Hasil analisis peta (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-24
Gambar II-6. Pembagian Blok-blok Pengelolaan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-25
2.2. Potensi Wilayah KPHP Model Kendilo2.2.1.Vegetasi2.2.1.1. Penutupan Vegetasi
Kondisi wilayah KPHP Model Kendilo yang sebagian besar merupakan kawasan
HPT dan HL memiliki konsekuensi pada rendahnya aksesibilitas. Gambaran detil
terkait tipe tutupan hutan ataupun vegetasi dan penggunaan lahan lainnya di wilayah
KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-16.
Tabel II-16. Gambaran Detil tentang Tipe Penutupan Lahan Wilayah Kelola KPHP ModelKendilo
Tipe Penutupan Lahan Luas (ha) Persentase (%)Hutan:
1 Hutan lahan kering sekunder 99.407,7 72,252 Hutan rawa sekunder 44,9 0,033 Hutan tanaman 2.614,2 1,90
102.066,8 74,18Non Hutan:
1 Semak/belukar 19.530,3 14,192 Belukar rawa 81,2 0,063 Lahan terbuka 2.070,3 1,504 Perkebunan 5.198.0 3,785 Pertambangan 6.568,7 4,776 Pertanian lahan kering 1.671.5 1,217 Tubuh air 407,3 0,30
35.527,2 25,82Total 137.594,0 100,0
Sumber: Peta tutupan lahan tahun 2016 (BPKH Wilayah IV Provinsi Kalimantan Timur)
Berdasarkan Tabel II-16, sebagian besar tutupan lahan wilayah KPHP Model
Kendilo adalah hutan (74,18%), yang terdiri dari hutan lahan kering sekunder
(72,25%), hutan tanaman (1,90%) dan hutan rawa sekunder (0,03%). Sedangkan
sisanya sekitar 25,82% merupakan areal bukan hutan yang terdiri dari semak belukar,
belukar rawa, lahan terbuka, perkebunan, pertambangan, pertanian lahan kering dan
tubuh air.
2.2.1.2. Kehadiran JenisSebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa 74,18% wilayah KPHP Model
Kendilo merupakan areal berhutan, dimana sekitar 72,25% merupakan hutan lahan
kering sekunder yang pada umumnya berada pada kawasan HL dan HPT. Hutan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-26
primer sudah tidak dapat ditemukan karena seluruh areal merupakan hutan bekas
tebangan yang dikelola oleh beberapa perusahaan kayu di masa lalu.
Wilayah KPHP Model Kendilo didominasi oleh ekosistem hutan lembab tropis.
Komposisi vegetasi penyusun tegakan hutan didominasi oleh famili Dipterocarpaceae.
Jenis-jenis yang dapat ditemui dari kelompok meranti diantaranya Meranti, Jelutung,
Kapur, Nyatoh, Durian, Keruing dan sebagainya. Kelompok rimba campuran yang
dapat ditemui antara lain Asam, Banitan, Binuang, Jambu, Pelawan, Kayu Arang, Kayu
Bawang, Terap dan lain-lain. Selain itu juga masih dapat ditemui kelompok kayu indah
antara lain Bungur, Sungkai dan Ulin. Berdasarkan dokumen RKU (Rencana Kerja
Usaha) dan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan) IUPHHK-HA,
kehadiran/komposisi jenis kayu berdasarkan kelompok komersialnya dapat
digambarkan pada Tabel II-17.
Tabel II-17. Rangkuman Komposisi Jenis Penyusun Tegakan Hutan Alam Produksi (HutanSekunder-Tegakan Bekas Tebangan) Hasil Inventarisasi Tegakan Izin Pinjam Pakai Kawasan
No Kelompok Jenis Nama IlmiahJumlahPohon
(rataan/ha)I Kayu yang Dilindungi
1. Banggeris Koompassia excelsa2. Nyerakat/Ketiau Ganua motleyana3. Tengkawang Shorea pinanga4. Ulin Eusideroxylon zwageri 1
II Kelompok Jenis Meranti1. Meranti Shorea spp. 14,52. Bangkirai Shorea laevis 0,53. Jelutung Dyera costulata4. Kapur Dryobalanops aromatica 25. Keruing Dipterocarpus spp. 3,66. Medang Cinnamomum spp. 0,127. Mersawa Anisoptera spp. 2,148. Nyatoh Palaquium spp. 20,99. Palapi Heritiera spp.10. Pulai Alstonia spp. 211. Resak Vatica spp.
III Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran1. Bayur Pterospermum spp. 0,122. Benuang Octomeles sumatrana 2,233. Gerunggang Cratoxylum spp.4. Jabon Anthocephalus spp. 3,725. Jambu-jambu Eugenia spp. 2,66. Kempas Koompassia malaccensis 0,67. Simpur Dillenia spp. 0,58. Terap Artocarpus spp. 1
IV Kelompok Jenis Kayu Eboni1. Kayu hitam/eboni Diospyros spp.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-27
No Kelompok Jenis Nama IlmiahJumlahPohon
(rataan/ha)IV Kelompok Jenis Kayu Indah
1. Sindur Sindora spp. 0,342. Sungkai Peronema canescens 7,87
Sumber: Inventarisasi tegakan ijin pinjam pakai PT. Tunas Muda Jaya (2015)
Berdasarkan dokumen ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) perusahaan yang
berada di dalam wilayah KPHP Model Kendilo, beberapa spesies flora yang dilindungi
yang dapat diidentifikasi antara lain Banggeris (Koompassia excelsa), Tengkawang
(Shorea stenoptera), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Durian (Durio zibethinus). Hutan
tropika basah yang didominasi jenis-jenis seperti Meranti Merah, Meranti Kuning,
Meranti Putih, Meranti Batu, Keruing, Bengkirai, Nyatoh tersebar di wilayah KPHP
Model Kendilo. Adapun untuk jenis semak belukar yang mendominasi adalah
Karamunting (Rhosophyrtus tomentosa), Alang-alang (Imperata cylindrica) dan Paku
(Neprolepsis hyrsulata).
Untuk mengetahui jenis pohon di wilayah KPHP Model Kendilo, dilaksanakan
survei plot sebanyak 7 titik yaitu :
a. Plot 1 dan 2 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Utara wilayah hutan
KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi terbatas, Desa Selerong,
Kecamatan Muara Samu.
b. Plot 3 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Utara-Tengah dari wilayah
hutan KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi, Desa Busui,
Kecamatan Batu Sopang.
c. Plot 4 – 7 : untuk mewakili jenis pohon di bagian wilayah Tengah-Selatan dari
wilayah hutan KPHP Model Kendilo, tepatnya di kawasan hutan produksi, Desa Biu,
Kecamatan Muara Samu.
Dari hasil survei plot di wilayah KPHP Model Kendilo tersebut di atas, setidaknya
dijumpai 39 spesies. Selain itu juga ditemukan jenis bambu, pasak bumi dan beberapa
jenis rotan seperti Rotan Manau, Rotan Danan dan Rotan Semambu. Tabel II-18
menyajikan jenis-jenis pohon yang masih dapat ditemui di wilayah kelola KPHP Model
Kendilo.
Tabel II-18. Daftar Jenis Pohon pada Wilayah KPHP Model Kendilo
No Nama Lokal Nama Ilmiah1 Asam Mangifera spp.2 Banitan Polyalthia spp.3 Belimbing Averhoa spp.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-28
No Nama Lokal Nama Ilmiah4 Binuang Octomeles sumatrana Miq.5 Beringin Ficus spp.6 Bilungka Cucumis spp.7 Durian Durio spp.8 Gaharu Aquilaria spp.9 Jabon Anthocephalus spp.
10 Jambu-jambu Eugenia spp.11 Jaring Hutan Pithecellobium spp.12 Kacang-kacangan Pentace spp.13 Kapur Dryobalanops spp.14 Kelantan15 Kelempayan16 Kemuning Murraya paniculata17 Kopi Canthium dicoccum18 Laban Vitex pubescens19 Lanan Shorea spp.20 Langsat Lansium spp.21 Lantan Alstonia spp.22 Loa Macaranga spp.23 Mahang Macaranga spp.24 Mali-mali Diospyros spp.25 Meranti Shorea spp.26 Nyatoh Palaquium spp.27 Paci Talinum spp.28 Pala-pala Myristica spp.29 Pelawan Tristania spp.30 Petangis Talauma spp.31 Rambutan Hutan Nephelium spp.32 Sengkuang Dracontomelon spp.33 Simpur Dillenia spp.34 Sintuk Cinnamomum spp.35 Sirihan Diospyros spp.36 Sungkai Peronema canescens37 Temberas Pternandra caeculescens38 Terap Artocarpus sp.39 Trembesi Samanea saman
Sumber: BPKH (2015)
Adapun Indeks Nilai Penting (INP) tingkat pohon (diameter >20 cm) dan
permudaan pada wilayah KPHP Model Kendilo pada masing-masing strata adalah
sebagai berikut.
Tabel II-19. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D(V/ha)
Dr (%) P F Fr (%) INP(%)
1 Kelompok Kayu 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-29
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D(V/ha)
Dr (%) P F Fr (%) INP(%)
Indah
2 Kelompok JenisMeranti 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
3 Kelompok RimbaCampuran 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah 1 s/d 3 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
hutan kering sekunder adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 154,39),
kelompok jenis meranti (INP = 105,56) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 40,04).
Tabel II-20. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansijenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenisrelatif; INP=indeks nilai penting)
No Jenis N K(N/ha) Kr (%) D
(V/ha) Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
1 Kelompok KayuIndah 24 8,00 11,06 1,84 22,94 16 0,33 11,03 45,04
2 Kelompok JenisMeranti 58 19,33 26,73 2,09 26,12 34 0,17 23,45 76,29
3 KelompokRimbaCampuran
135 45,00 62,21 4,08 50,94 95 1,98 65,52 178,67
Jumlah Total 217 72,33 100,00 8,01 100,00 145 3,02 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2015)
Dari data di atas diketahui bahwa kelompok jenis yang mendominasi di strata
belukar adalah kelompok jenis rimba campuran (INP = 178,67), kelompok jenis
meranti (INP = 76,29) dan kelompok jenis kayu indah (INP = 45,04).
2.2.2. Potensi Kayu dan Non Kayu2.2.2.1. Potensi Kayu
Sebagian besar (62%) dari wilayah kelola KPHP Model Kendilo terdiri dari zona
yang belum terdapat ijin pemanfaatan kawasan dan hasil hutan, yaitu pada kawasan
HL dan HPT. Dengan demikian data dan informasi tentang potensi kayu merupakan
masukan atau kebutuhan pokok-penting dalam pengelolaan sumber daya hutan di
zona tersebut.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-30
Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan plot pengukuran.
Tabel II-21. Rekapitulasi Dugaan Rata-Rata Jumlah Batang dan Volume per Hektar padaSetiap Plot
NoPlot
20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm 50 cm - up 20 cm - up
N V N V N V N V N V
1 77 14,56 19 8,92 9 9,23 12 21,36 117 54,07
2 16 3,30 8 4,75 4 3,69 13 51,34 41 63,08
3 34 8,5 22 12,55 23 21,12 12 28,49 91 70,71
4 40 10,09 26 15,46 14 17,06 15 40,17 95 82,77
5 26 10,91 23 19,65 13 15,09 15 47,98 77 93,63
6 28 7,92 20 10,37 7 7,97 4 8,53 59 34,78
Jumlah 221 55,32 118 71,70 70 74,16 71 197,86 480 399,04
Sumber: BPKH (2015)
Berikut ditampilkan rekapitulasi dugaan rata-rata jumlah batang dan volume kayu
per ha berdasarkan strata penutupan lahan.
Tabel II-22. Volume per Hektar Berdasarkan Strata Penutupan Lahan
Strata20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm 50 cm - up 20 cm - up
N V N V N V N V N V
HutanSekunder 33 9,85 24 16,01 18 18,58 24 39,78 89 84,22
Belukar 40 8,59 16 8,01 6 6,96 10 27,08 72 50,86
Jumlah 74 18,44 40 24,03 24 25,54 24 66,85 162 134,86
Sumber: BPKH (2015)
Data-data mengenai kondisi permudaan di wilayah KPHP Model Kendilo
disajikan pada tabel-tabel dan uraian berikut.
Tabel II-23. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 1 KPHP Model Kendilo
No Jenis Kayu Jumlah Semai(Btg/ha)
Jumlah Pancang(Btg/ha)
Jumlah Tiang(Btg/ha)
Jumlah Total(Btg/ha)
1 Kelompok KayuIndah 80 5 85 170
2 Kelompok Meranti 6 6 0 3
3 Kelompok RimbaCampuran 59 72 0 131
Jumlah 1 s/d 3 145 83 85 304
Sumber: BPKH (2015)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-31
Pada plot 1 kondisi permudaan didominasi oleh kelompok jenis kayu indah untuk
tingkat semai dan tiang sedangkan kelompok rimba campuran yang mendominasi
untuk pancang.
Tabel II-24. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 2 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok KayuIndah 4 13 0 17
2 Kelompok Meranti 1 0 0 1
3 Kelompok RimbaCampuran 27 36 0 63
Jumlah 1 s/d 3 32 49 0 81
Sumber: BPKH (2015)
Pada plot 2 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-25. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 3 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok KayuIndah 5 9 0 14
2 KelompokMeranti 1 0 4 5
3 Kelompok RimbaCampuran 62 30 0 71
Jumlah 1 s/d 3 68 39 4 90
Sumber: BPKH (2015)
Pada plot 3 permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang didominasi oleh
kelompok jenis meranti.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-32
Tabel II-26. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 4 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 Kelompok Meranti 16 11 0 11
2 Kelompok RimbaCampuran 50 25 0 75
Jumlah 1 s/d 3 66 36 0 86
Sumber: BPKH (2015)
Pada plot 4, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai dan tingkat pancang sedangkan untuk tingkat tiang tidak ada data yang
mendominasi.
Tabel II-27. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 5 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
1 KelompokMeranti 4 7 0 11
2 Kelompok RimbaCampuran 30 18 1 49
Jumlah 1 s/d 2 34 25 1 60
Sumber: BPKH (2015)
Pada plot 5, permudaan didominasi oleh kelompok jenis rimba campuran untuk
tingkat semai, tingkat pancang dan tingkat tiang.
2.2.2.2. Potensi Non KayuPemanfaatan sumber daya hutan, khususnya hutan alam lembab tropis yang
telah berlangsung sejak tahun 1970, pada dasarnya berfokus pada pemanfaatan HHK
(hasil hutan kayu). Fakta juga memberikan pelajaran bahwa sampai saat ini pun
pengelolaan SDH dalam skala besar dengan sistem “kontrak-konsesi” juga belum
berhasil mewujudkan pengelolaan SDH secara lestari (SFM/Sustainable Forest
Management).
Belajar dari pengalaman pengelolaan SDH dan pemanfaatan HHK tersebut maka
telah dirumuskan kembali paradigma pembangunan kehutanan. Salah satu perubahan
yang sedang dan akan dikembangkan adalah perubahan dari “timber based oriented “
menjadi “resources based oriented“. Dengan demikian SDH tidak hanya dipandang
sebagai “hanya penghasil kayu, tetapi mampu menghasilkan berbagai fungsi dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-33
manfaat yang lain”, antara lain HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) dan jasa lingkungan
hutan. Keberadaan HHBK dalam kawasan hutan justru memiliki nilai yang penting bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Karena itu dengan pelaksanaan inventarisasi
sosial budaya masyarakat yang dilakukan oleh BPKH (Balai Pemantapan Kawasan
Hutan), diharapkan pendataan tentang potensi HHBK akan tersedia lebih baik.
Secara historis sosiologis, keberadaan HHBK sangat erat dengan hidup dan
kehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, baik dalam aspek
ekonomi, sosial dan budayanya. Di wilayah KPHP Model Kendilo saat ini sudah
dilakukan inventarisasi potensi HHBK pada beberapa desa di sekitar wilayah KPHP.
Berdasarkan hasil inventarisasi tersebut, maka dapat digambarkan keberadaan HHBK
meliputi: damar, rotan, madu, buah-buahan, hewan buruan, dan tanaman obat-obatan.
Jika dilihat dari kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat selama ini,
HHBK yang ditemukan dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat di dalam dan sekitar
wilayah KPHP Model Kendilo dapat dicermati pada Tabel II-28.
Tabel II-28. Keberadaan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat diDalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo
No Kelompok Hasil Hutan Bukan Kayu Pemanfaatan
1 Buah-buahan hutan antara lain: durian,cempedak, mata kucing, langsat, dan lain-lain Dikonsumsi dan dijual
2 Pohon/Tumbuhan obat, antara lain: pasakbumi, akar kuning Pengobatan tradisional
3 Rotan antara lain: sega, semambu, dan lain-lain
Sebagai bahan kerajinan tali-temali ataugelang-gelang untuk kemudian dijual
4 Bambu/rebung bambuKontruksi pondok, tikar, peralatan rumahtangga, anyaman, kandang, lemang dan lain-lain
5 Gaharu Dijual6 Getah damar yaitu damar pohon meranti Sebagai bahan dempul perahu
7 Madu pada pohon madu (banggeris, kapurdan meranti) Dikonsumsi dan dijual
8 Hewan buruan, antara lain: babi, payau,pelanduk, landak dan lain sebagainya Dikonsumsi dan dijual
9 Sarang burung walet Dijual
Sumber: Analisis beberapa hasil penelitian dan observasi (2016)
Sampai saat ini belum ada pengelolaan HHBK dalam rangka tujuan komersial
yang dikemas dalam bentuk usaha kerajinan seperti industri rumah tangga (home
industry). Dengan demikian masih diperlukan inventarisasi potensi HHBK dan
pengembangan usaha kerajinan pemanfaatan hasil hutan kayu di wilayah KPHP Model
Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-34
2.2.3.Flora dan Fauna Langka2.2.3.1. Flora Langka
Beberapa spesies flora yang dilindungi yang dapat diidentifikasi pada hutan
lembab tropis KPHP Kendilo antara lain Banggeris (Koompassia excelsa),
Tengkawang (Shorea stenoptera), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Durian (Durio
zibethinus). Selain itu juga terdapat jenis-jenis flora seperti Meranti Merah, Meranti
Kuning, Meranti Putih, Meranti Batu, Keruing, Bengkirai, dan Nyatoh di wilayah KPHP
Model Kendilo.
2.2.3.2. Fauna LangkaSebagaimana halnya dengan kekayaan flora, ekosistem hutan lembab tropis
KPHP Kendilo juga menyimpan berbagai jenis fauna yang meliputi kelas Mamalia,
Reptilia dan Aves. Berdasarkan IUCN Red List, beberapa jenis diantaranya telah
termasuk ke dalam jenis yang dilindungi dan terancam punah. Berbeda dengan flora,
data dan informasi tentang fauna masih sangat terbatas. Dalam kegiatan inventarisasi
hutan yang dilaksanakan oleh pemegang ijin IUPHHK-HT dan tambang, data dan
informasi tentang potensi fauna belum merupakan kebutuhan dalam penyusunan
rencana pengelolaan hutan. Dengan diterapkannya standar (kriteria dan indikator)
pengelolaan hutan alam produksi, terutama standar dari FSC (Forest Stewardship
Council), ketersediaan data dan informasi tentang keanekaragaman hayati
(biodiversity) baik flora maupun fauna menjadi suatu keharusan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PT. Inhutani II Unit Tanah Grogot
dan PT. Tunas Muda Jaya tercatat beberapa jenis satwa yang berhasil diidentifikasi
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel II-29.
Tabel II-29. Keberadaan Satwaliar di Wilayah KPHP Model Kendilo
Kelas Nama Lokal Nama LatinStatus Konservasi
IUCN Nasional CITES
Mamalia
Kancil (Pelanduk) Tragulus sp. LC Dilindungi Appendix IIIJelarang Bilalang Ratufa affinis NT - -Kijang Muncak Muntiacus muntjak LC Dilindungi Appendix IIILandak Hystrix brachyura LC Dilindungi Appendix IIIBabi Sus barbatus Vu - -Lutung Kelabu Trachypithecus cristatus NT - Appendix IIMonyet Ekor-panjang Macaca fascicularis LC - -Beruang Madu Helarctos malayanus Vu Dilindungi Appendix ISero Ambrang Aonyx cinerea Vu - -Musang Galing Paguma larvata LC - -
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-35
Kelas Nama Lokal Nama LatinStatus Konservasi
IUCN Nasional CITES
Burung
Beo (Tiong Emas) Gracula religiosa - Dilindungi Appendix IIIDederuk Jawa Streptopelia bitorquata - - -Sepah Hutan Pericrocotus flammeus - - -Puyuh Batu Coturnix chinensis - - -Tekukur Biasa Streptopelia chinensis - - -Elang Bondol Haliastur Indus - - -Beluk Jampuk Bubo sumatranus - - -Perkutut Jawa Geopelia striata - - -Tikusan Kerdil Porzana pusilla - - -Blekok Sawah Ardeola speciosa - - -Punai Gading Treron vernans - - -Bondol Perut-putih Lonchura leucogastra - - -Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster - - -Kapinis Laut Apus pacificus - - -Kapinis Rumah Apus affinis - - -Manyar Ploceus sp. - - -Prenjak Prinia sp. - - -Srigunting Batu Dicrurus paradiseus - - -Betet Ekor-panjang Psittacula longicauda - - -Layang-layang Hirundo sp. - - -Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier - - -Kucica Hutan Copsychus malabaricus - - -Bubut Alang-alag Centropus bengalensis - - -Kucica Kampung Copsychus saularis - - -Cucak Kuricang Pycnonotus atriceps - - -Pelatuk Kelabu-besar Mulleripicus
pulverulentus- - -
Sikatan Sisi-gelap Muscicapa sibirica - - -
Reptil
Biawak Varanus salvator - - -Ular Kobra Ophiophagus hannah - - -Ular Sanca Bodo Python molurus - Dilindungi Appendix IIUlar Sawa Python reticulatus - - Appendix IIKadal Mabuya multifaciarum - - -Bunglon Calotes sp. - - -
Keterangan: Status national seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 7/1999, status konservasi menurutdata merah IUCN diunduh pada 07 Februari 2010: NT: Near Threatened (Mendekati terancam); LC: Least Concern(Tidak terperhatikan); Vu: Vulnerable (Rentan) dan status CITES (Convention on International Trade in EndangeredSpecies of Wild Fauna and Flora); Appendix I (daftar seluruh speciestumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalamsegala bentuk perdagangan internasional), Appendix II (daftar species yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkinterancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan) dan Apeendix III (daftar species tumbuhandan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitat)
Sumber: Dokumen ANDAL PT. Inhutani II Tanah Grogot dan PT. Tunas Muda Jaya (2015)
2.2.4.Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata AlamWisata alam di Kabupaten Paser saat ini boleh dikatakan masih terfokus dan
mengandalkan wisata budaya seperti goa, museum, makam raja, sementara jasa
lingkungan dan wisata alam dengan lansekap hutan yang sebenarnya menyimpan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-36
potensi besar masih belum banyak digarap. Disadari bahwa dalam upaya peningkatan
dan pengembangan jasa lingkungan berbasiskan lansekap hutan di Kabupaten Paser
sangat diperlukan perencanaan yang baik dan terarah.
Wisata alam merupakan potensi jasa lingkungan hutan yang ke depan
mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan. Jasa lingkungan hutan juga
merupakan potensi SDH yang perlu digali dan dimanfaatkan di masa yang akan
datang. Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran
spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Fungsi
estetika dari SDH merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu diidentifikasi
dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan.
SDH sebagai gabungan produk proses biologis berupa berbagai jenis vegetasi
dan kondisi tapak yang bervariasi, dalam kondisi tertentu-spesifik dapat menghasilkan
apa yang disebut sebagai “estetika-panorama” yang menarik. Keberadaan
keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga merupakan potensi jasa lingkungan yang
dapat dikembangkan ke depan. Sebagai contoh, keberadaan hutan lindung dalam
wilayah kelola KPHP Model Kendilo juga merupakan potensi jasa lingkungan sebagai
sumber air. Beberapa obyek wisata yang terdapat di sekitar wilayah KPHP Model
Kendilo dan telah dikenal masyarakat yaitu Gua Tengkorak dan Liang Mangkulangit.
Apabila disinergikan dengan potensi “jasa lingkungan” yang lain dapat dikembangkan
bentuk-bentuk wisata seperti wisata alam (ecotourism), wisata pendidikan dan
penelitian. Keberadaan HL di wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu Hutan Lindung
Sungai Samu juga menyimpan potensi jasa lingkungan berupa konservasi terhadap
tanah dan air. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan penyediaan sumber air bersih bagi
masyarakat di wilayah DAS Kendilo pada umumnya.
Pada wilayah kelola KPHP Model Kendilo, data dan informasi tentang potensi
wisata alam memang belum banyak terungkap, akan tetapi berdasarkan pengamatan
di lapangan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa potensi pengembangan wisata
di sekitar wilayah KPHP Model Kendilo, diantaranya:
Wisata Alam Kondisi hutan Dipterocarpaceae yang relatif sehat dan baik kondisinya, menyimpan
kekayaan pohon-pohon berbagai jenis dengan diameter yang besar (> 1 m)
merupakan salah satu pemandangan yang mulai langka;
Wisata sungai berupa air terjun dengan pemandangan alam asri dan indah dengan
berbagai jenis primata seperti monyet dan lutung serta berbagai jenis burung.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-37
Beberapa potensi air terjun yang teridentifikasi meliputi : Riam Nipo, Riam Pongson
(Desa Selerong), Riam Bangain (Desa Muara Longan), Riam Turun Dayan (desa
Busui), Doyam Glogor (Desa Libur Dinding), Air Terjun Bongkar, Air Terjun
Labuhan, Air Terjun Pancur (Desa Rantau Atas),
Di sekitar kawasan terdapat wisata petualangan menyelusuri sungai (arum jeram),
memasuki gua-gua pegunungan karst dan gua-gua burung walet. Potensi sungai
untuk arum jeram seperti Sungai Setiru (desa Suweto) dan Sungai Andeh (Desa
Muara Andeh)
Riam Doyam Glogor di Desa Libur Dinding
Air Terjun Bongkar di Desa Rantau Atas
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-38
Wisata Arung Sungai di Desa Muara Andeh
Wisata Arung Sungai Setiru di Desa Suweto
Wisata Gua Blawung di Desa Muser
Gambar II-7. Potensi Wisata Alam di Wilayah KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-39
Wisata BudayaKeberadaan budaya masyarakat asli Paser dalam bentuk seni seperti tari-tarian,
kerajinan dan budaya kehidupan sehari-hari merupakan potensi yang dapat
dikembangkan sebagi bagian dari wisata, antara lain:
Seni tari-tarian seperti: Ronggeng Paser, Rembara, Gintur, Jepen Muslim, Jepen
Daya Taka, Singkir, Belian dan Gendang Agong.
Kerajinan tangan seperti lampit dan tas.
Budaya kehidupan sehari-hari seperti budaya gotong-royong, memanen madu dan
rotan, perladangan berpindah, menanam, acara perkawinan dan kelahiran anak.
Hasil Panen HHBK Rotan di Wilayah KPHP Kendilo
Budaya Masyarakat Desa Tanjung Pinang
membuat Kerajinan Rotan dan Bambu
Gambar II-8. Potensi Wisata Budaya di Wilayah KPHP Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-40
Wisata PendidikanKeberadaan hutan yang masih relatif baik dipadukan dengan kearifan lokal merupakan
peluang untuk pengembangan wisata berbasis keilmuan/pendidikan. Dalam rangka
pengembangan wisata di wilayah KPHP Model Kendilo, masih diperlukan informasi
dan data yang cukup banyak meliputi keberadaan potensi, aksesibilitas, infrastruktur,
sarana dan prasarana yang ada. Perencanaan dengan mengintegrasikannya dengan
potensi-potensi wisata yang sudah berkembang seperti yang berada di Kecamatan
Muara Komam (Liang Mangkulangit) dan Kecamatan Batu Sopang (Gua Tengkorak)
sangat diperlukan.
Potensi KarbonSalah satu program pemerintah adalah pengurangan emisi karbon dan kerusakan
hutan melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation). Oleh karenanya perhitungan jumlah karbon yang tersimpan (carbon
stock) dan terserap (carbon sink) oleh keberadaan tegakan hutan dalam wilayah kelola
KPHP Model Kendilo menjadi penting untuk mendapat perhatian dalam
pengelolaannya ke depan. Saat ini belum pernah dilakukan penghitungan cadangan
karbon pada KPHP Model Kendilo. Metode perhitungan karbon telah banyak
dikembangkan oleh beberapa lembaga yang berkaitan dengan program REDD+
melalui program-program pelatihan MRV (Measurement, Reporting and Verification).
Dalam pelaksanaan IHMB (Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala) juga telah
dikembangkan perhitungan “berat kayu” dalam tegakan hutan disamping perhitungan
volume sebagaimana biasa dikerjakan sebelumnya, sehingga dapat dikonversi ke
dalam kandungan karbonnya, atau besarnya persediaan karbon dalam tegakan hutan.
Tabel II- adalah cadangan karbon pada beberapa tipe hutan berdasarkan hasil
penelitian dari berbagai pakar maupun lembaga. Pada tabel II- memberikan gambaran
secara umum kondisi stok karbon di KPHP Model Kendilo berdasarkan tutupan
lahanya, dimana diperkirakan total stok karbon yang ada di wilayah KPHP Model
Kendilo sebesar 44.517.934.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-41
Tabel II-30. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Tutupan Lahan
Sumber: Data Sekunder (2014)
Tabel II-31. Biomassa dan Nilai Karbon untuk Masing-masing Penutupan Lahan
Tipe Penutupan Lahan Luas (ha) Stock C/Ha Total Stock C
Hutan:
1 Hutan lahan kering sekunder 99.407,70 169 16.799.901
2 Hutan rawa sekunder 44,9 155 6.960
3 Hutan tanaman 2.614,20 65 169.923
Non Hutan:1 Semak/belukar 19.530,30 30 85.909
2 Belukar rawa 81,2 30 2.436
3 Lahan terbuka 2.070,30 2,5 5.176
4 Perkebunan 5.198 63 327.474
5 Pertambangan 6.568,70 0 -
6 Pertanian lahan kering 1.671,5 10 16.715
7 Tubuh air 407,3 0 -
Total 137.594,00 44.517.934Sumber: Analisis Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-42
2.3. Informasi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat diDalam dan Sekitar Wilayah KPHP Model Kendilo
2.3.1.Demografi2.3.1.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun terus mengalami
kenaikan yang cukup berarti, seperti yang umum terjadi pada desa-desa di Kalimantan
Timur. Jumlah penduduk Kabupaten Paser mencapai 102.936 jiwa pada tahun 1990
dan bertambah menjadi 230.316 jiwa pada tahun 2010. Dengan kata lain, penduduk
Kabupaten Paser telah tumbuh lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir sejak
tahun 1990. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa dari tahun 1990-2010 jumlah
penduduk laki-laki masih lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal
ini terlihat jelas dari rasio jenis kelamin penduduk yang selalu mengalami peningkatan.
RJK (Rasio Jenis Kelamin) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki–laki
terhadap jumlah penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah di
atas seratus berarti proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Dibandingkan dengan tahun 2011, dimana jumlah penduduk pada saat itu adalah
sebanyak 239.221 jiwa, maka telah terjadi pertumbuhan sebesar 3,51% di tahun 2012.
Tabel II-32. Jumlah dan Rasio Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Paser
No. Jenis KelaminTahun
2010 2011 2012 2013 20141 Laki-laki 122.995 126.217 129.680 132.722 135.9252 Perempuan 108.693 111.566 114.431 117.269 120.2503 Total 231.688 237.783 244.111 249.991 256.1754 Rasio Jenis Kelamin 113,16 113,13 113,33 113,18 113,04
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Pertumbuhan penduduk tahun 2000-2010 mengalami penurunan jika
dibandingkan pada periode 10 tahun sebelumnya (tahun 1990-2010). Jika pada tahun
1990-2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun Kabupaten Paser mencapai
4,45%, maka pada tahun 2000-2010 rerata laju pertumbuhan penduduk turun menjadi
3,77%. Sedangkan pada tahun 2014 persentase pertumbuhan penduduk menurun
menjadi 2,47%.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-43
Tabel II-33. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di KabupatenPaser
No. Jenis KelaminTahun
1990 2000 2010 2013 20141 Laki – Laki 4,44 3,91 8,522 Perempuan 4,46 3,62 8,23
Total 4,45 3,77 8,39 2,41 2,47Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Banyak penduduk yang tidak tercatat secara adminsitratif di desa, sehingga
menyebabkan perihal kependudukan tidak tersedia data yang rinci. Sedianya ada studi
menyeluruh mengenai database sosial ekonomi di wilayah Kabupaten Paser pada
wilayah DA (Demonstrative Activity), khususnya areal DA yang masuk ke dalam
wilayah kelola KPHP Model Kendilo. Jumlah penduduk berdasarkan kecamatan yang
ada di wilayah KPHP Model Kendilo tersaji dalam Tabel II-34.
Tabel II-34. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Empat Kecamatanyang Termasuk dalam Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo
No. Kecamatan Ibukota Luas Wilayah(km2)
Jumlah(Jiwa)
KepadatanPenduduk(Jiwa/km2)
1. Batu Engau Kerang 714,05 17.799 24,93
2. Batu Sopang Batu Kajang 1.111,38 25.139 22,62
3. Muara Komam Muara Komam 1.753,40 13.254 7,54
4. Muara Samu Muser 855,25 5.825 6,81
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Berdasarkan Tabel II-34 terlihat bahwa Kecamatan Muara Samu termasuk
berpenduduk yang paling sedikit dengan tingkat kepadatan yang paling rendah (6,81
jiwa/km2). Adapun rerata tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Paser sebesar
22,08 jiwa/km2. Namun tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah di
Kecamatan Batu Engau yang merupakan pusat aktivitas kegiatan industri
pertambangan dengan kepadatan sebesar 24,93 jiwa/km2.
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk
di Kabupaten Paser secara geografis dapat dikatakan belum merata yang
mengakibatkan penumpukan penduduk pada suatu wilayah. Ketidakmerataan ini
tentunya disebabkan beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah potensi wilayah
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-44
yang dimiliki. Penduduk Kabupaten Paser masih mengelompok pada wilayah-wilayah
yang jaraknya cukup dekat dengan ibu kota kabupaten. Lebih dari 25% penduduk
Kabupaten Paser bertempat tinggal di kecamatan yang terletak di ibukota kabupaten,
yaitu Kecamatan Tanah Grogot. Sedang sisanya tidak merata tersebar di 9 kecamatan
lainnya.
Berdasarkan data yang disajikan di atas, terlihat bahwa secara umum wilayah
KPHP Model Kendilo relatif lengang atau tidak mengalami tekanan penduduk yang
tinggi. Meskipun demikian pada wilayah-wilayah di sekitar pemukiman
dipertimbangkan penting untuk tetap mendapatkan perhatian, karena pada umumnya
segala aktivitas ekonomi penduduk terkonsentrasi pada daerah-daerah dekat
pemukiman. Begitu juga tekanan populasi tidak terlihat sebagai penyebab utama dari
kerentanan.
Populasi umum di wilayah KPHP Model Kendilo secara proporsi sangat muda,
dimana lebih dari 63% populasi berusia di bawah 30 tahun. Dikaitkan dengan tingkat
pertumbuhan yang relatif tinggi dan rerata berbagai keluarga berimplikasi terhadap
tekanan populasi pada sumber daya lahan ke depan akan sangat pelik, terutama
mengingat rendahnya tingkat lahan produktif yang dimiliki oleh masing-masing
keluarga. Secara keseluruhan, rata-rata pendapatan rumah tangga penduduk di
wilayah sekitar KPHP Model Kendilo sungguh tinggi, utamanya karena tingginya
potensi pendapatan dari kegiatan non perladangan di kabupaten seperti perkebunan
kelapa sawit dan pertambangan.
Begitu pula tingkat kemiskinan relatif rendah di wilayah KPH ini, dimana 20-30%
rumah tangga dianggap sebagai keluarga ‘miskin’. Namun, kebanyakan desa di
wilayah KPH ini dianggap rentan kemiskinan akibat ketiadaan intervensi tertentu
utamanya karena ketergantungan mereka terhadap sumber daya alam dan
keterisolasian geografis.
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi oleh keluarga di setiap desa yang
disurvei adalah ketidakmampuan menciptakan atau membangun kesejahteraan akibat
rendahnya pendapatan dan tingkat pengeluaran yang cukup tinggi. Meskipun hal ini
bukan menjadi penyebab utama dari kemiskinan, namun hal ini menjadi penghalang
utama dalam membangun ketahanan dan pengurangan kerentanan di wilayah KPH.
Ketidakmampuan untuk membangun dan memanfaatkan kekayaan sangat membatasi
kemampuan rumah tangga untuk mengadopsi strategi mata pencaharian baru dan
merespon perubahan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-45
Hubungan antara masyarakat dengan hutan dan SDH di wilayah kelola KPHP
Model Kendilo ini diantaranya dalam bidang usaha budidaya kehutanan dalam bentuk
tanaman keras/kayu yang merupakan usaha jangka panjang. Kegiatan usaha tersebut
dilakukan baik dalam bentuk kerja sama dengan pihak perusahaan (plasma) maupun
kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Paser sendiri dalam bentuk
pemberian bibit melalui Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang dikelola langsung oleh
kelompok tani. Usaha sektor kehutan dan perkebunan terdiri dari jati, sengon, akasia,
karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa. Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat
antara lain damar, rotan, madu, kayu, gaharu, buah-buah dan berburu. Mekanisme
masyarakat untuk dapat memanfaatkan hasil hutan, apabila penduduk asli dapat
mengambil langsung kedalam hutan namun jika penduduk pendatang harus mendapat
izin kepala desa atau pemilik lahan. Hasil hutan sebagian dijual dan sebagian dipakai
sendiri.
2.3.1.2. Tingkat PendidikanPendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk meningkatkan
keterampilan dan kecerdasan yang dimilikinya. Sesuai dengan amanat yang diemban
negara, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tolok ukur yang biasa digunakan untuk melihat keberhasilan
pendidikan di suatu wilayah adalah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik
gedung sekolah maupun tenaga pengajar dan rasio murid terhadap guru.
Secara umum jumlah sarana sekolah jenjang TK hingga SMU/SMK, baik negeri
maupun swasta yang berada di bawah Departemen Pendidikan secara kuantitatif
mengalami perkembangan. Fasilitas pendidikan untuk jenjang selain pendidikan dasar
dan menengah, di Kabupaten Paser juga terdapat 3, tetapi juga banyak yang keluar
kabupaten seperti ke kota yang terdekat Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin dan ke
beberapa kota besar lainnya.
Adapun persentasi penduduk berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan
(Tabel II-35), terlihat bahwa sebagian masyarakat hanya lulus SD dan tidak
mempunyai ijazah, sementara sekitar 43% lulus SLTP & SLTA, dan hanya 6% yang
berijasah diploma/sarjana/pascasarjana.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-46
Tabel II-35. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Terakhir yangDitamatkan
No Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Laki-laki(%)
Perempuan(%)
Jumlah(%)
1 Tidak punya ijazah 22,27 25,65 23,822 SD 32,11 33,68 32,833 SLTP 14,53 14,42 14,474 SLTA 25,31 20,66 23,185 Diploma/Sarjana/Pascasarjana 5,78 5,59 5,70
Jumlah 100,00 100,00 100,00Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Dalam kaitannya dengan pengelolaan KPHP Model Kendilo ke depan, tingkat
pendidikan masyarakat merupakan faktor penting terhadap pemahaman tentang peran
hutan dan kehutanan dalam hidup dan kehidupannya ke depan. Juga berkaitan
dengan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
pengelolaan hutan oleh KPH. Dalam hal pendidikan terdapat 2 (dua) faktor utama yang
perlu mendapat perhatian, yaitu sejauh mana pendidikan telah menjadi kebutuhan
masyarakat dan seberapa besar peran pemerintah dalam pelaksanaan program
pendidikan bagi masyarakat.
Kemajuan dunia pendidikan pada suatu wilayah tidak lepas dari campur tangan
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu wujud peran serta
pemerintah dalam kemajuan dunia pendidikan adalah peningkatan jumlah sekolah dari
tahun ke tahun. Sampai dengan tahun 2014, jumlah sekolah yang ada di Kabupaten
Paser berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD 225 unit, SLTP 75 unit, SLTA 36 unit,
dan PT 3 unit.
Dari data statistik terlihat bahwa terdapat peningkatan partisipasi masyarakat
dalam bidang pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari terus bertambahnya jumlah sekolah
dan jumlah murid di sekolah-sekolah dari SD sampai SLTA. Namun demikian
perkembangan tersebut masih terpusat di kecamatan-kecamatan yang dekat dengan
ibukota kabupaten (Tanah Grogot). Dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat
yang jauh dari ibukota dapat dinyatakan masih rendah. Tabel II-35 memberikan
penjelasan tentang tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan dalam wilayah kelola
KPHP Model yaitu yang sebagian besar masih didominasi oleh tingkat pendidikan SD.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-47
Tabel II-36. Tingkat Pendidikan Masyarakat dan Jumlah Sekolah di Wilayah Kelola KPHP-Model Kendilo
No TingkatPendidikan
JumlahSekolah
JumlahGuru
JumlahMurid
RasioGuru:Murid
RasioRombel %
1 Kecamatan Batu EngauTK 2SD 10 99 1473 14,88 20,75 65SLTP 5 100 535 5,35 24,31SLTA 2 25 248 9,92 27,56Jumlah 2256
2 Kecamatan Batu SopangTK 7
SD 7 115 2500 21,74 30,12 65
SLTP 2 45 869 19,31 29,97
SLTA 1 35 471 13,46 29,44
Jumlah 3840
3 Kecamatan Muara Komam
TK 3
SD 6 76 938 12,34 19,14 59
SLTP 2 48 508 10,58 26,74
SLTA 1 16 157 9,81 26,17
Jumlah 1603
4 Kecamatan Muara Samu
TK 0
SD 8 70 656 9,37 12,86 76
SLTP 2 19 125 6,58 20,83
SLTA 1 14 80 5,71 26,67
Jumlah 861
66Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Dari Tabel II-36 di atas ternyata sebagian besar (>70%) tingkat pendidikan
masyarakat sekitar wilayah kelola KPHP Model Kendilo masih rendah, yaitu tingkat
Sekolah Dasar.
2.3.1.3. KesehatanKesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya
masalah kesehatan merupakan bagian penting program pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya upaya pelayanan kesehatan
yang telah dilakukan oleh Pemda. Kabupaten Paser berupa pembangunan fasilitas
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-48
kesehatan terus ditingkatkan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat dan
status kesehatan masyarakat dilakukan terus dari tahun ke tahunnya. Upaya-upaya
tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan
fasilitas dan sarana kesehatan. Jumlah rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu, dan klinik swasta di Kabupaten Paser tahun 2012 masing masing adalah 1
unit, 17 unit, 95 unit, dan 17 unit.
Gambaran tentang fasilitas dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
tersedia di kecamatan dalam wilayah kelola KPHP Model Paser disajikan pada Tabel
II-37.
Tabel II-37. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Kesehatan bagi Masyarakat dalam WilayahKelola KPHP-Model Kendilo
Kecamatan Puskesmas Pusban Polindes Dokter DokterGigi Bidan Tenaga
MedisNon
Medis
Batu Engau 1 6 4 1 0 13 22 5
Batu Sopang 1 3 0 1 2 10 10 17
MuaraKomam 1 2 2 1 0 9 11 23
MuaraSamu 4 14 10 4 3 47 52 50
Jumlah 7 25 16 7 5 79 95 95Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-37 menjelaskan bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan dalam
kecamatan dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo masih relatif sederhana.
2.3.2.Kondisi Perekonomian Masyarakat2.3.2.1. Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat desa di wilayah KPHP Model Kendilo memiliki
sumber mata pencaharian dari sektor pertanian, terutama pertanian lahan kering
(perladangan) yang menunjukkan peningkatan. Dalam perkembangan berikutnya
usaha perkebunan juga menunjukkan peningkatan juga. Khususnya untuk pertanian
pangan, terdapat 2 (dua) sumber produksi padi, yaitu berasal dari pertanian lahan
basah (sawah) dan pertanian lahan kering (perladangan). Untuk mendapatkan
gambaran tentang sumber mata pencaharian masyarakat di sekitar wilayah kelola
KPHP Model Kendilo utamanya pertanian pangan. Tabel II-38 menyajikan
ketersediaan lahan pertanian pangan masyarakat.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-49
Tabel II-38. Ketersediaan Lahan Pertanian Pangan Masyarakat Sekitar Wilayah KPHP-ModelKendilo Paser
No. Kecamatan
Lahan Basah(Sawah)
Lahan Kering(Ladang) Sawah
(%) Ladang (%)Luas
panen (ha)Produksi
(ton)Luas
panen (ha)Produksi
(ton)
1. Batu Engau - - 300 830 - 16,262. Batu Sopang 22 7 354 963 50 19,19
3. MuaraKomam - - 837 2420 - 45,37
4. Muara Samu 22 7 354 963 50 19,19Jumlah 44 1845
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Tabel II-38 menjelaskan bahwa lahan kering masih merupakan bagian penting
sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di 4 (empat) kecamatan dalam wilayah
kelola KPHP Model Paser.
Secara lebih spesifik mata pencarian pada desa-desa yang ada di wilayah KPHP
Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel II-39.
Tabel II-39. Mata Pencaharian Penduduk pada Beberapa Desa yang Terdapat di WilayahKPHP-Model Kendilo
No. Kecamatan/Desa Penduduk (Asli danPendatang) Mata Pencaharian
A. Batu Engau
1. Kerang Dayo Petani, swasta, buruh, pedagang,PNS/Pensiunan, pertukangan dll
2. Kerang
Petani, pegawai/karyawan(negeri/swasta), buruh, pertukangan,pedagang, pekebun, budidayakehutanan dll
3. Mengkudu
Petani/pemilik penggarap, pekebun,pemilik ternak, pemilik tambak, buruhtani, penebar hasil bumi, pengolah hasilpertanian, budidaya kehutanan
B. Kecamatan Muara Samu
1. Libur Dinding
Penduduk asli: Dayak Paser;suku pendatang: Banjar,Jawa, Timor, Lombok/Sasak,Bugis
Petani (sawah, ladang, kebun),pedagang, pemungut hasil hutan,pengrajin/industry kecil, jasa (angkutan,tukang), pegawai/pensiunan(negeri/swasta), buruh dll
2. Rantau AtasPenduduk asli : Dayak Paser;suku pendatang: Banjar,Jawa, Bugis
Wiraswasta, Petani/pekebun, karyawanswasta, karyawan honorer, buruh harianlepas, PNS, pedagang, polisi, mengurusrumah tangga, dll
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-50
No. Kecamatan/Desa Penduduk (Asli danPendatang) Mata Pencaharian
3. SuwetoPenduduk asli: Dayak Paser;suku pendatang: Banjar,Jawa, NTT
Petani (sawah, ladang, kebun),pemungut hasil hutan,pegawai/pensiunan (negeri/swasta,pedagang, buruh dll
Sumber: Kompilasi Data Laporan Hasil Inventarisasi Sosial Budaya Masyarakat BPKH Wilayah IVSamarinda (2015) dan Kabupaten Paser dalam Angka (BPS, 2015)
Berdasarkan Tabel II-39 dapat disimpulkan bahwa ada tiga ketergantungan
masyarakat dengan sumber daya alam yang ada pada wilayah KPHP-Model Kendilo
Paser, yaitu:
1. Ketergantungan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari; Bentuk
pemanfaatan sumber daya hutan dan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari seperti sandang, pangan dan papan; pangan seperti ikan, binatang buruan,
buah,sayur; papan/sandang seperti kayu, rotan. Pemanfaatan sumber daya alam
sungai merupakan sumber pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari yang
penting, teristimewa bagi desa-desa di bagian hulu.
2. Ketergantungan untuk memperoleh pendapatan (uang tunai); Bentuk
pemanfaatan untuk memperoleh pendapatan (uang tunai); gaharu, damar,
sarangburung walet, emas, madu, kayu. Pemanfaatan SDA sungai dan hutan
untukmemperoleh pendapatan/uang tunai untuk pemenuhan kebutuhan pokok
bagi masyarakat di wilayah DAS Kendilo, DAS Kerang Segendang dan DAS Apar
tidak sepenuhnya menggantungkan kebutuhan hidupnya dengan pemanfaatan
SDA, karena hasil yang diperoleh masih belum mencukupi kehidupan sehari-hari.
3. Ketergantungan terhadap fungsi lahan dan sungai untuk sarana danprasarana; Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan fungsinya: sungai
sebagai sarana transportasi; lahan untuk pemukiman, pertanian/perkebunan dan
hutan sebagai daerah tangkapan air. yang membahas bagaimana masyarakat
memanfaatkan lahan untukperladangan dengan sistim ladang berpindah dengan
norma lahan pertama ditanam buah-buahan atau langsung dijadikan kebun dan
ditanami karet atau kelapa sawit dan tidak dibuka kembali sehingga tidak merusak
hutan. Untuk lahan perkebunan dengan total luas rata-rata 1.044 ha dalam
pengembangannya mulai diperkenalkan tanaman produksiseperti cokelat dengan
teknik budidaya yang tepat terutama bagi kampung-kampung dibagian hulu sungai
Kendilo. Untuk sungai dalam fungsinya sebagai jalur transportasi baik sebagai
sarana penghubung antar desa dalam membangun komunikasi dengan
menggunakan perahu ketinting atau long boat juga merupakan sumber
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-51
pendapatan melalui pelayanan jasa transportasi. Sedangkan fungsi hutan sebagai
daerah tangkapan air telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang digunakan
sebagai sumber air bersih.
2.3.2.2. Kelestarian Sumber Daya AlamDalam kaitannya dengan pemanfaatan (pengelolaan) sumber daya alam yang
tersedia, Pemerintah Kabupaten Paser memiliki program-program yang
mengindikasikan adanya pengakuan dan upaya pelestarian keberadaannya. Program-
program tersebut antara lain: a) Program perlindungan dan konservasi sumber daya
alam; b) Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam; c) Program
pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan d)
Program pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dari gambaran mata pencaharian penduduk-masyarakat sebagaimana
dikemukakan terdahulu, bahwa pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan) merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar (±
40%) dari masyarakat di Kabupaten Paser. Sektor pertanian (dalam arti luas) tersebut
merupakan sektor yang memerlukan sumber daya lahan (basah dan/atau kering).
Dengan demikian keberadaan sumberdaya hutan akan sangat diperlukan oleh mereka.
Di sisi lain masyarakat menganggap hutan sebagai : a). tempat tinggal dan melakukan
aktivitas hidup dan kehidupan masyarakat secara kolektif dan b). disamping sebagai
sumber kehidupan, hutan juga dipandang sebagai sumber ”kebudayaan adat”
masyarakat.
2.3.3.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat2.3.3.1. Budaya dan Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat
Dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo sebagian besar desa-desa yang
berada di dalamnya masih memberlakukan sistem dan budaya adat sesuai dengan
kelompok etnis masing-masing dalam memanfaatkan SDH. Diantara mereka adalah
dari suku Dayak Paser, Banjar, Jawa dan Bugis. Masyarakat tradisional masih sangat
tergantung dari sumber daya hutan dan oleh karenanya secara umum masih
menginginkan keberlangsungan keberadaan hutan. Bagi masyarakat tradisional hutan
adalah penghidupan dan juga kehidupan, yaitu: a) sebagai penghidupan, artinya hutan
sebagai sumber kebutuhan pokok dan ekonomi masyarakat, antara lain: kayu dan
berbagai produk non kayu (nabati dan hewani) serta juga lahan pertanian dengan
tujuan utama untuk dijual ataupun menghasilkan pendapatan dan b) sebagai
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-52
kehidupan, artinya merupakan ruang dimana keseluruhan kegiatan keseharian dan
tradisi yang berkembang menjadi bagian yang integral antara lain aktivitas budaya dan
berbagai ritual adat istiadat hingga struktur dan fungsi sosial yang terbentuk
berdasarkan dinamika biofisik lingkungan hutan.
2.3.3.2. Kelembagaan/Organisasi Masyarakat DesaSecara umum pada setiap desa yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo
memiliki kelembagaan desa yang sama yaitu Lembaga Pemerintah Desa (Kepala
Desa dan Kepengurusannya), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), koperasi, kelompok tani, karang taruna, dasa wisma,
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Lembaga-lembaga tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan desa serta menjadi
mediator jika terjadi konflik dan gangguan keamanan di wilayah desa masing-masing.
Di beberapa desa selain terdapat kepala desa yang dibantu staf-stafnya terdapat pula
kepala adat/lembaga adat yang salah satu fungsinya tetap menjaga budaya leluhur
yang masih mereka laksanakan seperti upacara adat ketika akan melaksanakan
penanaman dan panen padi, pengobatan dan upacara perkawinan.
2.4. Situasi Wilayah KPHP Model Kendilo Terkait Izin-izinPemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
2.4.1.Pemanfaatan Hutan dan Hasil Hutan KayuIzin pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Kendilo terdiri dari IUPHHK-
HT sebanyak 1 unit seluas 17.200 ha dan pencadangan IUPHHK sebanyak 1 unit
manajemen seluas 36.165 ha. Dengan demikian luas keseluruhan izin pemanfaatan
hasil hutan adalah 53.365 ha. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel II-40.
Tabel II-40. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Wilayah KPHP-Model Kendilo
No. Nama Perusahaan SK Masa Berlaku Luas dalamWilayah KPH (ha)
Status DiLapangan
A IUPHHK-HT
1 PT. Inhutani II UnitTanah Grogot
SK.504/Menhut-II/2009 1995 - 2024 13.933 Aktif
Jumlah
B PencadanganIUPHHK
1 PT. Jaya BumiPaser
S.780/Menhut-VI/2011 2011-2012 35.303 Belum
AktifJUMLAH (A + B) 53.365 49.236
Sumber: Analisis Peta (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-53
Dari Tabel II-40 tergambar bahwa kedua IUPHHK yang ada tersebut, areal ijin
usahanya hampir semua berada dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo. Izin-izin
pemanfaatan hutan pada wilayah KPHP Model Kendilo berada pada kawasan Hutan
Produksi. Dengan Hutan Produksi (HP) yang ada pada wilayah kelola KPHP Model
Kendilo seluas 62.003 ha, maka 79 % (49.236 ha) dari total hutan produksi tersebut
sudah dibebani izin pemanfaatan atau 36 % dari luas total wilayah KPHP Model
Kendilo.
2.4.2.Penggunaan Kawasan HutanPada wilayah KPHP-Model Kendilo, penggunaan kawasan hutan yang dominan
adalah ijin usaha pertambangan. Jumlah izin usaha pertambangan yang ada di wilayah
KPHP-Model Kendilo sejumlah 13 pemegang ijin terdiri dari 3 izin yang dikeluarkan
PKP2B (izin Pemerintah Pusat) dan 10 izin yang dikeluarkan oleh Bupati Paser dalam
bentuk IUP. Luas IUP yang ada pada wilayah KPHP Model Kendilo adalah 61.481 ha
yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel II-41.
Tabel II-41. Izin-izin Pertambangan dalam Wilayah KPHP-Model Kendilo
No. Nama Perusahaan Tahapan SK PerijinanPertambangan
MasaBerlaku
Luas dalamKPH (ha)
Status diLapangan
A PKP2B1. PT. Batubara
Selaras SaptaEksplorasi 717.K/20.01/DJ
P/1999 GEN III 2000 – 2005 33.203* Tidak Aktif
2. PT. Interex SacraRaya
Eksploitasi 668.K/20.01/DJP/1998 GEN III 1998 – 2008 138* Selesai
3. PT. Kideco JayaAgung
Eksploitasi 638.K/30/DJB/2011 2011-2023 11.998* Akif
Total A 45.339*B IUP4. PT. Laut Merah An
NabihPencadangan 545/4/Operasi
Produksi/Ek/V/2010
2011-2012 2.399* Tidak Aktif
5. PT. Lima Serumpun Eksplorasi 2008-2016 1.395* Tidak Aktif6. PT. Aragon
Tambang PratamaEksplorasi 545/5/EKSPLOR
ASI/EK/X/2010 2009-2014 211* Tidak Aktif
7. PT. Bara Linon Besi PenyelidikanUmum
545/1/EKSPLORASI/EK/II/2011 2011-2014 3.716* Tidak Aktif
8. PT. BelengkongMineral Resources(B)
Eksploitasi 545/1‐OperasiProduksi/Ek/V/2009**
2009-2018 536* Tidak Aktif
9. PT. BelengkongMineral Resources
Eksploitasi 545/2‐OperasiProduksi/Ek/V/2 2009-2015 262* Selesai
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-54
No. Nama Perusahaan Tahapan SK PerijinanPertambangan
MasaBerlaku
Luas dalamKPH (ha)
Status diLapangan
(S) 009**
10. PT. Bina UtamaSurya
PenyelidikanUmum
545/21/EKSPLORASI/EK/V/2011 2011-2015 427* Tidak Aktif
11. PT. Borneo MegaPerkasa
Eksplorasi 545/13/EKSPLORASI/EK/V/2011 2011-2014 4.959* Tidak Aktif
12. PT. SelatanSelabara
Eksploitasi 545/7/OperasiProduksi/Ek/IV/2010**
2013-2023 670* Tidak Aktif
13. PT. Tunas MudaJaya
Eksploitasi 545/5/OperasiProduksi/Ek/IV/2010**
2011-2021 1.567* Tidak Aktif
Total B 16.142Total (A+B) 61.481
Sumber: * Analisis peta, ** Data rekap IUP CnC (28 Juni 2011) dari Kementerian ESDM
Dilihat dari luasan wilayah izin usaha pertambangan, hampir 74% dari izin usaha
pertambangan adalah PKP2B (izin Pemerintah Pusat) sedangkan sisanya adalah izin
yang dikeluarkan oleh Bupati dalam bentuk KP (Kuasa Pertambangan). Disamping itu
tergambar bahwa sebagian kecil izin usaha pertambangan yang ada tersebut masuk
dalam wilayah kelola KPHP Model Kendilo yaitu sekitar 38,6% (61.481 ha) dari seluruh
luas izin pertambangan atau 44,7% dari luas total wilayah KPHP Model Kendilo.
Dalam proses pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di wilayah
KPHP Model Kendilo perlu disaring status izin-izin yang masih aktif dan tidak aktif serta
kegiatan yang sudah selesai atau masih dalam tahap pencadangan/eksplorasi. Hal ini
penting untuk menentukan wilayah-wilayah hutan mana saja yang sudah tidak ada izin
ataupun sudah selesai kegiatannya sehingga dapat direncanakan pemanfaatan
tindaklanjutnya. Wilayah yang sudah tidak berizin atau sudah selesai
dimanfaatkan/digunakan akan dijadikan statusnya sebagai wilayah tertentu KPHP
Model Kendilo untuk dikelola sebagai bagian kegiatan investasi.
2.5. Kondisi Posisi KPHP Model Kendilo dalam Perspektif TataRuang Wilayah dan Pembangunan Daerah
2.5.1.Perspektif Tata Ruang WilayahBerdasarkan UU No. 24/1992 jo UU No. 26/2007, Tata Ruang Wilayah
merupakan upaya atau kegiatan pengaturan ruang berdasarkan berbagai fungsi dan
kepentingan tertentu, dalam rangka menetapkan peluang dan batasan bagi kegiatan
pembangunan. Dengan demikian hasil tata ruang wilayah merupakan dasar dan
panduan bagi perencanaan pembangunan sehingga dapat diwujudkannya
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-55
pemanfaatan sumber daya dan distribusinya secara efisien dan mampu memberikan
nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan
kualitas lingkungan fisik bahkan dapat ditingkatkan bagi pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) merupakan instrumen
akses para pemangku kepentingan dalam pembangunan terhadap keberadaan dan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia melalui sistem yang transparan dalam
pembangunan berbasis SDA. Ketika RTRW tidak mampu mengarahkan dan
mengontrol pemanfaatan sumber daya (lack of enforcement), akan terjadi suatu
kondisi dimana interaksi aktor atau jaringan (network), politik atau kepentingan,
pelaksana kebijakan dan pelaku usaha lebih dominan (web of power) dan menjadi
kontrol ”terselubung” dalam distribusi manfaat sumber daya hutan atau lahan. Oleh
karenanya disamping sebagai panduan pembangunan, RTRW sebagai hasil sebuah
proses yang transparan yang mencerminkan keterwakilan kepentingan para pihak
pembangunan, RTRW sebagai produk sebuah proses dalam pembangunan harus
mampu menjadi dasar rule of the game dalam pembangunan dan harus mampu
menjadi instrumen pengontrol dan pengendalian alokasi dan pemanfaatan SDA yang
tersedia.
Dalam Kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036 tetap
mengacu pada pembagian fungsi kawasan hutan menjadi tiga yaitu Hutan Lindung
(HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP) sebagaimana
tergambar dalam gambar II.9. Artinya kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pembagian kawaan hutan telah dijadikan
acuan dalam kebijakan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.
Dan yang paling penting adalah bahwa dalam RTRW Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2016 – 2036 juga telah menampilkan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan se
Kalimantan Timur, baik yang sudah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, maupun yang masih dalam proses, sebagaimana yang tergambar dalam
gambar II.10. Hal ini menunjukkan kawasan hutan di wilayah Kalimantan Timur telah
terbagi habis dalam bentuk Kesatuan Pengelola Hutan sehingga komitmen untuk
pengelolaannya di tingkat tapak akan mudah direalisasikan oleh lembaga KPHP, KPHL
maupun KPHK. Dengan demikian eksistensi KPHP Model Kendilo dalam menjalankan
peran dan fungsinya telah sejalan dengan perspektif kebijakan tata ruang wilayah di
wilayah Kalimantan Timur.
Kebijakan RTRW Kabupaten Paser juga sejalan dengan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur dalam penetapan kawasan hutannya sebagaimana tergambar dalam
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-56
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Paser (Gambar II.11). Melaui Perda Nomor 9
Tahun 2015 tentang RTRW Kabupaten Paser Tahun 2015 – 2035, telah menetapkan
kawasan hutan dalam tiga fungsi yaitu Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas dan
Hutan Produksi, dimana pengelolaan tingkat tapak akan dilaksanakan oleh KPHP
Model Kendilo. Arahan untuk peruntukan hutan produksi meliputi :
a. Pemanfaatan kawasan peruntukkan hutan produksi berdasarkan prinsip-prinsip
untuk mengelola hutan lestari dan meningkatkan fungsi utamanya;
b. Diperbolehkan melakukan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi;
c. Dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius
ataujarak sampai dengan 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau, cagar
alam, hutan raya, hutan lindung, 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri
kanan sungai di daerah rawa, 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai, 50
(lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai, 2 (dua) kali kedalaman jurang
dari tepi jurang, 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang
terendah dari tepi pantai;
d. Tata cara mengenai pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan produksi
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Kegiatan permukiman dan budidaya yang telah ada di kawasan peruntukkan hutan
produksi dan dilakukan masyarakat secara turun-temurun sebelum ditetapkannya
rencana tata ruang ini tetap diakui keberadaannya, namun pengembangannya lebih
lanjut secara ekspansif dibatasi dan perijinan perluasan kegiatan tersebut tidak
diijinkan sejak diberlakukannya rencana tata ruang ini.
Dalam kaitannya dengan pembangunan dan pengembangan KPH, RTRW
merupakan dasar penetapan wilayah kelola KPHP di daerah, sebagai bentuk peran
Pemerintah Daerah sebagaimana telah diperankan oleh Pemerintah Kabupaten Paser.
Oleh karenanya dalam perspektif Tata Ruang Wilayah, keberadaan KPHP-Model
Kendilo sebagai organisasi pengelolaan sumber daya hutan di tingkat tapak yang
dibangun berdasarkan komitmen Pemerintah Daerah dan bersifat spesifik lokal,
mempunyai posisi strategis karena:
• Keberadaan organisasi KPHP Model tersebut diharapkan dapat
mengoptimalisasikan akses masyarakat terhadap hutan dan lahan sebagai bagian
dari proses perencanaan Tata Ruang Wilayah di daerah;
• Sebagai organisasi tingkat tapak, keberadaan organisasi KPHP Model tersebut
diharapkan mampu mengenali secara detail potensi dan masalah-kendala dalam
pengelolaan-pemanfaatan sumber daya hutan dan lahan di wilayahnya. Hal
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-57
demikian merupakan kondisi-prakondisi yang diperlukan dalam penyelenggaraan
resolusi konflik. Dengan demikian proses Tata Ruang Wilayah dapat dilaksanakan
pada kondisi dan situasi yang bersih dari konfik;
• Sebagai organisasi tingkat tapak, keberadaan organisasi KPHP Model tersebut
diharapkan dapat membangun komunikasi rutin dan intens dengan masyarakat-para
pihak setempat, sehingga mampu menggali potensi sesuai kebutuhan lokal. Dengan
demikian proses RTRW dapat diselenggarakan berdasarkan aspirasi para
pemangku kepentingan (partisipatif);
• Keberadaan organisasi KPHP-Model tersebut diharapkan dapat berperan sebagai
jembatan komunikasi dan mediasi antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan lokal
(sebagai salah satu fungsi KPH). Dengan demikian keberadaan organisasi KPH
dapat berperan mendorong terselenggaranya proses RTRW yang lebih aspiratif-
obyektif dan rasional.
Dengan ditetapkannya KPHP Model Kendilo sebagai model pembangunan dan
pengembangan KPH di Kabupaten Paser melalui peran-perannya di atas, sehingga
dengan beroperasinya KPHP Model tersebut diharapkan dapat berperan kedepan
sebagai instrumen dan bagian dari proses penyelenggaraan RTRW yang lebih
transparan, aspiratif dan partisipatif. Dengan demikian diharapkan hasil proses RTRW
tersebut sebagai dokumen legal, mendapatkan akseptabilitas dan aplikabilitas secara
lebih luas. Lebih lanjut, produk RTRW tersebut dapat dipergunakan sebagai “dasar dan
panduan” dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis pemanfaatan SDA
berkelanjutan di Kabupaten Paser ke depan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-58
Gambar II-9. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kalimantan TImur
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-59
Gambar II-10. Peta Kesatuan Pengelolaan Hutan di Wilayah Kalimantan TImur
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-60
Gambar II-11. Peta Rencana Pola Ruang di Wilayah Kabupaten Paser
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-61
2.5.2.Perspektif Pembangunan DaerahDibandingkan dengan kabupaten lain di Kalimantan Timur, Kabupaten Paser
memiliki sumber daya hutan yang relatif masih utuh, yang terbebas dari bencana alam
berupa kebakaran hutan (forest fire). Dari data luas kawasan kehutanan menurut
fungsi/statusnya, Kabupaten Paser memiliki kawasan hutan seluas 1.148.703 ha.
Dengan visi pembangunan daerah “Menuju Masyarakat Kabupaten Paser yang
Agamis, Sejahtera dan Berbudaya”, posisi dan peranan hutan dan kehutanan masih
signifikan bagi pencapaian visi pembangunan tersebut. Untuk dapat mewujudkan
masyarakat yang sejahtera di Kabupaten Paser, membutuhkan upaya pengelolaan
yang lestari terhadap sumber daya lahan dan hutan (yang kaya akan keanekaragaman
hayati) sehingga memiliki peran dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dan proporsional. Dengan demikian sumber daya hutan dan sektor
kehutanan mempunyai ”peranan sentral” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
daerah di atas. Di satu sisi, sektor kehutanan harus mampu mewujudkan visi
pembangunan kehutanan di daerah ini, di sisi lain sektor kehutanan juga dihadapkan
dengan “dinamika pembangunan sektor berbasis lahan yang lain” yaitu: sektor
perkebunan dan pertambangan. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Paser,
tetapi terjadi hampir di semua kabupaten di Kalimantan Timur, sebagai konsekuensi
dari semangat desentralisasi dan reformasi dalam sistem pembangunan nasional dan
daerah. Dengan kawasan APL (Areal untuk Penggunaan Lain) seluas 489.495 ha
(42,6%) dari total kawasan hutan Kabupaten Paser, diindikasikan tidak mampu
“menampung” dinamika arah pembangunan daerah saat ini, terutama pembangunan
yang berbasis lahan (land based development).
Kawasan KPHP Model Kendilo (unit XXXIV) pada mulanya memiliki luas 143.709
ha dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam rangka mengakomodir dinamika konversi hutan-lahan yang
terjadi, rencana tata ruang melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.718/Menhut-II/2014 (tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara) telah diintegrasikan dalam proses penetapan blok dan
petak KPHP-Model Kendilo selanjutnya, dengan total luas keseluruhan sekitar 137.495
ha.
Berdasarkan akumulasi pengalaman dalam pembangunan kehutanan melalui
pemanfaatan sumber daya hutan selama lebih dari 4 dasawarsa, ternyata pengelolaan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-62
hutan di tingkat unit manajemen-tingkat tapak masih belum mampu mewujudkan
pengelolaan sumber daya hutan secara lestari. Hal tersebut terjadi karena tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan hutan
di tingkat unit pengelolaan masih sangat lemah, karena penjabaran tugas dan
tanggung jawab pemerintahan lebih pada bidang administrasi urusan pemerintahan
daripada langsung mengelola sumber daya hutan di lapangan (Dewan Kehutanan
Nasional, 2009).
Dari uraian di atas, maka dalam perspektif pembangunan daerah, khususnya
dalam pembangunan kehutanan, pembangunan dan pengembangan KPHP-Model
Kendilo diharapkan dapat berperan sebagai salah satu bentuk “desentralisasi“ yang
nyata (riil) dan operasional di lapangan. Bentuk peran keberadaan KPHP-Model
Kendilo tersebut antara lain:
• Fungsi pengelolaan hutan merupakan perangkat untuk membangun hutan lestari
dengan mendekatkannya kepada penyelenggara pemerintahan di daerah, oleh
karena itu implementasinya menggunakan falsafah desentralisasi penyelenggaraan
pengelolaan namun dengan tetap memperhatikan kriteria-kriteria atau syarat-syarat
menuju suatu pengelolaan hutan yang benar.
• Sesuai amanat peraturan perundangan bahwa, kelembagaan/organisasi KPH
merupakan organisasi yang mempunyai tanggung jawab sangat besar, serta
”benar-benar” menyelenggarakan pengelolaan yang sangat berbeda dengan
penyelenggaraan ”pengurusan”, oleh karena itu apabila menggunakan pendekatan
desentralisasi maka kelembagaan/organisasi KPH harus berdiri sendiri dan berada
langsung di bawah tanggung jawab pimpinan daerah (Gubernur atau Bupati).
• Demikian pula dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan (misalnya Gerhan), serta
implementasi perijinan yang berupa Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman
Rakyat dan Hutan Desa, terdapat permasalahan, karena tidak ada yang memelihara
hasil tanaman maupun lemah dalam mempersiapkan lokasi dan masyarakat
pesertanya.
• Pembangunan KPH, sebagai perangkat pengelola di tingkat tapak/lapangan
(melaksanakan inventarisasi dan tata hutan lokasi-lokasi bagi pengembangan
ekonomi, perlindungan dan konservasi kawasan, menyusun data dan informasi
dasar, pemberdayaan masyarakat sebagai pengelola SDH mandiri serta mediasi
masalah-masalah yang terkait kepastian hak atas tanah).
• Pembentukan KPH tersebut diarahkan untuk meningkatkan intensitas pengelolaan
kawasan hutan negara.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-63
• Terkait dengan usaha komersial kehutanan, juga terdapat biaya transaksi tinggi,
karena dalam pelaksanaan perencanaan, penetapan jatah produksi, administrasi,
dll. Belum didasarkan pada informasi lapangan secara akurat. Oleh karena itu
keberadaan KPH sangat penting dalam upaya memecahkan masalah-masalah
tersebut.
2.6. Isu Strategis, Kendala dan PermasalahanSeiring dengan pelaksanaan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk dan
meningkatnya kebutuhan ruang untuk melakukan aktivitas, sumber daya hutan juga
mengalami tekanan yang cukup besar, sehingga menjadi perhatian berbagai pihak
baik dari dalam maupun luar negeri.
Isu Strategis Kelembagaan yang mandiri
Dalam menjalankan fungsi pengelolaan yang bersifat berkelanjutan, kemandirian
lembaga KPHP Model Kendilo menjadi hal penting guna memastikan
keberlangsungan pelaksanaan program pengelolaan secara efektif dan efesien.
Oleh karena KPHP Model Kendilo akan berusaha mengembangkan kegiatan-
kegiatan multi usaha yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan KPHP
Model Kendilo sehingga setiap penghasilan dari usaha-usaha tersebut menjadi
penghasilan mandiri.
Kepastian kawasan dan tenurial
Fungsi kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP-Model Kendilo serta di
Kabupaten Paser pada umumnya masih pada tahap penunjukan kawasan
(berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 79/KPTS-II/2001, 15 Maret 2001,
tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Kalimantan Timur), belum ada
tata batas dan pengukuhan baik batas fungsi maupun batas luar KPH. Di lapangan
masih terdapat ketidakpastian status dan fungsi kawasan sehingga masih terdapat
overlap/ketidakcocokan antara fungsi kawasan dengan ijin pengelolaan
pemanfaatan dan penggunaan kawasan seperti keberadaan perkampungan,
perkebunan dan pertanian, di dalam kawasan Hutan Produksi dan wilayah IUPHHK-
HT, serta tumpang tindih antara Izin Pemanfaatan (IUPHHK) dengan Izin
Pertambangan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-64
Pengelolaan hutan secara lestari
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan masih rendah, baik
keterlibatan dalam izin pemanfaatan yang sudah ada maupun pengelolaan secara
langsung melalui skema-skema berbasis masyarakat seperti: Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa, serta belum optimalnya
pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), pemanfaatan jasa lingkungan dan
pengembangan wisata alam.
Rehabilitasi hutan dan lahan
Kabupaten Paser merupakan salah satu daerah penghasil Dana Reboisasi dan
PSDH. Perkiraan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) SDA Kehutanan Pemerintah
Kabupaten Paser dari PSDH dan DR pada tahun 2011 sekitar Rp 24.088.032.243,-,
sekitar Rp 11.048.476.308,- pada tahun 2012 dan sekitar Rp 8.653.625.821,- pada
tahun 2013 (PMK Kehutanan, 2011-2012-2013). Pemerintah Daerah sangat
kesulitan dalam menggunakan dana tersebut dikarenakan data dan informasi lokasi
yang tidak akurat sehingga perencanaan RHL yang tidak dapat dilaksanakan, selain
itu keadaan lokasi juga dibatasi oleh keberadaan konsesi izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan.
Ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan terbuka
Data dan informasi bio-fisik,ekonomi dan sosial budaya serta spasial (keruangan)
terkait dengan sumber daya hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo masih belum
lengkap dan belum sinkron pada berbagai tingkat pemerintahan (pusat, provinsi dan
kabupaten) serta belum tersedianya protokol pertukaran dan sinkronisasi data di
berbagai tingkatan.
Kendala Tata hubungan kerja dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser belum ada
kejelasan, sebelum kewenangan kehutanan ditarik ke Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Kondisi demikian menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model
Kendilo hanya bersifat administrasi sebaga pelaksana dari Dinas Kehutanan
Kabupaten Paser. Pembagian tugas adminstrator dan operator belum diatur
sedemikian rupa. Pada masa transisi penarikan kewenangan kehutanan ke Provinsi
Kaltim, menyebabkan tugas dan fungsi KPHP Model Kendilo perlu disinergikan
kembali dengan kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur.
Keterbatasan personil/staf, anggaran dan sarana/prasarana UPTD KPHP-Model
Kendilo sehingga lingkup pelaksanaan kegiatannya masih sangat terbatas dan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-65
membutuhkan waktu cukup lama. Disisi lain, KPHP Model Kendilo dituntut untuk
segera mengembangkan bisnis dan investasi guna menuju kemandirian.
Keberadaan KPH belum sepenuhnya dipahami dan diterima oleh masyarakat dan
para pihak lainnya. Masih terdapat pemahaman bahwa keberadaan KPHP Model
Kendilo adalah seperti model pemerintahan daerah sebelumnya, yang hanya
sekedar datang melaksanakan proyek-proyek kehutanan. Paradigma pembangunan
kehutanan oleh KPHP Model Kendilo adalah bermitra dan bekerja sama dengan
masyarakat dan pihak lainnya untuk mendukung kelestarian hutan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persepsi masyarakat terhadap keberadaan fungsi SDH masih rendah. Hal ini
dilatarbelakangi oleh model kehidupan tradisional yang dilaksanakan secara turun-
menurun. Disisi lain, masyarakat masih sangat kurang mendapatkan pengetahuan
mengenai potensi SDH yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo. Paradigma lama
kegiatan kehutanan pun mendorong persepsi masyarakat bahwa kegiatan
kehutanan hanya berhubungan dengan kayu semata. Hasil Hutan Bukan Kayu
(HHBK) masih dianggap kegiatan tradisional yang nilai tambahnya dianggap rendah
karena memang belum dikelola dengan modern;
Minimnya data dan informasi potensi aspek ekologi, ekonomi dan sosial-budaya
dalam kawasan KPHP-Model Kendilo. Kondisi ini disebabkan selama ini kegiatan
identifikasi potensi SDH oleh pengusaha hutan hanya difokuskan pada hasil kayu
semata. Sangat jarang dilakukan invetarisasi potensi non kayu. Demikian juga
kegiatan penggunaan lahan yang cenderung belum mampu melakukan survei
identitikasi potensi, kecuali berkaitan dengan kepentingan penilaian kepedulian
terhadap lingkungan.
Permasalahan Status kawasan hutan yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat di dalam
maupun disekitar kawasan hutan. Ketidaktahuan masyarakat terhadap status
kawasan hutan didorong oleh beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya sosialisasi mengenai batasan kawasan hutan kepada masyarakat.
Kalaupun telah ada proses sosialisasi namun belum mampu menyentuh seluruh
elemen masyarakat terutama masyarakat yang langsung berdampingan atau
beraktivitas di dalam kawasan hutan. Peserta yang hadir dalam sosialisasi
formal di kantor kecamatan atau desa kebanyakan diisi oleh para aparat desa
dan tokoh-tokoh setempat. Oleh karenanya perlu dilakukan sosialisasi secara
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-66
langsung di lapangan, bersifat non formal, menyasar langsung pada warga
masyarakat yang hidup dan beraktivitas di sekitar atau di dalam kawasan hutan.
b. Kurang terlibatnya masyarakat dalam proses tata batas kawasan hutan di
lapangan. Masyarakat biasanya hanya dijadikan tenaga buruh lepas dan
perannya kurang dilibatkan sebagai penentu tata batas. Dalam proses tata
batas tersebut, masyarakat perlu diperlukan pemahaman mengenai pembacaan
peta sehingga mampu mengetahui batas kawasan di atas peta dengan batas
yang ada di lapangan.
c. Dokumen peta hasil tata batas tidak dibagikan ke masyarakat secara luas
sehingga masyarakat tidak pernah membaca atau mengetahui batasan
kawasan hutan tersebut.
d. Proses pemeliharaan ataupun rekontruksi tidak rutin dilaksanakan, sehingga
keberadaan patok batas dengan jalur inspeksinya tidak terawat baik. Bila patok
batas tersebut rusak atau hilang maka masyarakat tidak akan pernah merasa
tahu batasan kawasan hutan.
e. Kurangnya papan informasi mengenai status kawasan hutan di lapangan.
Papan informasi tersebut sangat minim dan bahkan sangat jarang ditemukan di
lapangan. Walaupun pernah ada dipasang, mungkin sudah tidak dipelihara
sehingga keberadaan papan informasi tersebut rusak atau hilang.
Tumpang tindih pemanfaatan kawasan sangat mungkin terjadi antara kegiatan
kehutanan dengan perkebunan kelapa sawit, terutama pada kawasan hutan yang
belum dilaksanakan tata batas. Tumpah tindih pemanfaatan ini didorong oleh
beberapa hal yaitu :
a. Kurangnya koordinasi dalam proses penerbitan izin lokasi kawasan perkebunan,
dimana dasar peta yang digunakan tidak mengacu pada peta kawasan hutan.
Biasanya, instansi lain di luar sektor kehutanan, memiliki acuan peta areal
penggunaan lain (APL) dari sumber yang berbeda dengan peta kawasan hutan,
sehingga batasan kawasan hutan dengan batas areal penggunaan lain menjadi
berbeda dan bahkan tumpang tindih.
b. Tidak adanya batas acuan lapangan untuk kawasan hutan, menyebabkan juru
ukur lapangan (biasanya pihak BPN) untuk areal perkebunan akan kesulitan
menentukan batas sebenarnya di lapangan. Terkadang mereka pun akan
kesulitan informasi patok batas kawasan hutan karena tidak mendapat dokumen
hasil tata batas kawasan hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-67
c. Proses pembebasan lahan untuk kegiatan perkebunan, kadang kala mengacu
pada klaim lahan masyarakat (ulayat/adat)sehingga dianggap apa yang menjadi
lahan masyarakat berarti bukan lahan negara. Padahal klaim masyarakat atas
lahan ulayat/adat belum tentu diakui kebenarannya. Klaim masyarakat pun
dapat dijadikan motif untuk pelepasan status kawasan hutan sehingga dapat
dikonversi menjadi lahan APL.
Klaim kawasan/land tenure (sertifikat hak milik, tanah ulayat) menjadi permasalahan
umum di kawasan hutan terutama pada masyarakat desa/kampung yang
keberadaannya sudah ada sebelum ada proses penetapan kawasan hutan.
Masyarakat tradisional suku Paser dan Dayak merupakan masyarakat yagn hidup di
daerah pedalaman hutan. Kehidupan tradisional mereka secara turun menurun
mewariskan aturan-aturan penguasaan lahan secara perorangan maupun keluarga.
Kondisi ini hampir meliputi seluruh kawasan hutan di KPHP Model Kendilo. Konflik
tenurial yang paling mengemuka adalah klaim masyarakat desa Kerang, Kerang
Dayo, Mengkudu, Riwang dan Lomu terhadap areal kegiatan PT Inhutani II Paser.
Kebanyakan masyarakat tersebut memiliki lahan dengan dasar jual beli dengan
didasarkan Surat Keterangan Tanah dari aparat desa.
Tingginya deforestasi dan degradasi potensi hutan
Degradasi dan deforestasi merupakan salah satu isu di sektor kehutanan yang
akhir-akhir ini menjadi perhatian berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri.
Degradasi dan deforestasi selalu dikaitkan dengan kegiatan perambahan hutan,
illegal logging, konversi kawasan hutan untuk penggunaan di luar sektor kehutanan
serta pengelolaan hutan yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pengurusan yang dilakukan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah
saat ini masih banyak bersifat pelayanan administrasi perijinan dan tanggung jawab
pada pengelolaan di tingkat tapak sangat lemah. Pengelolaan lebih banyak
diserahkan kepada pihak ketiga selaku pemegang izin pemanfaatan hutan
sementara pengawasan dan pengendalian tidak dilakukan dengan baik. Selama tiga
tahun terakhir (2011-2013), besarnya deforestasi yang terjadi di Kabupaten Paser
sebesar 18.000 ha (ICEL-FITRA, 2013).
Alih fungsi kawasan hutan yang belum ditindaklanjuti secara serius sehingga
menimbulkan konflik pemanfaatan, terutama kawasan yang telah memiliki izin
pemanfaatan. Tindaklanjut berupa tata batas ulang masih belum dilaksanakan oleh
pihak yang berwenang. Bagi masyarakat awam yang kurang memahami proses alih
fungsi lahan menganggap kawasan hutan yang dapat dikonversi berdasarkan surat
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DESKRIPSI KAWASAN II-68
keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan otomatis menjadi areal
pengunaan lain (APL). Kondisi demikian menimbulkan konflik yang cukup serius
dilapangan. Beberapa kawasan hutan yang dapat dikonversi bahkan sudah
dikeluarkan izin lokasinya untuk kegiatan perkebunan.
Keberadaan izin pemanfaatan dan penggunaan lahan yang berstatus quo,
menyebabkan pengelolaan kawasan menjadi tidak efektif. PT Jaya Bumi Paser
pada prinsipnya mengantongi izin pencadangan untuk kegiatan pemanfaatan hutan
tamanan di kawasan hutan produksi,namun hingga saat ini belum ada kegiatan
ataupun proses tindaklanjutnya. Kondisi demikian menciptakan kewenangan
pengelolaan di tingkat lapangan menjadi tidak efektif. Kawasan tersebut cenderung
tanpa ada pemiliknya karena si pemilik izin belum melakukan pemeliharaan
kawasan. Demikian pula para pemegang izin pertambangan yang tidak melakukan
perlindungan ataupun penjagaan arealnya. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh
masyarakat yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan ilegal logging.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-1
BAB IIIVISI DAN MISI PENGELOLAAN
3.1. Visi Pengelolaan KPHP Model KendiloPosisi dan peranan hutan sebagai salah satu SDA andalan di Kabupaten Paser
harus benar-benar dikelola secara strategis agar fungsinya sebagai penopang ekonomi
tetap berpijak pada fungsi utamanya untuk menjaga stabilitas lingkungan. Banyak hal
yang bisa dilakukan pada pengelolaan hutan dalam peningkatan perekonomian
masyarakat dan pemerintah, tanpa harus merubah fungsi hutan misalanya
pengembangan ekowisata dan eksplorasi manfaat dan budidaya HHBK dan
keanekaragam hayati lainnya.
KPHP Model Kendilo merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah
daerah harus dapat menterjemahkan dan mendukung kebijakan pembangunan daerah
pada tingkat tapak sehingga visi dan misi pembangunan daerah dan sektor kehutanan
dapat terwujudkan. Mencermati beberapa poin pada misi dan visi Kabupaten Paser
dan juga visi, misi tujuan, strategi dan kebijakan dari Dinas Kehutanan Kabupten
Paser maka keberadaan KPHP Model Kendilo dapat menjadi bagian dari pengelolaan
hutan yang dapat menyeimbangkan unsur kelestarian dan pemanfaatan di Kabupaten
Paser. Maka ditetapkan VISI pengelolaan KPHP Model Kendilo untuk jangka waktu 10
tahun (2017-2026), yaitu “MEWUJUDKAN WILAYAH PENGELOLAAN HUTANKPHP MODEL KENDILO YANG TERPADU SEBAGAI PENYANGGA FUNGSIEKOLOGIS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN BERNILAI EKONOMI BAGIMASYARAKAT SERTA BERPERSPEKTIF PERUBAHAN IKLIM”.
KPHP Model Kendilo diharapakan dapat menjalankan fungsinya walaupun harus
disadari pula bahwa tekanan dari sektor lain terutama pertambangan dan perkebunan
menjadi tantangan tersediri. Visi tersebut diharapkan dapat merefleksikan beberapa
cita-cita yang ingin dicapai di masa depan khususnya dalam pembentukan KPHP
Model yang pertama di Kabupaten Paser tersebut, adapun makna dari visi tersebut
adalah sebagai berkut :
Pengelolaan hutan terpadu sebagai penyangga fungsi ekologi daerah aliransungai secara lestari, dimaksudkan bahwa pengelolaan hutan harus dapat
menjamin keberlanjutan fungsi ekologis hutan di Kabupaten Paser untuk
mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas ekosistem Daerah Aliran Sungai,
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-2
dimana pelaksanaannya harus secara terpadu baik sisi keterlibatan stakeholder
maupun rencana pengelolaan serta program/kegiatan di lapangan.
Pengelolaan hutan terpadu yang bernilai ekonomi bagi masyarakat,dimaksudkan sebagai upaya untuk mendayagunakan sumberdaya hutan sesuai
dengan fungsinya, khususnya hutan produksi maupun hutan lindung sebagai
modal pembangunan ekonomi masyarakat dan daerah serta harus menjadi
bagian pilar utama dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama
masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan hutan, dimana pelaksanaannya
harus secara terpadu baik sisi keterlibatan stakeholder maupun rencana
pengelolaan serta program/kegiatan di lapangan.
Pengelolaan hutan terpadu yang berperspektif perubahan iklim,
dimaksudkan sebagai bagian dari agenda besar nasional dan internasional dari
isu perubahan iklim untuk penyelamatan lingkungan bumi, khususnya di
Kalimantan Timur, dimana pelaksanaannya harus secara terpadu baik sisi
keterlibatan stakeholder maupun rencana pengelolaan serta program/kegiatan di
lapangan.
3.2. Misi Pengelolaan KPHP Model KendiloUntuk mewujudkan visi tersebut maka perlu diwujudkan beberapa misi dari
KPHP Model Kendilo, sebagai berikut :
1. Memantapkan dan mengoptimalkan tata kelola dan pemanfaatan kawasan hutan
dalam bentuk penguatan kapasitas dan kemandirian KPHP Model Kendilo guna
mendukung inventarisasi potensi kawasan, tata batas kawasan hutan dan
pengembangan aneka usaha kehutanan berbasis keterlibatan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas nilai ekologis hutan KPHP Kendilo melalui
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan/lahan kritis serta kegiatan perlindungan
dan konservasi sumber daya hutan dan ekosistem.
3. Meningkatkan koordinasi yang sinergis dengan pemegang izin yang
melaksanakan pemanfaatan hasil hutan dan penggunaan kawasan hutan melalui
monitoring dan evaluasi perizinan di wilayah KPHP Model Kendilo;
4. Memberdayakan masyarakat desa hutan melalui peningkatan partisipasi kelompok
masyarakat dalam bentuk kerjasama pola kemitraan agroforestry yang multi
bisnis/usaha.
5. Mengoptimalkan peran dan partisipasi para stakeholder dalam mendukung tugas
dan fungsi KPHP Model Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-3
3.3. Tujuan Pengelolaan KPHP Model KendiloTujuan yang akan dicapai dari KPHP Kendilo dalam kurun 10 tahun (2017-2026)
terkait dengan implementasi dari misi di atas adalah :
1. Melaksanakan proses inventarisasi wilayah hutan KPHP Model Kendilo pada
setiap unit pengelolaan hutan (unit I – VII) secara bertahap setiap tahun selama 10
tahun.
2. Melaksanakan penataan :
a. batas luar wilayah hutan KPHP Model Kendilo sepanjang 20 Km setiap tahun
selama 10 tahun.
b. batas blok pemanfaatan; blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan HHBK; blok
pemberdayaan masyarakat; dan blok pemanfaatan HHK-HT, sepanjang 10 Km
setiap tahun selama 10 tahun.
3. Melaksanakan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu :
a. melalui pola kemitraan masyarakat pada blok pemberdayaan, dan blok
pemanfaatan, jasa lingkungan dan hhbk, seluas 10 ha tiap 2 desa, setiap
tahun selama 10 tahun.
b. Melalui pola kerjasama investor dan pihak berminat lainnya pada blok
pemanfaatan dan blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan hhbk, seluas minimal
>50 ha, setiap dua tahun selama 10 tahun.
4. Terkelolanya blok-blok pemberdayaan masyarakat melalui pola kemitraan antara
KPHP Kendilo dengan Kelompok Tani Hutan dengan membangun areal
agroforestry sebagai core bisnis bersifat multi bisnis/usaha melalui pembentukan
20 kelompok tani hutan yaitu sebanyak >1 kelompok setiap desa, setiap tahun
selama 10 tahun, dengan didukung fasilitisasi penguatan kelembagaannya.
5. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pada :
a. Setiap pemegang Izin IUPHHK-HT Pemanfaatan hutan satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
b. Setiap pemegang izin penggunaan lahan (pinjam pakai) satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
6. Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan pada areal di luar izin dengan kategori :
a. LMU Prioritas I seluas > 100 Ha per tahun selama 10 tahun.
b. LMU Prioritas II seluas > 25 Ha per tahun selama 10 tahun.
7. Melaksanakan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi pada :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-4
a. Areal setiap pemegang Izin IUPHHK-HT satu kali dalam setahun selama 10
tahun.
b. Areal setiap pemegang izin penggunaan lahan (pinjam pakai) satu kali dalam
setahun selama 10 tahun.
8. Melaksanakan perlindungan dan konservasi alam melalui kegiatan :
a. Survey lapangan identifikasi faktor penyebab kerusakan hutan/kawasan
hutan/hasil hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap
satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
b. Survey lapangan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan di wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, setiap satu kali dalam
setahun selama 10 tahun
c. Sosialiasi perundang-undangan kehutanan pada 20 desa dalam wilayah kerja
KPHP Model Kendilo, masing-maing satu kali dalam setahun selama 10 tahun.
9. Melaksanakan perlindungan sistem penyangga kehidupan melalui kegiatan :
a. Survey identifikasi dan pemetaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi
pada setiap unit blok peruntukan hutan, satu kali per unit dalam setahun selama
10 tahun.
b. Pengelolaan kawasan lindung dan kawasan HCVF baik di wilayah pemegang
Izin maupun wilayah tertentu, selama 10 tahun.
c. Monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung dan HCVF, baik di
wilayah pemegang Izin maupun wilayah tertentu, satu kali dalam setahun
selama 10 tahun.
d. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya, selama 10 tahun.
e. Pemanfaatan secara lestari SDA hayati dan ekosistemnya selama 10 tahun.
10. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin (IUPHHK-HT dan
Izin Pinjam Pakai) mengenai harmonisasi tata hubungan, program/kegiatan RPH
dan pelaksanaan lapangan, yang dilaksanakan empat kali dalam setahun selama
10 tahun.
11. Melaksanakan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait
untuk menciptakan dan menjalin tata hubungan kerja yang sinergis antara KPHP
Kendilo dengan pemerintah pusat dan daerah, serta terbentuknya hubungan kerja
sama yang baik dengan lembaga non pemerintahan (NGO) serta pihak swasta
untuk mendukung tugas dan fungsi KPHP Kendilo di tingkat lapangan, yang
dilaksanakan minimal 10 kali dalam setahun selama 10 tahun.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
VISI DAN MISI PENGELOLAAN III-5
12. Menyediakan minimal 20 orang SDM KPHP Kendilo pada tahun 2017 dan
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan minimal 1 orang satu diklat
dalam 5 tahun selama 10 tahun.
13. Menyediakan pendanaan kegiatan rutin dan operasional KPHP Model Kendilo,
dengan skema :
a. Tahap awal bersumber dari dana pemerintah yaitu APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang Kehutanan, APBD Provinsi Kaltim, serta dana dari lembaga donor
selama 5 tahun pertama.
b. Tahap Kedua 70 % bersumber dari keuntungan investasi kerjasama dengan
pihak investor/lainnya serta bagi hasil dari kemitraan KPHP Model Kendilo
dengan Kelompok Tani Hutan, menginjak pada 5 Tahun kedua.
14. Mengembangkan database kehutanan KPHP Model Kendilo secara
komputerariasi dan internet pada tahun ke 5.
15. Melaksanakan rasionalisasi wilayah kelola KPHP Kendilo setiap 10 tahun sekali.
16. Melaksanakan review rencana pengelolaan wilayah Hutan KPHP Model Kendilo
setiap 5 tahun sekali.
17. Mengembangkan investasi skala besar dan kecil pada :
a. Pengelolaan hasil hutan kayu-hutan tanaman mulai pada tahun ke 5 pada
areal kemitraan agroforestry blok pemberdayaan.
b. Pengembangan pembenihan dan pembibitan seluas 100 Meter persegi mulai
pada tahun ke 3 pada setiap areal agroforestry di 20 desa.
c. Pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) :
- Madu alam di mulai tahun ke 3 dengan target 1 ton tiap tahun.
- Air minuman kemasan mulai tahun ke 5 dengan target 1000 dus botol tiap
tahun.
- Gaharu di mulai tahun ke 8 dengan target 500 kg kayu gaharu siap olah.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-1
BAB IVANALISIS DAN PROYEKSI
Analisis dan proyeksi mencakup dua aspek penting yaitu; (a) analisis data dan
informasi yang saat ini tersedia (baik data primer hasil dari inventarisasi hutan dan
penataan hutan, maupun data sekunder) dan (b) proyeksi kondisi wilayah KPH di masa
yang akan datang. Pelaksanaan pengelolaan hutan dalam wilayah KPHP-Model
Kendilo oleh kelembagaan yang telah dibentuk diharapkan mampu: memperbaiki tata
kelola hutan (forest governance); memperkecil laju degradasi hutan; mempercepat
upaya-upaya rehabilitasi dan reforestasi; meningkatkan perlindungan dan pengamanan
hutan; meningkatkan stabilitas supply hasil hutan; serta meningkatkan manfaat hutan
bagi masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Dengan telah ditetapkannya kawasan hutan seluas 137.495 ha sebagai wilayah
kelola KPHP-Model Kendilo dan organisasi pengelolanya, diharapkan dapat
diwujudkan Visi dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dalam wilayah
tersebut. Untuk selanjutnya diharapkan keberadaan KPHP-Model Kendilo dapat
memberikan kontribusi dalam beberapa aspek pengelolaan hutan di tingkat tapak
sebagai berikut:
1. Penataan hutan dan rencana pengelolaan hutan. Ketersediaan dan akurasi
data dan informasi potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial ekonomi
serta informasi lain pada wilayah kelola KPHP-Model Kendilo merupakan acuan
dalam penataan hutan dan penyusunan rencana pengelolaan. Dengan demikian
ada jaminan kepastian kawasan yang lebih baik sehingga kapasitas pengawasan
pengelolaan dapat lebih ditingkatkan. Dengan keberadaan KPH, rencana dan
investasi kehutanan dapat diintegrasikan pada tingkat tapak karena didasarkan
pada tersedianya informasi sumber daya hutan yang lebih akurat.
2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Wilayah KPHP-Model
Kendilo dapat terkelola secara optimal, baik hasil hutan kayu, bukan kayu maupun
jasa lingkungan sesuai dengan kaidah-kaidah kelestarian, baik wilayah tertentu
yang dikelola oleh KPH maupun wilayah yang dibebani ijin pemanfaatan.
Penggunaan kawasan hutan yang termasuk dalam wilayah KPHP-Model Kendilo
juga dapat terpantau dan dikendalikan dengan baik.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-2
3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan. Kegiatan RHL pada wilayah KPHP-Model
Kendilo dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan data dan informasi tingkat
tapak yang akurat dan kelembagaan yang mendukung.
4. Perlindungan, pengamanan dan konservasi sumber daya hutan. Keberadaan
organisasi KPH mampu mendeteksi dini dan menanggulangi berbagai gangguan
terhadap sumber daya hutan secara lebih intensif serta meningkatkan fungsi
konservasi wilayah KPHP-Model Kendilo;
5. Pemberdayaan masyarakat. KPHP-Model Kendilo dapat mengelola hutan secara
mandiri dengan melibatkan masyarakat setempat melalui pola kemitraan sehingga
diharapkan pada akhirnya KPHP Model Kendilo mampu berperan sebagai
pendorong investasi yang memberikan kontribusi terhadap penghasilan
masyarakat dan Kabupaten Paser secara berkelanjutan.
4.1. Analisis Data dan Informasi4.1.1. Analisis Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan
Kawasan KPHP-Model Kendilo (unit XXXIV) pada mulanya memiliki luas
143.709 ha dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.674/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) di Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam rangka mengakomodir dinamika konversi hutan-lahan yang
terjadi, rencana tata ruang melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.718/Menhut-II/2014 (tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur dan
Provinsi Kalimantan Utara) telah diintegrasikan dalam proses penetapan blok dan
petak KPHP-Model Kendilo selanjutnya, dengan total luas keseluruhan sekitar 137.495
ha, yang terbagi dalam 7 (tujuh) unit. Sebagian besar batas pengelolaan KPHP-Model
Kendilo belum ditata batas, hanya bagian wilayah yang juga merupakan Hutan Lindung
Sungai Samu yang telah ditata batas (+ 251,68 km).
Secara makro, zonasi wilayah kelola KPHP-Model Kendilo terdiri dari: (a)
zona kawasan yang telah terdapat ijin pengelolaan-pemanfaatan (IUPHHK-HT); (b)
zona kawasan ijin pinjam pakai pertambangan; dan (c) zona kawasan yang tidak
ada/belum ada ijin pengelolaan-pemanfaatan (berupa hutan lindung dan kawasan lain).
Luas wilayah tertentu pada KPHP-Model Kendilo adalah 84.156 ha yang terdiri dari
Hutan Lindung seluas 41.558 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 31.807 ha
dan Hutan Produksi (HP) seluas 10.791 ha. Dalam konteks pengaturan unit kelestarian,
blok atau bagian wilayah KPHP-Model Kendilo secara operasional dibagi dalam blok-
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-3
blok sebagai unit kelestarian manajemen terkecil, terdiri dari: (a) kawasan hutan
lindung terdiri dari blok inti seluas 39.153 ha dan blok pemanfaatan seluas 2.404 ha; (b)
kawasan hutan produksi terdiri dari blok perlindungan seluas 24.531 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (HHK-HA) seluas 9.040 ha, blok
pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (HHK-HT) seluas 3.746 ha dan blok
pemberdayaan seluas 5.283 ha.
Pembagian blok KPHP-Model Kendilo memang telah dilakukan berdasarkan
kriteria pembagian masing-masing blok pada kawasan hutan, namun demikian
pembagiannya ke dalam petak-petak pengelolaan masih memerlukan risalah yang
lebh detil. Data dan informasi pada areal-areal tersebut relatif masih sangat terbatas
karena belum dilakukan inventarisasi secara menyeluruh dan terpadu. Dengan belum
tersedianya data dan informasi tentang kondisi dan potensi sumber daya hutan baik di
hutan produksi dan hutan lindung tersebut yang meliputi data dan informasi HHK,
HHBK dan jasa lingkungan hutan, sehingga belum dapat dimungkinkan tersusunnya
perencanaan pengelolaan yang rasional dan lebih komprehensif.
4.1.2. Analisis Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan KawasanHutanLemahnya perencanaan hutan, tata hutan dan perencanaan pengelolaan
hutan yang telah berjalan selama ini dilihat dari rendahnya kapasitas untuk
menjalankan seluruh kegiatan tersebut yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal
ini disebabkan oleh orientasi Pemerintah dan Pemerintah Daeah pada perijinan dan
administrasi komoditas hasil hutan dan bukan pada pengelolaan wilayah/kawasan
hutan. Oleh karena itu, kegiatan pemanfaatan hutan-yang berjalan atas sejumlah
perijinan-hanya aspek pelaksanaan dari sejumlah rencana di atas, maka ketika
perencanaannya lemah, kontrol atas pemanfaatan hutan dan hasil hutan juga lemah.
Dalam kasus perijinan, prosedur untuk mendapatkan kawasan hutan yang
terbebas dari konflik juga dibebankan kepada pemohon ijin. Dengan demikian,
prakondisi adanya kawasan hutan yang bebas konflik yang menjadi urusan pemerintah,
ongkosnya dibebankan kepada pemegang ijin. Evaluasi terhadap pelaksanaan
perijinan pemanfaatan hutan dan hasil hutan saat ini tidak cukup efisien. Biaya
transaksi tinggi tidak terhindarkan dalam pelaksanaan evaluasi ini.
Data dan informasi tentang potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang
dimiliki masih sangat kurang baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini
disebabkan karena dalam kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan saat ini oleh
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-4
para pemegang ijin masih berfokus pada hasil hutan kayu (HHK). Namun demikian
berdasarkan hasil pengamatan di masyarakat yang dilakukan oleh IUPHHK-HT yang
ada di wilayah KPHP-Model Kendilo, menunjukkan bahwa pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu (HHBK) telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dan di dalam kawasan
hutan secara turun-temurun.
Berdasarkan pengalaman, terdapat beberapa jenis HHBK yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain: rotan, bambu, damar, madu, buah
tengkawang, getah gaharu, buah-buahan (buah kapul, maritem, jenis-jenis durian, dan
sebagainya) tanaman obat-obatan, sarang semut, hewan buruan (babi, rusa, burung
dan lain-lain) serta sarang burung walet. Sampai saat ini belum terdapat pemegang ijin
pemanfaatan HHBK dan jasa lingkungan hutan dalam wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo. Hal demikian mengindikasikan bahwa pemanfaatan potensi sumber daya
hutan belum intensif, sebagaimana diharapkan dalam perubahan paradigma
pembangunan kehutanan di atas (timber based menjadi resource based management).
Sehingga sumber daya hutan belum dapat memberikan kontribusi dalam
pembangunan (ekonomi) secara nasional dan daerah secara maksimal. Tepatnya
sumber daya hutan dan sektor kehutanan belum mampu berkontribusi secara
maksimal dalam pendapatan negara (PDRB).
4.1.3. Analisis Rehabilitasi dan Reklamasi HutanWilayah hutan KPHP Model Kendilo mengalami degradasi dan deforestasy
yang cukup signifikan akibat konversi atau alih fungi lahan baik yang direncanakan
maupun yang tidak direncanakan. Wilayah KPHP Model Kendilo yang mengalami
degradasi dan deforestasy sudah dipastikan akan mengganggu sistem ekologis daerah
aliran sungai Kendilo sehingga diperlukan upaya rehabilitasi dan reklamasi lahan.
Kegiatan rehabilitasi hutan lebih dominan dilaksanakan oleh pemerintah
daripada kegiatan reklamasi hutan. Kegiatan rehabilitasi hutan yang telah dilaksanakan
oleh pemerintah Kabupaten Paser melalui Dinas Kehutanan sejak bergulirnya Dana
Alokasi Khusus – Dana Reboisasi (DAK-DR) dan Dana Bagi Hasil – Dana Reboisasi
(DBH-DR). Namun, tingkat keberhasilan kegiatan rehabilitasi tersebut dipandang
kurang signifikan mengurangi areal hutan yang mengalami kerusakan. Beberapa hal
yang melatarbelakangi kurang berhasilnya kegiatan tersebut adalah :
a. Pendekatan kegiatan tersebut cenderung dilaksanakan dengan pola proyek sistem
putus tahun. Artinya target kegiatan hanya sampai pada luas dan penanaman bibit.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-5
Tindak lanjut pemeliharaan tanaman hingga berhasil tumbuh menjadi pohon masih
kurang diperhatikan.
b. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi cenderung hanya sebagai
buruh tanam, tanpa ada tindak lanjut tanggung jawab untuk pemeliharaannya.
Masyarakat hanya dijadikan pekerja dengan imbalan upah dalam masa proyek
tersebut. Bila ada kegiatan pemeliharaan atau sejenisnya maka harus diberikan
upah tambahan.
c. Tujuan kegiatan rehabilitasi memang difokuskan pada mengembalikan fungsi
ekologi kawasan hutan yang rusak dan kurang memperhatikan kondisi ekonomi
masyarakat sekitar kegiatan.
d. Kesulitan dalam menentukan lokasi rehabilitasi hutan karena lahan hutan yang
telah terbuka akibat kegiatan perladangan masyarakat tidak diperkenakan oleh
masyarakat untuk ditanami tanaman hutan yang dianggap tidak bermanfaat bagi
mereka.
Sejauh ini belum terdapat koordinasi yang sinergis untuk menentukan lokasi
rehabilitasi hutan dan lahan, baik bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kabupaten Paser. Balai Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung sebagai UPT yang berwenang untuk kegiatan
rehabilitasi hutan pada DAS juga hanya terbatas pada pemetaaan kawasan RHL di
Hutan Lindung. Intinya belum terdapat upaya menyatukan sistem pemetaan bersama
areal-areal kawasan hutan yang perlu di rehablitasi baik di kawasan hutan lindung,
hutan produksi terbatas dan hutan produksi. Peta RHL bersama ini harus selalu di
update setiap tahun dengan menggunakan analisis spasial dari citra landsat.
Permasalahan selanjutnya yaitu dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan dan
lahan adalah ketiadaan pengelola setelah tanaman berumur lebih dari 3 tahun. Hal ini
kembali lagi pada konsep RHL yang cenderung diberlakukan sistem proyek. Oleh
karenanya perlu melibatkan masyarakat sekitar sebagai pengelola tanaman secara
terus menerus untuk memelihara dan menjaganya. Pendekatan RHL perlu dirubah dari
sistem proyek menjadi program yang berkesinambungan yaitu RHL pola Agroforestry.
Berdasarkan analisis spasial, wilayah tertentu pada KPHP-Model Kendilo
diperoleh luasan areal lahan yang potensial untuk dilaksanakannya kegiatan
penanaman seluas 63.713,08 ha terdiri dari Hutan Lindung seluas 39.154,21 ha dan
Hutan Produksi seluas 24.558,87 ha. Sedangkan berdasarkan hasil analisis spasial
BPDASHL Mahakan Berau Tahun 2016 diperoleh luas unit lahan kritis (LMU) 1 dan 2
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-6
sebesar 43.383 Ha, dengan rincian lokasi ditiap fungsi hutan dan blok peruntukan pada
pada tabel berikut :
Tabel IV-1. Luas dan Lokasi Rehabilitasi Hutan di Wilayah KPHP Model Kendilo
NO. FUNGSI HUTAN DAN BLOKPERUNTUKAN
LUAS RHL PRIORITASTOTAL
RHL Prioritas I RHL Prioritas IIA. Hutan Lindung
Pemanfaatan 1.787,81 25.790,39 27.578,19B. Hutan Produksi
Pemanfaatan HHK-HT 879,73 879,73
Pemberdayaan Masyarakat 3,50 3,50C. Hutan Produksi Terbatas
Pemanfaatan, Jasa Lingkungan danHHBK
12,91 8.302,97 8.315,88
Pemberdayaan Masyarakat 6.605,90 6.605,90TOTAL 1.800,72 41.582,49 43.383,21
Sumber: Peta RHL 2016, BPDASHL Mahakam Berau
Untuk kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan yang berada di
dalam areal berizin akan menjadi tanggung jawab pihak pemegang izin, baik itu izin
pemanfaatan hutan maupun izin penggunaan lahan. Berdasarkan data tabel IV.2
diperoleh indikasi bahwa luas potensial rehabilitasi dan reklamasi oleh pemegang izin
pinjam pakai (penggunaan lahan) mencapai 8.898,69 Ha sedangkan oleh pemegang
izin pemanfaatan hutan mencapai 6.537,61 Ha.
Tabel IV-2. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atauIzin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya diWilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
1 HP-Kawasan Pinjam Pakai (IPPKH)
Lahan terbuka 79,17Perkebunan 16,37Pertambangan 6.540,99Semak belukar 2.262,16
2 HP-Kawasan Pengusahaan Hutan Skala Besar(IUPHHK-HTI)
Belukar rawa 81,18Hutan tanaman 2.610,25Lahan terbuka 1.606,81Perkebunan 1.456,64Pertambangan 26,22Pertanian lahan kering 756,51Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2015)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-7
Pemegang izin Pinjam Pakai terutama disektor pertambangan memiliki
tanggung jawab besar untuk mereklamasi lahan dan kemudian melakukan
penanaman hutan kembali sesuai fungsi utamanya. PT Kideco Jaya Agung
merupakan perusahaan yang masih aktif melakukan kegiatan pertambangan
dengan luasan lahan terbukanya sangat signifikan. PT Kideco Jaya Agung wajib
menutup lubang tambangnya sesuai ketentuan dan kemudian melakukan
penanaman kembali.
Terkait dengan para pemegang izin, maka diperlukan koordinasi yang
sinergis untuk bersama-sama melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
progges kemajuan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi. Perlu ditekankan
bahwa kegiatan tersebut harus mempertimbangkan terwujudnya fungsi kawasan
hutan yang mampu mendukung ekologis DAS Kendilo disertai dengan adanya nilai
tambah untuk kesejahteraan masyarakat.
Isu pasca tambang yang akan segera terjadi pada saat PT Kideco Jaya
Agung akan berakhir masa operasionalnya, maka perlu didorong lebih jauh tingkat
pekasanaan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahannya. Disisi lain
kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan tersebut harus memberikan
arti peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Salah satu pendekatan yang akan
dikoordinasikan dengan pihak PT Kideco Jaya Agung adalah kombinasi kegiatan
RHL dengan agroforestry, sehingga diharapkan lahan pasca tambah dapat lebih
bermanfaatn untuk kesejahteraan masyarakat.
4.1.4. Analisis Perlindungan, Pengamanan dan KonservasiHutanPermasalahan kegiatan perlindungan hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
berkaitan dengan lemahnya pengelolaan hutan di tingkat tapak/lapangan. Data dan
informasi terkait kawasan-kawasan lindung yang ada pada Wilayah KPHP-Model
Kendilo belum memadai. Melalui data RKU IUPHHK-HA/HT sudah dipetakan kawasan-
kawasan lindung yang ada di wilayah ijin pengelolaan, akan tetapi kawasan-kawasan
penting bagi kepentingan masyarakat yang ada di sekitar hutan belum terpetakan.
Demikian juga kawasan-kawasan rawan keamanan hutan baik dari perambahan, illegal
logging maupun dari kebakaran hutan belum juga dipetakan dengan baik. Masih terjadi
perambahan pada kawasan hutan untuk kegiatan-kegiatan di luar sektor kehutanan
yang dilakukan oleh masyarakat di dalam dan di sekitar areal kerja. Berdasarkan hasil
analisis terhadap wilayah pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat pada
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-8
kawasan hutan khususnya pada areal konsesi PT Inhutani II yang berada pada KPHP-
Model Kendilo.
Belum ada pengelolaan secara maksimal terhadap kawasan-kawasan lindung
yang ada pada KPHP-Model Kendilo, baik hutan lindung maupun kawasan-kawasan
lindung yang ada pada Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HT) berupa
Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) juga kawasan lindung (sempadan sungai
dan kelerengan >40%). Kondisi pengelolaan kawasan lindung dan konservasi
sebagaimana dikemukakan di atas, akan berpengaruh terhadap upaya untuk
mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari, khususnya bagi pemegang
ijin pemanfaatan. Selanjutnya dalam konservasi juga terdapat kemungkingan
dilaksanakan pemanfaatan secara terbatas, dengan tetap berpedoman pada prinsip
kelestarian (lestari produksi-ekonomi). Namun demikian, selama ini kegiatan
konservasi dilaksanakan secara spesifik dan belum terdapat pengembangan
pemanfaatan secara signifikan.
kinerja seluruh usaha yang ada;
Menetapkan peta indikatif yang dapat mengatasi masalah lebarnya gap antara
kawasan hutan yang tergambar di atas peta dengan realitas penggunaannya
untuk berbagai bentuk perijinan.
KPHP-Model Kendilo diharapkan dapat menjalankan fungsi integrasi berbagai
kegiatan pengelolaan hutan serta menjadi pusat informasi bagi evaluasi dan penilaian
perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh para pemegang ijin di wilayahnya.
Perencanaan jangka panjang KPH menjadi dasar untuk mengaitkan pengelolaan hutan
yang akan dilaksanakan di tingkat KPH dengan rencana pengelolaan hutan baik di
level Kabupaten Paser sendiri, Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Terdapat dua
peran yang dapat dan harus dimainkan oleh KPH berkaitan dengan tersedianya data
dan informasi tentang sumber daya hutan (yang obyektif dan komprehensif serta
terbaharui), yaitu: (a) Merencanakan dan mendorong percepatan dilaksanakannya
inventarisasi (komprehensif dan akurat) pada kawasan tertentu (b) Mengidentifikasi
dan mengkoordinasikan data dan informasi yang telah diinventarisir oleh pemegang ijin
pemanfaatan (IHMB dan ITSP). Dari kedua peran tersebut maka ke depan perlu
dibangun dan dikembangkan data base dari sumber daya hutan dalam wilayah kelola
yang terbarukan dari wilayah kelola sebagai dasar untuk melakukan revisi rencana
pengelolaan hutan yang telah disusun.
Sehubungan dengan belum tersedianya data dan informasi yang memadai dari
kawasan tertentu dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo, maka perlu secara
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-9
khusus dilakukan inventarisasi terhadap kondisi biogeofisik dan sosial budayanya.
Dengan tersedianya data dan informasi tersebut, maka dapat disusun rencana
pengelolaannya berdasarkan “core business” yang telah ditetapkan. Model
pengelolaannya kemungkinan dapat dikembangkan model pengelolaan sumber daya
hutan berbasis masyarakat (community based forest management). Dalam hal ini,
peran KPH adalah menginisiasi dan mengidentifikasi serta melakukan inventarisasi
kondisi faktual kawasan hutan, menyusun rencana pengelolaan dan rencana bisnis
(business plan) masing-masing sub-blok tertentu berdasarkan hasil inventarisasi.
Pengelolaan multi fungsi sumber daya hutan secara lestari di Kabupaten Paser
merupakan bagian penting dari keberadaan KPHP-Model Kendilo. Perwujudan upaya
pemanfaatan multi potensi sumber daya hutan ke depan perlu didasarkan pada data
dan informasi yang berkualitas. Oleh karenanya peran yang dapat dilaksanakan oleh
KPHP-Model Kendilo adalah mendorong dan bahkan mengharuskan dimasukkannya
keberadaan dan potensi dari HHBK dan jasa lingkungan hutan sebagai bagian dari
tujuan kegiatan inventarisasi hutan yang dilaksanakan oleh setiap pemegang ijin
(IUPHHK-HA/HT), termasuk pengamatan tentang kondisi pemanfaatannya oleh
masyarakat. Dengan demikian KPH dapat memetakan keberadaan dan potensi HHBK
dan jasa lingkungan hutan di wilayahnya, sehingga dapat disusun strategi dan pola
pemanfaatannya ke depan. Selain itu, wisata alam juga merupakan potensi jasa
lingkungan hutan yang ke depan mempunyai nilai ekonomi yang perlu dikembangkan.
Dengan demikian pendataan terhadap potensi jasa lingkungan ini dan sebaran
spasialnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inventarisasi hutan. Namun
demikian sampai saat ini belum banyak mendapatkan perhatian. Fungsi estetika dari
sumber daya hutan merupakan salah satu potensi ekowisata yang perlu diidentifikasi
dan diinventarisir dalam pelaksanaan inventarisasi hutan ke depan. Terkait isu global,
Kabupaten Paser dengan kawasan hutan (alam) yang masih tersisa dapat diarahkan
posisi dan perannya dalam upaya penurunan emisi karbon.
4.1.5. Analisis Pemberdayaan MasyarakatBerdasarkan data statistik (2013) diperoleh informasi secara umum dari aspek
sosial sebagian besar (>70%) masyarakat berpendidikan rendah (SD), sedangkan dari
aspek ekonomi sebagian memiliki sumber mata pencaharian sebagai petani (sebagian
besar petani lahan kering-ladang). Keberadaan hutan masih merupakan bagian dari
hidup dan kehidupan masyarakat di wilayah kelola KPHP-Model Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-10
Beberapa bentuk ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan
antara lain: (1) Ketergantungan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti
sandang, pangan dan papan; pangan seperti ikan, binatang buruan, buah, sayur;
papan/sandang seperti kayu, rotan. Pemanfaatan sumber daya alam sungai
merupakan sumber pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari yang penting, terutama
bagi kampung-kampung di bagian hulu; (2) Ketergantungan untuk memperoleh
pendapatan (uang tunai); bentuk pemanfaatan untuk memperoleh pendapatan (uang
tunai) seperti gaharu, sarang burung walet, emas dan madu. Pemanfaatan SDA sungai
dan hutan untuk memperoleh pendapatan/uang tunai untuk pemenuhan kebutuhan
pokok bagi masyarakat di wilayah DAS Kendilo masih sangat tinggi dan menjadi
pilihan utama; (3) ketergantungan terhadap fungsi lahan dan sungai untuk sarana dan
prasarana seperti sungai sebagai sarana transportasi; lahan untuk pemukiman,
pertanian/perkebunan dan hutan sebagai daerah tangkapan air.
Dengan demikian keberadaan multi fungsi sumberdaya hutan (HP dan HL),
memiliki posisi dan peran yang strategis bagi hidup dan kehidupan masyarakat di
dalam dan di sekitar kawasan hutan dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo.
Kerusakan dan merosotnya kualitas sumberdaya hutan akan memiliki dampak yang
serius bagi hidup dan kebidupan masyarakat ke depan.
4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah KPHP Model Kendilo Ke depan
4.2.1. Proyeksi Kondisi Tata Hutan dan Rencana PengelolaanHutanKegiatan tata hutan pada dasarnya dilaksanakan untuk memastikan
pemanfaatan dan penggunaan sumber daya hutan dilakukan secara terencana
berdasarkan informasi sumber daya hutan, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan
yang akurat serta memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah, provinsi, kabupaten
termasuk integrasi dengan tata ruang. Tata hutan pada prinsipnya adalah kegiatan
rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumber
daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya
yang diwujudkan dalam bentuk tata batas, inventarisasi hutan, pembagian ke dalam
blok atau zona, pembagian petak dan anak petak, dan pemetaan, dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. Blok
atau bagian wilayah KPH dijadikan dasar untuk pengaturan unit kelestarian, sehingga
satu blok/bagian hutan dapat memiliki satu unit kelestarian. Dengan demikian, dalam
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-11
satu unit KPH dapat terdiri dari satu atau lebih unit kelestarian sesuai dengan
karakteristik bio-fisik, aksesibilitas lokasi dan kelas perusahaan yang dikembangkan.
Sedangkan inventarisasi yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang potensi sumber daya
hutan serta lingkungannya secara lengkap dan dipergunakan sebagai bahan
perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka
menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman
inventarisasi yang dilaksanakan. Dalam pembagian blok, inventarisasi diarahkan untuk
memperoleh risalah terkait: (1) Karakteristik bio-fisik lapangan; (2) Kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitar; (3) Potensi sumber daya alam; dan (4) Keberadaan hak-
hak atau izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan.
A. Prospek ke DepanPerencanaan jangka panjang dan jangka pendek KPHP Model Kendilo menjadi
dasar alokasi hutan untuk perijinan dan alat kontrol tata hutan yang dilakukan oleh
pemegang ijin. Pelaksanaan pengukuhan kawasan dan tata hutan perlu ditunjang oleh
informasi mengenai potensi dan kondisi penggunaan kawasan hutan. Hasil yang
diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dan penataan blok adalah:
Adanya batas luar yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal wilayah
KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan dan blok serta
petak yang keberadaannya memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan
jasa lingkungan sebagai unit manajemen terkecil.
Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan
dan pembinaan sosial.
Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Rencana kerja di tingkat pemegang ijin harus sejalan dengan rencana
pengelolaan KPHP-Model Kendilo, serta rencana pengelolaan Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional. Dengan dapat disusunnya rencana
pengelolaan yang rasional dan komprehensif wilayah kelola, khususnya wilayah
tertentu, berdasarkan data dan informasi yang komprehensif, lengkap, akurat dan
terbaharui, maka diharapkan kemandirian KPHP-Model Kendilo dapat diwujudkan.
Kemandirian dari aspek pendanaan dalam mengimplementasikan rencana
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-12
pengelolaan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh sebagaian besar KPH di
Indonesia.
B. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH.Tata hutan merupakan hal utama dalam pengelolaan hutan, dimana pada
kegiatan ini perlu ditetapkan kawasan hutan yang relatif tetap dan tidak mudah diubah-
ubah selama masa pengelolaan hutan dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pengelolaan. Dengan adanya KPHP Model Kendilo akan meningkatkan
kapasitas untuk melakukan pengukuhan kawasan hutan bersama-sama lembaga lain
yang mempunyai kewenangan. Inventarisasi hutan sebagai salah satu komponen
penting dalam kegiatan tata hutan mengandung arti pembangkitan informasi. Dalam
bermitra dengan swasta (pemegang izin), kepemilikan informasi yang akurat oleh
pemilik sumber daya hutan (dalam hal ini KPH sebagai kepanjangan tangan
pemerintah) menjadi syarat penting bagi tegaknya hak-hak pemerintah dan sebagai
dasar untuk penilaian kinerja mitra dalam pencapaian pengelolaan hutan lestari.
Apabila kegiatan tersebut dillakukan oleh pemegang izin, maka akan
memunculkan resiko terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang merugikan
pemerintah dan kelestarian hutan. Dengan dilaksanakannya kegiatan tata hutan oleh
KPH sebagai representasi pemerintah di tingkat tapak dalam pengelolaan hutan,
munculnya resiko-resiko tersebut dapat ditekan. Beberapa kontribusi dapat disebutkan
di sini antara lain:
Meningkatkan akurasi data dan informasi kawasan;
Meningkatkan kemampuan dalam pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan izin oleh pemegang izin karena kepemilikan informasi yang kuat;
Memudahkan penerapan kriteria measurable, reportable, verifiable (MRV) dalam
implementasi REDD+ karena ketersediaan data dan informasi sumber daya hutan
yang akurat, serta dilengkapi dengan sistem monitoring dan evaluasi
4.2.2. Proyeksi Kondisi Pemanfaatan Hutan dan PenggunaanKawasan Hutan
Penyelenggaraan pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil
dan jasa hutan secara optimal, adil dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Secara
umum pemanfaatan hutan dapat dapat diselenggarakan melalui kegiatan: (1)
Pemanfaatan jasa lingkungan; (2) Pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; (3)
Pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu; (4) Penggunaan kawasan hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-13
Pemanfaatan hutan harus memiliki keabsahan legalitas izin, baik melalui izin Menteri
Kehutanan, Gubernur Kalimantan Timur maupun Bupati Kabupaten Paser. KPHP-
Model Kendilo mempunyai peran penting untuk secara ekonomis dapat mewujudkan
kelancaran perizinan tersebut dengan tetap memperhatikan kepentingan sosial dan
lingkungan.
A. Input kegiatan dan peran serta kontribusi KPH.Penataan hubungan antar lembaga dalam pemanfaatan hutan perlu dibangun.
Penetapan kepastian kawasan hutan yang mendapat legitimasi dari berbagai pihak
dan peningkatan kemampuan masyarakat setempat dapat memanfaatkan peluang
perizinan perlu dijalankan dengan program tersendiri. Orientasi kerja pengelolaan
hutan dalam wilayah KPH adalah menyiapkan prakondisi berbagai ijin maupun
kegiatan pengelolaan hutan lainnya. Untuk kondisi saat ini, penyiapan kawasan hutan
yang mendapat legitimasi untuk kepastian penetapan dari berbagai pihak dan
peningkatan kemampuan masyarakat setempat menjadi prioritas utama sebelum ijin
diberlakukan. KPH diharapkan dapat menjalankan tugas ini terlebih dahulu sebelum
proses administrasi perijinan berjalan.
Untuk dapat mewujudkan pengelolaan secara lestari multi fungsi sumber daya
hutan di Kabupaten Paser, keberadaan KPHP-Model Kendilo mempunyai peran yang
sangat penting. Melakukan monitoring dan evaluasi (monev) serta pembinaan
terhadap kinerja setiap IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT dalam penerapan 3 (tiga) aspek
pokok dari kaidah-prinsip pengelolaan hutan secera lestari, yaitu: produksi-ekologi dan
sodari KPHP-Model Kendilo. MONEV tersebut dapat dilakukan dengan bekerjasama
dengan lembaga yang memiliki kompetensi yang memadai. Keberadaan KPH tidak
menjamin efisiensi evaluasi dan penilaian perizinan apabila kontrol secara langsung
terhadap pemegang izin oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten masih dilaksanakan. Untuk kasus HTR (Hutan Tanaman Rakyat), peran
KPH dapat diarahkan untuk menyelesaikan lokasi perijinan, baik dalam hal status
kawasan hutan maupun lokasinya dalam petak/blok di dalam kawasan KPH.
Keberadaan KPH akan sangat penting untuk dapat mengurangi panjangnya prosedur
perijinan yang berlaku saat ini terutama yang terkait dengan penetapan lokasinya.
Pada kawasan yang belum terdapat ijin pemanfaatannya, KPH berperan
sebagai pengelola. Diharapkan ke depan kawasan-kawasan hutan yang ”tidak bertuan”
dalam wilayah kelola KPHP-Model Kendilo dapat dikelola secara profesional dan
lestari dengan pendekatan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak terutama
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-14
masyarakat. Sebagaimana disampaikan bahwa dalam wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo telah terdapat pemegang izin pemanfaatan (IUPHHK-HT). Dengan demikian,
pengembangan pola pengelolaan secara kolaboratif dengan mengikutsertakan
masyarakat merupakan pilihan yang perlu mendapat pertimbangan ke depan. Dengan
demikian diharapkan KPHP-Model Kendilo dapat menjadi salah satu KPHP-Model
yang mampu mandiri di Kalimantan Timur.
4.2.3. Proyeksi Kondisi Rehabilitasi dan Reklamasi HutanRehabilitasi hutan adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan
peranannya dalam mendukung sistem penyanggah kehidupan tetap terjaga. Kegiatan-
kegiatan yang tercakup dalam rehabilitasi hutan meliputi reboisasi, pemeliharaan
tanaman, pengayaan tanaman dan penerapan teknik konservasi tanah. Kegiatan-
kegiatan tersebut pelaksanaannya menjadi tanggung jawab KPH, khususnya pada
wilayah KPH yang wilayahnya tidak dibebani izin/hak pemanfaatan hutan kepada pihak
ketiga. Sedangkan pada wilayah KPH yang telah dibebani izin/hak pemanfaatan hutan
kepada pihak ketiga, pelaksanaan rehabilitasi hutan dilakukan oleh pemegang izin/hak
yang bersangkutan.
Sementara itu, reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya. Kegiatan ini dilakukan pada lahan dan vegetasi
hutan pada kawasan hutan yang telah mengalami perubahan permukaan dan
penutupan tanah. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan reklamasi hutan menjadi
tanggung jawab pemegang izin penggunaan kawasan. Dalam hal pemegang izin
penggunaan kawasan hutan telah melaksanakan reklamasi hutan, maka Kepala KPH
bertanggung jawab atas pengamanan dan perlindungan atas hasil-hasil reklamasi
hutan yang bersangkutan.
A. Prospek ke depan.Dengan dapat dilaksanakannya kegiatan RHL pada lahan-lahan kritis tersebut
diharapkan luas tutupan lahan kawasan tertentu akan meningkat. Hal ini tidak hanya
bermanfaat bagi upaya untuk meningkatkan kualitas DAS dan sub DAS, tetapi juga
akan bermanfaat bagi upaya untuk menurunkan emisi karbon sebagai program penting
dan strategis di Kalimantan Timur dan khususnya Kabupaten Paser. Selanjutnya
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-15
berbagai kegiatan ekonomi dapat dikembangkan melalui peran serta masyarakat di
sekitar dan di dalam kawasan tertentu tersebut.
Pendekatan RHL dengan pola agroforestry dipandang penting untuk
memberikan kepastian adanya pengelola kawasan RHL setelah 3 tahun berjalan
sehingga tanaman tetap terpelihara dan terjaga. Disisi lain melalui pola agroforestry
akan memberikan nilai tambah kawasan melalui tanaman-tanaman penghasil pangan
dalam jangka pendek seperti padi dan jagung serta tanaman buah-buahan untuk
pendapatan jangka menengah bagi masyarakat yang terlibat.
B. Input kegiatan dan Peran serta Kontribusi KPH.Sebagaimana kegiatan pemanfaatan hutan dan hasil hutan, dalam
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diperlukan wadah pengelola hutan
yang disamping memastikan lokasi juga memastikan kelestarian dan pemanfaatan
hasil rehabilitasi tersbeut. Penetapan lokasi di dalam kawasan hutan perlu
diintegrasikan dengan rancang pembangunan KPH baik yang telah maupun yang
sedang dilakukan.
Karena kawasan tertentu belum terdapat ijin pemanfaatannya, maka KPHP-
Model Kendilo harus mengambil peran sebagai “pelaku-inisiator utama” dalam
pengelolaan tersebut. Di sisi lain, KPH juga memiliki tupoksi untuk menterjemahkan
kebijakan pembangunan nasional dan daerah, maka melibatkan dan
memperansertakan masyarakat sekitar dan di dalam kawasan hutan dalam
pengelolaan kawasan tertentu tersebut menjadi tugas KPH.
4.2.4. Proyeksi Kondisi Perlindungan, Pengamanan danKonservasi HutanKegiatan perlindungan hutan difokuskan pada pengendalian kebakaran hutan
dan pembalakan illegal. Perlindungan dan konservasi merupakan bagian penting
dalam pengelolaan multifungsi sumber daya hutan, termasuk hutan produksi (HP) dan
terlebih hutan lindung (HL). Hal ini dapat dicermati dalam prosedur dan mekanisme
penilaian (evaluasi) kinerja pemegang ijin pemanfaatan hutan (HHK), terdapat kriteria
indikator tentang ”perlindungan dan konservasi” dalam areal kerjanya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-16
A. Prospek ke Depan.Perlindungan, pengamanan dan konservasi hutan pada prinsipnya ditujukan
untuk menjaga hutan, hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi
lindung, konservasi dan produksi tercapai secara optimal dan lestari. Agar prinsip
tersebut tercapai, 2 (dua) hal yang ditekankan adalah: (1) Mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan baik oleh manusia dan satwa,
kebakaran hutan dan hama penyakit; serta (2) Mempertahankan dan menjaga hak-hak
negara, masyarakat, perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Seperti halnya dengan HHBK dan jasa lingkungan hutan, keberadaan
kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan dan konservasi (di
dalam dan di luar areal kerja pemegang ijin), keberadaannya belum mendapat
perhatian secara proporsional dan komprehensif. Sementara dengan tetap
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan multi fungsi sumberdaya hutan secara lestari,
maka pemanfaatan-pengelolaan kawasan lindung dan konservasi dapat juga
memberikan kontribusi terhadap “pembangunan ekonomi lokal”.
B. Input Kegiatan Dan Peran Serta Kontribusi KPH.Dalam kaitannya dengan perlindungan dan konservasi hutan, sebagaimana
dikemukakan di atas, maka sudah tentu perlu dilaksanakan inventarisasi terhadap
potensi kawasan lindung dan kawasan konservasi. Oleh karenanya KPH memiliki
peran untuk mendorong dapat dilaksanakannya kegiatan tersebut, sebagai bagian dari
tupoksi pembinaan dan pengawasan terhadap pemegang ijin pemanfaatan. KPH
selanjutnya dapat berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam pengelolaan potensi
kawasan lindung dan konservasi berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh
melalui kegiatan inventarisasi di atas.
Dalam konteks pengelolaan KPH, perlindungan pengamanan dan konservasi
hutan meliputi:
Pengamanan areal kerja, kawasan hutan dan hasil hutan termasuk tumbuhan dan
satwa;
Pencegahan kerusakan hutan baik karena manusia dan satwa, kebakaran hutan
dan hama penyakit;
Pengambilan tindakan pertama yang diperlukan terhadap adanya gangguan
keamanan hutan di areal kerja;
Pelaporan setiap adanya kejadian pelanggaran hukum di areal kerja;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-17
Penyediaan sarana dan prasarana serta tenaga pengamanan hutan yang sesuai
dengan kebutuhan.
4.2.5. Proyeksi Kondisi Pemberdayaan MasyarakatSecara administrasi, wilayah KPHP-Model Kendilo masuk dalam 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Muara Komam, Batu Sopang, Muara Samu dan Batu Engau.
Sebagian besar (56%) wilayah kelola KPHP-Model Kendilo terletak dalam wilayah
administrasi Kecamatan Muara Samu. Sementara cakupan luasan yang paling kecil
(5%) adalah wilayah administrasi Kecamatan Muara Komam. Dari 24 desa yang
termasuk dalam wilayah KPHP-Model Kendilo, pusat pemukiman masyarakat yang
berada langsung dalam wilayah KPHP-Model Kendilo sebanyak 3 desa yaitu Muara
Andeh, Tanjung Pinang dan Rantau Atas. Ketiganya masuk dalam wilayah
administratif Kecamatan Muara Samu.
A. Prospek ke Depan.Diharapkan dengan keberadaan KPHP-Model Kendilo mampu
mentransformasikan kebijakan pembangunan kehutanan (utamanya kebijakan tingkat
daerah) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan berbasis
SDH dan lahan, melalui skema-skema kemitraan dan perhutanan sosial. Masyarakat
yang berada di dalam maupun di sekitar hutan akan dibentuk dalam kelompok tani
hutan (KTH) sebagai wadah untuk membentuk kekuatan dan kemandirian organisasi
seerta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai mitra dalam pengelolaan
hutan.
Kelompok Tani Hutan merupakan wadah masyarakat yang resmi untuk
melakukan kerjasama dan kemitraan dengan KPHP Model Kendilo dalam mengelola
kawasan hutan khususnya di blok pemberdayaan masyarakat. Kegiatan kemitraan
yang dikembangkan diutamakan berupa kemitraan agroforestry dengan sistem bagi
hasil. Pola ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses
kawasan hutan dengan mengembangkan kombinasi kegiatan budidaya tanaman
dengan kegiatan pertanian, perkebunan,perikanan, peternakan dan lainnya.
Melalui KTH, masyarakat akan mendapatkan bagi hasil lebih besar hingga
mencapai 70% dari setiap hasil panen kawasan. Hasil panen yang diperoleh dapat
berupa tanaman pangan jangka pendek seperti padi, jagung dan palawija, tanaman
jangka menengah berupa buah-buahan dan hhbk lainnya, dan terakhir tanaman jangka
panjang berupa hasil kayu-kayuan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-18
B. Input Kegiatan Dan Peran Serta Kontribusi KPH.Dengan posisi, peran dan kontribusi keberadaan hutan yang masih memiliki
prospek ke depan, maka perlu adanya kebijakan yang ”memproteksi” keberadaan
sumber daya hutan. Adanya kecenderungan dari pembangunan berbasis lahan
yang ”mendesak” keberadaan SDH di wilayah pedesaan. Peran KPH adalah
melakukan inventarisasi kondisi faktual kawasan dan SDH di wilayah kelola KPHP-
Model yang berbatasan dengan masyarakat pedesaan. Pada saat yang sama
menginventarisasi ijin-ijin pembangunan berbasis lahan yang ada. KPHP-Model harus
berperan sebagai fasilitator dan mediator permasalahan SDH dan lahan.
Selanjutnya, KPH Model Kendilo akan melakukan sosialisasi skema kemitraan
KPHP Model Kendilo dengan masyarakat melalui Kelompok Tani Hutan. Proses
pembentukan KTH hingga penguatannya akan di fasilitasi oleh KPHP Model Kendilo,
hingga akhirnya KTH siap bekerja sama dan menjadi mitra dalam pengelolaan hutan.
Skema kemitraan akan mendudukan kesejajaran KPHP model Kendilo dengan KTH
sehingga peran dan kontribusi KTH harus sangat signifikan.
Diharapkan KTH yang dibentuk KPHP Model Kendilo akan menjadi multipler
effect pengembangan KTH lainnya yang siap bermitra dengan KPHP Model Kendilo.
Dengan demikian ketergantungan masyarakat terhadap SDH dan lahan hutan akan
terus dikembangkan dalam kerangka mendukung kelestarian hutan. Setidaknya yang
paling dimanfaatkan oleh masyarakat adalah hasil hutan bukan kayu seperti madu,
gaharu, tanaman obat, rotan, jasa lingkungan dan lainnya.
Pola agroforestry atau sejenisnya yang dikembangkan KPHP Model Kendilo
harus bersifat multi bisnis/usaha sehingga sumber-sumber pendapatan masyarakat
dalam wadah KTH akan sangat bervariasi dan berkesinambungan. Kemandirian pola
agroforestry menjadi hal yang utama untuk memastikan kesejahteraan masyarakat
hutan terus berlangsung seiring dengan kelestarian hutan dalam mendukung ekologis
daerah aliran sungai.
4.3. Analisis Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalamPengelolaan KPHP-Model KendiloDalam rangka menganalisis berbagai permasalahan dan kendala serta potensi
terkait kondisi KPHP-Model Kendilo dalam mencapai visi dan misi yang diinginkan,
maka dilakukan analisis SWOT yang merupakan analisis strategis terhadap lingkungan
internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), lingkungan
eksternal yang meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-19
Keterkaitan antara hasil identifikasi analisis faktor lingkungan internal dan faktor
lingkungan eksternal dengan strategi-strategi yang telah ditetapkan dapat dilihat pada
Tabel IV-3.
Tabel IV-3. Matrik Analisis SWOT Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
Kekuatan (S)1. KPHP-Model Kendilo
memiliki kewenangan,tugas dan fungsi yangtelah diatur dalamperundang-undangan
2. Kepastian pembiayaandari APBD
3. Kondisi bio-geofisik yangstrategis terhadapKabupaten Paser
4. Wilayah yang luas denganpotensi HHK, HHBK danjasling
5. Keberadaan flora danfauna langka dan endemik
Kelemahan (W)1. Kapasitas SDM dalam
pengelolaan hutan masihrendah
2. Sarana dan prasarana masihterbatas
3. Tata hubungan kerja denganstakeholders yang belum diatur
4. Teknologi pengembangan danpengelolaan HHBK masihterbatas
5. Data dan informasi kehutananbelum lengkap dan terintegrasi
6. Lahan kritis yang belumdirehabilitasi masih relatif luas
Peluang (O)1. Komitmen dan kebijakan
pemerintah dalam pengelolaankawasan hutan berbasis KPHP
2. Pendanaan dari APBN danpendanaan lain berorientasipembangunan KPH
3. Persepsi positif dan dukunganmasyarakat terhadappengelolaan hutan berbasisKPH
4. Adanya izin pemanfaatan kayu(IUPHHK-HT) dan penggunaankawasan hutan (pertambangan)dalam wilayah KPH
5. Dukungan dari lembaga-lembaga non pemerintah(internasional dan lokal)
Strategi menggunakankekutan untukmemanfaatkan peluang(SO)
Strategi menanggulangikelemahan denganmemanfaatkan peluang (WO)
1. Optimalisasi pengelolaandan pemanfaatan hutanoleh KPH, terutamawilayah tertentu
2. Mendorong kemandirianKPH melaluipengembangan investasidan bisnis KPH
1. Inventarisasi SDH secaraberkala
2. Membangun database KPH3. Peningkatan dan penyediaan
sarana prasarana3. Penyediaan dan peningkatan
kapasitas SDM4. Mendorong koordinasi dan
integrasi parapihak/stakeholders
5. Konvergensi pendanaan APBN,APBD dan mitra lain
6. Membangun kemitraan dalampengelolaan HHK, HHBK danjasling
Ancaman (T)1. Laju deforestasi dan degradasi
yang cukup tinggi di wilayahKPHP-Model Kendilo akibatperambahan dan illegal logging
2. Konflik lahan dan tekananterhadap kawasan
3. Pemukiman penduduk yangtinggal di sekitar dan di dalamwilayah KPH
4. Pelaksanaan pengelolaanhutan lestari oleh IUPHHK-HTbelum optimal
5. Ijin pertambangan padawilayah KPH (pinjam pakai)
Strategi menggunakankekuatan untuk mengatasiancaman (ST)
Strategi memperkecilkelemahan untuk mengatasiancaman (WT)
1. Pemantapan kawasanhutan untuk menjaminkepastian pengelolaanhutan lestari
2. Monitoring, evaluasi danpembinaan ijin pemanfatandan penggunaan kawasanhutan
3. Perlindungan dankonservasikeanekaragaman hayatidan ekosistem
1. Rasionalisasi luas KPHP-ModelKendilo
2. Pemberdayaan danpeningkatan kemandirianmasyarakat dalam pengelolaanhutan
3. Sosialisasi peraturan dankebijakan kehutanan
4. Mendorong dan memfasilitasikemitraan/pemberdayaan dalampenyelesaian konflik tenurial
Faktor Internal
Faktor Eksternal
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
ANALISIS DAN PROYEKSI IV-20
Berdasarkan tabel matrik analisis tersebut maka ada beberapa strategi yang
harus mendapat perhatian dalam penyusunan program dan rencana kegiatan pada
KPHP-Model Kendilo yaitu :
1. Inventarisasi SDH secara berkala dan pembangunan data base KPH;
2. Peningkatan dan penyediaan sarana prasarana pengelolaan hutan;
3. Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM KPH;
4. Mendorong koordinasi dan integrasi para pihak/stakeholders dalam pelaksanaan
pengelolaan hutan;
5. Membangun kemitraan dalam pengelolaan HHK, HHBK dan jasling;
6. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan oleh KPH, terutama wilayah
tertentu;
7. Mendorong kemandirian KPH melalui pengembangan investasi dan bisnis KPH;
8. Pemantapan kawasan hutan untuk menjamin kepastian dalam pengelolaan
kawasan hutan;
9. Monitoring, evaluasi dan pembinaan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan;
10. Perlindungan dan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem;
11. Rasionalisasi luas KPHP-Model Kendilo;
12. Pemberdayaan dan peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan
hutan;
13. Sosialisasi peraturan dan kebijakan kehutanan;
14. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan dalam penyelesaian konflik tenurial;
15. Konvergensi pendanaan APBN, APBD dan mitra lain.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-1
BAB VRENCANA KEGIATAN
Perencanaan program dan kegiatan KPHP Model Kendilo mengacu pada:
Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) tahun 2011-2030; Rencana Strategis
Kementerian Kehutanan tahun 2010-2014; Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2005-2025; Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur tahun 20013-2018;
Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) Kalimantan Timur tahun 2011-2030;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Paser tahun
2006-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Paser tahun 2011-2015, Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim tahun
2017-2018; Rencana Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim tahun 2009-2014;
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Kabupaten Paser tahun 2011-2014; Rencana
Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Paser tahun 2011-2014; serta berbagai isu
strategis dan permasalahan yang muncul di tingkat tapak.
Berdasarkan hal tersebut ditetapkan Visi dan Misi KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026 dan untuk selanjutnya dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuan KPHP Model Kendilo yang ditetapkan hingga tahun 2026. Rumusan
kegiatan KPHP Model Kendilo selama 10 tahun mulai tahun 2017-2026 juga
merupakan hasil analisis SWOT yang menguraikan kondisi potensi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi ke depan. Adapun kegiatan tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.
5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan HutanInventarisasi berkala bio-geofisik dan sosekbud akan mengacu pada Petunjuk
Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada KPHL dan
KPHP berdasarkan Perdirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Nomor
P.5/VII-WP3H/2012. Metode yang digunakan adalah metode IHMB. Sementara untuk
inventarisasi sosekbud akan menggunakan metode purposive sampling yakni
pengambilan sampel secara sengaja dengan beberapa pertimbangan menyangkut
wilayah/lokasi, informan (tokoh kunci) dan responden. Pelaksanaan kegiatan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (inventarisasi bersama masyarakat, yakni
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-2
membangun hubungan baik dengan warga setempat sambil melakukan observasi dan
wawancara).
5.1.1. Inventarisasi Berkala Lima TahunanInventarisasi hutan dilakukan guna mendapatkan data dan informasi tentang
potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-ekonomi dan lain-lainnya. Oleh
karenanya kegiatan inventarisasi akan dilakukan secara berkala sesuai dengan
kebutuhan pada tahapan pembentukan, pembangunan dan pengembangan.
Inventarisasi berkala wilayah kelola KPH Model Kendilo merupakan kegiatan berkala
yang perlu dilakukan untuk mengetahui dengan tepat perubahan yang terjadi di
wilayah KPH Model Kendilo selama kurun waktu tertentu. Kegiatan berkala ini juga
dapat mengakomodir perubahan yang terjadi pada kondisi bio-geofisik dan dinamika
sosial ekonomi dan budaya pada setiap blok pengelolaan hutan di wilayah KPHP
Model Kendilo.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali yang bertujuan untuk
memperoleh data update dan akurat pada masing-masing unit pengelolaan, blok dan
petak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai
arah kebijakan pengelolaan yang telah ditetapkan dan perkembangan yang dicapai.
Inventarisasi hutan secara berkala pelaksanaannya mengacu pada pedoman
inventarisasi hutan. Hasil inventarisasi ini memberikan gambaran tentang risalah
kondisi unit pengelolaan hutan secara berkala sebagai berikut:
Kondisi awal;
Kondisi 5 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan dan
penurunan serta permasalahannya;
Kondisi 10 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian peningkatan dan
penurunan serta permasalahannya.
Target kegiatan inventarisasi berkala ini menyebar pada 4 (empat) wilayah
kecamatan di Kabupaten Paser yang tercakup dalam 4 (empat) blok pengelolaan
terdiri dari : kawasan HL terdiri dari 1 blok pemanfaatan terbatas (jasling dan HHBK);
Kawasan HPT terdiri dari 1 blok pemanfaatan, jasa lingkungan dan HHBK, dan 1 blok
pemberdayaan masyarakat; dan Kawasan HP terdiri dari 1 blok pemanfaatan HHK-HT
dan 1 blok pemberdayaan masyarakat. Uraian kegiatan inventarisasi selengkapnya
pada wilayah KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-1.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-3
Tabel V-1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 - 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.1.1 Inventarisasi Berkala
a. Inventarisasi potensiflora dan fauna
Seluruh wilayah KPHPModel Kendilo
137.495 ha
Dokumen potensiflora dan fauna diwilayah KPHPModel Kendiloper 5 tahun
1.000 500 500
b. Inventarisasi tutupanhutan
Blok HL-Pemanfaatan 41.558 ha
Dokumen IHMBper 5 tahun
400 200 200
Blok HP- Pemanfaatan,jasling dan HHBK
20.934 ha 200 100 100
Blok HP-PemanfaatanHHK-HT
50.498 ha 200 100 100
Blok HP-Pemberdayaanmasyarakat
24.996 ha 200 100 100
c. Inventarisasi arealyang telah digunakanoleh masyarakat danpola pemanfaatannya
Blok HL- Pemanfaatan 41.558 ha
Terpetakannyaareal yang telahdigunakan olehmasyarakat
225 125 100
Blok HP- Pemanfaatan,jasling dan HHBK
20.934 ha 225 125 100
Blok HP-PemanfaatanHHK-HT
50.498 ha 225 125 100
Blok HP-Pemberdayaanmasyarakat
24.996 ha 225 125 100
d. Inventarisasi arealyang perludirehabilitasi
Seluruh wilayah KPHPModel Kendilo 137.495 ha
Terpetakannyaareal yang perludirehabilitasi
300 200 100
e. Pembuatan PUPCarbon trade
Blok HL-Pemanfaatan 41.558 haDokumentasipotensi karbon diseluruh blokpengelolaan KPHPModel Kendilo
50 25 25
Blok HP-Pemanfaatanjasling dan HHBK
20.934 ha 50 25 25
Blok HP-PemanfaatanHHK-HT
50.498 ha 50 25 25
Blok HP-Pemberdayaanmasyarakat
24.996 ha 50 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-4
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
f. Inventarisasi potensijasling dan HHBK
Blok HL- Pemanfaatan 41.558 haDokumen potensiHHBK (madualam, gaharu,aren, tanamanobat dankosmetik)
300 200 100 Blok HP- Pemanfaatan,
jasling dan HHBK20.934 ha 300 200 100
Blok HP-PemanfaatanHHK-HT
50.498 ha 300 200 100
Blok HP-Pemberdayaanmasyarakat
24.996 ha 300 200 100
g. Inventarisasi HCVA Blok HP-PemanfaatanHHK-HT 50.498 ha
Terpetakanyaareal-arealbernilaikonservasi tinggi
300 200 100
h. Inventarisasi kondisisosial, ekonomi danbudaya masyarakat
20 desa yang berada didalam dan sekitar wilayahKPHP Model Kendilo
Dilakukandi tahun2017 dan2018 @ 20desa
Dokumen sosial,ekonomi danbudayamasyarakat
150 100 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-5
5.1.2. Tata Batas Luar WilayahKegiatan pembuatan batas luar wilayah KPHP Model Kendilo merupakan
kegiatan riil fisik di lapangan sebagai lanjutan dari sketch mapping yang telah
dilakukan dengan pendekatan GIS dan survei awal terhadap batas-batas kawasan
budidaya masyarakat atau kawasan non hutan yang ada di lapangan. Batas luar KPHP
Model Kendilo memisahkan wilayah KPH dengan areal luarnya yang dapat berupa:
Kawasan hutan yang termasuk KPH lain (KPH Telake dan KPH wilayah Provinsi
Kalimantan Selatan);
Kawasan non kehutanan;
Kawasan hutan dengan fungsi lain seperti kawasan lindung, atau kawasan
konservasi dan untuk wilayah peruntukan lain, seperti jalan, pemukiman masyarakat
dan lain-lain.
Estimasi dan rencana pengukuran panjang trayek rekonstruksi batas luar wilayah
pengelolaan KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada Tabel V-2.
Tabel V-2. Rencana dan Target Waktu Pelaksanaan Rekonstruksi Batas Luar KPHP ModelKendilo
UnitPengelolaan Fungsi Hutan Panjang Batas (km) Tahun Pelaksanaan
I Hutan Lindung 257,46 I-XII Hutan Produksi 5,72 IIIIII Hutan Produksi 10,58 IVIV Hutan Produksi 40,00 I-IVV Hutan Produksi 49,73 I-VVI Hutan Produksi 41,34 I-VVII Hutan Produksi 6,63 V
411,46Sumber: Analisis GIS (2016)
Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo
dapat dilihat pada tabel V.3.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-6
Tabel V-3. Uraian Kegiatan Tata Batas Luar Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.1.2 Tata Batas Luar WilayahKPHP Model Kendiloa. Sosialisasi batas luar
wilayah KPHP Modelterutama yangbersinggungandengan masyarakatatau pihak lain
20 Desa3 desa per
tahun
Laporan hasilsosialisasi batasluar setiap tahun
150 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
b. Tata batas luarwilayah KPHP ModelKendilo
Batas luar unit I 247,39 km
Dokumen tatabatas wilayahKPHP ModelKendilo
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Batas luar unit II 5,72 km 50 50
Batas luar unit III 10,58 km 100 100
Batas luar unit IV 40,00 km 200 50 50 50 50
Batas luar unit V 49,73 km 250 50 50 50 50 50
Batas luar unit VI 41,34 km 250 50 50 50 50 50
Batas luar unit VII 6,63 km 50 50
c. Pemeliharaan palbatas
Batas luar masing-masing unit 411,46 km
Laporan hasilpemeliharaan palbatas setiap 5Tahun
250 175 175
d. Rekonstruksi bataswilayah KPHP ModelKendilo tiap 10 tahunsekali
Batas luar masing-masing unit
411,46 km
Dokumen danpeta hasilrekonstruksibatas luar
500 250 250
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-7
5.1.3. Penataan Batas BlokTata batas blok dilaksanakan sebagai penataan lanjutan setelah tata batas
terluar kawasan pengelolaan. Pembagian blok dilakukan berdasarkan kesamaan
karakter fisiografi, kesamaan fungsi pengelolaan dan kemudahaan aksesibilitas,
sehingga blok dapat dikelola secara efektif dan efesien. Adapun jumlah target rencana
pelaksanaan penataan batas blok pada KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-4.
Tabel V-4. Rencana Trayek Tata Batas Blok di KPHP Model Kendilo
No.Blok
Luas (ha)Panjang
Batas(km)Fungsi Arahan/peruntukan
1. Hutan Lindung Pemanfaatan (terbatas utk Jasling-HHBK) 41.557,73 256,02
2. Hutan ProduksiTerbatas
Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK 20.934,41 191,51Pemberdayaan Masyarakat 13.115,15 142,11
3. Hutan Produksi Pemanfaatan HHK-HT 50.498,08 146,33Pemberdayaan Masyarakat 11.390,57 36,73
137.495 772,7Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)
Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan rekontruksi batas luar dalam rangka
penataan blok adalah :
Adanya batas blok yang jelas mempunyai kepastian hukum yuridis formal di
lapangan. Wilayah KPHP Model Kendilo yang meliputi tata batas unit pengelolaan
dan blok serta petak akan memperoleh legalitas dan pengakuan oleh seluruh
pemangku kepentingan dan pemanfaatan kawasan hutan, sehingga menjamin
kepastian areal pengelolaan kawasan hutan untuk produksi kayu, non kayu dan jasa
lingkungan sebagai unit manajemen terkecil;
Kepastian luasan kawasan budidaya non kehutanan sebagai buffer lingkungan dan
pembinaan sosial;
Meningkatnya pengendalian dan kelestarian kawasan hutan sesuai dengan
fungsinya.
Adapun rencana kegiatan tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo meliputi :
a. Sosialisasi batas luar wilayah KPHP Model terutama yang bersinggungan dengan
masyarakat atau pihak lain.
b. Melaksanakan proses tata batas luar wilayah KPHP Model Kendilo.
c. Pemeliharaan pal batas.
d. Rekonstruksi batas wilayah KPHP Model Kendilo tiap 10 tahun sekali.
Sajian lengkap mengenai kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel V.5.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-8
Tabel V-5. Uraian Kegiatan Tata Batas Blok Wilayah KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.1.2Penataan Batas BlokWilayah KPHP ModelKendilo
a. Sosialisasi batas blokwilayah KPHP Modelterutama yangbersinggungandengan masyarakatatau pihak lain
20 Desa3 desa per
tahun
Laporan hasilsosialisasi batasluar setiap tahun
150 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
b. Penandaan batasblok wilayah KPHPModel Kendilo
Blok pemanfaatanterbatas Jasling danHHBK (HL)
256,02 km
Dokumen tatabatas blokwilayah KPHPModel Kendilo
1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Blok pemanfaatanJasling dan HHBK (HP)
191,51 km 300 50 50 50 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat (HP)
178,84 km 300 50 50 50 50 50 50
Blok pemanfaatanHHK-HT (HP)
146,33 km 300 50 50 50 50 50 50
c. Pemeliharaan palbatas blok
Batas masing-masingblok
772,7 km
Laporan hasilpemeliharaan palbatas setiap 5Tahun
300 150 150
d. Rekonstruksi batasblok wilayah KPHPModel Kendilo tiap10 tahun sekali
Batas masing-masingblok
772,7 km
Dokumen danpeta hasilrekonstruksibatas blok
300 150 150
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-9
5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah TertentuWilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum
menarik bagi pihak ketiga atau belum diminati oleh pihak ketiga untuk
mengembangkan usaha pemanfaatannya. Wilayah kelola KPHP Model Kendilo yang
belum diminati oleh investor akan dikelola sendiri sesuai dengan fungsi hutan dan
potensinya. Pemanfaatan pada wilayah tertentu akan dilaksanakan setelah KPHP
Model Kendilo mendapat penunjukan dari Menteri.
Wilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo memiliki luas 83.972 ha yang
tersebar pada blok-blok: (1) Pemanfaatan; (2) HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan
dan HHBK; Pemberdayaan; (3) HP-Pemanfaatan HHK-HT; Pemberdayaan. Wilayah
tersebut direncanakan akan dikelola oleh KPHP Model Kendilo baik dengan pola
swakelola maupun dengan kemitraan atau kerja sama dengan investor, masyarakat
ataupun pihak lain yang berminat. Sebaran spasial, kelas perusahaan dan rencana
program kegiatan pada wilayah tertentu KPHP Model Kendilo selengkapnya disajikan
pada Tabel V-5.
Wilayah tertentu KPHP Model Kendilo akan dikelola secara profesional untuk
menjadi sumber pendapatan bagi KPHP Model Kendilo sehingga menginjak tahun
perencanaan ke - 8 sudah dapat mandiri untuk mendukung kegiatan operasional rutin
KPHP Model Kendilo. Oleh karena itu, penggalian potensi wilayah tertentu terutama
potensi HHBK dan jasa lingkungan pada proses inventarisasi awal tahun perencanaan
sangat penting untuk segera mengembangkan bisnis KPHP Model Kendilo.
Pengembangan bisnis HHBK dan jasa lingkungan diutamakan pada blok HL-
Pemanfaatan, blok HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan dan HHBK, serta blok
pemberdayaan masyarakat. Diutamakan kegiatan tersebut dilakukan dengan skema
kemitraan dan kerja sama bersama masyarakat setempat.
Wilayah tertentu KPHP Model Kendilo juga akan mengelola hutan tanaman yang
dengan skema kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat, investor profesional
atau pihak lain yang tertarik. Pengembangan hutan tanaman ini diutamakan pada
lahan yang sudah mengalami kritis, sehingga manfaat kegiatannya sekaligus
melakukan rehabilitasi hutan dan lahan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
ekologis Daerah Aliran Sungai. Pola penanaman agroforestry akan lebih ditekankan
untuk meningkatkan nilai tambah kawasan dalam jangka pendek (tanaman pangan),
jangka menengah (tanaman MTPS) dan jangka panjang (tanaman kayu-kayuan).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-10
Tabel V-6. Pembagian Blok dan Penentuan Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo
FungsiHutan Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
HutanLindung I Pemanfaatan
- Perlindungan ekosistem- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
41.558
HutanProduksi(Terbatas)
IPemanfaatan,Jasa Lingkungandan HHBK
- Perlindungan dan pengawetan tata air- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam
dan penyerapan karbon
20.495
HutanProduksi(Terbatas)
I PemberdayaanMasyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
11.228
HutanProduksi I Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
2.310
HutanProduksi II Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
156
HutanProduksi III Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
261
HutanProduksi IV Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
6.515
HutanProduksi V Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)
797
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-11
FungsiHutan Unit Blok Penggunaan dan Izin Pemanfaatan Luas Kelola (ha)
- Pemanfaatan Hutan tanaman melaluiskema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
HutanProduksi VI Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
364
HutanProduksi VII Pemberdayaan
Masyarakat
- Hutan Tanaman Rakyat (HTR)- Hutan Kemasyarakatan (HKm)- Hutan Desa (HD)- Pemanfaatan Hutan tanaman melalui
skema Kemitraan atau kerja sama- Usaha pemungutan HHBK- Pemanfaatan jasa lingkungan wisata
alam dan penyerapan karbon
272
Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)
Prioritas kegiatan pada pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu di dalam
wilayah KPHP Model Kendilo direncanakan pada pengembangan 3 (tiga) core
businesses di blok-blok yang telah ditentukan. Pengembangan usaha tersebut adalah
sebagai berikut: (1) Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman melalui pola
kemitraan agroforestry; (2) Pengelolaan dan pengembangan HHBK, seperti: rotan,
tumbuhan obat, damar, lebah madu, air mineral, aren dan gaharu; serta (3)
Pengelolaan jasa lingkungan untuk wisata alam dan penyerapan karbon.
Tabel V-7. Prioritas Kegiatan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu di Wilayah KPHPModel Kendilo
No Jenis Usaha Blok TahunPelaksanan Arahan Pencapaian
1 Pengelolaan danPengembangan HutanAlam dan Tanaman(pertukangan)
-HP-Pemanfaatan-HP-HHK-HT-HP-Pemberdayaan
Tahun 1-10Prioritas 1
- Terbentuknya usaha dankelembagaan pemanfaatanhasil hutan kayu hutan alam;- Terbentuknya usaha dan
kelembagaan pengelolahutan tanaman;- Terbangunnya usaha hutan
tanaman Pertukangan untukmendukung bahan bakuindutsri produk pengolahankayu; Pertukangan di
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-12
No Jenis Usaha Blok TahunPelaksanan Arahan Pencapaian
Kabupaten Paser
2 Pengelolaan danpengembangan HasilHutan Bukan Kayu(HHBK) : gaharu,tumbuhan obat, damaragathis, lebah madu, airmineral, dan aren
Blok HL-Pemanfaatan; BlokHP-Pemanfaatan,Jasa Lingkungandan HHBK; BlokHP-Pemberdayaan
Tahun 1 - 10Prioritas 1
- Terbentuknya usahapengelolaan HHBK (rumputketak, gaharu, tumbuhanobat, damar, lebah madu,aren, dan air mineral);- Terbangunnya usaha home
industry pengelolaantumbuhan obat, madu, airmineral, air madu, aren/gulamerah, dan kerajinan rumputketak.
3 Pengelolaan Jasalingkungan untuk wisataalam Penyerapankarbon
Blok HL-Pemanfaatan; BlokHP-Pemanfaatan,Jasa Lingkungandan HHBK; BlokHP-Pemberdayaan
Tahun 1 -10Prioritas 1
- Terinventarisirnya potensijasa lingkungan untuk carbontrade;- Termanfaatkannya potensi
jasa lingkungan secara lestari;- Meningkatnya area yang
dapat mendukung programpenyerapan karbon.
Sumber: Hasil analisis potensi di lapangan (2016)
Gambaran penerapan tiga core businesses tersebut pada prinsipnya diwadahi
dalam kegiatan agroforestry multi bisnis/usaha. Model penerapan yang telah
dikembangkan adalah kemitraan agroforestry KPHP Kendilo dengan KTH Alas Taka,
dimana multi bisnis yang akan dikembangkan meliputi :
a. Bisnis Tanaman Hutan berupa kayu industri jabon, sengon, meranti, gaharu dan
lainnya.
b. Bisnis HHBK berupa buah-buahan, minyak gaharu, beras, bibit padi, kompos dan
lainnya;
c. Bisnis Jasa lingkungan berupa wisata alam jelajah sungai/arung jeram, air
kemasan, energi listrik mikrohidro, perkemahan, cross road, dan atraksi alam
lainnya.
Untuk lebih jelasnya gambaran pola agroforestry multi bisnis/usaha dapat dilihat
pada gambar berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-13
Gambar V-1. Penerapan Konsep 3 Core Businessis pada Agroforestry Multi Usaha
5.2.1. Pengelolaan dan Pengembangan Hutan TanamanPada wilayah KPHP Model Kendilo terdapat beberapa blok hutan sekunder yang
tidak terlalu luas namun bisa berpotensi untuk dikembangkan. Pemanfaatan hasil
hutan tersebut akan dilakukan oleh KPHP Model Kendilo bekerjasama dengan
masyarakat dan dalam pengusahaannya akan melibatkan investor profesional sebagai
mitra. Pemanfatan hasil hutan kayu yang akan dilakukan di wilayah KPHP Model
Kendilo dengan kelas perusahaan pemanfaatan HHK-HT, dengan lokasi dan luasan
sebagai berikut.
Tabel V-8. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan Luas (ha)
Pemanfaatan HHK-HT
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 40.268
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit V 6.036
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit VI 4.424
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit I 2.758
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit II 177
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit III 388
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-14
Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan Luas (ha)
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit IV 6.515
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit V 798
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit VI 364
Blok Pemberdayaan Masyarakat Unit VII 273
Jumlah 62.001Sumber: Analisis peta dan data sekunder (2016)
Untuk pengembangan hutan tanaman, beberapa kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan potensi dan sebaran hutan tanaman pada wilayah KPHP
Model Kendilo;
b. Penyusunan Rencana Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman (RKUPHHK-HT) berdasarkan Hasil Inventarisasi menyeluruh berkala
(IHMB);
c. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan hutan tanaman;
d. Penyiapan kelembagaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
e. Pengembangan jaringan pasar;
f. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan.
Gambaran lengkap mengenai rencana pengelolaan dan pengembangan hutan
tanaman di wilayah KPHP Model Kendilo dapat dilihat pada tabel V.8.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-15
Tabel V-8. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Tanaman Hutan di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.2.1Pengelolaan danPengembangan HutanTanaman
a. Melakukanpemetaan potensidan sebaran hutantanaman padawilayah tertentuKPHP-Model Kendilo
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 40.151 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi dansebaran Kayupada HutanTanaman
500 100 100 100 100 100
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 150 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 50 30 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 50 30 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 200 100 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 50 30 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 50 30 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 50 30 10 10
b. Penyusunan RencanaUsaha PemanfaatanHasil Hutan Kayupada Hutan Tanaman(RKUPHHK-HT)berdasarkan HasilInventarisasimenyeluruh berkala(IHMB)
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 1 Dokumen
DokumenRKUPHHK-HT
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I
10Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 Dokumen 180 30 30 30 30 30 30
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-16
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 Dokumen 120 20 20 20 20 20 20
c. Penyiapankelembagaanpengelola (saranaprasarana, SDM danperalatan)
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 1 UM
Lembaga UnitManagemen(UM), DokumenKesepakatanKemitraan/Kerjasama pada masing-masing blok dankegiatan;Adanya Saranadan PrasaranaOperasional
50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 10 UM 300 150 150
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 UM 150 75 75
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 UM 100 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 UM 50 25 25
d. Pengembanganjaringan pasar
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I dan BlokPemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
4 Jaringan(Lokal,Kaltim,Kalsel,Jawa)
Adanya pasaruntukpemanfaatanHHK-HT
200 50 25 25 25 25 25 25
e. Monitoring danEvaluasi Kegiatan
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I dan BlokPemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
22 UM Laporan EvaluasiTahunan 100 20 20 20 20 20
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-17
5.2.2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan KayuPemanfaatan HHBK akan dilaksanakan oleh KPHP Model Kendilo bermitra atau
bekerja sama denga masyarakat. Wilayah yang akan dikembangkan dalam
pemanfaatan HHBK adalah di blok HL-pemanfaatan, blok HPT-pemanfaatan, jasa
lingkungan dan HHBK, serta blok HP-pemberdayaan. Blok pemberdayaan akan
diutamakan kegiatan agroforestry yang mengembangkan produk HHBK, terutama
pada areal dekat dengan pemukiman penduduk, yang tersebar hampir ke seluruh
wilayah KPHP Model Kendilo.
Tabel V-10. Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Wilayah Kelola KPHP-ModelKendilo
Jenis Pemanfaatan Lokasi Kegiatan (Blok/Unit/Sub-Unit) Luas (ha)
PemanfaatanJasling dan HHBK
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558
Blok HPT-Pemanfaatan, Jasa Lingkungan danHHBK Unit I 20.934
Blok HPT-Pemberdayaan Unit I 13.187
Blok HP-Pemberdayaan Unit I 2.876
Blok HP-Pemberdayaan Unit II 177
Blok HP-Pemberdayaan Unit III 388
Blok HP-Pemberdayaan Unit IV 6.515
Blok HP-Pemberdayaan Unit V 798
Blok HP-Pemberdayaan Unit VI 364
Blok HP-Pemberdayaan Unit VII 273
Jumlah 87.070
Sumber: Analisis Peta dan Data Sekunder (2016)
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengembangan HHBK adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan potensi dan sebaran HHBK pada wilayah KPHP Model
Kendilo;
b. Inventarisasi potensi jenis HHBK dan pola pemanfaatan oleh masyarakat, yang
akan dilaksanakan pada seluruh wilayah tertentu KPHP Model Kendilo;
c. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan HHBK;
d. Penyiapan kelembagaaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
e. Pengembangan jaringan pasar.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-18
Tabel V-11. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan HHBK di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.2.2 Pengelolaan danPengembangan HHBK
a. Melakukanpemetaan potensidan sebaran HHBKpada wilayahtertentu KPHP-Model Kendilo
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi HHBK
100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 20.934 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 40.151 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 50 25 25
b. Inventarisasipotensi jenis HHBKdan polapemanfaatan olehmasyarakat, yangakan dilaksanakanpada seluruhwilayah tertentu
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi HHBK
100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 20.934 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 40.151 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 100 50 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-19
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
KPHP-ModelKendilo)
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 50 25 25
c. Menyusun RencanaPemanfaatan danPengembanganHHBK
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 Dokumen
DokumenRencanaPemanfaatanHHBK Potensial
45 25 25 25
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 3 Dokumen 45 25 25 25
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 1 Dokumen 15 5 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I
10Dokumen 150 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 Dokumen 15 5 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 Dokumen 15 5 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 Dokumen 75 25 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 Dokumen 30 10 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 Dokumen 15 5 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 Dokumen 15 5 5 5
d. Penyiapankelembagaan
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 UM Lembaga UnitManagemen
150 150Blok Pemanfaatan, Jasa 3 Um 150 150
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-20
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
pengelola (saranaprasarana, SDMdan peralatan)
Lingkungan dan HHBK Unit I (UM), DokumenKesepakatanKemitraan/Kerjasama pada masing-masing blok dankegiatan;Adanya Saranadan PrasaranaOperasional
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 10 UM 500 200 150 150
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 UM 250 100 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 UM 100 100
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 UM 50 50
e. Pengembanganjaringan pasar
Blok HL-Pemanfaatan; BlokPemanfaatan, Jasling &HHBK; Blok PemanfaatanHHK-HT Unit I dan BlokPemberdayaan MasyarakatUnit I-VII
4 Jaringan(Lokal,Kaltim,Kalsel,Jawa)
Adanya pasaruntukpemanfaatanHHBK
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
f. Monitoring danEvaluasi Kegiatan
Blok HL-Pemanfaatan; BlokPemanfaatan, Jasling &HHBK; Blok PemanfaatanHHK-HT Unit I dan BlokPemberdayaan MasyarakatUnit I-VII
24 UM Laporan EvaluasiTahunan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-21
5.2.3. Pengembangan Jasa Lingkungan untuk PenyerapanKarbon dan Wisata Alam
A. Pengembangan Jasa Lingkungan Penyerapan KarbonPada wilayah tertentu untuk pengembangan jasa lingkungan yang akan dikelola
langsung oleh KPHP Model Kendilo maka strateginya adalah memastikan tata kelola
yang dilakukan berorientasi pada kelestarian. Dalam upaya perlindungan hutan untuk
kelestarian serta pengurangan emisi dari degradasi dan deforestasi serta upaya
mempertahankan dan meningkatkan stok karbon dari pengelolaan hutan secara lestari
(PHL), konservasi serta rehabilitasi sebagaimana halnya program REDD+, maka
upaya tersebut juga merupakan bagian dari program-program yang akan dilaksanakan
oleh KPHP Model Kendilo sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam rangka mengukur dan memastikan bahwa kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh KPHP Model Kendilo merupakan bagian dari pengurangan emisi maka
akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Pemetaan wilayah lindung dan potensi yang ada di dalamnya;
b. Inventarisasi carbon trade (PUP Karbon) dan jasa lingkungan lainnya;
c. Melakukan analisis faktor penyebab degradasi dan deforestasi skala KPHP Model
Kendilo;
d. Menyusun REL (Reduction Emission Level) skala KPHP Model Kendilo;
e. Menyusun desain penurunan emisi yang terintegrasi dengan rencana pengelolaan
KPH dan ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
f. Inventarisasi area yang perlu direhabilitasi.
B. Pengembangan Jasa Lingkungan Wisata AlamPotensi wisata alam pada wilayah tertentu KPHP Model Kendilo sangat besar.
Oleh karenanya perlu keseriusan dan fokus dalam pengelolaannya dengan melibatkan
pihak terkait baik ditingkat pemerintahan lokal (desa), juga pemerintah kabupaten
Paser dan Provinsi Kaltim. Jasa lingkungan wisata alam yang dikembangkan
merupakan bagian dari kegiatan utama pemanfaatan hutan tanaman dengan pola
agroforestry yang melibatkan langsung peran masyarakat desa dalam wadah
kelompok tani hutan. Masyarakat tetap harus dilibatkan langsung dalam pengelolaan
wisata alam karena nilai manfaatnya harus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
sehingga kesadaran memelihara dan menjaga sarana-prasarana wisata alam menjadi
bagian tanggung jawab mereka.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-22
Wisata alam di KPHP Model Kendilo akan dikelola dalam bentuk paket wisata
yang saling berhubungan dengan atraksi-atraksi alam sehingga tercipta keragaman
aktivitas wisata oleh para pengunjung. Contoh pengembangan wisata alam adalah
pada areal kemitraan agroforestry KPHP Model Kendilo dengan KTH Alas Taka di
Desa Suweto. Di areal ini akan dikembangkan wisata buah kelengkeng sebagai bagian
dari kegiatan agroforestry. Selanjutnya, pengunjung akan diajak berwisata jelajah
sungai Setiru dengan menggunakan ban renang sambill menikmati arum jeram dan
pemandangan alam sungai. Bagi pengunjung yang ingin menginap, telah disiapkan
camping area dengan fasilitas kemah dan kamar mandi. Camping area ini memberikan
pemandangan alam perbukitan Desa Suweto, dengan nuansa sunrise dan sunset yang
indah. Pada malam hari, akan melihat pemandangan langit yang indah dan kemudian
akan merasakan nuansa kabut dengan tebaran kunang-kunang malam. Bagi pencinta
tantangan, pengunjung dapat menikmati cross road mengelilingi medan bukit
agroforesty dan melintasi sungai Setiru. Atraksi lainnya yang akan dikembangkan
adalah flying fox. Dari blok areal kemitraan agroforestry Suweto, akan ada aktivitas
wisata lainnya dibeberapa calon areal kemitraan agroforestry lainnya seperti air terjun,
panjat gunung blawung, wisata gua dan lainnya.
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam pengembangan jasa lingkungan
wisata alam sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan dan inventarisasi potensi dan sebaran jasa lingkungan
wisata alam pada wilayah KPHP Model Kendilo;
b. Menyusun rencana pemanfaatan dan pengembangan jasa lingkungan wisata
alam;
c. Penyiapan kelembagaaan pengelola (sarana prasarana, SDM dan peralatan);
d. Pengembangan jaringan pasar;
e. Monitoring dan evaluasi.
Gambaran lengkap mengenai rencana pengelolaan dan pengembangan jasa
lingkungan penyerapan karbon dan wisata alam di wilayah KPHP Model Kendilo dapat
dilihat pada tabel V.12 dan tabel V.13.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-23
Tabel V-12. Uraian Rencana Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan Untuk Penyerapan Karbon di Wilayah Tertentu KPHP Model KendiloTahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.2.3 A. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa LingkunganPenyerapan Karbon
a. Pemetaan wilayahlindung danpotensinya
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi dansebaran Kayupada HutanTanaman
100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 20.934 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 40.151 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 50 20 15 15
b. Inventarisasicarbon trade (PUPKarbon) danjasling
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 41.558 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi HHBK
100 50 25 25
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 20.934 Ha 100 50 25 25
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 40.151 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 100 50 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-24
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 50 20 15 15
c. Melakukananalisis faktorpenyebabdegradasi dandeforestasi skalaKPHP-ModelKendilo
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 1 Dokumen
DokumenRencanaPemanfaatanHHBK Potensial
25 15 5 5
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBK Unit I 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 Dokumen 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 Dokumen 25 15 5 5
d. Menyusun RELskala KPHP-Model
Blok HL-Pemanfaatan Unit I 3 UM Lembaga UnitManagemen
150 150Blok Pemanfaatan, Jasa 3 UM 150 150
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-25
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kendilo Lingkungan dan HHBK Unit I (UM), DokumenKesepakatanKemitraan/Kerjasama pada masing-masing blok dankegiatan;Adanya Saranadan PrasaranaOperasional
Blok Pemanfaatan HHK-HTUnit I 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 10 UM 500 300 200 200
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 UM 250 100 50 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 UM 100 100
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 UM 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 UM 50 50
e. Menyusun desainpenurunan emisiyang terintegrasidengan rencanapengelolaan KPHdan ijinpemanfaatan danpenggunaankawasan hutan
Blok HL-Pemanfaatan Unit I;Blok Pemanfaatan, Jasling &HHBK Unit I; BlokPemanfaatan HHK-HT Unit Idan Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
4 Jaringan(Lokal,Kaltim,Kalsel,Jawa)
Adanya pasaruntukpemanfaatanHHBK
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
f. Inventarisasi areayang perludirehabilitasi
Blok HL-Pemanfaatan Unit I;Blok Pemanfaatan, Jasling &HHBK Unit I; BlokPemanfaatan HHK-HT Unit Idan Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
30 UM Laporan EvaluasiTahunan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-26
Tabel V-13. Uraian Rencana Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkungan untuk Wisata Alam di Wilayah Tertentu KPHP ModelKendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.2.3. B. Pengelolaan dan Pengembangan Jasa Lingkunganutk Wisata Alam
a. Melakukan pemetaandan inventarisasipotensi dan sebaranJasa LingkunganWisata Alam padawilayah tertentuKPHP-Model Kendilo
Blok HL-PemanfaatanUnit I 41.558 Ha
Dokumen danPeta sebaranpotensi WisataAlam
60 20 20 20
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBKUnit I
20.934 Ha 60 20 20 20
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 40.151 Ha 60 20 20 20
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha 30 15 15
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 10 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 10 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 30 10 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 10 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 10 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 10 5 5
b. Menyusun RencanaPemanfaatan danPengembangan JasaLingkungan WisataAlam
Blok HL-PemanfaatanUnit I 1 Dokumen
DokumenRencanaPemanfaatanWisata Alam
25 10 10 5
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBKUnit I
1 Dokumen 25 10 10 5
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 1 Dokumen 25 10 10 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-27
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 Dokumen 25 10 10 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 1 Dokumen 25 10 10 5
c. Penyiapankelembagaanpengelola (saranaprasarana, SDM danperalatan)
Blok HL-PemanfaatanUnit I 3 UM
Lembaga UnitManagemen(UM), DokumenKesepakatanKemitraan/Kerjasama padamasing-masingblok dankegiatan;Adanya Saranadan PrasaranaOperasional
150 100 50
Blok Pemanfaatan, JasaLingkungan dan HHBKUnit I
3 Um 150 100 50
Blok Pemanfaatan HHK-HT Unit I 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 10 UM 500 200 150 150
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 1 UM 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 5 UM 250 200 100 100 100
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 2 UM 100 50 50
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 1 UM 50 25 25
Blok Pemberdayaan 1 UM 50 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-28
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat Unit VII
d. Pengembanganjaringan pasar
Blok HL-Pemanfaatan;Blok Pemanfaatan, Jasling& HHBK; BlokPemanfaatan HHK-HTUnit I dan BlokPemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
4 Jaringan(Lokal,Kaltim,Kalsel,Jawa)
Adanya pasaruntukpemanfaatan JasaWisata
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
e. Monitoring danEvaluasi Kegiatan
Blok HL-Pemanfaatan;Blok Pemanfaatan, Jasling& HHBK; BlokPemanfaatan HHK-HTUnit I dan BlokPemberdayaanMasyarakat Unit I-VII
30 UM Laporan EvaluasiTahunan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-29
Selanjutnya untuk melaksanakan program-program kerja yang telah diuraikan di
atas maka terdapat beberapa kegiatan strategis yang perlu dilakukan dalam
pemanfaatan wilayah tertentu pada KPHP Model Kendilo periode 2017-2026.
Selengkapnya disajikan pada Tabel V-14.
Tabel V-14. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Strategis Pemanfaatan pada Wilayah TertentuKPHP Model Kendilo dan Target Capaiannya
No Rencana Kegiatan Target Pencapaian
1 Inventarisasi hutan padawilayah tertentu Tahun I
Diperoleh data potensi baik kayu maupun non kayu Diketahuinya penyebaran kelas diameter berbagai jenis
tegakan komersil dan non komersil
2
Penataan hutan danpenetapan areal kelolapemanfaatan wilayahtertentu KPHP Tahun II
Ditetapkannya batas dan luas areal pemanfaatan, blok, petakdan anak petak pada areal pemanfaatan wilayah tertentuyang dikelola KPHP Model Kendilo
Berdasarkan hasil inventarisasi dan penataan tersebut dapatdilakukan pengaturan hasil berdasarkan etat luas danberdasarkan etat volume
3.
Prakondisi KPHPmenerapkan polaPengelolaan BLU (BadanLayanan Umum) Tahun I
Penunjukan KPHP Model Kendilo dan mengelola wilayahtertentu oleh Menteri Kehutanan dan LH
Penetapan KPHP Model Kendilo sebagai lembaga yangmenerapkan pola pengelolaan keuangan Badan LayananUmum Daerah (BLUD) oleh Gubernur
4Pembuatan business plandan penentuan kelasperusahaan
Tersusunnya Buku business plan dan master plan Terbentuknya kelas perusahaan HHK, HHBK, jasling
5.
OperasionalisasiPengusahaan HutanTanamanTahun V
Terlaksananya kegiatan pengusahaan hutan tanaman padaareal wilayah tertentu
Terbangunnya kemitraan dan kerjasama dengan investor danatau masyarakat dalam kegiatan Pengusahaan Hutan
Tersusunnnya buku Renstra Business Tersusunnya RKT/bagan kerja Terbentuknya operasionalisasi produksi dan pemasaran.
8Operasionalisasi UsahaHHBKTahun IV-V
Terlaksananya kegiatan usaha HHBK Terbangunnya kerjasama dengan investor yang tertarik
sebagai mitra pada pengusahaan HHBK Adanya mekanisme pengelolaan HHBK yang jelas dengan
pihak lain (apabila usaha tersebut dilakukan dengankerjasama/ kemitraan)
9Operasionalisasi UsahaJasa LingkunganTahun IV-V
Terlaksananya kegiatan usaha Jasling berbasis penjualankarbon pada hutan lindung
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-30
5.3. Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan dan pelibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan
merupakan salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya hutan secara optimal dan
berkelanjutan. Upaya tersebut dapat dilakukan baik melalui pengembangan kapasitas
maupun pemberian akses pemanfaatan SDH dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Pemberdayaan masyarakat
setempat tersebut merupakan kewajiban pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab KPH.
Dalam implementasinya di wilayah KPHP-Model Kendilo terdapat Blok
Pemberdayaan masyarakat, yang lokasinya berada pada wilayah yang telah terdapat
aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan tersebut atau masyarakat memiliki akses
yang tinggi terhadap kawasan hutan tersebut dan berada di luar areal izin
pengusahaan hutan, sehingga cukup berpotensi menimbulkan konflik tenurial bila tidak
ditangani dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Secara spasial lokasi blok
pemberdayaan masyarakat tersebar di empat kecamatan dengan total luas 24.578 Ha.
Penutupan lahan pada blok pemberdayaan ini banyak terdapat berupa semak
belukar/lahan terbuka, pertanian campuran/kebun dan Hutan (lahan kering) sekunder.
Selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel V-15. Kondisi dan Letak Blok Pemberdayaan KPHP-Model Kendilo pada WilayahAdministrasi Kabupaten Paser
No ArahanBlok/Unit Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
1 IMuara Samu, Muara
Komam, Batu Engau, BatuSopang
Libur Dinding, MuaraLangon,Selerong, Busui,Muara Andeh, Kerang Dayo,Petangis, Saing Prupuk,Suweto, Luan
16.063
2 II Muara Samu Suweto, Rantau Bintungan 1773 III Muara Samu Libur dinding 388
4 IV Muara Samu Suweto, Luan, Saing Prupuk,Petangis, Libur Dinding 6.515
5 V Batu Engau Kerang, Mengkudu 798VI Batu Engau Lomu, Riwang, Mengkudu 364
6 VII Batu Engau Lomu 273JUMLAH 24.578
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-31
Selanjutnya terdapat beberapa lingkup rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pada blok pemberdayaan masyarakat selama jangka 2017-2026 di
KPHP Model Kendilo meliputi :
1. Penyiapan dan pencadangan areal blok pemberdayaan masyarakat untuk
kegiatan skema perhutanan sosial seperti Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
Desa, Hutan Kemasyarakatan dan Kemitraan/kerja sama.
2. Kegiatan penerapan skema perhutanan sosial berupa :
- Sosialisasi skema perhutanan sosial;
- Pendampingan dan fasilitasi pelaksanaan verifikasi lokasi sampai
penetapan;
- Penyiapan kelembagaan masyarakat (organisasi, SDM, dan sarana-
prasarana);
- Pendampingan penyusunan rencana pengelolaan dan penetapan;
- Monitoring dan evaluasi.
3. Kegiatan pendukung dalam rangka penguatan pemberdayaan masyarakat,
seperti :
- Pengembangan sumber daya manusia;
- Pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat;
- Pengembangan kemampuan permodalan dengan membangun skema micro
finance untuk masyarakat;
- Peningkatan daya saing;
- Pembinaan jejaring dan kemitraan;
- Membangun model pembangunan masyarakat sekitar hutan produksi dalam
rangka peningkatan usaha masyarakat sekitar.
4. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga lokal,
kemitraan, penyediaan akses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya.
Uraian masing-masing lingkup rencana kegiatan tersebut di atas akan tampilkan
pada pada Tabel V-16.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-32
Tabel V-16. Uraian Rencana Pengelolaan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Tertentu KPHP Model Kendilo Tahun 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.3.1 Penyiapan dan pencadangan areal untuk skemaperhutanan sosial dan kemitraan agroforestry
a. Penyiapan danpencadanganarealHkm/HD/HTR/kemitraankehutanan
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha Terbentuknya
Kelompok TaniHKM/HD/HTR/kemitraankehutanan
TerbentuknyaUsahaPengelolaanHKM/HD/HTR/Kemitraan
Terbitnya SKPencadanganHKM/HD/HTR/Kemitraan
40 20 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 25 15 5 5
b. Penyiapan danpencadanganareal kemitraanagoforestry
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit I 2.876 Ha
TerbentuknyaKelompok TaniHutan
TerbentuknyaUsahaPengelolaanHutan TanamanAgroforestry
Terbitnya SKKTH
40 20 10 10
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit II 177 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit III 388 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit IV 6.515 Ha 100 50 25 25
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit V 798 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VI 364 Ha 25 15 5 5
Blok PemberdayaanMasyarakat Unit VII 273 Ha 25 15 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-33
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.3.2 Kegiatan penerapan skema perhutanan sosial dankemitraan agroforestry
a. Sosialisasi SkemaPerhutanan Sosial 20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa per
tahun
LaporanSosialisasiMasing-masingDesa
175 25 25 25 25 25 25 25
b. Pendampingandan fasilitasipelaksanaanverifikasi lokasisampai penetapan(HTR, HD/HKM/Kemitraanagroforestry/kerjasama)
7 Blok Pemberdayaan Unit I -VII 24.578 Ha SK Penetapan
Tiap Lokasi 300 50 50 50 50 50 50
c. Penyiapankelembagaanmasyarakat(Organisasi, SDM,sarana prasarana)
7 Blok Pemberdayaan Unit I -VII 20 KTH
Adanyakelembagaan,SDM, dan saranaprasaranapenunjang padatiap lokasi
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
d. PendampinganPenyusunanrencanapengelolaan danpenetapan
7 Blok Pemberdayaan Unit I -VII 20 KTH
DokumenRencanaPengelolaan padamasing-masinglokasi
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
e. Monitoring danevaluasi
7 Blok Pemberdayaan Unit I -VII 20 KTH Laporan Evaluasi
Tiap Tahun 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5.3.3 Kegiatan pendukung dalam rangka penguatanpemberdayaan masyarakata. Pengembangan
sumber dayamanusia (petani,Polhut, peneliti,pelaku bisnis,
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
Terlaksananyakegiatanpelatihan, studibanding,workshop/
300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-34
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
birokrasi, LSM):- Pelatihan- Studi banding- Workshop/
seminar- Kursus/magang
seminar, kursusdan magang
b. Pengembangankelembagaanekonomi rakyat- Membuat
regulasi- Pembentukan
forummultipihak
- Pendampingankelembagaan
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
Terwujudnyaregulasi,terbentuknyaforum multi pihakdan terlaksananyapendampingankelembagaan
210 30 30 30 30 30 30 30
c. Pengembangankemampuanpermodalandenganmembangunskema microfinance untukmasyarakat)
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
Terbangunnyaskema mikrofinance
210 30 30 30 30 30 30 30
d. Peningkatandaya saing
- Sertifikasiproduk
- Industrialisasiprodukberbasismasyarakat(home industri)
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
Terwujudnyasertifikasi produkdan industrialisasiproduk berbasismasyarakat
1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
e. Pembinaanjejaring dan 20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa per
tahunTerlaksananyakemitraan 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-35
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
kemitraan- Kemitraan
bisnis- Kemitraan
perlindungandan konservasihutan
bisnis,perlindungan dan konservasihutan
f. Membangunmodelkelembagaanmasyarakatsekitar HP dalamrangkapeningkatanusahamasyarakatsekitar
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
Terbangunnyamodelkelembagaanmasyarakatsekitar hutanproduksi
250 50 50 50 25 25 25 25
g. Pengembangansentra HHBKunggulan
20 Desa di empat Kecamatan 3 Desa pertahun
BerkembangnyaHHBK 1000 250 250 100 100 100 100 100
5.3.4Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bentukpenyerapan tenaga lokal, kemitraan, penyediaanakses usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya
a. Sosialisasi KPH(membangunkepercayaan padamasyarakat danpemerintah desa)
20 Desa di empat Kecamatan 4 Desa pertahun
KPH Kendilodikenal olehmasyarakat disekitar WilayahKPHP Kendilo danKabupaten Paser
250 50 50 50 50 50
b. Mengumpulkandata desa(monografi atauprofil desa)
20 Desa di empat Kecamatan 4 Desa pertahun Data Desa 100 20 20 20 20 20
c. Lokakarya ataupertemuan- 20 Desa di empat Kecamatan 4 Desa per
tahunHistoris Daerah,Potensi Desa 200 40 40 40 40 40
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-36
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
pertemuan 20desa
(SDA) JenisProgram yang adadan pernahmasuk,keterlibatanpemangkukepentingan
d. Penilaian tentangkebutuhankapasitas
20 Desa di empat Kecamatan 4 Desa pertahun
Kelompok desa,ruang salingberbagi informasi,menilai komiditiyang menjadiprioritas desa
200 40 40 40 40 40
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-37
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, secara teknis program pemberdayaan
masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan khusus pada Blok Pemberdayaan
Masyarakat pada KPHP Model Kendilo, dapat dilakukan dengan skema Perhutanan
Sosial yaitu Kemitraan kehutanan pola Agroforestry. Untuk menunjang upaya
sinergisitas dan kerjasama antar pihak, maka KPHP Model Kendilo memfasilitasi
terbentuknya dan memanfaatkan forum multi pihak sebagai wadah untuk
mengakomodir aspirasi dari berbagai pihak dan membangun jejaring kemitraan.
Untuk kegiatan pemberdayaan yang direncanakan akan dilakukan dengan skema
kemitraan, beberapa kegiatan pokok yang perlu dilakukan, antara lain:
1. Mengembangkan skema pola kemitraan pada kawasan hutan produksi yang tidak
produktif.
2. Fasilitasi pembentukan kelompok tani hutan dilakukan secara kemitraan antara
lembaga pengelola KPHP Model Kendilo, kelompok tani hutan, Dinas Kehutanan
dan UPT di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pelaksanaan kegiatan pada Blok Pemberdayaan Masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan serapan tenaga kerja lokal, proses kemitraan dan penyediaan akses
usaha kehutanan dan ekonomi produktif lainnya bagi masyarakat. Diperlukan prasyarat
awal untuk melaksanakan program kegiatan dan pencapaian tujuan dari rencana
pengembangan blok pemberdayaan masyarakat di wilayah KPHP-Model Kendilo,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan danPenggunaan Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin
Pada prinsipnya seluruh kawasan hutan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik dan
kerentanannya serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokok hutan, fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Kesesuaian ketiga fungsi tersebut sangat dinamis
dan yang paling penting dalam pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus tetap
sinergi.
Pihak swasta dalam melakukan kegiatan di wilayah kehutanan, umumnya
melakukan dua jenis kegiatan yaitu : pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan. Secara umum pemanfaatan hutan pada hutan produksi dapat diselenggarakan
melalui kegiatan: (1) pemanfaatan kawasan; (2) pemanfaatan jasa lingkungan; (3)
pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Sebaliknya pemanfaatan hutan pada
hutan lindung dibatasi pada jenis (1) pemanfaatan kawasan, (2) pemanfaatan jasa
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-38
lingkungan, dan (3) Pemungutan hasil hutan bukan kayu. Sedangkan untuk
penggunaan kawasan hutan bertujuan untuk mengatur penggunaan sebagian kawasan
hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah
fungsi pokok kawasan hutan.
Beberapa kegiatan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang
ada di wilayah hutan KPHP Model Kendilo ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel V-17. Wilayah KPHP-Model Kendilo yang telah ada Izin Pemanfaatan maupunPenggunaan Kawasan Hutan dan dalam Proses Perizinan
No Nama Izin Blok Kacamatan Luas (ha)
1. Kideco Jaya Agung HP-Pemanfaatan IUPHHK-HTunit I Muara Samu 11.723,25
2. Jaya Bumi Paser HP-Pemanfaatan IUPHHK-HTunit I
- Muara Samu- Batu Engau 27.749,88
3. Inhutani II Tanah Grogot
- HP- Pemanfaatan IUPHHK-HT unit V- HP- Pemanfaatan IUPHHK-
HT unit VI- HP- Pemanfaatan IUPHHK-
HT unit I
- Batu Engau
- Batu Engau
- Batu Engau
6.036,67
4.424,99
1.060,24
Jumlah 50.995,03
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada areal KPHP-Model
Kendilo yang telah ada hak atau izin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan
selama jangka 2017-2026 di KPHP-Model Kendilo disajikan pada tabel dibawah ini:
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-39
Tabel V-18. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan pada Areal yang telah ada Hak atau Izin Pemanfaatan Maupun PenggunaanKawasan KPHP-Model Kendilo Periode 2017–2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
a. Inventarisasi izin-izinpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan
Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo 137.683 Ha Jumlah IPPKH dan
IUPHHK-HA/HT 10 5 5
b. Pembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi PengelolaanHutan danPemanfaatan HasilHutan pada HutanLindung seperti:- Pemanfaatan
kawasan,- Pemanfaatan jasa
lingkungan- Pemungutan HHBK
Blok HL-PemanfaatanUnit I
2 UnitManajemen
/Usaha
Jumlah unitmanajemen/usaha yangdilakukanPembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
c. Pembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi PengelolaanHutan danPemanfaatan HasilHutan pada HutanProduksi seperti:- Pemanfaatan
kawasan- Pemanfaatan
jasling
- Blok HPT-Pemanfaatan;- Blok HP-Pemanfaatan,
Jasa Lingkungan danHHBK
10 UnitManajemen
/Usaha
Jumlah unitmanajemen/usaha yangdilakukanPembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-40
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
- Pemanfaatan HHKdan HHBK
- Pemungutan Hasilhutan kayu dalamhutan alam,
- Pemungutan Hasilhutan bukan kayudalam hutan alam
- Pemungutan Hasilhutan bukan kayudalam hutantanaman
d. Pembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi penggunaankawasan hutan untukpertambangan,sarana perhubungan/jalan, saranatelekomunikasi/radio,pinjam pakai kawasanhutan, transmigrasi
Blok HL-Pemanfaatan;Blok Pemanfaatan, Jasling& HHBK; BlokPemanfaatan HHK-HT danBlok PemberdayaanMasyarakat
5 UnitManajemen
/Usaha
Jumlah unitmanajemen/usaha yangdilakukanPembinaan,Pengawasan,Pengendalian,Monitoring danevaluasi
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-41
5.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar IzinSesuai visi KPHP Model Kendilo adalah mengelola kawasan hutan sebagai
penyangga daerah aliran sungai maka kegiatan rehabilitasi hutan pada areal diluar Izin
merupakan bagian penting sistem pengelolaan hutan di wilayah DAS Kendilo. Sasaran
rehabilitasi hutan adalah hutan produksi dan hutan lindung di wilayah KPHP Model
Kendilo yang telah terdegradasi dan merupakan DAS prioritas berdasarkan hasil
pemetaan lahan kritis oleh BPDASHL Mahakam Berau Samarinda. DAS Prioritas
ditunjukkan dengan status LMU terutama pada:
Bagian hulu DAS yang rawan memberikan dampak bencana banjir, kekeringan dan
tanah longsor;
Daerah tangkapan air (catchment area) dari waduk, bendungan dan danau;
Daerah resapan air (recharge area) di hulu DAS;
Daerah sempadan sungai, mata air, danau dan waduk;
Bagian hilir DAS yang rawan bencana.
5.5.1. Lokasi Kegiatan RehabilitasiPelaksanaan rehabilitasi areal di luar izin dilakukan pada areal sesuai kelas
perusahaan, kegiatan kemitraan dan konservasi yang kondisi lahannya tergolong kritis
sehingga perlu direhabilitasi. Rehabilitasi pada hakekatnya adalah upaya untuk
menghutankan kembali kawasan hutan agar dapat berfungsi optimal sebagaimana
peruntukannya. Rencana lokasi penyelenggaraan rehabilitasi diarahkan pada areal-
areal yang tutupan hutannya telah terbuka atau yang memiliki penutupan semak
belukar sebagai akibat aktivitas perambahan masyarakat pada kawasan hutan. Hal
tersebut mengingat fungsi utama dari hutan lindung sebagai perlindungan dan
pengawetan tata air dan hidrologi.
Lokasi rencana kegiatan rehabilitasi pada hutan lindung mengacu pada sebaran
LMU Prioritas DAS dari BPDASHL Mahakam Berau ditambah dengan hasil
inventarisasi kondisi lapangan. Indikasi sebaran sasaran rehabilitasi di wilayah KPHP
Model Kendilo disajikan pada Tabel V-18 dan Gambar V-2.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-42
Gambar V-2. Sebaran Lokasi Sasaran Rehabilitasi di Luar Izin pada Wilayah KPHP-Model Kendilo
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-43
Tabel V-19. Sebaran Lokasi Prioritas Sasaran Rehabilitasi pada Wilayah KPHP Model Kendilo
Arahan Blok Penutupan Lahan Kecamatan Luas (ha)
Blok HL-Pemanfaatan Hutan lahan kering sekunder - Muara Komam- Batu Sopang- Muara Samu
37.081,74
Semak belukar 2.072,47Blok HPT-Pemanfaatan, Jaslingdan HHBK
Hutan lahan kering sekunder - Muara Komam- Batu Sopang- Muara Samu- Batu Engau
22.905,18Lahan terbuka 5,16Pertanian lahan kering 275,55Semak belukar 1.367,66
TOTAL 63.713,08
Sumber: Analisis GIS (2016)
Blok pemanfaatan di Hutan Lindung dan Blok Pemanfaatan, Jasa Lingkungan
dan HHBK di Hutan Produksi Terbatas yang tutupan hutannya berupa semak belukar
dan belum dirambah masyarakat dilakukan rehabilitasi lahan melalui program RHL
dengan sistem pembuatan tanaman dan pengkayaan tanaman, sedang yang telah
dirambah masyarakat dalam bentuk pertanian lahan kering dan atau pertanian
campuran maka dilakukan rehabilitasi pola agroforestry. Hasil pengamatan lapang dan
wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan
pengembangan beberapa jenis komoditas baik berupa kayu-kayuan maupun
komoditas MPTS (Multi Purpose Tree Spesies) pada pelaksanaan RHL. Dengan
demikian masyarakat tersebut tetap akan mendapatkan untuk kebutuhan hariannya,
sementara mereka juga akan membangun tegakan hutan dengan menanam tanaman
jenis kayu-kayuan. Jenis-jenis yang diinginkan oleh masyarakat antara lain karet,
gaharu, aren, agathis/kayu damar, jenis buah-buahan seperti durian, rambutan, langsat
dan lain-lain.
5.5.2. Kegiatan Teknis Rehabilitasi HutanRehabilitasi hutan di wilayah KPH Model Kendilo diselenggarakan melalui
kegiatan: (a) reboisasi; (b) pemeliharaan tanaman; (c) pengayaan tanaman; dan (d)
penerapan teknik konservasi tanah.
A. ReboisasiPelaksanaan reboisasi dimulai dengan tahap persiapan yang berupa:
1) Penyiapan kelembagaan: meliputi penyiapan organisasi pelaksana dan koordinasi
dengan pihak terkait untuk penyiapan lokasi, bibit dan tenaga kerja yang akan
melakukan penanaman;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-44
2) Penyiapan sarana prasarana seperti penyiapan rancangan pembuatan tanaman,
penyiapan dokumen-dokumen untuk pembuatan tanaman, penyiapan bahan dan
alat, penyiapan bibit tanaman;
3) Penyiapan areal seperti pembagian blok petak, pembuatan jalan pemeriksaan,
pelaksanaan penanaman.
B. Pemeliharaan TanamanPada prinsipnya pemeliharaan tanaman dilakukan sampai dengan tanaman
mencapai umur tebang. Pada umumnya pemeliharaan hanya dilakukan sampai
dengan tahun kedua. Hal ini semata karena keterbatasan dana yang disediakan oleh
pemerintah. Untuk itu KPH Model Kendilo harus mampu menyediakan anggaran mulai
tahun ketiga sampai dengan tanaman siap dipanen. Pemeliharaan tanaman melalui
perawatan tanaman dan pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan oleh KPH
atau pemegang izin/hak untuk kawasan hutan yang telah dibebani hak atau izin.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan sebagai berikut:
1) Pemeliharaan I, dilaksanakan pada tahun kedua dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran, pemberantasan hama penyakit dan penyulaman.
Jumlah bibit untuk penyulaman pada pemeliharaan I sebanyak 20% dari jumlah
yag ditanam semula. Pemeliharaan I dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh
tanaman pada tahun I minimal 70%;
2) Pemeliharaan II, dilaksanakan pada tahun ketiga, dengan komponen pekerjaan
penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama penyakit. Pemeliharaan II
dapat dilakukan apabila prosentase tumbuh tanaman setelah pemeliharaan I
minimal 80%;
3) Pemeliharaan lanjutan, untuk jenis-jenis tanaman tertentu pemeliharaan dapat
dilanjutkan sampai dengan tanman siap dipanen sepanjang dana memungkinkan.
C. Pengayaan TanamanIstilah pengayaan tanaman ditujukan pada hutan alam yang telah dilakukan
penebangan pada pohon-pohon yang diizinkan. Pengayaan tanaman adalah kegiatan
penambahan anakan pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan berupa
anakan, pancang, tiang dan pohon 500-700 batang per ha, dengan maksud untuk
meningkatkan nilai tegakan hutan baik kuallitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.
Pengayaan tanaman ditujukan untuk meningkatkan produktifitas hutan, dengan
pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui jumlah dan keragaman jenis
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-45
tanaman. Pengayaan tanaman dilaksanakan pada hutan rawang baik di hutan produksi
maupun hutan lindung. Pengayaan tanaman meliputi kegiatan persemaian,
penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pengamanan.
5.5.3. Model Rehabilitasi Hutan dan LahanA. Pola Agroforestry
Pola agroforestry yang dapat dikembangkan antara lain sylvopasture dan
agrisylviculture. Sistem penanaman dapat dilakukan dengan tumpangsari maupun
(alley cropping). Alley cropping merupakan pola agroforestry yang sesuai untuk lahan
datar sampai topografi agak miring. Dengan alley cropping tanaman pohon ditanam
secara kelompok berselang-seling dengan tanaman endemik kehutanan dan MTPS
dengan tumpangsari tanaman padi atau palawija. Pohon-pohon yang ditanam secara
berkelompok tersebut dapat berfungsi sebagai penahan erosi yang cukup efektif
disamping sebagai sumber bahan organik untuk mempertahankan dan mengembalikan
kesuburan tanah. Pada jalur tanaman kayu-kayuan ditanam jenis pohon seperti
mahoni, jati, karet, durian, rambutan, nangka dan lain-lain.
B. Pola PengayaanPola pengayaan dilakukan pada kawasan hutan yang telah mengalami
kerusakan dengan penutupan lahan berupa semak belukar, atau pada lahan pertanian
lahan kering campur semak, sehingga tidak diperlukan penanaman secara
menyeluruh. Pengayaan ini mengikuti model spot/mosaik dengan jalan menanam
jenis-jenis kayu unggulan setempat dan jenis-jenis pohon penghidupan (MPTS) yang
ditanam secara mengelompok maupun secara campuran. Jenis-jenis pohon unggulan
setempat seperti: kemiri, durian, langsat, rambutan, nangka, petai, mangga, kapuk,
dan sebagainya. Penanaman dapat dilakukan secara campuran ataupun secara
kelompok.
C. Pola Hutan Tanaman Campuran/Hutan Serba GunaPada pola ini beberapa jenis pohon, jenis kayu-kayuan untuk pertukangan dan
jenis MPTS dapat ditanam secara bercampur disesuaikan dengan kondisi lapangan,
lebar tajuk dan kebutuhan akan cahaya dari masing-masing jenis yang dipilih. Pola ini
cukup baik untuk diterapkan pada penutupan semak belukar dan atau alang-alang.
Kombinasi tanaman dapat dilakukan sesuai keinginan dan tujuan penekanan yang
diinginkan. Perbandingan antara kayu-kayuan dan jenis MPTS dapat dipilih antara lain:
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-46
70% : 30%; 60% : 40%; 50% : 50% dan seterusnya. Model kebun campuran ini adalah
mengkombinasikan tanaman kayu-kayuan, MPTS dan tanaman semusim.
Beberapa pola yang dapat dikembangkan pada lahan alang-alang adalah
sebagai berikut:
Pola hutan tanaman penghasil kayu dan buah; pola ini sesuai dilaksanakan pada
areal alang-alang dan tanah kosong untuk meningkatkan produktifitasnya dengan
menanam tanaman MPTS yang bermanfaat bagi penduduk.
Hutan tanaman kayu pertukangan; hutan tanaman kayu pertukangan diarahkan
pada areal semak belukar, alang-alang dan tanah kosong pada kawasan hutan atau
lahan milik. Jenis yang dikembangkan adalah jenis kayu yang disenangi oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kayu pertukangan. Tanaman kayu-kayuan
ditanam pada jalur tersendiri dan tanaman MPTS ditanam pada jalur tersendiri pula,
sehingga terbentuk sabuk-sabuk yang mengikuti kontur.
Rencana penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin selama jangka
2017 -2026 di KPHP Model Kendilo disajikan pada Tabel V-20.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-47
Tabel V-20. Rekapitulasi Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi pada Areal di Luar Izin KPHP Model Kendilo Periode 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
a.
Identifikasi lahan kritispada lahan yang tidakdibebani hak pada hutanproduksi dan hutanlindung
Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo 137.683 Ha
Luas hasilidentifikasi Lahankritis pada lahanyang tidakdibebani hak
100 50 50
b. Penyusunan rencanapengelolaan DAS
DAS yang mengalamikritis di wilayah KPHPModel Kendilo
Jumlah dokumenrencanapengelolaan DAS
150 150
c.
Penyusunan rencanapengelolaan rehabilitasilahan RPRL) dan RencanaTahunan RehabilitasiLahan (RTnRL)
Lahan kritis di wilayahKPHP Model Kendilo
Jumlah dokumenrencanapengelolaan dabrencana tahunanrehabilitasi lahan
150 150
d.
Penyelenggaraan RHLseperti Reboisasi,pemeliharaan tanaman,pengayaan tanaman diDAS Prioritas (RHLkawasan Produksi, RHLKawasan Lindung,Rehabilitasi Lahan Kritis)
Lahan kritis (LMU 1 danLMU 2) di wilayah KPHPModel Kendilo
63.713,08
Berkurangnyaluas lahan kritisyang tidakdibebani hak
10.000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
e. Kampanye PengelolaanDAS Terpadu
20 Desa 2 desa pertahun
Jumlah kelompokmasyarakat yangtersosialisasikanpengelolaan DAS
100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
f. Monitoring dan evaluasiLahan kritis (LMU 1 danLMU 2) di wilayah KPHPModel Kendilo
63.713,08Laporan hasilmonitoring danevaluasi
80 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-48
5.6. Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) PelaksanaanRehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Ada Hak atauIzin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya
Gambaran mengenai areal yang diarahkan untuk rehabilitasi dan reklamasi pada
wilayah yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasannya
diperoleh dengan melakukan tumpang tindih antara peta izin pemanfaatan kawasan
dan penggunaan lahan pada wilayah KPHP Model Kendilo dengan peta penutupan
lahan. Berikut disajikan sebaran lokasi potensial rehabilitasi dan reklamasi pada areal
yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutannya
berdasarkan tutupan lahannya.
Tabel V-21. Lokasi Potensial Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hak atauIzin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutannya Berdasarkan Tutupan Lahannya diWilayah KPHP Model Kendilo
No Izin Pemanfaatan Kawasan Bentuk Tutupan Lahan Luas
1. Izin Penggunaan Kawasan Hutan
Lahan terbuka 79,17Perkebunan 16,37Pertambangan 6.540,99Semak belukar 2.262,16
2. Izin Pemanfaatan Hutan
Belukar rawa 81,18Hutan tanaman 2.610,25Lahan terbuka 1.606,81Perkebunan 1.456,64Pertambangan 26,22Pertanian lahan kering 756,51Semak belukar 10.680,07
Jumlah 26.116,37
Sumber: Analisis GIS (2016)
Rangkuman rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan
rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah ada hak atau izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan selama jangka 2017-2026 di KPHP Model Kendilo disajikan
pada Tabel V-22
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-49
Tabel V-22. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi pada Areal yang Sudah Ada Hakatau Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.Identifikasi lahan kritispada lahan yang dibebaniizin/hak pada HP dan HL
wilayah izin pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan Kawasan hutandi wilayah KPHP ModelKendilo
26.116 ha
Luas hasilidentifikasi Lahankritis pada lahanyang dibebaniizin/hak
150 50 50 50
2.
Penyusunan rencanapengelolaan rehabilitasilahan (RPRL) dan RencanaTahunan RehabilitasiLahan (RTnRL)
wilayah izin pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan Kawasan hutandi wilayah KPHP ModelKendilo
26.116 ha
Jumlah dokumenrencanapengelolaan danrencana tahunanrehabilitasi lahan
1000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
3.
Pembinaan, pemantauandan evaluasi pelaksanaanrehabilitasi hutan olehpemegang izinpemanfaatan dan ataupenggunaan kawasanhutan
Lahan kritis pada wilayahizin pemanfaatan hutandan penggunaan kawasanKawasan hutan di wilayahKPHP Model Kendilo
26.116 ha
- TerlaksananyaPembinaan danpemantauanpelaksanaanrehabilitasihutan olehpemegang izinpemanfaatandan/ataupenggunaankawasan hutan
- Adanya evaluasidan laporanpelaksanaanrehabilitasihutan olehpemegang izinpemanfaatandan/ataupenggunaan
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-50
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
kawasan hutan
4.
Membuat rencanareklamasi hutan yangmeliputi inventarisasilokasi,penetapan lokasireklamasi hutan.
wilayah izin pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan Kawasan hutandi wilayah KPHP ModelKendilo
26.116 ha 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5.
Pembinaan, pemantauandan evaluasi pelaksanaanreklamasi hutan olehpemegang izin/hak
Lahan kritis pada wilayahizin pemanfaatan hutandan penggunaan kawasanKawasan hutan di wilayahKPHP Model Kendilo
26.116 ha
- TerlaksananyaPembinaan danpemantauanpelaksanaanreklamasi hutanoleh pemegangizinpemanfaatandan/ataupenggunaankawasan hutan
- Adanya evaluasidan laporanpelaksanaanreklamasi hutanoleh pemegangizinpemanfaatandan/ataupenggunaankawasan hutan
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6.
Pembinaanpenyelenggaraanpengelolaan DAS(Pengelolaan DASTerpadu,Base LineDAS,Data dan Peta LahanKritis).
wilayah izin pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan Kawasan hutandi wilayah KPHP ModelKendilo
26.116 ha
- TerlaksananyaPembinaanpelaksanaanpengelolaanDAS olehpemegang izinpemanfaatan
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-51
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dan/ataupenggunaankawasan hutan
- Adanyaevaluasi danlaporanpenyelenggaraan PengelolaanDAS olehpemegang izinpemanfaatandan/ataupenggunaankawasan hutan
7.Kampanye PengelolaanDAS Terpadu
Desa-desa sekitar wilayahizin pemanfaatan hutandan penggunaan kawasanKawasan hutan di wilayahKPHP Model Kendilo
3 desa pertahun
Jumlah kelompokmasyarakat yangtersosialisasikanpengelolaan DAS
300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8. Monitoring dan evaluasi
Lahan rehabilitasi hutandan reklamasi Lahan diwilayah izin pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan Kawasan hutandi wilayah KPHP ModelKendilo
26.116 haLaporan hasilmonitoring danevaluasi
50 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-52
5.7. Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi Alam
5.7.1. Penyelenggaraan Perlindungan HutanPenyelenggaraan perlindungan hutan bertujuan untuk menjaga hutan, hasil
hutan, kawasan hutan dan lingkungannya agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan
fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari. Prinsip perlindungan hutan adalah
usaha mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan
yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama
dan penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang
berhubungan dengan pengelolaan hutan. Dalam rangka penyelenggaraan
perlindungan hutan maka akan dilakukan beberapa kegiatan prioritas sebagai berikut:
5.7.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang menyebabkan Kerusakan Hutan,Kawasan Hutan dan Hasil Hutan
Sebelum dilakukan kegiatan perlindungan hutan terlebih dahulu harus dilakukan
identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan, baik faktor secara
langsung maupun faktor tidak langsung.
5.7.1.2. Identifikasi dan inventarisasi serta Pembuatan Peta KawasanKerawanan Kerusakan dan Keamanan Kawasan Hutan
Identifikasi dan pemetaan kawasan rawan keamanan hutan akan dilakukan pada
seluruh wilayah KPHP Model Kendilo baik yang berada pada wilayah izin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan maupun yang berada pada wilayah tertentu karena
merupakan suatu bagian yang tidak dapat terpisahkan. Identifikasi dan pemetaan
kawasan yang berada pada wilayah izin pemanfatan dan penggunaan kawasan hutan
akan dilakukan secara bersama-sama dengan pemegang izin. Sedangkan pada
wilayah tertentu akan dilaksanakan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo.
Keluaran dari kegiatan identifikasi dan pembuatan peta kawasan rawan keamanan
hutan adalah adanya beberapa peta tematik terkait kerawanan keamanan hutan yang
meliputi:
Peta rawan perambahan dan illegal logging;
Peta rawan bencana alam;
Peta rawan kebakaran hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-53
Peta-peta tersebut akan dijadikan acuan bagi KPHP Model Kendilo dalam
melakukan pengamanan dan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang rawan
keamanan hutan.
5.7.1.3. Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan sertaPerundang-undangan Kehutanan
Kegiatan sosialisasi perundang-undangan kehutanan akan dilaksanakan pada
seluruh wilayah KPHP Model Kendilo dengan sasaran masyarakat yang berada di
sekitar dan di dalam hutan serta pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP Model Kendilo. Dalam rangka efektifitas
maka kegiatan sosialisasi dan penyuluhan perundang-undangan kehutanan akan
dilakukan secara bersama-sama dan terintegrasi dengan kegiatan pemegang izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Bentuk kegiatan sosialisasi perundang-
undangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Kegiatan penyululuhan kepada sasaran kegiatan;
Pemasangan papan peringatan dan batas-batas kawasan hutan;
Brosur, film dan distribusi peraturan perundang-undangan kehutanan;
Distribusi peta-peta kawasan hutan dan pemanfaatan dan penggunaan kawasan.
5.7.1.4. Patroli Pengamanan HutanKegiatan patroli pengamanan SDH akan dlaksanakan pada seluruh wilayah
KPHP Model Kendilo baik wilayah yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaannya maupun wilayah tertentu. Pada wilayah yang sudah ada izin
pemanfaatan dan penggunaannya akan dilakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan
terhadap kegiatan pengamanan yang dilakukan oleh pemegang izin dan pada wilayah
tertentu akan dilakukan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo. Dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan peningkatan peran para pihak maka dilakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
Penyusunan standar operasional prosedur pengamanan hutan;
Pembentukan satuan pengamanan hutan;
Pembentukan kelompok-kelompok pengamanan hutan di masyarakat;
Patroli pengamanan gabungan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-54
5.7.1.5. Penyidikan, Penegakan Hukum, Advokasi dan Konsultasi BantuanHukum
Kegiatan penyidikan, penegakan hukum, advokasi dan konsultan bantuan
hukum merupakan kegiatan pasca patroli pengamanan kawasan hutan untuk
menangani kasus-kasus tindak pidana kehutanan. Penanganan kasus tersebut akan
bekerja sama dengan PPNS, polisi dan TNI sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk keperluan tersebut maka KPHP Model Kendio harus memiliki standar
operasional dan prosedur penanganan kasus tindak pidana kehutanan serta
sumberdaya manusia yang berkompeten yaitu polisi kehutanan.
5.7.1.6. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan dan LahanPada kegiatan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan
merupakan upaya-upaya antisipasi mengurangi kejadian kebakaran hutan dan lahan di
wilayah kerja KPHP Model Kendilo. Dengan melakukan patroli wilayah KPHP Model
Kendilo, setidaknya sudah dapat dipantau lokasi-lokasi yang kemungkinan akan
dibakar oleh masyarakat yang melakukan kegiatan perladangan. Sejak dini dilakukan
pendekatan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran dan bila terpaksa
harus dibakar maka perlu diatur waktu, luasan dan penjagaannya. Koordinasi dengan
para pemegang izin pemanfatan hutan dan penggunaan lahan harus dilakukan sejak
dini untuk bersama-sama memantau kawasan pengelolaannya yang berpotensi terjadi
rembetan kebakaran.
Selain itu, kesiapan regu pemadam kebakaran hutan dan lahan KPHP Model
Kendilo juga harus mengantisipasi bila terjadi kebakaran besar pada hutan dan lahan.
Oleh karenanya kesiapan SDM dan peralatan pemadam kebakaran sangat penting
setiap waktu pada musim-musim rawan kebakaran. Titik-titik sumber air sudah harus
disiapkan pada lokasi-lokasi yang rawan terjadi kebakaran.
5.7.1.7. Penanganan Pasca KebakaranKerugian akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan umumnya sangat
merugikan terutama kerusakan ekosistem hutan. Tanpa disadari banyak flora dan
fauna yang menjadi korban kebakaran. Biasanya kejadian kebakaran dianggap serius
saat terjadi kematian pada manusia atau harta benda. Dalam skala yang lebih besar,
sesungguhnya kerusakan ekosistem hutan sangat merugikan kehidupan manusia dan
akan mempengaruhi sistem ekosistem lainnya. Misalnya kebakaran hutan di kawasan
hulu DAS, pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan ekosistem di DAS hilirnya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-55
Beberapa kegiatan penanganan pasca kebakaran yang akan dilakukan KPHP Model
Kendilo adalah :
a. Pemetaan lokasi dan kronologis kejadian kebakaran hutan dan lahan;
b. Identifikasi kerusakan dan kerugian kebakaran hutan dan lahan;
c. Identifikasi pihak-pihak yang diindikasikan terlibat kejadian kebakaran hutan dan
lahan;
d. Pelaporan kejadian kebakaran hutan dan lahan untuk dijadikan bahan tindak lanjut
bila penyelidikan bila mengandung unsur tindak pidana kehutanan.
e. Menyusun rencana pemulihan kondisi hutan dan lahan, melalui kegiatan
rehabilitasi atau penghijauan kembali.
5.7.1.8. Pembangunan Sistem Informasi Kebakaran Hutan dan LahanUntuk memudahkan proses pencegahan dan pemadaman serta penanganan
pasca kebakaran hutan, perlu dibangun sistem informasi kebakaran hutan dan lahan
yang terpadu sehingga sistem koordinasi informasi dan data kebakaran hutan semakin
mudah diakses dan dapat melibatkan lebih banyak stakeholder. Pembangunan sistem
informasi kebakaran hutan dan lahan ini, harus mampu menjangkau tingkat lapangan
seperti kecamatan dan desa, sehingga langkah-langkah antisipasi sudah dapat
dilakukan sejak dini oleh aparat lapangan dan lebih cepat berkoordinasi dengan regu
inti pemadam kebakaran hutan dan lahan dari KPHP Model Kendilo. Regu pemadam
Kebakaran KPHP Model Kendilo akan lebih mudah mendapat laporan-laporan kejadian
kebakaran hutan dari masyarakat ataupun pihak unit manajemen, dan mengambil
tindakan secepatnya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembangunan sistem
informasi kebakaran hutan dan lahan adalah :
1. Pemetaan unsur-unsur data dan informasi kejadian kebakaran hutan dan lahan.
2. Identifikasi para pihak yang terlibat dalam pencegahan, pelaksanaan pemadaman
dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan.
3. Menyusun model sistem informasi kebakaran hutan dan lahan.
4. Membangun sistem informasi kebakaran hutan dan lahan KPHP Model Kendilo
dan melakukan uji coba sistemnya berbasis komputerasisasi dan jaringan internet.
5. Sosialiasi sistem informasi kebakaran hutan dan lahan kepada para stakeholder.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-56
5.7.2. Penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya AlamSebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, bahwa
konservasi SDA hayati adalah pengelolaan SDA hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Konservasi SDA hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya
kelestarian SDA hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan konservasi SDA hayati dan
ekosistemnya yang akan dilakukan meliputi:
5.7.2.1. Perlindungan Sistem Penyangga KehidupanPerlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses
ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Dalam rangka mewujudkan kegiatan
tersebut maka diperlukan identifikasi kawasan-kawasan lindung dan pengaturan
pengelolaannya. Dengan demikian akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Identifikasi dan Pemetaan Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi atauHigh Conservation Value Forest (HCVF)
Identifikasi dan pemetaan Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi
dilaksanakan pada seluruh wilayah KPHP Model Kendilo dengan mempertimbangkan
beberapa aspek dan kriteria sebagai berikut:
Tabel V-23. Kriteria Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo
No Aspek Kriteria HCVF
1 Keanekaragamanhayati
a. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting
b. Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami
c. Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah
2 Jasa lingkungan Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami
3 Sosial budaya
a. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhandasar masyarakat lokal
b. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budayatradisional komunitas lokal
Sumber: Pedoman HCVF (2009)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-57
Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan HCVF dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu: (1) Untuk wilayah yang sudah ada izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan maka pelaksanaannya akan dilakukan secara bersama-
sama dengan pemegang izin sebagai bagian dari pembinaan dalam mendorong
sertifikasi pengelolaan lestari. Khusus untuk perusahaan pemegang izin pengelolaab
hutan yang akan masuk dalam sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council), konsep
HCVF atau hutan bernilai konservasi tinggi sebagai prinsip kesembilan dari standar
pengelolaan hutan yang berkelanjutan oleh FSC. Dengan demikian identifikasi dan
pemetaan HCVF merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan dokumen RKU dan
AMDAL Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan; (2) Pelaksanaan
identifikasi dan pemetaan HCVF pada wilayah tertentu atau wilayah tanpa izin
pengelolaan akan dilaksanakan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo, sebagian
dari rencana pemanfaatan pada tiap-tiap wilayah tertentu.
2) Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan HCVFDalam rangka menjamin kelestarian kawasan-kawasan lindung dan HCVF, maka
perlu dilakukan pengelolaan secara lestari. Kawasan HCVF yang berada pada wilayah
izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan pengelolaannya akan dilakukan
oleh pemegang izin sebagai bagian dari rencana kegiatan pemanfaatan yang
dilakukan, fungsi KPHP pada wilayah berijin adalah melakukan monitoring, evaluasi
dan pembinaan. Sedangkan HCVF yang berada pada wilayah tertentu akan dilakukan
pengelolaan secara langsung oleh KPHP Model Kendilo. Dalam rangka efektifitas
pengelolaan kawasan lindung/HCVF maka akan dilakukan beberapa kegiatan sebagai
berikut:
Penyusunan master plan pengelolaan HCVF (khusus wilayah tertentu);
Menyusun standar pemanfaatan dan penggunaan kawasan HCVF.
3) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Kawasan Lindung dan HCVFDalam rangka menjamin kelestarian kawasan lindung dan HCVF maka perlu
dilakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan pembinaan terhadap pengelolaan yang
telah dilakukan secara berkala (minimal per tahun), baik yang ada pada wilayah izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan maupun pada wilayah tertentu.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-58
5.7.2.2. Pengawetan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan dan Satwa BesertaEkosistemnya
Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
dilaksanakan dengan menjaga keutuhan kawasan hutan agar tetap dalam keadaan
asli. Sedangkan pengawetan jenis tumbuhan dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi untuk menghindari
bahaya kepunahan.
5.7.2.3. Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan Ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari SDA hayati dan ekosistemnya dilakukan dengan
ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam yaitu dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi kawasan;
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, yaitu dengan memperhatikan
kelangsungan potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa liar.
Adapun penjabaran kegiatan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi
sumberdaya alam disampaikan dalam tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-59
Tabel V-24. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam KPHP Model Kendilo Jangka 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.7.1 PenyelenggaraanPerlindungan Hutan
1.
Identifikasi faktor-faktoryang menyebabkankerusakan hutan,kawasan hutan dan hasilhutan
Seluruh Wilayah KPHPModel Kendilo 137.683 ha
DokumenIdentifikasiFaktorFaktor yangmenyebabkankerusakan hutan,kawasan hutandan hasil hutan
150 75 75
2.
Identifikasi daninventarisasi sertaPembuatan Peta KawasanKerawanan Kerusakandan Keamanan KawasanHutan
Seluruh Wilayah KPHPModel Kendilo 137.683 ha
Dokumen danPeta RawanPerambahan,Ilegal Loging,Bencana Alam,Kebakaran Hutan
150 75 75
3.
Sosialisasi PencegahanKebakaran Hutan danLahan serta Perundang-undangan Kehutanan
20 Desa 2 kalisetahun
Jumlah kegiatansosialisasikarhutla danPerundang-undanganKehutanan
100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
4. Patroli pengamananhutan
Seluruh Wilayah KPHPModel Kendilo
5 kalisetahun
Jumlah operasipengamananhutan
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
5.
Penyidikan, PenegakanHukum, Advokasi danKonsultasi BantuanHukum
Daeran rawanperambahan,illegallogging dan kebakaranhutan
1 kasussetahun
Jumlahpenanganankasus tindakpidana kehutanan
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
6. Pencegahan danPemadaman Kebakaran
Seluruh Wilayah KPHPModel Kendilo
4 lokasi pertahun
Jumlah lokasipencegahan dan 200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-60
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Hutan dan Lahan pemadamkebakaran hutandan lahan
7.Penanganan PascaKebakaran
Kawasan hutan dan lahanyang mengalamikebakaran
3 lokasi pertahun
Jumlah lokasipenangananpasca kebakarandan penyelesaianpenegakanhukum kebakaran
300 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8.
Pembangunan SistemInformasi KebakaranHutan dan Lahan
Wilayah KPHP ModelKendilo
1 ProgramSistem
Informasi
Jumlah sisteminformasipengendaliankebakaran hutan
100 50 50
5.7.2PenyelenggaraanKonservasi Sumber DayaAlam
1.
Perlindungan sistempenyangga kehidupan :- Identifikasi dan
pemetaan kawasanhutan bernilaikonservasitinggi/HCVF
- Pengelolaan KawasanLindung/ KawasanHCVF
- Monitoring danEvaluasi PengelolaanKawasanLindung/HCVF
Wilayah KPHP ModelKendilo 137.683 ha
- Dokumen danPeta KawasanLindung danHCVF KPHPKendilo
- TerlaksananyaPengelolaanKawasanLindung danKawasan HCVF
200 100 100
2.
Pengawetankeanekaragaman jenistumbuhan dan satwabeserta ekosistemnya
Wilayah KPHP ModelKendilo 4 lokasi
Minimal 2KawasanPengawetanKeanekaragamanJenis Tumbuhan
100 25 25 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-61
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dan Satwa
3.Pemanfaatan secaralestari SDA hayati danekosistemnya
Wilayah KPHP ModelKendilo 137.683 ha
- Termanfaatkannya kondisilingkungankawasanpelestarianalam yang tetapmenjagakelestarianfungsi kawasan.
- Termanfaatkannya jenistumbuhan dansatwa liar, yangmemperhatikankelangsunganpotensi, dayadukung, dankeanekaragaman jenistumbuhan dansatwa liar
100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
4.Identifikasi daninventarisasi sumber dayagenetik/tanaman hutan
Wilayah KPHP ModelKendilo 137.683 ha
- Jumlah lokaisumber dayagenetik /tanaman hutan
150 50 50 50
3.Monitoring dan evaluasiperedaran benih tanamanhutan
Tempatpersemaian/pembibitan/perawatan lokalmasyarakat/perusahaandi wilayah KPHP ModelKendilo
10 Lokasi
Jumlah monevperedaranbenih tanamanhutan / genetik
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-62
5.8. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi antarPemegang Izin
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 yang dijabarkan dalam Permenhut Nomor
P.6/Menhut-II/2010 yang mengatur mengenai norma, standar, prosedur dan kriteria
pengelolaan hutan pada KPHL dan KPHP, dijelaskan bahwa fungsi kerja KPH dalam
penyelenggaraan pengelolaan hutan secara operasional diantaranya melaksanakan
pembinaan, monitoring dan evaluasi kinerja pengelolaan hutan yang dilaksanakan oleh
pemegang izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Ruang lingkup
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antara pemegang izin dengan KPHP Model
Kendilo yang akan dilaksanakan pada beberapa aspek sebagai berkut:
Tabel V-25. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi KPHP Model Kendilo denganPemegang Izin
No Aspek Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi
1 Perencanaan
Sinkronisasi data dan informasi hasil inventarisasi (biofisik,ekonomi dan sosial budaya);
Kepastian batas kawasan dan batas wilayah kelola; Integarasi rencana pengelolaan antara pemegang izin
pemanfaatan (RKU, AMDAL dan RKT), izin penggunaankawasan hutan (rencana kegiatan dan izin pinjam pakai danAMDAL) dan Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo (RPJP);
Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan teknisperencanaan pada pemegang ijin yang akan dilaksanakan olehKPHP Model Kendilo.
2 Pemanfaatan danPenggunaan Kawasan
Sinkronisasi data dan informasi pelaksanaan pemanfaatan danpenggunaan kawasan hutan;
Sistim silvikultur yang dipergunakan dalam pemanfaatan hasilhutan kayu;
Kemitraaan dalam pemanfaatan hasil hutan antara lainpemanfaatan limbah, HHBK dan jasa lingkungan;
Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaan teknispemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan yang akandilaksanakan oleh KPHP Model Kendilo.
3Perlindungan danKonservasi Sumber DayaAlam
Sinkronisasi data dan informasi terkait pelaksanaan kegiatanperlindungan hutan serta pengelolaan kawasan-kawasanlindung;
Pemetaan kawasan lindung dan kawasan rawan keamananhutan;
Kemitraaan dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan dankonservasi SDA;
Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaanperlindungan dan konservasi SDA oleh KPHP Model Kendilo.
4 Rehabilitasi Hutan danLahan (RHL)
Sinkronisasi dan koordinasi terkait pelaksanaan kegiatan RHLyang dilaksanakan oleh pemegang izin;
Kemitraaan dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan RHL;
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-63
No Aspek Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi
Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pelaksanaankegiatan RHL oleh KPHP Model Kendilo.
5 Pemberdayaanmasyarakat
Sinkronisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatanpemberdayaan masyarakat antar pemegang izin dan KPHPModel Kendilo;
Fasilitasi kemitraaan dan integrasi program/kegiatan dalamrangka pemberdayaan masyarakat;
Monitoring dan evaluasi serta pembinaan pemberdayaanmasyarakat oleh KPHP Model Kendilo.
6 Pengembangan Investasi
Sebagai penyedia data dan potensi pengembangan investasidalam KPHP Model Kendilo.
Membangun kemitraan dalam pemanfaatan wilayah tertentuKPHP Model Kendilo;
Membangun kemitraan dengan pemegang izin dalampemanfaatan kawasan hutan, HHBK dan jasa lingkungan padaizin pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK-HT).
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan sinkronisasi dan koordinasi maka
perlu dibangun tata hubungan kerja antara pemegang izin pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan dengan KPHP Model Kendilo. Norma, standar, prosedur
dan kriteria (NSPK) sinkonisasi dan koordinasi perlu dibangun melalui regulasi yang
jelas.
Adapun penjabaran kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Pemegang
Izin selama kurun waktu 2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-64
Tabel V-26. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi dengan Pemegang Izin selama kurun waktu 2017 – 2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.8.1 Perencanaan
1.
Sinkronisasi data daninformasi hasilinventarisasi (biofisik,ekonomi dan sosialbudaya)
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper lima
tahun
Tersusun Dokumensinkronisasi data daninformasi dari hasilinventarisasi biofisikdan sosekbudwilayah
50 25 25
2. Kepastian batas kawasandan batas wilayah kelola
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
125 KmDokumen panjangbatas kawasan danbatas wilayah kelola
50 25 25
3.
Integrasi rencanapengelolaan antarapemegang izinpemanfaatan (RKU,AMDAL dan RKT), ijinpenggunaan kawasanhutan (rencana kegiatanizin pinjam pakai danAMDAL) dan RPHJP KPHPModel Kendilo
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
5 Dokumenper tahun
Jumlah dokumenintegrasi rencanapengelolaan antarapemegang izindengan rencanapengelolaan KPHPModel Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4.
Monitoring dan evaluasiserta pembinaanpelaksanaan teknisperencanaan padapemegang izin yang akandilaksanakan oleh KPHPModel Kendilo
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
1 kali pertahun
Terlaksananyamonev danpembinaanpelaksanaan teknisperencanaan padapemegang izin olehKPHP Model Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-65
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.8.2 Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan
5.
Sinkronisasi data daninformasi pelaksanaanpemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 DokumenSinkronisasiper tahun
Jumlah dokumensinkronisasi data daninformasipelaksanaanpemanfaatan danpenggunaankawasan hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6.Sistem silvikultur yangdipergunakan dalampemanfaatan HHK
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 lokasi
Terbangunnya sistemsilvikultur yangdipergunakan dalampemanfaatan HHK
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7.
Kemitraan dalampemanfaatan hasil hutanantara lain pemanfaatanlimbah, HHBK dan jasling
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
5 kelompoktani hutankemitraan
Jumlahterbangunnyakemitraan dalampemanfaatan HHantara lainpemanfaatan limbah,HHBK dan jasling
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
8.
Monitoring dan evaluasiserta pembinaanpelaksanaan teknispemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan oleh KPHP ModelKendilo
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 kali pertahun
Terlaksananyamonitoring danevaluasi sertapembinaanpelaksanaan teknispemanfaatan danpenggunaankawasan hutan olehKPHP Model Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-66
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.8.3PenyelenggaraanKonservasi Sumber DayaAlam
1.
Sinkronisasi data daninformasi terkaitpelaksanaan kegiatanperlindungan hutan sertapengelolaan kawasanlindung
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper lima
tahun
Tersusunnyadokumensinkronisasi data daninformasi terkaitpelaksanaankegiatanperlindungan hutanserta pengelolaankawasan lindung
50 25 25
2.Pemetaan kawasanlindung dan kawasanrawan keamanan hutan
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 Peta
Terlaksananyapemetaan kawasanlindung dan kawasanrawan keamananhutan
50 25 25
3.
Kemitraaan dalampelaksanaan kegiatanperlindungan dankonservasi SDA
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
5 kelompoktani hutankemitraan
Terbangunnyakemitraan dalampelaksanaankegiatanperlindungan dankonservasi SDA
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
4.
Monitoring dan evaluasiserta pembinaanpelaksanaanperlindungan dankonservasi SDA oleh KPHPModel Kendilo
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 kali pertahun
Terlaksananyamonitoring danevaluasi sertapembinaanpelaksanaanperlindungan dankonservasi SDA olehKPHP Model Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-67
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.8.4 Rehabilitasi Hutan danLahan (RHL)
1.
Sinkronisasi dankoordinasi terkaitpelaksanaan kegiatan RHLyang dilaksanakan olehpemegang izin
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper lima
tahun
Tersusunnyadokumensinkronisasi data daninformasi terkaitpelaksanaankegiatan RHL yangdilaksanakan olehPemegang ijin
50 50
2. Pemetaan kawasanpotensi RHL
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 PetaTerlaksananyapemetaan kawasanpotensi RHL
50 25 25
3.Kemitraaan dalampelaksanaan kegiatankegiatan RHL
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
5 kelompoktani hutankemitraan
Terbangunnyakemitraan dalampelaksanaankegiatan kegiatanRHL
200 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
4.
Monitoring dan evaluasiserta pembinaanpelaksanaan kegiatan RHLoleh KPHP Model Kendilo
Wilayah Izin PemanfaatanHutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
2 kali pertahun
TerlaksananyaMonitoring &evaluasi sertapembinaanpelaksanaankegiatan RHL olehKPHP Model Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5.8.5 PemberdayaanMasyarakat
a.
Sinkronisasi dankoordinasi pelaksanaankegiatan pemberdayaanmasyarakat antarpemegang ijin dan KPHP
Desa-desa sekitar wilayahIzin Pemanfaatan Hutandan Penggunaan KawasanHutan di wilayah KPHPModel Kendilo
1 Dokumenper lima
tahun
Tersusunnyadokumensinkronisasi dankoordinasipelaksanaan
50 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-68
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Model Kendilo kegiatanpemberdayaanmasyarakat antarpemegang ijin danKPHP Model Kendilo
b.
Fasilitasi kemitraaan danintegrasiprogram/kegiatan dalamrangka pemberdayaanmasyarakat
Desa-desa sekitar wilayahIzin Pemanfaatan Hutandan Penggunaan KawasanHutan di wilayah KPHPModel Kendilo
10kelompoktani hutankemitraan
Terlaksananyafasilitasi Kemitraaandan integarasiprogram/ kegiatandalam rangkapemberdayaanmasyarakat
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
c.
Monitoring dan evaluasiserta pembinaanpemberdayaanmasyarakat oleh KPHPModel Kendilo
Desa-desa sekitar wilayahIzin Pemanfaatan Hutandan Penggunaan KawasanHutan di wilayah KPHPModel Kendilo
2 kali pertahun
TerlaksananyaMonitoring &evaluasi sertapembinaanpemberdayaanmasyarakat olehKPHP Model Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5.8.6 Pengembangan Investasi
1.
Sebagai penyedia datadan potensipengembangan investasidalam KPHP ModelKendilo
Pemegang IzinPemanfaatan Hutan danPenggunaan KawasanHutan di wilayah KPHPModel Kendilo
2 UM
Terlaksananya peransebagai penyediadata dan potensipengembanganinvestasi dalam KPHPModel Kendilo
15 5 5 5
4.
Membangun kemitraandalam pemanfaatanwilayah tertentu KPHPModel Kendilo
Wilayah tertentu KPHPModel Kendilo
2 Lokasikemitraan
Jumlah lokasiterbangunnyaKemitraan dalampemanfaatanWilayah tertentuKPHP Model Kendilo
1.000 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
3. Membangun kemitraan Wilayah Izin Pemanfaatan 2 Lokasi Jumlah lokasi 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-69
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta) WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
dengan pemegang izindalam pemanfaatankawasan hutan, HHBKdan jasling pada IUPHHK-HT.
Hutan dan PenggunaanKawasan Hutan diwilayah KPHP ModelKendilo
terbangunnyakemitraan denganpemegang ijin dalampemanfaatanKawasan Hutan,HHBK dan Jasalingkungan pada Ijinpemanfaatan HasilHutan Kayu (IUPHHK-HT).
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-70
5.9. Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan Instansidan Stakeholder Terkait
Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan parapihak terkait merupakan salah
satu prasyarat keberhasilan KPHP Model Kendilo dalam mewujudkan visi dan misi
pengelolaannya, mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan baik dari sisi SDM dan
kelembagaan, kewenangan serta akses pendanaan. Berdasarkan hasil analisis
pemangku kepentingan yang dilakukan oleh KPHP Model Kendilo, teridentifikasi
beberapa para pihak kunci yang berhubungan dengan KPHP Model Kendilo sebagai
berikut:
Tabel V-27. Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasi Parapihak pada Wilayah KelolaKPHP Model Kendilo
No Parapihak Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasiyang akan dilaksanakan
1 Kementerian Kehutanana. Ditjen Planologi
Kehutanan dan TataLingkungan, serta BPKHWilayah IV Samarinda
Data dan informasi status dan fungsi kawasan hutan sertapemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan;
Penetapan dan revisi wilayah KPH; Penyiapan kelembagaan (fasilitasi SDM dan sarana
prasarana); Inventarisasi, tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan KPHP Model Kendilo; Penetapan wilayah izin pinjam pakai kawasan hutan; Monitoring dan pemantauan izin pinjam pakai kawasan
hutan; Tata batas dan pengukuhan kawasan hutan; Regulasi dan NSPK pembangunan KPH.
b. Ditjen PHPL dan BPHPSamarinda
Pemanfaatan kawasan hutan produksi pada wilayahtertentu yang akan dilaksanakan oleh KPHP ModelKendilo;
Penyusunan rencana bisnis KPH; Penyiapan kelembagaan (fasilitasi SDM dan sarana
prasarana; Regulasi dan NSPK pemanfaatan kawasan hutan produksi; Monitoring dan pemantauan izin pemanfaatan kawasan
hutan. Konvergensi kegiatan dan penganggaran pembangunan
KPHP; Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
(RPHJP) KPHP;c. Ditjen PSKL dan BPDASHL Penyusunan RHL pada wilayah KPHP;
Pengembangan perhutanan sosial (HD, HKm, HTR,Kemitraan Kehutanan);
Peningkatan SDM terkait RHL dan perhutanan sosial; Regulasi dan NSPK pelaksanaan RHL dan perhutanan
sosial.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-71
No Parapihak Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasiyang akan dilaksanakan
Fasilitasi penyelesaian konflik tenurial pada wilayahKPHP.
d. Ditjend KSDAE danBKSDAE
Pengelolaan kawasan lindung dan keanekaragamanhayati yang dilindungi;
Pengamanan dan perlindungan hutan.e. BP2SDM Fasilitasi SDM KPHP melalui Bhakti Sarjana Kehutanan
(Basarhut) dan SMK Kehutanan yang selanjutnya akanmenjadi Bhakti Rimbawan;
Peningkatan SDM KPHP (pelatihan dan training); Regulasi dan NSPK SDM KPHP.
f. Biro PerencanaanKementerian Kehutanan
Pengalokasian anggaran DAK-Kehutanan untukpembangunan KPH.
g. Balai BesarDopterocarpaceaeSamarinda
Data dan informasi terkait hasil-hasil penelitian; Pengelolaan KHDTK (Kawasan Hutan dengan Tujuan
Khusus); Kemitraan pengamanan dan perlindungan hutan.
2 Dinas Kehutanan ProvinsiKalimantan Timur
Validasi dan informasi kehutanan; Pengalokasi Anggaran Dekonsentrasi Kehutanan untuk
Pembangunan KPHP; Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
Kawasan hutan. Pelaksanaan RHL; Fasilitasi kelembagaan (SDM dan sarana prasarana); Tata hubungan kerja dan sinkronisasi tupoksi.
3 Dinas Pertambangan ProvinsiKaltim
Data dan informasi terkait izin pertambangan dan pinjampakai di wilayah KPHP Model Kendilo;
Monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan danpinjam pakai.
4 Dinas Pertanian danPerkebunan Provinsi Kaltim
Validasi dan informasi terkait kegiatan pertanian danperkebunan di kawasan hutan
Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaanKawasan hutan untuk kegiatan pertanian danperkebunan.
5 Dinas Peternakan ProvinsiKaltim
Validasi dan informasi terkait izin pertanian di kawasanhutan
Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaanKawasan hutan untuk kegiatan peternakan.
4 Bappeda Kabupaten Paser Data dan informasi penataan ruang Kabupaten Paser; Pengalokasian APBD dan APBN untuk pembangunan
KPHP.5 BLH Kabupaten Paser Data dan informasi pengelolaan lingkungan (dokumen
AMDAL pemegang izin); Pengelolaan kawasan lindung; Monitoring dan evaluasi pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan terkait aspek lingkungan.7 Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Data dan informasi terkait status hak milik pengelolaan
lahan yang ada pada kawasan hutan; Batas areal transmigrasi yang masuk dalam wilayah KPHP
Model Kendilo; Penyelesaian kasus-kasus tenurial pada wilayah KPHP
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-72
No Parapihak Ruang Lingkup Koordinasi dan Sinkronisasiyang akan dilaksanakan
Model Kendilo.
8 Polres (Polsek Muara Komam,Batu Sopang, Muara Samu,Batu Engau)
Pengamanan dan perlindungan hutan; Penyelesaian konflik-konflik tenurial pada wilayah KPHP
Model Kendilo.9 Pemerintah Kecamatan
(Muara Komam, Batu Sopang,Muara Samu, Batu Engau)
Pemberdayaan masyarakat kampung di sekitar hutan; Penyelesaian konflik tenurial antara masyarakat dengan
pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasanhutan.
10 Perguruan Tinggi (RAKI, TESDUNMUL)
Penelitian dan pengembangan; Pendampingan dalam penyediaan data dan informasi.
111 Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM/NGO)antara lain: GIZ Forclime, TBI,Bioma, Prakarsa Borneo,Setapak
Data dan informasi melalui penelitian-penelitianpengembangan pengelolaan kawasan hutan
Pendampingan dan peningkatan kapasitas pemegang ijinpemanfaatan hutan untuk sertifikasi
Pendampingan masyarakat dalam membangun kemitraanpengelolaan kawasan hutan
Pengembangan metode dan teknologi pengelolaankawasan hutan
Pendampingan KPHP-Model Kendilo dalam peningkatankapasitas dan pengembangan pengelolaan kawasanhutan
11 Kelompok-kelompokmasyarakat dan lembagaantara lain: Forum CSR,lembaga adat desa.
Pemberdayaan masyarakat desa di sekitar hutan; Penyelesaian konflik tenurial antara masyarakat dengan
pemegang izin pemanfaatan dan penggunaan kawasanhutan;
Membangun kemitraan antara pemegang izin dan KPHPModel Kendilo;
Monitoring pengelolaan SDA secara partisipatif.
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait
dengan KPHP Kendilo untuk mensinergikan, mengintegrasi dan mengelaborasi
program dan kegiatan KPHP Model Kendilo, sekaligus mengkomunikasi keberadaan,
tugas, pokok dan fungsi dari KPHP Kendilo, karena itu perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi dan inventarisasi stakeholder yang melakukan kegiatan di
wilayah KPHP Model Kendilo lebih detail termasuk kewenangannya terkait
pembangunan KPHP Model Kendilo.
2. Melakukan integrasi program dan kegiatan dengan instansi dan Stakeholders
terkait.
3. Melakukan pengembangan program bersama dan pembentukan forum
komunikasi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-73
Adapun penjabaran kegiatan Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
parapihak terkait selama kurun waktu 2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-74
Tabel V-28. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait di Wilayah KPHP ModelKendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.
Melakukan identifikasidan inventarisasistakeholder yangmelakukan kegiatan diwilayah KPHP ModelKendilo lebih detailtermasukkewenangannya terkaitpembangunan KPHPModel Kendilo
Wilayah Kelola KPHPModel Kendilo 1 Dokumen
TersusunDokumenidentifikasi daninventarisasistakeholder yangmelakukankegiatan diwilayah KPHPModel Kendilo
50
25 25
2.
Melakukan integrasiprogram dan kegiatandengan instansi danparapihak
Kantor KPHP ModelKendilo
2Pertemuan
per tahun
Terlaksananyapertemuanpengintegrasianprogram dankegiatan denganinstansi danStakeholdersterkait
50
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3.Melakukanpengembangan programbersama
Wilayah KPHP ModelKendilo
> 2 Programper tahun
Terlaksananya 2pengembanganprogram bersama
15015 15 15 15 15 15 15 15 15 15
4. Pembentukan forumkomunikasi
Kantor KPHP ModelKendilo
1 kalisetahun
Terbentuknyaforum komunikasiantarstakeholders
150
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-75
Dalam rangka efektifitas pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
stakeholder terkait maka perlu dibangun forum bersama antara stakeholder
berdasarkan simpul-simpul kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam konteks
koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder yang terkait telah dibentuk
Forum Komunikasi CSR Kabupaten Paser yang dapat dijadikan sarana komunikasi
antar pihak. Forum ini akan menjadi wadah untuk mengiventarisasi kegiatan-kegiatan
kemitraan yang dapat dikembangkan secara tri partit yaitu KPHP Model Kendilo, Unit
Manajemen dan Kelompok Tani Hutan.
5.10. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM1. Penyediaan SDM
KPHP Model Kendilo merupakan lembaga yang terhitung masih proses transisi
kelembagaan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi dengan kondisi SDM
yang masih sangat terbatas. Berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan
aparatur/personil maka perlu dilakukan penyusunan rencana SDM KPHP Model
Kendilo yang disesuaikan dengan beban kerja dan jumlah aparatur yang dibutuhkan,
dan secara simultan dilakukan penambahan personil untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Dalam rangka memastikan KPHP Model Kendilo beroperasi secara maksimal
maka prioritas penyediaan SDM minimal yang akan dilakukan pada priode 2017-2026
adalah sebagai berikut.
Tabel V-29. Prioritas Rencana Pemenuhan SDM KPHP-Model Kendilo
No Jabatan PendidikanMinimal Kebutuhan
Tersedia SekarangJumlah Kualifikasi
1 Kepala KPHP S2 1 1 S2
2 KaSubBag TU S1 1 1 S1
3 Kasi 1 S1 1 - -4 Kasi 2 S1 1 - -5 Staf Perencanaan S1 2 2 S1
6 Staf AdministrasiUmum
SMK Kehutanan/SLTA 2 1 S1
7 Staf Pelaksana SMK Kehutanan/SLTA 15 4 SMK Kehutanan
8 Kepala Resort SMK Kehutanan/SLTA 3 - -
9 Polhut SMK Kehutanan/SLTA 12 - -
Jumlah 38 9
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-76
Kebutuhan aparatur/personil KPHP Model Kendilo diharapkan sudah terisi
sejak tahun 2017 seiring dengan proses transisi kelembagaan KPHP Model Kendilo
dari pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk
pengisian aparatur/personil jabatan struktural akan disusu berdasarkan tipe A
lembaga UPTD lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Tahapan
kebutuhan aparatur/personil disusun dengan mempertimbangkan kemampuan
pembiayaan dari pemerintah provinsi, yang diharapkan sudah terisi lengkap dalam
tiga tahap sebagai berikut :
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 - 2026
No Jabatan Kebutuhan Tahap I(2017-2018)
Tahap II(2019-2020)
Tahap III(2021-2022)
1 Kepala KPHP 1 1 - -2 KaSubBag TU 1 1 - -3 Kasi 1 1 1 - -4 Kasi 2 1 1 - -5 Staf Perencanaan 2 2 - -6 Staf Administrasi Umum 2 1 1 -7 Staf Pelaksana 15 8 4 38 Kepala Resort 3 3 - -9 Polhut 12 6 3 3
Jumlah 38 24 8 6
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 -
2026
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-76
Kebutuhan aparatur/personil KPHP Model Kendilo diharapkan sudah terisi
sejak tahun 2017 seiring dengan proses transisi kelembagaan KPHP Model Kendilo
dari pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk
pengisian aparatur/personil jabatan struktural akan disusu berdasarkan tipe A
lembaga UPTD lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Tahapan
kebutuhan aparatur/personil disusun dengan mempertimbangkan kemampuan
pembiayaan dari pemerintah provinsi, yang diharapkan sudah terisi lengkap dalam
tiga tahap sebagai berikut :
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 - 2026
No Jabatan Kebutuhan Tahap I(2017-2018)
Tahap II(2019-2020)
Tahap III(2021-2022)
1 Kepala KPHP 1 1 - -2 KaSubBag TU 1 1 - -3 Kasi 1 1 1 - -4 Kasi 2 1 1 - -5 Staf Perencanaan 2 2 - -6 Staf Administrasi Umum 2 1 1 -7 Staf Pelaksana 15 8 4 38 Kepala Resort 3 3 - -9 Polhut 12 6 3 3
Jumlah 38 24 8 6
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 -
2026
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-76
Kebutuhan aparatur/personil KPHP Model Kendilo diharapkan sudah terisi
sejak tahun 2017 seiring dengan proses transisi kelembagaan KPHP Model Kendilo
dari pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Untuk
pengisian aparatur/personil jabatan struktural akan disusu berdasarkan tipe A
lembaga UPTD lingkup Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Tahapan
kebutuhan aparatur/personil disusun dengan mempertimbangkan kemampuan
pembiayaan dari pemerintah provinsi, yang diharapkan sudah terisi lengkap dalam
tiga tahap sebagai berikut :
Tabel V-30. Tahapan Pemenuhan Aparatur SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 - 2026
No Jabatan Kebutuhan Tahap I(2017-2018)
Tahap II(2019-2020)
Tahap III(2021-2022)
1 Kepala KPHP 1 1 - -2 KaSubBag TU 1 1 - -3 Kasi 1 1 1 - -4 Kasi 2 1 1 - -5 Staf Perencanaan 2 2 - -6 Staf Administrasi Umum 2 1 1 -7 Staf Pelaksana 15 8 4 38 Kepala Resort 3 3 - -9 Polhut 12 6 3 3
Jumlah 38 24 8 6
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Gambar V-3. Rencana Struktur dan Pembagian SDM KPHP-Model Kendilo selama 2017 -
2026
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-77
2. Peningkatan Kapasitas AparaturDisamping pemenuhan kebutuhan jumlah aparatur, pengembangan aparatur
juga perlu dilakukan baik struktural maupun fungsional. Pendidikan dan latihan
struktural tentunya telah baku ditetapkan oleh Badan Diklat Daerah. Pendidikan teknis
fungsional untuk tenaga lapangan perlu dirancang untuk dapat difasilitasi agar
penyelenggaraan pengelolaan hutan semakin berkualitas. Berbagai pendidikan dan
latihan ini yang dibutuhkan diantaranya Diklat perencanaan hutan, diklat polisi
kehutanan, Diklat Pengawas Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Wasganis
PHPL) meliputi Wasganis Canhut (Perencanaan), Wasganis Nenhut (Pemanenan
Hutan), Wasganis PKB (Penguji Kayu Bulat), Wasganis Binhut (Pembinaan Hutan),
Diklat Pengelolaan Kawasan Lindung Dan Konservasi, Diklat Penatausahaan Hasil
Hutan Kayu, Diklat Pengolahan Hasil Hutan Kayu Dan Non Kayu, Diklat Resolusi Dan
Manjemen Konflik, Diklat GIS dan Perpetaan serta Lainnya.
Tabel V-31. Prioritas Kebutuhan Peningkatan SDM KPHP Model Kendilo
No Uraian Diklat Jumlah Tahapan Pelatihan
Tahap I(2017-2018)
Tahap II(2019-2020)
Tahap III(2021-2022)
A Diklat Struktural
1. Diklat Kepala KPH 1 1
2. Diklat Perencanaan Hutan 3 1 1 1
3. Diklat Kepala RPH 3 1 1 1
B Jabatan FungsionalPerencanaan Hutan
1. Diklat Perencanaan Hutan(Wasganis Canhut)
4 2 2 -
2. Diklat Pengukuran danPerpetaan (GIS)
12 4 4 4
Perlindungan Hutan &Konservasi SDA1. Diklat Polisi Kehutanan 12 6 3 32. Diklat PPNS Kehutanan 4 2 2 -3. Diklat Pengendali Ekosistem
Hutan (PEH)2 1 1 -
4. Diklat Pengendali KonflikTenurial
2 1 1 -
5. Diklat Pengendali KebakaranHutan 5 2 2 1
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-78
No Uraian Diklat Jumlah Tahapan Pelatihan
Tahap I(2017-2018)
Tahap II(2019-2020)
Tahap III(2021-2022)
Pemanfaatan dan MonevPerizinan1. Wasganis Pemanenan Hutan 2 1 1 -2. Wasganis Pengukuran Kayu
Bulat (PKB)2 1 1 -
RHL dan Perhutanan Sosial
1. Pengelola Persemaian 2 1 1 -2. Pemberdayaan masyarakat
dan penyuluhan2 1 1 -
C Kebutuhan Khusus
1. Diklat Pengelola Bisnis KPH 2 1 1 -2. Diklat Pengelola Keuangan 2 1 1 -
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-79
Tabel V-32. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan dan Peningkatan SDM di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1. Penyediaan SDM Kantor KPHP ModelKendilo 33 Orang
Jumlah aparatursesuaikompetensi yangdibutuhkanterpenuhi
1.800
500 500 250 250 150 150
2. Peningkatan kapasitasaparatur
Kantor KPHP ModelKendilo 60 Diklat
Jumlah aparaturyang mengikutiPendidikan danpelatihan sesuaikebutuhanterpenuhi
360
60 60 60 60 60 60
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-80
5.11. Penyediaan PendanaanPerencanaan pembiayaan harus dilakukan secara terpadu antara pemerintah,
pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota untuk efisiensi dan menghindari
pengadaan suatu sarana prasarana tumpang tindih. Pembiayaan dengan sumber dana
APBN, selain digunakan untuk pembangunan sarana prasarana juga dimungkinkan
untuk membiayai kegiatan pengelolaan hutan. Menggunakan KPH sebagai bagian
penguatan system pengurusan hutan dengan mewujudkan integrasi program atau
konvergensi program kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota (rehabilitasi,
inventarisasi, pemberdayaan masyarakat, dll.), sehingga diperoleh sinergisitas
kegiatan pembangunan kehutanan. Dengan banyaknya aktivitas kegiatan kehutanan
di lokasi KPH, maka secara otomatis akan menarik para rimbawan muda untuk bekerja
di lapangan.
Selama jangka waktu lima tahun pengelolaan awal, sumber pendanaan
pembangunan KPHP Kendilo diharapkan berasal dari APBN, DBH-DR Kehutanan,
DAK bidang kehutanan, DAU (pendamping DAK), dan APBD murni Prov. Kaltim.
Proses pendanaan pemerintah diusulkan melalui usulan kegiatan yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) pemerintah per tahun. Penggalian
sumber pembiayaan dari sumber lain yang syah dan tidak mengikat sangat
dimungkinkan, dengan menyampaikan program peluang investasi yang telah disusun
sesuai dengan rencana pengelolaan jangka panjang kepada lembaga donor. Pada
tahal awal ini, prinsip pendanaan dari pemerintah dan lembaga donor dijadikan modal
investasi awal untuk membangun kemantapan kelembagaan dan sarana prasarana.
Pada tahap lima tahun kedua ( Tahun 2022 – 2026), KPHP Model Kendilo sudah
harus mandiri dengan sumber pendanaan berasal dari hasil investasi dan bagi hasil
kemitraan. Dana pemerintah maupun lembaga donor hanya bersifat pendamping atau
fasilitasi non fisik. Investasi yang dikembangkan terutama pada wilayah tertentu untuk
pemanfaatan HHK-HT, jasa lingkungan dan HHBK dengan menjalin kerja sama
dengan pihak investor / swasta. Bagi hasil kemitraan di peroleh dari hasil panen produk
agroforestry dan sejenisnya di wilayah blok pemberdayaan masyarakat, dengan tetap
mengutamakan kelompok tani hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-81
Skema tahapan sumber pendanaan KPHP Model Kendilo ditampilkan sebagai
berikut :
Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP-Model Kendilo
Dana pemerintah direncanakan mendukung kegiatan KPHP Kendilo mencapai
90 % dan dimungkinkan dana lembaga donor mencapai 10%. Target kemandirian
KPHP Model Kendilo akan dicapai pada tahun 2022 dimana saat itu semua dana
pemerintah pada 5 tahun sebelumnya sudah menjadi investasi sarana-prasarana
usaha produktif sehingga menginjak tahun ke-6 (2022) sudah menghasilkan
pendapatan sendiri mencapai 70% yang bersumber dari investasi dan bagi hasil
kemitraan/kerja sama. Sisanya 20% tetap berasal dari dana pemerintah untuk biaya
gaji aparatur dan 10% dari lembaga donor untuk kegiatan penguatan/fasilitasi non fisik.
Beberapa kegiatan penyediaan dana KPHP Model Kendilo adalah :
1. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran tahunan SKPD Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur untuk dana APBD Provinsi.
2. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran kementerian/lembaga untuk Dana
APBN melalui Balai Pengelolaan hutan Produksi Wilayah XI Samarinda.
3. Pengusulan proposal kegiatan ke lembaga donor.
4. Pengusulan proposal bisnis/kerja sama investasi dengan investor/swasta untuk
pemanfaatan wilayah tertentu.
5. Pengaturan besaran bagi hasil kemitraan KPHP Model Kendilo dengan kelompok
tani hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-81
Skema tahapan sumber pendanaan KPHP Model Kendilo ditampilkan sebagai
berikut :
Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP-Model Kendilo
Dana pemerintah direncanakan mendukung kegiatan KPHP Kendilo mencapai
90 % dan dimungkinkan dana lembaga donor mencapai 10%. Target kemandirian
KPHP Model Kendilo akan dicapai pada tahun 2022 dimana saat itu semua dana
pemerintah pada 5 tahun sebelumnya sudah menjadi investasi sarana-prasarana
usaha produktif sehingga menginjak tahun ke-6 (2022) sudah menghasilkan
pendapatan sendiri mencapai 70% yang bersumber dari investasi dan bagi hasil
kemitraan/kerja sama. Sisanya 20% tetap berasal dari dana pemerintah untuk biaya
gaji aparatur dan 10% dari lembaga donor untuk kegiatan penguatan/fasilitasi non fisik.
Beberapa kegiatan penyediaan dana KPHP Model Kendilo adalah :
1. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran tahunan SKPD Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur untuk dana APBD Provinsi.
2. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran kementerian/lembaga untuk Dana
APBN melalui Balai Pengelolaan hutan Produksi Wilayah XI Samarinda.
3. Pengusulan proposal kegiatan ke lembaga donor.
4. Pengusulan proposal bisnis/kerja sama investasi dengan investor/swasta untuk
pemanfaatan wilayah tertentu.
5. Pengaturan besaran bagi hasil kemitraan KPHP Model Kendilo dengan kelompok
tani hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-81
Skema tahapan sumber pendanaan KPHP Model Kendilo ditampilkan sebagai
berikut :
Gambar V-4. Skema Tahapan Penyediaan Pendanaan KPHP-Model Kendilo
Dana pemerintah direncanakan mendukung kegiatan KPHP Kendilo mencapai
90 % dan dimungkinkan dana lembaga donor mencapai 10%. Target kemandirian
KPHP Model Kendilo akan dicapai pada tahun 2022 dimana saat itu semua dana
pemerintah pada 5 tahun sebelumnya sudah menjadi investasi sarana-prasarana
usaha produktif sehingga menginjak tahun ke-6 (2022) sudah menghasilkan
pendapatan sendiri mencapai 70% yang bersumber dari investasi dan bagi hasil
kemitraan/kerja sama. Sisanya 20% tetap berasal dari dana pemerintah untuk biaya
gaji aparatur dan 10% dari lembaga donor untuk kegiatan penguatan/fasilitasi non fisik.
Beberapa kegiatan penyediaan dana KPHP Model Kendilo adalah :
1. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran tahunan SKPD Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur untuk dana APBD Provinsi.
2. Pengusulan rencana kegiatan dan anggaran kementerian/lembaga untuk Dana
APBN melalui Balai Pengelolaan hutan Produksi Wilayah XI Samarinda.
3. Pengusulan proposal kegiatan ke lembaga donor.
4. Pengusulan proposal bisnis/kerja sama investasi dengan investor/swasta untuk
pemanfaatan wilayah tertentu.
5. Pengaturan besaran bagi hasil kemitraan KPHP Model Kendilo dengan kelompok
tani hutan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-82
Tabel V-33. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Penyediaan Pendanaan di KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.
Pengusulan rencanakegiatan dan anggarantahunan SKPD utk DanaAPBD Provinsi
Dinas Kehutanan ProvinsiKalimantan Timur
1 Dokumenper tahun
Tersusundokumen RKAdan ditetapkanDPA kegiatanKPHP ModelKendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2.
Pengusulan rencanakegiatan dan anggarankementerian/lembagauntuk DANA APBN
BPHP Wilayah XISamarinda
1 Dokumenper tahun
Tersusundokumen RKA-KLdan ditetapkanDPA kegiatanKPHP ModelKendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3.Pengusulan proposalkegiatan ke lembagadonor
Lembaga Donor terkait 3 Dokumen
Tersusundokumenproposal dandisetujui olehlembaga donor
10 5 5
4.
Pengusulan proposalbisnis/kerja samainvestasi denganinvestor/swasta untukpemanfaatan wilayahtertentu
Investor dan KPHP ModelKendilo
10Dokumen
Tersusundokumenproposal danPersetujuan kerjasama investasi
15 5 5 5
5.
Pengaturan besaran bagihasil kemitraan KPHPModel Kendilo dengankelompok tani hutan
KPHP Model Kendilo 20Dokumen
Persetujuandokumenkemitraan danbesaran bagi hasil
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-83
5.12. Pengembangan DatabaseTujuan umum pengembangan sistem database dan informasi KPHP Model
Kendilo adalah untuk menyediakan data dan informasi yang dapat diakses dengan
mudah oleh para stakeholders untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembangunan kehutanan. Selain itu, database sebagai materi promosi investasi
dengan menyediakan data potensi wilayah kelola KPHP Model Kendilo serta peluang
investasi. Database bermanfaat pula tntuk menyediakan data dan informasi dalam
rangka penelitian dan pengembangan wilayah kelola KPHP Model Kendilo.
Database ini disusun secara sistematik dan berbasis komputerisasi internet
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengadaan peralatan pendukung database (Komputer, program dan jaringan
internet)
2. Pengelolaan database biogeofisik, sosial ekonomi budaya, pemanfaatan dan
penggunaan kawasan hutan.
3. Pembangunan database kehutanan berbasis Sistem Informasi Geografis (spasial).
4. Penyusunan protokol dan mekanisme pertukaran data.
5. Pembangunan sistem komputerisasi dan internet.
Jenis data dan informasi wilayah kelola KPHP Kendilo untuk mendukung sistem
informasi kehutanan secara berjenjang dan terintegrasi meliputi jenis data
sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel V-33. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo dalam Mendukung SistemInformasi Kehutanan di Tingkat KPH
No Jenis Data Uraian Jenis Data1. Kawasan dan
Potensi Hutan1. Luas dan letak wilayah kelola KPHP Kendilo2. Potensi Hasil Hutan Kayu dan Hasil Hutan Bukan Kayu3. Luas areal tertutup dan tidak tertutup hutan4. Luas dan letak areal penggunaan kawasan hutan dan pemanfaatan hutan5. Jenis flora dan fauna6. Gangguan kemanan hutan7. Lokasi dan luas areal kebakaran hutan8. Perlindungan hutan
2. RehabilitasiLahan Kritis
1. Lokasi dan luas lahan kritis berdasarkan DAS2. Laju deforestasi dan degradasi3. Hasil rehabilitasi hutan dan lahan4. Luas dan kegiatan reklamasi hutan5. Pengembangan kegiatan perbenihan
3. PemberdayaanMasyarakat
1. Lokasi dan luas hutan desa2. Jumlah, letak dan luas areal HTR, HKm.3. Pengembangan PHBM dan Jasa Lingkungan4. Pengelolaan ekonomi dan peningkatan usaha masyarakat disekitar hutan.
4. Tata KelolaKehutanan
1. Jumlah Personil (Pns Dan Non Pns)2. Alokasi Dan Realisasi Anggaran3. Sarana Dan Prasarana Pegelolaan Hutan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-84
No Jenis Data Uraian Jenis Data4. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit Kinerja5. Penyuluhan Kehutanan6. Hasil hasil Penelitian
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Pengembangan database ini akan membutuhkan tenaga staf khusus yang
mengelola IT di kantor KPHP Model Kendilo dan kebutuhannya di awal tahun 2017
seiring dengan penyediaan sarana dan prasarana berupa satu komputer IT dengan
jaringan internet, dengan rencana sebagai berikut :
Tabel V-35. Kebutuhan SDM dan Perangkat Sistem Informasi Database KPHP-Model Kendilo
No Kebutuhan Jumlah Tahun Kebutuhan2017 - 2018
1 Operator SIG 1 Org 12 Operator Website dan IT 1 Org 13 Komputer Server 1 Unit 14 Komputer SIG 1 Unit 14 Komputer Website/IT 1 Unit 15 Jaringan Internet 1 line/20 Gb 16 Program IT 1 Program 1
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Keberadaan sistem informasi database akan mendukung penyelenggaran
pengelolaan hutan di tingkat tapak sesuai dengan tugas-tugas KPHP Model Kendilo
yang disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel V-36. Pengembangan Database KPHP Model Kendilo untuk Mendukung PengelolaanHutan di Tingkat Tapak
No Jenis Data Uraian Jenis Data1 Kegiatan Pengelolaan Hutan - Informasi dan Data Spasial Tata Hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan.- Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)- Informasi Neraca Sumber Daya Hutan (INSDH)- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang- Realisasi dan kemajuan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Pendek2 Pencatatan kegiatan fisik
pengelolaan sumber dayahutan
Mengakomodasi pencatatan proses, prosedur dan pelaksanaanpengelolaan hutan baik yang dilaksanakan sendiri KPHP Kendiloatau pun pemegang izin, meliputi seluruh tindakan silvikulturpengelolaan hutan dan tindakan lainya menurut kaidah danatau tujuan pengelolaan hutan lestari
3 Pencatatan pembiayaanpengelolaan sumber dayahutan
Melakukan pencatatan sumber-sumber pembiayaan danrealisasi, proses perhitungan biaya pengelolaan sumber dayahutan, penerimaan dan pengeluaran pada seluruhpemanfaatan hutan/penggunaan hutan
4 Laporan pelaksanaan Menghasilkan laporan kegiatan fisik dan laporan keuangan dari
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-85
No Jenis Data Uraian Jenis Datapengelolaan sumber dayahutan
proses pengelolaan sumber daya hutan yang menjaminakuntabilitas pengelolaan hutan dan keuangan.
Sumber: Hasil analisis data sekunder (2016)
Pencapaian pengembangan data base dalam rencana pengelolaan hutan selama
10 tahun KPHP Model Kendilo diselenggarakan melalui kegiatan sebagaimana dalam
tabel 3.6.
5.13. Rasionalisasi Wilayah KelolaRasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo sangat memungkinkan untuk
dilakukan mengingat pertimbangan sebagai berikut:
1. Konflik Tenurial dan Tumpang Tindih Pemanfaatan KawasaanKeberadaan masyarakat yang secara turun temurun di dalam dan sekitar
kawasan hutan perlu dipertimbangkan untuk enclave kawasan hutan sehingga
kepastian status kawasan terhadap wilayah kelola KPHP Model Kendilo dan
masyarakat akan semakin jelas. Setidaknya ada 20 desa yang pemukimannya berada
di dalam dan di sekitar kawasan hutan KPHP Model Kendilo. Berdasarkan hasil
pemantauan dan data yang terkumpul, serta peta penunjukan Kawasan hutan
beberapa wilayah kawasan hutan yang berada pada wilayah kelola KPHP-Model
Kendilo, masih terdapat beberapa aktivitas masyarakat yang perlu dipertimbangkan
untuk di enclave mengingat konflik tenurial yang terjadi cukup siginifikan.
Selanjutnya, perubahan luasan kawasan hutan akan secara dinamis terus terjadi
mengingat :
a. proses tata batas wilayah provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan
belum selesai sehingga luasan kawasan hutan dan perbedaan kepentingan
peruntukan wilayah hutan antara pemerintah Provinsi Kaltim dengan Kalsel masih
dinamis terjadi.
b. Secara internal, tata batas wilayah pengelolaan oleh izin pemanfaatan hutan dan
penggunaan lahan hutan juga belum selesai semua sehingga proses tata batas
kawasan pengelolaan harus terus dilakukan untuk menghindari tumpang tindih
pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
c. Tata batas kawasan hutan secara fungsional juga belum selesai, terutama pada
fungsi kawasan hutan lindung dan hutan produksi unit I sehingga tugas rumahan
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Samarinda masih terus berlanjut di
bantu oleh KPHP Model Kendilo.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-86
Tabel V-37. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Database KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.
Pengadaan peralatanpendukung database(Komputer Server-SIG-Website,program/software,jaringan internet)
Kantor KPHP ModelKendilo
3 unitkomputer,1 programwebsite, 1
linejaringaninternet
Peralatanpendukungdatabaseterpenuhi
200 100 100
2.
Pengolahan data basebiogeofisik, sosialekonomi budaya,pemanfaatan danpenggunaan kawasanhutan
Kantor KPHP ModelKendilo
DokumenData analog
dan dataspasial ter
updatesetiaptahun
Adanya dokumendata daninformasibiogeofisik dansosekbudmasyarakat,pemanfaatan danpenggunaankawasan hutandalam bentukdata analog danspasial
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3.Pembangunan databasekehutanan berbasis SIG(spasial)
Kantor KPHP ModelKendilo
1 set datatematikspasial
TerbangunnyaSistem InformasiGeografisKehutanan yangmemuat tematikspasial wilayahKPHP ModelKendilo
20 10 10
4.Penyusunan protokol danmekanisme pertukarandata
Kantor KPHP ModelKendilo 1 Dokumen
Tersusunnyadokumen standarprotokol danmekanismepertukaran data
10
5 5
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-87
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PERTAHUN KEGIATAN (x Juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.
Pembangunan sistemkomputerisasi daninternet databasekehutanan
Kantor KPHP ModelKendilo
1 WebsiteKPHP
ModelKendilo
Terbangunnyasystemkomputerisasidan internet database kehutananpada WebsiteKPHP ModelKendilo
10 5 5
6. Implementasi sisteminformasi kehutanan
Kantor KPHP ModelKendilo
JaringanWebsiteinternal
daneksternal
LaunchingWebsite sistemInformasiDatabaseKehutanan KPHPmodel Kendilo
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-88
2. Tingginya Deforestasi dan Degradasi HutanAkibat dari konflik tenurial dan tumpang tindih pemanfaatan kawasan oleh
masyarakat dan perusahaan yang berada di sekitar wilayah KPHP-Model Kendilo,
maka banyak areal yang mengalami deforestasi dan degradasi. Banyak wilayah yang
sudah terbuka dan menjadi semak belukar, hal ini menjadikan potensi kayu pada
wilayah KPHP-Model Kendilo ini sangat kurang. Dengan demikian akan ada
rasionalisasi penentuan blok peruntukan kegiatan pada wilayah KPHP yang mungkin
awalnya blok pemanfaatan HHK-HT akan menjadi blok pemberdayaan untuk
menjembatani wilayah konflik tenurial dengan konsep rehabilitasi – agroforestry.
3. Keluarnya izin baru pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutanWilayah KPHP Model Kendilo memiliki izin pencadangaan HHK-HT PT jaya Bumi
Paser pada hutan produksi yang sewaktu-waktu status perijinan dapat meningkat
menjadi IUPHHK-HT. Disisi lain, wilayah KPHP Model Kendilo menyimpan potensi
cadangan batu bara yang belum tereksploitasi dan beberapa perusahaan tambang
(terbesar PT Kideco Jaya Agung dan PT Batubara Selaras Sapta) yang telah
mengeplot wilayah eksplorasinya. Kondisi demikian sangat berpotensi mengubah
batasan, luasan dan pola peruntukan hutan wilayah KPHP Model Kendilo. Kegiatan
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, umumnya akan mendorong
timbulnya konflik tenurial baru bila tidak segera diantisipasi dari awal. Oleh karenanya
rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo menjadi obyek dampak yang harus
dilakukan dan juga menjadi bagian solusi dari permasalahan yang timbul kemudian.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, akan dilakukan
Rasionalisasi Wilayah KPHP Model Kendilo setiap 10 tahun sekali, melalui evaluasi
efektifitas dan efisiensi pengelolaan yang telah dilakukan. Strategi yang sebaiknya
dilakukan adalah proaktif dalam melakukan koordinasi penjemputan program,
memonitoring perubahan kondisi lapangan dan selalu up to date terhadap status
perijinan dan hasil tata batas. Beberapa kegiatan rencana rasionalisasi wilayah kelola
KPHP Model Kendilo adalah :
1. Menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo per lima tahun.
2. Menyusun bahan evaluasi rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada
tahun ke 10.
3. Menyusun rencana rasionalisasi wilayah kelola untuk dijadikan penetapan RPHJP
KPHP Model Kendilo tahun 2027 – 2036.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-89
4. Pembahasan rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo dengan
stakeholder terkait.
5. Penetapan Rencana Rasionalisasi wilayah Kelola KPHP Model Kendilo pada
RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2027 – 2036.
Adapun rincian rencana rasionalisasi wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017 – 2026 disampaikan dalam tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-90
Tabel V-38. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Rasionalisasi Wilayah Kelola KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.
Menginventarisasi hasilmonitoring dan evaluasiwilayah kelola KPHPModel Kendilo
Wilayah KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper 5 tahun
Tersusunnyadokumeninventarisasi hasilmonitoring danevaluasi wilayahkelola KPHPModel Kendilo
10 10
2.
Menyusun bahan evaluasirasionalisasi wilayahkelola KPHP ModelKendilo pada tahun ke 10.
Kantor KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper 10tahun
Tersusunnyadokumen danpeta evaluasirasionalisasiwilayah KPHPModel Kendilo
10 10
3.
Menyusun rencanarasionalisasi wilayahkelola untuk dijadikanbahan penetapan RPHJPKPHP Model Kendilotahun 2027 – 2036
Kantor KPHP ModelKendilo
1 DokumenRasionaliasi
Tersusunnyadokumen danpeta rencanarasionalisasiwilayah KPHPModel Kendilo2027 - 2036
10 10
4.
Pembahasan rencanarasionalisasi wilayahkelola KPHP ModelKendilo denganstakeholder terkait
Kantor KPHP ModelKendilo
1 kaliPertemuan/rapat
Terlaksananyarapatpembahasandokumen danpeta rencanarasionalisasiwilayah KPHPModel Kendilo2027 - 2036
25 5
5. Penetapan RencanaRasionalisasi wilayah
Kantor KPHP ModelKendilo
1 DokumenPenetapan
Ditetapkannyadokumen dan 15 15
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-91
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Kelola KPHP ModelKendilo pada RPHJP KPHPModel Kendilo Tahun2027 – 2036
Rasionaliasi peta rencanarasionalisasiwilayah KPHPModel Kendilo2027 - 2036
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-92
5.14. Review Rencana PengelolaanDokumen Rencana Kelola Pemanfaatan Hutan di wilayah KPHP-Model Kendilo
Tahun 2017 – 2026 akan dilakukan review dikarenakan terjadinya dinamika politik dan
sosial, ekonomi, budaya di wilayah KPHP Model Kendilo yang dilatarbelakangi oleh :
a. Konflik tenurial dan tumpang tindih pemanfaatan kawasan.
b. Tingginya deforestasi dan degradasi hutan.
c. Keluarnya izin baru pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan.
d. Target perencanaan tahunan, lima tahunan ataupun selama 10 tahun diprediksi
tidak akan tercapai bila tidak segera pendekatan pengelolaannya.
e. Perubahan kebijakan dan ketentuan perundang-undangan terkait pengelolaan
wilayah hutan.
f. Perubahan tata ruang tingkat nasional, provinsi dan daerah yang memprioritaskan
pemanfaataan hutan atau penggunaan kawasan hutan tertentu.
g. dan hal lainnya baik secara internal maupun eksternal yang memberikan dampak
signifikan pada pengelolaan wilayah hutan di KPHP Model Kendilo.
Perubahan kondisi di atas cenderung akan mendorong terjadinya peninjauan
ulang atas rencana yang dibuat dikarenakan dipertimbangkan rencana yang ada sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada. Artinya bahwa review dilakukan sebagai
jalan untuk kemungkinan melakukan revisi atas rencana yang sudah ada. Proses
review akan memanfaatan hasil monitoring dan evaluasi tahunan terhadap rencana
dan target kegiatan.
Sesuai dengan ketentuan maka kegiatan review akan dilakukan minimal 5 (lima)
tahun sekali dalam rangka memperoleh data update dan akurat pada masing-masing
unit pengelolaan, blok dan petak sehingga minimal dapat diketahui apakah kegiatan
dilaksanakan sesuai arah kebijakan pengelolaan yang telah ditetapkan dan
perkembangan yang dicapai.
. Kegiatan review pengelolaan wilayah KPHP Model Kendilo pada lima tahunan
sebagai berikut :
1. Menginventarisasi hasil monitoring dan evaluasi wilayah kelola KPHP Model
Kendilo per tahun.
2. Menyusun bahan evaluasi review wilayah kelola KPHP Model Kendilo pada tahun
ke - 5.
3. Menyusun rencana review kegiatan wilayah kelola untuk dijadikan bahan
penetapan review RPHJP KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-93
4. Pembahasan rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026.
5. Penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
Skenario hasil evaluasi dapat terjadi pada beberapa alternatif yaitu :
a. Revisi Total, bila 90% rencana kegiatan tidak ada yang tercapai dan diperkirakan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
b. Revisi Sebagian, bila hanya sekitar 50% yang diperkirakan rencana kegiatan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
c. Tanpa Revisi, karena diprediksi sesuai kemajuan rencana kegiatan per tahun
akan tercapai hingga tahun ke-10.
Skema keseluruhan proses review rencana pengelolaan digambarkan ada
gambar berikut :
Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Kelola KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Kualitatif (Qualitative Analysis) terhadap dokumen
perencanaan pengelolaan KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan
kehutanan lainnya, dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia
berkaitan dengan hutan dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-93
4. Pembahasan rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026.
5. Penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
Skenario hasil evaluasi dapat terjadi pada beberapa alternatif yaitu :
a. Revisi Total, bila 90% rencana kegiatan tidak ada yang tercapai dan diperkirakan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
b. Revisi Sebagian, bila hanya sekitar 50% yang diperkirakan rencana kegiatan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
c. Tanpa Revisi, karena diprediksi sesuai kemajuan rencana kegiatan per tahun
akan tercapai hingga tahun ke-10.
Skema keseluruhan proses review rencana pengelolaan digambarkan ada
gambar berikut :
Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Kelola KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Kualitatif (Qualitative Analysis) terhadap dokumen
perencanaan pengelolaan KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan
kehutanan lainnya, dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia
berkaitan dengan hutan dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-93
4. Pembahasan rencana review kegiatan wilayah kelola KPHP Model Kendilo tahun
2017-2026.
5. Penetapan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo Revisi I Tahun 2017 – 2026.
Skenario hasil evaluasi dapat terjadi pada beberapa alternatif yaitu :
a. Revisi Total, bila 90% rencana kegiatan tidak ada yang tercapai dan diperkirakan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
b. Revisi Sebagian, bila hanya sekitar 50% yang diperkirakan rencana kegiatan
tidak akan tercapai pada tahun ke-10.
c. Tanpa Revisi, karena diprediksi sesuai kemajuan rencana kegiatan per tahun
akan tercapai hingga tahun ke-10.
Skema keseluruhan proses review rencana pengelolaan digambarkan ada
gambar berikut :
Gambar V-5. Skema Proses Review Rencana Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
Metoda utama yang digunakan untuk review Rencana Kelola KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Kualitatif (Qualitative Analysis) terhadap dokumen
perencanaan pengelolaan KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan
kehutanan lainnya, dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia
berkaitan dengan hutan dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-94
berlaku selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, selanjutnya dikombinasikan
dengan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya,
observasi fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interview terhadap parapihak yang
relevan terhadap lingkup dan tujuan review.
Adapun rincian review rencana kegiatan KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026
disampaikan dalam tabel 3.8.
5.15. Pengembangan InvestasiPengembangan investasi di wilayah KPHP Model Kendilo terbagi dalam dua
kelompok investasi yaitu :
1. Kelompok investasi di wilayah non tertentu
Investasi di wilayah non tertentu ini diarahkan pada para pemegang izin
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang telah memiliki izin baik
yang telah melaksanakan kegiatan ataupun yang belum aktif. Kelas
perusahaannya adalah skala besar meliputi IUPHHK-HT dan IPPKH.
2. Kelompok investasi di wilayah tertentu
Investasi di wilayah tertentu akan diarahkan pada dua sasaran yaitu :
- Investasi kerja sama antara KPHP Model Kendilo dengan pihak Investor dari
BUMN, BUMD dan swasta. Kelas perusahaan ini bersifat skala menengah dan
besar yang akan mengelola blok HP-pemanfaatan HHK-HT, Jasa Lingkungan
dan HHBK serta Blok HL-Pemanfaatan. Ijin yang akan dikelola meliputi :
IUPHHK-HT, IUPJL,IUPHHBK dan sejenisnya.
- Investasi kemitraan antara KPHP Model Kendilo dengan kelompok tani hutan,
koperasi desa dan BUMDES. Kelas perusahaan ini bersifat skala kecil dengan
luasan kelola di bawah 100 Ha pada blok pemberdayaan masyarakat.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-95
Tabel V-39. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Review Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1.
Menginventarisasi hasilmonitoring dan evaluasiwilayah kelola KPHP ModelKendilo
Wilayah KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper 5 tahun
Tersusunnyadokumeninventarisasi hasilmonitoring danevaluasi wilayahkelola KPHP ModelKendilo
10 10
2.
Menyusun bahan evaluasireview rencanapengelolaan KPHP ModelKendilo pada tahun ke 5.
Kantor KPHP ModelKendilo
1 Dokumenper 5 tahun
Tersusunnyadokumen dan petareview rencanapengelolaan wilayahKPHP Model Kendilo
10 10
3.
Menyusun review rencanapengelolaan untukdijadikan bahan penetapanRPHJP KPHP Model KendiloRevisi I tahun 2027 – 2036
Kantor KPHP ModelKendilo
1 DokumenReviewRencanaPenglolaan
Tersusunnyadokumen dan petareview rencanapengelolaan KPHPModel Kendilo 2027 -2036
10 10
4.
Pembahasan reviewrencana pengelolaan KPHPModel Kendilo denganstakeholder terkait
Kantor KPHP ModelKendilo
1 kaliPertemuan/rapat
Terlaksananya rapatpembahasandokumen dan petareview rencanapengelolaan KPHPModel Kendilo 2027 -2036
25 25
5.
Penetapan ReviewRencanan PengelolaanKPHP Model Kendilo padaRPHJP KPHP Model KendiloRevisi I Tahun 2027 – 2036
Kantor KPHP ModelKendilo
1 DokumenPenetapanReview
Ditetapkannyadokumen RPHJPKPHP Model KendiloRevisi I Tahun 2027 -2036
15 15
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-96
Berdasarkan potensi sumber daya hutan yang ada di KPHP Model Kendilo, maka
dua kelompok investasi di atas akan di arahkan pengembangan investasi bisnis yang
akan dikembangkan dalam kurun waktu 10 Tahun adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman dan PengembanganPembenihan dan Pembibitan
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman merupakan upaya memanfaatkan kayu
hutan tanaman yang masih ada di wilayah tertentu KPHP-Model Kendilo yang terdapat
pada Blok HP-HHK-HT, yang merupakan areal bekas lahan Inhutani II yang telah tidak
aktif lagi di areal tersebut maupun areal lain di blok pemberdayaan masyarakat.
Dengan memanfaatkan hasil hutan kayu, maka diperlukan rehabilitasi lahan
setelah penebangan, untuk itu pembangunan pembenihan/pembibitan untuk
memenuhi dan meningkatkan hutan tanaman sebagai penghasil kayu baik untuk
industri, pertukangan, kayu energi dan lain-lain perlu dilakukan. Dengan menggunakan
materi tanaman yang unggul melalui kegiatan pembibitan yang baik akan dapat
meningkatkan produktivitasnya dan mutu tegakan yang dihasilkan.
Rencana kegiatan pengembangan yang akan dilakukan, secara garis besar
dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel V-40. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis Melalui Pengelolaan HasilHutan Kayu Hutan Tanaman
Jenis Pemanfaatan Lokasi Rencana Kegiatan ProdukA. Pemanfaatan
Hasil HutanKayu-HutanTanaman
Wilayah Tertentupada HutanProduksi Blok HP-HHK-HT
1. Menyusun MasterPlan/Rencana Bisnis
2. Penyusunan RKUPHHK-HT untuk WilayahTertentu
3. Penyusunan rencanaPembangunan IndustriPrimer Hasil Hutan
4. Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
5. Membangun kerjasama/kemitraan denganinvestor
6. Monitoring dan Evaluasisecara berkala
1. Kayu Log HutanTanaman
2. Kayu gergajian
B. PengembanganPembenihan
Untuk memenuhikebutuhan bibit
1. Menyusun MasterPlan/Rencana Bisnis
1. Benih dan BibitTanaman
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-97
Jenis Pemanfaatan Lokasi Rencana Kegiatan Produkdan Pembibitan bagi areal Hutan
Tanaman (HTI)yang akanditanami makapenting untukmembangunpersemaian yangdapat dipusatkandekat denganareal HTI yaitu diBlok HP-HHK-HT.
2. Pembangunanpersemaian
3. Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarana)
4. Membangun kemitraandengan masyarakat
5. Monitoring dan Evaluasisecara berkala
2. Benih dan BibitHutan AlamSertifikasi
3. Benih dan BibitHutan TanamanSertifikasi
4. Pengembangankultur jaringan
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
2. Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)Sumberdaya hutan (SDH) mempunyai potensi multi fungsi yang dapat
memberikan manfaat social, ekonomi, dan budaya serta lingkungan bagi
kesejahteraan masyarakat. Manfaat tersebut selain berasal dari Hasil Hutan Kayu
(HHK), juga dapat dihasilkan dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Produk-produk
yang dihasilkan dari HHBK dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya
untuk pangan (Food), energi (Energy) dan obat-obatan termasuk kosmetika
(Medicine).
Potensi yang bisa diberikan oleh HHBK di wilayah KPHP Model Kendilo, sampai
saat ini belum dikelola dan memiliki potensi cukup tinggi untuk dikembangkan skala
investasi/bisnis, jika pengelolaannya dilakukan secara terpadu dengan pengembangan
teknologi dan hasil penelitian yang memadai. Dalam rangka pengembangan HHBK
untuk investasi/bisnis, KPHP Model Kendilo akan memprioritaskan pada
pengembangan pengelolaan madu, rotan, aren, gaharu, tanaman obat, dan air minum
siap pakai (kemasan/gallon).
Rencana pengembangan investasi bisnis pengelolaan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) yang akan dilakukan dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel V-41. Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi Bisnis HHBK pada KPHP ModelKendilo
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan ProdukA. Pengelolaan
Madu Alam danBudidaya
Terdapat pohon penghasilmadu alam dikampung disekitar dan di dalamwilayah KPHP ModelKendilo (muara komam,batu sopang, muara Samu,Batu Engau) sebagaipenghasil madu alamdengan rata-rata produksi
1. Melakukan inventarisasikembali terhadap pohonmadu alam yang ada
2. Menyiapkanpengembangan budidayamadu dan meniyapkanpakan lebah madu dari alamdengan hutan tanaman danagroforestry
1. Madu Alamdalamkemasanyangtersertifikasi
2. MadubudidayaTersertifikasi
3. Obat-obatan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-98
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produkpada musim panen rayamencapai 0,5-16ton/tahun, dan saat iniyang dimanfaat-kan olehmasyarakat hanyamadunya, sedangkanproduk turunan lainnyabelum dimanfaatkan.Selain itu, denganpengembangan arealagroforestry akandikembangkan budidayaternak lebah madu.
3. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Menyiapkan industripendukung (kemasan,mengolah produk turunan)
5. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
(propolis,beebread,apilarnil,pollen dll.)
4. Lilin5. Air madu
dalamkemasan
B. PengelolaanGaharu
Pohon gaharu alam masihbanyak terdapat di sekitardan di dalam wilayah KPHPModel Kendilo, dan saat inisebagian masyarakatmasih memiliki usahamencari gaharu di hutan,dan sebagian masyarakattelah mengembangkanbudidaya tanaman gaharu.Kegiatan Agroforestry jugatelah membudidayakantanaman garahu
1. Melakukan inventarisasikembali terhadap pohongaharu alam
2. Menyiapkanpengembangan budidayagaharu di areal agroforestry
3. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Gaharu
C. Pengelolaan HasilHutan Bukan Kayuuntuk tumbuhanobat-obatan dankosmetik
Beberapa Kampung yangada di dalam dan sekitarKPHP Model Kendilo telahmemanfaatkan beberapatanaman, buah-buahan,daun-daunan, getah,Jamur ataupun akarbeberapa jenis tanamanuntuk obat-obattradisional dan kosmetik,seperti: rambai sungai,pasak bumi, akar kuning,bawang tiwai, tahongai,kedaung.
1. Melakukan inventarisasikembali terhadaptumbuhan obat dankosmetik alam
2. Menyiapkanpengembangan budidayatumbuhan obat dankosmetik
3. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Menyiapkan industripendukung (kemasan,mengolah produk)
5. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
1. Obat-ObatanHerbal
2. Kosmetik
D. Pengelolaan HasilHutan Bukan KayuTanaman Aren
Pohon Aren banyaktumbuh disekitar dandidalam wilayah KPHPModel Kendilo, danmerupakan usahamasyarakat setempatberupa gula merah (gulaaren). Hasil Aren diwilayah ini berkisar antara
1. Melakukan inventarisasikembali terhadap pohonaren alam
2. Menyiapkanpengembangan budidayapohon aren terutama diareal agroforestry
3. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis
1. Gula merah(gula aren)
2. Gula semut(brownsugar)
3. Manisan“buah aren”(kolangkaling),
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-99
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produk9–21 ton/tahun (dari +/-67ha). Saat ini umumnyamasyarakat hanyamemanfaatkan aren untukdibuat gula merah danhanya sedikit untuk sapulidi, sedangkan produklainnya seperti untuk gulasemut (‘brown sugar’)belum ada yangmengolahnya
(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Menyiapkan industripendukung (kemasan,mengolah produk turunan)
5. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
4. Sapu ijuk,sapu lidi
5. dll
E. Pengelolaan HasilHutan Bukan KayuRotan
Tanaman rotan merupakantanaman budidayamasyarakat secaratradisional yang masihbanyak tumbuh disekitardan didalam wilayah KPHPModel Kendilo, danmerupakan usahamasyarakat setempatberupa kerajinan tanganberupa lampit, keranjangdan barang souvenir.
6. Melakukan inventarisasikembali terhadap tanamanrotan
7. Menyiapkanpengembangan budidayatanaman rotan terutama diareal agroforestry
8. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarana)
9. Menyiapkan industripendukung (pengolah rotanmasak)
10. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
1. Lampit/tikar2. Keranjang/tas3. Topi4. Souvenir4. dll
F. Budi daya Karet Pohon Karet banyaktumbuh disekitar dandidalam wilayah KPHPModel Kendilo, danmerupakan usahamasyarakat setempatberupa getah karet. Saatini umumnya masyarakathanya memanfaatkankaret untuk diambilgetahnya.
1. Melakukan inventarisasikembali terhadap pohonkaret alam
2. Menyiapkanpengembangan budidayakaret
3. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
1. Karetmentah
2. Karetsetengahjadi
3. dll
G. Pengelolaan AirMinum Kemasandan Air Madu
Pada desa-desa wilayahmuara samu banyakterdapat anak sungai yangberpotensi sebagai airbaku air minumankemasan.
1. Melakukan penataan areauntuk pengaturan tata air.
2. Menyiapkanpengembangan budidayapohon hutan yang sesuaidengan harapanmasyarakat tetapi denganmempertimbangkankebutuhan lahan.
3. Penyiapan dan pemantapan
Air minum danair madu siappakai dalamkemasan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-100
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan ProdukKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Menyiapkan industripendukung (kemasan,pengolahan produk airbersih)
5. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
H. PengolahanKompos Organik
Potensi serasah rumputdan semak belukar bekaskegiatan penyiapan lahanpada areal agroforestrysangat besar, ditambahlagi dengan serasah padidan palawija yang telah dipanen menjadi bahan bakuutama untuk pembuatankompos organik. Kegiatanini sekaligus mengurangipembakaran lahan.
1. Melakukan pengumpulanserasah pada tiap arealargoforestry
2. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dan saranaprasarna)
3. Menyiapkan mesinpengolahan kompos danpendukungnya
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
Kompos Organikdalam Kemasan
I. Pengolahan berasgunung
Potensi beras gunungcukup tinggi di wilayahKPHP Model Kendilokarena secara tradisional,masyarakat telah turunmenurun mengembangkanpadi gunung sebagai bahanpangan. Luas lahankawasan hutan yangdipadukan dengankegiatan agroporestry akanmenjadikan wilayah KPHPModel Kendilo sebagaipenghasil beras gunung.
1. Melakukan konsolidasikelompok tani hutanpenghasil beras gunung
2. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dan saranaprasarna)
3. Menyiapkan mesinpengolahan padi gunungdan kemasannya.
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
Beras gunungdalam Kemasan
J. Pengolahan BibitPadi Gunung
Bibit padi gunung belumdiperjualbelikan dipasaransehingga menjadi peluangbagi KPHP Model Kendilountuk menyediakan bibitpadi gunung dsanmengemas sertamenjualnya dipasaran.
1. Melakukan pengumpulanbibit padi unggul di setiapareal agroforestry
2. Penyiapan dan pemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dan saranaprasarna)
3. Menyiapkan mesinpengolahan bibit padigunung dan pendukungnya
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
Bibit padi gunungdalam Kemasan
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-101
Peningkatan pertambahan penduduk yang cukup pesat berdampak pada
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pangan, energi dan obat, sementara
produk yang dihasilkan dari tanaman HHBK selama ini belum dapat memenuhi baik
kebutuhan sehari-hari maupun penambahan pendapatan masyarakat sekitar hutan.
Dengan demikian ketiga manfaat HHBK tersebut telah menjadi isu global yang cukup
penting saat ini. Untuk menghadapi isu global tersebut, maka tujuan dari Pengelolaan
HHBK ini adalah meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi HHBK sebagai sumber
pangan, energi dan bahan obat-obatan serta kosmetik.
Pendekatan yang akan ditempuh oleh KPHP Model Kendilo untuk mencapai
tujuan tersebut adalah menjawab permasalahan yang ada melalui beberapa komponen
riset dari aspek hulu sampai hilir yaitu aspek budidaya (termasuk bioteknologi dan
pemuliaan), pengolahan dan sosial ekonomi serta kebijakan HHBK. Pengelolaan
HHBK yang tepat merupakan suatu sistem perencanaan hutan yang memberikan
arahan untuk kegiatan pemanfaatan/pemungutan, rehabilitasi dan konservasi,
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, sehingga diharapkan
selain berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan juga akan
berdampak pula pada pemenuhan bahan baku (kuantitas dan kualitas) bagi industri
pangan, energi pedesaan dan industri farmasi.
3. Pengembangan Jasa Lingkungan Wisata Alam dan Penyerapan KarbonPotensi alam yang ada di wilayah KPHP Model Kendilo sangat besar bila akan
dikembangkan jasa lingkungan wisata alam. Pengembangannya membutuhkan
keseriusan dan keterpaduan dari pihak-pihak terkait. Keberadaan wisata alam ini akan
menjadi kombinasi yang menarik dalam pengembangan areal kemitraan agroforestry
karena akan menambah aktraksi dan aktivitas pengunjung untuk mengunjungi wilayah
hutan KPHP Model Kendilo.
Wisata alam yang ditawarkan di KPHP Model Kendilo memang cenderung wisata
yang berlandaskan minat khusus pengunjung pada keindahan alam dan petualangan
di alam hutan. Jenis wisata alam tersebut meliputi :
a. Wisata jelajah sungai dengan mengarungi beberapa arung jeram menggunakan
ban renang atau perahu karet. Wisata jelajah sungai yang saat ini dalam proses
pengembangan adalah jelajah sungai Setiru di areal kemitraan agroforestry KPHP
Model Kendilo dengan Kelompok Tani Hutan Alas Taka, Desa Suweto.
b. Wisata jelajah alam atau hutan menggunakan kendaraan trail dengan beberapa
track cross road.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-102
c. Kemah Alam di camping area yang akan dikembangkan di setiap areal
agroforestry. Pengunjung akan menikmati suasana malam dan pagi yang berkabut
sehingga terasa sangat nyaman dan tenang untuk menyegarkan pikiran.
d. Wisata jelajah gua di kawasan pegunungan karst seperti gua blawung di Desa
Muser dan gunung sampi di Desa Luan. Dari atas punggung gunung tersebut kita
dapat menikmati pemandangan alam wilayah KPHP Model Kendilo.
Jasa lingkungan lain yang perlu dikembangkan adalah penyerapan karbon yang
sesungguhnya memiliki wilayah hutan KPHP Model Kendilo memiliki potensi untuk
dilakukan perhitungan penyimpanan karbon. Upaya pengembangan jasa lingkungan ini
memang belum terlalu dikembangkan mengingat jasa penyerapan karbon
membutuhkan upaya serius dengan pengelolaan yang profesional. Upaya RHL dan
pengembangan Agroforestry dapat menjadi pertimbangan sebagai bagian jasa
lingkungan penyerapan karbon.
Keberadaan aliran sungai di wilayah KPHP Model Kendilo dapat menjadi sumber
energi listrik melalui sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Konsep
pengembangan energi listrik mikrohidro sangat penting dilaksanakan di areal
kemitraan agroforestry untuk mendukung kemandirian energi sehingga langkah untuk
pengembangan industri hulu akan sangat terbantu dengan adanya kemandirian energi
tersebut. Salah satu energi listrik mikrohidro yang akan dikembangkan adalah di areal
kemitraan agroforestry Desa Suweto untuk mendukung industri hulu pabrik kompos,
pengemasan karung beras, bibit padi serta produk HHBK agroforestry lainnya.
Tabel V-42. Rencana Kegiatan Pengembangan Jasa Lingkungan pada KPHP Model Kendilo
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan ProdukA. Jasa Lingkungan
Wisata AlamTerdapat potensiwisata alam :jelajahsungai/arungjeram, jelajahalam hutan,kemah alam,jelajah gua danlainnya.
1. Melakukan inventarisasilokasi wisata alam
2. Menyiapkanpengembangan jasawisata alam terutamapada areal agroforestry
3. Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Menyiapkan atraksiwisata pendukung (rumahmakan, akomodasi danlainnya)
5. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaran
6. Wisata jelajahsungai
7. Wisata jelajahalam hutan
8. Wisata jlajah gua9. Kemah lama
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-103
Jenis Pemanfaatan Potensi Rencana Kegiatan Produkproduk)
B. Jasa LingkunganPenyerapan Karbon
Potensi hutanalam dan arealagroforestrysebagai stockpenyimpankarbon alam
1. Melakukan inventarisasitutupan lahan olehtanaman kayu-kayuan
2. Menyiapkanpengembangan budidayatanaman kayu-kayuan diareal RHL danagroforestry
3. Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Stok Karbon alam
C. Jasa Lingkunganpembangkit ListrikMikrohidro
Potensi aliransungai dikawasan hutandengan debityang relatif stabiluntukmenggerakkanturbin mikrohidro
1. Melakukan inventarisasialiran sungai yangberpotensi dan relatifdekat dengan arealpengembanganagroforestry
2. Menyiapkanpengembanganpembangkit listrikmikrohidro
3. Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
4. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Listrik tenaga mikrohidro
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-104
Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP-Model Kendilo
Berdasarkan gambar di atas, pengembangan investasi pada wilayah tertentu
blok pemberdayaan masyarakat diutamakan dengan pendekatan kemitraan
agroforestry bersama kelompok tani hutan. Hal ini dilakukan agar keseimbangan
kepentingan pengelolaan hutan tidak lagi selalu berpihak kepada investor luar.
Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan mendapat peluang yang sama untuk
mengakses pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan utama mendapatkan nilai
tambah ekonomi hutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun rekapitulasi rencana pengembangan investasi di KPHP Model Kendilo
tahun 2017 – 2026 di tampilkan pada tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-104
Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP-Model Kendilo
Berdasarkan gambar di atas, pengembangan investasi pada wilayah tertentu
blok pemberdayaan masyarakat diutamakan dengan pendekatan kemitraan
agroforestry bersama kelompok tani hutan. Hal ini dilakukan agar keseimbangan
kepentingan pengelolaan hutan tidak lagi selalu berpihak kepada investor luar.
Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan mendapat peluang yang sama untuk
mengakses pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan utama mendapatkan nilai
tambah ekonomi hutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun rekapitulasi rencana pengembangan investasi di KPHP Model Kendilo
tahun 2017 – 2026 di tampilkan pada tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-104
Gambar V-6. Rencana Skema Pengembangan Investasi di KPHP-Model Kendilo
Berdasarkan gambar di atas, pengembangan investasi pada wilayah tertentu
blok pemberdayaan masyarakat diutamakan dengan pendekatan kemitraan
agroforestry bersama kelompok tani hutan. Hal ini dilakukan agar keseimbangan
kepentingan pengelolaan hutan tidak lagi selalu berpihak kepada investor luar.
Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan mendapat peluang yang sama untuk
mengakses pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan utama mendapatkan nilai
tambah ekonomi hutan bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun rekapitulasi rencana pengembangan investasi di KPHP Model Kendilo
tahun 2017 – 2026 di tampilkan pada tabel berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-105
Tabel V-43. Rekapitulasi Rencana Kegiatan Pengembangan Investasi KPHP Model Kendilo Jangka Waktu 2017-2026
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.15.1 Pengelolaan Hasil HutanKayu-Hutan Tanaman
1. Menyusun MasterPlan/Rencana Bisnis
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Dokumenper tahun
Tersusunnyadokumen Masterplan KPHP ModelKendilo
100 100
2.Penyusunan RKUPHHK-HT untuk WilayahTertentu
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
3 Dokumen
TersusunnyadokumenRKUPHHK-HTwilayah KPHPModel Kendilo
100 100
3.Penyusunan rencanaPembangunan IndustriPrimer Hasil Hutan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 DokumenPembangunan IndustriPrimerHasil Hutan
TersusunnyaDokumenPembangunanIndustri PrimerHasil Hutan
50 50
4.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna )
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
Lembagabisnis/kerjasama
Terbentuknyalembagabisnis/kerja samaKPHP ModelKendilo
50 50
5. Membangun kemitraandengan investor
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
5KsepakatankerjasamaKemitraan
Terbangunnyakemitraan denganinvestor
150 50 50 50
6. Monitoring dan Evaluasisecara berkala
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 KaliMonitoringper tahun
Terlaksananyamonev secaraberkala(pelaporan)
50 10 10 10 10 10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-106
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
5.15.2PengembanganPembenihan danPembibitan
1. Menyusun MasterPlan/Rencana Bisnis
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Dokumenper tahun
Tersusunnyadokumen Masterplan KPHP ModelKendilo
50 50
2. PembangunanPersemaian/ pembibitan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
3 bangunanpersemaianpembibitan
Tersusunnyadokumenpersemaian
150 50 50 50
4.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna )
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
Lembagabisnis/kerjasama
Terbentuknyalembagabisnis/kerja samaKPHP ModelKendilo
50 50
5. Membangun kemitraandengan investor
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
3KsepakatankerjasamaKemitraan
Terbangunnyakemitraan denganinvestor
50 50
6. Monitoring dan Evaluasisecara berkala
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 KaliMonitoringper tahun
Terlaksananyamonev secaraberkala(pelaporan)
25 5 5 5 5 5
5.15.3 Pengelolaan Hasil HutanBukan Kayu (HHBK)
1. Pengelolaan Madu Alamdan Budidaya
a.Melakukan re-inventarisasi terhadappohon madu alam yang
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan Blok
100 Pohonmenunjanglebah madu
Teridentifikasinyapohon madu alamyang terjaga
75 25 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-107
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
ada PemberdayanMasyarakat
alam lingkungannya
b.
Menyiapkanpengembangan budidayamadu dan menyiapkanpakan alami lebah madudari hutan tanaman danagroforestry
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembanganbudidaya madu
20 20
c.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10kelompoktani hutanpengelolabudidayamadu
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Penyiapan industripendukung (kemasan,pengolah produkturunan)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Set Mesinpengolahmadu dankemasan
Tersedianyamesin pengolahmadu dankemasan
100 100
e.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 25 25
2. Pengelolaan Gaharu
a.Melakukan re-inventarisasi terhadappohon gaharu alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1000 pohon
Teridentifikasinyapohon gaharualam yang terjagalingkungannya
40 20 20
b.Menyiapkanpengembangan budidayagaharu
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayan
10Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembanganbudidaya gaharu
25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-108
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat
c.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10kelompoktani hutanpengelolabudidayagaharu
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
3.Pengelolaan HHBK untuktumbuhan obat-obatandan kosmetik
a.
Melakukan inventarisasikembali terhadaptumbuhan obat dankosmetik alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10 jenistanamanobat dankosmetik
Teridentifikasinyatanaman obatdan kosmetikalam yang terjagalingkungannya
75 25 25 25
b.
Menyiapkanpengembangan budidayatumbuhan obat dankosmetik
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembangantumbuhan obatdan kosmetik
20 20
c.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 kelompoktani hutanpengelolatanamanobat dankosmetik
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan Blok
1 Mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tani
50 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-109
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
PemberdayanMasyarakat
hutan
4. Pengelolaan HHBKtanaman aren
a.Melakukan re-inventarisasi terhadappohon aren alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
500 Pohonaren
Teridentifikasinyapohon aren yangterjagalingkungannya
75 25 25 25
b.Menyiapkanpengembangan budidayapohon aren
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembanganbudidaya aren
20 20
c.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 kelompoktani hutanpengelolabudidayatanamanaren
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Menyiapkan industripendukung (kemasan,mengolah produkturunan)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 Mesinpengolahtanamanaren
Tersedianyamesin pengolahtanaman aren
100 100
e.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
5 Pengelolaan HHBKtanaman rotan
a.Melakukan re-inventarisasi terhadaptanaman rotan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan Blok
10.000tanamanrotan
Teridentifikasinyatanaman rotanyang terjaga
75 25 25 25
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-110
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
PemberdayanMasyarakat
lingkungannya
b.Menyiapkanpengembangan budidayatanaman rotan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembanganbudidayatanaman rotan
20 20
c.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 kelompoktani hutanpengelolabudidayatanamanrotan
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Menyiapkan industripendukung (kemasan,mengolah produkturunan)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Mesinpengolahrotanmasak
Tersedianyamesin pengolahrotan
100 100
e.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
6. Budidaya karet
a.Melakukan re-inventarisasi terhadappohon karet alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10.000tanamankaret
Teridentifikasinyatanaman karetyang terjagalingkungannya
75 25 25 25
b.Menyiapkanpengembangan budidayakaret
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 Dokumen
Tersusunnyadokumen bisnispengembanganbudidayatanaman karet
20 20
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-111
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
c.Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 kelompoktani hutanpengelolabudidayatanamankaret
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
7. Pengelolaan air minumkemasan dan air madu
a. Melakukan penataan areauntuk pengaturan tata air
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1.000 Ha
Teridentifikasinyaarea tangkapanair yang terjagalingkungannya
500 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
b.
Menyiapkanpengembangan budidayapohon hutan yang sesuaiharapan masyarakatdenganmempertimbangkankebutuhan lahan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
2 Dokumen
Tersusunnyadokumenpengembanganbudidaya pohonhutan
20 20
c.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpra)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 kelompoktani hutanpengelolaair minumkemasandan airmadu
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.Menyiapkan industripendukung (kemasan,pengolahan produk air
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan Blok
1 Mesinpengolahproduk air
Tersedianyamesin pengolahproduk air dan
100 100
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-112
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
bersih) PemberdayanMasyarakat
bersih dankemasan
kemasan
e. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
8. Pengolahan KomposOrganik
a.Melakukan pengumpulanserasah pada tiap arealargoforestry
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
100 Tonper tahun
Terkumpulnyaserasah bahanbaku kompos
100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
b.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpra)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 kelompoktani hutanpengelolakompos
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
c.Menyiapkan mesinpengolahan kompos danpendukungnya
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Mesinpengolahprodukkompos
Tersedianyamesin pengolahkompos
50 50
d. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
9. Pengolahan BerasGunung
a.
Melakukan konsolidasikelompok tani hutanuntuk mengumpulkanberas gunung
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayan
1000 Tonper tahun
Terkumpulnyaberas gunung 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-113
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Masyarakat
b.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpra)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 kelompoktani hutanpengelolaberasgunung
Terbentuknyakelompok tanihutan pengurusbisnis berasgunung
50 50
c.Menyiapkan mesinpengolahan beras dandan pendukungnya
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Mesinpengolahprodukberas dankemasanya
Tersedianyamesin pengolahberas danpendukungnya
50 50
d. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
10. Pengolahan Bibit PadiGunung
a.Melakukan pengumpulanbibit padi unggul di setiapareal argoforestry
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Tonper tahun
Terkumpulnyabibit padi gunung 100 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
b.
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpra)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 kelompoktani hutanpengelolabibit padigunungunggul
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
c.Menyiapkan mesinpengolahan bibit padi danpendukungnya
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 Mesinpengolahbibit padidanpendukung
Tersedianyamesin pengolahbibit padi dankemasan
50 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-114
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
nya
d. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
5.15.4Pengelolaan JasaLingkungan Wisata Alamdan Penyerapan Karbon
1. Jasa Lingkungan WisataAlam
a.Melakukan re-inventarisasi terhadaplokasi wisata alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10 lokasiwisata alam
Teridentifikasinyalokasi wisata alamyang berpotensidikembangkan
100 50 50
b.Menyiapkanpengembangan jasalingkungan wisata alam
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10Dokumen
Tersusunnyadokumenpengembanganjasling wisataalam
25 25
c.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10kelompoktani hutanpengelolawisata alam
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
d.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-115
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
2. Jasa LingkunganPenyerapan Karbon
a.
Melakukan re-inventarisasi terhadapareal potensi carbontrade
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10.000 Ha
Tersedianya arealdenganpenutupan hutanyang berpotensicarbon trade
100 25 25 25 25
b..
Penyiapan danpemantapankelembagaan bisnis(organisasi, SDM dansarpras)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
5 kelompoktani hutanpengelolahutan
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
c.
Bermitra dengan investorpendukung kegiatan(termasuk pemasaranproduk)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
3. Jasa Lingkungan Pembangkit Listrik Mikrohidro
a.
Melakukan inventarisasialiran sungai yangberpotensi dan relatifdekat dengan arealpengembanganagroforestry
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10 lokasi
Tersusunnyadokumen lokasialiran sungaiberpotensi listrikmikrohidro
100 25 25 25 25
b.
Menyiapkanpengembanganpembangkit listrikmikrohidro
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
Mesinturbinmikrohidro
Tersedia mesinturbin mikrohidro 100 100
c.
Penyiapan danpemantapanKelembagaan Bisnis(Organisasi, SDM dansarana prasarna)
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
10kelompoktani hutanpengelolahutan
Terbentuknyakelompok tanihutan
50 50
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
RENCANA KEGIATAN V-116
NO KEGIATANTARGET / INDIKATOR BIAYA
( x Juta)WAKTU DAN BIAYA PER TAHUN KEGIATAN (x juta)
LOKASI VOLUME INDIKATOR 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
d. Bermitra dengan investorpendukung kegiatan.
Wilayah Tertentu padaHutan Produksi Blok HP-HHK-HT dan BlokPemberdayanMasyarakat
1 mitrainvestor
Terjalin kemitraaninvestor dengankelompok tanihutan
50 50
Sumber: Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-1
BAB VIPEMBINAAN, PENGAWASAN DANPENGENDALIAN
Perencanaan merupakan kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan
mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa depan guna
mencapai tujuan yang diinginkan, serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan
hasil pelaksanaannya, yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Dengan demikian pembinaan, pengawasan dan pengendalian (BINWASDAL)
merupakan bagian dari siklus perencanaan. Dalam kaitannya dengan implementasi
rencana pengelolaan, tujuan dari BINWASDAL adalah untuk: a). Meningkatkan
kemampuan-kompetensi SDM; b). Menjaga adanya konsistensi pelaksanaan kegiatan
dengan tujuan yang ingin dicapai dan c). Menjamin kesesuaian pelaksanaan rencana
kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu digambarkan tiga aspek penting
dalam proses BINWASDAL adalah :
a. Pelaksana BINWASDALPelaksana BINWASDAL melibatkan dua lingkup lembaga yaitu :
1. Lingkup Internal
Secara internal, berarti BINWASDAL akan melibatkan lembaga KPHP Model
Kendilo sendiri untuk melakukan Pembinaan terhadap kinerja aparatur SDM,
dan konsistensi pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan dan peraturan
NSPK yang berlaku. Dalam hal ini, pejabat struktural KPHP Model Kendilo
menjadi pelaksana utama BINWASDAL yaitu :
- Kepala KPHP Model Kendilo untuk melakukan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan oleh
aparatur KPHP Model Kendilo.
- Kepala Seksi untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tupoksinya.
2. Lingkup Eksternal
Lingkup BINWASDAL secara eksternal akan melibatkan lembaga struktural di
atas lembaga KPHP Model Kendilo, baik yang memiliki hubungan struktural
langsung atau yang berkaitan dengan hubungan lingkup kewenangan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-2
kegiatannya dalam rangka melakukan Pembinaan terhadap kinerja aparatur
SDM KPHP Model Kendilo dan konsistensi pelaksanaan kegiatannya
berdasarkan tujuan dan peraturan NSPK yang berlaku. Dalam hal ini, lembaga
struktural yang berwenang untuk melakukan BINWASDAL terhadap KPHP
Model Kendilo yaitu :
- Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur selaku SKPD Induk di
Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kepala Dinas dan
pejabat di bawahnya, berwenang untuk melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan
oleh aparatur KPHP Model Kendilo. KPHP Model Kendilo sejak tahun 2017
berada di bawah struktur Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014.
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Direktorat
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari untuk melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian seluruh sistem kegiatan yang dilaksanakan
KPHP Model Kendilo. Kementerian LHK mempunyai andil besar dalam
proses BINWASDAL mengingat seluruh NSPK yang mempayungi
operasional KPHP Model Kendilo diterbitkan dan di pantau
pelaksanaannya oleh para dirjend Kementerian LHK. Demikian pula
penganggaran APBN untuk kegiatan KPHP Model Kendilo juga berasal
dari DIPA UPT BPHP Kementerian LHK.
b. Obyek BINWASDALObyek BINWASDAL pada prinsipnya ada dua yaitu :
1. Aparatur KPHP Model Kendilo
Aparatur KPHP Model Kendilo merupakan sumber daya manusia yang
melaksanakan sistem program/kegiatan dan menjadi penentu berhasil atau
tidaknya program atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Oleh karena, peranan
BINWASDAL sangat penting untuk menjamin bahwa eksistensi para aparatur
KPHP Kendilo telah sesuai dengan kompetensi dan mendorong peningkatan
kemampuannya untuk menjalankan sistem-sistem program/kegiatan yang ada
di lembaga KPHP Model Kendilo.
Aparatur KPHP Model Kendilo terdiri dari Kepala KPH, Kepala Seksi, Kasubag
Tata Usaha, Kepala Resort, dan para staf pelaksana. Masing-masing aparat
akan di BINWASDAL sesuai dengan tingkatan kewenangan tupoksinya.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-3
BINWASDAL akan memberikan pengaruh terhadap kinerja aparatur dimana
aparat yang memiliki kinerja baik akan mendapatkan penghargaan sedangkan
aparat yang memiliki kinerja kurang baik akan mendapatkan sanksi.
2. Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo
Rencana kegiatan KPHP Model Kendilo mengacu pada dokumen RPHJP
KPHP Model Kendilo tahun 2017 – 2026 serta program/kegiatan Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Hal-hal yang perlu di BINWASDAL
pada rencana tersebut adalah :
- Rencana kegiatan tersebut harus dilaksanakan oleh para aparatur KPHP
Model Kendilo sesuai dengan target ouput kegiatan dan jangka waktu
pelaksanaannya.
- Tingkat efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan dari sisi anggaran.
- Kesesuaian pelaksanaan rencana kegiatan dengan tupoksi aparat dan
kompetensinya.
Pelaksanaan BINWADAL rencana kegiatan KPHP Model Kendilo sekaligus
menjadi tolok ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan KPHP Model Kendilo.
Proses ini selaras dengan pelaksanaan monitoring dan pemantauan
pelaksanaan kegiatan.
c. Bentuk Kegiatan BINWASDAL dan PelaksanaannyaKegiatan BINWASDAL tetap memperhatikan lingkup kegiatan KPHP Model
Kendilo sesuai karakteristik wilayah kerjanya. Sebagaimana diketahui, wilayah
pengelolaan KPHP-Model Kendilo terdiri dari aspek fungsi hutan : a). Hutan produksi
tetap (HP); b). Hutan Produksi Terbatas (HPT); c). Hutan Lindung (HL). Selanjutnya
dari aspek pemanfaatan terdiri dari: a). wilayah yang telah terdapat ijin pemanfaatan
dan penggunaan kawasan hutan (IUPHHK-HT dan IPPKH) dan b). wilayah yang belum
dan tidak ada ijin pemanfaatannya. Sebagai konsekuensi logisnya, maka secara
substansial rencana pengelolaan wilayah kelola KPHP-Model Kendilo tersebut harus
mempertimbangkan atau memperhatikan keberadaan dari Rencana Pengelolaan dari
wilayah yang telah ada, yaitu bagi wilayah yang telah terdapat ijin pemanfaatannya.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-4
Gambar VI-1. Alur Pikir BINWASDAL
Berdasarkan ketentuan P.06/2010, pembinaan, pengendalian dan pengawasan
dalam pengelolaan KPH meliputi aspek-aspek :
Penyelenggaraan tata hutan dan penyusun an rencana pengelolaan hutan,
Pemanfaatan hutan,
Penggunaan kawasan hutan,
Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan
Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP
Dari alur pikir pelaksanaan BINWASDAL (Gambar VI-1) di atas dan lingkup
pelaksanaannya, selanjutnya Gambar VI-2 dan VI-3 berikut menyajikan proses
pelaksanaan penilaian (audit).
FUNGSI POKOK DARI KPH Berdasarkan PP : Menyelenggarakan pengelolaan hutan Fungsi Manajemen Menjabarkan kebijakan Nasional, Provinsi dan Kab/Kota Melaksanakan pengelolaan hutan dengan POAC Melaksanakan Pemantauan dan penilaian pengelolaan hutan di wilayahnya Membuka peluang investasi.
PlanningOrganizingActuatingControlling
“Terwujudnya pengelolaan hutan secara mandiri dan lestari sertaberkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Paser”
Pengelolaan Wilayah Kelola yangtelah terdapat ijin pemanfaatan(IUPHHK-Ha/Ht)
Pengelolaan Wilayah Kelolayang belum terdapat ijinpemanfaatan (HL + Kws.TT)
KPHP
Ditransformasikan
Rencana terdiri dari rencanabagian dari wilayah kelola yangterdapat ijin pemanfaatan(IUPHHK-Ha/Ht; KHDTK). Rencana dari kawasan tertentu.
Tujuan dari BINWASDAL padadasarnya adalah dapatdicapainya tujuan dari RencanaPengelolaan KPH P-ModelKendilo.
Secara substansialpelaksanaan BINWASDALmeliputi aspek-aspek:koordinasi – sinergi – integrasidan sinkronisasi.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-5
Gambar VI-2. Proses Pelaksanaan BINWASDAL dalam Rencana Pengelolaan KPHP-ModelKendilo
Gambar VI-3. Keterkaitan Aspek-aspek BINWASDAL Pengelolaan KPHP-Model Kendilo
PEMBINAAN PENGAWASAN
Koordinasi Sinergi SinkronisasiIntegrasi
Sasaran BINWASDAL (berdasarkanP.06/2010, Bab VIII Pasal 31):a. Tata hutan dan renlola;b. Pemanfaatan hutan;c. Penggunaan kawasan hutan;d. Rehabilitasi dan reklamasi sertae. Perlindungan Hutan
Pelaksanaan BINWASDAL
Kebijakan (peraturan,per-UUan)
Juklak dan juknis Konsep - kaidah-kaidah
PENGENDALIAN
TUJUANPENGELOLAAN+
SumberdayaSdm-Tek-Sis
BIN-WAS-DAL
Koordinasi – Sinergi – Integritas - Sinkronisasi
Wilayah + Izin Wilayah tanpa izin
SistemBINWASDALyang telah
berlaku (pusat-daerah)
Aspek Renlola apa yang perlu di Binwasdal : Penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan rencana
pengelolaan hutan, Pemanfaatan hutan, Penggunaan kawasan hutan, Rehabilitasi dan reklamasi hutan dan Perlindungan hutan oleh KPHL dan KPHP.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-6
Berdasarkan penyajian gambar di atas, maka pelaksanaan BINWASDAL di
KPHP Model Kendilo akan difokuskan pada proses pembinaan, pengawasan dan
pengendalian dengan menggunakan prinsip koordinasi, sinergi, integritas, dan
sinkronisasi oleh para pelaksana BINWASDAL guna mengukur kinerja aparat SDM
KPHP Model Kendilo dan rencana kegiatan yang meliputi aspek penyelenggaraan tata
hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan; penggunaan
kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan; dan perlindungan hutan oleh KPHP
Model Kendilo.
Selanjutnya Tabel VI-1 berikut menyajikan peran BINWASDAL KPHP-Model
dalam mengelola wilayah kelola dengan kondisi yang beragam (berdasarkan fungsi
hutan dan bentuk pemanfaatannya).
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-7
Tabel VI-1. Matrik Proses Rencana Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)
No. Obyek Binwasdal Pelaksana Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)Pembinaan Pengawasan Pengendalian
A. Sumber Daya Manusia1. Aparatur KPHP Model Kendilo Kementerian LHK
Kepala DinasKehutananProvinsi Kaltim
Kepala KPHP Kepala Seksi
Mendorong dan memfasilitasipeningkatan kapasitas SDMmelalui Diklat terkait lingkuprencana kegiatan.
Mengawasi tingkat kehadiranaparat di tempat kerja danintensitas kinerja melaksanakankegiatan
Menilai tingkat kehadiran dankinerja aparat per tri wulandalam pelaksanaan kegiatan
Pemberian insentif dan sanksisesuai prestasi kinerja
B. Rencana Kegiatan1. Penyelenggaraan tata hutan
dan penyusunan rencanapengelolaan hutan
Kementerian LHK Kepala Dinas
KehutananProvinsi Kaltim
Kepala KPHP Kepala Seksi
Mendorong dan memfasilitasipenyelenggaraan :- Invetarisasi berkala
wilayah kelola danpenataan hutan
- Pemberdayaanmasyarakat
- Penyediaan danpeningkatan kapasitasSDM
- Penyediaan pendanaan- Pengembangan database- Rasionalisasi wilayah
kelola- Review rencana
pengelolaan- Pengembangan investasi Fasilitasi komunikasi dan
membangun jejaring(networking) para stakeholderuntuk mendukungpenyelenggaraan tata hutandan penyusunan pengelolaanhutan
Pengawasan pencapaiantarget kegiatan dan jangkawaktu pelaksanaannya
Pengawasan efektifitas danefisiensi pemanfaatananggaran
Pengawasan kesesuaianpelaksanaan kegiatan dengankebijakan atau NSPK terkait
Sosialisasi NSPK kegiatantata hutan dan penyusunanrencana pengelolaan hutan Penilaian keberhasilan
pelaksanaan kegiatan tatahutan dan penyusunanrencana pengelolaan hutanper tri wulan Pengaturan tata waktu
penganggaran dan besaranalokasi untuk mengendalikantarget pencapaian kegiatantata hutan dan penyusunanrencana pengelolaan
1. Pemanfaatan Hutan Kementerian LHK Kepala Dinas
KehutananProvinsi Kaltim
Mendorong dan memfasilitasipenyelenggaraan :- Pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu
Pengawasan pencapaiantarget kegiatan dan jangkawaktu pelaksanaannya
Pengawasan efektifitas dan
Sosialisasi NSPK kegiatanpemanfaatan Penilaian keberhasilan
pelaksanaan pemanfaatan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-8
No. Obyek Binwasdal Pelaksana Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)Pembinaan Pengawasan Pengendalian
Kepala KPHP Kepala Seksi
- Pemberdayaanmasyarakat
- Pembinaan danpemantauan pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan hutan pada arealyang berizin
- Penyelenggaraankoordinasi dansinkronisasi antarpemegang izin
- Penyelenggaraankoordinasi dan sinergidengan instansi danstakeholder terkait
Fasilitasi komunikasi danmembangun jejaring(networking) para stakeholderuntuk mendukungpemanfaatan hutan
efisiensi pemanfaatananggaran
Pengawasan kesesuaianpelaksanaan kegiatan dengankebijakan atau NSPK terkait
hutan per tri wulan Pengaturan tata waktu
penganggaran dan besaranalokasi untuk mengendalikantarget pencapaian kegiatanpemanfaatan hutan
1. Penggunaan kawasan hutan Kementerian LHK Kepala Dinas
KehutananProvinsi Kaltim
Kepala KPHP Kepala Seksi
Mendorong dan memfasilitasipenyelenggaraan :- Pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu- Pemberdayaan
masyarakat- Pembinaan dan
pemantauan pemanfaatanhutan dan penggunaankawasan hutan pada arealyang berizin
Fasilitasi komunikasi danmembangun jejaring(networking) para stakeholderuntuk mendukungpenggunaan kawasan hutan
Pengawasan pencapaiantarget kegiatan dan jangkawaktu pelaksanaannya
Pengawasan efektifitas danefisiensi pemanfaatananggaran
Pengawasan kesesuaianpelaksanaan kegiatan dengankebijakan atau NSPK terkait
Sosialisasi NSPK kegiatanpenggunaan kawasan hutan Penilaian keberhasilan
pelaksanaan kegiatanpenggunaan kawasan hutanper tri wulan Pengaturan tata waktu
penganggaran dan besaranalokasi untuk mengendalikantarget pencapaian kegiatanpenggunaan kawasan hutan
1. Rehabilitasi dan reklamasihutan dan lahan
Kementerian LHK Kepala Dinas
Mendorong dan memfasilitasipenyelenggaraan :
Pengawasan pencapaiantarget kegiatan dan jangka
Sosialisasi NSPK kegiatanrehablitasi dan reklamasi
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN VI-9
No. Obyek Binwasdal Pelaksana Target Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (BINWASDAL)Pembinaan Pengawasan Pengendalian
KehutananProvinsi Kaltim
Kepala KPHP Kepala Seksi
- Pemanfaatan hutan padawilayah tertentu
- Pemberdayaanmasyarakat
- Rehabilitasi pada arealkerja di luar izin
- Pembinaan danpemantauan pelaksanaanrehabilitasi dan reklamasipada areal yang ada hakatau izin pemanfaatan danpenggunaan kawasanhutannya
Fasilitasi komunikasi danmembangun jejaring(networking) para stakeholderuntuk mendukung Rehabilitasidan reklamasi hutan danlahan
waktu pelaksanaannya Pengawasan efektifitas dan
efisiensi pemanfaatananggaran
Pengawasan kesesuaianpelaksanaan kegiatan dengankebijakan atau NSPK terkait
hutan dan lahan Penilaian keberhasilan
pelaksanaan kegiatanRehabilitasi dan reklamasihutan dan lahan per tri wulan Pengaturan tata waktu
penganggaran dan besaranalokasi untuk mengendalikantarget pencapaian kegiatanRehabilitasi dan reklamasihutan dan lahan
1. Perlindungan Hutan Kementerian LHK Kepala Dinas
KehutananProvinsi Kaltim
Kepala KPHP Kepala Seksi
Mendorong dan memfasilitasipenyelenggaraan :- Penyelenggaraan
perlindungan dankonservasi alam
- Penyelenggaraankoordinasi dansinkronisasi antarpemegang izin
- Penyelenggaraankoordinasi dan sinergidengan instansi danstakeholder terkait
Fasilitasi komunikasi danmembangun jejaring(networking) para stakeholderuntuk mendukungperlindungan hutan
Pengawasan pencapaiantarget kegiatan dan jangkawaktu pelaksanaannya
Pengawasan efektifitas danefisiensi pemanfaatananggaran
Pengawasan kesesuaianpelaksanaan kegiatan dengankebijakan atau NSPK terkait
Sosialisasi NSPK kegiatanperlindungan hutan Penilaian keberhasilan
pelaksanaan kegiatanperlindungan hutan per triwulan Pengaturan tata waktu
penganggaran dan besaranalokasi untuk mengendalikantarget pencapaian kegiatanperlindungan hutan
*1 = wilayah kelola yang telah terdapat izin pemanfaatan; 2 = wilayah tertentu, yaitu wilayah kelola yang belum terdapat izin pemanfaatan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-1
BAB VIIPEMANTAUAN, EVALUASI DANPELAPORAN
Kegiatan pemantauan (monitoring), evaluasi dan pelaporan KPHP Model Kendilo
dilaksanakan dalam rangka mengemban fungsi : (a) menjamin program kegiatan yang
dijalankan akan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan; (b) menjaga
agar perencanaan mampu beradaptasi dengan perkembangan, dinamika dan
tantangan yang mungkin saja berubah selama implementasinya; (c) mendapatkan
solusi atas permasalahan dan/atau kendala yang dihadapi; (d) mengidentifikasi adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi dalam rangka efektifitas dan efisiensi rencana; (e)
memberikan gambaran capaian kinerja sehingga dapat dikenakan rewards atau
punishments terhadap para pelaksana.
7.1 Pelaksana Pemantauan, Evaluasi dan PelaporanPelaksana pemantauan, evaluasi dan pelaporan akan dilaksanakan oleh
aparatur KPHP Model Kendilo secara berjenjang dan sesuai pembagian tupoksi yaitu :
a. Kepala KPHP Model Kendilo
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan oleh Kepala KPHP Model Kendilo berada
pada jenjang tertinggi untuk melihat secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan
KPHP Model Kendilo per tahun. Kepala akan memantau setiap pelaksanaan
kegiatan pada masing-masing seksi, kasubbag dan kepala resort. Pemantauan
dapat dilakukan secara langsung atau berdasarkan laporan yang disampaikan
masing-masing bagian.
b. Kepala Seksi
Kepala seksi menjalankan proses pemantauan sesuai lingkup tupoksinya. Seksi I
akan melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan tata hutan
dan perencanaan dan pemanfaatan hutan. Seksi II akan melakukan pemantauan,
evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan perlindungan, KSDAE dan
pemberdayaan masyarakat.
c. Kasubbag Tata Usaha
Kasubbag TU akan melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup
kegiatan umum, kepegawaian, program dan keuangan. Peran Kasubbag TU
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-2
sangat penting untuk memastikan proses penganggaran dan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan administrasi keuangan yang benar.
d. Kepala Resort
Pada pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan, akan langsung dipantau,
dievaluasi dan dilaporkan oleh kepala resort. Secara rutin, kepala resort
memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan dan memastikan berjalan sesuai
dengan target output, biaya dan waktu yang direncanakan.
7.2 Tahapan Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi danPelaporanSistem Monev (monitoring, evaluasi) dan pelaporan merupakan bagian-bagian
yang terintegrasi untuk saling mendukung dalam mengawal implementasi program
terutama dalam penerapan kebijakan/strategi, teknis operasional serta alternatif solusi
pemecahan masalah yang dihadapi. Sistem yang dibangun dimulai dari monitoring
secara berkelanjutan terhadap implementasi program tahunan. Hasil seri pemantauan
tersebut menjadi masukan yang berarti untuk dievaluasi pada setiap akhir tahun yang
merupakan evaluasi terhadap implementasi program tahunan. Hasil evaluasi ini
menjadi rujukan dalam menentukan rencana program tahun berikutnya.
Dalam rencana pengelolaan jangka panjang, dikembangkan dua tahapan
evaluasi, yaitu pada pertengahan masa implementasi (tahun ke-5) dan akhir masa
implementasi rencana (tahun ke-10). Evaluasi pertengahan dimaksudkan untuk
mengatasi kemungkinan adanya kesenjangan strategi dari dinamika yang terjadi,
sekaligus membuka terjadinya review rencana pengelolaan jangka panjang (lebih detil
dipaparkan pada sub-bab selanjutnya). Kemudian evaluasi akhir menjadi landasan
dalam perencanaan pengelolaan jangka panjang periode selanjutnya.
Penjelasan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan tersebut di atas,
secara keseluruhan akan digambarkan dalam kerangka sistem monitoring dan evaluasi
dalam rencana pengelolaan KPHP-Model Kendilo sebagai berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-3
Gambar VII-1. Kerangka Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam RencanaPengelolaan KPHP-Model Kendilo
7.2.1 Tahap PemantauanPemantauan (monitoring) dilakukan oleh para aparat KPHP Model Kendilo
guna mengawal rencana RPHJP Tahun 2017-2026 yang telah ditetapkan dengan cara
meninjau kemajuan dan capaian secara berkala triwulan (tiga bulan sekali).
Penggabungan hasil pemantauan selama empat tri wulan pada akhir desember akan
dilakukan setiap tahun sehingga akan diperoleh gambaran keseluruhan pelaksanaan
kegiatan selama satu tahun. Setiap penyusunan rencana pengelolaan tahunan, akan
ditentukan target output dan indikator pencapaian dalam rangka mencapai indikator
RPHJP selama 10 tahun. Target ouput inilah yang akan dipantau oleh para aparatur
KPHP Model Kendilo. Rincian pelaksanaan pemantauan disusun sebagai berikut :
MonitoringTriwulan I
MonitoringTriwulan II
MonitoringTriwulan III
MonitoringTriwulan IV
Rencana PengelolaanHutan Jangka
PanjangKPHP-Model Kendilo
(2017-2026)
Rencana kelolaJangka pendek/
Tahunan
Evaluasi AkhirImplementasi Pengelolan
Periode 2015-2024
ReviewRencana
Pengelolaan
Evaluasi Tahunan
EvaluasiPertengahan
Program (Th. Ke-5)
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka PanjangPeriode II (2027-2036)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-4
Tabel VII-1. Tahapan Pemantauan Rencana Kegiatan KPHP Model Kendilo selama 2017 -
2026
No Lingkup ObyekPemantauan
MetodePelaksanaan
Jangka Waktu Pemantauan per Tahun selama 2017-2026
Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Tri Wulan IV
1
InventarisasiBerkala WilayahKelola danPenataan hutan
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
2PemanfaatanHutan padaWilayah Tertentu
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
3 PemberdayaanMasyarakat
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
4
Pembinaan danPemantauanPemanfaatanHutan danPenggunaanKawasan Hutanpada Areal yangBerizin
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
5Rehabilitasi padaAreal Kerja diLuar Izin
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
6
Pembinaan danPemantauanPelaksanaanRehabilitasi danReklamasi padaAreal yang adahak atau IzinPemanfaatan danPenggunaanKawasanHutannya
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
7PenyelenggaraanPerlindungan danKonservasi Alam
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
8PenyelenggaraanKoordinasi danSinkronisasi antar
- Pengamatanlapangan
- Pengisian
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-5
No Lingkup ObyekPemantauan
MetodePelaksanaan
Jangka Waktu Pemantauan per Tahun selama 2017-2026
Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Tri Wulan IV
Pemegang Izin FormPemantauan
9
PenyelenggaraanKoordinasi danSinergi denganinstansi danstakeholderterkait
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
10Penyediaan danPeningkatankapasitas SDM
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
11 PenyediaanPendanaan
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
12 PengembanganDatabase
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
13 RasionalisasiWilayah Kelola
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
14 Review RencanaPengelolaan
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
15 PengembanganInvestasi
- Pengamatanlapangan
- PengisianFormPemantauan
AkhirMaret Akhir Juni Akhir
SeptemberAkhirDesember
Sumber: Hasil Kajian Rencana Tim KPHP Model Kendilo (2016)
Metode pelaksanaan pemantauan diutamakan dengan pengamatan lapangan
oleh para pelaksana kegiatan. Hasil pengamatan lapangan ditampilkan dalam form
pemantauan Dalam implementasi pemantauan rencana pengelolaan hutan di wilayah
KPHP-Model Kendilo dikembangkan form pemantauan yang pada dasarnya umum
digunakan dalam perencanaan lainnya, sebagai berikut :
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-6
Tabel VII-2. Contoh matriks yang dikembangkan untuk pemantauan setiap triwulanpelaksanaan Rencana Pengelolaan KPHP Model Kendilo 2017-2026
Triwulan: Zona: Blok:
No Kegiatan/Sub-Kegiatan
Pelaksana JangkaWaktu Indikator Target Capaian Tindak
LanjutKete-
ranganPJ SH A B C(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)1.
.
.
.
dstKeterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait
Penjelasan Kolom :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Jangka waktu implementasi rencana kegiatan/sub-kegiatan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan;
Kolom 6 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 7 : Target hingga pada saat pemantauan (jika ada/diperlukan); pemantauan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan, jadi bulan ke-3; bulan ke-6; bulan ke-9; dan
bulan ke-12 (dalam hal ini hanya bisa dilakukan pada rencana detil tahunan);
Kolom 8; 9; 10 : Capaian dari implementasi, terbagi atas 3 (tiga) tingkatan sesuai dengan
deviasinya, yaitu: A = jika yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan;
B = Jika yang dicapai tidak sesuai dengan yang ditargetkan, akan tetapi masih
bisa dilaksanakan dengan berbagai upaya tindak lanjut; dan C= Jika yang
direncanakan sama sekali tidak bisa dilakukan dan mungkin memerlukan
perubahan rencana);
Kolom 11 : Upaya tindak lanjut yang akan dapat/harus dijalankan dalam rangka
melaksanakan rencana kegiatan sesuai dengan kebutuhan dari hasil
pemantauan yang dilakukan;
Kolom 12 : Keterangan, memberikan ruang terhadap hal-hal yang belum bisa diakomodir
dalam kolom 1-11, tetapi penting untuk diketahui.
Setiap rencana kegiatan/sub kegiatan yang telah direncanakan pada Bab V akan
dipantau setiap triwulan oleh manajemen internal yang ditunjuk oleh Kepala KPHP
Model Kendilo. Hasil pemantauan menjadi bahan diskusi manajemen KPHP Model
Kendilo dengan parapihak terkait untuk perbaikan dan tindak-lanjut pelaksanaan
program/kegiatan yang telah dicanangkan. Selanjutnya hasil pemantauan juga
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-7
dijadikan bahan telaahan untuk kegiatan evaluasi secara menyeluruh yang akan
dilakukan pada pertengahan dan akhir rencana pengelolaan.
7.2.2 Tahap Evaluasi1. Tahap Evaluasi
Evaluasi kegiatan pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo akan dilaksanakan
dalam dua tahap yaitu :
a. Tahap I, melakukan evaluasi rencana pengelolaan hutan jangka pendek (RPHJPd)
setiap akhir tahun kegiatan berdasarkan bahan hasil pemantauan tri wulan dan
rekapitulasi pemantauan selama 1 tahun.
b. Tahap II, melakukan evaluasi untuk rencana pengelolaan hutan jangka panjang
(RPHJP) pada pertengahan (akhir tahun ke-5) dan akhir masa perencanaan (akhir
tahun ke-10).
Hasil evaluasi tahunan akan dijadikan rujukan pengelolaan tahunan berikutnya.
Evaluasi untuk pengelolaan jangka panjang dapat dijadikan landasan review dokumen
perencanaan serta menjadi acuan perencanaan untuk rencana pengelolaan satu
dasawarsa ke depan. Pelaksanaan evaluasi Rencana Pengelolaan KPHP Model
Kendilo merupakan tanggung-jawab dari manajemen internal KPHP Model Kendilo
yang dapat dilaksanakan sendiri maupun meminta pihak lain yang berkompeten.
2. Metode EvaluasiEvaluasi (Evaluation) adalah proses menentukan nilai atau pentingnya suatu
kegiatan, kebijakan atau program. Sebuah penilaian yang obyektif dan sistematik
terhadap kegiatan yang tengah dilangsungkan maupun telah dilaksanakan. Sehingga
penilaian kinerja biasanya dilakukan pada pertengahan dan atau akhir dari
masa/durasi perencanaan kegiatan.
Manajemen KPHP ModelKendilo akan menggunakan metode indikator output
dengan menempatkan lima kriteria evaluasi dalam menilai pelaksanaan kegiatan.
Kriteria tersebut adalah relevansi, efektifitas, efesiensi, dampak, dan keberlanjutan.
Penilaian “relevansi” merupakan evaluasi terhadap sejauh mana dukungan kegiatan
terhadap prioritas pengelolaan KPHP Model Kendilo. Kriteria “efektifitas” diarahkan
untuk melihat sejauh mana kegiatan yang dijalankan mencapai tujuan. “Efisiensi”
merupakan alat ukur untuk mengetahui keluaran (kualitatif dan kuantitatif) yang
dihubungkan dengan modal yang dipergunakan (input). Kriteria “dampak” untuk
mengetahui perubahan positif dan negatif dari kegiatan yang dilaksanakan. Sementara
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-8
kriteria “keberlanjutan” ditujukan untuk menilai prospek manfaat dari keberlajutan
kegiatan.
Guna aktualisasi pelaksanaan evaluasi dari rencana pengelolaan hutan di
wilayah KPHP Model Kendilo dikembangkan matriks untuk memudahkan dan
keseragaman dalam proses penilaian. Matriks tersebut akan mengurai penilaian
terhadap setiap kegiatan yang telah dicanangkan pada Bab V dengan pola sebagai
berikut :
Tabel VII-3. Contoh matriks yang dikembangkan untuk evaluasi pelaksanaan RencanaPengelolaan KPHP Model Kendilo 2017-2026
No.Kegiatan/
Sub-Kegiatan
PelaksanaIndikator Target
Evaluasi CapaianRekomendasiPJ SH A B C D E
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)1.
.
.
.
dst
Keterangan: PJ= Penanggung Jawab; SH= Parapihak Terkait
Penjelasan :
Kolom 1 : Nomor kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 2 : Kegiatan/sub-kegiatan yang dijalankan;
Kolom 3 dan 4 : Institusi penanggung jawab implementasi; dan institusi rekanan kerja yang
terlibat;
Kolom 5 : Indikator capaian kegiatan/sub-kegiatan yang telah ditetapkan;
Kolom 6 : Target capaian hingga pada tahun ke-5 atau ke-10 (akhir 1 periode
perencanaan);
Kolom 7; 8; 9; 10;
11
: Evaluasi dari capaian kegiatan dengan kriteria penilaian: A = faktor relevansi;
B = faktor efektifitas; C = efesiensi; D = Dampak; E = Keberlanjutan;
Kolom 12 : Rekomendasi dari setiap pelaksanaan kegiatan setelah memperhatikan kriteria
penilaian yang bermuara pada kesimpulan kelayakan kegiatan dan saran
perbaikan.
7.3. Peninjauan Ulang Rencana PengelolaanTenggang waktu implementasi dokumen rencana pengelolaan hutan jangka
panjang (RPHJP) KPHP Model Kendilo adalah selama 10 tahun. Selama masa itu
dimungkinkan terjadi dinamika politik, sosial ekonomi, peraturan baru, kebijakan
pemerintah pusat/daerah, yang menuntut peninjauan ulang (review) atas rencana yang
telah dibuat, dikarenakan oleh pertimbangan rencana yang ada sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi yang aktual. Artinya bahwa review dilakukan sebagai jalan untuk
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-9
melakukan revisi atas rencana yang sudah ada, dan oleh karenanya pemanfaatan
hasil pemantauan dan evaluasi menjadi bagian penting dalam pertimbangan (lihat
Gambar 7.1.).
1. Tahapan ReviewTahapan review ada dua yaitu :
a. Tahap I : Proses review diawali dengan melihat hasil evaluasi pada
pertengahan (akhir tahun ke-5). Pada tahap ini, semua rekapitulasi hasil
evaluasi tahunan akan dikumpulkan dan dievaluasi secara keseluruhan untuk
melihat sejauh mana kegiatan pengelolaan hutan KPHP Model Kendilo telah
dicapai sesuai dengan target yang direncanakan.
b. Tahap II : proses review akan dilakukan pada akhir masa perencanaan (akhir
tahun ke-10). Hasil evaluasi akhir akan menunjukkan bagaimana tingkat
keberhasilan program/kegiatan pengelolaan hutan oleh KPHP Model Kendilo
dilaksanakan sejak tahun 2017 hingga 2026. Hasil evaluasi akhir menjadi
bahan penting untuk menyusun rencana pengelolaan hutan sepuluh tahun ke
depan.
2. Metode ReviewMetoda utama yang digunakan untuk review Rencana Pengelolaan KPHP-Model
Kendilo adalah Analisis Isi secara Kualitatif (Qualitative Content Analysis) terhadap
dokumen RPH KPH sendiri dan dokumen perencanaan daerah dan kehutanan lainnya,
dokumen-dokumen serta laporan-laporan terkait yang tersedia berkaitan dengan hutan
dan kehutanan, serta perubahan peraturan perundangan yang berlaku selama kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir. Selanjutnya analisis tersebut dikombinasikan dengan
Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) berkaitan dengan implementasinya, observasi
fakta lapangan dan jika diperlukan hasil interviews terhadap parapihak yang relevan
terhadap lingkup dan tujuan review. Adapun alur dari review ini secara sederhana
disajikan sebagai berikut:
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-10
Gambar VII-2. Alur proses dan metodologi review RP KPHP-Model Kendilo 2017-2026
Dalam proses analisis review dokumen RPH KPHP-Model Kendilo dipergunakan
empat aspek sebagai dasar pertimbangan hasil dan kesimpulan review. Adapun
keempat aspek tersebut adalah:
(1) Substansi, meninjau ulang apakah sudah mencakup keseluruhan informasi
kondisi, permasalahan, kebutuhan dan bahkan tantangan yang dihadapi secara
lengkap dan terpercaya agar mampu untuk merealisasikan Visi dan Misi
pengelolaan KPHP Model kendilo yang telah disusun pada Bab III;(2) Implementasi, meninjau ulang sejauh mana substansi yang ada selama 5 tahun
pengelolaan yang memungkinkan diimplementasikan dengan komitmen,
konsisten dan konsekuensi oleh seluruh jajaran KPHP Model Kendilo dan
mendapat dukungan dari institusi lainnya;
(3) Relevansi, meninjau ulang kesesuaian substansi dan implementasi RPH KPHP-
Model Kendilo dengan dokumen perencanaan pembangunan kehutanan dan
daerah lainnya, baik yang bersifat vertikal maupun horisontal, agar tercapai
keselarasan dalam pencapaian tujuan pembangunan secara umum dan
pembangunan kehutanan secara khusus;
(4) Adaptabilitas, meninjau ulang apakah substansi, implementasi dan relevansi
yang dimiliki RPh KPHP Model Kendilo yang ada, bisa menyesuaikan diri (luwes)
terhadap segala kemungkinan perubahan atau dinamika politik, sosial dan
ekonomi sejak awal implementasi hingga akhir jangka waktu perencanaan
nantinya.
RP KPHP-Model
Kendilo2017-2026
Hasil danKesimpulan
Review
StrategiAkselerasi
Modifikasi RPTahunan
Revisi Total RP
QualitativeContentAnalysis danGap Analysis
Reko-mendasiOpsi
1. Substansi 2. Implementasi
3. Relevansi 4. AdaptabilitasRP KPHP ModelKendilo 2017-
2026
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-11
Hasil akhir dari review terdapat tiga skenario yang akan diterapkan yaitu :
a. Tidak ada perubahan dari RPH KPHP Model Kendilo kecuali menerapkan strategi
implementasi untuk akselerasi pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan
pada masa waktu yang tersisa;
b. Tidak ada perubahan dalam perencanaan jangka panjang, tetapi modifikasi pada
rencana tahunannya;
c. Dilakukan revisi total terhadap dokumen ini sebagai RPH KPHP Model Kendilo,
dikarenakan tidak mungkin dilanjutkan guna mencapai Visi dan Misi dengan
substansi yang ada, khususnya akibat perubahan eksternal yang mendasar (misal
perubahan politik kehutanan dan pemerintahan di pusat/daerah).
7.4. PelaporanDengan status saat ini sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dibawah
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Kepala KPHP Model Kendilo memiliki
kewajiban untuk menyampaikan seluruh perencanaan dan juga hasil monitoring dan
evaluasi implementasi kegiatan dalam perencanaan secara reguler kepada :
1. Kepala Dinas Kehutanan selaku atasan dan pejabat yang berwenang melakukan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja KPHP Model Kendilo.
Laporan ini akan menjadi bahan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan
Timur untuk disampaikan kepada Gubernur Kalimantan Timur.
2. Pemerintah Pusat c.q. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena
program/kegiatan pencapaian pengelolaan hutan lestari oleh Kementerian LHK
telah dilimpahkan pada pengelola tingkat tapak yaitu KPHP Model Kendilo. Oleh
karena sebagian pembiayaan kegiatan implementasi KPH diperoleh dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Disamping yang bersifat reguler, pelaporan juga dilakukan dalam konteks
insidentil, yaitu sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengguna (users) terutama pada saat-
saat khusus (misal ada bencana alam), baik diminta ataupun tidak.
Dalam konteks pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program yang bersifat
reguler, sistem pelaporan dikembangkan dalam dua model sistematika, yaitu laporan
tahunan (jangka pendek) dan laporan akhir jangka panjang (10 tahunan). Sistimatika
laporan tahunan dirancang seperti berikut ini:
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-12
HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARBAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH2.1. Visi dan Misi
2.2. Ringkasa Rencana Jangka Panjang
2.3. Rencana Pengelolaan Jangka Pendek
2.4. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Jangka Pendek
BAB III. HASIL DAN ANALISIS PEMANTAUAN3.1. Kemajuan Triwulan I
3.2. Kemajuan Triwulan II
3.3. Kemajuan Triwulan III
3.4. Kemajuan Triwulan IV
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI TAHUNAN4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Tahun
4.3. Analisis dan Kesimpulan Capaian Kinerja
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUPRUJUKANLAMPIRAN
Laporan-laporan tahunan menjadi portofolio manajemen KPH untuk menyusun
laporan pengelolaan jangka panjang. Adapun sistematika laporan pengelolaan jangka
panjang dirancang sebagai berikut.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN VII-13
HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARBAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II. RENCANA PENGELOLAAN KPH2.1. Visi dan Misi
2.2. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang
2.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang
BAB III. IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUNAN3.1. Target dan Capaian Tahun-1
. …………………..
. …………………..
. …………………..
3.10. Target dan Capaian Tahun-10
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Pengelolaan
4.3. Analisis Kinerja, Permasalahan, Peluang dan Tantangan
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUPRUJUKANLAMPIRAN
Kedua model sistematika laporan di atas untuk memberikan arahan mengenai
sistematika pelaporan kegiatan agar tercipta konsistensi dalam tiap periode pelaporan
sehingga memudahkan dalam monitoring dan evaluasi. Namun hal tersebut tidak
bersifat mutlak, melainkan dapat dikembangkan atau dimodifikasi dengan penambahan
atau pengurangan item, yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pelaporan.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENUTUP VIII-1
BAB VIIIPENUTUP
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panajang (RPHJP) KPHP Model Kendilo
tahun 2017-2026 ini diharapkan dapat menjadi arah atau pedoman
pengurusan/pembangunan kehutanan untuk dapat mencapai kondisi dimana tahun
2026 nanti dapat terbangun sesuai dengan visi dan misi pembangunan KPHP Model
Kendilo.
Diawal beroperasinya KPHP Model Kendilo tentu banyak menjumpai berbagai
kendala seperti kejelasan tata hubungan kerja dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Timur sebagai bagian proses transisi pelimpahan kewenangan sektor
kehutanan dari Pemerintah Kabupaten Paser ke Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur; sarana dan prasarana yang kurang memadai, jumlah dan kualitas SDM masih
terbatas; regulasi yang belum lengkap disamping keberadaan KPH belum sepenuhnya
difahami dan diterima oleh masyarakat dan para pihak lainnya; persepsi masyarakat
mengenai keberadaan fungsi sumberdaya hutan masih sangat rendah; kemudian data
dan informasi mengenai potensi baik dari aspek ekologi, ekonomi sosial budaya
maupun hal-hal pendukung lainnya yang dimiliki masih sangat minim dan belum
memiliki pengalaman dalam tindakan pengelolaan hutan lestari.
Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, pengelolaan multi fungsi sumberdaya
hutan sebagai bagian pokok dari pembangunan sektor kehutanan masih dihadapkan
pada banyak permasalahan bagi upaya untuk mewujudkan pengelolaan secara lestari.
Namun disisi lain, potensi pengelolaan multifungsi sumberdaya hutan akan
memberikan peluang nilai tambah bagi peningkatan nilai ekonomi kawasan hutan
karena keberadaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan dari
pemanfaatan kawasan huta memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Dibeberapa tempat
kawasan hutan di Indonesia telah membuktikan bahwa pengelolaan HHBK dan jasa
lingkungan mampu memberikan kontribusi pendapatan baik bagi masyarakat desa
secara langsung dan berdampak positif bagi pembangunan daerah.
Terbentuknya KPHP-Model Kendilo dengan luas 137.495 ha diharapkan
pengelolaan sumberdaya hutan di tingkat tapak dapat dilaksanakan dengan lebih baik
dan intensif. Kondisi areal wilayah kerja KPHP-Model Kendilo disamping menyimpan
potensi yang menjanjikan manfaat untuk pembangunan daerah, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup, ternyata
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
PENUTUP VIII-2
juga berpotensi untuk terjadinya degradasi fungsi lahan, deforestasi sebagai akibat dari
kegiatan pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan untuk non kehutanan dan
aktifitas illegal dibidang kehutanan lainnya. KPHP Model Kendilo akan menjadi
lembaga yang memastikan kehadiran negara di tingkat tapak dan menjamin adanya
pengelolaan langsung kawasan hutan dengan berbagai program/kegiatan
berkelanjutan yang melibatkan masyarakat desa secara langsung.
Arahan dalam Rencana Pengelolaan Hutan KPHP Model Kendilo tahun 2017-
2026 ini sangat diharapkan dapat mewujudkan lembaga KPH yang mandiri, menjadi
KPHP percontohan sesuai dengan SK-nya sebagai KPH Model di Indonesia dan dapat
mewujudkan kawasan hutan yang lestari, pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan yang optimal, laju rehablitasi yang harus melebihi laju degradasi/deforestasi,
menurunnnya angka degradasi dan deforestasi, optimalnya pengelolaan kawasan
konservasi, dengan kesetaraan antara perlindungan hutan, pengawetan dan
pemanfaatan, terinternaliasinya komitmen dan kesepakatan daerah serta nasional
sektor kehutanan dalam kebijakan dan pelaksanaan pembanguan kehutanan di pusat,
provinsi dan Kabupaten/Kota.
Proses penyusunan rencana pengelolaan hutan ini akan melibatkan melibatkan
berbagai pihak, baik ditingkat pusat, provinsi, daerah, desa hingga tingkat lapangan,
serta melibatkan para pihak diluar sektor kehutanan, baik sektor perikanan, pertanian,
perkebunan, peternakan dan sektor sosial lainnya. Pihak yang terlibat tindak hanya
kalangan pemerintahan, tetapi juga akademisi, praktisi, LSM, swasta dan lainnya.
Hubungan semua stakeholder tersebut harus dapat terbangun dan terjalin kuat
mengingat paradigma pembangunan hutan sekarang tidak lagi sekedar menanam dan
mengelola kayu semata tetapi wajib membangun masyarakat desa sekitar hutan atau
di dalam hutan dengan berbagai aspek kehidupannya. Membangun hutan juga berarti
menyelesaikan berbagai permasalahan yang telah terjadi selama era lama
pengelolaan hutan yang dianggap tidak berhasil mewujudkan pengelolaan hutan lestari
dan masyarakat sejahtera.
Dengan RPHJP KPHP Model Kendilo Tahun 2017-2026 maka semua harapan
pengelolaan hutan yang terpadu dalam mendukung mewujudkan hutan sebagai
penyangga DAS Kendilo yang berspektif perubahan iklim dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat akan benar-benar dapat dilaksanakan oleh KPHP Model
Kendilo sebagai bentuk solusi terbaik dimasa pembangunan hutan terkini saat ini,
meninggalkan pembangunan hutan yang bersifat “Business as Usual”
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR PUSTAKA xx
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda. 2014. Laporan HasilInventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Model Kendilo dalam Rangka Penyusunan Tata Hutandan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang 2014. Samarinda.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda. 2014. Laporan HasilInventarisasi Sosial Budaya Masyarakat di Dalam/Sekitar Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Model Kendilo dalam Rangka Penyusunan Tata Hutandan Rencana Pengelolaan KPH Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.Samarinda.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV. 2014. Laporan Inventarisasi Hutanpada Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kendilo Kabupaten Paser.Samarinda.
Badan Planologi Kehutanan Pusat Wilayah Pengelolaan Kawasan Hutan DepartemenKehutanan. 2007. Tanya – Jawab : Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Jakarta
Badan Pusat Statistik Kabupatenuapen Paser. 2013. Kabupatenupaten Paser DalamAngka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser, 2013. Kecamatan Muara Samu DalamAngka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Batu Engau DalamAngka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Muara KomanDalam Angka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Kabupatenupaten Paser. 2013. Kecamatan Batu Sopang DalamAngka 2013. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
Biro Organisasi-Setjen Kementerian Dalam Negeri. 2011. Organisasi KPHL/KPHPdalam Koridor Permendagri Nomor : 61 Tahun 2010. Jakarta.
Dinas Kehutanan Samarinda. 2007. Laporan Hasil Pelaksanaan PemeriksaanInventarisasi Tegakan pada Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk EkspoitasiBatubara dan Sarana Penunjangnya a/n PT. Tunas Jaya. Kabupaten Paser.Kalimantan Timur.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Paser. 2010. Rencana Strategis Tahun2011-2015. Kabupaten Paser.
Badan Planologi Kehutanan. 2008. Finalisasi Rancangan KPH Model. DepartemenKehutanan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Berita Acara dalam Rangka Tata BatasKawasan Hutan. Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Peraturan Menteri Kehutanan NomorP.50/Menhut-II/2011, tentang Pengukuran Kawasan Hutan. KementerianKehutanan RI. Jakarta.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR PUSTAKA xxi
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2011. Arahan Direktur Jenderal PlanologiKehutanan pada Acara Rapat Koordinasi KPH. Bogor.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. 2012. Peraturan Direktur Jenderal PlanologiKehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012, tentang Petunjuk Teknis Tata Hutandan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan PengelolaanHutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan danPenyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2011. Peraturan TerkaitKesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan danPenyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Ringkasan PembangunanKesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan danPenyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum Daerah Menuju Kemandirian KesatuanPengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan danPenyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Peraturan TerkaitKesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Wilayah Pengelolaan danPenyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan. 2013. Pembangunan KesatuanPengelolaan Hutan (KPH) Konsep, Peraturan Perundangan dan Implementasi.Kementerian Kehutanan RI. Jakarta.
Dinas Kehutanan., GTZ-FORCLIME. 2009. Instrumen Penilaian KPH Merujuk padaPeraturan Menteri Kehutanan Nomor : 6/Menhut-II/2009, tentang PembentukanWilayah KPH. Kota Tarakan.
Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ)-FORCLIME. 2012. RencanaKelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Berau Barat Tahun2012-2022. Samarinda.
Harmonis, M. Sutisna, D. Mardji, RE Iskandar, 2007. Potensi dan prospekpengembangan usaha perlebahan di Kalimantan Timur. Rimba Kalimantan 12(1): 25–34
Inhutani II. 2008. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) Izin Usaha PemanfaatanHasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PT. INHUTANI IISub. Unit Tanah Grogot 2008. Kabupaten Paser Kalimantan Timur.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2009. Rencana Strategis PembangunanKehutanan Indonesia 2010-2014.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2010. Rencana Strategis KementerianKehutanan tahun 2010-2014 (Permenhut No. P. 08/Menhut-II/2010).
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2013. Statistik Kehutanan IndonesiaTahun 2012.
Keputusan Menteri Kehutanan RI No. SK 554/Menhut-II/2013. Tentang PerubahanPeruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas + 395.621ha, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Seluas + 276.240 ha dan Penunjukan
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR PUSTAKA xxii
Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas + 11.732 ha Di ProvinsiKalimantan Timur.
Paparan (Presentasi). Penataan Ruang Daerah Provinsi Kalimantan Timur.Disampaikan pada FGD Komite I DPD RI. Samarinda 18 September 2012.
Paparan (presentasi). Dr. Dadang Rukmana. Panduan Penerapan ketentuan HoldingZone dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi/Kabupaten/Kota.Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum. Balikpapan,10 Mei 2012.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 TentangPerencanaan Kehutanan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutandan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.
Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 1999. Tentang Pengusahaan Hutan danPemungutan Hasil Hutan pada Hutan Produksi.
Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2010. Tentang Penyelenggaraan PenataanRuang.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.50/Menhut-II/2009 TentangPenegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.32/Menhut-II/2010 TentangTukar Menukar Kawasan Hutan.
PT. Belengkong Mineral Recources. 2010. Analisis Dampak Lingkungan RencanaPertambangan Batubara Kapasitas Produksi : 200.000 Ton/Tahun Seluas : 711Ha. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung Jakarta. 2009. Rencana Pengelolaan Lingkungan HidupPeningkatan Produksi Batubara 40 Juta Ton/Tahun Penambangan Batubara PTKideco Jaya Agung di Wilayah DU 1546/Kaltim di Kecamatan Batu Sopang danMuara Samu dan Pelabuhan Khusus Batubara di Kecamatan Tanah GrogotKabupatenupaten Paser, Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung. 2013. Rencana dan Realisasi Paket Program CorporateSocial Responsibility. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung 2014. Realisasi Program Corporate Social ResponsibilityTriwulan I 2014. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Kideco Jaya Agung. 2014. Realisasi Program Corporate Social ResponsibilityTriwulan II 2014. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
PT. Tunas Muda Jaya Jakarta 2003. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) RencanaUsaha atau Kegiatan Pertambangan Batubara (KW 0202 PP 0012 dan 0203 PP0007) Perintegrasi dengan Rencana Usaha atau Kegiatan Pembangunan JalanAngkut dan Pelabuhan Khusus Batubara. Kabupaten Paser. Kalimantan Timur.
RePPProT, 1987. Land Systems/Land Suitability. Badan Koordinasi Survey danPemetaan Nasional.
Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur 2009-2013.
Sigit, M.N.A., 2013. Identifikasi Masalah Tenurial dengan Pendekatan KomunikasiSosial.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
DAFTAR PUSTAKA xxiii
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6188/Kpts-II/2002 Tentang Organisasi danTata Kerja Balai Pemanfaatan Kawasan Hutan.
Surat dan Lampiran Surat Kepala BAPPEDA Provinsi Kaltara kepada DirekturPenataan Ruang Wilayah Nasional tanggal 26 Agustus 2013 dengan Nomorsurat: 050/012/Bapp.04/VIII/2013 perihal Masukan Pemerintah ProvinsiKalimantan Utara untuk RTRWN.
Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayatidan Ekosistemnya.
Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999. Tentang Kehutanan.
Undang-undang RI No. 35 Tahun 2002. Tentang Reboisasi.
Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007. Tentang Penataan Ruang.
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-1
LAMPIRAN 1
RANGKUMAN TABEL HASIL PLOT POHON
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-2
RANGKUMAN TABEL HASIL PLOT POHON
Tabel 1. Indeks Nilai Penting pada Strata Hutan Lahan Kering Sekunder Tingkat Pohon(N=jumlah jenis; K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume;Dr=dominansi jenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis;Fr=frekuensi jenis relatif; INP=indeks nilai penting)
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D
(V/ha)Dr (%) P F Fr (%)
INP(%)
I Kelompok Kayu Indah
1 Bungur 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
2 Sungkai 24 8,00 8,96 1,08 9,59 7 0,15 4,27 22,81
3 Ulin 12 4,00 4,48 0,68 6,05 9 0,19 5,49 16,01
Jumlah I 37 12,33 13,81 1,79 15,87 17 0,35 10,37 40,04
II Kelompok Jenis Meranti
1 Durian 1 0,33 0,37 0,07 0,61 1 0,02 0,61 1,59
2 Jelutung 1 0,33 0,37 0,03 0,28 1 0,02 0,61 1,26
3 Kapur 6 2,00 2,24 0,41 3,64 3 0,06 1,83 7,71
4 Lanan 5 1,67 1,87 0,19 1,68 5 0,10 3,05 6,60
5 Limpasu 1 0,33 0,37 0,06 0,49 1 0,02 0,61 1,47
6 Markabang 1 0,33 0,37 0,09 0,81 1 0,02 0,61 1,79
7 Meranti 71 23,67 26,49 3,15 28,00 30 0,63 18,29 72,79
8 Meranti Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,24 1 0,02 0,61 1,22
9 Meranti Merah 3 1,00 1,17 0,20 1,75 3 0,06 1,83 4,70
10 Meranti Putih 1 0,33 0,37 0,04 0,39 1 0,02 0,61 1,37
11 Nyatoh 6 2,00 2,24 0,25 2,21 1 0,02 0,61 5,05
Jumlah II 97 32,33 36,19 4,51 40,10 48 1,00 29,27 105,56
III Kelompok Limbah Campuran
1 Asam 6 2,00 2,24 0,19 1,64 4 0,08 2,44 6,32
2 Banitan 1 0,33 0,37 0,02 0,14 1 0,02 0,61 1,12
3 Bawang 1 0,33 0,37 0,08 0,68 1 0,02 0,61 1,66
4 Benuang 8 2,67 2,99 0,32 2,83 4 0,08 2,44 8,26
5 Bingkungan 4 1,33 1,49 0,12 1,08 1 0,02 0,61 3,18
6 Biwan 12 4,00 4,48 0,54 4,76 6 0,13 3,66 12,89
7 Buno 1 0,33 0,37 0,02 0,17 1 0,02 0,61 1,15
8 Gusi 1 0,33 0,37 0,20 1,80 1 0,02 0,61 2,78
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-3
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D
(V/ha)Dr (%) P F Fr (%)
INP(%)
9 Jambu 30 10,00 11,19 0,90 8,03 22 0,46 13,41 32,64
10 Joleng 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
11 Kacang 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
12 Kapul 1 0,33 0,37 0,16 1,56 1 0,02 0,61 2,25
13 Kayu Arang 3 1,00 1,12 0,06 0,55 3 0,06 1,83 3,50
14 Kayu Batu 1 0,33 0,37 0,03 0,22 1 0,02 0,61 1,21
15 Kelantan 3 1,00 1,12 0,16 1,39 3 0,06 1,83 4,34
16 Kelempayan 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
17 Keranji 7 2,33 2,61 0,61 5,44 7 0,15 4,27 12,32
18 Laban 6 2,00 2,24 0,10 0,88 5 0,10 3,05 6,16
19 Loa 2 0,67 0,75 0,03 0,24 2 0,04 1,22 2,20
20 Mahang 5 1,67 1,87 0,09 0,83 3 0.06 1,83 4,52
21 Medang 2 0,67 0,75 0,13 1,16 2 0,04 1,33 3,12
22 Pala Pala 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,10
23 Pelawan 5 1,67 1,87 0,12 1,04 2 0,04 1,22 4,12
24 Pomanji 1 0,33 0,37 0,04 0,34 1 0,02 0,61 1,32
25 Puntung 2 0,67 0,75 0,04 0,38 2 0,04 1,22 2,35
26 Rambutan Hutan 1 0,33 0,37 0,02 0,22 1 0,02 0,61 1,20
27 Rawali 2 0,67 0,75 0,16 1,41 2 0,04 1,22 3,37
28 Sangkuang 7 2,33 2,61 0,16 1,40 4 0,08 2,44 6,45
29 Simpur 1 0,33 0,37 0,02 0,21 1 0,02 0,61 1,19
30 Tamburesan 1 0,33 0,37 0,05 0,45 1 0,02 0,61 1,43
31 Temberas 6 2,00 2,24 0,20 1,81 5 0,10 3,05 7,10
32 Terap 2 0,67 0,75 0,08 0,75 2 0,04 1,22 2,71
33 Umat 1 0,33 0,37 0,01 0,11 1 0,02 0,61 1,09
34 Wayan 7 2,33 26,61 0,22 1,99 5 0,10 3,05 7,65
Jumlah III 134 44,67 50,00 4,96 44,03 99 2,06 60,37 154,39
Jumlah I s/d III 268 89,33 100,00 11,26 100,00 164 3,52 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-4
Tabel 2. Indeks Nilai Penting pada Strata Belukar Tingkat Pohon (N=jumlah jenis;K=kerapatan jenis; Kr=kerapatan jenis relatif; D=dominansi jenis; V=volume; Dr=dominansijenis relatif; P=jumlah plot ditemukannya suatu jenis; F=frekuensi jenis; Fr=frekuensi jenisrelatif; INP=indeks nilai penting)
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D
(V/ha)Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
I Kelompok Kayu Indah
1 Bungur 1 0,33 0,46 0,09 1,17 1 0,02 0,69 2,32
2 Dahu 1 0,33 0,46 0,02 0,25 1 0,02 0,69 1,40
3 Sungkai 22 7,33 10,14 1,72 21,53 14 0,29 9,66 41,32
Jumlah I 24 8,00 11,06 1,84 22,94 16 0,33 11,03 45,04
II Kelompok Jenis Meranti
1 Balik Angin 1 0,33 0,46 0,02 0,22 1 0,02 0,69 1,37
2 Jelutung 4 1,33 1,84 0,11 1,41 2 0,04 1,38 4,64
3 Kapur 1 0,33 0,46 0,01 0,15 1 0,02 0,69 1,30
4 Keruing 1 0,33 0,46 0,03 0,39 1 0,02 0,69 1,54
5 Lanan 10 3,33 4,61 0,30 3,78 4 0,08 2,76 11,14
6 Lantan 3 1,00 1,38 0,06 0,77 2 0,04 1,38 3,53
7 Markabang 11 3,67 5,07 0,49 6,09 6 0,13 4,14 15,29
8 Meranti 23 7,67 10,60 0,85 10,66 13 0,27 8,97 30,22
9 Meranti Merah 2 0,67 0,92 0,15 1,82 2 0,04 1,38 4,12
10 Meranti Putih 1 0,33 0,46 0,05 0,67 1 0,02 0,69 1,82
11 Nyatoh 1 0,33 0,46 0,01 0,17 1 0,02 0,69 1,32
Jumlah II 58 19,33 26,73 2,09 26,12 34 0,17 23,45 76,29
III Kelompok Rimba Campuran
1 Banitan 2 0,67 0,92 0,03 0,36 1 0,02 0,69 1,97
2 Bawang 1 0,33 0,46 0,12 1,50 1 0,02 0,69 2,65
3 Benuang 17 5,67 7,83 0,62 7,73 10 0,21 6,90 22,46
4 Biwan 6 2,00 2,76 0,23 2,90 5 0,10 3,45 9,11
5 Buno 1 0,33 0,46 0,05 0,57 1 0,02 0,69 1,72
6 Bunuria 1 0,33 0,46 0,01 0,13 1 0,02 0,69 1,28
7 Gusi 3 1,00 1,38 0,18 2,27 2 0,04 1,38 5,03
8 Jambu 16 5,33 7,37 0,47 5,84 11 0,23 7,59 20,80
9 Jarring Hutan 1 0,33 0,46 0,02 0,22 1 0,02 0,69 1,37
10 Kacang 2 0,67 0,92 0,05 0,56 2 0,04 1,38 2,87
11 Kariwaya 3 1,00 1,38 0,46 5,70 2 0,04 1,38 8,46
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-5
No Jenis NK
(N/ha)Kr (%)
D
(V/ha)Dr (%) P F Fr (%) INP (%)
12 Kayu Arang 3 1,00 1,38 0,06 0,71 3 0,06 2,07 4,16
13 Kayu Bawang 3 1,00 1,38 0,05 0,60 2 0,04 1,38 3,36
14 Kelantan 8 2,67 3,69 0,27 3,36 1 0,15 4,83 11,87
15 Kelempayan 1 0,33 0,46 0,01 0,16 1 0,02 0,69 1,31
16 Keranji 2 0,67 0,92 0,08 0,97 1 0,02 0,69 2,58
17 Laban 7 2,33 3,23 0,13 1,64 4 0,08 2,76 7,63
18 Mahang 27 9,00 12,44 0,54 6,80 16 0,33 11,03 30,28
19 Medang 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
20 Nangka Hutan 1 0,33 0,46 0,03 0,42 1 0,02 0,69 1,57
21 Pelawan 5 1,67 2,30 0,11 1,37 4 0,08 2,76 6,43
22 Petangis 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
23 Rawali 2 0,67 0,92 0,05 0,64 1 0,02 0,69 2,25
24 Sengkuang 1 0,33 0,46 0,01 0,18 1 0,02 0,69 1,33
25 Simpur 1 0,33 0,46 0,07 0,91 1 0,02 0,69 2,06
26 Terap 13 4,33 5,99 0,24 3,01 9 0,19 6,21 15,20
27 Umat 1 0,33 0,46 0,01 0,14 1 0,02 0,69 1,29
28 Wayan 5 1,67 2,30 0,16 1,99 4 0,08 2,76 7,05
Jumlah III 135 45,00 62,21 4,08 50,94 95 1,98 65,52 178,67
Jumlah Total 217 72,33 100,00 8,01 100,00 145 3,02 100,00 300,00
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-6
Tabel 3. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 1 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai
(Btg/ha)Jumlah Pancang
(Btg/ha)Jumlah Tiang
(Btg/ha)Jumlah Total
(Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 0 1 1 2
2 Sirihan 2 4 6 12
3 Sungkai 1 0 1 2
4 Trembesi 77 0 77 154
Jumlah I 80 5 85 170
II Kelompok Meranti
1 Kapur 3 0 0 3
2 Meranti 3 6 0 0
Jumlah II 6 6 0 3
III Kelompok Rimba Campuran
1 Belimbing 2 11 0 13
2 Bilungka 0 1 0 1
3 Duru-duru 2 0 0 2
4 Jambu-jambu 10 31 0 41
5 Kelantan 2 4 0 6
6 Kopi 2 2 0 4
7 Laban 6 11 0 17
8 Langsat 0 1 0 1
9 Pala-pala 0 1 0 1
10 Pelawan 5 3 0 8
11 Petangis 0 4 0 4
12 Tengkuni 30 2 0 32
13 Umat 0 1 0 1
Jumlah III 59 72 0 131
Jumlah I s/d III 145 83 85 304
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-7
Tabel 4. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 2 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 4 0 0 4
2 Sirihan 0 1 0 1
3 Sungkai 0 12 0 12
Jumlah I 4 13 0 17
II Kelompok Meranti
1 kapur 1 0 0 1
Jumlah II 1 0 0 1
III Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 0 1 0 1
2 Gaharu 0 1 0 1
3 Jabon 0 2 0 2
4 Jambu-jambu 1 1 0 2
5 Kemuning 1 0 0 1
6 Kopi 2 0 0 2
7 Loa 1 0 0 1
8 Mahang 8 24 0 32
9 Sengkuang 1 3 0 4
10 Simpur 1 1 0 2
11 Sintuk 0 1 0 1
12 Temberas 11 1 0 12
13 Tengkuni 0 1 0 1
14 Terap 1 0 0 1
Jumlah III 27 36 0 63
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-8
Tabel 5. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 3 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Kayu Indah
1 Mali-mali 5 1 0 6
2 Sungkai 0 8 0 8
Jumlah I 5 9 0 14
II Kelompok Meranti
1 Meranti 1 0 4 5
Jumlah II 1 0 4 5
III Kelompok Rimba Campuran
1 Banitan 0 4 0 4
2 Jambu-jambu 26 0 0 26
3 Jaring Hutan 0 1 0 0
4 Kacang-kacangan 0 1 0 1
5 Kelempayan 0 2 0 2
6 Kopi 10 0 0 0
7 Lanan 0 1 0 1
8 Lantan 1 0 0 1
9 Loa 0 2 0 2
10 Mahang 0 1 0 1
11 Pergipu 0 1 0 0
12 Rambutan Hutan 0 1 0 1
13 Sengkuang 17 3 0 20
14 Simpur 1 0 0 1
15 Temberas 4 5 0 0
16 Tengkuni 3 8 0 11
Jumlah III 62 30 0 71
Jumlah I s/d III 68 39 4 90
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-9
Tabel 6. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 4 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Meranti
1 Durian 1 0 0 1
2 Kapur 7 2 0 9
3 Lanan 0 1 0 1
4 Meranti 8 8 0 0
Jumlah I 16 11 0 11
II Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 0 5 0 5
2 Banitan 2 0 0 2
3 Benuang 1 0 0 1
4 Hantata 0 1 0 1
5 Jambu-jambu 9 8 0 17
6 Kelantan 0 1 0 1
7 Laban 2 3 0 5
8 Mahang 2 0 0 2
9 Paci 2 0 0 2
10 Petangis 1 0 0 1
11 Sengkuang 3 1 0 4
12 Simpur 2 0 0 2
13 Tengkuni 23 5 0 28
14 Terap 2 1 0 3
15 Umat 1 0 0 1
Jumlah II 50 25 0 75
Jumlah I s/d II 66 36 0 86
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-10
Tabel 7. Jumlah Batang (N) Rata-rata per Hektar untuk Tingkat Semai, Pancang dan Tiangpada Plot 5 KPHP Model Kendilo
No Jenis KayuJumlah Semai Jumlah Pancang Jumlah Tiang Jumlah Total
(Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha) (Btg/ha)
I Kelompok Meranti
1 Meranti 4 6 0 10
2 Nyatoh 0 1 0 1
Jumlah I 4 7 0 11
II Kelompok Rimba Campuran
1 Asam 2 0 0 2
2 banitan 2 0 0 2
3 Beringin 3 0 0 3
4 Jambu-jambu 20 13 1 34
5 Laban 0 2 0 2
6 Mahang 0 1 0 1
7 temberas 3 2 0 5
Jumlah II 30 18 1 49
Jumlah I s/d II 34 25 1 60
Sumber: BPKH (2016)
RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL KENDILO 2017-2026
LAMPIRAN A-11
LAMPIRAN 2
PETA-PETA KPHP MODEL KENDILO